Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP UPT Balai Media dan Reproduksi LIPI Press 2016

LIPI Press

© 2017 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Katalog dalam Terbitan (KDT)
Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) UPT Balai
Media dan Reproduksi (LIPI Press) 2016/LIPI Press—Jakarta: LIPI
Press, 2017.
ix hlm. + 70 hlm.; 17,6 x 25 cm

Proofreader

: Junaedi Mulawardana dan Rahmi
Lestari Helmi

Desainer Isi

: Dhevi E.I.R. Mahelingga

Desainer Sampul

: Dhevi E.I.R. Mahelingga


Diterbitkan oleh:
LIPI Press, anggota Ikapi
Jln. Gondangdia Lama 39, Menteng, Jakarta 10350
Telp: (021) 314 0228, 314 6942. Faks.: (021) 314 4591
E-mail : press@mail.lipi.go.id
Website : lipipress.lipi.go.id
LIPI Press
@lipi_press

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Swt., Tuhan Yang
Mahakuasa, akhirnya kami dapat menyelesaikan Laporan Sistem Pe­
ngendalian Intern Pemerintah (SPIP) UPT Balai Media dan Reproduksi
(LIPI Press) 2016. Laporan ini berisi penerapan sistem pengendalian
intern di lingkungan UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press),
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, yang

mencakup 5 unsur, yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan
pengendalian intern.
Dalam laporan SPIP ini diuraikan penilaian risiko di lingkungan
UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) yang dilaksanakan me­
lalui identiikasi dan analisis risiko atas proses bisnis pada kegiatan
utama UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press). Risiko yang telah
teridentiikasi selanjutnya menjadi dasar penyusunan Rencana Tin­
dak Pengendalian (RTP) yang merupakan rencana tindak (action plan)
penguatan SPIP baik dalam bentuk pembangunan lingkungan pe­
ngendalian maupun infrastruktur kebijakan pengendalian yang akan
dilaksanakan oleh pimpinan dan para pegawai di lingkungan UPT Balai
Media dan Reproduksi (LIPI Press). Penerapan SPIP ini pada akhirnya
berujung pada tujuan utama, yakni memberikan keyakinan yang me­
madai bahwa kegiatan di lingkungan UPT Balai Media dan Reproduksi
(LIPI Press) telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan eisien dalam mewujudkan tata kepe­
merintahan yang baik.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih ba­
nyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan sa­

ran yang membangun untuk meningkatkan kualitas laporan. Akhir kata,
ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) UPT Balai Media dan Repoduksi (LIPI Press) 2016 ini dapat disele­
saikan dengan baik.
Jakarta, Maret 2017
Kepala UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press)
Rahmi Lestari Helmi, S.Si., M.Si

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Tujuan

D. Manfaat
E. Ruang Lingkup
F. Metodologi

v
vii
ix
1
1
5
6
6
6
7

BAB II GAMBARAN UMUM UPT BALAI MEDIA DAN REPRODUKSI
(LIPI PRESS)
A. Tugas dan Fungsi
B. Visi dan Misi
C. Rencana dan Sasaran Strategis

D. Kebijakan Strategis

9
9
9
11
17

BAB III GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP
A. Tujuan SPIP
B. Unsur­Unsur SPIP

21
21
22

BAB IV PENILAIAN RISIKO DAN RENCANA TINDAK PENGENDALIAN
PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
A. Penilaian Risiko pada Tingkat Kegiatan Utama
B. Rencana Kegiatan Pengendalian

C. Rancangan Informasi dan Komunikasi
D. Rancangan Pemantauan

23
23
36
37
38

BAB V PENUTUP

39

LAMPIRAN

41

ix

DAFTAR TABEL


Tabel 1. Uraian Tujuan Kegiatan

23

Tabel 2. Analis Risiko Layanan Penerbitan Ilmiah untuk Tahap Veriikasi
Naskah

25

Tabel 3. Analis Risiko Layanan Penerbitan Ilmiah untuk Tahap Penilaian dan
Penelaahan Naskah

26

Tabel 4. Analis Risiko Layanan Penerbitan Ilmiah untuk Tahap Copy Editing

27

Tabel 5. Analis Risiko Layanan Penerbitan Ilmiah untuk Tahap Visual Editing


28

Tabel 6. Analis Risiko Layanan Penerbitan Ilmiah untuk Tahap Proofreading

29

Tabel 7. Analis Risiko Layanan Penerbitan Ilmiah untuk Tahap Pengecekan
Predummy

29

Tabel 8. Analis Risiko Layanan Penerbitan Ilmiah untuk Tahap Pengadaan
Pencetakan

30

Tabel 9. Analis Risiko Layanan Penerbitan Ilmiah untuk Tahap Pendistribusian
dan Diseminasi


31

Tabel 10. Komparasi Skor Risiko di Tahun 2015 dan 2016

31

Tabel 11. Nilai Skala Kemungkinan dan Dampak

32

Tabel 12. Kategori Level

32

Tabel 13. Prioritasi 20 Risiko pada Layanan Penerbitan Ilmiah LIPI Press

34

1


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Urgensi Penerbitan Ilmiah
Sebagai salah satu lembaga penelitian milik publik, LIPI mem­
punyai tugas fungsi menyelenggarakan ilmu pengetahuan untuk
menghasilkan output berupa konsep rumusan dan timbangan
ilmiah bagi kebijakan nasional, purwarupa (prototipe) dan pa­
ket­paket teknologi dan proses yang dapat dimanfaatkan oleh
pemangku kepentingan. Aktivitas penelitian dan pengembangan
LIPI juga menghasilkan output lainnya berupa publikasi ilmiah
dalam bentuk buku, jurnal, prosiding, dan sebagainya. Secara
keseluruhan, kualitas dan kuantitas output lembaga tersebut
perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu dalam rangka mening­
katkan kinerja lembaga dan akuntabilitas LIPI.
Agar publikasi ilmiah tersebut dapat diakses dan diman­
faatkan oleh masyarakat pengguna dan pemangku kepentingan
lainnya, diperlukan suatu unit yang memiliki tugas dan fungsi
khusus dalam menyediakan layanan penerbitan ilmiah secara
profesional dan terintegrasi.


2. Amanah Kebijakan Mutu Penerbitan Ilmiah
Amanah penjaminan mutu penerbitan ilmiah yang diemban oleh
UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) ke depan akan se­
makin strategis karena pertimbangan beberapa aspek sebagai
berikut.
a. Aspek Regulasi
Sebagai instansi Pembina jabatan fungsional peneliti nasi­
onal, LIPI telah mengeluarkan banyak peraturan yang ter­
kait dengan standarisasi peneliti, penelitian, dan publikasi
ilmiah yang berlaku secara nasional dan menjadi acuan
kebijakan mutu penerbitan ilmiah, yaitu
1) Perka LIPI No 04/E/2012 tentang Pedoman Karya Tulis
Ilmiah (KTI) yang menetapkan ketentuan, format dan
sistematika KTI.

Laporan SPIP

2

2) Perka LIPI terkait dengan 3 pilar etika, yaitu Nomor
823/E/2011 tentang Kode Etika Penelitian, Nomor
08/E/2013 tentang Klirens Etik Penelitian dan Publika­
si Ilmiah serta Nomor 5 Tahun 2014 tentang Kode Eti­
ka Publikasi, yang secara keseluruhan harus menjadi
acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam seluruh
rangkaian kegiatan penelitian/kajian, termasuk pene­
liti, satuan kerja, pimpinan peneliti, penerbit, editor,
dan penelaah. Ketentuan etika ini juga menjadi salah
satu acuan kerja penerbit ilmiah.
3) Peraturan Bersama Kepala LIPI dan Kepala BKN No­
mor 412/D/2009 dan Nomor 12/D/2009 serta Perka
LIPI Nomor 2/2014 tentang Pedoman Penilaian AK
untuk JF Peneliti yang dapat dijadikan dasar bagi pe­
ngelola penerbit ilmiah dan peneliti untuk meningkat­
kan kualitas publikasi ilmiah, khususnya standar ke­
dalaman ilmiah (scientiic depth) dari suatu publikasi.
Dalam ketentuan tersebut juga disyaratkan penerbit­
an buku harus melalui badan penerbit.
4) SK Kepala LIPI Nomor 233/E/2012 dan diperbarui No­
mor 379/A/2015 tentang penetapan Dewan Editor LIPI
Press merupakan salah satu bentuk tanggungjawab
proses penjaminan mutu ilmiah secara terintegrasi.
Dewan Editor LIPI Press ditetapkan berdasarkan ling­
kup bidang keilmuan dari lima Kedeputian yang ber­
tanggungjawab terhadap kelayakan terbit suatu nas­
kah publikasi.
b. Aspek Kepemilikan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI)
Jika merujuk kepada UU Hak Cipta Nomor 19 tahun 2012,
dan telah diperbarui Nomor 28 tahun 2014 terdapat ke­
tentuan yang paling mendasar terkait dengan HKI, khu­
susnya hak cipta publikasi buku dalam kaitan kedinasan,
khususnya yang tercantum dalam pasal 35 ayat 1 sebagai
berikut
“Kecuali diperjanjikan lain Pemegang Hak Cipta atas ciptaan yang dibuat oleh Pencipta dalam hubungan dinas,
yang dianggap sebagai Pencipta yaitu instansi pemerintah”
Konsekuensi dari penerapan kepemilikan hak cipta
sebagaimana amanah UU tersebut di atas adalah UPT Ba­
lai Media dan Reproduksi (LIPI Press) seharusnya mener­
bitkan seluruh karya intelektual hasil­hasil penelitian dari
satuan kerja peneliti di LIPI. Ketentuan ini memberikan
dampak semakin tingginya kebutuhan layanan penerbitan
ilmiah.

c. Aspek Kelembagaan
Balai Media dan Reproduksi LIPI memiliki visi menjadi
lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia yang mendo­
rong terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, makmur,
cerdas, kreatif, integratif, dan dinamis yang didukung oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanis. Salah satu
bentuk pengejawantahan visi lembaga ini perlu ada pe­
ningkatan mutu publikasi ilmiah yang dihasilkan melalui
penerapan standar, sistem, dan mekanisme penerbitan
ilmiah sesuai dengan kaidah dan regulasi yang berlaku.
UPT ini berperan sangat strategis untuk mengawal pub­
likasi ilmiah LIPI agar mampu bersaing di tingkat global
sesuai dengan visi LIPI.
Penajaman dan penguatan fungsi penerbitan ilmiah
UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) harus dilaku­
kan karena kewenangan LIPI sebagai instansi pembina ja­
batan fungsional peneliti nasional sesuai dengan Kepmen
PAN Nomor 128/M.PAN/9/2004. Tata kelola penelitian dan
penerbitan hasil­hasil penelitian yang diterapkan di LIPI
harus menjadi acuan, termasuk untuk penerbit ilmiah.
Penetapan standar penerbitan ilmiah sangat mende­
sak dilakukan oleh LIPI, karena saat ini banyak bermuncul­
an penerbit­penerbit yang memublikasikan buku ilmiah,
namun dengan standar format sistematika dan konten
yang kurang layak. Jika hal ini tidak diantisipasi, akan
memberikan dampak semakin merosotnya daya saing
nasional. Antisipasi persoalan standar penerbitan ilmiah
ini menjadi perhatian lembaga dan instansi yang memiliki
unit publikasi/penerbit. Beberapa instansi dan perguruan
tinggi seperti BATAN, Kementerian Kelautan, Kementerian
Sosial, Balitbang Kesehatan, Setjen DPRRI, dan UNS sudah
melakukan studi banding dan berbagi pengalaman ber­
sama dengan LIPI Press dalam pengelolaan penerbitan
ilmiah.
Dengan demikian, fungsi pembinaan yang terkait
dengan penerbitan ilmiah juga harus terus ditingkatkan
agar daya saing publikasi meningkat. Secara umum dapat
dikatakan bahwa suatu standar acuan penerbitan ilmiah
diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
publikasi nasional, yang pada akhirnya dapat meningkat­
kan peran serta komunitas ilmiah dalam pemanfaatan
iptek bagi kemajuan bangsa.

Pendahuluan

d. Aspek Akuntabilitas
Sebagai lembaga riset milik publik, sudah menjadi kewa­
jiban lembaga ini untuk memublikasikan hasil­hasil pene­

3

Laporan SPIP

4

litian dan kegiatannya kepada masyarakat luas. Di lain
pihak, tidak semua laporan hasil penelitian serta merta
dapat disebarluaskan kepada masyarakat. Fungsi pener­
bit ilmiah menjadi sangat penting, karena setiap naskah
dan laporan penelitian harus di’konversikan’ dan diproses
lebih lanjut agar menjadi terbitan yang menyajikan infor­
masi (ilmiah) yang sahih, terveriikasi, dan akuntabel. Pro­
ses ‘konversi’ naskah ini melibatkan tidak hanya dari aspek
substansi, namun dari segi kelayakan teknis lainnya dan
kreaktivitas (keterbacaan, konsistensi, tata bahasa, diksi,
gaya bahasa, ketelitian data dan fakta, legalitas, dan visual
kreatif). Konversi tersebut mencakup serangkaian proses
dan melibatkan sumber daya yang relatif kompleks se­
hingga diperoleh suatu output publikasi ilmiah layak baca.
Standar tata kelola penerbitan ilmiah LIPI Press ditu­
angkan dalam proses penerbitan ilmiah yang dapat dilihat
pada skema berikut ini (Gambar 1).

Gambar 1. Proses Bisnis Penerbitan Ilmiah LIPI Press yang Menjadi Ru­
ang Lingkup Penilaian Risiko

Mengingat lingkup fungsi layanan penerbit ilmiah se­
makin luas dan bersifat lintas satker dan lintas kementerian,
selayaknya struktur organisasi pengelola penerbitan harus lebih
fokus, adaptif, dan responsif. Sementara ini, struktur organisasi
UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI PressLIPI Press) hanya me­
miliki satu seksi teknis yang menangani tiga fungsi utama pener­
bitan, yaitu fungsi penyuntingan, produksi dan promosi, serta
kerja sama. Struktur organisasi dan tata laksana LIPI Press dapat
dilihat pada Lampiran 1.

Terkait dengan aspek akuntabilitas penyelenggaraan ke­
giatan yang merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa untuk mencapai
pengelolaan keuangan negara yang efektif, eisien, transparan,
dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bu­
pati/walikota, termasuk kepala (unit kerja) wajib melakukan
pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
Dalam rangka pelaksanaan penyelenggaraan Sistem Pengenda­
lian Intern Pemerintah (SPIP) maka sebagai langkah awal, UPT
Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) telah menyusun Ren­
cana Tindak Pengendalian SPIP yang berisi rencana perbaikan
lingkungan pengendalian maupun rencana perbaikan pengen­
dalian dalam rangka melaksanakan penyelenggaraan SPIP yang
efektif dan eisien.
Rencana tindak pengendalian adalah rancangan perbaikan
pengendalian yang dilakukan melalui proses pengintegrasian
antarunsur SPIP dan pengaturan langkah­langkah yang dilak­
sanakan dalam mengembangkan setiap unsur sebagai bentuk
konkret penyelenggaraan SPIP.
Rencana tindak pengendalian ini diharapkan dapat mem­
berikan arah penyelenggaraan SPIP di lingkungan unit kerja dan
menjadi komitmen terutama bagi pimpinan dalam rangka per­
baikan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Dasar Hukum
a. Undang­Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbenda­
haraan Negara.
b. Undang­Undang Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintah.
c. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tang­
gung jawab Pengelolaan Keuangan Negara.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Nega­
ra Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890).
e. Keputusan Presiden Nomor 04 Tahun 2013 tentang Lem­
baga Pemerintah Non Kementerian.
f.

Surat Keputusan Kepala LIPI Nomor 1025/M/2002 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan
Instrumentasi LIPI.

Pendahuluan
5

Laporan SPIP

6

C. Tujuan
Tujuan memberlakukan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) adalah dalam rangka
a. Melakukan Penilaian Risiko. Penilaian risiko ini dilakukan
dengan cara mengidentiikasi dan menganalisis risiko atas
proses bisnis pada kegiatan utama unit kerja.
b. Menyusun Rencana Tindak Pengendalian (RTP) yang pada
dasarnya merupakan rencana tindak (action plan) pengu­
atan SPIP baik dalam bentuk pembangunan lingkungan
pengendalian maupun infrastruktur kebijakan pengenda­
lian yang akan dilaksanakan oleh pimpinan dan para pega­
wai di lingkungan pada UPT Balai Media dan Reproduksi
(LIPI Press).

D. Manfaat
Manfaat penyusunan Penilaian Risiko dan Rencana Tindak Pe­
ngendalian (RTP) adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui risiko yang ada dalam setiap proses bisnis
pada kegiatan utama pada unit kerja;
b. Memberikan arah dalam pengembangan SPIP secara me­
nyeluruh hingga tercipta keterpaduan antara sub­sub un­
sur SPIP dengan lingkungan pengendalian dalam aktivitas
dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok Balai Media dan
Reproduksi (LIPI Press);
c. Menjadi dasar dalam membangun infrastruktur pengen­
dalian sebagai bagian dari penyelenggaraan SPIP;
d. Menjadi dokumentasi dalam penyelenggaraan SPIP dan
pengukuran kemajuan penyelenggaraan SPIP.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan Rencana Tindak Pengendalian men­
cakup penyelenggaraan SPIP pada tujuan tingkatan kegiatan di
UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) yaitu Kegiatan La­
yanan Penerbitan Ilmiah, yang mencakup delapan tahapan ke­
giatan yaitu (1) veriikasi, (2) penelaahan dan penilaian naskah,
(3) copy editing, (4) visual editing, (5) proofreading, (6) pemeriksaan
predummy, (7) pengadaan pencetakan serta (8) distribusi dan
diseminasi terbitan.

F. Metodologi
Metodologi yang diterapkan dalam pembuatan penerapan
SPIP ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008. Pengumpulan data pendukung proses bisnis internal di­
lakukan dengan menghimpun data dan dokumen perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI
Press). Data awal risiko dilakukan melalui kegiatan FGD di ling­
kungan UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press). Personal
UPT yang terlibat dalam penilaian terdiri atas sepuluh pegawai,
yaitu Ka UPT, Kasubbag Tata Usaha, perwakilan editor bahasa
(4 orang), perwakilan editor visual (3 orang), perwakilan pejabat
pengadaan barang dan jasa (1 orang). Tim selanjutnya merumus­
kan dan mengindentiikasikan kemungkinan risiko dan dampak
sesuai format dan ketentuan yang berlaku. Penilaian dan anali­
sis risiko serta dampak selanjutnya dihitung berdasarkan data
penilaian individu. Pemetaan risiko dan penyusunan skala risiko
selanjutnya dilakukan untuk menentukan tindakan pengendali­
an yang tepat.

Pendahuluan
7

9

BAB II
GAMBARAN UMUM
UPT BALAI MEDIA DAN REPRODUKSI
(LIPI PRESS)
A. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan kebutuhan akan wadah penerbitan ilmiah sebagai­
mana disinggung pada Bab 1, pada tahun 2002 LIPI mendirikan
UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press), seperti yang di­
tuangkan dalam Keputusan Kepala LIPI No. 1027/M/2002. UPT
Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) adalah Unit Pelaksana
Teknis di bidang penerbitan ilmiah yang merupakan satuan
kerja di lingkup penerbitan (publishing house), khususnya untuk
hasil­hasil karya tulis ilmiah dari satuan kerja LIPI yang berciri
mandiri dan profesional. Tugas dan fungsi UPT Balai Media dan
Reproduksi (LIPI Press) sebagai penerbit korporat LIPI selanjut­
nya telah ditegaskan pada pasal 2 Keputusan Kepala LIPI No.
1027/M/2002 sebagai berikut:
“UPT Balai Media dan ReproduksiBalai Media dan Reproduksi (LIPI Press) mempunyai tugas perencanaan,
pelaksanaan, penyebaran dan pemasaran hasil-hasil
terbitan tercetak dan elektronik, menjamin mutu terbitan, menjaga mutu ilmiah yang tinggi terkait, dan sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan Kepala LIPI”
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
Pasal 2, UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) menyeleng­
garakan fungsi:
a. penyiapan naskah dan menyunting naskah terbitan;
b. pelaksanaan produksi;
c. pelaksanaan urusan tata usaha.

B. Visi dan Misi
Pada prinsipnya visi dan misi UPT Balai Media dan Reproduksi
merupakan penjabaran visi dan misi lembaga pengampu yang
menaunginya, dalam hal ini adalah LIPI secara kelembagaan.

Laporan SPIP

10

Visi LIPI:
“Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia
yang mendorong terwujudnya kehidupan bangsa yang
adil, makmur, cerdas, kreatif, integratif, dan dinamis
yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi
yang humanis”

Visi UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press)
Untuk dapat turut mewujudkan Visi LIPI tersebut, UPT Balai Me­
dia dan Reproduksi (LIPI Press) mencanangkan visi
“Menjadi lembaga acuan penerbit ilmiah nasional yang
profesional, inovatif, akuntabel dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Misi LIPI:
a. Menciptakan great science (ilmu pengetahuan berdampak
penting) dan invensi yang dapat mendorong inovasi dalam
rangka meningkatkan daya saing perekonomian nasional;
b. Mendorong peningkatan pemanfaatan pengetahuan
dalam proses penciptaan good governance dalam rangka
memantapkan NKRI;
c. Turut serta dalam proses pencerahan kehidupan ma­
syarakat dan kebudayaan berdasarkan prinsip­prinsip
ilmu pengetahuan dan kaidah etika keilmuan;
d. Memperkuat peran Indonesia (yang didukung ilmu penge­
tahuan) dalam pergaulan internasional;
e. Memperkuat infrastruktur kelembagaan (penguatan
manajemen dan sistem).

Misi UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press)
Untuk dapat mencapai visi dan dengan memperhatikan kelima
misi LIPI tersebut di atas, UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI
Press) menetapkan misi sebagai berikut.1
a. Meningkatkan kapasitas dan kapabiltias layanan penerbit­
an ilmiah;
b. Mengoptimalksiasi pemanfaatan Iptek untuk mendukung
layanan penerbitan yang eisien, transparan, dan akunta­
bel;
c. Menguatkan jejaring dan kerja sama penerbitan dengan
pemangku kepentingan untuk lingkup nasional, regional,
dan internasional;
d. Memastikan standar kualitas publikasi.
1
Sesuai dengan visi dan misi baru yang telah dirumuskan dalam Ren­
stra Implementatif LIPI Press 2015­2019

Berdasarkan visi dan misi yang ditetapkan, UPT Balai Media
dan Reproduksi (LIPI Press) berupaya memperkuat kompetensi
inti, mengarahkan dan mengoordinasikan program dan kegiatan
di bidang penerbitan yang dapat dipergunakan, baik oleh sivitas
LIPI maupun pemangku kepentingan.

C. Rencana dan Sasaran Strategis
Empat Rencana Strategis (RS) UPT Balai Media dan Reproduksi
(LIPI Press) merupakan penjabaran visi, misi, tugas, dan fungsi
satuan kerja di bidang penerbitan ilmiah yang terdiri dari:

RS 1: Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas Layanan
Penerbitan Ilmiah
Tujuan dari Rencana penguatan kapasitas dan kapabilitas layan­
an penerbitan ilmiah adalah dalam rangka menyediakan layan­
an penerbitan ilmiah yang profesional, inovatif, dan akuntabel.
Sasaran­sasaran yang ingin dicapai pada Rencana 1 adalah
sebagai berikut.
a. Tersedianya SDM yang memiliki pengetahuan kunci (key
knowledge) dan SDM pendukung yang kompeten untuk
menunjang kegiatan penerbitan;

Gambaran Umum

b. Terpenuhinya critical mass dari sumber daya penerbitan
(sarpras penerbitan, anggaran, jejaring pemangku kepen­
tingan, program penerbitan, dan sistem tata kelola ).
Penyediaan terbitan ilmiah yang berkualitas merupakan
suatu bentuk kontribusi LIPI dalam upaya mencerdaskan ke­
hidupan bangsa melalui pembangunan berkelanjutan yang ber­
wajahkan kemanusiaan, memperkuat landasan etika keilmuan
dalam upaya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Lu­
aran utama dari penerbitan yang berupa buku dan jurnal se­
lanjutnya siap disebarluaskan kepada pemangku kepentingan.
Terbitan ilmiah LIPI sekaligus merupakan representasi perwajah­
an dan identitas LIPI. Oleh karenanya, manajemen penerbitan
satu pintu atau terpusat di UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI
Press) akan tereleksikan pada terbitan­terbitan ilmiah LIPI yang
tersebar luas di masyarakat.
Melalui kegiatan ini, UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI
Press) memfasilitasi pengguna jasa penerbitan korporat, melalui
konsep layanan solusi total (total solution) penerbitan meliputi
veriikasi naskah, penelaahan dan penilaian substansi naskah,
copyediting, visual editing, proof reading, pencetakan (tercetak
maupun elektronik), pendistribusian, dan diseminasi. Layanan
penerbitan di UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) juga

11

Laporan SPIP

12

mencakup pendistribusian (pemasaran) dan desiminasi serta
promosi hasil terbitan kepada pemangku kepentingan melalui
berbagai macam aktivitas (pameran, bazar, book fair, dan seje­
nisnya).
Penguatan manajemen penerbitan ilmiah menuju National
Scientiic Publishing House terus dilakukan untuk memberikan
sumbangsih terbaik bagi lembaga dan masyarakat pengguna.
Perbaikan dan revitalisasi infrastruktur pendukung penerbit­
an di UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) juga terus
diupayakan agar dapat memfasilitasi layanan yang yang pro­
fesional, inovatif, dan akuntabel. Prasyarat utama untuk terse­
lenggaranya layanan penerbitan ini adalah tersedianya sumber
daya pendukung, terutama SDM, infrastruktur, anggaran, sistem
tata kelola penerbitan, dan program/rencana kerja penerbitan.
Infrastruktur yang dimaksud dapat berupa barang modal untuk
mendukung produksi terbitan secara langsung, maupun sarana
pendukung lainnya yang dapat menjamin terfasilitasinya layan­
an solusi total penerbitan.
Harus disadari bahwa pengungkit utama (key enabler) yang
menjadi faktor penentu keberhasilan (program penguatan kapa­
sitas dan kapabilitas penerbitan) terletak pada kekuatan SDM
UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press). Program­program
untuk mendukung peningkatan pengetahuan kunci menjadi pri­
oritas utama untuk mendukung penerbitan. Pengetahuan kunci
tersebut akan membentuk kompetensi inti (core competency)
dari UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press), utamanya
yang terkait dengan proses dan tata kelola layanan penerbitan
di seksi Penyiapan Bahan dan Produksi. Pengetahuan kunci yang
dimaksud berupa kemampuan, keahlian, pengalaman, dan in­
tuisi yang semakin terasah untuk memperkuat fungsi penyiapan
bahan dan produksi terbitan. Di lain pihak, fungsi SDM pendu­
kung lainnya tidak dapat diabaikan karena manjadi satu kesa­
tuan yang tidak terpisahkan dalam solusi total penerbitan UPT
Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) yang meliputi SDM ad­
ministrasi keuangan, pengelola dan pengadaan sarpras, kepega­
waian, kerja sama, dan distribusi terbitan.

RS 2: Optimalisasi Pemanfaatan Iptek untuk
Mendukung Layanan Penerbitan Yang Eisien,
Transparan, Dan Akuntabel
Tujuan rencana optimalisasi pemanfaatan iptek untuk mendu­
kung layanan penerbitan yang eisien, transparan, dan akunta­
bel adalah dalam rangka meningkatkan ruang lingkup pengguna
yang dapat memanfaatkan layanan terbitan. Tujuan lainnya

adalah untuk meningkatkan kinerja layanan penerbitan menjadi
lebih eisien, transparan, dan akuntabel.
Sasaran yang akan dicapai pada rencana optimalisasi pe­
manfaatan iptek untuk mendukung layanan penerbitan yang
eisien, transparan, dan akuntabel adalah sebagai berikut.
a. Terbangunnya sistem dan platform layanan penerbitan
elektronik (e-service publishing, e-book);
b. Tersedinya hasil kajian dan rekomendasi untuk mendu­
kung layanan penerbitan;
c. Tersedianya data base yang relevan untuk mendukung
layanan penerbitan.

Gambaran Umum

Kegiatan yang termasuk dalam program ini adalah pengem­
bangan layanan penerbitan secara elektronik atau online (e-service publishing). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memberikan
kemudahan kepada pengguna jasa penerbitan maupun penge­
lola penerbitan dan sekaligus memperluas jangkauan pengguna
jasa penerbitan. Dengan diberlakukannya sistem pelayanan online ini, pengguna jasa penerbitan tidak perlu datang langsung
secara isik ke kantor UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI
Press), namun dapat memantau perkembangan proses pener­
bitan melalui website. Oleh karenanya sistem ini perlu didukung
oleh akses internet dan sarana perangkat keras jaringan seperti
server dengan kapasitas penyimpangan yang lebih besar. E-services publishing di desain seoptimal mungkin sehingga memberi­
kan leksibilitas dan kelengkapan layanan yang setara dengan
layanan langsung secara personal. Layanan tersebut sekali­
gus merupakan wadah komunikasi interaktif antara pengelola
penerbitan, penulis, penelaah (reviewer), dan dewan editor.
Output kegiatan e-service publishing berupa terbitan ilmiah yang
dapat disebarluaskan ke seluruh pemangku kepentingan secara
online juga melalui platform e-book. Dengan demikian, dukung­
an database yang terkait dengan penerbitan perlu dilengkapi se­
hingga prinsip layanan penerbitan yang eisien, transparan, dan
akuntabel dapat terpenuhi.
Program ini juga dapat mengakomodasi kegiatan kajian un­
tuk mengembangkan sistem layanan, platform, dan data base
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam manaje­
men penerbitan. Lingkup kegiatan kajian dapat pula berupa ka­
jian kebutuhan pasar terbitan, kebutuhan aplikasi teknologi un­
tuk menunjang penerbitan, dan kajian umpan balik pelanggan/
pengguna jasa serta analisis konten terbitan.

13

Laporan SPIP

14

RS 3: Penguatan Jejaring dan Kerja Sama Penerbitan
dengan Pemangku Kepentingan untuk Lingkup
Nasional, Regional Maupun Internasional
Tujuan rencana penguatan jejaring dan kerja sama penerbitan
dengan pemangku kepentingan untuk lingkup nasional, regional
maupun internasional adalah meningkatkan diseminasi dan pe­
manfaatan iptek melalui publikasi/terbitan ilmiah kepada ma­
syarakat pengguna.
Sasaran yang ingin dicapai untuk rencana penguatan jeja­
ring dan kerja sama penerbitan dengan pemangku kepentingan
untuk lingkup nasional, regional maupun internasional adalah.
a. Terwujudnya kerja sama penerbitan (distribusi/pemasar­
an, co-publishing) dengan pihak­pihak yang kompeten;
b. Tersedianya forum­forum interaksi (bedah buku, pamer­
an, diskusi buku), dengan calon pengguna dan pemangku
kepentingan;
c. Termanfaatkannya jejaring UPT Balai Media dan Re­
produksi (LIPI Press)untuk menunjang kinerja penerbitan
(distributor, asosiasi penerbit, dewan pakar, penerbit seje­
nis, komunitas buku);
d. Tersosialisasikannya panduan mutu terbitan kepada calon
pengguna.
Program ini memfasilitasi aspek kerja sama, pendistribu­
sian, dan pemasaran terbitan ilmiah yang difasilitasi oleh UPT
Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press). Untuk melaksanakan
amanah tersebut, UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press)
perlu memperkuat jejaring yang dimiliki saat ini. Berpartisipasi
aktif dalam suatu asosiasi penerbit merupakan salah satu keun­
tungan untuk memudahkan UPT Balai Media dan Reproduksi
(LIPI Press) dalam mengakses banyak informasi terkait dengan
pemasaran dan distribusi terbitan. UPT Balai Media dan Re­
produksi (LIPI Press) menjalin kerja sama dengan distributor
sesuai dengan prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak
(win-win solution).
Jejaring dari dewan pakar berbagai bidang juga perlu dirin­
tis untuk memberi masukan terkait dengan konten/substansi
buku untuk memperkaya bidang naskah yang dikelola, misal­
nya untuk menjaring naskah yang berisi topik­topik aktual saat
ini. Jalur komunikasi informal dan formal dengan jejaring pakar
juga dapat dimanfaatkan untuk meminimalisasi kemungkinan
penyalahgunaan materi terbitan (pelanggaran etika publikasi,
provokasi SARA) sehingga secara tidak langsung dapat menjadi
alat kontrol kualitas terbitan UPT Balai Media dan Reproduksi

(LIPI Press) yang telah beredar di masyarakat. Dengan demikian,
dalam menjalankan fungsi distribusi dan pemasaran terbitan, ti­
dak sepenuhnya dilakukukan sendiri oleh UPT Balai Media dan
Reproduksi (LIPI Press), namun melibatkan pihak­pihak lain yang
merupakan pelaku utama (key actors) di bidang distribusi dan
pemasaran.
Untuk mendorong diseminasi informasi terbitan maupun
layanan penerbitan di UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI
Press) dirancang beberapa forum kegiatan yang memungkinkan
interaksi antara calon pengguna, pemangku kepentingan, dan
pengelola, misalnya melalui forum pameran, book fair, bedah
buku, dan sejenisnya. Kegiatan yang sangat penting lainnya
adalah kegiatan sosialisasi/diseminasi pengetahuan tentang
mekanisme dan tata cara penerbitan, baik untuk lingkungan in­
ternal LIPI maupun luar LIPI. Hal ini disebabkan karena sebagai
penerbit ilmiah, konten/substansi ilmiah dari terbitan menjadi
lebih dominan dibandingkan sekadar perwajahan dan penampil­
an isik terbitannya sendiri.
Dalam rangka mendukung penjaminan mutu terbitan di
UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press), perlu ada upaya
diseminasi pengetahuan dan pelatihan agar proses­proses
dan mekanisme penerbitan dapat dipahami dan disadari oleh
pemangku kepentingan. Kegiatan diseminasi pengetahuan
dan pelatihan panduan mutu penerbitan ini bertujuan un­
tuk merubah pola pikir bahwa penerbitan tidak sama dengan
pencetakan. Lebih jauh lagi, kegiatan diseminasi pengetahuan
panduan mutu penerbitan dan pelatihan dapat bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman peneliti/penulis agar
mau memublikasikan hasil­hasil penelitiannya. Perlu didorong
agar peneliti selayaknya memiliki moto “publish or perish” se­
hingga ada proses pembelajaran untuk terus produktif meng­
hasilkan karya tulis ilmiah yang bermutu.

RS 4: Penguatan Standar Kualitas Terbitan
Tujuan dari rencana penguatan standar kualitas terbitan adalah
untuk meningkatkan kontribusi LIPI dalam mencerdaskan ke­
hidupan bangsa melalui penyediaan terbitan yang berkualitas
melalui implementasi panduan mutu penerbitan.
Sasaran rencana penguatan standar kualitas terbitan
adalah:

Gambaran Umum

a. Tersedianya panduan mutu/SOP penerbitan;
b. Tersedianya instrumen penilaian untuk pengambilan
keputusan penerbitan (sosio ekonomi naskah terbitan,
umpan balik pelanggan, dan lain­lain);
c. Terimplementasikannya panduan mutu penerbitan.

15

Laporan SPIP

16

Publikasi ilmiah yang berkualitas merupakan salah satu indi­
kator utama bagi keberhasilan atau kemajuan dari suatu lemba­
ga penelitian. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meru­
pakan lembaga penelitian keilmuan nasional yang publikasinya
dapat dijadikan acuan sehingga penjaminan mutu substansi
terbitan ilmiah harus dapat dipertanggungjawabkan. Untuk pen­
jaminan mutu terbitan UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI
Press), LIPI melalui Surat Keputusan Kepala LIPI No. 233/E/2012
tanggal 8 Maret 2012 telah membentuk dan menetapkan Dewan
Editor UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press), diangkat dan
bertanggung jawab kepada Kepala LIPI.
Dewan editor substansi (selanjutnya disebut Dewan Edi­
tor) ini beranggotakan pakar­pakar berbagai bidang keilmuan
naskah dan berasal dari LIPI. Dewan Editor selanjutnya bertang­
gungjawab untuk menetapkan penelaah naskah yang dapat ber­
asal dari dari LIPI maupun luar LIPI. Pakar dari luar LIPI dapat
berasal dari universitas di dalam dan luar negeri, litbang kemen­
terian/lembaga lainnya, dan profesional.
Untuk memastikan standar kualitas terbitan yang dihasil­
kan oleh UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) dapat ber­
jalan secara konsisten dan sinambung, panduan mutu mutlak
diimplementasikan. UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press)
telah menyusun panduan layanan penerbitan dan terus disem­
purnakan sesuai dengan tuntutan standar kualitas dan regulasi
untuk buku ilmiah. Hal itu sesuai dengan visi UPT Balai Media
dan Reproduksi (LIPI Press) yang menjadikan wadah penerbit­
an ini sebagai acuan penerbitan ilmiah di LIPI. Sebagai salah
satu satker layanan, penerapan panduan tata kelola penerbitan
tersebut harus sejalan dengan implementasi manajemen mutu
sesuai ISO 9001:2008. Lebih jauh lagi, sebagai representasi LIPI,
LIPI Press harus menjadi lembaga acuan penerbit ilmiah nasi­
onal yang terakreditasi.
Untuk meningkatkan motivasi peneliti di LIPI dalam mener­
bitkan buku, UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) beru­
paya menerapkan sistem insentif bagi penulis. Sistem insentif
ini merupakan bentuk penghargaan (reward) bagi peneliti yang
berkomitmen untuk menghasilkan buku ilmiah berkualitas. Se­
lain berupa pembiayaan penuh dari mulai veriikasi sampai dis­
tribusi buku ke toko­toko buku seluruh Indonesia, dalam skala
terbatas LIPI Press menyelenggarakan forum/diskusi atau be­
dah buku­buku terpilih. Insentif dapat pula berupa pemberian
sejumlah uang yang besarannya disesuaikan dengan aturan
keuangan APBN.
Untuk meningkatkan produktivitas terbitan ilmiah sekali­
gus mengantisipasi keterbatasan sumber daya anggaran yang

dimiliki oleh UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press), perlu
ditetapkan suatu instrumen penilaian untuk menentukan pe­
ringkat naskah. Instrumen penilaian naskah ini dapat digunakan
untuk pemberian insentif penulis atau penentuan terbitan yang
akan diekspos ke publik (melalui bedah buku, peluncuran buku,
dan pertukaran copyright buku). Penilaian ini melibatkan panel
dewan editor substansi dan pimpinan Eselon 1­LIPI serta mem­
pertimbangkan kesesuaian tema atau topik buku pada penye­
lenggaraan kegiatan tertentu.

D. Kebijakan Strategis
Kebijakan strategis UPT Balai Media Reproduksi (LIPI Press) pada
prinsipnya ditetapkan untuk mendukung tujuan dan sasaran
strategis satker, yang meliputi aspek­aspek sebagai berikut.

1. Penguatan kelembagaan dan jejaring

Gambaran Umum

Strategi penguatan kelembagaan dan jejaring dilakukan ter­
utama untuk mendukung layanan penerbitan ilmiah, yang meli­
puti proses veriikasi, penelaah dan penilaian naskah, pracetak,
pengadaan pencetakan, dan distribusi serta diseminasi terbitan.
Penguatan kelembagaan ini juga harus didukung oleh struktur
yang tepat (right size) dan tata kelola (governance) penerbit ilmiah
yang akuntabel. Untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan
penerbit ilmiah, UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) su­
dah mengusulkan naskah akademik penataan organisasi pener­
bit ilmiah yang pada intinya untuk mengantisipasi perkembang­
an layanan bidang penerbitan ilmiah.
Penguatan kelembagaan dan jejaring serta pemanfaatan
teknologi terkini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas
dan kapabilitas layangan penerbitan yang eisien, akuntabel,
dan transparan. Peningkatan jejaring juga meliputi penguatan
jejaring pakar (penelaah), penulis, mitra penerbitan lainnya,
pencetakan, dan editor teknis penerbitan serta kerja sama de­
ngan penerbit ilmiah lain yang memiliki reputasi internasional.
Di dalam penyusunan rencana kegiatan, UPT Balai Media
dan Reproduksi (LIPI Press) mengaitkannya dengan Kebijakan
Strategis dan Program Perencanaan LIPI yang juga mengacu
pada Program Perencanaan Nasional (Jakstra dan Propenas),
dan memanfaatkan serta mencari peluang kerja sama baik
dalam maupun luar negeri.
UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) menetapkan
pola pengelolaan kegiatan yang efektif, antara lain meliputi tin­
dakan: (1) menetapkan sistem perencanaan program, pelaksa­
naan, pemantauan, dan pelaporannya; (2) menentukan sasaran
kegiatan yang jelas dan terukur.

17

Laporan SPIP

18

2. Penguatan SDM dan kompetensi
Strategi penguatan SDM dan kompetensi di UPT Balai Media dan
Reproduksi (LIPI Press) adalah dengan cara mengoptimalkan
sumber daya yang ada saat ini, yaitu sumber daya yang berupa
sarana dan prasarana, jejaring kerja sama, program rencana
kerja, sistem manajemen/tata kelola kegiatan, dan SDM lintas
fungsi serta lintas satuan kerja.
Di dalam penyusunan program dan recana kerja, UPT Ba­
lai Media dan Reproduksi (LIPI Press) mengintegrasikan dan
menyelaraskan kompetensi inti yang ada serta memperhatikan
isu­isu strategis pada lingkup nasional, regional maupun inter­
nasional.
Strategi yang ditempuh untuk memenuhi kebutuhan or­
ganisasi akan SDM yang berkualitas pada prinsipnya adalah
menerapkan konsep manajemen pengetahuan (knowledge management) yang mengintegrasikan tiga elemen pengelolaan pen­
getahuan organisasi. Elemen pengelolaan pengetahuan terse­
but adalah proses manusia, sistem organisasi, dan teknologi.
Sinergitas antarelemen secara seimbang dibutuhkan dalam
rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis UPT Balai Me­
dia dan Reproduksi (LIPI Press). Penerapan manajemen penge­
tahuan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dengan
mempertimbangkan aspek jenjang karir, minat, dan kemam­
puan (softskill dan hardskill) serta kebutuhan organisasi sesuai
visi, misi, dan tujuannya.
Organisasi juga berkewajiban untuk membangun suasana
kerja yang kondusif dengan menumbuhkan nilai­nilai utama
(core values) yang baik seperti bekerja dalam tim (team work),
koperatif, menumbuhkan rasa percaya sesama pegawai (trust
building), kerelaan untuk berbagi pengetahuan, dan mengurangi
hambatan (barrier) dalam berkomunikasi. Organisasi juga harus
menjadwalkan kegiatan berbagi pengetahuan (knowledge sharing) dan eksternalisasi pengetahuan secara formal dan informal
antarkaryawan dan pekerja pengetahuan (knowledge worker).
Satu strategi penting untuk SDM adalah terus mendorong
penerapan sistem penghargaan dan disiplin (reward and punishment) untuk memacu kinerja individu. Penghargaan yang dimak­
sud dapat berupa penghasilan yang bersifat inansial (selama
dalam koridor aturan yang berlaku) dan penghargaan non­i­
nansial seperti kesempatan untuk meningkatkan kinerja tugas
masing­masing (misalnya melalui job enlargement dan job enrichment).
Peningkatan pengetahuan SDM tersebut dapat ditempuh
melalui:

a. Mengikutsertakan pegawai pada forum­forum peningkat­
an kapasitas melalui kegiatan seminar/training, termasuk
pemagangan kerja (internship) penerbit dan studi banding;
b. Mendukung para pegawai untuk meraih gelar pendidikan
yang lebih tinggi dengan tetap mempertimbangkan dina­
mika kinerja organisasi secara keseluruhan. Jalur pendidik­
an yang lebih tinggi merupakan salah satu upaya untuk
menangkap pengetahuan dalam rangka mendukung tu­
gas fungsi masing­masing;
c. Memberi kesempatan setiap karyawan untuk menduduki
jabatan (struktural dan fungsional) dan rotasi pegawai se­
suai dengan minat dan prestasi kinerja;
d. Melakukan pendampingan dan pemagangan kerja (mentorship, internship, dan coaching) antarkaryawan maupun
dengan pihak eksternal (mitra editor, penerbit, pakar, dan
narasumber lainnya);
e. Menetapkan agenda untuk kunjungan ke toko buku, kun­
jungan ke penerbit ilmiah sejenis, pameran buku, bedah
buku dalam rangka meningkatkan wawasan penerbitan
dan perbukuan;
f.

Meningkatkan keikutsertaan karyawan dalam pengambil­
an keputusan yang berhubungan dengan penerapan ke­
bijakan internal yang terkait dengan kinerja kepegawaian.

3. Peningkatan manajemen dan kualitas infrastruktur
pendukung kegiatan

Gambaran Umum

Dalam menyediakan layanan penerbitan ilmiah UPT Balai Media
dan Reproduksi (LIPI Press) sudah menerapkan standar mutu
layanan bagi pengguna jasa, yaitu sistem manajemen mutu
(SMM) penerbitan ilmiah sesuai ISO 9001:2008, juga penerapan
akreditasi penerbit ilmiah.
Untuk melaksanakan tata kelola dan penerapan sistem
mutu penerbit ilmiah harus didukung oleh infrastruktur yang
memadai. Pengadaan sarana dan prasarana penerbitan juga
harus memperhatikan perkembangan iptek dan isu­isu strategi
yang berkembang saat ini. Teknologi digital dan kecepatan arus
informasi melalui internet juga menjadi pemicu perkembangan
dunia penerbitan yang harus diantisipasi saat ini dan ke depan.
Berbagai macam platform buku elekronik (e-book) dan aplikasi
layanan penerbitan serta terbitan ilmiah harus diwujudkan un­
tuk mendukung layanan secara elektronik (e-service publishing)
yang lebih eisien, transparan, dan akuntabel.

19

Laporan SPIP

20

Dalam menentukan sarpras penerbitan, UPT Balai Media
dan Reproduksi (LIPI Press) harus mempertimbangkan aspek
lingkungan, misalnya mengurangi oplah buku tercetak dan men­
dorong kebijakan penggunaan layanan elektronik (online). Peng­
adaan infrastruktur pengolah data (komputer personal, alat
cetak) standar spesiikasi penerbitan (high speciication) dan ap­
likasi perangkat lunak penerbitan dan publikasi juga dimaksud­
kan untuk mendukung kegiatan.

4. Pengembangan sumber pendanaan
Kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumber daya pen­
danaan di UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) harus
berpegang teguh pada prinsip­prinsip ketaatazasan, karena
pada prinsipnya anggaran yang dikelola oleh organisasi ini ber­
asal dari rakyat dan pembayar pajak. Prinsip­prinsip akuntabili­
tas dalam pengelolaan anggaran menjadi suatu kewajiban bagi
seluruh sivitas untuk memenuhi kebutuhan pengguna layanan.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi UPT Balai Media dan
Reproduksi (LIPI Press) karena di sisi lain sebagai satker penerbit
yang melayani pengguna di LIPI dan non LIPI, seluruh sivitas di­
tuntut lebih profesional.
Sebagai konsekuensi dari semakin strategisnya fungsi
penerbitan ilmiah UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press)
sebagai penerbit ilmiah, semakin tinggi tuntutan kualitas dan
kinerja penerbitan jasa UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI
Press), termasuk kerja sama penerbitan dengan pihak eksternal.
Kerja sama yang berdampak pada transaksi keuangan harus
dikelola melalui skema pendanaan PNBP. Berdasarkan pertim­
bangan amanah UU no 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, kebi­
jakan pendanaan penerbitan ilmiah dari sivitas LIPI saat ini di­
upayakan dari dana DIPA RM UPT Balai Media dan Reproduksi
(LIPI Press). Hal ini sekaligus meningkatkan motivasi peneliti LIPI
untuk produktif, karena pada prinsipnya tidak semua peneliti
dan satker memiliki akses sumber pendanaan untuk mener­
bitkan buku bermutu. Kebijakan alokasi pendanaan juga diuta­
makan untuk menjaga kualitas dan standar penerbitan ilmiah
sesuai kaidah dan ketentuan yang berlaku melalui pelaksanaan
sosialisasi mekanisme penerbit ilmiah, forum berkala dewan ed­
itor, mediasi naskah, dan pemberian penghargaan buku terbaik.
Keseluruhan upaya ini pada prinsipnya dilakukan dalam rangka
meningkatkan produktivitas buku LIPI yang pada akhirnya me­
ningkatkan daya saing LIPI sebagai salah satu organisasi berke­
las dunia.

21

BAB III
GAMBARAN UMUM
PENYELENGGARAAN SPIP
Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 60 Ta­
hun 2008, Sistem Pengendalian Intern (SPI) dideinisikan sebagai
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai un­
tuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan eisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang­undangan. Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) wajib diselenggarakan secara menyelu­
ruh di lingkungan pemerintah (unit kerja)dan daerah.

A. Tujuan SPIP
Penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk mencapai beberapa tu­
juan yang mencakup:
a. Efektiitas dan eisiensi pencapaian tujuan Instansi Peme­
rintah sebagai bagian dari organisasi penyelenggara ne­
gara.
b. Keandalan pelaporan keuangan Instansi Pemerintah se­
hingga dapat dipercaya, baik oleh pihak internal maupun
pihak eksternal Instansi Pemerintah yang berkepentingan
dengan informasi di dalam laporan keuangan.
c. Pengamanan aset negara yang dikelola Instansi pemerin­
tah dan digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan
instansi tersebut.
d. Ketaatan terhadap peraturan perundang­undangan yang
berlaku bagi Instansi Pemerintah sebagai unsur penye­
lenggara negara.

Laporan SPIP

22

B. Unsur-Unsur SPIP
SPIP wajib diselenggarakan untuk memberi keyakinan mema­
dai bagi tercapainya empat tujuan yang merupakan pilar­pilar
penopang dari perwujudan tujuan berbangsa dan bernegara.
Pilar­pilar penyangga tersebut harus dibangun di atas fondasi
unsur­unsur SPIP yang terdiri dari:
a. Penciptaan lingkungan pengendalian yang kuat sebagai­
mana yang dimaksud dalam pasal 4 s.d. 12 Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008.
b. Penilaian risiko sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
13 s.d. 17 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
untuk dapat mengantisipasi atau mengelola risiko yang
dapat menggagalkan pencapaian tujuan.
c. Perancangan kegiatan pengendalian sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 18 s.d. 40 Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 untuk mengamankan tiap proses
yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Penetapan mekanisme informasi dan komunikasi seba­
gaimana yang dimaksud dalam pasal 41 s.d. 42 Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 sehingga dapat menge­
tahui dan mendeteksi secara dini setiap permasalahan
yang dihadapi dalam berorganisasi untuk mencapai tu­
juan.
e. Pemantauan untuk menilai efektivitas sistem pengendali­
an sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 43 s.d. 46
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008.
Kegiatan penerapan unsur SPIP adalah kegiatan di mana in­
frastruktur yang telah ada diterapkan sebagai suatu proses yang
terintegrasi dengan tindakan dan kegiatan para pejabat dan
pegawai UPT Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press), dengan
langkah­langkah sebagai berikut:
a. Mengintegrasikan unsur­unsur SPIP pada setiap tindakan
dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok.
b. Melaksanakan unsur­unsur SPIP sebagai suatu proses
yang melekat dalam kegiatan pelaksanaan tugas pokok.
c. Menerapkan unsur­unsur SPIP secara dinamis dengan
melakukan penyempurnaan apabila terdapat risiko atau
masalah yang diperkirakan akan menghambat pencapai­
an tujuan.

23

BAB IV
PENILAIAN RISIKO DAN RENCANA
TINDAK PENGENDALIAN
PENYELENGGARAAN SISTEM
PENGENDALIAN INTERN

A. Penilaian Risiko pada Tingkat Kegiatan
Utama
1. Uraian dan tujuan kegiatan
Uraian dan tujuan kegiatan yang dianalisis pada prinsipnya di­
jabarkan dalam uraian tujuan strategis UPT Balai Media dan
Reproduksi (LIPI Press) sebagaimana Lampiran 2, sedangkan
uraian tujuan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1berikut ini.
Tabel 1. Uraian Tujuan Kegiatan
No

Kegiatan

Tujuan Kegiatan

1

2

3

1

Layanan
Menyediakan
Penerbitan layanan penerbi­
Ilmiah
tan ilmiah yang
profesional, inova­
tif dan akuntabel
serta memastikan
penerapan stan­
dar dan kaidah
yang ditetapkan
untuk penerbitan
ilmiah

Operasional/ Ketaatan/
Keselarasan dengan tujuan/
Keuangan/
sasaran strategis
Asset
4

5

Meningkatkan kinerja layanan
penerbitan menjadi lebih
eisien, transparan dan akun­
tabel.
Meningkatkan kapasitas
diseminasi dan pemanfaatan
iptek melalui publikasi/terbi­
tan ilmiah kepada masyarakat
pengguna.
Meningkatkan kontribusi LIPI
untuk mencerdaskan kehidu­
pan bangsa melalui penyedi­
aan terbitan yang berkualitas
melalui implementasi pan­
duan mutu penerbitan.
Meningkatkan kontribusi LIPI
untuk penyediaan terbitan
yang berkualitas melalui
implementasi panduan mutu
penerbitan.

Dikoordinasikan di seksi
Penyiapan Bahan dan
Produksi dan Ketatausahaan,
yang meliputi subfungsi (1)
Penyuntingan Naskah, (2)
Produksi, (3) Diseminasi dan
Kerja Sama

Laporan SPIP

24

2. Identiikasi risiko
Kegiatan layanan penerbitan yang dianalisis terdiri dari delapan
tahapan kegiatan yang merupakan satu kesatuan bisnis proses
utama di LIPI Press. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 maka
ada penurunan uraian risiko dari 74 menjadi 58 uraian risiko di
tahun 2016. Hal ini disebabkan karena sudah mulai berjalannya
SPIP di tahun 2016 sesuai dengan prosedur, sehingga banyak
uraian risiko yang diawal pelaksanaan SPIP 2015 masih belum
ter manage dengan baik, sudah mulai bisa tertangani dan diken­
dalikan dengan baik di tahun 2016. Berikut rincian dalam Tabel
Identiikasi Risiko (Lampiran 3). Kedelapan tahapan kegiatan
yang dimaksud terdiri dari 1) veriikasi naskah, 2) penilaian dan
penelaahan naskah, 3) copy editing, 4) visual editing, 5) proofreading, 6) predummy, 7) pengadaan percetakan, dan 8) pendistribu­
sian serta diseminasi.
Berdasarkan hasil indentiikasi risiko dan penyebabnya,
sumber ri