BOOK Umbu Tagela Manajemen dan perencanaan pendidikan Bab III
BAB III
TELAAH DEMOGRAFIK
Pengertian Demografi
Kata demografi adalah kata yang diambil dari bahasa
Yunani, yaitu ‘demos’ yang berarti rakyat atau penduduk, dan
‘grafein’ berarti menulis. Dalam perkembangannya muncul
berbagai definisi demografi yang dimuati makna yang sama atau
hampir sama. Hauser dan Duncan mendefinisikan demografi
sebagai “studi tentang jumlah persebaran dan komposisi
penduduk serta perubahan ketiga faktor tersebut” (Lucas, et al:
1982). Bila definisi itu dibandingkan definisi lain (tidak
diutarakan di sini), dapat disimpulkan bahwa demografi
merupakan studi tentang variabel-variabel yang mempengaruhi
jumlah dan komposisi penduduk tertentu. Tiga variabel utama
yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk itu adalah
kelahiran, kematian, dan migrasi.
Dalam demografi itu sering dibedakan antara demografi
formal dan studi kependudukan. Pada demografi formal
perhatian utama pada variabel-variabel demografi dalam bentuk
matematika. Sedangkan studi kependudukan menekankan pada
hubungan antara variabel demografi dan variabel bukan
demografi. Mereka yang tertarik pada studi kependudukan ini
pada umumnya mereka yang datang dari disiplin di luar
demografi. Ahli ekonomi misalnya, lebih tertarik untuk melihat
pengaruh
pertumbuhan
penduduk
terhadap
kecepatan
pertumbuhan pendapatan perkapita, pembentukan tabungan,
perluasan pasar dan sebagainya. Begitu pula halnya dengan ahli
pendidikan, terutama para perencana pendidikan. Mereka yang
disebut terakhir lebih tertarik pada hubungan antara perubahan
27
penduduk, permintaan masuk serta daya tampung sekolah,
sebaran penduduk menurut tingkat pendidikan dan sebagainya.
Dengan peranan seperti itu maka demografi formal dan studi
kependudukan tidaklah terpisah satu terhadap yang lain.
Data Demografi
Penduduk dalam kajian demografi bukan penduduk
sebagai perorangan, melainkan penduduk sebagai kelompok
orang. Ahli demografi juga tidak hanya memperhatikan bilangan,
yaitu jumlah absolut dari suatu kejadian demografis dari suatu
penduduk di daerah tertentu pada waktu tertentu. Mereka itu
memperhatikan pula barangkali yang lebih penting perubahan
atau trend kejadian demografis dari waktu ke waktu. Dengan
perkataan lain para ahli demografi tidak hanya mengadakan studi
kependudukan statik (static population study) tetapi juga
mengkaji aspek dinamik dari analisis kependudukan (dynamic
aspect of population analysis).
Kecuali konsep ‘bilangan’, studi kependudukan statisk
memperkenalkan pula konsep-konsep seperti: rasio, proporsi,
susunan dan komposisi penduduk. Sedangkan dalam kajian aspek
dinamik kita diperkenalkan dengan konsep-konsep seperti:
berkurang atau bertambahnya penduduk (population decreased/
increased), angka atau tingkat (rate), dan sebagainya.
Adapun data penduduk atau kejadian demografis itu
diperoleh dari tiga sumber, yaitu: sensus penduduk, survei
sampel demografi, dan sistem registrasi (Lucas, et al, 1982).
Ketiga sumber itu mempunyai kekuatan dan kelemahan masingmasing. Oleh sebab itu, ketiganya dapat dipakai sekaligus karena
saling melengkapi. Di Indonesia, sensus diadakan setiap sepuluh
tahun sekali seperti halnya di negara-negara lain.. Selanjutnya
karena ada kesepakatan internasional untuk mengadakan sensus
28
pada tahun-tahun kelipatan sepuluh maka sensus berikutnya
diadakan pada tahun 2000 dan terakhir tahun 2010. Kecuali
sensus lengkap yang makan biaya itu diadakan pula survei
penduduk antar sensus (Supas) terhadap sampel terpilih. Di
samping itu registrasi penduduk melalui Desa/ Kelurahan, terus
dijalankan. Data-data yang terkumpul itu dapat dilihat pada
laporan-laporan Biro Pusat Statistik.
Pengkajian Demografik
Laporan data penduduk yang dibuat oleh para peneliti
biasanya
sudah
diklasifikasi
sesuai
dengan
tujuan
pemanfaatannya. Penyajian seperti itu memang lebih ringkas dan
mudah ditangkap, atau dipahami polanya, bahkan juga dapat
diperkirakan kecenderungannya. Pada umumnya ada bentuk
laporan yang sering digunakan, yaitu tabel distribusi dan grafik
atau diagram. Biasanya penduduk itu dikelompokkan menurut
kelompok umur lima atau sepuluh tahunan, jenis kelamin, desa-
kota, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Beberapa bentuk
penyajian data penduduk tersebut disajikan di bawah ini:
1.
Penyajian dengan Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi biasanya dikembangkan dari
data mentah dari variabel tertentu yang diteliti. Untuk data untuk
frekuensi yang banyak data penduduk termasuk data yang
frekuensinya banyak maka data itu dikelompokkan dengan
interval yang sama. Sesuai dengan kesepakatan maka data
penduduk umumnya dibagi dalam interval lima tahunan. Untuk
kepentingan tertentu penyajian dengan tabel distribusi frekuensi
mungkin sudah cukup. Tetapi untuk kepentingan yang lebih
kompleks tabel distribusi frekuensi itu dihubungkan dengan tabel
distribusi frekuensi dari variabel lain sehingga menghasilkan
29
tabel silang. Bahkan untuk melihat hubungan asosiatif yang lebih
kompleks dimasukkan pula variabel kontrol. Misalnya, tingkat
pengangguran dihubungkan dengan tingkat pendidikan dan
dikontrol dengan tingkat umur.
Untuk kepentingan kita, berikut ini disajikan data
penduduk dari salah satu daerah di Indonesia.
Tabel 1
Penduduk Kabupaten X -NTT
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Klp.
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
5–9
24.160
23.422
47.582
Umur
0–4
10 – 14
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
45 – 49
50 – 54
55 – 59
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 +
Jumlah
30
Tahun 2010
21.896
24.014
19.456
15.158
14.720
13.421
11.290
8.290
7.083
5.807
4.069
3.731
2.307
1.565
1.641
178.554
21.057
22.471
18.860
16.579
15.483
12.644
10.365
42.953
46.485
38.316
31.737
30.302
26.085
21.655
7.692
15.928
3.884
7.953
6.488
5.491
2.415
2.141
1.506
1.697
173.215
13.571
11.298
7.146
4.448
3.071
3.338
351.769
Data tersebut menurut sumber diperoleh dari registrasi
penduduk akhir tahun 2010 berdasarkan distribusi kelompok
umur sensus penduduk 2000. Sudah barang tentu karena
sumbernya bukan dari sensus lengkap maka kadar akurasinya
biasanya sedikit rendah. Tetapi tentu saja ada maknanya dan
dapat dipercaya manakala diperbandingkan dengan data sensus.
Oleh sebab itu, pengelompokannya (distribusi kelompok umur)
disesuaikan dengan pengelompokan laporan data sensus.
2.
Penyajian dengan Grafik atau Diagram Frekuensi
Ada bermacam-macam grafik atau diagram frekuensi,
seperti: diagram garis (line chart), diagram balok (bar chart),
diagram lingkar (pie diagram), dan piktogram (pictograph). Tiap
jenis grafik mempunyai kebaikan-kebaikan tersendiri. Oleh
karena itu, pilihan jenis grafik atau diagram harus disesuaikan
dengan tujuan yang diinginkan.
Grafik atau diagram yang paling banyak dipakai dalam
penyajian data penduduk adalah piktogram dan diagram blok
atau histogram. Dalam piktogram jumlah penduduk digambar
dalam bentuk orang dimana setiap satu gambar orang menunjuk
atau mewakili jumlah tertentu, misalnya 1.000 orang. Jadi kalau
ada 4.500 orang maka terdapat gambar orang, empat setengah
orang. Sedangkan dalam histogram, jumlah frekuensi setiap
interval kelas digambarkan dengan balok persegi panjang dengan
alas sepanjang interval antara kedua tepi kelas (Dajan, 1984).
Histogram frekuensi ini sangat baik untuk menggambarkan beda
antara kelas-kelas dalam sebuah distribusi frekuensi. Karena
kelebihan itulah maka histogram frekuensi ini sering dipakai
dalam menyajikan data demografik sebagai pelengkap
distribusi
frekuensi
dikelompokkan.
untuk
data
penduduk
yang
tabel
sudah
31
Komposisi umum penduduk yang beragam seperti
diperlihatkan dalam kelima model piramida penduduk
mencerminkan ringkasan sejarah demografik daerah atau negara
yang bersangkutan. Jumlah penduduk setiap usia atau setiap
kelompok usia bergantung pada: (a) jumlah kelahiran yang
berasal dari satu atau beberapa generasi; (b) dampak angka
kematian
pada
generasi
atau
generasi-generasi
yang
bersangkutan; dan (c) jumlah migrasi pada pelbagai saat, dan
usia penduduk yang berimigrasi itu (Chan, 1986).
Tanpa keterangan yang lengkap dapat kita duga beberapa
kemungkinan yang terjadi yang membuat piramida penduduk
Kabupaten X seperti pada Diagram 2. Kemungkinan Pertama,
sudah terjadi penurunan angka kelahiran sejak tahun 1977 atau
14 tahun sebelumnya. Kedua, ada peningkatan angka kematian
anak di bawah usia. Ketiga, terdapat migrasi keluar pasangan usia
subur usia 35 – 44 tahun dengan anak-anak yang sebagian besar
usia
di
bawah
lima
tahun.
Walaupun
ada
banyak
kemungkinannya tetapi sebagai bahan perencanaan pendidikan,
piramida itu cukup memberi informasi kebutuhan daya tampung
sekolah untuk penduduk usia sekolah pada setiap jenjang untuk
beberapa tahun yang akan datang.
32
TELAAH DEMOGRAFIK
Pengertian Demografi
Kata demografi adalah kata yang diambil dari bahasa
Yunani, yaitu ‘demos’ yang berarti rakyat atau penduduk, dan
‘grafein’ berarti menulis. Dalam perkembangannya muncul
berbagai definisi demografi yang dimuati makna yang sama atau
hampir sama. Hauser dan Duncan mendefinisikan demografi
sebagai “studi tentang jumlah persebaran dan komposisi
penduduk serta perubahan ketiga faktor tersebut” (Lucas, et al:
1982). Bila definisi itu dibandingkan definisi lain (tidak
diutarakan di sini), dapat disimpulkan bahwa demografi
merupakan studi tentang variabel-variabel yang mempengaruhi
jumlah dan komposisi penduduk tertentu. Tiga variabel utama
yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk itu adalah
kelahiran, kematian, dan migrasi.
Dalam demografi itu sering dibedakan antara demografi
formal dan studi kependudukan. Pada demografi formal
perhatian utama pada variabel-variabel demografi dalam bentuk
matematika. Sedangkan studi kependudukan menekankan pada
hubungan antara variabel demografi dan variabel bukan
demografi. Mereka yang tertarik pada studi kependudukan ini
pada umumnya mereka yang datang dari disiplin di luar
demografi. Ahli ekonomi misalnya, lebih tertarik untuk melihat
pengaruh
pertumbuhan
penduduk
terhadap
kecepatan
pertumbuhan pendapatan perkapita, pembentukan tabungan,
perluasan pasar dan sebagainya. Begitu pula halnya dengan ahli
pendidikan, terutama para perencana pendidikan. Mereka yang
disebut terakhir lebih tertarik pada hubungan antara perubahan
27
penduduk, permintaan masuk serta daya tampung sekolah,
sebaran penduduk menurut tingkat pendidikan dan sebagainya.
Dengan peranan seperti itu maka demografi formal dan studi
kependudukan tidaklah terpisah satu terhadap yang lain.
Data Demografi
Penduduk dalam kajian demografi bukan penduduk
sebagai perorangan, melainkan penduduk sebagai kelompok
orang. Ahli demografi juga tidak hanya memperhatikan bilangan,
yaitu jumlah absolut dari suatu kejadian demografis dari suatu
penduduk di daerah tertentu pada waktu tertentu. Mereka itu
memperhatikan pula barangkali yang lebih penting perubahan
atau trend kejadian demografis dari waktu ke waktu. Dengan
perkataan lain para ahli demografi tidak hanya mengadakan studi
kependudukan statik (static population study) tetapi juga
mengkaji aspek dinamik dari analisis kependudukan (dynamic
aspect of population analysis).
Kecuali konsep ‘bilangan’, studi kependudukan statisk
memperkenalkan pula konsep-konsep seperti: rasio, proporsi,
susunan dan komposisi penduduk. Sedangkan dalam kajian aspek
dinamik kita diperkenalkan dengan konsep-konsep seperti:
berkurang atau bertambahnya penduduk (population decreased/
increased), angka atau tingkat (rate), dan sebagainya.
Adapun data penduduk atau kejadian demografis itu
diperoleh dari tiga sumber, yaitu: sensus penduduk, survei
sampel demografi, dan sistem registrasi (Lucas, et al, 1982).
Ketiga sumber itu mempunyai kekuatan dan kelemahan masingmasing. Oleh sebab itu, ketiganya dapat dipakai sekaligus karena
saling melengkapi. Di Indonesia, sensus diadakan setiap sepuluh
tahun sekali seperti halnya di negara-negara lain.. Selanjutnya
karena ada kesepakatan internasional untuk mengadakan sensus
28
pada tahun-tahun kelipatan sepuluh maka sensus berikutnya
diadakan pada tahun 2000 dan terakhir tahun 2010. Kecuali
sensus lengkap yang makan biaya itu diadakan pula survei
penduduk antar sensus (Supas) terhadap sampel terpilih. Di
samping itu registrasi penduduk melalui Desa/ Kelurahan, terus
dijalankan. Data-data yang terkumpul itu dapat dilihat pada
laporan-laporan Biro Pusat Statistik.
Pengkajian Demografik
Laporan data penduduk yang dibuat oleh para peneliti
biasanya
sudah
diklasifikasi
sesuai
dengan
tujuan
pemanfaatannya. Penyajian seperti itu memang lebih ringkas dan
mudah ditangkap, atau dipahami polanya, bahkan juga dapat
diperkirakan kecenderungannya. Pada umumnya ada bentuk
laporan yang sering digunakan, yaitu tabel distribusi dan grafik
atau diagram. Biasanya penduduk itu dikelompokkan menurut
kelompok umur lima atau sepuluh tahunan, jenis kelamin, desa-
kota, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Beberapa bentuk
penyajian data penduduk tersebut disajikan di bawah ini:
1.
Penyajian dengan Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi biasanya dikembangkan dari
data mentah dari variabel tertentu yang diteliti. Untuk data untuk
frekuensi yang banyak data penduduk termasuk data yang
frekuensinya banyak maka data itu dikelompokkan dengan
interval yang sama. Sesuai dengan kesepakatan maka data
penduduk umumnya dibagi dalam interval lima tahunan. Untuk
kepentingan tertentu penyajian dengan tabel distribusi frekuensi
mungkin sudah cukup. Tetapi untuk kepentingan yang lebih
kompleks tabel distribusi frekuensi itu dihubungkan dengan tabel
distribusi frekuensi dari variabel lain sehingga menghasilkan
29
tabel silang. Bahkan untuk melihat hubungan asosiatif yang lebih
kompleks dimasukkan pula variabel kontrol. Misalnya, tingkat
pengangguran dihubungkan dengan tingkat pendidikan dan
dikontrol dengan tingkat umur.
Untuk kepentingan kita, berikut ini disajikan data
penduduk dari salah satu daerah di Indonesia.
Tabel 1
Penduduk Kabupaten X -NTT
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Klp.
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
5–9
24.160
23.422
47.582
Umur
0–4
10 – 14
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
45 – 49
50 – 54
55 – 59
60 – 64
65 – 69
70 – 74
75 +
Jumlah
30
Tahun 2010
21.896
24.014
19.456
15.158
14.720
13.421
11.290
8.290
7.083
5.807
4.069
3.731
2.307
1.565
1.641
178.554
21.057
22.471
18.860
16.579
15.483
12.644
10.365
42.953
46.485
38.316
31.737
30.302
26.085
21.655
7.692
15.928
3.884
7.953
6.488
5.491
2.415
2.141
1.506
1.697
173.215
13.571
11.298
7.146
4.448
3.071
3.338
351.769
Data tersebut menurut sumber diperoleh dari registrasi
penduduk akhir tahun 2010 berdasarkan distribusi kelompok
umur sensus penduduk 2000. Sudah barang tentu karena
sumbernya bukan dari sensus lengkap maka kadar akurasinya
biasanya sedikit rendah. Tetapi tentu saja ada maknanya dan
dapat dipercaya manakala diperbandingkan dengan data sensus.
Oleh sebab itu, pengelompokannya (distribusi kelompok umur)
disesuaikan dengan pengelompokan laporan data sensus.
2.
Penyajian dengan Grafik atau Diagram Frekuensi
Ada bermacam-macam grafik atau diagram frekuensi,
seperti: diagram garis (line chart), diagram balok (bar chart),
diagram lingkar (pie diagram), dan piktogram (pictograph). Tiap
jenis grafik mempunyai kebaikan-kebaikan tersendiri. Oleh
karena itu, pilihan jenis grafik atau diagram harus disesuaikan
dengan tujuan yang diinginkan.
Grafik atau diagram yang paling banyak dipakai dalam
penyajian data penduduk adalah piktogram dan diagram blok
atau histogram. Dalam piktogram jumlah penduduk digambar
dalam bentuk orang dimana setiap satu gambar orang menunjuk
atau mewakili jumlah tertentu, misalnya 1.000 orang. Jadi kalau
ada 4.500 orang maka terdapat gambar orang, empat setengah
orang. Sedangkan dalam histogram, jumlah frekuensi setiap
interval kelas digambarkan dengan balok persegi panjang dengan
alas sepanjang interval antara kedua tepi kelas (Dajan, 1984).
Histogram frekuensi ini sangat baik untuk menggambarkan beda
antara kelas-kelas dalam sebuah distribusi frekuensi. Karena
kelebihan itulah maka histogram frekuensi ini sering dipakai
dalam menyajikan data demografik sebagai pelengkap
distribusi
frekuensi
dikelompokkan.
untuk
data
penduduk
yang
tabel
sudah
31
Komposisi umum penduduk yang beragam seperti
diperlihatkan dalam kelima model piramida penduduk
mencerminkan ringkasan sejarah demografik daerah atau negara
yang bersangkutan. Jumlah penduduk setiap usia atau setiap
kelompok usia bergantung pada: (a) jumlah kelahiran yang
berasal dari satu atau beberapa generasi; (b) dampak angka
kematian
pada
generasi
atau
generasi-generasi
yang
bersangkutan; dan (c) jumlah migrasi pada pelbagai saat, dan
usia penduduk yang berimigrasi itu (Chan, 1986).
Tanpa keterangan yang lengkap dapat kita duga beberapa
kemungkinan yang terjadi yang membuat piramida penduduk
Kabupaten X seperti pada Diagram 2. Kemungkinan Pertama,
sudah terjadi penurunan angka kelahiran sejak tahun 1977 atau
14 tahun sebelumnya. Kedua, ada peningkatan angka kematian
anak di bawah usia. Ketiga, terdapat migrasi keluar pasangan usia
subur usia 35 – 44 tahun dengan anak-anak yang sebagian besar
usia
di
bawah
lima
tahun.
Walaupun
ada
banyak
kemungkinannya tetapi sebagai bahan perencanaan pendidikan,
piramida itu cukup memberi informasi kebutuhan daya tampung
sekolah untuk penduduk usia sekolah pada setiap jenjang untuk
beberapa tahun yang akan datang.
32