KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PASCA INDUSTRIALISASI : PENGORGANISASIAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TERHADAP KASUS KERENTANAN KEHIDUPAN KOMUNITAS DUSUN SUMBERARUM KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN.

(1)

Kerentanan Kehidupan Komunitas Dusun Sumberarum

Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban)

SKRIPSI

diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

dalam Bidang Pengembangan Masyarakat Islam

Oleh:

Anis Fitria

B52212029

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


(2)

"ag

Nea

NIM

Psodi

Fakulm

Anis

Fiuia

Bl?Ena?g

Pengemhngro

h{syarakd

Isltrl

Dakwah dan llmu

Kornunik$i

Menyoakm

ffiim

ikripsi

itri benar+cmr

korya saya

seldiri dad hasl

pcaetitim"

I(lcudi

krfipm

yang

dfuql*

srnnbernya

Suabaya, 4 Agusnn 2016

Yuglilemh$Furrlmffit

Aniq

Fiuiq

NIM B5N'2V29


(3)

:852?12029

Prodi

: Pengenrkngan Masyarakat Islam

Jtdul

slffiFr :KESEIAHTIRAAN

MASYARAKAT

pAscA

INDUSTRIALISASI

(Pengorganisasian

Untuk

Penrbendayaan Masyarakat Terhadap Kasus Kerentanan Kehidupan Komrnitas Dusun $umberanrm Kecamatan

Ket*

Kabupateir Tuhan)

Skripst oleh

Anis Fitria

ini,

telah

dipedksa

dan disetujui

oleh

dosen punbimbing untuk

diujikail,

$nabalq

4 Agushrs 2016


(4)

tUengu$hq

F

hesrahdenllmuKomrmikasi

Perrgtdi

IV,

sx6q

Dra Prdii

Rahrnaural lr{-Kes

NrP- t967t)325t994032902 NIP, I 959t!3 t 7t 99403

t00t


(5)

E-Mail: perpus@uinsby.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUruAN

PUBLIKASI

KARYA ILMIAH

TINTT]K KEPENTINGAN

AKADEMIS

sebagai sivitas akademika

uIN

sunan Ampel surabay4 yang bertandatangan

di bawah

ini,

saya:

Nama

NIM

Fakultas/Jurusan E-mail address

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk

memberikan kepada perpustakaan

IJS

Sunan Ampel Surabaya" Hak Bebas Rovulti i.ron-ntst<tusif atas

r.u.yuir*iur,

,

rttkipsi

EI Tesis

E

Desertasi

n

Lain_lain(...:...

...)

yang berjudul :

ft.lvlsyw.

pw.t:s&.t...ts:.le.dst

..t*u:

.. fsrsn..tutgt,...tsl.ofupn....kr..t't.%...

Beserta perangkat

rng

dlperlukan

(bila ada). Dengan

Hak Bebas

Royalti Non-Ekslusif

ini

Perpustakaan

UIN

Sunan

ampet

t*;o"t

u"trr*

ni"nvi*pur,"

mengalih-media

/

format-kan,

mengelolanya

dalam

.b-..F*

puttgk;*

data (aut"b*"1,

*inairniuurikannya"

dan

menampilkan

/

mempublikasikannya

di

Internet atau-meaia

hin

secara-falltext untuk

kepentingan

tanpa perlu meminta

tj!

fu

r*

*r*r"

ff"p""ifrk**t*

nama saya sebagai penulis / pencipta dan atau p"rr.ibit

vag

u"rrangkutao.

saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak perpustakaan

uIN

sunan

Ampel

surabay4

t"gulu

6entuk tuntutan hukum yang

timbul afas pelanggaran

Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini yang sayabuat dengan sebenarnya

Stnabaya"

22

AgutLus

eotb

Penulis

(

Ank

Titr;o

) Nama terang ddn tanda tangan


(6)

ABSTRAKS

Anis Fitria, KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PASCA INDUSTRIALISASI (Pengorganisasian Untuk Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Kasus Kerentanan Kehidupan Komunitas Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban)

Dalam skripsi ini problem utama yang menjadi kajian adalah kerentanan kehidupan komunitas Dusun Sumberarum dampak dari subuah industrialisasi. Dengan fokus masalah, kondisi kesejahteraan komunitas masyarakat ring satu PT Semen Indonesia, pola pendampingan yang dapat dilakukan untuk penanganan problem kesejahteraan masyarakat di ring satu PT Semen Indonesia, dan proses dan perubahan sosial dalam pendampingan komunitas masyarakat ring satu PT Semen Indonesia. Teori ini menggunakan teori Karl Marx tentang alienasi (keterasingan) untuk menganalisis masalah kerentanan kehidupan masyarakat.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitianParticipatory Action Risearch (PAR). Dengan langkah-langkah proses pemecahan masalah antara lain : Riset pendahuluan, inkulturasi, merumuskan masalah, merancang strategi, pengorganisasian masyarakat, melakukan aksi, evaluasi dan refleksi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perubahan pada masyarakat untuk berdaya dari keadaan yang mengancam dari dampak lingkungan, kesehatan, dan perekonomian yang rendah. Karena keadaan tersebut membuat masyarakat semakin rentan dari lingkungan dan kearifan sosial dan budayanya.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka dibentuk kelompok “Gemar Ngaji” sebagai wadah perubahan sekaligus motor penggerak masyarakat untuk berdaya dari kehidupannya yang mengancam. Melalui tim fasilitaor tersebut, bersama masyarakat sepakat untuk melakukan aksi perubahan. Melalui program-program pembentukan koperasi Rakyat Kecil untuk membantu masyarakat agar bisa produktif kembali. Pembentukan koperasi tersebut untuk menyelamatkan perekonomian masyarakat yang semakin rendah. Dengan demikian, masyarakat bisa tetap bertahan dalam menjani kehidupan di wilayah industri.

Aksi Perubahan selanjutnya adalah gerakan penghijauan sebagai bentuk peduli terhadap kesehatan masyarakat juga kualitas lingkungan sekitarnya. Hidup berdampingan dengan pabrik semen tentu akan mengancam kesehatan masyarakat juga lingkungannya. Jadi, aksi tersebut merupakan langkah awal untuk menyelematkan masyarakat dari gejolak industrialisasi di wilayahnya. Meskipun hidup dengan penuh keterbatasan, namun jika masih diberikan sehat. Bagi masyarakat itu sudah cukup membuat mereka sejahtera. Jika sehat, masyarakat masih bisa berusaha mencari uang untuk kebutuhan sehari-harinaya. Tanpa harus menggantungkan hidupnya pada pihak lain secara terus menerus. Aksi tersebut, juga memberikan manfaat diantaranya adalah mengembalikan budaya tolong menolong dan peduli antar sesama yang sudah mulai pudar.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

PERNYATAAN KEASLIAN...iii

MOTTO...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...v

KATA PENGANTAR...vii

ABSTRAK ...x

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR DIAGRAM ...xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Problem...1

B. Rumusan Masalah ...9

C. Tujuan Penelitian...10

D. Manfaat Penelitian ...10

E. Strategi Pendampingan...11

F. Sistematika Pembahasan ...14


(8)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembangunan dan Industrialisasi ...22

B. Dampak Industrialisasi Pada Kehidupan Masyarakat...26

C. Pendampingan Kaum Marginal...30

D. Islam dan Keberpihakan Pada Kaum Lemah ...35

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN

A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan ...40

B. Ruang Lingkup Penelitian...42

C. Prosedur Penelitian...42

D. Subyek Penelitian...52

E. Teknik-teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data ...52

F. Teknik Analisis Data ...55

G. Teknik Validasi Data ...57

H. Stakeholder...58

I.

Jadwal Penelitian...61

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Geografis ...62

B. Kondisi Demografi...65

C. Kondisi Ekonomi ...66

D. Kondisi Pendidikan ...74

E. Kondisi Kesehatan ...76


(9)

BAB V KERENTANAN KEHIDUPAN KOMUNITAS DUSUN

SUMBERARUM

A. Marginalisasi Ekonomi Masyarakat Sumberarum ...81

B. Hilangnya Sumber Mata pencaharian Masyarakat ...81

a. Akses Pekerjaan Tertutup ...90

b. Ketidakberdayaan Kelas Bawah...99

C. Menurunnya Kualitas Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat ...101

a. Terancamnya Lingkungan untuk Generasi Masa Depan ...106

b. Menurunnya Kualitas Udara...111

D. Hilangnya Karakter Budaya Asli Masyarakat...120

BAB VI DINAMIKA PROSES PENGORGANISASIAN DAN AKSI

PERUBAHAN

A. Membangun Komunikasi Melalui Kearifan Lokal Masyarakat...127

B. Menyepakati Agenda Riset ...131

C. Mendiskusikan Problem Komunitas ...133

D. Pembentukan Tim Fasilitator ...138

E. Merencanakan Tindakan Mencari Solusi ...142

F. Pembentukan Koperasi Rakyat Kecil...144

G. Gerakan Penghijauan Lingkungan ...153

BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN DAN PENGORGANISASIAN

A. Masyarakat Juga Bisa Melakukan Penelitian...158

B. Berdaya Dimulai dari Berani Melakukan Aksi Perubahan ...161

C. Mengorganisir Masyarakat Tidak Lepas dari Hambatan dan Tantangan .168


(10)

D. Pembelaan Kaum Marginal dalam Persepektif Islam ...171

BAB IX PENUTUP

A. Kesimpulan ...172

B. Rekomendasi ...173

DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Peta Administrasi Kecamatan Kerek...48

Gambar 4.2 : Tanaman yang Terselimuti Debu PT SI...58

Gambar 4.3 : Sawah di Area PT SI dan Sawah di Area Non Industri...62

Gambar 4.4 : Lokasi Penambangan Kapur PT SI ...70

Gambar 4.5 : Data Jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan...89

Gambar 5.5 : Rumah Mbah Warsimah...11

Gambar 5.6 : Proses Bangunan Kontrakaan Milik Salah Satu Warga Sumberarum

Gambar. 6.4 :

Proses Pendekatan dan Diskusi Peneliti dengan Ibu-ibu

... 13

Gambar. 6.5

: Proses Pembentukan Tim Motor Penggerak dan Diskusi

Bersama ... 13

Gambar 6.6 : Proses Peresmian Koperasi dan Pembagian Pinjaman ke

Masyarakat

Gambar 6.8:

Penyerahan

Simbolis Tanaman pada Kepala Dusun Sumberarum ...14


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kriteria Pendampingan...44

Tabel.3.2 : Analisis StakeHolders ...50

Tabel.3.3 : Jadwal Penelitian dan Pendampingan ...52

Tabel.4.1 : Angka Kematian dan Kelahiran Masyarakat Desa Sumberarum ...57

Tabel.4.2 : Jumlah Bangunan Perdagangan / jasa ...58

Tabel.4.3 : Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sumberarum...58

Tabel.4.4 : Tingkat Pendidikan Masyarakat Sumberarum ...59

Tabel.5.1 : Analisa Perubahan Luas Lahan dan Produksi ...73

Tabel.5.2: Jenis Keterampilan dan Pendidikan Masyarakat Desa Sumberarum ...83

Tabel.5.3: Jenis Keluhan Kesehatan Masyarakat Desa Sumberarum ...1

Tabel.5.4 : Karakteristik Rumah Masyarakat Desa Sumberarum ...11

Tabel 6.1 : Daftar Nama Pengurus Kelompok Gemar Ngaji ...12

Tabel 6.2 : DataA nggota yang Melalukan Simpan Pinjam untuk Usaha Produktif .


(13)

DAFTAR GRAFIK/BAGAN

Bagan 4.1: Transek Wilayah Desa Sumberraum...57

Bagan 5. 1 Analisis Pohon Masalah ...78

Bagan 6.1: Diagram Masalah yang Terjadi di Desa Sumberarum ...89

Bagan 6.2 Analisis Pohon Harapan ...12


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Konteks Problem

Negara modern umumnya identik dengan negara industri yang memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi negara. Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.1 Kemajuan di bidang industri merupakan pengaruh dari proses globalisasi dan konsep kapitalis. Globalisasi membawa konsekuensi yang cukup rumit bagi setiap negara, terutama negara-negara berkembang, karena globalisasi menyebabkan dunia menjadi tanpa batas.

Sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Tuban terdapat lima kecamatan yang diproyeksikan menjadi kawasan peruntukan industri dengan skala besar. Lima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tambakboyo, Jenu, Merakurak, Kerek, dan Soko.2 Di lima kecamatan inilah tempat berdiri pabrik-pabrik yang berskala nasional maupun internasional, seperti pabrik Semen Indonesia (Merakurak dan Kerek), Semen Holcim (Tambakboyo), Petrochina (Soko), PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dan Pertamina (Jenu). Berdirinya pabrik-pabrik ini berakibat langsung pada dunia pertanian yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga setempat.

1

Wihana Kirana,Ekonomi Industri edisi 2( Yogyakarta: BPFE,2002), Hal.40. 2


(15)

Investasi dibidang industri secara langsung telah berdampak pada perkembangan ekonomi dalam skala makro maupun mikro. Perkembangan sektor industri telah memberikan kontribusi yang besar pada PDRB Kabupaten Tuban. Tahun 2014 sebesar Rp 6,62 Trilyun atau memberikan sumbangan sebesar 23,98% terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).3Banyaknya sektor industri di Kabupaten Tuban tentunya diharapkan berpengaruh positif pada ketersediaan lapangan kerja, serta meningkatnya pendapatan asli daerah merupakan salah satu indikator positif kemampuan pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan warganya.

Di sisi lain dengan berkembangnya wilayah industri tentu dapat menimbulkan dampak negatif yang cukup serius, baik terhadap lingkungan maupun sumber daya manusia itu sendiri. Dampak negatif terhadap aspek manusia di antaranya adalah sifat konsumeristik, perubahan budaya masyarakat, marginalisasi pekerjaan, pemudaran modal sosial seperti gorong royong, kesenjangan sosial anatara si kaya dan si miskin, dan sifat individualistik. Sedangkan dampak negatif terhadap lingkungan diantaranya, pencemaran udara, kelangkaan sumber daya alam, pencemaran air, pencemaran tanah, dan lahan pertanian semakin berkurang.4

Jed Greer dan Kenny Bruno menyatakan bahwa perusahaan transnasional yang semakin mengglobal telah mendominasi dan terus memperluas pasarnya. Mereka pun mengklaim sebagai perusahaan ramah

3

Kabupaten Tuban dalam Angka Tahun 2015, Hal. 130. 4

Wahyu Purnomo, Dampak Industrialisasi Terhadap Masyarakat,

http:///D:/SKRIPSI/Sebutkan%20dampak%20positif%20dan%20negatif%20industrialisasi%20%E 2%80%93%20IlmuSosial.net.htm, Diakses tanggal 16 Maret 2016, Pukul 08:00 WIB


(16)

lingkungan, sahabat dan pemimpin perjuangan untuk menghapus kemiskinan. Namun ideologi lingkungan mereka tidak lebih hanya sekedar kamuflase (penyamaran).5

Jika ekspansi industri terus menerus dibiarkan tanpa kendali, maka selanjutnya yang pasti terjadi adalah kerusakan lingkungan yang makin parah dan meluas, melebarnya lobang dalam lapisan ozon, polusi udara, permukaan air laut terus meninggi, rusaknya susunan tanah akibat pupuk berlebihan, serta terancamnya keanekaragaman hayati dan yang paling menyesakkan jiwa adalah tergusurnya komunitas setempat beserta kearifan sosial dan budayanya.

Industrialisasi juga menimbulkan perubahan radikal dalam jalinan relasi sosial kerja. Dengan mengalihkan pekerjaan dari buruh ke mesin canggih, kelas pemilik modal berhasil meningkatkan produksi dan sekaligus melemahkan secara langsung posisi tawar kaum pekerja. Sebagaimana yang terjadi pada masyarakat Tuban pada area perusahaan yang merasakan dampak adanya industrialisasi. Hal lain dari dampaknya adalah kerentanan kehidupan dan keterasingan pada masyarakat. Ini terjadi karena kebanyakan masyarakat tidak mampu beradaptasi dengan iklim industrialisasi, khususnya masyarakat yang memiliki pendidikan rendah dan juga ketrampilan yang terbatas, sehingga mereka tidak mampu bergejolak dalam dunia industri.6 Dampak industrialisasi yang demikian itu juga dirasakan oleh masyarakat

5

Jed Greer dan Kenny Bruno, Penerjemah Soediro,Kamuflase Hijau Membedah Ideologi Lingkungan Perusahaan-Perusahaan Transnasional(Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1998), Hal. 25.

6


(17)

Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, akibat dari berdirinya industri PT Semen Indonesia pada tahun 1994.7 Pada tanggal 16 November 1994 merupakan awal kerjasama perjanjian antara pabrik semen dengan Fuller International, untuk pembangunan perluasan keempat, yaitu pabrik Semen Unit III di Kabupaten Tuban (Tuban I) yang berkapasitas 2,3 juta ton per tahun dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 September 1994.8

Salah satu alasan didirikannya Unit III di Tuban ini adalah struktur geografis wilayah Tuban dan sekitarnya, yaitu pegunungan kapur yang mempunyai kemungkinan dilakukan penggalian bahan baku sampai dengan seratus tahun mendatang. Pada saat ini pabrik yang beroperasi adalah Unit III, sedangkan untuk Unit I dan II beroperasi sebagai finishing dan analisa (laboratorium) saja.9

Faktanya yang terjadi tanpa mereka sadari, industri pabrik tidak akan menerima semua masyarakatnya untuk menjadi buruh di pabrik tersebut. Sehingga tidak semua masyarakat Dusun Sumberarum dapat merasakan akses bekerja di pabrik tersebut apalagi sampai berkembangnya perekonomian mereka.

PT Semen Indonesia masuk dengan membawa visi menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara. Hal itu tentu diharapkan membawa dampak bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Karena

7

Andika, Profil PT Semen Indonesia,http://sir.stikom.edu/248/5/BAB%2011.pdf, Diakses tanggal 18 maret 2016 Pukul :12:00 WIB.

8

Ibid.

9


(18)

PT Semen Indonesia bukan lagi industri kecil yang ada, melainkan industri

besar milik Negara (BUMN). Bertetangga dengan ‘raksasa besar’ perusahaan

tersebut, tidak menjamin masyarakat sekitarnya dapat merasakan kesejahteraan sosial sebagaimana yang diasumsikan masyarakat pada umumnya. Menyusutnya lahan-lahan pertanian di sebagian besar wilayah-wilayah Indonesia merupakan wacana yang sudah tidak asing lagi untuk didengar. Salah satunya yang terjadi di Dusun Sumberarum, kondisi tersebut tidak dapat terelakan lagi dalam era kapitalisme. Manusia sebagai penghuni wilayah pedesaan tidak dapat disalahkan secara obyektif dan bukan pula tersangka tunggal dari kemerosotan lahan yang ada. Hak dasar sebagai mengelola, memiliki juga memanfaatkan sumber daya alam yang ada tidak sepenuhnya dapat dirasakan oleh semua masyarakat yang ada di desa karena beberapa faktor. Salah satunya adalah keterbatasan keahlian dan pengetahuan masyarakat desa.

Pancasila sebagai sumber nilai dan hukum di Indonesia menyatakan dengan jelas bahwa Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah cita-cita dan tujuan bernegara. Negara mempunyai kewajiban untuk mewujudkan serta meningkatkan kesejahteraan umum warga negaranya10. Kesejahteraan adalah hak semua warga negara, yang harus dipenuhi oleh

10

Pasal 28H Undang-Undang Dasar 1945” Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

14

Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 “ Bumi dan air dan kekayaan alam yangterkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar -besarnya kemakmuran rakyat”


(19)

negara melalui pengelolaan sumber daya alam yang manfaatnya digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat.11

Edi Suharto berpendapat bahwa kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang terjadi bukan dikarenakan ketidakmampuan si miskin untuk bekerja (malas), melainkan karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam menyediakan kesempatan-kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja. Sedangkan kemiskinan jika ditinjau dari teori demokrasi-sosial yang menekankan bahwa kemiskinan adalah masalah struktural. Kemiskinan disebabkan oleh ketimpangan pada struktur ekonomi, ketidakadilan sosial dan masalah-masalah politik pada suatu negara.12

Praktisi pendidikan masyarakat Paulo Freire, menjelaskan realitas ini sebagai gambaran kehidupan nyata yang tidak manusiawi. Kaum tertindas yang tidak dimanusiawikan, karena dibuat tidak berdaya dan dibenamkan

dalam “kebudayaan bisu”.13 Gambaran berbagai kasus yang terjadi pada masyarakat Sumberarum merupakan bentuk dari ancaman tergusurnya masyarakat dari lingkungan serta kearifan sosial budaya mereka sendiri.14 Kehidupan mereka menjadi rentan yang mancakup beberapa aspek seperti budaya, ekonomi, lingkungan dan kesehatan. Indikator dari permasalahan tersebut diantaranya adalah tidak dilibatkanya masyarakat setempat dalam penentuan atau kebijakan untuk dampak yang terjadi. Seperti melibatkan masyarakat dalam penanganan dampak pada lingkungan.

12

Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(Jakarta: Refika Aditama,2005), Hal. 138-139.

13

Paulo Freire,Pendidikan Kaum tertindas,(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008), Hal.14. 14


(20)

Proses tergusurnya masyarakat dari lingkungan dan kearifan sosial budaya sampai pada masalah kerentanan kehidupan mereka oleh pabrik semen menjadi penting untuk diketahui karena hal tersebut mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai wilayah ring satu PT Semen Indonesia. Bagi masyarakat pedesaan hal tersebut merupakan sesuatu yang krusial bagi perkembangan kehidupan secara sosial, ekonomi, dan budaya warga setempat baik untuk sekarang atau kedepannya. Untuk kepentingan inilah penelitian ini dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti selama proses pendampingan adalah:

1. Bagaimanakah kondisi kesejahteraan komunitas masyarakat ring satu PT Semen Indonesia?

2. Bagaimanakah pola pendampingan yang dapat dilakukan untuk penanganan problem kesejahteraan masyarakat di ring satu PT Semen Indonesia?

3. Bagaimanakah proses dan perubahan sosial dalam pendampingan komunitas masyarakat ring satu PT Semen Indonesia?.

C. Tujuan Penelitian

Dari penelitian dan pendampingan ini diharapkan dapat menemukan pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat dan dapat diandalkan (dapat dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh masyarakat dan


(21)

dengan harapan kedepanya mampu berdaya dalam aspek yang lain. Diantara tujuan pendampingannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari pendirian industri PT Semen Indonesia terhadap kesejahteraan masyarakat Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban Semen Indonesia.

2. Untuk mengetahui pola pendampingan untuk penanganan problem kesejahteraan masyarakat ring satu industri PT Semen Indonesia di Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

3. Untuk mengetahui perubahan kehidupan masyarakat ring satu selama proses atau pasca pendampingan di Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman khususnya di bidang pemberdayaan masyarakat.

b. Untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dan dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak terutama bagi mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta UIN Sunan Ampel.


(22)

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya masyarakat Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban mengenai kerentanan kehidupan kesejahteraan masyarakat yang terjadi di Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.

b. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi yaitu menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman pada saat pendampingan di lapangan.

E. Strategi Pendampingan

Strategi pendampingan merupakan proses awal yang penting untuk diketahui agar proses pendampingan sesuai dengan harapan bersama. Diperlukan strategi yang tepat agar program yang diharapkan sesuai dengan rencana dan terlaksana bersama komunitas lokal. Strategi pendampingan ini mengacu pada konsep PAR.15 Berikut langkah strategi dalam pendampingan pada masyarakat Dusun Sumberarum yang dilakukan oleh peneliti:

1. To Know(Mengetahui Kondisi Masyarakat)

Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah proses inkulturasi, yaitu membaur dengan masyarakat untuk membangun kepercayaan. Membaur dalam hal ini bukan sekedar berkumpul dengan mereka, namun juga untuk mengetahui realitas yang terjadi di Dusun Sumberarum. Dalam strategi ini,

15

Agus Afandi, dkk. Panduan Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transpormatif Dengan Metodologi Participatory Action Research (PAR), (Surabaya LPPM UIN Sunan Ampel,


(23)

peneliti akan membaur dengan masyarakat dengan terlibat secara langsung dalam kehidupan kelompok masyarakat.

2. To Understand(Memahami Problem Komunitas)

Tahap memahami merupakan tahap kedua yakni menelusuri persoalan utama masyarakat. Maka langkah yang ditempuh analisis bersama masyarakat melalui proses Focus Group Discussion (FGD) untuk mempermudah teknis analisis. Sekaligus membelajarkan pada masyarakat. Pada strategi ini, peneliti akan mengamati dan mengidentifikasi realita yang terjadi pada masyarakat, dengan melihat keluhan-keluhan yang datang dari masyarakat. Peneliti juga akan mendiskusikan pada masyarakat untuk menemukan fokus masalah. Dari strategi ini juga peneliti akan mempertanyakan terus menerus mengenai masalah yang terjadi dan memverivikasinya.

3. To Plan(Merencanakan Pemecahan Masalah Komunitas)

Tahap To Plan merupakan tahap yang dilakukan untuk

merencanakan aksi pemecahan masalah. Tahap ini sangat ditentukan oleh proses sebelumnya dalam merumuskan masalah, sebab pemecahan masalah harus didasarkan atas rumusan masalah yang sudah disepakati melalui FGD. Untuk merencanakan suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat, peneliti mendiskusikan bersama masyarakat rencana apa yang akan dilakukan untuk tahap penyelesaian masalah yang telah terjadi. 4. To Action(Melakukan Program Aksi)


(24)

Tahap ini yaitu melakukan aksi program sebagai pemecahan problem social. Tentu saja pilihan program praktis harus sesuai dengan hasil analisis problem sosialnya dan perencanaan strategis yang telah disusun. Sehingga pelaksanaan program tidak memberatkan komunitas, tetapi justru menciptakan kondisi yang terbagun dalam kesatuan yang saling gotong royong sebagai tradisi yang sudah dimiliki oleh masyarakat selama ini.

5. To Reflection and To Change(Penyadaran dan Perubahan)

Setelah melewati 4 tahap, yang terakhir adalah melakukan refleksi atas hasil proses dalam pendampingan di lapangan. Refleksi ini bukan hanya untuk peneliti tetapi dilakukan bersam komunitas, sehingga terbangun pembelajaran untuk mengkritisi kembali hal-hal yang pernah dilakukan dan pelajaran apa yang bisa diambil untuk menapak kedepan. Sekaligus perubahan apa yang terjadi setelah pendampingan. Dengan demikian dibangunlah sebuah komitmen untuk melanjutkan program untuk menapak perubahan sehingga tidak terjadi keterputusan.

F. Sistematika Pembahasan

Dalam laporan penelitian ini, yang dibahas dalam laporan antara lain:

Pada bab pertama, yang dibahas dalam penelitian adalah pendahuluan. Pendahuluan tersebut berisi realitas problem yang terjadi di Sumberarum, fokus pendampingan yang akan diteliti di Dusun Sumberarum, tujuan pendampingan di Dusun Sumberarum, manfaat penelitian bagi peneliti, strategi pendampingan serta sistematika pembahasan. Realitas problematika


(25)

berisi gambaran masalah yang terjadi secara nyata yang ada di masyarakat Dusun Sumberarum. Fokus pendampingan berisi rumusan masalah tentang pendampingan terhadap masyarakat Dusun Sumberarum dalam mengurangi adanya dampak pembangunan industrialisasi. Kemudian strategi pendampingan merupakan langkah-langkah yang digunakan selama proses penelitian yang dilakukan di Dusun Sumberarum.

Bab kedua ini berisi kajian pustaka yaitu berisi teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan dalam pendampingan. Teori yang digunakan yang pertama ada teori pembangunan dari David C Corten, teoriTricle Down

Effect, Teori Karl Marx tentang alienasi atau keterasingan juga teori

keberpihakan pada kaum lemag yang dikaji dalam perspektif Islam. Dengan adanya teori yang dikaji dalam laporan pendampingan, maka ada landasan yang dijadikan dasar dalam proses pendampingan dalam menganalisis permasalahan yang ada di masyarakat Sumberarrum.

Pada bab ketiga ini berisi metode dan strategi pendampingan. Metode pendampingan berisi metode dalam cara kerja PAR, berisi teknik PAR dengan menggunakan PRA, cara kerja PRA serta teknik-tekniknya serta pengaplikasiannya di lapangan. Sedangkan strategi pendampingan berisi strategi dalam melakukan pendampingan yang dilakukan di Desa Sumberarum.

Bab keempat berisi profil lokasi pendampingan. Profil lokasi pendampingan berisi profil lokasi mengenai letak geografi Desa Sumberarum, demografi, kondisi ekonomi, pendidikan, agama dan budaya,


(26)

kesehatan, serta pembangunan di Desa Sumberarum. Letak geografi berisi gambaran letak Desa Sumberarum. Demografi berisi keadaan masyarakat Desa Sumberarum seperti jumlah masyarakat, jumlah KK, dan sebagainya. Kondisi ekonomi berisi perekonomian masyarakat Desa Sumberarum yang mencakup berbagai bidang seperti pertanian, perdagangan maupun jasa. Pendidikan berisi infrastruktur sekolah di Desa Sumberarum serta tingkat pendidikan yang didapatkan masyarakat Desa Sumberarum. Agama dan budaya berisi kegiatan keagamaan dan infrastruktur yang menunjang kegiatan keagamaan serta budaya yang ada. Kesehatan berisi tingkat kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada, masalah yang terjadi selama kurun waktu tertentu sampai bantuan yang didapatkan. Sedangkan pembangunan berisi bangunan yang pernah dibangun baik oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah.

Pada bab kelima, berisi tentang analisis masalah yang ada di Dusun Sumberarum. Antara lain masalah lingkungan, kesehatan, sosial, aspek manusia serta masalah ekonomi masyarakat. Mengurai data yang ada dan menjelaskan permasalahan utama masyarakat yakni Kerentanan kehidupan komunitas Sumberarum. Pada masalah lingkungan yang diteliti yaitu kondisi lahan pertanian maupun hasil panen masyarakat pasca industrialisasi. Masalah kesehatan yaitu berapa banyak masyarakat yang mengalami gangguan pernafasan akibat dari polusi debu semen. Masalah ekonomi berisi kondisi perekonomian masyarakat pasca industrialisasi baik masyarakat petani maupun masyarakat kalangan atas termasuk masalah akses pekerjaan


(27)

yang ada. Pada bab lima ini juga berisi pohon masalah yang digunakan untuk menganalisis berbagai gambaran kasus yang terjadi di Dusun Sumberarum.

Bab keenam berisi dinamika proses pendampingan dan aksi. Dinamika proses pendampingan berisi pendampingan yang dilakukan di lapangan. Yang dilakukan dari awal hingga aksi yang dilakukan di lapangan, berisi data-data lapangan yang didapatkan. Isi dari dinamika proses pendampingan meliputi proses inkulturasi bersama masyarakat Dusun Sumberrum, penyatuan visi dan misi dalam menentukan agenda riset, identifikasi masalah bersama masyarakat, analisis masalah Dusun Sumberarum, perencanaan aksi dalam bentuk pohon harapan, serta proses aksi perubahan di Dusun Sumberarum.

Bab ketujuh berisi refleksi teoritis, empiris juga kritis. Refleksi teoritis berisi hasil pendampingan yang dikaitkan dengan teori yang digunakan serta dianalisa terhadap kaitannya dengan masalah yang ada. Refleksi kondisi realitas yang terjadi di lapangan, kemudian bagaimana kembali dianalisa dari pikiran yang kritis. Serta analisis kendala-kendala dalam bentuk kesimpulan sebagai proses pembelajaran bagi peneliti.

Pada bab ke-delapan ini berisi penutup yakni kesimpulan dari laporan yang telah dikerjakan. Simpulan berisi jawaban dari fokus pendampingan/penelitian serta berisi proses yang dilakukan dalam pendampingan dan hasil dari pendampingan.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi referensi-referensi yang digunakan dalam melengkapi laporan yang dikerjakan baik dalam bentuk buku maupun jurnal.


(28)

Lampiran

Lampiran berisi laporan tambahan yang tidak masuk dalam laporan pendampingan.

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Untuk menelaah lebih komprehensif, maka peneliti berusha untuk melakukan kajian-kajian terhadap penelitian terdahulu yang memiliki nilai yang relevan terhadap pendampingan yang dilakukan, dan juga menggunakan sumber yang relevan serta literatur yang dapat memperkuat proses pendampingan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Nur Afifah pada tahun 2014 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam bentuk

jurnal Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014 tentang “Dampak Negatif Industri Pt. Semen Indonesia Terhadap Masyarakat Desa Temandang”. Dalam jurnal

tersebut dijelaskan berbagai dampak yang terjadi di Desa Temandang yang mencakup berbagai aspek seperti kesehatan, manusia dan lingkungan.

Pertama, penelitian oleh Wiwin Nur Afifah tersebut fokus pada proses sosial industri yang terjadi di Temandang, dampak negatif yang terjadi di Temandang dan respon masyarakat terhadap dampak negatif yang diterima. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat, dan waktu. Dengan menggunakan pendekatan stuktural konflik Ralf Dahrendorf.


(29)

Hasil dari penelitian tersebut bahwa industrialisasi diikuti oleh proses asosiatif dan disasiatif. Proses asosiatif ini dilakukan karena kedua belah pihak baik aparatur desa maupun pihak perusahaan semen sama-sama diuntungkan, sehingga aparatur desa menerima kehadiran PT. Semen Indonesia. Sedangkan proses sosial disasosiatif berupa kontravensi yang dilakukan oleh masyarakat yang terkena terhadap PT. Semen dampak dalam proses pembebasan lahan. Respon masyarakat Desa Temandang terhadap dampak negatif yang diakibatkan oleh PT. Semen Indonesia yaitu masyarakat hanya pasarah dengan keadaanya dan juga masyarakat tidak berani menuntut terhadap pabrik besar tersebut.

Persamaan: Sama-sama membahas perubahan sosial kehidupan masyarakat dari adanya industri PT Semen Indonesia. Sekaligus sama-sama mengkaji dampak negatif dan positifnya terhadap masyarakat sekitar industri.

Perbedaan: Penelitian yang dilakukan Oleh Wiwin Nur Afifah lebih menekankan pada analisa pada teori konsepsi Dahrendorf. Sedangkan peneliti fokus pada kasus kerentanan kehidupan masyarakat yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Penelitian Wiwin juga menggunakan metode kualitatif sedangkan peneliti menggunakan pendekatan PAR yang tidak hanya fokus terhadap analisa masalah melainkan juga aksi perubahan.

Kedua, penelitian tentang Analisis Konsentrasi Debu Dan Keluhan Kesehatan Pada Masyarakat Di Sekitar Pabrik Semen Di Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara Tahun 2012 oleh Khairiah dan


(30)

Taufik Ashar serta Devi Nuraini Santi, Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Departemen Kesehatan Lingkungan. Juga menjelaskan mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat dari debu pada kesehatan masyarakat.

Penelitian tersebut fokus terhadap dampak industri pada kesehatan masyarakat yang dikaji dalam ilmu kesehatan. Metode yang digunakan yaitu menggunakan desain cross-sectional yang bersifat deskriptif, dengan

mengetahui konsentrasi debu yang lebih cenderung pada analisa angka-angka. Inti dari hasil penelitian tersebut bahwa konsentrasi debu yang terjadi di Desa Kuala Indah cukup bahaya.

Persamaan: Sama-sama membahas dampak industri pabrik semen terhadap kesehatan masyarakat sekitar.

Perbedaan: Masalah kesehatan yang dikaji oleh peneliti hanyalah salah satu indikator dari gambaran masalah yang ada. Bukan menjadi fokus pembahasan utama. Metode yang dilakukan juga berbeda, yang digunakan oleh peneliti yaitu pendekatan PAR. Sehingga analisa masalah kesehatan masyarakat masih sederhana dengan menggunakan Survey Rumah Tangga dan berbagai sumber yang masih jauh dari ukuran ilmu kesehatan pada umumnya.

Penelitian tentang Pemulung di Desa Sukorejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Dan Partisipasinya Dalam Menciptakan Kebersihan Lingkungan Oleh Puji Lestari Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang pada tahun 2005. Penelitian


(31)

tersebut menjelaskan bagaimana kontribusi pemulung terhadap kebersihan lingkungan.

Penelitian yang dilakukan Oleh Puji Rahmawati tersebut fokus terhadap profil pemulung yang mencakup berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan maupun agama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut bahwa perekonomian masyarakat masih cenderung memprihatinkan namun begitu masyarakat memiliki status sosial yang baik dengan pemulung yang lain. Pemulung-pemulung tersebut juga memberikan kontribusi terhadap kebersihan lingkungan, sebab dengan adanya pemulung banyak sampah yang mereka ambil sehingga hal tersebut berdampak pada kebersihan lingkungan.

Persamaan: sama-sama membahas tentang kehidupan pemulung yang ditinjau dari sisi ekonomi.

Perbedaan: pemulung yang dikaji oleh Puji Rahmawati yaitu pemulung yang mencari sampah di berbagai tempat yang merupakan pekerjaan mereka setiap harinya. Sedangkan yang dikaji oleh peneliti yaitu pemulung limbah pabrik semen yang tidak menjadi pekerjaan utama. Melainkan hanya dampak dari adanya industri semen di desanya. Selain itu masalah pemulung juga bukan fokus utama dalam penelitian ini.


(32)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembangunan dan Industrialisasi

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidup. Begitupun dengan pembangunan secara nasional yang erat kaitannya dengan kemampuan negara dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik dengan menggunakan bantuan teknologi ataupun tanpa bantuan teknologi. Pembangunan nasional pada hakikatnya bersifat multidimensi dengan melibatkan berbagai sektor, seperti sektor pendidikan, pertanian, kesehatan, industri dan sebagainya.19

Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang mengupayakan perkembangan ekonomi melalui industrialisasi. Sektor industri sering disebut juga sebagai sektor pemimpin (leading sector), karena

dengan pembangunan industri akan memicu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor jasa.20 Sehingga sektor industri dapat dikatakan sebagai tulang punggung pembangunan nasional.21 Selain itu proses industrialisasi dapat menjadi penggerak utama laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Di Indonesia sektor industrialisasi diarahkan untuk mendorong peningkatan kesempatan usaha, peningkatan

✁✂

Arief Budiman,Teori Pembangunan Dunia Ketiga, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), Hal . 86.

20 Ibid.


(33)

investasi, pengembangan teknologi, peningkatan pemanfaatan sumber daya ekonomi secara optimal.

Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris (pertanian) menjadi masyarakat industri.22Industrialisasi di sini juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat lebih berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam, gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi.23 Industrialisasi bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.

Dalam industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan), tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi.24 Hal ini mengakibatkan tersisinya sektor-sektor pertanian menjadi terasingkan, artinya masyarakat lebih cenderung bergelut di industrialisasi dari pada sektor pertanian.

Pada dasarnya pembangunan industri atau industrialisasi selalu menjanjikan penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan asli daerah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat, akan tetapi sebaliknya tidak

✝✝

Mansour Faqih,Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013). Hal. 134.

23

Soemitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi : DasarTeori EkonomiPertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta: LP3ES, 1994), Hal. 98.

24 Ibid.


(34)

jarang industrialisasi menciptakan kerusakan maupun pencemaran lingkungan dan marginalisasi masyarakat lokal.

Pakar dari pembangunan yakni David C. Korten mengkritik model pembangunan tersebut, karena kurang perhatian terhadap posisi umat manusia dalam pembangunan dan telah membuat lapisan penduduk miskin tergantung pada pelayanan dan program-program pembangunan pemerintah. Kritikan-kritikan tadi memunculkan model pembangunan alternatif melalui rintisan David C. Korten. Dia menyebutkan model pembangunan atau industrialisasi sebagai model pembangunan yang berpusat pada manusia.25

Lebih lanjut David Korten mengatakan bahwa pembangunan yang berpusat pada manusia, sungguh-sungguh ditujukan pada memberi manfaat bagi orang, baik dalam berbuat maupun dalam hasilnya, juga memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan kepandaian yang kreatif bagi masa depannya sendiri dan masa depan masyarakat.26

Dengan mengacu pada pemikiran Korten, kemungkinan untuk pencapaian model pembangunan yang baru, harus ditekankan pada pendekatan pengelolaan sumber yang bertumpu pada komunitas, ciri-cirinya adalah: Pertama, secara bertahap prakarsa dan proses pengambilan keputusan, untuk memenuhi kebutuhan harus diletakkan pada masyarakat sendiri. Kedua, kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memobilisasi sumber-sumber yang ada, harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ketiga, memperhatikan variasi lokal, karena itu sifatnya amat fleksibel, 25

David. C Korten, Penerjemah Rahman Zainudin, Pembangunan yang memihak pada Rakyat: Kupasan Tentang Teori dan Metode Pembangunan.(Jakarta: LSP,1984), Hal. 90.


(35)

menyesuaikan dengan kondisi lokal. Keempat, Menekankan social learning

antara birokrasi dan komunitas mulai dari proses perencanaan sampai evaluasi proyek dengan mendasarkan diri pada saling belajar. Kelima, membentuk jaringan (networking) antara birokrat dengan lembaga swadaya

masyarakat maupun satuan-satuan organisasi tradisional yang mandiri. Melalui proses networking ini diharapkan terjadi simbiosis antara

struktur-struktur pembangunan di tingkat lokal.27

Pembangunan dengan pengaplikasian teori ”trickle down effect” (efek

ke bawah - kemakmuran) tersebut bisa terlaksana dalam kehidupan masyarakat Indonesia tentu akan memberikan manfaat yang luar biasa. Kegagalan pembangunan ekonomi Orde Baru, yang sering memakai

pendekatan kemakmuran rakyat, dengan teori ”trickle down effect” tidak

terjadi, bahkan menimbulkan ketimpangan dan kesenjangan ekonomi, serta kecemburuan sosial.28 Justru pesatnya perkembangan ekonomi saat ini yang

bisa mengalami ”trickle upeffect”(efek ke atas).

Hasilnya tidak dinikmati secara merata, melainkan hanyalah segelintir orang kaya. Maksudnya pertumbuhan ekonomi hanya diuntungkan bagi masyarakat berkempentingan atau kaum elit saja. Indikator tersebut, setidaknya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang melaju pesat, sementara kemiskinan dan pengangguran tidak beranjak turun, bahkan cenderung naik.29

☛☞

Ibid. Hal .98.

✌8

Soemitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi : DasarTeori Ekonomi Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta: LP3ES, 1994), Hal. 134.

29


(36)

Tentu sangat berbeda dengan ”trickle down effect” , yakni dalam konteks

menetes ke bawah, berarti pertumbuhan ekonomi sekian persen, bisa menciptakan lapangan kerja sekian ratus ribu yang turut mensejahterakan masyarakat.

B. Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Salah satu tujuan dari adanya pembangunan industri itu di antaranya untuk memperluas lapangan kerja, menunjang pemerataan pembangunan sehingga ketimpangan antar wilayah dapat diminimalisir, dan menciptakan daerah yang mandiri sehingga dapat membantu perekonomian negara.30 Sehingga pembangunan industri diharapkan dapat membantu perkembangan ekonomi dan tentunya pembangunan nasional, serta dapat mempercepat terciptanya kesejahteraan masyarakat yang makmur, adil dan merata.

Akan tetapi keberadaan industri mempunyai pengaruh yang dapat memberikan dampak dalam masyarakat, dampak yang dirasakan oleh masyarakat bisa dalam berbagai bentuk yang berbeda, baik itu dampak positif maupun negatif yang berujung pada perubahan. Perubahan yang terjadi biasanya meliputi bidang sosial, ekonomi, politik dan budaya yang tidak dapat dipungkiri dan dihindari bahwa dalam dinamika kehidupan perubahan senantiasa terjadi, baik dalam hal kecil maupun besar dan perubahan dalam arti kemajuan atau sebuah kemunduran akan tetap ada baik disadari maupun tidak.31

30


(37)

Perubahan yang ditimbulkan dari adanya pembangunan industri dapat menghasilkan dampak yang positif dan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan dari adanya pembangunan industri dilihat dari bidang ekonomi di antaranya penyerapan tenaga kerja. Keberadaan industri di suatu wilayah tentu akan membutuhkan tenaga kerja dan biasanya masyarakat sekitar industri akan lebih banyak kesempatan untuk terserap dan bekerja di sektor industri tersebut.32

Selain itu dengan adanya industri di suatu wilayah akan membuka lapangan pekerjaan lain seperti adanya warung makan dan penyewaan rumah atau kontrakan untuk para pekerja dari luar wilayah tersebut dan harga jual tanah di sekitar kawasan industri pun akan tinggi. Adanya pembangunan industri di suatu wilayah akan memberikan perubahan yang amat berarti dalam struktur perekonomian masyarakat.

Dampak positif bidang sosial dari keberadaan industri di antaranya bertambah dan beragamnya mata pencaharian. Keberhasilan dari industri akan menyebabkan sebagian besar anggota masyarakat menggantungkan mata pencahariannya pada sektor industri, dengan demikian pengangguran akan berkurang. Selain itu dampak positif dari adanya pembangunan industri jika dilihat dari bidang atau segi budaya masyarakat di antaranya perubahan pola gaya hidup yang positif seperti lebih menghargai waktu, masyarakat lebih berorientasi ke depan, dan etos kerja tinggi, sebagaimana diketahui

✑✒


(38)

sebagian besar masyarakat pinggiran mempunyai etos kerja yang rendah karena tidak adanya saingan.33

Keberadaan industri selain membawa perubahan dan dampak yang positif terhadap masyarakat maupun pekerja di sektor industri juga terdapat dampak negatif yang ditimbulkan. Dampak negatif terhadap aspek manusia diantaranya adalah sifat konsumeristik, perubahan budaya masyarakat, marginalisasi pekerjaan, pemudaran modal sosial seperti gorong royong, kesenjangan sosial anatara si kaya dan si miskin, dan sifat individualistik. Sedangkan dampak negatif terhadap lingkungan di antaranya, pencemaran udara, kelangkaan sumber daya alam, pencemaran air, pencemaran tanah, dan lahan pertanian semakin berkurang.34

Dampak negatif dari adanya industri jika dilihat dari bidang sosial ekonomi seperti kehilangan mata pencaharian.35 Perubahan mata pencaharian itu biasanya dari petani, karena sebagian besar industri dibangun di suatu daerah yang menggusur banyak ladang pertanian sehingga masyarakat yang bekerja sebagai petani menjadi kehilangan mata pencaharian seperti masyarakat yang sudah tidak produktif dan tidak dapat bersaing untuk bekerja di sektor industri, dan hal tersebut akan berpengaruh pada perekonomian masyarakat.

Selain itu, dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya pembangunan industri yang banyak ditemui seperti pencemaran lingkungan, 33

Ibid. Hal.48. 34

Wahyu Purnomo,Dampak Industrialisasi Terhadap Masyarakat,

http:///D:/SKRIPSI/Sebutkan%20dampak%20positif%20dan%20negatif%20industrialisasi%20%E 2%80%93%20IlmuSosial.net.htm, Diakses tanggal 16 Maret 2016, Pukul 08:00 WIB


(39)

polusi udara, air maupun tanah, meningkatnya migrasi dan bertambahnya penduduk serta meningkatnya mobilitas penduduk yang menimbulkan keruwetan lalu lintas dan tata kota. Banyaknya bangunan semi permanen atau bangunan liar, dan biaya hidup meningkat terus.36

Dalam bidang budaya, keberadaan industri berdampak negatif seperti melemah dan melunturnya budaya gotong royong diakibatkan dari kesibukan dan banyaknya masyarakat yang menghabiskan waktu di tempat kerja. Kesibukan itulah yang membuat masyarakat menjadi kurang perhatian terhadap lingkungan sekitarnya yang menyebabkan melunturnya budaya gotong royong.37

Jadi kehadiran industri di sebuah pedesaan, tentu membawa dampak negatif dan postif. Pada umumnya masyarakat yang merasakan dampak positif dari adanya industri yakni masyarakat kelas menengah dan atas. Sebab dengan segala kemampuannya baik materi maupun ketrampilan mereka bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungan barunya. Sedangkan masyarakat kelas bawah hanya bisa berdiam di zona kemiskinannya. Dilihat dari kemampuan materinya tentu berbeda dengan kelas atas. Kemudian segi ketrampilan atau keahlian juga berbeda dengan masyarakat atas. Karena masyarakat kelas bawah tidak mampu mengakses apa yang bisa diakses oleh kelas atas.

Tanpa mengesampingkan dampak positif dari adanya industri, dampak negatif dari industri di daerah, terdapat suatu gejala kesenjangan

36 Ibid.

✖✗


(40)

antara harapan dan kenyataan, sebagaimana telah diungkapkan bahwa tujuan utama dari pembangunan industri tersebut untuk kemajuan khususnya dalam perekonomian akan tetapi masih ada masyarakat sekitar kawasan industri yang belum semuanya bisa merasakan hal positif dari keberadaan industri tersebut.

C. Pendampingan Masyarakat Marginal

Marginalisasi adalah fenomena ketidakseimbangan dalam pemerolehan peluang dalam aspek ekonomi, sosial dan pendidikan oleh sekumpulan masyarakat. Akibat dari marginalisasi inilah, masyarakat tersebut menjadi miskin dan berada dalam keadaan serba naif. Masyarakat yang marginal ini mendapat peluang yang terbatas akibat dari pada ketidakupayaan mereka dalam beberapa aspek yang akhirnya memberi kesan negatif kepada hasil kemajuan negara.38

Masyarakat Marginal adalah masyarakat kelas bawah yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat.39 Di dalam agama manusia mengalami alienasi (keterasingan). Karl Mark tidak menolak kritik agama yang dilontarkan pendahulunya yaitu Feuerbach. Namun, Karl Marx kini telah meninggalkan kritik agama dan menawarkan gagasan yang baru dalam kaitan keterasingan manusia dalam koridor masyarakat.40 Karl Marx melihat

✚8

Paulo Freire,Pendidikan Kaum tertindas,(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008), Hal.17. 39

Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(Jakarta: Refika Aditama,2005), Hal .65.

40


(41)

bahwa manusia memang mengalami keterasingan yaitu dalam uang, pekerjaaan dan dari orang lain.41

Uang adalah tanda keterasingan manusia.42 Seseorang bisa membeli segala barang dengan uang. Nilai yang terutama hanya nilai uang dan bukannya kekhususan barang yang telah dibeli tersebut. Barang tersebut lantas kehilangan nilai hakekatnya dan digantikan dengan nilai uang. Barang-barang alam kehilangan nilainya dan dengannya telah terasing dari manusia. Manusia membeli segala sesuatu demi uang. Relasi dengan sesama manusia pun banyak diukur dengan nilai uang. Uang mengasingkan manusia yang satu dengan yang lainnya. Manusia tidak lagi saling menghargai tetapi hanya saling mempergunakan. Hal demikian mengarahkan pada sikap egois, dimana orang lain dipandang sebagai saingan atau hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan.43

Manusia juga terasing di dalam pekerjaannya.44 Meski manusia merealisasikan dirinya dalam pekerjaan dan pekerjaan itu bisa menggembirakan dan membuatnya bangga karena manusia dengannya menemukan kepuasan atas hasilnya, tetapi pada kenyataanya pekerjaan buat manusia telah menjadi pekerjaan paksa. Manusia bekerja karena itu satu-satunya jalan untuk menjamin nafkah hidupnya.

Keterasingan manusia dalam pekerjaaan dapat dilihat pada keterasingan manusia akan produknya. Hasil kerja manusia yang seharusnya

41

Satrio Arismunandar, Alienasi Manusia di Bawah Sistem Kapitalisme Menurut Karl Marx (Jakarta,2009), Hal. 7.

42

Ibid, Hal.9. 43

Ibid, Hal.15 44


(42)

menjadi kebanggaannya tidak dimilikinya. Produk itu milik orang lain yaitu si pemilik pabrik. Baru saja manusia membuatnya, produknya itu dirampas dari miliknya dan bahkan si pemilik pabrik menjualnya.

Di samping itu, manusia juga terasing dari tindakan pekerjaannya itu sendiri. Manusia (si buruh) tidak mempunyai kesempatan untuk memilih pekerjaan yang akan mampu merealisasikan dirinya sendiri dalam pekerjaaan. Kesempatan untuk itu tidak dimungkinkan karena ia hanya bisa bekerja dimana ada tempat kerja dan dia sendiri tidak menguasai tempat-tempat kerja. Tempat itu dikuasai pemodal dan si buruh hanya menerima pekerjaan apa saja yang ditawarkan oleh pemodal itu. Dengan demikian pekerjaan kehilangan artinya. Kekhususan masing-masing pekerjaan sudah kehilangan arti baginya. Ia hanya bekerja sebagai alat untuk mencapai tujuan lain yaitu memenuhi kebutuhan hidupnya.45

Manusia yang menurut Karl Marx pada dasarnya bebas dan universal itu kini semakin terasing karena manusia terjebak dalam pekerjaan. Manusia bekerja seperti binatang yaitu demi satu tujuan supaya ia bisa hidup.46 Manusia melihat alam hanya dalam perspektif manfaatnya untuk mendapat uang. Dengan demikian, manusia tersebut mengasingkan hakekatnya yang bebas dan universal. Pekerjaan yang menyebabkan keterasingan ini pada umumnya yaitu pekerjaan upahan. Pekerjaan upahan adalah pekerjaan yang dijalankan hanya demi upah saja.

✤✥

Sugeng Harianto, Dampak Negatif Industri Pt. Semen Indonesia Terhadap Masyarakat Desa Temandang,Seputar Rakyat,(volume 02, Nomor 01, tahun 2014), Hal.8.


(43)

Pekerjaan upahan telah mengasingkan manusia darí orang lain karena di dalam sistem yang demikian lantas muncul kelas-kelas yang saling berhadapan dan bertentangan dan lalu saling membenci satu dengan lainnya. Di samping itu, pekerjaan upahan mengasingkan buruh di antara mereka sendiri. Hal ini terjadi karena mereka harus bersaing berebut tempat kerja. Karena keterbatasan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, sesama lantas menjadi saingan. Hal demikian menimbulkan jarak antar manusia dan dengannya manusia semakin terasing dari sesamanya.

Karl Marx mengatribusikan empat jenis alienasi pada buruh di bawah kapitalisme. Pertama, manusia teralienasi dari alam. Kedua, manusia teralienasi dari dirinya sendiri, dari aktivitasnya sendiri. Ketiga, manusia teralienasi darispecies-being (dari dirinya). Kempat, manusia teralienasi dari

manusia lain.47 Upaya untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat marginal adalah melalui program pendampingan.

Pendampingan dengan prinsip yang dapat digunakan sebagai panduan dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui program pendampingan yaitu : 1. Prinsip Keswadayaan Masyarakat

Yakni dengan memberi motivasi dan mendorong untuk berusaha atas dasar kemauan dan kemampuan mereka sendiri serta tidak selalu tergantung pada bantuan luar.

2. Prinsip Berkelompok

✧★

Satrio Arismunandar, Alienasi Manusia di Bawah Sistem Kapitalisme Menurut Karl Marx (Jakarta,2009), Hal .9.


(44)

Kelompok tumbuh dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Melalui kerja-kerja yang dilakukan secara berkelompok, apa yang diinginkan akan lebih mudah untuk diwujudkan. Selain itu sebuah kelompok dapat menjadi basis kekuatan (posisi tawar) baik untuk membangun jaringan, maupun untuk bernegosiasi.

3. Prinsip Kerja Jaringan

Selain menjalani dengan anggota kelompok sendiri, kerja sama juga dikembangkan antar kelompok dan mitra kerja lainnya. Kerjasama itu diwujudkan dalam sebuah jaringan yang mempertemukan berbagai kepentingan antar kelompok. Jaringan kerja yang besar dan solid dengan sendirinya memberikan kekuatan pada masyarakat.

4. Prinsip Keberlanjutan

Kegiatan penumbuhan inisiatif, pengembangan diorientasikan pada terciptanya sistem dan mekanisme yang akan mendukung dalam pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Berbagai kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang berpotensi untuk berlanjut dikemudian hari.

5. Prinsip Belajar Menemukan Sendiri

Kelompok dalam masyarakat tumbuh dan berkembang atas dasar kemauan dan kemampuan mereka untuk belajar menemukan sendiri, apa yang mereka butuhkan dan apa yang akan mereka kembangkan. Termasuk untuk mengubah penghidupan dan kehidupannya.


(45)

Secara umum, kisah kaum mstadhafin dalam Al-Qur’an menghadirkan

tiga kutub: pertama, kekuatan penindas (mustadh’ifin), kedua, kelompok yang tertindas dan lemah(mustadh’afin), dan ketiga, kekuatan pembebas dan pembela kaum penindas dalam membela kaum penindas. Yang terakhir adalah kekuatan yang dipimpin dan dipelopori oleh para nabi dan utusan Tuhan. Ini menunjukkan, sejak semula kehadirannya agama-agama besar dunia memang berwatak subversif terhadap kekuasan yang ada disekitarnya.

Dalam al-Qur’an, istilahmustadh’afin sendiri tidak hanya terbatas pada

golongan orang yang tertindas dan lemah secara ekonomi saja, tetapi juga sosial maupun politik. Ajaran Islam memang dekat dengan keberpihakan terhadap kaum lemah dan tertindas (mustadh’afin).Bahkan banyak ayat-ayat yang berbicara tentang kaummustadh’afinsekaligus berbicara dengan ibadah

mahdhah(ibadah vertikal) semisal sholat, zakat, puasa, dan lain sebagainya. Ini menunjukkan betapa sama pentingnya memperhatikan kaum lemah dan tertindas dengan kewajiban melaksanankan sholat, puasa, haji dan sebagainya.

Banyak nabi-nabi yang diutuspun berasal dari kalangan rakyat jelata dan berkhotbah di kalangan rakyat jelata yang nota bene adalah pengikut pertama para nabi. Pergulatan eksistensi manusia memang sangat terkait dengan sesamanya. Dalam kontek Indonesia, implikasi dari makin buramnya perekonomian bangsa ini jelas akan mempertajam kesenjangan sosial yang terjadi pada masyarakat.48

48


(46)

Islam juga sangat menekankan pada keadilan di semua aspek kehidupan. Keadilan ini tidak akan tercipta tanpa membebaskan golongan masyarakat lemah dan marginal dari penderitaan, serta memberi kesempatan kepada mereka untuk menjadi pemimpin. Karena sejatinya semua manusia harus bisa memimpin dirinya sendiri untuk menciptakan sejarah dalam hidupnya. Hal ini juga tergambar pada kehidupan masyarakat sumberarum terutama bagi mereka yang tidak bisa bergejolak pada wilayah industri. Semua mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam berpartisipasi dalam kehidupan sosialnya. Setiap warga merasa menjadi bagian dari masyarakatnya, dan itu diakui oleh sistem sosial setempat, karena masyarakat juga memosikan dan memperlakukannya sebagai bagian dari masyarakat tersebut.

Al-Quran juga memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk berjuang membebaskan golongan masyarakat lemah dan tertindas.49 Dalam surat An-Nisa’ ayat 75 telah dijelaskan sebagai berikut:

                                                               49


(47)

Artinya: “Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah dan membela orang yang tertindas, laki-laki, perempuan dan anak-anak

yang berkata ‘Tuhan kami, keluarkanlah kami dari kota ini yang

penduduknya berbuat zalim. Berilah kami perlindungan dan pertolongan dari-Mu”.50

Pemikiran “Teologi Islam Transformatif” Moeslim Abdurrahman juga

menekankan perhatian kepada masalah kemiskinan dan ketidakadilan. Teologi ini berangkat dari paradigma bahwa arus besar modernisasi dengan ideologi pembangunannya telah menghasilkan eksploitasi dan marjinalisasi terhadap kaum miskin dan mustadh’afin.51 Kemiskinan tersebut pada gilirannya mengakibatkan banyak umat manusia yang tidak mampu mengekspresikan harkat dan martabat kemanusiaannya. Arus besar modernisasi juga telah melahirkan struktur sosial yang tidak adil yaitu konsentrasi kekuasaan, modal dan informasi. Modernisasi melahirkan hierariki dan kesenjangan antara yang punya akses kepada kekuasaan dan yang tidak. Kalau orang itu bukan bagian dari yang memiliki akses maka tidak bisa masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Modernisasi juga menimbulkan problem dalam beragama.52

Sebagai konsekuensi logis dari pembebasan, ada nilai-nilai persamaan di dalam konsep Al-Quran mengenai keadaban , yaitual-musawaadalam

Al-Quran surat al-Hujurat ayat 13 sebagai berikut:

50

QS. Al-Nisa’:75.

✰✱

Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif ,(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), Hal.107 52

M. Imdadun Rahmat, Islam Pribumi: Mendialogkan agama membaca realitas, ( Jakarta: Erlangga,2003), Hal.15.


(48)

                                     

Artinya: 13. “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Maksudnya adalah hamba Allah, siapapun dia, apa pun bangsa dan rasnya, budayanya, dia mempunyai status yang sama di hadapan Allah. Oleh karena itu, di dalam Al-Quran, tidak ada satu hak pun yang dimiliki manusia untuk merendahkan martabat orang lain, apalagi menindas.53 Jadi dalam Islam sudah sangat jelas bagaimana Islam melarang perilaku yang menindas atau memarginakan orang lain, dan Islam sangat membela kaum yang lemah.

Islam sesungguhnya tidak hanya memiliki kepedulian yang inklusif pada tingkat memperjuangkan nilai harkat martabat kemanusiaan. Bahkan lebih dari itu, menganjurkan perlunya membangun kerja sama di bidang peradaban sehingga muncul suatu kehidupan manusia yang bercorak transkultural yang damai dan saling menghargai. Islam terus menekankan bahwa tidak boleh ada pemaksaan, penindasan dan tidak boleh ada kekerasan selama akal sehat dan hati nurani kemanusiaan itu masih bisa tumbuh secara


(49)

wajar dan selama hegemoni dan eksploitasi tidak menjadi ancaman yang serius untuk manusia.54

✵✶


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan

Penelitian dalam skripsi ini menggunakan pendekatan Paricipatory

Action Research (PAR). Pada dasarnya, PAR merupakan penelitian yang

melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung dalam rangka melakukan peruabahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik.54 Metode ini digunakan peneliti untuk mempelajari kondisi dan kehidupan Dusun Sumberarum dari, dengan dan oleh masyarakat. Karena PAR selalu berhubungan dengan partisipasi, riset dan aksi.55

Menurut beberapa tokoh ahli dalam PAR, pendekatan PAR yang dikemukakan oleh Yoland Wadword adalah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang mendasari paradigma baru ilmu pengetahuan dan bertentangan dengan paradigma pengetahuan tradisional atau kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut menggaris bawahi arti penting proses sosial dan kolektif dalam mencapai kesimpulan mengenai “apa kasus yang sedang terjadi” dan “apa

implikasi perubahannya” yang dipandang berguna oleh orang-orang yang

✹✺

Agus Afandi,dkk.Modul Participatory Action Researc (PAR) untuk Pengorganisasian Masyarakat(Surabaya: LPPM UINSA,2016). Hal. 90.


(51)

berada pada kondisi problematis, dalam mengantarkan untuk melakukan penelitian awal.56

Intinya pendekatan PAR yang ditekankan adalah keterlibatan masyarakat dalam seluruh kegiatan. Pendekatan PAR mengharuskan adanya pemihakan baik bersifat epistemologis, ideologis maupun teologis dalam rangka melakukan perubahan yang signifikan.57 Pendekatan PAR bertujuan untuk menjadikan masyarakat peneliti, perencana, pengawas, dan pelaksana program pembangunan dari masalah hegemoni yang terjadi, bukan sekedar sebagai obyek peneliti atau pembangunan.

Tabel: 3.1

Kriteria Selama Proses Pendampingan

No. Kriteria PAR

1. Tujuan Utama Pemberdayaan masyarakat setempat 2. Titik berat pengguna Fasilitator, partisipatif

3. Potensi sumber informasi

Kemampuan masyarakat setempat 4. Titik berat

pemberdayaan

Perilaku

5. Hasil jangka panjang Kelembagaan dan tindakan masyarakat jangka panjang

Sumber: Data yang diolah dari Modul PAR

Dalam pendekatan ini tujuan utama yaitu pemberdayaan masyarakat dengan menekankan pada bentuk partisipatif dengan mengandalkan potensi sumber informasi yakni dari kemampuan masyarakat setempat.

✽6

Agus Afandi,dkk.Modul Participatory Action Researc (PAR) untuk Pengorganisasian Masyarakat(Surabaya: LPPM UINSA,2016). Hal. 90-91.

57 Ibid.


(52)

B. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti memfokuskan dengan mengambil ruang lingkup permasalahan sebagai berikut:

1. Pola bertahan masyarakat dari kehidupan industrialisasi di Dusun Sumberarum.

2. Pola pemberdayaan masyarakat korban dampak industri PT Semen Indonesia di Dusun Sumberarum

3. Perubahan sosial hasil dari proses pendampingan pada masyarakat Dusun Sumberarum.

C. Prosedur Penelitian Untuk Pendampingan

Berikut adalah prosedur-prosedur dengan pendekatan PAR yang akan dilakukan oleh peneliti selama proses pendampingan di lapangan:

1. Pemetaan Awal (Preleminary Mapping)

Pemetaan awal sebagai alat untuk memahami kondisi masyarakat baik secara sosial, pertanian, ekonomi, kesehatan, budaya, pendidikan, mata pencaharian masyarakat, maupun agama. Sehingga peneliti akan mudah memahami realitas problem dan realasi sosial yang terjadi dari data pemetaan berbagai persoalan di atas. Dengan demikian akan memudahkan masuk ke dalam komunitas baik melalui key people (kunci masyarakat


(53)

langsung) maupun komunitas akar rumput yang sudah terbangun, seperti kelompok keagamaan, kelompok budaya dan kelompok ekonomi.58

2. Inkulturasi

Peneliti melakukan inkulturasi dan membangun kepercayaan dengan masyarakat, sehingga terjalin hubungan yang setara dan saling mendukung. Hal ini dengan menggunakan pendekatan melalui kegaiatan yang membaur dimasyarakat, mengikuti kegiatan rutin sosial masyarakat seperti arisan, turun langsung ke rumah masyarakat terutama masyarakat sasaran pendampingan, maupun masuk dalam pekerjaan dan kegiatan masyarakat sehari-harinya.

3. Meeting of Mind(penyatuan gagasan/pikiran)

Merupakan penyatuan pikiran antara masyarakat dan peneliti. Peneliti dan masyarakat bisa menyatu menjadi sebuah simbiosis mutualisme untuk melakukan riset, belajar memahami masalah dan memecahkan masalah secara bersama-sama. Penyatuan pikiran dapat terwujud melalui proses diskusi bersama, kegiatan bersama antara peneliti maupun masyarakat.

4. Penentuan Agenda Riset untuk Perubahan Sosial.

Bersama komunitas peneliti mengagendakan program riset memalui teknik PRA untuk memahmi persoalan masyarakat, yang selanjutnya menjadi alat perubahan sosial. Sekaligus merintis membangun kelompok

58


(54)

komunitas. Termasuk menentukan pertemuan rutin untuk diskusi bersama, kegaiatan aksi, maupun kegiatan pembelajaran.

5. Pemetaan Partisipatif

Bersama komunitas melakukan pemetaan wilayah Dusun Sumberarum baik secara demografi, pertanian, kondisi perekonomian masyarakat, berapa banyak masyarakat yang menjadi pemulung, pendidikan masyarakat pemulung, kesehatan pemulung maupun persoalan yang dialami masyarakat seperti kerusakan lingkungan dan pemudaran sosial .

6. Merumuskan Masalah Kemanusiaan

Komunitas merumuskan masalah mendasar hajat hidup kemanusiaan yang dialaminya. Setelah masyarakat melakukan proses diskusi yang panjang sampai tercepainya meeting of mindsampai muncul

kesadaran kritis untuk berubah. Dari hal tersebut masyarakat dan peneliti menentukan masalah utama yang terjadi dan harus diselesaikan.

7. Menyusun Strategi Gerakan

Komunitas bersama peneliti menyusun strategi gerakan untuk memecahkan problem kemanusiaan yang telah dirumuskan. Menentukan langkah sistematik, menentukan pihak yang terlibat, dan merumuskan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan program yang direncanakan selama proses pendampingan.


(55)

8. Pengorganisasian Masyarakat

Komunitas didampingi peneliti membangun pranata-pranata sosial. Demikian pula membentuk jaringan-jaringan antar kelompok kerja dengan lembaga-lembaga lain yang terkait dengan program aksi yang direncanakan. Seperti membangun kerjasama dengan kepala dusun untuk memfasilitasi setiap program yang akan dilaksanakan maupun dengan pihak luar untuk mendukung program yang ada.

9. Melancarkan Aksi Perubahan

Aksi memcahkan problem dilakukan secara partisipatif antara peneliti dan masyarakat. Program pemecahan persoalan kemanusiaan bukan sekedar untuk menyelesaikan persoalan itu sendiri, tetapi merupakan proses pembelajaran masyarakat untuk kedepannya.. Sehingga terbangun pranata baru dalam komunitas dan sekaligus memunculkan pengorganisir dan akhirnya akan muncul local leaderuntuk keberlanjutan

program yang direncanakan. Aksi perubahan ini murni untuk pembelaan masyarakat bukan atas dasar kepentingan lain.

10. Membangun Pusat-pusat Belajar Masyarakat

Pusat-pusat belajar dibangun atas dasar kebutuhan kelompok masyarakat yang sudah bergerak melakukan aksi perubahan. Seperti membentuk sekolah non formal untuk anak-anak dari pemulung yang tidak dapat melanjutkan sekolah atau sama sekali tidak merasakan bangku sekolah. selain itu kelompok lembaga juga sekaligus sebagai pusat belajar masyarakat dalam memahami setiap persoalan yang ada.


(56)

11. Meluaskan Skala Gerakan dan Dukungan

Keberhasilan program PAR tidak hanya diukur dari hasil kegiatan selama proses, tetapi juga diukur dari kelanjutan program yang sudah berjalan dan munculnya pengorganisir serta pemimpin lokal yang melanjutkan aksi perubahan.59 Bagi peneliti keberhasilan gerakan juga ditentukan dengan adanya perubahan yang lebih baik, masyarakat mandiri dan berdaya. Dari komunitas gemar ngaji, berbagai kegiatan untuk menyelematkan masyarakat sudah direncanakan atas inisiasi mereka sendiri. Walaupun peneliti sudah selesai melakukan pendampingan.

D. Subjek Dampingan

Subjek dampingan dalam hal ini yaitu masyarakat Dusun Sumberarum khususnya masyarakat menengah kebawah yang merasakan langsung dampak dari pembangunan industri pabrik semen. Karena pendekatan yang digunakan oleh peniliti adalah pendekatan PAR yang menekankan partisipasi masyarakat secara menyeluruh.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Karena Penelitian ini menggunakan pendekatan PAR, maka teknik pengumpulan data dengan alternatif Partisipatory Rural Appraisal (PRA)


(57)

a. Pemetaan

Teknik Pemetaan ini digunakan untuk memetakan kondisi Dusun Sumberarrum, perekonomian masyarakat, jumlah masyarakat marginal yang ada di Desa Sumberarum, pemetaan pendidikan masyarakat , pemetaan aset masyarakat yang hilang serta kegiatan yang berkaitan dengan kasus yang ada.

b. Transect

Transek secara terminologi adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim dan narasumber yaitu tokoh masyarakat sekaligus dengan masyarakat yang berprofesi sebagai pemulung untuk berjalan menelusuri wilayah untuk mengetahui kondisi fisik seperti tanah, sawah, tegal yang menjadi aset masyarakat. Transectoral ( penelusuran desa) merupakan teknik untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung terhadap lingkungan dan keadaan sember daya alam yang ada. Transect digunakan untuk memetakan beberapa aset yang ada di Dusun Sumberarrum seperti tata guna lahan sawah, tegal dan lain sebagaianya. c. Focus Group Discussion(FGD)

Sebuah forum diskusi kelompok sekitar 6-30 orang yang dipandu oleh moderator untuk pengungkapan konsep, pandangan, penggalian data dan keyakinan atau kepercayaan diantara para peserta diskusi. Kegiatan ini untuk mencapai tahapmeeting of mindantara peneliti dan masyarakat

sampai proses penyadaran. Forum ini juga sekaligus sebagai media awal setiap kegiatan yang akan dilakukan.


(58)

d. Seasion Calender

Sebagai terminologi dalam teknik PRA arti seasonal calender adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui kegaiatan utama, masalah, dan kesempatan dalam siklus tahunan yang dituangkan dalam bentuk diagram.60 Seperti kalender musim pertanian atau kegiatan sosial yang mempengaruhi perekonomian masyarakat.

e. Wawancara Semi Terstruktur

Metode ini digunakan untuk menggali data secara langsung namun tidak keluar dari konsep yang dibutuhkan.

f. Survey Rumah Tangga

Teknik ini digunakan untuk mengetahui gambaran kehidupan masyarakat secara utuh, sehingga diketahui pengeluaran tingkat belanja sosial, kesehatan, pangan, belanja kesehatan maupun pengeluaran untuk kegiatas sosial dll. Teknik ini akan menghasilkan gambaran kehidupan masyarakat setiap rumah tangga.61

2. Sumber Data

Penulis mengumpulkan dua jenis data untuk penelitian ini yaitu data primer an data sekunder.

a. Data Primer

Data primer ini digali dari masyarakat korban dampak indutri pabrik semen. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau di wawancarai oleh penulis merupakan sumber data utama atau primer. 60

Agus Afandi,dkk.Modul Participatory Action Researc (PAR) untuk Pengorganisasian Masyarakat(Surabaya: LPPM UINSA,2016). Hal. 165.


(59)

Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis tau melalui perekaman video, foto atau film. Pencatatan data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertannya.

b. Data Sekunder

Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari data sekunder atau data tertulis dapat dibagi atas sumber transek, survey rumah tangga, data pemetaan buku, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi, foto maupun data statistik. Sumber data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat ditemukan hipotesis kerja seperti yang disampaikan oleh data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pendampingan ini adalah teknik analisis PAR.

1. Seperti analisis sejarah untuk mengetahui keadaan masa lalu atau kejadian penting agar dapat diketahui perubahan apa saja yang terjadi dalam kurun waktu yang ditentukan.62 Analisis timeline ini peneliti gunakan untuk mengetahui kejadian yang sudah berlalu atau terjadi dalam kerusakan lingkungan dan menurunnya budaya lokal masyarakat.

62


(60)

2. Analisis trend and change untuk mengetahui seberapa besar dampak

perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun, serta analisis harian untuk mengetahui apa saja kegiatan masyarakat dalam sehari-harinya. Analisis ini peneliti gunakan untuk mengetahui peruhan yang terjadi dari ketahun ketahun untuk penyusutan lahan yang ada di Dusun Sumberarum, perubahan pada aspek akses pekerjaan dan analisa hilangnya karakter budaya masyarakat lokal.

3. Analisis sistem/kuasa untuk mengeahui atau menganalisis siapa saja yang berperan penting untuk mempengaruhi masyarakat. Analisa ini peneliti gunakan untuk mengetahui siapa yang paling berkuasa untuk mengambil manfaat dari Sumber Daya Alam yang ada dan siapa paling berperan mengenai masalah yang terjadi.

4. Analisis model dan analisis institusional untuk mengetahui akar penyebab permasalahan dan untuk menganalisis siapa saja yang turut ikut serta menikmati keadaan ketidakberdayaan masyarakat korban industri pabrik semen.

5. Analisis tata kelola untuk mengetahui siapa saja yang mengelola SDA yang ada, tata manfaat untuk mengetahui siapa saja yang memanfaatkan dan mengambil manfaat dari SDA yang ada di Desa Sumberarum sekaligus tata milik untuk mengetahui siapa saja yang mengambil alih atau mersasa memiliki SDA yang ada. Semua model analisis itu sangat membantu atau diperlukan untuk mengetahui pangkal problem yang ada.


(1)

162

kepada mustad’afin. Al-Quran juga memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk berjuang membebaskan golongan masyarakat lemah dan tertindas.107

107

Agus Afandi, dkk.,Modul Participatory Action Research (PAR), ( Surabaya:LPPM UIN Sunan Ampel, 2016), Hal.27.


(2)

➓➔→

BAB VIII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang kesejahteraan petani pasca industrialisasi, (Pengorganisasian Untuk Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Kasus Kerentanan Kehidupan Komunitas Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban) dapat penulis simpulkan pada paragraf berikut:

Kesejahteraan pasca industrialisasi hanya dirasakan oleh masyarakat lapisan atas yang menerima dampak postif dari adanya industri pabrik semen dengan memanfaatkan peluang untuk membuka usaha seperti toko dan kontrakan. Sedangkan masyarakat lapisan bawah tidak dapat merasakan kesejahteraan tersebut karena perekonomian masyarakat yang semakin menurun. dengan hilangnya sumber matapencaharian mereka selama ini. Sedangkan dengan keterbatasanya tersebut, mereka tidak bisa bergejolak pada dunia industri. Tidak hanya kesejahteraan, rasa tentram juga tidak dapat mereka rasakan karena ancaman kerusakan lingkungan dan kerentanan kesehatan yang selalu mengusik hidup mereka.

Terdapat dua pola pendampingan yang dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman industri pada kehidupan mereka yaitu denga n pembentukan Koperasi Rakyat Kecil untuk membantu perekonomian masyarakat. Koperasi tersebut untuk


(3)

➣↔↕

masyarakat kelas bawah agar bisa kembali melakukan aktivitas produktif. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian mereka. Pola yang kedua yaitu membentuk gerakan penghijauan dengan tujuan sebagai bentuk kepedulian masyarakat untuk lingkunganya yang semakin menurun kualitasnya. Karena dusun sumberarum berada pada lingkaran wilayah pabrik semen dengan ancaman polusi debu semen yang mereka hirup setiap harinya yang akan berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat.

Dari program yang telah dilaksanakan, masyarakat kembali menemukan karakter hidupnya dengan mengembangkan usaha ladangnya. Semangat untuk bertani telah kembali pada komunitas Sumberarum. Gambaran di atas telah menunjukan masyarakat juga bisa berdaya melalui kemandirian pada dirinya sendiri tanpa harus menunggu bantuan dari pihak manapun. Modal sosial yang selama ini mulai pudar, perlahan kembali pada kehidupan mereka. Sikap saling peduli dan menolong kini telah kembali mengiringi setiap langkah dalam menjalani kehidupan di desa industri.

B. Saran

Demi kepentingan tercapainya cita-cita mulia pasal 33 ayat 3 (Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat). 1. Negara hadir sebagai pelindung bukan pemaksa, dan menempatkan


(4)

➙➛➜

2. Hentikan pembangunan industri ekstraktif diwilayah padat penduduk dan subur.

3. Perusahaan diwajibkan untuk bertangung jawab pada nasib warga lokal terutama yang dulunya punya tanah

Dalam hal kesejahteraan, pemerintah sudah waktunya memandang kesejahteraan tidak hanya sebatas angka-angka statistik dan ukuran normatif. Kekayaan nilai dan norma yang berkembang dimasing-masing daerah juga harus dijadikan indikator penting untuk memotret kesejahteraan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Moelim,1997,Islam Transformatif, Jakarta: Pustaka Firdaus Abdurrahman, Moeslim. 2002, Islam yang Memihak, Yogyakarta: LKis

Yogyakarta

Afandi, Agus, dkk. 2016. PanduanPenyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transformatif dengan Metodologi Participatory Action Research (PAR), Surabaya. LPPM UIN Sunan Ampel,

Barduzzaman,Abad. 2009.Teologi Menuju Aksi; Membela yang Lemah, Menggempur Kesenjangan,Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Budiman, Arief, 1995, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

David. C Korten, 1984. Pembangunan yang memihak pada Rakyat: Kupasan Tentang Teori dan Metode Pembangunan.Jakarta.LSP

Djojohadikusumo, Soemitro, 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi : Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Perkembangan.Jakarta. LP3ES.

Erani, Ahmad Yustika. 2003. Negara VS Kaum Miskin, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Faqih, Mansour. 2013 Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi, Yogyakarta.Pustaka Pelajar.

Freire, Paulo. 2013. Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta. Pustaka LP3ES Indonesia

Greer, Jed dan Kenny Bruno.1998. Kamuflase Hijau Membedah Ideologi Lingkungan Perusahaan-Perusahaan Transnasional. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Masoed, Mochtar. 1994. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mochtar, Hilmy.2005. Politik Lokal Dan Pembangunan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 09 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tuban Tahun 2012–2032


(6)

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011—2031

Soetomo,2014. Kesejahteraan dan Upaya Mewujudkannya Dalam Perspektif Masyarakat Lokal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suharto, Edi. 2009.Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung. Rafika Aditama

Toyibi, Edi “ Menggagas Hubungan Industri dan Masyarakat ( studi Amdal PT. Semen Holcim), Disampaikan pada seminar lingkungan) Forum BPD Tambakboyo–Kerek.

Usman, Suyoto. 1998. Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Wihana Kirana, 2002.Ekonomi Industri edisi 2 Yogyakarta.BPFE.

Wahyu Purnomo,Dampak Industrialisasi Terhadap Masyarakat,

http:///D:/SKRIPSI/Sebutkan%20dampak%20positif%20dan%20negatif%20indus trialisasi%20%E2%80%93%20IlmuSosial.net.htm