Tipe & Size (, 904K)

Kota Kekerabatan Maja dan Masa Depan

Oleh

: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar)

Persoalan perumahan masih menjadi salah satu issue penting dalam pembangunan ekonomi
mengingat

sektor perumahan

memiliki peran sebagai salah satu motor penggerak

perekonomian dan memiliki multiplier effect pertumbuhan suatu daerah. Persoalan perumahan
sampai saat ini adalah bagaimana mengatasi jumlah backlog perumahan yang pada tahun 2009
sudah mencapai 7,4 juta.

Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian kita dalam menangani persoalan perumahan
tersebut adalah tersedianya lahan untuk perumahan permukiman. Dalam kaitan ini tentunya
peran pemerintah daerah untuk memastikan tersedianya lahan untuk perumahan dan
permukiman menjadi sangat penting. Upaya pemerintah daerah untuk mencari lahan untuk

dijadikan kawasan permukiman yang strategis, layak dan nyaman serta sesuai dengan tata ruang
menjadi faktor kunci keberhasilan pembangunan perumahan.

Jakarta sebagai kota inti Metropolitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)
dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan memiliki daya tarik tinggi bagi pencari
kerja dan urbanisasi membutuhkan perumahan yang layak bagi masyarakatnya. Karena
kelangkaan lahan dan tingginya harga lahan di Jakarta menyebabkan penyediaan perumahan
khususnya

bagi masyarakat berpenghasilan bawah menjadi kendala. Upaya mendorong

pengembangan kawasan perumahan yang berada disekitar Jakarta menjadi satu kesatuan
sistem pembangunan dengan Metropolitan Jabodetabek merupakan salah satu langkah untuk
mengatasi kendala kebutuhan lahan tersebut.

Demikian juga dukungan yang diberikan

Pemerintah untuk mengatasi hal ini akan membantu upaya Pemerintah Daerah dalam
mengatasi persoalan kebutuhan perumahan.


Guna menjawab permasalahan tersebut, salah satu lokasi yang potensial untuk mendukung
sebagian kebutuhan perumahan wilayah Jabodetabek adalah Maja. Berada pada koridor barat
dari sisi Kota Jakarta, sedangkan secara administrasi Maja ini terletak pada 3 kabupaten yaitu

Kabupaten Lebak, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang. Maja berpotensi sebagai salah
satu penyangga Metropolitan Jakarta. Guna meningkatkan dan mendorong pembangunannya
Maja

ditetapkan

sebagai

Kota

Kerabatan

Maja

berdasarkan


Surat

Kemenpera

No.02/KPTS/M/1998. Maja merupakan kawasan permukiman skala besar guna menampung
kebutuhan perumahan kedepan. Bahkan pada tahun 1996 pengembangan Maja menjadi agenda
pembahasan pada sidang kabinet dan rapat kerja DPR. Tak hanya itu, pengembangan Maja
sebagai pusat pertumbuhan baru akan memberikan kontribusi dalam menanggulangi kebutuhan
perumahan di Jabodetabek khususnya Jakarta.

Gambaran Umum Kota Kekerabatan Maja
Kota Kekerabatan Maja diproyeksikan menjadi salah satu penyangga di bagian barat
Metropolitan Jakarta. Kedudukannya dalam konteks wilayah yang lebih luas, cukup strategis
dan terletak di 2 propinsi (Jawa Barat dan Banten) seperti terlihat pada gambar 1 (satu).
Beberapa area Bodetabek yang saat ini menjadi penyangga kota Jakarta untuk beberapa tahun
yang akan datang akan menjadi sangat padat.

Sementara, saat ini disisi barat Jabodetabek terdapat lahan yang masih luas dan memiliki
potensi yaitu Maja, yang terletak pada 3 kabupaten yaitu Lebak, Tangerang dan Bogor. Luas area
Maja secara keseluruhan mencapai 10.900 Ha dengan rincian Kecamatan Maja di Kabupaten

Lebak seluas 5250 Ha, Kecamatan Cisoka dan Tigaraksa di Kabupaten Tangerang seluas 2650 Ha,
dan Kecamatan Tenjo di Kabupaten Bogor seluas 3000 Ha. Hingga sekarang terdapat 17
develepor yang memiliki sekitar 3.565 Ha dan telah mulai membangun dan kemudian berhenti
semenjak Indonesia mengalami krisis pada tahun 1997 – 1998.

Gambar 1 Kedudukan Maja dalam Konstelasi Wilayah

BOGOR

SERANG
JAKARTA

BANDUNG

MAJA

Potensi yang ada disekitar maupun yang dimiliki Maja sangat mendukung langkah agar Maja
menjadi pusat kegiatan baru di bagian barat Jabodetabek. Tak hanya itu, tidak jauh dari Maja,
tepatnya sebelah utara terdapat kawasan atau Zona Industri Banten (Tangerang), dengan pusat
kota di daerah Balaraja.

Keberadaan kawasan industry ini tentunya sangat membantu dengan member peluanbg bagi
Kota Baru Maja menjadi sebuah pusat pertumbuhan yang dapat difokuskan pada kegiatan agroindustri. Sementara itu, salah satu program andalan yang memiliki nilai strategis pemerintah
berada di sisi barat Jabodetabek, tepatnya di lokasi Bojonegoro, dengan dibangunnya pelabuhan
curah kering dalam kapasitas dan skala internasional.
Dengan adanya pembukaan pelabuhan ini pastinya akan memberikan dorongan terhadap
berbagai kegiatan sehingga akan banyak menyerap tenaga kerja dalam menjalankan
operasionalnya. Tak hanya itu, pengembangan Kota Baru Maja dengan prioritas keunggulan
yang memanfaatkan posisi (dari segi wilayah), dapat diarahkan untuk mendukung tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas tersebut.

Maja yang terletak di 3 (tiga) wilayah Kabupaten meliputi 4 Kecamatan, yaitu: Kecamatan Maja
(Kabupaten Lebak); Kecamatan Cisoka dan Solear (dulu Tigaraksa, Tangerang); dan Kecamatan
Tenjo (Kabupaten Bogor). Deliniasi Kasiba Maja dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini:
Gambar 2 Deliniasi Wilayah

Aksesibilitas
Kota Kekerabatan Maja merupakan salah satu terobosan dan menjadi alternative counter
magnet bagi Kota Metropolitan Jabodetabek. Setelah adanya konsep Maja bagi masyarakat
tentunya, hal yang paling diperhatikan selanjutnya adalah masalah akses. Saat ini pintu masuk
utama Maja dapat dilalui melalui dua jalan bebas hambatan. Pertama melalewati jalan Tol

Jakarta-Tangerang sepanjang 16 Kilometer atau menggunakan jalan Tol Tangerang-Merak
sepanjang 77 Kilometer seperti yang terdapat pada gambar 2.
Gambar 2 Tol Jakarta – Merak

Jalan raya yang digunakan sebagai aksesibilitas inter dan antar Kota Maja dapat dilalui melalui
kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Transportasi lokal disediaka oleh tra sportasi se i
private seperti ojek ke daraa beroda dua da taksi gelap. A gkuta Bus A tar Kota Jurusa
Maja – Kalideres via Kopo – Cikande – Balaraja – Tol Tangerang); serta angkutan dalam Kawasan
(Ojek, dan Omprengan); serta Angkutan Umum (Taman Adiyasa – Balaraja).
Gambar 3 Moda Transportasi Publik yang melayani Maja

Untuk masalah transportasi yang mendukung Kota Jakarta sepertinya tidak terlalu mengalami
kendala. Pasalnya, selain transportasi darat berupa angkutan umum, daerah ini juga dilewati
oleh transportasi massal seperti angkutan kereta api yang menjadi pilihan moda transportasi
Jakarta-Maja PP (Pulang-Pergi) sebanyak 16 trip per hari. Untuk mendukung pengembangan
Kota Baru Maja sebagai dormitory Jakarta, saat ini juga tengah dibangun kereta api double track
menuju Maja oleh Kementerian Perhubungan.
Gambar 4 Jalur Double Track yang sedang dalam konstruksi dan Stasiun Maja

Gambar 5 Stasiun kereta api yang telah terbangun dengan prasarana jalan yang baru


Perkembangan Pembangunan Rumah
Proyek pengembangan hunian baru guna mendukung Kota Jakarta ternyata telah dilakukan
jauh-jauh waktu. Pembangunan perumahan di Kota Maja telah dilaksanakan sejak tahun 2006
oleh Pengembang untuk pembangunan RSS tipe 21/60 dan tipe 21/72. Perkembangan
selanjutnya, pada tahun 2009 silam, telah berdiri sekitar 7511 unit rumah, dengan kondisi
beberapa rumah mengalami kerusakan sehingga dalam perencanaan kedepannya akan ditata
kembali. Sementara pada tahun yang sama, perkembangan pembangunan rumah baru berkisar
100 unit rumah. Karena itulah, pembangunan rumah-rumah tersebut perlu didorong terus agar
pembangunan Kota Baru Maja bisa maksimal. Berdasarkan rencana, pengembangan Kota Maja
akan dapat menampung total 304.110 unit rumah

Gambar 7 Kondisi rumah saat ini dan akan direncanakan ulang

Rencana Pengembangan Kota Maja
Kota Metropolitan Jabodetabek pada tahun-tahun mendatang telah mengalami permasalahan
menyangkut perumahan. Karena itulah Kota Maja ini diproyeksikan menjadi alternatif lokasi
tempat tinggal bagi masyarakat menengah-bawah. Selain itu, Kota Maja ini juga menjadi lokasi
rumah tinggal bagi pekerja industri. Seperti kita ketahui bersama, untuk pengembangan
perumahan dan kota baru yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan menengah-atas

di sisi barat Jabodetabek sudah dikembangkan pada lokasi Serpong dan Karawaci (Tangerang).

Rencana pengembangan terhadap Kota Maja merupakan upaya untuk mewujudkan harapan
agar salah satu peran Kota Baru Maja dapat berkontribusi dalam mengurangi beban kota
Jakarta, melalui pembangunan perumahan dan penciptaan lapangan pekerjaan. Perkembangan
pusat kegiatan baru di Maja kedepannya diharapkan mampu memberikan dan menyediakan
lebih banyak pekerjaan dan pembangunan perumahan, terutama untuk golongan masyarakat
menengah ke bawah, begitu juga dengan pembangunan kawasan industri yang tepat dan
sesuai tentunya akan menyerap banyak tenaga kerja.

Rencana kedepan, Kota Maja memiliki visi agar dapat menjadi kota yang Friendly city, Integrated
Housing, dan Green development. Kota Baru Maja dengan luas total 10.900 Ha, mempunyai
asumsi dalam satu unit rumah diisi oleh 5 (lima) orang, maka daya tampung penduduk di
kawasan Maja dapat mencapai total 1.520.550 jiwa, dengan rincian untuk Kasiba Maja sebanyak
632.375 jiwa, Kasiba Cisoka-Tigaraksa sebanyak 369.675 jiwa, serta Kasiba Tenjo sebanyak
418.500 jiwa. Pengembangannya akan diprioritaskan pada Kabupaten Lebak seluas 5250 Ha,
sebagai tahap pertama pembangunan.

Dengan tujuan pembangunan Maja yang berkesinambungan, maka tahap awal pembangunan
Kota Maja akan difokuskan pada pengembangan dan peningkatan aksesibilitas, infrastruktur dan

fasilitas kota baru untuk melayani masyarakat menengah bawah. Selain itu akan dibangun
infrastruktur dan utilitas yang terhubung dengan infrastruktur regional. Keberhasilan

pembangunan tahap awal tersebut merupakan daya tarik bagi pembangunan tahap berikutnya
yang pada gilirannya menjadi percepatan pembangunan Kota Kekerabatan Maja seutuhnya.