Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Peminjaman Uang pada Mahasiswa T2 91201002 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengaturan dan perencanaan keuangan pada
keluarga

atau

meningkatkan

individu

kesejahteraan

diperlukan
hidup

untuk

dengan


cara

mendapatkan manfaat yang maksimal dari uang yang
dimiliki (Haning, 2012). Tidak adanya pengaturan
dan perencanaan keuangan pada keluarga ataupun
individu dapat mengakibatkan perilaku hidup boros.
Salah

satu

contohnya

adalah

hasil

penelitian

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII)
yang menunjukkan adanya perilaku hidup boros

masyarakat

Yogyakarta

karena

tidak

adanya

perencanaan dan penyusunan prioritas keuangan
(www.jawapos.co.id).
mengakibatkan

Perilaku

masyarakat

hidup


mengalami

boros
masalah

keuangan dan harus menutupi kekurangan tersebut
dengan kredit atau melakukan peminjaman uang.
Peminjaman
memerlukan

uang

merupakan

pertimbangan

matang

hal


yang

sebelum

dilakukan. Mempertimbangkan alasan-alasan yang
mendasari
mungkin

peminjaman

dan

berhubungan

resiko-resiko

dengan

yang


penggunaannya

sangatlah penting untuk dipertimbangkan karena
1

akan

menghindarkan

seseorang

dari

terlalu

banyaknya hutang. Robb & Sharpe (dalam Kareri,
2014), berpendapat bahwa terdapat dua langkah
dalam proses meminjam. Langkah pertama adalah
memutuskan


meminjam

atau

tidak.

Setelah

memutuskan untuk meminjam, langkah selanjutnya
adalah memutuskan seberapa besar pinjaman yang
akan dipinjam. Orang yang lebih mempertimbangkan
akan dua langkah tersebut dikategorikan sebagai
individu yang memiliki kebiasaan meminjam uang
yang baik. Sedangkan menurut Winger & Frasca
(2006), individu harus melakukan pertimbangan
secara hati-hati sebelum melakukan pinjaman. Hal
ini penting untuk menghindari terlalu banyak hutang
yang

akan


menyebabkan

masalah

keuangan

termasuk kemungkinan kebangkrutan.
Perilaku
mahasiswa

peminjaman

juga

memiliki

uang

di


kalangan

kecenderungan

untuk

terjadi. Kareri (2014), pada penelitiannya mengenai
efek uang saku, penerimaan teman sebaya, retensi
uang dan kebiasaan meminjam uang dalam perilaku
pembelian kompulsif, menunjukkan hasil bahwa
sebanyak 25 mahasiswa (12,5% dari 200 subjek
penelitian) melakukan peminjaman uang pada teman
atau kerabat ketika mengalami kekurangan uang
terutama di akhir bulan, sedangkan orangtua tidak

2

memberikan uang tambahan. Tidak diberikannya
uang


tambahan

tersebut

sesuai

dengan

hasil

penelitian Furnham (1999), yang mengatakan bahwa
lebih dari 80% dari anak-anak mengaku orangtua
mereka tidak akan memberikan uang tambahan jika
anak - anak

tersebut telah menghabiskan semua

uang yang ada.
Mahasiswa


yang

mendapatkan

uang

saku

dengan jumlah yang tinggi tidak menjamin bahwa
mahasiswa

tersebut

tidak

akan

melakukan


peminjaman uang. Hal tersebut terjadi dengan alasan
bahwa mahasiswa dengan uang saku yang tinggi
memiliki

kepercayaan

jika

mereka

memiliki

kemampuan untuk membayar kembali pinjaman
uang mereka dan sebaliknya mahasiswa dengan
uang saku yang rendah lebih memilih untuk tidak
melakukan peminjaman uang dikarenakan memiliki
ketakutan tidak dapat membayar kembali pinjaman.
Hal ini senada dengan hasil penelitian Callender &
Jackson

(2005),

berpenghasilan

bahwa
rendah

siswa
lebih

dari
enggan

keluarga
untuk

meminjam uang.
Dari hasil penjabaran mengenai mahasiswa
dengan jumlah uang saku yang tinggi juga tetap
memiliki kemungkinan untuk meminjam uang, dapat
dikatakan bahwa masih sulit untuk melihat motivasi

3

yang melatarbelakangi peminjaman uang yang para
mahasiswa lakukan. Selain itu adanya dugaan bahwa
individu

juga

meminjam

uang

guna

menutup

pinjamannya pada pemberi pinjaman yang lain.
Komitmen dalam pengembalian pinjaman uang
juga merupakan hal yang penting bagi mahasiswa.
Bagi

mahasiswa

kebiasaan

salah

satu

meminjam

efek

uang

negatif

adalah

dari
dapat

mengakibatkan rusaknya hubungan persahabatan
jika mahasiswa tersebut tidak dapat membayar uang
pinjaman dari teman-temanya lebih dari dua kali
(Kareri, 2014). Berdasarkan wawancara awal dengan
beberapa mahasiswa, kebanyakan dari mereka akan
menjaga jarak dengan teman yang terlalu sering
meminjam uang. Selain itu, mahasiswa yang terlalu
sering meminjam tersebut juga kadang mendapat
tekanan

secara

sosial

karena

menjadi

bahan

pembicaraan teman-temannya yang lain. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa akibat dari terlalu sering
meminjam

uang

pada

mahasiswa

bukan

saja

kesulitan keuangan karena terlalu banyak pinjaman
tetapi juga tekanan dari teman dan lingkungan
sekitar yang memandang para mahasiswa tersebut
melakukan tindakan yang negatif.
Beberapa penelitian lain mengenai peminjaman
uang

yang

dilakukan

mahasiswa

4

membahas

mengenai peminjaman dalam bentuk beasiswa atau
dana kartu kredit seperti penelitian yang dilakukan
oleh Smith & Barboza, (2012) juga Johnson, (2013)
dan

sepengetahuan

peneliti

masih

belum

ada

penelitian yang membahas tentang peminjaman uang
dikalangan mahasiwa yang dilakukan secara pribadi
seperti meminjam uang pada teman atau kerabat
khususnya

di

Indonesia.

Melihat

kekosonganan

tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam
lagi

mengenai

perilaku

peminjaman

uang

yang

dilakukan secara pribadi di kalangan mahasiswa.
Penelitian

ini

akan

mendeskripsikan

mengenai

motivasi mahasiswa dalam melakukan peminjaman
uang,

kecenderungan

mahasiswa

untuk

menggunakan uang pinjaman guna menutup hutang
yang lain, dan komitmen pengembalian pinjaman
uang yang dilakukan mahasiswa.

1.2. Persoalan Penelitian
Isu utama dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis

perilaku

peminjaman

uang

pada

mahasiswa. Berdasarkan uraian-uraian di atas maka
rumusan permasalahan yang ada dalam penelitian
ini adalah:
1. Apa

motivasi

mahasiswa

peminjaman uang?

5

dalam

melakukan

2. Apakah

terdapat

kecenderungan

untuk

mahasiswa menggunakan uang pinjaman guna
menutup hutangnya yang lain?
3. Bagaimana

komitmen

pengembalian

pinjaman

yang dilakukan mahasiswa?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis motivasi yang mendorong
mahasiswa untuk melakukan peminjaman uang.
2. Untuk menganalisis kecenderungan mahasiswa
untuk

menggunakan

uang

pinjaman

guna

menutup hutangnya yang lain.
3. Untuk

menganalisis

komitmen

pengembalian

pinjaman yang dilakukan mahasiswa.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil

penelitian

ini

diharapkan

dapat

membantu mahasiswa untuk lebih menyadari betapa
pentingnya mengelola keuangan pribadi dan lebih
bijak

dalam

sehingga

tidak

mengelola
terjadi

pinjaman-pinjamannya
masalah

keuangan

di

kemudian hari. Selain itu manfaat yang lain dari
penelitian ini adalah menambah referensi mengenai
perilaku peminjaman uang pada mahasiswa meliputi

6

motivasi - motivasi yang melatarbelakangi perilaku
peminjaman

uang,

menggunakan
hutangnya

uang

yang

lain

kecenderungan
pinjaman
dan

mahasiswa

guna

menutup

mengenai

komitmen

pengembalian pinjaman yang dilakukan mahasiswa.

7