PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORASI MODEL QUANTUM TEACHING DAN SNOWBALL THROWING PADA MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGASINAN KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORASI
MODEL QUANTUM TEACHING DAN SNOWBALL
THROWING PADA MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA
DAN BUDAYA DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGASINAN
KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
WAHID NUR ARIFIN
115-13-060
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORASI
MODEL QUANTUM TEACHING DAN SNOWBALL
THROWING PADA MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA
DAN BUDAYA DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGASINAN
KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
WAHID NUR ARIFIN
115-13-060
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Skripsi saudara: Nama : Wahid Nur Arifin NIM : 115-13-060 Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Judul : Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Kolaborasi Model
Quantum Teaching dan Snowball Throwing pada Materi
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec.
Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Wahid Nur Arifin NIM : 115-13-060 Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan lain yang terdapat dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah: 6) “Usaha dan do’a itu mutlak. Mereka adalah pasangan yang tidak bisa ditolak”.
(Penulis) “Be your self and always be positive”. (Penulis) “Barang siapa ingin mutiara, harus berani terjun ke lautan yang dalam”.
(Ir. Soekarno)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1.
Kedua orang tuaku, Bapak Muslih dan Ibu Siti Tadlikroh serta kedua mertuaku Bapak Ngateri dan Ibu Siti Giyanti sebagai wujud baktiku kepadanya, yang senantiasa mencintai dan menyayangiku, mendoakanku, dan menyemangatiku.
2. Istriku tercinta Winda Listyaningsih yang telah memberi motivasi, semangat dan selalu mendoakanku.
3. Anakku tercinta Akmal Syarief Firdaus yang membuatku semangat dalam menyusun skripsi ini.
4. Adik-adikku tercinta Tsani Nur Rahman, Tsalis Alfi Farhan, Farida Rachma Arrabi’, dan Muhammad Agus Widiyanto.
5. Bapak Ibu dosen IAIN Salatiga.
6. Bpk. Drs. Soemarno Widjadipa, M.Pd. yang selalu membimbing dan memotivasi penulis.
7. Teman-teman PGMI seangkatan yang telah berjuang bersama.
8. Keluarga besarku yang senantiasa memberi semangat, dukungan serta turut mendoakanku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya dan sholawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju zaman yang penuh keterangan ini, penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Pembelajaran Kolaborasi Model Quantum
Teaching dan Snowball Throwing pada Materi Keragaman Suku Bangsa dan
Budaya di Indonesia Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018
” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada kedua orang tuaku yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada: 1. Bapak Dr.H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis.
6. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan dan bantuan.
7. Ayah dan Ibu yang telah membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.
8. Bapak Ali Musyafak, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali, yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak Kusroni S.Pd.I, selaku wali kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang ikut membantu jalannya penelitian.
10. Peserta didik kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang telah mendukung peneliti untuk melakukan penelitian.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutukan guna menyempurnakan penulisan laporan skripsi ini. Semoga laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.
Salatiga, 19 Maret 2018
Wahid Nur Arifin
NIM 115-13-060
ABSTRAK
Nur, Arifin, Wahid. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Metode
Pembelajaran Kolaborasi Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing pada Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018 . Skripsi.
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing,
IPS.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia mata pelajaran IPS kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali yang terdiri 15 siswa yaitu 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai setiap siklus dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 70 (sesuai dengan KKM yang diberlakukan di MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali) sekaligus dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dapat meningkatkan
hasil belajar IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia siswa kelas
V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran
2017/2018. Hal ini dibuktikan pada pra siklus rata-rata kelas mencapai 58,67 dengan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 33,33% dari 15 siswa, pada siklus I
rata-rata kelas mencapai 63,67 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa
atau 46,67%, kemudian pada siklus II rata-rata kelas mencapai 71,33 dengan jumlah
siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 66,67% dari 15 siswa, dan pada siklus III
rata-rata kelas mencapai 80,80 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa
DAFTAR ISI
SAMPUL LOGO LEMB LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... v LEMB
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................95
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persebaran Suku Bangsa di Indonesia ................................................. 27Tabel 3.1 Daftar Guru MI Muhammadiyah Ngasinan ......................................... 56Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan .......................... 56Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus ......................................................................... 71Tabel 4.2 Daftar Nilai Siklus I ............................................................................. 73Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...................................................... 74Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ..................................................... 76Tabel 4.5 Daftar Nilai Siklus II ............................................................................ 78Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ..................................................... 79Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ................................................... 81Tabel 4.8 Daftar Nilai Siklus III .......................................................................... 83Tabel 4.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus III ................................................... 84Tabel 4.10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III ............................................... 86Tabel 4.11Data Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ............. 88
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru Siklus III Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian Lampiran 11 Surat Penunjuk Pembimbing Skripsi Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 13 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Lampiran 14 Surat Keterangan KKM Lampiran 15 Daftar Nilai SKK Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan atau masalah akademik baru, tetapi juga perkembangan emosi, interaksi sosial, dan perkembangan kepribadian sosial. Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman ( Purwanto , 2009:38-39). Menurut Slameto (1991:2) secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana terdapat dalam Undang- kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa” (Munib, 2009:21). Salah satu perwujudannya melalui pendidikan yang bermutu pada setiap satuan pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai bilamana dalam pembelajaran saling mendukung baik dari segi media maupun metode. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Terkait dengan tujuan mata pelajaran IPS yang sedemikian fundamental maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang holistik dalam upaya mewujudkan pencapaian tujuan tersebut. Tujuan dari pembelajaran IPS harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. (Dewa Putu Cahyadi, 2014:3). Metode pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar memiliki hubungan logis dengan aktifitas guru. Penggunaan metode cukup berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Metode yang digunakan guru dapat menarik perhatian siswa dan tepat dalam arti sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Guru menggunakan metode dalam pembelajaran tentunya tidak sekedar metode sebagai cara mengajar, melainkan hendaknya mengetahui ruang lingkup metode itu sendiri. berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut. Pada usia kelas tinggi (kelas IV-VI) berkisar 9-12 tahun, anak masih tertarik dengan berbagai permainan. Oleh karena itu, dalam membelajarkan siswa diperlukan suatu strategi dan metode pembelajaran yang baik, tepat dan bervariasi agar materi pembelajaran yang diajarkan dapat dipahami oleh siswa. Namun demikian tetap menarik perhatian, menyenangkan dan tidak membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada tujuan pendidikan nasional tentunya memerlukan berbagai macam perencanaan dan persiapan yang matang, baik mengenai metode pembelajaran maupun kesiapan guru ketika akan mengadakan pembelajaran. Dalam pembelajaran metode merupakan bagian dari komponen pembelajaran yang menduduki posisi penting, selain tujuan, guru, siswa, media, lingkungan dan evaluasi. Proses pemilihan metode tidak kalah penting dengan metode itu sendiri. Pemilihan metode yang tepat, bervariasi akan mudah dan cepat bagi siswa untuk memahami mata pelajaran yang disampaikan guru.
Berdasarkan hasil dokumentasi ulangan harian dan pengamatan awal seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.
Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru kelas dengan berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran IPS pada Ulangan Harian Semester I Tahun Pelajaran 2017-2018 belum begitu memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai IPS yang hanya 58,67 dengan jumlah siswa yang tuntas 5 siswa dari 15 siswa yang ada atau 33,33% dari angka ketuntasan. pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing secara kolaborasi sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Quantum Teaching dengan demikian adalah penggubahan bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain (De Porter, 2009:5). Snowball artinya bola salju sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju.
Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berfokus pada masalah seperti telah diuraikan di atas dengan judul:
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORASI MODEL
QUANTUM TEACHING DAN SNOWBALL THROWING PADA
MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI
INDONESIA MATA PELAJARAN
V MI
MUHAMMADIYAH NGASINAN KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELA JARAN 2017/2018”.B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini : Apakah kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia mata pelajaran IPS Kelas
V MI Muhammadiyah Ngasinan Tahun Pelajaran 2017/2018? C.
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan kolaborasi model Quantum
Teaching dan Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia mata pelajaran
IPS kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah, “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2010:71). Adapun m enurut Sugiyono (2010:96), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.
Dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas rumusan masalah yang masih perlu dibuktikan di lapangan atau masih perlu diuji melalui penelitian. Dalam penelitian ini, dapat dirumuskan hipotesis “Penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keragaman
suku bangsa dan budaya di Indonesia mata pelajaran IPS kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Tahun Pelajaran 2017/2018 ”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan kolaborasi Quantum Teaching dan Snowball Throwing dapat dikatakan berhasil jika indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a.
Meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya pada siswa kelas V.
b.
Mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70.
c.
Mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) Ilmu Pengetahuan Sosial materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya siswa kelas V, yaitu 70 minimal 85% dari total siswa.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat tersebut sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a.
Bagi program studi pendidikan guru sekolah dasar, sebagai referensi atau acuan tentang upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing.
b.
Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi Peneliti Bagi peneliti calon pendidik, dapat menjadi bekal untuk terjun di dunia pendidikan.
b.
Bagi guru Sebagai masukan bagi guru untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan efektif.
c.
Bagi Siswa Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar yang baik.
d.
Bagi sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan informasi yang berharga terhadap upaya perbaikan pembelajaran sehingga dapat menunjang
Karena prestasi belajar siswa yang baik dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, peneliti memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada.
Adapun istilah-istilah tersebut adalah: 1.
Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan) sebagai hasil dari kegiatan belajar. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
2. Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
Model Quantum merupakan bentuk inovasi dari pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar (De Porter, 2009:5). Pendapat lain menyatakan pembelajaran
Quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah (Wena, 2011:160).
Jadi model Quantum Teaching yang dimaksud adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman, acuan, atau contoh di dalam
Kerangka perancangan pembelajaran Quantum dikenal dengan konsep TANDUR singkatan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan (De Porter dalam Sugiyanto, 2009:83).
Sedangkan Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dimaksudkan adalah pembelajaran yang disusun melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Konsep belajar berkelompok, tingkat keberhasilannya tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Menurut Fauzi Maufur (2009:34) bahwa model pembelajaran Snowball
Throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan
pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Quantum Teaching dan Snowball Throwing adalah model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) yang diramu dengan kegiatan melempar pertanyaan seperti "melempar bola salju". mengoptimalkan proses pembelajaran IPS secara holistik, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Rasimin, 2012:11).
G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dikenal dengan sebutan PTK. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto,dkk, 2007:3).
Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus, tiap siklus memuat empat tahap, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan 15 Januari 2018 s/d selesai. Lokasi Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah Ngasinan Kec.
3. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan. Siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan dipilih sebagai subjek penelitian karena dinilai perlu adanya pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dan pemahaman belajar merekapun menjadi meningkat. Penelitian ini terdiri dari satu kelas yang siswanya berjumlah 15 anak, 8 laki-laki dan 7 perempuan.
4. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2007:16) mengemukakan bahwa untuk melaksanakan PTK, dibutuhkan tahapan yang lazim dilaliui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Lebih jelasnya sebagai berikut: a.
Perencanaan Perencanaan merupakan proses pengembangan rencana yang akan dilaksanakan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang ada dikelas. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1)
Mengadakan pertemuan dengan guru kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Wonosegoro untuk berdiskusi tentang persiapan penelitian
4) Membuat lembar soal untuk mengetahui hasil belajar siswa
5) Memberi instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru
6) Memberi instrumen penelitan berupa lembar observasi kegiatan siswa b.
Pelaksanaan Tahap ke 2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.
c.
Pengamatan Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
d.
Refleksi Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas(Arikunto, 2007:16) 5.
Instrumen Penelitian
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah: a.
Pedoman atau lembar pengamatan (observasi) yang digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
b.
Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi.
c.
Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan keterangan atau data mengenai gambaran umum kegiatan penelitian.
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, tes, dokumentasi.
a.
Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Observasi juga disebut pengamatan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal yang diamati adalah aktifitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan prestasi siswa dalam pembelajaran IPS.
b.
Tes Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang berupa nilai hasil post test. Post test adalah tes yang diberikan setelah pembelajaran berakhir.
c.
Dokumentasi Dokumentasi ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, dan keadaan siswa.
7. Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis maka proses penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuji.
a.
Penlaian Rata-rata Penilaian rata-rata digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: M = Nilai rata-rata
= Jumlah semua nilai siswa ∑X N = Jumlah siswa b.
Prosentase Penghitungan prosentase digunakan untuk mengetahui pencapaian KKM siswa. Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan: P = nilai dalam persen F = Frekuensi siswa yang tuntas belajar N = Jumlah keseluruhan (Aqib, 2006:40-41) H.
Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian pustaka, terdiri dari hasil belajar, hakikat pembelajaran IPS, model Quantum Teaching dan Snowball Throwing, dan penentuan KKM.
Bab III Pelaksanaan penelitian, terdiri dari gambaran umum MI Muhammadiyah Ngasinan, deskripsi pelaksanan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari deskripsi kondisi awal (pra-siklus), analisis data per siklus, dan pembahasan.
Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk
menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu, oleh karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, dimana didalamnya termasuk memahami diri sendiri, orang lain, dan perkembangan globalisasi.
Menurut Slameto (1991:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dan lingkungannya.
Bukti bahwa seorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku manusia terdiri dari beberapa aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek tersebut menurut Oemar Hamalik (2001:30) adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar Siswa menurut Nana Sudjana (2011:22) Hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari proses belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang relatif menetap yang dimiliki oleh siswa akibat dari pengalaman belajar nya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan- kegiatan siswa lebih lanjut.
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Slameto (1991:56-74) Proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu faktor yang ada dari dalam individu yang sedang belajar (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut (faktor eksternal).
Faktor internal meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh sedangkan faktor psikologis meliputi faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan
Faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga dapat meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi mertode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa dan masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat dan media massa. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru diharapkan memperhatikan faktor-faktor tersebut agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat optimal.
4. Penilaian Keberhasilan Belajar Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar.
Menurut Yamin (2005:146) penilaian keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan: a.
Pertanyaan Lisan di Kelas Dalam teknik ini guru memberikan pertanyaan yang dilemparkan kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk berfikir kemudian menjawab pertanyaan tersebut. Jika seorang siswa salah, maka
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip atau teori. Dengan pertanyaan lisan siswa dapat diberi kesempatan mengeluarkan gagasannya.
b.
Kuis Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu yang terbatas (kurang dari 15 menit). Pertanyaan dalam teknik penilaian melalui kuis dapat berupa pilihan atau jawaban singkat. Waktu pelaksanaan kuis pada umumnya dilakukan diawal pembelajaran. Kuis digunakan untuk mendapatkan gambaran materi sebelumnya, yaitu apakah siswa sudah menguasai materi sebelumnya atau belum. Jika sebagian siswa ada yang belum menguasai, guru bisa menjelaskan kembali secara singkat.
c.
Ulangan Harian Ulangan harian merupakan ulangan periodik yang dapat dilakukan oleh guru setiap 1 atau 2 materi pokok selesai diajarkan. Dalam ulangan harian guru bisa membuat soal dalam bentuk objektif maupun non-objektif. Ulangan dalam bentuk objektif dapat berupa pilihan ganda, benar-salah, atau menjodohkan. Sedangkan ulangan dalam bentuk non-objektif dapat berupa jawaban singkat dan uraian.
d.
Ulangan Semester Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada akhir harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa berupa pilihan ganda atau uraian.
e.
Tugas Individu Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran. Tugas individu ini dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau soal tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan. Sementara untuk tugas individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian objektif maupun non-objektif.
f.
Tugas Kelompok Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai kemampuan kerja kelompok. Pola dasar tugas ini hampir mirip dengan tugas individu, bedanya dalam tugas ini pekerjaan dilakukan bersama dengan siswa lainnya dalam kelompok-kelompok tertentu, yaitu guru bisa membuat kelompok dan memberi tugas kepada mereka untuk dikerjakan bersama-sama.
5. Instrumen Dalam Penilaian Hasil Belajar
Arifin (2009:123) dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran menyebutkan ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non-objektif. a.
Instrumen Penilaian secara Objektif 1)
Pilihan Ganda Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan jawaban). Soal terdiri dari pertanyaan yang tidak lengkap, kemungkinan jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan. Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh (diktator).
2) Benar-Salah
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
Contoh soal benar-salah seperti Gedung Monumen Nasional berada di Jakarta.
3) Menjodohkan
Bentuk instrumen ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materinya bisa banyak namun tingkat berfikir yang terlibat cenderung rendah karena sudah terdapat pilihan jawaban tanpa mengecoh seperti yang ada pada pilihan ganda. b.
Instrumen Penilaian secara Non-Objektif 1)
Jawaban Singkat atau Isian Singkat Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian.
Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.
2) Uraian Objektif
Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya. Langkah untuk membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi. Adapun contoh soal uraian objektif adalah sebutkan lima sila dalam pancasila secara urut!
3) Uraian Bebas
Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasangagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsur subjektifitas.
B. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian IPS
IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengatahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara indonesia (Permendiknas, 2006:582).
Menurut Wahidmurni (2010:216) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Sedangkan menurut Rasimin (2012:11) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, disimpulkan pengertian IPS adalah suatu disiplin ilmu sosial atau bidang kajian sosial kemasyarakatan yang mempelajari manusia pada konteks sosialnya atau manusia dengan anggota masyarakat. Bidang kajian IPS adalah mempelajari kehidupan manusia dan interaksinya dalam masyarakat.
2. Tujuan dan Fungsi IPS
Secara umum tujuan IPS (Permendiknas, 2006:583) adalah sebagai berikut: a.
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
b.
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, negara Indonesia.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelajaran IPS (Permendiknas, 2006:583) meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a.