BAB I - Tinjauan Implikatur Percakapan dalam Kumpulan Cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika (Skripsi Sastra Indonesia S1, 2016 ) - Eprints UNPAM

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan interaksi. Kridalaksana (1993: 21) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri.

  Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988: 66) adalah “(i) sistem lambang bunyi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran, (ii) perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, Negara, daerah), (iii) percakapan (perkataan) yang baik, sopan santun, tingkah laku yang baik.

  Setiap individu memiliki caranya tersendiri dalam menyampaikan informasi.Adapun dalam situasi atau konteks tertentu, penutur atau orang yang menyampaikan tuturan memberikan informasi yang lebih dari apa yang dikatakannya. Maksud informasi yang disampaikan lebih banyak secara tidak langsung kepada penutur. Oleh karena itu, penutur harus mengerti konteks pembicaraan dan bekerja keras dalam memahami informasi yang diberikan oleh penutur. Informasi yang berlebih dari yang dimaksud dalam hal ini melanggar prinsip kerjasama percakapan. Pelanggaran prinsip kerjasama percakapan terkadang sangat diperlukan dalam konteks tertentu. Hal tersebut bisadisebut sebagai implikatur percakapan dalam berkomunikasi.

  Menurut Rustono (1999: 82), implikatur percakapan terjadi karena adanya kenyataan bahwa sebuah ujaran yang mempunyai implikasi berupa proposisi yang sebenarnya bukan bagian dari tuturan itu. Menurut (Grice, 1975: 43, Gadzar 1979: 38 dalam Rustono, 1999: 82), implikatur percakapan adalah proposisi atau “pernyataan” implikatif yaitu apa yang mungkin diartikan, disiratkan atau dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur di dalam suatu percakapan.

  Bentuk implikatur sebagai tuturan yang mengandung maksud implisit, sangat memerlukan prinsip kerja sama ini. Implikatur menghendaki kerjasama antarpartisipan percakapan agar percakapan tetap berlangsung. Artinya, partisipan harus saling memahami apa yang dituturkan oleh mitra tutur. Inilah yang menjadi pokok studi implikatur. Studi maksud implisit ini dimulai oleh H.P Grice dalam artikelnya Logic and Conversation pada tahun 1975. Dalam teorinya, Grice menyebutkan bahwa studi implikatur ini berkaitan erat dengan prinsip kerjasama. Implikatur hadir dalam tuturan antara dua orang atau lebih yang saling bertukar gagasan. Terjadinya implikatur mempunyai bermacam- macam latar belakang.

  Prinsip kerjasama Grice (1975) terdapat empat maksim. Maksim yang dimaksud adalah: (a) maksim kualitas (Maxim of Quality), (b) maksim kuantitas (Maxim of Quantity), (c) maksim hubungan (Maxim of Relation), dan (d) maksim cara (Maxim of Manner).Secara garis besar, prinsip kerjasama menekankan pada adanya upaya kerjasama yang terjalin antara penutur dan mitra tutur dalam percakapan yang sedang berlangsung.

  Kontribusi dalam percakapan menjadi kunci dalam prinsip kerja sama. Kerja sama yang terjadi akan menjadikan percakapan terus berlanjut dan proses komunikasi berhasil. Namun, jika salah satu penutur maupun mitra tutur tidak bekerja sama, maka percakapan akan terancam gagal. Bentuk kegagalan itu misalnya, tuturan salah satu partisipan dalam percakapan itu tidak dapat dipahami.

  Di era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat, menuntut masyarakat Indonesia semakin kreatif dan inspiratif. Dalam berbagai hal, bangsa Indonesia mampu melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal pikiran yang dimiliki dengan mengimplementasikannya dengan karya-karya yang luar biasa, salah satunya yaitu cerpen. Menurut Susanto dalam Tarigan (1984: 176) cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.

  Pada penelitian ini, peneliti akan mengkaji implikatur yang terdapat pada kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika. Penelitian ini dilatar belakangi adanya temuan implikatur percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika yang menarik perhatian pembaca dan disampaikan dalam bentuk yang menarik. Selain itu, adanya kekomplekan implikatur dan konteks wacana percakapan dengan konteks yang berbeda sangat menarik untuk diteliti.

  Kumpulan Cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika merupakan salah satu media berbentuk tulisanyang digunakan oleh penutur untuk menyampaikan maksud yang ingin disampaikan. Ada beberapa alasan pemilihan kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika sebagai objek penelitian. Pertama, bahasa yang terdapat dalam kumpulan cerita Cinta

  

Brontosaurus banyak mengandung tuturan yang sulit dimengerti oleh

  pembaca sehingga pembaca tidak cukup membaca satu kali untuk memahami tuturan atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Kedua, Raditya Dika adalah salah seorang penulis remaja yang sangat terkenal dan cerita Cinta

  

Brontosaurus sangat menarik bagi remaja untuk membacanya. Tidak hanya

itu, kumpulan cerita Cinta Brontosaurus juga telah difilmkan.

  Berikut ini observasi awal yang dilakukan oleh penulis dengan mengambil data berupa percakapan dari kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika.

  Percakapan antara Nyokap dan Radit: Nyokap : ‘Hah? Kamu mo nyetirin adek? Gak bisa! Gak bisaaaaa!’ Radit : ‘Ma, ngomong apa, sih? Nyokap : ‘Ssshhht, ‘Nyokap menyahut dengan jari ditaruh di depan bibirnya. ‘Mama lagi baca ayat kursi’. (CB: 2006: 4-5) Berdasarkan percakapan tersebut, dapat dilihat bahwa ibunya Radit melarang Radit untuk membawa mobil. Implikatur percakapan yang dimaksudkan oleh penutur (Nyokap) adalah untuk menunjukkan keterkejutan sang mama karena Radit akan menyetir mobil. Wujud tuturan yang diujarkan oleh sang mama dengan menggunakan kalimat tanya, yaitu Hah? Kamu mo

  

nyetirin adek? Gak bisa! Gak bisaaaaa!. Hal ini dilakukan oleh mama Radit karena ia tahu bahwa Radit tidak bisa menyetir mobil. Namun demikian, Radit mencoba membantah mamanya dengan mengatakan bahwa ia sebenarnya bisa menyetir mobil dengan mengatakan “Ma, ngomong apa, sih?.

  Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji implikatur percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita tersebut dengan mengambil judul “Tinjauan Implikatur Percakapan dalam Kumpulan Cerita Cinta Brontosaurus Karya Raditya Dika”.

  1.2 Pembatasan Masalah

  Pembatasan masalah ini dilakukan agar penelitian tidak keluar dari pembahasan yang ditetapkan sehingga penelitian akan terfokus pada masalah pokok yang akan diuraikan dalam penelitian. Penelitian ini mengkaji tentang tinjauan implikatur percakapan dalam kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika.

  1.3 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka pembahasan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1.3.1 Bagaimana wujud tuturan dalam implikatur percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika?

  1.3.2 Bagaimana implikatur percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita

  Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika?

  1.3.3 Bagaimana bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam implikatur percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1.4.1 Untuk mengetahui wujud tuturan dalam implikatur percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika.

  1.4.2 Untuk mengetahui implikatur percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika.

  1.4.3 Untuk mengetahui bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam implikatur percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita Cinta

  Brontosaurus karya Raditya Dika.

  1.5 Manfaat Penelitian

  Penelitian mengenai analisis implikatur pada kumpulan cerita Cinta

  Brontosaurus karya Raditya Dika ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis.

  Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang linguistik khususnya kajian pragmatik dalam kaitannya dengan implikatur percakapan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi terkait bagi peneliti terkait yang akan mengkaji tentang implikatur.

  Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pemanfaatan bahasa yang bisa digunakan untuk memahami implikasi yang terdapat pada percakapan yang bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Tidak hanya itu, hasil kajian ini bisa memberikan manfaat praktis dalam penerapan ilmu bahasa khususnya pemakaian implikatur percakapan yang bisa disuguhkan dalam bentuk cerita yang menarik, seperti halnya yang digunakan oleh pembuat kumpulan cerita Cinta

  Brontosaurus karya Raditya Dika agar menarik minat pembaca. Dalam arti

  bahwa hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para peminat bahasa dalam penulisan cerpen yang menarik. Lebih jauh, hasil penelitian bisa digunakan untuk memperkaya referensi terkait dengan penelitian linguistik dalam kajian pragmatik khususnya untuk memahami implikatur percakapan.

1.6 Sistematika Penelitian

  Penelitian ini dapat diuraikan mengenai sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, dan

  masalah-masalah yang muncul, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu yang sejenis dan landasan teori berisikan teori-teori para ahli. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian, data dan

  sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yaitu cara pemerolehan data oleh penulis.

  BAB IV ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang analisis data yang diperoleh dari data lapangan. Analisis data pada bab 4 meliputi (1) wujud tuturan dalam implikatur

  percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika, (2) analisis implikatur percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika, (3) bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam implikatur percakapan yang terdapat pada kumpulan cerita Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika.

  BAB V PENUTUP Bab ini berisi mengenai simpulan dari keseluruhan pembahasan dan saran untuk peneliti berikutnya.