PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Gigi Dan Mulut Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku Anak di SD Al firdaus Surakarta.

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan
karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.
Hal yang sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga,
pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika
seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,
padahal jika masalah tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan
secara umum (Tarwoto, 2006).
Praktik

hygiene

sama


dengan

peningkatan

kesehatan.

Dengan

implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk
melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, akan menambah
tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara pada pasien, pasien
akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam
perawatan diri ketika memungkinkan (Perry dan Potter, 2005). Kebersihan
merupakan kunci dari kesehatan. Manusia perlu menjaga kebersihan diri agar
menjadi sehat, sehingga tidak menyebabkan kotoran dan penyakit, baik untuk
diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan diri merupakan suatu proses
pertahanan dan pemeliharaan kebersihan serta kesehatan tubuh. Langkah-

1


2

langkah dalam pemeliharaan kebersihan serta kesehatan antara lain dengan
mandi yang teratur, menjaga kerapian, menggosok dan merawat gigi, berganti
pakaian secara teratur dan mencuci tangan (Timmreck, 2004).
Upaya pemeliharaan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata,
telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Upaya
dalam pemeliharaan kebersihan diri ini, pentingnya pengetahuan seseorang
terhadap kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Pengetahuan atau kognitif
merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (Notoatmojo, 2005).
Data terbaru yang dirilis oleh World Health Organization (WHO) Oral
Health Media Centre pada April 2012, didapatkan sebanyak 60-90% anakanak usia sekolah bahkan oeang dewasa di seluruh dunia memiliki masalah
memiliki permasalahan gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut adalah
penyakit termahal keempat dan tertinggi keenam di dunia. Hal ini disebabkan
karena kurangnya kesadaran dari orang-orang untuk menjaga perilaku dalam
merawat kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut termasuk dalam
10 besar penyakit yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia
(Depkes, 2008). Temuan tersebut diperkuat dengan hasil Riset Dasar
Kesehatan yang menyatakan bahwa sekitar 25,9% penduduk Indonesia

mengalami permasalahan gigi dan mulut namun baru 31,1% yang menerima
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Direktur Pusat Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan
RI, menjelaskan bahwa 80% gigi anak Indonesia berlubang dan kondisi

3

kesehatan gigi anak-anak Indonesia saat ini cukup memprihatinkan.
Penjelasan dari Rustam S Pakaya, bahwa dari 29 juta anak sekitar 80%
menderita gigi berlubang. Kondisi semacam itu bisa terjadi akibat pola makan
yang keliru dan minimnya pengetahuan orang tua dan anak tentang kesehatan
gigi. Karies gigi merupakan pemicu terjadinya gigi ber lubang ,karies gigi
merupakan suaatu penyakit jaringan keras yaitu email gigi ,dentin dan
sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam atu karbohidrat
yang diragikan. Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras yang
kemudian diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Akibatnya terjadi
invasibakteri dan kematian jaringan pula serta peyebaran inveksi pariapeks
yang dapat menyebabkan rasa nyeri. Dampak yang terjadi jika anak
mempunyai karies gigi selain fungsi gigi sebagai pengunyah akan
terganggu,anak juga akan mengalami gangguan dalam menjalankan aktivitas

sehari hari sehingga anak tidak mau makan dan akibat lebih parah bisa terjadi
malnutrisi sehingga akan mempengaruhi kecerdasan. Akibat lain dari
kerusakan gigi pada anak adalah menyebarkan toksin atau bakteri pada mulut
melalui aliran darah, saluran pernafasan, jantung, otak dan saluran pencernaan
apalagi

pada

anak

yang

mengalami

malnutrisi

hal

tersebut


akan

mempengaruhi daya tahan anak tersebut akan menurun dan anak akan mudah
terserang penyakit. Bila gigi sulung sudah berlubang maka sudah dapat
diramalkan gigi dewasa tidak akan sehat nantinya. Periode pertumbuhan gigi
tetap/permanen di mulai usia 6,7 tahun dan selesai pada usia 8-12 tahun,tapi
pada usia ini masih banyak yang belum bisa merawat gigi dengan baik.

4

Perilaku menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi yang tidak
benar masih tinggi ditemukan pada anak-anak, sehingga dibutuhkan
peningkatan pengetahuan dan kesadaran mereka akan pentingnya menggosok
gigi dengan menggunakan pasta gigi dapat diterapkan sehari-hari. Anak-anak
merupakan kelompok yang paling rentan terhadap penyakit akibat dari
perilaku yang tidak sehat. Padahal anak-anak merupakan aset bangsa yang
paling berperan untuk masa yang akan datang, dengan merebaknya penyakit
penyebaran penyakit seperti diare yang mulai menjangkau Indonesia, maka
peningkatan kesadaran akan personal hygiene salah satu contoh adalah
mencuci tangan dengan menggunakan sabun ditujukan kepada mereka yang

beresiko tinggi untuk terjangkit antara lain anak-anak disekolah (Depkes,
2009).
Sekolah Dasar Al Firdaus Surakarta merupakan salah satu sekolah dasar
yang ada di wilayah Solo yang berbasis inklusif yaitu sekolah yang
menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem
persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan
khusus sesuai dengan potensinya masing-masing dan siswa reguler
mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga
baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersamasama mengembangkan potensi masing-masing dan mampu hidup eksis dan
harmonis dalam masyarakat. Berdasarkan hasil survai didapatkan data jumlah
anak-anak berkebutuhan khusus di SD Al Firdaus tahun pembelajaran 20142015 mencapai 106 anak, dari jumlah total keseluruhan siswa 573 anak yang

5

ada di Sekolah Dasar Al Firdaus Surakarta. Berdasarkan data subjektif yang
didapat dengam wawancara guru/penanggung jawab program inklusi di
Sekolah Dasar Al Firdaus mengatakan masih banyak anak yang kurang
memperhatikan kebersihan dirinya sendiri dan butuh waktu lama untuk
mengarahkan mereka dalam menyadari pentingnya kebersihan diri terutama
masalah gigi dan mulut hal ini dibuktikan dari data pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut pada anak kelas III, 40 anak mengalami masalah gigi
berlubang dan karies gigi, beberapa dari mereka mengatakan melakukan
gosok gigi tapi tidak rutin, pendidikan kesehatan dirasa penting untuk
membuat anak usia sekolah mengerti tentang pentingnya personal hygiene.
Pendidikan kesehatan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh pendidikan kesehatan tentang personal hygiene gigi dan mulut
terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku pada anak di SD Al Firdaus
Surakarta.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang personal hygiene
gigi dan mulut terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku pada anak di SD
Al Firdaus Surakarta“.

6

C. Tujuan Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang personal hygiene
dengan tingkat pengetahuan dan perilaku pada anak-anak di SD
Al Firdaus Surakarta.
2. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah
a. Mengetahui tingkat pengetahuan anak tentang personal hygiene gigi
dan mulut sebelum dilakukan pendidikan kesehatan.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak tentang personal hygiene
gigi dan mulut sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Mengetahuai perilaku personal hygiene gigi dan mulut sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan.
d. Mengetahui perilaku personal hygiene gigi dan mulut setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
e. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan perilaku personal
hygiene gigi dan mulut antara siswa sebelum diberi pendidikan
kesehatan dengan siswa yang sudah diberi pendidikan kesehatan.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis
a. Memberi informasi tentang pentingnya pendidikan kesehatan untuk
siswa Sekolah Dasar.

7

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pentingnya pendidikan kesehatan personal hygiene gigi dan mulut
kususnya untuk siswa sekolah dasar.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa Sekolah Dasar dapat menambah pengetahuan tentang ilmu
pengetahuan kesehatan khususnya personal hygiene gigi dan mulut
yang baik.
b. Menumbuhkan kebiasaan untuk personal hygiene gigi dan mulut dalam
penerapan kehidupan sehari-hari.
c. Bagi peneliti dan pembaca pada umumnya, dapat meningkatkan
pemahaman tentang hubungan antara pendidikan kesehatan tentang
personal hygiene gigi dan mulut dengan tingkat pengetahuan personal
hygiene gigi dan mulut siswa .


E. Keaslian Penelitian
1. Rahmawati (2007), meneliti tentang Pengaruh Penyuluhan dengan Meda
Audio Visual terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu
Balita Gizi Kurang dan Buruk di Kabupaten Kotawaringin Barat Propinsi
Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment
dengan rancangan control group pre-post test design. Hasil penelitian ini
adalah ada peningkatan yang signifikan pengetahuan ibu balita setelah
diberikan penyuluhan dengan media audio visual.

8

2. Sutrisno (2010), meneliti tentang Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan
Metode Ceramah dan Penggunaan Leaflet Terhadap Pengetahuan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa SD MI Islamiyah Ngoro Jombang.
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan rancangan
one group pre-post test design. Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh
penyuluhan kesehatan antara metode ceramah dengan penggunaan leaflet
terhadap pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Yusuf (2014), meneliti tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang
Penanganan Kejang Demam Menggunakan Audio Visual terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Anak Riwayat Kejang Demam.
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan rancangan
pre test post test with control group design. Hasil penelitian ini adalah ada
pengaruh pendidikan kesehatan tentang penanganan kejang demam
menggunakan audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu
dengan anak riwayat kejang demam.