KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN LEPIDOPTERA DI OBJEK WISATA HUTAN LINDUNG CURUG SAWER CILILIN BANDUNG BARAT.

(1)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh:

ERISKA NOVIANTI AISYAH 0800192

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Keanekaragaman dan Kelimpahan Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat” ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masayarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain atas karya saya ini

Bandung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan,

Eriska Novianti Aisyah


(3)

iii Eriska Novianti Aisyah, 2013

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, serta sholawat dan salam yang tercurahkan kepada Rasululloh S.A.W, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Keanekaragaman dan Kelimpahan Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Rasa terima kasih yang teramat dalam penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Yayan Sanjaya, M.Si., Selaku dosen pembimbing I, atas bimbingan, saran, waktu, dan dukungan yang terus diberikan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

2. Bapak Drs. Suhara, selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan, motivasi, waktu, dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

3. Ibu Dr.Hj. Widi Purwianingsih, M.Si., selaku selaku Ketua Program Studi Biologi FPMIPA UPI, atas motivasi dan teladannya.

4. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Biologi yang selama perkuliahan telah mendidik dan membagi banyak ilmu kepada penulis. Mudah-mudahan apa yang telah diberikan menjadi sebuah amal ibadah dan mudah-mudahan Allah memberikan pahala yang besar, Amin Ya Rabb.... 5. Kedua orang tua, Tata Suharta dan Nani Suhaeni yang selama ini selalu

mengajarkan, mendukung, dan mendoakan penulis semenjak kecil sehingga sekarang. Adik tersayang Feni Nur Azizah yang selalu memberi dukungan dan perhatian. Seluruh keluarga besar yang selalu memberi motivasi dan doa. Sehingga penulis bisa mengenyam pendidikan sampai kuliah.

6. Rekan-rekan seperjuangan Shila, Lisdut, Mildut, Tikoque, Senny, dan semua penghuni kelas C 2008 (Biche The Piranha) yang menjadi keluarga selama perkuliah.


(4)

iv Eriska Novianti Aisyah, 2013

8. Semua pihak yang telah banyak membantu, yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada proses penulisan laporan ataupun dalam proses penelitian, sehingga penulis sangat membuka masukan berupa saran maupun kritik yang membangun. Akhir kata, penulis berharap laporan ini bisa memberikan manfaat bagi yang membutuhkan dan bagi masyarakat pada umumnya.

Bandung, Februari 2013 Penulis


(5)

i Eriska Novianti Aisyah, 2013

BARAT

Abstrak

Curug Sawer merupakan kawasan hutan lindung yang dijadikan tempat wisata dan hutan produksi kayu serta getah pinus. Penelitian yang telah dilakukan mengenai keanekaragaman dan kelimpahan Lepidoptera di Curug Sawer memberikan pengetahuan keberadaan spesies Lepidoptera dan mendapatkan suatu gambaran kondisi lingkungan area tersebut. Keadaan lingkungan yang cepat sekali berubah sangat berpengaruh terhadap keberadaan dan keberlangsungan hidup suatu organisme. Keberadaan Lepidoptera yang memegang peranan penting sebagai penyerbuk, bisa juga menjadi indikator dari kerusakan lingkungan yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah hand sorting. Kawasan Curug Sawer dibagi menjadi 3 zona berdasarkan rona lingkungan. Di dalam setiap zona dipasang belt yang berbeda ukurannya bergantung pada gradasi perubahan vegetasi. Belt digunakan untuk batas area pencuplikan larva dan pupa dari Lepidoptera. Hasil penelitian terhadap vegetasi tumbuhan menunjukkan tanaman inang berupa semak, herba, dan pohon.. Dari penelitian ini didapatkan 42 spesies dari 6 familia dan diperoleh 702 individu yang tercuplik selama 5 kali pengulangan. Nymphalidae merupakan familia terbanyak dan Hypolimnas bolina (66 individu) merupakan spesies terbanyak yang dihasilkan, sedangkan Acraea violae dan Junonia orithya ialah spesies yang paling sedikit (1 individu). Penghitungan yang dilakukan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener menyatakan bahwa keanekaragaman Lepidoptera di Curug Sawer tergolong sedang (H’ = 1,527874667) dan kelimpahan yang temasuk kategori rendah (Pi = 0,333808).

Kata Kunci : Curug Sawer, Kelimpahan dan Keragaman, Lepidoptera, inang Lepidoptera, Hypolimnas bolina.


(6)

ii Eriska Novianti Aisyah, 2013

FOREST OF CURUG SAWER CILILIN WEST BANDUNG

Abstract

Curug Sawer is a protection forest area which exploited as tourist attraction, pine sap, and timber production forest. Research on diversity and abundance of Lepidoptera which conducted in this area will provide information about Lepidoptera species and an overview of environmental conditions. Rapid changing environment highly affects the existence and the survival of particular species. In this case, the existence of Lepidoptera which hold a crucial role in pollination, also can be used as environmental degradation indicator. The research uses hand sorting method, the area of Curug Sawer divided to 3 zones based on environmental feature. Within each zone, there are some belts with different size, depend on the gradation of vegetation change. Sampling of larvae and pupa of Lepidoptera is undertaken in this belt. The result is 42 species from 6 families and 702 individuals are caught from 5 times repetition of sampling. Nymphalidae is the most abundance familia, and Hypolimnas bolina (66 individuals) is the most abundance species in this research area, while Acraea violae and Junonia orithya species is at least (1 individual). The calculation using Shannon-Wiener diversity index reveals that the diversity of Lepidoptera in Curug Sawer is medium (H’ = 1,527874667), with low abundance (Pi = 0,333808).

Keywords : Curug Sawer, Diversity and Abundance, Lepidoptera, Host Plant of Lepidoptera, Hypolimnas bolina.


(7)

v Eriska Novianti Aisyah, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR …...………... iii

DAFTAR ISI …………...………..... v

DAFTAR TABEL ……...……….... vii

DAFTAR GAMBAR …...…………...………... viii

DAFTAR LAMPIRAN …...………...….... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …..………...……... 1

B. Rumusan Masalah ...…….………... 3

C. Pertanyaan Penelitian ... D. Batasan Masalah ... 3 4 E. Tujuan Penelitian …...……….. 4

F. Manfaat Penelitian...…...……... 4

BAB II LEPIDOPTERA DAN HABITAT A. Lepidoptera ...…... 5

B. Habitat …...………...…... 12

C. Penelitian yang Relevan ...……...…….. 14

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian …...…………...……... 16

B.Desain Penelitian ...………....……... 16

C.Populasi dan Sampel ...………... 18

D.Waktu dan Lokasi Penelitian ... 18

E.Alat dan Bahan ... 18 F. Prosedur Kerja ...

G. Teknik Pengolahan Data ...

19 20


(8)

vi Eriska Novianti Aisyah, 2013

H.Alur Penelitian ... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...………... 23

2. Nilai Keanekaragaman dan Kelimpahan Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat ... 24

3. Faktor Fisik pada Setiap Zona... 32

4. Vegetasi Tanaman Inang Lepidoptera ... 35

B.Pembahasan 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 37

2. Keanekaragaman dan Kelimpahan Lepidoptera .... 39

3. Larva dan Pupa Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat ... 48

4. Hubungan Tanaman Inang dengan Keanekaragaman dan Kelimpahan Lepidoptera .... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………...…… 53

B. Saran ………...………... 54

DAFTAR PUSTAKA ………... 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 63


(9)

vii Eriska Novianti Aisyah, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Alat yang digunakan dalam Penelitian ... 19

3.2 Peralatan yang Digunakan Selama Penelitian... 23

4.1 Hasil Klasifikasi Lepidoptera dan Jumlah Spesies pada Setiap Zona... 25

4.2 Nilai Keragaman Lepidoptera pada Zona 1 ... 26

4.3 Nilai Keragaman Lepidoptera pada Zona 2 ... 27

4.4 Nilai Keragaman Lepidoptera pada Zona 3 ... 28

4.5 Nilai Keragaman dan Kelimpahan Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat ... 30

4.6 Nilai Keragaman dan Kelimpahan Larva Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat ... 31

4.7 Nilai Keragaman dan Kelimpahan Pupa Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat ... 32

4.8 Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya pada Setiap Zona .. 33

4.9 Hasil Pengukuran Suhu Udara pada Setiap Zona ... 33

4.10 Hasil Penghitungan Kelembaban Udara pada Setiap Zona ... 34

4.11 Hasil Penghitungan Kecepatan Angin pada Setiap Zona... 34

4.12 Hasil Penghitungan Kooferasi Varian ... 35

4.13 Vegetasi Keberadaan Inang Lepidoptera Di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat ... 36


(10)

viii Eriska Novianti Aisyah, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Morfologi Kepala Kupu-kupu ... 7

2.2 Perbedaan Antena ... 8

2.3 Metamorfosis Lepidoptera ... 10

3.1 Ilustrasi Lokasi dan Penempatan Belt ... 17

3.2 Ilustrasi Letak Desa Cililin... 18

3.3 Alur Penelitian ... 22

4.1 Persebaran Lepidoptera pada Setiap Zona ... 30

4.2 Hypolimnas bolina Jantan ... 41

4.3 Hypolimnas bolina Betina ... 41

4.4 Larva dari Hypolimnas bolina ... 42

4.5 Pupa dari Hypolimnas bolina ... 42

4.6 Acraea violae dewasa ... 43

4.7 Telur dari Acraea violae ... 44

4.8 Bentuk dan Bagian-bagian Tubuh Larva A. violae... 44

4.9 Pupa A. violae ...... 45

4.10 Telur Junonia orithya... 46

4.11 Larva Junonia orithya... 46

4.12 Pupa Junonia orithya ... 47

4.13 Junonia orityha ... 47


(11)

ix Eriska Novianti Aisyah, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I Perhitungan keanekaragaman dan kelimpahan

Lepidoptera ... 62

II Klasifikasi Lepidoptera ... 71

III Larva dan Pupa ... 85

IV Data Faktor Klimatik ... 89


(12)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Serangga menempati lebih dari 50 % keragaman spesies di bumi yang mempunyai peranan sangat besar dalam menguraikan bahan-bahan tanaman dan binatang dalam rantai makanan serta memiliki kemampuan adaptasi yang baik (Tarumingkeng, 1994: 7). Dalam komunitas ekologi, serangga sebagian besar terdiri dari biomassa karena komunitas biologis yang baik bergantung pada serangga penyerbuk sebagai penyebar benih, herbivora, predator dan mangsa (Ruslan, 2006: 4).

Ahli taksonomi telah mempelajari sistematis serangga sejak awal abad 18 dan sekitar 19.238 spesies yang telah didokumentasikan di seluruh dunia pada tahun 1998 (Heppner, 1998: 1). Angka tersebut selalu berubah karena penambahan serangga baru secara terus menerus dan juga dikarenakan perbedaan pendapat antara para ahli taksonomi (Tiple et al., 2009: 2). Di daerah beriklim tropis, distribusi terinci menyediakan data penting pada skala yang semakin kecil. Hal ini berkaitan dengan daerah tropis yang memiliki keragaman fauna yang luas dan kurangnya ketersediaan sumber daya untuk mengetahui pemantauan keanekaragaman hayati dan organisme yang berkembang (Cowley et al., 2001: 2).

Jumlah spesies kupu-kupu hanya sekitar 10% dari 170.000 spesies di dunia (Peggie dan Amir, 2006: 14). Secara umum, kupu-kupu hidup di hutan hujan tropis dan beberapa spesies mampu hidup dalam kondisi panas dan dingin (Braby, 2000: 4). Sebagian besar Ordo Lepidoptera merupakan polinator yang secara ekologis berperan dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keragaman hayati. Selain sebagai polinator, kupu-kupu juga dapat digunakan dalam evaluasi kualitas lingkungan dan sebagai indikator perubahan lingkungan karena kupu-kupu sangat sensitif terhadap perubahan kondisi habitatnya, terutama ketika struktur tumbuhan mengalami perubahan (Khan et al., 2011: 5). Keragaman


(13)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

kupu-kupu dipengaruhi oleh penyebaran dan kelimpahan inang yang memberikan gambaran akan eratnya hubungan antara keragaman kupu-kupu dengan kondisi lingkungan. Faktor-faktor abiotik yang mempengaruhi keragaman Lepidoptera antara lain ketinggian, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, cuaca, dan musim (Cleary dan Genner, 2004: 2). Ruslan (2006: 1) menyatakan bahwa faktor biotik yang mempengaruhi keragaman kupu-kupu ialah keragaman vegetasi sebagai sumber pakan. Nektar merupakan sumber pakan bagi kupu-kupu dan penyebaran kupu-kupu sangat tergantung dengan keberadaan tumbuhan sebagai sumber pakan disamping faktor lingkungan.

Curug Sawer merupakan objek wisata yang terletak di kawasan Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Pada kawasan ini, seluas 56 Hektar wilayah dijadikan objek wisata dan hutan produksi yang menghasilkan getah pinus. Dengan ketinggian 645 – 2000 m diatas permukaan laut (dpl) (Kusniadi, 2011: 5), Curug Sawer merupakan kawasan yang mempunyai berbagai macam tumbuhan dan hewan. Keberagaman tumbuhan dan hewan yang berada di objek wisata ini dimulai dari tanaman herba sampai pohon, terutama pohon pinus yang dimanfaatkan getahnya. Adapun hewan-hewan kecil yang mampu hidup pada kawasan ini juga beragam, terlihat dari banyaknya serangga, reptil dan terdapatnya hewan primata yang terdapat di dalam gua pada tebing air terjun yang dijadikan habitat oleh kawanan primata tersebut. Dilihat dari sisi ekologi, kawasan Curug Sawer sangat memungkinkan terdapatnya Lepidotera dan berpotensi untuk dijadikan tempat observasi keilmuan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman dan kelimpahan Lepidoptera di Objek Wisata Curug Sawer sebagai upaya dalam menambah pengetahuan tentang kekayaan alam di Indonesia pada umumnya dan menambah khasanah keilmuan yang sudah ada.

Salah satu upaya untuk melestarikan kupu-kupu agar tidak terjadi kepunahan adalah konservasi. Konservasi merupakan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) hayati serta ekosistem yang berdasarkan pada pelestarian dan pemanfaatannya secara serasi dan seimbang. Konservasi dilakukan


(14)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

dengan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pemeliharaan keragaman spesies tumbuhan, satwa beserta ekosistemnya, hingga proses pemanfaatan yang dilakukan secara benar. Suatu perlindungan sistem penyangga dilakukan dengan menetapkan wilayah yang dilindungi dimana pada wilayah yang dilindungi pemanfaatannya harus memenuhi ketetapan yang diatur oleh instansi terkait. Pemeliharaan keragaman spesies tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dilakukan dengan menjaga keanekaragaman jenis melipti unsur-unsur biotik dan abiotik yang saling mempengaruhi (Widada, 2004: 4).

Penelitian mengenai keanekaragaman dan kelimpahan Lepidoptera di Objek Wisata Curug Sawer adalah bentuk upaya dalam menambah pengetahuan tentang kekayaan alam di Indonesia pada umumnya dan menambah khasanah keilmuan yang sudah ada. Hasil penelitian akan memberikan data terukur yang sangat diperlukan dalam penetapan perlunya suatu daerah menjadi area konservasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu ”Bagaimana Keanekaragaman dan Kelimpahan Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat?”

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana keragaman Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat?

2. Bagaimana kelimpahan Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat?

3. Bagaimana pengaruh keadaan faktor abiotik lingkungan terhadap keanekaragaman dan kelimpahan Lepidoptera terutama pada keberadaan tanaman inang?

4. Bagaimana keanekaragaman dan kelimpahan Lepidoptera dalam fase larva dan pupa?


(15)

Eriska Novianti Aisyah, 2013 D. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian menjadi lebih terarah dan tidak terlalu meluas, maka dibuatlah beberapa batasan masalah, antara lain:

1. Penelitian dilakukan di Curug Sawer dengan pembagian zona berdasarkan rona lingkungan yang berbeda.

2. Data penunjang berupa faktor fisik dan lingkungan yang diukur meliputi intensitas cahaya, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, ketinggian dan Lepidoptera dalam fase larva dan pupa.

3. Lepidoptera yang dijadikan sampling adalah Lepidoptera diurnal E. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan informasi mengenai karagaman dan kelimpahan Ordo Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat sebagai data awal untuk perumusan konservasi Lepidoptera. Untuk mengetahui daya dukung lingkungan terutama tanaman inang Lepidoptera di Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat sebagai habitatnya.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada yang berkepentingan tentang keadaan lingkungan hidup Lepidoptera, serta mengetahui karagaman dan kelimpahan Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat. Sebagai data awal dalam konservasi Lepidoptera sehingga penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.


(16)

16 Eriska Novianti Aisyah, 2013

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, karena dalam penelitian ini, Lepidoptera yang menjadi variabel tidak diberi perlakuan khusus (Nazir, 1988: 69). Dalam penelitian ini dibuat suatu deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis dan faktual mengenai sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

B. Desain Penelitian

Pencuplikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode cruising untuk setiap zona pengamatan. Penentuan titik zona pengamatan ditentukan berdasarkan perubahan rona lingkungan, sedangkan belt transect ditentukan berdasarkan gradasi perubahan vegetasi (tumbuhan) maka, setiap belt mempunyai ukuran panjang dan lebar yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan kondisi tempat. Pada setiap zona dibuat 3 belt. Untuk pengambilan cuplikan, dilakukan sebanyak 1 kali dalam 1 zona dan pengulangan dilakukan perhari.

Zona 1 yang berada pada daerah dekat aliran sungai mempunyai panjang belt 33 m dan lebar yang berbeda-beda. Lebar belt 1A 18 m berdasarkan perubahan gradasi tumbuhan herba sehingga untuk lebar belt 2B 16 m yang berdasarkan pada gradasi tumbuhan yang didominasi semak. Lebar belt 1C 21 m berdasarkan gradasi tumbuhan yang didominasi pepohonan. Zona 2 ditempatkan pada daerah landai dengan perubahan kemiringan lahan. Panjang belt 2A 34 m dengan lebar 20 m yang diukur berdasarkan perubahan vegetasi tanaman herba dan semak. Lebar belt 2B 16 m diukur berdasarkan perubahan vegetasi yang didominasi oleh tanaman semak Lantana camara. Lebar belt 2C 15 m berdasarkan perubahan dari vegetasi Lantana camara dan Musa sp. Zona 3 berada pada daerah landai yang sering dijadikan tempat perkemahan mempunyai panjang 50 m. Lebar belt 3A 20 m dihitung dari terhamparnya berbagai tanaman yang didominasi oleh herba terutama Axonopus compressus dan


(17)

17 Eriska Novianti Aisyah, 2013

pohon Pinus merkusii.

U

Gambar 3.1 Ilustrasi Lokasi dan Penempatan Belt (Sumber: Dokumen Pribadi, 2012)

Keterangan : Zona 1 = Zona 2 = Zona 3 = Garis belt = Aliran sungai = Gerbang

masuk 2A 2B 2C

1C 1B 1A 3A

3B 3C


(18)

18 Eriska Novianti Aisyah, 2013

Gambar 3.2 Ilustrasi Letak Desa Cililin (Sumber: www.google-earth.com)

Sampling dilakukan dari pukul 09.00-12.00 WIB selama periode cuaca yang baik (tidak terjadi hujan dan angin kencang) metode ini cocok digunakan untuk sampling kupu-kupu dalam berbagai habitat (Walpole dan Sheldon 1999: 3; Koh dan Sodhi 2004: 4). Setiap belt transect secara perlahan pencuplikan dilalui dengan kecepatan yang sama selama 30 menit. Sampling dilakukan selama 2 bulan (April – Juni 2012).

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Lepidoptera yang terdapat di Objek Wisata Curug Sawer Cililin Bandung Barat, sedangkan untuk sampel yang diamati adalah Lepidoptera dalam fase larva, pupa, dan dewasa yang tercuplik dalam zona dan belt yang telah ditentukan.

D. Waktu dan Lokasi penelitian

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April hingga Juni 2012 yang bertempat di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat. E. Alat dan bahan

Dalam penelitian ini menggunakan alat dan bahan seperti yang tertera pada tabel berikut:


(19)

19 Eriska Novianti Aisyah, 2013

No Nama alat Fungsi

1. Kertas amplop Wadah untuk menyimpan sampel 2. Kertas label Untuk penanda sampel

3. Plastik Untuk menyimpan larva (ulat) 4. Inseknet Untuk penangkap sampel

5. Kamera Sebagai alat dokumentasi sampel 6. Pinset Untuk menyortir sampel

7. Anemometer Untuk menghitung kecepatan angin 8. Luxmeter Untuk mengukur intensitas cahaya 9. Termometer Untuk mengukur suhu

10. Hygrometer Untuk mengukur kelembaban

11. Roll meter Untuk mengukur luas area yang akan dijadikan tempat penelitian

12. Rafia Untuk membuat batas belt

13. Jam tangan Untuk mengukur waktu sampling dan ditemukannya sampel

14. Tabel Identifikasi Sebagai acuan dalam identifikasi

F. Prosedur kerja 1. Tahap Pra Penelitian

Studi literatur mengenai Lepidoptera dan Studi lapangan (survey) untuk menentukan titik sampling yang akan dilakukan.

2. Tahap Penelitian

Penempatan titik pencuplikan dilakukan berdasarkan perbedaan gradasi lingkungan. Berikut ini adalah tahapan penelitiannya:

a. Mengukur panjang dan luas dari belt transect setiap zona pencuplikan. b. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. c. Melakukan hand sorting di setiap zona.

d. Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 09.00-12.00 WIB dengan pengulangan sebanyak lima kali.


(20)

20 Eriska Novianti Aisyah, 2013

setiap pengamatan.

f. Menghitung jumlah individu Lepidoptera dewasa yang tertangkap inseknet berdasarkan zona, dan jumlah individu larva dan pupa berdasarkan transect belt. Kemudian memasukkan sampel ke dalam plastik dan memberi label yang berisi nama spesies, belt/zona, dan pengulangan. g. Mengidentifikasi hewan sampel yang ditemukan dengan tabel identifikasi

sesuai dengan literatur buku seperti Borror, et al., (1954), Morrell (1960), Peggie (2006) dan literatur lain yang relevan di Laboratorium Ekologi FPMIPA UPI.

G. Teknik pengolahan data

1. Identifikasi dan Determinasi Serangga

Semua Lepidotera yang diambil diidentifikasi dan dideterminasi menggunakan literatur, seperti Borror et al., (1954), Morrell (1960), Peggie (2006) dan literatur lain yang relevan di Laboratorium Ekologi FPMIPA UPI. 2. Perhitungan Keanekaragaman dan Kelimpahan Lepidoptera

a. Keragaman

Perhitungan indeks keanekaragaman dilakukan dengan menggunakan rumus Shannon-Wiener (Magurran, 1988 dalam Al-Fauzy, 2011: 27)

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keanekaragaman Shannon-Wiener dapat dilihat sebagai berikut;


(21)

21 Eriska Novianti Aisyah, 2013

H’ = 1-3 keanekaragaman tergolong sedang, stabilitas komunitas sedang. H’ > 3 keanekaragaman tergolong tinggi, stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima

(stabil) b. Kelimpahan

Untuk melihat kelimpahan pada data yang telah diperoleh, maka digunakan rumus kelimpahan (Heryanto et al.,1986 dalam Dharmawan et al., 2005) sebagai berikut:


(22)

22 Eriska Novianti Aisyah, 2013

Gambar 3.3 Alur Penelitian (Sumber: Dokumen Pribadi, 2012)

Studi literatur dan proposal

Penelitian Seminar proposal

Pengamatan rona lingkungan dan penentuan lokasi

Pra-penelitian

Penyusunan karya tulis (skripsi) Analisis data

Sampling I

Penempatan belt transect Penentuan titik

Sampling II

Sampling III

Pengukuran faktor lingkungan (klimatik)


(23)

53 Eriska Novianti Aisyah, 2013

A.Simpulan

Penelitian tentang keanekaragaman dan kelimpahan Lepidoptera di Objek Wisata Hutan Lindung Curug Sawer Cililin Bandung Barat telah menghasilkan temuan 42 spesies dari 6 familia. Dari 5 kali pengulangan pengambilan sampel didapatkan Lepidoptera sebanyak 702 individu untuk semua zona pengamatan, 20 individu larva dari 3 familia, dan 14 individu pupa dari 4 familia.

Keadaan abiotik di Curug Sawer sangat mendukung untuk dijadikan sebagai habitat dari Lepidoptera karena keadaan suhu udara yang tidak terlalu tinggi, kelembaban yang cukup, dan kecepatan angin yang tenang menjadikan tempat ini sebagai habitat yang baik untuk keberlangsungan hidupnya. Selain itu, keadaan vegetasi berupa pohon, tanaman berbunga, rumput dan semak serta lokasinya yang berdekatan dengan sumber air mampu menyediakan sumber pakan yang beragam.

Klasifikasi tumbuhan inang yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan bahwa banyak ditemukan tumbuhan yang mampu untuk dijadikan inang bagi Lepidoptera terutama untuk familia Nymphalidae. Hal ini dikarenakan pada beberapa tanaman yang berada pada zona pengamatan banyak ditemukan pupa dan larva dari Nymphalidae. Salah satu spesies dari familia Nymphalidae menjadi spesies paling banyak tercuplik ialah Hypolimnas bolina (66 individu), sedangkan Acraea violae dan Junonia orithya merupakan spesies paling sedikit (4 individu). Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman Lepidoptera di Curug Sawer termasuk dalam kategori sedang (H’ = 1,527874667) tetapi untuk kelimpahan termasuk dalam kategori rendah (Pi = 0,333808).


(24)

54 Eriska Novianti Aisyah, 2013

penelitian selanjutnya ialah:

1. Pencuplikan dilakukan tidak hanya pada waktu siang hari, tetapi pada sore juga dilakukan. Sebab terdapat beberapa jenis Lepidoptera yang aktif pada sore hari sehingga ini juga dapat teramati dan terdata. 2. Melakukan analisis vegetasi tidak hanya pada tempat pencuplikan

saja, tetapi juga di sekitar area pencuplikan. Agar dapat diketahui tanaman inang yang berada di luar zona pencuplikan, sehingga dapat diketahui jumlah tanaman inang pada suatu kawasan.

3. Pencuplikan larva dan pupa dilakukan tidak dalam waktu yang bersamaan dengan pencuplikan imago. Sepaya pengamatan larva dan pupa dapat lebih teliti diamati.

4. Penelitian tidak hanya dilakukan untuk jenis Lepidoptera diurnal, tetapi juga jenis nokturnal. Supaya jenis-jenis Lepidoptera disuatu kawasan akan lebih terdata.

5. Pada wilayah observasi tidak pernah dilakukan penelitian apapun sehingga menjadi kesulitan tersendiri dalam mencari data awal, maka diperlukan referensi yang banyak dan sesuai. Agar lebih mudah untuk perbandingan dengan data hasil yang diperoleh.


(25)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Al-Fauzy, F. M. (2011). Distribusi, Kelimpahan dan Keanekaragaman Serangga di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Amir, M., Noerdjito, A. (1992). Kekayaan Kupu-Kupu di Cagar Alam Bantiurung Selawesi Selatan dan Sekiarnya. [Online], 1 (1) 10 halaman. Tersedia: elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/.../1598/1599.pdf [18 November 2012].

Andrianti Tristia. (2011). Siklus Hidup dan Dinamika Populasi Stadia Pradewasa Kupu-Kupu Acraea Violae Fabricius (Lepidoptera: Nymphalidae). [Online], 1 (1), 34 halaman. Tersedia: http://bcf.or.id/UserFiles/files/UNAND_tristia.pdf [20 November 2012]. Athuri. J.N, Ramana. S.P.V, Reddi. C.S. (2004). Ecobiology of The Tropical Pieried

Butterfly Catopsilia pyranthe. [Online], Vol 86 (3), 5 halaman. Tersedia:http://www.iisc.ernet.in/currsci/feb102004/457.pdf [15 Februari 2012].

Bakowski M, Boron M. (2005). Flower Visition Patterns Of Some Species Of Lycaenidae(Lepidopera) Biol lett 42:13-19. Dalam: Malmgren Louise. (2011). Response to olfactory stimuli in gregarious Pieris brassicae

Caterpillars. [Online]. Tersdia:

http://stud.epsilon.slu.se/2741/1/malmgren_l_110603.pdf [20 September 2012].

Borror, J, Donald and Delong, M, Dwight. (1954). An Introduction to the Study of Insects. United States of America : The OhioState University.

Braby M.F. (2000). Butterflies of Australia. Their Identification, Biology and Distribution, Canberra: CSIRO Entomology [Online], Vol 8 (10), 17 halaman. Tersedia: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1046/j.1365-2486.2002.0049.x/full [20 Maret 2012].

Busnia. M. (2006). Entomology.Padang: Andalas University Press.

Caldas, A. & R.K. Robbins. (2003). Modified Pollard transects for assessing tropical butterfly abundance and diversity. Biological Conservation 110: 211–219.

Cleary. D.F.R, Genner. M.J. (2004). Changes in Rain Forest Butterfly Diversity Following Major ENSO-induced Fires in Borneo. Glob Ecol Biogeogr [Online], Vol 44 (13), 12 halaman. Tersedia:


(26)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

http://www.oeb.harvard.edu/faculty/pierce/publications/pdfs/2011_Basse t_et_al.pdf [13 Maret 2012].

Corbert. S.A, Pendlebury. H.M. (1992). The Butterflies of The Malay Peninsula. Fourth Edition. Kuala Lumpur: Malaysian Nature Society. Tersedia: http://www.uwyo.edu/jgoheen/conbio/koh%20and%20sodhi.pdf

[20bFebruari 2012].

Corbert. S.A. (2003). Nectar Sugar Content: Estimating Standing Crop and Secretion rate In The Field. Dalam Departement of Zoology Downing Street Cambridge [Online], Vol 34 (1), 10 halaman. Tersedia: http://www.apidologie.org/articles/apido/pdf/2003/01/01.pdf [21 Februari 2012].

Cowley MJR, Thomas CD, Roy DB, Wilson RJ, León-Cortés JL, Gutierrez D, Bulman CR, Quinn RM, Moss D, Gaston KJ. (2001). Density-distribution relationships in British butterflies. I. The effect of mobility and spatial scale. Journal of Animal Ecology [Online], Vol 70 (3), 14 halaman. Tersedia: http://www.jstor.org/full_text/10.2307/H-410-425.pdf [14 Januari 2012].

Dharmawan, A. (2005). Ekologi Hewan. Malang:IKIP.

Efendi Ali Muhammad. (2009). Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera: Ditrysia) di

Kawasan ”Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak

Jawa Barat. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. [Online], Vol 1 (1), 87 halaman. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/4801/2009mae.pd f?sequence=4 [18 November 2012].

Erhardt, A. (1985). Diurnal Lepidoptera: Sensitive Indicators of Cultivated and Abandoned Grassland. J Appl. Ecol 22:849–861.

Feltwell, J. (1986). The Natural History of Butterflies. Groom Helem Ltd., Provident House, Bureel Row, Beckenham Kent BR3 1AT, 133pp. Dalam: Nimbalkar R.K.,. Chandekar S.K , Khunte. S.P. (2011). Butterfly diversity in relation to nectar food plants from Bhor Tahsil, Pune District, Maharashtra, India. [Online]. Tersdia: http://threatenedtaxa.org/ZooPrintJournal/2011/March/o261226iii111601 -1609.pdf [20 September 2012].

Feltwell, J. 1982. Large White Butterfly: the biology, biochemistry and physiology of Pieris brassicae (Linnaeus). Dalam: Malmgren L. (2011). Response To Olfactory Stimuli in Gregarious Pieris Brassicae Caterpillars. [Online]. Tersdia: http://stud.epsilon.slu.se/2741/1/malmgren_l_110603.pdf [20 September 2012].


(27)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

Hadi. M., U. Tarwotjo, R. Rahardian. (2009). Biologi Insekta: Etomologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Heppner, J. (1998). Revised family list for Lepidoptera. Dalam Diversity And Distribution Of Butterflies From Kashmir Himalayas. [Online], Vol 21 (1), 11 Halaman. Tersedia: http://connectjournals.com/file_full_text/1192501H_45-55.pdf [20 Februari 2012].

Iragashi, Fukuda. (1991). The Life Histories of Asian butterflies. [Online], 9 (1), 14 Halaman. Tersedia: http://www.troplep.org/TLR/9-1/pdf004.pdf [20 November 2012].

Kahono S, Amir M. (2003). Ekosistem dan Khasanah Serangga Taman Nasional Gunung Halimun. Di dalam: Amir M & Kahono S. (ed.), Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Biodiversity.

Kerr J,T. (2001). Butterfly Species Richness in Canada: Energy, Heteroneity, and The Potential Consequences Of Climate Change. [Online], Vol 5(1), 14 halaman. Tersedia: http://personal.mendoza-conicet.gov.ar/mtognelli/tognelliandkelt04-ecography.pdf [20 November 2012].

Khan Z.H., Rifat H. Raina, Mudasir A., Dar V.V. Ramamurthy. (2011). Diversity And Distribution Of Butterflies From Kashmir Himalayas. [Online], Vol 21 (1), 11 Halaman. Tersedia: http://connectjournals.com/file_full_text/1192501H_45-55.pdf [20 Februari 2012].

Khunte, K. (2000). Butterflies of Peninsular India.University Press, Hydrabad, India, 254pp. Dalam : Nimbalkar R.K.,. Chandekar S.K , Khunte. S.P. (2011). Butterfly diversity in relation to nectar food plants from Bhor Tahsil, Pune District, Maharashtra, India. [Online]. Tersdia: http://threatenedtaxa.org/ZooPrintJournal/2011/March/o261226iii111601 -1609.pdf [20 September 2012].

Khunte, K. (2001). Butterfly diversity of Pune City along the human impact gradient. Journal of Ecological Society 13– 14: 40–45. Dalam: Malmgren L. (2011). Response To Olfactory Stimuli in Gregarious Pieris Brassicae Caterpillars. [Online]. Tersdia: http://stud.epsilon.slu.se/2741/1/malmgren_l_110603.pdf [20 September 2012].

Knuttel. H, Fiedler. K. (2001). Host-Plant-Derived in Ultraviolet Wing Pattern Influences Mate Selection By Made Butterflies. [Online]. Tersedia: http://jeb.biologists.org/content/204/14/2447.full.pdf+html [20 Februari 2012].


(28)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

Koh, L.P., Sodhi, N.S. & Brook, B.W. (2004). Ecological correlates of extinction proneness in tropical butterflies. Conservation Biology. [Online], Vol 2 (4), 8 halaman. Tersedia: http://www.environmental-expert.com/Files%5C8392%5Carticles%5C9947%5CEcologicalCorrelat esofExtinctionProneness.pdf [20 Februari 2012].

Kremen, C. (1992). Assessing the indicator properties of species assemblages for natural areas monitoring. Dalam Ecological Applications [Online], Vol 2 (2), 16 halaman. Tersedia: http://www.ecology.ethz.ch/education/Assessment_Files/Kremen_1992_ butterflies_indic_biodiv.pdf [21 Februari 2012].

Kristensen, N.P. (2003). Skeleton and Muscles: Adults. Dalam Lepidoptera phylogeny and systematics: the state of inventorying moth and butterfly diversity. [Online], Vol 1 (1), 12 halaman. Tersedia: www.mapress.com/zootaxa/ [27 Februari 2012].

Kristensen, Niels P. Malcolm J. Scoble2 & Ole Karsholt. (2007). Lepidoptera phylogeny and systematics: the state of inventorying moth and butterfly diversity. [Online], Vol 1 (1), 12 halaman. Tersedia: www.mapress.com/zootaxa/ [27 Februari 2012].

Kusniadi, Tedi. (2011). “Profil Desa Cililin: Kajian Lingkungan Daerah”. Makalah

pada Laporan Daerah, Bandung Barat.

Larsen, T. (2005). Butterflies of West Africa. Apollo Books. Dalam James M. LawrenceA short note on the Striped Policeman Butterfly, Coeliades forestan (Lepidoptera: Hesperiidae) in Seychelles [Online], Vol 18, 4 Halaman. tersedia: http://islandbiodiversity.com/Phelsuma%2018-6.pdf [20 November 2012].

Magurran, A. E. (1988). Ecological Diversity and Its Measurement. USA:Princeton University Press.

Masahiko. K., Mitsuko .Y, Takato Kobayash. (2007). Relationship of butterfly diversity with nectar plant species richness in and around the Aokigahara primary woodland of Mount Fuji, central Japan. [Online]. Tersedia: http://www.springerlink.com/content/m695842r6171r616/ [22 Februari 2012].

Morrell. (1960). Malayan Nature Hanbook: Common Malayan Butterflies. Longman: Kuala Lumpur.

Murphy DD, Freas, KK, Weiss SB. (1990). An Environment-Metapopulation Approach To Opulation Viability Analysis For Threatned Invetebrate. [Online], Vol 4 (2), 11 halaman. Tersedia:


(29)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

http://upetd.up.ac.za/thesis/available/etd-08132010-161503/unrestricted/dissertation.pdf [19 Februari 2012]. Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Nengah, I. (2000). Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera) di Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. [Online], Vol 1 (2), 13 halaman. Tersedia: http://iirc.ipb.ac.id/ jspui/bitstream123456789/19926/1/A00ins_ abstract .pdf [20 November 2012].

Odum, E. P. (1971). Fundamentals of Ecology. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Ômura H, Honda K, Hayashi N. (2000). Identification of feeding attractants in oak sap for adults of two nymphalid butterflies, Kaniska canace and Vanessa indica. Physiological Entomology 25: 281–287.

Peggie D., Amir M. (2006). Practical Guide To The Butterflies of Botanic Garden Panduan Praktis Kupu-Kupu di Kebun Raya Bogor. Bidang Zoologi LIPI Cibinong dan Nagao Natural Environment Foundation. Tokyo. Pieris brassicae (Linneaus). Dr. W. Junk Publishers, The Hague.ISBN:90-6193-128-2.

Pierre (1992). Internationship Between Insect and Plant. Florida : Ccr Press. Dalam: Malmgren L. (2011). Response To Olfactory Stimuli in Gregarious Pieris Brassicae Caterpillars. [Online]. Tersdia: http://stud.epsilon.slu.se/2741/1/malmgren_l_110603.pdf [20 September 2012].

Rahayu. Basukriadi. (2012). Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu (Lepidoptera; Rhopalocera) Pada Berbagai Tipe Habitat di Hutan Kota Muhammad Sabki Kota Jambi. Program Studi Biologi Program Pascasarjana Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok. [Online], Vol 5 (2), 9 halaman. Tersedia: http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/biospecies/article/view/645 [18 November 2012].

Rahayuningsih., Oqtaiana., dan Priyono. (2012). Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Superfamili Papilionoidae di Dukuh Banyuwindu Desa Limbangan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. [Online]. Vol 35 (1), 10 halaman. Tersedia: Http://Journal.Unnes.Ac.Id/Nju/Index.Php/Jm [18 November 2012].

Roy V. Rea and B. Staffan Lindgren.(2009). Beaver Labor Serves Up Spring Sweets For Butterflies Natural Resources And Environmental. Studies Institute, University of Northern British Columbia, 3333 University Way, Prince George, British Columbia, Canada, V2N 4Z9. [Online]. Tersdia:


(30)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

http://www.wildlifebc.org/UserFiles/File/6.2ReaLindgren.pdf [20 September 2012].

Ruslan. (2007). Keragaman Kupu-Kupu Di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. [Online], Vol 1 (1), 12 halaman. Tersedia: http://www.unas.ac.id/detail_publikasi_jurnal/261 [15 Januari 2012]. Rutowski Ronald, (1992). Male Mate-Loca Ting Behavior in The Common Eggfly,

Hypolimnas Bolina (Nymphalidae). Department of Zoology, Arizona State University, Tempe, Arizona. [Online], 46 ( 1), 14 halaman. Tersedia: http://images.peabody.yale.edu/lepsoc/jls/1990s/1992/1992-46(1)24-Rutowski.pdf [18 November 2012].

Saastamoinen. M, Hanski. I. (2008). Genotypic and Environmental Effect on Flight Activity and Ovipositor in The Glanville Fritillary Butterfly. Dalam The American Naturalist [Online], Vol 171 (6), 12 halaman. Tersedia: http://www.helsinki.fi/~ihanski/Articles/AmNat%202008%20Saastamoi nen%20&%20Hanski.pdf [23 Februari 2012].

Schoonhoven, L.M, Jermy, Van Loon T. (1998). Insect–Plant Biology. From Physiology to Evolution. Chapman & Hall, London. Dalam: Diana M. Percy, Roderic D., Cronk. (2004). Plant–Insect Interactions: Double-Dating Associated Insect and Plant Lineages Reveals Asynchronous

Radiations.S. [Online]. Tersdia:

http://www.tropecol.com/pdf/open/PDF_42_2/42213.pdf [20 September 2012].

Sei-Wong. C. (2003). The Relationship Between Local Distribution and Abundance of Butterflies and Weather Factor (Kor J Ecol 26: 199-202). [Online]. Tersedia: http://210.101.116.28/W_ftp42/0n100880_pv.pdf [23 Februari 2012].

Smart. P. (1991). The Illustrated Encyclopedia of Butterfly World in Colour. Britanian Paul Smart Press.

Smetacek. P. (2000). The naming of Indian Butterflies. Dalam Entomology IPB [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/41556/Bab%20I_ 2004wid.pdf [15 Maret 2012].

Sparks et al. (2007). Increased migration of lepidoptera linked to climate change. [Online], 104 (7), 5 Halaman. Tersedia: http://www.eje.cz/pdfarticles/1207/eje_104_1_139_Sparks.pdf [20 November 2012].

Sreekumar, P.G. & M. Balakrishnan. (2001). Habitat and altitude preferences of butterflies in Aralam Wildlife Sanctuary, Kerala. Dalam Tropical


(31)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

Ecology [Online], 42(2), 5 halaman. Tersedia: http://www.tropecol.com/pdf/open/PDF_42_2/42213.pdf [22 Februari 2012].

Stavenga. D.G, Stowe. S, Siebke. K, Zeil. K, Arikawa. K. (2004). Butterfly Wing Colours: Scale Beads Make White Pieried Wings Brighter. [Online]. Tersedia:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1691762/pdf/15306303.p df [20 Februari 2012].

Stefanescu. C, Peneulas. J, Filella. T. (2003). Effect of Climatic Change on The Phenology of Butterflies In The Northwest Mediteranian Basin. Glob Chang Biol 9: 1494-1584.

Suhara. (2009). Ngengat dan Lepidoptera. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19651227 1991031-SUHARA/Ngengat_dan_Kupu-kupu_ppt_Entomologi.pdf [11 Maret 2012].

Sukardi. H. (2007). Kupu-Kupu di Unila. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Tarumingkeng, Rudy C. (1994). Serangga dan Lingkungan. [Online]. Tersedia:

http://rudyct.com/SERANGGA_LINGK.htm [25 Februari 2012].

Tiple. Ashish D., Arun M. Khurad. (2009). Butterfly Species Diversity, Habitats and Seasonal Distribution in and Around Nagpur City, Central India. [Online], Vol 4 (3), 10 halaman. Tersedia: http://www.idosi.org/wjz/wjz4(3).htm [22 Februari 2012].

Triplehorn, C. A. and Johnson, N. F. (2005). Borror and DeLong’s Introduction to the Study of Insects (7th Ed). Dalam Biodivers Conserv [Online], Vol 17 (27), 23 halaman. Tersedia: http://www.springerlink.com/content/m695842r6171r616/ [22 Februari 2012].

Uniyal VP, Mathur PK. (1998). Diversity of butterflies in The Great Himalayan National Park, Wester Himalaya Indian. [online], Vol 21 (2), 5 halaman. Tersedia: http://vpuniyal.com/images/diversity_of_butterfly_ghnp.pdf [18 November 2012].

Vertesy. Z, Kertesz. K, Vigneon. J.P, Lousse. V, Biro. L.P. (2006). Wings Scale Microstructures and Nano Structure in Butterflies-Natural Photonic Crystal. Dalam Journal of Microscopy [Online], Vol 224 (1), 3 halaman. Tersedia: http://perso.fundp.ac.be/~jpvigner/press/BioPhotonics/jm.pdf [20 Februari 2012].


(32)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

Walpole, M.J., I.R. Sheldon. (1999). Sampling butterflies in tropical rainforest: an evaluation of a transect walk method. Biological Conservation 87: 85– 91.

Widada. (2004). Nilai Manfaat Ekonomi dan Pemanfaatan Tanaman Nasional Gunung Halimun bagi Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/41556/Bab%20I_ 2004wid.pdf [13 Maret 2012].

Wijayanti R. 2009. Inventarisasi parasitoid pada larva dan pupa kupu-kupu serta tingkat parasitisasinya di lapang. Laporan Penelitian. Bogor: LPPM IPB Darmaga.

Wijayanti, R. (2009). Inventarisasi Parasitoid Pada Larva dan Pupa Kupu-Kupu Serta Tingkat Parasitisasinya di Lapang. Bogor: LPPM IPB Darmaga. Yudistira. (2002). Studi Populasi dan Habitat Kehicap Flores di Flores Barat

Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.


(1)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

Hadi. M., U. Tarwotjo, R. Rahardian. (2009). Biologi Insekta: Etomologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Heppner, J. (1998). Revised family list for Lepidoptera. Dalam Diversity And

Distribution Of Butterflies From Kashmir Himalayas. [Online], Vol 21

(1), 11 Halaman. Tersedia:

http://connectjournals.com/file_full_text/1192501H_45-55.pdf [20 Februari 2012].

Iragashi, Fukuda. (1991). The Life Histories of Asian butterflies. [Online], 9 (1), 14 Halaman. Tersedia: http://www.troplep.org/TLR/9-1/pdf004.pdf [20 November 2012].

Kahono S, Amir M. (2003). Ekosistem dan Khasanah Serangga Taman Nasional

Gunung Halimun. Di dalam: Amir M & Kahono S. (ed.), Serangga

Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Biodiversity.

Kerr J,T. (2001). Butterfly Species Richness in Canada: Energy, Heteroneity, and

The Potential Consequences Of Climate Change. [Online], Vol 5(1), 14

halaman. Tersedia:

http://personal.mendoza-conicet.gov.ar/mtognelli/tognelliandkelt04-ecography.pdf [20 November 2012].

Khan Z.H., Rifat H. Raina, Mudasir A., Dar V.V. Ramamurthy. (2011). Diversity

And Distribution Of Butterflies From Kashmir Himalayas. [Online], Vol

21 (1), 11 Halaman. Tersedia:

http://connectjournals.com/file_full_text/1192501H_45-55.pdf [20 Februari 2012].

Khunte, K. (2000). Butterflies of Peninsular India.University Press, Hydrabad, India, 254pp. Dalam : Nimbalkar R.K.,. Chandekar S.K , Khunte. S.P. (2011). Butterfly diversity in relation to nectar food plants from Bhor Tahsil,

Pune District, Maharashtra, India. [Online]. Tersdia:

http://threatenedtaxa.org/ZooPrintJournal/2011/March/o261226iii111601 -1609.pdf [20 September 2012].

Khunte, K. (2001). Butterfly diversity of Pune City along the human impact gradient. Journal of Ecological Society 13– 14: 40–45. Dalam: Malmgren L. (2011). Response To Olfactory Stimuli in Gregarious

Pieris Brassicae Caterpillars. [Online]. Tersdia:

http://stud.epsilon.slu.se/2741/1/malmgren_l_110603.pdf [20 September 2012].

Knuttel. H, Fiedler. K. (2001). Host-Plant-Derived in Ultraviolet Wing Pattern Influences Mate Selection By Made Butterflies. [Online]. Tersedia: http://jeb.biologists.org/content/204/14/2447.full.pdf+html [20 Februari 2012].


(2)

Koh, L.P., Sodhi, N.S. & Brook, B.W. (2004). Ecological correlates of extinction

proneness in tropical butterflies. Conservation Biology. [Online], Vol 2

(4), 8 halaman. Tersedia: http://www.environmental-expert.com/Files%5C8392%5Carticles%5C9947%5CEcologicalCorrelat esofExtinctionProneness.pdf [20 Februari 2012].

Kremen, C. (1992). Assessing the indicator properties of species assemblages for

natural areas monitoring. Dalam Ecological Applications [Online], Vol

2 (2), 16 halaman. Tersedia:

http://www.ecology.ethz.ch/education/Assessment_Files/Kremen_1992_ butterflies_indic_biodiv.pdf [21 Februari 2012].

Kristensen, N.P. (2003). Skeleton and Muscles: Adults. Dalam Lepidoptera phylogeny and systematics: the state of inventorying moth and butterfly

diversity. [Online], Vol 1 (1), 12 halaman. Tersedia:

www.mapress.com/zootaxa/ [27 Februari 2012].

Kristensen, Niels P. Malcolm J. Scoble2 & Ole Karsholt. (2007). Lepidoptera phylogeny and systematics: the state of inventorying moth and butterfly

diversity. [Online], Vol 1 (1), 12 halaman. Tersedia:

www.mapress.com/zootaxa/ [27 Februari 2012].

Kusniadi, Tedi. (2011). “Profil Desa Cililin: Kajian Lingkungan Daerah”. Makalah pada Laporan Daerah, Bandung Barat.

Larsen, T. (2005). Butterflies of West Africa. Apollo Books. Dalam James M. LawrenceA short note on the Striped Policeman Butterfly, Coeliades forestan (Lepidoptera: Hesperiidae) in Seychelles [Online], Vol 18, 4 Halaman. tersedia: http://islandbiodiversity.com/Phelsuma%2018-6.pdf [20 November 2012].

Magurran, A. E. (1988). Ecological Diversity and Its Measurement. USA:Princeton University Press.

Masahiko. K., Mitsuko .Y, Takato Kobayash. (2007). Relationship of butterfly diversity with nectar plant species richness in and around the

Aokigahara primary woodland of Mount Fuji, central Japan. [Online].

Tersedia: http://www.springerlink.com/content/m695842r6171r616/ [22 Februari 2012].

Morrell. (1960). Malayan Nature Hanbook: Common Malayan Butterflies. Longman: Kuala Lumpur.

Murphy DD, Freas, KK, Weiss SB. (1990). An Environment-Metapopulation

Approach To Opulation Viability Analysis For Threatned Invetebrate.


(3)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

http://upetd.up.ac.za/thesis/available/etd-08132010-161503/unrestricted/dissertation.pdf [19 Februari 2012]. Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Nengah, I. (2000). Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera) di Taman Nasional

Gunung Halimun Jawa Barat. [Online], Vol 1 (2), 13 halaman. Tersedia:

http://iirc.ipb.ac.id/ jspui/bitstream123456789/19926/1/A00ins_ abstract .pdf [20 November 2012].

Odum, E. P. (1971). Fundamentals of Ecology. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Ômura H, Honda K, Hayashi N. (2000). Identification of feeding attractants in oak sap for adults of two nymphalid butterflies, Kaniska canace and Vanessa

indica. Physiological Entomology 25: 281–287.

Peggie D., Amir M. (2006). Practical Guide To The Butterflies of Botanic Garden –

Panduan Praktis Kupu-Kupu di Kebun Raya Bogor. Bidang Zoologi

LIPI Cibinong dan Nagao Natural Environment Foundation. Tokyo. Pieris brassicae (Linneaus). Dr. W. Junk Publishers, The Hague.ISBN:90-6193-128-2.

Pierre (1992). Internationship Between Insect and Plant. Florida : Ccr Press. Dalam: Malmgren L. (2011). Response To Olfactory Stimuli in

Gregarious Pieris Brassicae Caterpillars. [Online]. Tersdia:

http://stud.epsilon.slu.se/2741/1/malmgren_l_110603.pdf [20 September 2012].

Rahayu. Basukriadi. (2012). Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu (Lepidoptera; Rhopalocera) Pada Berbagai Tipe Habitat di Hutan Kota

Muhammad Sabki Kota Jambi. Program Studi Biologi Program

Pascasarjana Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok. [Online],

Vol 5 (2), 9 halaman. Tersedia:

http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/biospecies/article/view/645 [18 November 2012].

Rahayuningsih., Oqtaiana., dan Priyono. (2012). Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Superfamili Papilionoidae di Dukuh Banyuwindu Desa Limbangan

Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. [Online]. Vol 35 (1), 10

halaman. Tersedia: Http://Journal.Unnes.Ac.Id/Nju/Index.Php/Jm [18 November 2012].

Roy V. Rea and B. Staffan Lindgren.(2009). Beaver Labor Serves Up Spring Sweets

For Butterflies Natural Resources And Environmental. Studies Institute,

University of Northern British Columbia, 3333 University Way, Prince George, British Columbia, Canada, V2N 4Z9. [Online]. Tersdia:


(4)

http://www.wildlifebc.org/UserFiles/File/6.2ReaLindgren.pdf [20 September 2012].

Ruslan. (2007). Keragaman Kupu-Kupu Di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

Selatan. [Online], Vol 1 (1), 12 halaman. Tersedia:

http://www.unas.ac.id/detail_publikasi_jurnal/261 [15 Januari 2012]. Rutowski Ronald, (1992). Male Mate-Loca Ting Behavior in The Common Eggfly,

Hypolimnas Bolina (Nymphalidae). Department of Zoology, Arizona

State University, Tempe, Arizona. [Online], 46 ( 1), 14 halaman. Tersedia: http://images.peabody.yale.edu/lepsoc/jls/1990s/1992/1992-46(1)24-Rutowski.pdf [18 November 2012].

Saastamoinen. M, Hanski. I. (2008). Genotypic and Environmental Effect on Flight Activity and Ovipositor in The Glanville Fritillary Butterfly. Dalam The

American Naturalist [Online], Vol 171 (6), 12 halaman. Tersedia:

http://www.helsinki.fi/~ihanski/Articles/AmNat%202008%20Saastamoi nen%20&%20Hanski.pdf [23 Februari 2012].

Schoonhoven, L.M, Jermy, Van Loon T. (1998). Insect–Plant Biology. From

Physiology to Evolution. Chapman & Hall, London. Dalam: Diana M.

Percy, Roderic D., Cronk. (2004). Plant–Insect Interactions: Double-Dating Associated Insect and Plant Lineages Reveals Asynchronous

Radiations.S. [Online]. Tersdia:

http://www.tropecol.com/pdf/open/PDF_42_2/42213.pdf [20 September 2012].

Sei-Wong. C. (2003). The Relationship Between Local Distribution and Abundance

of Butterflies and Weather Factor (Kor J Ecol 26: 199-202). [Online].

Tersedia: http://210.101.116.28/W_ftp42/0n100880_pv.pdf [23 Februari 2012].

Smart. P. (1991). The Illustrated Encyclopedia of Butterfly World in Colour. Britanian Paul Smart Press.

Smetacek. P. (2000). The naming of Indian Butterflies. Dalam Entomology IPB

[Online]. Tersedia:

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/41556/Bab%20I_ 2004wid.pdf [15 Maret 2012].

Sparks et al. (2007). Increased migration of lepidoptera linked to climate change.

[Online], 104 (7), 5 Halaman. Tersedia:

http://www.eje.cz/pdfarticles/1207/eje_104_1_139_Sparks.pdf [20 November 2012].

Sreekumar, P.G. & M. Balakrishnan. (2001). Habitat and altitude preferences of


(5)

Eriska Novianti Aisyah, 2013

Ecology [Online], 42(2), 5 halaman. Tersedia: http://www.tropecol.com/pdf/open/PDF_42_2/42213.pdf [22 Februari 2012].

Stavenga. D.G, Stowe. S, Siebke. K, Zeil. K, Arikawa. K. (2004). Butterfly Wing

Colours: Scale Beads Make White Pieried Wings Brighter. [Online].

Tersedia:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1691762/pdf/15306303.p df [20 Februari 2012].

Stefanescu. C, Peneulas. J, Filella. T. (2003). Effect of Climatic Change on The

Phenology of Butterflies In The Northwest Mediteranian Basin. Glob

Chang Biol 9: 1494-1584.

Suhara. (2009). Ngengat dan Lepidoptera. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19651227 1991031-SUHARA/Ngengat_dan_Kupu-kupu_ppt_Entomologi.pdf [11 Maret 2012].

Sukardi. H. (2007). Kupu-Kupu di Unila. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Tarumingkeng, Rudy C. (1994). Serangga dan Lingkungan. [Online]. Tersedia:

http://rudyct.com/SERANGGA_LINGK.htm [25 Februari 2012].

Tiple. Ashish D., Arun M. Khurad. (2009). Butterfly Species Diversity, Habitats and

Seasonal Distribution in and Around Nagpur City, Central India.

[Online], Vol 4 (3), 10 halaman. Tersedia: http://www.idosi.org/wjz/wjz4(3).htm [22 Februari 2012].

Triplehorn, C. A. and Johnson, N. F. (2005). Borror and DeLong’s Introduction to

the Study of Insects (7th Ed). Dalam Biodivers Conserv [Online], Vol 17

(27), 23 halaman. Tersedia:

http://www.springerlink.com/content/m695842r6171r616/ [22 Februari 2012].

Uniyal VP, Mathur PK. (1998). Diversity of butterflies in The Great Himalayan

National Park, Wester Himalaya Indian. [online], Vol 21 (2), 5 halaman.

Tersedia: http://vpuniyal.com/images/diversity_of_butterfly_ghnp.pdf [18 November 2012].

Vertesy. Z, Kertesz. K, Vigneon. J.P, Lousse. V, Biro. L.P. (2006). Wings Scale Microstructures and Nano Structure in Butterflies-Natural Photonic

Crystal. Dalam Journal of Microscopy [Online], Vol 224 (1), 3 halaman.

Tersedia: http://perso.fundp.ac.be/~jpvigner/press/BioPhotonics/jm.pdf [20 Februari 2012].


(6)

Walpole, M.J., I.R. Sheldon. (1999). Sampling butterflies in tropical rainforest: an

evaluation of a transect walk method. Biological Conservation 87: 85–

91.

Widada. (2004). Nilai Manfaat Ekonomi dan Pemanfaatan Tanaman Nasional

Gunung Halimun bagi Masyarakat. [Online]. Tersedia:

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/41556/Bab%20I_ 2004wid.pdf [13 Maret 2012].

Wijayanti R. 2009. Inventarisasi parasitoid pada larva dan pupa kupu-kupu serta tingkat parasitisasinya di lapang. Laporan Penelitian. Bogor: LPPM IPB Darmaga.

Wijayanti, R. (2009). Inventarisasi Parasitoid Pada Larva dan Pupa Kupu-Kupu

Serta Tingkat Parasitisasinya di Lapang. Bogor: LPPM IPB Darmaga.

Yudistira. (2002). Studi Populasi dan Habitat Kehicap Flores di Flores Barat

Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Skripsi. Bogor: Institut