Perubahan konsep siswa SMA Santa Maria Yogyakarta dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik pada pokok bahasan pembiasan cahaya pada lensa - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERUBAHAN KONSEP SISWA SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISTIK PADA POKOK BAHASAN PEMBIASAN

CAHAYA PADA LENSA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Wahai Bintang.... Engkau Cahaya dalam Kegelapan Malam Seperti Kekuatan dan Keikhlasanku.........

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

  Mustikaningtyas, Irene. (2009). Perubahan Konsep Siswa SMA Santa Maria

  

Yogyakarta dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan

Konstruktivistik pada Pokok Bahasan Pembiasan Cahaya pada Lensa . Program

  Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta (2009).

  Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui adanya perubahan konsep siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik pada pokok bahasan pembiasan cahaya pada lensa ditinjau dari segi kuantitatif dan kualitatif. Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri selama mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru tidak dapat memindahkan pengetahuannya kepada siswa sehingga belajar merupakan proses aktif membentuk pengetahuan konsep siswa melalui suatu kegiatan yang sudah didesain menggunakan media Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan mengajar adalah membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka secara cepat dan efektif.

  Penelitian ini dilaksanakan di SMA Santa Maria Yogyakarta pada tanggal 1 - 30 April 2009, pada siswa kelas XC yang berjumlah 21 siswa. Peneliti memberikan treatment kepada siswa melalui kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan media Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Untuk mengetahui perubahan konsep siswa digunakan soal pretest dan posttest.

  Penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan konsep siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik pada pokok bahasan pembiasan cahaya pada lensa, dengan klasifikasi perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

  Mustikaningtyas, Irene. (2009). Concept of Changing of Santa Maria Senior High

  

School Students Yogyakarta in Learning using Constructivist Approach on Lens

Light Refraction Learning Subject. Physics Education Study Programme

  Mathematics and Science Education, Teaching and Education Faculty of Sanata Dharma University. Yogyakarta (2009).

  This research was resembled to know of student’s concept changing through learning lesson using constructivist approach on lens’ light refraction learning subject, which is observed by quantitative and qualitative aspects. Learning using constructivist approach is a study directing the students to understand their own knowledge as long as they participating a learning process. In this case, teachers cannot transfer their knowledge to their students directly so learning process is an active process to from a knowledge concept of students themselves through activity which is designed using Student Activity Sheet and teaching process is used to help the students on constructing their knowledge quickly and effectively.

  This research was resembled to the third grade students of Santa Maria Senior High School Yogyakarta on April, 1 – 30. 2009, which the total amount of them are 21 students. Researcher gave a treatment to students through learning activity in class using Student Activity Sheet. To know the student’s concept changing, the researcher using pretest and posttest questions.

  The research shows that there is a changing of concept of students’ learning after they learnt using constructivist approach on lens’ light refraction learning subject, with classification of changing of concept as follows: wrong – right (40%), wrong – not complete (40%), and not complete – right (20%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang “Perubahan Konsep Siswa SMA Santa Maria Yogyakarta dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivistik pada Pokok Bahasan Pembiasan Cahaya pada Lensa”

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa proses yang panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih, kepada:

  1. Bapak Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, mengoreksi, saran dan kritik selama proses penulisan skripsi ini, dan nasehat selama masa perkuliahan.

  2. Sr. M. Cornelia OSF, S.Ag selaku kepala sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8. Mas Dedy yang selalu membantuku dan memberiku dukungan selalu.

  9. Om Puspo yang selalu memberi dukungan baik secara materiil dan spirituil kepadaku.

  10. Ibu Palma yang telah membantuku selalu dalam hal materiil selama masa perkuliahan.

  11. Adik- adikku (Felis, Angel, Frans, dan Acha), Tante Veny, Bulek Susi, serta Om Joko yang selalu memberiku dukungan dan nasihat – nasihat.

  12. Keluarga Besar Nanggulan, Boto, Muntilan, dan Jakarta, yang selalu memberikan dukungan serta doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  13. Sahabatku Otty dan Ika, yang selalu membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian, serta teman- teman seperjuanganku angkatan 2005: Asih, Melly, Rita, Diny, Prapti, Eni, Wisnu, Tutik, Nori, Era, dkk. Terimakasih atas kebersamaan yang kalian berikan selama ini.

  14. Bu Eko dan Dek Bagas, serta teman- teman Kost Merah: Clara, Mbak Padmi, Mbak Ika, Mbak Aris, dan Cicil yang selalu memberi dukungan kepada penulis selama di kost.

  15. Mbak Rini yang selalu mengingatkanku untuk berangkat bimbingan.

  Terimakasih mbak, atas dukungannya selama ini.

  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA................................. vi ABSTRAK .................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Konsep dan Miskonsepsi. ........................................................... 7

  3. Teori Perubahan Konsep dalam Pembelajaran Sains .................. 9

  B. Pembelajaran yang Konstruktivistik

  1. Filsafat Konstruktivisme ............................................................. 11

  2. Pembelajaran Menurut Filsafat Konstruktivisme........................ 12

  3. Pembelajaran Fisika Menurut Filsafat Konstruktivisme ............. 14

  C. Eksperimen............................................................................................ 21

  D. Pembiasan Cahaya pada Lensa

  1. Jenis- jenis Lensa ........................................................................ 26

  2. Melukis Pembentukan Bayangan pada Lensa ............................. 28

  3. Rumus Untuk Lensa Tipis ........................................................... 30

  4. Kuat Lensa .................................................................................. 31

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 32 B. Setting Penelitian ................................................................................. 32

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 68 B. Data dan Analisis

  1. Ada Tidaknya Perubahan Konsep ............................................... 74

  2. Klasifikasi Perubahan Konsep .................................................... 77

  C. Pembahasan

  1. Pelaksanaan Pembelajaran.......................................................... 130

  2. Perubahan Konsep...................................................................... . 159

  3. Klasifikasi Perubahan Konsep.................................................... 160

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 163 B. Saran ..................................................................................................... 163 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 164 LAMPIRAN .................................................................................................. 166 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian.......................................... 166 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ............................................................... 167 Lampiran 3 Silabus Pembelajaran Pembiasan Cahaya pada Lensa .......... 168 Lampiran 4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 ................ 172 Lampiran 4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 ................ 176 Lampiran 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 3 ................ 180 Lampiran 4.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 4 ............... 184 Lampiran 4.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 5 ................ 188 Lampiran 4.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 6 ................ 192 Lampiran 5.1 Soal Pretest ............................................................................ 196

  5.2 Soal Posttest............................................................................ 197 Lampiran 6 Jawaban Soal Pretest dan Posttest ......................................... 198 Lampiran 7 Daftar Nilai Siswa ................................................................. 207

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  Tabel

  1 Distribusi Soal Menurut Sub Materi Pembelajaran ................. 37 Tabel

  2 Konsep, Pertanyaan, Aspek yang diukur dan Skornya ............ 38 Tabel

  3 Konsep, Indikator, Soal, Aspek yang diukur, Kriteria Penilaian dan Skornya .................................................................................... 42

  Tabel

  4 Analisis Data Skor .................................................................. 66 Tabel

  5 Perubahan Konsep Siswa Sebelum Dilakukan Pembelajaran dan Sesudah Pembelajaran .............................................................. 67

  Tabel

  6 Rangkuman Hasil Analisis Nilai Siswa . ................................. 75 Tabel

  7 Rangkuman Hasil Perubahan Konsep Siswa Sebelum Dilakukan Pembelajaran dan Sesudah Pembelajaran ................................ 78

  Tabel

  8 Persentase Jenis Perubahan Konsep ......................................... 129

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar

  1 Hubungan antara Proses Keilmuan, Sikap Keilmuan dan Produk Keilmuan ............................................................................... 14

  Gambar

  2 Tiga Bentuk Lensa Cembung atau Lensa Konveks .............. 27 Gambar

  3 Tiga Bentuk Lensa Cekung atau Lensa Konkaf.................... 28 Gambar

  4 Pembiasan pada Lensa Cembung .......................................... 28 Gambar

  5 Sinar Istimewa pada Lensa Cembung ................................... 28 Gambar

  6 Pembiasan Lensa Cekung ..................................................... 29 Gambar 7 Sinar Istimewa Lensa Cekung................................................ 29 Gambar

  8 Siswa Mengerjakan Pretest dengan Sungguh- sungguh........ 156 Gambar 9 Siswa Mengerjakan Posttest dengan Sungguh- sungguh...... 156 Gambar 10 Diskusi pada Saat Melakukan Eksperimen............................. 157 Gambar 11 Siswa Melakukan Eksperimen untuk Mencari Pembentukan

  Bayangan................................................................................ 158

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu Kompetensi Dasar yang harus diajarkan pada Pendidikan Fisika untuk siswa kelas X SMA adalah: Menerapkan prinsip - prinsip kerja alat optik. Pemahaman atas konsep- konsep fisika merupakan hal yang sangat

  penting di dalam pembelajaran fisika. Siswa dikatakan paham atau mengerti jika siswa tersebut mampu menangkap dan menggunakan suatu konsep dengan baik. Seorang siswa maupun mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran fisika secara formal di sekolah atau di kampus sudah membawa konsep awal tentang fisika. Namun konsep awal yang mereka miliki atau konsep yang dibawa kadang-kadang tidak sesuai atau bertentangan dengan konsep para ahli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  konsep yang telah ada untuk menghadapi gejala baru dengan suatu perubahan kecil yang berupa penyesuaian.

  Dalam akomodasi, siswa harus mengganti atau mengubah konsep- konsep pokok mereka yang lama karena tidak cocok lagi dengan persoalan yang baru. Di sisi ada perubahan secara drastis dan siswa sungguh- sungguh mengubah konsep yang telah mereka miliki. Hal ini bisa terjadi bila siswa mempunyai konsep yang tidak cocok dengan konsep ilmiah.

  Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep. Di dalam proses pembelajaran sering kali dijumpai miskonsepsi pada siswa. Hal ini akan menghambat proses belajar mengajar dalam pembelajaran Fisika. Oleh karena itu, peneliti ingin mencari solusi untuk mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa sehingga miskonsepsi tersebut dapat diminimalisir. Untuk membantu siswa dalam perubahan konsep, peneliti akan menggunakan metode pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik. Hal ini karena pembelajaran konstuktivistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  suatu proses aktif dan konstruktif”. Teori Konstruktivisme menunjukkan bahwa pembentukan suatu pengetahuan tidak hanya melalui satu langkah saja, tetapi banyak proses di dalamnya hingga individu yang mempelajarinya menjadi paham akan suatu ilmu. Oleh karena itu, pembelajaran haruslah merupakan kegiatan yang menciptakan kondisi untuk memberi peluang kepada siswa agar secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, melalui serangkaian proses baik mental maupun fisik, ketika siswa berinteraksi dengan lingkungan. Selain itu belajar merupakan suatu proses konstruksi pengetahuan melalui pengalaman belajar yang berpusat pada siswa yang ditunjukkan pada Makalah Seminar Pendidikan Matematika dan Fisika “Pembelajaran Kontekstual” dalam Maria Herni (2007:2).

  Selama ini, dalam mengajarkan Fisika di sekolah, guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Dalam pembelajaran tersebut hanya guru yang berproses sehingga guru dirasa sebagai seseorang yang paling benar, yang paling mengerti mengenai materi yang diajarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  persamaan yang ada cenderung dihafalkan oleh siswa tanpa mengerti kegunaannya serta dari mana persamaan tersebut diperoleh.

  Dalam penelitian ini, penulis akan mendesain pembelajaran Fisika SMA kelas X semester 2 yang meliputi pokok bahasan pembiasan cahaya pada lensa dengan pendekatan konstruktivistik. Selain itu, peneliti juga ingin meneliti perubahan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran yang konstruktivistik.

  Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik siswa dituntut untuk aktif dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menggunakan media LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang bertujuan agar siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran untuk membangun suatu konsep. Selain LKS, peneliti juga menggunakan metode eksperimen untuk memotivasi siswa dalam membangun konsep sehingga, proses pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik dapat tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  C. TUJUAN PENELITIAN

  Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan utama penelitian yang ingin dicapai adalah: Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan konsep pada siswa setelah melakukan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik.

  D. MANFAAT PENELITIAN

  1. Membantu guru dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan yang dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran Fisika.

  2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahamannya sendiri mengenai materi yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa menjadi lebih memahami materi yang diajarkan.

  3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan segala keingintahuan, pendapat, ide ke dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan penelitian untuk membangun pemahamannya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II DASAR TEORI A. PERUBAHAN KONSEP

1. Memahami Konsep

  Guru fisika akan dapat menanamkan konsep fisika dengan benar bila mereka sendiri memiliki konsep- konsep yang benar. Oleh karena itu, pemahaman konsep secara benar sangat penting bagi guru. Menurut Euwe van den Berg (1991:11) kriteria seseorang dapat dikatakan memahami konsep yaitu :

  a. Dapat mendefinisikan konsep yang bersangkutan dengan kata- kata sendiri.

  b. Dapat menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan konsep-konsep yang lain.

  c. Dapat menjelaskan hubungan konsep yang satu dengan konsep yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Konsep dan Miskonsepsi

  Konsep adalah segala yang sudah ada mengenai benda- benda, gejala- gejala, peristiwa- peristiwa, kondisi- kondisi, dan ciri- cirri menurut Euwe van den Berg (1991:8) yang menjadi obyek dalam proses belajar mengajar fisika, penelitian, dan penerapannya untuk berbagai kepentingan.

  Konsep merupakan penyajian- penyajian internal dari sekelompok stimulus- stimulus dalam Dahar (1989:79). Konsep- konsep itu tidak dapat diamati, konsep- konsep harus disimpulkan dari perilaku. Macam- macam konsep yang kita pelajari tidak terbatas. Vygotsky seperti yang dikutip oleh Suparno (1997:52) membedakan konsep menjadi dua jenis konsep, yaitu konsep spontan dan konsep sainstifik. Konsep spontan adalah konsep yang dipunyai siswa karena pergaulannya setiap hari pada situasi tertentu tanpa struktur yang sistematik. Sedangkan konsep sainstifik didapat di bangku sekolah sacara sistematik struktural. Kedua konsep itu saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  diperoleh secara spontan dari pengalaman sebelum mendapatkan pelajaran formal di sekolah.

  Menurut Berg (1991:10) tidak semua pemahaman siswa itu salah meskipun konsepsi siswa itu berbeda dengan konsepsi fisikawan. Jika konsepsi siswa itu sama dengan konsepsi fisikawan yang disederhanakan, maka konsepsi siswa tersebut tidak dapat dikatakan salah. Hanya konsespsi siswa yang bertentangan dengan konsepsi para pakar fisika saja yang dikatakan sebagai miskonsepsi. Sedangkan menurut Katu (2000) seperti yang dikutip oleh Masil dan Asma dalam Evarius Heru Pambudi (2007:6) untuk mendeteksi miskonsepsi dapat dilakukan dengan beberapa cara: a. Memberikan tes diagnostik pada awal perkuliahan atau pada setiap akhir suatu perkuliahan. Bentuknya dapat berupa tes objektif pilihan ganda atau bentuk lain seperti menggambarkan diagram fisis atau vektoris, grafik atau penjelasan dengan kata- kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  e. Dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan terbuka secara lisan kepada siswa maupun mahasiswa.

  f. Dengan mewawancarai misalnya dengan menggunakan kartu pertanyaan.

  Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan awal konsep siswa dapat mempengaruhi perkembangan konsep siswa selanjutnya. Akan tetapi, jika konsep tersebut diarahkan perlahan- lahan sehingga konsep siswa tersebut menjadi lebih maju dan lengkap, maka dapat mengurangi miskonsepsi siswa. Untuk mendeteksi miskonsepsi siswa ditunjukkan pada uraian di atas.

3. Teori Perubahan Konsep dalam Pembelajaran Sains

  Teori perubahan konsep dalam pembelajaran sains menurut Posner dkk. (1982) yang dikutip oleh Suparno (2005:87), dalam proses pembelajaran ada dua proses perubahan konsep. Dalam pembelajaran ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Menurut Posner dkk, yang dikutip oleh Suparno (2005:90) menjelaskan bahwa proses akomodasi memerlukan keadaan tertentu untuk dapat terjadi, antara lain:

  a. Harus ada ketidakpuasan terhadap konsep yang ada. Siswa merubah konsep mereka jika mereka percaya bahwa konsep yang telah mereka punyai tidak dapat lagi digunakan dalam menghadapi situasi, pengalaman atau gejala baru.

  b. Konsep baru harus intelligible (dapat dimengerti). Siswa dapat mengerti bagaimana pengalaman – pengalaman baru dapat didekati dengan konsep – konsep baru tersebut.

  c. Konsep yang baru harus masuk akal, yaitu mempunyai kemampuan untuk memecahkan persoalan – persoalan yang dimunculkan oleh para pendahulu, dan konsisten dengan teori dan pengetahuan lain atau dengan pengalaman yang lama.

  d. Konsep baru harus berguna untuk progrm riset dan mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dimiliki. Sedangkan pada proses akomodasi, siswa harus merubah konsep yang telah mereka punyai karena konsep tersebut tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Oleh karena itu pada proses akomodasi tersebut, perubahan konsep siswa sangat tampak sekali, karena konsep siswa yang salah harus mengalami perubahan menjadi konsep yang sesuai dengan konsep ilmiah. Selain itu, proses akomodasi memerlukan keadaan tertentu untuk dapat terjadi seperti yang telah dijelaskan oleh Posner.

B. PEMBELAJARAN YANG KONSTRUKTIVISTIK

1. Filsafat Konstruktivisme

  Menurut Von Glasersfeld (dalam Suparno, 1997:18) konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan siswa adalah konstruksi (bentukkan) siswa sendiri, ia menegaskan bahwa pengetahuan bukan suatu tiruan dari kenyataan.

  Para konstruktivis percaya bahwa pengetahuan itu ada dalam diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pembelajaran Menurut Filsafat Konstruktivisme

  Belajar menurut filsafat konstruktivisme, yaitu bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa merupakan konstruksi atau bentukan dari kita yang mengetahui sesuatu. Jadi pengetahuan bukan suatu fakta yang tinggal ditemukan saja, tetapi merupakan hasil bentukan yang dipelajari. Bila orang sedang mempelajari sesuatu, berarti orang tersebut sedang mengkonstruksi apa yang dipelajarinya menjadi suatu pengetahuan yang baru, dan pengertian yang baru tersebut muncul sebagai pengetahuan yang baru. (Fosnot, 1996 dan Shapiro, 1994 dikutip oleh Suparno, 1997:15).

  Mengajar dalam filsafat konstruktivisme, bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  seberapa tinggi kualitas dan seberapa besar kuantitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (Dalam Suparno, 2000:44).

  Dalam pembelajaran yang konstruktivistik, diperlukan guru yang konstruktivis yang harus memiliki sikap-sikap, antara lain 1) guru yang selalu mendorong kemandirian siswa; 2) menjadikan siswa sebagai problem solver bahkan harus ditingkatkan menjadi problem finder; 3) menggunakan gejala alam untuk abstraksi menjadi konsep, hukum, dan teori; 4) lebih banyak menggunakan pertanyaan terbuka; 5) sabar untuk tidak segera menyalahkan dan memberitahukan yang benar; 6) menjadikan kondisi awal siswa sebagai entry point; 7) membiasakan siswa untuk berdialog dalam kelompok; 8) menciptakan kondisi yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa (Brooks, 1993 dikutip oleh Kartika Budi, 2000:45).

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar dengan pendekatan konstruktivistik adalah prorses pembelajaran yang bertujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pembelajaran Fisika Menurut Filsafat Konstruktivisme

  Pembelajaran fisika yang konstruktivis, sangat sesuai dengan hakikat sains yaitu sebagai kesatuan proses, sikap dan hasil yang saling berhubungan. Keterkaitan dapat digambarkan sebagai berikut:

  

Gambar1. Hubungan antara proses keilmuan, sikap keilmuan, dan produk keilmuan

  Dari gambar tersebut dapat diartikan: dengan dilandasi sikap keilmuan, proses keilmuan, menghasilkan produk keilmuan. Produk keilmuan mendorong proses keilmuan selanjutnya dan menumbuhkan atau membangun sikap keilmuan. Proses keilmuan berikutnya akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dapat melibatkan siswa secara aktif dan berkesinambungan dalam melakukan proses, terutama proses sains (Kartika Budi, 2000:46-56).

  Kegiatan-kegiatan yang bervariasi tersebut antara lain:

  a. Membaca sendiri Siswa membaca sendiri pokok-pokok bahasan tertentu dan membaca contoh-contoh soal tertentu yang memungkinkan untuk dapat dibaca sendiri. Untuk itu perlu tersedia bacaan yang sesuai yaitu bacaan dengan pengungkapan gagasan, kerangka berpikir, gaya bahasa yang sesuai dengan kemampuan siswa. Kegiatan membaca ini dapat dilakukan dengan mengambil tempat dan bacaan yang sesuai. Tempatnya bisa di dalam kelas, di luar kelas, maupun di luar sekolah. Bacaan dapat dipilih sendiri oleh siswa dari sumber manapun asalkan sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Dengan membaca sendiri dalam situasi kebebasan, siswa akan bekerja dan maju sesuai dengan potensinya b. Mendorong siswa untuk selalu bertanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sudah dipelajari maupun yang belum dipelajari dan menghadirkan suatu gejala atau fenomena yang memungkinkan siswa untuk bertanya.

  c. Membiasakan siswa untuk berani mengemukakan pendapat atau gagasan Siswa perlu sekali untuk diberi kesempatan dan dorongan untuk berani mengungkapkan gagasan, karena mengungkapkan gagasan merupakan salah satu bentuk pengungkapan potensi. Salah satu bentuk pengungkapan gagasan misalnya merumuskan definisi atau suatu konsep atau hukum yang telah dibangun. Hal ini penting karena definisi atau konsep atau hukum, tidak untuk dihafal melainkan sesuatu yang harus dibangun dan dipahami. Guru harus sabar untuk tidak memberikan definisi tersebut, sampai ada siswa yang mengusulkannya.

  d. Membangun peta konsep Salah satu tujuan pembelajaran fisika adalah memahami konsep- konsep dan hukum-hukum serta keterkaitannya. Peta konsep dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sebagai salah satu kegiatan siswa, maka perlu dilatih terlebih dahulu. Pelatihan tersebut dapat dilakukan melalui tahap-tahap (1) dijelaskan lebih dahulu apa yang dimaksud dengan peta konsep, bagaimana cara membangunnya, syarat apa yang harus dipenuhi, dan contoh proses pembuatannya (2) siswa berlatih membuat peta konsep dengan langkah- langkah dari yang sederhana sampai yang komplek. Siswa diberi dua atau tiga konsep dan kemudian berkembang lagi menjadi lebih banyak lagi konsep yang saling berhubungan dan siswa ditugasi untuk menentukan hubungan proporsionalnya. Setelah itu siswa diberikan konsep tanpa diketahui hubungannya, dan siswa harus menentukan sendiri hubungannya. Setelah itu siswa mengidentifikasi sendiri konsep-konsep penting yang akan dipetakan, menentukan konsep-konsep mana yang memiliki hubungan, menentukan di mana konsep-konsep yang mempunyai hubungan diletakkan, dan merumuskan sendiri hubungannya. Pelatihan ini dimulai dengan pokok bahasan yang sedikit mengandung konsep

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  f. Merancang dan melaksanakan percobaan Untuk pembelajaran dengan demonstrasi atau eksperimen siswa secara kelompok diberi tugas untuk merancang percobaannya yaitu menentukan besaran yang akan diukur, alat-alat yang akan dipakai, rangkaian percobaan dan jalan percobaan. Bila dilakukan eksperimen, setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan rancangannya. Dan apabila dilakukan demonstrasi, dipilih salah satu hasil rancangan terbaik untuk didemonstrasikan. Sebelum eksperimen dilakukan siswa (kelompok siswa) ditugasi untuk menentukan alat yang dipakai dan jumlahnya, rangkaiannya, apa yang harus diukur, cara mengukurnya, tabel yang diperlukan untuk merekam data. Dalam hal ini konsep-konsep dibangun melalui eksperimen.

  g. Memilih dan menentukan sendiri kegiatan yang akan dilakukan Kebebasan merupakan salah satu dari hakikat manusia. Oleh karena itu kebebasan yang bertanggung jawab perlu diberi peluang untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang diperoleh, hal menarik apa yang ditemukan, masalah apa yang ditemui, pengalaman apa yang dimiliki, dan melaporkanya secara tertulis.

  h. Penyelesaian soal secara sistematis Soal fisika adalah soal yang berkaitan dengan peristiwa. Dari suatu peristiwa muncul masalah, dari masalah tersebut diketahui data-data dan untuk menetapkan langkah-langkah penyelesaian dilakukan analisis. Dalam menentukan penyelesaian, dipilih konsep, hukum, persamaan yang sesuai. Langkah-langkah penyelesaian soal fisika dapat dilakukan dengan pola: peristiwa, masalah, data, analisis penyelesaian, dan realisasi penyelesaian. Peristiwa dapat dinyatakan dengan kalimat, gambar, atau diagram. Masalah dapat dinyatakan dengan pernyataan mencari, menghitung, membuktikan, dan sebagainya. Analisis dapat dilakukan dengan dua pendekatan. Pendekatan pertama meliputi langkah-langkah: spesifikasi peristiwa, menetapkan masalah utama yang terdapat pada peristiwa tertentu, menentukan atau memilih persamaan atau hukum yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menjamin kepastian langkah, menghindari penyelesaian yang bersifat trial and error, dan membangun kemampuan berpikir analitis. i. Eksperimen dan demonstrasi

  Sejauh sarana memungkinkan, eksperimen dan demonstrasi dapat dilakukan sesering mungkin. Dalam demonstrasi guru atau sekelompok siswa menunjukkan sesuatu kepada orang atau kelompok lain. Sedangkan dalam eksperimen setiap siswa secara individual atau dalam kelompok kecil melakukan sendiri percobaan. Eksperimen dan demonstrasi memberi peluang lebih besar akan timbulnya masalah, diperolehnya data, dan dimungkinkan proses analisis untuk menarik kesimpulan, menyatakan atau merumuskan sendiri suatu definisi atau hukum. Eksperimen tidak harus dengan alat canggih dan alat yang canggih pada umumnya mahal, dan alat yang mahal pada umumnya tidak tersedia dalam jumlah yang besar. Bila alat terbatas lakukan demonstrasi (Kartika Budi dalam Sumaji dkk 1998:170-175).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dapat digunakan dalam eksperimen, pemecahan permasalahan, pembuatan makalah, merancang alat dan lain sebagainya.

  Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konstruktivistik adalah keterlibatan siswa pada proses pembelajaran dalam membangun pengetahuan. Supaya pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik dapat tercipta, diperlukan merancang variasi kegiatan yang memotivasi keaktifan siswa. Variasi kegiatan tersebut dapat dilihat pada uraian di atas. Peneliti juga menggunakan beberapa variasi kegiatan tersebut, antara lain: membaca sendiri, mendorong siswa untuk selalu bertanya, melatih atau membiasakan siswa untuk berani mengemukakan pendapat atau gagasan, menganalisis data dan menarik kesimpulan, merancang dan melaksanakan percobaan, penyelesaian soal secara sistematis, eksperimen, dan belajar kelompok. Peneliti menggunakan variasi kegiatan tersebut, yang bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang konstruktivistik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1982; Browner, 1984; McClelland, 1985 dalam Suparno 2005:114, percobaan atau pengalaman lapangan adalah cara yang baik untuk mengontraskan pengertian siswa dengan kenyataan. Menurut Jusuf Djajadisastra (1982:10), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri suatu fakta yang diperlukan atau ingin diketahui.

  Menurut Amien, 1987:105 suatu eksperimen merupakan salah satu kegiatan yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau data dalam memecahkan suatu masalah. Eksperimen dilaksanakan terutama untuk mempelajari dan memecahkan suatu masalah, dimana penelitiannya sendiri belum mengetahui jawabannya, atau baru mengetahui jawaban sementaranya. Sukarno, dkk, 1973, 50 dalam Sarkim, 2004 berpendapat bahwa eksperimen adalah suatu pekerjaan mempergunakan alat - alat sains dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu yang baru (setidak-tidaknya bagi murid, meskipun tidak baru bagi orang lain), atau untuk mengetahui apa yang terjadi apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  siswa (LKS) sehingga siswa tidak akan bingung akan langkah-langkah yang akan dibuat, peralatan yang harus digunakan, serta apa yang harus diamati dan diukur. Sedangkan dalam eksperimen bebas, guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci.

  Siswa harus lebih berpikir sendiri, bagaimana akan merangkai rangkaian, apa yang harus diamati, diukur, dan dianalisis, serta disimpulkan (Suparno, 2007: 81).

  Menurut bentuknya, eksperimen dapat dibagi ke dalam:

  a. Eksperimen gagasan Dalam eksperimen ini persoalannya berupa pemikiran teoritis murni untuk menjelaskan suatu masalah. Di dalam kegiatan pembelajaran, situasi khas yang mengarah kepada eksperimen gagasan adalah pertanyaan antara lain dari jenis : “Apa yang akan terjadi apabila….”. keuntungan besar eksperimen gagasan ialah bahwa semua pengarah yang mengganggu (gesekan, bidang penyebaran, dan lain-lain) ditiadakan. Cara pengamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  apabila eksperiman yang sesungguhnya terlalu banyak membutuhkan waktu, terlalu mahal, atau secara teknis tidak dapat dilaksanakan.

  c. Eksperimen nyata Eksperimen nyata adalah eksperimen yang sesungguhnya dilakukan. Dalam pelaksanaannya eksperimen seringkali memerlukan banyak waktu dan persiapan yang teliti. Karena eksperimen tidak selalu berhasil, maka unsur-unsur yang penting diperhatikan adalah perencanaan yang matang, pelaksanaan dengan cermat, dan diskusi secara kritis atas hasilnya (Sarkim,2004, dalam Elysabet Dian, 2007:7).

  Eksperimen dalam pelajaran fisika dapat dibedakan menurut tempat dan cara melaksanakannya, yaitu:

  1. Eksperimen murid Eksperimen ini biasanya dilakukan oleh para murid sendiri dalam suatu kelompok. Bagi kebanyakan murid, eksperimen ini (yang sederhana)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Eksperimen demonstrasi Eksperimen ini biasanya dilakukan oleh guru. Guru fisika akan mempersiapkan eksperimen untuk diperlihatkan di hadapan para murid.

  Peranan murid adalah memperhatikan benar-benar pelaksanaan eksperimen, dan bila mungkin membantu pelaksanaannya serta secara bersama-sama mendiskusikan hasil eksperimen itu (Sarkim, 2004, dalam Elysabet Dian, 2007:7).

  Percobaan dan pengamatan dapat menghilangkan miskonsepsi intuitif siswa (Suparno, 2005:114). Eksperimen yang dapt dilakukan untuk menyadarkan siswa akan miskonsepsi mereka dengan lebih cepat adalah yang dapat memberikan hasil yang berbeda dengan yang mereka pikirkan dan konsepkan sebelumnya. Apabila siswa mengalami dan mengamati percobaan yang hasilnya terus-menerus berbeda, maka siswa akan tertantang untuk mengubah gagasan atau konsep mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan uraian diatas, penulis berniat untuk membantu siswa melakukan perubahan konsep pada pokok bahasan pembiasan cahaya pada lensa dengan menggunakan eksperimen terbimbing menurut macamnya, eksperimen nyata menurut bentuknya, dan eksperimen murid menurut tempat dan cara melakukannya.

D. PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung.

  Dua bidang lengkung yang membentuk lensa dapat berbentuk silindris atau bola. Lensa tipis adalah lensa dengan ketebalan dapat diabaikan terhadap diameter lengkung lensa, sehingga sinar- sinar sejajar sumbu utama hampir tepat difokuskan ke suatu titik, yaitu titik fokus.

1. Jenis- jenis Lensa

  Garis yang menghubungkan pusat kedua bola yang membentuk permukaan lensa disebut sumbu utama lensa. Titik pada sumbu utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tepinya. Sinar- sinar bias pada lensa ini bersifat mengumpul (konvergen). Oleh karena itu, lensa cembung disebut juga lensa konvergen.

  Lensa cekung (konkaf) memiliki bagian tengah lebih tipis daripada bagian tepinya. Sinar- sinar bias pada lensa ini bersifat memencar (divergen). Oleh karena itu, lensa cekung disebut juga lensa divergen.

  Lensa dibatasi oleh dua bidang. Kedua bidang itu dapat cembung atau cekung, atau yang satu cembung dan lainnya cekung, atau yang satu datar dan lainnya dapat cembung atau cekung. Berdasarkan hal ini, lensa cembung atau lensa cekung dapat digolongkan lagi menjadi tiga golongan.

  Cembung Cembung datar Cembung cekung rangkap atau atau plan- atau konkaf- bikonveks konveks konveks

  Gambar 2. Tiga bentuk lensa cembung atau lensa konveks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Melukis Pembentukan Bayangan Pada Lensa

a. Pembiasan lensa cembung (lensa konvergen)

  Lensa cembung memiliki bagian tengah lebih tebal dari pada bagian tepinya. Sinar-sinar bias pada lensa ini bersifat mengumpul seperti gambar di bawah ini:

  

Gambar 4. Pembiasan pada Lensa Cembung

  Tiga sinar istimewanya: (1) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif (F

  1 ). (2) Sinar datang melalui

  titik fokus pasif (F

  2 ) dibiaskan sejajar sumbu utama. (3) Sinar datang

  melalui titik pusat optik diteruskan tanpa pembiasan. Sinar-sinar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lensa cekung memiliki bagian tengah lebih tipis dari pada bagian tepinya. Sinar-sinar bias pada lensa ini bersifat memencar seperti gambar di bawah ini:

  Gambar 6. Pembiasan Lensa Cekung

  Tiga sinar istimewa pada lensa cekung: (1) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus aktif (F

  1 ). (2) Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif (F 2 )

  dibiaskan sejajar sumbu utama. (3) Sinar datang melalui titik pusat optik diteruskan tanpa mengalami pembiasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Rumus- rumus yang berlaku untuk cermin lengkung, yaitu:

  1

  1

  1

  • Rumus umum

  =

s sf

h s

  − Perbesaran linear M

  = = hs

  Rumus tersebut juga berlaku untuk lensa tipis. Seperti halnya cermin lengkung, untuk menggunakan kedua persamaan tersebut pada lensa tipis, perlu juga memperhatikan perjanjian tanda.

  Perjanjian tanda untuk menggunakan rumus lensa tipis s bertanda positif jika benda terletak di depan lensa (benda nyata)

s bertanda negatif jika benda terletak di belakang lensa (benda maya)

s’ bertanda positif jika bayangan terletak di belakang lensa (bayangan

  nyata)

  s’ beranda negatif jika bayangan terletak di depan lensa (bayangan maya)

f bertanda positif untuk lensa cembung atau konveks atau konvergen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Besaran yang menyatakan ukuran lensa dinamakan kuat lensa (diberi lambang P) yang didefinisikan sebagai kebalikan jarak fokus (f).

  Secara matematis dituliskan:

  f P

  1

  =

Dokumen yang terkait

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan malalui pendekatan palkam pada siswa SD

1 10 200

Efektivitas pemanfaatan video dalam pembelajaran pokok bahasan pembiasan pada jenjang SMP dan SMA.

0 1 147

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 2 232

Identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika pokok bahasan persamaan kuadrat pada siswa kelas XA tahun ajaran 2012/2013 SMA Santa Maria Yogyakarta.

1 3 139

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

0 5 230

Latihan soal terbimbing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan kalor - USD Repository

0 0 103

Pembelajaran fisika menggunakan model inteligensi ganda yang konstruktivis dalam pokok bahasan pemantulan dan pembiasan cahaya pada siswa kelas X6 SMA N 2 Yogyakarta - USD Repository

0 0 212

Efektivitas metode pembelajaran dalam hal perubahan konsep dengan eksperimen terbimbing menggunakan lembar kegiatan siswa pada pokok bahasan getaran - USD Repository

0 0 119

Perubahan konsep siswa dalam pembelajaran fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian paralel menggunakan metode demonstrasi - USD Repository

0 7 219

Identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika bahasan gerak lurus pada siswa kelas XA dan XB SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository

0 0 143