5 Keterpaduan Strategi Pengem bangan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

  B a b

  5 B a b

  5 K e t e r p a d u a n S t r a t e g i P e n g e m b a n g a n

K e t e r p a d u a n S t r a t e g i P e n g e m b a n g a n

K a b u p a t e n L a b u h a n b a t u S e l a t a n

  

K a b u p a t e n L a b u h a n b a t u S e l a t a n

5.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Labuhanbatu Selatan

  Adapun tujuan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang yaitu ”MEWUJUDKAN KABUPATEN

  

LABUHANBATU SELATAN YANG AMAN, NYAMAN, PRODUKTIF DAN BERKELANJUTAN YANG

BERBASIS PERKEBUNAN DENGAN MEMANFAATKAN POSISI STRATEGIS YANG BERADA PADA JALUR

LINTAS TIMUR DAN PENGHUBUNG JALUR LINTAS BARAT SUMATERA”

  Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi :  sebagai dasar untuk menformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;  memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; dan;  sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :  visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten;  karakteristik wilayah kabupaten;  isu strategis; dan  kondisi objektif yang diinginkan. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:  tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan nasional;  jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan  tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

5.1.1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

  Berdasarkan tujuan penataan ruang yang ingin dicapai, maka kebijakan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu Selatan beserta strategi penataan ruang yang mendukung kebijakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas, adil dan merata.

  Kebijakan tersebut diwujudkan melalui strategi sebagai berikut :

  a. Pembangunan prasarana dan sarana transportasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan berimbang; b. Pembangunan sistem jaringan prasarana dan fasilitas sosial secara proporsional dan memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat permukiman.

  c. Peningkatan prasarana dan sarana perhubungan dari pusat produksi komoditi unggulan menuju pusat pemasaran; d. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung produksi untuk menjamin kestabilan produksi komoditi unggulan; e. Pembangunan dan pemerataan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih, pemerintahan dan lain-lain).

  2. Mengembangkan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berbasis pertanian, perkebunan, dan kehutanan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Kebijakan tersebut diwujudkan melalui strategi sebagai berikut :

  a. peningkatan produktivitas hasil perkebunan, pertanian, perikanan, perternakan dan kehutanan melalui intensifikasi lahan; b. pemanfaatan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat; c. peningkatan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi; d. penguatan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan; e. pengembangan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agroindustri dan agribisnis); dan f. peningkatan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih agresif dan efektif.

  3. Memperkuat dan memulihkan fungsi kawasan lindung

  Kebijakan tersebut diwujudkan melalui strategi sebagai berikut :

  a. penetapan tata batas kawasan lindung dan budidaya untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi; b. penyusunan dan pelaksanaan program rehabilitasi lingkungan yang berbasis masyarakat;

  c. peningkatan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan;

  d. peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya keanekaragaman hayati; e. pengembangan kegiatan konservasi yang bernilai lingkungan dan sekaligus juga bernilai sosial-ekonomi, seperti hutan kemasyarakatan, dan hutan tanaman rakyat;

Tabel 5.1 Arahan RTRW Kabupaten Labuhanbatu Selatan Untuk Bidang Cipta Karya

  Sistem Pusat Kegiatan di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat berupa : a.

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), maka di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tidak terdapat kawasan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Memperhatikan perkembangan kawasan perkotaan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang mempunyai potensi perkembangan yang cukup pesat serta memperhatikan arahan struktur ruang provinsi sebagaimana tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2030,

  Pusat-pusat lain di dalam wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yaitu:  Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan  Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

  PKSN yang berada di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan; dan e.

  Pusat Kegiatan Lokal yang berada di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan; d.

  Pusat Kegiatan Wilayah yang berada di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan; c.

  Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan; b.

  1. Rencana Sistem Pusat Kegiatan Rencana sistem pusat kegiatan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan meliputi pusat-pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan terdiri atas kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.

  

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembagian Kawasan Lindung di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, meliputi : a) kawasan hutan lindung;

  Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten. Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten..

  Kawasan Perlindungan Setempat a. Sempadan Sungai Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan banyak terdapat sungai-sungai yang mengalir dari arah Selatan menuju Utara dan bersatu menjadi satu di Sungai Barumun atau sering disebut dengan DAS Barumun. Dengan demikian maka berdasarkan hasil kajian potensi sungai dan pertimbangan kriteria diatas, maka kawasan sempadan sungai yang ditetapkan adalah: Sungai Barumun. Selain sungai Barumun terdapat sungai-sungai kecil lainnya seperti Sungai Kanan, Aek Raso, Aek Kabaro, Aek Tasik dan

  Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya Kawasan yang potensial bagi konservasi dan resapan air di Kabupaten Labuhanbatu Selatan meliputi luas seluruh kawasan hutan menurut SK Menhut Nomor: 579/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan seluas ± 42.997 Ha yang berada di Kecamatan Silangkitang, Kecamatan Torgamba, dan Kecamatan Kotapinang.

  Hal penetapan kawasan hutan lindung di Kabupaten Labuhanbatu Selatan acuan yang digunakan adalah SK Menteri Kehutanan Nomor: 579/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor: 579/Menhut-II/2014 luas kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebesar 6.736 Ha di Kecamatan Sungai Kanan.

  c) kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya; d) kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau,

  b) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan air;

1. Kawasan Hutan Lindung

  

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang

sebagainya.

b. Kawasan Sekitar Danau/Bendungan/Waduk

  Pemanfaatan ruang kawasan lindung sempadan danau yang ditetapkan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah Danau Pagaran Padang yang terdapat di Kecamatan Torgamba.

  RTH Kawasan Perkotaan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, proporsi RTH harus mencapai minimal 30% dari total luas kawasan perkotaan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. RTH kawasan perkotaan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan diperkirakan seluas 2.478 Ha, terdiri dari RTH publik dan privat di kawasan perkotaan Kotapinang, Cikampak, Langgapayung, Aek Goti dan Tanjung Medan .

  Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan satwa dan daerah pengungsian satwa. Berdasarkan kriteria tersebut maka kawasan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang dapat dikategorikan sebagai kawasan Suaka Alam adalah : Taman Wisata Holiday Resort. Taman Wisata Holiday Resort ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 695/KPTS-

  II/1990 Tanggal 27 Nopember 1990 terdapat di Desa Aek Raso Kecamatan Torgamba. Berdasarkan PP No.

  26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Taman Wisata Holiday Resort ditetapkan sebagai Kawasan Lindung Nasional. Taman Wisata Holiday Resort ditetapkan sebagai Kawasan Suaka Alam karena mempunyai fungsi sebagai : tempat perlindungan satwa, yaitu sebagai Pusat Latihan Gajah (PLG) seluas 2.100,42 ha di Kecamatan Torgamba. Selain itu kawasan ini juga berfungsi sebagai tempat perlindungan jenis fauna sepert i: Perkutut (Geopelia striata), Murai Batu (Copsychus delivutia), Jalak (Acridoteres fuscus) dan lain-lain. Jenis mamalia yang ada antara lain ; Rusa (Cervus timorensis), Babi Hutan (Sus Vittatus), Kijang (Muntiacus muntjak), Monyet (Macaca fascicularis), Musang (Viveridae), Gajah (Elephas maximus) dan sebagainya.

  Taman Wisata Alam dan Buatan kawasan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang dapat dikembangkan sebagai Taman Wisata Alam adalah; Taman Wisata Alam Holiday Resort di Kecamatan Torgamba. Dengan demikian maka kawasan Taman Wisata Alam Holiday Resort juga termasuk sebagai Kawasan Suaka Alam. Atau dengan kata lain kawasan suaka alam dan taman wisata alam berada dalam satu kawasan yaitu; Taman Wisata Alam Holiday Resort, serta pengembangan di taman wisata Pemandian Alam Pandayangan Indah di Kec. Silangkitang, Kawasan Wisata Danau Pagaran Padang di Kec. Torgamba, Pantai Lumpatan dan Pantai Keceper di Kec. Sungai Kanan dan Danau Biramata di Kec. Kotapinang. Taman maka kawasan perkotaan di Kabupaten Labuhanbatu

  Selatan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah Kotapinang. Kotapinang ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dengan statusnya sebagai Ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan maka fungsi dan peranan dari Kotapinang juga akan semakin besar, sehingga fungsi utama yang akan dikembangkan pada kawasan perkotaan Kotapinang adalah :

   Pusat pemerintahan kabupaten;  Pusat perdagangan dan jasa;  Industri pengelolaan dan pengolahan pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan;  Pusat permukiman;  Pusat pelayanan pendidikan, kesehatan dan pariwisata.

  Pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang telah menunjukkan ciri-ciri perkotaan adalah Ibukota kecamatan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Dengan demikian maka pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), adalah :  Langga Payung, Kecamatan Sungai Kanan;  Cikampak, Kecamatan Torgamba;  Aek Goti , Kecamatan Silangkitang; dan  Tanjung Medan, Kecamatan Kampung Rakyat. Desa-desa yang mempunyai potensi besar untuk berkembang dan telah mempunyai sarana dan prasarana lingkungan yang memadai dan dapat melayani beberapa desa disekitarnya akan ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), yaitu :  Desa Simatahari, Kecamatan Kotapinang;  Desa Teluk Panji, Kecamatan Kampung Rakyat;  Desa Pinang Damai, Kecamatan Torgamba;  Desa Hutagodang, Kecamatan Sungai Kanan, dan  Desa Mandalasena, Kecamatan Silangkitang. Pada desa-desa tersebut diatas saat ini telah tumbuh kegiatan perekonomian desa yang dapat melayani desa-desa sekitarnya sehingga potensial untuk dikembangkan menjadi Pusat Pelayanan Lingkungan sekaligus sebagai sub pusat pelayanan kawasan, agar terjadinya pemerataan pada setiap kecamatan.

  2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Jaringan jalan di Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan perlu ditingkatkan dan direncanakan untuk pembukaan jalan baru yang bertujuan untuk menghindari kemacetan pada jam-jam sibuk, pembukaan jalan baru berupa jalan lingkar luar (outer ringroad) dapat dilakukan di Kecamatan Kotapinang, mengingat Kotapinang merupakan ibukota kabupaten dan kondisi saat ini kemacetan kerap terjadi maka akan dibangun jaringan jalan baru yang tidak melewati pusat kota. Dalam peningkatan jaringan jalan salah satu dasar pemikirannya adalah meminimalkan pencampuran antara pergerakan lokal dengan regional untuk memenuhi kebutuhan

   Rencana Pengembangan dan Peningkatan Jaringan Jalan Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri atas pengembangan dan peningkatan jaringan jalan bebas hambatan, jaringan jalan arteri primer, dan jaringan jalan kolektor primer 1, 2 dan 3 (1)

  

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang

wisata buatan terdapat di Taman Wisata Water Park dan Bumi Perkemahan di Kecamatan Torgamba, Taman Wisata Simatahari Indah dan Taman Wisata Sandrina di Kecamatan Sungai Kanan.

  Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan meliputi ruas; Rantauprapat

  Rencana peningkatan dan pembangunan jaringan jalan baru di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat diuraikan sebagai berikut : A.

  Kawasan Rawan Gerakan Tanah Kawasan rawan gerakan tanah atau tanah longsor di Kabupaten Labuhanbatu Selatan jarang terjadi karena disebabkan oleh kondisi topografi yang relatif datar. Namun dibeberapa tempat seperti pada kawasan Selatan kabupaten memiliki lereng yang landai sehingga berpotensi terjadinya gerakan tanah. Gerakan tanah yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dikatagorikan sebagai gerakan tanah rendah, karena pada umunya lahan yang ada berupa lahan dataran yang landai. Sedangkan kawasan yang berpotensi terjadinya gerakan tanah menengah hanya terdapat di sepanjang DAS Barumun mulai dari arah Selatan menuju Utara yang meliputi Kecamatan Kampung Rakyat seluas 4.229 Ha, Kecamatan Kotapinang Seluas 4.167 Ha dan Kecamatan Torgamba seluas 1.423 Ha.

  Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang dapat dikembangkan adalah : Situs Budaya peninggalan sejarah Kesultanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan yaitu Istana Kota Bahran di Kotapinang.

  • – Kotapinang – Provinsi Riau, yang merupakan bagian dari jalan bebas hambatan pulau Sumatera (2) Jaringan Jalan Arteri Primer yang merupakan jalan nasional, meliputi : a.
  • – Simpang Kotapinang; b.
  • – Torgamba – Batas Provinsi Riau; (3) Jaringan Jalan Kolektor Primer 1 yang merupakan jalan strategis nasional, meliputi ruas Kotapinang – Langga Payung – batas Kabupaten Padang Lawas Utara.

  (4) Pengembangan jaringan jalan kolektor 2 yang merupakan jalan kabupaten meliputi : a.

  Sampean – Marsonja – Bargot Topong – Patihe Julu

  Ranto Jior

  Kotapinang

  Perbatasan Labuhanbatu

  Ujung Gading

  e. Ujung Gading

  Kawasan Lindung Geologi kawasan yang memberikan perlindungan terhadap Cekungan Air Tanah (CAT) di Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdapat seluas 21.799 Ha. CAT di Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan CAT lintas provinsi, yaitu: CAT Teluk Durian/ Pekanbaru yang meliputi 3 (tiga) kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, antara lain Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Padang Lawas Utara seluas 21.799 Ha Sedangkan daerah imbuhan air tanahnya berada di sebelah selatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

  Kawasan Rawan Banjir Kawasan rawan banjir di Kabupaten Labuhanbatu Selatan sangat dipengaruhi oleh kondisi pada daerah hulu (selatan). Daerah-daerah yang sering terkena banjir adalah daerah hilir sepanjang sungai yang mempunyai kelerengan datar. Kawasan-kawasan yang dapat dikatagorikan sebagai kawasan berpotensi banjir di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah; Kecamatan Kampung Rakyat, Kecamatan Sungai Kanan dan Kecamatan Kotapinang.

  • – Hajoran – Hutagodang; b.

  • – Sp. Maropat – Hasahatan – batas Paluta; c.

  • – Sigadung Laut – Ujung Gading; d.
  • – Singkam – Tapian Nadenggan;
  • – Tapian Nadenggan – Batang Gogar; f.

  Tapian Nadenggan

  • – Sp. Pintu Padang; g.
  • – Sp. Pintu Padang – Aek Korsik – Parimburan – Sampean; h.

  Hutagodang

  Marsonja

  • – Sibadar – Binaga Tualang – Padang Ri – Rondaman – Sinjoman Aek Gambir – Mandala – Sihalombuk – batas Paluta; i.

  Aek Korsik

  • – Batu Porkas – batas Paluta; j.

  Parimburan – Sipilpil; k.

  Hutagodang

  Sp. Ranto Jior

  • – Tanjung Marulak – batas Labuhanbatu; l.

  Aek Tobang

  • – Banyumas – Tanjung Beringin; m.

2. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

  • – batas Paluta; o.

  • – Aek Goti (Silangkitang)
  • – Salingsing; p.

  • – Normark – Sp. Mampang; q.

  Berdasarkan fungsinya, pembagian Kawasan Budidaya di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, sesuai dengan UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan pelayanan dan mendukung perkembangan wilayah.

  Untuk menciptakan stabilitas ekonomi dan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Labuhanbatu Selatan, maka setiap luasan pengembangan kawasan budidaya harus memperhatikan potensi tenaga kerja dan daya dukung lingkungan yang dimiliki

  Tandikat

  • – Pasir Putih – Bintais; n.

  Sp. Tiga Kotapinang

  Batas Labuhanbatu (Kp. Dalam)

  Salingsing

  Batas Labuhanbatu

  • – Rintis – Ujung Padang – Ulu Mahuam – Salingsing; r.

  Aek Goti

  • – Tanjung Beringin – Aek Tinga

  

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang

Peraturan Menteri PU No.16/PRT/M2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, meliputi : a. kawasan hutan produksi: b. kawasan hutan produksi terbatas; c. kawasan pertanian, yang dirinci meliputi kawasan- kawasan: peruntukan pertanian lahan basah, peruntukan pertanian lahan kering (perkebunan rakyat), peruntukan tanaman pangan, dan peruntukan hortikultura; d. kawasan peruntukan perikanan, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan perikanan budidaya air tawar dan peruntukan kawasan pengolahan ikan; e. kawasan pertambangan, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan mineral dan batubara, peruntukan minyak dan gas bumi, peruntukan panas bumi, dan peruntukan air tanah di kawasan pertambangan; f. kawasan industri, yang dirinci meliputi kawasan- kawasan: peruntukan industri besar, peruntukan industri menengah dan peruntukan industri rumah tangga g. kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan pariwisata budaya, peruntukan pariwisata alam, dan peruntukan pariwisata buatan; h. kawasan peruntukan permukiman, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan permukiman perkotaan dan peruntukan permukiman perdesaan. sebagai kawasan budidaya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya; dan i. kawasan peruntukan lainnya.

  • – Simandiangan; s.
  • – Aek Kulim – Aek Tinga; t.
  • – Paya Mambang – Sukadame – batas Labuhanbatu – Tugu Sari – Blok Songo; v.
  • – Simatahari – Babussalam – Aek Hije – Bato Ajo; x.

  Kawasan Hutan Produksi Terbatas adalah kawasan hutan yang sesuai dengan kriteria kawasan penyangga. Alokasi pemanfaatannya dipertahankan sesuai dengan fungsinya dimana exsploitasinya dapat dilakukan dengan Tebang Pilih Tanam.

  Kawasan Hutan Produksi Terbatas Luas kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdapat sekitar 3.356 Ha, yang terdapat di Kecamatan Sungai Kanan A.

   Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap Hutan Produksi Tetap atau bebas adalah kawasan hutan yang dapat diexsploitasi dengan Tebang Jalur dan tebang habis dengan memperhatikan pelestarian lingkungan. Menurut SK Menteri Kehutanan Nomor: 579/MENHUT-II/2014 luas hutan produksi tetap di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah sebesar 30.804 Ha yang tersebar di Kecamatan Sungai Kanan, Kecamatan Torgamba, dan Kecamatan Kotapinang.

  Kawasan Hutan Suaka Alam Hutan Suaka Alam adalah kawasan hutan yang dapat dikonversi menjadi kawasan lain, seperti kawasan yang diarahkan sebagai kawasan budidaya perkebunan,

  Salingsing

  Aek Tinga – Karang Sari; u.

  Ulu Mahuam

  Rintis – Sukadame; w.

  Padang Ri

  Sp. Jalan Propinsi – Bangun Jadi – Perk.

  Nagodang; y. Jl. Kalapane

  

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang

kawasan budidaya pertanian, kawasan budidaya peternakan, kawasan transmigrasi dan kawasan lainnya yang mempunyai prospek yang lebih menguntungkan. Menurut SK Menteri Kehutanan Nomor : 579/Menhut-

  II/2014, luas hutan suaka alam di Kabupaten Labuhanbatu Selatan seluas 2.100,42 Ha.

  Kawasan Pertanian Tanaman Pangan kawasan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan diarahkan di :

   Kelurahan Langga Payung Kecamatan Sungai Kanan seluas lebih kurang 27,70 Ha;  Desa Sampean Kecamatan Sungai Kanan seluas lebih kurang 10,10 Ha;  Desa Mampang Kecamatan Kotapinang seluas lebih kurang 65,12 Ha;  Desa Pasir Tuntung/Hadundung Kecamatan Kotapinang seluas lebih kurang 75 Ha. Rencana Perluasan Lahan Basah :

   Desa Pasir Tuntung,Hadundung dan Mampang Kecamatan Kota Pinang seluas 300 Ha;  Desa Bunut Kecamatan Torgamba 357 Ha;  Desa Air Merah Kecamatan Kampung Rakyat 250 Ha.

  Kawasan Pertanian Hortikultura kawasan pertanian hortikultura dikembangkan khususnya di daerah aliran Sungai Barumun dengan sebaran sebagai berikut :

   Kecamatan Torgamba seluas 35 Ha;  Kecamatan Silangkitang seluas 41 Ha;  Kecamatan Kotapinang seluas 20 Ha;  Kecamatan Kampung Rakyat seluas 40 Ha;  Kecamatan Sungai Kanan seluas 13 Ha.

  Rencana pola pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman dapat dikembangkan sebagai berikut: A. Permukiman Perkotaan

  Kawasan permukiman perkotaan diarahkan pada ibukota Kabupaten Kotapinang dan ibukota Kecamatan Langgapayung, Cikampak, Aek Goti dan Tanjung Medan. kecamatan yang mempunyai pertumbuhan cepat dan telah menunjukkan ciri-ciri perkotaan, terutama di Kotapinang sebagai Ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pemanfaatan ruang yang diarahkan pada kawasan permukiman perkotaan adalah; permukiman kepadatan sedang sampai dengan tinggi, jasa dan perdagangan, perkantoran, dan industri secara terbatas.

  B. Permukiman Perdesaan Kawasan permukiman pedesaan diarahkan pada desa- desa yang mempunyai pertumbuhan cepat dengan ciri- ciri perdesaan yaitu kegiatan utama penduduknya merupakan sektor pertanian dan perkebunan.

  Permukiman pedesaan terutama di arahkan pada desa- desa yang telah ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi Simatahari, Teluk Panji, Pinang Damai, Huta Godang dan Mandala Sena

  Sumber : RTRW Kabupaten Labuhanbatu Selatan

Tabel 5.2 Identifikasi Kawasan Strategis Berdasarkan RTRW

  

Kabupaten Labuhanbatu Selatan

Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

  Lokasi

  1. Kawasan lindung Nasional Taman Wisata Alam Holiday Resort di Kecamatan kawasan pelindungan dan Torgamba. Kawasan Strategis Lingkungan pelestarian lingkungan hidup

  ,

  2. Kawasan Hutan Lindung di Kecamatan Sungai Kanan. 1. perkotaan Kotapinang, di Kawasan

  Kecamatan Kotapinang, 2. perkotaan Cikampak, di Kawasan Kecamatan Torgamba;

  Kawasan yang memiliki potensi 3.

  Kawasan perkotaan Langga Payung, di Untuk mempercepat pertumbuhan cepat tumbuh

  Kecamatan Sungai Kanan; dan pemerataan wilayah

  4. Kawasan perkotaan Aek Goti, di Kecamatan Silangkitang;

  5. Kawasan perkotaan Tanjung Medan, di Kecamatan Kampung Rakyat; Pemusatan untuk kawasan ini diarahakan dibeberapa kecamatan, antara lain : yang dapat menggerakkan

   Kotapinang : industri pengolahan CPO, pertumbuhan ekonomi serta memiliki Minyak Goreng dan Lateks; memiliki potensi ekspor yang  Torgamba dan Kampung Rakyat : industri Kawasan yang memiliki sektor diarahkan pada perkebunan kelapa unggulan sawit dan karet yang dimiliki oleh pengolahan CPO. masyarakat dan perusahaan yang  Sungai Kanan dan Silangkitang : Industri mempunyai peluang untuk ekspor pengolahan CPO dan Lateks.

  Sumber: RTRW Kabupaten Labuhanbatu Selatan

5.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan

  Oleh karena itu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Labuhanbatu Selatan periode 2011-2015 disusun berdasarkan Visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih dan tetap berpedoman pada Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013 dan memperhatikan Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009.

  Perumusan Visi Bupati Labuhanbatu Selatan periode lima tahun ke depan adalah pengejawantahan kehendak masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan kedepan dalam mengelola berbagai sumberdaya alam untuk kepentingan memajukan kehidupan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Sehingga perumusan Visi Bupati Labuhanbatu Selatan periode lima tahun ke depan (2010 - 2015) adalah :

  “BERSAMA MEMBANGUN TANAH KELA HIRAN”

  Untuk memperjelas sasaran yang hendak diwujudkan, maka diberikan pengertian terhadap variabel tersebut di atas sebagai batasan operasionalnya, yaitu: pembangunan daerah harus bisa dilaksanakan secara

  

berencana, menyeluruh, terpadu, terarah dan berkelanjutan, untuk memacu peningkatan kemampuan

daerah dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar, sederajat dengan warga masyarakat daerah lain.

  Adapun penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut :  Berencana

   adalah pembangunan dari, oleh dan untuk warga masyarakat, yang diselenggarakan dengan membangun bidang-bidang pembangunan dengan sasaran jangka panjang yang ingin diwujudkan.

   Menyeluruh : adalah pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan di laksanakan secara adil dan merata pada semua aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspek politik, sosial budaya, dan aspek pertahanan keamanan dengan senantiasa harus merupakan perwujudan dalam memperkukuh posisi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

   Terpadu : adalah pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dilaksanakan bersama masyarakat, swasta, dan pemerintah daerah. Masyarakat dan swasta adalah pelaku utama pembangunan, sementara pemerintah daerah berkewajiban mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan swasta bersama pemerintah daerah bersifat saling menunjang, saling mengisi, dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

   Terarah : adalah bahwa pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan memiliki arah yang jelas, yaitu untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan lahir batin menuju terciptanya struktur masyarakat yang berkeadilan.

   Berkelanjutan : adalah bahwa pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan mencerminkan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang adil dan merata, serta mampu mewariskan kepada generasi selanjutnya kehidupan bersama yang jujur dan bersih.

  Sebagaimana dijelaskan terdahulu visi “ bersama membangun tanah kelahiran” ini akan diwujudkan melalui misi yang bertumpu pada “pancalogi kebijaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan“ yakni prinsip-prinsip kebijaksanaan pembangunan daerah dengan mengedepankan Optimalisasi

  

pengelolaan sumber daya pembangunan daerah; Pengawasan proses pelaksanaan pembangunan daerah;

Memacu pertumbuhan ekonomi; Mendorong pemerataan partisipasi dan hasil pembangunan daerah, serta

Memantapkan stabilitas daerah, maka dirumuskan dalam 5 (lima) misi yang disebut panca karya prestasi

  sebagai berikut :

  Misi pertama, Optimalisasi pengelolaan sumber daya pembangunan daerah yaitu

  kebijaksanaan untuk memanfaatkan seluas-luasnya dan sebesar-besarnya sumber daya manusia dan sumber daya alam dari dan untuk kepentingan pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

  Misi kedua, Pengawasan proses pelaksanaan pembangunan daerah yaitu kebijaksanaan

  yang ditempuh pemerintah daerah untuk menjamin terjaganya kejujuran dari para pelaksana pembangunan menyangkut kualitas maupun kuantitas pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

  Misi ketiga, Memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang seimbang yaitu kebijaksanaan

  pembangunan ekonomi daerah yang diarahkan untuk memacu percepatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan tetap menjaga keseimbangan tiga pilar ekonomi yakni masyarakat, swasta dan pemerintah daerah.

  Misi keempat, Mendorong pemerataan partisipasi dan hasil pembangunan daerah yaitu

  kebijaksanaan pemerintah daerah untuk mendorong keseimbangan, sebab usaha mendorong pertumbuhan ekonomi semata justru akan mengabaikan atau merugikan aspek pemerataan.

  Misi kelima, Memantapkan stabilitas daerah yaitu kebijaksanaan pemerintah daerah

  Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang memungkinkan untuk menciptakan suasana stabilitas kehidupan masyarakat yang sehat dan dinamis. Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah dirumuskan untuk mencapai visi-misi yang telah ditetapkan. Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah tersebut akan dijabarkan kedalam kebijakan umum dan program-program pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis kondisi daerah dan disesuaikan dengan visi-misi dan program-progran serta janji Bupati terpilih.

  Misi 1. Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Daerah

  Fokus utama dari misi di atas adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak melalui pengembangan sumber daya manusia secara merata. Strategi dan arah kebijakan pembangunan merupakan pedoman dalam melaksanakan program dan kegiatan selama periode tahun 2011

  • – 2015 di Kabupaten Labuhanbatu Selatan berdasarkan urusan pemerintahan, dapat diuraikan sebagai berikut : A.

   Bidang Pendidikan

  1. Pemerataan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan serta penerapan wajib belajar di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dilaksanakan dengan arah kebijakan :

  a. Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dasar dan menengah secara gratis;

  b. Pengembangan Rintisan Wajib Belajar Dua Belas Tahun; c. Pengembangkan pelayanan pendidikan luar sekolah dan pendidikan informal berbasis potensi daerah; d. Mengembangkan sekolah kejuruan berbasis kompetensi.

  2. Peningkatan profesionalisme dan kompetensi guru dengan arah kebijakan sebagai berikut :

  a. Peningkatan pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik dan kompetensi tenaga pendidik melalui pengembangan profesional berkelanjutan.

  b. Penguatan kemampuan guru dalam menjalankan paradigma pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif.

  3. Penyelengaraan sistem pendidikan yang murah, mudah dijangkau, dan berkualitas di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan arah kebijakan sebagai berikut : a. Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas.

  b. Penataan sistem pembiayaan pendidikan yang adil, efisien dan akuntabel.

  c. Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah.

  B. Bidang Perpustakaan

  Merekrut tenaga pustaka yang mempunyai kompetensi dan profesional. Adapun arah kebijakan yang ditempuh adalah : a. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya membaca.

  b. Peningkatan peran serta masyarakat dan orang tua dalam mendukung budaya membaca.

  c. Peningkatan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana pendukung budaya baca.

  C. Bidang Kesehatan

  1. Peningkatan profesionalisme dan distribusi tenaga kesehatan. Strategi ini dilaksanakan dengan arah kebijakan : a. Peningkatan pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dan peningkatan mutu serta kompetensi melalui pengembangan profesional berkelanjutan.

  b. Penguatan kemampuan tenaga kesehatan dalam menjalankan pelayanan yang aktif, kreatif, efektif.

  2. Peningkatan mutu dan kualitas sarana dan prasarana serta akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan yang terjangkau dilaksanakan dengan arah kebijakan : a. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

  b. Peningkatan penataan sistem pembiayaan kesehatan yang efisien dan terjangkau.

  c. Peningkatan status sarana dan prasarana kesehatan.

  d. Penurunan angka kematian ibu dan anak.

  3. Pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin. Arah kebijakan yang dilakukan adalah :

  a. Peningkatan akses keluarga miskin terhadap pelayanan kesehatan secara gratis b. Peningkatan kenyamanan keluarga miskin dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

  c. Peningkatan akses keluarga miskin terhadap informasi layanan kesehatan.

  d. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparanan

  4. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilaksanakan dengan arah dan kebijakan sebagai berikut : a. Peningkatan kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat.

  b. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi obat asli Indonesia.

  c. Pengendalian HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya.

  d. Penurunan angka balita gizi buruk, angka persentase balita bertubuh pendek.

  Misi 2. Pengawasan Proses Pelaksanaan Pembangunan Daerah

  Misi ini melaksanakan beberapa strategi dan arah kebijakan. Arah kebijakan tersebut adalah : A.

  

Bidang Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

  1. Peningkatan kualitas SDM aparatur melalui sistem kepegawaian yang professional. Strategi ini melaksanakan arah dan kebijakan antara lain : a. Peningkatan profesionalisme, netralitas dan kesejahteraan sumber daya aparatur.

  b. Peningkatkan mekanisme seleksi, promosi dan mutasi aparatur daerah sesuai kompetensi.

  2. Mewujudkan tata kelola sistem pemerintahan yang efisien, transparan, dan akuntabilitas (Good governance), beberapa arah dan kebijakan, antara lain : a. Penataan kelembagaan instansi pemerintah daerah agar menjadi lebih profesional, efektif dan efisien dengan tugas pokok dan fungsi yang jelas.

  b. Pengembangan sistem ketatalaksanaan untuk mendukung peningkatan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses kerja pemerintah daerah.

  c. Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah.

  3. Menetapkan standar sistem pelayanan publik. Arah kebijakan yang dilaksanakan adalah : a. Memperkuat manajemen dan sistem pelayan publik.

  b. Penerapan standar minimal pelayanan publik.

  c. Pengembangan sistem evaluasi kinerja pelayanan publik.

  d. Peningkatan koordinasi pelaksanaan reformasi birokrasi.

  e. Pemberdayaan sumber daya aparatur untuk mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi instansi.

  B. Bidang Perencanaan Pembangunan

  1. Peningkatan keahlian (skill) aparatur melalui pendidikan, pelatihan, Bimbingan teknis dan Terjadinya koordinasi aparat dan peningkatan parisipasi masyarakat, dengan arah kebijakan yang dilaksanakan adalah :

  a. Meningkatkan pendidikan aparatur perencana daerah. Strategi peningkatan sumberdaya aparatur ditingkatlan melalui kebijakan penataan dan peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur perencana sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

  b. Meningkatkan partisipasi dan koordinasi pelaku pembangunan, melalui kebijakan pemberdayaan masayarkat serta seluruh stakeholder dalam proses penyusunan dokumen perencanaan.

  c. Meningkatkan keterpaduan seluruh dokumen perencanaan. Arah kebijakan yang dilaksanakan adalah peningkatan koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

  d. Melakukan upaya pemantauan, evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan dan evaluasi kajian kebijakan. Strategi ini dicapai dengan arah dan kebijakan peningkatan kualitas penyusunan dokumen pelaporan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan daerah.

  C. Bidang Penataan Ruang

  1. Percepatan pembangunan infrastruktur pendukung perekonomian di seluruh wilayah; 2. Percepatan pembangunan wilayah strategis dan cepat tumbuh.

  3. Peningkatan keterkaitan antar wilayah, antar kawasan, antar desa dan wilayah lainnya di Kabupaten Labuhanbatu Selatan secara sinergis.

  Miisi 3. Memacu Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang Seimbang

  Untuk mencapai misi di atas ditentukan strategi dan arah kebijakan sebagai berikut : A.

   Bidang Pertanian dan Perkebunan

  1. Peningkatan kualitas petani , membuka akses modal, teknologi pertanian pada petani, dan menciptakan sistem informasi pemasaran, dengan arah kebijakan yang dilaksanakan adalah : a. Peningkatan ketersediaan bahan pangan;

  b. Peningkatan kualitas SDM masyarakat dan petugas pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, serta pertambangan.

  c. Peningkatan akses petani terhadap modal, teknologi dan informasi pertanian dan perkebunan.

  d. Peningkatan pengembangan agrobisnis pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, serta pertambangan.

  e. Peningkatan hasil produksi pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, serta pertambangan. f. Pengembangan produk olahan lanjutan pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, serta pertambangan.

  g. Pemantapan sistim pemasaran produksi pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, serta pertambangan.

  h. Terjaganya keseimbangan alam. i. Peningkatan pencapaian swasembada beras. j. Mendukung Kabupaten Labuhanbatu Selatan untuk agromenopolitan

  2. Peningkatan infrastruktur pedesaan, peningkatan produktivitas dan terbentuknya sistem pemasaran yang berbasis petani. Arah dan kebijakan yang dilakukan adalah : a. Peningkatan produktifitas dan kualitas petani dan pertanian/perkebunan.

  b. Peningkatan akses petani terhadap sumber daya produktif dan permodalan.

  c. Peningkatan kualitas hidup petani.

  d. Peningkatan diversifikasi ekonomi perdesaan.

  e. Peningkatan infrastruktur perdesaan yang mendukung revitalisasi pertanian/perkebunan.

  B. Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)

  1. Memperdayakan UMKM sebagai basis perekonomian daerah. Strategi ini ditingkatkan dengan melaksanakan arah dan kebijakan sebagai berikut : a. Peningkatan akses pelaku usaha koperasi dan UMKM terhadap permodalan dan pasar.

  b. Peningkatan keberdayaan koperasi dan UMKM.

  2. Membangun kerjasama/kemitraan UMKM dengan industri besar, dengan arah kebijakan: a. Pengembangan kemitraan bisnis terhadap jaringan usaha koperasi dan UMKM.

  b. Peningkatan daya saing produk usaha koperasi dan UMKM.

  3. Peningkatan sistem menejemen UMKM. Arah kebijakan yang dilaksanakan untuk meningkatkan strategi tersebut adalah : a. Optimalisasi fungsi koperasi dalam pengembangan potensi dan kesejahteraan anggota.

  b. Peningkatan ketrampilan dan kapasitas pengelola usaha koperasi dan UMKM.

  4. Peningkatan kerjasama lembaga-lembaga masyarakat dengan koperasi dan UMKM, dengan melaksanakan arah dan kebijakan : a. Peningkatan kapasitas lembaga masyarakat pendukung koperasi dan UMKM.

  b. Pembenahan dan penguatan tatanan kelembagaan koperasi dan UMKM.

  C. Bidang Industri dan Perdagangan

  1. Pembinaan dan pengawasan, dan standarisasi mutu produk industri. Strategi ini ditingkatkan dengan melaksanakan arah dan kebijakan sebagai berikut : a. Penguatan manajemen industri dan perdagangan.

  b. Pengembangan industri kecil dan rumah tangga.

  c. Peningkatan pembinaan dan pengawasan standarisasi, dan pengendalian mutu hasil industri dan perdagangan.

  2. Meningkatkan kelancaran sistem distribusi produk hasil industri. Arah dan kebijakan yang dilaksanakan untuk peningkatan strategi tersebut adalah : a. Pemantapan sistim distribusi dan jaringan produk hasil industri dan perdagangan.

  b. Peningkatan penataan letak dan lokasi pasar.

  D. Bidang Pariwisata

  1. Pengembangan objek wisata dengan membuka akses ke lokasi wisata a. Peningkatan akses masyarakat dan dunia usaha terhadap pariwisata.

  b. Pengembangan objek wisata dengan lembaga dunia usaha.

  c. Peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha terhadap pariwisata.

  E. Bidang Pekerjaan Umum

  1. Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi. Adapun arah kebijakan yang dilaksanakan adalah : a. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap ketersediaan transportasi.

  b. Peningkatan daya dukung kapasitas dan kualitas layanan transportasi.