analisis pengembalian barang bukti pelanggaran lalu linta oleh pegawai pengadilan berdasarkan hukum pidana indonesia.

ABSTRAK

Pada saat ini jumlah kendaraan bermotor setiap hari semakin bertambah,
dengan bertambahnya jumlah kendaraan maka bertambah pula pelangaranpelanggaran lalu lintas. Tindakan terhadap pelangaran lalu lintas menjadi wewenang
pihak kepolisian lalu lintas (polantas) yang kemudian hasil dari penindakan pelangaran
lalu lintas tersebut dilimpahkan kepada Pengadilan Negeri dalam hal ini bagian tilang,
dalam pengembalian barang bukti pelanggaran lalu lintas oleh Pegawai Pengadilan
Negeri dalam prakteknya ada sebagian barang bukti pelanggaran lalu lintas tersebut
yang dikembalikan tanpa melalui persidangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganilisis apakah perbuatan pengembalian barang bukti
pelanggaran lalu lintas tanpa melalui acara persidangan yang dilakukan oleh Pegawai
Pengadilan Negeri merupakan tindak pidana dan untuk mengetahui bagaimana
pertanggungjawaban pidana terhadap pegawai Pengadilan Negeri terjadinya
pengembalian barang bukti pelanggaran lalu lintas tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
yuridis normatif. Yaitu menelusuri, mengkaji, dan meneliti data sekunder yang bekaitan
dengan penelitian ini. Spesifikasi penelitian yang digunakan yaitu deskriptip analisis
yaitu dengan menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
dikaitkan dengan teori-teori hukum dalam praktik pelaksanaannya. Tahap penelitian
menggunakan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan
tersier. Teknik pengumpulan data diperoleh dari studi kepustakaan dan wawancara

dengan para pelanggar, hakim dan panitera pada Pengadilan Negeri, jaksa pada
Kejaksaan Negeri, anggota polisi pada Polres Bandung dianalisi untuk menunjang data
sekunder.
Dari hasil penelitian bahwa Perbuatan pegawai Pengadilan Negeri pada bagian
tilang yang mengembalikan barang bukti pelanggaran lalu lintas tanpa melalui
persidangan serta mengambil dan memiliki sebagian uang denda yang dititipkan oleh
pelanggar lalu lintas yang seharusnya seluruh uang denda tersebut disetorkan ke kas
Negara dan dilakukan secara terus menerus merupakan tindak pidana sebagaimana
diatur dalam Pasal 372 KUHP jo Pasal 64 ayat (2) KUHP. Tindakan penggelapan uang
denda pelanggaran lalu lintas yang dilakukan secara sengaja dan secara terus menerus
telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana dalam Pasal 372 KUHP jo Pasal 64 ayat (2)
KUHP. Ketika melakukan perbuatan tersebut Pegawai Pengadilan Negeri mampu
bertanggungjawab maka Pegawai Pengadilan pada bagian tilang dapat diminta
pertanggungjawaban pidana.

i