PERNIKAHAN DI DEPAN JENAZAH ORANG TUA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

PERNIKAHAN DI DEPAN JENAZAH ORANG TUA

MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

(Studi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir,

Kota Salatiga)

  

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh :

Khomsun Masyhadi

221 08 021

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

  FAKULTAS SYARI ’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

PERNIKAHAN DI DEPAN JENAZAH ORANG TUA

MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

(Studi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir,

Kota Salatiga)

  

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh :

Khomsun Masyhadi

221 08 021

JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

  FAKULTAS SYARI ’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

MOTTO

ىَلَع ُةَظَفاَحُم ىَلَع ُذْخ َ ْلْاَو ْحِلاَّصلا ِمْيِدَق

  ِدْيِدَج ْحَلْص َ ْلْا Artinya:

  “Memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru

yang lebih baik”

Tak ada yang tak mungkin, bila kita yakin

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

  1. Tuhan YME, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.

  2. Ayahanda dan Ibunda tercinta & tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran serta ikhlas-tulus memberikan dukungan dan doa restunya kepada penulis.

  3. Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.

  4. Kakak-kakak saya, yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum dan do’anya untuk keberhasilan ini, cinta kalian adalah memberikan kobaran semangat yang menggebu.

5. Teman, sahabat dan sejawat tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan mungkin aku sampai di sini.

  Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Aamiinnn.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نحمرلا للها مسب

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “PERNIKAHAN DI DEPAN JENAZAH ORANG TUA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI DI KELURAHAN TINGKIR LOR, KECAMATAN TINGKIR, KOTA SALATIGA

  ” Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga.

3. Bapak Sukron Ma’mun, S.H.I., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ahwal Al-

  Syakhshiyyah

  IAIN Salatiga 4. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Seluruh Dosen Fakultas Syaria’ah Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah

  IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

  6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

  7. Warga masyarakat Kelurahan Tingkir Lor selaku responden yang berkenan membantu penulis dalam melakukan penelitian dalam hal wawancara.

  8. Sejawat-sejawat Mapala MITAPASA, FORSA MITAPASA dan sahabat- sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

  9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal ‘alamien.

  Salatiga, 3 Februari 2016 Yang menyatakan Khomsun Masyhadi NIM : 221 08 021

  ABSTRAK

  Masyhadi, Khonsun. 2016. Pernikahan di Depan Jenazah Orang Tua Menurut

  

Perspektif Hukum Islam (Studi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan

Tingkir, Kota Salatiga) . Skripsi Fakultas

  Syari’ah. Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

  Kata Kunci: Pernikahan di Depan Jenazah dan Perspektif Hukum Islam.

  Penelitian tentang terjadinya pelaksanaan akad nikah di depan jenazah yang terjadi di warga masyarakat Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga adalah ditujukan kepada warga masyarakat yang posisinya melakukan proses akad nikah (pernikahan) di depan jenazah orang tuanya. Adapun permasalahan yang akan dikaji yakni: bagaimana pelaksanaan akad nikah di depan jenazah orang tua yang terjadi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga? bagaimana landasan pernikahan di depan jenazah orang tua yang dilakukan di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga? dan apakah pelaksanaan akad nikah di depan jenazah sudah sesuai dengan Hukum Islam?

  Adapun hasil penelitian dapat dipaparkan peneliti, sebagai berikut: Pelaksanaan akad nikah di depan jenazah orang tua yang terjadi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga tetap berpegang teguh pada syar

  ’i

  dalam artian mereka tidak meninggalkan syarat-syarat yang ditentukan oleh para ahli fiqh. Hal ini, terlihat dengan adanya ijab dan qabul yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat serta terpenuhinya syarat dan rukun nikah sesuai ajaran Islam. Pernikahan tersebut telah mendapat ijin dari KUA Tingkir meskipun hanya via telepon. Bila dilihat dari kedudukan jenazah itu sendiri, tidak ditemukan adanya penyimpangan terhadap syar

  ’i sebab jenazah dalam

  pelaksanaan akad nikah tidak memiliki peran sama sekali, baik sebagai wali maupun saksi.

  Adapun alasan yang mendasar dilaksanakan akad nikah di depan jenazah orang tua adalah sebagai bentuk bakti terakhir anak terhadap orang tua; ada amanah atau pesan terakhir/wasiat almarhum untuk menikahkan anaknya sebelum meninggal dunia dengan mendasarkan pada kaidah ushul fiqih yakni riwayat rasulullah shallallahu ‘alaihu wasallam bersabda: “Wahai Ali, ada tiga

  perkara yang tidak boleh engkau tunda, yakni shalat jika telah tiba waktunya, jenazah apabila telah hadir, dan wanita apabila telah ada calon suami yang sekufu” (HR. Tirmidzi dan Ahmad; hasan). Sedangkan dari sisi normatifnya

  masyarakat setempat tidak pernah merasakan hal ini sebagai sebuah aib bagi pelakunya. Yang menjadi landasan adalah kaidah yang mengatakan bahwa “Tidak

  dapat diingkari bahwa hukum berubah karena perubahan keadaan (zaman)

  .” Pernikahan di depan jenazah orang tua, hukumnya mubah (boleh dilakukan karena dalam pelaksanaan tersebut seperti halnya pernikahan dalam

  Islam, yaitu rukun dan syarat sah pernikahan terpenuhi).

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN DEKLARASI .............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... v HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vi MOTTO ........................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah .......................................................

  B.

  4 Fokus Penelitian ...................................................................

  C.

  5 Tujuan Penelitian .................................................................

  D.

  5 Manfaat Penelitian ...............................................................

  E.

  6 Penegasan Istilah ..................................................................

  F.

  8 Telaah Pustaka .....................................................................

  G.

  Kerangka Teoritik ................................................................ 12 H. Metode Penelitian ................................................................ 13 I. Sistematika Penulisan .......................................................... 18

  BAB II KAJIAN PUSAKA A. Pernikahan ........................................................................... 19 1. Definisi Nikah................................................................ 19 2. Dasar Hukum Pernikahan .............................................. 21 3. Hukum Pernikahan ........................................................ 22 B. Akad Nikah .......................................................................... 24 1. Pengertian Akad Nikah dan Dasar Hukum.................... 24 2. Syarat dan Rukun Akad Nikah ...................................... 26 C. Bentuk-bentuk Nikah Terlarang Dalam Islam ..................... 28 D. Teori-teori Ushul Fiqh Dalam Hukum Islam ....................... 36 E. Ruang Lingkup Pembahasan Ushul-Fiqh dan Fiqh ............. 37 F. Adat Istiadat (‘urf) Dalam Perspektif Hukum Islam ........... 41 G. Pandangan Hukum Islam Terhadap Pernikahan di Depan Jenazah Orang Tua ...................................................

  47 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A.

  Gambaran Umum Kelurahan Tingkir Lor ........................... 50 B. Penyajian Data ..................................................................... 63 1.

  Pelaksanaan Akad Nikah di Depan Jenazah Orang Tua di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga..................................................................

  63 2. Faktor-faktor Terjadinya Pernikahan di Depan

  Jenazah Orang Tua di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga .................................

  70 3. Pandangan Hukum Islam Terhadap Pernikahan di

  Depan Jenazah Orang Tua di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga .........................

  72

  BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Akad Nikah Depan Jenazah Orang Tua di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga .................................................................................. 76 B. Faktor Terjadinya Pernikahan Depan Jenazah Orang Tua di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga ........................................................................

  80 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan ............................................................................. 92 B. Saran ....................................................................................... 94 C. Penutup ................................................................................... 95

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk ...................................................................... 54Tabel 3.2 Data Penduduk Menurut Agama ........................................................ 55Tabel 3.3 Data Tingkat Pendidikan Terakhir ..................................................... 55Tabel 3.4 Susunan Pengurus LPMK Periode Tahun 2015-2018 ....................... 57Tabel 3.5 Data Kepengurusan Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga

  (RT) Kelurahan Tingkir Lor .............................................................. 58

Tabel 3.6 Susunan Pengurus Tim Penggerak PKK Kelurahan Tingkir Lor

  Masa Bakti Tahun 2013-2016 ............................................................ 60

Tabel 3.7 Data Mata Pencaharian ...................................................................... 62Tabel 3.8 Daftar Nama Masjid dan Mushola ..................................................... 63

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan sunatullah yang bersifat umum dan berlaku

  bagi semua makhluk Allah, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Agar manusia tidak bebas berbuat menurut kehendak nafsunya seperti binatang, bebas bergaul dengan lawan jenisnya, maka diperlukan adanya ketentuan yang mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan yang dikenal dengan istilah pernikahan.

  Terkait dengan persoalan pernikahan, setiap masyarakat pasti memiliki adat istiadat dan budaya masing-masing, salah satunya adalah adat istiadat dalam sebuah pernikahan. Hal ini tergambar jelas dalam prosesi pelaksanaan pernikahan yang terdiri dari beberapa aturan yang harus dilaksanakan. Akan tetapi dalam perkembangannya pelaksanaan prosesi pernikahan adat banyak menimbulkan berbagai macam persoalan. Misalnya seperti pada prosesi pelaksanaan pernikahan yang dilakukan masyarakat Jawa pada umumnya, dimana dalam prosesi pernikahan masyarakat Jawa disuguhi oleh adat-istiadat yang menimbulkan beragam kontroversi di masyarakat. Salah satu contohnya adalah pernikahan mayit

  

  

  pada 9 februari 2016, jam 19.00 WIB ).

  Pernikahan mayit adalah sebuah tradisi pernikahan adat dalam suatu masyarakat tertentu, biasanya model pernikahan adat ini dilakukan sebelum mayat dikebumikan dan proses pelaksanaan pernikahan ini dilakukan di dekat jenazah. Akad nikah di depan mayat terjadi apabila seorang laki-laki yang telah melakukan peminangan kepada seorang gadis dan menentukan hari dan tanggal pernikahan (perjanjian pernikahan), namun sebelum hari dan tanggal tersebut tiba, orang tua dari pihak laki-laki meninggal dunia. Adapun alasan tentang pelaksanaan prosesi pernikahan di dekat jenazah adalah sebagai bentuk bakti terakhir anak terhadap orang tua.

  Model pernikahan di depan jenazah ini hingga sekarang masih dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang masih memegang kuat tradisi tersebut. Pernikahan di depan jenazah ini terlaksana apabila terjadi sebuah peristiwa yang menurut orang Jawa bilang adalah peristiwa Kerubuhan Gunung.

  Istilah ini diperuntukkan kepada pasangan yang telah melakukan pertunangan dan sudah bertekad bulat akan melangsungkan pernikahan pada waktu yang telah ditentukan, namun ternyata dalam waktu yang (relatif) bersamaan ada anggota keluarga yang meninggal dalam hal ini orang tua

  Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan bahwa masyarakat Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, mayoritas beragama Islam sehingga sistem pernikahan seharusnya menurut Islam.

  Namun dalam kenyataannya masih banyak yang tidak melakukan pernikahan secara Islam, tetapi masih banyak yang mengikuti dan mentaati sistem pernikahan adat. Nikah di depan mayat di atas dari berbagai segi terdapat perbedaan dengan sistem pernikahan Islam. Apabila pernikahan tersebut sudah terjadi, maka kedua mempelai yang akan menikah melakukan beberapa serangkaian tata cara pernikahan, seperti: 1) melaksanakan Ijab

  Kabul sebagaimana yang telah direncanakan semula. Hal ini dikarenakan pemahaman dan keyakinan terhadap sebuah adat istiadat yang berbeda.

  2) Mengundur waktu pernikahan hingga ganti tahun. Meski waktu pernikahan sudah ditentukan oleh pihak yang bersangkutan, apabila hal tersebut dihadapkan dengan peristiwa di atas, maka sebagian masyarakat ada yang mengambil langkah untuk menunda pernikahan hingga berganti tahun menurut kalender Jawa. 3) Memutuskan pertunangan untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan ketika Kerubuhan Gunung diikat kembali setelah 40 hari atau setelah satu tahun kematian. 4) Menyelenggerakan pernikahan sebelum jenazah orang tua yang bersangkutan dikebumikan.

  Pernikahan di depan jenazah menimbulkan kontradiksi dalam pelaksanaannya dengan hukum pernikahan Islam, di mana jenazah yang identik dengan kematian dan berkaitan dengan kesedihan, sementara pernikahan itu mempunyai hubungan erat dengan kebahagiaan tidak seharusnya disatukan (http://tausyiah275.blogsome.com/2009/08/11/menikah- di-depan-jenazah-ajaran-siapa-itu/diakses pada, Minggu 1 Februari 2016, jam

  16.30 WIB). Sebagaimana Nabi Muhammad SAW yang selalu memposisikan pernikahan itu dengan kebahagiaan. Bahkan sampai beliau memerintahkan agar dihidangkan makanan pertanda berlangsungnya hingga diperbolehkannya nyanyian dengan alat pukul. Semua itu memberi isyarat bahwa pernikahan itu adalah kegembiraan bukan kesedihan. Selain itu, tradisi ini juga bersinggungan dengan perintah agama perihal kematian, yaitu ketika ada yang meninggal dunia hendaknya menyegerakan mengurus dan mengubur jenazah, sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:

  : لاق :ص بينلا نع ,هنع للها يض ,ةريره بيأ نع ًةَِلِاَص ُكَت ْنِإَف ِةَزاَنِْلْاِب اوُعِرْسَأ ْمُكِباَقِر ْنَع ُهَنوُعَضَت ٌّرَشَف َكِلَذ ىَوِس ُكَي ْنِإَو اَهَ نوُمِّدَقُ ت ٌرْ يَخَف

  Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwa Nabi SAW

  bersabda: percepatlah pengurusan jenazah. Jika dia orang yang baik, maka segera kau antarkan pada kebaikan/kenikmatan, dan jika dia orang yang tidak baik, maka segera kau hindarkan kejelekan itu darimu. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, nomor hadits 1315(Al-Mundziri, 2001:267) .

  Melihat adanya kontradiksi dari pelaksanaan pernikahan di depan jenazah, perlu kiranya tradisi tersebut ditelaah kembali dengan menggunakan kaidah ( ) agar tradisi tersebut nantinya dapat dikategorikan ke

  ةمكمحةداعلا

  dalam adat shahih yang patut dilestarikan keberadaannya dan dijadikan sebuah pertimbangan hukum atau adat fasid yang harus dieliminasi karena kemafsadatannya.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong mengkaji lebih lanjut tentang

  “PERNIKAHAN DI DEPAN JENAZAH ORANG TUA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM” (Studi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga) B.

   Fokus Penelitian

  Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka perlu kiranya bagi peneliti untuk membuat sebuah rumusan masalah yang nantinya dapat memudahkan peneliti dalam melakukan kajian atau penelitian terhadap kasus tersebut. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum dapat dirinci, sebagai berikut:

  1. Bagaimana pelaksanaan akad nikah di depan jenazah orang tua yang terjadi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga?

  2. Bagaimana landasan pernikahan di depan jenazah orang tua yang dilakukan di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga?

  3. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pernikahan di depan jenazah orang tua di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

  Untuk mencapai hasil yang baik, maka peneliti menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian, untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang: 1.

  Untuk mengetahui pelaksanaan akad nikah di depan jenazah yang terjadi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

2. Untuk mengetahui landasan pernikahan di depan jenazah di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

  3. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap pernikahan di depan jenazah orang tua di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis, antara lain:

  1. Manfaat teoritis

  a) Penelitian ini semoga dapat memberikan konstribusi positif bagi para akademisi khususnya penulis untuk mengetahui lebih lanjut tentang pernikahan di dekat jenazah orang tua dalam perspektif hukum Islam.

  b) Diharapkan dalam penelitian ini mampu memberikan bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini dan sekaligus dapat mencari serta menemukan solusinya.

  2. Manfaat praktis

  a) Diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat yang berkeinginan untuk mengetahui bagaimana tradisi pernikahan di dekat jenazah orang tuanya.

  b) Diharapkan mampu memberikan khazanah pengetahuan khususnya bagi peneliti secara pribadi dan masyarakat luas pada umumnya mengenai nilai-nilai Islam, tradisi dan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

E. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi kesalah-pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas. Istilah-istilah tersebut adalah : 1.

  Pernikahan di Depan Jenazah Pernikahan adalah suatu ibadah dan suatu perjanjian suci yang kuat dan kokoh untuk hidup bersama yaitu, di antara seorang lelaki dengan seorang wanita, secara sah menurut agama Islam dan membentuk sebuah keluarga yang kasih-mengasihi, yang lebih tepat sebuah keluarga “sakinah mawaddah wa rahmah” yang diidamkan sebuah keluarga.

  Pernikahan adalah akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban, serta bertolong-tolongan antara seseorang laki-laki dan seorang perempuan yang antara keduanya bukan mahrom (Rasjid,tanpa tahun:374). Oleh karena itu, dalam pernikahan ini sangat memerlukan kepastian hukum, yang mana telah diatur dalam agama Islam dan juga Undang-undang Keluarga. Dalam hal ini terjadinya suatu akad (perjanjian) pernikahan mudah diketahui dan mudah diadakan alat-alat buktinya, sebagai suatu kemaslahatan yang akan datang, jika terjadi sesuatu perkara yang tidak diinginkan.

  Selain itu, pernikahan adalah salah satu peristiwa yang sangat penting dan suatu sejarah dalam kehidupan masyarakat, sebab pernikahan itu tidak hanya menyangkut wanita dan lelaki bakal mempelai saja, tetapi juga orang tua. Kedua belah pihak, sudara- saudaranya, bahkan keluarga mereka masing-masing. Dengan tidak mengesampingkan unsur-unsur yang terlibat dalam lingkupnya, karena satu sama lain saling ikut melengkapi demi terciptanya keharmonisan hidup.

  Pernikahan di depan jenazah adalah merupakan tradisi pernikahan atau akad nikah yang dilakukan di dekat jenazah (orang tua mempelai), dan pernikahan ini biasanya dilakukan sebelum mayat dikebumikan.

2. Perspektif Hukum Islam a.

  Perspektif Yaitu gambaran suatu hal yang tidak dapat kita temukan dalam hal ini kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari diambil dari kebiasaan/tradisi.

  b.

  Hukum Islam Definisi hukum Islam adalah batasan-batasan yang diberikan terhadap hukum Islam untuk mendapatkan pengertian mengenai hukum Islam. Definisi hukum Islam pada umumnya disamakan dengan syariat Islam, dalam hal ini biasa disebut syariat. Secara etimologi, syariat berarti jalan, sedangkan dari segi bahasa syariat bisa bermakna sebagai hukum yang diadakan oleh Allah SWT.

  Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan pernikahan di depan jenazah orang tua menurut perspektif hukum Islam adalah tinjauan hukum positif dalam hal ini hukum Islam terhadap adanya prosesi akad nikah yang dilakukan di dekat jenazah (orang tua mempelai) dan pernikahan ini biasanya dilakukan sebelum mayat dikebumikan.

F. Telaah Pustaka

  Hal yang membedakan studi ini berbeda adalah berusaha mengupas mengenai pelaksanaan akad nikah di depan jenazah orang tua, alasan dilakukannya pernikahan di depan jenazah orang tua serta pandangan hukum Islam terhadap pernikahan di depan jenazah orang tua yang terjadi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

  Penelitian serupa telah dilakukan Siti Aminah (2007) Mahasiswa Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyah Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim dengan judul “Tradisi Kawin Mayit” studi tentang pandangan tokoh masyarakat di Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini tergolong penelitian studi kasus (case study), adapun sifat dari penelitian ini adalah deskriptif. Sedangkan pengumpulan data, peneliti menggunakan pendekatan observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Aminah adalah bahwa para tokoh masyarakat di Kecamatan Lumajang berbeda pendapat seputar tradisi kawin mayit tersebut. Golongan pertama, setuju dengan pelaksanaan tradisi kawin mayit selama rukun dan syarat sah perkawinan terpenuhi. Golongan

  

kedua, tidak setuju dengan pelaksanaan tradisi kawin mayit karena

  selain pernikahan tersebut dilakukan secara sirri. Golongan ketiga, pelaksanaan tradisi kawin mayit tergantung situasi dan kondisi dalam masyarakat. Jadi apabila pelaksanaan tradisi tersebut lebih banyak sisi negatifnya dari pada sisi positifnya, maka lebih baik tradisi tersebut untuk tidak dilakukan. Begitupula sebaliknya.

  Kedua penelitian yang dilakukan oleh Suharti (2008) Mahasiswa Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyah Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim dengan judul “Tradisi Kaboro Co’i Pada Perkawinan Masyarakat Bima Perspekktif

  ‘urf di Kecamatan Monta Kabupaten Bima”. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dan sifat penelitiannya adalah deskriptif, sedangkan pengumpulan datanya adalah dengan menggunakan observasi, interview dan dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Dalam penelitiannya diperoleh sebuah kesimpulan bahwa tradisi

  Kaboro Co’i yaitu faktor

  pertama adalah faktor kekeluargaan/kekerabatan dan faktor kedua karena faktor adat kebiasaan yang merupakan warisan budaya dan menjadi jati diri sang Bima serta disepakati untuk menjadi dasar pemerintahan kerajaan Bima.

  Tradisi Kaboro Co’i pada kaedah yang menegaskan bahwa peraturan

  yang terlarang secara adat adalah sama saja terlarang secara hakiki. Dan di sana juga ada saling keterkaitan antar keduanya

  (Tradisi Kaboro Co’i) sama

  menjadi sesuatu yang telah diterima dan ditetapkan oleh masyarakat secara umum sebagai suatu peraturan dan ketentuan yang wajib dilakukan.

  Dari penelitian di atas hampir sama kajiannya dengan penelitian yang akan kami teliti yakni tentang kedudukan sebuah tradisi perkawinan adat dalam tinjauan hukum perkawinan Islam dan kaidah Al-Adatu

  

Muhakkamat , namun penelitian yang akan dilakukan peneliti akan difokuskan

pada pernikahan di depan jenazah orang tua menurut perspektif hukum Islam.

  Jadi hukum pernikahan Islam dan kaidah Al-Adatu Muhakkamat dijadikan pisau analisa untuk mengkritisi keberadaan tradisi tersebut dan membedah status hukum dari pernikahan di depan jenazah orang tua yang hingga saat ini masih dilaksanakan oleh sebagian masyarakat. Tinjauan seperti inilah yang membedakan judul skripsi ini dengan judul skripsi yang pernah ditulis sebelumnya. Dengan adanya beberapa perbedaan ini, peneliti menganggap cukup untuk membuktikan orisinilitas skripsi ini.

  Dengan demikian, penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa tema tentang “Pernikahan di Depan Jenazah Orang Tua” benar-benar belum pernah dikaji dalam bentuk kajian ilmiah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti dan m engangkat kasus tentang “pernikahan di depan jenazah orang tua menurut perspektif hukum Islam yang terjadi di Kelurahan Tingkir Lor,

  Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.” dalam bentuk skripsi.

  Perlu penulis tegaskan, bahwa permasalahan yang penulis teliti ini belum pernah diteliti, akan tetapi perspektif atau tinjauan yang digunakan berbeda dengan penelitian yang sebelumnya. Di sini, penulis mencoba meneliti lebih dalam dengan mengambil sudut pandang yang berbeda yaitu mengadakan penelitian di lingkungan Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Lokasi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya memiliki perbedaan secara geografis, historis dan budaya pada lingkungan masyarakat.

  Perbedaan yang lain adalah terletak pada obyek penelitiannya, penelitian ini membatasi dengan ketentuan yang berbeda. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat dan pelaku pernikahan di depan jenazah orang tua yang terjadi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

G. Kerangka Teoritik

  Pernikahan merupakan fenomena yang umum dan lazim terjadi dalam masyarakat. Tetapi fenomena ini menjadi menarik ketika dihadapkan pada suatu kasus tertentu, misalnya kasus seperti yang penulis teliti di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga yaitu pernikahan di depan jenazah orang tua. Meskipun persoalan ini sangat menarik, namun berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan belum ada buku-buku yang mengangkat dan mengkaji tentang “pernikahan di depan jenazah orang tua”.

  Pernikahan di depan mayat adalah salah satu bentuk tradisi atau adat kebiasan (

  ‘urf) yang sampai saat ini masih dilaksanakan oleh kelompok masyarakat

  tertentu. Mengingat penelitian ini adalah studi kasus terhadap adat kebiasan (

  ‘urf), maka secara otomatis yang menjadi acuan umum atau landasan teori

  dalam penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan tentang nikah dan adat- kebiasaan (

  ‘urf).

  Ajaran Islam menegaskan bahwa suatu perkawinan dianggap sah, apabila perkawinan itu dilaksanakan dengan memenuhi syarat-syarat dan rukunnya sesuai dengan ketentuan yang ada dalam hukum perkawinan Islam. Sedangkan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Bab I, pasal 2, ayat (2), disebutkan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu (Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, 1990:1).

  Syarat dan rukun akad nikah merupakan dasar bagi suatu perkawinan, yang mana jika syarat dan rukun tersebut terpenuhi, maka perkawinan menjadi sah dan sebaliknya jika syarat dan rukun tersebut tidak terpenuhi, maka perkawinan tersebut dianggap tidak sah dan tidak ada. Syarat dan rukun dalam akad nikah adalah sesuatu yang berbeda. Syarat adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu perkawinan namun di luar perbuatan itu. Sedangkan rukun adalah sesuatu yang harus ada dan menjadi bagian dari perbuatan tersebut. Sebagian dari rukun nikah merupakan bagian dari persyaratan nikah. Oleh karena itu, persyaratan nikah mengacu pada rukun-rukunnya atau dengan kata lain, persyaratan nikah bertalian dengan keberadaan rukun-rukun nikah.

  Akad nikah merupakan hal yang mutlak atau harus dilakukan dalam suatu perkawinan. Akan tetapi tidak semua akad nikah dapat dianggap benar menurut hukum perkawinan Islam. Akad nikah baru dianggap benar dan sah jika memenuhi syarat dan r ukun yang ditentukan oleh syari’at Islam. Namun begitu dalam hal-hal tertentu masih terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama fiqh. Mengenai sahnya nikah para ulama mazhab sepakat bahwa pernikahan dianggap sah apabila dilakukan dengan akad, yang meliputi ijab dan qabul antara perempuan yang dilamar (wakil atau wali) dengan lelaki yang melamarnya atau wakilnya (Mughniyah, 2002:309).

H. Metode Penelitian

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif dan pendekatan sosiologis. Pendekatan normatif yaitu cara mendekati masalah yang sedang diteliti apakah sesuatu itu baik/buruk, benar/salah berdasarkan norma yang berlaku (Sumitro, 1990:54). Pendekatan sosiologis adalah melakukan penyelidikan dengan cara melihat fenomena masyarakat atau peristiwa sosial, politik dan budaya untuk memahami hukum yang berlaku di masyarakat. (Soekanto,1988:4-5)

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian (field research) yaitu suatu penelitian yang terjun langsung ke lapangan guna mengadakan penelitian pada obyek yang dibahas (Erna W. Muchtar, 2000:79). Tujuannya untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku dan tindakan (Moleong, 2007:6)

  2. Subjek Penelitian Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari proses penelitian penulis menggunakan subyek penelitian berupa populasi (Arikunto,

  1997:115). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah warga masyarakat Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

  Yang akan diteliti adalah warga masyarakat yang posisinya melakukan proses akad nikah (pernikahan) di dekat jenazah orang tuanya.

  3. Pengumpulan Data a.

  Wawancara Wawancara ini digunakan untuk menperoleh beberapa jenis data dengan teknik komunikasi secara langsung (Surakhmad, 1990:174).

  Wawancara ini dilakukan dengan acuan catatan-catatan mengenai pokok masalah yang akan ditanyakan. Sasaran wawancara adalah warga masyarakat Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Untuk mendapatkan data mengenai realita terjadinya pernikahan di dekat jenazah orang tuanya. b.

  Dokumentasi Mencari data mengenai beberapa hal baik yang berupa catatan, data monografi Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, jumlah warga yang pernah melakukan pernikahan di dekat jenazah orang tua dan lain sebagainya. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data.

  c.

  Studi pustaka Yaitu penelitian yang mencari data dari bahan-bahan tertulis, berupa: catatan, buku- buku, surat kabar, makalah, dan sebagainya (Amirin, 1990:135).

4. Analisis Data

  Berdasarkan pada tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka dimulai dengan menelaah seluruh data yang sudah tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, dokumentasi dan data yang diperoleh dari pustaka dengan mengadakan reduksi data, yaitu data-data yang diperoleh dari kepustakaan yang dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga mudah dipahami, maka dalam hal ini penulis menggunakan analisa data sebagai berikut: a.

  Deduktif Apa saja yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam suatu kelas antar jenis, berlaku juga untuk semua peristiwa yang termasuk dalam kelas/jenis itu. Dalam arti apa yang berlaku pada suatu yang bersifat umum berlaku juga pada sesuatu yang sejenis (Hadi, 1991:42). b.

  Komparatif Yaitu cara pembahasan dengan mengadakan analisis perbandingan antara beberapa pendapat, kemudian diambil suatu pengertian/kesimpulan yang memiliki faktor-faktor yang ada hubungannya dengan situasi yang diselidiki dan dibandingkan antara suatu faktor dengan faktor yang lain (Surachmad, 1978:135).

  c.

  Kualitatif Penelitian yang tidak mengadakan perhitungan (Moleong, 2002:45).

  Dalam melaksanakan analisa, peneliti bergerak di antara tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan yang aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses siklus.

5. Sumber Data

  Sumber data dalam penulisan skripsi ini terbagi menjadi 2 yakni: a. Sumber data primer

  Yakni bahan pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah yang baru/mutakhir ataupun pengertian baru tentang fakta yang diketahui maupun mengenai suatu gagasan/ide, mencakup undang-undang, buku, disertasi/tesis dll (Soekanto & Namudji, 1985:13).

  Sumber data primer yang dipakai dalam penulisan ini adalah penjelasan yang didapat dari wawancara terhadap warga masyarakat Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tentang pernikahan di dekat jenazah orang tuanya. b.

  Sumber data sekunder Yakni bahan pustaka yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, antara lain rancangan undang-undang, hasil penelitian, yurisprudensi, dll (Soekanto & Namudji, 1985:13).

  Data-data sekunder yang digunakan dalam skripsi ini adalah Kompilasi Hukum Islam dan peraturan-peraturan lain yang mengatur tentang pernikahan di dekat jenazah orang tuanya.

  6. Pengecekan Keabsahan Data Setelah terkumpulnya data-data yang telah diperoleh dari buku dan dokumen maupun data dari lapangan, maka peneliti melakukan pengecekan data yaitu dengan cara mengadakan perbandingan antara buku dengan buku, buku dengan wawancara atau sebaliknya maupun wawancara dengan wawancara. Tujuannya ialah untuk mendapatkan kevalidan data dan meminimalkan resiko kekeliruan.

  7. Tahap-Tahap Penelitian Sebelum penelitian dilakukan penulis mencari tema yang hendak diteliti dan mengumpulkan data-data berupa dokumen yang diperlukan untuk dipelajari. Kemudian mengembangkannya menjadi suatu permasalahan yang menarik untuk diteliti. Dengan bermodalkan data yang ada, dilanjutkan dengan observasi dan wawancara di lapangan yang bertujuan mensinkronkan data yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan. Setelah data dokumen dan data lapangan terkumpul maka dilanjutkan dengan penyusunan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menjadi sebuah karya tulis/skripsi.

I. Sistematika Pembahasan

  Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahsan tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya, sebagai berikut :

  Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika penulisan.

  Bab II Kajian Pustaka tentang Pernikahan meliputi; tentang pengertian pernikahan, dasar dan hukum pernikahan, larangan melakukan pernikahan. Akad Nikah meliputi; tentang akad nikah dan dasar hukumnya, syarat dan rukun akad nikah, bentuk-bentuk nikah yang terlarang, teori ushul fiqh, pandangan ulama.

  Bab III Laporan Hasil Penelitian, berisi tentang warga masyarakat Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga; pelaksanaan akad nikah di depan jenazah orang tua yang terjadi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga; faktor-faktor terjadinya pernikahan di depan jenazah orang tua, pandangan hukum Islam terhadap pernikahan di depan jenazah orang tua.

  Bab IV Analisis Data, berisi tentang pelaksanaan akad nikah di depan jenazah orang tua yang terjadi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga; faktor terjadinya pernikahan di depan jenazah orang tua, pandangan hukum Islam terhadap pernikahan di depan jenazah orang tua.

  Bab V Penutup, berisi kesimpulan dari uraian-uraian yang telah dibahas, saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pernikahan 1. Definisi Nikah Pernikahan menurut istilah Ilmu Fiqh dipakai perkataan

  ” ”

  ٌحكن

  dan perkataa n “ ” menurut bahasa mempunyai arti sebenarnya ”. ”

  ٌجوز ٌحكن

  dan arti kiasan, arti yang sebenarnya dari “nikah” ialah “ ” yang

  ٌمض

  berarti mengumpulkan, memegang, mengenggam, menyatukan, menggambungkan, menyandarkan, merangkul (Munawwir, 1984:887).

  Sedangkan “ ” yang berarti mengumpulkan, menghimpun,

  ُعْمَلْا

  menyatukan, menggabungkan, menjumlahkan dan menyusun (Munawwir, 1984:225). Sedangkan arti kiasannya ialah

  “ ” yang berarti berjalan

  ُءَطْولَا

  di atas, melalui, memijak, menginjak, memasuki, menaiki, menggauli dan bersetubuh atau bersenggama (Munawwir, 1984:1671-1672).

  Pernikahan atau lebih dikenali ialah Nikah dari segi bahasa ialah bersatu dan berkumpul. Kata setengah orang Arab: “Pokok-pokok itu bernikah”, Ia bermaksud pokok-pokok itu condong dan berhimpun rapat di antara satu sama lain.

  Dari segi syara ’, nikah adalah satu akad yang menghalalkan

  ist

imta’ (bersetubuh/bersenang-senang ) di antara suami istri dengan cara

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 80

PERILAKU SEKSUAL KAUM GAY DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Studi Kasus pada Komunitas Gay di Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 3 129

PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN (Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam (S.H.I)

0 0 87

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

ANALISIS PENETAPAN WALI ADHOL DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 91

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN BAGI HASIL SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 150