Penggunaan metode pembelajaran problem solving dalam peningkatan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan gerak jatuh bebas di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta - USD Repository

  

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK

BAHASAN GERAK JATUH BEBAS DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh :

EFRAIM DECOBERTEN PETERS

  

NIM : 081424030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

  Peters, E.D. 2013. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving

  

Dalam Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Jatuh

  Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Bebas Di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pemahaman konsep awal siswa tentang gerak jatuh bebas; (2) pemahaman konsep akhir siswa tentang gerak jatuh bebas setelah belajar dengan menggunakan metode problem solving; dan (3) Apakah penggunakan metode problem solving dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang gerak jatuh bebas di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

  Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17-25 oktober 2013 di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berjumlah 47 siswa. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa peneliti menggunakan soal pretest dan posttest, hasil wawancara, foto, serta video.

  Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa metode problem solving dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan gerak jatuh bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRACT

  Peters, E.D. 2013. Learning Problem Solving Method Using Improved Understanding the Concept of Students In Free Fall Motion Highlights In Bopkri high school 2 Yogyakarta. Physical Education Studies Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta.

  The purpose of this study was to determine: (1) students 'understanding of the initial concept of free fall motion, (2) the final students' understanding of the concept of motion in free fall after studying using problem solving methods, and (3) whether the use of problem solving methods can increase students' understanding of the concept of free fall motion at SMA BOPKRI 2 Yogyakarta..

  The research was conducted on 17-25 October 2013 in SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. The subjects of this study were 47 senior high school students of class X BOPKRI 2 Yogyakarta. To find the increased understanding about the concept of students researchers used pretest and posttest, the results of interviews, photos and video.

  The result of the study that the method of problem solving could improve students' understanding of concepts on the subject of free fall motion.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat dan rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi yang berjudul Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving Dalam Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Jatuh Bebas Di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Ini merupakan salah satu syarat kelulusan yang harus . dipenuhi dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi pendidikan Fisika, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Proses penyusunan, pelaksanaan, serta penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dorongan serta semangat dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang selalu setia dan sabar mendampingi penulis dalam penyusunan, pelaksanaan serta penyelesaian skripsi ini.

2. Seluruh dosen JPMIPA yang sudah memberikan ilmu-ilmu pengetahuan dan juga pengalaman-pengalaman hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Petugas sekretariat yang sudah dengan sabar melayani kebutuhan persuratan peneliti.

  4. Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

  5. Kepala sekolah BOPKRI 2 yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.

  6. Bapak Wahyu Santoso, S.Pd selaku guru pendamping yang bersedia meluangkan waktu dan mendampingi penelitian.

  7. Mas Kuncoro selaku kepala laboratorium sekolah yang sudah membantu menyiapkan tempat selama pelaksanaan penelitian.

  8. Para siswa kelas X B , X C , yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini.

  9. Papa dan Mama yang sudah memberikan kasih sayang, semangat dorongan motivasi juga materil yang sangat membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

  10. Seluruh keluarga besar di Manggarai yang selalu memberi semangat kepada peneliti.

  11. Enu Lina beserta keluarga yang sudah memberikan cinta, waktu serta semangat kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini.

  12. Kakak Jack yang selalu menyayangi dan memberi semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13. Fr. Radja, Enu Paulina Endang dan Kak Jackrois yang sudah membantu penelitian dalam pengambilan data.

  14. Eko, Atma Suganda, suster Renata, Fr Raja, Fr Silva, Dimas, Michael, Enggar, Salib, Robi Subin, Ibe, Gusti Chandra, Kak Agus, Kak Rian yang sudah memberikan semangat kepada peneliti.

  15. Seluruh teman angkatan 2008 yang selalu memberi semangat dalam persahabatan selama ini.

  16. Serta seluruh pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan dan menerima kritik serta saran yang membangun guna penulisan yang lebih baik. Penulis berharap semoga skrripsi ini berguna bagi pembaca.

  Yogyakarta, 2 Maret 2013 Penulis

  Efraim Decoberten Peters

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………… ...........

  i H ALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………….............. ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………….. ........... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………... ........... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA…………… ........... v ABSTRAK…………………………………………………………........... vi ABSTRACT………………………………………………………. ........... vii KATA PENGANTAR…………………………………………….. ........... viii DAFTAR ISI……………………………………………………… ........... xi DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………… ............ xiv DAFTAR TABEL………………………………………………… ............. xv BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………............

  1 1. Latar Belakang…………………………………………. ........... .

  1 2. Rumusan Masalah…………………………………….. ...........

  5 3. Tujuan penelitian……………………………………… ...........

  6 4. Manfaat Penelitian……………………………………. ...........

  6 BAB II. DASAR TEORI …………………………………………........

  7 A. Konsep, Konsepsi dan Pemahaman Konsep………...............

  7 1. Konsep…………………………………………...........

  7 2. Konsepsi………………………………………............

  8 3. Pemahaman konsep…………………………...................

  10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2.

  13 Tahap-Tahap Pemecahan Masalah ………………...........

  3.

  14 Strategi Pemecahan Masalah…………………….............

  4.

  16 Contoh Problem Solving…………………………...........

  C.

  17 Gerak Jatuh Bebas………………………………………............

  D.

  22 Kaitan Teori dengan Penelitian…………………………............

  BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

  23 …………………………............

  A.

  23 Jenis Penelitian………………………………………….............

  B.

  23 Desain Penelitian……………………………………….............

  C.

  25 Populasi dan Sampel……………………………………............

  D.

  25 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………..........

  E.

  25 Treatment……………………………………………….............

  F.

  29 Instrumen Penelitian……………………………………............

  1.

  29 Instrumen Pengumpulan Data……………………...........

  a.

  29 Pretest-posttest………………………………...........

  b.

  32 Wawancara………………………………….............

  2.

  33 Instrumen Pembelajaran…………………………............

  G.

  34 Analisis Data……………………………………………............

  1.

  34 Pretest-posttest…………………………. ………...........

  2.

  36 Wawancara………………………………………............

  BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA

  37 …………………………...........

  A. Deskripsi Penelitian 37 …………………………………….............

  1.

  37 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian………….. ............

  2.

  38 Kejadian Saat Penelitian………………………... ............

  3.

  40 Kegiatan Diskusi Pada Kelas Eksperimen………..........

  B. Data Penelitian 43 …………………………………………………...

  1. Hasil Pretest Dan Posttest Siswa Kelas treatment

  43 ………..

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4.

  47 Data Wawancara Dari Kelas Eksperimen……………… ....

  C.

  49 Analisis Data……………………………………………………… 1. Analisis Hasil Pretest Dan Posttest……………………………. 50

  1)

  50 Analisis pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol… 2)

  51 Analisis Pretest Dan Posttest Pada Kelas Eksperimen.. 3)

  52 Analisis Pretest Dan Posttest Pada Kelas Kontrol…… 4)

  Analisis Posttest Pada Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

  53 ………………………………… .....

  2. Grafik Perbandingan Antara Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontol................................................................ .....

  54 3.

  57 Analisis Hasil Diskusi Kelompok…………………………..

  4.

  59 Analisis Hasil Wawancara………………………………….

  5.

  63 Analisi Keseluruhan………………………………………..

  D.

  67 Keterbatasan Dalam Penelitian………………………………….. ….

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

  68 ……………………………………..

  A.

  68 Kesimpulan……………………………………………………… ....

  B.

  68 Saran……………………………………………………………... .... DAFTAR PUSTAKA

  70 ………………………………………...…………… ....

  

DAFTAR LAMPIRAN

  86 Lampiran 11. Hasil diskusi kelompok 1 …………………………………..

  95 Lampiran 19. Hasi l Wawancara…………………………………………......

  94 Lampiran 18. Hasil Diskusi Kelompok …………………………………....

  93 Lampiran 17. Jawaban Posttest siswa ……………………………………...

  92 Lampiran 16. Jawaban Pretest siswa ………………………………………

  91 Lampiran 15. Hasil diskus i kelompok 6…………………………………..

  90 Lampiran 14. Hasil disk usi kelompok 5…………………………………..

  89 Lampiran 13. Hasil dis kusi kelompok 4…………………………………..

  88 Lampiran 12. Hasil diskusi kelompok 2…………………………………..

  83 Lampiran 10. Kunci jawaban diskusi kelompok…………………………..

  Halaman Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ke sekolah

  82 Lampiran 9. Kunci jawaban pretest dan posttest………………………....

  81 Lampiran 8. Soal Wawancara………………………………………….....

  78 Lampiran 7. Soal Pretest Soal Posttest ………………..……………….....

  77 Lampiran 6. Soal diskusi kelompok……………………………………...

  76 Lampiran 5. Pembagian Diskusi Kelompok X B ………………………...

  75 Lampiran 4. Surat Keterangan Sudah Meneliti…………………………..

  74 Lampiran 3. Surat izin dari dinas perizinan kota Yogyakarta........ ……….

  73 Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian ke Walikota Yogyakarta....

  .………………

  99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

  44 Tabel 11. Data Pemahaman Konsep Dari Kelas Eksperimen No 1.........

  51 Tabel 19. Analisis SPSS Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol. ….. …….

  50 Tabel 18. Analisis SPSS Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen …….

  48 Tabel 17. Analisis SPSS Pretest Kelas Eksperimen Dan Kontrol …….

  47 Tabel 16. Data wawancara Dari Kelas Eksperimen …………………..

  46 Tabel 15. Data Pemahaman Konsep Dari Kelas Eksperimen No 5……

  46 Tabel 14. Data Pemahaman Konsep Dari Kelas Eksperimen No 4……

  45 Tabel 13. Data Pemahaman Konsep Dari Kelas Eksperimen No 3……

  45 Tabel 12. Data Pemahaman Konsep Dari Kelas Eksperimen No 2……

  43 Tabel 10. Hasi l Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol…………................

  Halaman Tabel 1. Persamaan Gerak....................................................................

  42 Tabel 9. Hasil Pretest Dan Posttest Kelas Treatment............ ………….

  41 Tabel 8. Jawaban Diskusi Soal C ................ ………………………….

  40 Tabel 7. Jawaban Diskusi Soal B ............... …………………………..

  37 Tabel 6. Jawaban Diskusi Soal A ............... …………………………..

  33 Tabel 5. Waktu Pelaksanaan Penelitian ............ ………………………

  30 Tabel 4. Soal Wawancara Konsep................ …………………………

  24 Tabel 3. Kisi-Kisi Soal......................................................................... .

  19 Tabel 2. Desain Penelitian....................................................................

  52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel 21. Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontol...........................

  54 Tabel 22. Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontol..........................

  55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Fisika merupakan dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan lain dan

  teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang teramat pesat saat ini, telah mempermudah kehidupan manusia. Mengingat begitu pentingnya peranan ilmu fisika, sudah semestinya ilmu ini dipahami dengan baik oleh siswa. Upaya siswa dalam mempelajari fisika sering menemui hambatan- hambatan. Fisika biasanya dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami. Hal itu mungkin menyebabkan hasil belajar fisika siswa menjadi kurang baik.

  Apabila kita perhatikan pada ajang kompetisi fisika tingkat dunia, misalnya olimpiade fisika, siswa Indonesia memang sering memperoleh medali, baik medali perunggu, medali perak, maupun medali emas. Akan tetapi prestasi yang diperoleh oleh beberapa siswa tersebut belum menunjukkan kondisi rata- rata dari seluruh siswa di Indonesia.

  Kebanyakan orang di Indonesia menyebutkan beragam alasan mengenai pemahaman fisika siswa. Banyak pihak mengatakan bahwa pemahaman fisika siswa berasal dari guru yang banyak memberi pengetahuan, maka apabila pemahaman fisika siswa kurang, itu disebabkan oleh guru yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  diajak berpikir analisis pada materi pembelajaran fisika. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya sikap kurang peduli, masa bodoh, dari peserta didik.

  Namun demikian sumber kesalahannya tidak hanya terletak pada diri siswa. Perlu disadari bahwa keberhasilan dan kegagalan suatu pendidikan atau pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen yang ada, baik itu pendidik, siswa, bahan ajar, proses belajar, waktu belajar, dan kelengkapan sarana dan prasarana (Suryosubroto, 2009: 189).

  Menurut Piaget, seorang anak mempunyai cara berpikir dan pendekatan yang berbeda secara kualitatif dengan orang dewasa dalam melihat dan mempelajari realitas. Anak dalam perkembangannya mempunyai struktur pemikiran yang berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar, tekanan harus diletakkan pada pemikiran murid dan bukan pada pemikiran guru. Dalam kaitan ini, menjadi penting bagi seorang guru untuk mengerti cara berpikir murid, pengalaman murid, dan bagaimana murid mendekati suatu persoalan (Ginsburg dan Opper, 1988 dalam Suparno, 2001: 142-143).

  Dalam Depdiknas (2007) dijelaskan bahwa untuk siswa SMA, kerja ilmiah, pemecahan masalah dan cara menganalisis banyak digunakan dalam pembelajaran fisika. Akan tetapi kecenderungan di lapangan yang sering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  apalagi untuk masalah-masalah yang cukup kompleks yang mencakupi hubungan antar konsep (Agus dan Andi, 2010: 13-14).

  Salah satu penyebab yang teridentifikasi adalah kurangnya bahkan tidak adanya pengajaran penyelesaian masalah secara sistematis oleh guru terhadap siswanya dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan, yang sering adalah memberi contoh penyelesaian masalah (soal). Sudharta (2007 dalam Agus dan Andi, 2010: 13-14) menyatakan bahwa cukup banyak guru yang tidak memahami strategi penyelesaian soal-soal secara sistematis. Ketika mengajarkan pemecahan soal, guru tidak mulai dengan menganalisis masalah pada soal, tidak mendeskripsikannya dalam deskripsi fisika, tidak berusaha untuk menggambarkannya dalam diagram-diagram, namun lebih menekankan pada pencocokan soal-soal dengan rumus yang dihafalkan. Guru lebih tertarik pada jawaban siswa yang benar tanpa menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dan prosedur penyelesaiannya (Agus dan Andi, 2010: 13-14).

  Di SMA BOPKRI 2, kebanyakan siswanya kurang berminat dalam pelajaran fisika dan siswanya kurang aktif dalam pembelajaran fisika, kadang malas dalam mengikuti pelajaran fisika. Ada yang menganggap bahwa pelajaran fisika itu sangat sulit dipelajari dan dipahami. Siswanya mempelajari materi fisika dengan cara menghafal rumus yang diberikan oleh guru sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terhadap pelajaran fisika terkadang siswa menunjukkan kurang peduli dan masa bodoh.

  Namun sumber kesalahan bukan hanya pada diri siswa itu sendiri. Kita juga harus melihat apakah metode yang diberikan guru saat menyampaikan materi bisa membuat siswa semangat dalam mempelajari fisika. Berdasarkan penelitian saya pada saat PPL, saya menemukan bahwa guru di SMA di BOPKRI 2 menggunakan metode ceramah dan simulasi dalam mengajar fisika. Guru menggunakan metode ini agar siswa menjadi tertarik dan juga senang belajar, tetapi siswa kadang tidak tertarik sehingga semangat belajar mereka berkurang. Guru fisika di SMA BOPKRI 2, tidak menggunakan metode problem solving dalam mengajar.

  Berdasarkan persoalan di atas maka peneliti menggunakan metode pembelajaran problem solving dalam peningkatan pemahaman konsep siswa, di mana di dalam metode problem solving dijelaskan bahwa pembelajaran

  

problem solving menitik beratkan pada partisipasi siswa, siswa harus terlibat

  dalam proses belajar, mereka dilatih untuk memecahkan persoalan yang diberikan. Di sini guru meminta siswa agar siswa mengungkapkan bagaimana cara mereka memecahkan persoalan yang diberikan dan bukan hanya melihat hasil akhirnya (Suparno, 2007: 98). Disisi lain pendidik berperan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berminat untuk mengadakan penelitian yang berjudul "PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN

  PROBLEM SOLVING DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK JATUH BEBAS DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA”.

2. Rumusan Masalah a.

  Bagaimanakah pemahaman konsep awal siswa tentang gerak jatuh bebas? b.

  Bagaimanakah pemahaman konsep akhir siswa tentang gerak jatuh bebas setelah belajar dengan menggunakan metode problem solving? c.

  Apakah penggunakan metode problem solving dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang gerak jatuh bebas di SMA BOPKRI

  2 Yogyakarta? 3.

   Tujuan penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a.

  Untuk mengetahui pemahaman konsep awal siswa tentang gerak jatuh bebas; b.

  Untuk mengetahui pemahaman konsep akhir siswa tentang gerak jatuh bebas setelah belajar dengan menggunakan metode problem solving;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Manfaat Penelitian a.

  Bagi para siswa : Dapat membantu para siswa untuk lebih memahami lagi konsep tentang fisika dengan metode problem solving b.

  Bagi Pendidik : menjadi referensi tentang model pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II DASAR TEORI A. Konsep, Konsepsi dan Pemahaman Konsep 1. Konsep Menurut Breg (1991, dalam Santyasa, 2006: 9), konsep merupakan

  abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir. Menurut Rosser Dahar (1989, dalam Santyasa, 2006: 9), konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan- kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Menurut Dahar (1989, dalam Santyasa, 2006: 10), konsep-konsep merupakan batu-batu pembebas (building bloks) berpikir. Artinya suatu konsep tidak akan memiliki arti apabila konsep tersebut tidak dihubungkan dengan konsep yang lain (Breg, 1991: 9 dalam Santyasa, 2006:10). Arti suatu konsep kemudian disepakati oleh para ahli dan akan tampak pada cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan (Santyasa, 2006:9).

  Kemampuan membentuk konsep terjadi apabila seseorang mempunyai kemampuan memberikan respon terhadap stimulus yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  a.

  Konsep timbul dari hasil pengalaman manusia dengan lebih dari satu benda, peristiwa atau fakta, konsep merupakan suatu generalisasi dari fakta-fakta tersebut.

  b.

  Hasil berpikir abstrak manusia dari fakta-fakta tersebut; c. Suatu konsep dapat dianggap kurang tepat disebabkan timbulnya fakta-fakta baru, sehingga konsep dapat mengalami suatu perubahan (bersifat tentatif). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep adalah abstraksi dari ciri-ciri sesuatu untuk mempermudah komunikasi antara manusia serta mampu mendorong manusia untuk berpikir. Sebagai contoh “kursi”. Ada beberapa bentuk kursi (angka tiga terbalik, bundar, persegi, persegi panjang, dll), beraneka warna, bahan, serta ukuran. Tetapi, semuanya disebut kursi.

2. Konsepsi

  Menurut Breg (1991, dalam Santyasa, 2006: 14-15), tafsiran seseorang atau siswa terhadap suatu konsep ilmu tertentu sebagai konsepsi. Tafsiran perorangan terhadap suatu konsep sangat mungkin berbeda-beda. Misalnya penafsiran tentang konsep gerak jatuh bebas atau konsep gesekan dapat berbeda-beda untuk setiap orang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c.

  Perbedaan kemampuan dalam menginterprestasi pada saat belajar, hal ini akan menentukan apa yang masuk ke otak dan menafsirkan apa yang masuk ke otak. Dengan demikian apabila seseorang bersifat pasif, maka konsepsi yang dimilikinya akan sedikit, sedangkan apabila seseorang bersifat aktif, maka konsepsi yang dimilikinya akan semakin banyak.

  Walaupun dalam fisika kebanyakan konsep telah mempunyai arti yang jelas dan telah disepakati oleh tokoh fisika, akan tetapi konsepsi para siswa berbeda-beda sesuai dengan pengalaman dan cara pandangnya masing-masing. Pada umumnya konsepsi siswa selalu berbeda dengan konsepsi fisikawan. Konsepsi fisikawan akan lebih canggih, lebih kompleks, dan melibatkan banyak hubungan antara konsep daripada konsepsi siswa.

  Belajar konsep sains melibatkan akomodasi kognitif terhadap konsepsi awal (alternative framework) siswa. Tugas guru dalam pembelajaran adalah mengetahui dengan pasti konsep awal siswa secara individu tentang topik yang dipelajari. Apabila ada konsepsi awal siswa yang belum sesuai dengan konsepsi ilmiah maka gurulah yang harus memfasilitasi siswa agar konsepsi mereka kembali menuju konsepsi ilmiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Untuk mengungkap konsepsi awal siswa mengenai pokok bahasaan yang sedang dipelajari, ada beberapa cara yang dilakukan oleh para guru antara lain:

  1) Menghadirkan suatu fenomena

  Menyajikan suatu fenomena untuk menimbulkan konsepsi para siswa, kemudian mengistruksikan kepada siswa untuk menelaah fenomena tersebut. Menelaah fenomena bertujuan agar konsepsi awal siswa yang berkaitan dengan fenomena itu muncul.

  2) Meminta siswa untuk mendeskripsikan atau menampilkan konsepsinya.

  Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menghadirkan gagasan siswa, di antaranya dengan cara menuliskannya dalam bentuk uraian, menggambarkan ilustrasi, menciptakan model, menggambarkan peta konsep, atau menciptakan banyak kombinasi dari cara tersebut sebagai bukti pemahaman mereka terhadap konsep tertentu. Tujuan langkah ini adalah untuk membantu para siswa mengenali dan memperjelas pemahaman dan gagasan mereka sendiri (Santyasa, 2006: 20-22).

3. Pemahaman konsep

  Karena salah satu tujuan belajar mengajar adalah usaha agar siswa memahami konsep dan tingkat keberhasilan harus diukur maka pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  indikator-indikator yang dapat menunjukan pemahaman tersebut (Budi, 1992: 114).

  Beberapa indikator yang menunjukan pemahaman seseorang akan suatu konsep antara lain: a.

  Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri; b.

  Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain; c.

  Dapat menganalisis hubungan antar konsep dalam suatu hukum; d. Dapat menerapkan suatu konsep untuk:

  1) Menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus;

  2) Untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis;

  3) Memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi.

  e.

  Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat; f. Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling berkaitan; g.

  Dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Metode Problem Solving 1. Definisi

  Problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan

  persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu. Ini dapat dilakukan baik dalam kelompok ataupun pribadi. Guru sebaiknya minta agar siswa mengungkapkan bagaimana cara mereka memecahkan persoalan tersebut dan bukan hanya melihat hasil akhirnya.

  Problem solving dapat membantu mengatasi salah pengertian.

  Siswa dilatih untuk mengerjakan soal yang diberikan guru, dari situ dapat dilihat apakah gagasan siswa benar atau tidak. Dengan memecahkan persoalan, siswa dilatih untuk mengorganisasikan pengertian dan kemampuan mereka. Di sini siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan pemecahan persoalan mereka di depan kelas dan teman-teman lain menanyainya. Dengan melihat bagaimana cara siswa memecahkan persoalan, dapat dengan mudah dilihat siswa mempunyai salah pengertian dalam langkah yang mana. Apabila siswa salah pengertian, guru dapat menanyakan kepada siswa mengapa mereka mempunyai pengertian atau langkah seperti itu. Sekaligus dalam wawancara itu, guru dapat melihat salah pengertian yang dibuat. Langkah selanjutnya adalah menentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam batas-batas tertentu, dapat dibentuk melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan (Suharsono, 1991, dalam Wena, 2011 : 53). Chi dan Glaser (1985 dalam Schunk, 2012 : 416) mengatakan bahwa sebuah masalah timbul ketika “ situasi di mana seseorang mencoba mencapai beberapa tujuan, dan harus menemukan cara untuk sampai disana. Pemecahan masalah mengacu pada usaha orang-orang untuk mencapai tujuan karena mereka tidak memiliki solusi yang terbaik.

2. Tahap-Tahap Problem Solving Pemecahan masalah sering diperkirakan melibatkan pemahaman.

  Walas (1921, dalam Schunk, 2012 : 418) meneliti orang yang memecahkan masalah dalam memformulasikan model yang memiliki tiga tahap sebagai berikut: a.

  Persiapan : waktu untuk mempelajari masalah dan mengumpulkan informasi, yang mungkin sesuai dengan solusi.

  b.

  Inkubasi : periode memikirkan masalah, yang juga bisa berupa pengabaian masalah untuk sejenak.

  c.

  Iluminasi: periode perenungan ketika solusi yang mungkin bisa digunakan muncul tiba-tiba dalam kesadaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Strategi Problem Solving a.

  Solo (Wanket dan Oreovocz, 1995, dalam Wena, 2011: 56) mengemukakan enam tahap dalam pemecahan masalah: 1)

  Identifikasi permasalahan 2)

  Representasi permasalahan 3)

  Perencanaan pemecahan 4)

  Menerapkan/ mengimplementasikan perencanaan 5)

  Menilai perencanaan 6)

  Menilai hasil pemecahan b. Wanket dan Oreovocz (1995, dalam Wena, 2011: 57) mengemukakan tujuh tahap dalam pemecahan masalah:

  1) Saya mampu/biasa: tahap membangkitkan motivasi dalam menumbuhkan keyakinan siswa.

  2) Mendefinisikan: membuat daftar hal yang diketahui dan tidak diketahui, menggunakan gambar grafis untuk memperjelas permasalahan.

  3) Mengeksplorasi: merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan membimbing untuk menganalisis dimensi-dimensi permasalahan yang dihadapi.

  4) Merencanakan: mengembangkan cara berpikir logis siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5) Mengerjakan : membimbing siswa secara sistematis untuk memperkirakan jawaban yang mungkin untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

  6) Mengoreksi kembali : membimbing siswa untuk mengecek kembali jawaban yang dibuat, mungkin ada beberapa kesalahan yang dilakukan.

  7) Generalisasi : membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan : a)

  Apa yang telah saya pelajari dalam pokok bahasan ini?

  b) Bagaimanakah pemecahan masalah yang dilakukan bisa lebih efisien? c)

  Jika pemecahan masalah yang dilakukan masih kurang benar, apa yang harus saya lakukan? Dalam hal ini ada dorongan siswa untuk melakukan umpan balik/refleksi dan mengoreksi kembali kesalahan yang mungkin ada.

  c.

  Parmes (Mulyoto, 2005, dalam Suryosubroto, 2009: 200). mengemukakan adanya lima langkah dalam pemcahan suatu masalah:

1) Penemuan fakta.

  2) Penemuan masalah, berdasarkan fakta-fakta yang telah dihimpun, ditentukan masalah/ pertanyaan yang kreatif untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4) Penemuan jawaban, penentuaan tolak ukur atas kriteria pengujian jawaban, sehingga ditemukan jawaban yang diharapkan.

  5) Penentuan penerimaan, dikemukakan kebaikan dan kelemahan gagasan, kemudian menyimpulkan dari masing-masing masalah yang dibahas.

4. Contoh Problem Solving a.

  Guru memberikan persoalan yang harus dipecahkan siswa, misalnya: Apakah massa benda tidak berpengaruh dalam kecepatan suatu benda yang bergerak jatuh bebas? Mengapa terjadi perbedaan waktu antara kelereng dan selembar kertas bila dijatuhkan secara bersamaan? b.

  Setiap siswa mencoba untuk mengerjakan persoalaan itu sendiri c. Setiap siswa diminta maju untuk menuliskan pengerjaannya di depan kelas.

  d.

  Siswa lain dipersilakan untuk bertanya atau menanggapi hasil pekerjaan teman.

  e.

  Secara bersama-sama, siswa dan guru menyimpulkan konsep fisika yang terkandung dari persoalan di atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Gerak Jatuh Bebas

  Materi ini dirangkum dari (Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid I: 2001: 30-44, Marthen Kanginan, Fisika Untuk SMA Kelas X Jilid 1: 2006: 75-77).

  Pada masa lampau, hakekat gerak benda jatuh merupakan bahan pembahasan yang sangat menarik dalam ilmu filsafat alam. Aristoteles, pernah mengatakan bahwa benda yang beratnya lebih besar jatuh lebih cepat dibandingkan benda yang lebih ringan. Pendapat Aristoteles ini mempengaruhi pandangan orang-orang yang hidup sebelum masa Galileo, yang menganggap bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih cepat dari benda yang lebih ringan dan bahwa laju jatuhnya benda tersebut sebanding dengan berat benda tersebut.

  Misalnya kita menjatuhkan selembar kertas dan sebuah batu dari ketinggian yang sama. Hasil yang kita amati menunjukkan bahwa batu lebih dahulu menyentuh permukaan tanah/lantai dibandingkan kertas. Sekarang, coba kita jatuhkan dua buah batu dari ketinggian yang sama, di mana batu yang satu lebih besar dari yang lain. ternyata kedua batu tersebut menyentuh permukaan tanah hampir pada saat yang bersamaan, jika dibandingkan dengan batu dan kertas yang kita jatuhkan tadi. Kita juga dapat melakukan percobaan dengan menjatuhkan batu dan kertas yang berbentuk gumpalan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan percepatan yang sama apabila tidak ada udara atau hambatan lainnya. Galileo menegaskan bahwa semua benda, berat atau ringan, jatuh dengan percepatan yang sama, paling tidak jika tidak ada udara. Galileo yakin bahwa udara berperan sebagai hambatan untuk benda-benda yang sangat ringan yang memiliki permukaan yang luas. Tetapi pada banyak keadaan biasa, hambatan udara ini bisa diabaikan. Pada suatu ruang di mana udara telah diisap, benda ringan seperti selembar kertas yang dipegang horisontal pun akan jatuh dengan percepatan yang sama seperti benda yang lain. Ia menunjukkan bahwa untuk sebuah benda yang jatuh dari keadaan diam, jarak yang ditempuh akan sebanding dengan kuadrat waktu. Kita dapat melihat hal ini dari salah satu persamaan GLBB di bawah. Galileo adalah orang pertama yang menurunkan hubungan matematis.

  Sumbangan Galileo yang khusus terhadap pemahaman kita mengenai gerak benda jatuh, dapat dirangkum sebagai berikut: Pada suatu lokasi tertentu di Bumi dan dengan tidak adanya hambatan udara, semua benda jatuh dengan percepatan konstan yang sama. Kita menyebut percepatan ini sebagai percepatan yang disebabkan oleh gravitasi pada bumi dan memberinya simbol

  2

  g. Besarnya kira-kira 9,8 m/s . Dalam satuan Inggris alias British, besar g

  2

  kira-kira 32 ft/s . Percepatan yang disebabkan oleh gravitasi adalah percepatan sebuah vektor dan arahnya menuju pusat bumi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Persamaan Gerak Jatuh Bebas

  Selama membahas Gerak Jatuh Bebas, kita menggunakan rumus atau persamaan GLBB. Kita pilih kerangka acuan yang diam terhadap bumi. Kita menggantikan x atau s (pada persamaan GLBB) dengan y, karena benda bergerak vertikal. Kita juga bisa menggunakan h, menggantikan x atau s.

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan media simulasi phet dengan metode pembelajaran problem solving terhadap peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan hukum-hukum tentang gas ideal di SMA Negeri 2 Klaten dan SMA Negeri 1 Prambanan kelas XI.

1 5 166

Penggunaan metode pembelajaran problem solving dalam peningkatan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan gerak jatuh bebas di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 4 125

Latihan soal terbimbing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan kalor - USD Repository

0 0 103

Efektivitas metode pembelajaran dalam hal perubahan konsep dengan eksperimen terbimbing menggunakan lembar kegiatan siswa pada pokok bahasan getaran - USD Repository

0 0 119

Perubahan konsep siswa dalam pembelajaran fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian paralel menggunakan metode demonstrasi - USD Repository

0 7 219

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II - USD Repository

0 0 287

Perubahan konsep siswa SMA Santa Maria Yogyakarta dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik pada pokok bahasan pembiasan cahaya pada lensa - USD Repository

0 0 278

Peningkatan penalaran siswa pada konsep tekanan melalui penerapan metode problem solving di SMP Pangudi Luhur Moyudan - USD Repository

0 3 131

Keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan statistika dengan metode kooperatif tipe Numbered Heads Together SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 166

Media pembelajaran komik untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam pokok bahasan wujud zat - USD Repository

0 1 141