Efek Sari Kukusan Kembang Kol ( Brassica oleracea var botrytis DC) Terhadap Berat dan Gambaran Histopatologi Limpa Pada Mencit Model Kolitis.

(1)

Anita Septiana, 2010. Pembimbing Utama: Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

Ulcerative colitis (UC) merupakan suatu kelainan Inflammatory Bowel Disease (IBD) dengan gejala klinis diare. Dextran Sulphate Sodium (DSS) yang diberikan secara oral dapat menginduksi terjadinya UC pada mencit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sari kukusan kembang kol terhadap berat dan luas zona marginalis limpa pada mencit model kolitis. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif. Parameter yang diamati adalah berat dan ukuran luas zona marginalis limpa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one-way ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD dengan tingkat kepercayaan p≤0,05. Hewan uji penelitian ini adalah 30 ekor mencit galur Balb/C jantan yang berusia 8 minggu dengan berat rata-rata 25 g yang dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok DSS diinduksi kolitis oleh DSS, kontrol negatif hanya diberi aquadest, kelompok kontrol kembang kol diberi sari kukusan kembang kol 1mL, kelompok perlakuan 1, 2, 3 diberi sari kukusan kembang kol dengan dosis bertutut-turut 0,5 mL, 1 mL dan 1,5 mL selama 7 hari dan diinduksi oleh DSS selama 7 hari pada hari ke-8 sampai hari ke-14. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penghambatan berat limpa dan luas zona marginalis limpa pada mencit model kolitis yang diberi sari kukusan kembang kol sebelum induksi DSS. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa pemberian sari kukusan kembang kol dapat menghambat penambahan berat limpa dan menghambat pembesaran luas zona marginalis mencit model kolitis. Kata kunci : Kolitis ulserativa, Kembang kol (Brassica oleracea var botrytis DC), Dextran Sulphate Sodium (DSS)


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF CAULIFLOWER STEAMING JUICE TO SPLEEN’S WEIGHT AND HISTOPATHOLOGICAL IN COLITIS MICE MODEL

Anita Septiana, 2010. Supervisor: Lusiana Darsono., dr., M.Kes

Ulcerative colitis (UC) is an abnormality of Inflammatory Bowel Disease (IBD) with clinical symptoms such as diarrhea. Dextran Sulphate Sodium (DSS) which was given orally could induce the occurrence of UC in mice. The aim of this research was to clarify the effect of cauliflower steaming juice against weight and spleen marginal zone range in colitis mice model. The research method was real laboratory experimental study with completely randomized design. The parameters that were observed in this study were weight and marginal zone of spleen. The data were analyzed using one-way ANOVA followed by Tukey-HSD test with a confidence level of p ≤ 0.05. 30 male Balb/C mice were divided into 6 groups. DSS group was inducted colitis by DSS, the negative control was given aquadest, the cauliflower control group was given 1 ml cauliflower steaming juice, treatment group 1, 2, 3 were given the cauliflower steaming juice with the dosage of 0,5 ml, 1 ml, and 1,5 ml for 7 days and were inducted by DSS until 7 days and on 8th day till 14th day. The results of the research showed there were inhibition of spleen weight and spleen marginalis broad zone colitis model in mice fed cauliflower steaming juice before induction DSS. The conclusion that could be drawn from this study was that administration of cauliflower steaming juice can inhibit weight gain extensive enlargement of the spleen and inhibit marginalis zone colitis model mice.

Key words: Ulcerative colitis (UC), Cauliflower (Brassica oleracea var Botrytis DC), Dextran Sulphate Sodium (DSS).


(3)

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

1.5. Kerangka Pemikiran... 3

1.6. Hipotesis Penelitian ... 5

1.7. Metodologi Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpa ... 6

2.1.1 Anatomi Limpa ... 6

2.1.2 Vaskularisasi Limpa ... 8

2.1.3 Histologi Limpa ... 8

2.1.4 Faal dan Imunologi Limpa ... 11

2.2 Inflamasi dan Ulcerative Colitis ... 12

2.2.1 Inflamasi ... 12

2.2.2 Kolitis Ulserativa ... 16

2.2.2.1 Etiologi Kolitis Ulserativa ... 16

2.2.2.2 Gejala Klinis Kolitis Ulserativa ... 16

2.2.2.3 Patogenesis Kolitis Ulserativa ... 17

2.3 Dextran Sulphate Sodium (DSS) ... 18

2.4 Kembang Kol ... 19

2.4.1 Sejarah Kembang Kol ... 19

2.4.2 Taksonomi Kembang Kol ... 19

2.4.3 Morfologi Kembang Kol ... 20

2.4.4 Kandungan Kembang Kol ... 20

2.4.5 Sulforafan ... 21

BAB III. BAHAN/SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/ Subjek Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian ... 22


(4)

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.2 Metode Penelitian ... 24

3.2.1 Desain Penelitian ... 24

3.2.2 Variabel Penelitian ... 24

3.2.2.1Definisi Konsepsional Variabel ... 24

3.2.2.2Definisi Operasional Variabel ... 24

3.2.3 Perhitungan besar sampel ... 25

3.2.4 Prosedur Kerja ... 26

3.2.5 Analisis Histopatologis ... 29

3.2.6 Metode Analisis Data ... 30

3.2.7 Aspek Etik Penelitian ... 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 32

4.1.1 Berat Limpa ... 32

4.1.1.1 Hasil Berat Limpa ... 32

4.1.1.2 Analisis Statistik terhadap Berat Limpa ... 32

4.1.2.1 Luas Zona Marginalis Limpa ... 34

4.1.2.2 Analisis Statistik terhadap Luas Zona Marginalis Limpa ... 35

4.2 Pembahasan ... 37

4.3 Uji Hipotesis ... 38

4.3.1Uji Hipotesis Berat Limpa ... 38

4.3.2 Uji Hipotesis Gambaran Zona Marginalis Limpa ... 39

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 46


(5)

Tabel 4.4 Rerata Luas Zona Marginalis Limpa pada Setiap Kelompok ... 34 Tabel 4.5 Hasil Uji Anava Zona Marginalis Limpa ... 35 Tabel 4.6 Perbandingan Rata-rata Diameter Zona Marginalis Limpa Hewan


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Limpa ... 7

Gambar 2.2 Permukaan Visceralis Limpa ... 7

Gambar 2.3 Vaskularisasi Limpa ... 8

Gambar 2.4 Penampang Jaringan Limpa Normal ... 9

Gambar 2.5 Pulpa Alba dan Pulpa Rubra Limpa ...10

Gambar 2.6 Histologi Limpa Normal ... 11

Gambar 2.7 Perubahan Vaskular Pada Inflamasi ... 14

Gambar 2.8 Patogenesis Ulseratif Kolitis ... 18

Gambar 2.9 Struktur Dextran Sulphate Sodium ... 19


(7)

Lampiran 3 Gambaran histopatologi limpa kelompok DSS ... 48

Lampiran 4 Gambaran histopatologi limpa kelompok KN ... 49

Lampiran 5 Gambaran histopatologi limpa kelompok KK ... 50

Lampiran 6 Gambaran histopatologi limpa kelompok K1 ... 51

Lampiran 7 Gambaran histopatologi limpa kelompok K2 ... 52

Lampiran 8 Gambaran histopatologi limpa kelompok K3 ... 53

Lampiran 9 Hasil perhitungan statistik berat limpa ... 54


(8)

45 LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Dosis

Dosis Kembang Kol

Dosis manusia = 500 g

Dosis Untuk mencit 20 g = 500 x 0,0026 = 1,3 g ≈ 1,5 g 1,5 gr = 0,5 cc Sari Kukusan Kembang kol

Perlakuan 1 = 1,5 gr = 0.5 cc Perlakuan 2 = 3,0 gr = 1,0 cc Perlakuan 3 = 6,0 gr = 1,5 cc DSS

Serbuk DSS yang digunakan adalah 2,5 g dilarutkan dengan akuades 100 ml sehingga didapatkan larutan DSS 2,5 %. Larutan ini diberikan pada mencit melalui air minum.


(9)

Data Rerata nilai Berat dan Luas Zona Margnalis Tiap Kelompok Perlakuan

Data Rerata Berat Limpa (mg) Tiap Kelompok Perlakuan

Data Rerata Luas Zona Marginalis (m2) Limpa Tiap Kelompok Perlakuan

No mecit DSS KN KK K1 K2 K3

1 0,33 0,19 0,17 0,13 0,22 0,17

2 0,31 0,15 0,18 0,13 0,21 0,19

3 0,24 0,21 0,16 0,13 0,16 0,18

4 0,8 0,23 0,18 0,12 0,17 0,14

5 1 0,2 0,21 0,15 0,2 0,15

Rata-rata 0,536 0,196 0,18 0,132 0,192 0,166

Standar

deviasi 0,341364907 0,029664794 0,018708287 0,010954451 0,025884358 0,020736441

No Mencit DSS KN KK K1 K2 K3

1 0,801485 0,405845 0,613085 0,407415 0,33127 0,26376

2 0,914525 0,377585 0,4396 0,390145 0,355605 0,258265

3 0,91217 0,4239 0,642915 0,31871 0,3768 0,21352

4 0,958485 0,40192 0,669605 0,333625 0,38622 0,22922

5 0,969475 0,4396 0,4396 0,33755 0,393285 0,19782

Rata-rata 0,911228 0,40977 0,560961 0,357489 0,368636 0,232517 Standar


(10)

47

Lampiran 3

Gambaran Histopatologi Limpa Kelompok DSS

Kelompok DSS (Dextran Sulphate Sodium)


(11)

Gambaran Histopatologi Limpa Kelompok KN

Kelompok KN (kontrol negatif)

 Luas zona marginalis kelompok kontrol negatif lebih kecil dibandingkan kelompok DSS


(12)

49

Lampiran 5

Gambaran Histopatologi Limpa Kelompok KK

Kelompok KK (kontrol kembang kol)

 Luas zona marginalis kelompok kontrol kembang kol lebih kecil dibandingkan kelompok DSS


(13)

Gambaran Histopatologi Limpa Kelompok K1

Kelompok K1(kembang kol dosis 1 yakni 0,5 mL sari kukusan kembang kol)  Luas zona marginalis kelompok Dosis 1 lebih kecil dibandingkan

kelompok DSS

 Luas zona marginalis kelompok dosis 1 lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol negatif


(14)

51

Lampiran 7

Gambaran Histopatologi Limpa Kelompok K2

Kelompok K2 (kembang kol dosis 2 yakni 1 mL sari kukusan kembang kol)  Luas zona marginalis kelompok kontrol negatif lebih kecil dibandingkan


(15)

Gambaran Histopatologi Limpa Kelompok K3

Kelompok K3 (kembang kol dosis 3 yakni 1,5 mL sari kukusan kembang kol)  Memiliki luas zona marginalis paling kecil diantara semua kelompok


(16)

53

Lampiran 9 Oneway

Descriptives Hasil

Test of Homogeneity of Variances Hasil

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

33.782 5 24 .000

ANOVA Hasil

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between

Groups .562 5 .112 5.666 .001

Within Groups .476 24 .020

Total 1.038 29

N Mean

Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for

Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

DSS 5 .5360 .34136 .15266 .1121 .9599 .24 1.00

KN 5 .1960 .02966 .01327 .1592 .2328 .15 .23

KK 5 .1800 .01871 .00837 .1568 .2032 .16 .21

K1 5 .1320 .01095 .00490 .1184 .1456 .12 .15

K2 5 .1920 .02588 .01158 .1599 .2241 .16 .22

K3 5 .1660 .02074 .00927 .1403 .1917 .14 .19


(17)

Dependent Variable: Hasil Tukey HSD (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval Lower

Bound

Upper Bound

DSS KN .3400(*) .08906 .010 .0646 .6154

KK .3560(*) .08906 .006 .0806 .6314

K1 .4040(*) .08906 .002 .1286 .6794

K2 .3440(*) .08906 .009 .0686 .6194

K3 .3700(*) .08906 .004 .0946 .6454

KN DSS -.3400(*) .08906 .010 -.6154 -.0646

KK .0160 .08906 1.000 -.2594 .2914

K1 .0640 .08906 .978 -.2114 .3394

K2 .0040 .08906 1.000 -.2714 .2794

K3 .0300 .08906 .999 -.2454 .3054

KK DSS -.3560(*) .08906 .006 -.6314 -.0806

KN -.0160 .08906 1.000 -.2914 .2594

K1 .0480 .08906 .994 -.2274 .3234

K2 -.0120 .08906 1.000 -.2874 .2634

K3 .0140 .08906 1.000 -.2614 .2894

K1 DSS -.4040(*) .08906 .002 -.6794 -.1286

KN -.0640 .08906 .978 -.3394 .2114

KK -.0480 .08906 .994 -.3234 .2274

K2 -.0600 .08906 .983 -.3354 .2154

K3 -.0340 .08906 .999 -.3094 .2414

K2 DSS -.3440(*) .08906 .009 -.6194 -.0686

KN -.0040 .08906 1.000 -.2794 .2714

KK .0120 .08906 1.000 -.2634 .2874

K1 .0600 .08906 .983 -.2154 .3354

K3 .0260 .08906 1.000 -.2494 .3014

K3 DSS -.3700(*) .08906 .004 -.6454 -.0946

KN -.0300 .08906 .999 -.3054 .2454

KK -.0140 .08906 1.000 -.2894 .2614

K1 .0340 .08906 .999 -.2414 .3094

K2 -.0260 .08906 1.000 -.3014 .2494


(18)

55

Homogenous Subsets Hasil Perlakuan Tukey HSD

Perlakuan N

Subset for alpha = .05

1 2

K1 5 .1320

K3 5 .1660

KK 5 .1800

K2 5 .1920

KN 5 .1960

DSS 5 .5360

Sig. .978 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.


(19)

Hasil Perhitungan Statistik Luas Zona Marginalis Limpa One Way

Descriptives Hasil

N Mean

Std. Deviati on Std. Error 95% Confidence

Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound

Upper

Bound

DSS 5 .9112 .06649 .02973 .8287 .9938 .80 .97

KN 5 .4098 .02346 .01049 .3806 .4389 .38 .44

KK 5 .5610 .11258 .05035 .4212 .7007 .44 .67

K1 5 .3575 .03883 .01736 .3093 .4057 .32 .41

K2 5 .3686 .02525 .01129 .3373 .4000 .33 .39

K3 5 .2325 .02835 .01268 .1973 .2677 .20 .26

Total 30 .4734 .22831 .04168 .3882 .5587 .20 .97

Test of Homogeneity of Variances Hasil

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

7.746 5 24 .000

ANOVA Hasil

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig

.

Between

Groups 1.429 5 .286 83.284 .000

Within Groups .082 24 .003


(20)

57

Post Hoc Test

Multiple Comparisons Dependent Variable: Hasil

Tukey HSD (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval Lower

Bound

Upper Bound

DSS KN .5015(*) .03705 .000 .3869 .6160

KK .3503(*) .03705 .000 .2357 .4648

K1 .5537(*) .03705 .000 .4392 .6683

K2 .5426(*) .03705 .000 .4280 .6572

K3 .6787(*) .03705 .000 .5641 .7933

KN DSS -.5015(*) .03705 .000 -.6160 -.3869

KK -.1512(*) .03705 .005 -.2658 -.0366

K1 .0523 .03705 .720 -.0623 .1668

K2 .0411 .03705 .872 -.0734 .1557

K3 .1773(*) .03705 .001 .0627 .2918

KK DSS -.3503(*) .03705 .000 -.4648 -.2357

KN .1512(*) .03705 .005 .0366 .2658

K1 .2035(*) .03705 .000 .0889 .3180

K2 .1923(*) .03705 .000 .0778 .3069

K3 .3284(*) .03705 .000 .2139 .4430

K1 DSS -.5537(*) .03705 .000 -.6683 -.4392

KN -.0523 .03705 .720 -.1668 .0623

KK -.2035(*) .03705 .000 -.3180 -.0889

K2 -.0111 .03705 1.000 -.1257 .1034

K3 .1250(*) .03705 .027 .0104 .2395

K2 DSS -.5426(*) .03705 .000 -.6572 -.4280

KN -.0411 .03705 .872 -.1557 .0734

KK -.1923(*) .03705 .000 -.3069 -.0778

K1 .0111 .03705 1.000 -.1034 .1257

K3 .1361(*) .03705 .013 .0216 .2507

K3 DSS -.6787(*) .03705 .000 -.7933 -.5641

KN -.1773(*) .03705 .001 -.2918 -.0627

KK -.3284(*) .03705 .000 -.4430 -.2139

K1 -.1250(*) .03705 .027 -.2395 -.0104

K2 -.1361(*) .03705 .013 -.2507 -.0216


(21)

Hasil

Tukey HSD Perlakua

n N

Subset for alpha = .05

1 2 3 4

K3 5 .2325

K1 5 .3575

K2 5 .3686

KN 5 .4098

KK 5 .5610

DSS 5 .9112

Sig. 1.000 .720 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.


(22)

59

RIWAYAT HIDUP

Nama : Anita Septiana Maria

NRP : 0710177

Agama : Kristen Protestan

Tempat/ tanggal lahir : Bandung, 27 September 1989 Alamat : Taman Rahayu H-47, Bandung. Riwayat pendidikan :

TK KRISTEN GRACIA (1994-1995)

SD KRISTEN GRACIA (1995-2001)

SMP FREE METHODIST MEDAN (2001-2002)

SMP SANTO THOMAS I MEDAN (2002-2003)

SMP KRISTEN GRACIA (2003-2004)

SMA NEGERI 2 BANDUNG (2004-2007)


(23)

1

Inflammatory Bowel Disease (IBD) adalah penyakit inflamasi yang melibatkan saluran cerna dengan penyebab pastinya sampai saat ini belum jelas. Secara garis besar IBD terdiri dari Ulcerative Colitis (UC), Crohn’s disease, dan bila sulit membedakan antara kedua hal tersebut maka dimasukkan dalam kategori indeterminate colitis (Dharmika Djojoningrat, 2006).

Penyebab UC sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, namun faktor genetis memiliki peranan penting. Secara umum diperkirakan bahwa proses patogenesis IBD diawali oleh infeksi, toksin, produk bakteri atau asupan makanan, yang terjadi pada individu yang rentan dan dipengaruhi oleh faktor genetik, defek imun, lingkungan, sehingga terjadi kaskade proses inflamasi pada dinding usus (Dharmika Djojoningrat, 2006).

Kolitis dapat diinduksi dengan salah satu bahan kimia yaitu DSS. DSS merupakan suatu derivat polianion dari dekstran, hasil dari reaksi esterifikasi senyawa dekstran dengan asam klorosulfat. DSS yang diberikan secara oral melalui air minum selama beberapa hari menyebabkan lesi pada epitel kolon dan inflamasi akut seperti penyakit UC pada manusia (Stevceva et al., 2006). Dalam penelitian ini digunakan DSS sebagai induktor terjadinya kolitis. DSS akan masuk sebagai antigen yang merangsang terjadinya inflamasi dan pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya kolitis.

Tubuh memiliki sistem pertahanan untuk melawan antigen, salah satunya adalah limpa. Bila darah mengandung bahan infeksius maka sel-sel retikuloendotelial limpa dengan cepat akan membuang bahan infeksius tersebut. Pada berbagai proses infeksi, limpa akan membesar untuk melakukan fungsi pembersihan secara adekuat (Guyton & Hall, 2000).

Penelitian induksi kolitis dengan DSS pada model mencit menunjukkan terjadi pembesaran limpa (Meira et al, 2008).


(24)

2

Kembang kol (Brassica oleracea var botritys) merupakan salah satu sayuran yang dapat mengurangi kerusakan pada kolon bahkan bisa menjadi terapi preventif untuk kolitis ulserativa. Kembang kol adalah salah satu tanaman cruciferous yang memiliki banyak khasiat. Kandungan yang menjadi karakteristik dari cruciferous, termasuk kembang kol adalah glukosinolat. Salah satu bentuk dari isotiosianat adalah sulforafan yang memiliki peran sebagai antikanker (Traka et al., 2005). Beberapa penelitian menunjukkan sulforafan berperan sebagai anti inflamasi karena menghambat beberapa sitokin-sitokin proinflamasi dan mediator inflamasi lainnya (Chen et al., 2009).

Pada mencit yang diinduksi kolitis oleh DSS, pemberian kembang kol diharapkan dapat berpengaruh terhadap pertahanan imun yang digambarkan melalui perubahan pada limpa.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah yang disusun adalah sebagai berikut:

1. Apakah kembang kol dapat menghambat penambahan berat limpa. 2. Apakah kembang kol dapat menghambat pembesaran luas zona

marginalis limpa. 1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah mengetahui peranan kembang kol terhadap mencit model kolitis.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek sari kukusan kembang kol terhadap berat limpa dan luas zona marginalis limpa pada mencit model kolitis. 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara akademis adalah untuk mengembangkan ilmu kedokteran, khususnya berhubungan dengan imunologi yakni peran kembang kol terhadap ukuran limpa sebagai salah satu organ limfoid.


(25)

kegunaan kembang kol sehingga dapat dijadikan alternatif pencegahan penyakit kolitis.

1.5 Kerangka Pemikiran

Limpa adalah organ limfoid dalam tubuh yang memiliki fungsi filtrasi darah dan koordinasi respon imun. Limpa terdiri dari 2 bagian. Bagian yang putih (pulpa alba) merupakan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan bagian yang merah (pulpa rubra) bertugas membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah seperti sel darah merah yang rusak (Guyton & Hall, 2000).

Pulpa alba terdiri dari jaringan limfoid yang menyelubungi arteri sentralis dan nodul limfoid yang menempel pada selubung. Kebanyakan sel-sel limfoid yang mengeliling arteri sentralis adalah limfosit T dan membentuk selubung limfosit T yang disebut selubung limfatik periarterial (PALS). Nodul limfoid terutama terdiri atas limfosit B. Diantara pulpa alba dan pulpa rubra terdapat zona marginalis, yan teridiri atas banyak sinus dan jaringan ikat longgar. Terdapat limfosit dan banyak makrofag aktif disini. Zona marginalis banyak mengandung antigen darah dan karenanya berperan utama pada aktivitas imunologik limpa. Limfosit di bagian zona marginalis dan limfonoduli dihuni limfosit B (Junqueira, 2007).

Bagian luar pulpa alba terpisah dari pulpa rubra oleh regio yang dikenal sebagai zona marginalis. Area ini mempunyai vaskularisasi ektensif dan darah yang masuk ke limpa melalui cabang arteriol folikular pada sinus marginalis mencapai zona marginalis sebelum menyebar ke pulpa rubra. Zona marginalis juga mengandung sejumlah makrofag, sel dendritik, dan populasi sel B yang tidak bersirkulasi. Sel B zona maginalis berpartisipasi pada perkembangan respon imun dini (early immune response). Limpa berperan dalam menimbulkan respon imun terhadap antigen yang beredar dalam darah (Batista, 2009).

Populasi sel B di zona marginalis limpa memproduksi antibodi dengan cepat sebagai respon terhadap antigen yang beredar dalam darah. Sehingga sel ini berperan penting dalam inisiasi repon imun dini. Sel dendritik mempresentasikan


(26)

4

antigen ke sel B zona marginalis dan aktivasi ini mengarah ke pembentukkan segera sel plasma yang memproduksi IgM independen terhadap sel T helper. Hal ini akan menyebabkan terbentuknya kompleks antigen-antibodi (Batista, 2009)

Pada kolitis terjadi proses inflamasi yang melibatkan peran makrofag, termasuk sel-sel retikuloendotelial limpa. Bila ada antigen yang masuk ke dalam sirkulasi umum, maka salah satu pertahanannya dilakukan oleh makrofag yang terdapat pada limpa. Sel-sel retikuloendotelial limpa dengan cepat akan membuang antigen yang masuk. Pada berbagai proses infeksi, limpa akan membesar untuk melakukan fungsi pembersihan secara adekuat (Guyton & Hall, 2000).

DSS merupakan suatu derivat polianion dekstran, hasil dari reaksi esterifikasi senyawa dekstran dengan asam klorosulfat. DSS yang diberikan melalui air minum selama beberapa hari menyebabkan lesi pada epitel kolon dan inflamasi akut seperti penyakit UC pada manusia. (Stevceva et al., 2006). Berdasarkan teori tersebut, kolitis yang dapat diinduksi oleh DSS diharapkan membuat berat limpa bertambah besar.

Kembang kol adalah salah satu tanaman cruciferous yang memiliki banyak khasiat. Kandungan yang menjadi karakteristik dari cruciferous, termasuk kembang kol adalah glukosinolat. Salah satu bentuk dari isotiosianat adalah sulforafan yang memiliki peran sebagai antikanker (Traka et al., 2005). Beberapa penelitian menunjukkan sulforafan berperan sebagai anti inflamasi karena menghambat beberapa sitokin-sitokin proinflamasi dan mediator inflamasi lainnya (Chen et al., 2009).

Pemberian kembang kol diharapkan dapat menekan proses inflamasi sehingga tidak terjadi pembesaran limpa dan perubahan histopatologis yang berlebihan. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk melihat efektivitas kembang kol dalam mengurangi proses inflamasi di dalam limpa.


(27)

1. Sari kukusan kembang kol dapat menghambat penambahan berat limpa mencit galur Balb/C jantan model kolitis.

2. Sari kukusan kembang kol dapat menghambat pembesaran luas zona marginalis limpa mencit galur Balb/C jantan model kolitis.

1.7 Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif. Parameter yang diamati adalah berat dan luas zona marginalis limpa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one-way ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD dengan tingkat kepercayaan 95% dimana suatu perbedaan dikatakan bermakna bila p ≤ 0,05.


(28)

40 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

- Pemberian kembang kol dapat menghambat penambahan berat limpa mencit model kolitis.

- Pemberian kembang kol dapat menghambat pembesaran luas zona marginalis pada mencit model kolitis.

5.2 Saran

- Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis toksik kembang kol.

- Diperlukan penelitian lebih lanjut di bidang klinis untuk menerapkan penggunaan kembang kol dalam mencegah kolitis.


(29)

41 USA: W.B Saunders Company

Biancard James F, Bernstein Charles N, Wajda Andre, Rawsthorne Patricia. 2001. Small-area Variation and Socio Demographic Correlates for The

Incidence of Chron’s Disease and Ulcerative Colitis. American Journal of Epidemiology. 154:328-335

Batista F. D., Harwood N. E. 2009. The who, how and where of antigen presentation to B cells. Nature Reviews Immunology, (9):15-27.

Chen Xi-Lin, Dodd Geraldine, Kunsch Charles. 2008. Sulforaphane Inhibits TNF-α-induced Activation of p38 MAP kinase and VCAM-1 and MCP-1 Expression In Endothelial Cells. Inflammation Research. 58:513-521

Dharmika Jojoningrat. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 386-390

Dorland, Newman W.A. 2005. Kamus Kedokteran Dorland. ed.29. Jakarta: Penerbit EGC. p. 1097

Eroschenko V. P. 2003. Atlas Histologi di Fiore. Ed 9. Jakarta: Penerbit EGC128-131

Friedman S, Blumberg R.S. 2005. Inflammatory bowel disease. In: Fauci A.S, Kasper D.L, Longgo D.L, Eugene B, Hauser S.L, Jameson L.J, et all.


(30)

42

Harrison’s Principle of Internal Medicine. 16th Ed. New York: Mc Graw Hill. p1776-89

Gamet-Payrastre L, Lie Pengfei, Lumeau S, Cassar Georges, Dupont Marie-Ange, Chevolleau Sylvie, et all. 2000. Sulforaphane, a Naturally Occuring Isothiocyanates, Induces Cell Cycle Arrest and Apoptosis in HT29 Human Colon Cancer Cells. Cancer Research. 60: 1426- 1433

Guyton & Hall. 2000. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit EGC

Junqueira L.C., Carnerio J. 2007. Sistem Imun dan Organ Limfoid. Dalam : Histologi Dasar : teks dan atlas. Edisi 10. Terjemahan Jan Tambayong. Jakarta: EGC. p.251:271-76

Kim T.W, Seo J.N, Suh Y.H, Park H.J, Kim J.Y. 2006. Involvement of Lympocytes in Dextran Sulphate Sodium Induced Experimental Colitis. World Journal of Gastroenterology. 12(2): 302-305

Kumar V., Abbas A. K., Fausto N. 2005. Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease. 7th Ed. Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.

Langan R.C, Gotsch P.B, Krafczyk M.A, Skillinge D.D. 2007. Ulcerative Colitis: Diagnosis and Treatment. American Family Physician. 76:1323-1330,31

Lisiane B Miera, James M Bugini, Stephanie L Green, Lee Chung-Wei, Pang Bo, Borenshtein Diana, et al. 2008. DNA Damage Induced by Chronic Inflammation Contributes to Colon Carcinogenesis in Mice. The Journal of Clinical Investigation. 118:2516-2525


(31)

Sulfate Sodium Progresses to Chronicity in C57BL/6 but not in BALB/c Mice: Correlation between Symptoms and Inflammation.

http://ajpgi.physiology.org/cgi/content/abstract/288/6/G1328. Diunduh 25 September 2009

Matelgan George, Pizzorno Joseph, Evans Kerry, Levin Buck, Kim J.Mayer, Pizzorno Lara . 2001. Cauliflower.

http://www.whfoods.com/newbook/bookannounce.html 2010 Diunduh 2 Juni 2010

Meira L.B., Bugni J.M., Green S.L., Lee C., Pang B., Borensthein D., et al. 2008. DNA Damage induced by chronic inflammation contributes to colon carcinogenesis in mice. The Journal of Clinical Investigation, 118(7): 2516-2525.

Podolsky Daniel K. 2002. Inflammatory Bowel Disease. New England Journal of Medicine. 347(6): 417-429

Mukawi T Y. 1989. Tekhnik Pengelolaan Sediaan Histopatologi dan Sitologi. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Rahmat Rukmana. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Sharma S.R, Singh P.K, Chable V, Tripathi S.K. 2004. A Review of Hybrid Cauliflower Development. Journal of New Seeds. 6: 151


(32)

44

Stevceva L, Pavli P, Buffinton G, Wozniak A, Doe W. F. 1999. Dextran Sulfate Sodium-Induced Colitis Activity Varies with Mouse Strain but Develops in Lipopolysaccharide-Unresponsive Mice. J. Gastroenterol Hepatol. 14: 54-60

Stevceva L, Pavli P, Husband A, Ramsay A, Doe W.F. 2001. Dextran Sulphate Sodium-Induced Colitis is Ameliorated in Interleukin 4 Deficient Mice. Genes and Immunity. 2: 306-19

Surh Young-Joon, Kundu J.K, Na Hye-Kyung. 2008. Nrf2 as a Master Redox Switch in Turning on The Cellular Signaling Involve in The Induction of Cytoprotective Genes by Some Chemopreventive Phytochemicals. Planta Medicine. 74: 1526-1539

Traka Maria, Gasper Amy V, Smith Julie A, Hawkey Chris J, Bao Yongping, Mithen Richard F. 2005. Transcriptome Analysis of Human Colon Caco – 2 Cells Exposed to Sulforaphane. The Journal of Nutrition. 135: 1865-1872

Yanaka A, Hyodo I, Yamamoto M. 2006. Daily Intake of Sulphoraphane-rich Broccoli Sprouts Prevents Colon Tumor Formation In Mice Treated with Dextran Sodium Sulphate and Azoxymethane via Stimulating Nrf2-dependent antioxidant enzymes.

http://aacrmeetingabstracts.org/cgi/content/abstract/2006/3/A75. Diunduh 24 November 2009


(1)

1.6 Hipotesis

1. Sari kukusan kembang kol dapat menghambat penambahan berat limpa mencit galur Balb/C jantan model kolitis.

2. Sari kukusan kembang kol dapat menghambat pembesaran luas zona marginalis limpa mencit galur Balb/C jantan model kolitis.

1.7 Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif. Parameter yang diamati adalah berat dan luas zona marginalis limpa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one-way ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD dengan tingkat kepercayaan 95% dimana suatu perbedaan dikatakan bermakna bila p ≤ 0,05.


(2)

40 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

- Pemberian kembang kol dapat menghambat penambahan berat limpa mencit model kolitis.

- Pemberian kembang kol dapat menghambat pembesaran luas zona marginalis pada mencit model kolitis.

5.2 Saran

- Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis toksik kembang kol.

- Diperlukan penelitian lebih lanjut di bidang klinis untuk menerapkan penggunaan kembang kol dalam mencegah kolitis.


(3)

41

Abbas Abul K, Lichtman Andrew H, Pober Jordan S. 1994. Cells and Tissues of The Immune System in Cellular and Molecular Immunology. 2nd Ed. USA: W.B Saunders Company

Biancard James F, Bernstein Charles N, Wajda Andre, Rawsthorne Patricia. 2001. Small-area Variation and Socio Demographic Correlates for The Incidence of Chron’s Disease and Ulcerative Colitis. American Journal of Epidemiology. 154:328-335

Batista F. D., Harwood N. E. 2009. The who, how and where of antigen presentation to B cells. Nature Reviews Immunology, (9):15-27.

Chen Xi-Lin, Dodd Geraldine, Kunsch Charles. 2008. Sulforaphane Inhibits TNF-α-induced Activation of p38 MAP kinase and VCAM-1 and MCP-1 Expression In Endothelial Cells. Inflammation Research. 58:513-521

Dharmika Jojoningrat. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 386-390

Dorland, Newman W.A. 2005. Kamus Kedokteran Dorland. ed.29. Jakarta: Penerbit EGC. p. 1097

Eroschenko V. P. 2003. Atlas Histologi di Fiore. Ed 9. Jakarta: Penerbit EGC128-131

Friedman S, Blumberg R.S. 2005. Inflammatory bowel disease. In: Fauci A.S, Kasper D.L, Longgo D.L, Eugene B, Hauser S.L, Jameson L.J, et all.


(4)

42

Harrison’s Principle of Internal Medicine. 16th Ed. New York: Mc Graw Hill. p1776-89

Gamet-Payrastre L, Lie Pengfei, Lumeau S, Cassar Georges, Dupont Marie-Ange, Chevolleau Sylvie, et all. 2000. Sulforaphane, a Naturally Occuring Isothiocyanates, Induces Cell Cycle Arrest and Apoptosis in HT29 Human Colon Cancer Cells. Cancer Research. 60: 1426- 1433

Guyton & Hall. 2000. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit EGC

Junqueira L.C., Carnerio J. 2007. Sistem Imun dan Organ Limfoid. Dalam : Histologi Dasar : teks dan atlas. Edisi 10. Terjemahan Jan Tambayong. Jakarta: EGC. p.251:271-76

Kim T.W, Seo J.N, Suh Y.H, Park H.J, Kim J.Y. 2006. Involvement of Lympocytes in Dextran Sulphate Sodium Induced Experimental Colitis. World Journal of Gastroenterology. 12(2): 302-305

Kumar V., Abbas A. K., Fausto N. 2005. Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease. 7th Ed. Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.

Langan R.C, Gotsch P.B, Krafczyk M.A, Skillinge D.D. 2007. Ulcerative Colitis: Diagnosis and Treatment. American Family Physician. 76:1323-1330,31

Lisiane B Miera, James M Bugini, Stephanie L Green, Lee Chung-Wei, Pang Bo, Borenshtein Diana, et al. 2008. DNA Damage Induced by Chronic Inflammation Contributes to Colon Carcinogenesis in Mice. The Journal of Clinical Investigation. 118:2516-2525


(5)

Melgar S, Karlsson A, Michaelsson E. 2004. Acute Colitis Induced by Dextran Sulfate Sodium Progresses to Chronicity in C57BL/6 but not in BALB/c Mice: Correlation between Symptoms and Inflammation.

http://ajpgi.physiology.org/cgi/content/abstract/288/6/G1328. Diunduh 25 September 2009

Matelgan George, Pizzorno Joseph, Evans Kerry, Levin Buck, Kim J.Mayer, Pizzorno Lara . 2001. Cauliflower.

http://www.whfoods.com/newbook/bookannounce.html 2010 Diunduh 2 Juni 2010

Meira L.B., Bugni J.M., Green S.L., Lee C., Pang B., Borensthein D., et al. 2008. DNA Damage induced by chronic inflammation contributes to colon carcinogenesis in mice. The Journal of Clinical Investigation, 118(7): 2516-2525.

Podolsky Daniel K. 2002. Inflammatory Bowel Disease. New England Journal of Medicine. 347(6): 417-429

Mukawi T Y. 1989. Tekhnik Pengelolaan Sediaan Histopatologi dan Sitologi. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Rahmat Rukmana. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Sharma S.R, Singh P.K, Chable V, Tripathi S.K. 2004. A Review of Hybrid Cauliflower Development. Journal of New Seeds. 6: 151


(6)

44

Stevceva L, Pavli P, Buffinton G, Wozniak A, Doe W. F. 1999. Dextran Sulfate Sodium-Induced Colitis Activity Varies with Mouse Strain but Develops in Lipopolysaccharide-Unresponsive Mice. J. Gastroenterol Hepatol. 14: 54-60

Stevceva L, Pavli P, Husband A, Ramsay A, Doe W.F. 2001. Dextran Sulphate Sodium-Induced Colitis is Ameliorated in Interleukin 4 Deficient Mice. Genes and Immunity. 2: 306-19

Surh Young-Joon, Kundu J.K, Na Hye-Kyung. 2008. Nrf2 as a Master Redox Switch in Turning on The Cellular Signaling Involve in The Induction of Cytoprotective Genes by Some Chemopreventive Phytochemicals. Planta Medicine. 74: 1526-1539

Traka Maria, Gasper Amy V, Smith Julie A, Hawkey Chris J, Bao Yongping, Mithen Richard F. 2005. Transcriptome Analysis of Human Colon Caco – 2 Cells Exposed to Sulforaphane. The Journal of Nutrition. 135: 1865-1872

Yanaka A, Hyodo I, Yamamoto M. 2006. Daily Intake of Sulphoraphane-rich Broccoli Sprouts Prevents Colon Tumor Formation In Mice Treated with Dextran Sodium Sulphate and Azoxymethane via Stimulating Nrf2-dependent antioxidant enzymes.

http://aacrmeetingabstracts.org/cgi/content/abstract/2006/3/A75. Diunduh 24 November 2009