Pengaruh metode eksperimen berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta - USD Repository

PENGARUH METODE EKSPERIMEN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI AYUNAN SEDERHANA KELAS XI IPA
SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :
ARMI PURNAMA SARI
NIM : 111424002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019


i

SKRIPSI
PENGARUH METODE EKSPERIMEN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI AYUNAN SEDERHANA KELAS XI IPA
SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

ii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Pilihlah sesuatu yang tersulit
karena mengenal diri sendiri
membuat kita berlutut dengan rendah hati
(Sebuah kalimat bijak dari Ibu Teresa)

Karya ini dipersembahkan untuk:
Orang tua(Ayah: Demianus.L dan Ibu: Helena S.D)

Serta Kedua Adikku(Jovy dan Messy)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak
memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Januari 2019
Penulis,

(Armi Purnama Sari)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS


Yang bertandatangan dibawah ini saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama: Army Purnama Sari
NIM : 111424002
Demi Perkembangan Ilmu pengetahuan saya memberikan Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH METODE EKSPERIMEN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI AYUNAN SEDERHANA KELAS XI IPA
SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA”

Dengan demikian saya memberikan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam berbagai bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta izin dari saya dan royalty selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 25 Januari 2019

Yang menyatakan,

Armi Purnama Sari

vi

ABSTRAK
Army Purnama Sari. 2016. Pengaruh Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri
Terbimbing Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ayunan
Sederhana Kelas XI IPA SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dan kuantitatif yang bertujuan
untuk mengetahui 1) Metode eksperimen berbasis inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Ayunan Sederhana Kelas XI IPA SMA
Taman Madya Jetis Yogyakarta? dan 2) Pengaruh metode eksperimen berbasis inkuiri
terbimbing dalam meningkatkan hasil belajar materi Ayunan Sederhana Kelas XI IPA
SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta?. Subyek penelitian ini adalah kelas XI IPA

bejumlah 25 siswa terdiri dari 16 siswa putra dan 9 siswa putri.
Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data pretes dan postes yang
soal-soalnya dibuat dan diambil dari mata pelajaran Fisika untuk kelas XI Program
llmu Pengetahuan Alam (IPA) materi ayunan sederhana, 10 soal pretes dan 10 soal
postes dengan kisi-kisi yang sama. Hasil penelitian menunjukkan 1) Siswa SMA Kelas
XI IPA SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta memiliki persentase keberhasilan 78%
setelah proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen berbasis inkuiri
terbimbing sehingga dapat dilihat dari hasil analisis Uji-T mendapatkan nilai statistik 11,05 dan Tcrit = 2,064, dengan level signifikan = 0,05 karena Trel ada diluar Tcrit, maka
signifikan. Berarti kelompok ini mengalami peningkatan hasil belajar, dan 2) Dapat
dilihat pengaruh metode eskperimen berbasis inkuiri terbimbing dari aspek
meningkatkan hasil belajar siswa yang sudah cukup baik maka perlu secara
keseluruhan memperbaiki sistem cara pengajaran di kelas dengan menyampaikan
materi secara real/nyata seperti eksperimen.
Kata kunci: Metode Eksperimen, Inkuiri Terbimbing, Siswa SMA kelas XI Taman
Madya Jetis Yogyakarta.

vii

ABSTRACT
Army Purnama Sari. 2016. The Effect of Experimental Methods Based on Guided

Questions For Student Improvement on Simple Materials Swing Class XI IPA
SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta. Authorship. Physics Education Study
Program, Department of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty
of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research is an experimental and quantitative research that aims to know 1)
Are experimental methods based on guided guidance can improve student learning
outcomes on the material Simple Swing Class XI IPA SMA Taman Madya Jetis
Yogyakarta. And 2) The influence of question and answer methods and experimental
answers in improving learning outcomes Class Swing Class XI Class XI IPA SMA
Taman Madya Jetis Yogyakarta. The subjects of this study were 25 students of class XI
consisting of 16 male students and 9 female students.
This study uses a collection of data collection tools pretest and postest are created
and taken from the subjects of Physics for simple class swing materials XI Science of
Nature (IPA), 10 questions pretest and 10 questions postes with the same lattice. The
results showed 1) High school students of Class XI IPA SMA Taman Madya Jetis
Yogyakarta has a success percentage of 78% after the learning process using guided
inquiry based experimental method so that it can be seen from the analysis T-test get
statistical value -11,05 and Tcrit = 2.064, Significant = 0.05 because Trel exists
beyond Tcrit, then significant. This means that the group has increased learning
outcomes, and 2) It can be seen that the influence of guided inquiry-based eskperimen

method from the aspect of improving student learning outcomes that have been good
enough then it is necessary to completely improve the system of way of teaching in the
class by delivering material in real such as experiment.
Keywords: Experimental Method, Guided Inquiry, High school students of class XI
Taman Madya Jetis Yogyakarta.

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
"Pengaruh Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Peningkatan Hasil
Belajar Siswa pada Materi Ayunan Sederhana Kelas XI IPA SMA Taman Madya Jetis
Yogyakarta". Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi salah satu syarat untuk
mendapat gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidika, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang timbul dalam
menyelesaikan skripsi ini, namun dapat terselesaikan dengan bantuan, dukungan dan

perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung memberi bantuan dan dukungan untuk terselesaikannya skripsi ini:

1. Severinus Domi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan murah
hati dalam membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi.
2. Dr.Ign Edi Santosa, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidika Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Sriyana, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta

ix

yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk
melalukan penelitian.
4. Ermayanti, S.Pd selaku guru mata pelajaran Fisika yang telah membimbing
dan memberi arahan selama penulis melakukan penelitian.
5. Siswa/i SMA Taman Madya Jetis Kelas XI IPA Yogyakarta yang diteliti dan
bersedia menjadi subyek penelitian serta bersedia membantu dengan ikhlas

membantu demi kelancaran penelitian.
6. Benediktus Vrengki Andesta Putra selaku teman yang membantu dalam proses
bahasa instrument penelitian.
7. Kedua orang tua serta adik-adikku atas segala dukungan, kasih sayang, serta
doa kepada penulis.
8. Yohanes Sarju, SJ., MM selaku motivator dalam menyelesaikan penulisan
skripsi.
9. Tim medis(dr. Jena Smith, dr. Adi Kuswara, dr. Kuncara, dr. Johan, dr.
Rengganis, dr. Liliana Tan, Nopi Puspita, Keb. dan seluruh perawat) yang
bersedia membantu saya untuk memperbaiki tipying error saat menyelesaikan
skripsi di Rumah Sakit pada saat penulis melakukan proses pengobatan .
10. Teman-teman Pendidikan Fisika 2011 atas kebersamaan dalam menyelesaikan
studi di Universitas Sanata Dharma.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam penyusunan
skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

x


penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi
sempurnanya skripsi ini, penulis juga berharap skripsi ini berguna bagi pembaca dan
pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 25 Januari 2019
Penulis

Armi Purnama Sari

xi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS......................................vi
ABSTRAK……………………………………………………………….….vii

ABSTRACT.................……………………..……………………................viii
KATA PENGANTAR....................................................................................ix-x
DAFTAR ISI.......…………………………………………………………...xi-xiv
DAFTAR TABEL………………….………………………………..….…...xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ...xvi
BAB I PENDAHULUAN
A.

Pendahuluan............................................................................. 1

B.

Rumusan Masalah....................................... ........................ …2

C.

Tujuan Penelitian.......................................................................2

xii

D.

Batasan Masalah................................................................……3

E.

Manfaat Penelitian.....................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.

Konstruktivisme........................................................................ 5
1. Implikasi Konstruktivisme bagi Proses Belajar...................5
2. Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses Mengajar...... .6

B.

Model Pembelajaran Inkuiri..................................................... 7
1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri............................. 7
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri............................ 8
3. Jenis Pembelajaran Inkuiri................................................. 9

C.

Metode Eksperimen................................................................. 11
1. Pengertian Metode Eksperimen..........................................11
2. Eksperimen Berbasis Inkuiri Terbimbing.......................... 12
3. Tahap-tahap Metode Eksperimen Berbasis
Inkuiri Terbimbing............................................................. 12
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Eksperimen......................................................................... 13
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen............... 14

D.

Hasil Belajar............................................................................. 15
1. Pengertian Hasil Belajar..................................................... 15
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar............... 16

E.

Materi Ayunan Sederhana........................................................ 17

F.

Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri
xiii

Terbimbing dalam Ayunan Sederhana.................................... 19
G.

Penelitian yang Relevan.......................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN
A.

Jenis Penelitian......................................................................... 21

B.

Subyek Penelitian..................................................................... 21

C.

Waktu dan Tempat Penelitian.................................................. 21

D.

Instrument Penelitian............................................................... 21
1. Instrumen Pembelajaran......................................................21
2. Instrumen Pengumpulan Data.............................................22

E.

Teknik Pengumpulan Data........................................................22

F.

Teknik Analisa Data........................,........................................ 22

G.

Desain Penelitian...................................................................... 23

BAB IV ANALISA DAN DATA
A.

Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 25

B.

Data.......................................................................................... 26

C.

Analisa Data............................................................................. 26
1. Nilai Tes Tertulis.............................................................. 26
2. Analisa Uji-T.................................................................... 27

D.

Implikasi....................................................................................30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.

Kesimpulan............................................................................. 32

B.

Saran....................................................................................... 33
xiv

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... .35
LAMPIRAN.................................................................................................. . 37

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai Pre-tes ..................................................................................... 26
Tabel 2. Nilai Pos-tes.......................................................................................27
Tabel 3. Analisa Uji-T Pretes dan Posttes...................................................... 28

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)................................. 37
Lampiran 1.1. Soal Pretes(dalam RPP).............................................................40
Lampiran 1.2. Kunci Jawaban Soal Pretes(dalam RPP)...................................44
Lampiran 1.3. Soal Postes(dalam RPP).............................................................45
Lampiran 1.4. Kunci Jawaban Soal Postes(dalam RPP).................................. 49
Lampiran 2. Lembar Jawab..............................................................................52
Lampiran 3. Kisi-kisi Soal Postes dan Pretes................................................... 53
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa(LKS)......................................................... 54
Lampiran 5. Analisis Soal Pretes..................................................................... 60
Lampiran 6. Analisis Soal Postes..................................................................... 63
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian .....................................................................66
Lampiran 8. Hasil dari Jawaban Siswa(untuk Soal Pretes) ....………………..67
Lampiran 9. Hasil dari Jawaban Siswa(untuk Soal Postes) ....……………….69
Lampiran 10. Foto-Foto Pada Saat Penelitian ……………………………....71

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Sikap siswa yang
pasif, sehingga siswa hanya menerima kesimpulan dan gagasan yang guru
berikan. Hal inilah yang menyebabkan siswa sulit untuk memahami konsepkonsep pembelajaran fisika dan cenderung menghafal. Kenyataanya di SMA
Taman Madya Jetis Yogyakarta, guru matapelajaran Fisika cenderung
menggunakan metode ceramah dan diskusi sehingga tak heran siswa cepat
merasa bosan pada pembelajaran yang akhirnya berdampak pada hasil belajar
yang kurang memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75. Hal ini
didukung dengan hasil observasi peneliti selama PPL (Program Pengalaman
Lapangan) yang menemukan fakta serupa. Kegiatan observasi yang dilakukan
di SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta terdiri atas tiga kelas IPA, yaitu kelas
X IPA, XI IPA, XII IPA.
IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup,
lingkungan, dan interaksinya. Pembelajaran IPA lebih menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam menjelajahi alam sekitar secara ilmiah. Fisika sebagai salah satu
bidang IPA mempelajari konsep-konsep kehidupan yang dapat dialami secara
langsung. Penelitian yang telah dilakukan oleh Memi Malihah (2011) dan
Ummi Kalsum (2010) menunjukkan hasil bahwa metode inquiri terbimbing
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang akan meningkatkan
konsep materi fisika dalam pembelajaran. Dalam hal ini perlu siswa perlu
mencoba, menyelidiki serta menemukan sendiri apa kesimpulan dari konsep
yang dipelajari dan metode yang dipandang cukup khas untuk membantu
memperbaiki hasil belajar siswa adalah metode eksperimen (experiment).

1

2

Sementara frekuensi metode eksperimen masih kurang, padahal metode
eksperimen merupakan salah satu sarana untuk membawa siswa memahami
materi pelajaran secara nyata tanpa harus membayangkan. Hal ini jika
dibiarkan begitu saja, tentu akan berdampak kurang baik pada hasil belajar
siswa, maka dari itu pembelajaran IPA yang membantu perkembangan siswa
dengan berbagai aspek diatas adalah metode eksperimen berbasis inkuiri
terbimbing (guided inquiry) (Kuhlthau & Todd, 2007:1-2). Kegiatan inkuiri
sangat penting karena dapat mengoptimalkan keterlibatan pengalaman
langsung siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan

permasalahan di atas, karena adanya kesenjangan antara

kenyataanya dan yang seharusnya makap enelitian ini akan menerapkan
pengaruh metode eksperimen berbasisi nkuiri terbimbing untuk peningkatan
hasil belajar

dan sikap siswa. Selanjutnya penelitian ini diberijudul :

"Pengaruh Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ayunan Sederhana Kelas XI
IPA SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta".

B. Rumusan Masalah
1. Apakah

metode

eksperimen

berbasis

inkuiri

terbimbing

dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Ayunan Sederhana Kelas
XI IPA SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta?
2. Bagaimana pengaruh metode eksperimen berbasis inkuiri terbimbing

dalam meningkatkan hasil belajar materi Ayunan Sederhana Kelas XI
IPA SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui:
1

Metode eksperimen berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi Ayunan Sederhana Kelas XI IPA SMA Taman
Madya Jetis Yogyakarta.

3

2

Pengaruh metode eksperimen berbasis inkuiri terbimbing dalam
meningkatkan hasil belajar materi Ayunan Sederhana Kelas XI IPA SMA
Taman Madya Jetis Yogyakarta.

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Objek penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen berbasis inkuiri

terbimbing pada hasil belajar.
2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

aspek kognitif yang diketahui melalui hasil testertulis dalam bentuk tes
pilihan ganda.
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Taman Madya

Jetis Yogyakarta yang dilakukan dua kali untuk postest dan pretest.
4. Materi yang digunakan adalah Standar Kompetensi 3. Menerapkan

konsep dan prinsip gaya, periode, dan frekuensi gerak

harmonik

sederhana dalam menyelesaisaikan masalah dengan Kompetensi Dasar 3.3
Menjelaskan gaya,

frekuensi dan periode pada eksperimen ayunan

sederhana.
E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah,
dan bagi peneliti adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi siswa

Metode eksperimen berbasis inkuiri terbimbing memacu dalam
meningkatkan hasil belajar dan sikap siswa.
2. Manfaat bagi guru

Memberikan referensi bagi guru dalam pengembangan pembelajaran
Fisika dengan menggunakan metode eksperimen berbasis inkuiri
terbimbing. Semakin bervariasinya metode pembelajaran, maka proses
pembelajaran akan semakin menyenangkan sehingga dapat meningkatkan

4

hasil belajar siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
Sebagai

bahan

evaluasi

pihak sekolah

mengenai

pengembangan

pembelajaran. Sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan arahan
dalam melaksanakan pembelajaran berikutnya untuk mencoba inovasi
baru dengan metode-metode eksperimen berbasis inkuiri terbimbing salah
satunya.
4. Manfaat bagi peneliti
Menambah pengetahuan mengenai permasalahan yang teijadi dalam
proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hal tersebut dapat memperoleh
jawaban atas permasalahan yang ditemukan di SMA Taman MadyaJetis
Yogyakarta.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konstruktivisme
Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakekat
pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Secara singkat
konstruktivisme mengungkapkan bahwa pengetahuan itu adalah bentukan
(konstruksi) kita sendiri. Dalam hal ini siswa belajar sains, maka belajar sains
adalah bentukan adalah bentukan dari siswa yang sedang belajar ( Von
Glasersfeld dalam Bettencourt, Mattews, dan Piaget dalam Suparno, 2007).
Pengetahuan sains siswa bukan sesuatu yang sudah jadi, tetapi yang dibentuk
dalam peijalanan waktu, melalui proses panjang. Akhibat dari pandangan itu
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a.

Pengetahuan hanya terjadi bila siswa aktif mengkonstruksi.

b.

Konstruksi itu terjadi lewat indera siswa: dengan melihat, meraba,
mencium, mengukur, dan memikirkan.

c.

Konstruksi dapat melalui metode inkuiri, metode ilmiah, dengan siswa
membuat

hipotesis,

melakukan

percobaan,

mengumpulkan

data,

menganalisis dan mengambil kesimpulan.
d.

Pengetahuan itu tidak sekali jadi dan sempurna, makin sempurna;
merupakan suatu proses.

1.

Implikasi Konstruktivisme bagi Proses Belajar
a. Siswa bertanggungjawab terhadap hasil belajarnya.
b. Siswa harus aktif dalam belajar sains lewat berbagai pendekatan.
c. Siswa

harus

punya

pengalaman

dengan

membuat

hipotesis,

meramalkan, mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan
persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog,

5

6

mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan
gagasan, dan lain-lain.
d. Setiap siswa mempunyai cara tersendiri untuk mengerti sendiri
pelajaran sains. Setiap pelajar mempunyai cara yang cocok untuk
mengkonstruksikan bahan sains yang kadang sangat berbeda dengan
teman-teman yang lain. Maka penting bagi setiap pelajar mengerti
kekhesannya, keunggulan dan kelemhannya dalam mengerti sesuatu.
e. Pengetahuan awal siswa perlu diketahui, termasuk miskonsepsi
sehingga dapat dibantu.
f. Diskusi kelompok dapat dikembangkan.
g. Siswa

perlu

dimasukan

dalam

situasi

yang

mengembangkan

pengetahuan sains seperti musim sains, laboratorium, hasil-hasil produk
sains, permainan-permainan yang menggunakan prinsip sains.

2. Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses Mengajar
a. Mengajar

adalah

membangun

kegiatan

pengetahuannya.

yang

membantu

Maka

peran

siswa
guru

sendiri
bukanlah

menstransfer pengetahuan yang ia telah punyai kepada siswa, tetapi
lebis sebagai mediator dan fasilitator yang membantu siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuan mereka secara efektif.
b. Secara garis besar fungsi sebagai fasilitator dan mediator itu
dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut:
1) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa
mengambil tanggung jawab dalam membuat perencanaan
belajar, melakukan proses belajar, dan membuat penelitian.
2) Menyediakan kegiatan-kegiatan yang meransang keingintahuan
siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasangagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiahnya.
3) Menyediakan sarana yang meransang berfikir siswa secara
produktif, menyediakan kesempatan dan pengalaman yang
mendukung belajarsiswa, guru harus menyemangati siswa.

7

4) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran
siswa itu jalan atau tidak. Guru menunjukkan apakah
pengetahuan siswa itu dapat digunakan untuk menghadapi
persoalan bari diberikan.
c. Guru sains perlu mengerti pengertian awal yang dipunya siswa.
Dengan mengerti konsep awal siswa, seorang guru dapat membantu
siswa belajar lebih cepat.
d. Guru perlu belajar mengerti cara berfikir siswa sehingga dapat
membantu memodifikasinya. Perlu dilihat bagaimana jalan berfikir
mereka itu terhadap persoalan yang ada.
e. Guru perlu memberi siswa kebebasan dalam pemecahan persoalan.
f. Guru tidak mengajukan jawaban satu-satunya sebagai yang benar,
terlebih dalam persoalan yang berdasarkan suatu pengalaman.
g. Guru konstruktivis dituntut penguasaan bahan yang luas dan
mendalam.
h. Guru konstruktivis perlu mengerti konteks dari bahan itu sehingga
dapat menjelaskan bahan dengan latar belakang yang membantu
siswa mengerti lebih mudah.

B. Model Pembelajaran Inkuiri
1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Model

pembelajaran

inkuiri

adalah

rangkaian

kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan” (Sanjaya, 2007:194). Model pembelajaran inkuiri
adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk
melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi,
ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari
jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan
penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan
yang ditemukan siswa lain. Dengan melihat kedua pendapat di atas, maka

8

dapat

disimpulkan

bahwa

pembelajaran

inkuiri

adalah

model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk
melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk
mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Membahas pendidikan berbasis inkuri, sama dengan kita membahas
pendekatan pendidikan multi dimensi. Menurut Ibrahim (2007:1)
memandang terdapat banyak interpretasi mengenai inkuiri ini, mulai dari
konstruktivisme, pendekatan pemecahan masalah, pembelajaran berbasis
projek dan sebagainya, kita akhirnya akan menemukan bahwa inti dari
inkuiri adalah proses yang berpusat pada siswa. Semua pembelajaran
dimulai dengan pebelajar. Apa yang diketahui siswa dan apa yang ingin
mereka lakukan dan pelajari merupakan dasar utama pembelajaran.
Dari sudut pandang siswa, metode pembelajaran ini merupakan akhir
dari paradigma kelas belajar mclalui mendengar dan memberi mereka
kesempatan mencapai tujuan yang nyata dan autentik. Bagi guru,
pendidikan berbasis inkuri merupakan akhir dari paradigma berbicara
untuk mengajar dan mengubah peran mereka menjadi kolega dan mentor
bagi siswanya. Dalam mata pelajaran sains, Ibrahim (2007:1) melihat
inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan proses
penyelidikan alam atau materi alam, dalam rangka menjawab pertanyaan
dan melakukan penemuan melalui penyelidikan untuk memperoleh
pemahaman baru.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri

Langkah-langkah selengkapnya model pembelajaran inquiri adalah sebagai
berikut :
a. Langkah

pertama: Menyajikan

masalah,

menjelaskan

prosedur

penelitian, menyajikan situasi yang bertentangan atau berbeda.

9

b. Langkah kedua: Mengumpulkan dan mengkaji data, memeriksa
hakikat obyek dan kondisi yang dihadapi, memeriksa hal-hal yang
terjadi pada masalah.
c. Langkah ketiga: Mengkaji data dan eksperimentasi, mengisolasi
variabel yang sesuai, merumuskan hipotesis dan mengujinya.
d. Langkah keempat: Mengorganisasikan, merumuskan kesimpulan.
menarik kesimpulan.
e. Langkah kelima: Menganalisis proses inkuiri, menganalisis prosedur
inkuiri dan mengembangkan prosedur yang lebih efektif.

3. Jenis Pembelajaran Inkuiri
a. Inkuiri Bebas (Free Inquiry)
Pada model ini guru memberi sebuah topik dan siswa harus
mengidentifikasikan

dan

merumuskan

macam

problema

yang

dipelajari dan dipecahkan sendiri.
b. Inkuiri Siswa Mandiri (Student Directed Inquiry)

inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dapat dikatakan
sebagai

inkuiri

penuh,

karena

pada

tingkatan

ini

siswa

bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru
hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan
pengembangan pertanyaan. Tipe inkuiri yang paling kompleks ialah
penelitian siswa (student research). Inkuiri tipe ini, guru hanya
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan
atau pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri
menjadi tangungjawab siswa (Ibrahim, 2007:3).
c. Inkuiri Pengalaman Sains Terstruktur (structured science experiences)

inkuiri

pengalaman

sains

terstruktur

(structured

science

experiences), yaitu kegiatan inkuiri di mana guru menentukan topik,
pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan
kesimpulan dilakukan oleh siswa.

10

d. Modified Inquiry

Model pembelajaran inkuiri ini memiliki ciri yaitu guru hanya
memberikan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan,
atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Disamping itu ,
guru merupakan nara sumber yang tugasnya hanya memberikan
bantuan yang diperlukan untuk menghindari kegagalan dalam
memecahkan masalah.
e. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Jenis yang ketiga ialah inkuiri terbimbing (guided inquiry), di
mana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan
prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara
mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan
bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Kuhlthau &
Todd (2007:1-2) memaknai inkuiri terbimbing sebagai sebuah cara
guru dalam membimbing siswa membangun pengetahuan dan
pemahaman yang mendalam mengenai materi pelajaran, melalui
inkuiri, yang direncanakan dengan hati-hati dan diawasi dengan
seksama, namun gradual, juga membekali dan mengarahkan siswa
menuju pembelajaran yang bebas.
Guided inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan salah satu
model pembelajaran yang berperan penting dalam membangun
paradigma pembelajaran konstruktivistik yang menekankan pada
keaktifan belajar siswa. Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk
menumbuhkan kemampuan siswa dalam menggunakan keterampilan
proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan
investigasi,
mengumpulkan

menyusun
dan

hipotesis,
mengolah

melakukan
data,

percobaan,

mengevaluasi

dan

mengkomunikasikan hasil temuannya dalam masyarakat belajar.
Kegiatan inkuiri sangat penting karena dapat mengoptimalkan
keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam proses pembelajaran.

11

C. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Bidang

pendidikan

sangat

penting

peranannya

dalam

mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu,
pendidikan hendaknya dikelola dengan baik. Hal tersebut bisa tercapai
apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktunya dengan
hasil belajar yang baik. Hasil belajar siswa ditentukan oleh berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa yaitu, kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam
mengelola pembelajaran dengan metode- metode yang tepat, yang
memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran.
Sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih baik.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan mengajar, metode diperlukan
oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pengajaran berakhir (Djamarah, 2006:46). Sedangkan
menurut Sanjaya (2007:194) metode pembelajaran diartikan sebagai cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis, untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya
:

1)

ceramah;

2)

demonstrasi;

3)

diskusi;

4)

simulasi;

5)

laboratorium/praktikum; 6) pengalaman lapangan; 7) brainstorming; 8)
debat; dan 9) simposium.
Menurut Pabelon dan Mendosa (2000:63), eksperimen merupakan
metode

yang

memfasilitasi

diperolehnya

berbagai

keterampilan-

keterampilan yang meliputi : keterampilan merencanakan, keterampilan
menemukan

masalah,

keterampilan

mengumpulkan

informasi,

keterampilan interpretasi, dan keterampilan komunikasi. Sehingga dapat
diartikan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran
dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan

12

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.

2. Eksperimen Berbasis Inkuiri Terbimbing
Eksperimen berbasis

inkuiri terbimbing merupakan

model

pembelajaran inkuiri yang menggunakan eksperimen dengan langkahlangkahnya yang mengacu pada lima fase inkuiri terbimbing sebagai
media pembelajaran untuk meningkatkan hasil pembelajaran agar lebih
memudahkan siswa berinteraksi dengan materi dan mengerti konsep
materi bahan pelajaran. Menurut
menyatakan bahwa

Tim Didaktik

(Sunyono, 2006)

dalam metode eksperimen siswa dapat aktif

mengambil bagian dalam berbuat untuk diri sendiri dan menggunakan
inkuiri terbimbing sebagai model pembelajaran menjadikan proses belajar
mengajar menjadi lebih runut dan terkontrol sehingga proses belajar
mengajar di dalam kelas menjadi lebih baik dengan hasil belajar yang
meningkat.

3. Tahap-tahap Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri Terbimbing
Suatu eksperimen hendaknya harus berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan. Sehingga perlu diperhatikan dan dilakukan langkahlangkah sebagai berikut. Menurut Hasler dalam Malihah (2011:21),
berikut ini adalah tahapan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing:
a.

Fase

Pertama:

Pertanyaan

mengembangkan dan

menghadapkan

masalah(siswa

menelaah pertanyaan yang dibantu oleh

guru).
b.

Fase

Kedua:

Penyelidikan/Pengujian(siswa

mengidentifikasi

variabel, membangun sebuah prosedur dan dipandu oleh guru).
c.

Fase Ketiga: Kumpulkan Data/Praktikum(siswa mengobservasi,
melakukan eksperimen, dan mencatat data yang didapatkan pada

13

kelompoknya).
d.

Fase Keempat: Menarik Kesimpulan (siswa mengkomunikasikan
dan membuat kesimpulan setelah tahap mendiskusikan data yang
telah didapatkan pada kelompoknya).

e.

Fase Kelima: Komunikasi Hasil (setiap perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil percobaan, kelompok lain bertanya dan
menanggapinya, dan guru mengomentari jalannya diskusi dan
meluruskan hal-hal yang kurang tepat untuk mendapatkan konsep
yang lebih baik.

4. Faktor-faktor yan g Mempengaruhi Keberhasilan Eksperimen
Menurut Lazarowitz dan Tamir (1994) dalam Wiyanto (2008:35)
ada lima faktor yang dapat memfasilitasi keberhasilan pembelajaran
eksperimen,

yaitu

kurikulum,

sumber

daya,

lingkungan

belajar,

keefektivan mengajar, dan strategi assesmen.
a) Kurikulum
Pelaksanaan kegiatan praktikum sangat bergantung pada
pengembangan kurikulum, misalnya (1) petunjuk eksperimen yang
terdiri atas beberapa percobaan baik yang terintegrasi maupun tak
terintegrasi dengan kegiatan non eksperimen, (2) lembar kerja, (3)
buku teks yang memuat percobaan eksperimen.
b) Sumber Daya
Sumber daya disini mencakup bahan dan peralatan, ruang dan
perabotan, asisten dan tenaga laboran serta teknisi.
c) Lingkungan Belajar
Keberhasilan belajar terkait dengan lingkungan tempat belajar
itu terselenggara, kegiatan di laboratorium bersifat kurang formal,
peserta didik bebas untuk mengamati, berbuat dan berinteraksi
secara individual maupun kelompok.
d) Keefektivan Mengajar

14

Sikap, pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guru dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar.
Mengajar sebuah eksperimen memerlukan penguasaan keterampilan
proses sains dan pengetahuan materi subyek, serta memerlukan
pengetahuan khusus tentang iklim kelas dan cara mengelolanya.

e) Strategi Assesmen
Ketika objek yang dipelajari diperlihatkan pada peserta didik,
ternyata tes performance menunjukkan sebagai alat ukur yang lebih
valid untuk mengukur keterampilan proses maupun penalaran logis,
dibandingkan dengan menggunakan paper pencil test.

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Menurut Djamarah (2006:84-85), berikut ini adalah kelebihan dan
kekurangan dari metode eksperimen :
a) Kelebihan
1. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2. Dapat membina peserta didik untuk membuat trobosan-trobosan
baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat
bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
b) Kekurangan
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan
yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

15

4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Dari semua hal yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode eksperimen merupakan suatu cara dimana peserta didik
melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri
suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari sehingga dapat
memupuk dan mengembangkan keterampilan serta sikap ilmiah
peserta didik, juga memberikan gambaran dan pengertian yang lebih
jelas dari pada hanya penjelasan lisan sehingga sangat bermanfaat
bagi keperluan hidup sehari-hari.

D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha.
Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjukkan sesuatu yang
dicapai oleh seseorang yang belajar selang waktu tertentu. Hasil belajar
termasuk

dalam

kelompok

aspek

kognitif

yang

respon

hasil

pengukurannya tergolong pendapat atau judgment, yaitu respon yang
dapat dinyatakan benar atau salah.
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi dari kecakapankecakapan potensi atau kepastian yang dimiliki oleh seseorang dapat
dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.
Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan
oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat
dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran

yang

ditempuhnya (Sukmadinata, 2004:102-103).
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa, yang dapat diamati dan dapat diukur dalam bentuk

16

perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya (Hamalik, 2005:155).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Purwanto (1991:104), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
2 (dua) faktor yaitu faktor dari dalam dan dari luar.
a) Faktor dari dalam terdiri dari :
1) Faktor Biologis
Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan
keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan
jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor
biologis diantaranya adalah kondisi fisik yang normal dan kondisi
kesehatan fisik. Kedua kondisi tersebut sangat mempengarui
keberhasilan belajar seseorang.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar
ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Sikap mental positif dalam proses belajar diantaranya
meliputi, tidak mudah putus asa atau frustasi dalam menghadapi
kesulitan

dan

kegagalan,

tidak

terpengaruh

untuk

lebih

mementingkan kesenangan dari pada belajar, mempunyai inisiatif
sendiri dalam belajar, berani bertanya, dan selalu percaya diri
sendiri.
b) Faktor dari luar terdiri dari :
Faktor eksternal bersumber dari luar individu itu sendiri.
Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan waktu.
1) Faktor lingkungan keluarga

17

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam
menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu saja
faktor pertama dan utama dalam mencapai keberhasilan belajar
seseorang.
2) Faktor lingkungan sekolah
Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat memenuhi
kondisi belajar antara lain adanya guru yang profesional dalam
jumlah yang cukup memadai, peralatan belajar yang cukup
lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan untuk
berlangsungnya proses pembelajaran, adanya teman yang baik,
adanya keharmonisan hubungan di antara personil-personil
sekolah.
3) Faktor lingkungan masyarakat
Lingkungan

masyarakat

yang

dapat

menunjang

keberhasilan belajar diantaranya adalaha adanya lembagalembaga non formal yang menyediakan kursus-kursus tambahan,
sanggar majlis taklim, organisasi kemasyarakatan yang positif.
4) Faktor waktu
Waktu

memang

berpengaruh

terhadap

keberhasilan

seseorang, tergantung bagaimana seseorang dapat mengatur waktu
sebaik mungkin.

E. Materi Ayunan Sederhana
Materi ayunan sederhana ini merupakan materi mata pelajaran Fisika
untuk kelas XI Program llmu Pengetahuan Alam (IPA) SMA pada semester
genap. Termasuk kedalam Standar Kompetensi 3 Menerapkan konsep dan
prinsip gaya, periode, dan frekuensi gerak harmonik dalam menyelesaikan
masalah. Kompetensi Dasar 3.3 Menjelaskan keterkaitan gaya, frekuensi dan
periode ayunan sederhana. Namun, dalam penelitian ini materi yang akan
disampaikan mencakup :

18

a. Pengertian Ayunan Sederhana.

Ayunan sederhana adalah suatu sistem yang terdiri dari sebuah massa
titik yang digantung dengan tali tanpa massa dan tidak dapat
mulur(bertambah anjang tanpa diatur).jika ayunan ini ditarik ke samping
dari posisi setimbang, dan kemudian dilepaskan,maka massa m akan
berayun dalam bidang vertikal ke bawah pengaruh gravitasi. Gravitasi
adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di bumi. Dalam ayunan bandul sederhana, periode
ayunan tergantungdari panjang tali dan gravitasi. Semakin besar panjang
tali maka makin besar juga periodanya. Seperti persamaan berikut:
Tpendulum = 2π
Keterrangan:
T = Perioda (s)
L = Panjang tali (m)
G = Percepatan gravitasi (m/s2)

b. Gaya yang Ditimbulkan Ayunan Sederhana.

Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang
sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka
disebut juga sebagai gerak harmonik. Apabila suatu

partikel melakukan

gerak periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak
osilasi/getaran. Bentuk sederhana dari gerak periodik adalah benda yang
berosilasi

pada

ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak

harmonis sederhana. Apabila dibuat grafik, gerak harmonis akan
membentuk grafik sinus atau sinusoidal.
Dalam gerak harmonik terdapat beberapa besaran fisika yang dimiliki
diantaranya:
Simpangan (y): jarak benda dari titik keseimbangan
Amplitudo (A): simpangan maksimum atau jarak terjauh
Frekuensi (f): banyaknya getaran setiap waktu
Perioda (T): banyaknya waktu dalam satu getaran

19

c. Periode, Frekuesi dan Gerak Harmoni Sederhana.

Benda dikatakan bergerak atau bergetar harmonis jika benda tersebut
berayun melalui titik kesetimbangan dan kembali lagi keposisi awal.
Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan.
Periode ( T ), Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan
sederhana memiliki periode atau waktu yang dibutuhkan benda untuk
melakukan satu getaran secara lengkap. Benda melakukan getaran secara
lengkap apabila benda mulai bergerak dari titik di mana benda tersebut
dilepaskan dan kembali lagi ke titik tersebut.
Frekuensi adalah benyaknya getaran yang terjadi dalam kurun waktu
satu detik. Gerak harmonik sederhana adalah Gerak bolak balik secara
teratur melalui titik keseimbangannya dengan banyaknya getaran benda
dalam setiap sekon selalu sama atau konstan.
F.

Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri Terbimbing dalam
Ayunan Sederhana
Bentuk bimbingan dalam inkuiri terbimbing penelitian ini, adalah
mengadaptasi pikiran Herron dan Bonnstetter (1971:180), ialah guru
memberikan bimbingan pada siswa pada pengidentifikasian masalah,
menggunakan panduan tertulis dan lisan. Selanjutnya guru memfasilitasi
siswa dalam hal prosedur perancangan, pelaksanaan, serta pelaporannya.
Panduan tertulis diwujudkan dalam bentuk LKS. Permasalahan untuk
percobaan telah secara implisit tercantum dalam LKS ini, namun prosedur
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil percobaan diserahkan siswa
untuk memilih dari referensi-referensi yang ada. Panduan lisan diwujudkan
dalam bentuk pengantar di awal kegiatan dan klarifikasi di akhir kegiatan.
Pemberian fasilitasi guru dilakukan ketika siswa merancang, melaksanakan,
dan mengkomunikasikan hasil eksperimen.

20

G. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Memi Malihah (2011) yaitu tentang
Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi. Berdasarkan penelitian tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen (rata-rata =
72,6 dan simpangan baku = 11,74) lebih tinggi daripada kelompok siswa
kontrol (rata-rata = 60,8 dan simpangan baku = 10,53) dan setelah dilakukan
uji t diperoleh nilai thitung sebesar 18,58 sedangkan ttabel pada taraf signifikan
0,005 sebesar 1,9886 atau thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi.
Sementara Ummi Kalsum (2010) dalam penelitiannya menggunakan model
yang sama, Penerapan Model Pembelajaran inkuiri terbimbing untuk
Meningkatkan hasi belajar dan sikap Siswa, menemukan hasil penelitian
dengan rata-rata penguasaan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 77,76
sedangkan pada siklus II sebesar 82,26. Ketercapaian aspek hasil belajar
mencapai rata-rata 82,26 dan sebagian besar sikap siswa positif terhadap
pembelajaran inkuiri

terbimbing. Dapat

disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan penguasaan hasil belajar dan siskap siswa, hal tersebut juga
didukung dengan perhitungan statistik menggunakan uji t pada nilai Gain
penguasaan hasil belajar siswa, dan dihasilkan nilai uji t sebesar 4,52 dan
ttabei sebesar 2,00, dengan taraf signifikan 5%. Dengan demikian penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dan
meningkatkan sikap siswa dalam pembelajaran.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian digunakan agar penelitian yang dilakukan dapat
mencapai kebenaran sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian Eksperimental dan
Kuantitatif. Penelitian secara eksperimental adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan(subyek diberi perlakuan). Dalam penelitian ini,
kelompok diberikan tes awal sebelum perlakuan eksperimental. Setelah treatment
selesai, tes akhir diberikan untuk melihat prestasi. Dan penelitian secara
Kuantitatif karena analisa menggunakan uji ststistik yaitu, uji-T Spearman.

B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI
IPA bejumlah 25 siswa terdiri dari 16 siswa putra dan 9 siswa putri.

C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian : 22 Februari 2016
2. Tempat Penelitian : SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta
Jalan Pakuningratan no. 34 A Yogyakarta.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu
instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

21

22

b) LKS Eksperimen

2. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini intrumen pengumpulan data yang diperlukan adalah:
a)

Pretes
Pada bagian pretes yang perlu dipersiapkan untuk pengumpulan data
adalah: Kisi-kisi soal pretes, panduan skoring soal pretes, soal pretes,
kunci jawaban soal pretes.

b) Postes
Pada bagian postes yang perlu dipersiapkan untuk pengumpulan data
adalah: Kisi-kisi soal postes, panduan skoring soal postes, soal postes,
kunci jawaban soal postes.

E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, soal tes digunakan untuk meneliti aspek kognitif
kemampuan awal dan hasil belajar siswa pada materi ayunan sederhana. Tes
yang digunakan adalah pretes dan postes. Pretes dilakukan pada awal
pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sedangkan
postes dilakukan pada akhir pembelajaran pada bertujuan untuk melihat ada
tidaknya peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa secara kuantitatif
setelah diberi perlakuan metode eksperimen berbasis inkuiri terbimbing.

F. Teknik Analisis Data
1. Data yang Diambil
a. pretes
b. postes
2. Teknik Analisis Uji-T
Sebuah instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen tersebut dapa
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian
kali ini soal test dibuat dengan jumlah 10 soal pilihan ganda, masing-masing
nomor jika jawaban benar akan mendapat skor 1 dan jika salah atau tidak

23

menjaw

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode pemebelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep getaran dan gelombang

0 17 140

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas IV

0 13 196

Penerapan metode pembelajaran tipe make a match untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa pada materi sistem reproduksi kelas XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta.

1 12 283

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing

0 1 329

Persepsi siswa Kelas X dan Kelas XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 terhadap layanan konseling individual - USD Repository

0 0 113

Penerapan pendekatan student centered learning dengan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Kanisius Nglinggi - USD Repository

0 1 440

Peningkatan hasil belajar dan minat belajar siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing pada pokok bahasan hukum newton kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository

0 1 203

Peningkatan hasil belajar dan minat siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

0 20 250

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XB SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta - USD Repository

0 7 221

Penerapan pendekatan Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA kelas VB SD Negeri Nogotirto - USD Repository

0 1 421