Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Sikap dan Perilaku Personal hygiene Gigi dan Mulut Anak Usia Dekolah di SD Negeri Payung

92
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Sikap dan Perilaku Personal hygiene
Gigi dan Mulut Anak Usia Dekolah di SD Negeri Payung
Sulastri
Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kendal
e-mail : sulastri.jihan@yahoo.co.id

ABSTRACT
Personal hygiene is a basic human need that must always be fulfilled, ncluded in specific primary precautions.
Personal hygiene is important because good Personal hygiene will prevent a person from illness. Poor Personal
hygiene will make it easier for the body to develop various diseases such as skin diseases, infectious diseases,
dental and oral diseases and gastrointestinal diseases. In general, this study aims to determine the health
educator on behavior and behavior in maintaining Personal hygiene tooth and mouth in school-age children in
SD Negeri Payung. This research is an experimental research with pre test design - post test one group design
and research instrument in the form of questionnaire. Respondents who are the subject of the research are all
the students of grade 3 and 4 SD Negeri Payung which amounted to 36 people. Sampling technique total
sampling. The results were obtained before the health education of Personal hygiene of teeth and mouth of the
majority of respondents behave badly 25 (69,4%) while the good behavior was 11 (30,6%). After the health
education of Personal hygiene of tooth and mouth the majority of respondents well behaved 30 (83,3%) while

the behavior was not good equal to 6 (16,7%). Suggestions are expected to maintain Personal hygiene tooth
and mouth properly and correctly and do not forget the personal way of tooth and mouth hygiene so free from
disease.
Keywords: Health Education; personal hygiene; teeth and mouth

ABSTRAK
Personal hygiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi.,
termasuk kedalam tindakan pencegahan primer yang spesifik. Personal hygiene menjadi
penting karena Personal hygiene yang baik akan mencegah seseorang dari penyakit. Personal
hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit seperti
penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit gigi dan mulut dan penyakit saluran cerna. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap dan perilaku
dalam memelihara Personal hygiene gigi dan mulut pada anak usia sekolah di SD Negeri
Payung. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain pre test - post test one
group design dan instrumen penelitiannya berupa kuesioner. Responden yang menjadi subjek
penelitian adalah seluruh seluruh siswa kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung yang berjumlah
36 orang. Teknik sampling menggunakan total sampling. Hasil penelitian didapatkan sebelum
pendidikan kesehatan Personal hygiene gigi dan mulut mayoritas responden berperilaku tidak
baik sebesar 25 (69,4%) sedangkan yang berperilaku baik sebesar 11 (30,6%). Setelah
pendidikan kesehatan Personal hygiene gigi dan mulut mayoritas responden berperilaku baik

sebesar 30 (83,3%) sedangkan yang berperilaku tidak baik sebesar 6 (16,7%). Saran

93
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

diharapkan dapat memelihara Personal hygiene gigi dan mulut dengan baik dan benar dan
tidak melupakan cara Personal hygiene gigi dan mulut sehingga terbebas dari penyakit.
Kata Kunci: Gigi dan mulut; pendidikan kesehatan; personal hygiene
PENDAHULUAN

hidup sehat / bersih dengan cara

Perawatan diri atau kebersihan diri

memperbaiki gambaran atau persepsi

(personal higiene) merupakan perawatan diri

terhadap kesehatan dan kebersihan, serta


sendiri

untuk

menciptakan penampilan yang sesuai

mempertahankan kesehatan, baik secara

dengan kebutuhan kesehatan membuat

fisik maupun psikologis. Pemenuhan

rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan

perawatan diri di pengaruhi berbagai

untuk menghilangkan kelelahan serta

faktor, diantaranya budaya, nilai, sosial


mencegah infeksi, mencegah gangguan

pada individu atau keluarga, pengetahuan

sirkulasi darah, dan mempertahankan

terhadap perawatan diri serta persepsi

integritas pada jaringan (Potter P, 2010).

yang

dilakukan

terhadap perawatan diri (Syaifudin, 2012).
Personal hygiene merupakan kebutuhan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

dasar manusia yang harus senantiasa


mendefinisikan kesehatan tidak sebatas

terpenuhi
hygiene

(Hidayat,
termasuk

2012).

Personal

bebas dari penyakit. Lebih dari itu,

kedalam

tindakan

individu


yang

bersangkutan

harus

pencegahan primer yang spesifik. Personal

sejahtera secara fisik dan mental serta

hygiene menjadi penting karena personal

mampu mewujudkan kehidupan sosial dan

hygiene yang baik akan mencegah seseorang

ekonomi (Jaidin A, 2011). Kesehatan

dari penyakit. Personal hygiene yang tidak


merupakan asset yang paling berharga bagi

baik akan mempermudah tubuh terserang

kesejahteraan

berbagai penyakit seperti penyakit kulit,

karenanya harus selalu di jaga dan dirawat.

penyakit infeksi, penyakit gigi dan mulut

Mengingat

dan penyakit saluran cerna.

semakin hari semakin tidak terjangkau,

hidup

biaya

manusia,

pengobatan

oleh
yang

maka menjaga kesehatan merupakan suatu
Tujuan umum perawatan diri adalah untuk

keharusan, diantaranya adalah dengan cara

mempertahankan perawatan diri, baik

memelihara dan menjaga kebersihan gigi

secara


dan mulut.

sendiri

maupun

dengan

menggunakan bantuan, dapat melatih

94
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Gigi dan mulut adalah bagian penting yang

permainan

harus dipertahankan kebersihannya, sebab

didapatkan hasil rata-rata selisih tingkat


melalui organ ini berbagai kuman dapat

pengetahuan pada kelompok eksperimen

masuk dan berkembang biak sehingga bisa

13,32 dan pada kelompok kontrol 4,44%.

edukasi

kedokteran

gigi

menyebabkan berbagai macam penyakit
diantaranya penyakit gigi dan mulut

Penelitian yang sama dilakukan oleh


(Masnindar S, 2012). Perilaku sehat bagi

Sumirat

siswa SD merupakan

modal menuju

penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan

kearah hidup sehat perlu terus dibina dan

siswa kelas V SD tentang perawatan gigi

anak adalah generasi penerus bangsa.

dengan hasil sebelum penyuluhan tingkat

Belum optimalnya kesehatan termasuk

pengetahuan cukup 18 (60%), setelah

kesehatan gigi dan mulut siswa SD di

diberikan

sebabkan

minimalnya

bertambah menjadi 21 (70%). Penelitian

pengetahuan tentang kesehatan gigi dan

yang sama dilakukan oleh Gunawan

mulut dan oleh karena perilakunya belum

(2014) didapatkan hasil rerata indek plak

mewujudkan perilaku sehat (Masnindar S,

gigi sebelum penyuluhan cara menyikat

2012).

gigi sebanyak 1,53 dan setelah diberikan

oleh

karena

(2013)

tentang

penyuluhan

pengaruh

pengetahuan

penyuluhan cara menyikat gigi rerata
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan

berkurang menjadi 0,43. Penelitian yang

mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini.

sejenis dilakukan oleh Kurniasari (2011)

Usia sekolah dasar merupakan saat yang

pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan

ideal untuk melatih kemampuan motorik

mulut terhadap kebersihan gigi dan mulut

seorang

diantaranya

ddiapatkan hasil kriteria buruk sebanyak

menyikat gigi. Upaya peninggkatan derajat

14 (43,8%) dan sebagian kecil 4 (15,6%),

kesehatan

kriteria baik sebanyak 17 (53,1%) dan

anak,

termasuk

menjadi

tanggung

jawab

individu, masyarakat dan pemerintah.

4 (12,5%) dengan tingkat buruk.

Penelitian yang dilakukan oleh Ariani
(2011)

tentang

pengaruh

perubahan

Pembenahan

perilaku

tidak

sehat

tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan

sebaiknya melalui pendidikan kesehatan

mulut pada pelajar usia 7-8 tahun di dua

yang benar secara konseptual. Mekanisme

sekolah dasar Kecamatan Mandiangin

terjadinya di awali dari perilaku kognitif

Koto Selayan Kota Bukittinggi melalui

menuju ke perilaku afektif kemudian

95
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

berlanjut

ke

perilaku

psikomotorik

masyarakat dan diri sendiri. Adanya

(Maryono, 2012). Informasi mengenai

fenomena seperti ini menjadikan peneliti

kesehatan gigi dan mulut yang diperoleh

tertarik untuk mengangkat permasalahan

siswa-siswa di sekolah belum maksimal.

ini sebagai bahan penelitian.

Informasi yang diperoleh dari mata
pelajaran, hanya sebatas pengetahuan

METODE PENELITIAN

mengenai pertumbuhan gigi dan masing-

Penelitian

masing

yang

eksperimental dengan desain pre test - post

disampaikan pendidik tidak membahas

test one group design. Jumlah populasi

pentingnya memelihara kesehatan gigi dan

sebanyak 36 anak. Teknik sampling yang

mulut.

digunakan

fungsinya.

Materi

kuantitatif,

total

menggunakan

populasi.Variabel

penelitian pendidikan kesehatan terhadap
Sekolah adalah perpanjangan tangan

sikap dan perilaku memelihara Personal

keluarga dalam melakukan dasar perilaku

hygiene gigi dan mulut pada anak usia

untuk

sekolah. Analisa data menggunakan uji

kehidupan

anak

selanjutnya

termasuk perilaku kesehatan. Sementara

Kolmolgorov Smirnov 2 beda.

itu populasi anak sekolah di dalam suatu
komunitas cukup besar, oleh sebab itu
penyuluhan kesehatan di sekolah sangat
penting. Komunitas sekolah yang terdiri
dari murid, guru, dan karyawan sekolah
ditingkat sekolah dasar

merupakan

sasaran dari promosi kesehatan di sekolah
melalui penyuluhan kesehatan. Khususnya
bagi siswa usia 9 – 12 tahun yaitu kelas III
dan IV dimana pada masa ini seorang anak

HASIL
Tabel 1. Distribusi frekuensi sikap dalam
memelihara Personal hygiene gigi
dan mulut, sebelum pendidikan
kesehatan
Sebelum
Jumlah
%
Pendidikan
kesehatan
Tidakbaik
23
63,9
Baik
13
36,1
Total
36
100,0

memerlukan pengalaman yang nyata untuk

Tabel 1 sebelum pendidikan kesehatan

dapat menghubungkan apa yang telah

mayoritas responden mempunyai sikap

mereka pelajari dengan apa yang mereka

tidak baik sebesar 23 (63,9%)

lihat sehingga fungsi dari penyuluhan
kesehatan itu sendiri diarahkan agar anak
dapat memupuk tanggung jawab terhadap

96
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Tabel 2 Distribusi frekuensi sikap dalam
memelihara Personal hygiene
gigi dan mulut, setelah
pendidikan kesehatan
Setelah
Jumlah
%
Pendidikan
Kesehatan
Tidakbaik
11
30,6
Baik
25
69,4
Total
36
100,0

Berdasarkan Tabel 4 setelah pendidikan
kesehatan

mayoritas

responden

mempunyai sikap baik sebesar 25 (69,4%)

PEMBAHASAN
Sebelum pendidikan kesehatan Personal
hygiene

gigi

dan

mulut

mayoritas

Berdasarkan Tabel 2 setelah pendidikan

responden berperilaku tidak baik sebesar

kesehatan

responden

23 (63,9%) sedangkan yang berperilaku

mempunyai sikap baik sebesar 25 (69,4%)

baik sebesar 13 (36,1%). Pendidikan

mayoritas

kesehatan
Tabel 3. Distribusi frekuensi perilaku
dalam memelihara Personal
hygiene gigi dan mulut,
sebelum pendidikan kesehatan
Sebelum
Jumlah
%
penkes
Tidakbaik
23
63,9
Baik
13
36,1
Total
36
100,0

adalah

menjembatani
informasi

proses

kesenjangan

kesehatan

dan

yang
antara
praktek

kesehatan, yang memotivasi seseorang
untuk memperoleh informasi dan berbuat
sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya
menjadi lebih sehat dengan menghindari
kebiasaan yang buruk dan membentuk

Berdasarkan Tabel 3 sebelum pendidikan

kebiasaan yang baik untuk kesehatan

kesehatan

(Notoatmodjo, 2012)

mayoritas

responden

mempunyai sikap tidak baik sebesar
23 (63,9%)

Perilaku pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas daripada individu atau manusia

Tabel 4. Distribusi frekuensi perilaku
dalam memelihara Personal
hygiene gigi dan mulut, setelah
pendidikan kesehatan
Setelah
Jumlah
%
penkes
Tidakbaik
11
30,6
Baik
25
69,4
Total
36
100,0

itu sendiri, oleh karena itu perilaku
mempunyai bentangan yang sangat luas,
perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor
genetik dan lingkungan (Budioro, 2012).
Perilaku sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan pada anak kelas 3 dan 4 SD
Negeri payung kurang baik dikarenakan
mereka mendapatkan informasi mengenai

97
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

kesehatan gigi dan mulut di sekolah belum

Kurangnya

maksimal. Informasi yang diperoleh dari

menyebabkan informasi atau pesan yang

mata pelajaran, hanya sebatas pengetahuan

diterima anak kelas 3 dan 4 SD Negeri

mengenai pertumbuhan gigi dan masing-

Payung menjadi kurang, padahal perilaku

masing

yang

seseorang dapat bertambah menjadi baik

disampaikan pendidik tidak membahas

dengan informasi- informasi tertentu,

pentingnya memelihara kesehatan gigi dan

dimana informasi dapat diperoleh melalui

mulut.

media massa maupun lingkungan. Bentuk

fungsinya.

Materi

sumber

informasi

dari informasi dapat berupa lisan maupun
Dengan

kurangnya

didapatkan

informasi

sudah

tentu

yang

tertulis dan pengalaman yang diperoleh

mereka

dari fakta atau kenyataan dengan melihat

berperilaku tidak baik, sehingga sebelum

dan

diadakan pendidikan kesehatan personal

merupakan sesuatu yang pernah dialami

hygiene gigi dan mulut murid-murid kelas

seseorang yang akan merubah perilaku

3 dan 4 SD berperilaku tidak baik. Perilaku

seseorang (Notoatmodjo, 2012). Setelah

yang tidak baik pada siswa kelas 3 dan 4

pendidikan kesehatan personal hygiene gigi

SD Negeri Payung dipengaruhi oleh

dan

fungsi keluarga belum maksimal dalam

berperilaku baik sebesar 25 (69,4%)

memberikan informasi personal hygiene gigi

sedangkan yang berperilaku tidak baik

dan mulut sebanyak 13 (36,1%). Ada

sebesar 11 (30,6%).

mendengar.

mulut

Pengalaman

mayoritas

sendiri

responden

beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku anak kelas 3 dan 4 SD Negeri

Pendidikan

Payung kurang baik yaitu karena tingkat

perubahan pada diri

sosial ekonomi anak kurang, sarana dan

dihubungkan dengan pencapaian tujuan

prasarana di rumah dan di sekolah kurang

kesehatan

mendukung orang tau dan guru tidak

(Budioro, 2012). Tujuan dari pendidikan

pernah

untuk

kesehatan ialah mengubah perilaku anak

melakukan personal hygiene gigi dan mulut

kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung supaya

dengan

mereka

mengingatkan
baik

56 (67,9%).

dan

anak

benar

sebanyak

kesehatan

individu

berperilaku

adalah

proses

seseorang yang
dan

masyarakat.

hidup

sehat,

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dan melakukan personal hygiene gigi dan
mulut dengan benar. Tujuan diadakan

98
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

pendidikan kesehatan yaitu mengubah

Dengan

pemahaman siswa kelas 3 dan 4 SD Negeri

kesehatan maka akan diperoleh informasi-

Payung

informasi mengenai personal hygiene gigi dan

di

bidang

kesehatan

yaitu

diadakannya

pendidikan

memelihara kesehatan personal hygiene gigi

mulut

dan mulut sebagai sesuatu yang bernilai

kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung

dan

bertambah.

mandiri dalam mencapai tujuan

hidup.

sehingga

pengetahuan

Selanjutnya

anak
dengan

pengetahuan itu akan menumbuhkan
kesadaran dan akhirnya akan merubah

Personal hygiene merupakan kebutuhan

perilaku sesuai dengan pengetahuannya.

dasar manusia yang harus senantiasa

Hasil

terpenuhi (Hidayat, 2012). Personal hygiene

langgeng

termasuk kedalam tindakan pencegahan

kesadaran mereka sendiri (bukan karena

primer yang spesifik (Masnindar S, 2012).

paksaan).

dari

perubahan akan bersifat

karena

didasari

oleh

rasa

Personal hygiene menjadi penting untuk anak
kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung karena

Perubahan perilaku dapat di tempuh

Personal hygiene yang baik akan mencegah

dengan beberapa cara seperti dengan

berbagai macam penyakit. Personal hygiene

paksaan,

yang tidak baik akan mempermudah tubuh

dengan membina hubungan baik, dengan

terserang

menunjukkan

berbagai

penyakit

seperti

dengan

memberi

imbalan,

contoh-contoh,

dengan

kemudahan

dan

penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit

memberikan

gigi dan mulut dan penyakit saluran cerna

menenamkan kesadaran dan motivasi.

(Potter P, 2010).

Pada penelitian ini perubahan perilaku
anak kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung

Dalam penelitian ini mayoritas responden

perilaku

berperilaku baik setelah di lakukan

hubungan baik, menunjukkan contoh-

pendidikan kesehatan dikarenakan mereka

contoh, menanamkan kesadaran dan

diarahkan agar dapat mengerti cara personal

memberikan motivasi untuk memelihara

hygiene gigi dan mulut yang baik termasuk

personal hygiene gigi dan mulut, sehingga

mereka menghubungkan apa yang mereka

dengan kesadaran yang dimiliki anak kelas

pelajari dengan apa yang mereka lihat.

3 dan 4 SD Negeri Payung akan bergerak

dirubah

dengan

untuk berperilaku sehat.

membina

99
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

Mengadakan

suatu

perubahan

ada

belajar pada diri seseorang. Perilaku

beberapa langkah yaitu tahap awareness,

individu

tahap interrest, tahap evaluasi, tahap trial,

terhadap kesehatan. Perilaku yang positif

dan tahap adaption (Hidayat. A, 2012).

dalam arti

Pada

menunjang atau mempertinggi derajat

awalnya

peneliti

melakukan

sangat

perubahan perilaku memelihara kesehatan

kesehatan

personal hygiene gigi dan mulut yaitu dengan

2012).

besar

perilaku

pengaruhnya

kesehatan

seseorang

akan

(Notoatmodjo,

menumbuhkan kesadaran anak kelas 3 dan
4 SD Negeri payung sehingga dengan

Persepsi adalah proses dari diri seseorang

kesadaran anak kelas 3 dan 4 SD Negeri

dalam memahami lingkungannya yang

Payung

melibatkan

perilakunya

selanjutnya

akan

dengan

berubah,

menimbulkan

pengorganisasian

dan

penafsiran sebagai rangsangan dalam

perasaan minat untuk melakukan personal

penerimaan

hygiene

pengalaman psikologis. persepsi berperan

gigi

dan

menumbuhkan
menimbulkan

mulut.

Setelah

kesadaan

dan

perasaan

minat

dalam

rangsangan

dari

penerimaan

suatu

rangsangan,

maka

mengaturnya dan menterjemahkan atau

peneliti melakukan evaluasi terhadap

menginterprestasikan rangsangan yang

perubahan,

sudah

kemudian

melakukan

teratur

untuk

mempengaruhi

pendidikan kesehatan personal hygiene gigi

perilaku dan membentuk sikap. Anak kelas

dan mulut setelah itu baru di lihat hasil dari

3 dan 4 SD Negeri Payung setelah

pendidikan kesehatan personal hygiene gigi

pendidikan kesehatan personal hygiene gigi

dan mulut, dan mengamati keseluran

dan mulut mempunyai perilaku yang baik

terhadap perubahan yang sudah dilakukan.

karena mereka menerima materi di pelajari
dan menerapkan apa yang mereka peroleh

Berdasarkan hasil penelitian sebelum dan

yaitu tentang cara Personal hygiene gigi dan

setelah pemberian pendidikan kesehatan

mulut.

tentang personal hygiene gigi dan mulut maka
terjadi peningkatkan perilaku tentang cara

Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga

personal hygiene gigi dan mulut yang sesuai

persoalan

dengan

benar

masukan (input), proses, dan keluaran

Peningkatan

(output). Persoalan masukan pendidikan

perilaku dapat terjadi karena adanya proses

kesehatan tentang personal hygiene gigi dan

prosedur

(Notoatmodjo,

2012).

yang

pokok,

yakni

persoalan

100
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

mulut

adalah

sasaran

yang di gunakan dalam pendidikan

siswa

kesehatan sesuai dengan kebutuhan siswa

kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung. Persoalan

kelas 3 dan 4 SD Negeri payung, materi

proses adalah mekanisme dan interaksi

yang di sampaikan dalam pendidikan

terjadinya perubahan kemampuan dalam

kesehatan sesuai dengan kebutuhan siswa

memberikan

kesehatan

kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung, adanya

personal hygiene gigi dan mulut sesuai

ketertarikan pada materi yang di berikan

dengan prosedur yang tepat dan benar. Di

pada peneliti dan keterlibatan orang yang

dalam

berpengaruh di sekolah yaitu bapak dan

pendidikan

menyangkut

kesehatan

yaitu

pendidikan

proses

pemberian

pendidikan

kesehatan terjadi pengaruh timbal balik

ibu guru.

antara beberapa unsur yang meliputi
penyuluh, sasaran, dan materi yang

Tujuan

diberikan, media dan teknik atau metode

kesehatan Personal hygiene gigi dan mulut

yang

adalah

yaitu supaya siswa kelas 3 dan 4 SD Negeri

merupakan hasil dari kegiatan pendidikan

Payung mempunyai tanggung jawab yang

kesehatan

besar

digunakan.
berupa

Keluaran
perilaku

dalam

diberikannya

terhadap

pendidikan

kesehatan,

siswa

pendidikan kesehatan Personal hygiene gigi

kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung dapat

dan mulut sehingga mereka terbebas dari

memelihara kesehatan Personal hygiene gigi

penyakit gigi dan mulut. Pendidikan

dan mulut untuk mencegah terjadinya

kesehatan tentang personal hygiene gigi dan

penyakit dan melatih kedisiplinan.Sesuai

mulut yang diberikan kepada anak kelas

dengan upaya kesehatan keluarga yang

3 dan 4 SD Negeri Payung mempunyai

tercantum

pengaruh terhadap peningkatan perilaku

Kesehatan No 23 Tahun 1992 Pasal 17

yang lebih baik. Peningkatan perilaku yang

yaitu

terjadi bisa dikarenakan bertambahnya

diselenggarakan

informasi yang dimiliki anak kelas 3 dan 4

perkembangan dan pertumbuhan anak

SD Negeri Payung.

dilakukan melalui peningkatan kesehatan

dalam

tentang

Undang-undang
kesehatan

untuk

anak

mewujudkan

anak dalam kandungan, masa bayi, masa
Perubahan

yang

terjadi

pada

siswa

balita, usia prasekolah, dan usia sekolah.

kelas 3 dan 4 SD Negeri Payung setelah

Pendidikan kesehatan yang diberikan

diberikan pendidikan kesehatan Personal

bertujuan membantu anak-anak supaya

hygiene gigi dan mulut dikarenakan metode

101
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018

tumbuh menjadi sehat dan terbebas dari
penyakit.
KESIMPULAN
Ada perbedaan yang bermakna sebelum
dan

sesudah

dilakukan

pendidikan

kesehatan dalam memelihara personal
hygiene gigi dan mulut.
REFERENSI
Budioro.(2012).Pengantar
Pendidikan
(Penyuluhan) Kesehatan Masyarakat,
Edisi Revisi, Semarang : UNDIP
Hidayat.(2012). Pengantar Kebut Dasar
Manusia:Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika
Jaidin,A.(2011).
Dasar
Keperawatan
Profesional, Jakarta : Widya
Medika

Maryono, 2012. Mekanisme Perubahan
Perilaku SD, From : http://wwwadlu.lib.unair.ac.id/go.
Diakses
pada tanggal 18 Oktober 2012
Masnindar,S.(2012). Gigi Kuning, From :
http://blogspot.com. Diakses
pada tanggal 18 Oktober 2012
Notoatmodjo.(2012). Prinsip-prinsip Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Edisi
ke 2, Jakarta : Rineka Cipta
Potter,P.(2010). Fundamental Of Nursing :
Conceps,Proces and Practice, Edisi 4,
Jakarta : EGC
Syaifudin.(2012). Promosi Kesehatan Untuk
Mahasiswa Kebidanan. Edisi 1,
Jakarta : CV Trans Info Media.