BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V SDN PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 - UNS Instituti

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1

  adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Usaha untuk mewujudkan suasana pembelajaran tersebut seyogyanya didesain agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, dengan mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach) dalam bingkai model dan strategi pembelajaran eksperensial, ditopang dengan guru sebagai fasilitator belajar.

  Reformasi pendidikan adalah kunci penting menuju upaya untuk meningkatkan tanggungjawab guru dalam memahami kebutuhan para siswanya secara individu (Keefe dalam Huda, 2013: 53). Guru harus menguasai model, strategi, metode maupun teknik pembelajaran yang tepat untuk dapat memahami kebutuhan siswanya secara individu dengan karakter dan cara belajar yang berbeda-beda. Inovasi-inovasi pembelajaran yang dipilih untuk dikuasai harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan. Hal tersebut penting agar proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik serta menarik perhatian siswa. Pembelajaran yang berkualitas sangat bergantung dengan motivasi yang tinggi. Guru yang mampu memfasilitasi motivasi juga dapat menunjang tingginya motivasi siswa, sehingga dapat membawa keberhasilan dalam pembelajaran

  Salah satu bidang materi pembelajaran yang penting adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran sangat penting sama seperti mata pelajaran yang lainnya. Hal tersebut dibuktikan dengan diberikannya pembelajaran Bahasa Indonesia untuk semua jenjang pendidikan formal di Indonesia, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi. Bahasa Indonesia juga merupakan salah satu mata pelajaran yang digunakan sebagai tolok ukur kelulusan pada setiap jenjang pendidikan tersebut. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, anak dapat mempelajari penggunaan bahasa yang baik, tata bahasa yang benar, dan berbagai keterampilan berbahasa yang lain. Penggunaan bahasa yang baik dapat memudahkan orang menangkap apa yang disampaikan dengan bahasa itu. Menggunakan bahasa yang baik dan benar memerlukan pembiasaan, tidak mungkin lahir begitu saja, untuk itu anak harus dibiasakan sejak dini.

  Pembelajaran bahasa khususnya di Sekolah Dasar (SD) mempunyai tujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis dengan pihak lain sesuai konteks dan situasinya. Upaya untuk mengembangkan pembelajaran bahasa demi mencapai hasil yang maksimal, maka guru harus dapat menerapkan model pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, baik kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan meningkatkan efektifitas dan kualitas dalam pembelajaran.

  Sampai saat ini kualitas pembelajaran kurang diperhatikan karena bahasa Indonesia dianggap pembelajaran yang mudah, tidak menarik dan membosankan. Oleh karena itu kebanyakan siswa yang mengesampingkan atau menyepelekan Bahasa Indonesia. Hal tersebut adalah persepsi yang negatif terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia. Persepsi negatif tersebut dapat berdampak terhadap berkurangnya minat dan motivasi belajar siswa untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Apabila minat dan motivasi berkurang akan mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam keterampilan berbahasa.

  Salah satu keterampilan berbahasa dalam Bahasa Indonesia adalah menulis. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang melalui tulisan yang dibuat. Penulis dapat membuat orang lain mengerti apa yang dimaksudnya melalui tulisan yang dihasilkannya menyatakan bahwa keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah banyak ditentukan kemampuannya dalam menulis. Peserta didik akan kesulitan untuk menerima pelajaran yang lain di sekolah apabila kemampuannya dalam membaca dan menulis masih kurang. Oleh sebab itu, menulis termasuk salah satu keterampilan yang mendasar dan sangat penting untuk dikuasai oleh anak sejak dini disamping membaca.

  Kemampuan menulis bukan hanya melahirkan pikiran dan perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis (Slamet, 2008: 97). Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai melalui proses pembelajaran dan latihan yang berulang-ulang. Apabila dilihat dari cara pemerolehan kemampuan menulis, seseorang yang telah mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan handal tanpa banyak latihan menulis. Pembelajaran menulis mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Keterampilan menulis harus dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam kehidupannya di sekolah.

  Salah satu keterampilan menulis adalah menulis laporan. Pada tingkat sekolah dasar, menulis laporan berkaitan dengan kegiatan pengamatan dan kunjungan wisata. Menulis laporan seharusnya sudah bukan menjadi hal yang sulit bagi anak SD, karena pada dasarnya, menulis laporan sama halnya dengan menulis dan memaparkan apa yang telah diamati, lalu menuangkan dalam bentuk tulisan yang sistematis. Sistematis yang dimaksud tidak hanya sembarang menuliskan apa yang diamati saja, tetapi menuliskan kejadian yang dialami dan diamati dengan memperhatikan urutan waktu dan tempatnya, lalu menyusunnya berdarkan sistematika laporan sederhana. Menulis laporan akan melatih siswa untuk menulis dengan baik dan benar serta berlatih untuk menuangkan apa yang telah terekam dalam pikirannya setelah melakukan atau mengalami sendiri suatu kegiatan dalam bentuk tulisan.

  Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru kelas V SD Negeri Pajang

  IV, kualitas pembelajaran menulis laporan di SD Negeri Pajang IV dapat dikatakan masih rendah. Banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan guru kelas V, yaitu 70. Rata- rata nilai tes menulis laporan siswa hanya sekitar 61,33. Dari 27 siswa, yang mendapatkan nilai melebihi KKM hanya 10 siswa (37,04%), sedangkan 17 siswa (62,96%) mendapat nilai di bawah KKM. Fakta tersebut di atas membuktikan betapa kurangnya keberminatan dan keterampilan siswa dalam hal menulis, terutama menulis laporan.

  Dari hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Pajang IV, diketahui rendahnya keterampilan menulis laporan siswa disebabkan antara lain: (1) siswa belum memiliki motivasi dan minat untuk menulis; (2) pembelajaran Bahasa Indonesia yang berlangsung kurang menarik dan belum menggunakan model dan media pembelajaran yang tepat; (3) keterbatasan siswa dalam menulis dengan lengkap, penggunaan bahasa terutama pemilihan kata (diksi); (4) keterbatasan anak dalam menuangkan ide dalam bentuk susunan tulisan yang benar; (5) kurangnya materi yang bisa diberikan pada anak, terutama dalam bentuk buku.

  Apabila masalah-masalah di atas tidak segera dicari solusinya, maka anak akan semakin merasa malas untuk menulis dan menganggap kegiatan menulis laporan sebagai kegiatan yang sulit untuk dilakukan. Menurut Graves dalam Suparno (2009: 1-4), seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi atau merangsang minat.

  Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru kelas V SD Negeri Pajang IV, pemecahan masalah tersebut yaitu dengan memilih model yang tepat dalam pembelajaran untuk dapat menarik minat siswa dalam hal menulis. Namun pemilihan model pembelajaran tidak bisa sembarang dilakukan. Pemilihan model pembelajaran sangat tergantung kepada tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, dan kemudahan memperoleh perangkat media yang diperlukan dalam proses belajar mengajar. Selain beberapa hal tersebut di atas, memperhatikan keadaan dan kemampuan siswa juga penting dalam hal memilih model pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor siswa, guru, model dan metode pembelajaran serta media pembelajaran yang digunakan. Keberhasilan dalam pembelajaran juga didorong dengan adanya motivasi belajar yang besar dari dalam diri siswa. Seorang guru harus pandai dalam merancang serta melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien agar pembelajaran menjadi lebih aktif dan menarik sehingga akan membuat siswa termotivasi untuk belajar. Pemilihan model pembelajaran haruslah tepat agar dapat membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna.

  Salah satu model pembelajaran yang dipilih untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis laporanadalah model pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI). SAVI adalah sebuah model pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan akivitas intelektual dan penggunaan semua alat indera (Meier, 2002:91). Unsur dari model pembelajaran SAVI yaitu somatis (belajar dengan bergerak atau berbuat), auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar), visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan), dan intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung). Keempat unsur tersebut di atas yang membuat model SAVI sesuai untuk memecahkan masalah menulis laporan di SD Negeri Pajang IV.

  Kelebihan dari model SAVI menurut Meier (2002: 96) di antaranya : (1) membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual; (2) memunculkan suasana yang lebih baik, menarik dan efektif; (3) mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa; (4) memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual; (5) pembelajaran lebih menarik dengan adanya permainan belajar; (6) pendekatan yang ditawarkan tidak kaku tetapi sangat bervariasi tergantung pada pokok bahasan dan pembelajaran itu sendiri; (7) dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif; (8) adanya keterlibatan pembelajaran sepenuhnya; (9) terciptanya kerjasama diantara pembelajar; (10) merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar. Pelaksanaan pembelajaran dengan Model Pembelajaran SAVI akan didukung oleh pemilihan metode, teknik dan media yang sesuai dengan keadaan siswa dan lingkungan belajar di SDN Pajang IV. Penggunaan metode, teknik dan media tersebut akan sangat membantu pemahaman topik-topik yang akan dipelajari. Selain itu, lingkungan nyata di sekitar sekolah juga akan mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan model SAVI. Hingga pada akhirnya kemampuan berpikir siswa pun ikut meningkat, dan keterampilan menulis khususnya menulis laporan pengamatan semakin dapat teriternalisasi pada siswa.

  Berkaitan dengan itu semua, peneliti ingin mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Laporan melalui Model Pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) pada Siswa Kelas V SDN Pajang IV Laweyan, Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

  Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain, salah satunya yaitu peneltian yang dilakukan oleh Sonti Esra Octavia Simorangkir Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dengan Menggunakan

  Model Pembelajaran Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 104206 Sei Rotan Batang Kuis, Deli Serdang Tahun Ajaran 2013/2014 Lusianti dengan judul Peningkatan Keterampilan Bermain Drama melalui

  Pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intellektual (SAVI) pada Siswa Kelas V

  SDN Joho 02 Mojolaban Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013 dari kedua penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel bebasnya yang sama-sama menggunakan SAVI. Selain kedua penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Hartini dengan judul Keterampilan Menulis Laporan Pengamatan melalui Metode Terbimbing pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pilangkenceng 01 Madiun Tahun Ajaran 2012/2013 enelitian tersebut yang relevan dengan penelian yang dilakukan peneliti adalah variabel terikatnya yaitu sama-sama meningkatkan keterampilan menulis laporan pada siswa sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah model pembelajaran Somatic Auditory

  Visualization Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan keterampilan menulis

  laporan pada siswa kelas V SDN Pajang IV Laweyan, Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015? C.

   Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan keterampilan menulis laporan dengan menggunakan model pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI) pada siswa kelas V SDN Pajang IV Laweyan, Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Teoretis

  a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara tepat guna di sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

  b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Siswa 1) Keterampilan siswa dalam menulis laporan dapat meningkat.

  2) Tercipta suasana belajar mengajar yang efektif, aktif dan kreatif dengan menggunakan model pembelajaran Somatic Auditory Visualization

  Intellectualy (SAVI) sehingga siswa tertarik untuk belajar.

  3) Motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkat.

  b. Bagi Guru 1) Dengan penerapan model pembelajaran Somatic Auditory Visualization

  

Intellectualy (SAVI) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme guru. 2) Memberikan pengalaman, memberikan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam merancang model pembelajaran yang tepat dan menarik untuk mempermudah proses pembelajaran melalui model pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).

  3) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam memberikan materi menulis laporan.

  c. Bagi Sekolah 1) Menumbuhkan budaya meneliti di SDN Pajang IV Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.

  2) Meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah, baik dari segi guru maupun siswa sehingga dapat tercipta iklim pembelajaran yang kondusif. 3) Memberikan sumbangan yang positif khususnya dalam penghilangan image mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dianggap membosankan. 4) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

  d. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan keterampilan peneliti lain untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa

  Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectualy (SAVI).

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN GAYA KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALLY (SAVI) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

2 27 377

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V DI MI NEGERI TIMPIK KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 6 SKRIPSI

0 3 182

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BENER WONOSARI KLATEN TAHUN AJARAN 2017/ 2018 - UNS Institutional Repository

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALSARI NO. 60 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 20

0 1 7

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TEGALSARI NO. 60 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 - UNS Institutional Repository

0 0 20

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI STRATEGI DWA (DIRECTED WRITING ACTIVITY) SISWA KELAS V SD NEGERI MUNGGUNG 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL MURDER PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KALIJIREK TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP SISWA KELAS V SDN KARANGASEM II SURAKARTA TAHUN AJARAN 20162017

0 0 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SETONO NO.95 TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PRAON SURAKARTA TAHUN AJARAN 20162017

0 0 20