PENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

PENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar

  Sarjana Pendidikan Islam OLEH FITRI TRIYANA NIM 11613019

  

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

  MOTTO

ةح ابساو ةب اتكلا هملعي نا و هب دا و همسا نسحي نا دلِ ولا ىلع دَل َاولا ُّقَح

  ) مك احلا هاور( كردا اذا هجوزي ناو ابيطلاا هقزري لا ناو ةي امرلاو

  

Artinya: “Hak anak atas orang tuanya, hendaklah orang tuanya

memberi nama yang baik kepadanya, dan mendidiknya dengan

baik, dan menempatkannya (tempat tinggal) di tempat yang

baik/shaleh.

  (Syu’bu Al Iman Li Al Baihaqi, hadis ke 8137:2856).

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Semua anggota keluargaku, suami dan anakku, orang tuaku, adik-adikku yang semuanya telah memotivasiku dan memberikan dukungan serta bantuan.

2. Keluarga besarku yang dengan ikhlas mendo’akanku dan mendukungku.

  3. Ibu Dr. Hj. LilikSriyanti M. Si yang dengan sabar membimbingku dalam penulisan skripsi.

  4. Semua dosen dan guru-guruku yang dengan ikhlas dan sabar mendidikku.

  5. Semua ustadz-dan ustadzahku yang telah mendidikku dengan sabar.

  6. Semua sahabatku di IAIN Salatiga, RA TB 37, MI AL ISLAM BANDING.

  7. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, trimakasih atas bantuannya.

  

ABSTRAK

  Triyana, Fitri. 2017.Peningkatan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Melalui

  Metode Gerak dan Lagu pada Anak Usia Dini Di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan IslamAnakUsiaDini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. LilikSriyanti, M. Si.

  Kata Kunci: Motorikkasar, Gerakdanlagu

  Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan gerak motorik kasar di RA Rowosari Tuntang. Pertanyaan umum yang ingin

  Apakah dengan metode pembelajaran gerak dan

  dijawab melalui penelitian ini adalah

  

lagu dapat meningkatkan keterampilan fisik motorik kasar pada siswa kelompok B RA

Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang? . Untuk menjawab pertanyaan

  tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian tindakan kelas.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa anak di usia dini membutuhkan metode mengajar yang bervariatif dan menarik. Peneliti memberikan batasan porsentase keberhasilan minimal 75 %. Hasil observasi prasiklus penguasaan anak terhadap gerak motorik kasa rmencapai 28 % jadi hasilnya masih rendah. Setelah dilaksanakan siklus I yakn I penyampaian materi gerak motorik kasar melalu I metode gerak dan lagu, penguasaan gerakan mengalami peningkatan mencapai 50 %. Kemudian dilanjutkan siklus II yang dapat meningkatkan penguasaan gerak motorik kasar dengan baik yakni mencapai 94 %.Jadi setelah dilaksanakan siklus I dan II perkembangan motorik kasar pada anak mengalami peningkatan yang mencapai nilai diatas porsentase minimal yakni mencapai 94 %.

  Berdasarkan observasi yang dilakukan di RA Rowosari Tuntang ditemukan, ternyata anak didik lebih cepat menguasai gerak fisik motorik kasar melalui metode gerak dan lagu. Anak lebih tertarik dan cepat menangkap jika pembelajaran disampaikan menggunakan metode yang menarik.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWt yang telah memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini Di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ”.

  Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia. Beliau adalah utusan Allah untuk membebaskan manusia dari kejahiliahan dengan membawa agama islam.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah InstitutAgama Islam Negeri (I

  AIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul .“ Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Melalui Gerak dan Lagu Pada Anak Usia Dini Di RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ”.

  Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. SelakuRektor IAIN Salatiga.

  2. BpkSuwardi, M. PdselakuDekan FTIK IAIN Salatiga

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga.

  4. Dr. Hj. LilikSriyanti, M. Si selaku Dosen Pembimbing Skripsikuyang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  6. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

  7. Semua anggota keluargaku suamiku, ibu serta ayahku, dan anggota keluarga yang lain yang telah menemani, membantu, dan memberikan motivasi kepada penulis.

  8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Semoga amal kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT.

  Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada masa sekarang ini banyak yang lebih menyukai

  permainan menggunakan media elektronik, anak enggan untuk bersosialisasi dengan lingkungan melalui permainan dengan teman sebaya. Padahal sebenarnya permainan yang dilaksanakan anak bersama teman dengan banyak gerak mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan fisik motorik kasar anak tersebut. Anak akan menjadi lebih lincah dalam menggerakkan anggota tubuhnya.

  Pada umumnya anak lebih menyukai musik dan lagu, sehingga permainan yang tidak disertai dengan irama musik kurang diminati oleh anak. Irama musik dapat menarik hati anak untuk mengikuti dentuman musik yang terdengar. Howard Gardner (dalam Hildayani, 2014:5.6) berpendapat bahwa Multipel Inteligence yang dimuliki anak berbeda-beda,diantaranya Musical Inteligence yang menyatakan bahwa anak-anak yang peka terhadap bunyi-bunyi non verbal dalam lingkungan, seperti irama, tinggi-rendah suara, dan pola nada. Anak yang memiliki kecerdasan musical senang bersenandung dan dengan mudah dapat mengubah suara-suara menjadi irama. Oleh karena itu seorang pendidik anak usia dini harus lebih kreatif dan inoatif dalam meningkatkan berbagai aspek perkembangan pada anak usia dini agar dapat membentuk generasi Indonesia yang cerdas, kreatif, berilmu dan berakhlakul karimah dengan cara yang tepat.

  Pendidik berperan sebagai orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah, sehingga mereka juga memiliki kewajiban untuk membekali anak didiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Dalam sebuah hadis telah dijelaskan beberapa kewajiban orang tua terhadap anak:

  ا ُّقَح َةَح اَبَساَو َةَب اَتك لا ُهَملَعُي نَا َو ُهَب َدَا َو ُهَم سا َنس حُي نَا دلِ َولا ىَلَع دَل َاَوَل

  )

  مك احلا هاور( َكَر دَا اَذا ُهَجوَزُي نَاَو اًبيَط َلاا ُهُقُز رَي َلا نَاَو َةَي اَمَرلاَو

Artinya:“ :Hak anak atas orang tuanya membaguskan namanya dan

akhlak/sopan santun, mengajarkan tulis menulis, berenang, dan

memanah, memberi makan dengan makanan yang baik,

menikahkannya bila telah cukup umur.”(Syu’bu Al Iman Li Al

Baihaqi, hadis ke 8137:2856).

  Berdasarkan hadis tersebut dapat kita pahami bahwa seorang pendidik juga harus mengajarkan fisik motorik kasar pada anak, karena dalam hadis tersebut anak perlu diajarkan ketrampilan memanah, berkuda, dan berenang yang termasuk pendidikan fisik motorik kasar. Agar perkembangan fisik motorik kasar pada anak dapat berkembang dengan baik, dibutuhkan pendidikan fisik motorik kasar sejak usia dini oleh pendidik di sekolah. Pendidik perlu mengenalkan gerakan-gerakan sederhana yang mudah ditiru oleh anak.

  Kecerdasan fisik motorik atau kinestetik adalah suatu kecerdasan dalam hal melakukan gerakan-gerakan yang bagus seperti berlari, menari, melakukan gerakan senam, atau membuat berbagai karya seni. Kecerdasan fisik meliputi berfikir melalui gerakan tubuh secara ekspresif, tahu kapan dan bagaimana bereaksi, meningkatkan ketrampilan fisik.

  Ada 5 prinsip utama perkembangan motorik menurut, Malina dan Bouchard ( dalam Montolalu dkk 2009) yaitu : kematangan, urutan, motivasi,pengalaman, dan praktik, selain kelima prinsip diatas ada juga kebutuhan yg harus dipenuhi yang berkaitan dengan pengembangan motorik kasar, antara lain : ekspresi melalui gerakan, bermain, kegiatan yang berbentuk drama, kegiatan yang berbentuk irama.

  Perkembangan motorik kasar anak berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaanyya serta ketrampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.

  Perkembangan motorik kasar ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, ketrampilan, kekuatan dan kelenturan. Menurut Hildayani (2005:39) pengaturan keseimbangan tubuh diperlukan anak untuk melakukan kegiatan- kegiatan yang lebih sulit dan komplek seperti melompat, berlari, memanjat, menari dan senam yang membutuhkan banyak variasi gerak. Dampak dari ketidakseimbangan pada anak adalah kesulitan dalam mengatur dan mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya kaku, ragu-ragu dan canggung.

  Hasil observasi peneliti di RA Rowosari kecamatan Tuntang ditemukan bahwa, saat pembelajaran motorik kasar sebagian siswa masih merasa tidak tertarik dan kurang aktif bahkan cenderung pendiam. Anak belum antusias untuk menirukan berbagai gerakan yang dicontohkan guru.

  Hambatan dan kendala yang di temui di lapangan antara lain : (1) Faktor dari dalam diri anak itu sendiri misalnya anak tersebut terlalu pendiam dan malas bergerak (2) Faktor dari gurunya, penyajian kegiatan dalam bentuk gerak sedikit dan monoton. (3) Faktor dari orang tua dan keluarga yang tidak suka berolah raga sehinga tidak mengulangi kegiatan motorik kasar yang telah diajarkan oleh guru di RA. (4) kurangnya alokasi waktu, karena ada lima pengembangan dasar (Nili-nilai Agama, Sosial Emosional, Bahasa, Kognitif, Seni) juga harus diberikan kepada anak usia dini

  Melihat uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis ingin meneliti anak dalam gerak dan lagu, dengan mengambil salah satu cara pengembangan motorik kasar melalui gerak dan lagu.

  Dengan keadaan tersebut peneliti bermaksud untuk meneliti masalah itu agar mengetahui tentang metode yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar anak usia dini dengan judul “ Peningkatan perkembangan fisik motorik kasar melalui gerak dan lagu pada anak usia dini di RA Rowosari Kecamatan Tuntang

  Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan Latar Belakang masalah yang di kemukakan di atas dapat di rumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :

  Apakah dengan metode pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan keterampilan fisik motorik kasar pada siswa kelompok B RA Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

UJUAN ENELITIAN

  C. T P

  A DAPUN TUJUAN DARI PENELITIAN INI ADALAH UNTUK MENGETAHUI

  

ADANYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK

DENGAN METODE GERAK DAN LA GU PADA SISWA KELOMPOK B RA

  ] ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG .

  D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (Dwiloka, 2012:29). Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah:

  “ Ada peningkatan perkembangan fisik motorik kasar pada anak melalui gerak dan lagu pada anak usia dini di RA Rowosari tuntang tahun pelajaran 2016/2017”.

E. Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

  1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis adalah:

  a. Memberi masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dan sebagai sarana pengembangan dan peningkatan professional guru.

  b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya peningkatan kemampuan fisik motorik kasar melalui gerak dan lagu pada anak usia dini.

  c. Bagi guru RA dapat menambah wawasan betapa pentingnnya memahami karakteristik anak sehingga dapat menentukan metode pembalajaran yang tepat untuk meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar melalui gerak dan lagu.

  d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih kreatif dalam merancang dan mengelola kegiatan yang menyenangkan untuk anak didik.

  2. Manfaat Praktis yang dapat disampaikan oleh penulis adalah

  a. Bagi Anak Didik 1) Proses belajar mengajar lebih menyenangkan bagi anak. 2) Anak akan lebih terlatih dalam gerak dan lagu 3) Meningkatkan keterampilan motorik kasar anak 4) Anak akan senang bergerak, sehingga akan tumbuh menjadi anak yang ceria.

  b. Bagi Guru 1) Mempermudah guru dalam memecahkan masalah tentang perkembangan motorik kasar anak didik.

  2) Memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan hasil pembelajaran.

  3) Guru lebih percaya diri, jika PTK mampu membuat Guru berkembang sebagai tenaga kerja profesional, maka sebagai konsekwensinya PTK juga mampu membuat guru lebih percaya diri. 4) Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.

  c. Bagi RA 1) Meningkatkan kualitas Pendidikan 2) Memberi sumbangan pemikiran yang positif terhadap kemajuan Sekolah yang tercermin atau peningkatan kemampuan professional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar serta kondusifnya iklim pendidikan di paud tersebut.

  3) Meningkatkan kualitas RA Rowosari Kecamatan Tuntang.

  4) Dapat menarik perhatian masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di RA Rowosari Kecamatan Tuntang.

F. Definisi oprasional 1. Pendapat Ahli

  Gerak motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak (Sujiono dkk, 2010: 1.13). Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak. Gerakan ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Berbagai gerakan motorik kasar yang dicapai anak tentu sangat berguna bagi kehidupannya kelak. Misalnya, anak dibiasakan untuk terampil berlari atau memanjat jika ia sudah lebih besar ia akan senang berolahraga.

  Pembelajaran gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh yang dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf membantu anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan kognitif, bahasa,dan emosionalnya saja tetapi pada pengembangan seni dan fisik anak (Widhianawati, 2011: Metode Gerak dan Lagu, Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan dalam Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, edisi Agustus). Gerak menjadi hal yang sangat kreatif bila di padukan dengan musik yang diintrepretasikan anak menurut caranya masing-masing.

  Menurut kamus bahasa Indonesia, Lagu merupakan ragam suara yang berirama dalam percakapan, bernyanyi, atau membaca.

  Secara umum yang di maksudkan lagu adalah lagu yang dinyanyikan oleh anak atau lagu yang dinyanyikan untuk anak. Adapun pengertian musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi- bunyian.

2. Menurut Penelitian

  Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Anak yang cerdas bukan hanya anak yang lancar membaca saja.

  Dari definisi diatas yang dimaksud gerak dan lagu adalah gerakan tubuh yang disertai dengan lagu atau nyanyian berirama yang menarik untuk diikuti oleh anak. Sehingga metode ini dapatdigunakan oleh guru untuk meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar pada anak.

G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian PTK

  (Penelitian Tindakan Kelas) , (menurut Basrowi dalam Suwandi, 2008:25). Merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. PTK merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berkualitas.

  Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian.

  Dalam penelitian ini, kelas yang berisi anak didik dijadikan objek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti.

  2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah anak didik RA Rowosari kelompok B, Dusun Rejosari Kidul Rt/Rw 01/04 Desa Rowosari

  Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran

  2016/2017 yang berjunlah 20 anak. Peneliti memilih kelompok B karena anak sudah lebih mudah untuk berkomunikasi dan untuk mempersiapkan kegiatan akhir tahun.

  Model pembelajaran yang digunakan di RA Rowosari masih menggunakan model klasikal, karena adanya keterbatasan ruang belajar dan tenaga pendidik.

  3. Langkah-langkah Penelitian Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu: a. Tahap rencana

  1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penerapan metode gerak dan lagu yaitu membuat (RKH) Rencana Kegiatan Harian. 2) Menyiapkan berbagai gerakan yang akan diajarkan pada anak didik 3) Menyiapkan gerakan yang ditugaskan kepada anak kemudian diberi nilai dan dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut. 4) Membuat simulasi perbaikan

  b. Tahap tindakan Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan metode gerak dan lagu sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan Harian pada tahap perencanaan.

  c. Tahap pengamatan Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator yang telah ditentukan penulis secara terlampir.

  d. Tahap analisis dan refleksi Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi : 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran 2) Evaluasi hasil observasi Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II

  4. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah : a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing- masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, hasil penilaian.

  b. Tes buatan peneliti, yaitu berupa praktik gerak dan lagu yang dikerjakan oleh anak didik, tes buatan peneliti tersebut digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang akan dianalisis dan diolah menjadi data kualitatif nantinya.

  c. Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung secara bersamaan, yaitu anak didik tidak diperintahkan maju satu per satu dalam melaksanakan tugas, melainkan semua secara bersama-sama mengikuti perintah guru dalam mempraktekkan gerak dan lagu.

  d. Wawancara, yang mana ditujukan kepada informan yaitu Kepala Sekolah dan guru pendamping kelompok B di RA Rowosari Tuntang. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data atau profil sekolah dan pendapat guru sebelum dan sesudah menerapkan metode gerak dan lagu. e. Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi :

  1) Foto kegiatan pembelajaran 2) RKH 3) Data siswa, guru dan profil sekolah

  f. Catatan lapangan yang diperlukan peneliti disini adalah catatan rinci tentang keadaan selama proses pembelajaran terjadi pada saat penelitian. Catatan lapangan diperoleh dari apa yang didengar, dilihat , dialami dan dipikirkan oleh peneliti.

  5. Pengumpulan Data Ada sejumlah strategi pengumpulan data yang dapat digunakan, akan tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu peneliti harus memilih strategi yang tepat. Adapun strategi yang digunakan peneliti antara lain yaitu : a. Metode Observasi

  Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan pendengaran. Menurut Sukardi (2009 :78) menyatakan bahwa observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja anak didik dalam situasi alami. Dalam hal ini peneliti mengamati proses belajar, praktik gerak dan lagu pada anak didik.

  b. Metode Dokumentasi Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, dimungkinkan peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis, dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya. Strategi ini menurut Sukardi (2009 : 81) untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.

  c. Tes Menurut Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman

  Penilaian di Taman Kanak-Kanak bahwa : Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan.

  Peneliti merancang gerak dan lagu untuk anak didik sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil penerapan metode gerak dan lagu, kemudian akan dianalisa dan diambil kesimpulannya.

  6. Analisa Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka

  • – angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.

  Analisis data menurut Arikunto (2008 : 128) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

  Tahap

  • – tahap yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah

  a. Pengumpulan data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan selesai pengumpulan data. b. Kesimpulan Kesimpulan dimaksudkan untuk melihat apakah tujuan pembelajaran yaitu penggunaan metode kreasi gambar huruf abjad dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Indonesia dan bahasa Inggris pada anak usia dini di RA Rowosari Kecamatan Tuntang tahun pelajaran 2016/2017 .

  Apabila penelitian tahap pertama (siklus I) belum memenuhi tujuan pembelajaran dengan baik, maka diadakan tindak lanjut (penelitian ulang yaitu tahap siklus II). Jika sudah dapat memenuhi atau berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut maka penelitian dihentikan sampai siklus II.

  Selain metode analisis diatas, peneliti juga menggunakan statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai upaya memperoleh data dan informasi secara lengkap.

Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak

  Simbol Skor/ Kategori Kriteria/Ketentuan Bintang Nilai

  1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba, kurang tepat atau anak tidak mau mencoba.

  2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa dengan bantuan meniru teman

  3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) Jika anak bisa dengan bantuan awalan

  4 Berkembang Sangat Baik (BSB) Jika anak bisa tanpa bantuan

  Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan. Analisi data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisi data terhadap anak dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009 :101) yaitu :

  1. Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.

2. Menghitung presentase peningkatan kosaka anak.

  Presentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu :

  J UMLAH S KOR M AKSIMUM = S KOR MAKSIMUM BUTIR AMATAN X J UMLAH BUTIR AMATAN P ROSENTASE P ENCAPAIAN

A

NAK

  = J UMLAH SKOR YANG DICAPAI TIAP AMATAN X

  100 % J UMLAH SKOR MAKSIMUM

ROSENTASE EBERHASILAN ELAS OTAL PROSENTASE

  P K K = T PENCAPAIAN KELAS X 100% UMLAH

  J SISWA

  3. Membuat tabulasi skor observasi pengamatan Gerakan motorik kasar melalui metode gerak dan lagu, adapun rancangan tabel sebagai berikut:

Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan

  No Nama Persentase Persentase Status Anak Pencapaian Keberhasilan Pencapaian

  Keterangan : (1) Persentase pencapaian: diperoleh dari perhitungan persentase pingkatan penguasaan Gerakan Motorik

  Kasar pada masing-masing anak (2) Persentase keberhasilan: diperoleh dari persentase standar ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan hasil belajar tiap anak sebesar 75%.

4. Status pencapaian: diperoleh dari perbandingan antara

  skor persentase pencapaian dengan persentase keberhasilan (75%). Jika hasil persentase pencapaian <

  (kurang dari) persentase keberhasilan maka status pencapaian yatu “B” artinya belum tercapai. Dan bila persentase pencapaian

  ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase keberhasilan maka status pencapaian yatu “S” artinya sudah tercapai

  5. Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai persentase yang telah ditentukan.

H. Sistematika penulisan

  Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi ini secara garis besar menjadi beberapa bagian: Bab I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisa skripsi.

  Bab II : Landasan teori, berisi tentang pengertian perkembangan, fisik motorik kasar, gerak, lagu, dan berbagai macam gerak dan lagu yang dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar pada anak.

  Bab III: Hasil penelitian, Gambaran umum lokasi, Subyek penelitian, dan penyajian data. Bab IV : Analisis data yang terkumpul.

  Bab V : Penutup, Berisi tentang kesimpulan dan saran.

  

BAB

  II KAJIAN PUSTAKA A. Motorik Kasar

  1. Pengertian Motorik Motorik pada anak usia dini sangat diperlukan, untuk mengembangkan kecerdasan anak dibidang pengembangan bahasa,kognitif,seni dan kreativitas. Dalam bahasa Indonesia kata motor dan movement diterjemahkan sebagai gerak atau gerakan tanpa mengandung perbedaan didalamnya. Movement adalah gerak yang bersifat eksternal atau dari luar dan mudah diamati, sedang motor adalah gerak yang bersifat internal atau dari dalam, konstan, dan sukar diamati (Sujiono dkk, 2010: 4.3).

  Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan yang dapat melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata.Mengembangkan kemampuan motorik sangat diperlukan anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Sujiono, 2010: 1.12).Pengembangan motorik pada usia TK didasari pada aktivitas. Aktifitas anak usia RA 80% mengunakan aktifitas Jasmani atau Fisik. Usia 4-6 tahun anak dapat meloncat-loncat, merangkak dibawah meja atau kursi, memanjat, dapat melakukan gerakan

  • –gerakan yang kasar dan halus dengan tangan kaki dan jari–
jarinya. Pada usia ini juga mata,tangan dan kaki bekerja sama dalam koordinasi yang baik anak dapat mengadakan eksporasi keliling yaitu melalui manipulasi dengan benda

  • – benda dan berbagai macam alat permainan (Tono, 2005:34).

  Pengembangan motorik merupakan salah satu bidang pengembangan yang bias menstimilasi intelegensi seorang anak melalui

  bodily/kinesthetic nintelligence (Ariani, 1998:45). Dari pengertian di atas

  maka dapat disimpulkan bahwa motorik merupakan tindakan yang bias menimbulkan gerak/motorik adalah: semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsure kematangan dan pengendalian gerak tubuh.Gerak merupakan unsure utama dalam pengembangan motorik anak. Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manfaat yang akan diperoleh anak ketika ia makin trampil menguasai garakan motoriknya baik motorik halus maupun motorik kasar yang keduanya berfungsi sebagai rangsangan dalam pengembangan intelegensi dan kesehatan.

  2. P ENGERTIAN M OTORIK K ASAR Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya ( Musfiroh,2012:113). Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya memegang benda-benda yang ukuran besar daripada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain.

  Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak (Sujiono,2007:13). Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Aktivitas yang menggunakan otot-otot besar diantaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ketempat lain Contoh : mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ketempat lain. Contohnya: berlari, melompat, jalan dan sebagainya, sedangkan gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya: melempar, menggiring, menangkap, dan menendang (Musfiroh,2008:46).

  Berdasarkan uraian diatas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti: berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang. Dengan demikian yang dimaksud motorik kasar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh anak seperti, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki.

  U K M K

  • 3. NSUR UNSUR ETERAMPILAN OTORIK ASAR

  Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar unsur-unsurnya identik dengan unsure yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani pada umumnya. Perkembangan motorik merupakan perkembangan unsure kematangan dan pengendalian gerak tubuh (Depdiknas,2004:1). Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan, dan control motorik.

  Kebugaran jasmani dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (a) kebugaran statistik, (b) kebugaran dinamis, (c) kebugaran motoris (Musfiroh,2000:3). Unsur-unsur kesegaran jasmani meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi, ketepatan dan keseimbangan (Sujiono,2007:3). Gerakan yang timbul dan terjadi pada motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan otot-otot besar dari bagian tubuh, dan memerlukan tenaga yang cukup besar (Sujiono,2007:13).

  Keterampilan motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi (Sujiono dkk, 2009:121). Hal senada juga dijelaskan oleh Mutohir (dalam sujiono 2004:50) bahwa unsur-unsur keterampilan motorik diantaranya: kekuatan, koordinasi, kecepatan, keseimbangan, dan kelincahan.

  Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengembangkan motorik kasar anak usia dini melalui permainan melempar dan menagkap bola aspek yang harus diamati yaitu: keseimbangan, kekuatan, kelincahan, koordinasi, fleksibel, kecepatan, ketepatan, dan kerja sama.

  4. ENGERTIAN ERKEMBANGAN OTORIK ASAR

  P P M K

  Anak a d a yang mengalami perkembangan motoriknya dengan sangat baik seperti yang dialami para atlet, tetapi ada anak yang mengalami keterbatasan. Selain itu juga dipengaruhi adanya jenis kelamin. Pengembangan motorik anak prasekolah adalah bahwa suatu perubahan, baik fisik maupun psikis, sesuai dengan masa pertumbuhannya, keberadaan perkembangan motorik anak juga dipengaruhi hal lain diantaranya asupan gizi, status kesehatan dan perlakuan motorik sesuai dengan masa perkembangan (Depdiknas,2004:6). Kegiatan dalam pengembangan fisik motorik lebih membuat anak enjoy karena lebih banyak kegiatan bermainnya. Seperti halnya pendapat Elkind (Montolalu, 2003:15) menyatakan bahwa anak-anak membutuhkan dukungan yang kuat untuk bermain dan kegiatan yang dipilih sendiri dengan tujuan untuk bertahan dalam keadaan stress yang ada sekarang dalam lingkungan anak. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak (Sujiono,2007:11). Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan,otot kaki dan seluruh tubuh anak. Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu daripada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar daripada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain- lain. Aktivitas yang menggunakan otot-otot besar diantaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh: mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain. Contohnya: berlari, melompat, jalan dan sebagainya. Sedangkan gerakan yang manipulatef adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya: melempar, menggiring, menangkap, dan menendang. Pegembangan motorik anak memerlukan koordinasi antara otot-otot untuk keterampilan gerakannya, misalnya meloncat dalam ketinggian + 20 cm perlu

kekuatan dan konsentrasi yang baik. Gerakan motorik kasar membutuhkan aktivitas otot tangan, kaki dan seluruh tubuh anak.

  Ada beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik anak. Misalnya aktivitas berjalan diatas papan tititan, melompat tali, senam, renang dan sebagainya. Hal tersebut selain dapat membuat anak senang juga dapat melatih anak untuk percaya diri.

  Bredekamp dkk (dalam Musfiroh,2008:71) berpendapat bahwa anak usia 4 tahun sudah dapat melakukan aktivitas sebagai berikut: a. Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat tidak beraturan, dan berlari dengan baik.

  b. Berlari degan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan dengan berdiri di atas balok 4 inci, tetapi mengalami kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat kakinya.

  c. Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat kaki berpijak.

  d. Melompat dengan memainkan perturan tempo yang memadai dan mampu mainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepat.

  e. Mulai mengkoordinasikan gerakan-gerakan pada saat memanjat atau berguling pada trampoline kecil (kain layar yang direntangkan untuk menampung akrobat).

  f. Menunjukkan kesadaran untuk menilai batas tingkah laku yang berbahaya dengan lebih baik, tetapi masih membutuhkan pengawasan dijalan atau perlindungan diripada aktivitas yang penting.

  g. Menunjukkan peningkatan daya tahan dalam periode yang lebih lama, kadang-kadang terlalu bersemangat dan kehilangan control diri dalam kegiatan kelompok. Gerakan motorik anak dapat berkembang dengan baik bila mendapat kesempatan untuk melakukan dengan leluasa untuk mencoba dan dapat bantuan serta peralatan yang dibutuhkan serta bimbingan dari orang dewasa atau pendidik baik secara formal maupun informal.

  5. UJUAN ENGEMBANGAN OTORIK ASAR PADA NAK

  

T P M K A TK

  Pengembangan motorik kasar di TK/RA bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak (Depdiknas,2004:2). Pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan motoriknya, sehingga guru-guru TK perlu membantu mengembangkan keterampilan motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Kompetensi anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan guru saat anak memasuki lembaga pra sekolah / TK adalah anak mampu melakukan aktivitas motorik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan kesiapan untuk menulis, keseimbangan, dan melatih keberanian .

  6. UNGSI ENGEMBANGAN OTORIK ASAR PADA NAK

  

F P M K A TK

UNGSI PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK F EPDIKNAS SEBAGAI BERIKUT TK (D ,2004:2), : a. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan.

  b. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik / motorik, rohani dan kesehatan anak.

  c. Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak.

  d. Melatih keterampilan / ketangkasan gerak dan berpikir anak.

  e. Meningkatkan perkembangan emosional anak.

  f. Meningkatkan perkembangan social anak.

  g. Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan pribadi.

ETODE ENGEMBANGAN OTORIK ASAR NAK

  7. M P M K A TK

  Metode merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Untuk mengembangkan motorik anak, guru dapat menerapkan metode-metode yang akan menjamin anak tidak mengalami cidera dan menyesuaikannya dengan karakteristik anak RA. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam pemilihan metode untuk meningkatkan motorik anak RA adalah menciptakan lingkungan yang aman dan kegiatan yang menantang, menyediakan tempat, bahan dan alat yang dipergunakan dalam keadaan baik, serta membimbing anak mengikuti kegiatan tanpa menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya.

  Untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai tujuan pengembangan motorik anak. Selain itu, metode yang akan dipilih harus memungkinkan anak bergerak dan bermain lebih leluasa, karena gerak adalah unsure utama pengembangan motorik anak.

  Menurut Hurlock (dalam Musfiroh,2012) ada lima bentuk cara belajar yang paling penting ialah dengan coba

  • –ralat (trial

  

anderror ), menirukan (imitation), mempersamakan (identification),

  pengondisian (conditioning), dan pelatihan (training), hal senada diungkapkan oleh Bucher dan Reade ( dalam Montolalu, 2009:4.16) bahwa dalam memenuhi kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motorik kasar perlu diperaktikan.

  Metode bermain adalah metode pembelajaran anak usia prasekolah dimana anak-anak diajak untuk melakukan kegiatan bersama yang berupa : kegiatan yang menggunakan alat dan atau melakukan kegiatan (permainan) baik secara sendiri maupun bersama teman- temannya, yang mendatangkan kegembiraan, rasa senang dan asyik bagi anak.

ARAKTERISTIK ERKEMBANGAN OTORIK NAK SIA

  8. K P M A U

  AHUN 5-6 T .

  Dalam pemilihan metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, guru perlu menyesuaikannya dengan karakteristik anak TK yang selalu bergerak, susah untuk diam, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicara (Sujiono,2005:14). Menurut Bredekamp dan Copple (Sujiono,2005:15-16) anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan aktivitas berikut ini: a. Berjalan dengan menggunakan tumit kaki, berjinjit, melompat tak beraturan, dan berlari dengan baik.

  b. Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, menguasai keseimbangan, berdiri diatas balok 4 inci (10,16cm), tetapi mengalami kesulitan meniti balok selebar 5 cm tanpa melihat kaki.

  c. Menuruni tangga dengan kaki bergantian, dapat memperkirakan tempat berpijak kaki.

  d. Dapat melompat dengan aturan tempo yang memadai dan mampu memainkan permainan-permainan yang membutuhkan reaksi cepat e. Mulai mengkoordinasi gerakan-gerakannya pada saat memanjat atau berguling pada trampoline kecil (kain layar yang direntang untuk menampung akrobat).

Dokumen yang terkait

APLIKASI PERMAINAN ENGKLEK BERCAHAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA INDRIA 1 KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2015/2016

4 32 125

HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI RA PERWANIDA II KECAMATAN SILIRAGUNG KABUPATEN BANYUWANGI

0 7 44

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER

0 6 18

CARA MELEJITKAN ASPEK PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN

0 0 19

KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA WAYANG KARTON

0 4 23

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER (1- 3 TAHUN ) DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Hidayatul Laela

0 0 7

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 132

POLA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK DI PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH TUNTANG KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009. - Test Repository

0 1 123

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BCCT PADA ANAK USIA DINI DI TK BINA CITRA CENDEKIA UNGARAN KAB. SEMARANG - Test Repository

0 0 80

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS V MIN GUBUG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 121