Pengaruh Nilai Pelanggan Terhadap Loyalitas Konsumen PT. Family Raya Ceria Sejati Melalui Kepuasan Konsumen sebagai Variabel Mediasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran
2.1.1. Definisi Pemasaran
Pemasaran
pengertian

sering

pemasaran

diartikan

sebenarnya

dengan
lebih

luas


penjualan.

Namun

daripada

penjualan.

demikan,
Bahkan

sebaliknya, penjualan adalah sebagian dari kegiatan pemasaran. Pemasaran tidak
hanya meliputi kegiatan menjual barang atau jasa saja, tetapi mencakup beberapa
kegiatan lain yang cukup kompleks, seperti riset mengenai perilaku konsumen,
riset mengenai pasar, kegiatan untuk mengembangkan produk baru, dan kegiatan
mendistribusikan dan mempromosikan barang yang dijual.
Menurut American Marketing Assosiation (AMA) bahwa: Marketing is
the activity, set of institutions and processes for creating, communicating,
delivering, and exchanging offering that have value for costumer, clients,
partners, and society at large. (Kotler & Keller,2012:27).


Menurut Kotler (2005:8), pemasaran merupakan suatu proses sosial dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka

butuhkan

dan

inginkan

dengan

menciptakan,

menawarkan,

dan

mempertukarkan produk yang nernilai dengan pihak lain. Definisi pemasaran ini

didasarkan pada konsep inti sebagai berikut:

12

Universitas Sumatera Utara

1. Kebutuhan manusia (human needs) merupakan ketidakberadaan beberapa
kepuasan dasar. Kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau
pemasar. Mereka merupakan hakikat biologis dan kondisi manusia.
2. Keinginan (wants) adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik.
Keinginan manusia terus dibentuk dan diperbaharui oleh kekuatan dan
lembaga sosial.
3. Permintaan (demands) merupakan keinginan atas produk yang spesifik
yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
4. Produk (product ) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk
memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk atau sering juga
disebut dengan katapenawaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
barang fisik, jasa, dan gagasan.
5. Nilai (value) adalah perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan produk
untuk memuaskan kebutuhannya.

6. Biaya (cost ) adalah pengorbanan pelanggan dalam memperoleh produk
ataupun dalam memperoleh jasa.
7. Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa dari
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
kinerja (atau hasil) suat produk atau jasa dengan harapan-harapannya.
8. Pertukaran (exchange) adalah tindakan untuk memperoleh barang yang
dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
9. Transaksi (transaction) merupakan perdagangan nilai-nilai antara dua
pihak atau lebih.

13

Universitas Sumatera Utara

10. Transaksi

melibatkan

paling


sedikitnya

dua

barang

yang

bernilai,

persyaratan yang disepakati, waktu kesepakatan, dan tempat kesepakatan.
11. Pemasaran
membangun

relasinoal

(relationship

hubungan


jangka

marketing)

panjang

yang

merupakan

memuaskan

praktik

pelanggan,

pemasok, serta penyalur guna mempertahankan preferensi dan bisnis
jangka panjang mereka.
12. Jaringan pemasaran (marketing network ) merupakan pengembangan aset
unik perusahaan yang terdiri dari perusahaan dan semua pihak pendukung

yang berkepentingan yang secara bersama-sama dengan perusahaan telah
membangun hubungan bisinis yang saling menguntungkan.
13. Pasar (market ), terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, dimana para pelanggan
tersebut mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan itu. Terdapat tiga faktor yang harus
diperhatikan dalam permintaan pasar untuk produk dan jasa, yaitu orangorang dengan kebutuhan daya beli dan perilaku pembelian mereka. Jadi di
dalam suatu pasar akan terjadi suatu proses pertukaran, transaksi, dan
hubungan.
14. Pemasar adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli
yang akan terlibat dalam pertukaran nilai.
Selanjutnya, Kotler & Keller (2012:27), membedakan definisi pemasaran
dari sudut pandang sosial dan manajerial. Dari sudut pandang manajerial
pemasaran sering digambarkan sebagai “The art of selling products”. Sedangkan

14

Universitas Sumatera Utara

definisi pemasaran dari sudut pandang sosial adalah: Process by which individuals

and groups obtain what they need and want through creating, offering, and freely
exchanging products and services of value with others.

Bagi suatu perusahaan, pemasaran merupakan faktor penting untuk
mencapai sukses karena perusahaan akan mengetahui cara dan falsafah yang
terdapat di dalamnya. Cara dan falsafah ini disebut konsep pemasaran (maketing
concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor

dasar, yaitu:
a) Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada
konsumen atau pasar,
b) Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan,
dan bukannya volume untu kepentingan volume itu sendiri, dan
c) Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organisasi.
Sementara itu, menurut Amstrong (2011:37): Marketing as the process by
which companies creat value for customers and build strong customer
relationships in other to capture value from cusromers in return .

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Pemasaran

Tujuan pemasaran bukanlah sederhana dan sepihak. Lebih dari itu, tujuan
pemasaran juga demi kemaslahatan dua belah pihak (pemasar dan pelanggan).
Konsumen

yang

puas

karena

terpenuhi kebutuhannya

memberi kepuasan

15

Universitas Sumatera Utara

tersendiri bagi perusahaan. Dengan kata lain, tujuan perusahaan akan mampu
dicapai melalui pencapaian tujuan konsumen.

Menurut Idri (2015:273), tujuan pemasaran adalah untuk memahami
pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan
dan selanjutnya menjual dirinya sendiri.
Adapun fungsi pemasaran, secara garis besar, menurut Sukirno, et.al
(2008: 193), secara garis besar, fungsi pemasaran adalah:
1) Fungsi melakukan pertukaran, seperti fungsi penjualan dan pembelian.
2) Fungsi melakukan kegiatan fisik barang.
3) Fungsi memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan.
Sedangkan menurut Alma (2013:193-195) fungsi pemasaran dapat dibagi
sebagai berikut, antara lain:
1) Fungsi merchandising, yaitu mendekatkan barang dari produsen ke
konsumen, dalam pengertian bahwa barang tersebut harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dan harus dipromosikan.
2) Fungsi buying, yaitu melakukan pembelian terlebih dahulu.
3) Fungsi selling, yaitu melakukan penjualan yang menghasilkan kepuasan
bagi konsumen.
4) Fungsi grading and standardization, yaitu memilah-milah barang agar
dihimpun menjadi satu kelompok yang memenuhi standar tertentu.
5) Fungsi storage and warehousing, yaitu penyumpanan dan penggudangan.
6) Fungsi pengangkutan, yaitu barang yang akan dipasarkan perlu diangkut

ke tempat lain.

16

Universitas Sumatera Utara

7) Fungsi pembelanjaan (financing), yaitu permudalan untuk menggerakkan
usaha.
8) Fungsi komunikasi,
dengan

menjalin

yaitu

fungsi untuk

komunikasi yang

baik

melancarkan kegiatan bisnis
antara

perusahaan

dengan

pelanggan atau antara sesama karyawan dalam perusahaan.
9) Fungsi pengambilan risiko.

2.1.3 Bauran Pemasaran
Amstrong

yang

dialihbahasakan

oleh

Sabran

(2008:62):

“Bauran

pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang digunakan
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan di pasaran”. Kemudian
Tjiptono

(2008:30)

menerangkan

bahwa

bauran

pemasaran

merupakan

seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik
jasa yang ditawarkan pada pelanggan.
Menurut McCarthy dalam Kotler & Keller (2012:47) bauran pemasaran
diklasifikasikan alat-alat pemasaran tersebut mejadi empat kelompok yang luas
bisa disebut 4P yaitu:
1) Product,

merupakan

kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan

perusahaan. Indikator dari produk, antara lain: ragam, kualitas, desain,
fitur, nama merk, kemasan, dan layanan.
2) Price, adalah jumlah yang harus dibayarkan konsumen untuk memperoleh

produk. Harga memiliki indikator, seperti: daftar harga, potongan harga,
periode pembayaran, dan persyaratan kredit.

17

Universitas Sumatera Utara

3) Place, meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi

pasar sasaran. Indikator untuk termpat, antara lain: saluran, cakupan,
pemilahan, lokasi, persediaan, transportasi, dan logistik.
4) Promotion, merupakan aktivitas menyampaikan manfaat produk dan

mengajak pelanggan untuk membelinya. Indikator dari promosi ini, antara
lain:

iklan,

penjualan

pribadi,

promosi

penjualan,

dan

hubungan

masyarakat.
Namun 4P dirasa sangat kurang dalam pelaksanaan bauran pemasaran
jasa, maka menurut Kotler & Keller (2012:47), bauran pemasaran jasa diperluas
selain 4P ditambah bauran pemasaran modern sebagai berikut:
5) People, yaitu semua pelaku yang memainkan peran dalam penyajian

produk yang juga berpartisipasi dalam memengaruhi minat pembeli.
6) Physical envidence, yaitu keadaan lingkungan fisik, di mana perusahaan

dan konsumennya berinteraksi, serta setiap komponennya memfasilitasi
tampilan jasa tersebut.
7) Process, yaitu prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas atas nama

jasa yang disampaikan, yang marupakan sistem penyajian jasa atau operasi
jasa.

2.1.4 Pemasaran Jasa
Jasa didefinisikan sebagai tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (non fisik) dan
tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler dan Keller, 2007:43)

18

Universitas Sumatera Utara

Menurut Kotler (2009: 38), komponen jasa bisa menjadi bagian kecil atau
besar dari keseluruhan penawaran, yang dibedakan menjadi lima kategori
penawaran, yaitu:
1) Barang berwujud murni (pure tangible goods)
2) Barang berwujud yang disertai jasa (tangible good with accompanying
service)

3) Hibrida (hybrid)
4) Jasa utama yang disertai barang dan jasa kecil (major service with
eccompanying minor goods and services)

5) Jasa murni (pure service)

2.2 Nilai Pelanggan
2.2.1 Definisi Nilai Pelanggan
Menurut Kotler (2005:103), nilai pelanggan adalah selisih nilai pelanggan
total, di mana nilai pelanggan total adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan
oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu dan biaya pelanggan total adalah
sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk
mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan mengonsumsi produk atau jasa.
Monroe dalam Vannesa (2007:65) menyatakan, bahwa nilai pelanggan
adalah rasio antara keuntungan atau menfaat yang dirasakan dengan pengorbanan
yang dikeluarkan, di mana keuntungan yang dirasakan adalah kombinasi dari
atribut fisik, atribut jasa, dan teknik pendukung dalam pemanfaatan produk,

19

Universitas Sumatera Utara

sementara pengorbanan yang dikeluarkan adalah total biaya yang dikeluarkan
konsumen, termasuk biaya pembelian dan biaya tambahan.
Secara lebih ringkas, Alma (2007:295) menyatakan bahwa nilai pelanggan
ialah selisih antara total nilai tambah yang diperoleh konsumen dibandingkan
dengan total biaya yang dikeluarkan. Di sisi lain, Monroe dalam Tjiptono
(2007:296) mengemukakan bahwa nilai pelanggan adalah tradeoff antara persepsi
pelanggan terhadap

kualitas atau manfaat produk

dan pengorbanan yang

dilakukan lewat harga yang dibayarkan.
Menurut

Slywotzky

dalam

Tjiptono

(2005:144),

customer

value

didasarkan pada perspektif pelanggan atau organisasi bersangkutan, dengan
mempertimbangkan keinginan dan keyakinan pelanggan dari pembelian dan
penggunaan suatu produk atau jasa. Zeithaml dalam Tjiptono (2005:145),
mendefinisikan nilai pelanggan sebagai penilaian keseluruhan konsumen terhadap
utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dan
apa yang diberikan.
Zeithaml dalam Tjiptono
sebagai

penilaian

keseluruhan

(2005:145),
konsumen

mendefinisikan nilai pelanggan

terhadap

utilitas

sebuah

produk

berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dan apa yang diberikan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat dikembangkan secara komprehensif
bahwa secara garis besar nilai pelanggan merupakan keseluruhan penilaian
konsumen terhadap suatu produk bedasarkan persepsi tentang manfaat-manfaat
yang didapatkan dan seberapa besar yang dikorbankan untuk mendapatkan
produk.

20

Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Tipe Pelanggan
Untuk memahami nilai pelanggan, maka perlu diketahui pula tipe-tipe
pelanggan.

Maka

Sheth

dan

Mittal

dalam

Tjiptono

(2005:145),

mengelompokkan pelanggan kedalam 3 (tiga) kategori, yaitu : pengguna (user ),
pembeli (buyer), dan pembayar (payer). Kemudian tiga kategori ini diturunkan
menjadi 9 (sembilan) tipe nilai pelanggan, antara lain:
1) Performance value, adalah kualitas hasil fisik dari penggunaan suatu
produk

atau jasa.

Dengan kata lain,

tipe nilai ini mencerminkan

kemampuan produk atau jasa, melaksanakan fungsi fisik utamanya secara
konsisten. Performance value terletak pada dan berasal dari komponen
fisik dan desain jasa.
2) Social

value,

adalah

manfaat

produk/jasa

yang

bertujuan

untuk

memuaskan keinginan seseorang dalam mendapatkan pengakuan atau
kebanggaan sosial. Pelanggan yang mengutamakan social value akan
memilih produk/jasa yang mengkomunikasikan citra yang selaras dengan
teman-temannya

atau

menyampaikan

citra

sosial

yang

ingin

ditampilkannya.
3) Emotional value, adalah kesenangan dan kepuasan emosional yang
didapatkan user dari produk/jasa.
4) Price value harga yang fair dan biaya-biaya financial lainnya yang
berkaitan dengan upaya mendapatkan produk/jasa.

21

Universitas Sumatera Utara

5) Credit value berupa situasi terbebas dari keharusan membayar kas pada
saat pembelian atau membayar dalam waktu dekat. Pada prinsipnya, nilai
ini menawarkan kenyaman berkenaan dengan pembayaran.
6) Financing value penawaran syarat dan finansial skedul pembayaran yang
lebih longgar dan terjangkau. Credit value lebih menekankan pada aspek
keterjangkauan.
7) Service value berupa bantuan yang diharapkan pelanggan berkaitan
dengan pembelian produk/jasa.
8) Convinience value berupa penghematan waktu dan usaha yang dibutuhkan
untuk memperoleh produk/jasa.
9) Personalization value yang meliputi : menerima produk/jasa disesuaikan
dengan kondisi pelanggan dan memberikan pengalaman positif dari
pelanggan.

2.2.3 Dimensi Nilai Pelanggan
Menurut Sweeney dan Soutar dalam Tjiptono (2005:121), dimensi nilai
terdiri dari 4 (empat), yaitu :
1) Emotional

value,

yaitu: utilitas

yang

berasal dari perasaan atau

afektif/emosi positif yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.
Nilai emosional merupakan nilai yang berasal dari kemampuan produk
untuk menimbulkan perasaan positif pada diri konsumen. Atribut-atribut
dari

nilai

emosional

meliputi

kemampuan

sebuah

produk

untuk

menimbulkan rasa ingin mengkonsumsi produk tersebut dan kemampuan

22

Universitas Sumatera Utara

sebuah produk untuk menciptakan rasa senang atau puas pada konsumen,
serta

menciptakan

rasa

aman dan nyaman.

Nilai emosional akan

memengaruhi kepuasan konsumen. Semakin tinggi nilai emosional yang
terbentuk maka akan semakin tinggi pula kepuasan konsumen yang
dirasakan.
2) Social value, yaitu: utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk
meningkatkan konsep diri-sosial konsumen.
Nilai sosial merupakan nilai yang didapatkan dari kemampuan produk
untuk meningkatkan konsep diri-sosial konsumen. Atribut-atribut dari nilai
sosial tersebut meliputi kemampuan sebuah produk untuk menimbulkan
kesan yang baik kepada konsumen dan berkaintan dengan kemampuan
perusahaan dalam mengomunikasikan produk atau jasa. Nilai sosial
berpengaruh terhadap

kepuasan konsumen karena berkaitan dengan

kemampuan sebuah produk atau jasa untuk meningkatkan konsep dirisosial konsumen. Semakin tinggi penilaian konsumen dari segi sosial
terhadap sebuah produk atau jasa maka akan semakin tinggi pula kepuasan
yang terbentuk
3) Quality/performance value , yaitu: utilitas yang diperoleh dari persepsi
terhadap kinerja yang diharapkan dari suatu produk atau jasa.
Nilai kualitas/performa jasa merupakan nilai yang diperoleh dari persepsi
pelanggan terhadap kualitas dan kinerja yang diharapkan atas produk atau
jasa. Atribut-atribut dari nilai kualitas meliputi kemampuan perusahaan
dalam memberikan produk yang berkualitas dan konsistensi pelayanan

23

Universitas Sumatera Utara

yang dilakukan oleh perusahaan. Nilai kualitas/performa jasa memberikan
kontribusi yang besar terhadap terbentuknya kepuasan konsumen. Semakin
tinggi penilaian konsumen terhadap kualitas dan kinerja atas sebuah
produk atau jasa maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan
konsumen.
4) Price/value of money, yaitu: utilitas yang didapat dari produk karena
reduksi biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.
Nilai terhadap biaya merupakan nilai yang didapatkan dari produk karena
reduksi biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Atribut-atribut dari
nilai terhadap biaya meliputi perbandingan biaya yang dikeluarkan dengan
manfaat yang diperoleh dari produk tersebut dan perbandingan biaya yang
dikeluarkan untuk produk tersebut dengan produk serupa dari perushaan
lain. Nilai ini berpengaruh terhadap kepuasan konsumen karena konsumen
akan membandingkan harga dengan manfaat yang diperoleh dari produk
tersebut. Harga yang tidak terlalu tinggi dan masuk akal dengan manfaat
lebih yang diperoleh dari sebuah produk maka akan terbentuk kepuasan
konsumen, begitu juga sebaliknya

2.3 Kepuasan Konsumen
2.3.1 Definisi Kepuasan Konsumen
Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin “satis” (artinya
cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Secara sederhana
kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu yang memadai.

24

Universitas Sumatera Utara

Pelanggan

menurut

Cambridge

International

Dictionaries

dalam

Lupiyoadi (2006:173), adalah a person who buys goods or services ” atau
pelanggan adalah seseorang yang membeli barang atau jasa. Sementara menurut
Webster’s 1928 Dictionary pelanggan adalah “ one who frequents any place of
sale for the sake or producing what he wants. ”.Pelanggan adalah seseorang yang

beberapa kali datang ke tempat yang sama untuk memenuhi keinginannya.
Pelanggan merupakan seseorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke
suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu
produk atau mendapatkan jasa dan membayar produk dan jasa tersebut.
Kotler dan Keller (2012:32) mengemukakan bahwa: satisfaction reflects a
person’s judgement of a product’s perceived performance in relationship to
expectations, if the performance falls short of expections, the customer is
disappointed. If it mactches expectations, the customer is satisfield. If it exceeds
them, the customer is delighted.

Menurut Howard dan Sheth dalam Tjiptono (2011: 433) ”kepuasan
pelanggan adalah situasi kognitif pembeli berkenaan dengan kesepadanan atau
ketidaksepadanan antara hasil yang didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan
yang dilakukan”. Sedangkan menurut Mowen dalam Tjiptono et al. (2011: 434),
merumuskan “kepuasan pelanggan sebagai sikap keseluruhan terhadap suatu
barang atau jasa setelah perolehan (acquistion) dan pemakaiannya”.
Kepuasan mencerminkan pertimbangan seseorang dari kinerja produk
yang dirasakan dalam hubungan dengan harapan . Jika kinerja jatuh pendek dari
harapan , pelanggan kecewa . Jika kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan puas.

25

Universitas Sumatera Utara

Jika kinerja melebihi harapan , pelanggan gembira. Dengan kata lain, kepuasan
pelanggan merupakan penilaian evaluatif purnabeli yang dihasilkan dari seleksi
spesifik.
Secara konseptual, kepuasan konsumen dapat dilihat pada gambar berikut:

Kebutuhan dan
Keinginan
Pelanggan

Tujuan Perusahaan

Produk (Barang
atau Jasa)

Harapan
Pelanggan
terhadap Produk/
Jasa

Nilai Produk Bagi
Pelanggan

Tingkat Kepuasan
Pelanggan
Gambar 2.1
Konsep Kepuasan Konsumen
Sumber: Tjiptono (2008:25)

Berdasarkan gambar, dapat diketahui bahwa perusahaan menawarkan jasa
yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan produk
yang sesuai, maka diharapkan tercapailah kepuasan konsumen. Dengan demikian,
maka tujuan perusahaan akan tercapai dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen tersebut, dan produk memiliki nilai bagi konsumen.

26

Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Untuk itu,
menurut Setiadi. (2015:10), ada beberapa faktor yang memengaruhi perilaku
konsumen, antara lain:
1) Faktor-faktor Kebudayaan
a) Kebudayaan
b) Subbudaya
c) Kelas sosial.
2) Faktor-faktor Sosial
a) Kelompok referensi.
b) Keluarga
c) Peran dan status
3) Faktor Pribadi
a) Umur dan tahapan dalam siklus hidup.
b) Pekerjaan.
c) Gaya hidup.
d) Kepribadian dan konsep diri.
4) Faktor-faktor Psikologis
a) Motivasi.
b) Persepsi.
c) Proses belajar.
d) Kepercayaan dan sikap.

27

Universitas Sumatera Utara

Dari faktor-faktor tersebut, maka perusahaan mestilah memahami perilaku
konsumen serta pengaruh apa yang ditimbulkannya. Maka dari itu, dapat
digambarkan

tahap-tahap

konsumen

sebelum melakukan pembelian produk

(barang atau jasa), sebagai berikut:
Mengenali Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Membeli

Perilaku Pascapembelian
Gambar 2.2
Proses Pembelian
Sumber: Setiadi (2015: 14)

Sepanjang proses pembelian produk yang dilakukan konsumen tersebut,
maka pihak perusahaan harus memerhatikan factor-faktor yang menentukan
tingkat kepuasan konsumen, untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut
Rambat Lopiyoadi (2006:58), terdapat lima faktor utama yang menentukan
tingkat kepuasan konsumen, antara lain:
1) Kualitas Produk
2) Kualitas Pelayanan
3) Emosional
4) Harga

28

Universitas Sumatera Utara

5) Biaya
Berdasarkan faktor-faktor yang menentukan tingkat kepuasan konsumen
tersebut, maka perusahaan dapat mengukur tingkat kepuasan konsumen. Menurut
Kotler dan Keller dalam Tjiptono (2008:367), beberapa metode yang dapat
digunakan untuk mengukur atau memantau tingkat kepuasan pelanggan, antara
lain:
1) Sistem keluhan dan saran.
2) Survei periodik.
3) Pembeli misterius.
4) Analisis konsumen yang hilang.

2.3.3 Indikator Kepuasan Pelanggan
Kotler

(2005:84)

menyatakan

indikator

untuk

mengukur

kepuasan

pelanggan terdapat 3 (tiga) komponen yaitu:
1) Kesesuaian layanan dengan yang diharapkan

Dalam hal ini berkaitan dengan persepsi pelanggan atas apa yang
mereka rasakan terhadap pelayanan yang baik yang diberikan penyedia
layanan. Apabila layanan yang mereka terima sesuai dengan yang
mereka harapkan maka pelanggan akan merasa puas, atau sebaliknya.
Dalam hal ini berkaitan dengan persepsi pelanggan apakan kualitas
jasa yang diterimanya sesuai atau tidak dengan yang dijanjikan
penyedia jasa terhadap harapan pelanggan.
2) Kesesuaian layanan dengan tarif yang dibayarkan

29

Universitas Sumatera Utara

Kesesuaian layanan dengan tarif yang dibayarkan berkaitan dengan
persepsi pelangga atas apa yang mereka rasakan.
3)

Kepuasan pelanggan akan layanan yang ditawarkan
Dalam hal ini berkaitan dengan persepsi puas atau tidaknya pelanggan
atas layanan yang ditawarkan.

2.4 Loyalitas Konsumen
2.4.1 Definisi Loyalitas Konsumen
Loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan. dimana loyalitas pelanggan
merupakan sikap setia (loyal) yang ditunjukkan pelanggan sebagai bentuk
kepuasan atas produk atau jasa yang telah dibeli dan dirasakan manfaatnya.
Loyalitas merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan suatu bisnis—
termasuk juga di bidang jasa transportasi—karena pelanggan yang loyal secara
tidak langsung akan dapat membantu merekomendasikan melalui word of mouth
kepada calon pelanggan lain sehingga promosi yang terjadi lebih meyakinkan
karena didasari oleh rasa percaya (trust) dari pelanggan yang telah membeli dan
merasakan produk sebelumnya.
Definisi

Loyalitas

Pelanggan

adalah

keinginan

pelanggan

untuk

melanjutkan transaksi di suatu perusahaan dalam jangka panjang, membeli barang
dan jasa hanya dari suatu tempat saja dan secara berulang-ulang, serta secara
sukarela merekomendasikan produk perusahaan ke orang lain.
Perilaku konsumen setelah pembelian ditentukan oleh nilai yang diperoleh
serta kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan konsumen setelah proses

30

Universitas Sumatera Utara

transaksi.

Salah

satu

sikap

positif konsumen terhadap

ditunjukkan dengan perilaku setia dan

perusahaan dapat

dengan suka rela merekomendasikan

produk tersebut kepada konsumen lain. Sementara sikap negatif konsumen, dapat
ditunjukkan dengan perilaku yang berimbas negatif, seperti perkataan negatif atau
berpindah ke perusahaan lain.
Kesetiaan adalah sesuatu yang timbul apa adanya, tanpa paksaan dari
pihak mana pun. Loyalitas dapat diartikan sebagai pembentukan sikap dan
perilaku seorang konsumen terhadap pembelian dan penggunaan produk hasil dari
pengalaman mereka sebelumnya (Griffin, 2005:120). Sementara menurut Oliver
yang dikutip

dari Hurriyati (2005:72), costumer

loyality is deefly held

commitmentto rebuy or repatnolize a preved product or service consistenly in
future, despite situational influences and marketing effort having the potential to
cause

swithcing

Dari

behavior.

definisi

tersebut

dapat

disimpulkan

bahwa,loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk
berlangganan terhadap produk atau jasa terpilih sebagai sikap konsisten di masa
yang

akan

datang,

walau

pengaruh

situasi

dan

persaingan

berpotensi

menyebabkan perubahan perilaku.
Konsumen dapat dikategorikan konsumen yang loyal adalah konsumen
yang

puas

terhadap

produk

tertentu

sehingga

berantusias

untuk

memperkenalkannya kepada konsumen lain. Selanjutnya, konsumen yang loyal
juga menunjukkan sikapnya dengan mengonsumsi produk lain dari perusahaan
yang sama.

31

Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Karakteristik Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen merupakan ukuran yang dapat diandalkan untuk
memprediksi pertumbuhan penjualan dan dapat diperhatikan berdasarkan perilaku
pembelian yang konsisten (Griffin, 2005:140). Ada pun karakteristik dari loyalitas
konsumen, antara lain:
1. Melakukan pembelian ulang secara teratur
2. Membeli antarlini produk atau jasa (purchase across produkct and
services linies)

3. Mereferensikan pada orang lain (refers other)
4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing (demonstrates and
immunity to the full of the competition)

Pelanggan yang loyal adalah aset perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari
karakteristik-karakteristik yang dimilikinya. Maka dari itu, loyalitas konsumen
merupakan suatu ukuran yang dapat diandalkan dalam mengukur pertumbuhan
bagi suatu perusahaan.

2.4.3 Jenis-jenis Loyalitas Konsumen
Menurut Griffin (2005:134), ada beberapa jenis loyalitas konsumen, antara
lain:
1. Tanpa loyalitas (no loyalty)
Dalam

beberapa

alasan,

konsumen

tidak

mengembangkan

loyalitas

terhadap produk atau jasa tertentu. Dalam arti kata lain, beberapa

32

Universitas Sumatera Utara

konsumen tidak akan pernah menjadi konsumen yang loyal dan hanya
berkontribusi sedikit pada perusahaan.
2. Loyalitas yang lemah (internia loyaity)
Konsumen

yang

memiliki sikap

ini biasanya membeli berdasarkan

kebiasaan. Dasar yang digunakan dalam transaksi adalah karena terbiasa
atau karena selalu menggunakan produk tersebut. Loyalitas ini biasanya
terjadi pada produk yang sering dipakai.
3. Loyalitas tersembunyi (latent loyalty)
Tingkat preferensi yang terlalu tingi digabung dengan tingkat pembelian
ulang yang rendah menunjukkan loyalitas yang tersembunyi.
4. Loyalitas premium (premium loyalty)
Loyalitas premium terjadi apabila tingkat preferensi yang tinggi diiringi
oleh tingkat aktivitas pembelian kembali yang tinggi. Pada tingkat
preferensi yang tinggi konsumen akan senang menggunakan produk
tersebut dan akan senang hati mempromosikannya pada konsumen lain.

2.4.4 Tahapan Loyalitas Konsumen
Griffin (2005:130) menyatakan, ada beberapa tahapan seseorang menjadi
konsumen yang loyal, sebagai berikut::
1. Tersangka (suspect)
2. Prospek (prospect)
3. Konsumen yang didiskualifikasikan (disqualified costumer)
4. Konsumen yang pertama kali (first costumer)

33

Universitas Sumatera Utara

5. Konsumen yang melakukan pembelian berulang (repeat costumer)
6. Mitra (client)
7. Penganjur (advocate)

2.4.5 Merancang dan Menciptakan Loyalitas Konsumen
Dalam prosesnya, loyalitas konsumen tidak tercipta begitu saja. Perusaaan
butuh proses untuk membentuknya. Menurut Smith dalam Hurriyati (2005:75),
ada beberapa tahapan dalam mencapai loyalitas konsumen, yaitu:
1. Define Costumer Value
a. Identifikasi segmen pelanggan.
b. Definisikan nilai pelanggan sasaran dan tentukan nilai pelanggan mana
yang menjadi pendorong pembelian dan penciptaan nilai.
c. Ciptakan diferensiasi brand image
2. Designed the Branded Costumer Experience
a. Mengembangkan pemahaman costumer experience
b. Merancang perilaku karyawan untuk merealisasikan brand promise
c. Merancang

perubahan

strategi

secara

keseluruhan

untuk

merealisasikan pengalaman yang baru
3. Equip People and Deliver Consistenly
a. Mempersiapkan

pemimpin

untuk

menjalankan

dan

memberikan

kenyamanan kepada konsumen

34

Universitas Sumatera Utara

b. Melengkapi

pengetahuan

dan

keahlian

karyawan

untuk

mengembangkan dan memberikan pengalaman kepada pelanggan pada
setiap interaksi yang dilakukan pelanggan terhadap perusahaan
c. Memperkuat kinerja melalui pengukuran dan tindakan kepemimpinan
4. Sustain dan People Deliver Performance
a. Gunakan respon timbal balik antara konsumen dan karyawan untuk
memelihara pelanggan secara berkesinambungan dan mempertahankan
pengalaman konsumen
b. Membentuk kerja sama antara HRD (Human Resource Development)
dengan proses binsis yang terlibat langsung dalam memberikan dan
menciptakan pengalaman konsumen
c. Secara
untuk

terus-menerus
menanamkan

menerangkan
Branded

dan

Costumer

mengomunikasikan
Experience

hasil

yang telah

dijalankan perusahaan

35

Universitas Sumatera Utara

2.5 Penelitian Terdahulu

No

Peneliti

1

Rahmat
Sulistyo
(2015

2

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul
Variabel
Teknik
Penelitian
Analisis
Data
Pengaruh
1) Kualitas
Analisis
Kualitas
Pelayanan
Regresi
Pelayanan 2) Persepsi
Berganda
dan Persepsi
Harga
Harga
3) Loyalitas
terhadap
Pelanggan
Loyalitas
4) Kepuasan
Pelanggan
Konsume
dengan
n
Kepuasan
Konsumen
sebagai
Variabel
Mediasi
(Studi Kasus
Konsumen
Indomaret
Babarsari
Yogyakarta)

Ki
Han The Effect of 1) Perceived
Chung, JiPerceived
Value
Eun Yu,
Value on 2) Costumer
Won Jong
Customer
Loyalty
Kim, dan Loyalty in a
Jae
Ik Low-Priced
Shin
Cosmetic
(2015)
Brand of
South Korea:
The
Moderating
Effect of
Gender

Personal
Interview

Hasil Penelitian

1) Kualitas Pelayanan
dan Persepsi Harga
berpengaruh
simultan
dan
parsial
terhadap
Kepuasan
Konsumen
2) Kepuasan
Konsumen
Berpengaruh
Positif
terhadap
Loyalitas
Pelanggan
3) Kualitas Pelayanan
berpengaruh
terhadap Loyalitas
Pelanggan dengan
mediasi Kepuasan
Konsumen
4) Persepsi Harga
berpengaruh
terhadap Loyalitas
Pelanggan dengan
mediasi Kepuasan
Konsumen
1) Perceived value
berpengaruh
positif terhadap
brand image,
costumer
satisfaction, dan
costumer loyalty.

36

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
No
Peneliti
Judul
Penelitian

Variabel

Teknik
Analisis
Data

Hasil Penelitian

3

Sagaf ibn
Umar
Assagaff
(2014)

Analisis
Pengaruh
Kualitas
Pelayanan,
Nilai
Pelanggan,
Kepuasan
Pelanggan,
Serta Trust
Terhadap
Loyalitas
Nasabah
(Studi Kasus
Nasabah
Asuransi
Manulife Di
JawaTengah)

1) Kualitas
Pelayanan
2) Nilai
Pelanggan
3) Trust
4) Kepuasan
Pelanggan
5) Loyalitas
Nasabah

The
1) Kualitas
Structural
Pelayanan, Nilai
Equation
Pelanggan, Trust,
Model
Kepuasan
(SEM)
Pelanggan
berpengaruh
terhadap
Loyalitas
Nasabah pada
Asuransi
Manulife di Jawa
Tengah)

4

Haslinda
Hasan,
Teo Poh
Kiong,
dan Raja
Azimah
Ainuddin
(2014)

Effects of
Perceived
Value and
Trust on
Customer
Loyalty
Towards
Foreign
Banks in
Sabah,
Malaysia

1) Perceived
Value
2) Trust
3) Costumer
Loyalty

The
1) Nilai Pelanggan
Structural
(Perceived
Equation
Value) dan
Model
Kepercayaan
(SEM)
(Trust)
berpengaruh
terhadap
Loyalitas
Konsumen.

37

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
No
Peneliti

Judul
Penelitian

Variabel

5

Suliyanto
(2013)

Pengaruh
Nilai
Pelanggan
dan
Kepuasan
Pelanggan
terhadap
Loyalitas
Pelanggan:
Switching
Cost sebagai
Variabel
Moderasi

1) Nilai
Pelanggan
2) Kepuasan
Pelanggan
3) Loyalitas
Pelanggan
4) Switching
Cost

6

Woro
Mardikaw
ati,
Naili
Farida
(2013)

Pengaruh
Nilai
Pelanggan
dan Kualitas
Pelayanan
terhadap
Loyalitas
Pelanggan
Melalui
Kepuasan
Pelanggan
pada
Pelanggan
Bus Efsiensi

1) Costumer
Value
2) Service
Quality
3) Costumer
Loyalty
4) Costumer
Satisfaction

Teknik Hasil Penelitian
Analisis
Data
The
1) Kualitas
Structural
Pelayanan
dan
Equation
Persepsi Harga
Model
berpengaruh
(SEM)
simultan
dan
parsial terhadap
Kepuasan
Konsumen
2) Kepuasan
Konsumen
Berpengaruh
Positif terhadap
Loyalitas
Pelanggan
3) Kualitas
Pelayanan
berpengaruh
terhadap
Loyalitas
Pelanggan
dengan
mediasi
Kepuasan
The
1) Nilai Pelanggan
Structural dan
Kualitas
Equation
Pelayanan
Model
berpengaruh
(SEM)
secara
positif
terhadap loyalitas
pelanggan
melalui kepuasan
pelanggan

38

Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Konseptual
Dalam perkembangan zaman yang menuntut persaingan, mewujudkan
ekspektasi konsumen untuk mencapai kepuasannya merupakan hal yang sangat
penting dan telah menjadi salah satu tujuan utama dari setiap perusahaan.
Perusahaan mesti mampu menarik konsumen baru dengan tetap mempertahankan
pelanggan yang sudah ada dengan menjaga kepuasan yang dirasakan melalui
pemenuhian nilai pelanggan. Dalam hal ini, emotional value, social value,
quality/performance value, price/value of money, memiliki peran yang penting

dalam mempertahankan loyalitas konsumen tersebut.
Nilai yang didapatkan konsumen setelah mengonsumsi suatu produk
barang atau jasa juga sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Semakin
banyak pelanggan yang menyadari bahwa nilai yang mereka peroleh tinggi—
manfaat

yang

mereka

terima

lebih

tinggi daripada

biaya

yang

mereka

korbankan—maka akan semakin baik persepsi konsumen terhadap nilai yang
diberikan perusahaan, karena mereka mendapatkan apa yang lebih dari yang
mereka ekspektasikan sehingga tingkat kepuasan konsumen akan semakin besar.
Buchari (2007:295) menyatakan bahwa nilai pelanggan ialah selisih antara
total nilai tambah yang diperoleh konsumen dibandingkan dengan total biaya yang
dikeluarkan. Dari definisi tersebut, maka dapat diketahui bahwa, semakin tinggi
nilai yang diperoleh pelanggan, maka tingkat kepuasan pelanggan semakin tinggi.
Nilai pelanggan yang terpenuhi juga diharapkan dapat membuat konsumen loyal
terhadap perusahaan. Selain itu, nilai pelanggan yang terpenuhi bersamaan dengan

39

Universitas Sumatera Utara

kepuasan konsumen yang tinggi memungkinkan untuk mempertahankan loyalitas
konsumen.
Berdasarkan

tinjauan

pustaka

mengenai Nilai Pelanggan,

Kepuasan

Konsumen, dan Loyalitas Konsumen, maka dikembangkanlah kerangka pemikiran
yang mendasari penelitian, sebagai berikut:

Nilai Pelanggan
PPPelangganPeP
Emotional
value
Social value

Kepuasan
Konsumen

Quality/
performance
value

Loyalitas
Konsumen

Price/value
of money

Gambar 2.3
Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah

penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok
permasalahan serta tujuan. Arikunto (2006:64), hipotesis adalah suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
40

Universitas Sumatera Utara

data yang terkumpul. Berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan juga
beberapa teori pendukung yang memperjelas tinjauan pustaka, maka dapat
dirumuskan hipotesis, sebagai berikut:
H1 : Nilai Pelanggan berpengaruh positif signifikan terhadap Kepuasan Konsumen
PT. Family Raya Ceria Sejati.
H2 : Nilai Pelanggan berpengaruh positif signifikan secara langsung terhadap
Loyalitas Konsumen PT. Family Raya Ceria Sejati.
H3 : Kepuasan Konsumen berpengaruh positif signifikan terhadap Loyalitas
Konsumen PT. Family Raya Ceria Sejati.
H4 : Nilai Pelanggan dan Kepuasan Konsumen berpengaruh positif signifikan
secara simultan terhadap Loyalitas Konsumen.
H5 : Nilai Pelanggan berpengaruh terhadap positif signifikan Loyalitas Konsumen
PT. Family Raya Ceria Sejati secara tidak langsung melalui Kepuasan
Konsumen sebagai variabel mediasi.

41

Universitas Sumatera Utara