MESIN CUCI TANGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR OPTOKOPLER
MESIN CUCI TANGAN OTOMATIS
MENGGUNAKAN SENSOR OPTOKOPLER
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
disusun oleh :
HENDRY SANTOSO
NIM : 03511401
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
AUTOMATIC HAND WASHING MACHINE
USING OPTOCOUPLER SENSOR
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
to Obtain the SARJANA TEKNIK Degree
in Electrical Engineering
by :
HENDRY SANTOSO
STUDENT NUMBER : 035114011
ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2008
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.”
Yogyakarta, 23 Februari 2008 Hendry Santoso
MOTO DAN PERSEMBAHAN
… ! "
!
INTISARI
Di berbagai tempat sering dijumpai wastafel atau tempat untuk mencuci tangan yang bekerja secara manual. Hal itu akan menjadi masalah jika ada pemakai yang mencuci tangannya dengan sengaja atau tidak sengaja lupa mematikan kran air. Dari contoh yang sederhana itu maka dibuat suatu alat cuci tangan otomatis yang prinsip kerjanya menghidupkan pompa air sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Mesin cuci tangan otomatis ini mempunyai prinsip kerja mengalirkan air dari bak penampung ke wastafel jika ada tangan yang menghalangi sensor pendeteksi tangan yang berada di wastafel tersebut. Dengan proses, tangan menghalangi sensor optocoupler yang menjadi masukan komparator. Kemudian keluaran komparator mengaktifkan timer sehingga pompa air hidup selama 5 detik.
Pada tugas akhir ini, mesin cuci tangan otomatis telah berhasil dibuat. Alat ini mampu bekerja dengan mendeteksi adanya gerakan tangan pada sensor dan menghidupkan pompa air selama 5 detik. Kemudian pompa air akan bekerja lagi jika sensor optocoupler masih mendeteksi tangan.
Kata kunci : pompa air, sensor optocoupler
ABSTRACT
At many place we can find manually hand washing machine. However, it could cause a problem if the person who use it forgot to turn off the water tap whether it is accidentally or not. From that example, an automatic hand washing machine has been designed that will turn on the water pump automatically based on the time setting. These automatic hand washing machine has a mechanism to flow the water from the water tank to the wastafel if there is a hand that detected by the sensors on the wastafel. With the process, the hand detected by the optocoupler sensors that is the comparator input. After that, comparator output activate timer so water pump turn on in five seconds. On this final assignment, automatic hand washing machine was successfully made. This tool able to work by detecting hand movement on sensors, and activating water pump in five seconds. Then, the water pump will turn on again if optocoupler sensors are still detecting a hand.
Key words : water pump, optocoupler sensor
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa disurga, yang telah memberikan kasih karunia, anugerah, dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini, penilis mendapatkan banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah dengan segala kerendahan hati dan penuh hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Romo Ir. Greg. Heliarko SJ.,SS.,BST.,MA.,MSC Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak A. Bayu Primawan, S.T., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan tugas akhir ini.
3. Bapak Martanto, ST, MT selaku pembimbing atas segala pemikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dari awal hingga akhir.
4. Seluruh dosen di Fakultas Sains dan Teknologi yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang telah mendidik penulis untuk mengetahui lebih dalam tentang Teknik Elektronika.
5. Seluruh Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang sudah memberikan layanan dan bantuan selama proses pencarian referensi.
6. Kedua orang tua dan adik – adik penulis yang telah memberikan doa, dorongan moril maupun material, kasih dan kesabaran yang tak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
7. My Friends : Yudi “Kabayan”, Roni, Riki, Andika, Suvendi “Boboto”, Supriyadi, Opang, Denis, Yohana “Joo”, Inggit. thanks all.................................
8. Teman – teman Elektro semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu..........terima kasih untuk kebersamaan selama 5 tahun ini.............. Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dari penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca semuanya.
Yogyakarta, 23 Februari 2008 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
…………………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
………………………………………… iv
HALAMAN PENGESAHAN
……………………………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
MOTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………….. vi
………………………………………………………………… vii
INTISARI
............................................................................................... viii
ABSTRACT
KATA PENGANTAR …………………………………………………. ix
…………………………………………………………….. xi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xiv DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. xv
..................................................................... 1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………… 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................ 2
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................. 3
1.6 Metedologi Penelitian......................................................................... 3
1.7 Sistematika Penulisan......................................................................... 3
BAB II. DASAR TEORI
3.3 Perancangan sistem elektronis…………………………………….... 18
4.2 Rangkaian timer.................................................................................. 31
4.1 Rangkaian sensor................................................................................ 29
27
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN …….
3.3.3 Pengendali pompa air dan timer………………………..... 24
3.3.2.2 Rangkaian trigger……………………………… 23
3.3.2.1 Rangkaian LM 555 monostabil………………... 22
3.3.2 Rangkaian timer………………………………………….. 21
3.3.1 Sensor identifikasi………………………………………... 18
3.2 Diagram Blok……………………………………………………...... 17
………………………………………………. 5
3.1 Perancangan Mekanik…………………………………………......... 15
…………………………………………. 15
BAB III. PERANCANGAN
2.6 LM 555……………………………………………………………… 12
2.5 Relay ………………………………………………………………… 9
2.4 Pembanding ………………………………………………………… 8
2.3.1 Optocoupler Terhalang ON…………………………........ 8
2.3 Optocoupler ………………………………………………………… 7
2.2 Fototransistor …………………………………………………......... 6
2.1 Laser pointer……………………………………………………….. 5
4.3 Rangkaian relay driver……………………………………………… 35
………………………………………. 37
BAB V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 37
5.2 Saran ……………………….............................................................. 37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3-1 Logika kerja 2 buah sensor………………………………. 21
2. Tabel 3-2 Logika kerja pompa air dan timer..................................... 25
3. Tabel 4-1 Data keluaran sensor optocoupler1……………………… 30
4. Tabel 4-2 Data keluaran sensor optocoupler2……………………… 30
5. Tabel 4-3 Data keluaran komparator………………………………. 30 6.
Tabel 4-4 Data pengukuran timer………………………………….. 32
7. Tabel 4-5 Data pengukuran nilai resistor rangkaian timer………… 33
8. Tabel 4-6 Data Pengukuran transistor sebagai relay driver...……… 35
DAFTAR GAMBAR
12. Gambar 2-12 IC LM555 dengan jaringan pulsa pemicu..................... 14
21. Gambar 3-9 Rangkaian penggerak pompa air................................... 25
20. Gambar 3-8 Rangkaian trigger dan Rangkaian relay driver ............ 23
19. Gambar 3-7 Rangkaian LM 555 monostabil..................................... 22
18. Gambar 3-6 Rangkaian sensor identifikasi keseluruhan................... 21
17. Gambar 3-5 Rangkaian sensor identifikasi ....................................... 19
16. Gambar 3-4 Diagram blok perancangan ........................................... 17
15. Gambar 3-3 Mekanik wastafel .......................................................... 16
14. Gambar 3-2 Bak penampungan air ................................................... 16
13. Gambar 3-1 Mekanik mesin cuci tangan otomatis............................ 15
11. Gambar 2-11 IC LM555 sebagai multivibrator monostabil ............... 13
1. Gambar 2-1 Rangkaian laser pointer……………………………….. 5
10. Gambar 2-10 IC LM555...................................................................... 13
9. Gambar 2-9 Rangkaian transistor penggerak relay………………… 12
8. Gambar 2-8 Relay ON....................................................................... 11
7. Gambar 2-7 Relay OFF ..................................................................... 11
6. Gambar 2-6 Simbol relay………………………………………….. 10
5. Gambar 2-5 Rangkaian Pembanding……………………………….. 9
4. Gambar 2-4 Rangkaian optocoupler terhalang ON............................. 8
3. Gambar 2-3 Rangkaian fototransistor………………………………. 7
2. Gambar 2-2 Cara kerja laser pointer……………………………………. 6
22. Gambar 4-1 Alat cuci tangan tampak depan ..................................... 27
23. Gambar 4-2 Alat cuci tangan tampak samping ................................. 28
24. Gambar 4-3 Alat cuci tangan tampak atas ........................................ 28
25. Gambar 4-4 Gambar keluaran timer menggunakan osiloskop.......... 31
26. Gambar 4-5 Gambar keluaran tunda waktu saat sensor terhalang lebih dari 5 detik .................................................................... 34
27. Gambar 4-6 Gambar masukan rangkaian trigger............................... 35
BAB I BAB I BAB I BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pada zaman yang sudah semakin modern, manusia melakukan segala sesuatu dengan praktis, cepat, dan efisien. Manusia sering merasa malas untuk melakukan sesuatu dengan cara tradisional, karena cara tersebut biasanya memakan waktu dan tenaga lebih banyak. Dengan adanya teknologi modern di awal abad 20 ini tercipta sesuatu yang lebih sempurna atau terjadi perubahan yang lebih baik. Contohnya seperti: mesin fotokopi, komputer, kamera, smartcard,
, dan lain-lain.
hairdryer
Teknologi canggih tidak hanya dipakai pada perusahaan-perusahaan saja tetapi sudah mulai digunakan oleh masyarakat, tentunya sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Untuk toko-toko yang cukup besar (swalayan,
supermarket , dan mall) juga berusaha memberikan pelayanan yang praktis agar
konsumen mendapat nilai kepuasan yang tinggi. Ternyata tidak hanya dikhususkan untuk konsumen, pemilik usaha tersebut membutuhkan suatu keamanan atau security yang canggih sehingga meminimalisasi terjadinya tindak kejahatan yang dapat merugikan konsumen dan pemilik usaha tersebut. Dengan adanya alat-alat tersebut secara tidak langsung akan mengefisienkan jumlah tenaga kerja dan waktu yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan.
Oleh karena keinginan memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat atau konsumen dan pengefisienan waktu dan tenaga kerja, ternyata diaplikasikan juga dibidang kebersihan, yaitu mesin pengering tangan otomatis. Ternyata di bidang kebersihan masih banyak yang bisa diaplikasikan salah satunya mesin cuci tangan otomatis atau automatic washing macine.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan dua rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana merancang model mesin cuci tangan otomatis atau automatic
washing machine ?
2. Bagaimana mengimplementasikan mesin cuci tangan otomatis atau automatic
washing machine ?
1.3 BATASAN MASALAH 1. Membuat model yang tepat untuk mesin cuci tangan otomatis.
2. Fungsi kendali dari sistem dibuat otomatis.
3. Menggunakan timer LM 555 untuk mengaktifkan pompa air selama lima detik.
4. Menggunakan lebih dari satu buah sensor optocoupler.
1.4 TUJUAN PENELTIAN
1. Menghasilkan model automatic washing machine atau mesin cuci tangan otomatis yang sederhana dan praktis.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yang dapat dipetik. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang aplikasi timer LM 555, menjadi bahan pertimbangan atau model dasar untuk penelitian yang akan dilakukan tentunya dalam mengembangkan lebih lanjut mesin cuci tangan otomatis, dan memberikan tambahan wawasan baru terutama di bidang sistem kendali.
1.6 METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini diawali dengan perancangan hardware kemudian mengimplementasikannya sesuai dengan perancangan. Setelah membuat alat, diadakankan suatu pengujian untuk alat tersebut tentu saja disertai dengan pengambilan data dan analisa data. Dari data-data yang diperoleh dapat disimpulkan kualitas alat tersebut.
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini telah diuraikan tentang pemilihan topik sebagai dasar
pemikiran yang melalui latar belakang penelitian, rumusan masalah yang akan dibahas, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, dan metodologi dari penelitian ini.
BAB II. DASAR TEORI Dalam bab ini akan dipaparkan atau menguraikan teori-teori yang akan
mendukung dalam penelitian mesin cuci tangan otomatis atau washing machine automatic yang sesuai dengan kebutuhan.
BAB III. PERANCANGAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai penerapan sistem kendali otomatis
yang digunakan mesin cuci tangan otomatis, tentu saja menggunakan dasar teori yang sudah tersedia.
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini dibahas mengenai hasil pengamatan dari mesin cuci
tangan otomatis yang berupa data-data dan kemudian dilakukan pembahasan atau analisa untuk data-data yang diperoleh tersebut.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini menarik kesimpulan mengenai keadaan mesin cuci tangan
otomatis sesuai dengan kenyataan yang ada dan memberikan saran yang dapat mengembangkan atau membuat mesin tersebut berjalan lebih baik.
BAB II DASAR TEORI
2.1 Laser Pointer
Laser pointer merupakan peralatan yang sering digunakan sebagai
penunjuk dalam presentasi. Laser pointer terdiri dari dua komponen semikonduktor yaitu laser diode (LD) dan photodiode (PD). Tegangan yang digunakan untuk mengoperasikan laser pointer ini adalah 4,5 Volt. Rangkaian dasar laser pointer ditunjukkan pada Gambar 2-1.
Gambar 2-1. Rangkaian Laser pointer Laser diode merupakan common cathode (LDC = Laser Diode Cathode)
yang akan diberi prasikap maju. Laser diode driver akan mengatur besarnya arus yang mengalir pada laser diode berdasarkan arus yang dihasilkan oleh photodiode.
Photodiode merupakan common anoda (PDA = Photodiode Anode) yang akan
diberi prasikap balik. Besarnya arus yang dihasilkan pada photodiode berasal dari besarnya intensitas cahaya laser diode yang tersorot ke belakang (ke arah
photodiode ) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2-2.
Gambar 2-2. Cara Kerja Laser pointer [1] Laser pointer mempunyai tiga pin, yaitu LDC, PDA, dan COM (Common
Positive Terminal ). Photodiode ini digunakan untuk mengatur arus laser diode
dengan sebuah eksternal loop feedback.
2.2 Fototransistor
Fototransistor merupakan transistor yang peka terhadap cahaya pada kaki basisnya [2]. Transistor ini mempunyai kaki basis untuk menangkap sinar, sedangkan kaki yang tampak yaitu kaki kolektor dan kaki emiter.
Sinar yang masuk ke basis akan memicu terjadinya arus basis. Ketika ada energi berupa cahaya yang masuk, elektron-elektron pada hold di daerah basis akan keluar menjadi elektron bebas yang akan mengalir menuju emitter, sehingga membuat fototransistor menjadi aktif. Arus pada kolektor sebanding dengan intensitas cahaya ketika fototranisitor aktif. Semakin besar intensitas cahaya yang masuk ke daerah basis, energi untuk membebaskan elektron dari dalam hold akan semakin besar, sehingga terjadi aliran elektron dari basis menuju emitter. Semakin besar arus basis, semakin besar pula arus kolektor yang mengalir. Rangkaian fototransistor ditunjukkan pada Gambar 2-3.
VCC R VO terbuka f ototransistor Basis 1
2 Gambar 2-3. Rangkaian fototransistor
Berdasarkan Gambar 2-3, hambatan di kaki kolektor fototransistor adalah :
V − CC CE
V C C
I R = …………………
(2.1) keterangan: Vcc = Tegangan sumber (Volt) V = Tegangan antara kaki kolektor dan emitter fototransistor (Volt)
CE
I = Arus di kaki kolektor (Ampere)
C
2.3 Optocoupler
Optocoupler merupakan gabungan komponen dari infra merah atau laser
pointer dengan fototransistor. Infra merah atau laser pointer digunakan sebagai
sumber cahaya untuk fototransistor. Sistem kinerja dasar dari optocoupler yaitu saat sumber cahaya ke fototransistor tidak terhalang, fototransistor aktif.
Sedangkan saat sumber cahaya ke fototransistor terhalang, fototransistor tidak aktif. Dalam rangkaian perlu ditambahkan resistor yang berfungsi sebagai pengaman laser pointer dan fototransistor.
2.3.1 Optocoupler Terhalang ON
Optocoupler terhalang ON yaitu pada saat terhalangnya sumber cahaya ke
fototransistor, sehingga tegangan keluaran (V ) mendekati nilai tegangan
O masukan (V ). Tegangan keluaran diambil di kaki kolektor fototransistor. cc Rangkaian optocoupler terhalang ON ditunjukkan Gambar 2-4. VCC
R1 R2
2 1 3 4 VO
Gambar 2-4. Rangkaian optocoupler terhalang ON
Pada kondisi terhalang dan tidak terhalang, optocoupler mempunyai persamaan:
V V o cc ≈ kondisi optocoupler terhalang …………………… (2.2) V ≈ Ground o
kondisi optocoupler tidak terhalang …………………… (2.3)
2.4 Pembanding
Penguat operasional (Op-amp) sebagai pembanding merupakan penguat DC yang digunakan dalam penerapan frekuensi rendah [4]. Penguat operasional sebagai pembanding mempunyai dua terminal masukan (tak membalik dan membalik) dan satu tegangan keluaran. Jika tegangan tak membalik lebih besar daripada tegangan membalik, maka pembanding menghasilkan tegangan keluar yang tinggi. Sedangkan apabila masukan tak membalik lebih kecil dari masukan membalik, maka keluarannya rendah. Rangkaian penguat opersional sebagai pembanding ditunjukkan pada Gambar 2-5.
V CC
4 LM324
3 V OUT +
IN
1 V
2 -
1
11
2 V ref
3 Gambar 2-5. Rangkaian pembanding
Tegangan keluaran akan sama dengan atau mendekati V apabila
cc
tegangan masukan (V ) lebih besar daripada tegangan referensi V . Sebaliknya
IN ref
apabila V lebih kecil dari Vref , maka tegangan keluaran akan sama dengan
IN ground .
V ≈ o cc
V Vin lebih besar dari V ……………………. (2.4) ref
V Ground o ≈
Vin lebih kecil dari V ……………………. (2.5)
ref
2.5 Relay
Relay adalah suatu piranti yang akan aktif bila ada arus listrik sehingga
akan timbul medan magnet pada koil, yang berfungsi untuk mengoperasikan kontak. Relay mempunyai konektor-konektor seperti pada saklar manual, tetapi
relay dikendalikan dengan menggunakan tegangan dari luar. Relay terdiri dari dua keadaan yaitu Normally Closed (NC) dan Normally Open (NO) seperti pada Gambar 2-6.
a.
Normally Closed (NC) Normally Closed adalah kondisi kontak mula-mula adalah terhubung
(tertutup). Apabila diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya, maka kontak menjadi terbuka.
b.
Normally Open (NO) Normally Open adalah kondisi mula-mula kontak adalah terbuka. Apabila
diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya, maka kontak menjadi terhubung (tertutup).
5 NC COM
3
4 NO
1 INPUT .
2 RELAY
Gambar 2-6. Simbol relay
Model untuk penggunaan relay dapat dilihat dari contoh di bawah ini.Cara mengaktifkan relay adalah dengan melihat tegangan masukan yang sesuai dengan karakteristik relay yang dipilih. Tegangan keluaran tergantung dari masukan tegangan di kaki common. Jadi tegangan untuk mengaktifkan relay bukan merupakan tegangan keluaran. Posisi relay ON dan relay OFf ditunjukkan Gambar 2-7 dan Gambar 2-8.
Gambar 2-7. Relay OFF
Gambar 2-8. Relay ON
Gambar 2-8 menunjukkan kerja relay pada saat aktif akan berpindah posisi dari posisi yang sebelumnya (Gambar 2-7). Lampu LED dapat hidup karena ada arus yang mengalir melalui relay yang digunakan sebagai saklar,
Tegangan masukan pada relay dapat dikendalikan menggunakan transistor, yang berfungsi sebagai saklar atau penggerak. Relay akan ON pada saat transistor mendapat tegangan. Sedangkan pada saat transistor tidak diberi tegangan, relay akan OFF. Rangkaian transistor sebagai penggerak relay dapat dilihat pada Gambar 2-9.
Vcc COIL RB DIODE Relay NPN Vin
Gambar 2-9. Rangkaian transistor sebagai penggerak relay
Dioda diperlukan untuk membuang energi dalam bentuk medan listrik yang timbul pada lilitan saat transistor dalam keadaan OFF sehingga tidak merusak transistor. Analisis dc dari rangkaian tersebut :
Vin
V V
− − = RB BE …………………
(2.6)
2.6 LM 555
Multivibrator adalah rangkaian pembangkit pulsa yang menghasilkan
keluaran gelombang segi empat [4]. Multivibrator diklasifikasikan menjadi multivibrator astabil dan monostabil. IC pewaktu 555 multiguna, dapat digunakan sebagai multivibrator astabil atau monostabil. Skema IC ditunjukkan pada Gambar 2-10.
Gambar 2-10. IC LM555 [4]
Suatu multivibrator monostabil juga disebut dengan multivibrator satu- tembakan yang beroperasi selama jangka waktu yang sudah tertentu. Gambar 2-11 adalah suatu diagram rangkaian yang menggunakan LM 555 untuk operasi monostabil dan bentuk gelombang masukan atau keluaran dari multivibrator monostabil.
Gambar 2-11. IC LM 555 sebagai multivibrator monostabil [4] Frekuensi keluaran multivibrator dapat ditingkatkan dengan menurunkan nilai dari resistor dan kapasitor, sesuai dengan rumus umumnya yaitu :
1
1
f = = T
1 .
1 R C A ……………
(2.7) Bila sebuah pulsa negatif diterapkan ke terminal 2 atau pin 2, keluarannya menjadi tinggi dan terminal 7 menghilangkan suatu hubungan singkat dari kapasitor. Tegangan yang melintasi C bertambah pada laju yang ditentukan R
A
dan C. Bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran dapat dilihat pada Gambar 2-11. Keluaran tinggi untuk waktu diberikan oleh persamaan:
T = P A 1 .
1 R C ………………
(2.8) IC LM 555 dengan jaringan pulsa pemicu ditunjukkan pada Gambar 2-12.
Gambar 2-12. IC LM 555 dengan jaringan pulsa pemicu [4]
Agar pewaktu 555 memicu jenis operasi ini secara tepat, lebarnya pulsa pemicu (trigger input) harus lebih kecil dari ( ) dan sebuah jaringan pulsa
T tinggi T p
pemicu diperlukan agar keluarannya tidak berpindah pada ujung pulsa pemicu yang menuju positip (titik P) seperti pada Gambar 2-12 [4].
BAB III PERANCANGAN
3.1 Perancangan Mekanik
Secara garis besar perancangan mekanik mesin cuci tangan otomatis menggunakan sensor optocoupler dapat dilihat pada Gambar 3-1.
Gambar 3-1. Mekanik mesin cuci tangan otomatis
Dari gambar mekanik di atas, fungsi dari tiap bagian adalah sebagai berikut:
1. Bak penampungan air Bak penampungan air ini berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang pada akhirnya akan diteruskan atau dipompa menggunakan pompa air. Di samping bawah bak terdapat lubang sebagai saluran keluaran air menuju bagian pompa air. Gambar mekanik untuk bak penampungan air dapat dilihat pada Gambar 3-2.
Gambar 3-2. Bak penampungan air
2. Wastafel Wastafel ini berfungsi sebagai tempat mencuci tangan dilengkapi dengan sensor identifikasi, kran air, dan bak penampungan air kotor. Mekanik wastafel dapat dilihat pada Gambar 3-3.
Gambar 3-3. Mekanik wastafel Pada Gambar 3-3, laser pointer dan fototransistor digunakan untuk mendeteksi atau mengidentifikasi keberadaan suatu benda. Apabila di wastafel tidak terdapat benda yang menghalangi sensor tersebut, maka pompa tidak bekerja. Bak air kotor digunakan untuk menampung air yang sudah digunakan di wastafel.
3.2 Diagram Blok Diagram blok mesin cuci tangan otomatis dapat dilihat pada Gambar 3-4.
Sensor Pompa
Benda Timer identifikasi air
Gambar 3-4. Diagram blok perancangan
Penjelasan secara umum dari diagram blok pada Gambar 3-4 adalah sebagai berikut:
1. Blok sensor identifikasi Pada perancangan ini, sensor identifikasi menggunakan sensor optocoupler yang berfungsi untuk mengaktifkan timer.
2. Blok timer
Rangkain timer ini menggunakan LM 555 yang berfungsi untuk mengatur waktu hidup pompa air. Blok ini mendapat masukan dari sensor identifikasi.
3. Blok pompa air Pada perancangan ini, pompa air digunakan untuk memompa air dari bak penampungan menuju ke wastafel.
3.3 Perancangan Sistem Elektronis
Komponen penyusun perancangan sistem elektronis terdiri dari sensor identifikasi, rangkaian timer, pengendali pompa air dan timer.
3.3.1 Sensor Identifikasi
Sensor identifikasi menggunakan rangkaian optocoupler terhalang ON yang dihubungkan dengan op-amp sebagai pembanding dan potensio sebagai pengatur sensitivitas sensor. Cahaya yang dipancarkan laser pointer dapat fokus ke satu titik yaitu menuju ke fototransistor. Rancangan rangkaian sensor identifikasi seperti pada Gambar 3-5.
R1 R2 R5
VCC 1K 7 + 2 1 4 5 1 2
3 Ouput - 2 4 6
3 Gambar 3-5. Rangkaian sensor identifikasi
Nilai V yang digunakan dalam rangkaian ini adalah 12 V. Arus yang
CC
mengalir pada laser pointer dirancang adalah 30 mA, V = 2,4 V (dari datasheet)
LP
sehingga nilai R dapat dicari sebagai berikut:
1 V − CC LP
V R = 1 I R 1
12 2 ,
4 −
R 1 = − 3
30
10 × 9 ,
6 R 1 = − 3
30
10 ×
= 330 Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai R = 330 . Untuk mencari nilai R
1 2,
fototransistor dibuat agar berada pada kondisi saturasi (fototransistor tidak terhalang) dengan menentukan V (saat saturasi) = 0,2V dan I = 11,8mA.
CE Cmax
Sehingga dengan mengacu pada persamaan 2.3, nilai R dapat dicari sebagai
2
berikut: 12 ,
2 −
R 2 = − 3 11 ,
8
10 ×
= 1 K Dari perhitungan di atas, nilai resitor R = 1 K . Logika kerja dua buah sensor
2
ditunjukkan Tabel 3-1.
Tabel 3-1. Logika kerja 2 buah sensor
Sensor A Sensor B Output
1
1
1
1
1
1
1 Kontak relay dengan posisi normally closed (NC) diperlukan untuk fungsi kendali, dengan tujuan mengaktifkan timer ketika sebuah benda masih mengenai sensor lebih dari 5 detik. Kontak relay ini akan memberikan masukan yang sesuai dengan timer. Dua buah dioda juga diperlukan agar bisa tercapai logika OR, sehingga gambar rangkaian sensor identifikasi dan rangkaian transistor sebagai penggerak relay secara keseluruhan seperti Gambar 3-6.
Gambar 3-6. Rangkaian sensor identifikasi keseluruhan
Rangkaian pada Gambar 3-6 bekerja dengan dua buah sensor. Logika kerja sesuai dengan Tabel 3-1. Fungsi op-amp akan membandingkan nilai tegangan V akibat dari potensio dengan nilai tegangan sensor yang terhubung
Ref
seri dengan kontak normally closed relay (NC). Kaki relay 3, 4, dan 5 menjadi fungsi kendali agar timer dapat terpicu lagi setelah aktif selama 5 detik.
Sedangkan kaki relay 6, 7, dan 8 digunakan sebagai penggerak pompa air yang akan dibahas pada bagian pengendali pompa air dan timer.
3.3.2 Rangkaian Timer
Rangkaian timer ini dirancang untuk mengatur waktu aktifnya pompa air sesuai dengan keinginan. Komponen penyusun perancangan rangkaian timer adalah Rangkaian LM 555 monostabil dan rangkaian trigger.
3.3.2.1 Rangkaian LM 555 Monostabil
Pada perancangan rangkaian LM 555, waktu yang diinginkan harus ditentukan terlebih dahulu . Di dalam perancangan ini, waktu (T ) yang digunakan
p adalah 5 detik. Rancangan rangkaian LM 555 ditunjukkan pada Gambar 3-7. VCC Vtrigger 5
2 C
TR Q CV THR 4 R C D N DIS 8 V 6 3 Vtimer 7 RA C2 LM555 U1 1 G C Gambar 3-7. Rangkaian LM 555 monostabil Waktu (T ) yang diinginkan diperoleh dengan menentukan nilai R dan C. pA
Nilai V yang digunakan dalam rangkaian LM 555 ini adalah 12 V. Nilai C
CC
terlebih dahulu ditentukan yaitu sebesar 10 µF, sehingga nilai R dapat dicari
A dengan mengacu pada persamaan 2.8.
T P R A = 1 ,
1 C
5 6 R = = , 454545 × A − 6 10 Ω 1 , 1 × 10 ×
10 Dari perhitungan di atas, maka digunakan R = 0,454545 M . Masukan
A
LM 555 adalah tegangan keluaran rangkaian trigger (V ). Jika sensor masih
trigger mendeteksi tangan lebih dari 5 detik, maka timer aktif kembali setelah 5 detik.
Hal tersebut disebabkan oleh kendali dari relay, seperti yang dijelaskan pada bagian sensor identifikasi di atas.
3.3.2.2 Rangkaian Trigger (Trigger Circuit) Nilai R dan C harus diperhatikan dalam perancangan rangkaian trigger.
i i
Hasil perkalian dari R C harus jauh lebih kecil dari T . Rangkaian trigger dan
i i P relay driver ditunjukkan Gambar 3-8.
10k
Vcc Ri DIODE Vcc Vtrigger 3 2 1 RELAY Ci 4 5 Vout comparator 2k8 2 1 3 2N2222Gambar 3-8. Rangkaian trigger dan Rangkaian relay driver
Nilai R dan C ditentukan sebagai berikut :
i i
misal: R = 10 K dan C = 0,001 µF
i i 3 − 6 R C
10 10 , 001
× = × × × 10 i i − 6
10 10 s = × Jika hasil perkalian R dan C dibandingkan dengan nilai T , maka nilai R
i i P i = 10 K dan C = 0,001 µF sudah memenuhi syarat untuk rangkaian trigger. i
Kapasitor (C ) membuat masukan yang masuk ke LM 555 hanya berupa pulsa
i
trigger , sedangkan dioda membatasi nilai puncak tegangan positif. Kegunaan dari
rangkaian trigger ini adalah meminimalkan kesalahan dalam masukan yaitu berupa pulsa trigger. Masukan untuk rangkaian trigger diperoleh dari relay yang dikontrol oleh relay driver. Penjelasan rangkaian relay driver (Gambar 3-8) dibahas pada bagian pengendali pompa air dan timer.
3.3.3 Pengendali Pompa Air dan Timer
Perancangan pengendali pompa air dan timer ini bertujuan agar pompa air dan timer dapat bekerja bersamaan (sinergi). Logika kerja antara pompa air dan
timer dapat dilihat pada Tabel 3-2.
Tabel 3-2. Logika kerja pompa air dan timer
Timer Pompa Air Air
On On keluar Off Off tidak keluar Dari Tabel 3-2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Jika timer mati (Off), maka pompa air mati (Off) Jika timer aktif (On), maka pompa air aktif (On)
- Dua kondisi itu saja yang digunakan dalam rangkaian pengendali timer dan pompa air. Rangkaian untuk pengendali ini menggunakan relay. Tombol start menggunakan kendali otomatis yaitu sensor optocoupler (sensor identifikasi). Agar terjadi kendali yang otomatis, pompa dihubungkan dengan kontak normally
open relay yang kemudian dari kontak tersebut dihubungkan ke sumber tegangan