MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PAILKEM (PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF LINGKUNGAN KREATIF EFEKTIF MENARIK) PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT.
Aam Amaliyah, 2013
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PAILKEM (PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF LINGKUNGAN
KREATIF EFEKTIF MENARIK) PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT
(PTK di Kelas IV SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang).
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
AAM AMALIYAH 0903764
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONEISA
KAMPUS SERANG
(2)
(3)
Aam Amaliyah, 2013
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PAILKEM (PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF LINGKUNGAN
KREATIF EFEKTIF MENARIK) PADA KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT
(PTK di Kelas IV SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang).
Oleh:
AAM AMALIYAH 0903764
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© AAM AMALIYAH 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
(5)
i
Aam Amaliyah, 2013
ABSTRAK
Aam Amaliyah, 0903764 (2013). Dalam mengoptimalkan pembelajaran IPA dibutuhkan beberapa pendekatan yang menggunakan berbagai macam model, metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu dalam skripsi ini, peneliti
mengangkat judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan
PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) Pada Konsep Perubahan Kenampakan Bumi Dan Benda langit (PTK di Kelas IV SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota
Tangerang)”.
Adapun permasalahan yang dijumpai, yaitu: masih minimnya pengetahuan guru mengenai pendekatan, model maupun metode yang dapat digunakan saat kegiatan belajar mengajar sehingga gaya guru terkesan monoton, kurangnya alat peraga yang mendukung kegiatan belajar mengajar.
Penelitian ini dilaksanakan melalui penelitian tindakan kelas kolaborasi yang merupakan kerjasama antara guru kelas selaku guru mitra dengan peneliti yang melakukan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan nilai hasil belajar siswa.
Melihat adanya masalah yang dihadapi maka peneliti ingin mencoba membantu guru dalam menangani masalah yang ada, melalui upaya penerapan pendekatan PAILKEM. PAILKEM bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. PAILKEM senantiasa memposisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar. Sementara siswa sebagai peserta belajar, harus aktif, inovatif dan lingkungan dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang kreatif, efektif, dan menarik.
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa dan tes hasil belajar siswa yang berupa soal pilihan ganda.
Berdasarkan data dari pra siklus hingga siklus II yang diperoleh baik melalui observasi aktivitas belajar siswa maupun tes hasil belajar siswa ternyata mengalami peningkatan dalam setiap tindakan dengan menggunakan pendekatan PAILKEM pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit. Pada pra siklus nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh adalah 6.9 yang masuk ke dalam kriteria baik dan tidak ada observasi aktivitas siswa. Pada siklus I nilai rata-rata observasi aktivitas belajar siswa yang diperoleh 6.8 yang masuk ke dalam kriteria cukup serta nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh 7.8 yang masuk ke dalam kriteria baik. Nilai tersebut masih di anggap kurang, oleh karena itu tindakan berlanjut pada siklus II. Pada siklus II nilai rata-rata observasi aktivitas siswa mencapai 7.5 yang masuk ke dalam kriteria baik serta nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh 8.6 masuk ke dalam kriteria amat baik.
(6)
Rekomendasi yang dapat diberikan oleh peneliti tertuju bagi kepala sekolah, guru dan peneliti selanjutnya untuk dapat menciptakan suasana yang menarik dalam kegiatan belajar mengajar.
(7)
v
Aam Amaliyah, 2013
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR BAGAN... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR GRAFIK... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Hasil penelitian... 6
E. Definisi Operasional... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik... 9
(8)
B. Kajian Hasil Penelitian Tindakan Terdahulu... 36
C. Kerangka Berpikir... 38
D. Hipotesis Tindakan... 39
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 40
B. Metode Penelitian (Penelitian Tindakan Kelas)... 41
C. Prosedur Penelitian... 46
D. Instrumen Penelitian... 51
E. Analisis Data... 56
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Penelitian... 59
B. Analisis Hasil Penelitian... 85
C. Pembahasan... 89
D. Jawaban Hipotesis... 92
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... 93
B. Rekomendasi... 95
(9)
vii
Aam Amaliyah, 2013
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Direktur UPI Kampus serang
Lampiran 2 Surat Izin Mengadakan Observasi dari UPI kampus Serang
untuk SD
Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian dari SD
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 6 Lembar Hasil Diskusi Siswa (Siklus I)
Lampiran 7 Lembar Hasil Diskusi Siswa (Siklus II)
Lampiran 8 Lembar Soal Hasil Latihan Siswa (Siklus I)
Lampiran 9 Lembar Soal Hasil Latihan Siswa (Siklus II)
Lampiran 10 Foto Kegiatan Belajar Mengajar (Siklus I) Lampiran 11 Foto Kegiatan Belajar Mengajar (Siklus II)
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Aplikasi Tingkat Perkembangan Intelektual Anak untuk Proses
Pembelajaran... 10
Tabel 3.1 Format Observasi Aktivitas Belajar Siswa... 51
Tabel 3.2 Keterangan Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa.... 52
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa (Pra Siklus)... 61
Tabel 4.2 Nilai Observasi Aktivitas Belajar Siswa (Siklus I)... 70
Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa (Siklus I)... 72
Tabel 4.4 Nilai Observasi Aktivitas Belajar Siswa (Siklus II)... 80
Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa (Siklus II)... 83
Tabel 4.6 Nilai Rata-Rata Observasi Aktivitas Belajar Siswa Rekapitulasi Semua Siklus... 85
Tabel 4.7 Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Rekapitulasi Semua Siklus... 86
(11)
ix
Aam Amaliyah, 2013
DAFTAR BAGAN
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Permukaan Bumi... 19
Gambar 2.2 Pasang Surut Air Laut... 19
Gambar 2.3 Kebakaran Hutan... 21
Gambar 2.4 Bintang... 22
Gambar 2.5 Gugusan Bintang (Galaksi)... 23
Gambar 2.6 Matahari... 23
Gambar 2.7 Bulan... 24
(13)
xi
Aam Amaliyah, 2013
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Nilai Rata-Rata Observasi Aktivitas Belajar Siswa Rekapitulasi Semua Siklus... 85 Grafik 4.2 Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Rekapitulasi Semua
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Direktur UPI Kampus serang
Lampiran 2 Surat Izin Mengadakan Observasi dari UPI kampus Serang
untuk SD
Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian dari SD
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 6 Lembar Hasil Diskusi Siswa (Siklus I)
Lampiran 7 Lembar Hasil Diskusi Siswa (Siklus II)
Lampiran 8 Lembar Soal Hasil Latihan Siswa (Siklus I)
Lampiran 9 Lembar Soal Hasil Latihan Siswa (Siklus II)
Lampiran 10 Foto Kegiatan Belajar Mengajar (Siklus I) Lampiran 11 Foto Kegiatan Belajar Mengajar (Siklus II)
(15)
xiii
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang dihadapinya dalam kehidupan.
Oleh sebab itu, bidang pendidikan harus mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas baik dari pemerintah, keluarga, maupun pengelola pendidikan pada umumunya.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.
Banyak siswa yang telah belajar IPA begitu hafal dengan definisi konsep-konsep yang telah mereka pelajari tetapi diantara mereka jarang yang mampu menerapkan ke dalam kehidupan sehari-harinya. Itu semua disebabkan karena mereka hanya mampu menghapal konsep IPA tanpa memahaminya dengan benar.
Jika IPA diajarkan dengan baik dimana seorang siswa tidak hanya duduk, dengar, catat, dan hapal (DDCH) tetapi melakukan pengamatan, percobaan sehingga dapat mengembangkan sikap ilmiahnya.
(17)
2
Aam Amaliyah, 2013
Dalam proses pembelajaran, diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang baik dan cocok dengan siswa.
Pemilihan strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan salah satu hal penting yang harus dipahami oleh setiap guru, mengingat proses pembelajaran merupakan komunikasi multiarah antarsiswa, guru, dan lingkungan belajar. Pembelajaran harus diatur sehingga dapat diperoleh pembelajaran secara langsung ke arah perubahan tingkah laku yang dirumuskan pada tujuan pembelajaran (Uno dan Mohamad, 2012:04). Lebih lanjut (Uno dan Mohamad, 2012:04) Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi, dan lingkungan yang akan di hadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari (a) rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, (b) analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan (c) jenis materi pembelajaran yang akan dikomunikasikan.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan dasar bagi siswa untuk menerima sains dan teknologi selanjutnya pada tingkat yang lebih tinggi. Lebih jauh lagi, segala pengetahuan sains yang diperolehnya itu, akan menjadi dasar pengetahuan berharga bagi mereka untuk ikut memoderenisasi diri, yang pada saatnya nanti di abad super modern, mereka dipastikan akan selalu berhubungan dengan teknologi yang serba canggih.
Oleh karena itu, pendidikan di Sekolah Dasar sangat berperan dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Sesuai dengan mata pelajaran IPA yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut (Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, 2006:175-176) :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
(18)
3
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
Adapun permasalahan berdasarkan hasil temuan pada siswa di kelas IV SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang pada pembelajaran IPA antara lain:
1. Guru kurang menguasai metode maupun pendekatan yang dapat
digunakan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Guru monoton dalam pembelajaran sehingga siswa merasa bosan.
2. Banyak siswa yang menganggap pelajaran IPA sulit untuk dipahami.
Faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas yaitu:
1. Dalam kesiapan, guru kurang mampu mempersiapkan materi yang
akan diajarkan. Minimnya alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran. Guru kurang menciptakan aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran.
2. Tidak memahami konsep IPA yang dipelajarinya sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang memiliki kriteria yang membangun perubahan proses pembelajaran yang lebih melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pendekatan PAILKEM adalah salah satu strategi pembelajaran
(19)
4
Aam Amaliyah, 2013
Strategi pembelajaran PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi karena bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara: (1) Pengorganisasian materi pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan (3) mengelola pembelajaran bagaimana yang dikehendaki oleh ilmuan pembelajaran selama ini (Uno dan Mohamad, 2012:10). Menurut pengamatan yang sudah dilakukan, peneliti sadar bahwa dalam pembelajaran harus ada metode, model atau pendekatan yang bervariasi yang tepat diterapkan pada anak sekolah dasar.
Dengan menggunakan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) pada mata pelajaran IPA tentang konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit merupakan salah satu alternatif sehingga siswa tumbuh dan berkembang segala potensi yang dimilikinya dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan ini, peneliti membuat penelitian dengan judul “MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PAILKEM (PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF LINGKUNGAN KREATIF
EFEKTIF MENARIK) PADA KONSEP PERUBAHAN
KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT.”
(PTK di Kelas IV SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang).
(20)
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA
melalui pendekatan PAILKEM pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA melalui
pendekatan PAILKEM pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA melalui
pendekatan PAILKEM pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA melalui pendekatan
(21)
6
Aam Amaliyah, 2013
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi mahasiswa (peneliti) :
a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang penelitian
tindakan kelas
b. Dapat menambah pengalaman dalam mengatasi permasalahan
pembelajaran IPA secara langsung, sekaligus mencari solusi yang tepat.
c. Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai
pendekatan-pendekatan yang tepat dalam mendidik siswa, yang dapat membantu pembelajaran lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menarik. Sehingga dapat diterapkan ketika menjadi seorang pendidik.
d. Dapat diterapkan pendekatan tersebut ketika menjadi seorang
pendidik.
2. Manfaat bagi guru :
a. Meningkatkan kualitas di dalam kegiatan belajar sehingga dapat
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
b. Meningkatkan professionalisme guru.
c. Mengukur keberhasilan guru dalam menyampaikan materi ajar
kepada para siswa sehingga dapat melihat hasil secara langsung.
d. Dapat dijadikan alternatif bagi guru IPA dalam memilih pendekatan
(22)
7
3. Manfaat bagi siswa:
a. Meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA pada
konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit.
E. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan persepsi, maka penulis mencoba menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Siswa
“Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan” (Suprijono,
2012:05).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sebuah tingkah laku ke arah yang lebih baik dari sebelumnya serta kemampuan yang dimiliki setelah mengalami pembelajaran dan mengalami aktivitas.
2. Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik).
Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) itu sebuah strategi pembelajaran yang bertujuan
(23)
8
Aam Amaliyah, 2013
ini seorang guru harus menciptakan suasana belajar yang kondusif serta sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan siswa dalam pendekatan ini langsung terlibat dalam proses pembelajaran, siswa harus aktif, inovatif, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang kreatif, efektif, dan menarik. (Uno dan Mohamad, 2012:5)
Dalam proses pembelajaran PAILKEM terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, serta siswa dengan sumber belajarnya. Dengan menciptakan suasana seperti itu, membuat siswa saling berdiskusi dan bertanya sehingga siswa merasa tidak terbebani dalam mengahadapi proses pembelajaran.
3. Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda langit
Perubahan kenampakan bumi dan benda langit adalah salah satu materi yang diajarkan pada kelas IV semester 2 jenjang Sekolah Dasar (SD).
Perubahan kenampakan bumi dan benda langit adalah suatu perubahan yang berada baik pada bumi maupun pada benda langit yang disebabkan oleh peristitiwa alam maupun tindakan manusia.
(24)
41
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti memilih lokasi di kelas IV SDN Poris Pelawad 3 yang beralamat di Jalan Panglima Polim Poris Plawad Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.
Peneliti memilih SDN Poris Pelawad 3 sebagai tempat penelitian karena lokasinya yang relatif dekat dari tempat tinggal peneliti dan mempunyai kekerabatan, sehingga diharapkan dapat membantu dan mempermudah dalam melakukan proses penelitian berlangsung.
2. Subyek penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah kegiatan proses belajar mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan pendekatan PAILKEM pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di kelas IV. Dilaksanakan di kelas IV SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang yang berjumlah 31 orang siswa yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.
(25)
42
Aam Amaliyah, 2013
B. Metode Penelitian (Penelitian Tindakan Kelas) 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di dalam kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan.
Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1988) (dalam Muslich, 2011:8)
„PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri,
pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terncana,
dan dengan sikap mawas diri.‟
Selanjutnya Arikunto (2008:2-3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas dibentuk oleh tiga pengertian yang dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Penelitian - menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan - menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus untuk siswa.
c. Kelas - dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mengamati pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan media, pendekatan dan metode tertentu untuk memperoleh data dan informasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa serta profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di
(26)
43
kelas yang bertujuan untuk perbaikan pengalaman kerja ke arah yang lebih baik.
2. Kelebihan-kelebihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai banyak kelebihan. Menurut Shumsky (1982) (dalam Padmono, 2010) menyatakan kelebihan penelitian tindakan, antara lain:
a. Kerjasama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki.
Kerjasama dalam proyek penelitian tindakan mungkin memenuhi kebutuhan dalam kehidupan modern. Kerjasama memberikan kesempatan untuk menciptakan kelompok baru yang mendorong lahirnya rasa keterkaitan.
b. Kerjasama dalam PTK mendorong kreatifitas dan pemikiran kritis.
Dalam interaksi dengan orang lain, seseorang akan menemukan bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan.
c. Kerjasama meningkatkan kemungkinan untuk berubah. Mencoba
sesuatu yang baru selalu mengandung resiko, dan ketika kelompok menanggung resiko.
d. Kerjasama dalam penelitian meningkatkan kesepakatan. Peneliti tidak
merasa memiliki semua fakta dan mengetahui semua jawaban.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai banyak kelebihan, antara lain: menciptakan rasa
(27)
44
Aam Amaliyah, 2013
pemikiran kritis, meningkatkan kemungkinan untuk berubah, serta meningkatkan kesepakatan.
3. Model-model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Banyak model-model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), diantaranya menurut Indien (2012):
a. Model Kurt Lewin
Kurt lewin menyatakan bahwa PTK terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus terdiri atas empat langkah, yaitu: 1) perencanaan, 2) aksi atau tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
b. Model Kemmis dan Mc Taggart
Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: 1) perencanaan, 2) aksi/tindakan, 3) observasi, 4) refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.
(28)
45
c. Model John Elliot
Model PTK dari John Elliot ini lebih rinci jika dibandingkan dengan model Kurt Lewin dan model Kemmis-Mc Taggart. Dikatakan demikian, karena di dalam setiap siklus terdiri dari beberapa aksi, yaitu antara tiga sampai lima aksi (tindakan). Sementara itu, setiap tindakan kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar.
4. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang Dipilih
Banyak berbagai macam model Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini, model penelitian yang digunakan adalah model PTK Kemmis dan Mc Taggart (1988). Dalam penelitian ini juga menggunakan pendekatan PAILKEM pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit pada kelas IV di SDN Poris Pelawad 3. Secara garis besar dalam PTK model ini terdapat empat tahapan yang dilalui, yaitu a. Rencana Tindakan, b. Pelaksanaan Tindakan, c. Observasi, d. refleksi yang sebelumnya diawali dengan refleksi awal (Pra Siklus). Adapun bagan alur PTK model Kemmis dan Mc Taggart (1988) sebagai berikut:
(29)
46
Aam Amaliyah, 2013
Tidak berhasil
Berhasil? dan seterusnya
Bagan 3.1 Alur PTK model Kemmis dan Mc Taggart (1988) Indien (2012)
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Refleksi Awal
Dalam tahap ini, peneliti mengadakan observasi tentang keadaan tempat yang ingin dijadikan tempat penelitian, setelah mengetahui keadaan tersebut lalu mengadakan refleksi dengan guru mitra.
b. Rencana Tindakan
Dalam tahap ini peneliti menyusun rencana didasarkan pada hasil refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahn-permasalahan.
Refleksi awal
Rencana tindakan Pelaksanaan
tindakan
Rencana tindakan Pelaksanaan
tindakan Observasi
Refleksi
Refleksi Observasi
(30)
47
c. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan.
d. Observasi
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa.
e. Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi, terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.
C. Prosedur Penelitian 1. Pra Siklus
a. Observasi
Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit sesuai dengan situasi yang ada.
(31)
48
Aam Amaliyah, 2013
b. Refleksi
Peneliti mendiskusikan dan menganalisis permasalahan yang muncul dalam pelaksananaan KBM serta mencari solusinya dengan guru mitra.
2. Siklus 1
a. Rencana Tindakan
1) Membuat RPP mengenai pokok bahasan perubahan kenampakan
bumi dan benda langit dengan menggunakan pendekatan PAILKEM.
2) Membuat lembar kerja siswa.
3) Membuat soal tes siklus I, tes yang digunakan pada penelitian
ini berbentuk PG yang bertujuan untuk mengamati langkah pengajaran siswa dan mengamati kelemahan-kelemahan siswa untuk tiap langkah pengerjaan soal tersebut.
4) Merancang lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada pra siklus dan sudah dirancang pada rencana.
Pada tahap tindakan, pembahasan materi pada siklus I yaitu perubahan kenampakan bumi yang berupa perisitiwa kebakaran
(32)
49
hutan dan pasang surut air laut. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
a) Apersepsi ( guru memberi salam, siswa berdoa, dan guru
mengabsen).
b) Memberi motivasi agar siswa semangat dalam belajar.
2) Kegiatan Inti
a) Tahap Eksplorasi
(1) Guru memperlihatkan gambar-gambar tentang materi
perubahan kenampakan bumi.
(2) Guru memanggil siswa secara bergantian.
(3) Siswa mengurutkan gambar-gambar yang telah
disediakan oleh guru menjadi urutan yang logis.
(4) Guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar
seperti itu.
(5) Melalui alasan-alasan yang diberikan oleh siswa, guru
mulai menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
(6) Siswa bersama guru menyimpulkan alasan-alasan dari
siswa tersebut.
b) Tahap Elaborasi
(33)
50
Aam Amaliyah, 2013
(2) Guru memberi petunjuk tentang gambar tersebut.
(3) Siswa memperhatikan gambar tersebut.
(4) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
tiap kelompok terdiri dari 2-3 orang.
(5) Siswa melakukan diskusi sesuai kelompoknya
masing-masing dengan bimbingan guru.
(6) Kemudian hasil diskusi dicatat pada kertas.
(7) Perwakilan tiap kelompok membacakan hasil
diskusinya di depan kelas.
(8) Siswa yang lain mengomentari hasil diskusi dari
kelompok lain yang dibacakan di depan kelas.
(9) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi
bersama-sama.
c) Tahap Konfirmasi
(1) Guru mengadakan tanya jawab tentang hal yang belum
diketahui oleh siswa.
(2) Guru memberikan penguatan kepada siswa dan
meluruskan kebenaran.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberikan selembar latihan soal kepada siswa.
b) Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru
(34)
51
c) Siswa mengumpulkan latihan soal yang telah
dikerjakannya.
d) Guru dan siswa membahas bersama-sama soal latihan.
e) Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran tentang materi
perubahan kenampakan bumi.
f) Guru memberikan nasehat dan menutup pelajaran (memberi
salam).
c. Observasi
Peneliti bekerjasama dengan guru mitra, mengamati jalannya kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PAILKEM pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di kelas IV.
d. Refleksi
1) Peneliti dan guru mitra mengkaji atau mengevaluasi hasil
temuan atau kelemahan-kelemahan yang muncul, baik yang berkaitan dengan aktivitas guru maupun siswa di kelas.
2) Menentukan revisi rencana tindakan untuk siklus berikutnya.
Demikian untuk seterusnya, satu siklus diikuti dengan siklus berikutnya sehingga PTK dapat dilakukan dengan beberapa kali siklus hingga mencapai hasil yang maksimal atau pembelajaran menjadi lebih baik.
(35)
52
Aam Amaliyah, 2013
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti memerlukan data, dengan itu menggunakan instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan tes.
1. Observasi
Menurut Arikunto (2008:30) “Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti serta pencatatan secara sistematis.”
Dalam penelitian ini observasi dilakukan secara langsung pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit pada kelas IV di SDN Poris Pelawad 3.
Observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan PAILKEM pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit.
Komponen yang diobservasikan adalah langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan PAILKEM.
Tabel 3.1
Format Observasi Aktivitas Belajar Siswa No. Nama siswa
Deskriptor/Aspek Penilaian
Jumlah Rata -rata
I II III IV V VI
A B C A B C A B C A B C A B C A B C 1. Aan Al fauzi
2. Achmad R.F 3. Ade Putri 4. Ahmet Basahil 5. Anggraini S 6. Arif Rahul A 7. Aziz F
(36)
53
8. Bunga N 9. Deliana 10. Denisyah A 11. Dwi K 12. Farid K 13. Ferdiyansah A 14. Indi Adelia 15. Jibriansyah AS 16. Kristiyana 17. Maulana Riski
18. Muammar HR
19. Muhamad A 20. Muhamad F 21. Rachma Viana 22. Rafli AY 23. Sari Madayani 24. Sarif Abdul R 25. Sri Damayanti 26. Sri Rahayu 27. Teddy Effendi 28. Topan Ferdinal 29. Zulfi Zulvian 30. Fifi Aprilia 31. Yuda Jumlah Rata-rata
Tabel 3.2
Keterangan Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa
No. Aspek yang Diamati Indikator Keterangan
I. Aktif a. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Keaktifan siswa dalam diskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah .
c. keaktifan siswa dalam diskusi dengan kelompoknya untuk melaporkan hasil diskusinya.
Nilai A, apabila 3 deskriptor muncul.
Nilai B, apabila 2 deskriptor muncul.
Nilai C, apabila 1 deskriptor muncul. II. Inovatif a. Dalam kegiatan belajar siswa
menemukan cara sendiri untuk memperdalam hal-hal yang sedang dipelajarinya.
b. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa dapat menciptakan aktivitas yang baru.
c. Siswa dapat mengikuti perkembangan teknologi dalam
(37)
54
Aam Amaliyah, 2013
III. Lingkungan a. Siswa belajar tidak tergantung dengan buku maupun guru melainkan lingkungan juga.
b. Siswa dapat memanfaatkan keadaan lingkungan dalam kelas sebagai media belajar.
c. Siswa dapat mempergunakan lingkungan luar kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
IV. Kreatif a. Siswa dapat menciptakan hal-hal yang baru serta menghasilkan karya cipta yang baru.
b. Siswa memiliki kemampuan berpikir yang tinggi.
c. Siswa dapat memunculkan ide-ide kreatif yang inovatif
V. Efektif a. Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. b. Siswa dapat mengembangkan
potensi yang telah dimilikinya melalui kompetensi yang telah ditentukan sesuia dengan waktu yang telah ditetapkan.
c. Siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. VI. Menarik a. Siswa tertarik dengan media yang
telah disiapkan oleh guru.
b. Siswa tertarik dengan lingkungan belajar yang di setting sesuai dengan materi yang dipelajari.
c. Siswa tertarik belajar dengan menggunakan metode yang berbeda sehingga tidak bosan.
Keterangan :
A = Baik (bernilai 8) B = Cukup (bernilai 7) C = Kurang (bernilai 6) (Sumber: Zainab, 2010:67)
(38)
55
�� �� � �� = � ���� � � ℎ
� � ���
�� �� � � − � � = � �� � ��
� � ���
�� �� � � − � � � = � �� � � ��
� � − � � � � ��
2. Tes
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 2010:35).
Selanjutnya Uno dan Mohamad (2012:25) berpendapat bahwa
“Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui
apakah pengetahuan, sikap, dan keterampilan telah benar-benar dimiliki
oleh peserta didik atau belum.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah sebuah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa yang dilaksanakan setelah mempelajari sebuah materi yang sering disebut evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Dalam penelitian ini, menggunakan tes. Jenis tes yang digunakan berupa tes tertulis, bentuk tes berupa objektif, soal tes berupa pilihan ganda sejumlah 10 soal. Pada soal pilihan ganda (PG) setiap jawaban yang benar di beri skor 1.
(39)
56
Aam Amaliyah, 2013
Keterangan:
Untuk mencari nilai akhir siswa digunakan rumus sebagai berikut:
��= � �ℎ � ��
× 10 10
Untuk mencari nilai rata-rata dapat digunakan rumus sebagai berikut:
�� �� � � − � � � �� = � �ℎ
� �ℎ � ��
3. Kriteria Penilaian a. Observasi
Observasi Aktifitas Belajar Siswa
Dalam penelitian ini, terdapat instrumen penelitian yang berupa observasi aktifitas belajar siswa yang dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Adapun kriteria penilaiannya:
Baik : apabila siswa mendapatkan jumlah nilai rata-rata 7.5 – 8
Cukup : apabila siswa mendapatkan jumlah nilai rata-rata 6.6 – 7.4
Kurang : apabila siswa mendapatkan jumlah nilai rata-rata 6 – 6.5
b. Tes
Adapun kriteria penilaian dalam sebuah tes yang diadakan oleh guru setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, menurut keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 129/C/Kep/LK/2003
(40)
57
tanggal 25 Maret 2003 menjelaskan bahwa klasifikasi predikat persentasi nilai ujian sekolah adalah sebagai berikut :
> 9,50 = Istimewa
8,00 – 9,49 = Amat Baik
6,50 – 7,99 = Baik
5,50 – 6,49 = Cukup
3,01 – 5,49 = Kurang
< 3,00 = Amat Kurang
E. Analisis Data
Mengelola data dan menafsirkan data dilakukan melalui kegiatan refleksi yang mengacu kepada data PTK yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan oleh peneliti melalui kegiatan belajar mengajar di kelas selama kegiatan PTK berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan dan penafsiran data adalah:
1. Data yang terkumpul melalui pengamatan dianalisis.
2. Data tersebut tentang perubahan prilaku, sikap, motivasi, dan hasil belajar
siswa melalui tes maupun catatan terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas.
3. Data tersebut kemudian diinterprestasikan dalam bentuk narasi (deskriptif)
(41)
58
Aam Amaliyah, 2013
Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data pada setiap siklus. Maka data tersebut perlu diolah. Menurut Arikunto (2008:235), secara garis besar analisis data meliputi tiga langkah, yaitu:
1. Langkah Persiapan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam langkah persiapan ini, antara lain:
a. Mengecek nama, kelengkapan serta identitas tiap siswa.
b. Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrumen
pengumpulan data.
c. Mengecek macam-macam isian data.
2. Tahap Pengelompokkan
Pada tahap ini penelitian pengelompokan data melalui:
a. Memberikan skor terhadap soal-soal tes dan penjumlahan skor yang
diperoleh setiap sistem.
b. Mengelompokan setiap skor tes siswa sesuai dengan tingkatan untuk
dibuat rata-rat pada setiap siklus.
3. Tahap Penerapan Data
Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan peneliti, antara lain:
a. Menyesuaikan data dengan pertanyaan peneliti.
b. Mendeskripsikan hasil penemuan dan membahasnya untuk menarik
kesimpulan.
Dari semua data tersebut, selanjutnya dianalisis secara deskriptif terhadap variabel yang terkandung dalam kemampuan dan penguasaan guru dalam
(42)
59
membuat perencanaan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang menggunakan pendekatan PAILKEM .
Sedangkan data yang telah terkumpul yaitu data observasi keterampilan guru, data aktifitas belajar siswa dan tes hasil belajar siswa.
Dari semua data itu, diproses untuk kemudian dijadikan sebagai penentu berhasil atau tidaknya penelitian yang telah dilaksanakan.
(43)
93
Aam Amaliyah, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Tidak berhasilnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di Kelas IV pada SDN Poris Pelawad 3 karena penggunaan pendekatan, model, metode serta media pembelajaran yang tidak tepat.
Dalam kegiatan belajar mengajar sebelumnya peneliti melihat tidak adanya alat peraga yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar serta aktivitas belajar siswa yang tidak tampak dalam kegiatan belajar mengajar karena guru terlalu monoton dalam kegiatan belajar mengajar.
Berkaitan dengan hal di atas, maka peneliti menerapkan pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) dalam pembelajaran IPA pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di Kelas IV pada SDN Poris Pelawad 3 sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti sekaligus model melaksanakan tindakan dari siklus I sampai siklus II yang diawali dengan pra siklus.
(44)
94
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas tentang konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di Kelas IV pada SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif
Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan berdasarkan perolehan nilai rata-rata pada lembar observasi aktivitas belajar siswa tahap siklus I yaitu 6.8 dengan kriteria cukup, meningkat pada tahap siklus II nilai rata-rata pada lembar observasi aktivitas belajar siswa menjadi 7.5 dengan kriteria baik
2. Penggunaan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif
Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan berdasarkan perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 7.8 dengan kriteria baik, meningkat pada tahap siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa menjadi 8.6 dengan kriteria amat baik dan pada tahap ini semua siswa dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 7. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
(45)
95
Aam Amaliyah, 2013
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang diatas, maka peneliti merekomendasikan hal-hal sebagai berikut yang ditujukan kepada :
1. Kepala SD
Kepala Sekolah diharapkan agar dapat menyediakan berbagai sarana pembelajaran yang dapat mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Selain itu, Kepala Sekolah harus terus memotivasi para guru untuk selalu meningkatkan kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan menciptakan media serta kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif serta menarik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru SD
Hendaknya guru terus memperluas wawasan tentang berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) merupakan salah satu pendekatan yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar di SD karena dapat memunculkan minat belajar siswa yang tinggi serta memanfaatkan lingkungan sekitar.
(46)
96
3. Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya hendaknya benar-benar mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penelitian, diantaranya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lember kerja siswa (LKS), soal tes dan mengadakan refleksi di setiap akhir pembelajaran agar setiap kekurangan dan hambatan dalam proses pembelajaran dapat diperbaiki untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dan perlu adanya variasi dan
pengembangan mengenai penggunaan Pendekatan PAILKEM
(Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
(47)
Aam Amaliyah, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. dan Ahmadi, I.F. (2010). Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Arikunto, S. et al. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Barlia, L. (2010). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar.
Subang: Royyan Press.
Brooks, P. (2002). Seri Tanya Jawab Bintang dan Planet 1. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Brooks, P. (2002). Seri Tanya Jawab Bintang dan Planet 2. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Fauzah, I. (2010). Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Memahami Konsep
Perubahan Benda Melalui Pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan (PAKEM). Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan.
Indien. (2012). Model-Model Penelitian Tindakan Kelas. [Online]. Tersedia:
http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan- kelas.html?m=1. [12 Maret 2013].
Komariah. (2008). Upaya Meningkatkan Pembelajaran SAINS Tentang Konsep
Tumbuhan Melalui Pendekatan Lingkungan. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan.
Malino, J. (2012). Definisi Pengertian Hasil Belajar. [Online]. Tersedia:
http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/definisipengertian-hasil-belajar.html [ 08 Februari 2013].
Muslich, M. (2011). Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah
Classroom Action Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Nuwaeni. (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Energi
Dengan Menggunakan Strategi PAKEM. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan.
Padmono. (2010). Kelebihan Kekurangan Manfaat dan Penerapan PTK Seri PTK
15. [Online].Tersedia: http//m.kompasiana.com/post/edukasi/2010/10/09/
Kelebihan-kekurangan-manfaat-dan-penerapan-PTK-seri-PTK-15/. [12 Maret 2013].
(48)
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Uno, H.B. dan Mohamad, N. (2012). Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran
Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyono, B. dan Nurachmandani, S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD
dan MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Indonesia.
Wahyudiana, E. (2009). “ Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar”, dalam Strategi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Yarmi, G. (2010). “Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Profesionalisme
Guru”, dalam Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Yusnandar, E. (2010). Belajar dan Pembelajaran di SD. Serang: Tidak
diterbitkan.
Zainab, S. (2010). Upaya Penerapan Pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif
Kreatif Menyenangkan) Pada Konsep Bumi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan.
(2006). Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Tingkat Sekolah Dasar /
Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Media Pusaka.
(2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Tidak berhasilnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di Kelas IV pada SDN Poris Pelawad 3 karena penggunaan pendekatan, model, metode serta media pembelajaran yang tidak tepat.
Dalam kegiatan belajar mengajar sebelumnya peneliti melihat tidak adanya alat peraga yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar serta aktivitas belajar siswa yang tidak tampak dalam kegiatan belajar mengajar karena guru terlalu monoton dalam kegiatan belajar mengajar.
Berkaitan dengan hal di atas, maka peneliti menerapkan pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) dalam pembelajaran IPA pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di Kelas IV pada SDN Poris Pelawad 3 sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
(2)
94
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas tentang konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit di Kelas IV pada SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) pada konsep perubahan kenampakan bumi dan benda langit dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan berdasarkan perolehan nilai rata-rata pada lembar observasi aktivitas belajar siswa tahap siklus I yaitu 6.8 dengan kriteria cukup, meningkat pada tahap siklus II nilai rata-rata pada lembar observasi aktivitas belajar siswa menjadi 7.5 dengan kriteria baik
2. Penggunaan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan berdasarkan perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 7.8 dengan kriteria baik, meningkat pada tahap siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa menjadi 8.6 dengan kriteria amat baik dan pada tahap ini semua siswa dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 7. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
(3)
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang diatas, maka peneliti merekomendasikan hal-hal sebagai berikut yang ditujukan kepada :
1. Kepala SD
Kepala Sekolah diharapkan agar dapat menyediakan berbagai sarana pembelajaran yang dapat mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Selain itu, Kepala Sekolah harus terus memotivasi para guru untuk selalu meningkatkan kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan menciptakan media serta kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif serta menarik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru SD
Hendaknya guru terus memperluas wawasan tentang berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) merupakan salah satu pendekatan yang tepat untuk
(4)
96
3. Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya hendaknya benar-benar mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penelitian, diantaranya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lember kerja siswa (LKS), soal tes dan mengadakan refleksi di setiap akhir pembelajaran agar setiap kekurangan dan hambatan dalam proses pembelajaran dapat diperbaiki untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dan perlu adanya variasi dan pengembangan mengenai penggunaan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. dan Ahmadi, I.F. (2010). Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Arikunto, S. et al. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Barlia, L. (2010). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar.
Subang: Royyan Press.
Brooks, P. (2002). Seri Tanya Jawab Bintang dan Planet 1. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Brooks, P. (2002). Seri Tanya Jawab Bintang dan Planet 2. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Fauzah, I. (2010). Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Memahami Konsep Perubahan Benda Melalui Pendekatan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif
Menyenangkan (PAKEM). Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak
diterbitkan.
Indien. (2012). Model-Model Penelitian Tindakan Kelas. [Online]. Tersedia: http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan- kelas.html?m=1. [12 Maret 2013].
Komariah. (2008). Upaya Meningkatkan Pembelajaran SAINS Tentang Konsep
Tumbuhan Melalui Pendekatan Lingkungan. Skripsi pada FIP UPI
Kampus Serang: Tidak diterbitkan.
Malino, J. (2012). Definisi Pengertian Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/definisipengertian-hasil-belajar.html [ 08 Februari 2013].
Muslich, M. (2011). Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah
(6)
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Uno, H.B. dan Mohamad, N. (2012). Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran
Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyono, B. dan Nurachmandani, S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD
dan MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Indonesia.
Wahyudiana, E. (2009). “ Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar”, dalam Strategi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Di
Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Yarmi, G. (2010). “Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Profesionalisme
Guru”, dalam Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM). Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Yusnandar, E. (2010). Belajar dan Pembelajaran di SD. Serang: Tidak diterbitkan.
Zainab, S. (2010). Upaya Penerapan Pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Menyenangkan) Pada Konsep Bumi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan.
(2006). Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Tingkat Sekolah Dasar /
Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Media Pusaka.
(2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.