PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA MATA PELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA.

(1)

KETERAMPILAN SOSIAL SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 2 Cidaun Kabupaten Cianjur)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh EUIS LAELA

NIM 1204775

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

KETERAMPILAN SOSIAL SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 2 Cidaun Kabupaten Cianjur)

Oleh Euis Laela

S.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia, 1999

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Euis Laela 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

PERNYATAAN………. ABSTRAK……….. KATA PENGANTAR ……….. UCAPAN TERIMA KASIH ………. DAFTAR ISI ….……… ……… DAFTAR TABEL ……….. DAFTAR BAGAN ………

DAFTAR LAMPIRAN………..

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah….………. B.Rumusan Masalah……….………...

C.Tujuan Penelitian……….

D.Manfaat Penelitian………

E.Definisi Istilah………. F. Paradigma Penelitian ……….. G.Sistematika Penulisan……….. BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial……… B.Hakekat dan Tujuan Pembelajaran IPS……… C.Pengertian dan Prinsip-Prinsip Keterampilan Sosial

1. Pengertian keterampilan Sosial ………... 2. Ciri-ciri keterampilan Sosial ………... 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial

D.Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ………. 2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ………. E.Pengertian dan Prinsip-Prinsip TGT ………... F.Pendekatan kelompok kecil dalam TGT ………. G.Keunggulan dan Kelemahan TGT……… H.Penelitian Terdahulu………. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data…….. B.Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian………. C.Teknik Analisis Data……… D.Prosedur Penelitian………... E.Verifikasi Data ………...

i ii-iii iv v viii x xi xii 1 5 6 6 7 10 11 13 14 17 22 24 26 28 30 32 35 36 40 44 45 47 56


(5)

3. Keadaan Sarana Sekolah……….. 4. Prestasi Akademik ………. 5. Keadaan Guru SMPN 2 Cidaun ………. 6. Profil Guru mitra ……… 7. Profil Siswa Kelas VIII B ………. 8. Sosialisasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

(Teams Games Tournaments)……… B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran awal Penerapan Metode Pembelajaran

kooperatif tipe TGT ( Teams Games Tournaments) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa ………. 2. Pelaksanaan Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournaments) pada mat pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial

siswa……… 3. Hasil-hasil Penerapan metode pembelajaran kooperatif

tipe TGT ( Teams Games Tournaments) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa……… 4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi

kendala-kendala dalam penerapan metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa……….. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN……….

B. REKOMENDASI………..

DAFTAR PUSTAKA………

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………..

RIWAYAT HIDUP 59 60 60 63 64 65 66 71 115 117 120 121 123 127


(6)

3.5 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17

Tabel Indikator keterampilan sosial ………... Tabel Keadaan Jumlah Peserta Didik SMPN 2 Cidaun Tahun ajaran 2009 s/d 2014 ...

Denah SMPN 2 Cidaun………..

Tabel Kondisi Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2013/2014... Tabel Profil Guru Mitra………... Pengelompokkan Belajar Semester 1……….. Contoh gambar perilaku penyimpangan sosial……….. Pedoman Observasi Aktifitas Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pertemuan ke -1 ……….. Pedoman Observasi Keterampilan Sosial Siswa Pada Tindakan

Ke -1………

Pedoman Observasi Aktifitas Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pertemuan ke -2……… Pedoman Observasi Keterampilan Sosial Siswa Pada Tindakan

Ke -2 ………

Hasil pertandingan/ turnamen Tindakan ke-2………. Pedoman Observasi Aktifitas Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pertemuan ke -3………... Pedoman Observasi Keterampilan Sosial Siswa Pada Tindakan

Ke -3 ………..

Hasil pertandingan/ turnamen Tindakan ke-3………. Pedoman Observasi Aktifitas Guru Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pertemuan ke -4 ……….…………. Pedoman Observasi Keterampilan Sosial Siswa Pada Tindakan

Ke -4 ………...

Hasil pertandingan/ turnamen Tindakan ke-4 ………

56 60 61 63 64 73 75 77 81 89 91 92 100 102 103 111 114 115


(7)

Halaman

1.1 3.1 3.2

3.3 3.4

Bagan Kerangka Pemikiran ………... Bagan Fase Observasi... Bagan Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif ……….

Bagan PTK Model Spiral... Bagan Alur PTK dari Khemis & Taggart ………..

10 45

47 49 53


(8)

Oleh

Euis Laela (1204775) Pembimbing

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd Prof. Helius Sjamsuddin, M.A., Ph.D.

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan selama ini pembelajaran IPS belum mengembangkan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran masih bersifat teacher centered, tidak menggali pengetahuan siswa, sehingga pembelajaran tidak membuat siswa aktif . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk memperbaiki masalah-masalah yang ada dalam proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini berupa siklus dimana setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, rekaman, foto dan video. Analisis menggunakan metode yang digunakan oleh Huberman dan Miles berbentuk siklus terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pembelajaran IPS sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) masih berpusat pada guru ( Teacher centered), (2) Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teasms Games Tournaments ) pada mata pelajaran IPS telah mampu meningkatkan keaktifan dan kreativitas peserta didik, sehingga siswa memiliki keterampilan sosial yang tinggi. Hal ini terbukti dari siklus ke siklus terdapat peningkatan partisipasi siswa dalam berdiskusi kelompok (3) mampu meningkatkan keterampilan sosial peserta didik, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan partisipasi aktif siswa dalam mengikuti permainan dan turnamen. Dengan demikian model pembelajarn kooperatif tipe TGT dapat dijadikan salah satu alternative dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dalam bentuk proses maupun hasil pembelajaran.

Kata Kunci : Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments), Keterampilan Sosial


(9)

( Classroom Action Research in SMP Negeri 2 Cidaun-Cianjur )

by

Euis Laela (1204775) Preceptor

Prof . Dr. . H. Dada Supardan . M.Pd. Prof . Helius Sjamsuddin, M.A.,Ph.D.

ABSTRACT

This research is motivated by the fact that the teaching and learning of

social subject has not developed the students’ social skills. Learning is still teacher centered, does not develop/explore the students’ knowledge. Hence, it does not make the students learn actively. The purpose of this study was to determine the application of cooperative learning methods TGT (Teams Games

Tournaments) in the social subject to improve the students’ social skill. The

method used in this study was Classroom Action Research (CAR) in order to fix the problems that exist in the teaching and learning process in order to improve the quality of learning in the classroom. The procedure used in this research is in the form of cycles. Each cycle consists of planning, action, observation and reflection. The techniques used to collect data are in the forms of interviews, observation, documents study, recording, photos and video. Huberman and Miles method was used to analyze the data in shaped cycle which consists of data collection, data reduction, data display and conclusion. Results of the study reveals that (1) prior to the implementation of cooperative learning methods TGT (Teams Games Tournaments), the teaching and learning of social subject is teacher-centered, (2) the application of cooperative learning methods TGT (Teams

Games Tournaments) in social subject has been able to increase the students’

activity and creativity, so that students have a high social skills. This can be observed from the increase of students’ participation in group discussion from

cycle to cycle (3) this method improved the students’ social skills as shown by the increase of students’ participation in the games and tournaments. Thus, TGT

cooperative learning model can be used as an alternative in teaching social studies to improve the social skills of learners in the form of process and learning outcomes.

Keywords : Cooperative Learning Method Type TGT (Teams Games Tournaments), Social Skills


(10)

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi setiap warga negara dituntut memiliki kemampuan yang berbeda dengan tuntutan kemampuan pada beberapa tahun yang lalu. Bunyamin Maftuh (2010 : 3) mengatakan pada beberapa tahun yang lalu warga negara hanya dituntut memiliki kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung, maka pada abad ke-21, setiap warga negara dituntut memiliki sejumlah keterampilan lain yang diperlukan untuk hidup secara fungsional dan bermakna. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki warga negara khususnya peserta didik di sekolah adalah keterampilan sosial. Keterampilan sosial tidak lahir dengan sendirinya tetapi dapat dipelajari melalui proses pembelajaran di sekolah.

Cartledge dan Milburn (1992 : 143-149) menyatakan bahwa keterampilan sosial merupakan perilaku yang perlu dipelajari, karena memungkinkan individu dapat berinteraksi, memperoleh respon positif atau negatif. Karena itu keterampilan sosial merupakan kompetensi yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang termasuk didalamnya peserta didik, agar dapat memelihara hubungan sosial secara positif dengan keluarga, teman sebaya, masyarakat dan pergaulan di lingkungan yang lebih luas.

IPS atau Social Studies sebagai suatu integrasi dari beberapa disiplin ilmu mempunyai tugas mulia dan menjadi pondasi penting bagi pengembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial peserta didik, yaitu mampu menumbuhkembangkan cara berfikir, bersikap, dan berperilaku yang bertanggung jawab selaku individual, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Selain itu IPS pun bertugas mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif untuk perbaikan segala ketimpangan, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa


(11)

dirinya sendiri maupun yang terjadi di masyarakat (Maryani dan Syamsudin, 2009 : 43). Untuk itu IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner. Menelaah tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di atas, maka seharusnya pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dapat menjadikan peserta didik warga masyarakat yang toleran dan dapat bersosialisasi secara optimal dengan mengembangkan nilai-nilai demokrasi serta mampu menyelesaikan permasalahan secara cepat dan tepat.

Sekolah merupakan salah satu tempat bagi generasi muda untuk bersosialisasi. Sehingga penting bagi dunia pendidikan di sekolah untuk menerapkan keterampilan sosial. Adapun keterampilan-kerampilan yang harus dikembangkan pada siswa menurut NCSS (1984:249) adalah :

Keterampilan dalam memperoleh informasi, (keterampilan membaca, keterampilan belajar, mencari informasi, dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat teknologi), keterampilan yang berkaitan dengan hubungan sosial serta partisipasi dalam masyarakat (keterampilan diri yang sesuai dengan kemampuan dan bakat, bekerja sama, berpartisipasi dalam masyarakat)

Kondisi Pembelajaran di SMP Negeri 2 Cidaun yang berlokasi di Desa Cisalak, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur belum menerapkan pembelajaran kooperatif secara optimal. Menurut penjelasan beberapa guru ada beberapa metode yang sudah diterapkan misalnya ceramah, Tanya jawab bahkan kerja kelompok tetapi sampai detik ini belum membuahkan hasil yang menggembirakan baik dilihat dari aspek proses maupun hasil. Khususnya untuk nilai mata pelajaran IPS hanya beberapa orang dalam satu kelas yang memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sisanya sebagian besar nilainya di bawah KKM. Ada upaya dari guru untuk memperbaiki nilai yang belum memenuhi standar tersebut dengan menggunakan remedial, tetapi hanya sedikit terjadi perubahan dan tidak terlalu signifikan. Berdasarkan informasi dari guru IPS, kondisi ini disebabkan siswa kurang memiliki motivasi dan sikap bersaing dalam mencapai prestasi.


(12)

Sedangkan dari aspek keterampilan sosialnya siswa belajar lebih individualistik, pasif, kurang berani bertanya dan menjawab, lebih bersikap diam, tidak berani mengemukakan pendapat. Hal ini terlihat ketika mereka belajar berkelompok, tiap anggota kelompok bekerja sendiri-sendiri kurang peduli pada keadaan sekitarnya, sehingga kurang rasa tanggung jawabnya dengan hanya mengandalkan penyelesaian tugas kepada salah seorang temannya dan ketika ditugaskan untuk presentasi cenderung mengandalkan ketua kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik masih rendah.

Rendahnya keterampilan sosial yang dimiliki siswa tidak semata-mata kesalahan siswa, karena pada umumnya pembelajaran di sekolah masih berpusat pada guru (teacher oriented). Guru mendominasi dalam proses pembelajaran sehingga kurang memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Dengan demikian pembelajaran menjadi kurang menarik, membosankan, kurang menyenangkan, pasif, kurang menuntut siswa untuk berfikir kritis dan kreatif.

Menurut Sanjaya (2011 : 134) proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan (enjoyful learning). Guru dalam proses pembelajaran di kelas kurang melibatkan siswa untuk berperan aktif sehingga memiliki keterampilan sosial yang tinggi. Sedangkan keterampilan sosial penting diajarkan oleh guru di kelas sebagai bekal untuk menjalani kehidupan di masyarakat. Seperti yang diungkapkan Laura Cadler (Maryani, 2011: 19) yang intinya menjelaskan tentang pentingnya guru untuk mengembangkan keterampilan sosial di kelas melalui pembelajaran. Karena mengajar bukan hanya sekedar mengembangkan keterampilan akademik yang sangat penting mengembangkan keterampilan sosial dengan cara mendiskusikan sesama guru atau orang tua keterampilan sosial yang dibutuhkan siswa sampai siswa


(13)

betul-betul menguasai keterampilan sosial tersebut. Menurut Vygotsky (Slavin,2000) “siswa sebaiknya belajar melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu karena dari interaksi sosial ini akan memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual.” Siswa diajarkan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, dengan demikian maka siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial yang dimiliki.

Untuk mengatasi permasalahan di atas peneliti memiliki gagasan yaitu menerapkan salah satu metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments ) sebagai salah satu upaya untuk mengajak siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar serta melatih siswa untuk belajar berbagai keterampilan dalam belajar berkelompok. Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) adalah suatu pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan komponen utama berupa presentasi kelas, diskusi tim, permainan akademik, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Melalui TGT setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan individunya di meja turnamen, dan setiap anggota kelompok akan mendapat kesempatan untuk berkontribusi dalam keberhasilan kelompoknya. Ada 2 alasan mengapa metode pembelajaran kooperatif dipilih menjadi alternatif dalam meningkatkan keterampilan sosial. Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan Slavin ( Sanjaya 2011 : 242).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan seperti Wikanengsih yang mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan


(14)

membaca siswa pada setiap siklus antara sebelum diberi tindakan dan setelah diberi tindakan. Begitu juga penelitian yang dilakukan Hidayatullah tentang pengembangan model cooperative learning dengan teknik TGT ternyata telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Pada Mata Pelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa (Penelitian Tindakan Kelas SMPN 2 Cidaun Kabupaten Cianjur).

Melalui Penerapan model kooperatif tipe TGT (Teams Games Turnaments) diharapkan potensi akademik maupun potensi sosial siswa meningkat, proses pembelajaranpun menjadi lebih menyenangkan dan dalam suasana gembira serta terciptanya kompetisi tim yang didasarkan pada tanggung jawab masing-masing individunya.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Penerapan Metode Pembelajaraan Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Pada Mata Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa”. Permasalahan pokok penelitian tersebut kemudian dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran awal pembelajaran IPS sebelum penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments ) dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa di SMP Negeri 2 Cidaun ?

2. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments ) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa di SMP Negeri 2 Cidaun?


(15)

3. Bagaimana Hasil-hasil penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS ?

4. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa ?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara umum tentang penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa di SMP Negeri 2 Cidaun. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang :

1. Gambaran awal pembelajaran IPS sebelum penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa di SMP Negeri 2 Cidaun.

2. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments ) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa di SMP Negeri 2 Cidaun.

3. Hasil-hasil penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS.

4. Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala-kendala dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa.


(16)

D.Manfaat Penelitian 1. Teoritik

Penelitian ini diharapkan memberikan dampak positif pada dunia pendidikan juga salah satu masukan terhadap peningkatan pembelajaran IPS. Dengan memperkenalkan PTK dapat memberikan pengaruh pada guru-guru lain sehingga guru tidak hanya sekedar mengajar tetapi terampil dalam melakukan penelitian. 2. Praktis

a. Lembaga atau sekolah

Memberikan masukan pada sekolah yang berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sebuah pengajaran yang lebih baik.

b. Guru

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru dalam proses pembelajaran. Guru lebih termotivasi untuk menerapkan metode pembelajaran kelompok yang dapat menciptakan dan melahirkan siswa yang aktif, kreatif, dan memiliki berbagai keterampilan sosial serta pemahaman yang tinggi terhadap berbagai permasalahan yang terjadi baik di masyarakat maupun dalam diri peserta didik.

c. Siswa

Memberikan pengetahuan, semangat, minat, dan dorongan serta solusi untuk belajar lebih giat atau lebih aktif lagi dalam setiap pelajaran yang disampaikan oleh guru.

d. Peneliti.

Menambah pengetahuan atau wawasan dalam penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) sehingga


(17)

nantinya dapat dijadikan sebagai bahan, latihan dan pengembangan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

E.Definisi Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan diteliti, maka dibawah ini dijelaskan beberapa istilah yang dimaksud yaitu :

1. Metode Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran kooperatif adalah cara yang digunakan untuk menciptakan aktivitas belajar oleh kelompok kecil siswa yang di dalamnya terjadi kerja sama, saling menyumbangkan pikiran untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok, pemecahan masalah dan tanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok.

2. TGT (Teams Games Tournaments )

TGT (Teams Games Tournaments) adalah salah satu tipe pembelajaran yang merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. TGT atau Pertandingan Permainan Tim ini dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards 1995.

3. Pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

IPS (Social Studies) adalah studi integratif tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu dengan segala aktivitasnya. Hasan ( 1995 : 98) menjelaskan Tujuan pendidikan ilmu-ilmu sosial dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu pengembangan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan


(18)

rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu, tujuan kedua, berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat, sedangkan tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa, baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat, maupun ilmu. IPS merupakan perpaduan antara konsep-konsep ilmu sosial dengan konsep-konsep pendidikan yang disajikan secara sistematis, psikologis dan fungsional sesuai dengan perkembangan anak didik (Soemantri, 2001 : 45).

4. Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial adalah suatu kemampuan secara cakap yang tampak dalam tindakan, mampu mencari, memilah dan mengolah informasi, mampu mempelajari hal-hal baru yang memecahkan masalah sehari-hari, memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, memahami, menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain yang majemuk, mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasi dengan perkembangan masyarakat (Sjamsudin dan maryani, 2008:6).

Adapun yang menjadi indikator keterampilan sosial Jarolimek (1993 : 9) adalah : a. living and working together/hidup dan bekerja sama

1. Bergiliran/bergantian 2. Menghargai/menghormati/ 3. Membantu/menolong

b. learning self control and self directing/belajar mengontrol diri sendiri dan pimpinan

1. mengikuti petunjuk 2. mengontrol emosi

c. sharing ideas an experience/ berbagi ide pengalaman 1. menyajikan pendapat


(19)

2. menerima pendapat

F. Paradigma Penelitian

Input Proses Output

Kondisi

Pembelajaran IPS dilapangan

1. Proses

pembelajaran teacher centered 2. Pembelajaran

tidak aktif dan tidak menyenang kan

3. Rendahnya keterampilan sosial siswa

Feedback Pembelajaran TGT 1. Presentasi

2. Pembentukan tim 3. Game

4. Turnamen

5. Rekognisi/pengha rgaan

Hasil 1. Proses

pembelajaran berpusat pada siswa student centered

2. Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan 3. Tingginya

tingkat keterampilan sosial siswa


(20)

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

Alur kerangka berfikir yang tergambar di atas diawali dari keresahan peneliti terhadap permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPS, khususnya pada proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered), Guru dalam proses pembelajaran banyak menjelaskan dalam bentuk ceramah atau pembelajaran masih bersifat ekspositorik. Kondisi seperti ini menyebabkan siswa belajar kurang aktif , tidak ada pengalaman yang bisa didapat dari pembelajaran selain duduk, dengar dan catat, sehingga peserta didik kurang memiliki keterampilan sosial yang merupakah salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan nasional. Untuk itu dibutuhkan suatu inovasi dalam bidang pendidikan yang diharapkan mampu memperbaharui pembelajaran yang terjadi selama ini.

Salah satu inovasi dalam bidang pendidikan yang dicoba dalam pembelajaran untuk mengatasi permasalahan di atas adalah menerapkan metode pembelajaran kooperatif TGT (Teams games Tournaments). Dalam metode ini terdapat tim yang merupakan sekumpulan siswa yang tergabung dalam kelompok diberi tugas untuk mengerjakannya secara berkelompok, lalu ada permainan dimana siswa harus menjawab soal-soal yang diberikan guru kepada kelompok yang homogen, lalu mereka bersaing untuk berlomba menjawab soal-soal dalam kartu sebanyak-banyaknya untuk menambah poin bagi kelompoknya. Akhirnya kelompok yang memperoleh nilai tertinggi akan mendapatkan penghargaan atau rekognisi.

Dari pelaksanaan TGT ( Teams Games Tournaments ) di atas diharapkan proses pembelajaran menjadi berpusat pada siswa (Students centered), siswa menjadi aktif dan pembelajaranpun menjadi menyenangkan. Dengan demikian keterampilan sosial siswapun akan tinggi.


(21)

G. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini , peneliti bagi menjadi 5 ( lima ) bab, tiap bab menjadi sub bab yaitu sebagai berikut :

Bab I merupakan Pendahuluan yang menggambarkan masalah-masalah yang akan dibahas pada bab berikutnya, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, paradigma penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan kajian teoritik yang menjelaskan tentang pengertian IPS, hakekat dan tujuan IPS, pengertian dan prinsip-prinsip keterampilan sosial, pengertian dan prinsip Pembelajaran kooperatif, Pengertian dan prinsip-prinsip metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments), Pendekatan kelompok kecil dalam TGT, Keunggulan dan kelemahan TGT dan Peranan TGT ( Teams Games Tournaments ) untuk meningkatkan keterampilan sosial.

Bab III merupakan bab yang menerangkan tentang metodologi penelitian yang digunakan peneliti dalam pembahasannya meliputi pendekatan, metode, dan teknik pengumpulan data, subyek penelitian, lokasi penelitian, teknik analisis data, prosedur penelitian dan verifikasi

Bab IV merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari deskripsi umum sekolah, dan pembahasan hasil penelitian untuk menjawab masalah penelitian.

Bab V penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran/rekomendasi. Bagian akhir ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup.


(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan data 1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau apa adanya (naturalistik), tidak diubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan dengan maksud untuk menemukan kebenaran dibalik data yang objektif. Penelitian ini lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berpikir formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif merupakan penelitian sampel kecil. Data atau informasi yang dijaring penelitian kualitatif dapat terbentuk gejala yang sedang berlangsung, reproduksi ingatan, pendapat yang bersifat teoritis atau praktis dan lain-lainnya. Data tersebut baik berupa kata atau tindakan, oleh karena itu analisis isi lebih penting.

2. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau Classroom Action Research.. Menurut Hopkins ( Wiriaatmadja, 2012 : 11) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Sedangkan menurut McNiff (1992;1) PTK merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh


(23)

guru sendiri, hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan lain sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan, penelitian yang dilakukan secara reflektif yang dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peneliti dengan tujuan untuk memperbaiki praktek-praktek pembelajaran di kelas.

Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini untuk melihat gambaran secara mendalam mengenai penerapan salah satu metode pembelajaran kooperatif tipe TGT di SMP Negeri 2 Cidaun. Dalam penelitian ini bukan hanya untuk meningkatkan pelayanan guru di kelas tetapi juga memperbaiki kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Penelitian ini diharapkan mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar-mengajar di kelas.

Menurut Natawidjaya ( 1997) PTK memiliki karakterisik sebagai berikut : (1) dirancang untuk mengatasi permasalahan nyata ; (2) diterapkan secara konstektual; (3) terarah pada peningkatan kinerja guru di kelas ; (4) bersifat fleksibel; (5) diperoleh langsung dari pengalaman atas perilaku dari refleksi ; (6) bersifat situsional dan spesifik.

Alasan penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas antara lain :

1. Berkembangnya tradisi penelitian tidak dapat dipisahkan dari munculnya emansipasi dalam proses pendidikan, dengan guru sebagai the liberation forces actor melalui peran gandanya yang bersifat dialektik sebagai peneliti (the teacher as researcher) (Elliot, 1994:32).

2. Penelitian tindakan kelas membuat guru dapat meneliti dan mengkaji sendiri kegiatan praktik pembelajaran sehari-hari yang dilakukan di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan aktual.


(24)

Penelitian dimulai dengan studi pendahuluan. Hasil temuan dari studi pendahuluan kemudian dijadikan bahan refleksi antara peneliti dengan guru mitra, untuk menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya hingga tujuan penelitian tercapai

3. Teknik pengumpulan data a.Wawancara

Menurut Hopkins ( Wiriatmadja 2012 : 117 ) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua siswa. Mereka disebut informan kunci atau key informants, yaitu mereka yang mempunyai pengetahuan khusus, status, atau keterampilan berkomunikasi (Goetz dan LeCompte, 1984 :119).

Maksud mengadakan wawancara menurut Lincoln dan Guba (Moleong 2005:186), antara lain: Untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi - organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain; merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan dating; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupoun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas kontruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bersifat terbuka dan terstruktur. Penelitian ini menggunakan wawancara terbuka karena subyek penelitian mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan juga mengetahui apa maksud dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian juga menggunakan wawancara terstruktur karena peneliti membuat dan menetapkan sendiri masalah dan menyusun dengan rapi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara dilakukan pada kepala sekolah, guru mitra, dan beberapa peserta didik.


(25)

b. Observasi

Menurut Kartono (1980: 142) pengertian observasi diberi batasan sebagai berikut: “studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala -gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Selanjutnya dikemukakan tujuan observasi adalah: “mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari inter- relasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kultural tertentu”.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa.. Observasi dilakukan terhadap seluruh siswa yang menjadi subyek penelitian. Observasi dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat dan data observasi dicatat dalam lembar observasi. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa yang menjadi subyek penelitian sebagai fokus pengamatan. Pengamat bertugas mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa ke dalam lembar observasi tersebut. Lembar observasi merupakan hasil adaptasi.

Menurut Wiriatmadja (2012 : 106), ada tiga fase esensial mengobservasi kelas adalah perencanaan, observasi kelas, dan diskusi balikan. Dalam perencanaan pihak guru yang menyajikan dan pihak pengamat mendiskusikan rencana pembelajaran. Yang perlu didiskusikan ialah bagaimana penyajian langkah-langkah pembelajaran dilakukan dan bagaimana pengamat akan mulai dengan pengumpulan data objektif dari tindakan belajar mengajar guru seperti sudah disepakati bersama, selanjutnya akan dianalisis dalam diskusi balikan sesudah tampilan pembelajaran selesai. Guru dan pengamat akan mempelajari bersama hasil observasi, menyepakati hasil pengamatan yang berbentuk kekurangan atau keberhasilan untuk dijadikan catatan lapangan, dan mendiskusikan langkah-langkah berikutnya. Penjelasan diatas dapat dilihat dari gambar di bawah ini.


(26)

Gambar 3.1 bagan fase observasi c. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data melalui pembuatan dan pemanfaatan catatan examining) ini meliputi pembuatan catatan dan pemanfaatan segala hal yang dapat dikumpulkan oleh peneliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki sekolah SMP Negeri 2 Cidaun dan dokumen-dokumen dari guru mitra. Dokumen resmi dari sekolah seperti sejarah berdirinya sekolah, denah lokasi sekolah, data jumlah guru, dan peserta didik. Sedangkan dokumen-dokumen dari guru mitra, antara lain, kurikulum IPS, Program tahunan, program semester, Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), berbagai macam hasil ujian dan tes, , Laporan tugas siswa, Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran dll.

d. Rekaman Foto, Slide, Tape dan Video

Agar peneliti memiliki alat untuk mencatat agar bisa menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi di kelas pada waktu proses belajar mengajar berlangsung, maka alat elektronik seperti rekaman foto, tape dan video dapat digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di catatan lapangan khususnya berhubungan dengan penerapan metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments).

B.Lokasi dan Subyek Penelitian

Menurut Nasution (1996:43) langkah pertama dalam usaha memasuki lapangan adalah memilih lokasi situasi sosial. Tiap lokasi sosial mengandung tiga

Pertemuan Perencanaan


(27)

unsur, yakni, adanya tempat, pelaku dan kegiatan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Cidaun. ini merupakan salah satu sekolah negeri yang terletak di Jalan Kebonkopi Desa Cisalak Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur.

Alasan Peneliti memilih SMPN 2 cidaun sebagai lokasi penelitian karena peneliti menjalin hubungan yang akrab dengan para guru sehingga suasana akan lebih kekeluargaan dan dalam penelitian di kelas guru tidak merasa terintervensi. Disamping itu peneliti sudah lama menjadi staf pengajar di SMPN tersebut mulai dari tahun 2001 sampai sekarang, sehingga sedikitnya tahu bagaimana karakter siswa dan proses pembelajaran di sana, khususnya pembelajaran IPS. Berdasarkan pengamatan peneliti pembelajaran di SMP Negeri 2 Cidaun masih bersifat konvensional. Metode yang digunakan dalam pembelajaran khususnya IPS sebagian besar ceramah sehingga pada umumnya siswa merasa jenuh dan bosan. Siswa cenderung belajar secara individualis. Hal ini berpengaruh pada keterampilan sosial siswa menjadi rendah karena tidak terbiasa dengan belajar berkelompok.

Dengan demikian peneliti merasa tertarik untuk mencoba menerapkan metode Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam pembelajaran IPS yang tadinya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan sehingga diharapkan siswa menjadi aktif dan memiliki keterampilan sosial yang tinggi. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B, di SMP Negeri 2 Cidaun. Penentuan kelas ini berdasarkan informasi dari guru yang akan menjadi mitra peneliti yaitu (E) bahwa kemampuan siswa kelas ini sangat heterogen, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor.

C.Teknik Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan adalah analisis data kualitatif. Pengolahan analisis data dilakukan sepanjang penelitian terus menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan program tindakan (Mc. Niff, 1992; Suwarsih,1994). Peneliti terjun ke lapangan mengamati, mempelajari, menganalisis, menafsirkan dan mengambil


(28)

kesimpulan. Hal yang baik untuk melakukan analisis data dengan melakukan kerjasama antara peneliti dan guru mitra.

Adapun analisis data yang digunakan adalah metode yang dikembangkan oleh Huberman dan Miles (Bungin, 2003 :69 ), proses analisis data berbentuk siklus seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.2:

Komponen-komponen analisis Data Model Interaktif Sumber: Bungin (2003 :69)

Analisis data di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengumpulan data ( data collection) yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara melakukan perbandingan-perbandingan.

2. Reduksi data (data reduction) yaitu kegiatan mengikhtiarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-milahkannya ke dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu.

DATA COLECTION

DATA DISPLAY

DATA REDUCTION

CONCLUTION DRAWING &


(29)

3. Display data yaitu dengan membuat table, diagram, sketsa, synopsis, matriks, peta, bagan, angka-angka, perbandingan, untuk memudahkan upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan.

4. Pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclusion drawing and verification) yaitu kegiatan menyimpulkan data yang mengacu pada hasil dari reduksi data dan display data.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan secara partisipatori dan kolaborasi dengan guru yang pelaksanaannya dilakukan melalui siklus (cycle). Siklus dilakukan tidak hanya satu kali tetapi berkali-kali hingga mencapai tujuan yang diinginkan, yakni siswa memiliki keterampilan sosial yang diharapkan.

Sebelum tahap-tahap siklus dilakukan, terlebih dahulu dilakukan orientasi untuk mengidentifikasi dan mengangkat masalah yang terjadi di sekolah. Ada empat langkah penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect) (Hopkins, 1993:48. Kasbollah, 1999:27 .Wiriaatmadja, 2012 ; 66, zuriah, 2003:77-81). Selanjutnya pada siklus ke satu dan seterusnya peneliti dan guru mitra memperbaikinya secara berulang-ulang hingga siklus terakhir.

Kemmis dan Taggart (Wiriatmadja, 2012:66) mengemukakan prosedur penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : penelitian tindakan kelas dipandang sebagai suatu siklus spiral terdiri dari komponen perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya . Siklus penelitian yang dimaksud digambarkan sebagai berikut :


(30)

Gambar 3.3 Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral

(adaptasi dari kemmis dan taggart,1988. (dalam Wiriatmadja, 2012:66) PLAN

OBSERVE

A

CT

RE

FL

E

C

T

REVISED PLAN

OBSERVE

AC

ACT

T

RE

FL

E

C

T


(31)

Prosedur penelitian dalam bagan tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Orientasi Lapangan

Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati lingkungan sekolah di SMP Negeri 2 Cidaun, mengamati aktivitas pembelajaran IPS yang dilakukan guru dalam kelas VIII SMP Negeri 2 Cidaun, melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru dan siswa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran situasi dan kondisi pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Cidaun. Hasil orientasi akan disesuaikan dengan hasil kajian teori yang relevan, sehingga dapat menghasilkan suatu pengembangan tindakan yang dipandang tepat dengan situasi dan kondisi di kelas dimana tindakan akan dilaksanakan.

2. Plan (Perencanaan)

Perencanaan adalah rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada obeservasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Berdasarkan kegiatan identifikasi pada studi orientasi, peneliti dan guru mitra merencanakan langkah-langkah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournamens) sesuai dengan pokok bahasan pembelajaran IPS. Untuk materi pembelajaran disesuaikan dengan pokok bahasan yang sedang diajarkan oleh guru mitra. Rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrument observasi disesuaikan dengan rencana.

3. Act (Pelaksanaan Tindakan )

Pelaksanaan/ Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Kegiatan pelaksanaan tindakan dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cidaun yang sedang belajar IPS, berdasarkan kesepakatan peneliti dan guru mitra sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki keadaan


(32)

pembelajaran sebelumnya, dalam rangka meningkatkan keterampilan sosial siswa dan mencari cara yang lebih efektif dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Adapun Langkah –langkah Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu diawali dengan presentasi kelas, pembentukan tim, melakukan game, turnamen, dan rekognisi tim, Dalam pelaksanaannya terdiri dari empat siklus, dan pada siklus ketiga sudah terlihat efektivitas penerapan metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam menjawab permasalahan yang dihadapi pembelajaran IPS khususnya menyangkut adanya peningkatan keterampilan sosial siswa. Dengan demikian pada siklus keempat pembelajaran IPS sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.

4. Observasi

Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada-tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.

Menurut Wiriaatmadja, (2012 : 106), ada tiga fase esensial dalam mengobservasi kelas yaitu pertemuan perencanaan, observasi kelas, dan diskusi balikan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pertemuan dengan guru mitra untuk mendiskusikan rencana pembelajaran yang meliputi langkah-langkah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams games Tournaments). Kemudian guru mitra melaksanakannya, peneliti melakukan observasi terhadap penerapan metode tersebut yang dilakukan guru mitra dalam rangka mengumpulkan data, selanjutnya dianalisis dalam diskusi balikan setelah pembelajaran selesai. Peneliti dalam hal ini berusaha untuk seobjektif mungkin tidak mengkritisi apalagi menghakimi pola perilaku guru yang kurang berhasil, tetapi lebih persuasif dan tetap berpegang pada prinsip bahwa penelitian tindakan kelas berkaitan dengan penerapan


(33)

metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) ini diarahkan untuk memperbaiki pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Cidaun.

5. Refleksi

Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Langkah ini merupakan sarana bagi peneliti untuk mengkaji kembali tindakan yang telah dilakukan peneliti dengan guru mitra dan telah dicatat didalam catatan lapangan hasil observasi tersebut untuk kemudian diulas kembali secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa terutama yang berkaitan dengan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). Hasil refleksi dimaksudkan untuk melakukan rekontruksi dan revisi terhadap penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) yang telah dilaksanakan untuk kemudian ditetapkan rencana tindakan berikutnya.

Selanjutnya, terdapat beberapa tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang akan dirancang peneliti seperti tergambar di bawah ini.


(34)

Ide Awal Kajian Teoritik Orientasi Lapangan

Gambar 3.4 :

Bagan alur Penelitian Tindakan Kelas dari Khemis & Taggart Sumber: Adaptasi dari Ani Rosyani

Ide awal penelitian berasal dari adanya keresahan peneliti melihat rendahnya keterampilan sosial yang dimiliki peserta didik di SMPN 2 Cidaun berkaitan dengan proses pembelajaran IPS yang dilaksanakan guru-guru IPS yang sebagian besar menggunakan pendekatan konvensional (ceramah), sehingga siswa cenderung pasif,

Refleksi

Awal Tindakan Rencana

ke-1 Refleksi Tindakaan ke-3 Refleksi Tindakan ke 1 Refleksi Tindakan ke-2 Refleksi Tindakan ke-4 Implementasi Tindakan ke-3 Rencana Tindakan ke-2 Rencana Tindakan ke-3 Implementasi Tindakan ke-2 Hasil Observasi Tindakan ke-2 Hasil Observasi Tindakan ke-1 Implementasi Tindakan ke-1 Hasil Observasi Tindakan ke-3 Rencana Tindakan ke-4 Implementasi Tindakan ke-4 Hasil Observasi Tindakan ke-4


(35)

kurang memiliki kreativitas yang berdampak pada rendahnya keterampilan sosial yang dimiliki peserta didik.

Dalam kajian teoritik kegiatan peneliti adalah mengkaji teori-teori yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti dengan cara mengkaji beberapa literature tentang metode pembelajaran, pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif tipe TGT, dan keterampilan sosial. Disamping itu peneliti juga mengkaji hasil- hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji peneliti. Setelah dikaji kemudian dibandingkan antara satu penelitian dengan penelitian lainnya, sekalipun menurut prinsip PTK bahwa hasil-hasil temuan penelitian ini tidak bisa digeneralisir karena berlaku secara situasional, namun setidaknya dapat diambil pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam PTK ini.

Selanjutnya peneliti melakukan orientasi lapangan dengan tujuan untuk mengetahui situasi yang sesungguhnya di lapangan seperti proses belajar mengajar Guru IPS (pra observasi) dan mencatat kejadian-kejadian penting selama proses pembelajaran. Kemudian peneliti melakukan diskusi dengan guru mitra dan melakukan wawancara dengan siswa mengenai metode pembelajaran yang sering digunakan, proses pembelajaran, sumber pembelajaran, media pembelajaran dan penilaian guru terhadap siswa.

Refleksi awal dilakukan setelah peneliti melihat proses pembelajaran guru mitra dan mendiskusikan secara mendalam kekurangan dari proses pembelajaran tersebut. Akhirnya didapat kesepakatan untuk menyempurnakan kekurangan pembelajaran melalui uji coba pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

Dalam rencana tindakan pertama, peneliti merancang sebuah desain pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS . Peneliti mencoba menawarkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament ) pada pembelajaran IPS yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk menerapkan TGT tersebut diantaranya membuat perangkat dan skenario pembelajaran mencakup silabus, RPP, dll ) yang berisi langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan


(36)

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Lalu peneliti juga mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam pembelajaran seperti kartu-kartu soal, gambar-gambar dll. Sebelum tindakan perbaikan pertama dilakukan, terlebih dahulu peneliti mensosialisasikan/menjelaskan langkah-langkah pembelajaran tindakan tersebut. Hal ini dilakukan karena sesuatu yang baru bagi guru mitra dan dengan adanya sosialisasi ini agar guru tidak merasa takut, tertekan atau malu jika pelaksanaan tindakan ternyata belum sempurna. Implementasi tindakan dilaksanakan oleh guru mitra sebagai guru mata pelajaran IPS kelas VIII B di SMPN 2 Cidaun. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan disertai dengan kegiatan observasi.

Kegiatan observasi dilakukan untuk merekam dan mencatat semua yang terjadi dalam pembelajaran. Hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan, pengaruh tindakan yang diberikan, suasana kelas dan hambatan-hambatan yang muncul. Hasil observasi merupakan dasar dilakukannya refleksi. Observasi pada dasarnya terbagi dua yaitu observasi terbuka dan observasi tertutup. Pada observasi terbuka pengamat tidak membuat lembar observasi tetapi hanya menyiapkan kertas kosong, untuk mencatat kegiatan pembelajaran yang diamati. Pada observasi tertutup, pengamat menyiapkan lembar observasi untuk mencatat aktivitas pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti memakai observasi tertutup dengan tujuan agar komponen-komponen yang akan diteliti terfokus khususnya mengenai penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Observasi akan lebih bermanfaat apabila disertai dengan diskusi balikan yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra dengan tujuan untuk menentukan rencana perbaikan pada tindakan selanjutnya.

Refleksi dilakukan setelah implementasi tindakan yang meliputi kegiatan menganalisis, mengsistesis, menafsirkan, menjelaskan dan menyimpulkan. Refleksi bertujuan untuk mengkaji terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan lainnya. Jika terjadi kemajuan, maka itu harus dipertahankan, namun jika masih dianggap masih ada kekurangn, maka model pembelajaran itu harus direvisi atau bahkan diubah sama sekali untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.


(37)

Pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan empat siklus dengan pelaksanaan turnamen dilaksanakan setiap siklus. Hal ini dilakukan berhubungan dengan efektivitas waktu pembelajaran. Sehingga untuk penilaian berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada aktivitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dan lembar observasi untuk siswa tentang keterampilan sosial.

Keberhasilan penelitian dapat dilihat dari adanya perubahan tingkah laku belajar siswa di kelas seperti meningkatnya motivasi belajar, siswa dapat bekerja sama, berani bertanya dan mengemukakan pendapat, mau membantu teman dll. Dibawah ini tercantum indikator /kriteria keberhasilan tindakan.

Tabel 3.5:

Indikator Keterampilan sosial

Nama kelompok

Living & working together Learning self control and self direction Sharing ideas and experiences Ket Bergil iran/ Berba gi Meng hargai /meng horma ti Memb antu/ Menol ong Mengi kuti petunj uk Meng ontrol emosi Meny ampai kan penda pat Mene rima penda pat Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kerlompok D Kelompok E Kelompok F Kelompok G Kelompok H


(38)

Pedoman penilaian keterampilan sosial

Untuk menilai apakah sebuah kelompok itu sudah berketerampilan sosial atau belum, maka standar acuannya adalah apakah ketiga aspek di atas berlaku tidak dalam kelompok tersebut. Untuk menilai peningkatan keterampilan sosial dalam setiap siklusnya maka di bawah ini setiap kelompok diberi nilai baik, sedang, dan kurang, ketentuannya sbb :

Baik apabila ketiga aspek kerjasama, yang dicirikan dengan adanya pembagian tugas; control yang dicirikan adanya saling menasehati dan sharing ideas dicirikan dengan hasil dari kelompok itu merupakan gabungan seluruh ide anggota) dilakukan di dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Sedang, apabila hanya ada dua aspek yang dilakukan baik itu kerja sama dengan control atau kerja sama dengan sharing ide, bisa juga control dan sharing ide

Kurang , apabila hanya satu aspek dari ketiga aspek yang dilakukan oleh kelompok atau tidak ada sama sekali.

E.Verifikasi Data

Menurut Creswell (2010 : 285) verifikasi dalam penelitian kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-porosedur tertentu yaitu melakukan interpretasi dan kategorisasi data. Hasil interpretasi dan kategorisasi data kemudian divalidasi dengan menggunakan teknik validasi data untuk memperoleh data yang benar-benar mendukung serta sesuai dengan karakteristik fokus permasalahan dan tujuan penelitian Wiriatmadja (2005). Adapun teknik pemeriksaaan keabsahan data (validasi) yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Member Chek , yakni memeriksa kembali keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara apakah keterangan /informasi itu tidak berubah atau ajeg. Dalam proses ini data atau informasi diperoleh peneliti dari


(39)

kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, pegawai tata usaha, pegawai perpustakaan dan orang tua siswa, apakah keterangan atau informasi itu tetap atau berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data tersebut terpercaya kebenarannya.

2. Audit trail yaitu memeriksa kebenaran hasil penelitian dengan mendiskusikan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini Audit trail dilakukan dengan mendiskusikan kebenaran data dan prosedur pengumpulannya dengan guru yang mengajar mata pelajaran yang sama, dosen pembimbing, dan teman-teman yang memiliki keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas.

3. Expert Opinion yaitu, mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada para ahli yang memiliki keahlian dibidangnya, termasuk dengan para dosen pembimbing. Dalam penelitian ini, peneliti meminta arahan dan masukan dari dosen pembimbing akademik tentang penyusunan proposal penelitian.


(40)

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian mulai dari orientasi awal pembelajaran sampai pembelajaran tindakan keempat, peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan terkait dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan sosial di SMPN 2 Cidaun.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan selama ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Gambaran awal pembelajaran IPS di SMPN 2 Cidaun sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT masih bersifat konvensional, guru lebih banyak menyampaikan materi pembelajaran dalam bentuk ceramah. IPS sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah terkadang menjadi sorotan karena tidak mampu membelajarkan peserta didik dengan berbagai keterampilan sosial. Hal ini menjadikan IPS dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, tidak menarik dan tidak menyenangkan.

2. Pelaksanaan metode pembelajaran Kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran IPS di SMPN 2 Cidaun pada kenyataannya telah meningkatkan keterampilan sosial siswa. Hal ini tercermin dari mulai pelaksanaan proses pembelajaran tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan kemampuan yang diperlihatkan siswa baik dalam bergiliran, saling menghargai/menghormati, mengemukakan pendapat dsb. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi baik dilakukan terhadap guru maupun siswa memperlihatkan adanya interaksi sosial yang intensif dalam setiap pelaksanaan proses pembelajaran mulai dari pendahuluan ,kegiatan inti sampai penutup .

3. Hasil-hasil yang diperoleh dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT telah meningkatkan keterampilan sosial peserta didik. Peserta didik mulai


(41)

terbiasa berinteraksi satu sama lain, bekerja secara kelompok, saling menghargai dan menerima pendapat temannya. Disamping itu gurupun lebih mampu menguasai metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.

4. Upaya yang dilakukan baik oleh peneliti maupun guru mitra dalam menghadapi permasalahan tatkala metode pembelajaran kooperatif tipe TGT itu diterapkan adalah melalui pendekatan secara individual dan kelompok. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk bersaing dalam prestasi. Guru memfasilitasi sumber pembelajaran dari buku dan perpustakaan serta lingkungan sekolah dan masyarakat untuk membantu agar siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran.

B.Rekomendasi

Adapun saran-saran yang penulis sampaikan dengan penulisan tesis ini adalah : 1. Gambaran awal pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran IPS

dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa

a. Guru harusnya memiliki pengetahuan yang lebih tentang berbagai metode pembelajaran agar mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, menyenangkan.

b. Guru harus memiliki kreatifitas yang tinggi dengan berbagai keterbatasan sumber dan media pembelajaran yang ada sehingga tidak hanya siswanya saja yang harus memiliki keterampilan sosial yang tinggi, gurunya pun dituntut untuk memiliki keterampilan sosial tinggi pula.

c. Guru harus lebih memperhatikan potensi yang dimiliki siswa, sehingga mereka bukan jadi objek dalam pembelajaran tetapi subyek dalam pembelajaran.

2. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Mata Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa


(42)

a. Guru seharusnya melaksanakan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT melalui 4 tahapan yaitu presentasi kelas, kerja tim, game/turnamen dan penghargaan atau rekognisi

i. Guru sebelum pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebaiknya mensosialisasikan kepada siswa dengan jelas dan sekaligus melakukan latihan

3. Hasil –Hasil Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Pata Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa

Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT bisa dijadikan alternative bagi guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Karena berdasarkan hasil penelitian metode pembelajaran kooperatif tipe TGT telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa.

4. Upaya untuk mengatasi masalahan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa

a. Guru harus menguasai secara optimal metode pembelajaran kooperatif khususnya TGT, agar pelaksanaan pembelajaran berjalan lancar.

b. Guru harus mengoreksi sumber pembelajaran sebelum metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dilaksanakan

c. Guru harus memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar berbicara, mengemukakan pendapat, bekerja sama dll. Sehingga mereka memiliki keterampilan sosial yang tinggi.


(43)

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku :

Abate, LL Milan, MA. ( 1985). Handbook Of Social Skills Training And Research. New York : John Wisley and Son.

Al Muchtar, S. (2007). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Anita lie, ( 2002). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.

Arends. (2008). Learning To Teach (terjemahan). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bungin, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Cartledge & Milburn. (1992). Teaching Social Skill To children. New York : Pergamon Press, Maxwell House, Fairview Park, Elimsford.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah & Zain , (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Hamruni. (2009). Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Dan Menyenangkan,. Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.

Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial, Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP IKIP Bandung.

Ibrahim,dkk,(2000:7). Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah Pasca Sarjana UNESA. Surabaya : Univercity Press.

Isjoni (2007). Cooperative Learning, Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta.

Jarolimek, J. (1993). Social Studies In Elementary Education. New York : Mc.Millan Publishing.


(44)

Jarolimek, Parker (1993).Social Studies Competencies and Skill Learning to Teach as an Intern :New York.Macmillan Publishing co.in.

Joyce, Bruce.,et.al. (2009). Models of Teaching Model-model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Dikti. Depdikbud

Maryani, E. (2011). Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial. Bandung : Rineka Cipta.

Maryani, E dan Sjamsuddin, H. (2008). Laporan Penelitian: Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial. Bandung: UPI-tidak diterbitkan.

Merrel, Kenneth.W & Gimpel, Gretchen.A.(1997). Social Skill of Children and Adolescents Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher.

Miftahudin. (2012). Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar) .

Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nasution (1996). Metode research. Jakarta : Bumi Aksara

Natawidjaya (1997). Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung : IKIP Bandung

National Council for Social Studies. (1994). Exspectation of Excellence Curriculum Standard for Social Studies : Washington DC.

Sanjaya, W. (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta : kencana Prenada Media

Sharan, S. (2012). Cooperative learning, Inovasi Pengajaran Dan Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa Di Kelas. Yogyakarta : Familia Grup Relasi Inti Media.


(45)

Slavin, R. ( 2005). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media

Soemantri, M, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Remaja Rosda Karya

Sudjana. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Karya Ilmiah/ Tesis

Hermatuda. (2009). Pengaruh Penggunaan Metode Investigasi Kelompok Terhadap Keterampilan Sosial Siswa, UPI Bandung.

Hidayatullah (2010). Pengembangan Model Cooperative Learning Dengan Teknik Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD Negeri di Kecamatan Cimarga. , jurusan Pengembangan Kurikulum , UPI Bandung.

Usriyanto. (2009) . Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. UPI Bandung

Wikanengsih. (2005 ). Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa. UPI Bandung.

Yenni, (2012). Meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis santri putra dan santri putri melalui metode pembelajaran kooperatif tipe


(46)

Teams Games Tournament pada MTS berbasis pesantren. Jurusan pendidikan matematika, UPI Bandung

Internet :

Lasmawan. Aktualisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran IPS di Dunia Persekolahan (Suatu Kajian Empiris-Akademis Pentingnya Akomodasi Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam Pendidikan IPS). Jurusan PPKN Fakultas Ilmu Sosial-Undiksha, diunduh tanggal 7 Oktober 2013

Maftuh, B. (2010). Memperkuat Peran IPS Dalam Membelajarkan Keterampilan Sosial Dan Resolusi Konflik. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. UPI Bandung.diunduh tanggal 7 Oktober 2013

Davis and Forsythe. (1984). Aspek Keterampilan Sosial. (Online). tersedia: http://e-smartschool.co. diunduh tanggal 28 september2013.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23250/2/Chapter%20II.pdf, diunduh tanggal 25 September 2013

(http : // www.psikologi.infogue.com), diunduh tanggal 28 Sepetember 2013

http://re-searchengines.com/0805achmad.html, diunduh tanggal 16 februari 2014

http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/fulltext/6bbb8a5242000e86.pdf, diunduh tanggal 16 februari 2014

http://biologyeducationresearch.blogspot.com/2009/11/model-pembelajaran -kooperatifmetode.html, diunduh tanggal 16 februari 2014


(1)

Euis Laela, 2014

terbiasa berinteraksi satu sama lain, bekerja secara kelompok, saling menghargai dan menerima pendapat temannya. Disamping itu gurupun lebih mampu menguasai metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.

4. Upaya yang dilakukan baik oleh peneliti maupun guru mitra dalam menghadapi permasalahan tatkala metode pembelajaran kooperatif tipe TGT itu diterapkan adalah melalui pendekatan secara individual dan kelompok. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk bersaing dalam prestasi. Guru memfasilitasi sumber pembelajaran dari buku dan perpustakaan serta lingkungan sekolah dan masyarakat untuk membantu agar siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran.

B.Rekomendasi

Adapun saran-saran yang penulis sampaikan dengan penulisan tesis ini adalah :

1. Gambaran awal pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa

a. Guru harusnya memiliki pengetahuan yang lebih tentang berbagai metode pembelajaran agar mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, menyenangkan.

b. Guru harus memiliki kreatifitas yang tinggi dengan berbagai keterbatasan sumber dan media pembelajaran yang ada sehingga tidak hanya siswanya saja yang harus memiliki keterampilan sosial yang tinggi, gurunya pun dituntut untuk memiliki keterampilan sosial tinggi pula.

c. Guru harus lebih memperhatikan potensi yang dimiliki siswa, sehingga mereka bukan jadi objek dalam pembelajaran tetapi subyek dalam pembelajaran.

2. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Mata Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa


(2)

a. Guru seharusnya melaksanakan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT melalui 4 tahapan yaitu presentasi kelas, kerja tim, game/turnamen dan penghargaan atau rekognisi

i. Guru sebelum pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebaiknya mensosialisasikan kepada siswa dengan jelas dan sekaligus melakukan latihan

3. Hasil –Hasil Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Pata Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa

Metode pembelajaran kooperatif tipe TGT bisa dijadikan alternative bagi guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Karena berdasarkan hasil penelitian metode pembelajaran kooperatif tipe TGT telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa.

4. Upaya untuk mengatasi masalahan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa

a. Guru harus menguasai secara optimal metode pembelajaran kooperatif khususnya TGT, agar pelaksanaan pembelajaran berjalan lancar.

b. Guru harus mengoreksi sumber pembelajaran sebelum metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dilaksanakan

c. Guru harus memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar berbicara, mengemukakan pendapat, bekerja sama dll. Sehingga mereka memiliki keterampilan sosial yang tinggi.


(3)

123 Euis Laela, 2014

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku :

Abate, LL Milan, MA. ( 1985). Handbook Of Social Skills Training And Research. New York : John Wisley and Son.

Al Muchtar, S. (2007). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Anita lie, ( 2002). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.

Arends. (2008). Learning To Teach (terjemahan). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bungin, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif . Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Cartledge & Milburn. (1992). Teaching Social Skill To children. New York : Pergamon Press, Maxwell House, Fairview Park, Elimsford.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah & Zain , (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Hamruni. (2009). Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Dan Menyenangkan,. Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.

Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial, Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP IKIP Bandung.

Ibrahim,dkk,(2000:7). Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah Pasca Sarjana UNESA. Surabaya : Univercity Press.

Isjoni (2007). Cooperative Learning, Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta.

Jarolimek, J. (1993). Social Studies In Elementary Education. New York : Mc.Millan Publishing.


(4)

Jarolimek, Parker (1993).Social Studies Competencies and Skill Learning to Teach as an Intern :New York.Macmillan Publishing co.in.

Joyce, Bruce.,et.al. (2009). Models of Teaching Model-model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Dikti. Depdikbud Maryani, E. (2011). Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk

Meningkatkan Keterampilan Sosial. Bandung : Rineka Cipta.

Maryani, E dan Sjamsuddin, H. (2008). Laporan Penelitian: Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial. Bandung: UPI-tidak diterbitkan.

Merrel, Kenneth.W & Gimpel, Gretchen.A.(1997). Social Skill of Children and Adolescents Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher.

Miftahudin. (2012). Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar) .

Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nasution (1996). Metode research. Jakarta : Bumi Aksara

Natawidjaya (1997). Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung : IKIP Bandung National Council for Social Studies. (1994). Exspectation of Excellence Curriculum

Standard for Social Studies : Washington DC.

Sanjaya, W. (2011), StrategiPembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta : kencana Prenada Media

Sharan, S. (2012). Cooperative learning, Inovasi Pengajaran Dan Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa Di Kelas. Yogyakarta : Familia Grup Relasi Inti Media.


(5)

Euis Laela, 2014

Slavin, R. ( 2005). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media

Soemantri, M, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Remaja Rosda Karya

Sudjana. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Karya Ilmiah/ Tesis

Hermatuda. (2009). Pengaruh Penggunaan Metode Investigasi Kelompok Terhadap Keterampilan Sosial Siswa, UPI Bandung.

Hidayatullah (2010). Pengembangan Model Cooperative Learning Dengan Teknik Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD Negeri di Kecamatan Cimarga. , jurusan Pengembangan Kurikulum , UPI Bandung.

Usriyanto. (2009) . Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. UPI Bandung

Wikanengsih. (2005 ). Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa. UPI Bandung.

Yenni, (2012). Meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis santri putra dan santri putri melalui metode pembelajaran kooperatif tipe


(6)

Teams Games Tournament pada MTS berbasis pesantren. Jurusan pendidikan matematika, UPI Bandung

Internet :

Lasmawan. Aktualisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran IPS di Dunia Persekolahan (Suatu Kajian Empiris-Akademis Pentingnya Akomodasi Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam Pendidikan IPS). Jurusan PPKN Fakultas Ilmu Sosial-Undiksha, diunduh tanggal 7 Oktober 2013

Maftuh, B. (2010). Memperkuat Peran IPS Dalam Membelajarkan Keterampilan Sosial Dan Resolusi Konflik. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. UPI Bandung.diunduh tanggal 7 Oktober 2013

Davis and Forsythe. (1984). Aspek Keterampilan Sosial. (Online). tersedia: http://e-smartschool.co.diunduh tanggal 28 september2013.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23250/2/Chapter%20II.pdf, diunduh tanggal 25 September 2013

(http : // www.psikologi.infogue.com), diunduh tanggal 28 Sepetember 2013 http://re-searchengines.com/0805achmad.html, diunduh tanggal 16 februari 2014 http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/fulltext/6bbb8a5242000e86.pdf, diunduh

tanggal 16 februari 2014

http://biologyeducationresearch.blogspot.com/2009/11/model-pembelajaran -kooperatifmetode.html, diunduh tanggal 16 februari 2014


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

The Effectiveness of Using Teams Games Tournaments (TGT) in Teaching Reading of Narrative Text, (A Quasi-Experimental Study at the Second Year Students of SMPN I Pakuhaji)

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman pada mata pelajaran akuntansi penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Bantul.

0 1 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman pada mata pelajaran akuntansi penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Bantul.

0 0 2

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi : studi kasus siswa kelas XI IPS 1 SMA N I Depok Yogyakarta.

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) sebagai upaya meningkatkan keterampilan sosial dan pemahaman pada mata pelajaran akuntansi

0 0 1

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA MATA PELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA - repository UPI T IPS 1204775 Title

0 0 3