PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PELUANG USAHA KREATIF DI DESA TITIK KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN.

(1)

PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PELUANG USAHA KREATIF DI DESA TITIK KECAMATAN SEKARAN

KABUPATEN LAMONGAN SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

Dewi Stia Wijayanti B02212014

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

LEMBAR

PERSETUJUAN

SKRIPSI

Yang benanda tangan di bawah ini:

Nama

: Dr. H. Abd. Halim,

M.Ag

NIP

: 19630725199103100

Menyatakan bahwa

judul

skripsi *PENDAMPINGAN MASYARAKAT

DALAM

MENCIPTAKAN PELUANG

USAHA KREATIF

DI

DESA

TITIK KECAMATAN

SEKARAN

KABUPATEN LAMONGAN''

Oleh:

Nama

: Dewi Stia Wijayanti

NIM

:802212014

Telah dikonsultasikan dan siap diujikan.

Surabaya,2 Agustus 2016

Dosen Pembimbing

"9k;*

I\IIP. 196307251991031003


(3)

(4)

Nama

: Dewi Stia Wijayanti

NIM

:B,02212014

FakultasiProdi

:

Dakwah

dan

Komunikasi/Pengembangan Masyarakat

Islam

rudurskripsi,T:Tffi

TiT::]

Tr

T::ffr

::ffi:

Kabupaten Lamongan

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi

ini

secara keseluruhan adalah

hasil

penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Surabaya,2 Agustus 2016 Saya yang menyatakan,

Dewi Stia Wijayanti

,

8,02212014


(5)

@

T]MYERSITAS

ISLAM

KEMENTERIAN

NEGERI

SUNAI{

AGAMA

AMPEL

SURABAYA

PERPUSTAKAAN

JI. Jend- A- Yani

il7

surabaya 6an7 Terp.03l-843 r972Rax.03r-8413300 E-Mail: perpus@uinsby.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUruAN

PUBLIKASI

KARYA ILMIAH

TINTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika

UIN

Sunan Ampel Surabay4 yang bertandatangan

di

bawah

ini,

saya:

Nama

NIM

Fakultas/Jurusan E-mail address

yang berjudul :

Oru

Sli*

uJ(tatqan

*B;;

;;:;

t

)ii,

i::i-

"-o

\'-

-

r;

P-:ry-p""gembang$

ihnu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada perpustakaan

!!t{

sunan Ampel surabaya Hak Bebas

Royalti

irlon-Eksklusif atas

t*yuir,"iuu

,

HHn1.*.,.

=

Tesis

El

Desertasi

r:

Lain_lain(...:...:...)

V-s*d*mg:tg*r

M *.Fs*:rr..*9

dilsr

M:*xprs"!:*n

pA*:*g

!,lx*/,*

K:e*:tg

&

)s"r

Tr.tk.t,ey*!-*t

*?*%.%

KoL*ffi,; l:,;;;;r"

Beserta perangkat

ryng

drperlukan

(bila

ada). Dengan

Hak Bebas

Royalti Non-Ekslusif

ini

Perpustakaan

UIN sunan

Ampel

s*ruuyu

urtrt*;";tid*,

mengalih-media

/

fornat-kan,

mengelolanya

dalam bentuk

pangkllq

data

roataoLel,

mindistribusikannyq

dan menampilkan

/

mempublikasikannya

di

Intemet utuu

*"olu

r"i" iii*

fau"*t

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

rjil

d.ri ;;t";elama

t"tup

;;;uirtu.t*

nama saya sebagai penulis / pencipta dan atau

pr.,obit yang

t"rsangkutan.

saya bersedia unhrk meftmggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak perpustakaan

uIN

sunan

Ampel

surabay4 segala

u"otut

tuntutan hul<irm yang

timbul atas pelanggamn

Hak Cipta dalam karya ikniah saya ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Surabay4

ea

/gusLuE aot(

Penulis

(

Drn;

t{i".

Dgaj"n+i1

Noma terang dan tanda tangan


(6)

ABSTRAK

Dewi Stia Wijayanti (B02212014), Pendampingan Masyarakat dalam Menciptakan Peluang Usaha Kreatif di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan

Pertanian sebagai komoditas yang mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat. Selain sebagai kebutuhan pangan, sektor pertanian juga sebagai penghasilan pendapatan. Dalam penelitian ini, peneliti mendalami problem yang dialami oleh masyarakat dalam lingkup kerentanan ekonomi di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengurangi kerentanan dengan memberikan jalan alternatif yang tepat.

Riset pendampingan dengan metodeParticipatory Action Research (PAR) berupaya menggali problem-problem yang ada dalam masyarakat. Peran serta masyarakat secara partisipatif dilakukan dalam membentuk kesadaran kritis untuk memperoleh perubahan yang lebih baik. Kerentanan ekonomi masyarakat yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, ketergantungan masyarakat terhadap hasil pertanian. Kedua, pemerintah desa belum memiliki alternatif sumber ekonomi lain. Ketiga, pengangguran saat musim kemarau.

Dari ketiga faktor yang melatar belakangi kerentanan ekonomi tersebut maka dimunculkan sebuah aksi nyata sebagai upaya penyelesaian masalah. Aksi nyata sebagai solusi permasalahan dihimpun melalui gagasan-gagasan yang berasal dari masyarakat. Gagasan tersebut berawal dari analisis masalah yang selanjutnya difokuskan pada masalah utama yang mendesak dan harus segera diselesaikan. Selanjutnya merencanakan aksi yang tepat hingga akhirnya melaksanakan perencanaan aksi untuk perubahan. Pembentukan usaha bersama sebagai solusi alternatif yang dilakukan untuk menguarangi kerentanan ekonomi masyarakat. Selain itu sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.


(7)

ix

ABSTRACT

Dewi Stia Wijayanti (B02212014), Society empowerment in creating opportunity effort creative at Titik village, Lamongan

An agriculture is become a basic commodity, which is to fulfill the human need, particularly on food. Furthermore, the agriculture sector is not only as food needs, but also as human income. In this research, the researcher focused on the problems of economy delution at the resident of Titik village, Lamongan, East Java. Henceforth, the aim of this research is to diminish the economy delution through giving the best alternative way.

Besides that, under using Participatory Action Research (PAR) method, the researcher tried to gain the problems occurred in the people of Titik and they have to involve as participative creating the critic awareness for a better change. The economy delution is caused by some factors. First, the people affectively tended to depend on agricultural or farm produce. Second, the village government did not have the alternative economic resources. Third, there was much chronic unemployment on dry season.

Based on the three factors, the researcher created the safe side as problem solutions efforts at the initiative of the people of Titik. Those ideas were first created from problems analysis that will be focused on the main problems and it should be finished immediately. The next step was planning the compatible action, so that the result it can be done totally tune with the planning action for changing. In other words, the formation of gathering action is as the alternative solution to diminish the economy delution at the resident of Titik village and as the way to increase the quality of human resources.


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

BAB I: PENDAHULUAN A. Situasi problematik... 1

B. Fokus Pendampingan... 5

C. Tujuan Pendampingan ... 5

D. Manfaat Pendampingan ... 6

E. Strategi Pendampingan ... 7

F. Definisi Konsep ... 8

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12


(9)

xii BAB II: KAJIAN TEORITIK

A. Pola Pemberdayaan... 17

B. Kreativitas Menjadi Peluang Ekonomi ... 20

BAB III: METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN A. Pendekatan Pendampingan Untuk Pemberdayaan ... 33

B. Prinsip-PrinsipParticipatory Action Reseach(PAR) ... 34

C. Langkah-Langkah PAR Dalam Melakukan Pendampingan ... 38

BAB IV: MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik ... 42

B. Kondisi Ekonomi Desa Titik... 44

C. Kondisi Pendidikan Desa Titik ... 45

D. Kondisi Kesehatan Desa Titik... 47

E. Kondisi Agama, Sosial dan Budaya Desa Titik ... 48

BAB V: MENGURAI PROBLEM MASYARAKAT DESA A. Potret Masyarakat Petani ... 53

B. Minimnya Peluang Kerja di Desa ... 57

BAB VI: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN A. Inkulturasi, Diskusi, dan Pengorganisasian ... 68

B. Menggali Akar Masalah Kerentanan Ekonomi... 71

C. Perencanaan Tindakan Sesuai dengan Permasalahan Masyarakat. 74 D. Ekonomi Kreatif sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat ... 80

1. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama ... 81

2. Membangun Jaringan Untuk Memperluas Pemasaran ... 86

3. Pelatihan Usaha dalam Meningkatkan Skill Masyarakat... 87


(10)

BAB VII: REFLEKSI TEORITIS

A. Refleksi Teoritis: Penguatan Ekonomi Masyarakat ... 92 B. Refleksi Empiris: “Kartini Jaya” untuk Masyarakat... 97 BAB VIII: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 104 B. Saran ... 105 DAFTAR PUSTAKA


(11)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Desa Titik... 43

Gambar 4.2 SDN Titik ... 47

Gambar 4.3 Puskesmas Desa Titik ... 48

Gambar 4.4 Masjid An-Nur Desa Titik ... 49

Gambar 6.1 FGD Pemetaan Wilayah ... 70

Gambar 6.2 FGD Perumusan Masalah ... 71

Gambar 6.3 FGD Perencanaan Aksi Bersama Masyarakat ... 74

Gambar 6.4 FGD Penentuan Realisasi Program dan Pemasaran ... 83


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Usia Produktif Masyarakat Desa Titik ... 43

Tabel 4.2 Pekerjaan Masyarakat Desa Titik... 44

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Titik... 46

Tabel 4.4 Jumlah Siswa... 46

Tabel 4.5 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi ... 47

Tabel 5.1 Biaya Produksi Pertanian... 54

Tabel 5.2 Kalender Musim ... 56

Tabel 5.3 Trend and Change ... 58

Tabel 6.1 Iuran Modal Usaha ... 89

Tabel 6.2 Biaya Produksi ... 90


(13)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 5.1 Faktor Urbanisasi ... 59

Diagram 5.1 Pengaruh Masyarakat Melakukan Urbanisasi ... 62

Bagan 5.2 Pohon Masalah ... 64


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Situasi Problematik

Desa Titik merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan. Desa kecil yang terdiri dari lima RT dan dua RW, dengan jumlah penduduk 987 jiwa yang terdiri dari 502 perempuan dan 485 laki-laki. Jumlah kepala keluarga yang ada yaitu 390 KK, sedangkan rata-rata pendidikan masyarakat masih berada pada tingkat yang rendah yaitu lulusan SD.1 Masyarakat Desa Titik mayoritas merupakan seorang petani, hal ini sesuai dengan letak desa yang dikelilingi oleh hamparan sawah.

Masyarakat desa dengan mengandalkan ekonomi pertanian merasa hasil pertanian belum cukup dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini juga dirasakan buruh tani yang jumlah anggota keluargannya banyak, sedangkan yang bekerja hanya beberapa orang dengan hasil yang tidak seberapa. Selain itu musim kemarau yang panjang menjadikan lahan sawah sulit untuk mendapatkan pengairan, berakibat pada pembebasan lahan sawah dari tanaman. Hal ini mengakibatkan masyarakat menganggur dan melakukan pekerjaan-pekerjaan seadanya.

Para petani selalu dihadapkan pada persoalan dengan biaya tanam dan perawatan, hama yang menyerang, tengkulak, dan hasil produksi. Pola pertanian yang semakin modern membuat masyarakat mengalami

1

Hasil wawancara dengan Bapak Aan (34 tahun) selaku kepala Desa Titik tanggal 27 Maret 2016 pukul 11.20 di kediamannya


(15)

2

ketergantungan, sehingga rawan dengan kerentanan. Kondisi seperti ini menjadikan petani sebagai objek permainan harga produk. Situasi kehidupan manusia yang tergantung pada pertanian ditentukan oleh hubungan mereka dengan tanah (tata tanah), oleh hubungan pekerjaan mereka dengan lainnya (tata kerja), dan sistem ekonomi dan masyarakat yang ada di atasnya (tata kekuasaan). Keseluruhan tata sosial ini disebut sebagai hukum agraria.2

Kebanyakan masyarakat selalu menjual hasil panennya kepada tengkulak, baik itu panen padi, jagung, maupun cabai. Saat musim panen padi para tengkulak berbondong-bondong mendatangi sawah yang dimiliki oleh masyarakat, hal ini untuk melihat bagaimana kondisi padi yang ada. Para tengkulak ini tentunya melakukan kerja sama dengan orang dalam desa, dengan sistem orang yang membawa tengkulak tersebut mendapat bagian dari pembelian padi masyarakat tersebut. Permainan harga akan terlihat disini, harga beli yang rendah dari tengkulak tentunya tidak sebanding dengan biaya yang dikelurkan oleh petani.

Saat musim penghujan dengan kondisi curah hujan yang tinggi, kekhawatiran petani yaitu kondisi sawah yang tergenang air atau banjir. Sawah yang berada pada dataran yang rendah dan letaknya dekat dengan kali merupakan tempat yang paling rawan tergenang air, selain itu jika kondisi angin yang besar juga dikhawatirkan akan menumbangkan tanaman padi para petani, akibatnya padi yang terkena air memiliki daya

2


(16)

jual yang rendah bahkan tengkulak tidak mau untuk membelinya. Ketergantungan masyarakat dengan hasil pertanian telah membangun sistem yang membelenggu dan tidak memanusiakan manusia. Ketergantungan terhadap tengkulak tidak bisa dihindari, meskipun tengkulak memberikan kemudahan saat pemanenan dengan menyediakan tenaga kerja sehingga meminimalisir biaya bagi petani. Pengangguran di desa akan jelas terlihat saat musim kemarau, karena tidak adanya pengairan sawah yang dimiliki oleh masyarakat tidak bisa ditanami. Kerentanan ekonomi akan memicu masyarakat untuk melakukan hutang pada sanak saudara maupun tetangga.

Sektor pertanian yang memperoleh investasi relatif kecil memberi indikator bahwa peran sektor pertanian yang merupakan sumber hidup bagi lebih dari 45% masyarakat serta menyumbang sekitar 15,4% terhadap pendapatan nasional pada tahun 2004 belum disadari benar oleh pembuat kebijakan. Rendahnya porsi yang diberikan pada sektor pertanian akan menentukan kegiatan di lapangan dalam upaya peningkatan produktivitas.3 Hidup di desa untuk mencari uang dirasakan sulit, dari kalangan muda saat ini juga sudah tidak mau untuk bertani.4 Minimnya peluang kerja yang ada di desa mengakibatkan masyarakat memilih untuk bekerja di luar, diperkirakan jumlah orang bekerja di luar jawa baik dari usia muda hingga dewasa mencapai 50% dari jumlah penduduk yaitu sebanyak 493

3

Mudrajad Kuncoro,Ekonomika Pembangunan: Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 298

4

Hasil wawancara dengan Bapak Sriyono (45 tahun) tanggal 20 Maret 2016 pukul 16.30 di kediamannya


(17)

4

jiwa.5 Untuk menikmati hasil panen harus menunggu beberapa bulan, sedangkan hasil panen juga tidak menentu kadang baik atau bahkan sebaliknya. Jika dibandingkan dengan membuka usaha rumah makan mereka akan menikmati hasilnya setiap hari dengan keuntungan tersendiri. Sebenarnya mobilitas penduduk desa-kota merupakan proses alamiah dan konsekuensi logis pemerintah yang membuat orang desa tertarik untuk mendatanginya.6 Jika semua masyarakat Desa Titik semuanya bekerja di luar jawa bagaimana dengan desanya dan siapa yang akan mengembangkan desa ini.

Masyarakat desa dengan potensi alam yang banyak seharusnya mampu meminimalisir kerentanan ekonomi. Namun dalam kenyataannya masyarakat belum mampu mengolah potensi-potensi tersebut secara maksimal. Kepemilikan lahan yang dimiliki masyarakat seharusnya bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tetapi lahan pekarangan yang dimiliki oleh masyarakat hanya dimanfaatkan untuk menanam pohon pisang dengan hasil yang rendah. Upaya pemanfaatan lahan pekarang yang dikelola secara maksimal yaitu dengan pembuatan tambak lele. Namun adanya alternatif sumber ekonomi dengan pembuatan tambak lele yang telah dilakukan oleh salah satu warga belum menjadi contoh bagi masyarakat lainnya.

5

Hasil wawancara dengan Bapak Aan (34 tahun) selaku kepala Desa Titik tanggal 27 maret 2016 pukul 11.20 di kediamannya

6

Mudjia Rahardjo, Sosiologi Pedesaan: Studi Perubahan Sosial, (Malang: UIN Press, 2007), hal. 38


(18)

B. Fokus Pendampingan

Pendampingan yang dilakukan adalah menciptakan peluang usaha kreatif. Usaha kreatif ini sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat dan menciptakan pekerjaan lain selain bertani. Fokus pendampingan tersebut dilakukan secara partisipatif dari ibu-ibu dan masyarakat Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.

C. Tujuan Pendampingan

Tujuan pendampingan masyarakat dalam peningkatan ekonomi dan menciptakan peluang usaha di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan yaitu sebagai berikut.

1. Menganalisis kerentanan ekonomi masyarakat Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.

2. Menyusun langkah strategis pendampingan dalam meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat melalui usaha kreatif di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.

D. Manfaat Pendampingan 1. Secara Teoritis

Pendampingan ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan bagi para akademisi, baik jurusan pengembangan masyarakat islam maupun jurusan lainnya yang berkaitan dengan tema peningkatan ekonomi masyarakat melalui ekonomi kreatif.


(19)

6

2. Secara Praktis

Pendampingan ini diharapkan mampu memberikan data-data awal bagi penelitian yang memiliki kesamaan tema. Selain itu dengan judul yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi bagi masyarakat diharapkan bisa membangun masyarakat dalam meningkatkan ekonomi serta memberikan kesadaran untuk memanfaatkan skill atau keahlian yang dimiliki, dengan membuat ekonomi kreatif yang sederhana namun bernilai ekonomi.

D. Strategi Pendampingan

Adapun strategi yang dilakukan dalam pendampingan ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui kondisi masyarakat (To Know)

Seorang pendamping masyarakat atau fasilitator harus mengetahui bagaimana kondisi masyarakat yang ingin didampingi dan persoalan apa yang dihadapi oleh masyarakat. Proses inkulturasi dalam masyarakat tidak hanya sebagai proses pendekatan, tetapi juga sebagai proses penggalian data.

2. Memahami kondisi masyarakat (To Understand)

Pada tahap selanjutnya pendamping masyarakat harus memahami permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat Desa Titik. Melalui proses FGD masyarakat akan mengungkapkan gagasan atau


(20)

pemikiran yang dirasakan selama ini, selain itu masyarakat mampu berfikir secara kritis.

3. Merencanakan aksi bersama masyarakat (To Plan)

Ketika permasalahan telah diketahui dan disepakati bersama masyarakat, langkah selanjutnya yaitu merencanakan aksi untuk perubahan yang lebih baik. Perencanaan ini tentunya tidak terlepas dari masyarakat.

4. Melakukan aksi bersama masyarakat (To Action)

Tahap ini merupakan gerakan atau tindak lanjut yang dilakukan peneliti bersama masyarakat setelah adanya perencanaan aksi. Masyarakat harus keluar dari situasi ketergantungan ataupun penindasan, dengan adanya aksi perubahan yang dilakukan masyarakat harus menjadi mandiri.

5. Refleksi/Evaluasi (To Reflection)

Bentuk pendampingan masyarakat tentunya harus mencapai keberhasilan yang berkelanjutan. Tahap evaluasi harus menganalisis apa kekurangan dalam proses pendampingan yang harus diperbaiki, dan bagaimana keberhasilan yang dicapai untuk terus dipertahankan dan dilanjutkan. Selain itu pelajaran apa yang dapat diambil oleh pendamping dan masyarakat dalam proses pendampingan yang dilakukan.


(21)

8

E. Definisi Konsep

1. Pendampingan Masyarakat

Pendampingan adalah interaksi yang intesif antara pendamping dengan kelompok masyarakat, sehingga terjadi proses perubahan kreatif yang diprakarsai oleh anggota kelompok. Tujuannya yaitu peningkatan kualitas hidup dan kemandirian kelompok dampingan. Program pendampingan merupakan suatu sistem pembangunan yang berorientasi pada manusia, dengan mengedepankan asas partisipasi, musyawarah dan keadilan. Empan peran utama yang dimiliki para pendamping dalam proses pendampingan, yaitu:7

a. Peran Fasilitatif

Peran fasilitatif pendamping berupa motivasi kelompok, memberikan inspirasi untuk aksi nyata, menjadi penengah konflik dan membentuk konsensus bersama, mendorong anggota untuk berpartisipasi aktif.

b. Peran Edukatif

Pendamping dituntut aktif mendidik dan memberikan masukan melalui:

1) Peningkatan kesadaran, mendorong peserta program memandang jauh ke depan dan mampu berubah.

7

Yanuarini Astuti Dewi dan Ikrar Dinata, Pedoman Pendampingan Tenaga Kerja Sarjana,


(22)

2) Penyediaan informasi, memperluas wawasan, inspirasi (gagasan) baru, info sosial ekonomi, teknologi tepat guna, kewirausahaan, pembangunan daerah.

3) Peran mempertentangkan, membuat manajemen konflik, mendesain kesadaran sehingga para anggota tertantang mengikuti perubahan.

4) Peran melatih, memberikan pelatihan sesuai dengan kemampuan pendamping.

c. Peran Perwakilan

Mewakili komunitas berinteraksi dengan pihak luar untuk mendapatkan akses ke sumber daya, akses pasar, negosiasi, menjembatani kemitraan.

d. Peran Teknis

Peran teknis pendamping meliputi manajemen dan perencanaan usaha, administrasi dan keuangan, menjalin relasi, member konsultasi, mengelolah dinamika kelompok.

Indikator dari pemberdayaan masyarakat yaitu adanya keberlanjutan program, ketika program yang telah direncanakan dan terealisasikan sebagai solusi pemecahan masalah dalam masyarakat masih terus berjalan, maka pemberdayaan masyarakat tersebut dikatakan berhasil. Melalui proses pendampingan diharapkan masyarakat memiliki perubahan dan kemandirian, serta mampu menolong dirinya sendiri dengan mengurangi ketergantungan terhadap


(23)

10

pihak lain. Dua hal penting yang menjadi fokus perhatian dalam implementasi program pendampingan yaitu:8

1) Capacity Building, yang diwujudkan dengan perubahan cara pandang atau pola pikir masyarakat dampingan.

2) Technical Building yaitu kecakapan hidup atau life skill, berupa kemampuan mengolah potensi alam baik yang bersifat on farm (diatas tanah) seperti pertanian dan perkebunan, maupun off farm (olahan hasil diatas tanah), serta non farm (yang tidak terkait dengan on farmatauoff farm).

2. Usaha Kreatif

Proses kreativitas merupakan syarat utama munculnya suatu usaha. Proses kreativitas merupakan proses pembangkitan ide dimana individu maupun kelompok berproses manghasilkan sesuatu yang baru. Aspek penting dalam kreativitas adalah manusia dan proses. Manusia merupakan pelaku yang menentukan proses berjalan dan yang menentukan solusi permasalahan. Proses tidak selalu sama dan pendekatannya ada yang berbeda.9

Pemerintah terus mengupayakan agar masyarakat Indonesia dapat memulai usaha baru untuk menopang perekonomian Negara. Pasalnya dengan usaha baru maka lapangan pekerjaan akan terbuka, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Menurut UU Nomor 28

8

Ibid, hal. 24

9

R. Heru Kristanto HC, Kewirausahaan (Enterpreneurship): Pendekatan Manajemen dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 25


(24)

Tahun 2014 tentang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), daya kreasi orang atau ide sudah bisa jadi agunan.10

Ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh globalisasi, salah satu produk dari globalisasi adalah Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI). Siapa yang memiliki gagasan dan ide yang unik dapat memproteksi idenya itu dan menghalangi orang lain menggunakannya. Di jaman ini ide bukan lagi hal yang dianggap remeh. Ide yang dimiliki seseorang mampu menciptakan sesuatu yang baru. Kemampuan adaptasi dan konvergensi agar tercipta suatu ide yang baru membutuhkan daya imajinasi dan visualisasi.11

Membangun usaha kreatif tentunya tidak lepas dari peran masyarakat serta pemerintah desa. Untuk menjadikan suatu desa dengan peningkatan ekonomi melalui usaha kreatif harus mengidentifikasi apa yang mampu dimanfaatkan untuk menghasilkan nilai ekonomi, selain itu skill yang dimiliki oleh masyarakat. Usaha kreatif lebih menekankan pada ide yang dimiliki oleh masyarakat. Oleh sebab itu kreativitas dalam hal sederhana sekalipun jika masyarakat mampu mengolahnya dengan baik dan mengembangkannya, maka hal itu akan memiliki hasil ekonomi sebagai pendapatan dalam dirinya. Perkembangan teknologi yang semakin maju turut berperan dalam pengembangan usaha kreatif. Suatu usaha tidak dapat lagi bersaing di pasar global jika hanya 10

UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual

11

Ardiansyah Parman, dkk, Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, (Jakarta: Kelompok Kerja Indonesia Design Power-Departemen Perdagangan, 2008), hal. 35


(25)

12

mengandalkan harga dan kualitas, tetapi persaingan harus berdasarkan kreativitas yang dimiliki dan penciptaan poduk baru.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Melihat judul yang digunakan di atas, peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu serta jurnal yang berkaitan dengan ekonomi kreatif untuk meningkatan ekonomi masyarakat. Di antara penelitian-penelitian yang sudah ada yaitu sebagai berikut:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Merla Liana Herawati

dengan judul “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung Kelapa: Studi di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul”.

Skripsi ini membahas tentang upaya peningkatan ekonomi masyarakat untuk mengurangi kemiskinan dengan menyadarkan masyarakat, melalui ekonomi kreatif dimungkinkan masyarakat mampu mengolah sumber daya serta mengembangkan kreativitas yang dimiliki.12

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dodi Kurniawan dengan

judul “Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Industri Kerajinan

Sapu Rayung di Dusun Krepekan Desa Bojong Kecamatan Mungkid

Kabupaten Magelang”.13 Skripsi ini membahas keberhasilan usaha produksi kerajinan sapu rayung yang memanfaatkan SDA dan SDM,

12

Merla Liana Herawati, Skripsi: “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung Kelapa: Studi di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul” (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), hal. 18

13

Dodi Kurniawan, Skripsi: “Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Sapu Rayung di Dusun Krepekan Desa Bojong Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang”(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015), hal. 2


(26)

dalam aspek ekonomi kerajinan ini memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Industri kerajinan sapu rayung mampu menyerap tenaga kerja yang ingin bekerja di kota, upaya untuk mendapatkan pekerjaan menjadi lebih banyak jika dibandingkan dengan sebelum adanya industri tersebut. Masyarakat tidak lagi menggantukan kehidupan pada sektor pertanian, meskipun masyarakat masih memanfaatkan sektor pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan.

Ketiga,penelitian yang dilakukan oleh Dewa Nyoman Sudana, dkk dengan judul “IbM Pengrajin Pandan Berduri di Desa Tumbu Karangasem Bali”.14 Penelitian ini merupakan sebuah jurnal yang membahas adanya kerajinan pandan berduri, namun masyarakat hanya memanfaatkan pandan tersebut sebagai tikar dan kerajinan lain yang menunjang tradisi adat dan agama hindu di Bali. Masyarakat sekitar belum memiliki kreativitas dalam pemanfaatan menjadi suatu kerajinan yang bernilai ekonomi lebih, sehingga dibutuhkan pendampingan yang mampu mengembangkan keahlian yang dimiliki masyarakat Desa Tumbu. Hal ini didukung dengan letak Desa Tumbu yang dekat dengan obyek wisata taman Soka Ujung Karangasem, dengan pembuatan kerajinan pandan berduri yang lebih kreatif serta dengan model dan desain yang lebih baik tentunya akan menarik wisatawan untuk membeli produk tersebut, serta akan meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Tumbu.

14

Dewa Nyoman Sudana, dkk, IbM Pengrajin Pandan Berduri di Desa Tumbu Karangasem Bali,Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Januari 2012, hal. 12


(27)

14

G. Sistematika Pembahasan BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab awal yang berkaitan tentang judul skripsi, mulai dari situasi problematik atau latar belakang masalah, fokus pendampingan, tujuan pendampingan, manfaat pendampingan, strategi pendampingan, definisi konsep, penelitian terdahulu yang relevan, dan sistematika pembahasan.

BAB II: KAJIAN TEORITIK

Bab ini berisikan teori apa yang dipakai dalam penelitian sebagai kesesuain dengan tema yang diangkat dalam pendampingan ini. BAB III: METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN

Bab ini menguraikan metodologi yang digunakan dalam pendampingan, bagaimana metode PAR itu, langkah-langkahnya seperti apa, dan bagaimana prinsip dari metode PAR.

BAB IV: DESKRIPSI LOKASI DESA TITIK

Bab ini berisi tentang profil desa, mulai dari kondisi desa secara geografis, kondisi demografis, ekonomi, agama, sosial, budaya, pendidikan, dan kesehatan.

BABV: ANALISIS MASALAH MASYARAKAT

Bab ini merupakan pemaparan data baik dari hasil wawancara maupun FGD, untuk menguraikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.


(28)

Bab ini merupakan proses penyusunan langkah-langkah perencanaan program bersama masyarakat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Serta bagaimana aksi yang dilakukan sebagai solusi permasalahan.

BAB VII: REFLEKTIF TEORITIS

Bab ini berisi perubahan yang muncul setelah proses pendampingan dilakukan, selain itu bagaimana teori yang digunakan dalam pendampingan.

BAB VIII: PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran tentang hasil pendampingan di lapangan.


(29)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pola Pemberdayaan

Secara Konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.15 Pemberdayaaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat golongan masyarakat yang sedang kondisi miskin, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata.16 Proses pemberdayaan antara komunitas satu dengan yang lain tentu memiliki perbedaan, hal ini tergantung dari situasi ataupun keadaan dan yang dihadapi oleh masyarakat tersebut.

Menurut Jim Ife, konsep pemberdayaan memiliki hubungan erat dua konsep pokok yakni: konseppower (daya) dan konsepdisadvantaged (ketimpangan).17 Fasilitator memberikan dorongan kepada masyarakat untuk menganalisis permasalahan yang terjadi serta penyelesaian yang

✂ ✄

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hal. 57

16

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2014), hal. 24

✂ ☎

Ibid, hal. 25


(30)

sesuai untuk menciptakan kemandirian, selain itu masyarakat didorong untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam yang mampu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

Pemberdayaan adalah sebuah “proses menjadi” bukan “proses instan”. Sebagai proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu

penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan.18

1. Tahap penyadaran, pada tahap ini yang menjadi sasaran yaitu masyarakat yang kurang mampu yang harus diberikan pemahaman bahwa mereka mempunyai hak untuk menjadi berada atau mampu. Di samping itu juga mereka harus dimotivasi bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk keluar dari kemiskinannya.

2. Tahap pengkapasitasan, bertujuan untuk memampukan masyarakat yang kurang mampu sehingga mereka memiliki keterampilan untuk mengelola peluang yang akan diberikan.

3. Tahap pendayaan, masyarakat diberikan peluang yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki melalui partisipasi aktif dan berkelanjutan yang ditempuh dengan memberikan peran yang lebih besar secara bertahap sesuai dengan kapasitas.

Upaya pemberdayaan masyarakat membutuhkan strategi dalam pencapaian tujuan yang diinginkan, salah satunya yaitu dengan proses pendampingan. Proses pendampingan bukan hanya pada bidang ekonomi saja, tetapi juga bisa dilakukan dalam bidang lain. Seorang pendamping

18

Randy R Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto,Manajemen Pemberdayaan. Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007), hal. 2


(31)

✝9

masyarakat harus memposisikan dirinya sebagai perencana, pembimbing, motivator, penghubung, fasilitator, dan sekaligus evaluator. Semua itu tidak lepas dari masyarakat, karena pendamping harus bekerjasama dengan masyarakat untuk kepentingan masyarakat serta belajar dengan masyarakat.

Proses pemberdayaan memiliki tujuan yaitu memperkuat kekuasaan masyarakat lemah. Masyarakat lemah diberikan peluang dalam mengembangkan diri untuk menjadi mandiri dan terlepas dari problem yang dihadapi. Masyarakat dikatakan berdaya ketika masyarakat telah memiliki tiga kuasa, yaitu kuasa atas milik, kuasa atas kelola, dan kuasa atas guna.

Pemberdayaan sebagai usaha dan memberikan kesempatan kepada kelompok atau komunitas untuk memberikan ide atau gagasan, memunculkan keberanian dalam penyampaian pendapat, serta menentukan suatu tindakan yang sesuai, dengan begitu masyarakat mampu meningkatkan kemampuan dan menciptakan kemandirian. Selain itu juga upaya pemanfaatan sumber daya masyarakat secara lebih efektif dan efisien, dalam pemberdayaan terdapat unsur partisipatif, yaitu bentuk keterlibatan masyarakat di dalam proses tersebut.

Pembelaan terhadap kaum miskin dan masyarakat pinggiran telah lama menjadi agenda pembangunan di Indonesia.19 Praktik pembangunan yang diklaim sebagai upaya untuk melakukan perubahan sosial justru

19

Makinuddin dan Tri Hadiyanto Sasongko,Analisis Sosial: Bersaksi Dalam Advokasi Irigasi, (Bandung: Yayasan AKATIGA, 2006), hal. 1


(32)

banyak mengabaikan partisipasi masyarakat dalam berbagai level pengambilan keputusan tentang pembangunan. Akibatnya, pembangunan menjadi mesin yang secara efektif mengubah tatanan sosial-politik Indonesia, terutama masyarakat petani.20

B. Kreativitas Menjadi Peluang Ekonomi

Ketika mendengar kata kreativitas seringkali yang muncul dalam benak kita adalah para penulis, pelukis, penyair, musisi para seniman yang bergerak di dunia seni. Padahal kreativitas mencakup hal-hal yang lebih luas termasuk untuk membuat usaha.21Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep di era ekonomi baru yang penopang utamanya adalah informasi dan kreativititas dimana ide dan ilmu pengetahuan dari sumber daya manusia merupakan faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi. Melihat kondisi ekonomi Indonesia pada era saat ini, tentunya ekonomi kreatif menjadi suatu alternatif dalam peningkatan ekonomi. Selain itu dengan adanya ekonomi kreatif di pedesaan akan menyerap tenaga kerja pada setiap individu pedesaan dengan peluang kerja yang minim.

Ekonomi kreatif pertama kali diperkenalkan oleh tokoh bernama John Howkins, penulis buku "Creative Economy, How People Make Money from Ideas". Menurut definisi Howkins, ekonomi kreatif adalah kegiatan transaksi ekonomi dimana nilai dari produk kreatif tersebut berlipat ganda dari hasil kreasi, maka esensi dari kreatifitas adalah

20

Ibid,hal. 8

✠ ✡

Ariwibowo Suprajitno Adi dan Sri Bawono,Kecerdasan Entrepreneur,(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009), hal. 48


(33)

☛☞

gagasan.22 Ekonomi kreatif dibangun dalam sebuah gagasan atau pemikiran atau ide yang berbeda dalam diri setiap individu, dengan modal gagasan seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang layak. Kreativitas dan ekonomi bukanlah hal yang baru, tapi yang baru adalah sifat dan tingkat hubungan antara keduanya dan bagaimana menggabungkannya untuk menciptakan nilai yang luar biasa.

Sifat kreativitas merupakan seni yang mampu menciptakan sesuatu yang baru, hal baru yang diaplikasikan dalam wujud nyata akan memberikan nilai ekonomi. Kreativitas adalah proses berfikir dan menggugah inspirasi dengan cara yang berbeda dari biasanya, dimana seseorang tertantang untuk dapat melahirkan suatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Setiap individu tentunya memiliki pemikiran dan ide yang berbeda-beda.23 Kreativitas dalam hal sederhana sekalipun jika masyarakat mampu mengolahnya dengan baik dan mengembangkannya, maka hal itu akan memiliki hasil ekonomi sebagai pendapatan dalam dirinya. Ekonomi kreatif sangat menekankan kreativitas yang dimiliki dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju. Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global jika hanya mengandalkan harga dan kualitas, tetapi persaingan harus berdasarkan kreativitas, inovasi dan imajinasi. Secara sederhana proses tersebut dapat distrukturkan

22

John Howkins, The Creative Economy. How People Make Money From Idea, (London: Penguin Group, 2007)

23

Muhammad Buswari, Tantangan dan Peluang Ekonomi Kreatif, diakses melalui http://inspirasibangsa.com/tantangan-dan-peluang-ekonomi-kreatif/, pada tanggal 23 April 2016 pukul 11.20


(34)

sebagai berikut, terdapat dalam buku

Kreativita dengan kata lain maka mereka ak masyarakat seba aktivitas mental membuat keputus itu berfikir juga dengan cara dim akan menganalis ekonomi, simbol adalah mengguna dan konsep aka inspirasi.

Inspirasi yang waktu dan dan terbiasa. Ide dituangkan dalam ekonomi. Ide yang

Berf

kut, yang dikembangkan dari pemikiran atau kons buku Kecerdasan Enterpreneur.

itas seseorang sering kali muncul dalam kondisi in ketika masyarakat berupaya meningkatkan ekonom

akan berfikir upaya seperti apa yang mampu bagai usaha peningkatan ekonomi. Berfikir ada al yang membantu merumuskan atau memecahkan putusan, atau memenuhi keinginan untuk memaha

uga melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan dimulai dengan adanya masalah. Proses berfikir ini

lisis apa yang mampu dilakukan sebagai upaya pe bol-simbol yang digunakan dalam berfikir pada unakan kata-kata, bayangan atau gambaran, dan ba

kan berkembang yang selanjutnya memuncul

si merupakan percikan ide-ide kreatif atau gagas n tempat keluarnya jarang dikenali, kecuali sud

Ide-ide kreatif yang muncul akan diaplikas lam bentuk realisasi nyata yang mampu menghas yang ada akan menjadi sesuatu yang baru dan be

erfikir

Inspirasi

Ino

konsep yang

si yang sulit, ekonominya pu dilakukan dalah segala hkan masalah, hami. Selain an seksama ini tentunya peningkatan a umumnya n bahasa. Ide ulkan suatu

gasan kreatif udah terlatih asikan atau hasilkan nilai berbeda dari


(35)

✍✎

yang lain, unsur pembaruan inilah yang menjadi salah satu unsur dalam inovasi. Selanjutnya bagaimana membuat cara berfikir itu dinamis, yaitu diperlukan diskusi untuk menuangkan ide-ide kreatif yang dimiliki masyarakat. Individu terkadang tidak menyadari bahwa di dalam diri mereka terdapat kreativitas. Diskusi yang dilakukan sebagai upaya untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas yang dimiliki oleh seseorang. Tahun 2014 diperkirakan industri kreatif menyumbang lebih dari 7,5 persen terhadap PDB, menyerap sekitar 11,8 juta tenaga kerja atau lebih dari 10 persen tenaga kerja nasional, menciptakan usaha baru lebih dari 5 juta serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perolehan devisa negara.24Adanya ekonomi kreatif sesuai dengan visi misi presiden jokowi, pada akhirnya tanggal 26 Januari 2015 presiden Jokowi melantik Triawan Munaf sebagai kepala badan ekonomi kreatif. Fakta bahwa sektor pertanian tidak mendapat posisi strategis dalam gelombang ekonomi keempat. Hal ini terlihat dala instruktur Presiden Republik Indonesia Nomor 6 tahun tahun 2009 Tentang pengembangan ekonomi kreatif (2009-2015). Dari 14 prioritas bidang pengembangan ekonomi kreatif, tidak satupun eksplisit bernuansa dan spesifik tertuju pada agribisnis. Ke-14 belas prioritas tersebut meliputi periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion atau mode, film, video dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan

24

Unggul Tri Ratomo, Upaya Presiden Jokowi Kembangkan Ekonomi Kreatif dinilai Tepat, diakses dari http://www.antaranews.com/berita/512594/upaya-presiden-jokowi-kembangkan-ekonomi-kreatif-dinilai-tepat, pada tanggal 31 Maret 2016 pukul 11.30


(36)

percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan telivisi, riset dan pengembangan.25

Melihat adanya badan ekonomi kreatif di Indonesia, masyarakat seharusnya menuangkan ide-ide kreatif yang dimiliki. Apalagi dengan Indonesia yang telah memasuki MEA, daya saing tenaga kerja bukan hanya masyarakat Indonesia sendiri melainkan dari masyarakat luar. Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial, yang mampu mengolah dirinya sendiri dan potensi yang terkandung dalam alam. Saat ini sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses pembangunan. Semakin tinggi kualitas SDM maka semakin mendorong kemajuan. Peningkatan SDM di pedesaan merupakan langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar pedesaan di Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah. Tingkat pendidikan rendah di desa tentunya sulit untuk bersaing, jika masyarakat tidak melakukan usaha sendiri, ekonomi mereka akan tetap sama tidak bisa meningkat dan mensejahterakan keluarga.

Oleh sebab itu, kegiatan pembangunan perlu diarahkan untuk merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Perencanaan dan implementasi pembangunan seharusnya berisi usaha untuk meberdayakan masyarakat, sehingga mempunyai akses pada sumber-sumber ekonomi sekaligus politik. Oleh sebab itu, usaha memberdayakan masyarakat desa

25


(37)

✒✓

serta perang melawan kemiskinan dan kesenjangan di pedesaan masih harus menjadi agenda penting dalam kegiatan pembangunan.26

Dalam konteks pembangunan masyarakat ekonomi kreatif memiliki posisi yang penting, sebab kreativitas akan berdampak pada kesejahteraan, sosial, dan kualitas hidup. Gambaran tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut.27

Dari gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstribusi Ekonomi

Tahun 2006 industri kreatif di Indonesia telah menyumbang PDB sebesar 104,73 triliun rupiah atau 6,28% PDB Indonesia, sedangkan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri kreatif pada tahun 2006 mencapai 5,4 juta pekerja dengan tingkat partisipasi

26

Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hal. 31

27

Ardiansyah Parman, dkk, Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, (Jakarta: Kelompok Kerja Indonesia Design Power-Departemen Perdagangan, 2008), hal. 24


(38)

pekerja sebesar 5,8%. Tahun 2006 nilai ekspor industri kreatif di Indonesia mencapai 81,4 triliun rupiah dan berkontribusi sekitar 9,13% terhadap total nilai eksor nasional.

Penerapan ekonomi kreatif di pedesaan akan memberikan dampak pada aspek ekonomi masyarakat. Meskipun belum berdampak sampai pada ekspor, tetapi ekonomi kreatif sebagai upaya dalam meningkatkan ekonomi masyarakat selain itu menyerap tenaga kerja dari dalam desa tersebut.

2. Iklim Bisnis

Investasi sangat dipengaruhi oleh iklim bisnis. Semakin kondusif iklim bisnis di Indonesia, semakin besar penanaman modal di dalam negeri. Industri kreatif dapat dimanfaatkan sebagai perangsang investasi yaitu dengan pembangunan lingkungan urban yang kondusif, dengan menciptakan kota-kota kreatif yang diikuti dengan pembangunan infrastruktur, komunikasi dan informasi yang mudah diakses. Pembangunan yang mendukung tumbuhnya kreativitas akan menimbulkan iklim bisnis yang kompetitif, karena kreativitas adalah suatu keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik dan berbeda.

Pemikiran yang kreatif akan menciptakan suatu inovasi dengan nilai ekonomi. Inovasi ini akan menjadikan suatu bisnis atau usaha yang akan bersaing dipasaran. Untuk menjadikan produk unggulan dipasaran, masyarakat harus menciptakan sesuatu yang baru dan


(39)

✕✖

berbeda dengan lainnya. Selain itu memberikan kualitas yang bagus dengan harga yang rendah.

3. Citra dan Identitas Bangsa

Indonesia adalah Negara yang terkenal dengan keindahan alam dan warisan budaya yang tinggi. Indonesia memiliki potensi besar menarik wisatawan asing, dengan mengangkat warisan budaya lokal dalam konteks yang baru diharapkan wisatawan asing memperoleh pengalaman baru yang dapat dibawa pulang ke negaranya. Pembangunan yang terarah ke industri kreatif berbasis budaya pada akhirnya akan dapat menciptakan landasan budaya lokal yang kuat. Dibalik ekonomi kreatif tentunya tidak lepas dari individu yang kreatif. Semakin banyak ikon-ikon nasional yang dikenal secara internasional, akan semakin mengharumkan nama bangsa.

Begitu juga dengan adanya ekonomi kreatif di pedesaan akan memberikan nama terhadap desa dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat. Keberhasilan penerapan ekonomi kreatif di pedesaan akan menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk membangun desanya.

4. Sumber Daya Terbarukan

Kreativitas adalah elemen dasar individu. Sehingga potensi kreatif terdapat pada semua orang, dan semua orang memiliki modal yang sama. Pembangunan yang berbasis pada sumber daya manusia, maka turut serta dalam pembangunan kapasitas sumber daya manusia Indonesia. Kreativitas di dalam desain dalam konteks produk berbasis


(40)

sumber daya alam, misalnya industri mebel dapat memperlambat proses eksploitasi sumber daya alam.

Upaya merangsang produksi barang jadi di dalam negeri, maka pemakaian bahan baku yang berasal dari sumber daya alam akan hemat serta lebih banyak menyerap tenaga kerja. Komunitas hijau yang mandiri potensial dibangun didaerah pedesaan, sehingga muncul klaster-klaster produksi skala desa yang berwawasan lingkungan, ekonomi desa tumbuh dan mencegah urbanisasi.

Tingkat urbanisasi di Desa Titik cukup tinggi, sebagian dari jumlah penduduk desa yaitu 493 jiwa melakukan urbanisasi. Hal ini sebagai upaya dalam peningkatan ekonomi bagi masyarakat yang tidak mau melakukan aktivitas bertani. Perubahan dalam aspek ekonomi bukan hanya dilakukan dengan urbanisasi. Masyarakat yang masih bertahan di desa dengan mengandalkan sektor pertanian juga mampu meningkatkan ekonomi mereka dengan kreativitas yang dimiliki.

Pengembangan kreativitas masyarakat yang menciptakan nilai ekonomi bukan hanya berdampak pada aspek ekonomi, namun juga pada sumber daya manusia. Masyarakat desa dengan skill dalam bidang pertanian akan memiliki skill baru dalam segi kreativitas, yang mampu mengolah dan menciptakan sesuatu yang baru dengan nilai ekonomi.


(41)

✘9

5. Inovasi dan Kreativitas

Ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh globalisasi, salah satu produk dari globalisasi adalah Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI). Siapa yang memiliki gagasan dan ide yang unik dapat memproteksi idenya itu dan menghalangi orang lain menggunakannya. Di jaman ini ide bukan lagi hal yang diangga remeh. Ide yang dimiliki seseorang mampu menciptakan sesuatu yang baru. Kemampuan adaptasi dan konvergensi agar tercipta suatu ide yang baru membutuhkan daya imajinasi dan visualisasi.

6. Dampak Sosial

Pembangunan bermodalkan yang terarah dan tepat sasaran, pada jangka panjang dapat meningkatkan pertumbuhan dan keadilan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Hal ini disebabkan karena:

a. Kreativitas dapat meningkatkan daya saing produk, karena kreativitas merupakan input utama dalam proses desain yang akan menghasilkan inovasi. Daya saing yang tinggi dapat meningkatkan keuntungan dan dapat meningkatkan pendapatan pekerja, yang akhirnya dapat meningkatkan daya beli dan kualitas hidup masyarakat.

b. Pembangunan kewirausahaan berbasi kreativitas dapat berorientasi inovasi sosial. Inovasi dan kreativitas berperan dalam memberdayakan masyarakat di lapisan bawah sebagai pekerjanya.


(42)

Motivasi dari inovasi sosial adalah mencapai tingkat kualitas hidup yang lebih baik dari sisi kebahagiaan, yang dibangun berdasarkan prinsip kebersamaan dan saling berbagi.

c. Secara statistik, terbukti bahwa pekerja di sektor industri kreatif memiliki penghasilan di atas rata-rata penghasilan pekerja di sektor industri lain. Hal ini menandakan bahwa profesi sebagai pekerja kreatif adalah profesi yang cukup menjanjikan di masa depan. Toleransi sosial merupakan faktor utama untuk menciptakan iklim yang kreatif yang dapat menarik pekerja kreatif untuk tinggal dan berkreasi. Kota yang memiliki iklim kreatif, umumnya lebih hidup dan ekonominya berjalan dengan cepat. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi pekerja kreatif yang telah menarik minat perusahaan-perusahaan untuk mendirikan usahanya di sana, dan pada akhirnya membuka lapangan pekerjaan untuk penduduk sekitar.

Ekonomi kreatif yang tepat dan sesuai sasaran akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ekonomi kreatif ini sebagai upaya dalam mengatasi kerentanan ekonomi masyarakat dengan penghasilan rendah. Penghasilan yang meningkat akan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

Membangun ekonomi kreatif tentunya tidak lepas dari peran masyarakat serta pemerintah desa. Untuk menjadikan suatu desa dengan peningkatan ekonomi kreatif harus mengidentifikasi apa yang mampu dimanfaatkan untuk menghasilkan nilai ekonomi, selain itu skill yang


(43)

✛✜

dimiliki oleh masyarakat. Ekonomi kreatif harus memperhatikan gagasan, konsep, produksi dan pemasaran, lebih jelasnya yaitu sebagai berikut: 1) Gagasan

Pemikiran yang kreatif yang diolah dengan sedemikian rupa dan direalisasikan dengan nyata akan memiliki nilai ekonomi. Masyarakat desa dengan pendididikan yang rendah pasti memiliki ide dan kreatifitas tersendiri dalam dirinya. Kreatifitas sederhana yang dimiliki masyarakat pasti akan memiliki nilai ekonomi.

2) Konsep

Pemikiran yang kreatif akan menjadi sebuah konsep, seperti apa penuangan kreativitas tersebut, dan bagaimana mewujudkannya. Konsep ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, serta kemampuan yang dimiliki masyarakat. Seiring dengan perkembangan yang ada keinginan manusia terus bertambah. Selain keinginan pokok, manusia memiliki keinginan tambahan yang banyak. Untuk itu bagaimana masyarakat menciptakan suatu kreatifitas dengan desain yang menarik dan mampu memenuhi keinginan pembeli, serta mampu menarik konsumen.

3) Produksi

Konsep yang telah didesain dengan baik akan menghasilkan suatu barang yang nantinya akan masuk dalam proses pemasaran. Kegiatan produksi ini tentunya berkaitan dengan tenaga kerja dan modal, untuk menghasilkan produksi yang baik tentunya dengan tenaga yang baik


(44)

pula. Kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat tentunya disesuaikan dengan kerja yang akan dilakukan, namun dalam pendampingan masyarakat tidak perlu memilih masyarakat yang memiliki posisi yang dominan, sehingga masyarakat yang lemah diabaikan. Penyatuan masyarakat harus menjadi kekuatan dalam pembentukan ekonomi kreatif disamping kreatifitas yang dimiliki.

4) Pemasaran

Proses pemasaran harus memperhatikan kondisi pasar yang ada, bagaimana memasarkan barang yang berkualitas dengan harga yang murah. Pembeli pasti mencari barang dengan kualitas yang baik, selain itu akan membeda-bedakan dengan produk lainnya. Persaingan pasar bukan dijadikan kendala oleh masyarakat untuk berhenti dalam mengembangkan ekonomi kreatif, tetapi bagaimana masyarakat mampu memperbarui ide kreatifitas yang dimiliki. Perkembangan teknologi yang semakin maju dan menembus pedesaan akan memberikan kemudahan dalam proses pemasaran.


(45)

✤✤

BAB III

METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN

A. Pendekatan Pendampingan Untuk Pemberdayaan

Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metode Participatory Action Reseach (PAR), yaitu suatu pendekatan melalui penggalian masalah yang ada dalam masyarakat atau komunitas. PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan dalam mengkaji kegiatan yang sedang berlangsung, hal ini dilakukan untuk melakukan perubahan dan perbaikan kearah yang lebih baik. Untuk itu, harus melakukan refleksi kritis terhadap konteks sejarah, politik, budaya, ekonomi, geografi, dan konteks lain yang terkait.28

PAR tidak memiliki sebutan tunggal, dalam berbagai literatur PAR bisa disebut dengan berbagai sebutan, diantaranya adalah: Action Research, Learning by doing, Action Learning, Action Science, Action Inquiry, Collaborative Reseach, Partisipatory Action Research, Partisipatory Research, Policy-oriented Action Research, Emancipatory Research, Concientizing Reseach, Collaborative Inquiry, Participatory Action Learning, dan Dialectical Research.29

PAR merupakan sebuah penelitian yang berbeda dari penelitian lainnya, kebanyakan penelitian menggunakan masyarakat hanya sebagai objek tanpa memberikan perubahan, tetapi dalam PAR antara peneliti dan

28

Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research (PAR), (Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Ampel, 2016), hal. 91

29

Ibid,hal. 89-90


(46)

masyarakat harus menyatu dan membangun kepercayaan antara satu dengan yang lain. PAR dilakukan dengan proses pendampingan untuk memberikan perubahan sesuai dengan permasalahan yang ada dalam masyarakat dengan solusi dan aksi yang sesuai. Perubahan tersebut mampu menciptakan kemandirian terhadap masyarakat dengan hidup yang lebih baik dari sebelumnya.

B. Prinsip-PrinsipParticipatory Action Reseach(PAR)

Terdapat 16 prinsip kerja PAR yang menjadi karakter utama dalam implementasi kerja PAR bersama komunitas. Adapun 16 prinsip kerja tersebut adalah terurai sebagai berikut.30

1. Sebagai pendekatan untuk meningkatkan dan memperbaiki kehidupan sosial, pendampingan dengan pendekatan PAR merupakan suatu perbaikan kearah yang lebih baik. Menganalisi permasalahan yang dihadapi oleh komunitas atau masyarakat, kemudian mencarai suatu solusi sebagai penyelesaiannya. Untuk melakukan perbaikan tersebut dengan cara melakukan refleksi dari akibat-akibat perubahan itu untuk melakukan aksi lebih lanjut secara berkesinambungan.

2. Partisipasi murni membentuk sebuah siklus yang berkesinambungan, masyarakat secara keseluruhan harus terlibat dalam pendampingan. Siklus yang dilakukan untuk melakukan pendampingan dengan

30


(47)

✧★

pendekatan PAR yaitu mulai dari analisis sosial, rencana aksi, aksi, evaluasi, refleksi, dan kemudian analisis sosial.

3. Kerjasama untuk melakukan perubahan, suatu perubahan dalam komunitas atau masyarakat tentunya tidak bisa dilakukan oleh pendamping dan masyarakat, tetapi harus melibatkan stakeholder atau pihak-pihak terkait dalam mencapai program yang telah direncanakan. 4. Upaya penyadaran, proses pendampingan harus memberikan suatu

kesadaran kritis terhadap masyarakat akan masalah atau problem yang dihadapi. Proses penyadaran ditekankan pada pengungkapan relasi sosial yang ada di mayarakat.

5. Membangun pemahaman situasi dan kondisi sosial secara kritis, dalam mencapai situasi seperti ini tentunya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pemahaman dan konsisi sosial yang kritis dilakukan secara pertisipatif dengan proses diskusi danresearch.

6. Melibatkan orang sebanyak mungkin, masyarakat merupakan narasumber yang mengungkapkan permasalahan yang ada. Mereka yang mengetahui permaslahan dan mereka sendiri yang memberikan solusi untuk penyelesaiannya. Pendapat apapun yang disampaikan oleh masyarakata harus ditampung dan dihargai.

7. Pengalaman, gagasan, pandangan, dan asumsi sosial diuji, semua itu dilakukan untuk membuktikan keakuratan dan kebenarannya berdasarkan fakta, bukti-bukti dan keterangan yang diperoleh dari masyarakat sendiri. Baik itu pengalaman, gagasan, pandangan dan


(48)

asumsi tentang institusi-institusi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok.

8. Rekaman proses secara cermat, semua yang terjadi dalam proses analisis sosial harus direkam dengan berbagai alat, kemudian diolah dengan sedemikian rupa untuk memperoleh data yang selanjutnya dianalisis secara kritis.

9. Pengalaman sebagai objek riset, seorang pendamping masyarakat harus mendorong untuk mengembangkan praktek sosial sesuai dengan pengalaman masyarakat. Proses pencatatan pengalaman harus dilakukan secara terus menerus dengan berbagai media.

10. Proses politik, pendampingan masyarakat bertujuan untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Untuk itu dalam proses pendampingan tentunya akan memberikan ancaman kepada komunitas atau kelompok terhadap situasi yang menekan masyarakat terhadap ketergantungan ataupun yang lainnya. Seorang pendamping harus mampu memberikan keyakinan terhadap perubahan yang diberikan kepada masyarakat.

11. Analisa sosial secara kritis, bentuk kerjasama beberapa kelompok secara partisipatif bertujuan untuk mengungkapkan pengalaman mereka dalam berkomunikasi, membuat keputusan dan menciptakan solusi. Relasi sosial yang ada dalam mamsayarakat mampu dirubah dengan relasi sosial yang lebih adil tanpa adanya dominasi kelompok yang kuat.


(49)

37

12. Memulai isu kecil, proses pendampingan untuk mencapai suatu perubahan dalam masyarakat bukan hanya menyelesikan problem dalam skala yang besar, tetapi permasalahan sekecil apapun harus mampu memberikan perubahan yang nantinya berlanjut melakukan penyelidikan dalam masalah yang berskala besar.

13. Siklus proses yang kecil, memulai kajian yang cermat dan akurat terhadap suatu persoalan berangkat dari hal yang kecil akan diperoleh hasil yang merupakan pedoman untuk melangkah selanjutnya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang lebih besar. 14. Bekerjasama dengan kelompok sosial yang kecil, seorang pendamping

masyarakat tidak boleh mengabaika kelompok kecil yang ada dalam masyarakat, dalam proses pendampingan kelompok kecil harus ikut berpartisispasi di dalamnya. Selanjutnya partisipasi terus diperluas dan bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang lebih besar. 15. Semua orang mencermati dan membuat rekaman proses, semua bukti yang berasal dari masyarakat direkam dan dicatat mulai awal hingga akhir oleh semua yang terlibat dalam proses pendampingan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan perubahan sosial yang berlangsung, dan selanjutnya melakukan refleksi.

16. Memberikan alasan yang rasional, proses pengumpulan data harus dilakukan secara cermat yang selanjutnya dilakukan proses refleksi kritis. Oleh sebab itu PAR merupakan suatu pendekatan yang mendasarkan dirinya pada fakta yang sungguh terjadi di lapangan.


(50)

C. Langkah-Langkah PAR Dalam Melakukan Pendampingan

Landasan yang dijadikan dalam kerja PAR merupakan gagasan-gagasan yang datang dari rakyar. Oleh sebab itu peneliti PAR harus melakukan cara kerja sebagai berikut:31

1. Pemetaan Awal (Preleminary Mapping)

Pemetaan awal yang dilakukan oleh peneliti didahului dengan inkulturasi. Proses inkulturasi sebagai upaya untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan antara peneliti dengan subyek ataupun sebaliknya sangat mutlak dibutuhkan dalam proses pendampingan untuk pemberdayaan. Proses inkulturasi dilakukan dengan berbagai elemen masyarakat, baik key people (kunci masyarakat), komunitas akar rumput yang telah terbangun, maupun masyarakat lainnya. Kepercayaan ini untuk memperlancar pendampingan yang dilakukan oleh peneliti dari awal sampai akhir, sehingga memunculkan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya dan menciptakan kemandirian masyarakat.

2. Membangun Hubungan Kemanusiaan

Membangun hubungan kemanusiaan hampir sama dengan inkulturasi, namun disini lebih menekankan aspek saling percaya antara masyarakat dengan peneliti. Meskipun peneliti merupakan orang dari Desa Titik itu sendiri, namun tidak semua masyarakat memiliki kepercayaan terhadap peneliti. Hal ini merupakan tantangan

31


(51)

39

dalam proses penelitian. Peneliti menyakinkan pihak-pihak kunci maupun masyarakat lainnya, bahwa proses penelitian ini bertujuan untuk perubahan terhadap masyarakat maupun desa. Penelitian ini juga akan memunculkan hubungan simbiosis mutualisme antara peneliti dengan masyarakat. Keduanya akan saling diuntungkan, masyarakat bisa mendapatkan perubahan sedangkan peneliti memperoleh data dari pendampingan yang dilakukan secara partisipatif.

3. Penentuan Agenda Riset untuk Perubahan Sosial

Riset secara partisipatif tidak akan pernah lepas dari peran serta masyarakat. Setelah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, tahap selanjutnya yaitu menentukan agenda riset. Penentuan agenda riset ini dibutuhkan kerja sama dari masyarakat. Kerjasama dibangun dengan ibu-ibu, selain itu dengan pihak stakeholder dari kelompok PKK. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melancarkan aksi perubahan dalam menanggapi isu ataupun masalah yang ada dalam masyarakat.

4. Pemetaan Partisipatif (Participatory Mapping)

Bersama dengan masyarakat dan pihak-pihak yang ikut andil di desa. Fasilitator melakukan pemetaan wilayah dengan menggali isu-isu strategis dan melakukan pemetaan potensi yang ada dalam masyarakat. Pemetaan partisipatif ini dilakukan dalam forum FGD, masyarakat diberikan kebebasan dalam mengungkapkan berbagai problem yang sedang mereka hadapi.


(52)

5. Merumuskan Masalah Kemanusiaan

Masyarakat Desa Titik memahami berbagai permasalahan yang ada dalam bidang pertanian. Namun masyarakat juga tidak bisa meninggalkan bidang pertanian dengan begitu saja, karena pendapatan masyarakat banyak mengantungkan dari sektor pertanian. Oleh sebab itu masalah-masalah yang telah dikeluarkan oleh masyarakat dalam proses FGD difokuskan dalam permasalahan yang paling pokok dan harus segera diselesaikan. Fokus permasalahan yang ada yaitu kerentanan ekonomi masyarakat. Kerentanan ekonomi ini memiliki penyebab dan dampak terhadap kehidupan masyarakat, yang akan dibahas lebih jelas dalam bab berikutnya.

6. Menyusun Strategi Gerakan

Setelah merumuskan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, selanjutnya menyusun strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Penyusunan strategi gerakan ini bukan hanya mencari solusi pemecahan problem. Tetapi juga menentukan pihak yang terlibat untuk memperlancar strategi tersebut, dan merumuskan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan yang akan terjadi dalam aksi perubahan. 7. Pengorganisasian Masyarakat

Fasilitator bersama masyarakat membentuk kelompok usaha, yang bergerak memecahkan problem masyarakat yang saat ini dihadapi. Selain itu melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan aksi program yang telah direncanakan.


(53)

41

8. Melancarkan Aksi Perubahan

Aksi yang telah direncanakan bersama masyarakat yaitu dengan membentuk kelompok usaha bersama. Pembentukan kelompok usaha ini sebagai upaya dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Selain itu untuk memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat desa. Pembentukan kelompok usaha akan meningkatkatkan kualitas sumber daya manusia dengan latar pendidikan yang rendah.

9. Refleksi (Teoritisasi Perubahan Sosial)

Dari hasil pendampingan yang telah dilakukan secara partisipatif, akan memberikan sebuah pembelajaran bagi masyarakat. Masyarakat akan merasakan berbagai perubahan dari proses pendampingan, dengan melepaskan ketergantungan dan penindasan sehingga memunculkan masyarakat yang mandiri. Artinya pada tahap refleksi ini yaitu, bagaimana masyarakat mengambil pelajaran dari proses pendampingan yang telah dilakukan secara partisipatif.

10. Meluaskan Skala Gerakan dan Dukungan

Program pendampingan bisa dikatakan berhasil yaitu dengan adanya keberlanjutan dari program tersebut. Oleh sebab itu harus membentuk local leader (pemimpin lokal) yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Keberadaan pemimpin lokal, masyarakat bisa belajar sendiri, melakukan riset, dan memecahkan masalah secara mandiri.


(54)

BAB IV

MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik

Lokasi penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Lamongan, dengan luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau kurang lebih 3,78% dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur.32 Lebih spesifiknya penelitian ini berada di Desa Titik yang merupakan salah satu desa dari 21 desa yang ada di kecamatan Sekaran. Desa ini letaknya berdekatan dengan sungai bengawan solo yang membatasi dengan Desa Tegalrejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban. Desa Titik terdiri dari 2 RW dengan 5 RT, selain itu letak desa ini juga tidak strategis karena memang dikelilingi oleh sawah. Jarak tempuh untuk menuju kecamatan Sekaran adalah 15 km, sedangkan jarak menuju Kabupaten Lamongan adalah 40 km.

Secara administratif Desa Titik terletak di Kecamatan Sekaran yang dibatasi oleh desa-desa disekitarnya. Adapun desa-desa yang berbatasan dengan Desa Titik yaitu sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Kendal. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Besur. 3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tuban. 4. Sebelah timur berbatasan dengan desa Ngarum.

32


(55)

✬✭

Gambar 4.1 Peta Desa Titik

Sumber: Hasil Pemetaan

Desa kecil di tengah hamparan sawah dan berada di pinggiran sungai bengawan solo memiliki jumlah penduduk 987 jiwa yang terdiri dari 502 perempuan dan 485 laki-laki, dengan jumlah kepala keluarga yang ada yaitu 390 KK. Luas Desa Titik, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan adalah 108,36 Ha.

B. Kondisi Ekonomi Desa Titik

Desa Titik merupakan sebuah desa yang letaknya dikelilingi oleh hamparan sawah. Sektor pertanian menjadi tumpuan perekonomian utama masyarakat, sehingga tidak menutup kemungkinan mayoritas masyarakat Desa Titik merupakan seorang petani. Sebagian masyarakat juga ada yang merantau ke luar jawa seperti Kalimantan dan Sumatera.


(56)

Mayoritas masyarakat bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang menjadi andalan dalam penghasilan masyarakat yaitu berasal dari panen padi. Meskipun masyarakat juga menanam jagung, cabai, dan sayur-sayuran, namun dari semua itu hanya sebagai tambahan ataupun kebutuhan makan sehari-hari. Ada beberapa pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh masyarakat selain bertani, diantaranya yaitu sebagai tukang bangunan, kuli bangunan, penjual sayur keliling, tukang jahit sepatu dan payung.

Upaya demi upaya telah dilakukan oleh masyarakat sebagai perbaikan kondisi ekonomi. Namun beberapa hal yang dilakukan belum mampu meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat, justru upaya tersebut telah hilang dan terfokus pada sektor pertanian. Adanya lima orang yang membuka usaha pembuatan tempe merupakan suatu usaha peningkatan ekonomi dengan tidak menggantungkan hasil pertanian. Namun dengan harga kedelai yang semakin mahal dan banyaknya tempe yang fermentasinya tidak sempurna sehingga merugikan para pembuatnya. Oleh sebab itu para pembuat tempe saat ini sudah menutup usahanya.

C. Kondisi Pendidikan Desa Titik

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Titik masih rendah, rata-rata dari keseluruhan masyarakat merupakan lulusan SD. Tingkat pendidikan dari anak yang ada di Desa Titik sudah berada pada tingkat SMA/SMK/MA, meskipun ada beberapa yang mengalami putus sekolah


(57)

✯✰

akibat tidak adanya biaya ataupun kurangnya minat belajar dari anak tersebut. Sarana pendidikan yang ada di Desa Titik yaitu mulai dari tingkat PAUD sampai SD. Sebelumnya sekolah yang ada hanya pada tingkat TK dan SD dengan kondisi bangunan yang jelek dan murid yang sedikit, tetapi beberapa tahun yang lalu mulai dibuka sekolah PAUD dan kondisi bangunan saat ini juga jauh lebih baik setelah pergantian kepala sekolah.

Untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi anak-anak Desa Titik harus bersekolah ke luar desa. Beberapa sekolah tingkat MTS swasta telah banyak dibuka di desa tetangga, tetapi untuk sekolah MTS/SMP dan SMA/SMK/MA Negeri mereka biasanya memilih sekolah yang ada di Kecamatan Babat dan Gembong. Sampai saat ini kesadaran masyarakat dalam tingkat pendidikan masih kurang, sehingga lulusan dari tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau Perguruan Tinggi masih minim. Guru yang mengajar di sekolah yang ada di Desa Titik kebanyakan berasal dari luar desa, hanya satu orang guru yang berasal dari dalam desa dengan status belum negeri atau PNS.

D. Kondisi Kesehatan Desa Titik

Pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat di desa telah disediakan satu puskesmas dengan satu bidan. Sebagai upaya pemenuhan dan peningkatan kesehatan, masyarakat juga berobat pada dokter yang ada di rumah sakit, puskesmas, dan dokter praktik yang ada di luar desa. Obat-obatan yang dijual di toko juga menjadi konsumsi masyarakat ketika


(58)

merasa sakit yang ringan. Puskesmas yang ada di desa juga digunakan dalam kegiatan imunisasi untuk bayi umur 0-5 tahun dan pemeriksaan ibu-ibu hamil. Imunisasi yang diberikan kepada bayi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi, hal ini untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak agar tidak terkena penyakit.

Kerentanan kesehatan yang menjadikan kondisi fisik lemah dan diserang penyakit pada usia muda disebabkan kurangnya olahraga dan banyaknya mengkonsumsi makanan instan dan berpengawet. Berbeda dengan orang tua dulu yang masih sehat sampai saat ini. Mereka bekerja di sawah justru membuat tubuhnya sehat, tepapi jika diam di rumah justru membuat badan terasa sakit. Perkembangan zaman dan teknologi tentunya membuat pola pikir masyarakat berubah, anak muda saat ini inginnya yang mudah, instan dan tidak mau susah. Berbanding terbalik dengan pemikiran orang dahulu.

E. Kondisi Agama, Sosial dan Budaya Desa Titik

Masyarakat Desa Titik merupakan pemeluk agama Islam dengan aliran NU. Beberapa kegiatan keagamaan terlihat dalam kehidupan masyarakat seperti kegiatan belajar mengajar pada anak-anak TPQ,

jama’ah sholat di masjid dan mushola, dan tahlilan pada malam jum’at dan hari jum’at siang. Kegiatan belajar mengajar TPQ terbagi pada tiga

mushola yang ada di Desa Titik. Sebagai upaya dalam perbaikan kondisi keagamaan dan moral anak-anak, guru yang mengajar di TPQ Shobihul


(59)

✲✳

Huda memberikan pengajian pada hari selasa malam. Kegiatan keagamaan

yang sering dilakukan di masjid dan mushola diantaranya yaitu isra’ mi’raj, maulid nabi, pengumpulan zakat fitrah, dan penyembelihan hewan

kurban. Kegitan ini sebagai bentuk rasa hormat umat muslim terhadap hari-hari besar keagamaan.

Adapun tradisi atau budaya yang masih melekat dalam masyarakat Desa Titik diantaranya yaitu sedekah bumi, hajatan orang meninggal, hajatan kamis pon, dan tingkepan. Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat sampai saat ini merupakan tradisi yang dibawa oleh orang-orang terdahulu.

1. Sedekah Bumi

Tradisi ini diadakan setiap 3 tahun sekali, dengan membawa tumpeng, buah ataupun makanan lainnya. Selain itu masyarakat juga mengadakan penyembelihan kambing dan masak bersama untuk dibawa ke balai desa. Selanjutnya masyarakat berkumpul dan melakukan acara tahlil bersama, setelah itu apa yang telah dibawa dan dimasak oleh masyarakat kemudian dimakan bersama-sama. Sedekah bumi ini dilakukan untuk mensyukuri atas nikmat Allah yang telah melimpahkan panen kepada masyarakat.

2. Hajatan Orang Meninggal

Hajatan orang meninggal dilakukan mulai dari hari ketiga sampai pada seribu harinya. Selain itu mulai malam pertama dari meninggalnya seseorang hingga hari keenam selalu diadakan tahlilan.


(60)

Hajatan ataupun tahlilan yang dilakukan bertujuan untuk mengirimkan doa kepada orang yang meninggal.

3. Hajatan Kamis Pon

Hajatan ini merupakan tradisi turun temurun yang sudah dilakukan sejak dulu, sebagai bentuk rasa syukur masyarakat. Dulunya hajatan ini yaitu berupa tumpung yang disediakan dalam setiap rumah, dan nantinya orang laki-laki mengunjungi setiap rumah dengan mengadakan doa. Namun saat ini masyarakat ada yang memilih untuk menyediakan dalam bentuk jajanan apapun yang lebih praktis dan sekaligus menghemat waktu.

4. Tingkepan

Acara tingkepan merupakan bentuk syukur yang dilakukan oleh masyarakat bagi mereka yang hamil dalam usia empat bulan. Acara ini tidak jauh berbeda dari tradisi yang dilakukan oleh masyarakat. Perbedaan dalam hajatan ini yaitu adanya rujak sebagai cirri khas tingkepan. Masyarakat memiliki kepercayaan apabila rujak yang dibuat memiliki rasa yang enak maka anak yang ada dalam kandungan sang ibu adalah perempuan. Begitu juga sebaliknya apabila rujak yang dibuat rasanya kurang enak maka anak yang ada dalam kandungan adalah laki-laki.

Masyarakat desa dengan kondisi rumah yang berdekatan akan memiliki kerukunan yang berbeda dengan masyarakat kota. Semangat gotong royong juga terlihat dalam masyarakat Desa Titik, hal ini terlihat


(61)

✵✶

saat kegiatan kerja bakti, perbaikan jalan dan drainase, renovasi masjid dan mushola, acara pernikahan, sunatan, hajatan orang meninggal, dan acara sedekah bumi. Rasa sosial seperti tolong menolong antara satu dengan yang lainnya menjadi ciri yang dominan dalam warga desa yang masih mereka pegang saat ini.

Kehidupan sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain tidak pernah bisa dilepaskan, bentuk rasa empati ditunjukkan oleh masyarakat ketika tetangga mengalami musibah seperti kecelakaan atau salah satu keluarganya sakit dan meninggal. Para tetangga akan berbondong-bondong menjenguk ke rumah atau rumah sakit dengan membawa sesuatu.


(62)

BAB V

MENGURAI PROBLEM MASYARAKAT DESA

A. Potret Masyarakat Petani

Mayoritas masyarakat Desa Titik merupakan seorang petani, hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat yang rendah selain itu keahlian masyarakat juga berada pada sektor pertanian. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, masyarakat memiliki pekerjaan ganda. Selain bertani juga bekerja sebagai tukang bangunan, menjual sayur keliling, membuka toko dengan berjualan kebutuhan sehari-hari, dan menjadi tukang jahit sepatu keliling. Penghasilan petani dirasa tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, sedangkan pertanian saat ini merupakan pertanian dengan sistem kimia yang terus menjerat para petani.

Lahan sawah yang dimiliki petani dalam satu tahun bisa digunakan untuk dua kali musim tanam. Bulan Maret hingga pertengahan April masyarakat melakukan panen padi, dan pada bulan mei masyarakat kembali melakukan tanam padi. Kendala yang menghambat keberhasilan hasil panen masyarakat yaitu hama tikus yang terus menyerang padi para petani, mulai dari saat tanan hingga padi ingin dipanen.

Biaya yang dikeluarkan selain untuk pembelian pupuk dan pestisida, para petani juga memiliki biaya tambahan untuk meminimalisir penyerangan hama tikus. Cara yang dilakukan para petani yaitu dengan mengaliri sawah dengan aliran listrik dengan bantuan genset. Negara Indonesia dengan mengikuti mekanisme pasar bebas tentunya tidak akan


(63)

✹✺

memberikan perubahan terhadap petani, harga padi para petani akan tetap dengan harga yang rendah.

Permasalahan pendapatan petani yang rendah merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Faktor yang menyebabkan permasalahan ini terjadi karena beberapa aspek. Kebijakan pemerintah terhadap harga padi petani tidak mampu memberikan kesejahteraan kepada para petani. Dalam hal penetapan harga untuk para petani, pemerintah tidak mampu untuk memberikan harga yang tinggi. Hal ini dikarenakan jika pemerintah menetapkan harga yang tinggi maka berdampak pada masyarakat sebagai pengkonsumsi beras. Akibatnya untuk memenuhi kebutuhan beras dengan harga yang rendah, maka pemerintah akan melakukan impor beras. Sedangkan penetapan harga beli yang rendah akan memberikan dampak kepada para petani yang tidak akan mendapatkan kesejahteraan.

Pola pertanian masyarakat tentunya tidak akan pernah lepas dari adanya tengkulak. Sistem tawar menawar hingga mencapai kesepakatan akan terjadi antara satu dengan yang lain, petani ingin mendapatkan harga yang sebanding dengan harga yang dikeluarkan namun tengkulak akan membeli dengan harga yang rendah dari harga pasar.

Aktivitas yang ditekuni oleh masyarakat pedesaan tersebut sangat rentan terhadap terjadinya harga yang tidak stabil. Pada waktu dan musim tertentu produk pertanian yang berasal dari daerah pedesaan dapat mencapai harga yang tinggi, namun pada waktu dan musim yang lain


(1)

10◗

BAB VIII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Permasalahan ekonomi bukan hal yang umum lagi, baik dikalangan pemerintah maupun masyarakat. Apalagi masyarakat desa dengan menggantungkan hasil pertanian dan tingkat pendidikan rendah. Kualitas sumber daya manusia, kebijakan pemerintah serta lingkungan menjadi pemicu dari adanya kerentanan ekonomi masyarakat. Pendampingan masyarakat yang dilakukan secara partisipatif berupaya untuk mengurangi kerentanan ekonomi masyarakat. Pendampingan ini merupakan keberpihakan terhadap nasib orang-orang lemah. Upaya yang dilakukan dalam melakukan perubahan dihimpunan dari gagasan-gagasan yang berasal dari masyarakat.

Adapun hasil dari proses pendampingan ini yaitu membentuk kelompok usaha bersama yang mengarah pada ekonomi kreatif. Ide atau gagasan yang berasal dari masyarakat direalisasikan dalam bentuk nyata untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Dalam konteks pembangunan masyarakat ekonomi kreatif memiliki posisi yang penting, sebab kreativitas akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu ekonomi kreatif merupakan cara efektif untuk mengurangi kerentanan


(2)

10❘

B. Saran

1. Untuk mencapai pembangunan masyarakat harus mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta peran serta masyarakat secara penuh.

2. Peran serta pemerintah dalam proses pembangunan sangat diperlukan untuk mendorong kesadaran masyarakat.

3. Pembangunan yang terarah dan terencana dengan baik harus bersifat keberlanjutan, sehingga tidak terhenti di tengah jalan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari buku:

Adhi, Aribowo Suprajitno dan Sri Bawono. 2009. Kecerdasan Enterpreneur.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Afandi, Agus, dkk. 2016.Modul Participatory Action Research (PAR). Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Ampel.

Aziz, Ali, dkk. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi.Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Chapra, M. Umar. 2000.Islam dan Tantangan Ekonomi.Jakarta: Gema Insani Presss.

Dewi, Yanuarini Astuti dan Ikrar Dinata. 2013. Pedoman Pendampingan Tenaga Kerja Sarjana. Jakarta: Kementrian Tenaga kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.

HC, R. Heru Kristanto. 2009. Kewirausahaan (Enterpreneurship): Pendekatan Manajemen dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Howkins, John. 2007. The Creative Economy. How People Make Money From Idea. London: Penguin Group.

Kuncoro, Mudrajad. 2010. Ekonomika Pembangunan: Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

Makinuddin dan Tri Hadiyanto Sasongko. 2006. Analisis Sosial: Bersaksi Dalam Advokasi Irigasi. Bandung: Yayasan AKATIGA.


(4)

Martono, Nanag. Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Postkolonial.Jakarta: PT Raja Garfindo Persada.

Parman, Ardiansyah, dkk. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta: Kelompok Kerja Indonesia Design Power-Departemen Perdagangan, 2008.

Planck, Ulrich. 1993.Sosiologi Pertania.(Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. Pracoyo, Tri Kurnawangsih dan Antyo Pracoyo. 2006. Aspek Dasar Ekonomi

Mikro.Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Rahardjo, Mudjia. 2007. Sosiologi Pedesaan: Studi Perubahan Sosial. Malang: UIN Press.

RPJMD Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2015 Bab II

Setiawan, Iwan. 2012.Agribisnis Kreatif. Depok: Penebar Swadaya.

Suharto, Edi. 2009.Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Usman, Sunyoto. 1998. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual

Wrihatnolo, Randy R dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2007. Manajemen Pemberdayaan. Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007.

Zubaedi. 2014. Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.


(5)

Sumber dari jurnal:

Sudana, Dewa Nyoman dkk. IbM Pengrajin Pandan Berduri di Desa Tumbu Karangasem Bali.Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Januari 2012.

Sumber dari skripsi:

Herawati, Merla Liana. 2014. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kerajinan Tempurung Kelapa: Studi di Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul. Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kurniawan, Dodi. 2015.Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Sapu Rayung di Dusun Keprekan Desa Bojong Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sumber dari wawancara:

Hasil wawancara dengan Bapak Aan (34 tahun) selaku kepala Desa Titik tanggal 27 maret 2016 pukul 11.20 di kediamannya

Hasil wawancara dengan Bapak Siswo (38 tahun) selaku ketua kelompok tani tanggal 21 Juli 2016 pukul 19.15 di kediamannya

Hasil wawancara dengan Bapak Sriyono (45 tahun) tanggal 20 Maret 2016 pukul 16.30 di kediamannya


(6)

Sumber dari internet:

Muhammad Buswari, Tantangan dan Peluang Ekonomi Kreatif, diakses melalui http://inspirasibangsa.com/tantangan-dan-peluang-ekonomi-kreatif/, pada tanggal 23 April 2016 pukul 11.20

Unggul Tri Ratomo, Upaya Presiden Jokowi Kembangkan Ekonomi Kreatif dinilai Tepat, diakses dari http://www.antaranews.com/berita/512594/upaya-presiden-jokowi-kembangkan-ekonomi-kreatif-dinilai-tepat, pada tanggal 31 Maret 2016 pukul 11.30

Anoname, kata-kata bijak: KREATIVITAS diakses dari