PERBEDAAN HASIL BELAJAR BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE-A MATCH PADA MATERI STOIKIOMETRI.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA
SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE-A MATCH PADA STOIKIOMETRI

Oleh:
Siti Hajar
NIM. 4112131017
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

iii


PERBEDAAN HASIL BELAJAR BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA
SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE-A MATCH PADA MATERI
STOIKIOMETRI
Siti Hajar (NIM 4112131017)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
berpikir kritis dan kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
Problem Based Learning dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make-A
Match. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X MAN Kutacane aceh
Tenggara T.A 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X MAN Kutacane yang terdiri dari 3 (tiga) kelas. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yang diambil secara acak (random
sampling), yakni satu kelas merupakan kelas ekperimen I dan satu kelas sebagai
kelas ekperimen II. Sampel siswa diambil sebanyak 32 orang siswa berdasarkan
kehomogenan nilai pretest dan berdasarkan pada tabel krejcie dengan α= 0,05.
Pada kelas ekperimen I dibelajarkan dengan model pembelajaran problem based
learning dan kelas ekperimen II dibelajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe make-a match. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari istrumen tes dan non tes. Dimana instrument tes digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa berupa tes dalam bentuk pilihan berganda
sebanyak 20 butir soal yang telah divalidasikan. Dan non tes digunakan untuk
mengetahui sikap berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa dengan lembar
observasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
dengan thitung > 1,9994. Persen peningkatan hasil belajar siswa pada kelas
ekperimen I sebesar
61 % dan kelas ekperimen II sebesar 53%, Persen
peningkatan sikap berpikir kritis siswa pada kelas ekperimen I sebesar 54,72 %
dan kelas ekperimen II sebesar 53,92 %, Sedangkan persen peningkatan sikap
kerjasama siswa pada kelas ekperimen I sebesar 47,52 % dan pada kelas
ekperimen II sebesar 48,88%.
Kata kunci : Problem Based Learning dan Kooperatif Tipe Make-A Match

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“perbedaan hasil belajar berpikir kritis dan kerjasama siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelaran problem based learning dan model pembelajaran
kooperatif tipe make-a match pada Materi Stoikiometri”. Adapun penyusunan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Agus
Kembaren, S.Si,M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, pengarahan, saran motivasi dan waktunya kepada penulis
sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof.Dr. Albinus Silalahi,
M.S, Bapak Dr. Zainuddin Muhtar, M.Si dan Ibu Ir. Nurfajriani, M.Si sebagai
dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Nurmalis, M.Si selaku
pembimbing Akademik dan kepada Bapak dan Ibu dosen staff pegawai jurusan
kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Ahmad, S.Pd.I
selaku Kepala Sekolah MAN Kutacane, Bapak Arianto, S.Pd, selaku guru kimia

dan Khusus kepada Observer Rosi, Suwena dan Nurlaila serta siswa-siswi kelas
X MIA-1 dan X MIA-3 yang telah banyak membantu penulis selama penelitian
berlangsung.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada sosok yang takkan lekang dari kalbu, yang selalu menjadi inspirasi dan
motivasi, yang mengajarkan arti cinta, keikhlasan, ketegaran dalam menjalani
hidup, sosok yang rela berkorban demi kebahagiaan penulis dan selalu mendoakan

v

penulis disetiap sujudnya, yakni ayahanda tersayang Samsul Bahri dan ibunda
tersayang Siti Aminah. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada abangda
Insanu Sabri, Adinda M.Ya’kup dan Muslim yang selalu memotivasi dan
mendoakan penulis, dan taklupa pula penulis ucapkan kepada kakek dan nenek
tercinta (Alm). Satuman dan Intia yang selalu berdo’a untuk keberhasilan penulis
dan sosok yang selalu mengulurkan tangannya ketika penulis terjatuh, sehinga
penulis termotivasi untuk menyelesaikan penulisan ini.
Penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yakni
mahasiswa Pendidikan Kimia 2011 C yang telah memberi warna dalam
kehidupan, mengajarkan kedewasaan, dan memberikan kebahagiaan selama

bertahun- tahun . Terimakasih juga penulis sampaikan kepada The Zebra Evangy,
Pitri Adelina, dan Zulia Isnaini yang selalu memberi tawa canda dan selalu makan
bareng di DPR, dan memberikan motivasi yang tiada henti dan mendoakan
penulis. Dan khususnya kepada Endang Puji Hastuti sahabat terbaik penulis yang
selalu menemani dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
Masih Banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan
terimakasih.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,
susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Januari 2016
Penulis

Siti Hajar
NIM 4112131017

vi


DAFTAR ISI

Lembar pengesahan

Halaman
i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv


Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN

1


1.1. Latar Belakang

1

1.2. Ruang Lingkup

5

1.3. Rumusan Masalah

5

1.4. Batasan masalah

5

1.5. Tujuan Penelitian

6


1.6. Manfaat penelitian

7

1.7. Definisi Operasional

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Belajar dan Hasil Belajar

9
9

2.2. Kemampuan Berpikir Kritis

11

2.3. Kerjasama


15

2.4. Model pembelajaran

16

2.4.1.Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) 18
2.4.1.1. Langkah-Langkah Operasional Problem Based Learning

20

2.4.1.2. Manfaat Model Pembelajaran Problem Based Learning

22

2.4.1.3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based
Learning
2.4.2. Model Pembelajaran Koperatif Tipe Make-A Match

24

25

2.4.2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make-A Match

26

vii

2.4.2.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Make-A Match

27

2.5. Stoikiometri

28

2.5.1. Massa Molekul Relatif (Mr)

28

2.5.2. Hukum- Hukum Dasar Kimia

29

2.5.3. Konsep Mol

32

2.5.4. Rumus Stoikiometri yang berhubungan dengan mol

33

2.6. Kerangka Berpikir

35

2.7. Hipotesis Penelitian

36

2.7.1. Hipotesis untuk Rumusan Masalah I

36

2.7.2. Hipotesis untuk Rumusan Masalah II

37

2.7.3. Hipotesis untuk Rumusan Masalah III

37

BAB III METODE PENELITIAN

39

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

39

3.2. Populasi dan Sampel

39

3.2.1. Populasi

39

3.2.2. sampel

39

3.3. Variabel Penelitian

39

3.4. Instrumen penelitian

40

3.4.1. Instrumen Tes

40

3.4.2. Instrumen Non Tes

43

3.5. Rancangan penelitian

45

3.6. Teknik Pengumpulan Data

46

3.6.1. Tahap persiapan penelitian

46

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

46

3.6.3. Tahap Analisis Data

46

3.7. Teknik Analisis Data

49

3.7.1. Menentukan Nilai Rata- rata dan Simpangan Baku

49

3.7.2. Uji Normalitas

49

3.7.3. Uji Homogenitas

50

3.7.4. Uji Hipotesis

51

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

53

4.1. Hasil Penelitian

53

4.1.1. Analisis Data Instumen Tes

53

4.1.2. Deskripsi data Hasil Penelitian

55

4.1.2.1. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

55

4.1.2.2. Sikap Kerjasama Siswa

57

4.1.2.3. Hasil Belajar Siswa

60

4.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian

62

4.1.3.1.1. Uji Normalitas Data Kemamuan Berpikir Kritis Siswa

62

4.1.3.1.2. Uji Normalitas Data Sikap Kerjasama Siswa

63

4.1.3.1.3. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

64

4.1.3.2. Uji Homogenitas

65

4.1.3.2.1. Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

65

4.1.3.2.2. Uji Homogenitas Data Sikap Kerjasama Siswa

65

4.1.3.2.3. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa

66

4.1.3.3. Uji Hipotesis

66

4.1.3.3.1 Pengujian Hipotesis I

66

4.1.3.3.2 Pengujian Hipotesis II

67

4.1.3.3.2 Pengujian Hipotesis III

68

4.2. Pembahasan

68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

71

5.1. Kesimpulan

71

5.2. Saran

71

DAFTAR PUSTAKA

73

ix

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Skema Hubungan Mol Dengan Jumlah Partikel, Massa Dan Volume

34

3.1. Skema Alur Penelitian

48

4.1. Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas
Eksperimen I Dan Kelas Eksperimen II setiap pertemuan

55

4.2 . Diagram Perbedaan Niai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas Ekperimen I Dan Eksperimen II
56
4.3. Diagram Nilai Rata-Rata sikap kerjasama Siswa Kelas Eksperimen I
Dan Kelas Eksperimen II setiap pertemuan

58

4.4. Diagram Perbedan Rata-Rata Sikap Kerjasama Siswa Kelas
Eksperimen I Dan Kelas Eksperimen II

59

4.5. Diagram Rata-Rata Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen I Dan II

62

x

DAFTAR TABEL

2.1. Indikator Kemampuan Berpikir kritis

Halaman
13

2.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

22

3.1. Kisi-Kisi Lembar Observasi

44

3.2. Rancangan Penelitian

45

3.3. Persentase nilai sikap siswa

52

4.1. Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Setiap Pertemuan

55

4.2. Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa
56
4.3. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa
57
4.4. Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siswa Setiap Pertemuan
58
4.5. Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Sikap Kerjasama Siswa

59

4.6. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Nilai Sikap Kerjasama Siswa

60

4.7. Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa

61

4.8. Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

63

4.9. Uji Normalitas Data Sikap Kerjasama Siswa

63

4.10. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

64

4.11. Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

65

4.12. Uji Homogenitas Data Sikap Kerjsama Siswa

65

4.13. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa

66

4.14. Hasil Uji Hipotesis Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

67

4.15. Hasil Uji Hipotesis Data Sikap Kerjasama Siswa

67

4.16 . Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa

68

xi

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa indonesia
dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh
karena itu, peningkatan dan perbaikan mutu pendidikan harus dilakukan dengan
berbagai

upaya.

Salah

satu

upaya

pemerintah

adalah

menerapkan

dan

mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi pada tahun 2004 dan 2006 menjadi
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ditetapkan sebagai bagian meningkatkan kualitas
pendidikan Indonesia di seluruh jenjang yang dinilai dari tiga ranah kompetensi, yaitu
: pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Tujuan pendidikan dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan
Nasional No.20 pasal I Tahun 2003 menjelaskan bahwa : Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara” (Depdiknas,
2003). Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas
manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh
karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Peningkatan kualitas salah satunya dilakukan dengan meningkatkan mutu
pembelajaran. Peningkatan mutu pembelajaran dapat dicapai jika guru telah
melakukan pembelajaran yang inovatif dengan menempatkan siswa sebagai pusat
pembelajaran dan mereka dapat belajar bermakna. Berdasarkan hal tersebut, maka
1

2

proses pendidikan haruslah dapat dijalankan sesuai dengan ketentuan yang bersifat
mendasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu model pembelajaran
yang dapat dikembangkan dan diadopsi untuk menempatkan siswa sebagai pusat
pembelajaran adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Menurut Gilbert (2002) kimia adalah cabang dari sains yang terkait dengan
sifat dan interaksi yang tersusun dari zat dan materi. Kimia sering dianggap sulit oleh
siswa, karena mata pelajaran kimia merupakan produk pengetahuan alam yang berupa
fakta, teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja ilmiah. Siswa seringkali kesulitan
memahami materi kimia karena bersifat abstrak. Kesulitan tersebut dapat membawa
dampak yang kurang baik bagi pemahaman siswa mengenai berbagai konsep kimia,
karena pada dasarnya fakta-fakta yang bersifat abstrak merupakan penjelasan bagi
fakta-fakta dan konsep konkret.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di MAN Kutcane dikatakan
bahwa hasil belajar kimia siswa di sekolah tersebut masih belum maksimal, belum
semua siswa mampu mencapai target nilai KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 75.
Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan seperti : 1) Penyajian materi masih
sering dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi yang menjadikan guru sebagai
pusat belajar (teacher centered), 2) Keterlibatan siswa yang masih rendah dalam
kegiatan belajar, dimana siswa terbiasa hanya mencatat dan mendengarkan guru, 3)
Kurangnya pemanfaatan laboratorium serta sarana prasarana lain yang ada, 4)
Kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan belajar karena kegiatan yang berlangsung
terkesan monoton dan membosankan, 5) Konsep-konsep yang tertanam dalam diri
siswa lemah, karena mereka cenderung hanya menghafal konsep tanpa memahami.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Chusna, dkk (2013) menunjukkan

bahwa rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh

beberapa faktor yang

mempengaruhi seorang siswa dapat mencapai keberhasilan belajar kimia, antara lain
faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal yakni
keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal yakni kondisi
lingkungan disekitar siswa dan faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar

3

siswa meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran. Dan

Rijani (2010) bahwa pembelajaran

Stoikiometri seringkali tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan
sekolah baik individu atau ketuntasan klasikal. Materi Stoikiometri masih dianggap
sulit oleh banyak siswa SMA kelas X, karena materi tersebut cukup kompleks,
abstrak untuk dipahami, memerlukan penguasaan materi prasyarat dan banyak
melibatkan konsep matematika dalam pemecahan soal-soal hitungannya, serta
memiliki keterkaitan materi satu sama lain yang cukup erat. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu usaha untuk mengoptimalkan pembelajaran kimia di kelas agar
siswa lebih aktif dengan menerapkan model dan metode pembelajaran yang tepat.
Oleh sebab itu diperlukan suatu tindakan untuk mempembaiki proses
pembelajaran dan diharapkan terjadinya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar.
Adapun model pembelajaran yang sesuai dikembangkan untuk meningkatkan proses
dan hasil belajar siawa yaitu pembelajaran berbasis masalah ( Problem Based
Learning).
Menurut Arend (1997) model pembelajaran berbasis masalah sangat berguna
untuk mengembangkan cara berpikir seseorang ke tingkat yang lebih tinggi atau
berpikir kritis dalam situasi yang berorientasi pada masalah dan mengembangkan
sikap kerjasama siswa dalam situasi pemecahan masalah bersama kelompok belajar.
Tinio (2003) menyatakan bahwa salah satu keterampilan yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan di masa yang datang adalah keterampilan berfikir tingkat
tinggi (higher order thinking) atau disebut keterampilan berpikir kritis (critical
thinking). Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan memecahkan masalah secara kreatif dan berpikir logis sehingga
menghasilkan pertimbangan dan keputusan yang tepat.
Salah satu unsur agar tujuan pembelajaran dapat tercapai ialah adanya
kerjasama. Bekerja sama akan membuat seseorang mampu melakukan lebih banyak
hal daripada jika bekerja sendirian. Riset membuktikan bahwa pada bidang aktivitas

4

dan upaya manusia, jika dilakukan dengan adanya kerjasama secara kelompok, maka
akan mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik (Djoko,2011).
Suatu kerjasama dalam belajar kemungkinan besar tidak dapat berjalan atau
berlangsung dengan optimal dan mencapai tujuan kelompok belajar secara maksimal
tanpa didukung oleh adanya keterampilan kerjasama diantara semua anggota
kelompok. Hal ini berarti, jika setiap anggota dalam kelompok memiliki keterampilan
kerjasama yang baik, maka akan terwujud suatu suasana yang akan mendorong para
anggota kelompok bekerjasama secara sinergis mencapai tujuan belajar secara
optimal. Menurut Michalis (1986) keterampilan kerjasama merupakan hal penting
yang paling diunggulkan dalam kehidupan masyarakat utamanya budaya demokratis,
dan merupakan salah satu indikator dari lima indikator perilaku sosial, yakni
tanggungjawab, peduli pada orang lain, bersikap terbuka, dan kreativitas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratna, dkk (2013) mengenai
penerapan model PBL pada pembelajaran hukum- hukum kimia ditinjau dari aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas X IPA SMA diperoleh sebesar 81,24%. Selanjutnya
penelitian yang sama dilakukan oleh Issaura Sherly, dkk (2013) mengenai Pengaruh
Jenis Masalah pada Problem Based Learning terhadap Dinamika Metakognisi Siswa
SMA Kelas X pada Konsep Stoikiometri sebesar 84,47%. Data ini membuktikan
bahwa model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Anita Lie (2002), salah satu model pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Ada beberapa tipe pembelajaran
kooperatif, salah satunya adalah tipe Make-A Match. Dimana model pembelajaran ini
merupakan suatu teknik pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik, dengan melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah dan memahami
isi materi pada pelajaran kimia.
Nurlia, dkk (2012) dalam penelitian yang berjudul efektivitas model pembelajaran
kooperatif tipe make a-match terhadap hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan

5

hasil belajar siswa sebesar 87% . Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Yusron
dan Pramukantoro tentang pengaruh teknik pembelajaran Make-A Match terhadap
hasil belajar siswa sebesar 7,11 % dibandingan dengan model pembelajaran STAD
yang hanya 6,4 %. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
Make-A match dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud mengambil penelitian dengan
judul “Perbedaan Hasil Belajar, Berpikir Kritis Dan Kerjasama Siswa Yang
Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make-A Match Pada Materi Stoikiometri”.
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan urain di atas, maka yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran Problem Based learning dan model pembelajaran
kooperatif Tipe Make-A Match terhadap hasil belajar, berpikir kritis dan kerjasama
siswa pada materi stoikiometri.

1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup maka rumusan masalah
penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran Kooperatif
Tipe Make- A Match pada materi stoikiometri?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan degan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Make- A Match pada materi stoikiometri?
3. Apakah ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan degan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Make- A Match pada materi stoikiometri?

6

1.4. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terjangkau oleh kemampuan peneliti, maka peneliti
membatasi masalahnya yaitu pada :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem Based
Learning untuk kelas eksperimen 1 dan model pembelajaran Kooperatif Tipe
Make-A Match untuk kelas eksperimen 2.
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester Genap MAN Kutacane Tahun
Ajaran 2014/2015.
3. Materi yang diajarkan adalah stoikiometri.
4. Hasil belajar kimia siswa dibedakan menjadi dua yaitu ranah kognitif dan ranah
afektif. Ranah kognitif diukur berdasarkan taksonomi Bloom C1 (pengetahuan),
C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4 (analisis) dan ranah afektif dilihat dari
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama siswa dalam kelompoknya.

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Make-a match pada materi stoikiometri.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
degan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Make- A Match pada materi stoikiometri.
3. Untuk mengetahui perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan degan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Make- A Match pada materi stoikiometri.

7

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian adalah :
1. Bagi Peneliti, merupakan suatu pengalaman yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan
kimia di SMA/MA. Dan dapat menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman
dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
2. Bagi Siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi stoikiometri
serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa didalam pembelajaran.
3. Bagi

Guru,

membuka

wawasan

berpikir

guru

dalam

mengajar

dan

mengembangkan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar dan untuk
menjadi bahan masukan bagi guru kimia dalam memilih model pembelajaran yang
tepat.
4. Bagi Sekolah, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki
kualitas pembelajaran kimia di MAN Kutacane.

1.7. Definisi Operasional
1. Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode
ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah.
2. Kooperatif Tipe Make- A Match yaitu model pembelajaran mencari pasangan
merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 45 orang siswa secara heterogen.
3. Hasil Belajar adalah kriteria atau tujuan yang dicapai setelah dilakukannya proses
belajar mengajar.

8

4. Berpikir kritis merupakan suatu proses intelektual tentang konseptualisasi,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi secara aktif dan mahir terhadap
informasi yang diperoleh.
5. Kerjasama adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain .
6. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif
dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.

Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan
kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make-a match pada materi
stoikiometri.

2.

Ada

perbedaan

sikap

kerjasama

siswa

yang

dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan
kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make-a match pada materi
stoikiometri.
3.

Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan
kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make-a match pada materi
stoikiometri.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran:
1.

Dalam pembelajaran untuk pencapaian kemampuan berpikir kritis,
hendaknya para guru dapat menggunakan model pembelajaran
berbasis

masalah sebagai

model

alternative,

karena

model

pembelajaran ini telah terbukti dapat membuat siswa menjadi
berpikir kritis dengan baik dalam kelompoknya.

72 61

73

2.

Untuk pencapaian sikap kerjasama siswa hendaknya, para guru dapat
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make- A Match
sebagai model alternative, karena model pembelajaran ini telah
terbukti dapat membuat siswa bekerjasama dengan baik dalam
kelompoknya.

3.

Untuk peneliti selanjutnya disarankan supaya dapat melihat interaksi
dari kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar dan interaksi
antara sikap kerjasama terhadap hasil belajar, dan untuk mengetahui
apakah sejalan antara kemampuan berpikir kritis, sikap kerjasama
dan hasil belajar.

4.

Untuk penelitian selanjutnya dapat juga mengadakan penelitian
dengan melibatkan variabel lainnya seperti motivasi, gaya belajar
maupun variabel lainnya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan.

73

DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufiq., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based learning,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Anita, Lie., (2002), Model-Model Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Apriono, Djoko., (2011), Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam
Belajar Melalui Pembelajaran Kolaboratif, Unirow Tuban.
Arends, R.I.,(1997), Classroom Instructional and Management, New York, Mc
Graw Hill Book companies, Inc.
Astika, N., dan Nyoman, N,A., (2012)., Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A-Match Terhadap Hasil Belajar Siswa, IKIP
PGRI, Semarang.
Chang, Raymond., (2005), Kimia Dasar, edisi ketiga, jilid kedua, Erlangga,
Jakarta.
Chusna,C,dkk., (2013), Studi Komparasi Penggunaan Media Macromedia Flash
dengan Handout Inovatif Dalam Pembelajaran Kooperatif STAD (Student
Teams Achievement Divisions) Terhadap Prestasi Belajar Materi Pokok
Koloid Siswa Kelas XI MA Darul Huda Ponorogo TP 2011/2012.
Depdiknas., (2003), Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Dimyati, dan Mudjiono., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit PT Rineka
Cipta, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri., (2008), Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Ennis, R.H., (1985), Goal Critical Thinking Curriculum. Dalam Costa, A.L. (Ed):
Developing Minds: a resource book for teaching thinking. Alexandria,
Virginia: Association for Supervision and Curriculum Developing
(ASCD).
Gilberg, J.K., (2002), Chemistry And Chemical Education Towards ResearchBased Practice, hal.3-5, Forum For Scholarship In Science And
Technology Education, USA.
Hamalik, Oemar., (2011), Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksara,
Jakarta.
Isjoni., (2009), Pembelajaran Koperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, MEDIA PERSADA. Medan.

74

Indahwati, Nur., (2009), Penerapan pembelajaran kooperatif metode make a
match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS
pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal umum di SMA
Kertanegara Malang.(Online), http://www.unm.ac.id, diakses 16 Januari
2015).
Johnson, D.W. & Johnson, R.T, & Holubec, E., ( 1998), Circles of learning.
Edina: Interaction Book Company.
Kemdikbud., (2012), http://litbang.kemdikbud.go.id/sekretariat/hasilun/index.php
/sma/ (Diakses pada : 25 januari 2015).
Liliasari., (2009), Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju
Profesionalitas
Guru,
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/jurnal_penelitian
pendidikan/, (Diakses 19 Januari 2015).
Lynch, Cindy L. & Wolcott, Susan K., (2001), Helping Your Students Develop
Critical Thinking Skills. Idea Paper#37.
Majid, Abdul., (2008), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Ngalimun.,
(2012),
Strategi
Pressindo,Yogyakarta.

dan

Model

Pembelajaran,

Aswaja

Oxtoby,D.,W., (2001), Prinsip-prinsip kimia modern, edisi keempat, jilid
pertama, Jakarta, Erlangga.
Pamela, Issaura Sherly, dkk., (2013), Pengaruh Jenis Masalah pada Problem
Based Learning terhadap Dinamika Metakognisi Siswa SMA Kelas X pada
Konsep Stoikiometri, Universitas Jambi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni., (2009),Psikologi Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang Press, Semarang.
Rijani, Endang Wahju., (2010), Implementasi metode latihan berjenjang Untuk
meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal hitungan pada
materi stoikiometri di SMA. E-Jurnal Dinas Pendidikan Surabaya, 1.
Rusman., (2012), Model-Model Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sanjaya, Wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, kencana, Jakarta.
Sardiman., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta Rajawali
Pers.
Silitonga, PM., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPAUNIMED, Medan.
Sudjana, Nana,. (1989), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, CV Sinar Baru,
Bandung.

75

Sugandi, Achmad., (2007), Teori Pembelajaran, Universitas Negeri Semarang
Press. Semarang.
Suprijono, Agus., (2010), Cooperative Laerning Teori & Aplikasi PAIKEM,
Pustaka Pelajar,Yogyakarta.
Surya, H., (2013), Cara Belajar Orang Genius, PT Elex Medis Komputindo,
Jakarta.
Suryosubroto,B.,(2009), Proses Belajar mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Syafriani,D., (2012), Pengembangan Model Pembelajaran Dalam Upaya
Membentuk Kepribadian Yang Berkarakter Mulia Dan Hasil Belajar
Syukri, S., (1999), Kimia Dasar I, ITB, Bandung.
Tinio,

V.L.,
(2003).
ICT
in
Education.
Diakses
melalui
http://www.apdip.net/publications/iespprimers/ICTinEducation.pdf
(diakses 20 januari 2015).

Wasonowati, R.R., Redjeki, T., dan Ariani, S.R., (2014), Penerapan Model
Pembelajran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran hukumHukum Dasar Kimia Ditinjau dari aktivitas dan Hasil Belajar Siswa kelas
X IPA SMA Negeri 2 Surakarta. UNS surakarta.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENGARUH STRATEGI MAKE – A MATCH DALAM MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

0 42 239

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

1 10 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING PADA MATERI HIDROKARBON.

2 17 20

PERBEDAAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI

0 5 20

PERBEDAAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS, DAN KERJASAMA SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI.

0 3 22

Article Text 2901 1 10 20170811

0 0 5

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH ... 1 PB

0 0 13