PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK MELALUI METODE KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SITUS KERATON KADRIYAH :Studi Naturalistik pada Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat:.

(1)

PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK MELALUI METODE KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

SITUS KERATON KADRIYAH

(Studi Naturalistik pada Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas

Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Sejarah

Oleh

HANA MAULUDEA

1202237

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

==========================================================

PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK

MELALUI METODE KARYAWISATA DALAM

PEMBELAJARAN SEJARAH SITUS KERATON KADRIYAH

( Studi Naturalistik kesadaran seajrah peserta didik di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak )

Oleh Hana Mauludea

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Sejarah Sekolah

Pascasarjana

© Hana Mauludea 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.

Tesis ini tidak boleh di perbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd NIP : 196207181986012001

Pembimbing II

Prof. Dr. Helius Sjamsuddin, MA. NIP. 130188282

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Dr. Agus Mulyana, M.Hum. NIP. 196608081991031002


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK MELALUI METODE

KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SITUS

KERATON KADRIYAH ( Studi Naturalistik kesadaran sejarah peserta didik di

Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak )” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

Hana Mauludea NIM. 1202237


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan atas rahmat serta hidayahNya, sehingga pada saat ini penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sejarah Situs Keraton Kadriyah. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian tesis ini fokus masalahnya adalah dalam penumbuhan kesadaran sejarah peserta didik melalui metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak. Penelitian ini melihat bagaimana kesadaran sejarah pada peserta didik tumbuh dengan menggunakan metode karyawisata ke situs Keraton Kadriyah.

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaaat guna menambah khasanah pengetahuan dalam bidang Pendidikan Sejarah maupun ilmu sosial lainnya. Penelitian ini sangat terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga diharapkan dapat menjadi pijakan bagi peneliti selanjutnya dan tentunya kesempurnaan hanya milik Allah SWT, Tuhan semesta alam dan kealfaan hanyalah milik kita sebagai manusia biasa. Terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat.

Bandung, Agustus 2014 Penulis


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh

Dengan mengucap puji syukur yang mendalam kepada Allah SWT atas segala ridho, barakah dan rahmatNya sehingga penulis dikaruniai kekuatan, kesehatan dan kemampuan untuk menyelesaikan tesis ini. Alhamdulillah hanya Allah yang kuasa memudahkan urusan hambaNya.

Shalawat serta salam dihaturkan bagi Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Rasullah kekasih Allah yang kedatanganya diutus menjadi rahmat bagi alam semesta dan atas perjuangan beliau sehingga kita dapat merasakan manisnya iman dan Islam.

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis ini berjudul PENUMBUHAN KESADARAN SEJARAH PESERTA DIDIK MELALUI METODE KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SITUS KERATON KADRIYAH (Studi Naturalistik pada peserta didik di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak).

Dengan terselesainya tesis ini, penulis menyadari bahwa sangat besar bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd, selaku dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang dalam kesibukannya senantiasa menyempatkan diri untuk membimbing dan memberi masukan kepada penulis .

2. Prof. Dr. Helius Sjamsuddin, MA, selaku Pembimbing II yang telah memberikan saran dan arahan demi perbaikan tesis.

3. Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd dan Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed., masing-masing selaku Rektor dan Direktur Pascasarjana beserta Staf SPs UPI


(7)

yang telah memberikan fasilitas pendidikan selama penulis menyelesaikan program S2.

4. Para Guru Besar dan dosen S-2 Prodi Pendidikan Sejarah yang telah membuka cakrawala penulis tentang Pendidikan Sejarah semoga semua kebajikan para dosen ini diberi keberkahan ilmu dan usianya serta mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.

5. Prof. Dr. H. Samion AR, M.Pd, selaku Rektor IKIP-PGRI Pontianak, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi dan membiayai studi ini, semoga apa yang telah diberikan menjadi amal kebajikan dan semoga IKIP-PGRI Pontianak maju dan berkembang.

6. Kepada Guru Sejarah dan para siswa yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan pengumpulan data serta memberikan dukungan bagi terlaksananya penelitian ini, sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

7. Kepada mama dan bapak tercinta Nelly Irianti dan Agam Misidana, beserta kakak ku Mayang Puspa Larasendy dan Maroel Puspita Rini serta keluargaku (Ummak Rasinah, Aminarti, Rumaja, Muzanni, Juraida, Hairum Pahmi, Idham Pahmi, Suharmiltho Pahmi, dan Sri Fathonah), yang tiada

hentinya memberikan dukungan moril dan materil, mendo’akan dan

memotivasi penulis, sehingga penulis selalu bersemangat untuk menyelesaikan kuliah ini.

8. Kepada suamiku Nurhadianto Pahmi dan anak ku Nadiva Nur Misdiana yang selalu menemani dalam suka dan duka selama peneliti mengikuti program Pascasarjana dan memberikan motivasi yang luar biasa sehingga penulis selalu bersemangat dalam menjalani studi ini hingga selesai.

9. Kepada My Best Friend : Moad, M Anwar Rube’i, Islamuddin, Dinar Sugiana Fitriadi, Iqbal Arpanuddin, Siti Syifa Aulia, Edi Siswanto, Epin Sepuddin, Auliya Novemy Dhita Surbakti, Ahmad Affandi, Ahmad Fakhri Hutahuruk, dan Abdul Haris Nasution terima kasih banyak atas pengorbanan baik waktu

maupun materil, do’a, motivasi, dan kesabaran membantu penulis dalam


(8)

10.Kepada rekan-rekan seperjuangan di jurusan Pendidikan Sejarah SPs UPI angkatan 2012. Terima kasih banyak atas do’a dan motivasi yang diberika. 11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan program S2 ini dengan baik.

Akhir kata, atas terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan serta dorongan yang telah Bapak/Ibu serta rekan-rekan berikan. Mudah-mudahan amal baik Bapak/Ibu serta teman-teman sekalian dapat diterima oleh Allah SWT. Aamiin ya rabbal 'alamin.

Bandung, Agustus 2014


(9)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sejarah Situs Keraton Kadriyah di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Pontianak ( Studi Naturalistik pada Peserta Didik

Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Pontianak). Penelitian ini bertujuan menjelaskan beberapa aspek tetang karakteristik Situs Keraton Kadriyah, mengkaji pemanfaatan situs Keraton Kadriyah sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak, menganalisis penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak, dan menelaah kesadaran sejarah siswa dalam pembelajaran sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah melalui metode karyawisata di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak. Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu di Situs Keraton Kadriyah dan di SMA Muhammadiyah1 Pontianak pada semester dua tahun pelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan kualitatif naturalistik. Data diperoleh melalui teknik dan instrumen berupa studi observasi, dokumentasi, wawancara, dan angket. Analisis data menggunakan beberapa tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi simpulan. Hasil penelitian secara umum yaitu Situs Keraton Kadriyah adalah situs Melayu yang sejak pertama berdiri merupakan kerajaan yang bercorak islam. Keraton Kadriyah ini terletak di tepian sungai Kapuas besar. Pemanfaatan sejarah lokal di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak telah dilaksanakan oleh guru meskipun belum maksimal. Situs Keraton Kadriyah sebagai kajian sejarah lokal harus lebih dioptimalkan lagi dalam pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah. Pemanfaatan metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak ternyata mampu meningkatkan semangat belajar sejarah peserta didik. Kondisi kesadaran sejarah peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak pada umumnya bervariasi. Beberapa karakter kesadaran sejarah yang ditemukan antara lain munculnya sikap siap menghadapi masa depan, kreatif, menghargai masa lalu, dan semangat kerja keras. Penelitian ini diharapkan mampu menggambarkan kesadaran sejarah peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak dan memberi kontribusi bagi pembelajaran sejarah lokal di daerah Pontianak dan sekitarnya. Selain itu diharapkan mampu memotivasi pihak-pihak terkait mengoptimalkan upaya pelestarian situs Keraton Kadriyah tersebut sekaligus menjadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah maupun masyarakat luas.


(10)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci : kesadaran sejarah, metode karyawisata, sejarah lokal, Situs Keraton Kadriyah

ABSTRACT

To grow the awareness of history on students by using Study tour methods in studying the history of Keraton Kadariyah sites at Muhammadiyah High Schools 1 of Pontianak : naturalistic study of historical awareness on high school students of Muhammadiyah 1 Pontianak.

The objectives of these research are to explain some aspect about the characteristic of Keraton Kadriyah sites, and using the sites as the study of local history in Muhammadiyah 1 High School of Pontianak, and also to grow history awareness by studying local history of Keraton Kadriyah sites by using study tour method in Muhammadiyah 1 High School of Pontianak. This research were held in Keraton Kadriyah sites and High School of Muhammadiyah 1 Pontianak on second semester 2013/2014. The method of the research is naturalistic qualitative. The datas that been gathered are comes by using technic of observation studied, documentation, interview, and questionnaire. Its use some steps on data analysing, which were data gathering, reduction, data presentation and conclusion verifying. Over all the result of the research said that Keraton Kadriyah is a Malayan Islamic sites which held in the down town of Pontianak city. The research also found that local histories has been used by the teachers of Muhammadiyah High School 1 of Pontianak. Although it is not that much. Keraton Kadriyah sites as local histories study need to be optimized as learning objective in schools. In Muhammadiyah 1 High school of Pontianak, using study tour method in studying local histories obviously increase the passion and willingness of the students to learn more about Keraton Kadriyah sites. The awareness of histories in Muhammadiyah 1 High School's students mostly variated. Some characteristic of histories awareness that been found are the readiness attitude on facing the future, creativity, the honour for the past and spirit to struggle and hard working. The expectation of this research are able to figure out the awareness of students about histories and also to give contribution for local histories study in Pontianak. Furthermore, we expect that the historical


(11)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

study of Keraton Kadriyah sites can be optimized so it can be used as source for everyone to studying local history.

Keywords: awareness of the history, methods of Study tour, local history, the site of the Palace Kadriyah


(12)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

LEMBAR HAK CIPTA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

C. Tujuan Penenlitian ... 11

1. Tujuan Umum ... 11

2. Tujuan Khusus ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

1. Manfaat Teoritis ... 11

2. Manfaat Praktis ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Kesadaran Sejarah ... 13

B. Pembelajaran Dengan Metode Karyawisata ... 20

C. Sejarah Lokal ... 29

D. Situs Keraton Kadriyah ... 32

E. Penelitian Terdahulu ... 37

F. Kerangka Berfikir ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

1. Lokasi Penelitian ... 41


(13)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian ... 42

C. Penjelasan Istilah ... 43

1. Kesadaran Sejarah (Historical counsciousness) ... 43

2. Metode Karyawisata ... 44

3. Sejarah Lokal ... 45

4. Situs Keraton Kadriyah ... 45

5. Pembelajaran Sejarah ... 46

D. Instrumen Penelitian ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Observasi ... 48

2. Wawancara ... 49

3. Dokumentasi ... 51

4. Angket ... 52

F. Teknik Analisis Data ... 52

1. Reduksi Data ... 53

2. Display Data ... 53

3. Kesimpulan dan Verifikasi ... 53

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 57

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 57

1. Profil Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Kota Pontianak ... 57

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

1. Karakteristik Keraton Kadriyah ... 62

2. Pemanfaatan Situs Keraton Kadriyah Sebagai Kajian Sejarah Lokal di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak... 73

3. Penerapan Metode Karyawisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak ... 79

4. Kesadaran Sejarah Dapat Ditumbuhkembangkan Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

1. Karakteristik Keraton Kadriyah ... 93

2. Pemanfaatan Situs Keraton Kadriyah Sebagai Kajian Sejarah Lokal di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak.. ... 99

3. Penerapan Metode Karyawisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak ... 102


(14)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kesadaran Sejarah Dapat Ditumbuhkembangkan Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Kota

Pontianak ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 118

A. Kesimpulan ... 118

B. Rekomendasi ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122

LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 3. 1. Waktu Penelitian ... 40


(15)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1. Kerangka Fikir Penelitian ... 39 Bagan 3. 1. Komponen Analisis Data ... 52 Bagan 3. 2. Hubungan Metode Pengumpulan Data dan Rumusan Masalah ... 55


(16)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat


(17)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1. Keraton Kadriyah Pontianak ... 67

Gambar 4. 2. Denah Lokasi Keraton Kadriyah ... 68

Gambar 4. 3. Pola dalam Ruangan Keraton Kadriyah ... 91


(18)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Surat Keputusan Pembimbing Tesis Permohonan Izin Observasi

Hasil Ujian Komprehensif

Surat Rekomendasi dari Majelis Pendidika Dasar dan Menengah PW. Muhammadiyah Kalimantan Barata

Surat Keterangan Melakukan Penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Kota Pontianak

Matrik Instrumen Penelitian Angket atau Kuesioner Penelitian

Display Wawancara Pengelola Keraton Kadriyah Display Wawancara Guru

Matrik Jawaban Wawancara Peserta Didik Foto – Foto Display Wawancara Siswa


(19)

1

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejarah merupakan cerita tentang pengalaman kolektif suatu komunitas atau nasion di masa lampau. Pada pribadi pengalaman membentuk kepribadian seseorang dan sekaligus menentukan identitasnya. Proses serupa terjadi pada kolektivitas, yakni pengalaman kolektifnya atau sejarahnyalah yang membentuk kepribadian nasional dan sekaligus identitas nasionalnya. Bangsa yang tidak mengenal sejarahnya dapat diibaratkan seorang individu yang telah kehilangan memorinya, ialah orang yang pikun atau sakit jiwa, maka dia kehilangan kepribadian atau identitasnya (Kartodirdjo, 1993:50). Apabila suatu kepribadian turut membentuk identitas seorang individu atau suatu komunitas, kiranya tidak sulit dipahami bahwa kepribadian berakar pada sejarah pertumbuhannya.

Menurut Abu Su’ud (2007:100) dalam pidato guru besarnya juga menyampaikan sejarah merupakan kenangan sesuatu bangsa terhadap pengalaman bangsa itu sendiri, maka melupakan sejarah berarti bangsa itu seolah-olah menderita amnesia. Oleh karenanya perilaku sosial berikutnya menjadi tidak utuh, karena tidak didasarkan atas pengalaman masa lampaunya. Itulah sebabnya Bung Karno pernah menyampaikan pidatonya yang terkenal dengan judul Jasmerah,

yang merupakan singkatan dari nasihatnya “Jangan Sekali-kali Meninggalkan

Sejarah”.

Pelajaran sejarah bertujuan menciptakan wawasan historis atau perspektif sejarah. Wawasan historis lebih menonjolkan kontinuitas segala sesuatu. Being


(20)

2

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah hasil proses becoming, dan being itu sendiri ada dalam titik proses becoming. Sementara itu yang bersifat sosio-budaya di lingkungan kita adalah produk sejarah, antara lain wilayah RI, negara nasional, kebudayaan nasional. Sejarah nasional multidimensional berfungsi antara lain: mencegah timbulnya determinisme, memperluas cakrawala intelektual, mencegah terjadinya

sinkronisme, yang mengabaikan determinisme (Kartodirdjo, 1993:51).

Dengan demikian, akan dapat ditentukan langkah nyata untuk memajukan usaha merekonstruksikan sejarah. Dengan pengetahuan masa lampau yang benar dan kongkrit, akan dapat diwujudkan identitas sejarah. Usaha untuk mencari relevansi dapat diartikan bahwa sejarah harus menjadi bagian dari pengetahuan kolektif yang mampu menjelaskan kesinambungan dan perubahan masyarakat untuk kepentingan pembangunan.

Ditinjau dari konteks filosofis, sejarah dan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Pendidikan merupakan pembagian dari sejarah. Fenomena ini dapat dipahami karena sejarah berdimensi tiga waktu, yakni masa lalu untuk dapat membicarakan masa kini, dan masa kini untuk masa depan. Kepentingan terhadap masa lalu itu adalah mengungkapkan

significance dan menerangkannya sesuai dengan kesadaran struktural, imajinasi

kesejarahan, serta menghapus cara berfikir anakronistik, yaitu cara berpikir yang mencampuradukkan dimensi waktu yang berbeda-beda dalam suatu penyederhanaan (Abdullah, 1990: 7). Sementara itu pendidikan memiliki kadar relevansi dalam kehidupan. Pendidikan sejarah menyeimbangkan aspek kuantitas dan kualitas bahannya, menyajikan bahan mendalam dengan maksud


(21)

3

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memudahkan internalisasi nilai yang terkandung dalam bahan tersebut (Haikal, 1989: 8).

Untuk mengemas pendidikan sejarah sehingga dapat menghasilkan internalisasi nilai, diperlukan adanya pengorganisasian bahan yang beranekaragam serta metode sajian yang bervariasi. Untuk itu para pengajar sejarah ataupun para peminat sejarah harus mempunyai wawasan yang luas dan mendalam tentang hakekat suatu sejarah, sehingga tujuan pendidikan secara substansial dapat tercapai. Tujuan pembelajaran sejarah di SMA/MA antara lain (Permendiknas No.22 Tahun 2006):

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional

Salah satu usaha nyata untuk mengenalkan dan mempelajari sejarah bangsa Indonesia adalah melalui pendidikan sejarah. Pendidikan sejarah memberikan pengertian kepada masyarakat tentang makna dari peristiwa masa


(22)

4

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lampau. Sehingga pendidikan sejarah yang dilaksanakan berdasarkan pemahaman dan kearifan maka dapat membantu mewujudkan generasi yang sadar sejarah dan bijaksana dalam menanggapi masa lampau agar dapat menata masa depan secara lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan sejarah mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian bangsa, kualitas manusia dan masyarakat Indonesia.

Posisi mata pelajaran sejarah sangat strategis dalam menciptakan kesadaran sejarah di kalangan peserta didik. Sejarah merupakan gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian tentang apa yang telah berlalu itu (Gazalba, 1981:13). Sejarah dapat mengantarkan manusia kepada pemahaman mengenai masa lalu diri, kelompok masyarakat dan bangsanya. Sejarah merupakan pengalaman-pengalaman masa lalu manusia, maka manusia yang hidup sezaman atau sesudahnya dapat berguru dan belajar dari pengalaman-pengalaman itu agar menjadi manusia yang bijak. Manusia harus mampu mengambil nilai-nilai pelajaran yang terkandung dalam sejarah untuk dijadikan sebagai pedoman hidup dan inspirasi bagi semua tindakan yang diambilnya pada masa-masa mendatang (Sjamsuddin, 2007:285-286).

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil gambaran bahwa manusia yang bijak adalah yang menjadikan masa lalu sebagai pijakan dalam menentukan langkah di masa kini dan masa depan. Konsep ini sering dinamakan dengan kesadaran sejarah (historical consciousness). Kesadaran sejarah adalah sebuah kesadaran mengenai masa lalu yang apabila digunakan secara tepat dapat


(23)

5

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberi wawasan lebih luas terhadap masa kini dan memperbesar tanggung jawab terhadap masa depan. Dengan kata lain kesadaran sejarah memang harus mundur satu langkah namun untuk maju dua langkah (Cassirer, 1987:272). Seorang ahli filsafat Jerman mengartikan kesadaran sejarah sebagai kesadaran penuh akan historisitas setiap hal yang ada sekarang dan relativitas dari semua pendapat (Sjamsuddin, 2007:219). Menurut definisi ini dapat dikatakan bahwa kesadaran sejarah merupakan cara memandang peristiwa-peristiwa masa kini dengan pendekatan masa lalu.

Berdasarkan uraian di atas kesadaran sejarah merupakan sikap yang harus dikembangkan di setiap individu. Mengingat setiap individu tentu mempunyai sejarah yang harus dipahami agar dapat bertindak di masa kini secara tepat, cerdas dan mampu merencanakan masa depan dengan lebih baik. Masa lalu yang baik hendaknya dapat dipertahankan dan ditingkatkan di masa kini dan di masa depan. Masa lalu yang kurang baik hendaknya ditinggalkan dan tidak diulang kembali di masa kini. Kesadaran sejarah mengajarkan kepada individu dan masyarakat untuk menjadikan masa lalu sebagai cermin yang menuntun kehidupan di masa kini dan di masa depan.

Pembelajaran sejarah adalah sebagai salah satu pembelajaran yang sangat berkaitan dengan pengembangan serta pembinaan sikap kebangsaan, semangat nasionalisme, cinta tanah air, berjiwa demokratis, dan patriotisme. Dengan pembelajaran sejarah, peserta didik memahami berbagai peristiwa baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Dalam pembelajaran sejarah terdapat berbagai materi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Peserta didik diharapkan akan mampu memetik nilai-nilai yang terkandung dalam


(24)

6

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap peristiwa sejarah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam berpikir dan bertindak dalam menjalani kehidupan sebagai individu dan anggota masyarakat.

Pembelajaran sejarah tidak hanya merupakan wahana pengembangan kemampuan intelektual dan kebanggaan masa lampau, tetapi juga merupakan wahana upaya memperbaiki kehidupan masyarakat dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya. Menurut Hasan (1999: 9) terdapat tiga hal baru yang harus dikembangkan dalam pembelajaran sejarah antara lain :

(1). Keterkaitan pelajaran sejarah dengan kehidupan sehari-hari peserta didik (2). Pemahaman dan kesadaran akan karakteristik cerita sejarah yang tidak

bersifat final

(3). Perluasan tema sejarah politik dengan tema-tema sejarah sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.

Pembelajaran sejarah di sekolah masih menghadapi berbagai persoalan seperti belum tumbuhnya kesadaran sejarah di kalangan peserta didik. Kesadaran sejarah rendah karena dalam proses pembelajaran sejarah banyak guru sejarah menggunakan teknik pembelajaran dengan teknik ceramah dan hafalan, selain itu alokasi waktu dan tingkat pertemuan tiap minggu yang diberikan pada mata pelajaran sejarah sangatlah terbatas sehingga menyebabkan peserta didik kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran sejarah.

Oleh karena itu, pembelajaran sejarah harus mampu mendorong peserta didik berpikir kritis-analisis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang; mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk memahami proses perubahan dan keberlanjutan; dan berfungsi sebagai sarana untuk


(25)

7

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menanamkan kesadaran akan adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat melalui dimensi waktu.

Pemilihan materi dan pengembangan tujuan pembelajaran sejarah tidak dapat hanya dipandang sebagai rutinitas. Di samping memerlukan pemahaman mengenai hakikat belajar sejarah dan wawasan mengenai nilai edukatif sejarah dalam kaitan dengan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, juga memerlukan kesungguhan dan ketekunan untuk melaksanakannya. Masalah ini menjadi semakin penting apabila seorang pengajar sejarah hendak mengembangkan atau melaksanakan strategi atau pendekatan baru dalam pembelajarannya, seperti halnya pendekatan garis besar kronologis dengan pendekatan tematis (Abdulah, 1990: 10).

Penetapan tujuan pembelajaran dan pemilihan materi pelajaran tidak akan membuahkan hasil secara optimal jika tidak dibarengi dengan pemilihan strategi dan metode mengajar yang tepat. Faktor lain yang perlu mendapat perhatian dalam memilih strategi dan metode mengajar adalah ada atau tidaknya sarana fungsional untuk mengetrapkan strategi dan metode tersebut. Metode diskusi mungkin tidak lebih baik dari metode ceramah, apabila jumlah peserta didiknya besar dan belum memiliki fondasi pengetahuan yang memadai mengenai materi yang akan disampaikan.

Peserta didik dalam pembelajaran sejarah di sekolah idealnya dengan melihat secara langsung kehidupan nyata, bukan materi yang jauh dari realitas. Belajar sejarah yang baik dapat berasal dari pengalaman sehari-hari peserta didik. Kedekatan emosional peserta didik dengan lingkungan merupakan sumber belajar yang berharga (Mulyana, 2007:1).


(26)

8

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran sejarah pada umumnya yang terjadi di lapangan mengajarakan materi yang jauh dari realitas kehidupan peserta didik. Peserta didik dihadapkan pada serentetan catatan fakta yang terjadi di masa lampau yang membentuk suatu peristiwa. Materi sejarah diajarkan sebagai sebuah cerita. Kemampuan bercerita sangat ditentukan oleh kemampuan berimajinasi dan retorika penyempaian yang dilakukan oleh guru. Apabila hal ini tidak bisa dilaksanakan, akan berakibat materi pembelajaran sejarah tidak menarik. Pembelajaran sejarah menjadi kering, jauh dari realitas kehidupan peserta didik. Ada kesan seolah-olah sumber sejarah bukanlah kenyataan yang bisa dirasakan atau diamati dari lingkungan sekitar. Hal ini terjadi dikarenakan materi terlalu tertumpu pada uraian yang disampaikan oleh buku teks yang dipakai oleh guru.

Salah satu cara mendekatkan peserta didik pada materi sejarah adalah dengan menggunakan sumber-sumber lokal dimana peserta didik tersebut tinggal. Sumber-sumber tersebut tidak hanya diajarkan sebatas pengetahuan belaka, akan tetapi mampu menanamkan afektif dalam diri peserta didik. Sumber lokal yang dijadikan materi sejarah dapat berupa sejarah lokal.

Dari hasil studi pendahuluan dengan melakukan observasi oleh peneliti pada awal bulan Desember tahun 2013 diketahui bahwa salah satu sejarah lokal yang dikembangkan dalam pembelajaran sejarah dapat dideskripsikan pembelajaran sejarah lokal dengan mendatangi situs bersejarah Rumah Adat Dayak dan Museum Kota Pontianak dapat meningkatkan semangat belajar sejarah bagi peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya minat peserta didik untuk mengetahui dan mengenal beberapa situs sejarah lain yang ada di Kalimantan Barat. Antusias dari peserta didik tersebut direspon baik oleh guru


(27)

9

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pihak sekolah dengan mengadakan kunjungan wisata ke beberapa situs sejarah lain seperti Situs Keraton Kadriyah, situs Makam Juang Mandor, dan situs Keraton Amantubillah Mempawah.

Situs Kadriyah merupakan situs sejarah yang teletak di kota Pontianak, hal ini tentu menjadi peluang yang sangat mendukung pembelajaran sejarah bagi guru SMA Muhammadiyah 1 Pontianak yang juga terletak di kota Pontianak yang berada tak jauh dari Keraton Kadriyah. Beberapa alasan yang melandasi guru memasukkan Situs Keraton Kadriyah ini adalah agar pemahaman peserta didik mengenai situs kerajaan pendiri kota Pontianak dan mendorong peserta didik lebih aktif belajar sejarah dari lingkungan yang dekat dengan kehidupan peserta didik. Belajar sejarah dari lingkungan terdekat peserta didik telah menjadi kebijakan sekolah. Hal ini disebabkan sekolah ingin mengimplementasikan Kurikulum 2013 secara utuh selain itu juga untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih variatif dalam metode dan model pembelajaran. Tema Situs Keraton Kadriyah menjadikan kajian sejarah harus menggunakan beberapa disiplin ilmu sosial lain sebagai ilmu bantu seperti arkeologi, geografi, dan antropologi.

Arkeologi fokus kajiannya adalah peninggalan manusia yang bersifat material atau sisa-sisa peradaban yang masih ada. Situs Keraton Kadriyah ditemukan berbagai artefak berupa beragam perhiasan yang digunakan secara turun-temurun sejak zaman dahulu. Disamping itu, koleksi tahta, meriam, benda-benda kuno, barang pecah-belah, dan foto keluarga, dan cermin seribu. Berbagai artefak ini tentu harus dikaji oleh ilmu arkeologi. Sementara geografi fokus kajiannya adalah fenomena alamiah yang terjadi di bumi. Situs Keraton Kadriyah diduga dulunya adalah hutan di tepi sungai namun fakta sekarang menunjukkan


(28)

10

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Situs Keraton Kadriyah ada di kawasan perkotaan. Fenomena perubahan yang terjadi dari masa lalu sampai masa kini dapat ditelaah oleh ilmu geografi. Antropologi fokus kajiannya adalah perkembangan manusia dan kebudayaannya. Di situs Keraton Kadriyah ditemukan busana dan perhiasan yang digunakan turun temurun walau sedikit yang masih utuh. Antropologi dapat mengkaji kehadiran dan perkembangan manusia di Situs Keraton Kadriyah sehingga dapat diidentifikasi jenis dan asal perkembangan kota Pontianak di Situs Keraton Kadriyah.

Pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Wisata cenderung berada dalam frame pemikiran sebagai suatu yang menyenangkan, tempat – tempat untuk melepas lelah dan berlibur. Dengan makin majunya kehidupan,wisata tidak lagi berada dalam frame yang sesempit itu. Beragam sebutan mulai bermunculan mengikuti kata wisata tersebut sesuai kebutuhannya. Mulai dari wisata budaya,wisata sejarah, wista pendidikan, dan lain- lain. Karena makin majunya peradaban, maka manusia pun semakin mengalami kemajuan pola berpikirnya (Bahri, 2006 :90).

Situs Keraton Kadriyah mempunyai peran yang penting untuk menumbuhkan kesadaran sejarah di kalangan peserta didik. Sesuai dengan jejak arkeologi dan geografi dapat diketahui bahwa Situs Keraton Kadriyah merupakan


(29)

11

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situs sejarah yang unik karena apabila dicermati pada masa kini letaknya di tengah kota di tepian sungai. Padahal situs-situs sejarah yang lain pada umumnya berada di daerah yang cukup jauh dari pusat kota. Fenomena unik Situs Keraton Kadriyah tentu merangsang peserta didik untuk menghubungkan pengetahuan dengan fakta atau kebenaran dari apa yang mereka lihat (konstruktivitik) di masa lalu daerah ini.

Berbagai manfaat dari sejarah lokal hendaknya memotivasi guru sejarah untuk mampu menyusun sejarah lokal untuk diintegrasikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Salah satu sejarah lokal yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran sejarah adalah Situs Keraton Kadriyah. Sejarah tentang Situs Keraton Kadriyah saat ini belum banyak diangkat menjadi topik pembelajaran sejarah di sekolah. Situs Keraton Kadriyah mempunyai koleksi yang lengkap tidak kalah dengan koleksi situs keraton di tempat lain. Keunikan Situs Keraton Kadriyah ini dapat dijadikan materi pembelajaran yang merangsang peserta didik untuk menganalisis dan melakukan penelitian sederhana mengenai situs ini.

Pembelajaran sejarah dengan menggunakan alternatif sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah sebenarnya sangat berpotensi untuk melakukan studi langsung ke lapangan (metode karyawisata) karena lokasi SMA Muhammadiyah 1 Pontianak dan lokasi situs Keraton Kadriyah tidak begitu jauh. Dengan menggunakan metode karyawisata sangat mungkin dilakukan dimana peserta didik dapat melihat langsung bagaimana kondisi fisik Keraton Kadriyah masih dapat dilihat dan dikunjungi, dengan begitu peserta didik dapat menggali informasi lebih dalam dengan pengurus keraton, dalam proses penggalian


(30)

12

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi tersebut dilakukan dengan pendekatan konstruktivistik. Instrumen penting dalam menginterpretasikan kejadian, objek, dan pandangan terhadap dunia nyata, dimana interpretasi tersebut terdiri dari pengetahuan dasar manusia secara individual.

Dengan letak sekolah dan situs Keraton Kadriyah yang tidak begitu jauh tentunya dalam proses belajar mengajar peserta didik perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat atau situs Keraton Kadriyah tersebut. Menurut Roestiyah (2001:85), karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

Melaksanakan karya wisata diharapkan peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati informasi yang disampaikan petugas situs serta dapat bertanya jawab saat pelaksanaan diskusi, mungkin dengan demikian mereka dapat mengkonstruk informasi yang mereka dapat sebagai bahan untuk memperkaya pengetahuan mereka.

Ada kehawatiran tetnang eksistensi situs keraton Kadriyah di Pontianak rendah. Oleh karena itu dengan mengenali aspek kesejarahan dari peristiwa lokal maka peserta didik memiliki kebanggaan pada wilayahnya sendiri tanpa harus kehilangan semangat menghormati kebudayaan dan sejarah milik masyarakat lain. Pembelajaran sejarah lokal dimungkinkan peserta didik akan lebih mempunyai


(31)

13

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketertarikan dalam belajar. Hal ini disebabkan materi belajar sejarah lokal diperoleh dari sekitar kehidupan peserta didik yang diperoleh lingkungan dan masyarakat setempat. Pembelajaran sejarah lokal lebih menarik minat belajar peserta didik karena peristiwa sejarah tersebut ada di sekitar mereka dan dengan begitu ada rasa memiliki pada peserta didik akan peninggalan sejarah lokal tersebut. Sejarah lokal situs Keraton Kadriyah sangat potensial untuk dijadikan sumber belajar sejarah.

Dari uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai

“penumbuhan kesadaran sejarah peserta didik melalui metode karya wisata dalam pembelajaran sejarah lokal situs keraton Kadriyah ”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latarbelakang penelitian diatas maka fokus dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana penumbuhan kesadaran sejarah peserta didik melalui metode karya wisata dalam pembelajaran sejarah lokal situs keraton Kadriyah ” ?

Adapun masalah di atas dirinci ke dalam pertanyaan penelitian berikut ini: 1. Bagaimana karakteristik Situs Keraton Kadriyah ?

2. Bagaimana pemanfaatan situs Keraton Kadriyah sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal di SMA Muhammadiyah1 Pontianak?

3. Bagaimana penerapan metode karya wisata dalam pembelajaran sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah1 Pontianak?

4. Bagaimana kesadaran sejarah dapat ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah dengan metode karyawisata di SMA Muhammadiyah1 Pontianak?


(32)

14

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penumbuhan kesadaran sejarah peserta didik melalui metode karya wisata dalam pembelajaran sejarah lokal situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui karakteristik Situs Keraton Kadriyah Pontianak

b) Untuk menggambarkan pemanfaatan situs Keraton Kadriyah sebagai kajian sejarah lokal di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak

c) Untuk menggambarkan penerapan metode karya wisata dalam pembelajaran sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak

d) Untuk menggambarkan kesadaran sejarah peserta didik dapat ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah dengan metode karyawisata di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan manfaat baik secara keilmuan (teoritis) maupun secara empirik (praktis) bagi penumbuhan kesadaran sejarah peserta didik melalui metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah situs Keraton Kadriyah di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak.


(33)

15

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji sejauh mana penumbuhan kesadaran sejarah peserta didik melalui metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah situs Keraton Kadriyah

a. Tergambarnya karakteristik situs Kerton Kadriyah

b. Terdapat pemanfaatan situs Keraton Kadriyah sebagai kajian sejarah lokal c. Terdapat penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran sejarah lokal d. Terdapat kesadaran sejarah ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran

sejarah lokal dnegan metode karyawisata 2. Manfaat Praktis

a) Memberikan kontribusi bagi guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran sejarah lokal di persekolahan

b) Memberikan pengayaaan bagi materi sejarah kelas XI SMA/MA untuk materi proses masuknya agama Islam di Indonesa

c) Sebagai masukan bagi guru sejarah di Kota Pontianak dan sekitarnya terutama yang tergabung di dalam forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sejarah agar dalam pembelajaran sejarah untuk memasukkan sejarah lokal Situs keraton Kadriyah. Sehingga memunculkan kebanggaan di kalangan peserta didik terhadap daerahnya yang ternyata mempunyai situs masa islam yang potensial. Mengingat selama ini peserta didik lebih mengenal situs tersebut.

d) Dapat mendorong pemerintah kota (Pontianak) menyusun buku-buku sejarah lokal mengenai Situs Keraton Kadriyah agar dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah di sekolah


(34)

41

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 dan di Situs Keraton Kadriyah. Pemilihan lokasi penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bercorak keagaamaan di Kota Pontianak yang aktif dalam kegiatan MGMP Sejarah. MGMP Sejarah SMA/MA di Kota Pontianak saat ini telah melakukan kajian terhadap Situs Keraton Kadriyah untuk dijadikan materi ajar di persekolahan. Sebagai sekolah yang aktif mendukung kegiatan MGMP sejarah maka SMA Muhammadiyah 1 Pontianak berusaha menggalakkan pembelajaran sejarah lokal.

Pemilihan lokasi Situs Keraton Kadriyah sebagai tempat penelitian karena situs ini merepresentasikan materi dengan kompetensi dasar

masuknya agama Islam ke Indonesia ” pada mata pelajaran sejarah kelas XI semester dua.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Sebtember 2013 sampai Februari 2014 dengan rincian sebagai berikut :

TAHAP PENELITIAN WAKTU Seb 13 Okt 13 Nov 13 Jan 14 Feb 14 Mart 14 Aprl 14 Mei 14 Jun 14 Jul 14


(35)

42

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyusunan proposal Ujian proposal Revisi ujian proposal Tahap persiapan ke lapangan

Penelitian ke lapangan Analisis data

Penyusunan laporan Bimbingan dan konsultasi Ujian tesis

Tabel 1 : Waktu penelitian

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran proses penumbuhan kesadaran sejarah peserta didik dengan pemanfaatan sejarah lokal Situs Keraton Kadriyah melalui metode karyawisata di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak dengan metodologi kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan pendekatan kualitatif yang bersifat naturalistik. Menurut Kirk dan Millar dalam Moleong (2006:4) mendefenisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.


(36)

43

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah di mana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk naturalistik. Penelitian naturalistik adalah penelitian yang ingin mengungkapkan perilaku manusia dalam konteks natural atau alamiah, bulat dan menyeluruh. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah perilaku subjek penelitian seperti pengelola Situs Keraton Kadriyah, guru sejarah dan peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak.

Adapun yang dimaksud konteks alamiah adalah semua aspek non manusia seperti Situs Keraton Kadrian dan kondisi kelas yang dibiarkan seperti apa adanya tanpa rekayasa dari penelitian. Menurut Lincoln dan Guba (1985:35), konteks alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Sehingga penelitian kualitatif diarahkan pada kondisi asli secara alami.

Metode penelitian naturalistik/kualitatif digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data bukan dari pandangan peneliti (Sugiono, 2006:12). Pemilihan metode naturalistik karena metode naturalistik dapat mengungkapkan pengetahuan yang tidak terkatakan, seperti perilaku subjek penelitian yang dapat


(37)

44

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diamati seperti perhatian, keseriusan, dan ekspresi informan pada saat wawancara maupun saat melakukan kegiatan.

Selain alasan tersebut metode naturalistik menawarkan pengambilan sampel secara purposif, yaitu pengambilan sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Dalam hal ini peneliti mengambil subjek penelitian di SMA Muahmmadiyah 1 Pontinak dan di Situs Keraton Kadriyah. Metode naturalistik mampu mengungkapkan hubungan yang wajar antara peneliti dan informan. Dalam penelitian ini hubungan yang wajar antara peneliti dan informan muncul ketika peneliti mewawancarai informan dan pada saat peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak dan di Situs Keraton Kadriyah.

C. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah merupakan pembatasan tentang hal-hal yang diamati sebagai konsep pokok dalam penelitian ini adalah : sejarah lokal, kesadaran sejarah, metode Karyawisata, situs Keraton Kadriyah, dan pembelajaran Sejarah

1. Kesadaran Sejarah(Historical Counsciousness)

Ahonen (2005:696-697) menyatakan pada sekitar tahun 1970, konsep kesadaran sejarah tidak diakui dalam pendidikan sejarah di beberapa negara seperti Jerman karena dianggap sebagai konsep yang kabur. Di Amerika Utara, konsep kesadaran sejarah diganti historical

literacy, di Inggris diganti historical awareness. Historical literacy adalah

istilah behaviouristik yang menginginkan sebuah kemahiran dalam sejarah dalam bentuk mampu membaca dan mendiskusikan sejarah. Jika seseorang mampu mempertanyakan tentang bukti dan penjelasan sejarah


(38)

45

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka orang tersebut dianggap telah memahami konsep-konsep dasar sejarah dan telah menjadi pembaca sejarah yang kritis. Dengan kata lain,

historical literacy tidak mengharuskan seseorang memahami asal-usul

terjadinya peristiwa sejarah.

Soedjatmoko menyatakan bahwa kesadaran sejarah adalah suatu orientasi intelektual, suatu sikap jiwa yang perlu untuk memahami secara tepat paham kepribadian nasional. Kesadaran sejarah ini menuntun manusia kepada pengertian mengenai diri sendiri sebagai bangsa, kepada

self of understanding of nation, kepada sangkan paran (asal-usul) suatu

bangsa, kepada persoalan what we are, why we are what we are (Widja, 1989:10). Dengan demikian kesadaran sejarah adalah kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna dan hakikat sejarah bagi masa kini dan masa yang akan datang, menjadi dasar pokok bagi berfungsinya makna sejarah.

2. Metode KaryaWisata

Menurut Roestiyah (2001:85), karyawisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karyawisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karyawisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan


(39)

46

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karyawisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.

3. Sejarah Lokal

I Gde Widja menyatakan definisi sejarah lokal adalah studi tentang kehidupan masyarakat atau khususya komunitas dari suatu lingkungan sekitar (neighborhood) tertentu dalam dinamika perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Menurut FA. Sucipto bahwa sejarah lokal adalah proses perkembangan aktivitas manusia pada daerah tertentu baik yang dibatasi oleh geografi maupun administratif. Sehingga materi sejarah lokal lebih bersifat mikro historis (Madjied, 2007:126).

Abdullah (1990:12-18) menyatakan bahwa pembahasan sejarah lokal harus dibedakan dengan sejarah daerah dan sejarah nasional. Sejarah nasional adalah sejarah dari wilayah yang lazim disebut Republik Indonesia. Sedang sejarah daerah dalam perspektif administratif merupakan kesatuan teritorial yang ditentukan hierarkinya seperti kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat. Taufik Abdullah lebih menyukai istilah sejarah lokal dibandingkan sejarah daerah. Hal ini


(40)

47

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disebabkan terminologi daerah dalam perspektif administratif belum tentu sama dengan daerah dalam perspektif etnis-kultural.

4. Situs Keraton Kadriyah

Keraton Kadriyah merupakan cikal bakal lahirnya kota Pontianak. Keberadaan Keraton Kadriyah tidak terlepas dari sosok Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadri (1738-1808M), yang di masa mudanya telah mengunjungi berbagai daerah di nusantara dan melakukan kontak dagang dengan saudagar di berbagai negara

Keraton Kadriyah ini merupakan keraton peninggalan bersejarah dimana berdirinya Keraton Kadriyah adalah sebagai tanda lahirnya Kota Pontianak pada tahun 1771. Di dalam Keraton Kadriyah ini memiliki beberapa koleksi peninggalan kesultanan Kadriyah yaitu koleksi Tahta, meriam, benda-benda kuno, barang pecah-belah, dan foto keluarga yang telah mulai pudar, menggambarkan kehidupan masa lampau. (Usman, 2007:3)

.

5. Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah adalah sebagai salah satu pembelajaran yang sangat berkaitan dengan pengembangan serta pembinaan sikap kebangsaan, semangat nasionalisme, cinta tanah air, berjiwa demokratis, dan patriotisme. Dengan pembelajaran sejarah, peserta didik memahami berbagai peristiwa baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Dalam pembelajaran sejarah terdapat berbagai materi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Peserta didik diharapkan akan


(41)

48

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu memetik nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peristiwa sejarah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam berpikir dan bertindak dalam menjalani kehidupan sebagai individu dan anggota masyarakat.

Pembelajaran sejarah tidak hanya merupakan wahana pengembangan kemampuan intelektual dan kebanggaan masa lampau, tetapi juga merupakan wahana upaya memperbaiki kehidupan masyarakat dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya. Menurut Hasan (1999: 9) terdapat tiga hal baru yang harus dikembangkan dalam pembelajaran sejarah antara ; (1) Keterkaitan pelajaran sejarah dengan kehidupan sehari-hari peserta didik; (2) Pemahaman dan kesadaran akan karakteristik cerita sejarah yang tidak bersifat final; (3) Perluasan tema sejarah politik dengan tema-tema sejarah sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.

D. Instrument Penelitian

Sebagai mana telah dijelaskan diatas bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen penelitiannya dilakukan oleh manusia. Hal ini senada dengan pendapat

Sugiono (2011:222) bahwa “terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas hasil

penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data”. Bertolak dari pemaparan di atas menurut Creswell (1998: 261) bahwa

“peneliti berperan sebagai instrument kunci (researcher as key instrument) atau yang utama” peneliti mengumpulkan sendiri data mellaui dokumentasi, observasi perilaku atau wawancara. Human Instrument ini dibangun atas dasar pengetahuan dan menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian.

Masih pendapat Creswell (2010 : 264) bahwa peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para partisipan.


(42)

49

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan antar manusia, artinya selama proses penelitian peneliti akan lebih banyak mengadakan kontak dengan orang-orang dilokasi penelitian yaitu pengurus Keraton Kadriyah, guru sejarah SMA Muhammadiyah 1 Pontianak dan pelajar kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pontianak. Dengan demikian peneliti lebih leluasa mencari informasi dan data yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Proses dalam Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2011:225) menyatakan bahwa:

Sumber data ada dua macam yaitu sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada obervasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interiview) dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata


(43)

50

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maka metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) Observasi

Perjalanan kehidupan sehari-hari setiap orang tidak lepas dari melakukan obervasi. Adapun yang dimaksud observasi dalam penelitian kualitatif menurut Cresswell (2010: 267) menyatkan bahwa: “observasi yang dilakukan dalam penelitian kulitatif adalah observasi yang didalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian”. Observasi yang peneliti lakukan dengan menggunakan observasi langsung yaitu peneliti melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak dan perangkat pembelajaran sejarah dan kegiatan belajar mengajar di kelas XI. Selain itu juga diadakan observasi ke kompleks Situs Keraton Kadriyah yang terdiri dari Istana Kesultanan yang ada di tengah kompleks dan Masjid Jami’ Keraton.

Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh informasi yang seutuh mungkin dengan memperhatikan tingkat peluang kapan dan di mana serta kepada siapa peneliti sebagai instrumen dapat menggali, mengkaji, memilih, mengorganisasikan, dan mendeskripsikan informasi selengkap mungkin.

Melanjutkan pendapat diatas menurut Sugiyono (2011:227) menyatakan dalam observasi partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Artinya sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan obervasi ini diharapkan data yang diperoleh akan lengkap,


(44)

51

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Sedangkan Susan Stainback 1988 (dalam Sugiyono, 2011: 227)

menyatakan “in participant observation, the researcher what people do, listen to

what they say, and participates in their activities’. Dalam observasi partisipatif,

peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartipasi dalam aktivitas mereka.

Observasi yang dilakukan diharapkan oleh peneliti dapat memperoleh data yang valid, sehingga hasil yang diperoleh memang benar-benar sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Sehingga dengan menggunakan alat pengumpul data berupa observasi peneliti dapat melihat fokus penelitin dengan lebih komprehensif dan holistik.

2) Wawancara

Berikutnya teknik yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang yang dilakukan secara langsung.

Esterberg 2002 (Sugiyono, 2011:231) mendefinisikan interview sebagai:”a meeting of two person to exchange information and idea throung question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a

particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.

Sedangkan Cresswel (2010: 267) menyatakan:

Dalam wawancara kualitatif peneliti dapat melakukan face to face


(45)

52

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam facus group interview (interview dalam kelompok tertentu)yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan perkelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructed) dan bersifat terbuka (open-ended) yang dirancang untuk memunculkan padangan dan opini dari partisipan.

Bertolak dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu kegiatan yang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung antara dua orang untuk memperoleh informasi tertentu. Dengan wawancara mendalam diharapkan dapat diperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua responden dengan susunan kata dan urutan yang disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden. Metode ini memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan.

Karakteristik Teknik pengumpulan data ini berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi. Lincoln and Guba (Sugiyono, 2011: 235) menyatakan langkah-langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebagai berikut :

a . Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan,

b .Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan c . Mengawali dan membuka alur wawancara

d .Melangsungkan alur wawancara

e . Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya f . Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan,


(1)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diamond, L.Plattner, M.F. 1998. Nasionalisme, Konflik Etnik dan Demokrasi. (Edisi Terjemahan oleh Somardi). Bandung: Penerbit ITB Bandung

Djamariah , Bahri dan Aswa Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta

Echols, J. M. dan Shadily, H. 2003. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Erikson, E.H. 2002. Identitas Diri, Kebudayaan dan Sejarah. (EdisiTerjemahan oleh Agus Cremers). Maumere: LPBAJ

Gazalba, S. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara

---. 2008. Pendidikan Sejarah dalam Rangka Pengembangan Memori

Kolektif dan Jati Diri Bangsa. Dalam Sejarah yang Memihak; Mengenang

Sartono Kartodirdjo. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Haikal. 1989. Istoria : Pengajaran Sejarah Dalam Perkembangan Jaman. Yogyakarta : UNY Press

Hamalik, O. 1986. Media Pendidikan. Bandung: Alumni

Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara

Hasan,.S.H. 1999. “Pendidikan Sejarah Untuk Membangun Manusia Baru

Indonesia”, dalam Mimbar Pendidikan, Nomor 2 Tahun XVIII, Bandung IKIP

Bandung

---. 2008. Pendidikan Sejarah Indonesia Isu dalam Ide dan Pembelajaran. Bandung : Rizqi Press


(2)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasanuddin.2000.Sejarah Sosial Kota Pontianak. Kota Pontianak dari Perspektif Sejarah Sosial. Hasil Penelitian diselenggarakan atas kerjasama LIPI dengan UNTAN. Jakarta: LIPI.

Inganah S.2003 model Pembelajaran Segi empat Dengan Pendekatan Realistik, Universitas Negeri Malang. Tesis Tidak Diterbitkan

Jimmy Ibrahim. 1971. Dua ratus tahun Kota Pontianak. Pontianak: Pemda Kotamadya Pontianak

Kan, Flora. (tt). On the Historical Consciousness of Hong Kong Students. Hong Kong: Department of Curriculum Studies The University of Hong Kong Kartodirjo, S.1987. Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

---. 1992. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia

Suatu Alternatif. Jakarta: Gramedia

---. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Lee, Peter. 2002. Walking Backwards into Tomorrow: Historical Consciousness

and Understanding History. Paper given at Annual Meeting of American

Educational Research Association. New Orleans

Lincoln, Y.S., and Guba, E. G. 1985. Naturalistic Inquiry. California: Beverly Hills: Sage Pub.

Lowith. 1950. Meaning in History: the Theological Implications of The

Philosophy of History. London: Cambridge University Press

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


(3)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Madjied, M. Dien. 2007. Penulisan Sejarah Lokal dari Aspek Kebudayaan dalam Mulyana, Agus dan Gunawan, Restu. 2007. Sejarah Lokal: Penulisan dan Pembelajaran Sejarah. Bandung: Salamina Press (hal. 125-138)

Milles, Mathew B. dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, J.L. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Rosdakarya Offest

Mulyana, A dan Gunawan, R. 2007. Lingkungan Terdekat: Sumber Belajar

Sejarah Lokal dalam Mulyana, Agus dan Gunawan, Restu. 2007. Sejarah Lokal: Penulisan dan Pembelajaran Sejarah. Bandung: Salamina Press (hal. 1-12)

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nurhadi, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta : Renika Citra

Nana Supriatna. 2007. Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Historia Utama Press, Bandung.

Namier, Sir Lewis. 1957. The Structure of Politics at The Accession of George III. 2d. ed. New York

Priyadi S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Sejarah : Sejarah Lokal, Konsep, Metode,dan Tantangan. Yogyakarta : Penerbit Ombak

Purwana. 2004. Selayang Pandang Keraton Kadriyah. Pontianak : DEPDIKBUD

Rahman, Ansar, Ja’Achmad, dkk. 2000. Syarif Abdurrahman Alkadri. Perspektif

Sejarah Berdirinya Kota Pontianak. Pontianak: Romeo Grafika atas nama Pemkot

Pontianak.


(4)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rüsen, Jörn. 2004. Historical Consciousness: Narrative Structure, Moral

Function, and Ontogenetic Development. In Theorizing Historical Consciousness,

edited by Peter Seixas, 63-85. Toronto: University of Toronto Press.

Sartono Kartodirdjo .1990. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Syafaruddin usman. 2000. Sejarah Pemerintahan Kesultanan dan Pontianak. Pontianak: Romeo Grafika Pontianak

---. 2007. Denyut Nadi Revolusi Kemerdekaan Di Kalimantan

Barat (1945-1950). Pontianak : Korem 121/Alambhana Wanawwai.

---. 2009. Peristiwa Mandor Berdarah : Eksekusi massal 28 Juni

1942 oleh Jepang. Yogyakarta: Media Pressindo (Anggota IKAPI)

Saiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta Sjamsuddin, H. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Soedijarto, 1998. Pengajaran Sejarah Sebagai Wahana Pendidikan Nilai dan

Sikap (Makalah Simposium Nasional Sejarah IV). Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedjatmoko .1995. Sejarawan Indonesia Dan Zamannya.Jakarta : Gramedia Soedjatmoko. l985. Etika Pembebasan, Pilihan Karangan Tentang Agama,

Kebudayaan, Sosial dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.

Soedjatmoko. l976. Kesadaran Sejarah dan Pembangunan, dalam Prisma N0.7. Tahun V. Jakarta : LP3ES, hal. 9-l6.

Sugiyono, 2006. Metode Pendidikan Kualitatif, Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta


(5)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumantri, Mulyani dan Permana, Johan. 1999. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Supardan, D. 2004. Pembelajaran Sejarah Berbasis Pendekatan Multikultural

dan Perspektif Sejarah Lokal, Nasional, Global Untuk Integrasi Bangsa. Disertasi

Doktor pada SPs UPI: tidak diterbitkan

Surakhmad. 1994. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyatno Kartodirdjo. 2000. “Teori dan Metodologi Sejarah dalam Aplikasinya”, dalam Historika, No.11 Tahun XII. Surakarta: Program Pasca Sarjana Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Jakarta KPK Universitas Sebelas Maret Surakarta. Suharyo. 2004. Media Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Suyoto. 2001. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Prestasi Pustaka

Su’ud, Abu. 2007. Revitalisasi Pendidikan IPS: Suplemen Pendidikan Ilmu

Sosial. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Turiman Faturrahman Nur. 2007. Kilas Balik Sejarah Hukum DIKB : Menelusuri

Kembali Peranan Sultan Hamid II bagi Negara Indonesia. Pontianak : Borneo

Tribune. tanggal 7 Agustus 2007

Umar Affandi. 2010. Sejarah Kontemporer KalBar Sejak Tempoe Doeloe

(Mozaik Sejarah Feodal Lokal: Peristiwa Sultan Hamid II Al-Kadrie, Sebuah Kecelakaan Sejarah (Berdasarkan Pleidoi Pembelaannya). Pontianak : Romeo


(6)

Hana Mauludea, 2014

Penumbuhan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Melalui Metode Karya Wisata Dalam

Pembelajaran Sejarah Lokal Situs Keraton Kadriyah : Studi Naturalistik Pada Peserta Didik Di SMA Muhammadiyah 1 Pontianak Kalimantan Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wasino. 2009. Pokok-Pokok Pikiran untuk Penulisan Sejarah Lokal. Makalah Sarasehan Koordinasi dan Curah Pendapat Penguatan Sejarah Lokal untuk Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga. Patra Jasa Semarang, 24 Maret 2009

Wardani, Sri. 1999.Konsrtiktivisme : Depdikbud

Wineburg, S. 2008. Berfikir Historis, Memetakan Masa Depan, Mengajarkan

Masa Lalu. (Edisi Terjemahan oleh Masri Maris). Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Wiyanarti, E. 2008 Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Pengembangan Pembelajaran Sejarah. pelatihan PLPG Bandung

Yahya, Mahayudin. 1999. Islam di Pontianak berdasarkan Hikayat Al-Habib Husain Al-Qadri : Brunei Malay Sultanate in Nusantara. Brunei Darussalam: The Sultan Haji Hasanal Bolkiah Foundation

Widja, I.G. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sumber Internet :

http://jhoul.wordpress.com/2012/07/20/belajar-sejarah-dengan-metode-karyawisata-sangat-mengasyikkan diakses pada tanggal 27 januari 2014