PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA MELALUI METODE SCRAMBLE PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V MI MA'ARIF NU ISLAMIYAH LAMONGAN.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI
MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA
MELALUI METODE SCRAMBLE PADA MATA PELAJARAN IPS
DI KELAS V MI MA’ARIF NU ISLAMIYAH LAMONGAN

SKRIPSI
Oleh:
TSALIS QORI FANANI
NIM. D07213038

PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FEBRUARI 2017

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realita di lapangan yang menjelaskan
bahwa kurang optimalnya Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam
kegiatan belajar, sehingga berdampak kepada pemahaman siswa-siswi dalam
memahami keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia . Berdasarkan dari

dokumentasi nilai hasil belajar siswa kelas V, diperoleh data sebanyak 40% dari
jumlah 20 siswa mencapai KKM yang ditentukan yakni 70. Hal ini tidak sesuai
dengan indikator kinerja yang ditetapkan yakni 80%. Fokus masalah yang diteliti
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Penerapan dan peningkatan Kemampuan
Memahami Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Di Indonesia Melalui
Metode Scramble Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas V MI Ma’arif NU Islamiyah
Lamongan?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan metode scramble Pada
Mata Pelajaran IPS Di Kelas V MI Ma’arif NU Islamiyah Lamongan serta untuk
mengetahui Peningkatan Kemampuan Memahami Materi Keragaman Suku
Bangsa dan Budaya Di Indonesia Melalui Metode Scramble Pada Mata Pelajaran
IPS Di Kelas V MI Ma’arif NU Islamiyah Lamongan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) model Kurt Lewin dengan subjek penelitian 20 siswa dan tempat
penelitian di MI Ma’arif NU Islamiyah Lamongan. Peneltian ini dilaksanakan
dalam dua siklus pembelajaran yang meliputi 4 tahap; perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data diperoleh melalui
wawancara, observasi guru dan siswa, tes dan dokumentasi. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara, lembar observasi, butir
soal dan lembar dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Scramble pada
mata pelajaran IPS di kelas V MI Ma’arif NU Islamiyah dapat dikategorikan baik.
Hal ini dibuktikan dengan perolehan observasi aktivitas guru dan siswa yang
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, yakni dari observasi guru
mendapat skor peningkatan dari 60 menjadi 86,4. Kemudian skor aktivitas siswa
dari perolehan 69,4 menjadi 85,2. Selain itu peningkatan hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan dan dapat dikategorikan berhasil. Hal ini dibuktikan dari
tahap pra siklus, siklus I maupun siklus II, yakni dari 57,5 menjadi 65 kemudian
menjadi 83.
Kata Kunci: Kemampuan Memahami, Metode Scramble

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................

i

HALAMAN MOTTO........................................................................................


ii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................

iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI..............................................................

iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI.....................................

v

ABSTRAK.........................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR........................................................................................ vii
DAFTAR ISI......................................................................................................


x

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xv
DAFTAR RUMUS............................................................................................. xvi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 8
E. Tindakan yang Dipilih.................................................................... 10
F. Lingkup Penelitian.......................................................................... 12

BAB II


KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Memahami.............................................................. 13
1. Pengertian Kemampuan........................................................... 13
2. Hakikat Pemahaman................................................................ 14
3. Indikator Pemahaman.............................................................. 17

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman........................................... 18
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman................... 20
B. Metode Pembelajaran Scramble.................................................... 22
1. Pengertian Metode Pembelajaran.............................................. 22
2. Pengertian Metode Pembelajaran Scramble.............................. 24
3. Macam-Macam Metode Pembelajaran Scramble...................... 25
4. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Scramble.................. 26
5. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pembelajaran Scramble... 28
C. Mata Pelajaran IPS........................................................................


29

1. Hakikat Pembelajaran IPS........................................................

29

2. Tujuan Pembelajaran IPS.......................................................... 31
3. Fungsi Pembelajaran IPS........................................................... 32
D. Materi Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya............................... 33
1. Persebaran Suku Bangsa Di Indonesia................................... 33
2. Keanekaragaman Budaya Di Indonesia................................... 39
3. Mengenal Keanekaragaman Budaya Di Indonesia ................. 40

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian......................................................................... 45
B. Setting Penelitian Dan Subyek Penenlitian...................................

48

C. Variabel yang Diselidiki................................................................. 49

D. Rencana Tindakan.......................................................................... 49
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulannya................................... 57
F. Analisis Data.................................................................................. 59
G. Indikator Kinerja............................................................................ 63
H. Tim Peneliti Dan Tugasnya............................................................ 63

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................................... 65
1. Pra Siklus................................................................................... 66
2. Siklus I....................................................................................... 69
3. Siklus II...................................................................................... 84
B. Pembahasan.................................................................................... 94
1. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Mengajar................ 95
2. Keterampilan Menulis Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II...................................................................................... 95


BAB V PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................... 101
B. Saran............................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berlangsungnya pendidikan di Indonesia tidak lepas dari dua unsur yakni
belajar dan pembelajaran. Belajar dapat didefinisikan suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh individu agar terjadi perubahan pada dirinya baik dari segi
internal maupun eksternal. Dengan dilaksanakannya belajar, maka individu

yang mulanya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukannya.
Begitu pula, dari yang mulanya tidak terampil menjadi terampil.1
Sedangkan pembelajaran ialah suatu kegiatan yang dirancang oleh
guru untuk membantu dan membimbing siswa dalam memperoleh informasi,
mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada suatu lingkungan belajar. Proses
pembelajaran akan menyebabkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa
,untuk memperoleh informasi. Siswa bertindak sebagai subjek belajar yang
melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh informasi, sedangkan guru
hanya membantu proses pemerolehan informasi yang dilakukan oleh peserta
didik.2
Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar
yaitu materi pelajaran yang disajikan guru dapat diserap ke dalam struktur

1
2

Toto Ruhimat, dkk, Kurikulum dan Pembelajaran (Bandung: Rajawali Pers, 2013) ,127.
Asep Herry Hernawan, dkk, Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran (Jakarta: Universitas
Terbuka,2008) , 94.


1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

kognitif siswa. Siswa dapat mengetahui materi tersebut tidak hanya pada tahap
ingatan (rote learning) tetapi bahan pelajaran yang diterimanya dapat diserap
secara bermakna (meaning learning). 3

Agar terjadi transfer belajar yang

efektif, penggunaan media serta metode mengajar guru harus sesuai dengan
materi yang dipelajarinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan.
Pendidikan yang diinginkan oleh masyarakat ialah pendidikan yang
mampu mempertahankan

dan meningkatkan keselasaran hidup dalam


pergaulan manusia. Demikian, sejalan dengan makna dari mata pelajaran IPS,
dimana dalam pelajaran tersebut mengemas materi yang berkorelasi dengan
kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, akrab sesama teman serta kegiatan
lainnya yang mencerminkan sikap-sikap manusia sebagai mahluk sosial.
Pada jenjang MI/SD mata pelajaran IPS menjadi satu kesatuan utuh dari
beberapa cabang ilmu IPS diantaranya: Ilmu Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan
Sosiologi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan menjadi warga
negara Indonesia yang demokratis bertanggung jawab dan memasyarakat.
Ilmu Pendidikan Sosial adalah suatu program pendidikan yang pada
pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun dalam
lingkungan sosialnya, dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu-ilmu

3

Ariana Ma’rifatullah, Peningkatan Pemahaman Materi Perjuangan Melawan Penjajah Jepang
Melalui Metode Pembelajaran Scramble Pada Siswa Kelas V MI Nurul Islam Sukodono, Skripsi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (Surabaya: Perpustakaan PGMI UIN Sunan Ampel
Surabaya,2016) , 2.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

sosial seperti : geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik dan
psikologi sosial. Ahmad Susanto menambahkan bahwa:
“IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu
sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang
mendalam kepada peserta didik. , khususnya ditingkat dasar dan
menengah.”4

Pelajaran IPS kerapkali menjadi salah satu pelajaran yang dianggap oleh
siswa sebagai pelajaran yang identik dengan hafalan, sehingga proses
pembelajaran sangat membosankan dan banyak memakan waktu. Hal ini
mengakibatkan siswa kurang minat terhadap pembelajaran dan terkesan hanya
mengejar target untuk menyelesaikan pokok bahasan saja. Selain itu, pola pikir
siswa terbentuk dan semakin mengaggap bahwasanya pelajaran IPS itu
menakutkan, sulit dan selalu memiliki pokok bahasan luas, yang cukup sulit
dijangkau dari kemampuan berpikir siswa SD.
Hal demikian, terjadi diindikasikan dari pola dan cara guru dalam
menerapkan pembelajaran di kelas. Mayoritas guru, masih mendominasi
kelasnya dengan metode ceramah, menghafalkan materi, penugasan dan
menyalin ulang materi dari sumber ajar yang ada. Akibatnya, pemahaman
siswa terhadap materi tersebut belum sepenuhnya tertanam dalam ingatan
mereka. Agar hal itu tidak akan terjadi berlarut-larut dan mengurangi

4

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Mengajar di SD (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013), 137.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

pemahaman, minat hingga hasil belajar siswa, maka hendaknya guru
meningkatkan keterampilan dalam mengajar.5
Materi keragaman suku bangsa dan budaya adalah salah satu materi
pelajaran IPS di kelas 5 yang mengkaji tentang macam-macam suku bangsa
serta kebudayaan yang melingkupi suku bangsa di nusantara. Tidak hanya itu,
negara Indonesia yang hakikatnya negara kepulauan, pada materi kali ini
dijelaskan serta disebutkan jenis tarian, tradisi dan kebiasaan yang melekat
pada suku-suku bangsa di Indonesia.
Salah satu masalah yang dijumpai pada observasi di Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif NU Islamiyah Lamongan kelas V pada pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial adalah murid hanya sekedar mendengar, memperhatikan,
menyalin materi dari buku paket ke buku tulis, menghafalkan beberapa sub
materi kemudian mengerjakan soal latihan pada lembar kerja siswa yang
tersedia, dari kegiatan ini masih didapati beberapa siswa yang melihat
pekerjaan teman sebangkunya.
Guru masih sering menggantungkan sumber ajar pada lembar latihan
siswa, yang mana muatan materi dan pengetahuan sangat minim. Selain itu,
metode guru dalam mengajar belum digali dan kurang variatif, masih dominan

5

Jihan Hakim, Efektifitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Word Square
Terhadap Ketuntasan Belajar Pada Siswa Kelas V MI Roudlotul Muta’allimin Sambirejo Kec.
Bringin Kab. Semarang Tahun 2011, Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (Salatiga:
Digilib STAIN Salatiga, 2011), 2-3.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

menggunakan metode ceramah. Demikian yang mengindikasikan siswa bosan,
mengantuk dan tidak konsentrasi selama pembelajaran.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang aktif masih belum
menyeluruh. Hanya beberapa siswa yang dapat dihitung dengan jari yang
mampu mengikuti

pembelajaran dengan aktif selama pembelajaran IPS

berlangsung. Mayoritas siswa lebih aktif melakukan aktivitasnya sendiri,
berbicara dengan temannya ketika dikelas dan tidur di kelas.
Akibatnya aktivitas tersebut berakibat terhadap pemahaman siswa yang
masih belum maksimal. Dari 20 siswa yang ada di kelas V, dengan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
materi keberagaman suku bangsa dan budaya sebesar 70 dan yang
mendapatkan nilai di atas KKM hanya berkisar rata-rata 40%.6
Menindak lanjuti fenomena tersebut, peneliti berusaha memperbaiki dan
mencari solusi dari proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran

Scramble.

Metode

pembelajaran

ini

dianggap

mampu

menumbuhkembangkan semangat dan antusias siswa dalam berpartisipasi
selama pembelajaran, berfikir kritis, menanamkan siswa berpikir dengan
kombinasi otak kanan dan kiri, dan menyenangkan.
Metode

pembelajaran

adalah

upaya

yang

digunakan

untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata untuk

6

Hasil wawancara dengan Bapak Insak Anshori Guru IPS Kelas V MI Ma’arif Lamongan pada
tanggal 01 November 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

mencapai tujuan pembelajaran. Metode digunakan untuk merealisaikan strategi
yang telah ditentukan. Penerapan satu strategi pembelajaran memungkinkan
untuk diterapkannya beberapa metode pembelajaran. 7 Sedangkan Scramble
adalah berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
berarti perebutan, pertarungan, perjuangan.
Jadi dapat disimpulkan metode Scramble adalah

suatu upaya yang

disusun dalam suatu pembelajaran dengan menggunakan membagikan lembar
soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia.
Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal
yang ada.
Berangkat dari penjelasan diatas, maka penulis ingin mengetahui lebih
jauh

bagaimana

penerapan

metode

pembelajaran

Scramble

dalam

meningkatkan pemahaman siswa pada materi keragaman suku bangsa dan
budaya di Indonesia pada siswa kelas V MI Ma’arif NU Islamiyah Lamongan.
Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan tersebut, tidak cukup
dengan sekedar jawaban yang tidak mempunyai alasan kuat, dalam upaya
untuk mencari jawaban tersebut penulis perlu mengadakan penelitian lapangan
yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Memahami Materi Keragaman
Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia Melalui Metode Scramble Pada
Mata Pelajaran IPS Di Kelas V MI Ma’arif NU Islamiyah Lamongan.”

7

Nur Hidayati, Metode Pembelajaran Interaktif (Yogyakarta: Modul Seminar Metode
Pembelajaran Interaktif Fakultas Bahasa Dan Seni UNY di SMPN 2 Depok, 2011 ) ,3.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Scramble untuk meningkatkan
kemampuan memahami materi keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia pada mata pelajaran IPS di kelas 5 MI Ma’arif NU Islamiyah
Lamongan?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan memahami materi keragaman suku
bangsa dan budaya di Indonesia melalui metode pembelajaran Scramble
pada mata pelajaran IPS di kelas 5 MI Ma’arif NU Islamiyah Lamongan?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat ditentukan tujuan penelitian
diantaranya, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Scramble dalam
meningkatkan kemampuan memahami materi keragaman suku bangsa dan
budaya di Indonesia pada mata pelajaran IPS di kelas 5 MI Ma’arif NU
Islamiyah Lamongan.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami materi keragaman
suku bangsa dan budaya di Indonesia melalui metode pembelajaran
Scramble pada mata pelajaran IPS di kelas 5 MI Ma’arif NU Islamiyah
Lamongan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Penelitian dilaksanakan agar menjadikan pembelajaran yang aktif, tidak
hanya aktif pada guru, tetapi siswa juga berperan langsung dalam
pembelajaran yang dilakukan, sehingga pembelajaran yang dilakukan
akan mudah diingat oleh siswa.
b. Siswa

bisa

mendapatkan

suasana

belajar

baru

yang

lebih

menyenangkan sesuai dengan karakteristik mereka yang masih senang
bermain-main dan melakukan hal-hal yang mereka suka.
2. Bagi guru
a. Penelitian dilaksanakan agar dapat mengevaluasi pembelajaran yang
telah dilakukan, setelah guru dapat mengetahui masalah-masalah yang
terdapat di kelas, maka guru akan berusaha untuk memecahkan
permasalahan, sehingga pembelajaran akan lebih efektif.
b. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari hasil penelitian dan dapat
langsung diterapkan di sekolah terutama dalam proses pembelajaran.
Dengan menggunakan metode baru ini diharapkan mengurangi tingkat
kejenuhan siswa dalam proses belajar yang selalu sama.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

3. Bagi sekolah
Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan
dan pelatihan bagi guru - guru agar menggunakan metode Scramble untuk
diterapkan pada mata pelajaran lain.
4. Bagi peneliti
a. Dengan

adanya

penelitian

tindakan

kelas,

akan

memberikan

pengalaman yang sangat berharga buat peneliti, karena secara langsung
peneliti akan melihat keadaan kelas, dan mengetahui problematika yang
terdapat dikelas, sehingga dari penelitian itu, peneliti dapat belajar
sebagai bekal mengajar pada masa yang akan datang.
b. Menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan tentang
bagaimana penggunaan metode Scramble sebagai salah satu metode
pembelajaran IPS.
c. Menjadi motivasi bagi mahasiswa bahwa proses pembelajaran tidak
hanya selalu menggunakan buku pegangan dan papan, tapi masih
banyak strategi ataupun metode lain yang dapat digunakan. Serta dapat
menambah perbendaharaan teknik bagi calon guru yang sebentar lagi
akan benar-benar terjun ke masyarakat untuk mengabdikan diri dengan
ilmu yang dimilikinya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

E. Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh
peneliti pada siswa kelas V dalam materi keragaman suku bangsa dan budaya
di indonesia yaitu dengan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
materi menggunakan metode pembelajaran Scramble.
Pada metode pembelajaran Scramble diharapkan siswa mampu memahami
pada pokok pembahasan kenampakan alam dan buatan. Maka peneliti dalam
hal ini mengajak siswa agar mudah memahami atau menjawab pertanyaan yang
sulit melalui metode pembelajaran Scramble. Metode pembelajaran ini
memiliki langkah-langkah yang menyenangkan, menarik serta membangkitkan
antusias siswa dalam belajar.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, alasan dipilihnya metode scramble
dalam penelitian ini, karena kondisi siswa yang terlihat bosan dan kurang
antusias dalam berpartisipasi selama pembelajaran. Pelajaran IPS masih sering
diterapkan oleh guru dengan teknik menghafal materi yang banyak, sehingga
siswa-siswi merasa jenuh dalam mengikutinya. Tidak hanya itu, cara guru
menerangkan yang masih menggunakan metode ceramah, membuat siswasiswi mengantuk.
Menghindari dari kegiatan pembelajaran yang semacam itu, maka
digunakanlah metode Scramble yang didalamnya menerapkan sebuah
pembelajaran yang menyenangkan. Scramble yang hakikatnya berbasis
permainan acak kata akan membuat siswa-siswi tidak bosan, tidak mengantuk

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

dan memahami materi IPS terutama bab keragaman suku bangsa dan buaya di
indonesia.
Mata pelajaran IPS yang masih dianggap manusia awam dan juga siswa
sebagai materi yang sulit dengan kontek yang banyak dan berlembar-lembar
akan dipermudah dan disederhanakan sedemikian mudah dengan adanya
penerapan metode scramble. Pada materi keragaman suku bangsa dan budaya
di indonesia dan berangkat dari paparan diatas, lebih rincinya alasan
penggunaan metode scramble dalam penelitian ini adalah:
1.

Materi keragaman suku bangsa dan budaya yang memiliki banyak konsep,
seperti nama suku bangsa, senjata tradisional, tarian daerah, lagu daerah.
Diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mengingat dan memahami
tanpa menghafalkan.

2.

Siswa-siswi MI Ma’arif NU Islamiyah yang merasa mengantuk, suka
berbicara dengan teman sebangku ketika guru menenrangkan, malas
menghafalkan dan bosan

dengan metode pembelajaran non kreatif,

inovatif dan kurang menyenangkan. Adanya metode pembelajaran
scramble, sifat-sifat

tersebut dapat terminimalisir. Karena hakikatnya

metode pembelaharan scramble melibatkan kedua otak kanan dan kiri
untuk memecahkan permasalahan seputar materi keragaman suku bangsa
dan budaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

F. Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
kelas V Madrasah Ibtida’iyah Ma’arif NU Islamiyah Lamongan dengan :

1. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas V MI Ma’arif NU
Islamiyah Lamongan semester ganjil tahun ajaran 2016-2017.
2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas
V semester ganjil materi kenampakan alam dan buatan dengan
menggunakan metode pembelajaran Scramble.
3. Standar Kompetensi :
1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala
nasional pada masa Hindhu-Budha dan Islam, Keragaman kenampakan
alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
4. Kompetensi Dasar:
1.4 Menghargai keragaman suku bangssa dan budaya di Indonesia.
5. Indikator
1.4.1

Menjelaskan pengertian suku bangsa di Indonesia

1.4.2

Menyimpulkan asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia.

1.4.3

Menyebutkan suku-suku bangsa yang ada di Indonesia.

1.4.4

Menjelaskan pengertian budaya di Indonesia.

1.4.5

Mengklasifikasikan budaya-budaya yang terdapat di negara di
Indonesia.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Memahami
1. Pengertian Kemampuan
Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari
kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat,
berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu
kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu
apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan juga
disebut dengan kompetensi.
Menurut Sudirman, kemampuan adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya pikiran dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Chaplin ability (kemampuan,
kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya
kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Menurut Robbins kemampuan
bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil
latihan atau praktek.
Adapula pendapat lain yang mendefinisikan kemampuan sebagai
kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam
melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini mempengaruhi potensi yang ada

13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

dalam diri individu tersebut. Proses pembelajaran yang mengharuskan
siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki. 1
Kemampuan yang juga disebut sebagai kompetensi merupakan
perpaduan dari 3 domain pendidikan yang meliputi ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik yang terbentuk dalam pola pikir dan tindak dalam
kehidupan sehari-hari. Atas dasar ini, kompetensi berarti pengetahuan,
keterampilan dan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian
dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif
dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Dari beberapa definisi kemampuan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan merupakan kesanggupan seseorang yang dimiliki baik
sejak lahir maupun atas dasar latihan dalam melakukan suatu hal, dimana
hal tersebut meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan
psikomotorik (keterampilan).

2. Hakikat Pemahaman
Memahami merupakan bentuk verbal (kata kerja) dari kata dasar
paham. Paham memiliki arti banyak mengetahui, pengetahuan dan pikiran,
serta menangkap suatu hal kemudian bisa menjelaskannya. Sedangkan
bentuk nominal (kata benda) dari paham ialah pemahaman. Pemahaman

1

Sriyanto, Pengertian Kemampuan, http://ian43.wordpress.com/2010/12/23/pengertiankemampuan/, diakses 14/11/2016, 22: 35.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini apabila direlevansikan dengan
pembelajaran memiliki makna bahwa pemhaman adalah seberapa besar
siswa mampu menerima, menyerap, dan menangkap suatu materi yang
diberikan oleh guru, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan
berupa hasil penelitian atau pengalaman. 2 , dengan pemahaman siswa
diminta untuk membuktikkan bahwa ia memahami hubungan yang
sederhana diantara fakta ataupun konsep.3 Pemahaman merupakan bagian
dari taksonomi kognitif (C2) setelah recognition (mengenal).
Menurut Carin dan Sund pemahaman adalah suatu proses yang terdiri
dari tujuh tahapan kemampuan, dan dikategorikan kepada beberapa aspek,
dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Pemahaman

merupakan

menginterpretasikan

kemampuan

sesuatu;

ini

untuk

berarti

menerangkan

seseorang

dan

yang telah

memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu
menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima kepada
orang lain.

2
3

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran............. ,6.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 118.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

b. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas
mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah
dipelajari. Bagi orang yang benar-benar telah paham ia akan mampu
memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan
memadai.
c. Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman
melibatkan proses mental yang dinamis.
d. Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing
tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti, menterjemahkan,
menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
Menurut Sudijono, Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui kemudian diingat. Dengan kata lain, memahami adalah
mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal
yang diketahuinya dengan bahasa sendiri.4
Dari

beberapa

definisi

diatas,

dapat

disimpulkan

bahwa

pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui, dilihat, dirasakan, diingat
4

Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 50.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

maupun didapat dari pengalaman. Dengan kata lain, memahami adalah
mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang
hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

3. Indikator Pemahaman
Dalam pembelajaran, pemahaman diartikan sebagai kemampuan siswa
dalam menangkap apa yang telah guru ajarkan kemudian mampu
menjelaskan kembali apa yang dia dapatkan tersebut. Dengan kata lain,
pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang
mengarahkan pada upaya pemberian pemahaman pada siswa adalah
pembelajaran yang mengarahkan agar siswa memahami apa yang mereka
pelajari.
Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman mengandung
makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan,
siswa belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam,
hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari
sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak
hanya bisa menghafal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai
kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga
mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut. Siswa dikategorikan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

paham serta mampu memahmi

suatu materi apabila dia

memenuhi

beberapa indikator. Adapun indikator dari pemahaman itu sendiri meliputi:
a. Mengartikan
b. Memberikan contoh
c. Mengklasifikasi
d. Menyimpulkan
e. Menduga
f. Membandingkan
g. Menjelaskan.5
Dari beberapa indikator di atas, indikator yang digunakan dalam
memahami materi suku bangsa dan budaya di indonesia adalah guru
memberikan contoh, siswa menyimpulkan materi, dan siswa menjelaskan
materi yang diberikan sesuai kompetensi dasar.

4. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman
Pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang
mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta
fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya hanya hafal
secara verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang
ditanyakan. Adapun tingkatan-tingkatan pemahaman dapat dibagi menjadi
tiga tingkatan, yaitu:
5

Wowo Sunaryo K, Taksonomi Kognitif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) ,117.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

a. Pemahaman (komprehensi) terjemahan, seperti dapat menjelaskan arti
Bhinneka Tunggal Ika dan dapat menjelaskan fungsi hijau daun bagi
suatu tanaman.
b. Pemahaman komprehensi penafsiran, seperti dapat menghubungkan
bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dapat
menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, atau
dapat membedakan yang pokok dari yang bukan pokok.
c. Pemahaman komprehensi ekstrapolasi, dengan ekstrapolasi seseorang
diharapkan mampu melihat dibalik yang tertulis, atau dapat membuat
ramalan tentang konsekuensi sesuatu, atau dapat memperluas
persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus, atau masalahnya. Bagi
siswa pendidikan dasar, dia dapat mengembangkan apa yang telah dia
lihat dengan sudut pandang dia sendiri. Memperluas pengetahuan dari
materi yang kontekstual menjadi yang tekstual.6
Meskipun tingkatan pemahaman dapat dipilah menjadi tiga
tingkatan di atas, perlu disadari bahwa menarik garis yang tegas antara
ketiganya tidaklah mudah. Penyusunan teks dapat membedakan item yang
susunannya termasuk sub-kategori, tetapi tidak perlu berlarut-larut
mempermasalahkan ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan mudah dapat

6

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010) , 44.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

dibedakan antara pemahaman terjemahan, penafsiran, dan ekstrapolasi,
bedakanlah untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil belajar.
Dalam taksonomi Bloom menyatakan bahwa dalam jenjang
pemahaman pada

taksonomi

kawasan kognitif meliputi

perilaku

menerjemahkan, menafsirkan, menyimpulkan atau mengekstrapolasi
(memperhitungkan)

konsep

dengan

menggunakan

kata-kata

atau

simbolsimbol lain yang dipilihnya sendiri. Dengan kata lain, pemahaman
meliputi perilaku yang menunjukkan perilaku peserta didik dalam
menangkap pengertian suatu konsep.

5. Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Pemahaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan
belajar siswa sebagai berikut:
a. Faktor Internal Merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta
didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi : kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik (kesehatan).
b. Faktor Eksternal Merupakan faktor yang berasal dari luar peserta didik
yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar peserta didik. Keluarga yang broken home akan mempengaruhi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

perilaku

dalam

kehiduapan

sehari-hari

peserta

didik

hingga

mempengaruhi hasil belajarnya.7
Menurut Dunkin dalam Wina Sanjaya menyatakan bahwa terdapat
sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran
dilihat dari faktor guru diantaranya:
a. Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua
pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang
termasuk ke dalam aspek ini diantaranya tempat asal kelahiran guru
termasuk suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat.
b. Teacher training experience, meliputi pengalaman – pengalaman yang
berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru,
misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan, dan
pengalaman jabatan.
c. Teacher properties, segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang
dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru
terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru, motivasi dan
kemampuan mereka baik kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran
termasuk didalamnya kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi
pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi.
Faktor yang sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung
pada guru, yaitu: kemampuan, suasana belajar, dan kepribadian guru.
7

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran.......,12-13.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Belajar merupakan suatu proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.8

B. Metode Pembelajaran Scramble
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode (method) adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum,
seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Ia merupakan jawaban

atas

pertanyaan “bagaimana”. Metode berasal dari bahasa Greeka, yaitu metha

yang berrati melalui, melewati dan hados berarti jalan atau cara. Dari
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa metode ialah jalan atau cara yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 9
Wina sanjaya mengungkapkan bahwa metode adalah cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun secara optimal. 10 Hal ini
berarti metode digunakan untuk merealisasikan kegiatan belajar mengajar
yang telah ditetapkan.
Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar
8

Rusman, Model – Model Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2012) ,1.
Siti Umi Hanik, Strategi Dan Metode Pembelajaran Di Madrasah Aliyah, Tesis (Semarang:
eprints.walisongo.ac.id, 2010) ,46-47.
10
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenada
Media Group, 2008) ,147.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar
terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.11 Metode digunakan oleh
guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas
dimana guru dan siswa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung.
Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak
tertutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang
bervariasi.12
Metode

pembelajaran

adalah

upaya

yang

digunakan

untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
untuk

mencapai

tujuan

pembelajaran.

Metode

digunakan

untuk

merealisasikan strategi yang telah ditentukan. Penerapan satu strategi
pembelajaran memungkinkan untuk diterapkannya beberapa metode
pembelajaran.

Sebagai contoh penerapan strategi discovery dapat

digunakan metode jigsaw, metode mind mapping, metode example non
example, metode problem solving dan lain-lain.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang utuh dalam
menyajikan dan menyampaikan materi pembelajaran. Metode pembelajaran
merupakan wujud konkret dari adanya strategi yang telah dirancang oleh

11

Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Humaniora,
2008) ,42.
12
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) , 21 .

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

guru dalam menerapkan dan menggiring peserta didiknya selam proses
belajar mengajar.

2. Pengertian Metode Pembelajaran Scramble
Istilah “Scramble” di pinjam dari bahasa inggris yang berarti
perbuatan, pertarungan, perjuangan.” Istilah ini digunakan untuk sejenis

permainan kata, dimana permainan menyususn huruf- huruf yang telah
diacak susunannya menjadi suatu kata yang tepat . Menurut Rober B.
Taylor dalam Miftahul Huda, Scramble merupakan salah satu metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir
siswa. Metode ini mengharuskan siswa untuk menggabungkan otak kanan
dan otak kiri. Dalam metode, mereka tidak hanya diminta untuk menjawab
soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia
namun masih dalam kondisi acak. Ketepatan dan kecepatan berpikir dalam
menjawab soal menjadi salah satu kunci permainan metode ini. Skor siswa
ditentukan oleh seberapa banyak soal yang benar dan seberapa cepat soalsoal tersebut dikerjakan.13
Sedangkan Shoimin Aris berpendapat bahwa Scramble sebuah
model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan jawaban dan
menyelesaikan

13

permaslahan

yang

telah

disediakan

dengan

cara

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2013), cet. 3, 303-304.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

membagikan lembar soal dan lembar

jawaban yang disertai dengan

jawaban yang telah disediakan. Scramble diapakai untuk jenis permainan
anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan
wawasan pemikiran kosakata.14
Dari penjelasan beberapa ahli di atas,dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran scramble adalah salah satu metode pembelajaran
yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi siswa selama pembelajaran,
memudahkan siswa dalam menyerap dan memehami materi dengan
meminta

siswa

menjawab

beberapa

permasalahan

dan

jawaban

permasalahan sudah tersedia akan tetapi berupa jawaban acak.

3. Macam-Macam Metode Pembelajaran Scramble
Sesuai dengan sifat jawabannnya scramble terdiri atas bermacammacam bentuk, yakni:
a. Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata-kata dan hurufhuruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata
yang bermakna, misalnya: iptena – petani.
b. Scramble kalimat, yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari
kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat dan

14

Shoimin Aris, 68 Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2014) ,166.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

bearn. Misalnya: pergi- aku-bus- ke- naik-Bandung = Aku pergi ke
bandung naik bus.
c. Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis
berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya
logis dan bermakna.
Macam-macam Scramble yang digunakan dala penenlitian ini ialah
Scramble type kata, dimana susunan katanya disesuaikan dengan materi
keberagaman suku bangsa dan budaya di indonesia.

4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Scramble
Sintak atau langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran scramble dalam pembelajarannya ialah:
a. Guru menyajikan materi sesuai topik, misalnya guru menyajikan materi
pelajaran tentang “ keberagaman suku bangsa dan budaya”

b. Setelah selesai menjelaskan tentang keberagaman suku bangsa dan
budaya, guru membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak
susunannya.
c. Guru memberi durasi tertentu untuk pengerjaan soal.
d. Siswa mengerjakan soal berdasarkan waktu yang telah ditentukan guru.
e. Guru mengecek durasi tertentu untuk pengerjaan soal.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

f. Jika waktu pengerjaan soal sudah habis, siswa wajib mengumpulkan
lembar jawaban kepada guru, dalam hal ini, baik siswa yang selesai
maupun tidak selesai harus mengumpulkan jawaban itu
g. Guru melakukan penilaian, baik di kelas maupun di rumah. Penilaian
dilakukan berdasarkan seberapa cepat siswa mengerjakan soal dan
seberapa banyak soal yang ia kerjakan dengan benar.
h. Guru memberi apresiasi dan rekognisi kepada siswa-siswa yang
berhasil dan memberi semangat kepada siswa yang belum cukup
berhasil menjawab dengan cepat dan benar.
Diatas merupakan langkah-langkaah dalam menerapkan metode
pembelajaran scramble metode scramble tentunya memerlukan sebuah
media agar bisa memudahkan guru dalam mengajarkan materi dan
menerapkan pembelajarannya. Adapun media yang perlu dipersiapkan
diantaranya:
a. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Buatlah jawaban yang diacak hurufnya.
c. Kemudian guru menerapkannya dengan cara: menyajikan materi sesuai
kompetensi yang ingin dicapai, guru membagikan lembar kerja sesuai
contoh, susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga meruapakan kata
kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A!

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Kolom A
1) Suku bangsa Batin, Kerinci, Penghulu merupakan suku bangsa yang ada
di provinsi ......
2) Uang ...... saat ini banyak dipalsukan.
3) Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai.....
4) Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai .......
5) Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan

mata uang asing

disebut ......

Kolom B
1) ULBNGEKU............ (Contoh: jawaban yang benar BENGKULU)
2) STARKE................
3) KISTRINI..............
4) MINOLAN............
5) SRUK....................

5. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pembelajaran Scramble
Sebuah metode, model, pendekatan maupun strategi tentunya
memiliki sebuah kekurangan dan kelebihan. Karena dua hal tersebut
merupakan unsur hidup yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan,
lazimnya unsur yang lainnya. Adapun kelebihan dari metode pembelajaran
scramble adalah :

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

a. Menciptakan suasana belajar sambil bermain. Siswa dapat berkreasi
sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan
tidak membuat mereka stress atau tertekan.
b. Materi yang diberikan melalui salah satu model permainan biasanya
mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
c. Sifat kompetitif dalam model ini dapat mendorong siswa berlombalomba untuk maju.15
d. Melatih kedisiplinan siswa.
e. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal dengan jawaban acak.
Adapun kekurangan atau kelemahan dari metode pembelajaran
scramble adalah:
a.

Siswa bisa saja mencontek jawaban temannya.

b.

Siswa tidak dilatih untuk berpikir kreatif

c.

Siswa menerima bahan mentah yang hanya perlu diolah dengan baik.16

C. Mata Pelajaran IPS
1. Hakikat Pembelajaran IPS
Istilah “ Ilmu Pengetahuan Sosial” atau disingkat IPS adalah nama

salah satu mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dimana didalamnya
memiliki kajian dan ruang lingkup bahasan ilmu sosial, humaniora dan

15
16

Shoimin Aris, 68 Pembelajaran Inovatif Dalam................,168.
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran..........................,306.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

berbagai masalah sosial kehidupan. IPS adalah salah satu bahan kajian
terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi
yang kemudian diorganisasikan dari konsep-konsep sejarah, sosiologi,
antropologi dan ekonomi. Adanya mata pelajaran di sekolah dasar
mengharapkan agar para siswa dapat memiliki pengetahuan dan wawasan
tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki
kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta
memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial
tersebut.17
Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek “ pendidikan”

daripada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan
memperoleh

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Role Playing di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu

0 10 173

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan menerima keragaman suku bangsa dan budaya melalui metode Role Playing di SD NU Wanasari Indramayu

1 53 173

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI KERAGAMAN SUKU DAN BUDAYA INDONESIA DENGAN PENERAPAN METODE Peningkatan Hasil Belajar IPS pada Materi Keragaman Suku dan Budaya Indonesia dengan Penerapan Metode Two Stay-Two Stray Siswa Kelas V SD Negeri 03 Kali

0 2 14

Bab 4 Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia

0 21 22

Peningkatan pemahaman materi Tayamum mata pelajaran Fiqih melalui metode Scramble pada siswa Kelas III MI Bahrul Ulum Sidoarjo.

6 47 105

Peningkatan kemampuan mendeskripsikan peninggalan sejarah pada mata pelajaran IPS melalui metode pembelajaran Scramble di kelas IV MI Sabilil Muhtadin Surabaya.

0 2 111

Peningkatan pemahaman materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya mata pelajaran IPS melalui strategi the Power of Two di kelas V A MI Nurul Huda Leran Manyar Gresik.

0 0 104

Suku bangsa melayu dengan suku

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORASI MODEL QUANTUM TEACHING DAN SNOWBALL THROWING PADA MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGASINAN KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN

0 3 162

PENINGKATAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK DI KELAS IV SD NEGERI 1 JATISABA - repository perpustakaan

0 0 15