DOCRPIJM dc4229a1c5 BAB IIIBAB III Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kab.Halut
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
03
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
BIDANG CIPTA KARYA UNTUK
KABUPATEN/KOTA
3.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM
BIDANG CIPTA KARYA
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang
adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis
memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan
arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari
penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
3.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah
No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang
dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 1
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
i.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
ii.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi,
dan/atau
iii.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
i.
Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
ii.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,
dan/atau
iii.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria:
i.
Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga,
ii.
Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga,
iii.
Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
iv.
Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
i.
Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan
negara berdasarkan geostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan
c) peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem
persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
d) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar
yang
e) berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
ii.
Pertumbuhan ekonomi,
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 2
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
iii.
iv.
v.
a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi nasional,
c) memiliki potensi ekspor,
d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
Sosial dan budaya
a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
budaya nasional,
b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri
bangsa,
c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan,
d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategis nasional,
c) pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
d) memiliki sumber daya alam strategis nasional
e) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
f) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
g) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir
punah atau
d) diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
e) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang
f) menimbulkan kerugian negara,
g) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
h) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
i) rawan bencana alam nasional
j) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak
luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 3
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun
2008 tentang RTRWN
NO
(1)
1
PROVINSI
(2)
PKN
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam
Lhokseumawe
2
Sumatera Utara
Kawasan Perkotaan MedanBinjai-Deli
Serdang-Karo
(Mebidangro)
3
Sumatera Barat
Padang
4
Riau
Pekanbaru, Dumai
5
Kepulauan Riau
Batam
6
Jambi
Jambi
7
Sumatera Selatan
Palembang
8
Bengkulu
9
Bangka Belitung
10
Lampung
Bandar Lampung
PKW
(4)
Sabang, Banda Aceh,
Takengon, Meulaboh
Tebingtinggi,
Sidikalang,
pematang Siantar,
Balige, Rantau
Prapat, Kisaran,
Gunung Balige,
Padang
Sidempuan, Sibolga
Pariaman,
Sawahlunto,
Muarasiberut,
Bukittinggi, Solok
Bangkinang, Teluk
Kuantan, Bengkalis,
Bagan Siapiapi,
Tembilahan,
Rengat, Pangkalan
Kerinci, Pasir
Pangarayan, Siak
Sri Indrapura
Tanjung Pinang,
Terempa, Daik
Lingga, Dabo –
Pulau Singkep,
Tanjung Balai
Karimun
Kuala Tungkal,
Sarolangun,
Muarabungo,
Muara Bulian
Muara Enim,
Kayuagung,
Baturaja,
Prabumulih, Lubuk
Linggau, Sekayu,
Lahat
Bengkulu, Manna,
Muko-Muko, Curup
Pangkal Pinang,
Muntok, Tanjung
Pandan, Manggar
Metro, Kalianda,
Liwa, Menggala,
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 4
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Kotabumi, Kota
Agung
11
DKI Jakarta –Jawa BaratBanten
Kawasan Perkotaan
Jabodetabek
12
Banten
Serang, Cilegon
13
Jawa Barat
Kawasan Perkotaan
Bandung Raya,
Cirebon
14
Jawa Tengah
Surakarta, Kawasan
Perkotaan SemarangKendal-DemakUngaran-Purwodadi
(Kedungsepur),
Cilacap
15
Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta
Jawa Timur
Kawasan Perkotaan
(Gerbangkertosusila),
Malang
17
Bali
Kawasan Perkotaan
Denpasar-BangliGianyar-Tabanan
(Sarbagita)
18
Nusa Tenggara Barat
Mataram
19
Nusa Tenggara Timur
Kupang
20
Kalimantan Barat
Pontianak
21
Kalimantan Tengah
Palangkaraya
16
Pandeglang,
Rangkas Bitung
Sukabumi,
Cikampek – Cikopo,
Pelabuhanratu,
Indramayu,
Kadipaten,
Tasikmalaya,
Pangandaran
Boyolali, Klaten,
Salatiga, Tegal,
Pekalongan, Kudus,
Cepu, Magelang,
Wonosobo,
Kebumen,
Purwokerto
Bantul, Sleman
Probolinggo,
Tuban, Kediri,
Madiun,
Banyuwangi,
Jember, Blitar,
Pamekasan,
Bojonegoro,
Pacitan
Singaraja,
Semarapura,
Negara
Praya, Raya,
Sumbawa Besar
Soe, Kefamenanu,
Ende, Maumere,
Waingapu, Ruteng,
Labuan Bajo
Mempawah,
Singkawang,
Sambas, Ketapang,
Putussibau,
Entikong, Sanggau,
Sintang
Kuala Kapuas,
Pangkalan Bun,
Buntok,
Muarateweh,
Sampit
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 5
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
22
Kalimantan Selatan
Banjarmasin
23
Kalimantan Timur
Kawasan Perkotaan
BalikpapanTenggarongSamarinda-Bontang,
Tarakan
24
Gorontalo
Gorontalo
25
Sulawesi Utara
Kawasan Perkotaan
Manado-Bitung
26
Sulawesi Tengah
Palu
27
Sulawesi Selatan
Kawasan Perkotaan
MakassarSungguminasaTakalar-Maros
(Maminasata)
28
Sulawesi Barat
29
Sulawesi Tenggara
Kendari
30
Maluku
Ambon
31
Maluku Utara
Ternate
32
Papua Barat
Sorong
33
Papua
Jayapura, Timika
Amuntai,
Martapura,
Marabahan,
Kotabaru
Tanjung Redeb,
Sangata, Nunukan,
Tanjung Selor,
Malinau, Tanlumbis,
Tanah Grogot,
Sendawar
Isimu, Kuandang,
Tilamuta
Tomohon,
Tondano,
Kotamobagu
Poso, Luwuk, Buol,
Kolonedale, Tolitoli,
Donggala
Pangkajene,
Jeneponto, Palopo,
Watampone,
Bulukumba, Barru,
Parepare
Mamuju, Majene,
Pasangkayu
Unaaha, Lasolo,
Bau-Bau, Raha,
kolaka
Masohi, Werinama,
Kairatu, Tual,
Namlea, Wahai,
Bula,
Tidore, Tobelo,
Labuha, Sanana
Fak-Fak,
Manokwari,
Ayamaru
Biak, Nabire,
Muting, Bade,
Merauke, Sarmi,
Arso, Wamena
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 6
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO
(1)
PUSAT KEGIATAN STRATEGIS
NASIONAL
(2)
1
Kota Sabang
2
Kota Dumai
3
Kota Batam
4
Ranai (Ibukota Kab. Natuna)
5
Atambua (Ibukota Kab. Belu)
6
Kalabahi (Ibukota Kab. Alor)
7
Kefamenanu (Ibukota Kab. Timor
Tengah Utara)
8
Paloh - Aruk (Kab.
Sambas)
9
Jagoi Babang (Kab. Bengkayang)
10
Nangabadau (Kab. Kapuas Hulu)
11
Entikong ( Kab. Sanggau)
12
Jasa (Kab. Sintang)
13
Nunukan (Ibukota Kab. Nunukan)
14
Simanggaris (Kab. Nunukan)
STATUS
(3)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
I/A/2:
Pengembangan
PROVINSI
(4)
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Riau
Kep. Riau
Kep. Riau
Nusa
Tenggara
Timur
Nusa
Tenggara
Timur
Nusa
Tenggara
Timur
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Timur
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 7
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
15
Long Midang (Kab. Nunukan)
16
Long Pahangai (kab. Kutai Barat)
17
Long Nawan (Kab. Malinau)
18
Melonguane (ibukota Kab. Talaud)
19
Tahuna (ibukota Kab. Kep. Sangihe)
20
Saumlaki (Kab. Maluku Tenggara
Barat)
21
Ilwaki (Kab. Maluku Barat Daya)
22
Dobo (Kab. Kep.Aru)
23
Daruba (Kab. Pulau Morotai)
24
Kota Jayapura
25
Kota Tanah Merah
(Ibukota Kab.
Tanah Merah)
26
Kota Merauke (Ibukota Kab.
Merauke)
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Timur
Sulawesi
Utara
Sulawesi
Utara
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua
Papua
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 8
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
KAWASAN
STRATEGIS
NASIONAL
(2)
Kawasan Industri
Lhokseumawe
Kawasan
Perdagangan
Bebas dan
Pelabuhan Bebas
Sabang
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Banda Aceh
Darussalam
Kawasan
Ekosistem Leuser
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 2
pulau kecil terluar
(Pulau Rondo dan
Berhala) dengan
negara India /
Thailand /
Malaysia
Kawasan
Perkotaan Medan
– Binjai – Deli
Serdang – Karo
(Mebidangro)
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *)
(3)
(4)
PROVINSI
(5)
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Ekonomi
Kota
Lhokseumawe
Ekonomi
Kota Sabang
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Ekonomi
Kota Banda
Aceh
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Lingkungan
Hidup
13 Kabupaten
(Aceh Barat,
Nagan Raya,
Aceh Barat
Daya, Aceh
Selatan, Aceh
Singkil,
Subulussalam,
Aceh
Tenggara,
Gayo Lues,
Aceh Tengah,
Bener Meriah,
Aceh Utara,
Aceh Timur,
dan Aceh
Tamiang)
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Kota Sabang
Nanggroe
Aceh
Darussalam
dan
Sumatera
Utara
Pertahanan
dan
Keamanan
Ekonomi
Kota Medan,
Binjai, Deli
Serdang, Karo
Sumatera
Utara
STATUS
HUKUM
(6)
Perpres
No. 62 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 9
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Kawasan
Perkotaan
Medan,
Binjai, Deli
Serdang, dan
Karo
7
Kawasan Danau
Toba dan
Sekitarnya
Lingkungan
Hidup
Kab. Samosir,
Kab. Tapanuli
Utara, Kab.
Humbang
Hasundutan,
Kab. Dairi,
Kab. Karo,
Kab.
Simalungun,
Kab. Toba,
Kab. Pakpak
Barat
8
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Kototabang
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Agam
9
Kawasan Hutan
Lindung Bukit
Batabuh
10
11
Lingkungan
Hidup
Kawasan Hutan
Lindung Mahato
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 20
pulau kecil terluar
(Pulau Sentut,
Tokong Malang
Biru, Damar,
Mangkai, Tokong
Nanas, Tokong
Belayar, Tokong
Boro, Semiun,
Sebetul,
Sekatung, Senua,
Subi Kecil, Kepala,
Batu Mandi, Iyu
Kecil, Karimun
Kecil, Nipa,
Pelampong, Batu
Berhanti, dan
Nongsa) dengan
negara Malaysia /
Lingkungan
Hidup
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Kuantan
Singingi dan
Kab. Indragiri
Hulu
Kab. Rokan
Hilir
Kab. Bintan,
Kab. Natuna,
Kab. Kep.
Anambas,
Kab. Karimun,
Kota Batam
Sumatera
Utara
Sumatera
Barat
Riau
Riau
Kepulauan
Riau
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 10
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Vietnam /
Singapura
Ekonomi
Kab. Bintan,
Kab. Natuna,
Kab. Karimun,
Kota Batam
Kepulauan
Riau
13
Kawasan
Lingkungan Hidup
Taman Nasional
Kerinci Seblat
Lingkungan
Hidup
Kab. Kerinci,
Kota Padang,
Kab. Lubuk
Linggau, Kab.
Rejang
Lebong
Jambi,
Sumatera
Barat,
Bengkulu,
dan
Sumatera
Selatan
14
Kawasan Taman
Nasional Berbak
Lingkungan
Hidup
15
Kawasan Taman
Nasional Bukit
Tigapuluh
Lingkungan
Hidup
16
Kawasan Taman
Nasional Bukit
Duabelas
Lingkungan
Hidup
12
Kawasan Batam,
Bintan, dan
Karimun
17
Kawasan Selat
Sunda
18
Kawasan Instalasi
Lingkungan dan
Cuaca
19
Kawasan Fasilitas
Pengolahan Data
dan Satelit
Ekonomi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Muaro
Jambi
Kab. Indragiri
Hulu, Kab.
Indragiri Hilir,
Kab. Tanjung
Jabung Barat,
Kab. Tebo
Kab.
Soralangu,
Kab.
Muaratebo,
Kab.
Batanghari
Perpres
No. 87 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
Batam,
Bintan, dan
Karimun
Jambi
Jambi dan
Riau
Jambi
Kota Serang,
Kota Bandar
Lampung
Lampung
dan Banten
Kota Jakarta
Pusat
DKI Jakarta
Perpres
No. 86 Tahun
2011 tentang
Pengembang
an Kawasan
Strategis dan
Infrastruktur
Selat Sunda
DKI Jakarta
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 11
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
20
Kawasan
Perkotaan
JabodetabekPunjur termasuk
Kepulauan Seribu
Ekonomi
Kota Jakarta
(Utara,
Selatan, Barat,
Timur, Pusat),
Kota Bogor,
Kab. Bogor,
Kota Depok,
Kota
Tangerang,
Kab.
Tangerang,
Kota
Tangerang
Selatan, Kota
Bekasi, Kab.
Bekasi, Kab.
Cianjur
21
Kawasan
Perkotaan
Cekungan
Bandung
Ekonomi
Kota Bandung,
Kab. Bandung
Jawa Barat
22
Kawasan Fasilitas
Uji Terbang Roket
Pamengpeuk
Kab. Garut
Jawa Barat
23
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Pamengpeuk
Kab. Garut
Jawa Barat
24
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Tanjung Sari
Kab.
Sumedang
Jawa Barat
25
Kawasan Stasiun
Telecomand
26
Kawasan Stasiun
Bumi Penerima
Satelit Mikro
27
Kawasan
Pangandaran –
Kalipuncang –
Segara Anakan –
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Lingkungan
Hidup
DKI Jakarta,
Banten, dan
Jawa Barat
Jawa Barat
Kabupaten
Pangandaran
Jawa Barat
Kab.
Pangancaran,
Kab. Ciamis,
Kab. Cilacap
Jawa Barat
dan Jawa
Tengah
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 12
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Nusakambangan
(Pacangsanak)
28
29
30
Kawasan
Perkotaan Kendal
– Demak –
Ungaran –
Salatiga –
Semarang Purwodadi
(Kedung Sepur)
Kawasan
Borobudur dan
Sekitarnya
Kawasan Candi
Prambanan
Ekonomi
Kab. Kendal,
Kab. Demak,
Kab.
Semarang,
Kota Salatiga,
Kota
Semarang,
Kab.
Grobogan
Jawa
Tengah
Lingkungan
Hidup
Kab.
Magelang
Jawa
Tengah
Lingkungan
Hidup
Kab. Klaten,
Kab. Sleman
Kab. Sleman,
Kota
Yogyakarta,
Kab. Klaten,
Kab. Boyolali,
Kab.
Magelang
Kab. Gresik,
Kab.
Bangkalan,
Kota
Mojokerto,
Kota
Surabaya,
Kab. Sidoarjo,
Kab.
Lamongan
Jawa
Tengah
Jawa
Tengah dan
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
31
Kawasan Taman
Nasional Gunung
Merapi
Lingkungan
Hidup
32
Kawasan
Perkotaan Gresik
– Bangkalan –
Mojokerto –
Surabaya –
Sidoarjo
– Lamongan
(Gerbangkertosusi
la)
Ekonomi
33
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Watukosek
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Pasuruan
Jawa Timur
34
Kawasan Taman
Nasional Ujung
Kulon
Lingkungan
Hidup
Kab.
Pandeglang
Banten
35
Kawasan
Perkotaan
Denpasar –
Badung – Gianyar
- Tabanan
(Sarbagita)
Ekonomi
Kota
Denpasar,
Kab. Badung,
Kab. Gianyar,
Kab. Tabanan
Jawa Timur
Bali
Perpres
No. 45 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
Perkotaan
Denpasar,
Badung,
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 13
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Gianyar, dan
Tabanan
36
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Bima
Ekonomi
37
Kawasan Taman
Nasional Komodo
Lingkungan
Hidup
38
Kawasan Gunung
Rinjani
Lingkungan
Hidup
39
40
41
42
43
44
45
46
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Mbay
Kawasan
Perbatasan Darat
RI dengan negara
Timor Leste
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 5
pulau kecil terluar
(Pulau Alor,
Batek, Dana,
Ndana, dan
Mangudu) dengan
negara Timor
Leste/Australia
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Khatulistiwa
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Pontianak
Kawasan Taman
Nasional Betung
Kerihun
Kawasan
Perbatasan Darat
RI dan Jantung
Kalimantan (Heart
of Borneo)
Kawasan
Kab. Bima,
Kab. Dompu
Kab.
Manggarai
Barat
Kab. Lombok
Utara, Kab.
Lombok
Tengah, Kab.
Lombok Timur
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Barat
Ekonomi
Kab. Ngada
Nusa
Tenggara
Timur
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Kupang,
Kab. Timor
Tengah Utara,
Kab. Belu
Nusa
Tenggara
Timur
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Kupang,
Kab. Timor
Tengah Utara,
Kab. Belu
Nusa
Tenggara
Timur
Ekonomi
Kab. Sanggau
Kalimantan
Barat
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kota
Pontianak
Kalimantan
Barat
Lingkungan
Hidup
Kab. Kapuas
Hulu
Kalimantan
Barat
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Sambas,
Kab. Kapuas
Hulu, Kab.
Sanggau,
Kalimantan
Barat,
Kalimantan
Timur
Ekonomi
Kota
Kalimantan
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 14
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Daerah Aliran
Sungai Kahayan
Kapuas dan Barito
47
48
49
50
51
52
Kawasan Taman
Nasional Tanjung
Putting
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Batulicin
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Samarinda,
Sanga-Sanga,
Muara Jawa, dan
Balikpapan
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 18
pulau kecil terluar
(Pulau Sebatik,
Gosong Makasar,
Maratua, Sambit,
Lingian, Salando,
Dolangan,
Bangkit,
Mantewaru,
Makalehi,
Kawalusu, Kawio,
Marore, Batu
Bawaikang,
Miangas,
Marampit, Intata,
dan Kakarutan)
dengan negara
Malaysia dan
Philipina
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Manado – Bitung
Kawasan
Konservasi dan
Wisata Daerah
Aliran Sungai
Tondano
Lingkungan
Hidup
Ekonomi
Palangkaraya,
Kab. Pulang
Pisau, Kab.
Kapuas, Kab.
Barito Selatan
Kab.
Kotawaringin
Barat, Kabupaten
Seruyan
Kab.
Kotabaru,
Kab. Tanah
Bumbu
Tengah
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Ekonomi
Kota
Samarinda,
Kab. Kutai
Kalimantan
Timur
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Nunukan,
Kab. Berau,
Kab. Tolitoli,
Kab. Boolang
Mongondow
Utara, Kab.
Kep. Sitaro,
Kab. Kep.
Sangihe, Kab.
Sangihe
Talaud, Kab.
Kep. Talaud
Kalimantan
Timur,
Sulawesi
Tengah dan
Sulawesi
Utara)
Ekonomi
Kota Manado,
Kota Bitung
Sulawesi
Utara
Lingkungan
Hidup
Kab.
Minahasa,Kab
. Minahasa
Utara, Kota
Tomohon,
Sulawesi
Utara
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 15
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Kota Manado
53
54
55
56
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Batui
Kawasan Poso
dan Sekitarnya
Kawasan Kritis
Lingkungan
Balingara
Kawasan Kritis
Lingkungan Buol Lambunu
57
Kawasan
Perkotaan
Makassar – Maros
– Sungguminasa –
Takalar
(Mamminasata)
58
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Parepare
59
60
61
62
63
Ekonomi
Kab. Banggai
Kab. Banggai
Sosial Budaya
Kab. Poso
Sulawesi
Tengah
Lingkungan
Hidup
Kab. Tojo
Una-Una
Sulawesi
Tengah
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Buol,
Kabupaten
Donggala ,
Kabupaten
Parigi
Moutong ,
Kabupaten
Toli-Toli
Sulawesi
Tengah
Ekonomi
Kota
Makassar,
Kab. Maros,
Kab. Gowa, Kab.
Takalar
Sulawesi
Selatan
Ekonomi
Kota ParePare, Kab.
Barru
Sulawesi
Selatan
Kawasan Toraja
dan Sekitarnya
Sosial Budaya
Kab. Tana
Toraja, Kab.
Toraja Utara
Sulawesi
Selatan
Kawasan Stasiun
Bumi Sumber
Alam Parepare
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kota ParePare
Sulawesi
Selatan
Sosial Budaya
Kab. Luwu
Sulawesi
Selatan
Ekonomi
Kab. Buton,
Kab. Kolaka,
Kota Kendari
Sulawesi
Tenggara
Lingkungan
Kota Kendari,
Sulawesi
Kawasan Soroako
dan Sekitarnya
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Buton, Kolaka,
dan Kendari
Kawasan Taman
Perpres
No. 55 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
Perkotaan
Makassar,
Maros,
Sungguminas
a, Takalar
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 16
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
64
65
66
67
68
69
70
Nasional Rawa
Aopa - Watumohai
dan Rawa Tinondo
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Seram
Kawasan Laut
Banda
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 20
pulau kecil terluar
(Pulau Ararkula,
Karaweira,
Panambulai,
Kultubai Utara,
Kultubai Selatan,
Karang, Enu, Batu
Goyang, Larat,
Asutubun, Selaru,
Batarkusu,
Masela,
Miatimiarang, Leti,
Kisar, Wetar,
Liran, Kolepon,
dan Laag) dengan
negara Timor
Leste/Australia
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 8
pulau kecil terluar
(Pulau Jiew,
Budd, Fani,
Miossu, Fanildo,
Bras, Bepondi,
dan Liki) dengan
negara Palau
Kawasan
Konservasi
Keanekaragaman
Hayati Raja Ampat
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Biak
Kawasan Stasiun
Bumi Satelit
Cuaca dan
Hidup
Kab. Kolaka,
Kab. Buton,
Tenggara
Ekonomi
Pulau Seram
Kab. Maluku
Tengah
Maluku
Sosial Budaya
Kab. Maluku
Tengah
Maluku
Pertahanan
dan
Keamanan
Prov. Maluku:
Kab. Maluku
tenggara, Kota
Tual, Kab.
Kep. Aru, Kab.
Maluku
Tenggara
Barat, Kab.
Maluku Barat
Daya, Prov.
Papua: Kab.
Merauke
Maluku dan
Papua
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab.
Halmahera,
Kab. Sorong,
Kab. Biak
Numfor, Kab.
Jayapura
Maluku
Utara,
Papua
Barat, dan
Papua
Lingkungan
Hidup
Kab. Raja
Ampat
Papua
Barat
Ekonomi
Kab. Biak
Numfor
Papua
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Kab. Biak
Numfor
Papua
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 17
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Lingkungan
71
72
Teknologi
Tinggi
Kawasan Stasiun
Telemetry
Tracking and
Command
Wahana Peluncur
Satelit
Kawasan Timika
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Sosial Budaya
73
Kawasan Taman
Nasional Lorentz
Lingkungan
Hidup
74
Kawasan
Konservasi
Keanekaragaman
Hayati Teluk
Bintuni
Lingkungan
Hidup
75
Kawasan
Perbatasan Darat
RI dengan negara
Papua Nugini
76
Kawasan
Perbatasan
Negara termasuk
19 pulau kecil
terluar (Pulau
Simeulucut, Salaut
Besar, Raya,
Rusa, Benggala,
Simuk, Wunga,
Sibarubaru,
Sinyaunyau,
Enggano, Mega,
Batu Kecil, Deli,
Manuk, Nusa
Kambangan,
Barung, Sekel,
Pertahanan
dan
Keamanan
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Biak
Numfor
Kab. Mimika
Kab. Mimika,
Kab. Asmat,
Kab. Nduga,
Kab.
Yahukimo,
Kab.
Jayawijaya,
Kab. Lanny
Jaya, Kab.
Puncak Jaya,
Kab. Puncak,
Kab. Paniai
Kab. Tel.
Bintuni
Kota
Jayapura,
Kab. Keerom,
Kab.
Pegunungan
Bintang, Kab.
Boven Digoel,
Kab. Merauke
Prov. NAD:
Kab. Simelue,
Kab. Aceh
Barat, Kab.
Aceh Besar,
Prov Sumut:
Kab. Nias,
Prov Sumbar:
Kab. Kep.
Mentawai,
Prov.
Bengkulu:
Kab. Bengkulu
Utara, Prov.
Lampung:
Kab.
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Nanggroe
Aceh
Darussalam,
Sumatera
Utara,
Sumatera
Barat,
Bengkulu,
Lampung,
Banten,
Jawa Barat,
Jawa
Tengah,
Jawa Timur,
dan Nusa
Tenggara
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 18
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Panehan, dan
Sophialouisa)
yang berhadapan
dengan laut lepas
Tanggamus,
Prov. Banten:
Kab.
Pandeglang,
Prov. Jabar:
Kab.
Tasikmalaya,
Prov. Jateng:
Kab. Cilacap,
Prov. Jatim:
Kab. Jember,
Kab. Trenggalek,
Prov. NTB:
Kab. Lombok
Barat
Barat
Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN
masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan.
3.1.2
RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM
Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.
b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
i.
Ekonomi
ii.
Lingkungan Hidup
iii.
Sosial Budaya
iv.
Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi
v.
Pertahanan dan Keamanan
c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i.
Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan
c) RTH.
ii.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan
drainase
iii.
Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur
ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:
a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 19
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;
d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;
e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan
Infrastruktur Selat Sunda;
f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan,
dan Karimun.
3.1.3
Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari
RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan
pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola
ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah
mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.
Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;
c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;
d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.
3.1.4
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk
penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
Rencana pola ruang wilayah mencakup: (1) Rencana pengembangan ruang kawasan
lindung dan (2) Rencana pengembangan kawasan budidaya. Pola pemanfataan ruang dan
luasan wilayah untuk pola ruang di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 20
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Tabel 3.4
Pola Ruang Provinsi Maluku Utara
No
POLA RUANG
1
Hutan Lindung
2
Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata
3
Hutan Produksi Terbatas
4
Hutan Produksi
5
Hutan Produksi Konversi
6
Perkebunan
7
Pertanian Lahan Kering
8
Pertanian Lahan Basah
9
Permukiman
Sumber : RTRW Propinsi Maluku Utara 2007-2027
LUAS HA
823798.8371
45841.10175
710137.0029
353317.1267
962248.1681
345948.6431
279228.529
111256.7206
14422.21634
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
Kawasan Lindung
Berdasarkan hasil Analisa dapat diketahui bahwa luas total Kawasan Lindung di Provinsi
Maluku Utara hanya sekitar 20 persen. Angka ini masih kurang dibandingkan dengan luas
minimum Kawasan Lindung yang hendaknya dimiliki suatu wilayah pengembangan (luas
minimum 30 persen). Perbandingan menurut Kota dan Kabupaten menunjukkan bahwa Kota
Tidore Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Timur memiliki potensi Kawasan Lindung yang
sesuai dengan luas minimum yang disyaratkan. Sementara itu, Kawasan Lindung di
Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Barat relatif paling sempit (8-11 persen).
Berdasarkan hasil analisa diketahui Kawasan Lindung yang terdapat di Provinsi Maluku
Utara adalah sebagai berikut:
1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya (yang dalam hal ini
terdiri dari hutan lindung), tersebar di hampir seluruh pulau dengan luas 799.629,6
Ha atau sekitar 21,9 % dari total luas daratan. Sebaran hutan lindung ini mayoritas
tersebar di Pulau Halmahera Utara, Pulau Bacan, Pulau Mangoledan Pulau Taliabu
(tersebar di seluruh kabupaten);
2) Kawasan perlindungan setempat berlokasi di sepanjang pantai seluruh pulau, sekitar
danau dan sungai;
3) Kawasan suaka alam yang terdiri atas beberapa jenis, baik di daratan maupun di
wilayah perairan laut. Lokasinya adalah sebagai berikut:
a) Taman Nasional Aketajawe, Kota Tidore Kepulauan, GP-1 (RTRWN);
b) Cagar Alam Lolobata, Halmahera Timur, GP-5 (RTRWN);
c) Cagar Alam Wayabula di Pulau Morotai (diusulkan), GP-4;
d) Suaka Margasatwa Gamkonora yang terdapat di Kecamatan Sahu/Ibu
(diusulkan), GP-2;
e) Cagar Alam Saketa di Pulau Halmahera bagian selatan, GP-6;
f) Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan, GP-6 (RTRWN);
g) Cagar Alam Pulau Obi, GP-6 (RTRWN);
h) Cagar Alam Lifamatola, GP-7 (RTRWN);
i) Cagar Alam Tobalai (RTRWN);
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 21
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
j) Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu, GP-8 (RTRWN);
k) Cagar Alam Pulau Seho di Pulau Seho, Taliabu Barat, GP-8 (RTRWN);
l) Cagar Alam Taman Laut di Tobelo (diusulkan), GP-3;
m) Cagar Alam Taman Laut di Gane Timur (diusulkan), GP-6.
Secara lengkap pengembangan kawasan lindung di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat
pada Gambar 3.1.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 22
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Gambar 3.1 Peta Rencana Pengembangan Kawasan Lindung
di Provinsi Maluku Utara
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 23
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Kawasan Budidaya
Secara umum kondisi luasan areal dan produksi komoditas pertanian dan non
pertanian, dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Tanaman Pangan
Tanaman pangan yang diusahakan oleh masyarakat di Provinsi Maluku Utara
adalah Padi, jagung, kedelai seluas 16.253 Ha dengan kemampuan produksi 2 - 4
Ton gabah kering/ha (sekitar 1.8 Ton beras/Ha). Tegalan yang sering digunakan
untuk penanaman jagung, ubi kayu,ubu jalar, kacang tanah dan lain-lain, seluas ±
15.600 Ha dengan kemampuan produksi umbi 6 – 10 ton/Ha.
(b) Hortikultura
Buah-buahan yang banyak diusahakan adalah Durian, rambutan, mangga, jeruk,
langsat, duku, manggis, nangka, alpukat, pepaya, jambu, nenas, salak, semangka,
sukun, pisang, dan lain-lain dengan luasan ±14.115 Ha. Sedangkan sayur-sayuran
yang banyak diusahakan antara lain, kangkung, bayam, terong, cabe, tomat,
ketimun, sawi, kacang panjang, buncis dan lain-lain dengan luas lahan sebesar ±
1.406 Ha.
(c) Perkebunan
Jenis tanaman perkebunan yang diusahakan adalah Kelapa, pala, cengkeh, kakao,
kopi, jambu mete, kayu manis, vanili, dan lain-lain dengan luasan ± 246.322 Ha.
(d) Peternakan
Populasi ternak yang dominan di Maluku Utara adalah kambing dan sapi yang
tersebar hampir merata di Kabupaten/ Kota. Khusus mengenai ternak sapi terdapat
potensi di Halmahera Timur, sedangkan ternak kambing potensial di Halmahera
Selatan dan Halmahera Tengah. Tidak terdapat kawasan yang secara spesifik
diarahkan khusus sebagai daerah peternakan skala besar. Namun pemanfaatan
ruang kegiatan peternakan pada dasarnya mengacu pada potensi yang sudah
berkembang dan mengacu pada tata ruang daerah Kota atau Kabupaten yang
bersangkutan.
(e) Hutan Produksi
Secara umum, kondisi tahun 2005 sesuai data BPS menunjukkan bahwa di Maluku
Utara terdapat 2.861.480 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung seluas 683.750 Ha,
Hutan produksi terbatas seluas 675.500 Ha, dan Hutan produksi biasa seluas
497.600 Ha, serta Hutan Konversi seluas 956.625 Ha dan 48.000 Ha hutan PPA.
Namun berdasarkan Analisa GIS diketahui bahwa hutan lindung telah menyusut
menjadi 557.950 Ha. Sehingga telah terjadi alih fungsi lahan dari hutan lindung ke
dalam bentuk pemanfaatan lainnya. Dilihat dari komposisi pemanfaatan lahannya,
diantara Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Maluku Utara, nampak bahwa
Kabupaten Halmahera Selatan, Halmahera Timur, Halmahera Utara dan Kepulauan
Sula, memiliki hutan lahan kering dengan luas yang cukup signifikan, dibandingkan
daerah lainnya. Pada Tahun 2005 produksi hutan menghasilkan kayu sebesar
446.951 m3, yang sebagian besar (273.753 M³) merupakan hasil dari HPH.
Kemudian Kayu olahan juga diproduksi sebesar 144.826 M³ pada tahun 2005. Jelas
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 24
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
bahwa potensi kayu dan kayu olahan dari hasil hutan menunjukkan angka yang
cukup besar, apabila dianggap sebagai pendukung sumber daya ekonomi. Selain
produksi kayu, di kawasan hutan juga menghasilkan rotan yang cukup besar pula,
dimana pada tahun 2005 telah dihasilkan rotan sebesar 114,92 Ton.
Dengan demikian maka strategi pengembangan hutan produksi adalah realistis
mengingat besarnya angka produktifikas yang dihasilkan. Namun demikian, dalam
strategi pengembangannya, perlu dikaitkan dengan program gerakan reboisasi agar
tersedia kecukupan penghijauan bagi pembangunan secara berkesinambungan.
(f) Pertambangan
Lokasi atau Kawasan pertambangan, terdapat cukup banyak dan tersebar di
Maluku Utara dengan berbagai ragam jenis tambang. Namun yang terpenting
bahwa pengembangan lokas pertambangan tidak merubah fungsi hutan lindung
atau kawasan lindung. Pengembangan secara lebih luas mengenai pertambangan
tetap mengacu pada peraturan perundanganan mengenai kegiatan pertambangan
secara nasional. Pemanfaatan lahan untuk pertambangan adalah pada tatanan
kawasan budidaya yang non produktif dibagian permukaan tanah, sehingga
memberikan manfaat lain pada kondisi tanah yang sebelumnya dianggap non
produktif.
(g) Permukiman
Kawasan pemukiman dalam struktur tatanan ruang adalah kawasan pemukiman
perkotaan atau perdesaan. Sedangkan dalam wujud pengembangannya adalah
dapat berupa permukiman tertentu menurut fungsi pemakainya, seperti permukiman
transmigrasi, permukiman nelayan, permukiman pegawai, dan lain lain. Dalam hal
pengembanga pemukiman, diarahkan untuk menempati lahan yang ditujukan
sebagai lahan fungsi budidaya dengan kelerengan yang tidak sampai melebihi 25%.
Alokasi ruang pemukiman adalah pada unit-unit satuan pedesaan atau perkotaan,
karena pada hakekatnya penempatan ruang pemukiman adalah sebagai inti
kegiatan kehidupan pedesaan dan perkotaan. Selain itu, pengembangan
permukiman perlu disinergikan dengan keadaan infrastruktur seperti jaringan jalan,
air bersih, listrik dan telekomunikasi. Rencana Tata Ruang baik di tingkat Kota dan
Kabupaten pada dasarnya sudah menempatkan fungsi kota atau desa menurut
ordenya masing-masing, dimana dalam ruang kota dan desa tersebut terdapat
ruang kegiatan permukiman.
(h) Pariwisata
Kawasan pariwisata banyak yang sudah berkembang di Maluku Utara, namun
banyak juga yang belum diberdayakan sebagai sumber devisa daerah. Sejumlah
peninggalan bersejarah seperti benteng, meriam, bahkan kebudayaan, dapa
dijadikan oyek wisata melalui prosedur perlindungan benda bersejarah. Dengan
demikian maka pada daerah tertentu yang memiliki peninggalan bersejarah tersebut
perlu diberikan perlindungan pemanfaatan ruang sampai pada tingkat
Kota/Kabupaten. Disebutkan diantaranya di Ternate, Tidore, Bacan, dan lain-lain.
Sementara itu, kawasan lindung seperti taman suaka alam, hutan lindung, dan
taman lindung laut, juga berpotensi untuk dijadikan obyek wisata. Dengan demikian
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 25
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
pengembangan obyek wisata yang tersebar di sejumlah kawasan dikaitkan atau
diintegrasikan dengan program pengendalian ruang kawasan lindung.
(i) Industri
Pengembangan industri di Maluku Utara, dapat berupa industri berat maupun ringan
dan dapat berada di suatu kawasan khusus industri, dengan persyaratan tetap di
kawasan budidaya. Persyaratan lokasi kawasan industri telah diatur menurut
ketentuan yang ada baik dari Deperindag maupun dari Departemen Kimpraswil.
Pada prinsipnya alokasi kawasan industri berada pada kelerengan yang tidak lebih
dari 8 persen serta dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk
pengembangannya.
ii.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan
prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
Hierarki kota atau daerah perkotaan dibagi atas 4 kelompok berdasarkan fungsi dan
pelayanannya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu:
(a) Kota atau daerah perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN).
Kota atau daerah yang dimaksud adalah perkotaan yang mempunyai wilayah
pelayanan skala nasional, disamping merupakan pintu gerbang bagi keluar
masuknya arus barang dan jasa, juga merupakan simpul perdagangan
internasional. Kota atau perkotaan yang termasuk klasifikasi ini merupakan pusat
pelayanan jasa, produksi, dan distribusi serta merupakan simpul transportasi untuk
pencapaian beberapa pusat kawasan atau provinsi. Biasanya yang termasuk
golongan kota/perkotaan ini adalah kota-kota besar/metropolitan, disebabkan
karena kelengkapan sarana dan prasarana yang dimilikinya.
(b) Kota atau daerah perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW).
Daerah perkotaan atau kota yang mempunyai wilayah pelayanan yang mencakup
beberapa kawasan atau kabupaten. Golongan ini biasanya merupakan kota besar
dan kota sedang setara dengan kota orde I.
(c) Kota atau daerah perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal yang
merupakan Pusat Wilayah Pengembangan (Gugus Pulau), dan diusulkan menjadi
Pusat Kegiatan Wilayah. Kota tersebut disebut PKLW (Pusat Kegiatan LingkunganWilayah)
(d) Kota atau daerah perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Kota atau perkotaan yang termasuk klasifikasi ini adalah yang mempunyai wilayah
pelayanan beberapa kawasan dalam lingkup kabupaten dan umumnya merupakan
kota kecil/ibukota kecamatan.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 26
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
(e) Kota atau daerah perkotaan yang mempunyai fungsi khusus dalam menunjang
sektor ekonomi tertentu. Kota atau perkotaan yang termasuk dalam klasifikasi ini
adalah yang mempunyai fungsi pelayanan khusus dalam menunjang sektor
strategis, menunjang pengembangan wilayah baru atau penyebaran kegiatan
ekonomi dan berfungsi pula sebagai daerah penyangga aglomerasi pertumbuhan
pusat kegiatan yang sudah ada. Pengelompokan kota-kota ini untuk dapat
merumuskan kebijakan yang lebih terarah dan sesuai dengan setiap kelompok
tersebut.
Secara diagramatis hierarki pusat-pusat permukiman di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat
pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Rencana Struktur Pusat-Pusat Permukiman di Provinsi Maluku Utara
No.
Hierarki
Gugus Pulau (Wilayah
Pengembangan)
1
1
3
6
7
Kota/Ibukota
Kecamatan
Ternate
Tidore
Tobelo,
Labuha
Sanana
1.
2.
Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
3.
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
4
Daruba
4.
Pusat Kegiatan Lokal Wilayah (PKLW)
5.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL )
1
2
2
5
8
5
3
4
4
3
3
2
2
2
5
5
5
5
6
5
6
6
6
8
7
5
Sofifi
Sidangoli
Jailolo
Weda
Bobong
Maba
Galela
Bere-Bere
Wayabula
Kao
Malifut
Kedi
Tongutesungi
Susupu
Buli
Payahe
Patani
Subaim
Guruapin
Lelief
Mafa
Saketa
Babang
Falabisahaya
Dofa
Pulau Gebe
Sumber : RTRW Propinsi Maluku Utara 2007-2027
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 27
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Kota-kota yang diusulkan menjadi PKLW adalah Kota Jailolo, Weda, Bobong yang masingmasing merupakan pusat pengembangan wilayah di Gugus Pulau 2, 5 dan 8. Kota Sofifi
diusulkan menjadi PKLW untuk menggantikan fungsi pusat pemerintahan Provinsi Maluku
Utara yang selama ini berada di Kota Ternate. Dengan demikian Kota Ternate yang semula
merupakan kota dengan fungsi pusat pemerintahan, difokuskan hanya untuk kegiatan pusat
perdagangan dan jasa, karena di kota ini sudah berkembang sarana dan prasarana
infrastruktur yang lebih lengkap dibandingkan kota-kota/kawasan-kawasan lain di Provinsi
Maluku Utara.
Secara lengkap rencana kebijakan untuk pengembangan PKN, PKW, PKSN, PKLW dan
PKL di Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut:
(1) Rencana Kebijakan Pengembangan PKN
Pemantapan keterkaitan antar wilayah dengan kota-kota utama di wilayah Indonesia
Bagian Timur (seperti Sorong, Fak-fak, Biak, Merauke, Dili, Manado, Kendari dan
Ujung Pandang), Indonesia Bagian Barat (Surabaya, Jakarta, dan lain-lain) dan
Negara Asia Pasifik (Australia, Jepang dan lain-lain) melalui peningkatan sarana dan
prasarana komunikasi (laut, udara dan telekomunikasi);
Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota dengan pendekatan
program pembangunan prasarana kota terpadu;
Peningkatan peran swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana perkotaan;
Pengembangan kegiatan ekonomi kota (industri, jasa, perdagangan, dan lain-lain)
untuk memacu pertumbuhan daerah serta memperluas kesempatan kerja;
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
(2) Rencana Kebijakan Pengembangan PKW
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan
prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui
pengembangan jaringan jalan darat, laut dan udara;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah regional, nasional maupun internasional yang
dilayani melalui pengembangan jaringan transportasi laut dan udara, khususnya bagi
pusat-pusat pengembangan wilayah di masing-masing Gugus Pulau yang berfungsi
sebagai Pintu Jamak (Multy Gate);
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
(3) Rencana Kebijakan Pengembangan PKSN
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan
prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah internasional yang dilayani melalui
pengembangan jaringan transportasi laut dan udara;
Peningkatan wilayah perbatasan untuk menunjang kepentingan pertahanan
keamanan nasional serta integrasi nasional;
Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana wilayah untuk peluang investasi.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 28
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
(4) Rencana Kebijakan Pengembangan PKLW
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan
prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah nasional yang dilayani melalui pengembangan
jaringan transportasi laut dan udara;
Peningkatan wilayah perbatasan untuk menunjang kepentingan pertahanan
keamanan wilayah Provinsi Maluku serta integrasi nasional;
Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana wilayah Provinsi untuk peluang
investasi;
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
(5) Rencana Kebijakan Pengembangan PKL
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan
prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayani melalui pengembangan
jaringan jalan darat dan laut;
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
Rencana struktur ruang di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 29
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Gambar 3.2
Peta Rencana Struktur Ruang Di Provinsi Maluku Tahun 2027
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 30
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
3.1.5. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daera
03
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
BIDANG CIPTA KARYA UNTUK
KABUPATEN/KOTA
3.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM
BIDANG CIPTA KARYA
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang
adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis
memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan
arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari
penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
3.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah
No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang
dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 1
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM
kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
i.
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
ii.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi,
dan/atau
iii.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
i.
Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
ii.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,
dan/atau
iii.
Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria:
i.
Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga,
ii.
Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga,
iii.
Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
iv.
Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
i.
Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan
negara berdasarkan geostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan
c) peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem
persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
d) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar
yang
e) berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
ii.
Pertumbuhan ekonomi,
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 2
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
iii.
iv.
v.
a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi nasional,
c) memiliki potensi ekspor,
d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
Sosial dan budaya
a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
budaya nasional,
b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri
bangsa,
c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan,
d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategis nasional,
c) pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
d) memiliki sumber daya alam strategis nasional
e) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
f) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
g) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir
punah atau
d) diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
e) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang
f) menimbulkan kerugian negara,
g) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
h) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
i) rawan bencana alam nasional
j) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak
luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 3
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun
2008 tentang RTRWN
NO
(1)
1
PROVINSI
(2)
PKN
(3)
Nanggroe Aceh Darussalam
Lhokseumawe
2
Sumatera Utara
Kawasan Perkotaan MedanBinjai-Deli
Serdang-Karo
(Mebidangro)
3
Sumatera Barat
Padang
4
Riau
Pekanbaru, Dumai
5
Kepulauan Riau
Batam
6
Jambi
Jambi
7
Sumatera Selatan
Palembang
8
Bengkulu
9
Bangka Belitung
10
Lampung
Bandar Lampung
PKW
(4)
Sabang, Banda Aceh,
Takengon, Meulaboh
Tebingtinggi,
Sidikalang,
pematang Siantar,
Balige, Rantau
Prapat, Kisaran,
Gunung Balige,
Padang
Sidempuan, Sibolga
Pariaman,
Sawahlunto,
Muarasiberut,
Bukittinggi, Solok
Bangkinang, Teluk
Kuantan, Bengkalis,
Bagan Siapiapi,
Tembilahan,
Rengat, Pangkalan
Kerinci, Pasir
Pangarayan, Siak
Sri Indrapura
Tanjung Pinang,
Terempa, Daik
Lingga, Dabo –
Pulau Singkep,
Tanjung Balai
Karimun
Kuala Tungkal,
Sarolangun,
Muarabungo,
Muara Bulian
Muara Enim,
Kayuagung,
Baturaja,
Prabumulih, Lubuk
Linggau, Sekayu,
Lahat
Bengkulu, Manna,
Muko-Muko, Curup
Pangkal Pinang,
Muntok, Tanjung
Pandan, Manggar
Metro, Kalianda,
Liwa, Menggala,
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 4
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Kotabumi, Kota
Agung
11
DKI Jakarta –Jawa BaratBanten
Kawasan Perkotaan
Jabodetabek
12
Banten
Serang, Cilegon
13
Jawa Barat
Kawasan Perkotaan
Bandung Raya,
Cirebon
14
Jawa Tengah
Surakarta, Kawasan
Perkotaan SemarangKendal-DemakUngaran-Purwodadi
(Kedungsepur),
Cilacap
15
Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta
Jawa Timur
Kawasan Perkotaan
(Gerbangkertosusila),
Malang
17
Bali
Kawasan Perkotaan
Denpasar-BangliGianyar-Tabanan
(Sarbagita)
18
Nusa Tenggara Barat
Mataram
19
Nusa Tenggara Timur
Kupang
20
Kalimantan Barat
Pontianak
21
Kalimantan Tengah
Palangkaraya
16
Pandeglang,
Rangkas Bitung
Sukabumi,
Cikampek – Cikopo,
Pelabuhanratu,
Indramayu,
Kadipaten,
Tasikmalaya,
Pangandaran
Boyolali, Klaten,
Salatiga, Tegal,
Pekalongan, Kudus,
Cepu, Magelang,
Wonosobo,
Kebumen,
Purwokerto
Bantul, Sleman
Probolinggo,
Tuban, Kediri,
Madiun,
Banyuwangi,
Jember, Blitar,
Pamekasan,
Bojonegoro,
Pacitan
Singaraja,
Semarapura,
Negara
Praya, Raya,
Sumbawa Besar
Soe, Kefamenanu,
Ende, Maumere,
Waingapu, Ruteng,
Labuan Bajo
Mempawah,
Singkawang,
Sambas, Ketapang,
Putussibau,
Entikong, Sanggau,
Sintang
Kuala Kapuas,
Pangkalan Bun,
Buntok,
Muarateweh,
Sampit
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 5
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
22
Kalimantan Selatan
Banjarmasin
23
Kalimantan Timur
Kawasan Perkotaan
BalikpapanTenggarongSamarinda-Bontang,
Tarakan
24
Gorontalo
Gorontalo
25
Sulawesi Utara
Kawasan Perkotaan
Manado-Bitung
26
Sulawesi Tengah
Palu
27
Sulawesi Selatan
Kawasan Perkotaan
MakassarSungguminasaTakalar-Maros
(Maminasata)
28
Sulawesi Barat
29
Sulawesi Tenggara
Kendari
30
Maluku
Ambon
31
Maluku Utara
Ternate
32
Papua Barat
Sorong
33
Papua
Jayapura, Timika
Amuntai,
Martapura,
Marabahan,
Kotabaru
Tanjung Redeb,
Sangata, Nunukan,
Tanjung Selor,
Malinau, Tanlumbis,
Tanah Grogot,
Sendawar
Isimu, Kuandang,
Tilamuta
Tomohon,
Tondano,
Kotamobagu
Poso, Luwuk, Buol,
Kolonedale, Tolitoli,
Donggala
Pangkajene,
Jeneponto, Palopo,
Watampone,
Bulukumba, Barru,
Parepare
Mamuju, Majene,
Pasangkayu
Unaaha, Lasolo,
Bau-Bau, Raha,
kolaka
Masohi, Werinama,
Kairatu, Tual,
Namlea, Wahai,
Bula,
Tidore, Tobelo,
Labuha, Sanana
Fak-Fak,
Manokwari,
Ayamaru
Biak, Nabire,
Muting, Bade,
Merauke, Sarmi,
Arso, Wamena
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 6
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO
(1)
PUSAT KEGIATAN STRATEGIS
NASIONAL
(2)
1
Kota Sabang
2
Kota Dumai
3
Kota Batam
4
Ranai (Ibukota Kab. Natuna)
5
Atambua (Ibukota Kab. Belu)
6
Kalabahi (Ibukota Kab. Alor)
7
Kefamenanu (Ibukota Kab. Timor
Tengah Utara)
8
Paloh - Aruk (Kab.
Sambas)
9
Jagoi Babang (Kab. Bengkayang)
10
Nangabadau (Kab. Kapuas Hulu)
11
Entikong ( Kab. Sanggau)
12
Jasa (Kab. Sintang)
13
Nunukan (Ibukota Kab. Nunukan)
14
Simanggaris (Kab. Nunukan)
STATUS
(3)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
I/A/2:
Pengembangan
PROVINSI
(4)
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Riau
Kep. Riau
Kep. Riau
Nusa
Tenggara
Timur
Nusa
Tenggara
Timur
Nusa
Tenggara
Timur
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Timur
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 7
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
15
Long Midang (Kab. Nunukan)
16
Long Pahangai (kab. Kutai Barat)
17
Long Nawan (Kab. Malinau)
18
Melonguane (ibukota Kab. Talaud)
19
Tahuna (ibukota Kab. Kep. Sangihe)
20
Saumlaki (Kab. Maluku Tenggara
Barat)
21
Ilwaki (Kab. Maluku Barat Daya)
22
Dobo (Kab. Kep.Aru)
23
Daruba (Kab. Pulau Morotai)
24
Kota Jayapura
25
Kota Tanah Merah
(Ibukota Kab.
Tanah Merah)
26
Kota Merauke (Ibukota Kab.
Merauke)
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)
I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Timur
Sulawesi
Utara
Sulawesi
Utara
Maluku
Maluku
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua
Papua
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 8
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
KAWASAN
STRATEGIS
NASIONAL
(2)
Kawasan Industri
Lhokseumawe
Kawasan
Perdagangan
Bebas dan
Pelabuhan Bebas
Sabang
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Banda Aceh
Darussalam
Kawasan
Ekosistem Leuser
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 2
pulau kecil terluar
(Pulau Rondo dan
Berhala) dengan
negara India /
Thailand /
Malaysia
Kawasan
Perkotaan Medan
– Binjai – Deli
Serdang – Karo
(Mebidangro)
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *)
(3)
(4)
PROVINSI
(5)
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Ekonomi
Kota
Lhokseumawe
Ekonomi
Kota Sabang
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Ekonomi
Kota Banda
Aceh
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Lingkungan
Hidup
13 Kabupaten
(Aceh Barat,
Nagan Raya,
Aceh Barat
Daya, Aceh
Selatan, Aceh
Singkil,
Subulussalam,
Aceh
Tenggara,
Gayo Lues,
Aceh Tengah,
Bener Meriah,
Aceh Utara,
Aceh Timur,
dan Aceh
Tamiang)
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Kota Sabang
Nanggroe
Aceh
Darussalam
dan
Sumatera
Utara
Pertahanan
dan
Keamanan
Ekonomi
Kota Medan,
Binjai, Deli
Serdang, Karo
Sumatera
Utara
STATUS
HUKUM
(6)
Perpres
No. 62 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 9
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Kawasan
Perkotaan
Medan,
Binjai, Deli
Serdang, dan
Karo
7
Kawasan Danau
Toba dan
Sekitarnya
Lingkungan
Hidup
Kab. Samosir,
Kab. Tapanuli
Utara, Kab.
Humbang
Hasundutan,
Kab. Dairi,
Kab. Karo,
Kab.
Simalungun,
Kab. Toba,
Kab. Pakpak
Barat
8
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Kototabang
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Agam
9
Kawasan Hutan
Lindung Bukit
Batabuh
10
11
Lingkungan
Hidup
Kawasan Hutan
Lindung Mahato
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 20
pulau kecil terluar
(Pulau Sentut,
Tokong Malang
Biru, Damar,
Mangkai, Tokong
Nanas, Tokong
Belayar, Tokong
Boro, Semiun,
Sebetul,
Sekatung, Senua,
Subi Kecil, Kepala,
Batu Mandi, Iyu
Kecil, Karimun
Kecil, Nipa,
Pelampong, Batu
Berhanti, dan
Nongsa) dengan
negara Malaysia /
Lingkungan
Hidup
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Kuantan
Singingi dan
Kab. Indragiri
Hulu
Kab. Rokan
Hilir
Kab. Bintan,
Kab. Natuna,
Kab. Kep.
Anambas,
Kab. Karimun,
Kota Batam
Sumatera
Utara
Sumatera
Barat
Riau
Riau
Kepulauan
Riau
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 10
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Vietnam /
Singapura
Ekonomi
Kab. Bintan,
Kab. Natuna,
Kab. Karimun,
Kota Batam
Kepulauan
Riau
13
Kawasan
Lingkungan Hidup
Taman Nasional
Kerinci Seblat
Lingkungan
Hidup
Kab. Kerinci,
Kota Padang,
Kab. Lubuk
Linggau, Kab.
Rejang
Lebong
Jambi,
Sumatera
Barat,
Bengkulu,
dan
Sumatera
Selatan
14
Kawasan Taman
Nasional Berbak
Lingkungan
Hidup
15
Kawasan Taman
Nasional Bukit
Tigapuluh
Lingkungan
Hidup
16
Kawasan Taman
Nasional Bukit
Duabelas
Lingkungan
Hidup
12
Kawasan Batam,
Bintan, dan
Karimun
17
Kawasan Selat
Sunda
18
Kawasan Instalasi
Lingkungan dan
Cuaca
19
Kawasan Fasilitas
Pengolahan Data
dan Satelit
Ekonomi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Muaro
Jambi
Kab. Indragiri
Hulu, Kab.
Indragiri Hilir,
Kab. Tanjung
Jabung Barat,
Kab. Tebo
Kab.
Soralangu,
Kab.
Muaratebo,
Kab.
Batanghari
Perpres
No. 87 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
Batam,
Bintan, dan
Karimun
Jambi
Jambi dan
Riau
Jambi
Kota Serang,
Kota Bandar
Lampung
Lampung
dan Banten
Kota Jakarta
Pusat
DKI Jakarta
Perpres
No. 86 Tahun
2011 tentang
Pengembang
an Kawasan
Strategis dan
Infrastruktur
Selat Sunda
DKI Jakarta
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 11
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
20
Kawasan
Perkotaan
JabodetabekPunjur termasuk
Kepulauan Seribu
Ekonomi
Kota Jakarta
(Utara,
Selatan, Barat,
Timur, Pusat),
Kota Bogor,
Kab. Bogor,
Kota Depok,
Kota
Tangerang,
Kab.
Tangerang,
Kota
Tangerang
Selatan, Kota
Bekasi, Kab.
Bekasi, Kab.
Cianjur
21
Kawasan
Perkotaan
Cekungan
Bandung
Ekonomi
Kota Bandung,
Kab. Bandung
Jawa Barat
22
Kawasan Fasilitas
Uji Terbang Roket
Pamengpeuk
Kab. Garut
Jawa Barat
23
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Pamengpeuk
Kab. Garut
Jawa Barat
24
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Tanjung Sari
Kab.
Sumedang
Jawa Barat
25
Kawasan Stasiun
Telecomand
26
Kawasan Stasiun
Bumi Penerima
Satelit Mikro
27
Kawasan
Pangandaran –
Kalipuncang –
Segara Anakan –
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Lingkungan
Hidup
DKI Jakarta,
Banten, dan
Jawa Barat
Jawa Barat
Kabupaten
Pangandaran
Jawa Barat
Kab.
Pangancaran,
Kab. Ciamis,
Kab. Cilacap
Jawa Barat
dan Jawa
Tengah
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 12
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Nusakambangan
(Pacangsanak)
28
29
30
Kawasan
Perkotaan Kendal
– Demak –
Ungaran –
Salatiga –
Semarang Purwodadi
(Kedung Sepur)
Kawasan
Borobudur dan
Sekitarnya
Kawasan Candi
Prambanan
Ekonomi
Kab. Kendal,
Kab. Demak,
Kab.
Semarang,
Kota Salatiga,
Kota
Semarang,
Kab.
Grobogan
Jawa
Tengah
Lingkungan
Hidup
Kab.
Magelang
Jawa
Tengah
Lingkungan
Hidup
Kab. Klaten,
Kab. Sleman
Kab. Sleman,
Kota
Yogyakarta,
Kab. Klaten,
Kab. Boyolali,
Kab.
Magelang
Kab. Gresik,
Kab.
Bangkalan,
Kota
Mojokerto,
Kota
Surabaya,
Kab. Sidoarjo,
Kab.
Lamongan
Jawa
Tengah
Jawa
Tengah dan
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
31
Kawasan Taman
Nasional Gunung
Merapi
Lingkungan
Hidup
32
Kawasan
Perkotaan Gresik
– Bangkalan –
Mojokerto –
Surabaya –
Sidoarjo
– Lamongan
(Gerbangkertosusi
la)
Ekonomi
33
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Watukosek
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Pasuruan
Jawa Timur
34
Kawasan Taman
Nasional Ujung
Kulon
Lingkungan
Hidup
Kab.
Pandeglang
Banten
35
Kawasan
Perkotaan
Denpasar –
Badung – Gianyar
- Tabanan
(Sarbagita)
Ekonomi
Kota
Denpasar,
Kab. Badung,
Kab. Gianyar,
Kab. Tabanan
Jawa Timur
Bali
Perpres
No. 45 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
Perkotaan
Denpasar,
Badung,
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 13
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Gianyar, dan
Tabanan
36
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Bima
Ekonomi
37
Kawasan Taman
Nasional Komodo
Lingkungan
Hidup
38
Kawasan Gunung
Rinjani
Lingkungan
Hidup
39
40
41
42
43
44
45
46
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Mbay
Kawasan
Perbatasan Darat
RI dengan negara
Timor Leste
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 5
pulau kecil terluar
(Pulau Alor,
Batek, Dana,
Ndana, dan
Mangudu) dengan
negara Timor
Leste/Australia
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Khatulistiwa
Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Pontianak
Kawasan Taman
Nasional Betung
Kerihun
Kawasan
Perbatasan Darat
RI dan Jantung
Kalimantan (Heart
of Borneo)
Kawasan
Kab. Bima,
Kab. Dompu
Kab.
Manggarai
Barat
Kab. Lombok
Utara, Kab.
Lombok
Tengah, Kab.
Lombok Timur
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Barat
Ekonomi
Kab. Ngada
Nusa
Tenggara
Timur
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Kupang,
Kab. Timor
Tengah Utara,
Kab. Belu
Nusa
Tenggara
Timur
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Kupang,
Kab. Timor
Tengah Utara,
Kab. Belu
Nusa
Tenggara
Timur
Ekonomi
Kab. Sanggau
Kalimantan
Barat
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kota
Pontianak
Kalimantan
Barat
Lingkungan
Hidup
Kab. Kapuas
Hulu
Kalimantan
Barat
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Sambas,
Kab. Kapuas
Hulu, Kab.
Sanggau,
Kalimantan
Barat,
Kalimantan
Timur
Ekonomi
Kota
Kalimantan
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 14
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Daerah Aliran
Sungai Kahayan
Kapuas dan Barito
47
48
49
50
51
52
Kawasan Taman
Nasional Tanjung
Putting
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Batulicin
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Samarinda,
Sanga-Sanga,
Muara Jawa, dan
Balikpapan
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 18
pulau kecil terluar
(Pulau Sebatik,
Gosong Makasar,
Maratua, Sambit,
Lingian, Salando,
Dolangan,
Bangkit,
Mantewaru,
Makalehi,
Kawalusu, Kawio,
Marore, Batu
Bawaikang,
Miangas,
Marampit, Intata,
dan Kakarutan)
dengan negara
Malaysia dan
Philipina
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Manado – Bitung
Kawasan
Konservasi dan
Wisata Daerah
Aliran Sungai
Tondano
Lingkungan
Hidup
Ekonomi
Palangkaraya,
Kab. Pulang
Pisau, Kab.
Kapuas, Kab.
Barito Selatan
Kab.
Kotawaringin
Barat, Kabupaten
Seruyan
Kab.
Kotabaru,
Kab. Tanah
Bumbu
Tengah
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Ekonomi
Kota
Samarinda,
Kab. Kutai
Kalimantan
Timur
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Nunukan,
Kab. Berau,
Kab. Tolitoli,
Kab. Boolang
Mongondow
Utara, Kab.
Kep. Sitaro,
Kab. Kep.
Sangihe, Kab.
Sangihe
Talaud, Kab.
Kep. Talaud
Kalimantan
Timur,
Sulawesi
Tengah dan
Sulawesi
Utara)
Ekonomi
Kota Manado,
Kota Bitung
Sulawesi
Utara
Lingkungan
Hidup
Kab.
Minahasa,Kab
. Minahasa
Utara, Kota
Tomohon,
Sulawesi
Utara
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 15
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Kota Manado
53
54
55
56
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Batui
Kawasan Poso
dan Sekitarnya
Kawasan Kritis
Lingkungan
Balingara
Kawasan Kritis
Lingkungan Buol Lambunu
57
Kawasan
Perkotaan
Makassar – Maros
– Sungguminasa –
Takalar
(Mamminasata)
58
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Parepare
59
60
61
62
63
Ekonomi
Kab. Banggai
Kab. Banggai
Sosial Budaya
Kab. Poso
Sulawesi
Tengah
Lingkungan
Hidup
Kab. Tojo
Una-Una
Sulawesi
Tengah
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Buol,
Kabupaten
Donggala ,
Kabupaten
Parigi
Moutong ,
Kabupaten
Toli-Toli
Sulawesi
Tengah
Ekonomi
Kota
Makassar,
Kab. Maros,
Kab. Gowa, Kab.
Takalar
Sulawesi
Selatan
Ekonomi
Kota ParePare, Kab.
Barru
Sulawesi
Selatan
Kawasan Toraja
dan Sekitarnya
Sosial Budaya
Kab. Tana
Toraja, Kab.
Toraja Utara
Sulawesi
Selatan
Kawasan Stasiun
Bumi Sumber
Alam Parepare
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kota ParePare
Sulawesi
Selatan
Sosial Budaya
Kab. Luwu
Sulawesi
Selatan
Ekonomi
Kab. Buton,
Kab. Kolaka,
Kota Kendari
Sulawesi
Tenggara
Lingkungan
Kota Kendari,
Sulawesi
Kawasan Soroako
dan Sekitarnya
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Buton, Kolaka,
dan Kendari
Kawasan Taman
Perpres
No. 55 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
Perkotaan
Makassar,
Maros,
Sungguminas
a, Takalar
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 16
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
64
65
66
67
68
69
70
Nasional Rawa
Aopa - Watumohai
dan Rawa Tinondo
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Seram
Kawasan Laut
Banda
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 20
pulau kecil terluar
(Pulau Ararkula,
Karaweira,
Panambulai,
Kultubai Utara,
Kultubai Selatan,
Karang, Enu, Batu
Goyang, Larat,
Asutubun, Selaru,
Batarkusu,
Masela,
Miatimiarang, Leti,
Kisar, Wetar,
Liran, Kolepon,
dan Laag) dengan
negara Timor
Leste/Australia
Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 8
pulau kecil terluar
(Pulau Jiew,
Budd, Fani,
Miossu, Fanildo,
Bras, Bepondi,
dan Liki) dengan
negara Palau
Kawasan
Konservasi
Keanekaragaman
Hayati Raja Ampat
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Biak
Kawasan Stasiun
Bumi Satelit
Cuaca dan
Hidup
Kab. Kolaka,
Kab. Buton,
Tenggara
Ekonomi
Pulau Seram
Kab. Maluku
Tengah
Maluku
Sosial Budaya
Kab. Maluku
Tengah
Maluku
Pertahanan
dan
Keamanan
Prov. Maluku:
Kab. Maluku
tenggara, Kota
Tual, Kab.
Kep. Aru, Kab.
Maluku
Tenggara
Barat, Kab.
Maluku Barat
Daya, Prov.
Papua: Kab.
Merauke
Maluku dan
Papua
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab.
Halmahera,
Kab. Sorong,
Kab. Biak
Numfor, Kab.
Jayapura
Maluku
Utara,
Papua
Barat, dan
Papua
Lingkungan
Hidup
Kab. Raja
Ampat
Papua
Barat
Ekonomi
Kab. Biak
Numfor
Papua
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Kab. Biak
Numfor
Papua
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 17
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Lingkungan
71
72
Teknologi
Tinggi
Kawasan Stasiun
Telemetry
Tracking and
Command
Wahana Peluncur
Satelit
Kawasan Timika
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Sosial Budaya
73
Kawasan Taman
Nasional Lorentz
Lingkungan
Hidup
74
Kawasan
Konservasi
Keanekaragaman
Hayati Teluk
Bintuni
Lingkungan
Hidup
75
Kawasan
Perbatasan Darat
RI dengan negara
Papua Nugini
76
Kawasan
Perbatasan
Negara termasuk
19 pulau kecil
terluar (Pulau
Simeulucut, Salaut
Besar, Raya,
Rusa, Benggala,
Simuk, Wunga,
Sibarubaru,
Sinyaunyau,
Enggano, Mega,
Batu Kecil, Deli,
Manuk, Nusa
Kambangan,
Barung, Sekel,
Pertahanan
dan
Keamanan
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Biak
Numfor
Kab. Mimika
Kab. Mimika,
Kab. Asmat,
Kab. Nduga,
Kab.
Yahukimo,
Kab.
Jayawijaya,
Kab. Lanny
Jaya, Kab.
Puncak Jaya,
Kab. Puncak,
Kab. Paniai
Kab. Tel.
Bintuni
Kota
Jayapura,
Kab. Keerom,
Kab.
Pegunungan
Bintang, Kab.
Boven Digoel,
Kab. Merauke
Prov. NAD:
Kab. Simelue,
Kab. Aceh
Barat, Kab.
Aceh Besar,
Prov Sumut:
Kab. Nias,
Prov Sumbar:
Kab. Kep.
Mentawai,
Prov.
Bengkulu:
Kab. Bengkulu
Utara, Prov.
Lampung:
Kab.
Papua
Papua
Papua
Papua
Papua
Nanggroe
Aceh
Darussalam,
Sumatera
Utara,
Sumatera
Barat,
Bengkulu,
Lampung,
Banten,
Jawa Barat,
Jawa
Tengah,
Jawa Timur,
dan Nusa
Tenggara
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 18
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Panehan, dan
Sophialouisa)
yang berhadapan
dengan laut lepas
Tanggamus,
Prov. Banten:
Kab.
Pandeglang,
Prov. Jabar:
Kab.
Tasikmalaya,
Prov. Jateng:
Kab. Cilacap,
Prov. Jatim:
Kab. Jember,
Kab. Trenggalek,
Prov. NTB:
Kab. Lombok
Barat
Barat
Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN
masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan.
3.1.2
RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM
Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.
b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
i.
Ekonomi
ii.
Lingkungan Hidup
iii.
Sosial Budaya
iv.
Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi
v.
Pertahanan dan Keamanan
c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i.
Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan
c) RTH.
ii.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan
drainase
iii.
Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur
ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:
a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 19
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;
d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;
e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan
Infrastruktur Selat Sunda;
f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan,
dan Karimun.
3.1.3
Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari
RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan
pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola
ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah
mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.
Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;
c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;
d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.
3.1.4
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk
penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
Rencana pola ruang wilayah mencakup: (1) Rencana pengembangan ruang kawasan
lindung dan (2) Rencana pengembangan kawasan budidaya. Pola pemanfataan ruang dan
luasan wilayah untuk pola ruang di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 20
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Tabel 3.4
Pola Ruang Provinsi Maluku Utara
No
POLA RUANG
1
Hutan Lindung
2
Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata
3
Hutan Produksi Terbatas
4
Hutan Produksi
5
Hutan Produksi Konversi
6
Perkebunan
7
Pertanian Lahan Kering
8
Pertanian Lahan Basah
9
Permukiman
Sumber : RTRW Propinsi Maluku Utara 2007-2027
LUAS HA
823798.8371
45841.10175
710137.0029
353317.1267
962248.1681
345948.6431
279228.529
111256.7206
14422.21634
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
Kawasan Lindung
Berdasarkan hasil Analisa dapat diketahui bahwa luas total Kawasan Lindung di Provinsi
Maluku Utara hanya sekitar 20 persen. Angka ini masih kurang dibandingkan dengan luas
minimum Kawasan Lindung yang hendaknya dimiliki suatu wilayah pengembangan (luas
minimum 30 persen). Perbandingan menurut Kota dan Kabupaten menunjukkan bahwa Kota
Tidore Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Timur memiliki potensi Kawasan Lindung yang
sesuai dengan luas minimum yang disyaratkan. Sementara itu, Kawasan Lindung di
Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Barat relatif paling sempit (8-11 persen).
Berdasarkan hasil analisa diketahui Kawasan Lindung yang terdapat di Provinsi Maluku
Utara adalah sebagai berikut:
1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya (yang dalam hal ini
terdiri dari hutan lindung), tersebar di hampir seluruh pulau dengan luas 799.629,6
Ha atau sekitar 21,9 % dari total luas daratan. Sebaran hutan lindung ini mayoritas
tersebar di Pulau Halmahera Utara, Pulau Bacan, Pulau Mangoledan Pulau Taliabu
(tersebar di seluruh kabupaten);
2) Kawasan perlindungan setempat berlokasi di sepanjang pantai seluruh pulau, sekitar
danau dan sungai;
3) Kawasan suaka alam yang terdiri atas beberapa jenis, baik di daratan maupun di
wilayah perairan laut. Lokasinya adalah sebagai berikut:
a) Taman Nasional Aketajawe, Kota Tidore Kepulauan, GP-1 (RTRWN);
b) Cagar Alam Lolobata, Halmahera Timur, GP-5 (RTRWN);
c) Cagar Alam Wayabula di Pulau Morotai (diusulkan), GP-4;
d) Suaka Margasatwa Gamkonora yang terdapat di Kecamatan Sahu/Ibu
(diusulkan), GP-2;
e) Cagar Alam Saketa di Pulau Halmahera bagian selatan, GP-6;
f) Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan, GP-6 (RTRWN);
g) Cagar Alam Pulau Obi, GP-6 (RTRWN);
h) Cagar Alam Lifamatola, GP-7 (RTRWN);
i) Cagar Alam Tobalai (RTRWN);
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 21
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
j) Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu, GP-8 (RTRWN);
k) Cagar Alam Pulau Seho di Pulau Seho, Taliabu Barat, GP-8 (RTRWN);
l) Cagar Alam Taman Laut di Tobelo (diusulkan), GP-3;
m) Cagar Alam Taman Laut di Gane Timur (diusulkan), GP-6.
Secara lengkap pengembangan kawasan lindung di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat
pada Gambar 3.1.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 22
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Gambar 3.1 Peta Rencana Pengembangan Kawasan Lindung
di Provinsi Maluku Utara
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 23
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Kawasan Budidaya
Secara umum kondisi luasan areal dan produksi komoditas pertanian dan non
pertanian, dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Tanaman Pangan
Tanaman pangan yang diusahakan oleh masyarakat di Provinsi Maluku Utara
adalah Padi, jagung, kedelai seluas 16.253 Ha dengan kemampuan produksi 2 - 4
Ton gabah kering/ha (sekitar 1.8 Ton beras/Ha). Tegalan yang sering digunakan
untuk penanaman jagung, ubi kayu,ubu jalar, kacang tanah dan lain-lain, seluas ±
15.600 Ha dengan kemampuan produksi umbi 6 – 10 ton/Ha.
(b) Hortikultura
Buah-buahan yang banyak diusahakan adalah Durian, rambutan, mangga, jeruk,
langsat, duku, manggis, nangka, alpukat, pepaya, jambu, nenas, salak, semangka,
sukun, pisang, dan lain-lain dengan luasan ±14.115 Ha. Sedangkan sayur-sayuran
yang banyak diusahakan antara lain, kangkung, bayam, terong, cabe, tomat,
ketimun, sawi, kacang panjang, buncis dan lain-lain dengan luas lahan sebesar ±
1.406 Ha.
(c) Perkebunan
Jenis tanaman perkebunan yang diusahakan adalah Kelapa, pala, cengkeh, kakao,
kopi, jambu mete, kayu manis, vanili, dan lain-lain dengan luasan ± 246.322 Ha.
(d) Peternakan
Populasi ternak yang dominan di Maluku Utara adalah kambing dan sapi yang
tersebar hampir merata di Kabupaten/ Kota. Khusus mengenai ternak sapi terdapat
potensi di Halmahera Timur, sedangkan ternak kambing potensial di Halmahera
Selatan dan Halmahera Tengah. Tidak terdapat kawasan yang secara spesifik
diarahkan khusus sebagai daerah peternakan skala besar. Namun pemanfaatan
ruang kegiatan peternakan pada dasarnya mengacu pada potensi yang sudah
berkembang dan mengacu pada tata ruang daerah Kota atau Kabupaten yang
bersangkutan.
(e) Hutan Produksi
Secara umum, kondisi tahun 2005 sesuai data BPS menunjukkan bahwa di Maluku
Utara terdapat 2.861.480 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung seluas 683.750 Ha,
Hutan produksi terbatas seluas 675.500 Ha, dan Hutan produksi biasa seluas
497.600 Ha, serta Hutan Konversi seluas 956.625 Ha dan 48.000 Ha hutan PPA.
Namun berdasarkan Analisa GIS diketahui bahwa hutan lindung telah menyusut
menjadi 557.950 Ha. Sehingga telah terjadi alih fungsi lahan dari hutan lindung ke
dalam bentuk pemanfaatan lainnya. Dilihat dari komposisi pemanfaatan lahannya,
diantara Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Maluku Utara, nampak bahwa
Kabupaten Halmahera Selatan, Halmahera Timur, Halmahera Utara dan Kepulauan
Sula, memiliki hutan lahan kering dengan luas yang cukup signifikan, dibandingkan
daerah lainnya. Pada Tahun 2005 produksi hutan menghasilkan kayu sebesar
446.951 m3, yang sebagian besar (273.753 M³) merupakan hasil dari HPH.
Kemudian Kayu olahan juga diproduksi sebesar 144.826 M³ pada tahun 2005. Jelas
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 24
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
bahwa potensi kayu dan kayu olahan dari hasil hutan menunjukkan angka yang
cukup besar, apabila dianggap sebagai pendukung sumber daya ekonomi. Selain
produksi kayu, di kawasan hutan juga menghasilkan rotan yang cukup besar pula,
dimana pada tahun 2005 telah dihasilkan rotan sebesar 114,92 Ton.
Dengan demikian maka strategi pengembangan hutan produksi adalah realistis
mengingat besarnya angka produktifikas yang dihasilkan. Namun demikian, dalam
strategi pengembangannya, perlu dikaitkan dengan program gerakan reboisasi agar
tersedia kecukupan penghijauan bagi pembangunan secara berkesinambungan.
(f) Pertambangan
Lokasi atau Kawasan pertambangan, terdapat cukup banyak dan tersebar di
Maluku Utara dengan berbagai ragam jenis tambang. Namun yang terpenting
bahwa pengembangan lokas pertambangan tidak merubah fungsi hutan lindung
atau kawasan lindung. Pengembangan secara lebih luas mengenai pertambangan
tetap mengacu pada peraturan perundanganan mengenai kegiatan pertambangan
secara nasional. Pemanfaatan lahan untuk pertambangan adalah pada tatanan
kawasan budidaya yang non produktif dibagian permukaan tanah, sehingga
memberikan manfaat lain pada kondisi tanah yang sebelumnya dianggap non
produktif.
(g) Permukiman
Kawasan pemukiman dalam struktur tatanan ruang adalah kawasan pemukiman
perkotaan atau perdesaan. Sedangkan dalam wujud pengembangannya adalah
dapat berupa permukiman tertentu menurut fungsi pemakainya, seperti permukiman
transmigrasi, permukiman nelayan, permukiman pegawai, dan lain lain. Dalam hal
pengembanga pemukiman, diarahkan untuk menempati lahan yang ditujukan
sebagai lahan fungsi budidaya dengan kelerengan yang tidak sampai melebihi 25%.
Alokasi ruang pemukiman adalah pada unit-unit satuan pedesaan atau perkotaan,
karena pada hakekatnya penempatan ruang pemukiman adalah sebagai inti
kegiatan kehidupan pedesaan dan perkotaan. Selain itu, pengembangan
permukiman perlu disinergikan dengan keadaan infrastruktur seperti jaringan jalan,
air bersih, listrik dan telekomunikasi. Rencana Tata Ruang baik di tingkat Kota dan
Kabupaten pada dasarnya sudah menempatkan fungsi kota atau desa menurut
ordenya masing-masing, dimana dalam ruang kota dan desa tersebut terdapat
ruang kegiatan permukiman.
(h) Pariwisata
Kawasan pariwisata banyak yang sudah berkembang di Maluku Utara, namun
banyak juga yang belum diberdayakan sebagai sumber devisa daerah. Sejumlah
peninggalan bersejarah seperti benteng, meriam, bahkan kebudayaan, dapa
dijadikan oyek wisata melalui prosedur perlindungan benda bersejarah. Dengan
demikian maka pada daerah tertentu yang memiliki peninggalan bersejarah tersebut
perlu diberikan perlindungan pemanfaatan ruang sampai pada tingkat
Kota/Kabupaten. Disebutkan diantaranya di Ternate, Tidore, Bacan, dan lain-lain.
Sementara itu, kawasan lindung seperti taman suaka alam, hutan lindung, dan
taman lindung laut, juga berpotensi untuk dijadikan obyek wisata. Dengan demikian
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 25
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
pengembangan obyek wisata yang tersebar di sejumlah kawasan dikaitkan atau
diintegrasikan dengan program pengendalian ruang kawasan lindung.
(i) Industri
Pengembangan industri di Maluku Utara, dapat berupa industri berat maupun ringan
dan dapat berada di suatu kawasan khusus industri, dengan persyaratan tetap di
kawasan budidaya. Persyaratan lokasi kawasan industri telah diatur menurut
ketentuan yang ada baik dari Deperindag maupun dari Departemen Kimpraswil.
Pada prinsipnya alokasi kawasan industri berada pada kelerengan yang tidak lebih
dari 8 persen serta dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk
pengembangannya.
ii.
Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan
prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
Hierarki kota atau daerah perkotaan dibagi atas 4 kelompok berdasarkan fungsi dan
pelayanannya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu:
(a) Kota atau daerah perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN).
Kota atau daerah yang dimaksud adalah perkotaan yang mempunyai wilayah
pelayanan skala nasional, disamping merupakan pintu gerbang bagi keluar
masuknya arus barang dan jasa, juga merupakan simpul perdagangan
internasional. Kota atau perkotaan yang termasuk klasifikasi ini merupakan pusat
pelayanan jasa, produksi, dan distribusi serta merupakan simpul transportasi untuk
pencapaian beberapa pusat kawasan atau provinsi. Biasanya yang termasuk
golongan kota/perkotaan ini adalah kota-kota besar/metropolitan, disebabkan
karena kelengkapan sarana dan prasarana yang dimilikinya.
(b) Kota atau daerah perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW).
Daerah perkotaan atau kota yang mempunyai wilayah pelayanan yang mencakup
beberapa kawasan atau kabupaten. Golongan ini biasanya merupakan kota besar
dan kota sedang setara dengan kota orde I.
(c) Kota atau daerah perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal yang
merupakan Pusat Wilayah Pengembangan (Gugus Pulau), dan diusulkan menjadi
Pusat Kegiatan Wilayah. Kota tersebut disebut PKLW (Pusat Kegiatan LingkunganWilayah)
(d) Kota atau daerah perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Kota atau perkotaan yang termasuk klasifikasi ini adalah yang mempunyai wilayah
pelayanan beberapa kawasan dalam lingkup kabupaten dan umumnya merupakan
kota kecil/ibukota kecamatan.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 26
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
(e) Kota atau daerah perkotaan yang mempunyai fungsi khusus dalam menunjang
sektor ekonomi tertentu. Kota atau perkotaan yang termasuk dalam klasifikasi ini
adalah yang mempunyai fungsi pelayanan khusus dalam menunjang sektor
strategis, menunjang pengembangan wilayah baru atau penyebaran kegiatan
ekonomi dan berfungsi pula sebagai daerah penyangga aglomerasi pertumbuhan
pusat kegiatan yang sudah ada. Pengelompokan kota-kota ini untuk dapat
merumuskan kebijakan yang lebih terarah dan sesuai dengan setiap kelompok
tersebut.
Secara diagramatis hierarki pusat-pusat permukiman di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat
pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Rencana Struktur Pusat-Pusat Permukiman di Provinsi Maluku Utara
No.
Hierarki
Gugus Pulau (Wilayah
Pengembangan)
1
1
3
6
7
Kota/Ibukota
Kecamatan
Ternate
Tidore
Tobelo,
Labuha
Sanana
1.
2.
Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
3.
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
4
Daruba
4.
Pusat Kegiatan Lokal Wilayah (PKLW)
5.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL )
1
2
2
5
8
5
3
4
4
3
3
2
2
2
5
5
5
5
6
5
6
6
6
8
7
5
Sofifi
Sidangoli
Jailolo
Weda
Bobong
Maba
Galela
Bere-Bere
Wayabula
Kao
Malifut
Kedi
Tongutesungi
Susupu
Buli
Payahe
Patani
Subaim
Guruapin
Lelief
Mafa
Saketa
Babang
Falabisahaya
Dofa
Pulau Gebe
Sumber : RTRW Propinsi Maluku Utara 2007-2027
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 27
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Kota-kota yang diusulkan menjadi PKLW adalah Kota Jailolo, Weda, Bobong yang masingmasing merupakan pusat pengembangan wilayah di Gugus Pulau 2, 5 dan 8. Kota Sofifi
diusulkan menjadi PKLW untuk menggantikan fungsi pusat pemerintahan Provinsi Maluku
Utara yang selama ini berada di Kota Ternate. Dengan demikian Kota Ternate yang semula
merupakan kota dengan fungsi pusat pemerintahan, difokuskan hanya untuk kegiatan pusat
perdagangan dan jasa, karena di kota ini sudah berkembang sarana dan prasarana
infrastruktur yang lebih lengkap dibandingkan kota-kota/kawasan-kawasan lain di Provinsi
Maluku Utara.
Secara lengkap rencana kebijakan untuk pengembangan PKN, PKW, PKSN, PKLW dan
PKL di Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut:
(1) Rencana Kebijakan Pengembangan PKN
Pemantapan keterkaitan antar wilayah dengan kota-kota utama di wilayah Indonesia
Bagian Timur (seperti Sorong, Fak-fak, Biak, Merauke, Dili, Manado, Kendari dan
Ujung Pandang), Indonesia Bagian Barat (Surabaya, Jakarta, dan lain-lain) dan
Negara Asia Pasifik (Australia, Jepang dan lain-lain) melalui peningkatan sarana dan
prasarana komunikasi (laut, udara dan telekomunikasi);
Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota dengan pendekatan
program pembangunan prasarana kota terpadu;
Peningkatan peran swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana perkotaan;
Pengembangan kegiatan ekonomi kota (industri, jasa, perdagangan, dan lain-lain)
untuk memacu pertumbuhan daerah serta memperluas kesempatan kerja;
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
(2) Rencana Kebijakan Pengembangan PKW
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan
prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui
pengembangan jaringan jalan darat, laut dan udara;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah regional, nasional maupun internasional yang
dilayani melalui pengembangan jaringan transportasi laut dan udara, khususnya bagi
pusat-pusat pengembangan wilayah di masing-masing Gugus Pulau yang berfungsi
sebagai Pintu Jamak (Multy Gate);
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
(3) Rencana Kebijakan Pengembangan PKSN
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan
prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah internasional yang dilayani melalui
pengembangan jaringan transportasi laut dan udara;
Peningkatan wilayah perbatasan untuk menunjang kepentingan pertahanan
keamanan nasional serta integrasi nasional;
Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana wilayah untuk peluang investasi.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 28
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
(4) Rencana Kebijakan Pengembangan PKLW
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan
prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah nasional yang dilayani melalui pengembangan
jaringan transportasi laut dan udara;
Peningkatan wilayah perbatasan untuk menunjang kepentingan pertahanan
keamanan wilayah Provinsi Maluku serta integrasi nasional;
Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana wilayah Provinsi untuk peluang
investasi;
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
(5) Rencana Kebijakan Pengembangan PKL
Penyediaaan prasarana perkotaan dengan pendekatan program pembangunan
prasarana kota terpadu;
Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayani melalui pengembangan
jaringan jalan darat dan laut;
Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata
ruang kota yang berbasis mitigasi bencana.
Rencana struktur ruang di Provinsi Maluku Utara dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 29
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
Gambar 3.2
Peta Rencana Struktur Ruang Di Provinsi Maluku Tahun 2027
Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program III - 30
Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014
I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Utara I
3.1.5. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daera