RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ulu 2016-2020

BAB II ARAHAN PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA Rencana Tata Ruang Wilayah m emuat arahan struktur ruang d an pola

  ruang. Struktur ruang a dalah susunan p usat-pusat p ermukiman d an sistem jaringan prasarana dan sarana yang b erfungsi s ebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara h irarkis memiliki h ubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi p eruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi p eruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang u ntuk fungsi budidaya. Pembangunan b idang Cipta Karya harus memperhatikan ar ahan struktur dan pola ruang yang tertua ng dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tu juan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan l ingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya b uatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan d ampak negatif terhadap lingkungan a kibat pemanfaatan ruang.

2.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

  Rencana Tata R uang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Renca na Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

  a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,

  b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

  c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional, d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan p erkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

  f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

  Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang g. harus diperhatikan dari RTRWN untuk d itindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

  Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) a.

  Kriteria: kawasan perkotaan yang berfungsi a tau berpotensi sebagai simpul i. utama kegiatan ekspor-impor at au p intu gerbang menuju kawasan internasional, Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai p usat ii. kegiatan industri d an jasa skala n asional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai s impul iii. utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

  Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) b.

  Kriteria: Kawasan Perkotaan yang berfungsi at au b erpotensi sebagai simpul i. kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai pusat ii. kegiatan industri d an jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai simpul iii. transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

  Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) c.

  Kriteria: Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas i. dengan negara tetangga, Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu g erbang ii. internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga, iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama tra nsportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan b erdasarkan kepentingan: i. Pertahanan dan keamanan,

  a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan a munisi dan p eralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, d aerah uji coba sistem persenjataan, d an/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau c. merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang b erbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. ii. Pertumbuhan ekonomi,

  a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

  b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, c. Memiliki potensi ekspor,

  d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

  f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produ ksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau h. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. iii. Sosial dan budaya

  a. Merupakan tempat pelestarian dan p engembangan a dat istiadat atau budaya nasional, b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa, c. merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan, d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

  e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu

  b. Pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis n asional, p engembangan a ntariksa, serta tenaga atom d an nuklir

  c. Memiliki sumber daya alam strategis nasional

  d. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan p engembangan antariksa e. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,

  b. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang

  c. Ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora d an/atau fauna yang hampir punah atau d iperkirakan a kan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

  d. Memberikan perlindungan keseimbangan tata g una air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

  Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro e. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup f. Rawan bencana alam nasional g. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai h. dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Tabel 2.1 Penetapan Kawasan Kegiatan Nasional (PKN_ dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Yahun 2008 Tetang RTRWN NO PROVINSI PKN PKW (1) (2) (3) (4)

  1 Sumatera Selatan Palembang Muara Enim, Kayuagung, B aturaja,

  Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat

Tabel 2.2 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tetang RTRWN NO KAWASAN STRATEGIS

  N ASIONAL SUDUT K EPENTINGAN KOTA / K ABUPATEN *)

PROVINSI STATUS HUKUM

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

  1 Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat

  Lingkungan Hidup Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab.

  Rejang Lebong Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan

2.2. RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN d alam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.

  b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: i. Ekonomi ii. Lingkungan Hidup iii. Sosial Budaya iv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi v. Pertahanan dan Keamanan

  c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a. Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  b. Arahan pengembangan pola ruang terkait b idang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana p ola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut: a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan

  Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

  b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

  c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;

  d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo; e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

  f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

  2.3. Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci d an operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

  a. Arahan pengembangan pola ruang dan s truktur ruang a ntara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan p ola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

  b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

  c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang k hususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pe ngembangan pra sarana sarana air minum, air limbah, p ersampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dan lain-lain.

  Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:

  a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;

  b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;

  c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.

  2.4. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan D aerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

  i. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

  i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait b idang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air li mbah, persampahan, dan drainase

  ii. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

  Hingga saat ini, RTRW Provinsi yang telah memiliki Perda adalah sebagai berikut: a. Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Bali;

  b. Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;

  c. Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu;

  d. Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

  e. Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

  f. Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo;

  g. Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat;

  h. Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah; i. Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Jawa Timur; j. Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Lampung; k. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Nusa Tenggara Barat; l. Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur; m. Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Sulawesi Selatan; n. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat.

2.5. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota

  Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Rua ng Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam R TRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan d alam p enyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

  a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan: i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

  b. Arahan pengembangan pola ruang dan s truktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan pra sarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

  c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana b idang

  Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

  d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

BAB II PROFIL KABUPATEN OGAN KOMERING ULU Profil Kabupaten Ogan Komering Ulu menggambarkan kondisi Kabupaten Ogan Komering Ulu dari berbag ai aspek. Dari profil Kabupaten Ogan Komering Ulu diharapkan dapat tercermin kondisi Kabupaten Ogan Komering Ulu terkait dengan Rencana Program Investasi I nfrastruktur Jangka Menengah (RPI 2-JM). Profil Kabupaten Ogan Komering Ulu terdiri dari gambaran kondisi geografis dan

  administratif wilayah, gambaran mengenai demografi, gambaran mengenai topografi wilayah, gambaran mengenai geohidrologi, gambaran mengena i geologi, gambaran mengenai klimatologi, dan gambaran mengenai kondisi sosial dan ekonomi.

  2.1. Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah

  Ditinjau dari aspek jumlah penduduk sebelum pemekaran, Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan salah satu kabupate n yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Propinsi Sumatera Selatan. Adanya pemekaran wilayah Kabupaten OKU menjadi 3 Kabupaten (Ogan Komering Ulu, OKU Timur dan OKU Selatan) menyebabkan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten OKU harus terbagi menjadi tiga sentra, termasuk diantaranya potensi penduduk dimana 25,02 persen penduduk bertempat tinggal di Kabupaten Ogan Komering Ulu.

  Secara Administratif, Kabupaten Ogan Komering Ulu berdasarkan tahun 2009 dibagi dalam 12 wilayah kecamatan. Jumlah penduduk Kabup aten Ogan 361.760 Hektar. Dilihat dari sisi geografisnya kabupaten ini terletak antara 103040’ Bujur Timur sampai dengan 104033 ’ Bujur Timur dan antara 3045 ’ sampai dengan 4055’ Lintang Selatan. Dilihat dari sisi geografisnya kabupaten ini terletak antara 103040 ’ Bujur Timur sampai dengan 104033 ’ Bujur Timur dan antara 3045 ’ sampai dengan 4055 ’ Lintang Selatan. Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, yang memiliki 12 (dua belas) kecamatan, dengan luas wilayah 4.797,06 Km2.

  Grafik 2.1: Luas Kecamatan Dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu

1: The Total Area by District in Ogan Komering Ulu Regency, 2007

  Figure Baturaja Timur

  Lengkiti 2,77% Baturaja Barat 19.35%

  2,44% Bat.Barat Lbk Raja Sosoh Buay Rayap

  3.73% 1.90% 7,82% Lubuk Batang

  16,84% Ulu Ogan Smdg Aji Pengandonan 6.52% 14,88%

  10.86% Peninjauan 13.23%

  Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan satu dari 15 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas wilayah 4.797,06 km 2 . Dilihat dari sisi geografisnya kabupaten ini terletak antara 103040 ’ Bujur Timur sampai dengan 104033 ’ Bujur Timur dan antara 3045 ’ sampai dengan 4055 ’ Lintang Selatan. Secara Adminstratif Kabupaten Ogan Komering Ulu berbatasan dengan : Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Muaradua dan

  Kecamatan Buay Pemaca, Kabupaten Ogan Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Semendo dan

  Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Cemp aka dan

  Kecamatan Madang Suku II, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Sebelah Utara : Berbatasan dengan kabupaten Muara Enim dan

  Kabupaten Ogan Ilir Untuk Gambaran Topografi kabupaten OKU adalah sbb : Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan Kabupaten tert ua yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, yanng memiliki 11 kecamatan, dengan ketinggian 168 meter dari permukaan laut untuk Kecamatan Baturaja Barat, sedangkan kecamatan yang paling rendah Yaitu Kecamatan Peninjauan dengan ketinggian 38 meter dari permukaan laut.

2.2. Potensi Wilayah Kabupaten OKU

  2.2.1 Gambaran Geologi

  Jenis – jenis tanah yang dijumpai di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu meliputi jenis tanah aluvial, regosol, andosol, latosol, litosol, asosiasi litosol dan latosol serta komplek tanah podsolik dan litosol yang tersebar disetiap kecamatan.

  a. Macam Bentuk Tanah Keadaan tanah di Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagian besar bergunung-gunung dan berbukit-bukit.

  b. Kandungan Tanah Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitia n Tanah di Bogor pada tahun 1970, susunan tanah di Kabupaten Ogan Komering Ulu berupa batuan Granit, Diorit, dan Trias yang terdapat di kanan kiri Kota Baturaja. Sedangkan kandungan tanah di Kecamatan Pengandonan adalah tanah yang terdiri dari Padsolik merah kuning.

  Secara umum, Kabupaten Ogan Komering Ulu beriklim tropis dan basah dengan temperatur bervariasi antara 22 ºC sampai dengan 31 ºC. Semakin ke arah utara temperatur udaranya semakin tinggi (semakin panas). Kabupaten Ogan Komering Ulu termasuk daerah yang bercurah hujan tinggi. Pada tahun 2009 curah hujan bervariasi antara 2 mm sampai dengan 380 mm. Curah hujan terendah dijumpai di Kecamatan Baturaja Timur pada bulan Agustus, sementara curah hujan yang terti nggi dijumpai di Kecamatan Peninjauan terjadi di bulan April. Curah hujan tertinggi terjadi antara bulan Januari sampai bulan Mei dan yang terendah pada bulan Juni sampai Bulan September 2009.

  Luas total Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah sekitar 361.760 Hektar. Dari total luas tersebut sekitar 36,91 persennya berupa hutan belukar, 25,48 persen diusahakan untuk perkebunan rakyat, perkebunan besar maupun perkebunan rakyat dengan komoditi unggulan seperti kelapa sawit, karet, kopi, dan tanaman tahunan lainnya, dengan penyebara hampir merata di seluruh wilayah kabupaten. Untuk tanaman bahan makanan dan tanaman semusim lainnya tampaknya kurang berpotensi di kabupaten ini. Hal ini dikarenakan sampai saat ini belum ada jaringan irigasi tehnis yang tersedia, dis amping pengaruh iklim yang cenderung panas. Namun demikian, dalam skala tidak besar petani tetap mengusahakan tanaman bahan makanan mapun tanaman semusim untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk dijual. Selain yang disebut di atas di daerah ini terd apat pusat latihan militer khususnya milik TNI AD yang meliputi kawasan yang cukup luas, sehingga menjangkau wilayah 3 kabupaten, baik OKU, OKU Selatan maupun OKU Timur, kawasan tersebut lebih dikenal dengan sebutan OMIBA (Objek Militer Baturaja).

2.2.3 Kondisi Sosial dan Ekonomi

  Tabel 4.3 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten OKU Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar penduduk, dengan tingkat pendidikan penduduk yang makin meningkat dan berkualitas maka dapat diharapkan kualitas kehidupan masyarakat juga akan membaik. Untuk itu upaya pemerintah untuk meningkatkan wajib belajar dari 6 tahun menjadi 9 tahun harus didukung semua pihak dan pemerintah juga harus mampu memfasilitasi sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan. Untuk itu sarana dan prasarana pendidikan yang semakin bermutu dan menyebar ke seluruh daerah/kecamatan harus pula diupayakan realisasinya, seperti pengadaan gedung sekolah dan penambahan tenaga pengajar / guru. Jumlah sekolah dasar yang ada bai k sekolah dasar negeri maupun swasta di kabupaten ini berjumlah 471 unit gedung sekolah. Sedangkan jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) adalah sekolah negeri berjumlah 95 unit gedung yang tersebar di seluruh kecamatan dan sekolah swasta berjumla h 71 unit gedung, dengan jumlah ruang belajar 333 ruangan untuk negeri dan 146 ruangan untuk swasta. Jumlah murid SLTP negeri seluruhnya berjumlah 10.555 murid dan SLTP swasta berjumlah 4.288 murid. Sehingga jumlah seluruh murid yang mengikuti program peme rintah wajib belajar sembilan tahun ( SD sampai

  SLTP) berjumlah 56 427 murid. Sekolah Menengah Umum (SMU) yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu berjumlah 58 unit gedung SMU negeri dan 51 unit gedung SMU swasta, dengan jumlah ruang belajar sebanyak 156 buah untuk negeri dan 108 buah untuk swasta. Jumlah murid SMU baik negeri maupun swasta seluruhnya berjumlah 6.166 murid. Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas dan sarana kesehatan lainnya merupakan hal yang mutlak guna mewujudka n derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Disamping sarana fisik berupa bangunan dan prasarana lain, tentu saja dukungan sumber daya manusia di bidang kesehatan yang berkualitas dan dalam jumlah yang memadai menjadi faktor kunci bagiupaya penyehatan masyarakat.

  Secara umum, pelayanan kesehatan masyarakat diarahkan kepada :

  a. Pelayanan kesehatan pendududuk

  b. Pelayanan kesehatan terhadap tenaga produktif

  c. Usaha preventif kesehatan dan sebagainya Upaya yang dilakukan pemerintah dalam pelayanan k esehatan meliputi pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat dan diupayakan agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, utamanya masyarakat pedesaan dengan golongan ekonomi lemah sehingga diharapkan mereka dapat pula menikmati pelayanan kesehatan yang jauh lebih baik. Sampai dengan tahun 2009, jumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu berjumlah 3 unit, yaitu 1 rumah sakit umum, 1 rumah sakit swasta dan satu rumah sakit milik TNI-AD (DKT). Sedangkan jumlah puskesmas buah dan rumah bersalin sejumlah 3 buah. Tenaga medis/kesehatan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu selama tahun 2009 adalah dokter umum berjumlah 23 orang, dokter spesialis seba nyak 10 orang, dokter gigi berjumlah 4 orang, bidan berjumlah 206 orang, perawat berjumlah 148 orang, dan tenaga kesehatan lainnya berjumlah 124 orang.

  Dilihat dari jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu, maka penyakit y ang banyak diderita masyarakat selama tahun 2009 yang tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu diantaranya adalah penyakit salauran pernapasan atas tercatat 34.970 penderita, penyakit influensa tercatat 32.592 penderita, penyakit malaria 5. 297 dan lain- lain.

2.3. Demografi dan Urbanisasi

  Ditinjau dari aspek jumlah penduduk sebelum pemekaran, Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Propinsi Sumatera Selatan. Adanya pemekaran wilayah Kabupaten OKU menjadi 3 Kabupaten (Ogan Komering Ulu, OKU Timur dan OKU Selatan) menyebabkan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten OKU harus terbagi menjadi tiga sentra, termasuk diantaranya potensi penduduk dimana 25,02 persen penduduk bertempat tinggal di Kabupaten Ogan Komering Ulu.

  Sebagaimana daerah yang sedang berkembang lainnya, jumlah penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal itu dikarenakan telah semakin banyaknya perbaikan serta kemajuan pembangunan yang dilakukan pemerintah khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, keluarga berencana dan akses informasi yang terbuka lebar bagi penduduk. Menurut hasil Pendataan Penduduk dan Pendaftaran Pemilih Berkelanjutan (P4B), total jumlah penduduk Kabupa ten Ogan Komering Ulu tahun 2003 sebesar 278.645 jiwa, pada kwartal pertama tahun 2004 meningkat menjadi 283.995 jiwa, dan pada akhir tahun 2009 meningkat menjadi 333.562 jiwa.

  Penyebaran penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu di 12 Kecamatan yang ada ternyata tidak merata. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduk fasilitas umum dan sosial yang lebih lengkap dibandingkan kecamatan lainnya yang masih tertinggal. Kecamatan B aturaja Timur sebagai ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu 93.652 jiwa (28,08 persen), disusul Kecamatan Peninjauan dengan penduduk sebesar 40.625 jiwa (12,18 persen). Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Ulu Ogan yaitu hanya sebanyak 8.166 jiwa. Dari sisi kepadatan penduduk per kilometer, maka kecamatan Baturaja Timur merupakan kecamatan yang terpadat penduduknya yaitu mencapai 629,09 jiwa per km2, sementara Kecamatan Ulu Ogan merupakan kecamatan yang penduduknya paling jarang yaitu hanya 34,60 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan penduduk Kabupaten OKU secara keseluruhan adalah 92,21 jiwa per km2.

  Salah satu indikator yang dapat menunjukkan komposisi penduduk menurut jenis kelamin pada kurun wakt u tertentu adalah rasio jenis kelamin. Rasio jenis kelamin ini memperlihatkan banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009 adalah sebesar 105,88 ini menunjukkan setiap terdapat 100 pend uduk perempuan di Kabupaten Ogan Komering Ulu akan terdapat 105 sampai 106 penduduk laki-laki. Hal ini berarti penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di Kabupaten Ogan Komering Ulu hampir seimbang jumlahnya. Secara absolut dari 333.562 jiwa penduduk pad a tahun 2009, terdapat 171.542 jiwa penduduk laki-laki dan 162.020 jiwa penduduk perempuan. Konsekwensi dari kondisi tersebut, pemerintah harus dapat membuka lapangan kerja dan menyediakan fasilitas pendidikan yang luas dan merata ke berbagai wilayah di Ka bupaten Ogan Komering Ulu. Karena seiring dengan budaya patriarki yang masih kental di masyarakat, dimana laki-laki bertanggung jawab terhadap urusan non-domestik rumahtangga, maka bila penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendidikan penduduk tidak segera diprioritaskan, dikhawatirkan dapat memancing timbulnya tindak kriminalitas dan ekses negatif lain di masyarakat. Perubahan struktur umur penduduk merupakan perubahan demografis yang selalu mendapat perhatian dalam berbagai analisi kependudukan. Komp osisi penduduk menurut golongan umur di Kabupaten Ogan Komering Ulu masih Penduduk usia (0-14) tahun dan penduduk yang berusia 65 tahun ke atas diasumsikan sebagai penduduk yang non p roduktif, sedangkan penduduk usia (15-64) tahun dianggap sebagai penduduk produktif yang diartikan mampu melakukan kegiatan yang bernilai secara ekonomis. Pada tahun 2009 diperoleh angka ketergantungan (dependecy ratio) sebesar 47 persen. Apabila angka dependency ratio tersebut semakin tinggi, ini mengindikasikan bahwa tingkat ekonomi penduduk masih cenderung rendah dan harus terus diupayakan peningkatannya.

  Tabel 2.1 Jumlah penduduk, luas daerah dan rata-rata penduduk per km2 menurut kecamatan di Kab. OKU

  Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

  

3.1. Isu startegis sosial Ekonomi dan Lingkungan berdasarkan RPIMD dan

RTRM Kabupaten

a. Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis

  

Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena

  mempunyai pengaruh sangat penting secara n asional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan n egara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:

  a. pertahanan dan keamanan b. pertumbuhan ekonomi

  c. sosial dan budaya

  d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

  b. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

  Sesuai dengan ara han pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional

  

atau P KSN adalah kawasan perkotaan yang d itetapkan untuk mendorong

  pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai berikut: a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas b atas dengan negara tetangga b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

  c. Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  Sesuai dengan ara han pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah N asional, Pusat Kegiatan N asional atau

  

PKN adalah kawasan p erkotaan yang berfungsi u ntuk m elayani kegiatan skala

  internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan P KN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat p ada pasal 14, yaitu sebagai berikut: a. kawasan p erkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul ut ama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi c. kawasan p erkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul ut ama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi

  PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan m egapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Nasional (PKN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

d. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

  Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2 011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi In donesia 2011- 2025, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

  

Indonesia (MP3EI) merupakan ar ahan strategis dalam percepatan dan

  perluasan pembangunan e konomi In donesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2 011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.

  Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi

  

(KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi at au

  sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan u ntuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi at au sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama. KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut:

  a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan

  b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI

  c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra- sentra produksi di masing-masing KPI d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial, dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI) Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

  Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011 NO KORIDOR KPI (1) (2) (3)

  1 Koridor Ekonomi (KE) Sei Mangkei Sumatera Tapanuli Selatan Dairi Dumai Tj Api-Api – Tj Carat Muaraenim – Pendopo Palembang Prabumulih Bangka Barat, Babel Batam Bandar Lampung Lampung Timur Besi Baja Cilegon

  2 Koridor Ekonomi (KE) Jawa Banten DKI Jakarta Karawang Bekasi Purwakarta Cilacap Surabaya Gresik Lamongan Pasuruan Badung

  3 Koridor Ekonomi (KE) Bali – Nusa Tenggara Buleleng Lombok Tengah Kupang Sumbawa Barat Aegela Nusa Penida Sumbawa

  4 Koridor Ekonomi (KE) Kalimantan Kutai Kertanegara Kutai Timur Rapak dan Ganal Kotabaru Ketapang Kotawaringin Barat Kapuas Pontianak Bontang Tanah Bumbu Sanggau Penajam Paser Utara

  5 Koridor Ekonomi (KE) Sulawesi Makassar Palopo (Luwu) Mamuju-Mamasa Parepare Kendari Kolaka Konawe Utara Morowali Parigi Moutang Banggai Bitung

  6 Koridor Ekonomi (KE) Papua – Kep. Maluku Merauke (Mifee) Timika Halmahera Teluk Bintuni Morotai Ambon Manokwari

  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) e.

  Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi

  

Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu d alam wilayah

  hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang d itetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, a ntara lain pengolahan e kspor, logistik, industri, pengembangan te knologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK ter sebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di In donesia, pemerintah k abupaten/kota, d an pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan b erdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada.

  Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain : sesuai dengan Rencana T ata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi a. mengganggu kawasan lindung; adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah b. kabupaten/kota yang bersangkutan; terletak pada posisi yang dekat dengan j alur perdagangan c. internasional at au dekat dengan jalur pelayaran internasional di In donesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; mempunyai batas yang jelas.

  d.

  Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus d ipaparkan pada Tabel 2.4.

  Tabel 2.4

Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah

  

Nomor 2 Tahun 2011

NO LOKASI KAWASAN EKONOMI KHUSUS

(1) (2) (3)

  1 Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke

  2 Kabupaten Pandeglang, Banten Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung

  3 Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Tmur Kawasan Ekonomi Khusus Maloy