KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KONTEMPORER MENURUT PEMIKIRAN AHMAD DAHLAN SKRIPSI

  

KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KONTEMPORER

MENURUT PEMIKIRAN AHMAD DAHLAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  Oleh: FAJRI RAHMATUL FITRIAH NIM 111-12-049

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

  

MOTTO Q.S AT Taubah 105

          

      

  Artinya:” Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan. (At Taubah:105)

  

PERSEMBAHAN

Khusus al khusus, skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tua penulis; almarhum Bapak Amirudddin dan Ibu Siti Rohmatun, atas

dukungan moral dan spiritual terbesar untuk penulis, kemudian menyusul dek

Muhammad Robbani dan dek Nuruddin Abadi, lek Rochmad beserta istri dan

putra-putri tercintanya, Pembimbing akademik penulis: Bapak Jaka Siswanta.

  Pembangun idealisme dalam kehidupan organisasi: Pak Rasimin

M.Pd, ibu Siti Rukhayati M.Pd, Pak Maimun M.Pd, Pak Dr. Mukti Ali , Bang

Ilman Nafi‟a, Bang Fendi, Bang Reza , Bang Anam, Yunda Puput, Yunda Iin,

Keluarga Besar HMI Cabang Salatiga, generasi penerus dan

pewujud cita-cita umat dan bangsa; Didik, Ikhwan, Dona, Huda, Dody, Hasan,

Fifi, Cahyo, Ridwan,, Shokhif, Ahmad Najmi, Khoirul Washaq, Mahmud Rosyidi, Aisyah Krisnaningtyas dan teman-teman seperjuangan serta adinda- adinda di komisariat walisongo HMI cabang Salatiga, Eko Pujo Nurnanto, Shofi Murabittah, Bella Sitta, Azizah, Najmul, Laili, Zaenal Arifin, dan

segenap adinda yang tidak bisa saya sebut satu persatu, yang selalu mengikuti

dan menyertai.

  Sahabat dan saudara tercinta adik-adikku di wisma Najma, Wulan, Mus, Evi, Muza, Suci, Lia, Mun, Tia, Devi, Ditta, Titin dan segenap sahabat yang pernah hidup bersama di wisma najma yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih atas dukungan moril dan materilnya sehingga penulis dapat menyelasikan skripsi ini dengan baik.

  

Sahabat-sahabat yang berpengaruh dalam kehidupan dan

penyelesaian skripsi ini yang tidak henti-hentinya selalu menemani dan

  

menyemangati, Erin, Latifah, Novi, Tiyas, Iin, Endang, Ema, semoga kita akan

selalu terjaga dalam ukhuwah Islamiyah.

  Dan barisan pejuang pencerdas anak bangsa teman-teman guru MI Al-

Ma‟arif NU Gondanglegi, Bapak Tugino, Ibu Sri, Ibu Lili, Ibu Eni, Ibu

Mujiatin, Pak Nardi, Pak Udin, yang selalu mendukung dalam menyelesaikan

skripsi penulis semoga kita senantiasa teguh dalam jalan Allah untuk terus berdakwah.

  Dalam hati, penulis berdoa semoga apapun yang kita perjuangkan

selalu berada di dalam rahmat dan lindungan Allah Subhanahu wa Ta‟ala dalam

rangka mewujudkan masyarakat cerdas, adil makmur yang diridhoi-Nya.

KATA PENGANTAR

  

Bismillahirrahmaanirrahiim , segala puji hanya layak dan patas untuk

Allah Tuhan seru sekalian alam; atas segala limpahan nikmat jasmani, ruhani, petunjuk, dan pertolongannya sehingga penlis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.

  Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan kepangkuan sang pencerah kegelapan dan manusia pilihan; Baginda Rasulullah Muhammad shallallaahu „alaihi wasallam; atas segala teladan yang diberikannya, sehingga pada akhirnya mendekatkan umat kepada pintu kedamaian jiwa, ketenteraman hati dan kemuliaan akhlak.

  

Selesainya penulisan skripsi ini bukanlah semata-mata jerih payah

penulis sendiri, melainkan jasa baik dari orang-orang hebat yang diberikan kepada penulis. Untuk itu dengan memohon arah dan bimbingan, penulis sampaikan ucapan terimakasih, kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga,

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI

  Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. selaku Dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, 4. dan motivasi yang diberikan.

  5. Bapak dan Ibu Dosen FTIK yang telah mendidik penulis hingga berakhirnya penyusunan skripsi ini.

  

ABSTRAK

  Fitriah, Fajri Rahmatul. 2016. Konsep Pendidikan Agama Islam Kontemporer Menurut Pemikiran Ahmad Dahlan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Negeri (IAIN ) Salatiga. Pembimbing: Rasimin, M.Pd Kata Kunci : Pendidikan Agama Islam Kontemporer dan Pemikiran Ahmad Dahlan Sebagaimana telah penulis ketahui berkembangnya iptek dan modernisasi

membuat adanya dikotomi dalam pendidikan di dunia Barat, antara pendidikan

  

Umum dengan pendidikan Agama menjadi sebuah persoalan yang harus dicari

solusinya semakin berkembangnya IPTEK dan modernitas. yang menjadi

persoalan adalah sains yang berkembang didunia barat adalah sains murni yang

semakin menjauhkan manusia dari kepercayaan adanya tuhan maka dari itulah

harus kita kaji ulang dan di teliti sistem pendidikan Kontemporer. Hal ini harus

ditelisik dari sistem pendidikan agama Islam yang dikenal maju dan kekinia

yakni sistem pendidikan yang diusung oleh Ahmad Dahlan.pertanyaan yang ingin

dijawab melalui penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui Biografi Ahmad Dahlan. 2. Untuk mengetahui Konsep Pendidikan Islam Kontemporer dan

pemikiran Ahmad Dahlan mengenai Pendidikan Islam Kontemporer. 3. Untuk

mengetahui relevansi pemikiran Ahmad Dahlan Pendidikan Islam Kontemporer

dan aplikasinya dimasa kini.

  Tujuan Penulisan skripsi ini adalah untuk mendapatkan explorasi labih lanjut mengenai Pendidikan Islam Kontemporer Pemikiran Aihmad Dahlan sebagai salah satu rujukan pengetahuan Pendidikan Islam Kontemporer Pemikiran Ahmad Dahlan sebagai salah satu rujukan pengetahuan tentang Pendidikan Islam Kontemporer dan pemikiran Ahmad Dahlan. Skripsi ini merupakan jenis penelitian kepustakaan yang menggunakan pendekatan sosio-historis. Analisis data menggunakan metode analisa isi dan analisa historis.

  Hasil Penelitian ini menyimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam

Kontemporer Menurut Pemikiran Ahmad Dahlan adalah hasil dari Pengamalan

Q. S Al i Imran ayat 104 dan sabda Nabi „„ Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina” yang menjadi pelopor gerakan pencerdasan peserta didik dengan metode integratif penggabungan sistem pendidikan saintifik dengan mengembangkan pedidikan mengikuti perkembangan zaman dengan memahami kemampuan peserta didik dengan konsep pemahaman multiintele

DAFTAR ISI

  

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

HALAMAN LOGO ......................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................................iii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................................... vi

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................viii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x

ABSTRAKSI .................................................................................................................. xi

DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii

  BAB I PENDAHULUAN A. ......................................................................................................... L atar Belakang ............................................................................................ 1

  B. ......................................................................................................... P enegasan Istilah ........................................................................................ 5 C. ......................................................................................................... R umusan Masalah ....................................................................................... 6

  D. ......................................................................................................... T ujuan Penelitian ........................................................................................ 7 E. ......................................................................................................... K egunaan Penelitian ................................................................................... 7

  F. .......................................................................................................... M etode Penelitian ........................................................................................ 8 G. ......................................................................................................... T elaah Pustka ............................................................................................ 10

  H. ......................................................................................................... S istematikaPenulisan ................................................................................ 12

  BAB II RIWAYAT HIDUP AHMAD DAHLAN A. ............................................................................................................ B iografi Ahmad Dahlan ............................................................................... 14

  1. ....................................................................................................... M asa Kecil Ahmad Dahlan ..................................................................... 14 2. ....................................................................................................... M asa Remaja Ahmad Dahlan ................................................................. 16 3. ....................................................................................................... M asa Dewasa Ahmad Dahlan ................................................................. 17

  B. ............................................................................................................ P endidikan Ahmad Dahlan .......................................................................... 20 1. ....................................................................................................... P endidikanMasa Kecil Ahmad Dahlan ................................................. 20 2. ....................................................................................................... P endidikan Masa Remaja Ahmad Dahlan ............................................. 21 3. ....................................................................................................... P endidikan Masa Dewasa Ahmad Dahlan ............................................ 23

  C. ............................................................................................................ P eran Sosial Ahmad Dahlan ........................................................................ 27 1. ....................................................................................................... P eran Ahmad Dahlan dalam Bidang Keagamaan ................................. 28 2. ....................................................................................................... P eran Ahmad Dahlan dalam Dunia Pendidikan .................................... 30

  D. ............................................................................................................ P eran Ahmad Dahlan sebagai Pejuang ........................................................ 30 E. ............................................................................................................ P eran Ahmad Dahlan sebagai Pendidik ...................................................... 31

  F. ............................................................................................................ U saha dan Jasa-jasa Ahmad Dahlan ............................................................ 32

  BAB III PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KONTEMPORER A. ......................................................................................................... P engertian Pendidikan Agama Islam ....................................................... 36

  B. ......................................................................................................... F ungsi Pendidikan Islam .......................................................................... 37 C. ......................................................................................................... T ujuan Pendidikan Agama Islam ............................................................. 40

  D. ......................................................................................................... P endidikan Agama Islam Kontemporer ................................................... 42

  BAB IV PEMIKIRAN AHMAD DAHLAN TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KONTEMPORER A. .................................................................................................... P emikiran Ahmad Dahlan .................................................................. 46

  B. .................................................................................................... P eran Ahmad Dahlan dalam Pendidikan Islam .................................. 37 C. .................................................................................................... P emikiran Ahmad Dahlan dalam Pendidikan Islam Kontemporer .... 56

  D. .................................................................................................... R elevansi Pemikiran Ahmad Dahlan tentang Pendidikan Agama Islam kontemporer terhadap pendidikan Masa kini ................................... 61

  BAB V PENUTUP A. ......................................................................................................... K esimpulan ............................................................................................... 65

  B. ......................................................................................................... S aran ......................................................................................................... 67

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Pendidikan Islam adalah suatu upaya atau proses, pencarian,

  pembentukan, pengembangan sikap dan prilaku untuk mencari, mengembangkan, memelihara, serta menggunakan ilmu dan perangkat teknologi utau keterampilan demi kepentingan manusia sesuai dengan ajaran Islam karena pada dasarnya tujuan diturunkannya Agama Islam itu sendiri yaitu untuk membentuk manusia Muttaqin yang rentangannya berdimensi intritum (tidak terbatas menurut jsngkauan manusia) baik secara linier maupun secara olgaritmik (berurutan secara logis) berada dalam garis mukmin, muslim, muhsin dengan perangkat komponen, variasi, dan parameternya masing-masing yang secara kualitatif, bersifat kompetitif (Faisal,1995: 96) Dal am Al Qur‟an surat An Nahl ayat 125 dijelaskan mengenai pendidikan

                           

  Artinya “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

  Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang

  siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

  Perkembangan pendidikan semakin pesat mengikuti perkembangan zaman yang juga semakin berkembang dengan perkembangan zaman yang ada menyisihkan sebuah pertanyaan tentang perubahan yang baru mengikuti perkembangan zaman merujuk pada konsep Islam ideal, Islam ideal adalah Islam cita-cita yang ajaran dan nilai-nilai Nya dan hadits atau sunnah Nabi Muhammad Saw.

  Secara garis besar sejarah Islam dapat dibagi menjadi tiga periode menurut pemikiran Harun Nasution yakni Periode Klasik (650-1250 M), Periode Pertengahan (1250-1850 M) dan Periode Modern (1800 M sampai sekarang) pada periode klasik menggambarkan masa kejayaan keemasan atau kemajuan dunia Islam pada periode pertengahan menggambarkan masa kemunduran Islam dan periode modern menggambarkan masa kebangkitan dunia Islam dalam konteks ini pemikiran modern didunia Islam merupakan pemikiran yang berkembang didunia Islam pada periode modern atau masa kebangkitan Islam (Nasution. 1996:13).

  Ajaran Islam pada dasarnya menghargai akal manusia hal ini dapat dipahami dan isyarat-isyarat yang tertuang dan terkandung dalam teks Al Qur‟an seperti afalaa tatafakarun, afalaaa ta‟qilun, afalaa tatadabarun, dan lain-lain, isyarat semacam ini menjadi kekuatan pendorong dan inspirasi bagi terwujudnya gerakan pemikiran atau gerakan ilmiah dikalangan umat Islam sepanjang sejarahnya (Muhaimin, 2011: 19).

  Didalam Islam dikenal adanya dua pola pengembangan pemikiran Islam yaitu pola pemikiran yang bersifat tradisional dan rasional, kedua pola pemikiran itu senantiasa dalam sejarahnya dibawa pada suatu pola dikotomis- antagonis, sehingga sangat sulit untuk mencari titik temunya, pola pemikiran tradisional memberikan tempat dan ruang yang sempit bagi peranan akal dan peluang yang luas pada wahyu, sedangkan pola pemikiran rasional sebaliknya yaitu memberikan tempat dan ruang yang luas bagi akal dan yang sempit bagi wahyu, kemajuan pendidikan Islam banyak dipengaruhi oleh pemikiran rasional tersebut.

  Dalam konsep pendidikan Islam kontemporer memakai model (modernis) model ini berupaya memahami ajaran, ajaran dan nilai-nilai mendasar yang terkandung dalam Al Qur‟an dan As Sunnah Al Sahihah dengan hanya semata-mata mempertimbangkan kondisi dan tantangan sosio hitoris dan kultural yang dihadapi oleh masyarakat Muslim kontemporer (era iptek dan modernitas pada umumnya) tanpa mempertimbangkan muatan, muatan khasanah intelektual muslim era klasik yang terkait dengan persoalan keagamaan dan kemasyarakataan.

  Pemikiran pendidikan Islam yang moderns memiliki sikap yang progresif dinamis dan sikap bebas modifikatif dalam pengembangan pendidikan Islam menuju kearah kemajuan pendidikan Islam yang diridhoi oleh Nya. Untuk mengarah kesana diperlukan sikap lapang dada, dalam menerima dan mendengarkan pemikiran dan teori pendidikan orang lain, termasuk didalamnya mengadopsi transformasi, mengakomodasi atau bahkan mengadopsi pemikiran, dan temuan-temuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sistem pendidikan modern yang berasal dari non muslim, untuk mencapai kemajuan sistem pendidikan Islam itu sendiri.

  Dalam praktiknya produk pemikiran pendidikan Islam semacam itu terkadang terjebak pada pandangn dikotomis, yang memilah antara pendidikan agama dan umum. Pendidikan agama diorientasikan pada pemahaman dan pengamalan ajaran Agama yang bermuara pada persoalan aqidah, syariah dan akhlak atau iman, Islam dan ihsan dalam rangka membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa sementara pendidikan umum diorientasikan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya dan seni modern yang kadang kurang diwarnai oleh jiwa dan nilai ajaran agama yang absolut (Muhaimin,2011: 29).

  Dengan adanya problematika pembelajaran modern baru yakni dikotomi pendidikan yang dipengaruhi oleh kebudayaan barat dan kemundurun intelektual, dengan adanya tantangan zaman inilah munculah beberapa tokoh nusantara yang membawa ajaran pendidikan Islam.

  Para tokoh membawa pemikiran tentang kemajuan baik itu tulisan ataupun karya-karya yang dapat mempengaruhi kehidupan yang akan dihadapi, merekalah yang disebut sebagai kaum pembaharuan tujuannya tidak hanya untuk menentang pengaruh barat dari segi sosial dan budaya tapi, juga menghimbau agar orang-orang muslim kembali pada dasar pokok Islam melalui pendidikan Islam.

  Diantaranya muncul para tokoh hebat yang mendobrak keberhasilan sistem pendidikan Islam sebagaimana pendidikan Islam menurut pemikiran Ahmad Dahlan (Iswanti,2014:6) bahwa pendidikan islam ini bertitik tolok dari upaya pengembangan akal perjalanan pendidikan harus melalui proses yang pada akhirnya akan bermuara pada tumbuhnya kreatifitas dan inovasi, semua itu memberikan implikasi bagi warga masyarakat untuk memiliki semangat pembaharuan.

  Pendidikan Islam yang lebih baik pada akhirnya akan mendapatkan pembaharuan yang sesuai dengan kemajuan zaman penggabungan antara pendidikan Islam dan pendidikan umum yang modern, berangkat dari berbagai realita seperti yang telah dijabarkan diatas penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pendidikan Islam yang berjudul

  “ Konsp Pendidikan Islam Kontemporer menurut pemikiran Ahmad Dahlan”

B. Penegasan Istilah.

1. Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan agama islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengemban fitrah keberagaman peserta didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajara-ajaran Islam.

  Pendidikan agama islam merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan islam, bahkan pendidikan agama islam berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan islam dengan bidang- bidang studi yang lain. Implikasinya lebih lanjut, pendidikan agama islam harus sudah dilaksanakan sejak dini sebelum anak memperoleh pendidikan atau pengajaran ilmu-ilmu yang lain.

  Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan sumberdaya insani menuju terbentuknya insan kamil yakni “mutaqin” yang terefleksikan dalam perilaku baik. Baik dalam hubungan dengan Tuhan maupun dengan alam sekitarnya. (Achmadi, 1987: 10) 2.

   Kontemporer

  Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia kata kontemporer memiliki arti sewaktu; semasa; pada waktu atau masa yang sama; pada masa kini , dewasa ini jadi dapat diartikan kontemporer adalah masa kini.

3. Ahmad Dahlan

  Ahmad dahlan adalah seorang pendiri organisasi Muhammadiyah yang juga dikenal sebagai tokoh pembaharu Islam yang dari pemikiran dan organisasi yang didirikannya membawa perubahan yang lebih baik dalam hal keagamaan, pendidikan, sosial masyarakat.

C. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang yang telah diuraikan maka dalam penelitian ini fokus masalah sebagai berikut

  1. Bagaimana biografi Ahmad dahlan?

  2. Bagaimana pendidikan Agama Islam kontemporer dan pemikiran Ahmad Dahlan megenai pendidikan Islam Kontemporer ?

  3. Bagaimana relevansi pemikiran Ahmad Dahlan tentang pendidikan Islam kontemporer dalam pendidikan Islam dimasa kini dan aplikasinya di masa kini? D.

   Tujuan Penelitian

  Dengan adanya fokus masalah diatas penelitian yang berjudul “ Pendidikan Islam Kontemporer menurut pemikiran Ahmad Dahlan” maka tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut

  1. Untuk mengetahui biografi Ahmad Dahlan.

  2. Untuk mengetahui konsep pendidikan kontemporer dan pemikiran Ahmad Dahlan megenai pendidikan Islam Kontemporer

  3. Untuk mengetahui relevansi pemikiran Ahmad Dahlan tentang pendidikan Islam kontemporer dalam pendidikan Islam dimasa kini dan aplikasinya di masa kini.

E. Kegunaan Penelitian

  1. Teoritis Sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan pendidikan Indonesia secara umum dan khususnya dalam bidang pendidikan Islam.

  2. Praktis Memberi informasi ulang kepada praktisi pendidikan tentang

  Pendidikan Islam kontemporer menurut pemikiran Ahmad Dahlan a. Untuk dijadikan sebagai rujukan dalam pelaksanaan pendidikan disekolah yang lebih modern.

  b. Untuk menjadikan rujukan dalam mewujudkan pendidikan anak bangsa yang berakhlaqul karimah dengan pendidikan Islam yang lebih modern dengan pengembangan akal.

  c. Untuk menjadikan generasi masa depan yang unggul, inonvasi, kreatif, mandiri sesuai dengan kemajuan sosial.

F. Metode Penelitian

  Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal pokok yang medasari penelitian yaitu jenis penelitian sumber data, metode pengumpulan data, dan analisis data.

1. Jenis Penelitian

  Penelitian yang dipakai termasuk penelitian literature yang berfokus pada referensi buku dan sumber yang relevan penelitian literature lebih difokuskan kepada studi kepustakaan (Amirin, 1995:135) 2.

   Sumber Data

  Dalam penelitian ini untuk melengkapi sumber data, penulis menggunakan karya ilmiah tentang Ahmad Dahlan berupa buku berjudul “

  Api Pembaharuan Kyai Ahmad Dahlan” Didalamnya memuat banyak sumber-sumber data yang berkaitan tentang pemikiran K.H Ahmad Dahlan.

  3. Teknik Pengumpulan Data

  Data penelitian dicari dengan pendekatan library reaserch yaitu suatu penelitian, kepustakaan murni dengan demikian pengumpulan data dalaam penelitian ini adalah menggunakan metode dokumentasi yang mencari data mengenai hal-hal atau variaabel-variabel yang berupa catatan seperti buku-buku, majalah, dokumen, artikel, perkataan notulen harian, catatan rapat, dan sebagainya (Arikunto,2010:202)

  Dimana data-data atau variaabel-variabel tersebut berupa karya- karya mengenai beliau baik tentang sejarah kehidupannya, kebiasaan- kebiasaannya maupun pemikirannya dalam hal itu penulis juga akan mencari sumber-sumber yang menceritakan tentang Ahmad Dahlan.

  4. Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah: a. Metode Analisis Isi (Content Analysis)

  Analisis isi (Content Analysis) adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan shahih data dengan memperhatikan konteksnya. Dengan metode analisis ini, penulis akan mengkaji dan menafsirkan pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam buku, teks atau naskah yang berhubungan dengan pendidikan Agama Islam kontemporer menurut pemikiran Ahmad Dahlan. Satuan makna dan kategori dianalisis, dicari hubungan satu dan lainnya untuk menemukan makna, arti, tujuan dan isi dari kata yang secara eksplisit maupun implisit berhubungan dengan pendidikan Agama Islam kontemporer menurut pemikiran Ahmad Dahlan. Hasil analisis ini kemudian dideskripsikan dalam bentuk laporan penelitian sebagaimana pada umumnya.

  b. Analisis Historis Yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui perkembangan pemikiran tokoh yang besangkutan baik yang berhubungan dengan lingkungan historis dan pengaruh didalamnya, maupun dalam kehidupan (Winarno, 1989:132) c. Interpretasi

  Isi buku diselami untuk dapat setepat mugkin meangkap arti dari nuasa uraian yang disajikan (Soemargono. 1983: 21) Karena dalam penelitian ini objeknya pemikiran Ahmad Dahlan tentang pendidikan Kontemporer maka penulis akan menyelami dan memahami pemikiran Ahmad Dahlan dalam buku yang menjadi rujukan, disamping itu penulis memilih sumber-sumber lain yang penulis anggap representative terhadap penelitian ini.

G. Telaah Pustaka

  Ahmad Dahlan ini merupakan tokoh sentral dalam pergerakan Organisasi Masyarakat Muhammadiyah beliau sosok yang dikenal sebagai pemikir pembaharuan baik dalam bidang pendidikan, sosial, dan dakwah yang mengerahkaan semua pemikirannya dalam dasar Amar makruf nahi munkar. Diranah pendidikan Islam Ahmad Dahlan menggunakan system Pendidikan modern yang menjadikan satu antara pendidikan umum dan pendidikan Agama.

  Adapun buku yang telah terbit mengenai beliau diantaranya:

  1. Ditulis oleh Abduh Munir Mulkhan, 1990, Pemikiran Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah, Jakarta: Bumi Aksara

  2. Ditulis oleh Sazali, 2005, Muhammadiyah dan Masyarakat Madani, Jakarta: PSAP

  3. Ditulis oleh Abduh Munir Mulkhan, 2010, Jejak Pembaharu Sosial dan Kemanusiaan K.H Ahmad Dahlan, Jakarta: Kompas Media Nusantara.

  4. Ditulis oleh Nasruddin Anshoriy, 2010, Matahari Pembaharu Rekam Jejak K.H..Ahmad Dahlan, Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher 5. Ditulis oleh Robert W. Hefner, Sukindi Mulyadi,” Api Pembaharuan Kiai Ahmad Dahlan”, diterbitkan oleh PT Multi Pressido pada tahun 2008 di Yogyakarta.

  6. Ditulis oleh kerjasama antara LPPI, UMY, LKPSM, NU, dan PP Al- Muhsin Yogyakarta, “ Muhammadiyah dan Nu: Reorientasi wawasan keislaman ” diterbitkan oleh kerjasama LPPI, UMY, LKPSM, NU, dan PP Al-Muhsin Yogyakarta, pada tahun 1993 di Yogyakarta.

  7. Ditulis oleh Usman Yatim, Al misar Hamid, “ Muhammadiyah dalam sorotan ” diterbitkan oleh PT Bina Rena Pariwara pada tahun 1993 di Yogyakarta.

8. Ditulis oleh Edi Suandi Hamid dan M. Safari Nasir, “ Profesionalisme dan

  Akuntabilitas Aal Usaha Muhammadiyah bidang Ekonomi dan Pendidikan ” diterbitkan oleh LPTP PP Muhmmadiyah tahun 2005 di Yogyakarta 9.

  Ditulis oleh Khoiriyah, “ Islam dan Logika Modern Mengupas Pembaharuan Islam” diterbitkan oleh Ar Ruzz Media tahun 2013 di Yogyakarta.

  Dari beberapa sumber tulisan tersebut diatas, sejarah pengamatan penulis masih ada kekurangan yang membahas pendidikan Islaam kontemporer menurut pemikiran beliau. Harapan penulis pemikiran yang akan disampaikan ini dapat melengkapi informasi yang ada sebelumnya dan menmbah wacana khhasanah keilmuan.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematikan di sini adalah gambaran umum tentang skripsi. Sripsi ini terbagi ke dalam tiga bagian; yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

  Bagian awal berisikan: sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian, moto dan persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran; adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai dengan penutup; dan bagian akhir terdiri dari dafar pustaka dan lampiran-lampiran, riwayat hidup penulis Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini memuat: Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, Studi Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II Biografi Ahmad Dahlan. Bab ini memuat Biografi Ahmad Dahlan, Pendidikan Ahmad Dahlan, Peran Sosial Ahmad Dahlan, Peran Ahmad Dahlan sebagai Pejuang, Peran Ahmad Dahlan sebagai Pendidik, Usaha dan Jasa-Jasa Ahmad Dahlan. Bab III Pendidikan Agama Islam Kontemporer. Bab ini memuat Pengertian Pendidikan Agama Islam, Fungsi Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam Kotemporer, Bab IV Pemikiran Ahmad Dahlan tentang Pendidikan Islam Kontemporer. Bab ini memuat Pemikiran Ahmad Dahlan, Peran Ahmad Dahlan dalam Pendidikan Islam, Pendidikan Islam Kontemporer, Relevansi Pemikiran Ahmad Dahlan tentang Pendidikan Islam terhadap Pendidikan Masa Kini.

  Bab V Penutup. bab ini memuat Kesimpulan dan Saran-Saran dan Penutup

BAB II RIWAYAT HIDUP AHMAD DAHLAN A. Biografi K.H Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan atau Muhammad darwis lahir di kauman Yogyakarta 1

  agustus 1868. Dia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan kecuali adik bungsunya. Ayahnya bernama Abu Bakar seorang imam dan khatib masjid besar kraton Yogyarta. Sementara ibunya bernama Siti Aminah putri dari K.H Ibrahim yang menjabat sebagai penghulu di kraton Yogyakarta. Menurut salah satu silsilah, keluarga Muhammad Darwis dapat dihubungkan dengan Maulana Malik Ibrahim salah seorang wali penyebar agama Islam yang dikenal dipulau jawa. Silsilah tersebut yaitu: Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana‟Ainul Yakin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman, Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demam Djurung Sapisan, Demang Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, Muhammad Sulaiman, K.H Abu Bakar, dan Muhammad Darwis lebih dikenal dengan sebutan nama Ahmad Dahlan.

1. Masa kecil Ahmad Dahlan.

  Dahlan diasuh dan dididik sebagai putra kyai. Seperti layaknya anak-anak pada umumnya Muhammad Darwis diarahkan pada pendidikan informal agama Islam. Sejak kecil suda h belajar membaca Al Qur‟an dan pengetahuan agama Islam dikampungnya. Pada umur delapan tahun Darwis s udah menunjukan kepiawaaiannya dalam membaca Al Qur‟an dengan lancar dan tamat membaca. Peran dari kedua orang tua untuk mendidik anaknya dengan dibesarkan dalam lingkunagan sosio kultural dan religius yang tinggi dan kondusif.

  Pendidikan yang diperoleh dalam lingkungan keluarga sudah mengarah dan terarah, penghayatan nilai-nilai kultural sesuai dengan lingkungannya pendidikan keluarga yang tersalur melalui pendidikan kesenian, adat istiadat, sopan santun dan pendidikaan Agama yang ada dalam jiwa kepribadiannya.

  Ini dibuktikan dengan cerita sejak kecil sudah menunjukan beberapa kelebihaan dalam penguasaan pegetahuan ilmu, sikap, pergaulan sehari-hari di bandingkan dengan teman-teman sebayanya, ia juga mempunyai keahlian membuat barang-barang kerajinan dan mainan.

  Seperti anak laki-laki pada umumnya, Muhammad Darwis juga sangat senang bermain layang-layang dan gangsing, seiring dengan perkembangan usianya, Muhammad Darwis tumbuh menjadi remaja dan belajar kemana-mana.

  Umur semakin bertambah Muhammad Darwis yang sudah dewasa terus belajar ilmu agama maupun ilmu umum dari banyak guru termasuk para ulama, kemampun intelektual Darwis dari hari kehari menunjukan perkembangan yang semakin pesat. Kemampuan akal pikirannya dikembangkan secara maksimal sehingga kecerdasan, kedinamisan, serta kreatifitas sejak kecil sudah nampak. Kelebihan itulah dia sering tampil sebagai pemimpin bagi teman-temannya (Rasyidin-Nizar, 2005: 101).

  Dengan bertambahnya umur Darwis mempunyai kebiasaan yang banyak seperti halnya mengajar dengan biola, berorganisasi, berdiskusi yang telah dilakukannya menjadikan tidak gentar menghadapi siapapun dan dari kalangan manapun. Beliau berkeyakinan bahwa selama dirinya berada dijalan yang benar dan pendapatnya juga disampaikan dengan cara yang benar. Inilah yang menjadikan Darwis lebih kritis terhadap segala sesuatu yang dianggap menyimpang. Menurut Darwis ajaran Islam tidak akan membumi dan dijadikan pandangan hidup pemeluknya, kecuali dipraktikan betapapun bagus suatu program menurut Ahmad Dahlan jika tidak dipraktikan, tak bakal bisa mencapai tujuan bersama. Karena itu tak terlalu banyak mengelaborasi ayat- ayat Al Qur‟an tapi ia lebih banyak mempraktikan dalam amal nyata. Sama halnya dengan pendidikan Islam kalau kita tidak melakuakan dengan nyata dan praktikan dan dielaborasi secara keseluruhanya akan menimbulkan hal yang baik (Sanusi, 2013: 73).

2. Masa Remaja Ahmad Dahlan.

  Pada usianya yang ke 15 tahun dia pergi haji dan tinggal di Makkah selama lima tahun. Keberangkatannya di biayai oleh kakak ipar beliau yang bernama kiai haji Sholeh. Seorang kiai dan saudagar yang kaya. Pada tahun 1888 Muhammad Darwis kembali ke Yogakarta.

  Sepulang dari Makkah Muhammad Darwis merubah namanya menjadi Ahmad Dahlan nama yang ia peroleh dari salah satu mufti terkenal madz ab Syafi‟I di Makkah yang bernama Ahmad ibnu Zaini Dahlan.

3. Masa Dewasa Ahmad Dahlan.

  Diusianya menginjak 24 tahun setelah kepulangannya ia membantu ayahnya untuk mengajar ngaji anak-anak. Dari rutinitas tersebut ia mendapat gelar Kiai seorang ulama atau intelektual. Saat usiannya 24 tahun tersebutlah Ahmad Dahlan menikah dengan Siti Walidah anak dari Kyai Penghulu Haji Fadhil, dari perkawinan dengan Siti Walidah, Ahmad Dahlan mendapatkan 6 anak yaitu: Siti Jahannah (lahir tahun 1890), Siraj Dahlan (lahir tahun 1898), Siti Busro(lahir tahun 1903), Irfan Dahlan dan Siti Aisyah (lahir tahun 1905) dan Siti Zuharoh (lahir tahun 1908).

  Istri Ahmad Dahlan tidak hanya satu beliau juga menikah dengan nyai Abdulah janda dari haji Abdullah, selain itu ia juga pernah menikah dengan Nyai Rum adik dari Kyai Munawir Krepyak. K.H Ahmad Dahlan juga memiliki putra dari Ibu Nyai Aisyah (adik Njengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah, selain itu ia juga pernah menikah dengan Nyai Yasiin Pakualaman Yogyakarta.

  Pada tahun 1896 M. ayah K.H Ahmad Dahlan meninggal. Setelah itu ia menjadi khatib di Masjid Besar Yogyakarta yang diberi gelar “ khatib Amin” tugasnya diantaranya khutbah jum‟at, piket serambi masjid, Anggota Raad Agama Islam Hukum kraton. Selama menjabat sebagai khatib beliau juga mencoba meluruskan arah kiblat shalat yang benar.

  Dalam catatan Sosrosoegondo disebutkan, beberapa dokumen kontemporer Belanda yang diterbitkan kala itu tampak membuka keterangan baru tentang hubungan Ahmad Dahlan dengan penguasa keratin, dan pihak belanda yang mewawancarai hubungan antara keduanya. Dalam dokumen itu terdapaat kesan bahwa hubungan ketiga pihak itu lebih ruwet daripada yang dipahami hingga kini, sebagai contoh, Rinkes dalam tahun1913 melaporkan bahwa Ahmad Dahlan, setelah bertentangan dengan penguasa agama keratin mengenai masalah kiblat (arah shalat ke makkah), dikirim ke Makkah untuk mempelajari masalah penentuan kiblat dengan biaya dari Sultan. Dengan motif sultan terhadap Ahmad Dahlan untuk mengasingkannya sampai keadaan tenang.(Anshoriy.2010:49).

  Adanya pergolakan tersebut tak membuat niatnya dalam membenarkan arah kiblat luntur karena menurutnya tidak dibenarkan kalau hanya diperintahkan oleh seorang tanpa ia berfikir apa yang disampaikan benar atau tidak. Meskipun yang memerintahkan itu adalah orang tua kita, guru maupun orang lain yang berkedudukan sebagai petinggi suatu Negara sikap yang ditunjukannya merupakan suatu sikap pembaharuan serta mencoba untuk berfikir terbuka dalam berfikir dan menyelidiki tindakan dan fikiran yang biasa dilakukan. Dalam meluruskan arah kiblat banyak tantangan yang ia dapat karena masyarakat setempat tidak bisa menerima sesuatu yang baru yang menyimpang dari tradisi setempat.

  Dan pada akhirnya dengan perintah dari sultan Hamengkubuwono tersebut pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Makkah dan menetap selama 2 tahun. Dengan bantuan biaya dari sultan Hamengkubuwono VII, Ahmad Dahlan di suruh berguru kepada syekh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU K.H Hasyim Asya‟ari. Tidak hanya cukup dengan berguru ia juga mengkunjugi observatorium di Lembang untuk menanyakan cara menetapkan kiblat dan permulaanya serta akhir bulan Ramadhan.

  Perjuangannya mulai tampak cukup berhasil setelah usahanya yang gigih dalam membenarkan arah kiblat pada tahun 1920-an masjid-masjid daerah Jawa Barat dibangun berkiblat Barat Laut. Usahanya tidak hanya tampak pada pembenaran arah kiblat, melainkan juga berjuang di arah dakwah dan berdagang. Dalam usaha berdagangnya ia selalu menyisipkan sebagian uangnya untuk membeli kitab-kitab Islam. Dalam perjalanan dagangnya ia juga selalu menyempatkan diri untuk bersilaturahim kepada para ulama setempat untuk membicarakan prihal agama Islam dan masyarakatnya. Hal demikian ia lakukan untuk mempelajari sebab-sebab kemunduran kaum muslimin dan mencari jalan keluar untuk mengatasinya.

  Puncak dari akhir hayatnya pejuangannya yang tidak kenal lelah menjadi ketua Pusat Muhamadiyah dan penuh perjuangan tetap diselamatkan dalam sanubari seorang Ahmad Dahlan. Tanpa kenal lelah, bahkan dalam kondisi sakitpu menjelang masa-masa akhir hidupnya ia tidak pernah meninggalkan Muhamadiyah, sampai suatu ketika, saat kondisinya semakin parah ia dinasehati untuk beristirahat di pegunungan Gunung Bromo, Pasuruan, tapi tetap menolak. Ia bersikukuh untuk terus mengajar ilmu agama, dan berdakwah, amar ma‟ruf nahi munkar kepada masyarakat setempat.

  Berselang tidak lama Ahmad Dahlan meninggal pada tanggal 23 Februari 123/ 7 Rajab 1340 H dalam usia 54 tahun, dimakamkan di Karang Kajen, Yogyakarta.

B. Pendidikan Ahmad Dahlan 1. Pendidikan Masa Kecil Ahmad Dahlan.

  Semasa kecil Ahmad Dahlan tidak pergi kesekolah. Hal ini karena sikap orang-orang Islam pada waktu itu melarang anak-anaknya memasuki sekolah Gubernemen. sebagai gantinya Ahmad Dahlan memulai pendidikannya pada masa kanak-kanak dibimbing langsung oleh kedua orang tuanya yaitu ayahnya yang bernama K.H Abu Bakar dan ibunya Siti Aminah. Ayahnya ini dikenal sebagai seorang khatib dimasjid besar keraton jogjakarta. Pendidikan Ahmad Dahlan ini waktu dia memasuki usia sekolah Ahmad Dahlan tidak disekolahkan di sekolahan formal, melainkan diasu h dan dididik mengaji Al Qur‟an dan dasar-dasar ilmu agama Islam oleh ayahnya sendiri di rumah. Model pembelajaran yang diperoleh dari

  Ahmad Dahlan adalah homeschooling. (Tengku-Zubaidah. 2014: 187).

  Pada usia delapan tahun ia telah lanca r membaca Al Qur‟an hingga khatam. Tidak hanya itu dia mempunyai keahlian membuat barang-barang kerajinan dan mainan seperti halnya anak laki-laki pada umumnya. Seiring dengan usia yang semakin bertambah, ia pun mulai belajar ilmu Agama Islam tingkat lanjut. Tidak hanya sekedar membaca Al- Qur‟an saja melainkan ilmu-ilmu umum. Guru-gurunya antara lain K.H Abu Bakar

  (ayahnya), kemudian ia belajar ilmu fiqih kepada kepada K.H Muhammad Shaleh, dan nahwu kepada K.H Muhsin (keduannya masih iparnyaa sendiri) ia juga berguru dengan K.H Muhammad Nur dan K.H Abdul Hamid. Pengetahuan dalam ilmu falaq diperoleh dari gurunya yang lain yaitu K.H Raden Dahlan (putra kyai termas), ilmu hadits ia berguru pada Syekh Khayyat, Qiroatul Qur‟an Syekh Amin dan Sayyid Bakri Satock, ilmu pengobatan dan racun ia peroleh dari gurunya Syekh hasan, ilmu hadits ia peroleh dari gurunya Sayyid Babu sijjil, dan Mukti Syafi‟I.

2. Pendidikan Ahmad Dahlan Masa Remaja.

  Setelah beberapa waktu belajar dengan sejumlah guru, pada tahun 1890 Dahlan berangkat ke Makkah untuk melanjutkan studinya dan bermukim disana selama setahun. Merasa tidak puas dengan kunjungannya yang pertama, maka pada tahun 1903, ia berangkat lagi ke Makkah dan menetap selama dua tahun. Ketika mukim kedua kalinya, ia banyak bertemu dan melakukan diskusi dengan sejumlah ulama di Indonesia yang bermukim di Makkah. Diataranya ulama-ulama tersebut adalah Syekh Muhammad Khati Al Minangkabawi dari minangkabau, Kyai Nawawi Al Bahteni dari Banten, Kiyai Mas Abdullah, dan kiyi Fiqih Kumambang dari gresik (Sucipto,2010:61)