Formulasi Gel Pengharum Ruangan Menggunakan Glukomanan Dan Gom Xantan Dengan Pewangi Minyak APEL Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017,

penelitian dilakukan di Laboratorium Kosmetologi Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.

3.2

Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitis (AD GF
2000), batang pengaduk,cawan penguap, cetakan gel, gelas arloji (pyrex) gelas
beker (pyrex), gelas ukur (pyrex), kertas perkamen,pipet tetes, penangas air,
spatula, termometer dan wadah gel.
3.2.2 Bahan
Bahan–bahan


yang

digunakan

dalam

penelitian

ini

adalah

glukomanan,gom xantan,propilen glikol, natrium benzoat, minyak nilam, minyak
apel dan akuades.

3.3

Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan


(orientasi) dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan (orientasi), gel
belum dicampur dengan minyak atsiri. Penelitian tahap ini bertujuan untuk
mengetahui sifat gel baru yang dihasilkan dari sinergisme glukomanan dan gom
xantan, dimana masing-masing bahan memiliki sifat gel yang berbeda. Gom

Universitas Sumatera Utara

xantan memiliki sifat gel yang solid dan rapuh, sedangkan glukomanan memiliki
sifat gel yang semi-solid dan kental.
Pencampuran kedua bahan diharapkan dapat menghasilkan gel yang solid
dan elastis. Formula yang digunakan yaitu variasi rasio perbandingan dari
gluko manan dan gom xantan dengan lima formula. Gel yang baikdapat dilihat
dari tekstur yang kenyal, elastis dan tidak mudah patah akan mempengaruhi laju
penguapan air dan minyak atsirisehingga lebih tahan lama dalam penggunaan.
Penelitian tahap kedua yaitu dengan menggunakan variasikonsentrasi minyak apel
sebagai bahan pewanginya dengan penambahan minyak nilam 1% sebagai bahan
fiksatif. Setelah mendapatkan konsentrasi minyak apel yang terbaik maka
selanjutnya akan diuji ketahanan wanginya selama penyimpanan di tempat yang
berbeda beda yaitu diruangan suhu kamar,ruangan yang diberi kipas angin dan

ruangan yang ber-AC (Nasarah, 2015).

3.4

Formula Sediaan Gel Pengharum Ruangan
Formula yang digunakan pada penelitian ini merupakan formula yang

dimodifikasi dari formula standar menurut Fitrah (2013). Formula standar dapat
dilihat pada Tabel 3.1 dan formula modifikasi Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Formula standart (210 gram).
Komposisi Bahan
Campuran karagenan dan
glukomanan (3%)
Natrium benzoat (0,1%)
Propilen glikol (10%)
Minyak atsiri (7%)
Akuades ad (100%)
Keterangan:

60:40

K
G
3,78
2,52
0,21
21,00
14,70

Bobot (gr)
70:30
K
G
4,41
1,89
0,21
21,00
14,70

100:0
K

G
6,30
0,21
21,00
14,70

K = Karagenan
G = Glukomanan

Universitas Sumatera Utara

Penelitian pendahuluan (orientasi), telah dilakukan pembuatan basis gel
menggunakan variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan
konsentrasi 3% yaitu 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50, 40:60, 30:70, 20:80,
10:90.
Hasil uji organoleptik basis gel yang diperoleh rapuh, mengalami sineresis
dan belum memenuhi persyaratan gel yang baik yaitu basis gel yang keras, elastis
dan tidak mudah patah. Konsentrasi variasi rasio perbandingan glukomanan dan
gom xantan ditingkatkan menjadi 4%. Formula orientasi basis gel pengharum
ruangan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Formula orientasi basis gel pengharum ruangan menggunakan variasi
rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan konsentrasi
4%(50 gram)
Komposisi
Glukomanan (g)
Gom xantan (g)
Propilen glikol (g)
Natrium benzoat (g)
Akuades (ml)

B1
1,80
0,20
5,00
0,05
42,95

Formula Basis Gel
B2
B3

B4
1,60
1,40
1,20
0,40
0,60
0,80
5,00
5,00
5,00
0,05
0,05
0,05
42,95
42,95
42,95

B5
1,00
1,00

5,00
0,05
42,95

Keterangan:
B1: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 90:10
B2: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 80:20
B3: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 70:30
B4: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 60:40
B5: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 50:50
Variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan
konsentrasi 4% dilakukan sebanyak lima perbandingan, karena jika basis
menggunakan perbandingan gom xantan yang lebih besar dari pada glukomanan
maka basis gel yang dihasilkan rapuh dan mengalami sineresis (Ozu, et al., 1993).

Universitas Sumatera Utara

3.4.1 Pembuatan basis gel pengharum ruangan
Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang. Akuades dipanaskan dalam gelas
beker pada suhu 75°C. Glukomanan ditambahkan aduk hingga larut, lalu

dimasukkan

gom

xantan

dan

diaduk

kembali.

Selanjutnya

natrium

benzoatditambahkan sedikit demi sedikit kemudian diaduk hingga homogen.
Gelas beker diangkatdari penangas lalu diaduk hingga suhunya turun mencapai
65°C. Setelah itu ditambahkan propilen glikol diaduk hingga homogen, dituang ke
dalam cetakan gel dan dibiarkan dalam suhu ruang hingga membentuk gel.


3.5

Pembuatan Gel Pengharum Ruangan
Hasil uji organoleptik, basis gel terbaik yang di peroleh berdasarkan

teksturnya yaitu Formula B2 yang merupakan formula basis gel hasil dari variasi
rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan konsentrasi 4% dalam
perbandingan 80:20.
Tahap selanjutnya setelah mendapatkan basis gel yang terbaik adalah
mencari konsentrasi minimal dari minyak apel yang dapat digunakan dalam
pembuatan gel pengharum ruangan. Orientasi pembuatan gel pengharum ruangan
dilakukan menggunakan basis gel dengan formulaB2konsentrasi minyak apel
sebesar 1%, 2% dan 3%. Menurut Kaya, dkk., (2015), bahan fiksatif dalam
pembuatan pembuatan gel pengharum ruangan konsentrasi minyak nilam terbaik
yang digunakan adalah 1%.
Propilen glikol yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi
10% (Rowe, et al., 2003). Natrium benzoat sebagai bahan pengawet (Ditjen POM
RI.,


1979).

Natrium

benzoat

yang

digunakan

dalam

penelitian

ini

adalahkonsentrasi 0,1% dan akuades ad 100%.

Universitas Sumatera Utara

Formula orientasi gel pengharum ruangan dengan berbagai konsentrasi minyak
apel dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Formula orientasi gel pengharum ruangan dari rasio perbandingan
glukomanan dan gom xantan dengan variasi konsentrasi minyak apel
(50 gram)
Komposisi
Formula Orientasi Variasi Minyak Apel
Minyak apel (g)
0,50 (1%)
1,00 (2%)
1,50 (3%)
Glukomanan (g)
1,60
1,60
1,60
Gom xantan (g)
0,40
0,40
0,40
Minyak nilam (g)
0,50
0,50
0,50
Propilen glikol (g)
5,00
5,00
5,00
Natrium benzoat (g)
0,05
0,05
0,05
Akuades (ml)
41,95
41,45
40,95
Keterangan:
Formula dengan konsentrasi minyak apel 1%
Formula dengan konsentrasi minyak apel 2%
Formula dengan konsentrasi minyak apel 3%
Hasil orientasi pembuatan gel pengharum ruangan konsentrasi 1% aroma
yang dihasilkan tidak wangi. Konsentrasi 2% yang dihasilkan memiliki aroma
apel,Tahap penelitian selanjutnya konsentrasi minyak apel yang digunakan adalah
mulai dari 2% dan ditingkatkan menjadi 4%, 6%dan 8%. formula gel pengharum
ruangan dari rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan variasi
konsentrasi minyak apel dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4

Formula gel pengharum ruangan dari rasio perbandingan
glukomanan dan gom xantan dengan variasi konsentrasi minyak apel
(100 g)

Komposisi
Glukomanan (g)
Gom xantan (g)
Minyak apel (g)
Minyak nilam (g)
Propilen glikol (g)
Natrium benzoat (g)
Akuades (ml)

F1
3,20
0,80
2,00
1,00
10,00
0,10
82,90

F2
3,20
0,80
4,00
1,00
10,00
0,10
80,90

F3
3,20
0,80
6,00
1,00
10,00
0,10
78,90

F4
3,20
0,80
8,00
1,00
10,00
0,10
76,90

Keterangan:
F1: Formulasi dengan konsentrasi minyak apel 2%
F2: Formulasi dengan konsentrasi minyak apel 4%
F3: Formulasi dengan konsentrasi minyak apel 6%
F4: Formulasi dengan konsentrasi minyak apel 8%

Universitas Sumatera Utara

3.5.1

Proses pembuatan gel pengharum ruangan dengan menggunakan
minyak apel
Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang. Akuades dimasukkan kedalam

gelas beker kemudian dipanaskan di atas penangas air pada suhu 75°C.
Glukomanan dimasukkan ke dalam gelas beker diaduk hingga larut lalu
dimasukkan gom xantan dan diaduk kembali. Natrium benzoat ditambahkan
sedikit demi sedikit kemudian diaduk hingga homogen sampai tidak terbentuk
gumpalan-gumpalan kecil. Gelas beker diangkat dari penangas lalu diaduk hingga
suhunya turun mencapai65oC. Setelah itu ditambahkan propilen glikol diaduk
hingga homogen, kemudian ditambahkan minyak apel dan minyak nilam, diaduk
kembali sampai homogen. Selanjutnya dituangkan ke dalam cetakan gel dan
dibiarkan dalam suhu ruang hingga membentuk gel.

3.6 Prosedur Pengujian
3.6.1 Uji kestabilan gel
Uji kestabilan gel meliputi uji organoleptik dan nilai sineresis.
3.6.1.1 Uji organoleptik
Pengujian organoleptik dengan aspek yang diuji berupa tekstur gel terbaik
darirasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan konsentrasi 4%
sebagai basis gel dan aroma terbaik dari variasi konsentrasi minyak apel. Tekstur
gel yang diharapkan yaitu gel yang keras tetapi tidak rapuh, kenyal, elastis, tidak
mudah patah serta tidak berair dan aroma terbaik dari kombinasi minyak nilam
dan minyak apel adalah didominasi aroma minyak apel yang lembut (Mas, 2013).

Universitas Sumatera Utara

3.6.1.2 Nilai sineresis
Kestabilan gel diuji dengan menghitung dan membandingkan tingkat
sineresis antar sampel. Gel yang telah terbentuk pada wadah plastik ditimbang
bobotnya (Mo) lalu dipindahkan ke dalam plastik resealable yang telah diberi
kode sampel. Gel disimpan pada oven bersuhu 30oC dalam keadaan plastik
terbuka. Setelah 24 jam, gel dikeluarkan dari oven dan ditimbang bobot akhirnya
(Mi) (Kaya, dkk., 2015).
Sebelum disimpan pada wadah plastik, permukaan gel dikeringkan
terlebih dahulu dengan tisu kering agar tidak ada zat cair yang ikut tertimbang.
Data yang dihitung adalah persen sineresis dengan perhitungan sebagai berikut:
Sineresis (%) =

Mo − Mi
x100%
Mo

3.6.2 Uji kesukaan (hedonic test)
Uji kesukaan (hedonic test) adalah metode uji yang digunakan untuk
mengukur tingkat kesukaan terhadap pengharum ruangan dengan menggunakan
lembar penilaian. Jumlah minimal panelis standar dalam satu kali pengujian
adalah 6 orang, sedangkan untuk panelis non standar adalah 30 orang (Badan
Standar Nasional, 2006).
Uji kesukaan (hedonic test) dilakukan untuk menentukan konsentrasi
minyak apel terbaik pada gel pengharum ruangan. Panelis diminta untuk
mengungkapkan kesan

pribadinya tentang tingkat kesukaan sediaan gel

pengharum ruangan. Skala yang digunakan yaitu 1 (tidak suka), 2 (kurang suka),
3 (cukup suka), 4 (suka), 5 (sangat suka). Panelis memberikan penilaian dengan

Universitas Sumatera Utara

mengisi kuesioner yang telah diberikan. Contoh kuesioner dapat dilihat pada
Lampiran 8 halaman 60.
3.6.3 Uji penguapan zat cair
Uji penguapan zat cair dilakukan dengan menimbang bobot gel setiap
minggu selama 4 minggu. Dari uji ini, diperoleh besar penurunan bobot gel setiap
minggunya dan penurunan bobot setelah 4 minggu penyimpanan. Penurunan
bobot gel pengharum ruangan diperoleh dengan menghitung selisih bobot gel
pada minggu sebelumnya (M n-1 ) dengan bobot gel pada saat penimbangan (M n ).
Besar selisih bobot merupakan jumlah zat cair yang menguap.
Persen total penguapan zat cair dihitung dengan rumus (Fitrah, 2013).
Persen total penguapan zat cair =

Mo − M4
x100%
Mo

Persen bobot gel sisa dihitung dengan rumus berikut:
Persen bobot gel sisa =

bobot gel minggu ke - n (Mn)
x100%
bobot gel minggu ke - 0 (Mo)

3.6.4 Uji ketahanan wangi
Uji ketahanan wangi pengharum ruangan dilakukan untuk mengetahui
kekuatan wangi gel pengharum ruangan selama penyimpanan, yang dinilai oleh
panelis dengan cara mencium wangi dari sediaan gel yang telah disimpan atau
digunakan pada setiap tempat diantaranya yaitu pada ruangan suhu kamar,
ruangan ber-AC dan ruangan yang diberi kipas angin. Pengujian dilakukan
dengan cara membandingkan kekuatan wangi gel uji dengan gel standar (gel
pengharum ruangan yang baru dibuat) dengan skala kekuatan wangi 5 – 1, dimana
5 (sama wangi), 4 (agak wangi), 3 (cukup wangi), 2 (kurang wangi), dan 1 (tidak

Universitas Sumatera Utara

wangi). Saat pengujian, gel diposisikan 45o di bawah hidung dengan jarak 20 cm
dan wangi dicium dengan mengibas-ngibaskan tangan ke arah hidung. Sampel
standar dibuat kembali pada hari yang sama sebelum dilakukan pengujian.
Pengujian dilakukan pada H7, H14, H21 dan H28 dengan panelis yang sama. Data
yang diperoleh dari lembar penilaian (kuisioner), ditabulasi dan ditentukan nilai
kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis
(Mas, 2013).
3.6.5 Analisis statistika
Analisis statistika digunakan untuk menghitung nilai kesukaan rata-rata
dari setiap panelis dari data yang telah dihasilkan pada uji kesukaan (hedonic test)
dan nilai kesukaan uji ketahanan wangi (Nasarah, 2015).
Nilai kesukaan rata-rata dapat dihitung dengan rumus:

∑ = Xi
X =
n

i

n

∑ (Xi − X )
=

2

n

S

2

i

n

S = S2
P ( X − (1,96.S / n ) ≤ µ ≤ ( X + (1,96.S / n ) ≅ 95%

Keterangan:
n
: Banyak panelis
2
: Keseragaman nilai kesukaan
S
1,96 : Koefisien standar deviasi pada taraf 95%

X
Xi
S
P
µ

: Nilai kesukaan rata-rata
: Nilai dari panelis ke i, dimana i = 1,2,3,…,n
: Simpangan baku nilai kesukaan
: Tingkat kepercayaan
: Rentang nilai

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Uji Organoleptik

4.1.1 Pemilihan gel terbaik
Pada penelitian tahap pertama dilakukan pembuatan basis gel dengan
menggunakan variasi rasio perbandingan glukomanandan gom xantan dengan
konsentrasi 4% untuk mendapatkan tekstur gel terbaik yaitu keras, elastis, dan
tidak mudah patah. Variasi rasio perbandingan glukomanan : gom xantan yaitu
sebesar 90:10, 80:20, 70:30, 60:40 dan 50:50.
Formulasi pemilihan basis gel pengharum ruangan terbaik pada
penelitian tahap pertama dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tekstur basis gel pengharum ruangan dari variasi rasio perbandingan
glukomanan dan gom xantan dengan konsentrasi 4%
Formula

Kombinasi
Gluko manan : Gom
Xantan

B1

90 : 10

B2

80 : 20

B3

70 : 30

B4

60 : 40

B5

50 : 50

Tekstur gel
Gel yang terbentuk keras, kenyal, tidak
elastis, dan mudah patah
Gel yang terbentuk kenyal, elastis, dan tidak
mudah patah
Gel yang terbentuk kenyal,elastis dan mudah
patah
Gel yang terbentuk kenyal, mudah patah dan
mengalami sineresis
Gel yang terbentuk sangat rapuh (lembek),
mudah patah dan mengalami sinersis

Keterangan:
B1: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 90:10
B2: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 80:20
B3: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 70:30
B4: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 60:40
B5: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 50:50

Universitas Sumatera Utara

Hasil dari Tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa basis gel terbaik adalah B2
yaitu dengan perbandingan glukomanan dan gom xantan sebesar 80 : 20, dimana
tekstur gel yang dihasilkan keras, elastis dan tidak mudah patah. Hal ini
dikarenakan jumlah glukomanan yang digunakan lebih besar dibanding jumlah
gom xantan. Glukomanan dapat membentuk gel yang tidak mudah rusak, mampu
mengurangi tegangan permukaan bila dicampurkan dengan gom xantan dan dapat
menutupi sifat rapuh gel dari gom xantan. Kombinasi glukomanan dengan gom
xantan menghasilkan gel yang lebih elastis dan tidak sineresis, gel yang terbentuk
bersifat reversible (Ozu, et.al 1993). Konsentrasi bahan pembentuk gel yang lebih
besar memiliki kandungan selulosa yang lebih besar pula sehingga akan
memberikan tekstur gel yang lebih baik dan elastis (Imeson, 2000).
4.1.2

Nilai sineresis
Pada pengujian ini digunakan formula gel pengharum ruangan tanpa

bahan pewangi (minyak apel) dan bahan fiksatif (minyak nilam). Pada penelitian
ini sinersis menunjukkan kestabilan gel dalam mempertahankan air yang
tertangkap didalamnya. Sineresis adalah peristiwa keluarnya air dari dalam gel
yang disebabkan oleh terbentuknya gel yang semakin mengeras dan mengerut
akibat proses pendinginan (Fardiaz, 1989). Apabila nilai sineresis yang dihasilkan
semakin tinggi, maka gel yang dihasilkan semakin berair dan mudah patah,
sedangkan jika nilai sineresis yang dihasilkan semakin rendah maka gel yang
dihasilkan menjadi elastis tidak berair dan tidak mudah patah (Mas, 2013).
Gel yang baik adalah gel dengan sineresis di bawah 1% (Fitrah, 2013). Uji
kestabilan gel pengharum ruangan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Persentase sineresis dari basis gel pengharum ruangan menggunakan
variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan
konsentrasi 4%
Formula
B1
B2
B3
B4
B5

Berat Awal (g)
85,76
84,80
84,80
85,20
80,69

Berat Akhir (g)
85,24
84,05
83,69
83,20
79,02

Sineresis (%)
0,60
0,88
1,30
1,88
2,06

Keterangan:
B1: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 90:10
B2: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 80:20
B3: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 70:30
B4: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 60:40
B5: Formula dengan perbandingan glukomanan: gom xantan sebesar 50:50
Berdasarkan Tabel 4.2, formula B3,B4 dan B5 memiliki nilai sineresis
yang tinggi dan melebihi 1%. Formula B1 dan B2 memiliki sineresis terkecil dan
dibawah 1% yaitu 0,60% dan 0,88% sehingga gel yang dihasilkan lebih stabil
daripada formula yang lain. Pada formula B1 memiliki sineresis 0,60 tapi gel yang
terbentuk keras, kenyal, tidak elastis, dan mudah patah. Susut bobot tersebut
terjadi karena gel mengalami sineresis (Fardiaz, 1989). Hal ini dikarenakan,
semakin banyak glukomanan yang digunakan, semakin kuat memerangkap air dan
hidrokoloid sehingga air tidak keluar dari permukaan gel. Selain itu, semakin
banyak gom xantan yang digunakan semakin tinggi sineresis yang dihasilkan. Hal
ini disebabkan karena sifat gom xantan tidak dapat membentuk gel, tetapi
membentuk cairan yang sangat kental. Formula B2 memiliki sineresis 0,88
dimana basis dari kombinasi glukomanan dan gom xantan (80:20) adalah basis gel
yang terbaik yaitu gel yang terbentuk kenyal, elastis dan tidak mudah patah.
Gom xantan pada konsentrasi rendah dapat meningkatkan viskositas,
sedangkan pada konsentrasi tinggi gom xantan dapat membentuk seperti gel tetapi

Universitas Sumatera Utara

tidak secara teknis membentuk gel. Gom xantan membentuk gel yang reversible
jika di kombinasikan dengan gluko manan (Takigami, 2000). Manfaat nyata dari
gom xantan dapat terlihat apabila gom xantan dikombinasi dengan bahan lain.
Sineresis pada gel merupakan fenomena yang alami, air yang berlebihan
akan keluar dari matriks gel. Peristiwa ini dapat diminimalkan dengan
menentukan konsentrasi penyusun hidrokoloid yang tepat serta penambahan
bahan pembentuk gel yang mendukung. Sineresis gel dipengaruhi oleh suhu,
kelembaban, konsentrasi garam dan konsentrasi polisakarida (Kaya, et al.2015).

4.2

Pemilihan Aroma Terbaik Minyak Apel
Wangi merupakan parameter penting dalam suatu produk gel pengharum

ruangan karena parameter ini yang menentukan suka atau tidaknya panelis
terhadap wangi suatu gel pengharum ruangan. Aroma wangi dihasilkan dari
senyawa-senyawa volatil yang terdapat pada minyak atsiri (Mas, 2013).
Pada penelitian tahap pertama selain menentukan formula gel yang paling
stabil, juga menentukan aroma terbaik minyak apel sebagai pewangi dari gel
pengharum ruangan dengan menggunakan variasi konsentrasi minyak apel yang
selanjutnya akan digunakan penelitian tahap berikutnya.
Konsentrasi minyak apel yang digunakan pada tahap penelitian yaitu 2, 4,
6 dan 8%. Konsentrasi 10 % tidak digunakan dalam pemilihan konsentrasi minyak
apel, karena aroma yang dihasilkan lebih tajam, sehingga pemilihan konsentrasi
hanya sampai 8%. Aroma terbaik yang dihasilkan yaituaromaminyak apel dengan
konsentrasi 8% pada formula 4. Hasil pemilihan aroma terbaik dapat dilihat pada
Tabel 4.3.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Hasil uji kesukaan (hedonik) pemilihan wangi terbaik dari 4 sediaan gel
pengharum ruangan dengankombinasi glukomanan dan gom xantan dari
variasi konsentrasi minyak apel.
Formula

Panelis
F1
2
5
5
2
1
3
2
2
1
1
3
2
2
1
5
2
5
2
2
2
2
2
3
2
3

F2
5
2
3
3
2
2
4
3
2
2
2
3
5
2
2
5
2
3
3
3
3
4
2
4
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2%
F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4%
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6%
F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%

F3
3
3
2
4
3
5
3
4
3
4
5
4
3
3
3
3
3
4
5
4
5
3
5
5
5

F4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
3
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
3
4

Berdasarkan pada Tabel 4.3 terlihat bahwa F1, F2, dan F3 cukup disukai
oleh panelis, dan F4 disukai oleh panelis. Hal ini dikarenakan bahan-bahan yang
digunakan pada pembuatan gel pengharum ruangan seperti gom xantan memiliki
aroma yang kurang sedap, sehingga apabila konsentrasi minyak apel yang
digunakan rendah belum dapat menutupi aroma kurang sedap yang dihasilkan

Universitas Sumatera Utara

oleh bahan-bahan tersebut. Pada formula F4, merupakan formula yang terbaik
karena gel yang dihasilkan memiliki aroma apel yang wanginya banyak disukai
panelis. Hal ini disebabkan konsentrasi minyak apel yang digunakan lebih
tinggidari pada konsentrasi minyak apel yang lainnya, sehingga aroma yang
ditimbulkan oleh bahan-bahan yang lain seperti gom xantan dapat tertutupi.
Wangi dari gel pengharum ruangan dipengaruhi oleh seberapa besar
konsentrasi bahan pewangi dan fiksatif yang ditambahkan pada produk. Semakin
banyak minyak apel yang ditambahkan ke dalam produk maka wanginya akan
semakin disukai, sebaliknya semakin sedikit konsentrasi minyak apel dan
konsentrasi minyak nilam yang ditambahkan maka aroma wanginya semakin
kurang disukai.
Minyak nilam memiliki aroma yang menyengat, sehingga penggunaan
minyak nilam berlebih dapat menyebabkan aroma wangi terganggu (Mas, 2013).

4.3

Uji Kesukaan (hedonic test)
Data yang diperoleh dari kuesioner ditabulasi dan ditentukan nilai

kesukaannya dengan analisis statistika untuk setiap sediaan dengan mencari hasil
rerata pada setiap panelis pada tingkat kepercayaan 95% (Badan Standarisasi
Nasional, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4 Data nilai uji kesukaan (Hedonic test) gel pengharum ruangan dengan
variasi konsentrasi minyak apel
Formula
Panelis
F1
F2
F3
F4
1
2
5
3
4
2
5
2
3
4
3
5
3
2
4
4
2
3
4
5
5
1
2
3
4
6
3
2
5
4
7
2
4
3
5
8
2
3
4
5
9
1
2
3
4
10
1
2
4
3
11
3
2
5
4
12
2
3
4
5
13
2
5
3
4
14
1
2
3
4
15
5
2
3
4
16
2
5
3
4
17
5
2
3
4
18
2
3
4
5
19
2
3
5
4
20
2
3
4
5
21
2
3
5
4
22
2
4
3
5
23
3
2
5
4
24
2
4
5
3
25
3
2
5
4
Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2%
F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4%
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6%
F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
Hasil dari perhitungan didapatkan interval nilai kesukaan untuk setiap
formula yaitu:
a.

F1 memiliki interval nilai nilai kesukaan 2 – 2,96, untuk penulisan nilai akhir
kesukaan diambil dari nilai terkecil yaitu 2 (kurang suka).

b.

F2 memiliki interval nilai kesukaan 2,55 – 3,29, untuk penulisan nilai akhir
kesukaan diambil nilai terkecil 2,55 dibulatkan menjadi 3 (cukup suka).

Universitas Sumatera Utara

c.

F3 memiliki interval nilai kesukaan 3,42 - 4,1, untuk penulisan nilai akhir
kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,42 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup
suka).

d. F4 memiliki interval nilai kesukaan 3,76 – 4,32, untuk penulisan nilai akhir
kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,76 dan dibulatkan menjadi 4 (suka).
Berdasarkan hasil uji kesukaan (hedonic test) diketahui bahwa gel
pengharum ruangan yang disukai panelis adalah formula F4 (formula dangan
konsentrasi minyak apel 8%).

Gel pengharum ruangan yang cukup disukai

panelis F2 dan F3, F1 kurang disukai. Hal ini mungkin dikarenakan formula
F1mengandung konsentrasi minyak apel terendah yaitu 2% oleh karena itu kurang
disukai oleh panelis. Sedangkan formula F4 memiliki konsentrasi minyak apel
yang tinggi yaitu 8% sehingga aroma yang dihasilkan lebih wangi, lembut dan
khas.

4.4

Uji Penguapan Zat Cair
Total penguapan zat cair diketahui dengan menimbang bobot gel

pengharum ruangan dan menghitung penurunan bobot tersebut selama empat
minggu setelah diletakkan pada tiga tempat yang berbeda-beda yaitu diruangan
ber-AC pada temperatur 15-20˚C, ruangan yang diberi kipas angin dengan
kecepatan normal dan pada ruangan suhu kamar. Berat produk yang hilang
merupakan minyak atsiri dan air yang menguap dari gel. Oleh karena itu, besar
susut bobot berbanding terbalik dengan ketahanan gel. Semakin kecil bobot yang
hilang semakin besar bobot yang tersisa berarti sedikit minyak atsiri dan air yang
telah menguap, artinya semakin besar ketahanan wangi gel tersebut (Fitrah, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan
pada ruangan suhu kamar
Formula

Bobot gel sisa (%)

F1

Minggu 1
90,59

Minggu 2
78,08

Minggu 3
60,32

Minggu 4
44,09

F2

93,46

80,65

65,06

50,52

F3

95,90

83,13

69,18

53,36

F4

95,18

85,62

70,13

55,23

Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2%
F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4%
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6%
F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%

Gambar 4.1 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan
pada ruangan suhu kamar.
Berdasarkan Gambar 4.1 persentase bobot gel sisa pengharum ruangan
pada ruangan suhu kamar yang terbesar terdapat pada formula F4 yaitu 55,23%
dan persentase yang terkecil terdapat pada formula F1 yaitu 44,09%. Hasil
persentase bobot sisa gel pengharum ruangan pada ruangan suhu kamar dapat

Universitas Sumatera Utara

disimpulkan bahwa formula yang terbaik adalah formula F4 yaitu formula dengan
konsentrasi minyak apel 8% dengan konsentrasi minyak nilam 1%.
Tabel 4.6 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan
pada ruangan yang diberi kipas angin.
Formula

Bobot gel sisa (%)

F1

Minggu 1
76,85

Minggu 2
38,04

Minggu 3
22,83

Minggu 4
15,41

F2

80,01

51,43

31,59

16,72

F3

92,11

55,15

40,57

19,97

F4

92,34

60,36

44,42

21,03

Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2%
F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4%
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6%
F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%

Gambar 4.2 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan
pada ruangan yang diberi kipas angin.
Berdasarkan Gambar 4.2, persentase bobot sisa gel pengharum ruangan
pada ruangan yang diberi kipas angin yang terbesar terdapat pada formula F4
yaitu 21,03% dan persentase bobot sisa gel terkecil terdapat pada formula F1 yaitu

Universitas Sumatera Utara

15,41%. Hasil persentase bobot sisa gel pengharum ruangan pada suhu kamar
yang diberi kipas dapat disimpulkan bahwa formula terbaik adalah F4 yaitu
formula dengan konsentrasi minyak apel 8% dan minyak nilam 1%.
Tabel 4.7 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan
pada ruangan ber-AC
Formula

Bobot gel sisa (%)

F1

Minggu 1
87,35

Minggu 2
72,73

Minggu 3
49,94

Minggu 4
38,67

F2

89,92

77,09

55,90

42,15

F3

92,49

81,00

61,07

45,60

92,23
81,35
64,82
F4
Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2%
F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4%
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6%
F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%

50,48

Gambar 4.3 Persentase bobot gel sisa pengharum ruangan selama penyimpanan
pada ruangan ber-AC.
Berdasarkan Gambar 4.3, persentase bobot sisa gel pengharum ruangan
pada ruangan ber-AC yang terbesar terdapat pada formula F4 yaitu 50,48% dan
persentase bobot sisa gel yang terkecil terdapat pada formula F1 yaitu 38,67%.

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil persentase bobot sisa gel pengharum ruangan pada ruangan ber-AC
dapat disimpulkan bahwa formula terbaik adalah formula F4 yaitu formula dengan
konsentrasi minyak apel 8% dan minyak nilam 1%.
Tabel 4.8 Persentase total penguapan zat cair gel pengharum ruangan
berdasarkan ruang peletakan
Ruangan Uji
Ruangan suhu kamar
ruangan yang diberi
kipas angin
Ruangan ber-AC

Total penguapan zat cair (%)
F1
55,91

F2
49,47

F3
46,63

F4
44,76

84,58

83,27

80,02

78,96

61,32

57,86

54,39

49,51

Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2%
F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4%
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6%
F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%

Gambar 4.4

Persentase total penguapan zat cair gel pengharum ruangan
berdasarkan ruang peletakan

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa tempat peletakkan
mempengaruhi jumlah penguapan zat cair dari gel pengharum ruangan. Total
persentase penguapan zat cair terkecil terdapat pada formula F4, Pada setiap

Universitas Sumatera Utara

minggu pengujian diperoleh hasil bahwa penguapan zat cair paling rendah
terdapat pada gel pengharum ruangan yang diletakkan di suhu kamar dengan total
persentase penguapan zat cair sampai minggu ke empat sebesar 44,76%, diikuti
pada ruangan ber-AC dengan total persentase penguapan zat cair sampai minggu
ke empat sebesar 49,51% dan total persentase penguapan zat cair sampai minggu
ke empat yang paling tinggi adalah pada ruangan yang diberi kipas angin sebesar
78,96%. Semakin besar persentase penguapan zat cair berarti semakin banyak
jumlah zat cair yang menguap. Semakin besar jumlah zat cair yang menguap
berarti ketahanan wanginya semakin berkurang. Berbagai tempat peletakkan gel,
gel yang diletakkan pada ruangan yang diberi kipas angin memiliki persantase
penguapan zat cair yang terbesar dibandingkan gel yang diletakkan di tempat lain.
Konsentrasi pewangi yang digunakan dalam pembuatan gel pengharum
ruangan berdasarkan hasil analisis yang diperoleh ternyata memberikan pengaruh
pada nilai susut bobot gel pengharum ruangan yang diperoleh, hal ini dapat dilihat
dari nilai susut bobot gel pengharum ruangan yang diperoleh sampai dengan akhir
masa pemakaian yaitu bahwa semakin tinggi/besar konsentrasi pewangi
digunakan maka gel pengharum ruangan akan memiliki bobot akhir lebih besar
dibandingkan dengan gel pengharum ruangan dengan konsentrasi pewangi yang
lebih kecil. Adanya minyak nilam sebagai komponen bahan fiksatif juga turut
berperan dalam mencegah pelepasan pewangi yang lebih besar (Kaya, dkk.,
2015).
Hal ini disebabkan karena kontak gel dengan udara yang dihasilkan dari
kipas angin sangat kuat dan signifikan sehingga ketahanan wangi gel yang
diletakkan di kipas angin lebih kecil dibandingkan gel yang diletakkan di tempat

Universitas Sumatera Utara

lain. Gel yang diletakkan pada ruangan suhu kamar memiliki persentase
penguapan zat cair yang paling kecil. Hal ini disebabkan karena kontak gel
dengan udara pada ruangan suhu kamar tidak signifikan sehingga ketahanan
wangi gel yang diletakkan pada suhu kamar lebih besar dibandingkan gel yang
diletakkan di tempat lain.Total persentase penguapan zat cair berbanding terbalik
dengan ketahanan wangi gel pengharum ruangan, semakin tinggi total persentase
penguapan zat cair maka semakin kecil ketahanan wangi gel pengharum ruangan
tersebut. Gel pengharum ruangan yang memiliki persentase bobot sisa terbesar
berarti memiliki persentase total penguapan zat cair terkecil. Susut bobot gel
pengharum ruangan dipengaruhi oleh suhu dan seberapa banyak konsentrasi
minyak apel dan bahan fiksatif (minyak nilam), semakin banyak minyak atsiri
yang terkandung dalam produk maka laju penguapan akan semakin rendah.
Teknik pengadukan juga dapat mempengaruhi susut bobot, karena semakin
homogen suatu larutan maka kestabilan gel akan lebih baik dan penguapan dapat
dihambat.
Glukomanan sebagai bahan pembentuk gel juga mempengaruhi susut
bobot gel pengharum ruangan karena glukomanan berfungsi meningkatkan
kestabilan emulsi dengan menjaga droplet minyak dan mencegah pemisah bahan
yang tidak larut. Glukomanan sebagai gelling agent jika dikombinasikan dengan
gom xantan yang merupakan non-gelling agent dapat meningkatkan viskositas,
sehingga gel yang dihasilkan lebih elastis dan dapat menurunkan penguapan zat
cair (Saha dan Suvendu, 2010).

Universitas Sumatera Utara

4.5

Uji Ketahanan Wangi
Ketahanan wangi merupakan parameter penting yang ada pada gel

pengharum ruangan. Ketahanan wangi merupakan lama gel pengharum ruangan
dapat melepas wangi hingga habis. Hal ini berkaitan dengan kecepatan penguapan
bahan pewangi. Ketahanan wangi ditentukan oleh konsentrasi bahan pewangi,
bahan penghalangpenguapan pewangi, dan zat pengikat bahan pewangi.
Berdasarkan penelitian ini, digunakan bahan pewangi berupa minyak apel,
penahan penguapan bahan pewangi berupa matriks gel, dan zat pengikat wangi
(fiksatif) berupa minyak nilam.
Uji ketahanan wangi dilakukan untuk mengetahui ketahanan wangi dari
gel pengharum ruangan selama penyimpanan pada ruangan yang berbeda-beda
yaitu pada ruangan suhu kamar, ruangan yang diberi kipas angin dan ruangan berAC. Uji ketahanan wangi dinilai oleh panelis dengan cara mencium wangi dari gel
pengharum ruangan dan data yang diperoleh dihitung dengan menggunakan
analisis statistika. Hasil nilai kesukaan ketahanan wangi pada ruangan suhu kamar
dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Nilai kesukaan uji ketahanan wangi selama penyimpanan pada
ruangan suhu kamar
Formula
F1
F2
F3
F4

1
2,54 – 3,30
3,07 – 3,56
3,50 – 4,01
3,60 – 4,31

Lama Penyimpanan (Minggu)
2
3
2,56 – 3,10
1,97 – 2,66
2,92 – 3,39
2,31 – 2,96
3,36 – 3,75
2,78 – 3,25
3,65 – 4,10
3,31 – 3,80

4
1,13 – 1,50
1,28 – 1,67
1,41 – 1,78
1,73 – 2,10

Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2%
F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4%
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6%
F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%

Universitas Sumatera Utara

Hasil nilai kesukaan uji ketahanan wangi pada ruangan suhu kamar yang
diberi kipas angin dapat dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4.10
Formula
F1
F2
F3
F4

Nilai kesukaan uji ketahanan wangi selama penyimpanan pada
ruangan yang diberi kipas angin.
1
3,02 – 3,53
3,22 – 3,73
3,32 – 3,87
3,78 – 5,09

Lama Penyimpanan (Minggu)
2
3
1,73 – 2,34
0,99 – 1,24
1,98 – 2,49
1,17 – 1,54
2,52 – 2,91
1,34 – 1,77
2,92 – 3,39
1,51 – 1,92

Keterangan:
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2%
F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4%
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6%
F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
Hasil nilai kesukaan uji ketahanan wangi pada ruangan ber-AC dapat
dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Nilai kesukaan uji ketahanan wangi selama penyimpanan pada
ruangan ber-AC
Formula
F1
F2
F3
F4

1
2,92 – 3,47
3,05 – 3,58
3,55 – 4,04
3,92 – 4,47

Lama Penyimpanan (Minggu)
2
3
2,53 – 3,14
1,67 – 2,16
2,72 – 3,27
1,94 – 2,37
3,25 – 3,70
2,19 – 2,60
3,75 – 3,16
2,67 – 3,24

4
1,04 – 1,35
1,20 – 1,59
1,28 – 1,67
1,55 – 2,04

Keterangan :
F1 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 2%
F2 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 4%
F3 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 6%
F4 : Formula dengan konsentrasi minyak apel 8%
Berdasarkan hasil uji ketahanan wangi bahwa gel pengharum ruangan
dengan penambahan minyak nilam 1% dan konsentrasi minyak apel 2%, 4%, 6%
dan 8% yang disimpan pada ruangan suhu kamar dan ruangan ber-AC dapat
bertahan selama 4 minggu sedangkan gel pengharum ruangan yang disimpan pada
ruangan yang diberi kipas angin hanya dapat bertahan selama 3 minggu. Hal ini
disebabkan karena gel pengharum ruangan yang diuji pada kipas angin udara dari
kipas angin yang berkontak langsung ke gel pengharum ruangan, semakin besar

Universitas Sumatera Utara

kontak langsung udara terhadap gel tersebut maka gel akan cepat kering dan
menyusut, semakin mengering dan menyusut gel pengharum ruangan maka
wanginya akan semakin hilang. Minggu ke empat gel pengharum ruangan yang
disimpan pada ruangan yang diberi kipas angin wangi yang di hasilkan tidak
memberikan aroma apel, maka dari itu perhitungan ketahanan wangi pada minggu
ke empat tidak dilakukan. Berdasarkan penilaian dari panelis, formula F4
(formula dengan konsentrasi minyak apel 8% ) yang disimpan pada ruangan suhu
kamar, ruangan yang diberi kipas angin dan ruangan ber-AC menghasilkan skala
wangi yang lebih tinggi pada minggu ke-1, yaitu pada ruangan suhu kamar
menghasilkan nilai ketahanan wangi 3,60 – 4,31 pada suhu ruangan yang diberi
kipas 3,78 – 5,09 dan pada ruangan ber-AC 3,92 – 4,47. Penulisan nilai akhir
ketahanan wangi diambil nilai terkecil dan dibulatkan, sehingga didapat nilai 4
(agak wangi). Sedangkan minggu ke-4 skala ketahanan wangi mengalami
penurunan tetapi formula F4 memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada formula
F1, F2 dan F3 pada setiap ruang uji. Nilai ketahanan wangi formula F4 minggu
ke-4 pada ruangan suhu kamar yaitu 1,73 – 2,10, pada ruangan yang diberi kipas
angin yaitu 1,51 – 1,92 dan pada ruangan ber-AC yaitu 1,55 – 2,04. Penulisan
nilai akhir kekuatan wangi diambil nilai terkecil dan dibulatkan sehingga didapat
nilai 2 yang berarti kurang wangi. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya bahan
yang menguap, semakin lama waktu penyimpanan maka semakin banyak bahan
yang menguap sehingga ketahananwangi mengalami penurunan selain itu dapat
disebabkan oleh perbedaan lingkungan ruangan uji, suhu ruangan dan sirkulasi
udara ruangan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Ketahanan wangi produk gel pengharum ruangan juga dipengaruhi oleh
bobot gel sisa dan penguapan zat cair. Semakin kecil bobot yang hilang atau
semakin besar bobot yang tersisa berarti semakin sedikit minyak atsiri dan air
yang telah menguap, artinya semakin besar ketahanan wangi gel tersebut (Fitrah,
2013). Ketahanan wangi juga dipengaruhi oleh penambahan zat fiksatif. Zat
pengikat (fixative) adalah suatu senyawa yang memiliki daya menguap yang lebih
rendah dari zat pewangi atau minyak atsiri dan dapat menghambat atau
mengurangi kecepatan penguapan dari zat pewangi. Menurut Ketaren (1975) zat
pengikat yang baik digunakan adalah memiliki titik didih tinggi dan tidak berbau
atau berbau wangi. Titik didih minyak nilam adalah (280, 37ºC). Pada umumnya
zat pengikat yang digunakan dapat berasal dari bahan nabati, bahan hewani, dan
zat pengikat yang dibuat secara sintetis. Zat pengikat nabati pada umumnya
berasal dari golongan gum, resin, lilin atau beberapa jenis minyak atsiri yang
bertitik didih tinggi, misalnya minyak akar wangi, minyak kayu cendana, dan
minyak nilam. Pada penelitian ini digunakan zat pengikat nabati yang berasal dari
golongan minyak atsiri yaitu, minyak nilam.
Mekanisme kerja minyak nilam dalam mengikat wangi minyak atsiri yang
lainnya adalah patchouli alkohol dari minyak nilam yang memiliki titik didih
tinggi bercampur dengan minyak apel yang memiliki persenyawaan mudah
menguap. Patchouli alkohol merupakan senyawa yang memiliki titik didih tinggi
dan berat molekul tinggi sehingga berfungsi sebagai penghambat atau mengurangi
kecepatan penguapan dari zat pewangi (minyak apel). Oleh karena itu, adanya
pencampuran kedua bahan tersebut mengakibatkan daya penguapan menjadi
berkurang (menghambat pelepasan) sehingga wangi yang terdapat pada campuran

Universitas Sumatera Utara

tersebut memiliki sifat lekat yang baik dan tahan lama. Hal ini dikarenakan,
minyak nilam memiliki sifat yang baik untuk dijadikan bahan fiksatif
(Nasharuddin, 2008).
Menurut

De-Roos

(2003),

terdapat

dua

faktor

utama

yang

mengontrol/mengatur nilai pelepasan bahan pewangi dari suatu produk
pengharum ruangan yaitu, kemampuan melepaskan pewangi dari produk dasar
(faktor termodinamik) dan kemampuan/daya tahan transfer massa dari produk ke
udara.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a.

Variasi rasio perbandingan glukomanan dan gom xantan dengan
konsentrasi 4% yang terbaik sebagai basis gel adalah formula B2 (80:20).

b.

Konsentrasi pewangi minyak apel yang paling disukai pada sediaan gel
pengharum ruangan yaitu 8%.

5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnyauntuk membuat sediaan gel
pengharum ruangan dengan menggunakan pewangi atau pengikat serta bahan
dasar gel yang berbeda.

Universitas Sumatera Utara