PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING PADA MATERI HIDROKARBON.

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJARKIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) DENGAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA MATERI HIDROKARBON

Oleh :

Muhammad Adnan NIM 4102131009

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk MemenuhiSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Adnan dilahirkan di Pagaran Tonga, Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal pada tanggal 20 Juli 1992. Ayah bernama Sahat Soelaiman dan Ibu bernama Aderlan, dan merupakan anak ke-lima dari lima bersaudara. Pendidikan dimulai pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 092 Pagaran Tonga, Mandailing Natal dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4 Panyabungan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolah di SMA N 1 Panyabungan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbal A’lamin Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Yang Dibelajarkan Dengan Menggunkan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Process Oriented Guided Inquiry Learning Pada Materi Hidrokarbon”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Drs. Eddyanto, P.hD, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skiripsi sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof.Ramlan Silaban, M.Si, Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti M.Si dan Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Prof.Drs. Manihar Situmorang, Msc, P.hD selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas XI SMA N 1Percut Sei Tuan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Sahat Soelaiman dan Ibunda Aderlan, pemilik kasih tiada ujung yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan serta mendoakan saya sehingga saya dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih juga kepada abang (Syawal Nasution) dan kakak-kakak saya (Rosiah Nasution, Fitriani Nasution dan Nikmah Nasution, SPdI).


(5)

Terkhusus ucapan terimakasih saya sampaikan kepada sahabat terbaikku Abdinur Batubara, Muhammad Zeid Almukarrom Naposo Lubis yang memberikan dukungan dan warna terindah kepada saya sehingga saya lebih bersemangat dalam menjalani hidup ini. Tak lupa ucapan hangat terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat saya , Imam Deli Irawan , Abdul Azis Nasution dan Riansyah Rizal serta seluruh mahasiswa Kimia Reguler B 2010 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Begitu juga saya ucapkan terimakasih untuk tim ashabul kahfi untuk semua dukungan dan semangatnya selama ini saya haturkan kepada bang Khairul Mufti, Bang Hadi Dayat, Ahmad Reza Zailani, Fadhilah Alwi dan Harwansyah Putra Sinaga.

Terima kasih juga kepada abang, sahabat dan adik saya di Kost Tercinta: Bang Handoko, S.Si, Bang Ritawan SPd.I , Harri Sahputra, Armansyah, dan Zakaria yang selalu setia menemani bersama di Kost Tercinta dengan suka dan dukanya serta memberikan semangat dalam perjalanan memperoleh pendidikan ini. Ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada pengurus IMA MADINA teristimewa untuk bang irwandi, bang kemal, bang melky, Herman Birje, Panda, Ipul, Taher, Dalkit, agus salim, dll. Ucapan terima kasih juga kepada seluruh teman-teman, kakak, abang dan saudara/i yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan senyuman hangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini.

Medan, Juni 2014 Penulis,


(6)

PERBEDAAN HASIL BELAJARKIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) DENGAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA MATERI HIDROKARBON

Muhammad Adnan (4102131009) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) pada pokok bahasan hidrokarbon.Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Percut Sei Tuan yang tediri dari lima kelas. Pengambilan sampel dilakukandengan random sampeling atau probability sampling yaitu secara undian diambil 2 kelas dari 5 kelas yaitu kelas XI IPA4 sebagai kelas eksprimen I dan kelas XI IPA5 sebagai eksprimen II. Sampel penelitian kelas eksprimen I dan kelas eksprimen II masing-masing berjumlah 34 orang. Instrumen test yang digunakan adalah instrument test dan nontest. Instrumen test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes objektif dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 20 soal dan instrument non test digunakan untuk mengetahui sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kelas eksprimen I diberikan perlakukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas eksprimen II diberikan perlakuan dengan model Process Oriented Guided Inquiry Learning. Dikedua kelas diberikan perlakuan yang sama yaitu pada pertemuan awal dilakukan pretest dan pada pertemuan terakhir dilakukan posttest. Data hasil belajar siswa diuji normalitas dan homogenitasnya, hasil yang diperoleh kedua kelompok sampel homogen dan berdistribusi normal. Hasil uji t di peroleh thitung = 2,844 dan ttabel = 2,002 untuk α

= 0,05, karena thitung berada pada daerah kritis dimana daerah kritis berada pada

t<-2.002 dan t >2,002 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam hal ini dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan Problem Based Learning dengan model Process Oriented Guided Inquiry Learning


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabel Homolog alkana 24

Tabel 2.2. Tabel Gugus alkil 25

Tabel 2.3. Senyawa Alkena 27

Tabel 2.4. Senyawa Alkuna 29

Tabel 2.5. Sifat Fisis Alkana 30

Tabel 3.1. Tingkat kesukaran butir test 35 Tabel 3.2 Tabel penolong untuk pengujian normalitas data 43 Tabel 4.1. Data pretest kelas ekprimen I dan II 49 Tabel 4.2. Data Postest kelas ekprimen I dan II 50 Tabel 4.3. Ringkasan uji normalitas data pretes dan postest 51 Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data pretes dan postes 52 Tabel 4.5. Persentase peningktan hasil belajar 53 Tabel 4.6.Ringkasan perhitungan Uji t dua pihak 54 Tabel 4.7. Ringkasan nilai sikap siswa 58


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur butane dan isobutana 29 Gambar 3.1 Grafik alir penelitian 41 Gambar 4.1 Grafik nilai pretest dan posttest kelas eks. I dan II 51 Gambar 4.2 Diagram % Peningkatan (gain) Hasil Belajar 54

Gambar 4.3 Kurva daerah kritis 55


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus 65

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I 68 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II 80 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III 94 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV 106

Lampiran 6 LAS POGIL I 118

Lampiran 7 LAS POGIL II 125

Lampiran 8 LAS POGIL III 131

Lampiran 9 LAS Kelas PBL I 134

Lampiran 10 LAS Kelas PBL II 138

Lampiran 11 LAS Kelas PBL III 143

Lampiran 12 Kunci Lembar Aktivitas Siswa 148

Lampiran 13 Kisi Instrumen Test 164

Lampiran 14 Instrumen Test Sebelum Divalidasi 176 Lampiran 15 Kunci jawaban instrument test sebelum di validasi 182 Lampiran 16 Instrumen test setelah di validasi 183

Lampiran 17 Tabel Validitas Tes 188

Lampiran 18 Perhitungan Validitas Tes 189 Lampiran 19 Tabel Reliabilitas Tes 192 Lampiran 20 Perhitungan Reliabilitas Tes 193 Lampiran 21 Tabel Tingkat Kesukaran Tes 194 Lampiran 22 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 195 Lampiran 23 Tabel Daya Beda Soal 196 Lampiran 24 Perhitungan Daya Beda Soal 197 Lampiran 25 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 199 Lampiran 26 Data Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi dan Varians 201 Lampiran 27 Perhitungan Uji Normalitas 204 Lampiran 28 Perhitungan Uji Homogenitas 208 Lampiran 29 Perhitungan Uji Hipotesis 215 Lampiran 30 Perhitungan Gain (Peningkatan Hasil Belajar) 217

Lampiran 31 Tabel Data Gain 218

Lampiran 32 Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 221 Lampiran 33 Tabel Nilai Kritis Chi Kuadrat (X2) 222 Lampiran 34 Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi t (ttabel 223

Lampiran 35 Tabel Distribusi F 224

Lampiran 36 Perhitungan Nilai Sikap 235

Lampiran 37 Tabel Nilai Sikap 233


(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Menciptakan situasi yang inspiratif, intraktif dan menyenangkan dalam pembelajaran tidaklah mudah. Sebagian siswa menganggap pelajaran sebagai sesuatu yang harus di hapal. Pengetahuan yang di berikan guru kurang memberdayakan potensi kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kompotensi yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup bermasyarakat, berbangsa serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia (Kemendikbud : 2013).

Selama ini, guru mengajar dengan berceramah sehingga semua anak sering dijadikan sama oleh guru baik dalam pelaksanaan KBM maupun evaluasi. Berbagai kemampuan siswa (belajar mandiri, bekerjasama, berfikir kritis, mencari informasi, memecahkan masalah, mengambil keputusan dsb) tidak di kembangkan untuk memberikan bekal bagi mereka untuk terjun ke dunia modren yang penuh dengan tantangan dan persaingan bangsa. Model pembelajaran yang monoton yang mana guru bertindak sebagai aktor menyebabkan siswa manjadi bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti materi kimia yang diajarkan oleh guru (Ernawati : 2011).

Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas dasar pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia sebagai bagian dari IPA terdiri atas aspek teoritis dan empris. Belajar kimia harus mampu mengukur kedua aspek tersebut, yaitu selain mempelajari aspek teoritis (produk kimia) seperti konsep, teori, hukum, prinsip juga harus melakukan aktivitas empris (produk kimia) dalam rangka membuktikan suatu produk kimia yang diperoleh melalui eksprimen (kemendikbud : 2013).


(11)

Hidrokarbon merupakan salah satu materi kimia yang diajarkan pada kelas XI (sebelas). Salah satu indikator pencapaian yaitu mengetahui kekhasan atom karbon dengan menggunakan molymod. Indikator tersebut jelas terlihat karakteristik materi pada pokok bahasan hidrokarbon yaitu siswa belajar dengan menggunakan molymod. Pembelajaran menggunakan molymod dapat membantu siswa menggambarkan struktur senyawa karbon, yang pada akhirnya siswa dapat menemukan sendiri konsep yang akan dipelajarinya, sehingga pembelajaran yang terjadi lebih bermakna bagi siswa.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan PPLT di sekolah SMA N 1 Tanjungtiram selama 3 bulan diperoleh data hasil ujian kimia siswa setiap formatif masih banyak siswa yang mempunyai nilai dibawah standar ketuntasan minimal (nilai ≥ 75). Pengalaman peneliti selama PPLT, guru masih menggunakan model pembelajaran yang monoton dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.

Model pembelajaran dengan menggunakan ceramah, sekarang ini kurang bermakna bagi hasil belajar siswa karena siswa hanya dijejali dengan hafalan-hafalan mengenai konsep-konsep bukan bagaimana mengerti, memahami atau menguasai konsep dalam memecahkan masalah, apalagi di dukung oleh kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan media selama proses pembelajaran, sehingga materi akan semakin sulit untuk di mengerti. Guru di harapkan mempu merubah paradigma lama dalam mengajar yaitu menyampaikan pelajaran sebanyak–banyaknya dengan paradigma baru yang menekankan pada upaya membantu siswa agar lebih mampu mengerti, menguasai konsep untuk memecahkan masalah (Wijaya : 2012).

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah hasil belajar kimia yang rendah dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa. Model pembelajaran yang ditawarkan peneliti adalah dengan menggunakan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau dengan menggunakan model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).


(12)

Hasil penelitian dilakukan oleh Mutaharoh (2006), menyimpulkan bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki pengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa bila dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh thitung > ttabel yaitu

4,06 > 2,00.

Sejalan dengan itu, Rizqa (2013), menyimpulkan bahwa model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil akhir yang diperoleh bahwa thitung > ttabel yaitu 2,67 >

1,67. Dengan demikian, hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Perbedaan yang paling mencolok dalam model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning dan Problem Based Learning terletak pada masalah yang diberikan guru. Model pembelajaran POGIL diberikan sedikit informasi yang kemudian guru memberikan pertanyaan sehingga siswa yang mencari dan menemukan jawaban yang di ajukan guru secara mandiri. Sedangkan Problem Based Learning yaitu guru memberikan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pelajaran. Siswa di tuntut untuk berfikir kritis dalam menjawab masalah yang di berikan guru guna memecahkan masalah yang di berikan dan kalau memungkinkan siswa diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dengan solusi terhadap masalah yang di berikan.

Berdasarkan masalah dan data yang diuraikan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR

KIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA MATERI HIDROKARBON KELAS XI SMA N 1 PERCUT SEI TUAN”.


(13)

1.2. Ruang Lingkup Masalah

1. Hasil belajar Siswa pada pelajaran kimia di SMA N 1 Percut Sei Tuan masih rendah di bandingkan dengan siswa yang bertaraf nasional

2. Model Pembelajaran yang kurang efektif terhadap kurikulum yang di tetapkan pemerintah

3. Model pembelajaran yang terfokus kepada guru (teacher-centerd ) selaku actor utama dalam proses belajar mengajar

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang dan masalah yang di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan Process Oriented Guided Inquiry Learning pada materi Hidrokarbon kelas XI di SMA N 1 Percut Sei Tuan?

2. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang di belajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan Process Oriented Guided Inquiry Learning pada meteri Hidrokarbon kelas XI di SMA N 1 Percut Sei Tuan?

3. Apakah Ada perbedaan Karakter siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan Process Oriented Guided Inquiry Learning pada meteri Hidrokarbon

1.4. Batasan Masalah

Supaya penelitian ini lebih terfokus dan tidak terlalu luas maka masalah dalam penelitian dibatasi pada materi hidrokarbon. Dilakukan di Sekolah SMA N 1 Percut Sei Tuan kelas XI dengan menggunakan model Problem Based Learning dan Process Oriented Guided Inquiry Learning


(14)

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mendeskripsikan hasil belajar kimia siswa yang di belajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan Process Oriented Guided Inquiry Learning pada materi hidrokarbon

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Process Oriented Guided Inquiry Learning pada materi Hidrokarbon kelas XI SMA N 1 Percut Sei Tuan.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Process Oriented Guided Inquiry Learning pada materi hidrokarbon

4. Untuk mengetahui perbedaan karakter siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan Process Oriented Guided Inquiry Learning pada meteri hidrokarbon

1.6. Manfaat Penelitian

1. Bagi Praktisi pendidikan, penelitian ini dapat di pakai sebagai referensi untuk mengeluarkan ataupun mempertimbangkan model pembelajaran yang paling efektif dalam pembelajaran berbasis kurikulum 2013

2. Bagi guru, penelitian ini dapat di jadikan sebagai referensi dalam menggunakan model pembelajaran yang paling efektif

3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan penelitian di masa yang akan datang.

4. Bagi Siswa, Penelitian ini dapat di jadikan sebagai referesi untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.


(15)

1.7. Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran di mulai dengan memberikan masalah kepada siswa tentang materi hidrokarbon berdasarkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Beranjak dari masalah yang telah di berikan siswa mencari sendiri dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan kelompok yang telah di tentukan (Riyanto : 2009).

2. Model Pembelajaran Proces Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang di mulai dengan memberikan sejumlah informasi singkat yang kemudian di berikan sejumlah pertanyaan. Secara berkelompok siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan yang di berikan (Sanjaya : 2006).

3. Hasil Belajar siswa di ukur berupa nilai yang diperoleh siswa dari hasil posttest dikurangi dengan nilai awal siswa (pretest) yang kemudian dibagi dengan nilai maksimum dikurangi nilai minimum (imron : 1997)


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)

2. Ada perbedaan yang signifikan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)

3. Ada perbedaan nilai sikap siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Problem based Learning (PBL) dan model Process Orieted Guided Inquiry Learning (POGIL)

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model Problem Based Learning (PBL) mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, khususnya mata pelajaran kimia pokok bahasan hidrokarbon.

2. Bagi guru dan calon guru yang ingin menerapkan modelProblem Based Learnig (PBL) hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik supaya sintaks dari Problem Based Learning dapat berjalan dengan baik dan efisien.


(17)

3. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam PBM dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran kimia disarankan memilih masalah yang nyata, actual, dan bersifat ill-structrured dalam bentuk LAS. Selain itu juga dalam penentuan kelompok diskusi di usahakan agar anggota kelompok bervarisi tingkat kemampuan yang dimiliki sehingga intraksi social yang terjadi antara siswa menjadi lebih baik.

4. Perlunya guru dan calon guru untuk memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran

5. Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang model pembelajaran Problem Based Learning dan Process Oriented Guided Inquiry Learning diharapakan menggunakan dua kelas dengan sekolah yang berbeda sebagai studi perbandingan untuk mendapatkan hasil yang lebuh baik dan perbedaan hasil belajar yang lebih signifikan.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2013), http://medan.tribunnews.com/2013/05/24/ini-nilai-tertinggi-hasil-un-di-sma-negeri-1-medan (diakeses 2 februari 2014 )

Anonim, (2010), http://fennyfeldwina.wordpress.com/2010/10/5/materi-kimia-sma/kelas-x/hidrokarbon-minyak-bumi/materi (diakses 26 februari 2014)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2005), Pedoman Penulisan Skiripsi dan Proposal Penelitian

Kependidikan, FMIPA, Unimed.

Imron, A., (1997), Belajar & Pembelajaran. Penerbit Dunia Pustaka, Jakarta.

Johnson, Catherine., (2011), Activities Using Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) in the Foreign Language Classroom, a Journal of the

American Assosation of Teacher of German, UP 44, 1

Karli, Hilda., (2012), Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berfikir, Jurnal Pendidikan Penabur-, No 18/Tahun Ke 11

Kemendikbud., (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tentang Implementasi Umum Pembelajaran.

Kussmaul, Clifton., College, Muhlenberg., (2011), Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) for Entrepreneurship, Open Catalyzing Innovation, March 24-26

Muhson, Ali., (2009), Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based Learning, Jurnal Pendidikan, Volume 39, nomor 2, hal.171-182

Mutaharoh, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA KELAS XI Semester 2, Penerbit Erlangga, Jakarta


(19)

Purtadi, R., (2003), Aneka Wacana Ilmu Pengetahuan Alam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Riyanto, Y., (2009), Paradigma Baru Pembelajran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Rizqa, M., (2013), Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing (Guided Inquiry ) Menggunakan Lembar Kerja Siswa Di SMA N 1 Bojong Tahun 2012/2013, Skripsi, FMIPA, IKIP Semarang.

Rukaman, Galih., Suciati, Meti., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Disertai Tehnik RoundHouse untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa kelas XII-IPA 3 SMA Negeri 1 Terasboyolali Tahun ajaran 2011/2012, Jurnal Penabur (5)1 : 26-33

Sanjaya, W., (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Pranada Group, Jakarta.

Silitonga, M., (2011), Statistik : Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Unimed, Medan.

Silitonga, M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Unimed, Medan.

Simonson, Shawn., Shadle, Susan., (2013), Implementing Process Oriented Guided Inquiry Learning In UnderGraduated at BioMenchanics : Lesson Learned by A Novice, Journal of STEM Education, 14, Issue 1

Sisiwi, S., (2007), Pendekatan Dalam Pembelajaran kimia, Erlangga, Jakarta. Suci, Made, (2008), Penerapan Model Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Mahasiswa, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2 (1) : 74-86

Sudarman, (2007), Problem Based Learning :Suatu model pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemempuan Memecahkan Masalah, Jurnal Penelitian Inovatif, 2, Nomor 2


(20)

Widyaningsih, Sri dan Haryono, Saputro., (2012), Model MFI dan POGIL Ditinjau dari Kreativits Siswa Terhadap Prestasi Belajar, Jurnal inkuiri, 1(3) : 2252-7893

Williamson, Nataline., Metha, Gregory dan Willison, Peyke., (2013), Developmnt of POGIL-Style Classroom Activities for an Introductory Chemistry Course, International Journal of Innovation and Mathematichs Education, 21 (5), 27-41

Witrant, Emmanuel dan Popescu, Elvira, (2011), A Problem-Based Approach for Green Control & IT In Master Program, 273-282

Hung, Woei., (2009), The -9-step problem design process for Problem –based Learning: Aplication of 3C3R model, Educational reviw report 4 : 118-141 Zawadzki, Rainer., (2010), Is Process Oriented Guided inguiry Learning

(POGIL) suitable as a Teaching Method In Thailand Higher Education, As, J. Education & Learning 1(2) : 66-74


(1)

1.7. Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran di mulai dengan memberikan masalah kepada siswa tentang materi hidrokarbon berdasarkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Beranjak dari masalah yang telah di berikan siswa mencari sendiri dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan kelompok yang telah di tentukan (Riyanto : 2009).

2. Model Pembelajaran Proces Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang di mulai dengan memberikan sejumlah informasi singkat yang kemudian di berikan sejumlah pertanyaan. Secara berkelompok siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan yang di berikan (Sanjaya : 2006).

3. Hasil Belajar siswa di ukur berupa nilai yang diperoleh siswa dari hasil posttest dikurangi dengan nilai awal siswa (pretest) yang kemudian dibagi dengan nilai maksimum dikurangi nilai minimum (imron : 1997)


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)

2. Ada perbedaan yang signifikan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)

3. Ada perbedaan nilai sikap siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Problem based Learning (PBL) dan model Process Orieted Guided Inquiry Learning (POGIL)

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model Problem Based Learning (PBL) mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, khususnya mata pelajaran kimia pokok bahasan hidrokarbon.

2. Bagi guru dan calon guru yang ingin menerapkan modelProblem Based Learnig (PBL) hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik supaya sintaks dari Problem Based Learning dapat berjalan dengan baik dan efisien.


(3)

3. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam PBM dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran kimia disarankan memilih masalah yang nyata, actual, dan bersifat ill-structrured dalam bentuk LAS. Selain itu juga dalam penentuan kelompok diskusi di usahakan agar anggota kelompok bervarisi tingkat kemampuan yang dimiliki sehingga intraksi social yang terjadi antara siswa menjadi lebih baik.

4. Perlunya guru dan calon guru untuk memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran

5. Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang model pembelajaran Problem Based Learning dan Process Oriented Guided Inquiry Learning diharapakan menggunakan dua kelas dengan sekolah yang berbeda sebagai studi perbandingan untuk mendapatkan hasil yang lebuh baik dan perbedaan hasil belajar yang lebih signifikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2013),

http://medan.tribunnews.com/2013/05/24/ini-nilai-tertinggi-hasil-un-di-sma-negeri-1-medan (diakeses 2 februari 2014 )

Anonim, (2010), http://fennyfeldwina.wordpress.com/2010/10/5/materi-kimia-sma/kelas-x/hidrokarbon-minyak-bumi/materi (diakses 26 februari 2014)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2005), Pedoman Penulisan Skiripsi dan Proposal Penelitian

Kependidikan, FMIPA, Unimed.

Imron, A., (1997), Belajar & Pembelajaran. Penerbit Dunia Pustaka, Jakarta.

Johnson, Catherine., (2011), Activities Using Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) in the Foreign Language Classroom, a Journal of the

American Assosation of Teacher of German, UP 44, 1

Karli, Hilda., (2012), Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berfikir, Jurnal Pendidikan Penabur-, No 18/Tahun Ke 11

Kemendikbud., (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tentang Implementasi Umum Pembelajaran.

Kussmaul, Clifton., College, Muhlenberg., (2011), Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) for Entrepreneurship, Open Catalyzing Innovation, March 24-26

Muhson, Ali., (2009), Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based Learning, Jurnal Pendidikan, Volume 39, nomor 2, hal.171-182

Mutaharoh, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA KELAS XI Semester 2, Penerbit Erlangga, Jakarta


(5)

Purtadi, R., (2003), Aneka Wacana Ilmu Pengetahuan Alam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Riyanto, Y., (2009), Paradigma Baru Pembelajran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Rizqa, M., (2013), Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing (Guided Inquiry ) Menggunakan Lembar Kerja Siswa Di SMA N 1 Bojong Tahun 2012/2013, Skripsi, FMIPA, IKIP Semarang.

Rukaman, Galih., Suciati, Meti., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Disertai Tehnik RoundHouse untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa kelas XII-IPA 3 SMA Negeri 1 Terasboyolali Tahun ajaran 2011/2012, Jurnal Penabur (5)1 : 26-33

Sanjaya, W., (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Pranada Group, Jakarta.

Silitonga, M., (2011), Statistik : Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, Unimed, Medan.

Silitonga, M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Unimed, Medan.

Simonson, Shawn., Shadle, Susan., (2013), Implementing Process Oriented Guided Inquiry Learning In UnderGraduated at BioMenchanics : Lesson Learned by A Novice, Journal of STEM Education, 14, Issue 1

Sisiwi, S., (2007), Pendekatan Dalam Pembelajaran kimia, Erlangga, Jakarta. Suci, Made, (2008), Penerapan Model Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Mahasiswa, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2 (1) : 74-86

Sudarman, (2007), Problem Based Learning :Suatu model pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemempuan Memecahkan Masalah, Jurnal Penelitian Inovatif, 2, Nomor 2


(6)

Widyaningsih, Sri dan Haryono, Saputro., (2012), Model MFI dan POGIL Ditinjau dari Kreativits Siswa Terhadap Prestasi Belajar, Jurnal inkuiri, 1(3) : 2252-7893

Williamson, Nataline., Metha, Gregory dan Willison, Peyke., (2013), Developmnt of POGIL-Style Classroom Activities for an Introductory Chemistry Course, International Journal of Innovation and Mathematichs Education, 21 (5), 27-41

Witrant, Emmanuel dan Popescu, Elvira, (2011), A Problem-Based Approach for Green Control & IT In Master Program, 273-282

Hung, Woei., (2009), The -9-step problem design process for Problem –based Learning: Aplication of 3C3R model, Educational reviw report 4 : 118-141 Zawadzki, Rainer., (2010), Is Process Oriented Guided inguiry Learning

(POGIL) suitable as a Teaching Method In Thailand Higher Education, As, J. Education & Learning 1(2) : 66-74


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA 29 Jakarta

1 17 175

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI PENDEKATAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) DENGAN MEDIA KARTU BERPASANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI KOLOID KELAS XI SMA.

1 4 28

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE-A MATCH PADA MATERI STOIKIOMETRI.

0 2 25

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

1 10 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON.

0 2 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN.

0 2 10

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING MELALUI PENDEKATAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA SWASTA PANCA BUDI MEDAN PADA MATERI REAKSI REDOKS.

1 4 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DI AJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 2 20

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PROCESS-ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) DAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN KREATIVITAS PADA MATERI HIDROKARBON KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

0 0 19

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PROCESS-ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN KREATIVITAS PADA MATERI HIDROKARBON KELAS X SMA | Tyasning | Paedagogia 7520 15905 2 PB

0 0 12