Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Rencana Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
7.1
Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP)
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan
dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam
pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun
manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif. Hal tersebut
menjadi dasar ditetapkannya Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan infrastruktur yang layak huni dan
berkelanjutan, Kementerian PUPR melalui Direktorat Pengembangan Kawasan
Permukiman(PKP) melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan Permen PUPR
No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian PUPR yaitu
untuk: melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis,
pengawasan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan
pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan,
serta kawasan permukiman khusus.
VII - 1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Gambar 7. 1 Pengembangan Kawasan Permukiman Dalam Lingkup Tugas dan Fungsi
Direktorat PKP, Ditjen Cipta Karya, Kementrian PUPR
Sumber: Bahan Paparan Kasubdit Perencanaan Teknis PKP - DJCK, Satker Randal 2018
7.1.1
Kondisi Eksisting Pengembangan Kawasan Permukiman
(PKP) Kabupaten Asahan
7.1.1.1 Sebaran Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman di Kabupaten Asahan tersebar diseluruh wilayah dan
umumnya menempati area dengan pola linier di sepanjang koridor jalan-jalan utama
yaitu jalan Nasional, jalan Provinsi dan Jalan-jalan Kabupaten.
Perda Kabupaten Asahan Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Asahan Tahun 2013 - 2033 telah mengarahkan rencana
umum pengembangan kawasan permukiman dalam rangka untuk mewujudkan
kondisi permukiman perkotaan dan perdesaan yang sehat dan layak huni (liveble),
aman,
nyaman,
kesejahteraan
damai
dan
masyarakat.
berkelanjutan
Pengembangan
sehingga
permukiman
tercipta
peningkatan
berdasarkan
RTRW
Kabupaten Asahan diarahkan diseluruh kecamatan dengan luas rencana ± 19.495,67
ha.
Kawasan
permukiman
perkotaan
direncanakan
menjadi
perumahan
formal/terorganisir dan rumah susun, sedangkan pengembangan permukiman diluar
kawasan perkotaan direncanakan menjadi permukiman yang tumbuh alami dengan
perumahan kepadatan rendah berdasarkan perencanaan yang lebih detail. Saat ini
penduduk Kabupaten Asahan lebih banyak tinggal di perdesaan, dimana berdasarkan
data Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan tahun 2017 sebanyak 60,72 %
(419.626 jiwa) penduduk tingggal di permukiman perdesaan, dan sisanya 39,28 %
(293.058 jiwa) penduduk tinggal di perkotaan. Kondisi ini mencerminkan corak
kehidupan agraris masih mendominasi penghidupan penduduk di Kabupaten Asahan.
VII - 2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Gambar 7.2
2018 - 2022
Peta Sebaran Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Kabupaten Asahan
Sumber Peta: Peta Materi Teknis RTRW Kabupaten Asahan, Map data@2018 Google, Analisis Peta, 2018
VII - 3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
A. Kawasan Permukiman Perkotaan
Istilah perkotaan/perdesaan digunakan untuk menentukan status sosial ekonomi dan
suatu desa/kelurahan, jadi unit analisisnya adalah desa/kelurahan sebagai unit
wilayah administratif terkecil. PP No.14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman mendefinisikan
Kawasan Perkotaan dan
Kawasan Perdesaan adalah:
Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat Permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa Pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat Permukiman perdesaan, pelayanan jasa Pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Badan Pusat Statistik dalam mengukur suatu desa/kelurahan dinyatakan berstatus
perkotaan jika memenuhi kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut ditentukan oleh
jumlah skor dan berbagai sifat desa antara lain adalah kepadatan penduduk,
proporsi penduduk yang bekerja di luar sektor pertanian dan prasarana perkotaan.
Jika skornya mencapai angka tertentu maka desa/kelurahan yang bersangkutan
dinyatakan sebagai perkotaan, jika skor tidak mencukupi maka dinyatakan sebagai
perdesaan.
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No. 37 Tahun 2010 Tentang Klasifikasi
Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia telah menetapkan status suatu wilayah
administrasi setingkat desa/kelurahan yang memenuhi kriteria klasifikasi wilayah
perkotaan.
Kriteria
wilayah
perkotaan
berdasarkan
Badan
Pusat
Statistik
menggunakan 3 (tiga) indikator sebagai ukurannya yaitu: kepadatan penduduk (per
km2), persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses pada fasilitas
perkotaan, yang dimiliki suatu desa/kelurahan untuk menentukan status perkotaan
suatu desa/kelurahan.
VII - 4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Wilayah perkotaan di Kabupaten Asahan berdasarkan Badan Pusat Statistik
berdasarkan Lampiran Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No. 37 Tahun 2010
sebagaimana ditabulasikan melalui tabel berikut.
Tabel VII-1
No
1
Penetapan Wilayah Perkotaan Berdasarkan Badan Pusat Statistik di
Kabupaten Asahan
Kecamatan
Bandar Pasir
Mandoge
Bandar Pulau Pekan
Aek Songsongan
4
5
Bandar Pasir
Mandoge
Bandar Pulau
Aek
Songsongan
Rahuning
Pulau Rakyat
6
Aek Kuasan
Aek Loba Afdeling I
7
Aek Ledong
Ledong Barat
8
9
Sei Kepayang
Sei Kepayang
Barat
Sei Kepayang
Timur
Tanjung Balai
Sei Kepayang Kanan
Sei Tualang Pandau
2
3
10
11
12
Rahuning I
Pulau Rakyat Pekan
Sei Pasir
Bagan Asahan
13
14
Simpang
Empat
Teluk Dalam
Air Batu
Aek Teluk Kiri
Sungai Alim Ulu
15
Sei Dadap
Sei Kamah II
16
Buntu Pane
Wilayah Perkotaan
Ibukota Kecamatan
Simpang Empat
Sei Silau Timur
Luas*(ha)
Jumlah
Penduduk
-
0
0
-
0
0
-
0
0
0
26
38
25
28
49
42
48
41
36
49
46
24
0
0
891
2.477
755
1.339
6.033
4.453
5.887
3.120
3.206
5.071
5.403
586
0
-
0
0
-
0
0
45
44
44
55
40
51
31
28
28
30
51
22
29
47
5.214
4.949
5.007
7.349
13.939
6.487
2.208
1.331
1.383
1.787
5.100
6.286
1.641
5.680
30
2.017
30
28
34
35
1.951
1.487
2.827
2.970
Kelurahan/Desa
Orika
Pulau Rakyat Pekan
Sei Piring
Ofa/Padang Mahondang
Padang Mahondang
Mekar Sari
Aek Loba Pekan
Aek Loba Afdeling I
Aek Loba
Ledong Barat
Ledong Timur
Aek Ledong
-
Sei Apung Jaya
Bagan Asahan Baru
Bagan Asahan Pekan
Bagan Asahan
Simpang Empat
Sipaku Area
Perkebunan Teluk Dalam
Perkebunan Pulahan
Perkebunan Air Batu III/IX
Perkebunan Air Batu I/II
Hessa Perlompongan
Hessa Air Genting
Pulau Pale
Tanjung Alam
Perkebunan Sei Dadap
III/IV
Perkebunan Sei Dadap I/II
Tanjung Asri
Ambalutu
Prapat Janji
VII - 5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
17
18
19
Tinggi Raja
Setia Janji
Meranti
Padang Sari
Sei Silau Barat
Meranti
20
Pulo Bandring
Sukadamai
21
Rawang Pasar IV
22
23
24
Rawang Panca
Arga
Air Joman
Silau Laut
Kisaran Barat
25
Kisaran Timur
2018 - 2022
Sei Silau Timur
Mekar Sari
Perkebunan Sei Silau
Karya Ambalutu
Serdang
Perkebunan Sei Balai
Sidomulyo
Bunut Seberang
30
27
27
33
0
0
45
23
33
36
5.286
2.559
1.159
1.221
0
0
5.247
388
2.610
3.216
Pondok Bungur
39
3.974
99
0
68
68
60
58
61
57
66
57
62
62
68
55
65
81
61
61
70
55
79
76
60
65
62
47
83
3.153
15.884
0
5.821
6.409
3.829
3.671
4.311
3.059
5.950
4.601
4.561
4.390
5.514
3.351
3.606
8.682
4.253
6.572
6.312
3.177
8.291
7.751
4.150
5.248
4.467
5.632
9.082
293.058
Binjai Serbangan
Silo Bonto
Sei Renggas
Binjai Serbangan
Sei Renggas
Sendang Sari
Kisaran Barat
Tegal Sari
Tebing Kisaran
Kisaran Kota
Kisaran Baru
Mekar Baru
Sidodadi
Dadi Mulyo
Sidomukti
Bunut
Bunut Barat
Kisaran Naga
Sentang
Kedai Ledang
Kisaran Naga
Teladan
Kisaran Timur
Selawan
Mutiara
Si Umbut Baru
Siumbut - Umbut
Karang Anyer
Gambir Baru
Lestari
Jumlah Kabuaten Asahan
Keterangan
*) berdasarkan Data Instrumen Sanitasi dokumen MPS Kabupaten Asahan 2015
B. Perumahan dan Permukiman
Terdapat keterkaitan antara Perumahan dan Permukiman, sebagaimana disebutkan
dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Perumahan
Permukiman
dan
Kawasan
adalah
satu
Permukiman,
kesatuan
bahwa
sistem
yang
Perumahan
terdiri
dan
atas
Kawasan
pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan
dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
VII - 6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan,
serta peran serta masyarakat.
Definisi rumah berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut adalah bangunan gedung
yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,
cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Sedangkan
perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas
umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Rumah Layak Huni
Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung kondisi rumah tangga yang tinggal
dirumah layak melalui kriteria sebagi berikut:
1. Luas lantai perkapita > 7,2 meter persegi.
2. Sumber air minum layak .
3. Sanitasi layak.
4. Sumber penerangan listrik.
5. Jenis atap bukan dari daun atau lainnya.
6. Jenis dinding bukan dari bambu atau lainnya.
7. Jenis lantai bukan lantai tanah.
Dari ketujuh kriteria diatas, rumah tangga yang memenuhi minimal 5 kriteria
tersebut termasuk dalam kategori rumah tangga layak huni.
RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021 melihat hasil evaluasi bidang
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman melalui data jumlah rumah layak
huni yang ada di Kabupaten Asahan, dimana pada tahun 2010 tercatat 151.660
unit dan terus bertambah ditahun 2016 hingga sebanyak 161.175 unit.
Tabel VII-2 Perkembangan Indikator Perumahan Kabupaten Asahan Tahun
2010-2015 Berdasarkan RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021
No.
1
2
Indikator
Rumah Tangga
bersanitasi (%)
Rasio tempat
pembuangan sampah
(TPS) per satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015*
64,99
65,79
66,75
67,33
75,00
78,50
47,81
47,81
47,74
51,50
50,10
VII - 7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
No.
3
4
5
6
Indikator
penduduk (%)
Rumah Layak Huni
(unit)
Rasio Bangungan berIMB per Satuan
Bangunan
Kawasan Kumuh (Ha)
Rumah Tangga
Pengguna Air Bersih
(kk)
2010
2011
2012
2013
2018 - 2022
2014
2015*
151.660 152.587 153.591 156.559 158.943 161.175
320
350
380
400
400
401
101,99
99,99
97,99
97,99
97,99
97,99
82.022
75.555
87.280
87.930
88.671
17.751
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Asahan, RPJMD Kabupaten Asahan 2016-2021
Tabel VII-3
Kondisi Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Asahan Berdasarkan
Indikator Urusan Sosial RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021
VII - 8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Asahan, RPJMD Kabupaten Asahan 2016-2021
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2017, kondisi kelayakan tempat tinggal
di Kabupaten Asahan sebesar 98,10%. Sementara masih terdapat 1,82% rumah
tangga dengan tempat tinggal yang tidak layak huni.
Tabel. VII-4
Persentase Rumah tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Kelayakan
Kondisi Tempat Tinggal, 2017
Standar Luas Rumah
Standar kebutuhan luas bangunan hunian didasarkan pada faktor-faktor
kehidupan manusia (kegiatan), faktor alam dan peraturan bangunan. Hal ini
telah diatur dalam SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan telah ditetapkan melalui UU No 1
tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yaitu:
1) Kebutuhan luas lantai ideal menurut SNI 03-1733-2004 :
Luas per-jiwa (dewasa)
: 9,6 m²
Luas per-jiwa (anak-anak)
: 4,8 m²
VII - 9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Kebutuhan luas lantai ideal hunian tidak bertingkat untuk 1 kk terkecil ratarata terdiri dari 5 orang (ayah + ibu + 3 anak)
: 51 m²
2) Ketentuan luas lantai minimal berdasarkan UU No 1 tahun 2011:
Luas lantai rumah tunggal dan deret : 36 m²
Mengacu pada rata-rata luas lantai per- jiwa= 7,2 m² (dewasa dan anakanak terdiri dari 5 orang/ 1 KK)
Kualitas Rumah Berdasarkan Komponen Fisik Rumah
Kondisi kelayakan hunian/rumah dilingkungan permukiman dan perumahan
Kabupaten Asahan berdasarkan data Badan Pusat Statistik dapat dilihat pada
gambar grafik berikut:
Gambar 7.3
Grafik Kondisi Kelayakan Hunian/Rumah Berdasarkan Komponen
Fisik Rumah Kabupaten Asahan, 2017
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan, 2017
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan Tahun 2017, kondisi
kelayakan hunian/rumah menurut komponen fisik lantai rumah, masih terdapat
VII - 10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
sebesar 6,10% rumah tangga di Kabupaten Asahan yang tinggal pada rumah
dengan luas lantai per kapita< 7,2 m2.
Keteraturan Bangunan Hunian
Melalui laman resmi Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Asahan,
diperoleh data gambaran umum permukiman kumuh di Kabupaten Asahan
dengan sumber data berupa baseline permukiman kumuh kegiatan Program
KOTAKU. Data sebaran bangunan hunian tidak teratur di Kabupaten Asahan
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel VII-5 Sebaran Bangunan Hunian Tidak Teratur di Kabupaten Asahan
No.
Kelurahan
Jumlah
Bangunan
Huniah (Unit)
1
Dadimuyo
2
Kisaran Barat
796
3
Kisaran Baru
4
Kisaran Kota
5
Mekar Baru
775
6
Sendang Sari
7
Sidodadi
927
8
Tebing Kisaran
977
9
Tegal Sari
738
10 Kedai Ledang
959
11 Kisaran Naga
977
12 Lestari
13 Mutiara
14 Selawan
15 Sentang
16 Teladan
Sumber: http://disperkim.asahankab.go.id
Luas
Permukiman
(Ha)
80,19
26,02
37,18
19,71
37,62
51,43
81,16
25,97
16,18
64,66
73,37
52,42
58,74
61,5
72,45
52,23
Jumlah Bangunan
Hunian Tidak
Teratur (Unit)
65
87
286
86
230
89
158
255
100
39
328
187
407
303
352
133
Infrastruktur Permukiman
Salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat
pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Adapun sasaran
pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk
bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana
dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang
VII - 11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar
hidup penduduk 40 persen terbawah.
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian
yang layak harus didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai.
Terhadap prasaranan jalan di Kabupaten Asahan secara rinci dapat dilihat
berdasarkan hasil evaluasi RPJMD terhadap kondisi jalan di tiap kecamatan tahun
2015.
Tabel VII-6 Kondisi Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan Tiap
Kecamatan Tahun 2015
Sumber: RPJMD Kabupaten Asahan 2016-2021
VII - 12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Dari uraian tabel panjang jalan kabupaten menurut kondisi pada tabel diatas dapat
dijelaskan bahwa kecamatan dengan kondisi jalan baik terbanyak adalah kecamatan
Air Batu yaitu sepanjang 53,43 km sedangkan terpendek adalah kecamatan Aek
Kuasan sepanjang 7,75 km. Kondisi jalan rusak berat yang terpanjang adalah
kecamatan Teluk Dalam sepanjang 27,11 km.
C.
Kawasan Permukiman Perdesaaan
Dari 204 wilayah administrasi Kelurahan/Desa di Kabupaten Asahan, 141 diantaranya
adalah permukiman perdesaan dan sisanya sebanyak 63 Kelurahan/Desa adalah
daerah permukiman perkotaan. Secara umum tipologi permukiman perdesaan di
Kabupaten Asahan adalah desa-desa pertanian tanaman pangan (sawah), holtikultura
dan perkebunan (sawit, karet, coklat dan kelapa).
Tabel VII-7 Kawasan Permukiman Perdesaan di Kabupaten Asahan, 2017
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
B. P. Mandoge
Bandar Pulau
Aek Songsongan
Rahuning
Pulau Rakyat
Aek Kuasan
Aek Ledong
Sei Kepayang
Sei Kepayang Barat
Sei Kepayang Timur
Tanjung Balai
Simpang Empat
Teluk Dalam
Air Batu
Sei Dadap
Buntu Pane
Tinggi Raja
Setia Janji
Meranti
Pulo Bandring
Rawang Panca Arga
Air Joman
Silo Laut
Luas Wilayah
ha
71.363,21
26.841,24
28.220,56
19.579,78
21.364,75
14.313,31
8.511,69
37.069,19
4.919,21
10.064,52
8.868,36
13.576,99
11.701,28
11.714,54
8.278,19
15.339,86
10.789,77
6.237,02
4.532,76
8.699,36
6.737,02
9.809,44
8.467,58
Luas Permukiman
Perdesaan*
ha
357,00
319,00
276,00
231,00
210,00
131,00
131,00
217,00
195,00
154,00
142,00
227,00
185,00
242,00
232,00
101,00
241,00
157,00
178,00
283,00
200,00
328,00
209,00
%
0,50
1,19
0,98
1,18
0,98
0,92
1,54
0,59
3,96
1,53
1,60
1,67
1,58
2,07
2,80
0,66
2,23
2,52
3,93
3,25
2,97
3,34
2,47
Penduduk Perdesaan
jiwa
35.030
21.819
17.554
18.646
17.717
12.098
9.913
18.226
13.643
9.155
14.695
21.613
16.182
24.198
21.729
8.017
19.298
12.198
15.028
23.718
14.711
32.972
21.466
Rumah Tangga
8.770
5.429
4.333
4.651
6.955
3.069
2.445
4.219
2.880
2.022
3.306
4.842
3.956
5.721
4.820
1.948
4.768
3.027
3.554
5.660
3.468
7.189
4.980
VII - 13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
24
25
Kisaran Barat
Kisaran Timur
Jumlah
3.280,52
3.016,78
373.296,93
4.946,00
1,32
2018 - 2022
419.626
102.012
Keterangan
*) berdasarkan Data Instrumen Sanitasi dokumen MPS Kabupaten Asahan 2015
Sumber: Lampiran PerKa BPS No. 37 Tahun 2010,Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan, 2017
Kondisi
beberapa
kawasan
permukiman
perdesaan
di
Kabupaten
Asahan
berdasarkan tipologi permukiman perdesaan yang ada di Kabupaten Asahan
ditunjukkan melalui gambar peta dan foto dokumentasi di halaman berikut.
VII - 14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Gambar 7.4 Tipologi Permukiman Perdesaan di Kabupaten Asahan
VII - 15
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Selain itu terdapat beberapa desa di Kabupaten Asahan sebagai permukiman desa
pesisir/pantai yaitu di Kecamatan Sei Kepayang (4 desa pantai) Sei Kepayang Timur
(4 desa pantai) dan Kecamatan Tanjung Balai (6 desa pantai).
D. Kawasan Permukiman Khusus
Kawasan Permukiman Khusus berdasarkan Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015
adalah meliputi kawasan perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, rawan bencana, pasca
bencana, dan kawasan tertentu yang ditetapkan oleh peraturan perundangundangan.
1. Kawasan Perbatasan
Kawasan perbatasan adalah bagian dari wilayah negara yang terletak pada sisi dalam
sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah
negara di darat, kawasan perbatasan berada di kecamatan. Kawasan perbatasan
dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) sebagai Badan Nasional
Pengelola Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan sebagaimana dimaksud
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
Berdasarkan Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara Tahun 2015–2019, Dengan
demikian, diwilayah Kabupaten Asahan tidak terdapat arahan Kawasan Perbatasan.
2. Pulau-Pulau Kecil Terluar
Pulau Kecil Terluar atau disingkat PPKT adalah pulau dengan luas areal kurang atau
sama dengan 2000 km2 (dua ribu kilomenter persegi) yang memiliki titik-titik dasar
koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai
dengan hukum internasional dan nasional. Pengelolaan PPKT di Indonesia dilakukan
dengan tujuan untuk menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, keamanan nasional, pertahanan negara dan bangsa serta menciptakan
stabilitas kawasan. Selain itu, pemabangunan di pulau-pulau tersebut perlu dilakukan
melalui
pemanfaatkan
sumber
daya
alam
secara
berkelanjutan,
serta
memberdayakan penduduknya untuk peningkatan kesejahteraan. Perpres No. 78
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau -Pulau Kecil Terluar, terdapat 92 pulau-pulau
kecil terluar, 56 di antaranya masuk dalam rencana induk BNPP 2015-2019.
VII - 16
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Diprovinsi Sumatera Utara PPKT yang telah ditentukan adalah di Pulau Simuk
(Kabupaten Nias Selatan) dan Pulau Wunga (Kabupaten Nias Utara) di Samudera
Hindia dan Pulau Berhala (Kabupaten Serdang Bedagai) di Selat Malaka. Dengan
demikian, diwilayah Kabupaten Asahan tidak terdapat Arahan PPKT.
3. Kawasan Rawan Bencana
Bencana menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Regulasi terhadap Kawasan Rawan Bencana telah ditetapkan melalui Renstra dan
Renas Badan Nasional Penanggulanagn Bencana (BNPB), antara lain melalui:
Pengarusutamaan pengurangan resiko bencana dalam pembangunan sektoral
dan wilayah;
Penyediaan kajian dan peta resiko untuk perencanaan pembangunan;
Penyusunan RPJMD dan RTRW yang sensitif terhadap resiko bencana;
Penyediaan dan operasionalisasi peringatan dini dan infrastruktur mitigasi dan
kesiapsiagaan.
Berdasarkan Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2013 yang BNPB,
Kementerian
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(PPN)/
Bappenas
telah
menetapkan sebanyak 136 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan Kelas Resiko Tinggi
dan Sedang sebagai lokasi prioritas penanggulangan bencana tahun 2015-2019.
Kabupaten Asahan berdasarkan IRBI 2013 termasuk dalam target sasaran 136
pengurangan resiko bencana RPJMN 2015-2019.
Tabel VII-8 Indeks Resiko Bencana Multi Ancaman di Kabupaten Asahan
Berdasarkan Urutan Nasional
Berdasarkan Urutan Provinsi Sumatera Utara
VII - 17
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Sumber: Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) 2013, BNPB 2014
Berdasarkan kajian RTRW Kabupaten Asahan Tahun 2013, jenis bencana alam yang
berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Asahan adalah bencana gempa bumi,
tsunami, gerakan tanah/longsor dan banjir. Daerah-daerah yang berpotensi bencana
adalah:
Kawasan gempa di Kabupaten Asahan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu daerah
rawan gempa tinggi, daerah rawan gempa agak tinggi dan daerah rawan
gempa sedang;
Potensi bencana tsunami di Kabupaten Asahan adalah rendah;
Potensi gerakan tanah/longsor di Kabupaten Asahan termasuk ke dalam
potensi bahaya menengah;
Daerah potensi banjir di Kabupaten Asahan berada pada bagian utara sampai
dengan tengah kabupaten, penyebab bencana banjir karena kondisi topografi,
luapan sungai dan juga berasal dari lautan.
Peta Resiko Bencana yang berpotensi terjadi di Kabupaten Asahan sesuai hasil kajian
BNPB dan RTRW Kabupaten Asahan dan Peta Rawan Bencana berdasarkan RTRW
Kabupaten Asahan ditunjukkan melalui gambar peta dihalaman berikut.
VII - 18
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Gambar 7.5 Peta Indeks Resiko Bencana Multi Ancaman di Provinsi Sumatera Utara, Update Tahun 2013
Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
VII - 19
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Gambar 7.6 Peta Rawan Gempa Berdasarkan RTRW Kabupaten Asahan 2013
Sumber: RTRW Kabupaten Asahan Tahun 2013-2033
VII - 20
2018 - 2022
Rencana Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
7.1
Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP)
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan
dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam
pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun
manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif. Hal tersebut
menjadi dasar ditetapkannya Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan infrastruktur yang layak huni dan
berkelanjutan, Kementerian PUPR melalui Direktorat Pengembangan Kawasan
Permukiman(PKP) melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan Permen PUPR
No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian PUPR yaitu
untuk: melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis,
pengawasan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan
pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan,
serta kawasan permukiman khusus.
VII - 1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Gambar 7. 1 Pengembangan Kawasan Permukiman Dalam Lingkup Tugas dan Fungsi
Direktorat PKP, Ditjen Cipta Karya, Kementrian PUPR
Sumber: Bahan Paparan Kasubdit Perencanaan Teknis PKP - DJCK, Satker Randal 2018
7.1.1
Kondisi Eksisting Pengembangan Kawasan Permukiman
(PKP) Kabupaten Asahan
7.1.1.1 Sebaran Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman di Kabupaten Asahan tersebar diseluruh wilayah dan
umumnya menempati area dengan pola linier di sepanjang koridor jalan-jalan utama
yaitu jalan Nasional, jalan Provinsi dan Jalan-jalan Kabupaten.
Perda Kabupaten Asahan Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Asahan Tahun 2013 - 2033 telah mengarahkan rencana
umum pengembangan kawasan permukiman dalam rangka untuk mewujudkan
kondisi permukiman perkotaan dan perdesaan yang sehat dan layak huni (liveble),
aman,
nyaman,
kesejahteraan
damai
dan
masyarakat.
berkelanjutan
Pengembangan
sehingga
permukiman
tercipta
peningkatan
berdasarkan
RTRW
Kabupaten Asahan diarahkan diseluruh kecamatan dengan luas rencana ± 19.495,67
ha.
Kawasan
permukiman
perkotaan
direncanakan
menjadi
perumahan
formal/terorganisir dan rumah susun, sedangkan pengembangan permukiman diluar
kawasan perkotaan direncanakan menjadi permukiman yang tumbuh alami dengan
perumahan kepadatan rendah berdasarkan perencanaan yang lebih detail. Saat ini
penduduk Kabupaten Asahan lebih banyak tinggal di perdesaan, dimana berdasarkan
data Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan tahun 2017 sebanyak 60,72 %
(419.626 jiwa) penduduk tingggal di permukiman perdesaan, dan sisanya 39,28 %
(293.058 jiwa) penduduk tinggal di perkotaan. Kondisi ini mencerminkan corak
kehidupan agraris masih mendominasi penghidupan penduduk di Kabupaten Asahan.
VII - 2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Gambar 7.2
2018 - 2022
Peta Sebaran Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Kabupaten Asahan
Sumber Peta: Peta Materi Teknis RTRW Kabupaten Asahan, Map data@2018 Google, Analisis Peta, 2018
VII - 3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
A. Kawasan Permukiman Perkotaan
Istilah perkotaan/perdesaan digunakan untuk menentukan status sosial ekonomi dan
suatu desa/kelurahan, jadi unit analisisnya adalah desa/kelurahan sebagai unit
wilayah administratif terkecil. PP No.14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman mendefinisikan
Kawasan Perkotaan dan
Kawasan Perdesaan adalah:
Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat Permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa Pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat Permukiman perdesaan, pelayanan jasa Pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Badan Pusat Statistik dalam mengukur suatu desa/kelurahan dinyatakan berstatus
perkotaan jika memenuhi kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut ditentukan oleh
jumlah skor dan berbagai sifat desa antara lain adalah kepadatan penduduk,
proporsi penduduk yang bekerja di luar sektor pertanian dan prasarana perkotaan.
Jika skornya mencapai angka tertentu maka desa/kelurahan yang bersangkutan
dinyatakan sebagai perkotaan, jika skor tidak mencukupi maka dinyatakan sebagai
perdesaan.
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No. 37 Tahun 2010 Tentang Klasifikasi
Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia telah menetapkan status suatu wilayah
administrasi setingkat desa/kelurahan yang memenuhi kriteria klasifikasi wilayah
perkotaan.
Kriteria
wilayah
perkotaan
berdasarkan
Badan
Pusat
Statistik
menggunakan 3 (tiga) indikator sebagai ukurannya yaitu: kepadatan penduduk (per
km2), persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses pada fasilitas
perkotaan, yang dimiliki suatu desa/kelurahan untuk menentukan status perkotaan
suatu desa/kelurahan.
VII - 4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Wilayah perkotaan di Kabupaten Asahan berdasarkan Badan Pusat Statistik
berdasarkan Lampiran Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No. 37 Tahun 2010
sebagaimana ditabulasikan melalui tabel berikut.
Tabel VII-1
No
1
Penetapan Wilayah Perkotaan Berdasarkan Badan Pusat Statistik di
Kabupaten Asahan
Kecamatan
Bandar Pasir
Mandoge
Bandar Pulau Pekan
Aek Songsongan
4
5
Bandar Pasir
Mandoge
Bandar Pulau
Aek
Songsongan
Rahuning
Pulau Rakyat
6
Aek Kuasan
Aek Loba Afdeling I
7
Aek Ledong
Ledong Barat
8
9
Sei Kepayang
Sei Kepayang
Barat
Sei Kepayang
Timur
Tanjung Balai
Sei Kepayang Kanan
Sei Tualang Pandau
2
3
10
11
12
Rahuning I
Pulau Rakyat Pekan
Sei Pasir
Bagan Asahan
13
14
Simpang
Empat
Teluk Dalam
Air Batu
Aek Teluk Kiri
Sungai Alim Ulu
15
Sei Dadap
Sei Kamah II
16
Buntu Pane
Wilayah Perkotaan
Ibukota Kecamatan
Simpang Empat
Sei Silau Timur
Luas*(ha)
Jumlah
Penduduk
-
0
0
-
0
0
-
0
0
0
26
38
25
28
49
42
48
41
36
49
46
24
0
0
891
2.477
755
1.339
6.033
4.453
5.887
3.120
3.206
5.071
5.403
586
0
-
0
0
-
0
0
45
44
44
55
40
51
31
28
28
30
51
22
29
47
5.214
4.949
5.007
7.349
13.939
6.487
2.208
1.331
1.383
1.787
5.100
6.286
1.641
5.680
30
2.017
30
28
34
35
1.951
1.487
2.827
2.970
Kelurahan/Desa
Orika
Pulau Rakyat Pekan
Sei Piring
Ofa/Padang Mahondang
Padang Mahondang
Mekar Sari
Aek Loba Pekan
Aek Loba Afdeling I
Aek Loba
Ledong Barat
Ledong Timur
Aek Ledong
-
Sei Apung Jaya
Bagan Asahan Baru
Bagan Asahan Pekan
Bagan Asahan
Simpang Empat
Sipaku Area
Perkebunan Teluk Dalam
Perkebunan Pulahan
Perkebunan Air Batu III/IX
Perkebunan Air Batu I/II
Hessa Perlompongan
Hessa Air Genting
Pulau Pale
Tanjung Alam
Perkebunan Sei Dadap
III/IV
Perkebunan Sei Dadap I/II
Tanjung Asri
Ambalutu
Prapat Janji
VII - 5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
17
18
19
Tinggi Raja
Setia Janji
Meranti
Padang Sari
Sei Silau Barat
Meranti
20
Pulo Bandring
Sukadamai
21
Rawang Pasar IV
22
23
24
Rawang Panca
Arga
Air Joman
Silau Laut
Kisaran Barat
25
Kisaran Timur
2018 - 2022
Sei Silau Timur
Mekar Sari
Perkebunan Sei Silau
Karya Ambalutu
Serdang
Perkebunan Sei Balai
Sidomulyo
Bunut Seberang
30
27
27
33
0
0
45
23
33
36
5.286
2.559
1.159
1.221
0
0
5.247
388
2.610
3.216
Pondok Bungur
39
3.974
99
0
68
68
60
58
61
57
66
57
62
62
68
55
65
81
61
61
70
55
79
76
60
65
62
47
83
3.153
15.884
0
5.821
6.409
3.829
3.671
4.311
3.059
5.950
4.601
4.561
4.390
5.514
3.351
3.606
8.682
4.253
6.572
6.312
3.177
8.291
7.751
4.150
5.248
4.467
5.632
9.082
293.058
Binjai Serbangan
Silo Bonto
Sei Renggas
Binjai Serbangan
Sei Renggas
Sendang Sari
Kisaran Barat
Tegal Sari
Tebing Kisaran
Kisaran Kota
Kisaran Baru
Mekar Baru
Sidodadi
Dadi Mulyo
Sidomukti
Bunut
Bunut Barat
Kisaran Naga
Sentang
Kedai Ledang
Kisaran Naga
Teladan
Kisaran Timur
Selawan
Mutiara
Si Umbut Baru
Siumbut - Umbut
Karang Anyer
Gambir Baru
Lestari
Jumlah Kabuaten Asahan
Keterangan
*) berdasarkan Data Instrumen Sanitasi dokumen MPS Kabupaten Asahan 2015
B. Perumahan dan Permukiman
Terdapat keterkaitan antara Perumahan dan Permukiman, sebagaimana disebutkan
dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Perumahan
Permukiman
dan
Kawasan
adalah
satu
Permukiman,
kesatuan
bahwa
sistem
yang
Perumahan
terdiri
dan
atas
Kawasan
pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan
dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
VII - 6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan,
serta peran serta masyarakat.
Definisi rumah berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut adalah bangunan gedung
yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga,
cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Sedangkan
perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas
umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Rumah Layak Huni
Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung kondisi rumah tangga yang tinggal
dirumah layak melalui kriteria sebagi berikut:
1. Luas lantai perkapita > 7,2 meter persegi.
2. Sumber air minum layak .
3. Sanitasi layak.
4. Sumber penerangan listrik.
5. Jenis atap bukan dari daun atau lainnya.
6. Jenis dinding bukan dari bambu atau lainnya.
7. Jenis lantai bukan lantai tanah.
Dari ketujuh kriteria diatas, rumah tangga yang memenuhi minimal 5 kriteria
tersebut termasuk dalam kategori rumah tangga layak huni.
RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021 melihat hasil evaluasi bidang
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman melalui data jumlah rumah layak
huni yang ada di Kabupaten Asahan, dimana pada tahun 2010 tercatat 151.660
unit dan terus bertambah ditahun 2016 hingga sebanyak 161.175 unit.
Tabel VII-2 Perkembangan Indikator Perumahan Kabupaten Asahan Tahun
2010-2015 Berdasarkan RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021
No.
1
2
Indikator
Rumah Tangga
bersanitasi (%)
Rasio tempat
pembuangan sampah
(TPS) per satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015*
64,99
65,79
66,75
67,33
75,00
78,50
47,81
47,81
47,74
51,50
50,10
VII - 7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
No.
3
4
5
6
Indikator
penduduk (%)
Rumah Layak Huni
(unit)
Rasio Bangungan berIMB per Satuan
Bangunan
Kawasan Kumuh (Ha)
Rumah Tangga
Pengguna Air Bersih
(kk)
2010
2011
2012
2013
2018 - 2022
2014
2015*
151.660 152.587 153.591 156.559 158.943 161.175
320
350
380
400
400
401
101,99
99,99
97,99
97,99
97,99
97,99
82.022
75.555
87.280
87.930
88.671
17.751
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Asahan, RPJMD Kabupaten Asahan 2016-2021
Tabel VII-3
Kondisi Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Asahan Berdasarkan
Indikator Urusan Sosial RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021
VII - 8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Asahan, RPJMD Kabupaten Asahan 2016-2021
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2017, kondisi kelayakan tempat tinggal
di Kabupaten Asahan sebesar 98,10%. Sementara masih terdapat 1,82% rumah
tangga dengan tempat tinggal yang tidak layak huni.
Tabel. VII-4
Persentase Rumah tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Kelayakan
Kondisi Tempat Tinggal, 2017
Standar Luas Rumah
Standar kebutuhan luas bangunan hunian didasarkan pada faktor-faktor
kehidupan manusia (kegiatan), faktor alam dan peraturan bangunan. Hal ini
telah diatur dalam SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan telah ditetapkan melalui UU No 1
tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yaitu:
1) Kebutuhan luas lantai ideal menurut SNI 03-1733-2004 :
Luas per-jiwa (dewasa)
: 9,6 m²
Luas per-jiwa (anak-anak)
: 4,8 m²
VII - 9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Kebutuhan luas lantai ideal hunian tidak bertingkat untuk 1 kk terkecil ratarata terdiri dari 5 orang (ayah + ibu + 3 anak)
: 51 m²
2) Ketentuan luas lantai minimal berdasarkan UU No 1 tahun 2011:
Luas lantai rumah tunggal dan deret : 36 m²
Mengacu pada rata-rata luas lantai per- jiwa= 7,2 m² (dewasa dan anakanak terdiri dari 5 orang/ 1 KK)
Kualitas Rumah Berdasarkan Komponen Fisik Rumah
Kondisi kelayakan hunian/rumah dilingkungan permukiman dan perumahan
Kabupaten Asahan berdasarkan data Badan Pusat Statistik dapat dilihat pada
gambar grafik berikut:
Gambar 7.3
Grafik Kondisi Kelayakan Hunian/Rumah Berdasarkan Komponen
Fisik Rumah Kabupaten Asahan, 2017
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan, 2017
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan Tahun 2017, kondisi
kelayakan hunian/rumah menurut komponen fisik lantai rumah, masih terdapat
VII - 10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
sebesar 6,10% rumah tangga di Kabupaten Asahan yang tinggal pada rumah
dengan luas lantai per kapita< 7,2 m2.
Keteraturan Bangunan Hunian
Melalui laman resmi Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Asahan,
diperoleh data gambaran umum permukiman kumuh di Kabupaten Asahan
dengan sumber data berupa baseline permukiman kumuh kegiatan Program
KOTAKU. Data sebaran bangunan hunian tidak teratur di Kabupaten Asahan
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel VII-5 Sebaran Bangunan Hunian Tidak Teratur di Kabupaten Asahan
No.
Kelurahan
Jumlah
Bangunan
Huniah (Unit)
1
Dadimuyo
2
Kisaran Barat
796
3
Kisaran Baru
4
Kisaran Kota
5
Mekar Baru
775
6
Sendang Sari
7
Sidodadi
927
8
Tebing Kisaran
977
9
Tegal Sari
738
10 Kedai Ledang
959
11 Kisaran Naga
977
12 Lestari
13 Mutiara
14 Selawan
15 Sentang
16 Teladan
Sumber: http://disperkim.asahankab.go.id
Luas
Permukiman
(Ha)
80,19
26,02
37,18
19,71
37,62
51,43
81,16
25,97
16,18
64,66
73,37
52,42
58,74
61,5
72,45
52,23
Jumlah Bangunan
Hunian Tidak
Teratur (Unit)
65
87
286
86
230
89
158
255
100
39
328
187
407
303
352
133
Infrastruktur Permukiman
Salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat
pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Adapun sasaran
pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk
bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana
dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang
VII - 11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar
hidup penduduk 40 persen terbawah.
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian
yang layak harus didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai.
Terhadap prasaranan jalan di Kabupaten Asahan secara rinci dapat dilihat
berdasarkan hasil evaluasi RPJMD terhadap kondisi jalan di tiap kecamatan tahun
2015.
Tabel VII-6 Kondisi Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan Tiap
Kecamatan Tahun 2015
Sumber: RPJMD Kabupaten Asahan 2016-2021
VII - 12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Dari uraian tabel panjang jalan kabupaten menurut kondisi pada tabel diatas dapat
dijelaskan bahwa kecamatan dengan kondisi jalan baik terbanyak adalah kecamatan
Air Batu yaitu sepanjang 53,43 km sedangkan terpendek adalah kecamatan Aek
Kuasan sepanjang 7,75 km. Kondisi jalan rusak berat yang terpanjang adalah
kecamatan Teluk Dalam sepanjang 27,11 km.
C.
Kawasan Permukiman Perdesaaan
Dari 204 wilayah administrasi Kelurahan/Desa di Kabupaten Asahan, 141 diantaranya
adalah permukiman perdesaan dan sisanya sebanyak 63 Kelurahan/Desa adalah
daerah permukiman perkotaan. Secara umum tipologi permukiman perdesaan di
Kabupaten Asahan adalah desa-desa pertanian tanaman pangan (sawah), holtikultura
dan perkebunan (sawit, karet, coklat dan kelapa).
Tabel VII-7 Kawasan Permukiman Perdesaan di Kabupaten Asahan, 2017
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
B. P. Mandoge
Bandar Pulau
Aek Songsongan
Rahuning
Pulau Rakyat
Aek Kuasan
Aek Ledong
Sei Kepayang
Sei Kepayang Barat
Sei Kepayang Timur
Tanjung Balai
Simpang Empat
Teluk Dalam
Air Batu
Sei Dadap
Buntu Pane
Tinggi Raja
Setia Janji
Meranti
Pulo Bandring
Rawang Panca Arga
Air Joman
Silo Laut
Luas Wilayah
ha
71.363,21
26.841,24
28.220,56
19.579,78
21.364,75
14.313,31
8.511,69
37.069,19
4.919,21
10.064,52
8.868,36
13.576,99
11.701,28
11.714,54
8.278,19
15.339,86
10.789,77
6.237,02
4.532,76
8.699,36
6.737,02
9.809,44
8.467,58
Luas Permukiman
Perdesaan*
ha
357,00
319,00
276,00
231,00
210,00
131,00
131,00
217,00
195,00
154,00
142,00
227,00
185,00
242,00
232,00
101,00
241,00
157,00
178,00
283,00
200,00
328,00
209,00
%
0,50
1,19
0,98
1,18
0,98
0,92
1,54
0,59
3,96
1,53
1,60
1,67
1,58
2,07
2,80
0,66
2,23
2,52
3,93
3,25
2,97
3,34
2,47
Penduduk Perdesaan
jiwa
35.030
21.819
17.554
18.646
17.717
12.098
9.913
18.226
13.643
9.155
14.695
21.613
16.182
24.198
21.729
8.017
19.298
12.198
15.028
23.718
14.711
32.972
21.466
Rumah Tangga
8.770
5.429
4.333
4.651
6.955
3.069
2.445
4.219
2.880
2.022
3.306
4.842
3.956
5.721
4.820
1.948
4.768
3.027
3.554
5.660
3.468
7.189
4.980
VII - 13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
24
25
Kisaran Barat
Kisaran Timur
Jumlah
3.280,52
3.016,78
373.296,93
4.946,00
1,32
2018 - 2022
419.626
102.012
Keterangan
*) berdasarkan Data Instrumen Sanitasi dokumen MPS Kabupaten Asahan 2015
Sumber: Lampiran PerKa BPS No. 37 Tahun 2010,Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan, 2017
Kondisi
beberapa
kawasan
permukiman
perdesaan
di
Kabupaten
Asahan
berdasarkan tipologi permukiman perdesaan yang ada di Kabupaten Asahan
ditunjukkan melalui gambar peta dan foto dokumentasi di halaman berikut.
VII - 14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Gambar 7.4 Tipologi Permukiman Perdesaan di Kabupaten Asahan
VII - 15
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Selain itu terdapat beberapa desa di Kabupaten Asahan sebagai permukiman desa
pesisir/pantai yaitu di Kecamatan Sei Kepayang (4 desa pantai) Sei Kepayang Timur
(4 desa pantai) dan Kecamatan Tanjung Balai (6 desa pantai).
D. Kawasan Permukiman Khusus
Kawasan Permukiman Khusus berdasarkan Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015
adalah meliputi kawasan perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, rawan bencana, pasca
bencana, dan kawasan tertentu yang ditetapkan oleh peraturan perundangundangan.
1. Kawasan Perbatasan
Kawasan perbatasan adalah bagian dari wilayah negara yang terletak pada sisi dalam
sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas wilayah
negara di darat, kawasan perbatasan berada di kecamatan. Kawasan perbatasan
dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) sebagai Badan Nasional
Pengelola Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan sebagaimana dimaksud
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
Berdasarkan Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara Tahun 2015–2019, Dengan
demikian, diwilayah Kabupaten Asahan tidak terdapat arahan Kawasan Perbatasan.
2. Pulau-Pulau Kecil Terluar
Pulau Kecil Terluar atau disingkat PPKT adalah pulau dengan luas areal kurang atau
sama dengan 2000 km2 (dua ribu kilomenter persegi) yang memiliki titik-titik dasar
koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai
dengan hukum internasional dan nasional. Pengelolaan PPKT di Indonesia dilakukan
dengan tujuan untuk menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, keamanan nasional, pertahanan negara dan bangsa serta menciptakan
stabilitas kawasan. Selain itu, pemabangunan di pulau-pulau tersebut perlu dilakukan
melalui
pemanfaatkan
sumber
daya
alam
secara
berkelanjutan,
serta
memberdayakan penduduknya untuk peningkatan kesejahteraan. Perpres No. 78
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau -Pulau Kecil Terluar, terdapat 92 pulau-pulau
kecil terluar, 56 di antaranya masuk dalam rencana induk BNPP 2015-2019.
VII - 16
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Diprovinsi Sumatera Utara PPKT yang telah ditentukan adalah di Pulau Simuk
(Kabupaten Nias Selatan) dan Pulau Wunga (Kabupaten Nias Utara) di Samudera
Hindia dan Pulau Berhala (Kabupaten Serdang Bedagai) di Selat Malaka. Dengan
demikian, diwilayah Kabupaten Asahan tidak terdapat Arahan PPKT.
3. Kawasan Rawan Bencana
Bencana menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Regulasi terhadap Kawasan Rawan Bencana telah ditetapkan melalui Renstra dan
Renas Badan Nasional Penanggulanagn Bencana (BNPB), antara lain melalui:
Pengarusutamaan pengurangan resiko bencana dalam pembangunan sektoral
dan wilayah;
Penyediaan kajian dan peta resiko untuk perencanaan pembangunan;
Penyusunan RPJMD dan RTRW yang sensitif terhadap resiko bencana;
Penyediaan dan operasionalisasi peringatan dini dan infrastruktur mitigasi dan
kesiapsiagaan.
Berdasarkan Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2013 yang BNPB,
Kementerian
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(PPN)/
Bappenas
telah
menetapkan sebanyak 136 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan Kelas Resiko Tinggi
dan Sedang sebagai lokasi prioritas penanggulangan bencana tahun 2015-2019.
Kabupaten Asahan berdasarkan IRBI 2013 termasuk dalam target sasaran 136
pengurangan resiko bencana RPJMN 2015-2019.
Tabel VII-8 Indeks Resiko Bencana Multi Ancaman di Kabupaten Asahan
Berdasarkan Urutan Nasional
Berdasarkan Urutan Provinsi Sumatera Utara
VII - 17
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Sumber: Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) 2013, BNPB 2014
Berdasarkan kajian RTRW Kabupaten Asahan Tahun 2013, jenis bencana alam yang
berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Asahan adalah bencana gempa bumi,
tsunami, gerakan tanah/longsor dan banjir. Daerah-daerah yang berpotensi bencana
adalah:
Kawasan gempa di Kabupaten Asahan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu daerah
rawan gempa tinggi, daerah rawan gempa agak tinggi dan daerah rawan
gempa sedang;
Potensi bencana tsunami di Kabupaten Asahan adalah rendah;
Potensi gerakan tanah/longsor di Kabupaten Asahan termasuk ke dalam
potensi bahaya menengah;
Daerah potensi banjir di Kabupaten Asahan berada pada bagian utara sampai
dengan tengah kabupaten, penyebab bencana banjir karena kondisi topografi,
luapan sungai dan juga berasal dari lautan.
Peta Resiko Bencana yang berpotensi terjadi di Kabupaten Asahan sesuai hasil kajian
BNPB dan RTRW Kabupaten Asahan dan Peta Rawan Bencana berdasarkan RTRW
Kabupaten Asahan ditunjukkan melalui gambar peta dihalaman berikut.
VII - 18
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Gambar 7.5 Peta Indeks Resiko Bencana Multi Ancaman di Provinsi Sumatera Utara, Update Tahun 2013
Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
VII - 19
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
2018 - 2022
Gambar 7.6 Peta Rawan Gempa Berdasarkan RTRW Kabupaten Asahan 2013
Sumber: RTRW Kabupaten Asahan Tahun 2013-2033
VII - 20