PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL HYGIENE GIGI DAN MULUT TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi Dan Mulut Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Anak di SD Al firdaus Surakarta.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL HYGIENE GIGI DAN
MULUT TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU
PADA ANAK DI SD AL FIRDAUS SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :
BEKTI LARASATI
J 210131010

FAKULTAS ILMUKESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA
2015

UNI\'ERSITAS MUIIAMMADIYAH

SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(0271)11741'1
Fax :715448
KartasuraTelp.
Jl. A. Yani TromolPosl-Pabelan,
Swakarta57102
SURAT PERSETUJUAN ARTIKNL PUBLIKASI ILMIAH
Yangbenandatangaodibawahini pembimbingskripsi/tugasakhir :
PembimbingI
: Arif Widodo,A. Kep.,M. Kes.

Nama
Pembimbing II

: Kartinah,S.kep.

Nama

Telahmembacadanm€ncermatinaskahartikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasanskripsi/tugasakhir dari mahaslswa:


Nama

Bekti Lamsati

NIM

J210131010

Fakultas

Ilmu Kesehatan

Programstudi

s LKeperawa@n

Judul

"PENGARUH PENDIDIKAN KESEHTAN PERSONAL
HYGIENE


GIGI

D,\N

MULUT

TERHADAP

PENIGKATAN PENGETAHUAN DAN

PERILAKU

ANAK DI SD ALFIRDAUS SURAKARTA"

Naskahartikel tersebut,layak dandapatdisetujuiuntuk dipublikasikan.
Demikian suiat psrsenrjuanini dibuat, semogadapat dipergunakansebagaimala
mestlnya.
Surakata,8 Juli 2015
Pembimbing I


I

@
Arif Widodo,A.Kep}N{.Kes

Pembimbing

&
Kartinah, S.Kep,

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL HYGIENE GIGI
DAN MULUTTERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN
DAN PERILAKU PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI SD AL FIRDAUS SURAKARTA

Bekti Larasati*
Arif Widodo, A.Kep., M.Kes **
Kartinah, S.Kep.**
Abstrak

Perilaku menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi yang tidak benar
masih tinggi ditemukan pada anak-anak, sehingga dibutuhkan peningkatan
pengetahuan dan kesadaran mereka akan pentingnya menggosok gigi dengant
diterapkan sehari-hari. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan
terhadap penyakit akibat dari perilaku yang tidak sehat, maka peningkatan
kesadaran akan personal hygiene sangat diperlukan. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan diSekolah Dasar Al Firdaus masih banyak anak yang kurang
memperhatikan kebersihan dirinya sendiri terutama masalah gigi dan mulut hal ini
dibuktikan dari data pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada anak kelas III, 40
anak mengalami maslah gigi berlubang dan karies gigi, beberapa dari mereka
mengatakan melakukan gosok gigi tapi tidak rutin. Tujuan penelitian adalah
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang personal hygiene gigi dan
mulut terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku pada anak-anak di SD
Al Firdaus Surakarta
Jenis penelitian adalah kuantitatif. Desain penelitian ini Quasi Experiment,
dengan rancangan pretest –post test grup design. Populasi penelitian adalah anak
kelas III di SD Al Firdaus Surakarta.Teknik pengambilan sampel menggunakan
random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan check list.
Alat ukur perilaku dilakukan dengan memberi checklist melalui pengamatan. Hasil
penelitian diketahui nilai rata-rata pre test pengetahuan sebesar 12,50 nilai rata-rata

post test pengetahuan menjadi 13,87, maka terjadi kenaikan rata-rata sebesar 1,37,
dengan -value 0,001, sedangkan nilai rata-rata pre test perilaku sebesar 12,47
nilai rata-rata post test perilaku menjadi 13,47, maka terjadi kenaikan rata-rata
sebesar 1,00 dengan -value 0,000. Sehingga terbukti pendidikan kesehatan dengan
menggunakan LCD mampu meningkatkan pengetahuan dan perilaku personal
hygiene gigi dan mulut anak di SD Al Firdaus Surakarta.
Kata kunci: Pendidikan kesehatan, personal hygiene, pengetahuan, perilaku

x

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta

1

THE INFLUENCE OF PERSONAL HYGIENE HEAlTH EDUCATION OF
TEETH AND MOUTH TOWARDS IMPROVEMENT OF KNOWLEDGE
AND BEHAVIOR OF EDUCATIONAL AGED CHILDREN
IN SD AL FIRDAUS OF SURAKARTA


Bekti Larasati
Arif Widodo, A. Kep., M. Kes
Kartinah, S. Kep.
Abstract
Brushing teeth behavior that uses tooth paste which is not right is massively
found toward the children, thus it is necessary to improve their knowledge and
conciousness of the importance of brushing teeth that can be implemented in the
daily life. Children are the most reckless group toward the illness that come from
unhealthy behavior, so the improvement of the conciousness to the personal
hygiene is very important. Based on the introductory result of the research in SD Al
Firdaus, the are found many children who do not concern with their self hygiene
especially the erm of tooth and mouth, it is proved by the data of tooth and mouth
checking to the third grade students, 40 students endure the problem of the teeth
and teeth caries, some of them said that they brushed the their teeth hardly.
Objective of this research is to know the influence of personal hygiene health
education of teeth and mouth toward the improvement educational aged children
knowledge and behavior in SD Al Firdaus of Surakarta.
Type of this research is quantitative research. The research design is quest
experiment with pretes-post test group design. The research population is the third

grade students in SD Al Firdaus of Surakarta. Technique of collecting the sample is
using random sempling. The research instruments use behavior rate measurement
by giving checklist of the observation. The influence of helath education and
behavior, the result of the knowledge of students in the pre test is evenly 12. 50,
and in the post test is 13.87, so there is the improvement of 1.37, than p-value 0,001
then the average score of behavior in pre test is 12.47, then the average score of
behavior in the post test is 13.47, so there is improvement of 1.00 than p-value
0,000. Thus it is proved that health education that uses LCD can improve the
knowledge and the behavir of teeth and mouth personal hygiene to the elementary
students in SD Al Firdaus of Surakarta.
Keywords: Health education, personal hygiene, knowledge. behavior

X

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Data terbaru yang dirilis oleh

World Health Organisazation (WHO)
Oral Health Media Centre pada April
2012, didapatkan sebanyak 60-90%
anak-anak usia sekolah bahkan orang
dewasa di seluruh dunia memiliki
permasalahan yang sama yaitu gigi dan
mulut, penjelasan dari Rustam S
Pakaya, bahwa dari 29 juta anak sekitar
80% menderita gigi berlubang. Perilaku
menggosok gigi dengan menggunakn
pasta gigi yang tidak benar masih tinggi
ditemukan pada anak-anak, sehingga
dibutuhkan peningkatan pengetahuan
dan kesadaran mereka akan pentingnya
menggosok gigi dengan menggunakan
pasta gigi dan digunakan sehari-hari.
(Depkes, 2009)
Studi pendahuluan yang dilakukan
di SDAl Firdaus Surakarta didapatkan
dari hasil wawancara dan hasil cek

kesehatan didapatkan masih banyak
ditemukan anak yang kurang mempertahankan kebersihan diri sendiri dan
butuh waktu lama untuk mengarahkan
mereka untuk mengarahkan mereka
dalam menyadari betapa pentingnya
menjaga kesehatan diri, pendidikan
kesehatan
dirasa
penting untuk
membuat anak usia sekolah mengerti
pentingnya personal hygiene dari
identifikasi dan pembahasan masalah di
atas
maka
dapat
dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti sebagai
berikut:
apakah
ada

pengaruh
pendidikan kesehatan personal hygiene
gigi dan mulut terhadap peningkatan
perilaku dan pengetahuan pada anak
usia sekolah di SD Al Firdaus
Surakarta.

1

Tujuan Penelitian
Mengetahui
pengaruh
pendidikan
kesehatan personal hygiene gigi dan
mulut
terhadap
peningkatan
pengetahuan dan perilaku pada anak
usia sekolah di SD Alfirdaus Surakarta.
LANDASAN TEORI
Pendidikan kesehatan adalah alat
Health promotion yang sangat penting
untuk
meningkatkan
kesehatan.
(Pender, 2005).
Menurut WHO (2012), aspek dan
teori pendidikan kesehatan adalah :
1) Pemberian informasi kesehatan
Pendidikan
kesehatan
sebagai
peluang sadar yang di bangun untuk
belajar serta melibatkan beberapa
bentuk komunikasi yang dirancang
untuk meningkatkan
perilaku
kesehatan termasuk pengetahuan.
2) Motivasi & self efficacy dalam
kesehatan
Self efficacy memotivasi perilaku
promosi kesehatan secara langsung
untuk meningkatkan kesehatan.
3) Meningkatkan
keterampilan
perilaku sehat
Pendidikan kesehatan merupakan
pengembangan individu, kelompok
dan
masyarakat
dalam
mempengaruhi dan meningkatkan
perilaku
kesehatan.
Untuk
menetapkan standar profesional,
pendidikan kesehatan mempunyai
pedoman yang dirancang untuk
menetapkan tatanan dan aturan
(kode etik)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan menurut Wahid (2006)
adalah :
a. Umur
b. Pekerjaan
c. Pendidikan. Apabila makin tinggi
pendidikanya maka akan makin

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta
mudah
menerima
informasi
sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki.
Tujuan
pendidikan
kesehatan
Menurut Koalisi Pendidikan Kesehatan
Nasional (2009) menjelaskan bahwa
tujuan dari pendidikan kesehatan
adalah: (1) Pengembangan individu,
kelompok dan kelembagaan masyarakat
dan
strategi
sistemik
untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan
sikap dan keterampilan perilaku, (2)
Mempengaruhi perilaku kesehatan
individu
dan
masyarakat,
(3)
Meningkatkan kualitas hidup bagi
semua orang, (4) Mengurangi biaya
untuk berobat, (5) Mengurangi biaya
pengobatan.
Pengetahuan
Notoadmodjo (2007) pengetahuan
adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu
Faktor faktor yang mempengaruhi
pengetahuan menurut Wahid (2006)
adalah: Umur, Pekerjaan, Pendidikan.
Apabila makin tinggi pendidikanya
maka akan makin mudah menerima
informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki.
Usia anak sekolah
Anak usia sekolah adalah anak
yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik
lebih kuat mempunyai sifat individual
serta aktif dan tidak bergantung dengan
orang tua. Banyak ahli menganggap
masa ini sebagai masa tenang atau masa
latent, dimana apa yang telah terjadi
dan
dipupuk
pada
masa-masa
sebelumnya akan berlangsung terus
untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa,
2006)

2

Kebersihan Diri/Personal Hygyene
Personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan
dan
kesehatan
seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya
(Tarwoto, 2006).
Tujuan perawatan personal hygiene
Menurut Wartonah (2006), bertujuan
untuk:
1) Meningkatkan derajat kesehatan
seseorang
2) Memelihara
kebersihan
diri
seseorang
3) Memperbaiki personal hygiene
yang kurang
4) Meningkatkan
percaya
diri
seseorang
5) Mencegah penyakit
6) Menciptakan keindahan
Personal Hygiene Gigi dan Mulut
Potter dan Perry (2005) personal
hygiene dan tujuannya adalah:Gigi dan
mulut merupakan bagian penting yang
harus dipertahankan kebersihannya
sebab melalui organ ini berbagai kuman
dapat masuk. Hygiene mulut membantu
mempertahankan
status
kesehatan
mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok
membersihkan gigi dari partikelpartikel makanan, plak, bakteri,
memasase gusi, dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari
bau dan rasa yang tidak nyaman.
Cara Mencegah Penyakit Gigi Dan
Mulut
1) Hilangkan plak dari permukaan gigi
dengan cara menyikatnya secara
benar.
2) Pakailah zat pewarna plak untuk
melihat apakah gigi sudah bersih

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta

3)
4)
5)

6)

7)

8)

dapat dipakai sumba kue yang
dicairkan dengan air matang teteskan
pada lidah, oleskan dengan lidah
pada seluruh permukaan gigi.
Periksa mulut dengan cermin,
permukaan kotor akan tampak
berwarna merah.
Pakailah
pasta
gigi
yang
mengandung fluor agar gigi kuat.
Gosok gigi 2 x sehari sesudah makan
pagi dan sebelum tidur malam.
Pilihlah sikat gigi yang berbulu
halus, permukaan datar kepala sikat
kecil.
Hindari kebiasaan makan yang
merusak gigi (permen, kue, cokelat,
dsb), biasakan makanan yang
berserat.
Bila mulai ada rasa linu, gusi
berdarah segeralah periksa ke dokter
gigi.
Periksakan kesehatan gigi setiap 6
bulan sekali.

Cara menyikat gigi yang baik dan
benar
1) Bagian gigi menghadap bibir:
dengan cara ke atas ke bawah.
2) Bagian gigi menghadap pipi: dengan
cara memutar membentuk sudut 450.
3) Bagian gigi untuk mengunyah:
dengan cara maju mundur
4) Bagian gigi yang menghadap langitlangit/lidah:
dengan
cara
mencongkel
Perilaku
Notoadmojo (2007) menyatakan
bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan satu organisme yang dapat
diamati bahkan dapat dipelajari.
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas
dari aktivitas manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas
antara lain: berjalan, bicara, tertawa,

3

menulis, tidur, ke sekolah, membaca
dan sebagainya.
Perilaku manusia adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun tidak
dapat diamati oleh pihak luar
(Notoadmojo, 2003 dalam Umar (2013)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Desain yang dipakai dalam
penelitian ini adalah Quasi Experiment,
dengan rancangan pretes-post test grup
design (Sugiyono, 2011)
Populasi dalam penelitian ini
adalah anak kelas III yang ada di SD
Al Firdaus kecamatan banjarsari
Surakarta. Sebanyak 30 anak dari tahun
ajaran 2014-2015. Teknik pengambilan
simple menggunakan random sampling
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini
yaitu: ada penelitian ini meliputi anak
usia sekolah dasar. Berada di SD Al
Firdaus Surakarta, dapat membaca,tidak
tuna rungu, tidak buta.
Kriteria Ekslusi
Kriteria
eksklusi
merupakan
kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian (Agus, 2011). Siswa belum
bisa menulis dan membaca. Menolak
untuk dijadikan sebagai responden
Instrument Penelitian
Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner Hal-hal yang diukur adalah
pengetahuan siswa tentang personal
hygiene gigi dan mulut. Kuesioner
berisi 2 alternatif jawaban, yaitu : benar
dan salah.

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta
Responden hanya dapat memilih
satu alternatif jawaban dari dua
alternatif jawaban pertanyaan di buat
dari 2 tipe yaitu favourabel dan
unfavourabel yang terdiri dari 18
pertanyaan. Untuk perilaku dilakukan
dengan memberi checklist pengamatan

4

Tabel 4.2 di atas menunjukkan nilai
pengetahuan pre test kategori baik
terdapat 7 orang (23,3%) responden,
sedangkan pada nilai pengetahuan post
test kategori baik terdapat 12 orang
(40%) responden, sehingga terjadi
kenaikan pengetahuan kategori baik
dari pretest ke posttest.

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur
Karakteristik
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur
9 tahun
10 tahun

Distribusi Frekuensi
N
%
11
19

37
63

17
13

56,7
43,3

Tabel 4.1 di atas menunjukkan
bahwa karakteristik responden berdasar
jenis kelamin terdapat 11 orang (37%)
responden laki-laki dan terdapat 19
orang (63%) responden perempuan.
Karakteristik responden berdasar umur
terdapat 17 anak (56,7%) responden
berumur 9 tahun, dan terdapat 13 anak
(43,3%) responden berumur 10 tahun.
Hasil
ini
menunjukkan
bahwa
berdasarkan jenis kelamin banyak yang
perempuan sedangkan umur responden
paling banyak berumur 9 tahun
2. Analisis Univariat
Pengetahuan
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Pre Test dan Post Test
Pengetahuan
Kurang
Sedang
Baik
Jumlah

Pre Test
N
%
7 23,3
16 53,3
7 23,3
30 100,0

Post Test
N
%
1
3,3
17 56,7
12 40,0
30 100,0

Perilaku
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Perilaku
Pre Test dan Post Test
Perilaku
Kurang
Sedang
Baik
Jumlah

Pre Test
8%
6
20,0
11
36,7
7
23,3
30
100,0

N

Post Test
N
%
2
6,7
12 40,0
16 53,3
30 100,0

Tabel 4.3 di atas menunjukkan nilai
perilaku pre test kategori baik terdapat
7 orang (23,3%) responden, sedangkan
pada nilai pengetahuan post test
kategori baik terdapat 16 orang (53,3%)
responden, sehingga terjadi kenaikan
perilaku kategori baik dari pre test ke
post test.
3. Analisis Bivariat
a. Uji Normalitas Data
Analisis normalitas dilakukan
untuk mengetahuai data penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas menggunakan uji Shapiro
Wilk. Hasil uji normalitas ditampilkan
dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data
Kriteria
-value -α
Pre
0,029 0,05 Berdistribusi
Pengetahuan
Tidak Normal
Post
0,004 0,05 Berdistribusi
Pengetahuan
Tidak Normal
Pre Perilaku 0,003 0,05 Berdistribusi
Tidak Normal
Post Perilaku 0,000 0,05 Berdistribusi
Tidak Normal

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta
Tabel 4.4 di atas menunjukkan
bahwa data berdistribusi tidak normal,
hal dibuktikan dengan nilai signifikansi
masing-masing data < 0,05, sehingga
disimpulkan data berdistribusi tidak
normal, selanjutnya untuk uji bivariat
jika data numerik berdistribusi tidak
normal menggunakan Statistict NonParametrics dengan Wilcoxon Rank
Test.
b. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Menggunakan Media LCD
terhadap
Pengetahuan
tentang
Personal Hygiene Gigi dan Mulut
Uji pengaruh pendidikan kesehatan
dengan menggunakan media LCD
terhadap pengetahuan tentang personal
hygiene gigi dan mulut disajikan dalam
tabel 4.5.
Pengetahuan
Pre Test
Post Test

Mean
12,50
13,87

SD
Z

2,529
-3,368 0,001
1,306

Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 4.5 di atas menunjukkan
bahwa nilai  = 0,001, maka pernyataan
H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
dengan menggunakan media LCD
terhadap pengetahuan tentang personal
hygiene gigi dan mulut anak di SD Al
Firdaus Surakarta.
Nilai rata-rata pre test pengetahuan
sebesar 12,50 nilai rata-rata post test
pengetahuan menjadi 13,87, maka
terjadi kenaikan rata-rata sebesar 1,37,
sehingga terbukti pendidikan kesehatan
dengan menggunakan LCD mampu
meningkatkan pengetahuan tentang
personal hygiene gigi dan mulut anak di
SD Al Firdaus Surakarta.
c. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Menggunakan Media LCD
terhadap Perilaku Personal Hygiene
Gigi dan Mulut

5

Uji pengaruh pendidikan kesehatan
dengan menggunakan media LCD
terhadap perilaku personal hygiene gigi
dan mulut disajikan dalam tabel 4.6.
Perilaku
Pre Test
Post Test

Mean
12,47
13,47

SD
Z
0,964
-4,689
0,629


0,000

Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 4.6 di atas menunjukkan
bahwa nilai  = 0,000, maka pernyataan
Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
dengan menggunakan media LCD
terhadap perilaku personal hygiene gigi
dan mulut anak di SD Al Firdaus
Surakarta.
Nilai rata-rata pre test perilaku
sebesar 12,47 nilai rata-rata post test
perilaku menjadi 13,47, maka terjadi
kenaikan rata-rata sebesar 1,00,
sehingga terbukti pendidikan kesehatan
dengan menggunakan LCD mampu
meningkatkan
perilaku
personal
hygiene gigi dan mulut anak di SD Al
Firdaus Surakarta.
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
responden
kebanyakan
perempuan,
umur
responden antara 9-10 tahun, dimana 17
orang diantaranya berumur 9 tahun.
Menurut World Sex Ratio pada
umur lahir, sex ratio dunia adalah 1,07
(pria lebih banyak 7% daripada wanita).
Pada umur di bawah 15 tahun, sex ratio
dunia adalah 1,06; pada umur 15-64
tahun 1,02; dan pada umur lebih dari 65
tahun 0,78. Secara rata-rata, sex ratio
dunia adalah 1,01 alias jumlah pria
lebih banyak 1% dibanding wanita.
Hanya pada umur di atas 64 tahun
wanita lebih banyak jumlahnya,
didukung oleh data bahwa wanita

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta
memiliki umur harapan hidup yang
lebih panjang daripada pria. Sex ratio
antar negara cenderung bervariasi, tapi
kisarannya mirip dengan yang dunia,
hanya di atas umur 64 tahun wanita
lebih banyak di sebagian besar negara.
The World Factbook 2009 (atau disebut
juga sebagai CIA World Factbook),
mengemukakan hal tersebut. Demikian
juga dengan UN yang bahkan
melakukan proyeksi hingga tahun 2050
dan menyatakan bahwa hingga tahun
tersebut jumlah pria masih tetap lebih
banyak daripada jumlah wanita di
dunia. Salah satu faktornya adalah
adanya kecenderungan beberapa negara
yang lebih mengutamakan kelahiran
anak laki-laki, sehingga kelahiran anak
perempuan tidak dicatatkan atau bahkan
dibunuh.
Salah satu tanda kecil hari kiamat
adalah banyaknya kaum wanita
dibandingkan
kaum
laki-laki.
Rasulullah SAW telah bersabda:
“Diantara tanda-tanda dekatnya hari
Kiamat adalah sedikitnya ilmu (tentang
Ad-Dien), merajalelanya kebodohan
dan perzinahan, dan sedikitnya kaum
laki-laki, sehingga lima puluh orang
wanita hanya terdapat satu orang
pengurus (laki-laki) saja” [HR. AlBukhari No. 81 – tartib maktabah
sahab, Muslim No. 2671, dan AtTirmidzi no. 2205].Selain dari faktor
sedikitnya jumlah kelahiran laki-laki
dibandingkan wanita, hal itu juga
disebabkan
karena
banyaknya
peperangan yang diduga akan terjadi di
akhir jaman. Bisa jadi jumlah wanita di
dunia memang benar-benar lebih
banyak dari pria, mengingat adanya
pernyataan
tentang
banyaknya
kemungkinan kelahiran bayi perempuan
tidak dicatatkan di berbagai belahan
dunia.

6

2. Analisis Univariat
Pengetahuan
Wahid
(2006)
mengatakan
pengetahuan adalah kesan didalam
fikiran
manusia
sebagai
hasil
penggunaan panca indranya, yang
berbeda sekali dengan kepercayaan,
tahayul, dan penerangan yang keliru.
Sedangkan
Notoadmodjo
(2007)
pengetahuan merupakan hasil tahu, dan
ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek
tertentu.
Hasil uji univariat menunjukkan
distribusi frekuensi pengetahuan pretest
pada kategori baik terdapat7 orang
(23,3%) responden, sedangkan pada
nilai pengetahuan post test kategori
baik terdapat 12 orang (40%), sehingga
terjadi kenaikan pengetahuan 16,7%.
Hal ini mengindikasikan dengan adanya
pendidikan kesehatan melalui LCD
mampu meningkatkan pengetahuan
tentang personal hygiene gigi dan
mulut anak di SD Al Firdaus Surakarta.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Rahmawati (2007) yang
meneliti tentang Pengaruh Penyuluhan
dengan Media Audio Visual terhadap
Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan
Buruk di Kabupaten Kotawaringin
Barat Propinsi Kalimantan Tengah.
Hasil penelitiannya diperoleh hasil pada
pengetahuan ibu balita terdapat selisih
rerata antara sebelum dan sesudah
diberi penyuluhan dengan media audio
visual sebesar 3,61.
Hasil
penelitian
ini
juga
mendukung penelitian yang dilakukan
Sutrisno, (2010), yang meneliti tentang
Pengaruh
Penyuluhan
Kesehatan
dengan
Metode
Ceramah
dan
Penggunaan
Leaflet
terhadap
Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta
dan Sehat pada Siswa SD MI Islamiyah
Ngoro Jombang. Hasil penelitian
menunjukkan
sebelum
diadakan
penyuluhan kesehatan terjadi kenaikan
pengetahuan kategori baik dari 2 siswa
menjadi 12 siswa (45%).
Penelitian Yusuf (2014) yang
meneliti tentang Pengaruh Pendidikan
Kesehatan tentang Penanganan Kejang
Demam Menggunakan Audio Visual
Terhadap Tingkat Pengetahuan dan
Sikap Ibu dengan Anak Riwayat
Kejang Demam juga menghasilkan hal
yang senada. Hasil penelitiannya
diperoleh
hasil
bahwa
sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan tidak
ada ibu yang memiliki pengetahuan
baik,
setelah
diberi
pendidikan
kesehatan
terjadi
peningkatan
pengetahuan menjadi 2 ibu (13,2%).
Perilaku
Notoatmojo (2007) menyatakan
bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan satu organisme yang dapat
diamti bahkan dapat dipelajari.Perilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari
aktivitas manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas
antaralain: berjalan, bicara, tertawa,
menulis, tidur, kesekolah, membaca dan
sebagainya. Perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia,
baik yang diamati langsung, maupun
tidak dapat diamati oleh pihakluar.
Hasil uji univariat menunjukkan
distribusi frekuensi nilai perilaku pre
test kategori baik terdapat 13 orang
(43,3%) responden, sedangkan pada
nilai perilaku post test kategori baik
terdapat 16 orang (53,3%) responden.
Hal ini mengindikasikan dengan adanya
pendidikan kesehatan melalui media
LCD mampu meningkatkan perilaku
personal hygiene gigi dan mulut anak di

7

SD Al Firdaus Surakarta.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Rahmawati (2007) yang
meneliti tentang Pengaruh Penyuluhan
dengan Media Audio Visual terhadap
Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan
Buruk di Kabupaten Kotawaringin
Barat Propinsi Kalimantan Tengah.
Hasil penelitiannya diperoleh hasil pada
perilaku ibu balita terdapat selisih rerata
antara sebelum dan sesudah diberi
penyuluhan dengan media audio visual
sebesar 2.
Hasil
penelitian
ini
juga
mendukung penelitian yang dilakukan
Sutrisno, (2010), yang meneliti tentang
Pengaruh
Penyuluhan
Kesehatan
dengan
Metode
Ceramah
dan
Penggunaan
Leaflet
terhadap
Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat pada Siswa SD MI Islamiyah
Ngoro Jombang. Hasil penelitian
menunjukkan
sebelum
diadakan
penyuluhan kesehatan terjadi kenaikan
perilaku baik dari 4 siswa menjadi 10
siswa (30%).
3. Analisa Bivariat
a. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Melalui LCD terhadap Pengetahuan
tentang Personal Hygiene Gigi dan
Mulut Anak di SD Al Firdaus
Surakarta
Menurut Brown (2003), bahwa
pendidikan kesehatan merupakan ilmu
sosial, lingkungan, psikologi dan
kesehatan berbasis perubahan untuk
meningkatkan
kesehatan
serta
mencegah terjadinya penyakit dan
kecacatan.
WHO
(2012),
juga
mendefinisikan
bahwa
pedidikan
kesehatan adalah peluang sadar yang di
bangun untuk belajar dalam rancangan
komunikasi dan informasi untuk

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta
meningkatkan kesehatan, termasuk
meningkatkan pengetahuan.
Pengetahuan seseorang biasanya
diperoleh dari berbagai macam sumber
informasi seperti media massa, media
elektronik, buku, tugas kesehatan
berupa pendidikan kesehatan, poster,
kerabat dekat dan sebagainya. Sumbersumber pengetahuan tersebut dapat
mempengaruhi
dan
digunakan
seseorang
sebagai
dasar
untuk
berperilaku.
Materi
pendidikan
kesehatan
menggunakan
LCD
menjadikan
responden semakin mudah mengerti
dari materi yang diberikan. Proses
pemberian dengan metode ceramah
memungkinkan adanya komunikasi dua
arah yaitu antara pemberi pendidikan
kesehatan dan adanya pertanyaan dari
responden menjadikan pengetahuan
yang diberikan mudah diserap dan
dicerna. Oleh karena itu adanya
peningkatan nilai kuisioner dari
responden
menunjukkan
adanya
pengaruh pendidikan kesehatan dengan
menggunakan
LCD
terhadap
pengetahuan tentang personal hygiene
gigi dan mulut.
Pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan juga dapat
diketahui dari hasil uji statistik dengan
menggunakan
Wilcoxon
dengan
diperolehnya nilai p = 0,001, sehingga
dapat disimpulkan terdapat pengaruh
yang bermakna antara pendidikan
kesehatan dengan menggunakan LCD
terhadap pengetahuan tentang personal
hygiene gigi dan mulut pada anak
berkebutuhan khusus di SD Al Firdaus
Surakarta.
Menurutpendapat
Notoatmodjo
(2007) metode pendidikan kesehatan
adalah metode yang digunakan untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok, atau individu
dengan harapan untuk memperoleh
pengetahuan yang lebih baik.

8

Upaya yang dilakukan pada sektor
kesehatan
melalui
penyuluhan
kesehatan dengan mengunakan media
audio visual lebih mengutamakan upaya
prefentrif, sebagai ujung tombak
paradigma mencapai Indonesia sehat.
Salah satu pendekatan yang sering
digunakan adalah dengan sering
menyampaikan pesan atau informasi
sehingga informasi dapat diterima dan
dipahami.
Penyuluhan
dengan
menggunakan media audio visual dapat
dilakukan
sebagai
upaya
untuk
merangsang masyarakat
Pengetahuan yang ada pada
seseorang diterima melalui indra.
Menurut penelitian para ahli, yang
paling
banyak
menyalurkan
pengetahuan kedalam otak adalah indra
penglihatan, kurang lebih 75% sampai
87% dari pengetahuan manusia
disalurkan dari indra penglihatan, 13%
melalui indra dengar dan 12% lainya
tersalur melalui indra yang lain.
Penelitian
Rahmawati
(2007)
menemukan ada peningkatan yang
signifikan pengetahuan ibu balita
setelah diberikan penyuluhan dengan
media audio visual, hal ini diungkapkan
(Achsin, dalam Rahmawati, 2007)
kurang dari 90% hasil belajar seseorang
diperoleh melalui indera pandang dan
hanya sekitar 5% diperoleh melalui
indera dengar dan 5% lagi dengan
indera lainnya.
Penelitian Sutrisno, (2010), juga
menemukan pendidikan kesehatan
secara signifikan berpengaruh terhadap
pengetahuan siswa MI Islamiyah Ngoro
Jombang. Selain itu penelitian Yusuf
(2014)
menemukan
pendidikan
kesehatan yang menggunakan audio
visual
lebih
efektif
mampu
meningkatkan pengetahuan ibu tentang
penanganan kejang deman.

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta
b. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Melalui LCD terhadap Perilaku
Personal Hygiene Gigi dan Mulut
di SD Al Firdaus Surakarta
Perilaku personal hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya (Tarwoto, 2006).
Pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap perilaku juga dapat diketahui
dari hasil uji statistik dengan
menggunakan
Wilcoxon
dengan
diperolehnya nilai p = 0,000, sehingga
dapat disimpulkan terdapat pengaruh
yang bermakna antara pendidikan
kesehatan dengan menggunakan LCD
terhadap perilaku personal hygiene gigi
dan mulut anak di SD Al Firdaus
Surakarta.
Penelitian
Rahmawati
(2007)
menemukan ada peningkatan yang
signifikan perlaku ibu balita setelah
diberikan penyuluhan dengan media
audio visual, hal ini disebabkan semua
media sebenarnya berguna untuk
memperjelas, menimbulkan kesan
mendalam, artinya apa yang disuluhkan
tidak mudah dilupakan oleh responden.
Audio visual lebih menekankan pada
gambar jelas ditambah suara yang
menarik, sehingga mudah diterima dan
dipraktekkan
responden
dalam
kehidupan sehari-hari.
Penelitian
Sutrisno,
(2010),
menemukan pendidikan kesehatan telah
mampu mengubah perilaku siswa MI
Islamiyah Ngoro Jombang. Seseorang
berperilaku berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman, sedangkan perilaku

9

yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih tahan lama daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan
(Azwar, 2003 dalam Sutrisno, 2010).
Simpulan
Berdasarkan
kesimpulan
dari
penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, dapat diambil simpulan
diantaranya
1. Tingkat pengetahuan anak sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan
personal hygiene gigi dan mulut
dalam kategori kurang.
2. Tingkat pengetahuan anak setelah
dilakukan pendidikan kesehatan
personal hygiene gigi dan mulut
dalam kategori baik.
3. Tingkat perilaku anak sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan
personal hygiene gigi dan mulut
tergolong masih kurang.
4. Tingkat perilaku anak setelah
dilakukan pendidikan kesehatan
personal hygiene gigi dan mulut
tergolong baik.
5. Ada pengaruh pendidikan kesehatan
personal hygiene gigi dan mulut
terhadap peningkatan pengetahuan
dan perilaku pada anak sekolah di
SD Al Firdaus Surakarta.
Saran
1. Responden
Diharap responden dapat selau
termotivasi
untuk
melakukan
personal hygiene agar kesehatan
gigi dan mulut terjaga.
2. Manajemen sekolah
Berdasarkan penelitian ini di
harapkan sekolah terutama guru dan
karyawan
senantiasa
mau
memotivasi
dan
memberikan

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi dan Mulut Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Pada Anak Usia Sekolah Di SD
Al Firdaus Surakarta
pengetahuan pada siswanya untuk
selalu berperilaku hidup bersih dan
sehat
serta
selau
menjaga
kebersihan gigi dan mulut.
3. Peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya
melakukan penelitian penelitian ini
dengan menggunakan variabel lain
yang berkaitan dengan personal
hygiene gigi dan mulut.

DAFTAR PUSTAKA
Brown, K.M. (2003). The Healt
Education Profesion in The
Twenty-First Century: Seting the
Stage. Journal of Health Education,
27(6): 357-64.
Depatermen Kesehatan. R.I (2004).
Pengembangan Media Promosi
Kesehatan
Dalam
Upaya
Pemberdayaan Keluarga. Jakarta:
Depkes RI
Gunarsa, S.D., & Gunarsa, Y.S.D
(2006). Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia.
Koalisi Pendidikan Kesehatan Nasional
Organisasi.
2009.
dalam
http://www.enheo.org/PDF%20file
a/
Notoadmodjo, S. (2007). Pengantar
Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Perry, A.g., dan Potter, P. A., (2005).
Buku
Ajar
Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses,
Dan Praktik Edisi 4. Volume
2.Alih Bahasa: Renata Komalasari,
dkk. Jakarta: EGC.

10

Pender, N.J. (2005). Health Promotion
http://nursingModel.
Dalam
theoritis-and.model/pender-php&
usg=alkjhgn6cm.
Diakses
November 2012.
Tarwoto.,Wartonah. (2006). Kebutuhan
Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan, Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika.
Wahlid, Iqbal, Bambang, & Khoirul,
(2006).
Ilmu
Keperawatan
Komunitas 2. Jakarta: CV. S
AGung Sero.
Yusuf, Muhammad. (2014).”Pengaruh
Pendidikan Kesehatan tentang
Penanganan
Kejang
Demam
Menggunakan
Audio
Visual
Terhadap Tingkat Pengetahuan dan
Sikap Ibu dengan Anak Riwayat
Kejang Demam” Skripsi. STIKES
Kusuma Husada Surakarta.

Bekti Larasati*:
Mahasiswa S-1 Transfer Keperawatan
FIK UMS
Arif Widodo, A.Kep., M.Kes **:
Dosen FIK UMS
Kartinah, S.Kep.** :
Dosen FIK UMS