PETA POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 1999 DI JAWA BARAT.

(1)

PETA POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP)

DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 1999 DI JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh :

SETIA ROHMAN HANIFAH 0906595

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh

Setia Rohman Hanifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Setia Rohman Hanifah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PETA POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 1999 DI JAWA BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Wawan Darmawan, S.Pd, M.Hum NIP. 19710101 199903 1 003

Pembimbing II

Moch. Eryk Kamsori, S.Pd NIP. 19690430 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr.H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003


(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 di Jawa Barat”. Masalah utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah “Bagaimana upaya-upaya politik yang dilakukan PPP dalam meraih suara pada Pemilu 1999 di Jawa Barat?“ Masalah utama tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu (1) Bagaimana gambaran umum sistem kepartaian di Indonesia tahun 1971-1999? (2) Bagaimana perkembangan PPP tahun 1977-1998 di Jawa Barat? (3) Bagaimana strategi PPP dalam meraih suara pada Pemilu 1999 di Jawa Barat? (4) Bagaimana pelaksanaan Pemilu 1999 di Jawa Barat? (5) Bagaimana dampak hasil Pemilu 1999 terhadap perkembangan PPP di Jawa Barat?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang meliputi pengumpulan sumber baik sumber lisan maupun tulisan, kritik sumber, interpretasi dan historiografi, serta menggunakan teknik wawancara terhadap narasumber. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa sistem kepartaian di Indonesia pada tahun 1971-1998 merupakan sistem kepartaian hegemoni dan berubah menjadi sistem multipartai pada tahun 1999. Pada masa Orde Baru kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terhadap partai politik cukup ketat, sehingga perkembangan PPP pada tahun 1977-1998 di Jawa Barat berada di bawah kendali pemerintah. Peralihan dari Orde Baru menuju reformasi memberikan perubahan politik sehingga diadakanlah Pemilu 1999, strategi yang dilakukan PPP pada Pemilu 1999 di Jawa Barat diantaranya dengan melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat yang berpengaruh baik tokoh agama maupun tokoh yang dituakan, melakukan pendekatan program, melakukan konsolidasi partai, dan melakukan pengembangan jaringan dengan melakukan silaturahmi ke lembaga pendidikan Islam terutama terhadap pesantren-pesantren yang berada di daerah Jawa Barat. Secara umum pelaksanaan Pemilu 1999 di Jawa Barat berjalan tertib, aman, dan lancar kendati ada beberapa hambatan di lapangan, seperti adanya pelanggaran batas waktu pencoblosan, aksi penolakan pemilih mencelupkan jari tangannya ke tinta, dan adanya praktek serangan fajar menjelang pemungutan suara oleh salah satu partai politik. Peta politik PPP menunjukkan bahwa PPP berhasil menempati urutan ketiga dengan perolehan 14 kursi di DPRD Jawa Barat, sebagai basis utamanya adalah Tasikmalaya. Setelah berlangsungnya Pemilu 1999 terdapat beberapa dampak terhadap perkembangan PPP di Jawa Barat antara lain, adanya pertambahan jumlah kepengurusan harian di DPW PPP Jawa Barat, dan program kerja partai yang lebih beragam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber literatur mengenai perkembangan partai politik di Indonesia, dan dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir untuk penelitian selanjutnya.


(5)

ABSTRACT

This study was entitled "Political Map of the United Development Party (PPP) in the 1999 General Election in West Java". The main problem discussed in this study is "How can the political efforts made in reaching the vote of PPP in the 1999 elections in West Java?" The main problem is translated into the following questions : (1) How is the general picture of the party system in Indonesia in 1971-1999? (2) How does the development of PPP in 1977-1998 in West Java? (3) How does the PPP strategy in gaining a voice in the 1999 elections in West Java? (4) How does the implementation of the 1999 elections in West Java ? (5) How does the impact of the results of the 1999 elections against the PPP development in West Java?. The method that used in this research is a method of collecting historical sources include both oral and written sources, source criticism, interpretation and historiography, as well as the use of the informant interview techniques. The findings of this study indicate that the system of the party in Indonesia in 1971-1998 is hegemony system and turned into a multiparty system in 1999. During the Orde Baru government policies towards political parties is quite tight, so the development of PPP in the year 1977-1998 in West Java are under government control. The transition from Orde Baru to the reforms gave the political changes that they held the 1999 elections, the PPP strategy undertaken in the 1999 elections in West Java to approach them with influential community leaders both religious leaders and elder leaders, program approach, to consolidate the party, and to develop a network by gathering all Islamic institutions, especially the boarding schools are located in areas of West Java. In general, the implementation of the 1999 elections in West Java running an orderly, saf , and well despite a few obstacles in the field, such as a violation of the voting deadline, the action of voter rejection dipping his finger into the ink, and the practice of dawn raids ahead of the vote by one party politics. Political map shows that the PPP PPP managed third place with 14 seats in parliament acquisition of West Java, as its main base is Tasikmalaya. After the 1999 election, there are several ongoing impact on the development of PPP in West Java, among others, the existence of the number of daily management in West Java branch of the PPP, and the work program more diverse party. The results of this study are expected to add to the source literature on the development of political parties in Indonesia, and can serve as a framework for future research.


(6)

Setia Rohman Hanifah, 2014

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Struktur Organisasi Skripsi... 9

BAB II KAJIANPUSTAKA ... 11

2.1 Peta Politik ... 11

2.2 Partai Politik dan Sistem Kepartaian ... 12

2.2.1 Partai Politik ... 12

2.2.2 Sistem Kepartaian ... 17

2.3 Pemilihan Umum dan Sistem Kepartaian... 19

2.3.1 Pemilihan Umum ... 19

2.3.2 Sistem Pemilihan Umum ... 23

2.4 Teori Kekuasaan... 26

2.5 Penelitian Terdahulu ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Metode Penelitian ... 40

3.2 Persiapan Penelitian ... 44

3.2.1 Pemilihan dan Pengajuan Tema Penelitian... 44

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 44

3.2.3 Mengurus Perizinan Penelitian ... 46

3.2.4 Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian ... 46

3.2.5 Proses Bimbingan Konsultasi ... 47

3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 48

3.3.1 Heuristik ... 48

3.3.1.1 Sumber Tertulis ... 49


(7)

Setia Rohman Hanifah, 2014

3.3.4 Penulisan Laporan Penelitian (Historiografi) ... 61

BAB IV UPAYA PPP DALAM PEMENANGAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 1999 DI JAWA BARAT ... 65

4.1 Gambaran Umum Sistem Kepartaian di Indonesia 1971-1999 ... 65

4.1.1 Sistem Politik Orde Baru ... 69

4.1.2 Perubahan Sistem politik Orde Baru ke Reformasi ... 72

4.2 Perkembangan Politik PPP Tahun 1977-1998 di Jawa Barat ... 76

4.2.1 AD/ART PPP ke-IV Tahun 1999-2003 ... 76

4.2.2 PPP Pada Pemilihan Umum Masa Orde Baru ... 79

4.3 Strategi PPP dalam Upaya Meraih Suara Pada Pemilihan Umum Tahun 1999 di Jawa Barat ... 109

4.3.1 Direct Selling ... 111

4.3.2 Pendekatan Tokoh... 112

4.3.3 Pendekatan Program... 114

4.3.4 Pengonsolidasian Partai ... 120

4.3.5 Pengembangan Jaringan dan Basis Konstituen ... 122

4.3.6 Pengelolaan Kampanye ... 124

4.4 Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 1999 di Jawa Barat... 131

4.4.1 Peserta Pemilu 1999 ... 131

4.4.2 Proses Pemungutan Suara Pemilu 1999 di Jawa Barat ... 132

4.4.3 Hasil Suara PPP Pada Pemilu 1999 di Jawa Barat ... 141

4.5 Dampak Hasil Pemilihan Umum Tahun 1999 Terhadap Perkembangan PPP di Jawa Barat... 165

4.5.1 Dampak Terhadap Kepengurusan Partai... 165

4.5.2 Dampak Terhadap Program Kerja Partai ... 166

4.5.3 Dampak Terhadap Jabatan Strategis dalam Pemerintahan di Jawa Barat ... 168

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 172

5.1 Kesimpulan ... 172

5.2 Saran... 175

DAFTAR PUSTAKA ... 177 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

Setia Rohman Hanifah, 2014

4.1. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1977 di Indonesia ... 82

4.2. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1977 di Jawa Barat... 84

4.3. Rincian Hasil Suara Pemilu Tahun 1977 di Jawa Barat ... 84

4.4. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1982 di Indonesia ... 89

4.5. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1982 di Jawa Barat... 90

4.6. Rincian Hasil Suara Pemilu Tahun 1982 di Jawa Barat ... 90

4.7. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1987 di Indonesia ... 94

4.8. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1987 di Jawa Barat... 95

4.9. Rincian Hasil Suara Pemilu Tahun 1987 di Jawa Barat ... 95

4.10. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1992 di Indonesia ... 99

4.11. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1992 di Jawa Barat... 101

4.12. Rincian Hasil Suara Pemilu Tahun 1992 di Jawa Barat ... 101

4.13. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1997 di Indonesia ... 105

4.14. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1997 di Jawa Barat... 105

4.15. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1999 di Indonesia ... 141

4.16. Hasil Pemilihan Umum Tahun 1999 di Jawa Barat... 149

4.17 Jumlah Anggota DPRD Tingkat I Jawa Barat Menurut Partai 1977-1999/2000 ... 152

4.18. Persentase Hasil Perolehan Suara Pemilu 1999 di Jawa Barat ... 156


(9)

Setia Rohman Hanifah, 2014

4.1. Peta Politik Pemilihan Umum Tahun 1999 di Indonesia ... 142 4.2. Peta Politik Pemilihan Umum Tahun 1999 di Jawa Barat ... 155 4.3. Peta Politik Pemilihan Umum Tahun 1999 di Tasikmalaya... 158


(10)

Setia Rohman Hanifah, 2014

4.1 Perolehan Suara PPP Pada Pemilihan Umum Tahun 1977-1997 di Jawa Barat ... 107


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pada bab III penulis akan memaparkan secara rinci mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi mengenai Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode historis dengan menggunakan pendekatan sejarah lisan serta menggunakan studi literatur dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data.

Adapun yang dimaksud dengan metode historis menurut Louis Gottschalk (1985:32), adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis, rekaman dan peninggalan masa lampau. Definisi ini memberikan tekanan khusus yang

membedakan dari metode yang lain yakni “kelampauannya”. Pendapat lain

mengenai metode historis diungkapkan oleh Widja (1998:19), bahwa sejarah terutama yang berkaitan dengan kejadian masa lampau dari manusia, tetapi tidak semua kejadian ini bisa diungkapkan, sehingga studi tentang sejarah sebenarnya dianggap bukan sebagai studi masa lampau itu sendiri, tetapi studi tentang jejak-jejak dari peristiwa masa lampau.

Definisi yang telah diungkapkan diatas dikuatkan oleh ungkapan Surakhmad yang mengemukakan bahwa :

Metode historis adalah sebuah proses yang meliputi pengumpulan dan penafsiran gejala, peristiwa, atau gagasan yang timbul di masa lampau untuk menemukan generalisasi yang berguna untuk memahami situasi sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan datang (Surakhmad, 1985:132).

Pendapat lain penulis temukan dari Siswojo (1987:45) yang menjelaskan perihal penelitian historis (historical research) sebagai suatu usaha untuk menggali fakta-fakta, dan menyusun kesimpulan dari peristiwa-peristiwa masa lampau. Hasil data atau fakta ini digunakan untuk mengungkap apa yang disumbangkan masa lampau untuk memahami masa sekarang dan yang mungkin


(12)

terjadi di masa depan. Sedangkan Kuntowijoyo (1994:xii) menjelaskan bahwa metode sejarah adalah suatu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi dan penyajian sejarah.

Menurut Ismaun (2005:28) menjelaskan bahwa Metode Sejarah adalah sebagai berikut :

Metode Sejarah adalah seperangkat sarana/sistem yang berisi asas-asas atau norma-norma, aturan-aturan, prosedur, metode dan teknik yang harus diikuti untuk mengumpulkan segala kemungkinan saksi mata (witness)

tentang suatu masa atau peristiwa, untuk mengevaluasi kesaksian

(testimony)tentang saksi-saksi tersebut, untuk menyusun fakta-fakta yang telah diuji dalam hubungan-hubungan kausalnya dan akhirnya menyajikan pengetahuan yang tersusun mengenai peristiwa-peristiwa tersebut.

Metode historis digunakan karena data dan fakta yang dibutuhkan dalam penelitian ini berasal dari masa lampau dan hanya dapat diperoleh dengan menggunakan metode penelitian historis. Secara ringkas Wood Gray (Sjamsuddin, 2007:89-90) mengemukakan ada enam langkah dalam metode historis sebagai berikut :

1. Memilih topik yang sesuai.

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik.

3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditentukan ketika penelitian sedang berlangsung. 4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan

(melakukan kritik sumber).

5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya.

6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

Menurut Ismaun (2005:50), dikatakan bahwa ada beberapa langkah yang dilakukan dalam mengembangkan metode historis. Langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penelitian historis tersebut antara lain :

1. Heuristik, merupakan tahap awal dalam penelitian sejarah seperti mencari, menemukan dan mengumpulkan fakta-fakta atau sumber-sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji. Secara sederhana,


(13)

sumber-sumber sejarah dapat berupa: sumber-sumber benda, sumber-sumber tertulis dan sumber-sumber lisan. Selain itu, dapat juga diklasifikasikan dalam sumber primer dan sumber sekunder. Untuk hal ini, penulis mengumpulkan fakta dan data tentang Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat, baik melalui studi literatur dengan mencari buku-buku, koran, majalah, dan jurnal, di perpustakaan dan toko-toko buku maupun melalui wawancara. Selain itu penulis juga melakukan browsing internet untuk mendapatkan berbagai artikel yang dapat menambah pembendaharaan data.

2. Kritik, yakni suatu proses menyelidiki serta menilai secara kritis apakah sumber-sumber yang terkumpul sesuai dengan permasalahan penelitian, baik bentuk maupun isinya yang didasari oleh etos ilmiah yang menginginkan, menemukan atau mendekati kebenaran. Penilaian terhadap sumber-sumber sejarah itu meliputi dua aspek yaitu kritik internal dan kritik eksternal

a. Kritik internal digunakan untuk menilai isi dari sumber yang ditemukan. Menelaah sejauh mana penyajian antara fakta dan interpretasi penulis sumber tersebut.

b. Kritik eksternal mengarahkan pengujian pada otensitas dan integritas sumber yang diperoleh.

3. Interpretasi, yakni penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah aufassung, baik yang berasal dari sumber lisan ataupun sumber tulisan kemudian menghubungkannya untuk memperoleh gambaran yang jelas. Interpretasi juga dapat diartikan sebagai sebuah penafsiran yang diperoleh dari hasil pemikiran dan pemahaman terhadap keterangan-keterangan yang diperoleh dari sumber-sumber. Pada tahapan ini penulis mencoba menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh selama penelitian mengenai Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat.

4. Historiografi, atau penulisan sejarah, yakni proses penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh


(14)

dalam bentuk sripsi, sehingga dihasilkan suatu tulisan yang logis dan sistematis dengan demikian akan diperoleh suatu karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam hal ini penulis berusaha mengajukan sebuah bentuk laporan penelitian penulisan sejarah yang berjudul Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat sehingga menjadi suatu kesatuan sejarah yang utuh.

Penulisan skripsi ini juga menggunakan pendekatan interdisipliner, pendekatan interdisipliner yang dimaksud adalah dengan menggunakan ilmu bantu sejarah seperti ilmu politik. Penggunaan pendekatan interdisipliner maksudnya ialah dalam menganalisis berbagai peristiwa atau fenomena masa lalu, sejarah menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial tertentu yang relevan dengan pokok kajiannya (Ismaun, 2005:198). Penulis dalam penelitian ini menekankan pada aspek sosial politik, pendekatan sosial dan politik dianggap relevan digunakan untuk memahami Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam Pemilihan Umum tahun 1999 di Jawa Barat.

Dalam skripsi ini, penulis mencoba untuk menerapkan beberapa langkah yang dipakai sehingga terbentuknya suatu penelitian sejarah yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan, adapun teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi yang berjudul Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilhan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat ini dengan memakai studi kepustakaan, dan wawancara.

1. Studi kepustakaan yaitu mempelajari data-data atau catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan mempelajari buku-buku atau literatur untuk memperoleh informasi teoritis yang berkenaan dengan masalah penelitian. Dengan teknik ini diharapkan dapat membantu dan mendapatkan sumber yang bersifat teoritis.

2. Wawancara, yaitu suatu percakapan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Wawancara ini dilakukan kepada tokoh-tokoh yang kiranya bersangkutan


(15)

Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat”, seperti misalnya melakukan wawancara dengan pihak DPW PPP Jawa Barat sehingga membantu penulis dalam memperoleh informasi dan pemecahan masalah.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis akan menjabarkan tiga langkah penelitian skripsi yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan hasil penelitian.

3.2 Persiapan Penelitian

Dalam proses persiapan penelitian, ada beberapa hal atau langkah yang harus dilakukan oleh penulis sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain :

3.2.1. Pemilihan dan Pengajuan Tema Penelitian

Tahap ini merupakan tahap yang paling awal untuk memulai suatu jalannya penelitian, proses pemilihan tema dilakukan setelah penulis mengikuti perkuliahan, membaca berbagai literatur sejarah yang penulis dapatkan dengan mengunjungi berbagai perpustakaan, penulis juga melakukan konsultasi dengan beberapa dosen pengajar di Jurusan Pendidikan Sejarah mengenai tema-tema yang bisa dijadikan kajian dalam skripsi. Kemudian penulis melakukan upaya-upaya pencarian sumber lebih banyak lagi atau melaksanakan pra-penelitian mengenai masalah yang akan dikaji, berdasarkan hasil observasi awal dan pembacaan literatur, penulis selanjutnya mengajukan rancangan judul penelitian kepada Tim Pertimbangan Penelitikan Skripsi (TPPS) yang secara khusus menangani masalah penelitian skripsi di Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung, judul skripsi yang diajukan adalah “Perkembangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun 1973-1998”.

3.2.2. Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh penulis sebelum melakukan penelitian, rancangan penelitian ini dapat dijadikan sebuah acuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi, rancangan ini berupa proposal skripsi. Setelah pengajuan judul ke TTPS dilakukan, kemudian penulis


(16)

menyusun proposal penelitian yang kemudian dikonsultasikan kepada Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum. dan Drs. H.Ayi Budi Santosa M.Si selaku Ketua TPPS, hal ini dilakukan agar proposal yang diajukan oleh penulis dapat dikritisi dan dilihat kesesuaiannya dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. Setelah proposal disetujui oleh TPPS, maka ditetapkan calon pembimbing I yaitu Wawan Darmawan, S.Pd, M.Hum dan calon pembimbing II yaitu Moch. Eryk Kamsori, S.Pd, penulis akhirnya diizinkan untuk melakukan seminar proposal skripsi yang dilakukan pada tanggal 31 Januari 2013 di Laboratorium Jurusan Pendidikan Sejarah lantai 4 gedung FPIPS UPI. Adapun rancangan penelitian tersebut meliputi :

a. Judul Penelitian

b. Latar Belakang Masalah

c. Identifikasi dan Perumusan Masalah d. Tujuan Penelitian

e. Manfaat penelitian

f. Metode dan Teknik penelitian g. Kajian Pustaka

h. Struktur Organisasi i. Daftar pustaka

Setelah rancangan penelitian diseminarkan dan disetujui, maka pengesahan penelitian ditetapkan dengan surat keputusan bersama oleh TPPS dan Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dengan 003/TPPS/JPS/PEM/2013. Hasil dari seminar tersebut penulis mendapatkan banyak masukan baik dari calon pembimbing maupun dari dosen-dosen yang menghadiri seminar, sesuai dengan masukan yang diberikan penulis merubah redaksi kalimat judul, perubahan

tersebut adalah judul awal yaitu “Perkembangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun 1973-1998” diganti menjadi “Partai Persatuan Pembangunan Dalam Nuansa Kota Tentara: Kajian Terhadap Perkembangan PPP Di Kota Cimahi tahun 1987-2009”, namun pada akhirnya penulis membuat kajian skripsi ini dengan judul “Peta Politik Partai Persatuan


(17)

3.2.3. Mengurus Perizinan Penelitian

Langkah awal yang dilakukan dalam tahap ini adalah dengan memilih instansi-instansi yang dapat memberikan data dan fakta tentang masalah yang dikaji, perizinan dilakukan untuk memperlancar proses penelitian dalam mencari sumber yang diperlukan. Dalam tahapan ini penulis membuat surat pengantar dari Jurusan yaitu surat permohonan izin mengadakan penelitian skripsi, surat ini dibuat sebagai bukti yang dapat menjelaskan serta memperkuat bahwa penulis merupakan salah satu mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang sedang melakukan penelitian skripsi. Legalitas dan keabsahan surat ini telah ditandatangani oleh Pembantu Rektor 1 atas nama Rektor UPI, sebagai salah satu bentuk rekomendasi dari Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS. Adapun surat perizinan tersebut diberikan kepada beberapa instansi yaitu :

1. Kantor Dewan Perwakilan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) provinsi Jawa Barat

2. Komisi Pemilihan Umum provinsi Jawa Barat 3. Badan Pusat Statistik provinsi Jawa Barat 4. Badan Arsip Daerah Propinsi Jawa Barat 5. Harian Umum Pikiran Rakyat di Bandung. 3.2.4. Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian

Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian langsung ke lapangan, penulis mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam menyediakan perlengkapan yang akan dibutuhkan dalam penelitian, hal pertama yang dilakukan oleh penulis adalah surat perizinan penelitian guna memperlancar penelitian yang dilakukan. Selain itu, penulis juga mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam penelitian diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Jadwal Kegiatan Penelitian b. Instrumen Wawancara c. Kamera/Alat Perekam d. Alat Tulis


(18)

3.2.5. Proses Bimbingan/Konsultasi

Pada tahapan ini mulai dilaksanakan proses bimbingan dengan pembimbing I dan Pembimbing II, proses bimbingan merupakan proses yang penting karena dalam proses ini penulis dapat berdiskusi mengenai masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan skripsi. Dengan diskusi atau konsultasi bersama pembimbing I dan pembimbing II, penulis mendapatkan berbagai arahan berupa komentar dan perbaikan dari kedua pembimbing tersebut. Dalam penyusunan skripsi ini penulis dibimbing oleh Wawan Darmawan, S.Pd, M.Hum selaku Pembimbing I dan Moch. Eryk Kamsori, S.Pd selaku Pembimbing II.

Setiap hasil penelitian yang penulis dapatkan dilaporkan kepada Pembimbing, untuk dikonsultasikan agar penulis lebih memahami dan mendapat petunjuk untuk meghadapi segala kendala yang ditemukan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam proses bimbingan penulis mendapatkan beberapa masukan dari pembimbing diantaranya mengenai redaksional judul skripsi, pada mulanya

penulis ingin mengkaji mengenai “Perkembangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Perpolitikan Di Indonesia Tahun 1973-1998”,

namun setelah melakukan bimbingan baik dengan Pembimbing I maupun pembimbing II, bahwa permasalahan yang dikaji belum terarah dengan baik, dan

cakupan wilayahnya terlalu luas, sehingga diganti menjadi “Partai Persatuan Pembangunan Dalam Nuansa Kota Tentara: Kajian Terhadap Perkembangan PPP Di Kota Cimahi tahun 1987-2009”.

Pada judul kedua pun, penulis mendapat masukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Cimahi sebagai kota tentara dengan perkembangan PPP, karena tentara tidak terlibat langsung dalam sebuah partai politik, selain itu cakupan wilayahnya terlalu sempit. Penulis mendapat masukan dari Pembimbing I dan II untuk melakukan sebuah kajian mengenai PPP pada suatu wilayah tertentu, dan ketika terjadinya suatu kejadian yang menarik pada

PPP, akhirnya penulis membuat kajian skripsi ini dengan judul “Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di


(19)

pasca Orde Baru tahun 1999, dan di Jawa Barat PPP mendapatkan kursi yang cukup banyak hasil dari Pemilihan Umum tahun 1999 tersebut.

Selain masukan diatas, penulis juga mendapat masukan dari Pembimbing I dan II yaitu mengenai pengerucutan latar belakang masalah, pengarahan fokus masalah yang lebih spesifik, serta masukan untuk membaca beberapa sumber literatur yang disarankan berkenaan dengan penelitian ini. Setiap hasil penelitian dilaporkan pada setiap pertemuan dengan masing-masing Pembimbing dan tercatat dalam lembar bimbingan, bimbingan dilakukan pada waktu yang telah disepakati oleh penulis dengan pembimbing sebelumnya.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Tahapan ini merupakan sebuah proses yang sangat penting dalam proses penelitian skripsi ini, melalui tahapan ini penulis memperoleh data serta fakta yang dibutuhkan. Dalam tahapan ini, terdapat serangkaian langkah-langkah yang harus dilakukan berdasarkan metode historis yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam tahapan ini adalah sebagai berikut :

3.3.1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Langkah awal yang dilakukan dalam tahapan ini adalah tahap pencarian sumber atau heuristik. Heuristik merupakan sebuah kegiatan awal mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah atau evidensi sejarah (Sjamsuddin, 2007:86). Pada tahap ini penulis berusaha mencari sumber-sumber yang relevan bagi permasalahan yang sedang dikaji, untuk mempermudah dalam pengumpulan sumber sejarah yang berkaitan dengan Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat,

maka pengumpulan sumber tersebut dilakukan melalui dua tahapan yaitu pertama mencari dan mengumpulkan sumber tidak tertulis berupa sumber lisan melalui wawancara dan kedua mengumpulkan sumber tertulis yang relevan dengan permasalahan penelitian baik berupa buku, jurnal, koran, dokumen hasil Muktamar PPP di Sekertariat PPP Jawa Barat, maupun karya ilmiah lainnya.


(20)

3.3.1.1. Sumber Tertulis

Pada tahapan ini, penulis berusaha untuk mencari dan mengumpulkan sumber-sumber tertulis yang digunakan sebagai landasan kuat untuk memberikan berbagai informasi seputar permasalahan yang dikaji. Sumber tertulis ini berupa jurnal, buku-buku, koran, dokumen dan hasil penelitian lainnya yang diperoleh dari berbagai tempat yaitu sebagai berikut :

a. Pencarian sumber tertulis untuk pertama kali dilakukan di Perpustakaan UPI Bandung. Penulis mendapatkan beberapa buku, diantaranya adalah buku karya Ichsanul Amal (1988) yang berjudul Teori-Teori Mutakhir Partai Politik, tulisan Rozali Abdullah (2009) yang berjudul Mewujudkan Pemilu Yang Lebih Berkualitas, buku Miriam Budiardjo (1996) dengan judul Dasar-Dasar Ilmu Politik, karya Kuntowijoyo (1994) berjudul

Metodologi Sejarah, karya Jimly Asshiddiqie (2005) berjudul

Kemerdekaan Berserikat Pembubaran Partai Politik Dan Mahkamah Konstitusi, kumpulan pilihan artikel Prisma (1985) dengan judul Analisa Kekuatan Politik Di Indonesia, buku karya Arbi Sanit (1981) yang berjudul Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik Dan Pembangunan, dan buku dari S.P Varma (2003) yang berjudul Teori Politik Modern.

b. Perpustakaan Universitas Indonesia (UI), di perpustakaan ini penulis mendapat cukup banyak sumber yang relevan dengan pembahasan judul skripsi, diantaranya penulis mendapatkan buku PPP: Problema dan Prospek (1994) dari Muhammad Rodja, buku karya Bambang Cipto (1997) dengan judul Duel Segitiga PPP, Golkar, PDI Dalam Pemilu 1997,

buku dari Kompas (2004) dengan judul Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004, Panwas Pemilu Pusat dengan judul Pengawasan Pemilihan Umum 1999, buku karya Abdul Bari Azed dan Makmur Amir (2005) yang berjudul Pemilu Dan Partai Politik Di Indonesia, dan Tugas Akhir dari Sjofwita dengan judul Kekalahan Partai Islam Pada Pemilu 1999 Berbasis Massa Islam.


(21)

c. Perpustakaan Nasional yang berada di Salemba-Jakarta, di perpustakaan Nasional penulis mendapat beberapa buku dan Tesis yaitu buku

Pertarungan Ideologis Partai-Partai Islam Versus Partai-Partai Sekuler (1999) dari Al-Khaidar, buku karya Sahar Hasan (1998) yang berjudul

Memilih Partai Islam, buku karya Bachtiar Adnan (2005) yang berjudul

Mengapa Saya Pilih PPP: Reportase Pemecatan Andi M. Ghalib Di PPP,

buku karya Rusli Karim (1992) yang berjudul Islam Dan Konflik Politik Era Orde Baru, Tesis dari Kris Nugroho (1984) yang berjudul “Program

PPP Dan PDI Selama Kampanye Pemilu tahun 1982 dan 1987 (Studi pergeseran program kampanye).

d. Perpustakaan Batu Api yang terletak di wilayah Jatinangor-Sumedang, disini penulis mendapat buku yang berjudul Pemilu-Pemilu Orde Baru: Pasang Surut Kekuasaan Politik (1997) dan buku Islam, Politik dan Modernisasi (1992) kedua buku tersebut merupakan karya William Liddle, buku dari Muhammad Hisyam (2003) yang berjudul Krisis Masa Kini dan Orde Baru, artikel dari Fachry Ali dan Iqbal Abdurrauf Saimima (1981) yang berjudul Merosotnya Aliran Dalam Partai Persatuan Pembangunan,

buku yang berisi kumpulan artikel dari Tempo (1997) yaitu Tempo Interaktif-Umat Islam Dalam Pemilu, buku karya Douglas E. Ramage (2002) yang berjudul Percaturan Politik Di Indonesia, buku dari Riswandha Imawan yang berjudul Membedah Politik Orde Baru, dan majalah-majalah Prisma yang terbit antara tahun 1981-1991.

e. Perpustakaan KAA, disini penulis mendapatkan buku yang berjudul

Menggugat Politik Orde Baru (1998), PPP dan Politik Orde Baru (1991) dari Syamsuddin Haris, kumpulan artikel yang terangkum dalam buku

Evaluasi Pemilu Orba (1997) dari Eep Safulloh Fatah, buku karya dari Umaidi Radi (1984) yang berjudul Strategi PPP Semasa 1973-1982, dan mendapatkan buku Direktori Partai Politik Di Indonesia.

f. Sekertariat DPW PPP Jawa Barat, penulis mendapatkan dokumen hasil Muktamar PPP ke II-VII dalam bentuk buku.


(22)

g. Bursa buku yang penulis kunjungi adalah bursa buku Palasari, letak toko buku tersebut yaitu di daerah Jl. Palasari. Penulis hanya mendapat dua buku yaitu buku dari Akhmad Muqowam (2011) yang berjudul

Membangun (Kembali) Kejayaan: Gagasan Bagi Pembaruan Partai Persatuan Pembangunan, dan buku dari Abdul Aziz (2006) yang berjudul

Politik Islam Politik: Pergulatan Ideologis PPP Menjadi Partai Islam.

h. Tempat buku yang penulis kunjungi selanjutnya adalah bursa buku yang terletak di daerah Dewi Sartika. Penulis mendapat beberapa buku yang cukup relevan dengan pembahasan yaitu buku dari R. William Liddle (1992) yang berjudul Partisipasi Dan Partai Politik Indonesia Pada Awal Orde Baru, buku dari Musa Kazhim dan Alfian Hamzah (1999) yang berjudul 5 Partai Dalam Timbangan, dan buku dari Kamarudin dengan judul Partai Politik Islam Di Pentas Reformasi: Refleksi Pemilu 1999 Untuk Pemilu 2004.

i. Toko buku selanjutnya adalah Rumah Buku, penulis hanya mendapat satu buku saja yaitu kumpulan artikel dengan editor Hamid Basyaib dan Haid Abidin (1999), dengan judul besar Mengapa Partai Islam Kalah? Perjalanan Politik Islam dari Pra-Pemilu ’99 Sampai Pemilihan Presiden.

j. Toko buku selanjutnya adalah toko buku yang terletak di daerah Balubur. Terdapat toko buku di sana yaitu Lawang Buku, di tempat ini penulis mendapat satu buku karya dari Syamsuddin Haris et al (1999) yang berjudul Kecurangan Dan Perlawanan Rakyat Dalam Pemilu 1997.

k. Pameran buku yang diadakan di Landmark, penulis mendapat buku dari Zainal Abidin Amir (2003) yang berjudul Peta Islam Politik Pasca-Soeharto, dan Majalah Prisma (1990) yang berjudul Dinamika Antar Golongan Di Tengah Perubahan.

Sebagai upaya dalam menambah referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, penulis juga memperoleh sumber tertulis lainnya berupa jurnal dari situs internet sebagai sumber pelengkap dari bahan buku. Semua sumber literatur yang diperoleh, sebagian ada yang menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Sumber literatur yang diperoleh dari bahasa Inggris


(23)

terlebih dahulu penulis menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia agar lebih mudah dalam memahami isinya, setelah sumber tersebut diterjemahkan penulis mengkaji banding antara satu sumber dengan sumber lainnya sehingga diperoleh pemahaman yang sudah teruji. Pemahaman terhadap sumber-sumber yang sekunder akan membantu penulis dalam menguji permasalahan dalam skripsi ini sehingga diperoleh perubahan yang optimal melalui penelitian dan hasilnya dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga diperoleh hasil yang baik.

3.3.1.2. Sumber Lisan

Pada tahap ini, penulis mulai mencari tokoh yang dianggap dapat memberikan informasi untuk menjawab permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian skripsi ini. teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan tokoh yang dianggap memiliki informasi mengenai Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat. Menurut Soehartono (1995:67-68), wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam. Menurut Sugiyono (2010:137), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara merupakan satu teknik pengumpulan data dengan cara lisan terhadap responden, dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan.

Teknik wawancara berhubungan dengan penggunaan sejarah lisan, seperti yang diungkapkan oleh Sjamsuddin (2007:102), bahwa sejarah lisan (oral history), ingatan lisan (oral reminiscence) yaitu ingatan tangan pertama yang dituturkan secara lisan oleh orang-orang yang diwawancara oleh sejarawan. Menurut Koentjaraningrat (1985:138), pada umumnya pelaksanaan wawancara dibedakan atas dua jenis, yaitu :

a. Wawancara terstrukur atau berencana, yaitu wawancara yang berdasarkan pada pedoman wawancara yang terdapat dalam instrumen penelitian, terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun


(24)

sebelumnya dengan maksud untuk mengontrol dan mengukur isi wawancara supaya tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan.

b. Wawancara tidak terstruktur atau tidak terencana adalah wawancara yang tidak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata-kata dan tata urut yang tetap yang harus dipatuhi peneliti.

Kebaikan penggabungan antara wawancara terstrukur dan tidak terstrukur adalah tujuan wawancara lebih terfokus, dan lebih mudah diperoleh serta narasumber lebih bebas untuk menggungkapkan segala sesuatu yang diketahuinya. Dalam teknis pelaksanaannya, penulis menggabungkan kedua cara tersebut yaitu dengan mencoba menyusun daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, kemudian diikuti dengan wawancara yang tidak terstruktur yaitu penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pertanyaan sebelumnya dengan tujuan untuk mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang berkembang kepada tokoh atau pelaku sejarah yang terkait dengan Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat.

Adapun proses wawancara yang dilakukan penulis adalah wawancara langsung dengan mendatangi kantor DPW PPP JAWA BARAT, apabila informasi yang diberikan oleh narasumber kurang jelas, maka penulis mengajukan kembali pertanyaan yang masih terdapat dalam kerangka pertanyaan besar, pertanyaan-pertanyaan itu diberikan dengan tujuan untuk membantu narasumber dalam mengingat kembali peristiwa sehingga informasi menjadi lebih lengkap dan akurat. Dalam menentukan narasumber yang diwawancarai penulis melakukan kategorisasi kepada setiap narasumber agar memperoleh informasi yang tepat untuk dimasukan dalam penelitian skripsi ini, kategorisasi narasumber yaitu orang yang terlibat langsung dalam peristiwa dan saksi.

Narasumber yang diwawancarai adalah mereka yang mengetahui keadaan dan kegiatan politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam Pemilu tahun 1999 di Jawa Barat, untuk pemilihan narasumber penulis memprioritaskan bagi yang terlibat langsung dalam peristiwa sejarah dengan pertimbangan data yang


(25)

diperoleh dapat dipertangungjawabkan keasliannya, dalam penelitian ini yang

menjadi subjek wawancara adalah anggota DPW PPP Jawa Barat yaitu Nu’man

Abdul Hakim, Hidayat Zaini, Yusuf Puadz, dan Neng Madinah. Mereka merupakan orang-orang yang terlibat dalam PPP ketika Pemilihan Umum tahun

1999 berlangsung, seperti misalnya Nu’man Abdul Hakim dan Hidayat Zaini

yang memiliki kedudukan sebagai Wakil Ketua DPW PPP Jawa Barat ketika periode 1999-2004, sedangkan Neng Madinah dan Yusuf Puadz merupakan pengurus PPP pada tahun 1999 di tingkat Cabang Tasikmalaya dan Sukabumi yang merupakan bagian dari DPW PPP Jawa Barat, sekarang Yusuf Puadz menjabat sebagai Sekjen DPW PPP Jawa Barat dan Neng Madinah menjabat sebagai Wakil Bendahara DPW PPP Jawa Barat periode 2011-2016.

3.3.2. Kritik Sumber

Setelah penulis mengumpulkan sumber-sumber sejarah (Heuristik) baik sumber tertulis maupun sumber lisan, maka selanjutnya langkah yang penulis lakukan adalah melakukan kritik terhadap sumber-sumber tersebut, kritik sumber itu dilakukan dengan cara membandingkan antara satu sumber yang satu dengan sumber lainnya sehingga dengan langkah ini dapat diperoleh data dan fakta yang akurat. Fungsi kritik sumber erat kaitannya dengan tujuan sejarawan itu dalam rangka mencari kebenaran, sejarawan dihadapkan dengan kebutuhan untuk membedakan apa yang benar, apa yang tidak benar (palsu), apa yang mungkin dan apa yang meragukan atau mustahil (Sjamsuddin, 2007:131). Dengan kritik ini maka akan memudahkan dalam penelitian karya ilmiah yang benar-benar objektif tanpa rekayasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Menurut Lucey (Sjamsuddin, 2007: 133) terdapat lima pertanyaan yang harus digunakan untuk mendapatkan kejelasan sumber-sumber tersebut, yaitu :

1. Siapa yang mengatakan itu?

2. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu telah diubah?

3. Apakah sebenarnya yang dimaksud oleh orang itu dengan kesaksiannya? 4. Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata yang

kompeten, apakah ia mengetahui fakta itu?

5. Apakah saksi itu mengatakan yang sebenarnya dan memberikan kepada kita fakta yanng diketahui?


(26)

Kritik sumber pada umumnya dilakukan terhadap sumber-sumber pertama, kritik ini menyangkut verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan (akurasi) dari sumber itu. Adapun kritik yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

3.3.2.1. Kritik Eksternal

Kritik eksternal adalah cara pengujian sumber terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah secara terinci. Kritik eksternal merupakan suatu penelitian atas asal usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak (Sjamsuddin, 2007:133-134). Kritik eksternal ingin menguji otentisitas (keaslian) suatu sumber, agar diperoleh sumber yang sungguh-sungguh asli dan bukannya tiruan atau palsu. Sumber yang asli biasanya waktu dan tempatnya diketahui. Makin luas dan makin dapat dipercaya pengetahuan kita mengenai suatu sumber, akan makin asli sumber itu. Dalam hubungannya dengan historiografi otentisitas suatu sumber mengacu kepada masalah sumber primer dan sumber sekunder.

Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan kritik eksternal terhadap sumber tertulis yang didapatkan oleh penulis, kritik eksternal yang dilakukan oleh penulis terhadap sumber tertulis tersebut dengan cara memperhatikan aspek tahun penerbitan atau penulisan buku, penerbit, tahun terbit, dan tempat diterbitkannya buku tersebut, serta memperhatikan aspek akademis dari penulis buku tersebut. Selain itu, kritik eksternal dilakukan dengan memperhatikan apakah terdapat subjektifitas dari penulis atau pelaku sejarah dalam buku tersebut.

Penulis melakukan kritik eksternal terhadap salah satu sumber rujukan yang ditulis oleh Zainal Abidin Amir dengan judul Peta Islam Politik Pasca- Soeharto. Zainal Abidin Amir adalah seorang penulis yang berlatar belakang pendidikan dalam bidang politik. Buku yang ditulis oleh Amir ini awalnya merupakan skripsi yang beliau tulis pada jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) ketika S-1 dulu yang kemudian telah melalui


(27)

beberapa verifikasi sehingga akhirnya dapat menjadi sebuah buku seperti ini, selain itu data penelitian yang didapatkan langsung dari narasumber yang berkaitan seperti Sekjen PKB, Sekjen PPP, Sekjen PAN, Sekjen PBB, dan Pjs. Presiden PK. Buku ini diterbitkan pada tahun 2003 oleh penerbit LP3ES yang merupakan penerbit yang telah menerbitkan banyak buku bertema sejarah, politik maupun budaya. Hal tersebut dapat dijadikan pijakan bagi penulis untuk menaruh kepercayaan terhadap kebenaran isi buku ini.

Sedangkan untuk mengetahui kondisi PPP sebelum reformasi penulis melakukan kritik eksternal terhadap buku karya Syamsuddin Haris dengan judul

PPP Dan Politik Orde Baru. Syamsuddin Haris adalah seorang penulis yang berlatar belakang pendidikan dalam bidang politik, beliau merupakan Profesor Riset bidang perkembangan politik Indonesia dan doktor ilmu politik yang juga menjabat Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI. Beliau menulis sejumlah buku, puluhan artikel di jurnal dan lebih dari dua ratus kolom opini di media cetak, diantara buku-buku yang pernah beliau tulis adalah buku Menggugat Politik Orde Baru, PPP Dan Poltik Orde Baru, Demokrasi Di Indonesia, Reformasi Setengah Hati, Kecurangan Dan Perlawanan Rakyat Dalam Pemilu 1997, Demokratisasi Partai Dan Sistem Kepartaian Di Indonesia, Partai Dan Parlemen Lokal Era Transisi Demokrasi Di Indonesia, dan lain sebagainya. Buku karya Syamsuddin Haris ini berjudul “PPP dan Politik Orde Baru” diterbitkan oleh Grasindo pada tahun 1991 yang zamannya masih sesuai ketika Orde Baru berlangsung, sehingga buku ini bisa dijadikan landasan awal untuk memahami strategi politik pada Pemilu yang dilakukan PPP pada masa awal Reformasi tahun 1999. Berdasarkan hal tersebut, penulis berkesimpulan bahwa sumber literatur tersebut merupakan sumber tertulis yang dapat digunakan dalam penelitian ini.

Penulis juga melakukan kritik eksternal terhadap sumber lisan yang dilakukan oleh penulis dengan cara mengidentifikasi narasumber, untuk sumber lisan kritik dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal seperti faktor usia, kondisi fisik dan mental, perilaku, dalam arti apakah narasumber mengatakan yang sebenarnya karena akan sangat menentukan informasi yang diberikan. Kritik eksternal terhadap sumber lisan di antaranya dilakukan pada Bapak Hidayat Zaini


(28)

(66 Tahun) yang merupakan pengurus aktif di PPP, ia menjabat sebagai Wakil Ketua PPP dari tahun 1999-2004 di DPW Jawa Barat, telah aktif di PPP sejak

tahun 1973 di DPC PPP Kota Bandung. Narasumber lainnya adalah Nu’man

Abdul Hakim (60 tahun), ia telah aktif di PPP dari tahun 1973, jabatan yang

pernah Nu’man pegang adalah sebagai Wakil Ketua DPC PPP Kota Bandung

(1985-1990), dan Wakil Ketua DPW PPP Jawa Barat (1994-2004), sehingga

Hidayat Zaini, dan Nu’man Abdul Hakim ikut menyaksikan dan berpartisipasi ketika berlangsungnya Pemilihan Umum tahun 1999 di Jawa Barat.

3.3.2.2. Kritik Internal

Kritik internal merupakan suatu cara pengujian yang dilakukan terhadap aspek dalam yang berupa isi dari sumber yang didapat. Penulis melakukan kritik internal dengan cara mengkomparasikan dan melakukan cross check diantara sumber yang diperoleh. Dalam tahapan ini penulis melakukan kritik internal baik terhadap sumber-sumber tertulis maupun terhadap sumber lisan. Kritik internal terhadap sumber-sumber tertulis yang telah diperoleh berupa buku-buku referensi dilakukan dengan membandingkannya dengan sumber yang lain. Kritik internal dilakukan penulis untuk melihat layak tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh tersebut untuk selanjutnya dijadikan sumber dalam penelitian karya ilmiah ini. Kritik internal mencoba melihat atau menguji dari dalam reliabilitas dan kredibilitas isi dari sumber-sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007:143).

Perbandingan isi sumber tersebut salah satunya penulis lakukan terhadap buku yang ditulis oleh Abdul Aziz berjudul Politik Islam Politik Pergulatan Ideologis PPP Menjadi Partai Islam dengan buku yang ditulis oleh Kamarudin berjudul Partai Politik Islam Di Pentas Reformasi Reflekasi Pemilu 1999 Untuk Pemilu 2004.

Dalam bukunya Aziz menjelaskan bahwa salah satu tantangan besar bagi PPP pada Pemilu 1999 adalah banyaknya partai. Era reformasi telah melahirkan banyak partai baru dengan beragam platform ideologisnya sesuai dengan keragaman sosio-kultural masyarakat Indonesia, banyak lahir partai baru dengan


(29)

menimbulkan kekhawatiran dan pesimisme bagi PPP, krisis eksistensi sebagaimana pernah dialami PPP di era politik akomodasi kini kembali dialami PPP di era reformasi. Pluralisme politik yang menghadirkan kebebasan bagi setiap orang untuk menyalurkan aspirasi politiknya membawa implikasi bahwa ternyata identifikasi politik yang jelas dan tegas tentang Platform partai perlu dilaksanakan, bagi PPP pilihan untuk kembali ke Platform Islam sebagai landasan kehidupan berpolitik dimaksudkan sebagai strategi untuk mempermudah mobilisasi dukungan dari kalangan umat Islam, sentimen dan fanatisme Islam menjadi target penting dari langkah politik tersebut.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kamarudin,bahwa dari 48 partai politik peserta Pemilu 1999 bisa dilihat beberapa kategorisasi yang ditinjau dari basis ideologinya, seperti: Islam, nasionalisme sekuler, developmentalisme, sosialisme demokrasi, Kristen Protestan dan Katholik. Berbagai aliran politik itulah yang meramaikan persaingan dalam Pemilu demokratis kedua sejak Indonesia merdeka. Dari 48 partai politik yang diperkenankan di pentas Pemilu 7 Juni 1999, 20 diantaranya adalah partai-partai politik yag bisa dikategorikan sebagai partai politik Islam. Mereka dimasukkan dalam kategori partai politik Islam dengan menggunakan lima kriteria berikut: nama, asas, tanda gambar, tujuan/program dan konstituen. Berkaitan dengan hal tersebut maka PPP sebagai partai yang berhaluan Islam ditantang untuk lebih menegaskan sikap dan jati dirinya sebagai partai Islam yang terdepan, PPP harus bisa memikirkan strategi dan taktik yang tepat untuk muncul sebagai kekuatan utama di dalam perpolitikan nasional. Hal ini pun yang nantinya akan berpengaruh bagi pola strategi yang diambil PPP untuk memperoleh suara pada wilayah-wilayah di Indonesia termasuk yang terjadi di wilayah Jawa Barat ini.

Berdasarkan hasil dari melakukan kritik internal, penulis menemukan bahwa ada kesesuaian pendapat dari berbagai peneliti. Kesamaan pendapat dari suatu sumber dengan sumber lainnya adalah kemungkinan yang bisa diperoleh dari tindakan kritik internal, kemungkinan lainnya adalah sumber-sumber yang berbeda dan sumber-sumber yang tidak menyebutkan apa-apa (Sjamsuddin, 2007:152).


(30)

Kritik internal dilakukan oleh penulis untuk mengetahui layak tidaknya isi dari sumber-sumber sejarah untuk dijadikan sebagai bahan penyusunan skripsi, kritik internal terhadap sumber lisan ini pada dasarnya dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara antara narasumber yang satu dengan narasumber yang lainnya sehingga penulis mendapatkan fakta dan informasi mengenai Peta politik PPP dalam Pemilihan Umum tahun 1999 di Jawa Barat. Langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam melakukan kritik internal terhadap sumber lisan yang diperoleh melalui wawancara yaitu dengan melihat konsistensi dari jawaban narasumber. Misalnya, tanpa disadari oleh narasumber penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang hampir serupa essensinya, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap jawaban yang dikemukakan sama atau berbeda, dari hal tersebut maka penulis akan dapat mengetahui konsistensi dari narasumber dalam memberikan informasi.

Dalam melakukan kritik internal terhadap sumber lisan penulis memperoleh fakta yang berkaitan dengan strategi politik PPP dalam Pemilihan Umum tahun 1999 di Jawa Barat. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa

narasumber di antaranya dengan Hidayat Zaini dan Nu’man Abdul Hakim,

terdapat kesamaan informasi mengenai hal tersebut, sebagai contoh keduanya mengatakan bahwa strategi politik PPP dilakukan melalui pendekatan tokoh-tokoh, pendekatan program dan melalui pesantren-pesantren, Majlis Ta’lim,

Madrasah Dinniyah, kegiatan keagamaan dan hari-hari besar, kemudian juga dari pengajian-pengajian, dan pendidikan, diakui bahwa yang banyak menjadi pendukung PPP adalah dari pesantren dan yayasan pendidikan Islam.

3.3.3. Interpretasi (Penafsiran Fakta)

Tahap ketiga dalam penelitian karya ilmiah ini adalah interpretasi, yaitu menafsirkan atau memberi makna kepada fakta-fakta (facts) atau bukti-bukti sejarah (evidences), tahapan penelitian dan interpretasi sejarah merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan melainkan bersamaan (Sjamsuddin, 2007:155). Interpretasi diperlukan karena pada dasarnya bukti-bukti sejarah (evidences) dan fakta-fakta sebagai saksi-saksi sejarah tidak dapat berbicara sendiri mengenai apa


(31)

yang disaksikannya dari realitas masa lampau, interpretasi merupakan proses pemberian penafsiran terhadap fakta yang telah dikumpulkan, pada tahap ini fakta-fakta yang telah dikumpulkan dipilih dan diklasifikasikan sesuai dengan permasalahan yang dikaji sehingga dapat menjawab permasalahan yang diajukan.

Langkah awal yang dilakukan oleh penulis dalam tahap ini adalah mengolah, menyusun, dan menafsirkan fakta-fakta sejarah yang telah teruji kebenarannya, baik dari sumber tulisan maupun lisan yang didapatkan melalui wawancara, kemudian fakta yang telah diperoleh tersebut dirangkaikan dan dihubungkan sehingga menjadi satu kesatuan yang selaras dimana peristiwa satu dimasukan ke dalam peristiwa lain yang melingkupinya. Dengan kegiatan ini maka akan didapatkan suatu gambaran terhadap pokok-pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian, proses interpretasi dilakukan oleh penulis sesuai dengan kajian utama yang diangkat yaitu mengenai Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat.

Peneliti melakukan salah satu penafsiran terhadap data mengenai Pemilihan Umum tahun 1999, kemudian fakta-fakta yang sudah ada disusun dan ditafsirkan bahwa Pemilihan Umum tahun 1999 merupakan Pemilihan Umum pertama pada masa reformasi yang dilaksanakan secara demokratis, hal ini terbukti dengan banyaknya partai-partai yang menjadi peserta Pemilihan Umum tahun 1999 dibandingkan dengan Pemilihan Umum pada masa Orde Baru yang hanya diikuti oleh tiga peserta yaitu Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Pada tahap ini, penulis membutuhkan tindakan yang lebih teliti, dalam penyusunan fakta-fakta penulis menyesuaikan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas setelah fakta-fakta tersebut dapat diterima kemudian disimpulkan berdasarkan data-data yang terkumpul. Fakta yang telah disusun kemudian ditafsirkan, sehingga dapat ditarik menjadi suatu rekonstruksi imajinatif yang memuat penjelasan terhadap pokok-pokok permasalahan penelitian, dengan demikian diharapkan dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang dikaji dan memudahkan dalam proses penafsiran.


(32)

3.4.3. Laporan Penelitian (Historiografi)

Tahap selanjutnya dari proses penelitian ini adalah penulisan laporan penelitian, tahap ini merupakan tahap akhir dalam skripsi ini setelah melakukan tahap heuristik, kritik, dan interpretasi. Seluruh hasil penelitian dituangkan dalam bentuk penulisan sejarah atau disebut juga historiografi.

Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirnya, bukan saja keterampilan tekhnik penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena pada akhirnya ia harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penelitian yang utuh yang disebut historiografi (Sjamsuddin, 2007:156).

Tahap ini merupakan hasil dari upaya penulis dalam mengerahkan kemampuan menganalisis dan mengkritisi sumber yang diperoleh dan kemudian dihasilkan sintesis dari penelitiannya yang terwujud dalam penelitian karya tulis ilmiah dengan judul “Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat”. Menurut Usman yang dikutip oleh Abdurrahman (1999:67-68) dikatakan bahwa terdapat beberapa syarat umum yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti dalam melakukan pemaparan sejarah, yaitu :

1. Peneliti harus memiliki kemampuan mengungkapkan bahasa secara baik. agar data dapat dipaparkan seperti apa adanya atau seperti yang dipahami oleh peneliti dan dengan gaya bahasa yang khas.

2. Terpenuhinya kesatuan sejarah, yakni suatu penelitian sejarah itu disadari sebagai bagian dari sejarah yang lebih umum, karena ia didahului oleh masa dan diikuti oleh masa pula. Dengan perkataan lain, penelitian itu ditempatkannya sesuai dengan perjalanan sejarah.

3. Menjelaskan apa yang ditemukan oleh peneliti dengan menyajikan bukti-buktinya dan membuat garis-garis umum yang akan diikuti secara jelas oleh pemikiran pembaca.

4. Keseluruhan pemaparan sejarah haruslah argumentatif, artinya usaha peneliti dalam mengerahkan ide-idenya dalam merekonstruksi masa lampau itu didasarkan pada bukti-bukti terseleksi, bukti yang cukup lengkap dan detail fakta yang akurat.


(33)

Pada tahap ini seluruh hasil penelitian yang berupa data-data dan fakta-fakta yang telah mengalami proses heuristik, kritik dan interpretasi dituangkan oleh penulis ke dalam bentuk tulisan. Dalam historiografi ini penulis mencoba untuk mensintesakan dan menghubungkan keterkaitan antara fakta-fakta yang ada, penulis juga harus mencurahkan seluruh daya pikirannya dalam penggunaan kutipan-kutipan maupun catatan, serta yang tidak kalah pentingnya adalah hasil wawancara sehingga dapat menjadi suatu penelitian sejarah yang utuh. Laporan penelitian ini disusun dengan menggunakan gaya bahasa sederhana, ilmiah dan menggunakan cara-cara penelitian sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

Sistem penulisan sumber kutipan dari literatur dalam skripsi ini menggunakan sistem Harvard, sistem ini menempatan referensi di dalam teks atau diantara teks. Dalam sistem ini hanya disebutkan nama pengarang, tahun terbit, dan halamannya saja secara singkat, serta penulisannya ditempatkan dalam kurung (Sjamsuddin, 2007:156). Sedangkan sistematika penelitian yang digunakan mengacu pada buku Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi) yang dikeluarkan Universitas Pendidikan Indonesia, penyusunan laporan penelitian disusun secara kronologis untuk memudahkan pemahaman substansi penelitian.

Hasil penelusuran data-data dan fakta-fakta yang diperoleh, disusun menjadi sebuah karya tulis ilmiah. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis berupaya untuk menyusun karya tulis ilmiah ini dengan melakukan analisis secara

menyeluruh terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan “Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa

Barat”. sistematika penelitian dibagi ke dalam lima bagian yang memuat pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, pembahasan, dan terakhir adalah kesimpulan dan saran, pembagian ini bertujuan untuk memudahkan dan mensistematiskan dalam memahami skripsi ini.

Bab I Pendahuluan, bab pertama ini merupakan bagian pendahuluan yang menguraikan kerangka pemikiran mengenai karya ilmiah ini. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah yang menjelaskan alasan penulis mengapa memilih tema


(34)

1999 Di Jawa Barat ini menarik untuk dikaji, dalam pembahasan skripsi ini penulis membatasi permasalahan mengenai permasalahan-permasalahan apa yang dikaji oleh penulis berdasarkan tema agar pembahasan dapat terfokus. Bab ini juga mengemukakan tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian, dan yang terakhir adalah struktur organisasi.

Bab II Kajian Pustaka, bab kedua ini memaparkan mengenai kajian literatur secara analistis dan kritis yang berkaitan dengan tema skripsi penulis, pada bab ini akan menjelaskan mengenai sumber-sumber yang akan digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahannya. Sumber-sumber yang penulis dapatkan berupa buku-buku maupun jurnal yang menjadi sumber relevan dalam penelitian sebagai pembanding dan penunjang yang membantu dalam penelitian skripsi ini. Dipaparkan juga mengenai konsep-konsep yang akan banyak digunakan dalam penelitian serta pemaparan mengenai penelitian-penelitian atau kajian-kajian terdahulu mengenai “Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umum Tahun 1999 Di Jawa Barat”.

Bab III Metode Penelitian, penulis memaparkan mengenai metode atau cara-cara apa saja yang akan dilaksanakan dalam melakukan penelitian, metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode historis dan teknik penulisannya menggunakan studi kepustakaan, dan wawancara. Pada bab ini dijelaskan secara komprehensif mengenai langkah-langkah serta tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan, semua prosedur serta tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir diuraikan secara terperinci. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam memberikan arahan dalam pemecahan mengenai permasalahan penelitian yang akan dikaji, adapun langkah-langkah penelitian sejarah yang dimaksud adalah Heuristik, kritik baik internal maupun eksternal, interpretasi dan historiografi.

Bab IV Upaya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam Pemenangan Pemilihan Umum Tahun 1999 di Jawa Barat. Bab ini merupakan sebuah pemaparan dari hasil penelitian yang dilakukan berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam rumusan masalah. Penulis menganalisis serta merekonstruksi data-data serta fakta yang telah ditemukan di lapangan, tentunya pembahasan


(35)

disini disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan diawal. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran umum sistem kepartaian Indonesia tahun 1971-1999, perkembangan PPP pada tahun 1977-1998 di Jawa Barat, strategi PPP dalam upaya meraih suara pada Pemilu 1999 di Jawa Barat, pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 1999 di Jawa Barat, dan dampak hasil Pemilihan Umum tahun 1999 terhadap perkembangan PPP di Jawa Barat, pada bab ini diuraikan juga mengenai jawaban-jawaban permasalahan penelitian yang telah diajukan sebelumnya.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini merupakan pembahasan terakhir dimana penulis memberikan suatu kesimpulan dari hasil interpretasi terhadap kajian yang menjadi bahan penelitian. Interpretasi penulis ini disertai dengan analisis penulis dalam membuat kesimpulan atas jawaban-jawaban dari permasalahan-permasalahan yang dirumuskan dalam suatu rumusan masalah. Selain itu, dalam bab ini juga berisikan saran-saran dari penulis untuk penelitian selanjutnya.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Pemilihan Umun Tahun 1999 Di Jawa Barat. Setelah dilakukan pengkajian terhadap permasalahan yang dibahas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Jika dilihat dari sistem kepartaian maka sistem kepartaian Indonesia pada tahun 1971-1998 bukanlah sistem dua partai, sementara untuk menggolongkannya sebagai sistem satu atau multipartai pun terdapat banyak ganjalan. Sistem kepartaian Indonesia tahun 1971-1998 adalah sistem kepartaian hegemoni (Hegemonic Party Sistem), ciri sistem kepartaian ini adalah Golkar sebagai partai hegemoni terus menerus mendominasi kekuasaan sementara partai-partai politik lainnya yaitu PPP dan PDI hanya secara formal ada namun tanpa kemampuan untuk menandingi kekuatan partai hegemoni tersebut.

Partai Persatuan Pembangunan merupakan fusi dari empat partai Islam, yakni Partai Nadhlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Persatuan Tarbiyah Indonesia (Perti) yang didirikan pada tanggal 5 Januari 1973. Pada masa Orde Baru sistem politik yang diterapkan adalah sistem monopoli kekuasaan, praktek monopoli kekuasaan yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru juga sampai kedalam hal Ideologi, Pancasila diterapkan sebagai ideologi tunggal bagi organisasi politik maupun organisasi masyarakat yang berproses pada masa pemerintahannya. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terhadap partai politik cukup ketat, sehingga perkembangan PPP sebelum tahun 1999 berada di bawah kendali pemerintah, penerapan asas tunggal Pancasila me mbuat PPP melepaskan asas Islamnya, hal tersebut ikut mempengaruhi pula terhadap perolehan suara PPP pada Pemilihan Umum yang terjadi di Indonesia, bukan hanya ditingkat nasional tetapi juga ditingkat Provinsi maupun Kabupaten.


(37)

Pada perkembangan selanjutnya terjadi krisis ekonomi di Indonesia yang menjadi salah satu penyebab buruknya kondisi politik dalam negeri hingga puncaknya terjadi pada tahun 1998 dimana mahasiswa dan masyarakat umum menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto, dan di mulailah masa reformasi dengan mengusung demokrasi sebagai pilar utamanya. Tentu hal ini tidak disia-siakan oleh PPP, memasuki masa reformasi yang memberi peluang bagi terjadinya perubahan-perubahan politik dari sistem politik yang di dominasi oleh Presiden yang mempunyai kekuasaan otoriter ke sistem politik demokratis, membuat PPP melakukan ancang-ancang untuk menghadapi Pemilu yang akan diadakan pada tahun 1999 dengan mempercepat Muktamar ke-IV nya dan mengubah asas partai dari Pancasila menjad i Islam serta mengubah lambang

partai dari Bintang menjadi Ka’bah.

Maka Pemilu tahun 1999 pun dilaksanakan serentak diseluruh wilayah Indonesia, diantara provinsi yang menyumbangkan suara cukup besar pada Pemilu ini adalah provinsi Jawa Barat yang merupaka n salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak. Pada Pemilu masa Orde Baru di Jawa PPP mendapatkan suara yang cukup signifikan dari Jawa Timur, tetapi memasuki reformasi justru suara PPP lebih banyak didapatkan di Jawa Barat, hal ini diantaranya disebabkan karena perubahan peta politik PPP di Jawa Timur dimana sebagian besar warga NU yang berada di sana memberikan suaranya kepada PKB yang berdampak terhadap perolehan suara PPP di Jawa Timur ini, sedangkan perolehan suara PPP di Jawa Barat cenderung stabil.

Adapun strategi yang dilakukan PPP dalam upaya meraih suara pada Pemilihan Umum tahun 1999 di Jawa Barat dilakukan melalui beberapa upaya diantaranya dengan melakukan door to door (mendatangi rumah-rumah penduduk) yang melibatkan kader-kader yang militan di seluruh daerah pemilihan. Dilakukannya pendekatan tokoh dalam meraih simpati sekaligus membentuk basis massa maka PPP melakukan strategi pemenangan Pemilu terhadap tokoh masyarakat yang berpengaruh, baik tokoh agama maupun tokoh-tokoh yang dituakan seperti ulama, kalangan pesantren, dan organisasi kemasyarakatan. Strategi lain adalah dengan pendekatan program, adapun


(38)

program-program yang ditawarkan PPP meliputi program dalam bidang keagamaan, politik, ekonomi, hukum dan HAM, sosial-kemasyarakatan dan kebudayaan, serta kesejahteraan masyarakat. PPP melakukan konsolidasi partai dengan melakukan perubahan asas partai kembali ke Islam dan perubahan

lambang partai kembali ke Ka’bah, serta melakukan pengembangan jaringan dan

basis konstituen dengan melakukan silaturahmi dan kunjungan-kunjungan ke lembaga pendidikan Islam terutama terhadap pesantren-pesantren yang berada di daerah Jawa Barat.

Secara umum pelaksanaan Pemilu tahun 1999 di Jawa Barat berjalan tertib, aman, dan lancar kendati ada beberapa hambatan teknis dan nonteknis di lapangan. Seperti adanya sejumlah pelanggaran mulai dari pembakaran TPS oleh massa, sikap kurang proaktif para saksi utusan partai, pelanggaran batas waktu pencoblosan, aksi penolakan pemilih mencelupkan jari tangannya ke tinta, hingga praktek serangan fajar menjelang pemungutan suara oleh salah satu partai politik. Sekitar 25 juta warga Jawa Barat yang memiliki hak pilih pada hari senin, 7 Juni 1999 menyalurkan aspirasi politiknya dalam suatu Pemilu multipartai, mereka secara antusias menyambut pelaksanaan pesta demokrasi dengan berbondong-bondong mengunjungi Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di berbagai daerah.

Pada Pemilu tahun 1999 sistem Pemilu yang digunakan adalah sistem proporsional berdasarkan stelsel daftar, hasil dari Pemilu tahun 1999 di Jawa Barat menempatkan PPP diurutan ketiga setelah PDI-P di urutan pertama dan Golkar di urutan kedua. Sedangkan daerah yang paling banyak memberikan suara untuk PPP pada Pemilu tahun 1999 di Jawa Barat terdapat di daerah Tasikmalaya, dengan perolehan sebanyak 11 kursi yang berhasil mengungguli partai-partai lainnya. Tasikmalaya dapat memberikan kursi yang cukup banyak bagi PPP karena beberapa alasan, antara lain karena Tasikmalaya merupakan kota santri dan pendukung utama PPP adalah para santri, adanya faktor keturunan, serta adanya peranan integritas pemimpin partai serta peranan ulama di Tasikmalaya.


(39)

Secara garis besar kekuatan PPP pada Pemilu tahun 1999 yaitu memiliki

asas Islam, lambang Ka’bah, sejarah berdirinya yang didirikan oleh 4 partai Islam (NU, PSII, Parmusi dan Perti), dan adanya dukungan dari para Ulama yang masih tinggi di Jawa Barat. Sedangkan kendala yang PPP temui dalam menghadapi Pemilu tahun 1999 ini adalah faktor yang berasal dari internal seperti kurangnya sumber daya manusia yang cakap, dan kurangnya masalah pendanaan dalam partai, serta faktor eksternal seperti berkembangnya banyak partai hingga 48 partai politik yang mengikuti Pemilu tahun 1999 terutama partai-partai yang berasaskan dan berbasis massa Islam sehingga terjadi persaingan yang begitu ketat antar partai politik tersebut.

Setelah berlangsungnya Pemilu 1999 terdapat beberapa dampak terhadap perkembangan PPP di Jawa Barat antara lain, dampak terhadap kepengurusan partai dimana setelah Pemilu 1999 berlangsung adanya pertambahan jumlah kepengurusan harian di DPW PPP Jawa Barat. Dampak terhadap program kerja partai pada perkembangan selanjutnya lebih beragam dan menitikberatkan pada berbagai aspek terutama pada keterlibatan perempuan dalam parle men. Serta adanya dampak terhadap jabatan strategis dalam pemerintahan, di satu sisi PPP mengalami penurunan jumlah anggota baik di DPRD I maupun DPRD II tetapi di sisi yang lain kekuatan PPP pada Pemilu 1999 merupakan kekuatan murni dan riil yang PPP miliki, selain itu meski dengan jumlah anggota di DPRD I dan DPRD II yang tidak terlalu banyak namun PPP dapat mengantarkan anggota-anggotanya untuk dapat menjabat di posisi strategis seperti jabatan Bupati, Wakil Bupati dan Wakil Gubernur di Jawa Barat.

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Dunia Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif terhadap pembelajaran sejarah di sekolah, terutama pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Pembahasan yang ada dalam penelitian ini sesuai dengan Kompetensi Inti

(KI) yakni “Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


(1)

DAFTAR PUSTAKA

A.Sumber Buku

Abdullah, R. (2009). Mewujudkan Pemilu yang Lebih Berkualitas: Pemilu

Legislatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Abdurrahman. (1999). Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Agustino, L. (2007). Perihal Memahami Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ali, F. dan Saimima, A. (1981). “Merosotnya Aliran Dalam Partai Persatuan Pembangunan”, dalam Analisis Kekuatan Politik Di Indonesia. Jakarta : LP3ES.

Allison, M. dan Kaye, J. (2005). Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Amal, I. (1988). Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.

Amir, Z. A. (2003). Peta Islam Politik Pasca Soeharto. Jakarta: LP3ES.

Andrianus, T. et al. (2006). Mengenal Teori-Teori Politik. Bandung: Nuansa Cendekia.

Asshiddiqie, J. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jilid II. Jakarta: Konstitusi Press.

Aziz, A. (2006). Politik Islam Politik: Pergulatan Ideologis PPP Menjadi Partai

Islam. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Azed, A dan Amir, M. (2005). Pemilu Dan Partai Politik Di Indonesia. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Badan Pusat Statistik. (1999). Jawa Barat Dalam Angka 1999. Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

Budiardjo, M. (1982). Partisipasi dan Partai Politik Sebuah Bunga Rampai.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.


(2)

Budiardjo, M. (2000). “Sistem Pemilu Yang Bagaimana?”, dalam Sistem- Sistem

Pemilihan Umum Suatu Himpunan Pemikiran. Jakarta: Badan Penerbit

Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Carter, A. (1985). Otoritas dan Demokrasi. Jakarta: CV. Rajawali.

Djojosoekarto, A. dan Sandjaja, U. (2008). Transformasi Demokratis Partai

Politik di Indonesia. Jakarta: Kemitraan Patnership bekerjasama dengan

Strategic Transformation Institute.

Effendy, B. (2009). Islam dan Negara: Transformasi Gagasan dan Praktik Politik

Islam di Indonesia. Jakarta: Paramadina.

Firmanzah. (2008). Mengelola Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ghaffar, A. (1989). Beberapa Aspek Pembangunan Politik. Jakarta: Rajawali.

Gottschalk, L. (1985). Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Haris, S. (1991). PPP Dan Politik Orde Baru. Jakarta: Grasindo.

Haryanto. (1984). Partai Politik Suatu Tinjauan Umum. Yogyakarta: Liberty.

Hikam, A. S. (1999). Pemilihan Umum dan Sistem Demokrasi di Indonesia Pasca

Orde Baru, ABRI dan Agenda Perubahan. Jakarta: Sekolah Staf Komando

Angkatan Darat.

Hutabarat, R. (2004). Politik Hukum Pemerintahan Soeharto tentang Demokrasi

Politik di Indonesia (1971-1997). Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas

Hukum Pascasarjana.

Isjwara, F. (1995). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Bina Cipta.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Juliantara, D. (1998). Meretas Jalan Demokrasi. Yogyakarta: Kanisius.

Kamarudin. (2003). Partai Politik Islam Di Pentas Reformasi Refleksi Pemilu

1999 Untuk Pemilu 2004. Jakarta: Visi Publishing.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. (2005). Jakarta: Balai Pustaka.


(3)

Koentjaraningrat. (1985). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kuntowijoyo. (1994). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara wacana.

Liddle, W. (1992a). Partisipasi dan Partai Politik Indonesia Pada Awal Orde Baru. Jakarta: Grafiti.

Liddle, W. (1992b). Pemilu-Pemilu Orde Baru. Jakarta : LP3ES.

Mas’oed, M. (1989). Ekonomi Dan Struktur Politik Orde Baru. Jakarta: LP3ES. Ma’shum, S. (2001). KPU Dan Kontroversi Pemilu 1999. Jakarta: Pustaka

Indonesia satu.

Moertopo, A. (1981). Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta: CSIS.

O’Donnell, G. dan Scmitter. (1993). Transisi Menuju Demokrasi: Rangkaian

Kemungkinan dan Ketidakpastian. Penerjemah Nurul Agustina. Jakarta:

LP3S.

Panwas Pemilu Tahun 1999 Pusat. (1999). Pengawasan Pemilihan Umum 1999.

Jakarta: Panitia Pengawas Pemilihan Umum Tahun 1999 Tingkat Pusat.

Purwoko, D. et al. (2001). Nasionalis Islam vs Nasionalis Sekuler. Jakarta: PT Permata Artistika Kreasi.

Radi, U. (1984). Strategi PPP 1973-1982: Suatu Studi Tentang Kekuatan Politik

Islam Tingkat Nasional. Jakarta: Integrita Press.

Rahardiansah, T. (2008). Pengantar Ilmu Politik, Paradigma, Konsep Dasar, dan

Relevansinya untuk Ilmu Hukum. Jakarta: Universitas Trisakti.

Rahman. (2007). Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ricklefs, M. C. (2009). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.

Rodja, M. (1994). PPP Problema Dan Prospek. Jakarta: Gema Insani Press.

Sanit, A. (1997). Partai Pemilu dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Schuck, C. (2010). Demokrasi di Indonesia: Teori&Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(4)

Siswojo. (1987). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soehartono. (1995). Pengantar Penelitian Sosial. Jakarta: Gunung Agung.

Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Steinberg, A. (1981). Kampanye Politik Dalam Praktek. Jakarta: PT. Intermasa.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metode dan Teknis.

Bandung: Tarsito.

Surbakti, R. (1992). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.

Suryadinata, L. (1989). Militer Dan Politik. Jakarta: LP3ES.

Suryadinata, L. (1992). Golkar Dan Militer Studi Tentang Budaya Politik. Jakarta: LP3ES.

Syafiie, I. K. (2003). Teori dan Analisis Politik Pemerintahan (Dari Orde Lama,

Orde Baru sampai Reformasi). Jakarta: PT. Perca.

Thaba, A. (1996). Islam dan Negara Dalam Politik Orde Baru. Jakarta: Gema Insani Press.

Tim Litbang Kompas. (2004). Peta Politik Pemilihan Umum 1999-2004. Jakarta: Buku Kompas.

Tim Penyusun DPP PPP. (1999). Ketetapan-Ketetapan Muktamar IV Partai

Persatuan Pembangunan. Jakarta: DPP PPP.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Venus, A. (2009). Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam

Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widja, I. (1998). Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan.


(5)

Winarno, B. (2007). Sistem Politik Indonesia Era Reformasi. Jakarta: Media Pressindo.

B.Sumber Jurnal

Fattah, A. (2008). Konflik Pasca Pilkada: Kasus Depok. Dalam Jurnal POELITIK

[Online]. Vol 1(1), 18 halaman. Tersedia : http://www.unas.ac.id [27 Mei 2013]

Hadi, D. dan Kasuma, G. (2012). Propaganda Orde Baru 1966-1980. Dalam

Jurnal Verleden [Online]. Vol. 1 (1), 11 halaman. Tersedia :

http://www.journal.unair.ac.id [05 Juli 2013]

Haris, S. (2000). “Pemilu 1999 dan Format Baru Politik Indonesia”. Jurnal

Laboratorium Ilmu Politik Fisip UI. Bandung : Mizan.

Karsayuda, M. (2009). Politik Hukum Kepartaian Di Indonesia: Dari Demokrasi Liberal ke Liberalisasi Demokrasi. Dalam Jurnal Konstitusi [Online]. Vol II. (1), 21 halaman. Tersedia : http://www.mahkamahkonstitusi.go.id [27 Mei 2013]

Rosyadi, I. (2008). Gagasan Dan Praktik Politik Islam Era 1990-1996-An Dalam Perspektif Orde Baru. Dalam Jurnal Suhuf [Online]. Vol. 20 (2), 12 halaman. Tersedia : http://publikasiilmiah.ums.ac.id [30 oktober 2012]

Shobron, S. (2012). Partai Islam Kontemporer: Dari Ideologis Ke Pragmatis. Dalam Jurnal Ishraqi [Online], Vol 10 (1), 21 halaman. Tersedia : http:// publikasiilmiah.ums.ac.id [05 Januari 2013]

Sukriono, D. (2009). Menggagas Sistem Pemilihan Umum Di Indonesia. Dalam

Jurnal Konstitusi [Online]. Vol II (1), 29 halaman. Tersedia:

http://www.slideshare.net/AdithiyaDiar/ejurnal-jurnal-konstitusi-andalas-vol-2-no-1 [27 Mei 2013]

C.Sumber Internet

Badan Pusat Statistik. (2013). Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980,

1990, 1995, 2000 dan 2010. [Online]. Tersedia : http://www.bps.go.id

[diunduh 10 Juni 2013].

Lukman, A. (2013). Tasikmalaya, Kota Pesantren?. [Online]. Tersedia: http://regional.kompasiana.com [diunduh 10 November 2013].


(6)

Komisi Pemilihan Umum. (2013). Pemilu 1999. [Online]. Tersedia : http://www.kpu.go.id [diunduh 27 Agustus 2013].

D.Peraturan Perundangan :

Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik.

Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pemilihan Umum.

E.Sumber Surat Kabar :

Tn. (1998). “Bola Kini Di Tangan Habibie”. Tempo (24 November 1998).

Tn. (1999). “48 Parpol Di Jabar Ajukan 1.994 Caleg”. Pikiran Rakyat (07 Mei 1999).

Tn. (1999). “Aliansi Parpol Mewarnai Jalanan”. Pikiran Rakyat (24 Mei 1999). Tn. (1999). “Pembakaran TPS Di Tangerang Warnai Pemilu Di Jawa Barat”.

Pikiran Rakyat (08 Juni 1999).

F. Sumber Skripsi :

Pinem, E. (2009). Kebijakan Politik Fusi : Suatu Tinjauan Politik Kepartaian

Rezim Orde Baru. Skripsi pada FISIP USU Medan : tidak diterbitkan.

G.Sumber Tesis :

Agustino, L. (2003). Perubahan Perilaku Pemilih : Studi Kasus Jawa Barat Pada

Pemilihan Umum 1999. Tesis Magister pada FISIP UI Jakarta : tidak

diterbitkan.

H.Sumber Email :

Wiratmadja, S. (@Surya.wiratmadja@gmail.com). (2013, 17 Juli). Hasil Pemilu Tahun 1971-1999. E-mail kepada Setia Rohman Hanifah (n_nief@yahoo.com).