Efek Sari Kukusan Brokoli (Brassica oleracea var italica) Terhadap Berat Limpa dan Gambaran Histopatologis Limpa Pada Mencit Model Kolitis.

(1)

iv

ABSTRAK

EFEK SARI KUKUSAN BROKOLI (Brassica oleraceae var italica) TERHADAP BERAT LIMPA dan GAMBARAN HISTOPATOLOGIS LIMPA

PADA MODEL MENCIT KOLITIS

Christina Indrayanti, 2010. Pembimbing : Lusiana Darsono, dr., M. Kes

Kolitis ulserativa (UK) adalah suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai dengan adanya inflamasi difus pada mukosa usus. Model mencit yang diinduksi kolitis akan menunjukkan tanda-tanda inflamasi yang serupa dengan UK pada manusia yaitu pembesaran dan perubahan gambaran histopatologis limpa. Brokoli mengandung senyawa antioksidan seperti sulforafan yang dapat menghambat terjadinya gambaran klinik tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sari kukusan brokoli terhadap berat limpa dan luas zona marginalis pada gambaran histologis limpa pada mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS.

Penelitian ini dilakukan pada mencit galur Balb/C jantan berumur 8 minggu dengan berat rata-rata 20-25 gram yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan (n=5). Kelompok kontrol negatif hanya diberi aquadest. Kelompok kontrol positif diinduksi kolitis tanpa pemberian sari kukusan brokoli. Kelompok kontrok brokoli diberi sari kukusan brokoli tanpa diinduksi kolitis dengan DSS. Kelompok I, II, III diberi sari kukusan brokoli dengan dosis berturut-turut 0,5 mL, 1 mL, dan 1,5 mL dan diinduksi kolitis dengan DSS 2,5% selama 7 hari. Perlakuan diberikan selama 14 hari. Parameter yang diamati adalah berat organ limpa dan luas zona marginalis pada gambaran histologis limpa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang diberi sari kukusan brokoli dalam berbagai dosis memiliki berat limpa dan luas zona marginalis yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Dosis 1,5 mL memiliki berat limpa dan gambaran luas zona marginalis pada gambaran histologis paling rendah dibandingkan dengan yang diberi dosis 0,5 mL dan 1 mL.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian sari kukusan brokoli dengan dosis 1,5 mL merupakan dosis terbaik untuk mengurangi berat limpa dan luas zona marginalis limpa pada mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS. Kata kunci : Kolitis ulserativa, Dextran Sulphate Sodium (DSS), Brokoli


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF BROCCOLI (Brassica oleraceae var italica) STEAMED JUICE TOWARDS SPLEEN WEIGHT AND HISTOPATHOLOGICAL

APPEARANCE IN COLITIS MICE MODEL Christina Indrayanti, 2010. Supervisor : Lusiana Darsono, dr., M. Kes

Ulcerative colitis (UC) is a chronic inflammatory bowel disease characterized by diffuse mucosal inflammation and ulceration restricted to the colon and extends proximally. This mice model showed inflammatory sign of the spleen similar to UC in human, characterized by enlargement and alteration of histopathological appearance of the spleen. Broccoli contains sulforaphane, which is considered to be effective in preventing colitis due to its antioxidant activity.

The aim of this research is to examine the effect of steam broccoli juice towards spleen weight and histopahological splenic marginal zone width in colitis mice model.

Eight week old Balb/C male mice (20-25 g) were divided into six groups (n=5). The control groups were given only aquadest (negative control group) and broccoli steamed juice (broccoli control group) for 14 days. The other four groups were induced by DSS (2.5%) for 7 days, and after that were treated with aquadest (positive control group), 0.5 mL (group I) , 1 mL (group II), and 1.5 mL (group III) of broccoli steamed juice, for another 7 days. All mice were humanly sacrificed on the 15th day, spleen were obtained, weighed, and examined histopathologically. Data were analyzed by One-Way ANOVA continued with Tukey-HSD (α = 0.05).

The result of this research indicates that groups treated with broccoli steamed juice showed decreased spleen weight and splenic marginal zone compared to DSS treated group. Group III has the lowest spleen weight and splenic marginal zone compared to group I and II.

As conclusions, administration of broccoli steamed juice decreases spleen weight and splenic marginal zone in colitis mice model and 1.5 mL/ day of broccoli steamed juice is the most effective dose.


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTRA TABEL... xii

DAFTAR GRAFIK... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 2

1.3 Maksud dan Tujuan...3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

1.5 Kerangka Penelitian... 3

1.6 Hipotesis... 5

1.7 Metodologi... 5

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian... 6


(4)

ix

2.1Anatomi Limpa... 7

2.2Histologi Limpa... 9

2.3Imunologi... 14

2.4Kolitis Ulserativa... 17

2.5Model Hewan Kolitis... 21

2.6Antioksidan... 23

2.7Brokoli... 28

BAB 3 ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1Subjek, Alat dan Bahan penelitian... 35

3.1.1Subjek Penelitian... 35

3.1.2Alat Penelitian... 35

3.1.3Bahan Penelitian... 36

3.2Metode Penelitian... 36

3.2.1Tipe Penelitian... 36

3.2.2Disain Penelitian... 37

3.2.3Variabel Penelitian... 37

3.2.4Definisi Penelitian... 38

3.2.5Perhitungan Besar Sampel... 38

3.3Prosedur Kerja... 39

3.3.1Pengumpulan Bahan... 39

3.3.2Persiapan Bahan Uji... 39

3.3.3Pelaksanaan Penelitian... 40

3.3.4Pembuatan Preparat Histologis... 41

3.3.5Analisis berat dan Gambaran Histopatologis... 43

3.3.6Metode Analisis Data... 44

3.3.7Hipotesis Statistik... 44

3.3.8Kriteria Uji... 44


(5)

x

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Data hasil Penelitian... 45

4.1.1Pengujian Statistik Efek Sari Kukusan Brokoli... 46

4.1.1.1 Pengujian Statistik terhadap Berat Limpa...46

4.1.1.2 Pengujian Statistik terhadap Gambaran Histopatologis... 50

4.2Pembahasan...53

4.3Uji Hipotesis... 55

4.3.1Uji Hipotesis Berat Limpa... 55

4.3.2Uji Hipotesis Luas Zona Marginalis Jaringan limpa... 55

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan... 57

5.2Saran... 57

DAFTAR PUSTAKA... 58

LAMPIRAN...61


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perbandingan Limpa Normal dan Hipersplenisme……… 9

Gambar 2.2 Histologi Limpa………...……….. 13

Gambar 2.3 Pertahanan Tubuh Manusia………..……….. 14

Gambar 2.4 Tahapan Fagositosis………...……….... 17

Gambar 2.5 Patogenesis Ulserative Colitis dan Chron’s Disease…………...…..… 21

Gambar 2.6 Macam-macam Jenis Radikal Bebas………….……….25

Gambar 2.7 Reaksi Penghambatan Antioksidan Primer……….………... 26

Gambar 2.8 Antioksidan bertindak Sebagai Prooksidan………... 26

Gambar 2.9 Cara Kerja Antioksidan dalam Menghambat Kerusakan Sel………….27

Gambar 2.10 Mekanisme Kerja Brokoli……….... 31


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rerata Berat dan Luas Zona Marginalis Jaringan Limpa………..…….... 45 Tabel 4.2 Rerata Berat Jaringan Limpa pada Setiap Kelompok Perlakuan………... 46 Tabel 4.3 Hasil Uji ANOVA Efek Sari Brokoli Terhadap Berat Limpa………..…. 47 Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-rata Metode Tukey-HSD Berat Limpa………...… 48 Tabel 4.5 Rerata Luas Zona Marginalis pada Setiap Kelompok Perlakuan..…….... 50 Tabel 4.6 Hasil Uji ANOVA Efek Sari Brokoli Terhadap Luas Zona Marginalis.... 50 Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Rata-rata Metode Tukey-HSD Luas Zona Marginalis..… 51


(8)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik Rata-rata Efek Sari Brokoli Terhadap Berat Limpa………….…. 49 Grafik 4.2 Grafik Rata-rata Efek Sari Brokoli Terhadap Luas Zona Marginalis..… 53


(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Berat Limpa pada Setiap Kelompok Perlakuan………. 61

Lampiran 2 Data Luas Zona Marginalis pada Setiap Kelompok Perlakuan……….. 62

Lampiran 3 Pengujian Statistik Efek Sari Brokoli Terhadap Berat Limpa……...… 63

Lampiran 4 Pengujian Statistik Efek Brokoli Terhadap Gambaran Histopatologis.. 66

Lampiran 5 Perhitungan Dosis………...…69

Lampiran 6 Gambar Alat dan Bahan………. 70

Lampiran 7 Pembuatan Blok paraffin……….... 71


(10)

63

LAMPIRAN

LAMIRAN 1

Data Berat Limpa pada Setiap Kelompok Perlakuan Berat Limpa Brokoli (gr)

No Mencit

Kontrol Positif

Kontrol Negatif

Kontrol broccoli

Brokoli Dosis 1

Brokoli Dosis 2

Brokoli Dosis 3

average 0.536 0.196 0.214 0.17 0.162 0.16

1 0.33 0.19 0.19 0.19 0.16 0.17

2 0.31 0.15 0.19 0.2 0.16 0.18

3 1 0.23 0.21 0.14 0.17 0.17

4 0.8 0.21 0.26 0.13 0.17 0.15

5 0.24 0.2 0.22 0.19 0.15 0.13


(11)

64

LAMPIRAN 2

Data Luas Zona Marginalis pada Setiap Kelompok Perlakuan

Kelompok

Kontrol Positif

Kontrol Negatif

Kontrol Brokoli

Brokoli Dosis 1

Brokoli Dosis 2

Brokoli Dosis 3

1 0.80 0.41 0.63 0.70 0.57 0.46

2 0.91 0.38 0.66 0.68 0.58 0.54

3 0.91 0.42 0.61 0.59 0.66 0.70

4 0.96 0.40 0.63 0.59 0.58 0.55

5 0.97 0.44 0.61 0.58 0.58 0.44

Rata-rata 0.91 0.41 0.63 0.63 0.59 0.54


(12)

65

LAMPIRAN 3

Pengujian Statistik Efek Sari Kukusan Brokoli Terhadap Berat Limpa

Oneway

Descriptives

Hasil

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence

Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound

Upper

Bound

Kontrol Positif 5 .5360 .34136 .15266 .1121 .9599 .24 1.00 Kontrol Negatif 5 .1960 .02966 .01327 .1592 .2328 .15 .23 Kontrol Brokoli 5 .2140 .02881 .01288 .1782 .2498 .19 .26 Brokoli Dosis 1 5 .1700 .03240 .01449 .1298 .2102 .13 .20 Brokoli Dosis 2 5 .1620 .00837 .00374 .1516 .1724 .15 .17 Brokoli Dosis 3 5 .1600 .02000 .00894 .1352 .1848 .13 .18 Total 30 .2397 .18728 .03419 .1697 .3096 .13 1.00

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 0.538 5 0.108 5.391 0.002

Within Groups 0.479 24 0.020


(13)

66

Post Hoc

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Hasil Tukey HSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound Kontrol Positif Kontrol Negatif .3400(*) .08935 .010 .0637 .6163 Kontrol Brokoli .3220(*) .08935 .016 .0457 .5983 Brokoli Dosis 1 .3660(*) .08935 .005 .0897 .6423 Brokoli Dosis 2 .3740(*) .08935 .004 .0977 .6503 Brokoli Dosis 3 .3760(*) .08935 .004 .0997 .6523 Kontrol Negatif Kontrol Positif -.3400(*) .08935 .010 -.6163 -.0637 Kontrol Brokoli -.0180 .08935 1.000 -.2943 .2583 Brokoli Dosis 1 .0260 .08935 1.000 -.2503 .3023 Brokoli Dosis 2 .0340 .08935 .999 -.2423 .3103 Brokoli Dosis 3 .0360 .08935 .998 -.2403 .3123 Kontrol Brokoli Kontrol Positif -.3220(*) .08935 .016 -.5983 -.0457 Kontrol Negatif .0180 .08935 1.000 -.2583 .2943 Brokoli Dosis 1 .0440 .08935 .996 -.2323 .3203 Brokoli Dosis 2 .0520 .08935 .991 -.2243 .3283 Brokoli Dosis 3 .0540 .08935 .990 -.2223 .3303 Brokoli Dosis 1 Kontrol Positif -.3660(*) .08935 .005 -.6423 -.0897 Kontrol Negatif -.0260 .08935 1.000 -.3023 .2503 Kontrol Brokoli -.0440 .08935 .996 -.3203 .2323 Brokoli Dosis 2 .0080 .08935 1.000 -.2683 .2843 Brokoli Dosis 3 .0100 .08935 1.000 -.2663 .2863 Brokoli Dosis 2 Kontrol Positif -.3740(*) .08935 .004 -.6503 -.0977 Kontrol Negatif -.0340 .08935 .999 -.3103 .2423 Kontrol Brokoli -.0520 .08935 .991 -.3283 .2243 Brokoli Dosis 1 -.0080 .08935 1.000 -.2843 .2683 Brokoli Dosis 3 .0020 .08935 1.000 -.2743 .2783 Brokoli Dosis 3 Kontrol Positif -.3760(*) .08935 .004 -.6523 -.0997 Kontrol Negatif -.0360 .08935 .998 -.3123 .2403 Kontrol Brokoli -.0540 .08935 .990 -.3303 .2223 Brokoli Dosis 1 -.0100 .08935 1.000 -.2863 .2663 Brokoli Dosis 2 -.0020 .08935 1.000 -.2783 .2743 * The mean difference is significant at the .05 level.


(14)

67

Homogenous Subsets

Hasil

Tukey HSD

Perlakuan N Subset for alpha = .05

1 2

Brokoli Dosis 3 5 .1600 Brokoli Dosis 2 5 .1620 Brokoli Dosis 1 5 .1700 Kontrol Negatif 5 .1960 Kontrol Brokoli 5 .2140 Kontrol Positif 5 .5360

Sig. .990 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.


(15)

68

LAMPIRAN 4

Pengujian Statistik Efek Sari Kukusan Brokoli Terhadap Gambaran Histopatologis Limpa

Oneway

Descriptives

Hasil

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimu m Maxim um Lower Bound Upper Bound

Kontrol Positif 5 .9100 .06745 .03017 .8262 .9938 .80 .97 Kontrol Negatif 5 .4100 .02236 .01000 .3822 .4378 .38 .44 Kontrol Brokoli 5 .6280 .02049 .00917 .6026 .6534 .61 .66 Brokoli Dosis 1 5 .6280 .05718 .02557 .5570 .6990 .58 .70 Brokoli Dosis 2 5 .5940 .03715 .01661 .5479 .6401 .57 .66 Brokoli Dosis 3 5 .5380 .10257 .04587 .4106 .6654 .44 .70 Total 30 .6180 .16200 .02958 .5575 .6785 .38 .97

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups 0.679 5 0.136 39.449 0.000

Within Groups 0.083 24 0.003


(16)

69

Post Hoc

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Hasil Tukey HSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound Kontrol Positif Kontrol Negatif .5000(*) .03709 .000 .3853 .6147 Kontrol Brokoli .2820(*) .03709 .000 .1673 .3967 Brokoli Dosis 1 .2820(*) .03709 .000 .1673 .3967 Brokoli Dosis 2 .3160(*) .03709 .000 .2013 .4307 Brokoli Dosis 3 .3720(*) .03709 .000 .2573 .4867 Kontrol Negatif Kontrol Positif -.5000(*) .03709 .000 -.6147 -.3853 Kontrol Brokoli -.2180(*) .03709 .000 -.3327 -.1033 Brokoli Dosis 1 -.2180(*) .03709 .000 -.3327 -.1033 Brokoli Dosis 2 -.1840(*) .03709 .001 -.2987 -.0693 Brokoli Dosis 3 -.1280(*) .03709 .023 -.2427 -.0133 Kontrol Brokoli Kontrol Positif -.2820(*) .03709 .000 -.3967 -.1673 Kontrol Negatif .2180(*) .03709 .000 .1033 .3327 Brokoli Dosis 1 .0000 .03709 1.000 -.1147 .1147 Brokoli Dosis 2 .0340 .03709 .938 -.0807 .1487 Brokoli Dosis 3 .0900 .03709 .187 -.0247 .2047 Brokoli Dosis 1 Kontrol Positif -.2820(*) .03709 .000 -.3967 -.1673 Kontrol Negatif .2180(*) .03709 .000 .1033 .3327 Kontrol Brokoli .0000 .03709 1.000 -.1147 .1147 Brokoli Dosis 2 .0340 .03709 .938 -.0807 .1487 Brokoli Dosis 3 .0900 .03709 .187 -.0247 .2047 Brokoli Dosis 2 Kontrol Positif -.3160(*) .03709 .000 -.4307 -.2013 Kontrol Negatif .1840(*) .03709 .001 .0693 .2987 Kontrol Brokoli -.0340 .03709 .938 -.1487 .0807 Brokoli Dosis 1 -.0340 .03709 .938 -.1487 .0807 Brokoli Dosis 3 .0560 .03709 .662 -.0587 .1707 Brokoli Dosis 3 Kontrol Positif -.3720(*) .03709 .000 -.4867 -.2573 Kontrol Negatif .1280(*) .03709 .023 .0133 .2427 Kontrol Brokoli -.0900 .03709 .187 -.2047 .0247 Brokoli Dosis 1 -.0900 .03709 .187 -.2047 .0247 Brokoli Dosis 2 -.0560 .03709 .662 -.1707 .0587 * The mean difference is significant at the .05 level.


(17)

70

Homogenous Subsets

Hasil

Tukey HSD

Perlakuan N Subset for alpha = .05

1 2 3

Kontrol Negatif 5 .4100

Brokoli Dosis 3 5 .5380

Brokoli Dosis 2 5 .5940

Kontrol Brokoli 5 .6280

Brokoli Dosis 1 5 .6280

Kontrol Positif 5 .9100

Sig. 1.000 .187 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.


(18)

71

LAMPIRAN 5

Perhitungan Dosis

Dosis Brokoli

Dosis manusia = 500 g

Dosis Untuk mencit 20 g = 500 x 0,0026 = 1,3 g ≈ 1,5 g 1,5 gr = 0,5 cc Sari Kukusan Brokoli

Perlakuan 1 = 1,5 gr = 0.5 cc Perlakuan 2 = 3,0 gr = 1,0 cc Perlakuan 3 = 6,0 gr = 1,5 cc

DSS

Serbuk DSS yang digunakan adalah 2,5 g dilarutkan dengan akuades 100 ml sehingga didapatkan larutan DSS 2,5 %. Larutan ini diberikan pada mencit melalui air minum.


(19)

72

LAMPIRAN 6

Gambar Alat dan Bahan

Neraca analitis

Neraca analitis Neraca analitisNeraca analitis Kandang Mencit

Kandang Mencit

Brokoli Kukus

Brokoli Kukus Sari KukusanSari Kukusan

Sari Kukusan Sari Kukusan

Penyondean

Penyondean

Pembedahan Pembedahan

Penimbangan Limpa Penimbangan Limpa


(20)

73

LAMPIRAN 7

Pembuatan Blok Parafin dan Pewarnaan Preparat

Inkubator

Blok Parafin Microtom


(21)

74


(22)

75

LAMPIRAN 8

Gambar Preparat Histopatologis Kontrol Positif


(23)

76

Kontrol Brokoli


(24)

77

Brokoli Dosis 2


(25)

78

RIWAYAT HIDUP

Nama : Christina Indrayanti

NRP : 0710203

Tempat dan Tanggal lahir : Blitar, 26 Desember 1988

Alamat : Jl. Raya Utara no. 9, Lodoyo-Blitar Riwayat Pendidikan :

TK St. Maria, Blitar, (1993-1995) SDK St. Maria, Blitar, (1995-2001) SMP Yos Soedarso, Blitar, (2001-2004) SMA St. Yusuf, Malang, (2004-2007)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung 2007 – sekarang.


(26)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolitis Ulserativa (ulcerative colitis / KU) merupakan suatu penyakit menahun, dimana kolon mengalami peradangan dan luka, yang menyebabkan diare berdarah, kram perut dan demam. KU bisa terjadi pada umur berapapun, tapi umumnya dimulai antara umur 15-30 tahun. Tidak seperti penyakit Crohn, KU tidak selalu memperngaruhi seluruh ketebalan kolon dan tidak pernah mengenai usus halus. Penyakit ini biasanya dimulai di rektum atau kolon sigmoid (ujung bawah dari kolon) dan akhirnya menyebar ke sebagian atau seluruh kolon. Sekitar 10% penderita hanya mendapat satu kali serangan. Penyebab KU tidak diketahui, namun faktor keturunan dan respon sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif di usus, diduga berperan dalam terjadinya penyakit ini.

Induksi kolitis pada mencit dapat dilakukan dengan pemberian DSS (dextran sulfate sodium). DSS oleh sistem pertahanan tubuh mencit dianggap sebagai sebuah radikal bebas dan menyebabkan kolitis akut. Radikal bebas ini akan mengaktifkan sistem imun tubuh terutama limpa, dimana proses pada limpa ini diawali oleh suatu proses inflamasi pada usus sehingga terjadi kerusakan epitel yang merangsang penarikan sel – sel imun untuk menghancurkan penyebab inflamasi tersebut. Antigen ini akan dibawa oleh APC (Antigen Presenting Cell) dalam sirkulasi darah dan ditangkap oleh sel fagosit limpa. Antigen ini merangsang respon antibodi lgM dan sel mediator inflamasi seperti limfosit dan neutrofil di sentrum germinal. Limpa yang terus menerus dirangsang untuk menghasilkan sel inflamasi yang berlebihan akan mengakibatkan organ ini membesar dan mengalami perubahan histopatologis


(27)

2

(Okayasu et al., 2004). Aktivitas limpa yang berlangsung terus menerus ini akan membuat limpa akan bertambah besar karena selain sel-sel yang terus menerus diaktivasi dan akhirnya berkumpul, juga karena usaha dari limpa itu sendiri yang dapat dilihat juga dari pertambahan jumlah ototnya (Suttie, 2006).

Pada beberapa penelitian sebelumnya didapatkan bahwa jika DSS ini terus menerus diberikan maka akan terjadi pembesaran limpa karena aktivitas melawan inflamasi semakin bertambah (Meira et al., 2008). Pada akhirnya limpa yang sangat membesar juga menangkap sel darah merah yang normal dan menghancurkannya bersama dengan sel-sel yang abnormal.

Salah satu cara penangkalan terhadap radikal bebas adalah dengan antioksidan. Banyak antioksidan yang terkandung dalam sayur-sayuran ataupun buah–buahan, salah satunya terdapat pada sayuran brokoli. Brokoli (Brassica oleracea var Italica) ini menyimpan kandungan lemak, protein, karbohidrat, serat, air, zat besi, kalsium, mineral, dan bermacam vitamin. Diantaranya vitamin A, C, E, ribofavin, dan nikotinamid. Selain itu, Brokoli mengandung sulforafan, yaitu sebuah senyawa yang dapat memperkuat sistem kekebalan dan menjadi kekuatan utama untuk melawan infeksi dan inflamasi. Kandungan sulforafan brokoli mampu mendetoksifikasi dan secara efektif mengeluarkan penyebab inflamasi (Shapiro et al., 2001).

Berdasarkan hal-hal di atas, maka pemberian brokoli diharapkan dapat menekan proses infeksi dan inflamasi sehingga tidak terjadi pembesaran limpa dan perubahan histopatologis yang berlebihan. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk melihat efektivitas Brokoli (Brassica oleracea var Italica) dalam mengurangi proses inflamasi di dalam limpa.


(28)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan identifikasi masalah : apakah sari kukusan brokoli (Brassica oleracea var Italica) berefek terhadap berat limpa dan perubahan histopatologis limpa pada mencit model kolitis.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahan makanan yang berefek pencegahan terhadap kolitis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sari kukusan brokoli (Brassica oleracea var Italica) terhadap berat limpa dan perubahan histopatologis limpa pada mencit model colitis.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat secara akademis untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang farmakologi terutama mengenai efek sari kukusan brokoli terhadap penyakit kolitis.

Manfaat praktis untuk memberikan informasi mengenai manfaat brokoli sehingga dapat dijadikan alternatif prevensi penyakit kolitis.

1.5 Kerangka Pemikiran

Penyakit radang usus (IBD), termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, adalah penyakit peradangan kronis dari saluran pencernaan. Dalam perkembangan penyakitnya, ditemukan penyebab dari IBD meliputi disfungsi imun, kerentanan genetik, dan abnormalitas bakteri flora dalam lingkungan usus itu sendiri. Meskipun


(29)

4

penyebab spesifik IBD kurang diketahui, namun proses patologis yang terjadi telah banyak diidentifikasi dan ditandai dengan proses inflamasi granulomatosa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ciri utama dari IBD adalah disfungsi regulasi sistim imun yang kronis, yang merupakan mediator utama kerusakan jaringan yang berkaitan dengan kolitis. Beberapa jenis lekosit terlibat dalam patogenesis kolitis, antara lain limfosit, makrofag, sel T, neutrofil, dan monosit berperan penting dalam modulasi respon imun kronis dan kerusakan jaringan.

Limpa adalah organ tubuh yang berfungsi untuk pertahanan utama ketika terinvasi oleh bakteri atau benda asing melalui darah dan bila tubuh belum memiliki antibodi. Hal ini menyebabkan limpa sangat rentan terhadap mikroorganisme yang dikenal oleh limpa sebagai suatu antigen (radikal bebas).

Sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung dan memegang peranan penting dalam melawan infeksi. Limfosit dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih ini. Bagian merah limpa mengandung sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yang tidak diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembuluh darah. Bagian ini juga memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua atau sel yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya serta berfungsi sebagai cadangan untuk elemen-elemen darah, terutama sel darah putih dan trombosit.

Sehingga jika terjadi suatu proses inflamasi seperti kolitis, antigen akan memasuki limpa melalui aliran darah dan akan merangsang limpa untuk menjalankan fungsinya, salah satunya dengan mengaktifkan respon antibodi IgM dan sel – sel inflamasi yang dibutuhkan dan hal ini akan membuat limpa membesar karena bekerja secara berlebihan. Kerja limpa dalam merespon antigen ini akan mengakibatkan terjadinya pembesaran limpa (Miera et al., 2008).

Dekstran sodium sulfat (DSS) telah digunakan secara ekstensif untuk menyelidiki peran berbagai leukosit selama kolitis. Analisis histopatologis biasanya menunjukkan infiltrasi signifikan granulosit dan sel-sel imun mononuklear, serta edema jaringan. Immunopatogenesis dari model DSS melibatkan beberapa jenis sel


(30)

5

imun yang sama dengan sel yang terlibat dalam IBD manusia termasuk neutrofil, monosit, dan limfosit dalam sistem regulasi (Okayasu et al., 2004).

Seperti yang kita ketahui, untuk menangkal suatu radikal bebas adalah dengan memberikan suatu antioksidan. Brokoli (Brassica oleracea) mengandung sulforafan, yaitu sebuah antioksidan yang dapat memperkuat sistem kekebalan dan menjadi kekuatan utama untuk melawan inflamasi dan infeksi. Kandungan antioksidan sulforafan brokoli mampu menekan penyakit yang disebabkan oleh proses degenerasi dan menghambat proses inflamasi (Jeffery dan Araya., 2008).

Glukosinolat (β-thioglycoside-N-hydroxysulfates) di hidrolisis oleh enzim mirosinase yang terdapat di dalam tumbuhan. Pada brokoli, glukosinolat yang utama adalah glukorafanin. Hasil pemecahan glukorafanin adalah sulforafan, yang memicu produksi enzim fase II. Yang termasuk dalam enzim fase II yaitu, glutathion S-transferase (GST), sulfotransferase, N-acetyl-transferase. Enzim tersebut mempunyai aktivitas antikanker, dan mempunyai efek sebagai antioksidan (Lampe et al., 2002).

Dengan pemberian sari brokoli, diharapkan dapat mencegah terjadinya pembesaran limpa dan perubahan gambaran histopatologis limpa akibat pemberian DSS pada model mencit kolitis jantan galur Balb/C. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi Brokoli untuk mencegah pembesaran limpa dan perubahan histopatologis limpa.

1.6 Hipotesis

Sari kukusan brokoli (Brassica oleracea var Italica) mempunyai efek menghambat pembesaran limpa dan perubahan histopatologis limpa pada mencit model kolitis.


(31)

6

1.7 Metodologi

Data yang diamati adalah berat limpa dan gambaran histopatologis limpa mencit jantan galur Balb/C yang diinduksi kolitis dengan DSS. Lalu dilakukan analisis secara statistis dengan menggunakan One-way Uji Analisis Varian (ANOVA) yang dilanjutkan dengan Uji Tukey HSD.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009 – Juli 2010, bertempat di Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran (PPIK), Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.


(32)

58

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

Pemberian brokoli dapat menghambat peningkatan berat limpa pada mencit model kolitis.

Pemberian brokoli dapat menghambat pembesaran luas zona marginalis pada mencit model kolitis.

5.2 Saran

Diperlukan waktu penelitian yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Diperlukan penelitan lebih lanjut untuk mengetahui dosis optimal brokoli yang menghambat pembesaran limpa dan menghambat pembesaran luas zona marginalis limpa.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis toksik brokoli. Diperlukan penelitian lebih lanjut di bidang klinis untuk menerapkan penggunaan brokoli dalam mencegah kolitis.


(33)

59

Daftar Pustaka

Amersham. 2010. Dextran Sulphate Sodium Salt.

http://www.apczech.cz/pdf/DF_Dextran_Sulfaphate.pdf. 12 Juli 2010.

Andrew W Suttie. 2006. Histophatology of the Spleen. Toxicologic Pathology. 34; 466-503.

Basten, GP, Y Bao, G Williamson. 2002. Sulforaphane and its gluthatione conjugate but not sulforaphane nitrile induce UDP- glucuronosyl transferase(UGT1A1) and glutathione transferase (GSTA 1) in cultured cells. Carcinogenesis . 23 (8). P.1399-1404.

Gartner L.P, Hiatt J.L. 2007. Color Textbook of Histology. 3th ed. Philadelphia : W.B Saunders Company.p.398-409.

Gordon I. 1990. Functional Food, Food Design. Pharmafood. New York: Champman dan Hall.

Janeway C.A. 2005. Immunobiology 6th Ed. Garland Sciene, USA.

Jeffery E.H, M Araya. 2009. Physiological Effects of broccoli consumption. Phytochem Rev. 8:283-298.

Karen Garna Baratawidjaja. 2000. Imunologi Dasar Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. 61-87.

Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, 2005.Cellular Adaptation, Cell Injury, and Cell Death. In : Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, eds, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.p.17.


(34)

60

_______________________________.2005. Acute and chronic Inflammation. In : Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, eds, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.p.49-60.

_______________________________2005. The Gastrointestinal Tract. In : Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, eds, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.p. 849-851.

Lampe, Johanna W, Sabrina Peterson. 2002. Brassica, Biotransformasion and cancer risk : genetic polymorphisms alter the preventive effects of cruciferous vegetables. The Journal of Nutr.132:2991-2994.

Lisiane B. Miera, James M. Bugini, Stephanie L. Green., et al. 2008. DNA damage induced by chronic inflammation contributes to colon carcinogenesis in mice. J. clin. Invest. 118:2516-2525.

Okayasu I, Hatakeyama S, Yamada M, et al . 1990. A novel method in the induction of reliable experimental acute and chronic ulcerative colitis in mice. Gastroenterology. 98 :694–702.

Okayasu I, et al. 2004. Dysplasia and carcinoma development in a repeated dextran sulfate sodium-induced colitis model. J. gastroenterol. Hepatol. 17:1078-1083.

Prof. DR. Dr. Tanwir Y. Mukawi, 1989. Tekhnik pengelolaan sediaan histopatologi dan sitologi. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Rosenberg D, Giardina C, Tanaka T. 2009. Mouse models for the study of colon carcinogenesis. Carcinogenesis, 30(2): 183-96.

Seril D.N. Liao J, Yang G.Y, Yang C.S. 2003. Oxidative stress and ulcerative colitis-associated carcinogenesis: studies in humas and animal models. Carcinogenesis, 23(3): 353-62.


(1)

4

penyebab spesifik IBD kurang diketahui, namun proses patologis yang terjadi telah banyak diidentifikasi dan ditandai dengan proses inflamasi granulomatosa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ciri utama dari IBD adalah disfungsi regulasi sistim imun yang kronis, yang merupakan mediator utama kerusakan jaringan yang berkaitan dengan kolitis. Beberapa jenis lekosit terlibat dalam patogenesis kolitis, antara lain limfosit, makrofag, sel T, neutrofil, dan monosit berperan penting dalam modulasi respon imun kronis dan kerusakan jaringan.

Limpa adalah organ tubuh yang berfungsi untuk pertahanan utama ketika terinvasi oleh bakteri atau benda asing melalui darah dan bila tubuh belum memiliki antibodi. Hal ini menyebabkan limpa sangat rentan terhadap mikroorganisme yang dikenal oleh limpa sebagai suatu antigen (radikal bebas).

Sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung dan memegang peranan penting dalam melawan infeksi. Limfosit dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih ini. Bagian merah limpa mengandung sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yang tidak diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembuluh darah. Bagian ini juga memantau sel darah merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua atau sel yang mengalami kerusakan) dan menghancurkannya serta berfungsi sebagai cadangan untuk elemen-elemen darah, terutama sel darah putih dan trombosit.

Sehingga jika terjadi suatu proses inflamasi seperti kolitis, antigen akan memasuki limpa melalui aliran darah dan akan merangsang limpa untuk menjalankan fungsinya, salah satunya dengan mengaktifkan respon antibodi IgM dan sel – sel inflamasi yang dibutuhkan dan hal ini akan membuat limpa membesar karena bekerja secara berlebihan. Kerja limpa dalam merespon antigen ini akan mengakibatkan terjadinya pembesaran limpa (Miera et al., 2008).

Dekstran sodium sulfat (DSS) telah digunakan secara ekstensif untuk menyelidiki peran berbagai leukosit selama kolitis. Analisis histopatologis biasanya menunjukkan infiltrasi signifikan granulosit dan sel-sel imun mononuklear, serta edema jaringan. Immunopatogenesis dari model DSS melibatkan beberapa jenis sel


(2)

5

imun yang sama dengan sel yang terlibat dalam IBD manusia termasuk neutrofil, monosit, dan limfosit dalam sistem regulasi (Okayasu et al., 2004).

Seperti yang kita ketahui, untuk menangkal suatu radikal bebas adalah dengan memberikan suatu antioksidan. Brokoli (Brassica oleracea) mengandung sulforafan, yaitu sebuah antioksidan yang dapat memperkuat sistem kekebalan dan menjadi kekuatan utama untuk melawan inflamasi dan infeksi. Kandungan antioksidan sulforafan brokoli mampu menekan penyakit yang disebabkan oleh proses degenerasi dan menghambat proses inflamasi (Jeffery dan Araya., 2008).

Glukosinolat (β-thioglycoside-N-hydroxysulfates) di hidrolisis oleh enzim mirosinase yang terdapat di dalam tumbuhan. Pada brokoli, glukosinolat yang utama adalah glukorafanin. Hasil pemecahan glukorafanin adalah sulforafan, yang memicu produksi enzim fase II. Yang termasuk dalam enzim fase II yaitu, glutathion S-transferase (GST), sulfotransferase, N-acetyl-transferase. Enzim tersebut mempunyai aktivitas antikanker, dan mempunyai efek sebagai antioksidan (Lampe et al., 2002).

Dengan pemberian sari brokoli, diharapkan dapat mencegah terjadinya pembesaran limpa dan perubahan gambaran histopatologis limpa akibat pemberian DSS pada model mencit kolitis jantan galur Balb/C. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi Brokoli untuk mencegah pembesaran limpa dan perubahan histopatologis limpa.

1.6 Hipotesis

Sari kukusan brokoli (Brassica oleracea var Italica) mempunyai efek menghambat pembesaran limpa dan perubahan histopatologis limpa pada mencit model kolitis.


(3)

6

1.7 Metodologi

Data yang diamati adalah berat limpa dan gambaran histopatologis limpa mencit jantan galur Balb/C yang diinduksi kolitis dengan DSS. Lalu dilakukan analisis secara statistis dengan menggunakan One-way Uji Analisis Varian (ANOVA) yang dilanjutkan dengan Uji Tukey HSD.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009 – Juli 2010, bertempat di Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran (PPIK), Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.


(4)

58

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

Pemberian brokoli dapat menghambat peningkatan berat limpa pada mencit model kolitis.

Pemberian brokoli dapat menghambat pembesaran luas zona marginalis pada mencit model kolitis.

5.2 Saran

Diperlukan waktu penelitian yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Diperlukan penelitan lebih lanjut untuk mengetahui dosis optimal brokoli yang menghambat pembesaran limpa dan menghambat pembesaran luas zona marginalis limpa.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis toksik brokoli. Diperlukan penelitian lebih lanjut di bidang klinis untuk menerapkan penggunaan brokoli dalam mencegah kolitis.


(5)

59

Daftar Pustaka

Amersham. 2010. Dextran Sulphate Sodium Salt.

http://www.apczech.cz/pdf/DF_Dextran_Sulfaphate.pdf. 12 Juli 2010.

Andrew W Suttie. 2006. Histophatology of the Spleen. Toxicologic Pathology. 34; 466-503.

Basten, GP, Y Bao, G Williamson. 2002. Sulforaphane and its gluthatione conjugate but not sulforaphane nitrile induce UDP- glucuronosyl transferase(UGT1A1) and glutathione transferase (GSTA 1) in cultured cells. Carcinogenesis . 23 (8). P.1399-1404.

Gartner L.P, Hiatt J.L. 2007. Color Textbook of Histology. 3th ed. Philadelphia : W.B Saunders Company.p.398-409.

Gordon I. 1990. Functional Food, Food Design. Pharmafood. New York: Champman dan Hall.

Janeway C.A. 2005. Immunobiology 6th Ed. Garland Sciene, USA.

Jeffery E.H, M Araya. 2009. Physiological Effects of broccoli consumption. Phytochem Rev. 8:283-298.

Karen Garna Baratawidjaja. 2000. Imunologi Dasar Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. 61-87.

Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, 2005.Cellular Adaptation, Cell Injury, and Cell Death. In : Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, eds, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.p.17.


(6)

60

_______________________________.2005. Acute and chronic Inflammation. In : Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, eds, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.p.49-60.

_______________________________2005. The Gastrointestinal Tract. In : Kumar V, Abbas A.K, Fausto N, eds, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.p. 849-851.

Lampe, Johanna W, Sabrina Peterson. 2002. Brassica, Biotransformasion and cancer risk : genetic polymorphisms alter the preventive effects of cruciferous vegetables. The Journal of Nutr.132:2991-2994.

Lisiane B. Miera, James M. Bugini, Stephanie L. Green., et al. 2008. DNA damage induced by chronic inflammation contributes to colon carcinogenesis in mice. J. clin. Invest. 118:2516-2525.

Okayasu I, Hatakeyama S, Yamada M, et al . 1990. A novel method in the induction of reliable experimental acute and chronic ulcerative colitis in mice. Gastroenterology. 98 :694–702.

Okayasu I, et al. 2004. Dysplasia and carcinoma development in a repeated dextran sulfate sodium-induced colitis model. J. gastroenterol. Hepatol. 17:1078-1083.

Prof. DR. Dr. Tanwir Y. Mukawi, 1989. Tekhnik pengelolaan sediaan histopatologi dan sitologi. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Rosenberg D, Giardina C, Tanaka T. 2009. Mouse models for the study of colon carcinogenesis. Carcinogenesis, 30(2): 183-96.

Seril D.N. Liao J, Yang G.Y, Yang C.S. 2003. Oxidative stress and ulcerative colitis-associated carcinogenesis: studies in humas and animal models. Carcinogenesis, 23(3): 353-62.