Peranan Sanksi PPH Pasah 21 pada Wajib Pajak, Dalam Meningkatkan Ketaatan Wajib Pajak dalam Melaksanakan PPH Pasal 21 (Studi Kasus pada KPP PRATAMA SUMEDANG).

(1)

i Universitas Kristen Maranatha  

ABSTRAK

Masalah penelitian ini adalah kurang efektifinya pelaksanaan total sanksi PPh pasal 21 pada KPP PRATAMA Sumedang sebab itu, penelitian ini di arahkan pada peranan sanksi PPh pasal 21 terhadap meningkatkan ketaatan Wajib Pajak dalam melaksanakan PPh Pasal 21 KPP PRATAMA SUMEDANG.

Penelitian menggunakan metode survei; sedangkan data yang diperoleh di analisisdengan menggunakan regresi dan corelation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Total sanksi PPh pasal 21 menunjukan bahwa variabel bebas berupa Total Sanksi PPh Pasal 21 berperan kuat dan signifikan terhadap variabel terikat berupa Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 pada Kabupaten Sumedang. Dengan demikian thitung (6.137 > ttabel (2.228), sehingga jelas Ho ditolak dan Hi diterima. Peranan tersebut dinilai cukup besar.

2. Total sanksi PPh pasal 21 pada uji determinasi sebesar 82,5% keragaman variabel Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 disebabkan oleh keragaman Total Sanksi PPh Pasal 21, sedangkan sisanya sebanyak 17,5 % disebabkan oleh faktor lain

3. Hasil nilai alpha peranan Total sanksi PPh pasal 21 terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 0,651 dinilai cukup besar

Berdasarkan hal di atas, Total sanksi PPh pasal 21 perlu ditingkatkan kualitasnya antara lain melalui penataan mekanisme pelaksanaan tugas pegawai, melengkapi sarana kerja pegawai dan meningkatkan penumbuhan kreativitas pegawai dalam memperbaiki pelaksanaan tugasnya. Selain itu, perlu peningkatan kualitas Total sanksi PPh pasal 21 terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 melalui antara lain meningkatkan persahabatan dengan pegawai, mengakui keberhasilan tugas pegawai dan meningkatkan kesejahteraannya.


(2)

iv Universitas Kristen Maranatha  

DAFTAR ISI

Hlm

ASBTRAK ……….. KATA PENGANTAR ……….……… DAFTAR ISI ………... DAFTAR TABEL ………... DAFTAR LAMPIRAN ………...

i ii iv vi viii BAB I BAB II PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1.2 Identifikasi Masalah ………..

1.3 Tujuan Penelitian ………..

1.4 Kegunaan Penelitian ……….

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ……….. 1.6 Metode Penelitian ... 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perpajakan ... 2.1.1 Definisi Perpajakan ... 2.1.2 Fungsi Pajak ... 2.1.3 Teori Pembenaran Pemungutan Pajak ... 2.1.4 Jenis Pajak ... 2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak ... 2.1.6 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 2.1.7 Tarif Pajak ... 2.2 Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 2.2.1 Pemotong PPh 21 ... 2.2.2 Wajib Pajak PPh 21 ... 2.2.3 Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh 21 ... 2.2.4 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak PPh 21 ...

1 4 4 4 5 7 9 10 11 13 13 15 17 18 19 23 24 25 27 27


(3)

v Universitas Kristen Maranatha  

BAB III

BAB IV

2.2.5 Objek PPh 21; Objek PPh 21 Final; Bukan Obek PPh 21 Objek PPh 21 ... 2.2.6 Tata Cara penghitungan PPh 21 ... 2.2.7 Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 486 / KMK.03 / 2003 Tentang “Pajak Penghasilan Yang Ditanggung Oleh Pemerintah Atas Penghasilan Pekerja dari

Pekerjaan ... 2.3 Sanksi Perpajakan ...

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ...

3.1.1

Sejarah Singkat

Kantor Pelayanan Pajak

PRATAMA SUMEDANG ...

3.1.2

Struktur Organisasi dan Tugas Setiap Bagian

pada Kantor Pelayanan Pajak KPP PRATAMA SUMEDANG ... 3.2 Metode penelitian ... 3.2.1 Penetapan Variabel Penelitian ... 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 3.2.3 Analisa Pengujian Hipotesis ...

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Surat Ketetapan Pajak ... 4.1.1 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) ... 4.1.2 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

(SKPKBT) ... 4.1.3 Surat Ketetapan Lebih Bayar (SKPLB) ... 4.1.4 Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) ... 4.1.5 Surat Tagihan Pajak (STP) ... 4.2 Penagihan Pajak Dengan Surat Pajak Dasar Hukum ...

29 32

34 39

46

46

48 52 52 52 53

56 56 57

59 60 60 61


(4)

vi Universitas Kristen Maranatha  

BAB V

4.3 Penerapan Sanksi Perpajakan ... 4.4 Hambatan Dalam Penerapan Sanksi Perpajakan ... 4.5 Langkah – Langkah Yang Harus Dilakukan Untuk

Mengatasi Masalah Penerapan Sanksi ... 4.6 Analisa Pengujian Hipotesis ...

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ...

71 77

77 78

83 83


(5)

vii Universitas Kristen Maranatha  

DAFTAR TABEL

Hlm Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 2.12 Tabel 2.13 Tabel 2.14 Tabel 2.15 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12

Tarif Tetap ... Tarif Proporsional ... Pengenaan Pajak tetap ... Pengunaan Pajak Meningkat ... Pengenaan Pajak Dasar ... Pengenaan Pajak Dasar Menurun ... Pengenaan Pajak Semakin Menurun ... Penghasilan Bruto ... Tarif Pajak Pasal 17 ... Sanksi berupa % Bunga 2 ... Sanksi berupa denda administrasi ... Sanski administrasi berupa kenaikan 50 % dan 100 % ... Sanksi kepada Wajib Pajak ... Sanksi kepada Pejabat Pajak ... Sanksi kepada Pihak Ketiga ... Jenis-jenis KPP ... Sanksi berupa Bunga 2 % ... Sanksi berupa denda administrasi ... Sanski administrasi berupa kenaikan 50 % dan 100 % ... Sanksi kepada Wajib Pajak ... Sanksi kepada Pejabat Pajak ... Sanksi kepada Pihak Ketiga ... Total Sanksi PPh Pasal 21 ( Sep 2007 – Juni 2008 ) ... Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 ( Sep 2007 – Juni 2008 ) ... Rekapitulasi Sanksi Dan Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 ( Sep 2007 – Juni 2008 ) ... Correlations ... Coefficients(a) ... Model Summary(b) ...

20 20 21 22 22 23 23 32 33 40 41 41 42 44 44 47 72 73 74 75 76 77 78 79 79 80 80 81


(6)

viii Universitas Kristen Maranatha  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2

Lampiran 3 Lampiran 4

Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lamp 10 Lamp 11 Lamp 12 Lamp 13 Lamp 14

Nonparametric Correlations ... Uji Regresi Total Sanksi PPh Pasal 21 terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 ... Reliability Scale: ALL VARIABLES ... Data Hasil Laporan dari Dinas Pajak Kabupaten

Sumedang ... Struktur Organisasi KPP Pratama Sumedang... Wilayah kerja I dan II dari KPP PratamaSumedang... Lembar penghitungan PPh Pasal 21... Nota penghitungan Pajak Penghasilan... SPT Masa PPh Pasal 21... SSP Lembar 1 – 5... Bukti pemotongan PPh Pasal 21 Tidak Final... Bukti pemotongan PPh Pasal 21 Final... Lembar pengawasan arus dokumen... Bukti penerimaan surat...


(7)

LAMPIRAN 1

Nonparametric Correlations

Correlations

Total Sanksi PPh Pasal 21

Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21

Spearman's rho Total Sanksi PPh Pasal 21

Correlation Coefficient 1.000 .164

Sig. (2-tailed) . .651

N 10 10

Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21

Correlation Coefficient .164 1.000

Sig. (2-tailed) .651 .


(8)

Lampiran 2

Uji Regresi

Total Sanksi PPh Pasal 21 terhadap

Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21

Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered Method

1 Total Sanksi PPh Pasal 21(a) Enter a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21

Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .908(a) .825 .803 8939625700.64239

a Predictors: (Constant), Total Sanksi PPh Pasal 21

b Dependent Variable: Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 3009634313742

901000000.000 1

3009634313742

901000000.000 37.660 .000(a)

Residual 6393352613406

87000000.000 8

7991690766758

5800000.000

Total 3648969575083

588000000.000 9

a Predictors: (Constant), Total Sanksi PPh Pasal 21

b Dependent Variable: Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 328581656

2.498

388180137

5.302 .846 .422

Total Sanksi

PPh Pasal 21 58.073 9.463 .908 6.137 .000


(9)

Charts

2 0

-2

Regression Standardized Residual 3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0

Fr

equency

Mean =1.6E-16 Std. Dev. =0.943

N =10

Histogram

Dependent Variable: Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Ex

pect

ed C

u

m

Pr

ob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(10)

6.0E10 3.0E10

0.0E0

Regression Deleted (Press) Residual

8.00E10

6.00E10

4.00E10

2.00E10

0.00E0

Tota

l Re

ali

sasi

Pe

ne

rima

an PP

h Pa

sal

21

Scatterplot


(11)

Lampiran 3

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 10 100.0

Excluded(a) 0 .0

Total 10 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.651 2

               


(12)

 

1 Universitas Kristen Maranatha   

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia adalah sebuah Negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan Undang–Undang Dasar 1945. Indonesia juga merupakan Negara berkembang yang pada saat ini banyak melakukan pembangunan berbagai bidang, salah satunya adalah membangun sumber daya manusia seutuhnya untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Untuk mengimplementasikan pembangunan tersebut diperlukan sejumlah dana yang memadai. Dana tersebut dapat diperoleh dari dalam negeri maupun bantuan dari luar negeri. Dana yang bersumber dari luar negeri contohnya dengan meminjam dana ke IMF (International Monetary Fund). Tetapi hal ini kurang efektif, karena selain hanya akan memperbesar jumlah hutang luar negeri, prosedur peminjaman pun sulit dan dana tidak dapat langsung dicairkan.

Oleh sebab itu pemerintah harus lebih mengefektifkan dana yang bersumber dari dalam negeri baik dari sector migas maupun sector non-migas. Melihat perkembangan penerimaan di sector migas saat ini kurang memusakan dan tidak dapat lagi jadi andalan, karena sumber daya alam membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses daur ulangnya, terbatas dan tidak dapat diperbaharui lagi. Oleh Karena itulah, sekarang ini pemerintah memberikan perhatian khususnya pada penerimaan sector non-migas, yaitu salah satunya diperoleh dari pemungutan pajak. (www. vibiznews.com).

Pembayaran pajak merupakan salah satu pemenuhan kewajiban warga Negara yang baik. Setiap warga Negara yang bekerja baik di instansi pemerintah maupun di swasta wajib membayar pajak. Kegiatan perpajakan di Indonesia dilaksanakan dan diatur oleh Undang–Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat (2) yang menyatakan bahwa “Segala pajak untuk keperluan Negara Berdasarkan Undang–Undang”, dimana pengenaan dan pemungutan


(13)

2   

Universitas Kristen Maranatha  pajak untuk keperluan Negara harus berdasarkan Undang – Undang yang telah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). (www.info.pajak.com).

Sistem perpajakan di Indonesia menganut sistem self assesment. Dengan sistem tersebut Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung sendiri besarnya pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak. Namun demikian, ketika Wajib Pajak menerima atau memperoleh penghasilan,ada kalanya atas penghasilan tersebut dipotong pajak dulu. Contoh, seorang karyawan dipotong pajak atas gaji yang diterimanya tiap bulan yang dinamakan pemotongan PPh Pasal 21.

Apakah praktek ini menyalahi sistem self assesment ini? Jawabannya tidak. Pemotongan dan pemungutan pajak hanya merupakan mekanisme untuk melunasi pajak yang akan terutang dalam tahun tersebut. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) terutang sebenarnya dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Adapun pajak yang sudah dipotong atau dipungut tersebut akan diperhitungkan untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar. Dalam bahasa teknisnya pajak yang sudah dipotong atau dipungut tersebut dinamakan kredit pajak. (www.dudiwahyudi.com).

Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti / ditaati/dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (Preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar peraturan perpajakan. Prosedur dalam pembayaran pajak hendaknya dipermudah dan tarif disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga tidak memberatkan. Disini masyarakat dituntut ikut serta dalam memenuhi kewajiban dibidang perpajakan dengan meningkatkan kesadaran, pemahaman dan penghayatan bahwa pajak merupakan salah satu sumber penghasilan utama Negara. Dengan demikian masyarakat akan sadar pajak dan memahami akan hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak, sehingga masyarakat taat membayar pajak dengan membayar sesuai dengan besarnya pungutan. Perubahan dalam


(14)

3   

Universitas Kristen Maranatha  bidang perpajakan ini sedikit banyak akan membawa pengaruh bagi pengusaha, terutama pada besarnya pajak yang harus dibayar pada akhir tahun, Karen bagaimanapun juga pajak adalah biaya yang ditanggung oleh pengusaha. Jika pengelolaan pajak tidak dilakukan dengan baik, kemungkinan di kemudian hari perusahaan akan membayar pajak yang besar. Hal ini bearti pengusaha itu harus kembali mengatur strategi untuk merencanakan keputusan–keputusan bisnisnya, terutama dari segi keuangan, atau disebut dengan manajemen pajak.

Secara teoritis perencanaan pajak adalah bagian dari manajemen pajak. Perencanaan pajak merupakan tahap pertama dalam penghematan pajak. Strategi penghematan pajak disusun saat perencanaan pajak. Karena itu, penelitian dan pengumpulan ketentuan peraturan perpajakan dilaksanakan pada tahap ini. Dari penelitian tersebut akan diketahui jenis penghematan pajak. Penerapan perencanaan pajak yaitu merencanakan secara sistematis pembuatan keputusan–keputusan keuangan atau manajerial, termasuk memanfaatkan kelemahan yang ada dalam perpajakan, dan memahami kemungkinan sanksi atasnya. Tindakan tersebut legal karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal–hal yang diatur seperti mengambil keuntungan dari ketentuan mengenai pengecualian dan potongan atau pengurangan yang diperkenankan misalnya menjelang kahir tahun diketahui bahwa jumlah pajak yang akan terhutang cukup besar. Untuk mengurangi nya dengan menambah biaya perbaikan kantor, biaya pemasaran dan lain–lain.

Tujuan manajemen pajak pada dasarnya serupa dengan tujuan manajemen keuangan yaitu sama–sama bertujuan untuk memperoleh likuiditas dan laba yang cukup. Dengan demikian di kemudian hari tidak terjadi restitusi pajak atau kurang bayar yang mengakibatkan denda dan sebagainya. Namun perlu dicatat bahwa meminimalkan beban pajak dalam manajemen pajak tidak termasuk dalam penyelundupan pajak. Oleh karena itu dengan perencanaan pajak (Tax Planning) yang baik maka perusahaan


(15)

4   

Universitas Kristen Maranatha  dapat menghindari kewajiban untuk membayar pajak dalam jumlah besar secara tiba–tiba pada kegiatan usahanya. (www.pajak.net)

Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis skripsi guna diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian sidang sarjana lengkap yang berjudul “Peranan Sanksi PPh Pasal 21 pada Wajib Pajak, dalam meningkatkan ketaatan Wajib Pajak dalam melaksanakan PPh Pasal 21 pada KPP PRATAMA SUMEDANG “.

1.2 Identifikasi

Masalah

a. Bagaimana PPh Pasal 21 dan bagaimana sanksi PPh Pasal 21 yang berlaku?

b. Bagaimana peranan sanksi PPh 21 pada wajib pajak terhadap ketaatan Wajib Pajak dalam melaksanakan PPh Pasal 21?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari permasalahan di atas adalah :

a. Memperoleh data–data yang lengkap sebagai bahan penulisan skripsi. b. Mengetahui kapan sanksi perpajakan dapat dikenakan dan sanksi –

sanksi apa saja yang dapat dikenakan terhadap Wajib Pajak yang melanggar ketentuan perpajakan.

c. Mengetahui sejauh mana Wajib Pajak dalam mematuhi / mentaati ketentuan peraturan perpajakan.

d. Mengetahui sejauh mana dampak hubungan antara Wajib Pajak dan Sanksi perpajakan yang ada dalam penerimaan PPh 21.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Wajib Pajak dan Sanksi perpajakan yang diberlakukan apakah telah dipatuhi dan dilaksanakan dengan efektif dan efesien guna mendukung penerimaan PPh 21.


(16)

5   

Universitas Kristen Maranatha  b. Agar dapat lebih memahami perpajakan terutama tentang hak dan

kewajiban sebagai wajib pajak, dan memahami sanksi–sanksi pajak yang dapat dikenakan terhadap pelanggar pajak.

c. Sebagai salah satu syarat dalam menempuh sidang sarjana lengkap (S1) Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Negara, oleh karena itu masyarakat perlu membayar pajak. Dimana pembayaran pajak adalah salah satu kewajiban warga Negara yang baik. Pajak dapat didefinisikan sebagai iuran kepada kas Negara berdasarkan Undang–Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontrapretasi), yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Oleh karena itu pajak dapat digunakan untuk membiayai Negara dan pembangunannasional.

Sistem pemungutan pajak yang digunakan di Indonesia adalah Self Assesment System yang dianut oleh UU nomor 17 tahun 2000. Dalam system ini Wajib Pajak diberi wewenang untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang.

Ciri – Ciri Self Assessment System :

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri.

b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

Melalui systemSelf Assessment ini, dituntut kesadaran dan kejujuran wajib pajak dalam melaporkan jumlah pajak terhutang. Bagi Negara, pajak merupakan pendapatan. Bagi Wajib Pajak merupakan beban. Karena dianggap sebagai beban, maka wajib pajak cenderung berusaha untuk memperkecil jumlah pajak terhutang. Dalam kenyataannya para Wajib Pajak


(17)

6   

Universitas Kristen Maranatha  menyalahgunakan wewenang yang dimilkinya dengan melakukan kecurangan dalam perhitungan pajak yang terhutang. Oleh karena itu dibutuhkan adanya sanksi perpajakan.

Sanski perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/dipatuhi /ditaati. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan.

Dalam Undang–Undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi Administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada Negara khususnya berupa bunga dan kenaikan.

Sanski pidana merupakan hukuman. Merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi. Sanksi yang diterapkan untuk Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban pembukuan adalah :

1. Tidak mengadakan pembukuan/pencatatan, pajak yang terutang ditetapkan dengan SKP secara jabatan ditambah kenaikan 100% khususnya untuk PPh pasal 29 ditambah kenaikan sebesar 50%

2. Dengan sengaja :

a. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah – olah benar.

b. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, atau

c. Tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya.

Dipidana dengan dipenjara selama–lamanya 6 (enam) tahun dan denda setinggi–tingginya 4 (empat) kali jumlah pajak yang kurang atau tidak dibayar.

Berdasarkan uraian diatas dapat menunjukkan bahwa sanksi perpajakan merupakan salah satu alat yang penting dalam mengendalikan ketaatan Wajib Pajak agar dapat meningkatkan penerimaan pajak penghasilan pasal 21. Oleh karena itu dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :


(18)

7   

Universitas Kristen Maranatha  “Sanksi perpajakan berperan secara signifikan dalam meningkatkan ketaatan Wajib pajak dan berpengaruh besar terhadap penerimaan pajak penghasilan pasal 21”. (www.pajak.net)

1.6 Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini Penulis menggunakan deskriptif analitis yaitu metode yang berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis fakta lalu diolah menjadi data untuk dianalisis sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan.

Adapun tekhnik yang digunakan dalam memperoleh data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk informasi yang dibutuhkan penulis melakukan wawancara, observasi, dan mengumpulkan data kuantitatif guna memperoleh data– data primer yang konkrit.

a. Observasi

Adalah proses untuk memperoleh keterangan melalui pengamatan langsung terhadap data yang telah dikumpulkan.

b. Dokumentasi

Adalah tekhnik pengumpulan data dengan mengumpulkan bahan– bahan yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa peraturan–peraturan, pedoman–pedoman, brosur serta formulir– formulir yang digunakan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian dengan cara membaca dan mempelajari buku–buku referensi, Koran, majalah dan catatan–catatan lain dengan maksud untuk menggali teori–teori dan konsep–konsep yang berhubungan dengan penelitian.

Setelah data diproses, maka dilakukan pengolahan dan analisis data dimana data primer yang berhasil dikumpulkan dibandingkan dengan teori dan konsep yang telah disusun guna melakukan pengujian hipotesis.


(19)

8   

Universitas Kristen Maranatha  Metode analisis data :

Metode analisis yang digunakan adalah metode korelasi rank spearman.

Asumsi :

Kedua variabel mempunyai skala pengukuran ordinal Rumus :

Jika tidak ada data kembar

Jika ada data kembar

Dimana :

– ∑

Menguji Koefisien Korelasi Hipotesis statistic

Ho : ρs = 0

H1 : ρs ≠ 0, atau ρs < 0, atau ρs > 0

Statistik Uji :

t =

Keterangan :

r

s = Koefisien Korelasi Rank Spearman n = Jumlah Sampel

n-2 = Derajat Kebebasan Kriteria Pengujian :

• Distribusi t–student dengan dk = n -2 (untuk n < 30)


(20)

9   

Universitas Kristen Maranatha  Tingkat signifikan (1 – α) = 0,05

Dari tabel distribusi t, didapat t =

Maka Ho diterima dan H1 diterima apabila : -tp < t < tp atau

-tp < t maka Ho diterima atau -tp > t maka Ho diterima

Pengujian ini menggunakan SPSS. Prosedur SPSSnya adalah sebagai berikut :

Insert variabel

Analyze, pilih menu Correlate

Correlate Bivariate

• Pilih Spearman, dengan α = 0,05 dan tingkat kepercayaan 95 %

Test of Significance : Two–Tailed

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Guna pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, selaku penulis saya melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang yang berlokasi di Jalan Ibrahim Adjie No 172. 


(21)

 

87 Universitas Kristen Maranatha   

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 di Kabupaten Sumedang sangat penting diwujudkan agar memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuannya. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini mengkaji pengaruh Total Sanksi PPh Pasal 21 terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Peranan Total Sanksi PPh Pasal 21 terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21.

Hasil analisis peranan Total Sanksi PPh Pasal 21 terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 berdasarkan uji F menunjukkan bahwa kedua variabel bebas tersebut berperan positif terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21. Hal ini ditunjukkan dengan derajat bebas pembilang dua, dengan kata lain, semakin berkualitas dan semakin tinggi Total Sanksi PPh Pasal 21, maka akan semakin efektif Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 di daerah tersebut.

2. Kooefisien Determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keragaman variabel Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 disebabkan oleh perbedaan variabel Total Sanksi PPh Pasal 21, disebabkan oleh faktor lain. Kontribusi sebesar itu dinilai cukup, sehingga betapa pentingnya Total Sanksi PPh Pasal 21 dalam Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21.


(22)

88   

Universitas Kristen Maranatha 

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Untuk Kantor Pelayanan Pajak

Total Sanksi PPh Pasal 21 di Kabupaten Sumedang perlu ditingkatkan kualitasnya agar memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 pada dinas tersebut. Total Sanksi PPh Pasal 21 dimaksud dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan secara lebih baik langkah-langkah dalam proses Total Sanksi PPh Pasal 21 berkaitan dengan Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21serta melakukan koordinasi secara lebih efektif dengan instansi terkait yang ada hubungannya dengan penyusunan program tersebut.

Kemampuan pegawai yang bertugas menyusun Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 di Kabupaten Sumedang perlu ditingkatkan agar memberikan kontribusi secara lebih besar terhadap Total Sanksi PPh Pasal 21 tersebut. Adapun upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan peringatan kepada para wajib pajak berkaitan dengan Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21, melengkapi sarana kerja sesuai dengan tuntutan pekerjaan pegawai serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk melunasi wajib pajak, pada wajib pajak Kabupaten Sumedang.

Oleh karena masih cukup besarnya pengaruh faktor lain terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 di Kabupaten Sumedang, maka agar faktor tersebut dapat diketahui perlu dilakukan penelitian lanjutan, sehingga diketahui secara lebih jelas faktor yang mempengaruhi Total Sanksi PPh Pasal 21.

2. Untuk Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan variabel penelitian yang lebih kompleks dan objek penelitian yang berbeda.


(23)

 

Universitas Kristen Maranatha 

DAFTAR PUSTAKA

MaRDIASMO, Perpajakan, Edisi revisi 2002, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002.

____________ Perpajakan, Edisi revisi 2003, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

Resmi, Siti, Perpajakan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2003.

Suandy, Erly, Perencaaan Pajak, Salemba Empat, Jakarta 2001.

Tjahjono, Acmad & F. Husain, Muhammad, Perpajakan, Penerbit UPP AMP YPKN, Yogyakarta, 1997.

Univeristas Kristen Maranatha, Modul Pratika Statistika 2, UKM FE, 2001

Waluyo & B. Ilyas, Wirawan, Perpajakan Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2003.

WWW.beacukai.go.id/Indonesia/Peraturan/Pabean/KMK/98/463-04-98.

WWW. vibiznews.com 

 

 

WWW.info.pajak.com

WWW.dudiwahyudi.com

 

 

WWW.pajak.net


(1)

Universitas Kristen Maranatha  “Sanksi perpajakan berperan secara signifikan dalam meningkatkan ketaatan Wajib pajak dan berpengaruh besar terhadap penerimaan pajak penghasilan pasal 21”. (www.pajak.net)

1.6 Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini Penulis menggunakan deskriptif analitis yaitu metode yang berusaha mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis fakta lalu diolah menjadi data untuk dianalisis sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan.

Adapun tekhnik yang digunakan dalam memperoleh data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk informasi yang dibutuhkan penulis melakukan wawancara, observasi, dan mengumpulkan data kuantitatif guna memperoleh data– data primer yang konkrit.

a. Observasi

Adalah proses untuk memperoleh keterangan melalui pengamatan langsung terhadap data yang telah dikumpulkan.

b. Dokumentasi

Adalah tekhnik pengumpulan data dengan mengumpulkan bahan– bahan yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa peraturan–peraturan, pedoman–pedoman, brosur serta formulir– formulir yang digunakan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian dengan cara membaca dan mempelajari buku–buku referensi, Koran, majalah dan catatan–catatan lain dengan maksud untuk menggali teori–teori dan konsep–konsep yang berhubungan dengan penelitian.

Setelah data diproses, maka dilakukan pengolahan dan analisis data dimana data primer yang berhasil dikumpulkan dibandingkan dengan teori dan konsep yang telah disusun guna melakukan pengujian hipotesis.


(2)

Metode analisis data :

Metode analisis yang digunakan adalah metode korelasi rank spearman.

Asumsi :

Kedua variabel mempunyai skala pengukuran ordinal Rumus :

Jika tidak ada data kembar

Jika ada data kembar

Dimana :

– ∑

Menguji Koefisien Korelasi Hipotesis statistic

Ho : ρs = 0

H1 : ρs ≠ 0, atau ρs < 0, atau ρs > 0 Statistik Uji :

t =

Keterangan :

rs

= Koefisien Korelasi Rank Spearman n = Jumlah Sampel

n-2 = Derajat Kebebasan

Kriteria Pengujian :

• Distribusi t–student dengan dk = n -2 (untuk n < 30) • Distribusi normal untuk Z (untuk n > 30)


(3)

Universitas Kristen Maranatha  Tingkat signifikan (1 – α) = 0,05

Dari tabel distribusi t, didapat t =

Maka Ho diterima dan H1 diterima apabila : -tp < t < tp atau

-tp < t maka Ho diterima atau -tp > t maka Ho diterima

Pengujian ini menggunakan SPSS. Prosedur SPSSnya adalah sebagai berikut :

Insert variabel

Analyze, pilih menu Correlate Correlate Bivariate

• Pilih Spearman, dengan α = 0,05 dan tingkat kepercayaan 95 % • Test of Significance : Two–Tailed

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Guna pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, selaku penulis saya melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang yang berlokasi di Jalan Ibrahim Adjie No 172. 


(4)

87 Universitas Kristen Maranatha 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 di Kabupaten Sumedang sangat penting diwujudkan agar memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuannya. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini mengkaji pengaruh Total Sanksi PPh Pasal 21 terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Peranan Total Sanksi PPh Pasal 21 terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh

Pasal 21.

Hasil analisis peranan Total Sanksi PPh Pasal 21 terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 berdasarkan uji F menunjukkan bahwa kedua variabel bebas tersebut berperan positif terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21. Hal ini ditunjukkan dengan derajat bebas pembilang dua, dengan kata lain, semakin berkualitas dan semakin tinggi Total Sanksi PPh Pasal 21, maka akan semakin efektif Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 di daerah tersebut.

2. Kooefisien Determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keragaman variabel Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 disebabkan oleh perbedaan variabel Total Sanksi PPh Pasal 21, disebabkan oleh faktor lain. Kontribusi sebesar itu dinilai cukup, sehingga betapa pentingnya Total Sanksi PPh Pasal 21 dalam Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21.


(5)

Universitas Kristen Maranatha  5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Untuk Kantor Pelayanan Pajak

Total Sanksi PPh Pasal 21 di Kabupaten Sumedang perlu ditingkatkan kualitasnya agar memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 pada dinas tersebut. Total Sanksi PPh Pasal 21 dimaksud dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan secara lebih baik langkah-langkah dalam proses Total Sanksi PPh Pasal 21 berkaitan dengan Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21serta melakukan koordinasi secara lebih efektif dengan instansi terkait yang ada hubungannya dengan penyusunan program tersebut.

Kemampuan pegawai yang bertugas menyusun Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 di Kabupaten Sumedang perlu ditingkatkan agar memberikan kontribusi secara lebih besar terhadap Total Sanksi PPh Pasal 21 tersebut. Adapun upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan peringatan kepada para wajib pajak berkaitan dengan Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21, melengkapi sarana kerja sesuai dengan tuntutan pekerjaan pegawai serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk melunasi wajib pajak, pada wajib pajak Kabupaten Sumedang.

Oleh karena masih cukup besarnya pengaruh faktor lain terhadap Total Realisasi Penerimaan PPh Pasal 21 di Kabupaten Sumedang, maka agar faktor tersebut dapat diketahui perlu dilakukan penelitian lanjutan, sehingga diketahui secara lebih jelas faktor yang mempengaruhi Total Sanksi PPh Pasal 21.

2. Untuk Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan variabel penelitian yang lebih kompleks dan objek penelitian yang berbeda.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

MaRDIASMO, Perpajakan, Edisi revisi 2002, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002.

____________ Perpajakan, Edisi revisi 2003, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

Resmi, Siti, Perpajakan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2003.

Suandy, Erly, Perencaaan Pajak, Salemba Empat, Jakarta 2001.

Tjahjono, Acmad & F. Husain, Muhammad, Perpajakan, Penerbit UPP AMP YPKN, Yogyakarta, 1997.

Univeristas Kristen Maranatha, Modul Pratika Statistika 2, UKM FE, 2001

Waluyo & B. Ilyas, Wirawan, Perpajakan Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2003.

WWW.beacukai.go.id/Indonesia/Peraturan/Pabean/KMK/98/463-04-98.

WWW. vibiznews.com 

 

 

WWW.info.pajak.com

WWW.dudiwahyudi.com

 

 

WWW.pajak.net