PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI OPINI GURU, ORANG TUA DAN PESERTA DIDIK.

(1)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR

BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA

DILIHAT DARI OPINI GURU, ORANG TUA DAN

PESERTA DIDIK

(Studi Kasus Pada SMP Negeri 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

T E S I S

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Pendidikan (MPd)

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh

DEWI CHANDRAKIRANA DAMAYANTI NIM . 1104488

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI OPINI GURU,

ORANG TUA DAN PESERTA DIDIK

(Studi Kasus Pada SMP Negeri 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Oleh

Dewi Chandrakirana Damayanti

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Dewi Chandrakirana Damayanti2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)


(4)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI

BELAJAR BAGI PESERTA DIDIK CERDAS ISTIMEWA

DILIHAT DARI OPINI GURU, ORANG TUA DAN

PESERTA DIDIK

(Studi Kasus Pada SMP Negeri I Baleendah Kabupaten Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Dr. H. Zaenal Alimin,M.Ed NIP. 19590324 198403 1002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed NIP. 19590414 198503 1005


(5)

iv

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

DEWI CHANDRAKIRANA D. Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa dilihat dari Opini Guru, Orang Tua dan Peserta Didik. Di bawah bimbingan: Dr. H. Zaenal Alimin,M.Ed.

Hakekat pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia seutuhnya. Pendidikan inklusif dipandang sebagai bentuk kepedulian dalam merespon spektrum kebutuhan belajar peserta didik yang beragam, termasuk kebutuhan belajar peserta didik cerdas istimewa. Program akselerasi belajar merupakan salah satu layanan belajar yang paling tepat saat ini bagi peserta didik cerdas istimewa. Permasalahan yang muncul adalah masih terdapat pro dan kontra di kalangan guru dan orang tua mengenai penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa, pada lingkup rekrutmen, proses belajar dan evaluasi belajar peserta didik cerdas istimewa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah dengan fokus rekrutmen, proses belajar dan evaluasi belajar serta alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa. Metode yang digunakan yaitu studi kasus dengan pendekatan kualitatif . Alat pengumpul data adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian : (1) terdapat empat pola rekrutmen peserta didik cerdas istimewa sesuai edaran dari Dinas pendidikan Prov. Jabar (2) Proses dan evaluasi belajar dilaksanakan di kelas khusus (3) terdapat lima alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa Kesimpulan dari penelitian ini adalah : terdapat alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa selain program akselerasi belajar . Saran pada penelitian ini perlu adanya peningkatan koordinasi dan komunikasi antara penyelenggara program akselerasi belajar dengan guru, orang tua dan peserta didik serta para

stakeholder demi tercapainya layanan belajar yang optimal, dan perlu juga penelaahan lebih lanjut tentang alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa

Kata kunci : Program Akselerasi Belajar, Peserta Didik Cerdas Istimewa, dan Opini


(6)

v

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

DEWI CHANDRAKIRANA D. The Implementation of Accelerated Learning Program For Gifted Students Viewed from the Opinions of Teachers, Parents and Students. Supervised by: Dr. H. Zaenal Alimin, M.Ed.

The essence of education is to build the quality of human resources. Inclusive education is seen as a concern in response to a spectrum of students various learning needs, including the learning needs of gifted students. Accelerated learning program is one of the most appropriate learning services for gifted students. The problems related to the fact that there are still pros and cons among teachers and parents on the implementation of accelerated learning programs for gifted students, including the way of recruitment, learning process, and evaluation program for those students. This study aims to obtain opinions of teachers, parents and gifted students about the implementation of accelerated learning program at SMP Negeri I Baleendah. The focus is on the recruitment process, learning process, and evaluation of learning and also the idea of alternative learning services for the gifted students. The method used is a case study with a qualitative approach. Data were collected through observation, interview and documentation. The results are: (1) there are four patterns in recruiting gifted students based on the policy of Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (2) Learning process and evaluation were conducted in a special class (3) there are five alternative ideas of learning service for gifted students. The conclusion of this study is: in addtition to accelerated learning program, there is an alternative idea of learning service for gifted students. The study reccomends that to achieve optimal learning services, there should be an improvement on coordination and communication between school, teachers, parents, students and the stakeholders. Also, there should be more study about the alternative idea of learning services for gifted students.


(7)

vi

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)


(8)

x

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT……….. v

KATA PENGANTAR………. vi

UCAPAN TERIMAKASIH……… viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL……… xii

DAFTAR GAMBAR……… xiii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Fokus Kajian dan Pertanyaan Penelitian... 8

C. Tujuan Penelitian……..……… 9

D. Manfaat Penelitian……… 10

E. Definisi Konsep... 11

BAB II PROGRAM AKSELERASI BELAJAR DAN OPINI MASYARAKAT SEKOLAH A. Pengertian Program Akselerasi Belajar……….. 14

1. Landasan Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar……. 19

2. Prinsip Pokok Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar.. 25

3. Keunggulan dan Kelemahan Program Akselerasi Belajar…… 29

B. Identifikasi Peserta Didik Cerdas Istimewa 1. Pengertian Peserta Didik………... 33

2. Konsep Cerdas Istimewa………... 34

3. Proses Rekrutmen Peserta Didik Cerdas Istimewa…………... 39

C. Peranan Guru dalam Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar ………. 43


(9)

xi

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Proses Pembelajaran dan Evaluasi Belajar pada Program

Akselerasi Belajar……….. 46

D. Opini Masyarakat Sekolah tentang Program Akselerasi Belajar………... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian………... 57

B. Langkah-Langkah Penelitian……….. 59

C. Lokasi Penelitian………. 62

D. Subyek Penelitian………. 63

E. Tekhnik Pengumpulan Data………. 66

F. Instrument Penelitian………... 69

G. Tekhnik Analisis Data……….. 79

H. Tekhnik Keabsahan Data………... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian………... 82

B. Deskripsi Data, Analisis dan Interpretasi Data 1. Deskripsi Data……… 85

2. Analisis dan Interpretasi Data……… 96

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Opini Guru, Orang tua dan Peserta Didik Cerdas Istimewa pada Program Akselerasi Belajar………. 115

a. Proses rekrutmen……….. 115

2. Opini Guru, Orang Tua dan Peserta Didik Cerdas Istimewa Tentang Proses Pembelajaran dan Evaluasi Belajar………… 119

a. Proses Pembelajaran………... 119

b. Evaluasi Hasil Belajar……… 125 3. Alternatif Gagasan Guru dan Orang Tua Dalam Layanan


(10)

xii

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa……… 126

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 130

B. Saran………. 133

DAFTAR PUSTAKA………... 135

LAMPIRAN... 138

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Daftar Informan dan Tekhnik Yang digunakan……… 65

2. Kisi- Kisi Wawancara Untuk Guru Program Akselerasi Belajar…… 70

3. Kisi-Kisi Wawancara Untuk Guru Program Reguler……… 72

4. Kisi-Kisi Wawancara Untuk Orang Tua Peserta Didik CI………… 74

5. Kisi- Kisi Instrumen Observasi Proses dan Evaluasi Belajar…….. 77


(11)

xiii

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Renzulli’s Three Ring Theory……… 38 2. Skema Proses Rekrutmen Peserta Didik Cerdas Istimewa……. 42 3. Langkah- langkah penelitian Studi Kasus……….. 60


(12)

xiv

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi instrument Penelitian

( Wawancara Guru akselerasi)……….. 138 Lampiran 2 Pedoman Wawancara bagi guru Akselerasi……… 141 Lampiran 3 Kisi-Kisi instrument Penelitian

(Wawancara Guru Reguler)………. 145 Lampiran 4 Pedoman Wawancara bagi Guru Reguler……… 147 Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

(Wawancara orang Tua tasdik CI)……… 151 Lampiran 6 Pedoman Wawancara bagi Orang Tua tasdik CI……. 153 Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

(Wawancara Tasdik CI)……… 157 Lampiran 8 Pedoman wawancara Tasdik CI……….. 159 Lampiran 9 Kisi-kisi observasi……… 163 Lampiran 10 Lembar pengamatan Proses Belajar Tasdik CI ……… 165 Lampiran 11 Contoh Rekap wawancara pada Guru Akselerasi…… 167


(13)

xv

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 12 Tabel 1 Keadaan Peserta Didik CI 2011-2013……… 171

Lampiran 13 Tabel 2 alumni Program Akselerasi Belajar…………. 171

Lampiran 14 Tabel 3 Tenaga Kependidikan Program Akselerasi … 172

Lampiran 15 Tabel 4 Sarana Program Akselerasi Belajar………… 173

Lampiran 16 Tabel 5 Prasarana Sekolah……….. 174

Lampiran 17 Perolehan Nilai UAN (2006- 2012)……….... 175

Lampiran 18 Data Alumni Angkatan I……… 176

Lampiran 19 Data Alumni Angkatan 2……… 178

Lampiran 20 Data Alumni Angkatan 3………. 179

Lampiran 21 Data Alumni Angkatan 4……… 180

Lampiran 23 Data Alumni Angkatan 5………. 181

Lampiran 24 Foto-Foto Aktivasi Penelitian………. 182

Lampiran 25 Foto-foto dokumentasi identifikasi peserta didik….. 185

Lampiran 26 Prosedur penerimaan peserta didik cerdas istimewa... 186

Lampiran 27 Pengembangan manajemen belajar cerdas istimewa… 187

Lampiran 28 Foto team pengembang program akselerasi belajar… 188

Lampiran 29 Permohonan izin Observasi……… 189

Lampiran 30 Izin Observasi………. 190


(14)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk dapat memperoleh pendidikan melekat pada semua orang tanpa kecuali, termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus. Pemikiran inilah yang memulai bahwa anak yang memiliki kekhususan berhak mendapat pelayanan pendidikan sesuai kebutuhannya namun tetap hidup bersama dalam situasi sosial yang alamiah.

Dengan demikian pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia seutuhnya yang berkualitas dan berorientasi masa depan. Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, yang pada intinya memuat dua kegiatan yang harus dikembangkan dalam proses pendidikan yaitu proses modernisasi dan proses sosialisasi.

Proses modernisasi mencakup kegiatan bidang pengajaran yang lebih mengacu pada pengembangan kemampuan penalaran dan penguasaan sains dan teknologi. Sedangkan proses sosialisasi mencakup kegiatan bidang pendidikan yang lebih memfokuskan pada pengembangan perilaku dan


(15)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sikap hidup siswa mengatur diri dengan kehidupan dan budaya masyarakat lingkungannya, baik lokal, regional, nasional maupun global

Untuk itulah dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan perilaku yang kreatif, inovatif dan keinginan untuk maju.

Keberagaman masing-masing peserta didik sudah seharusnya direspon oleh para pelaku pendidikan secara bijak dan proporsional, dalam hal ini tentunya guru sebagai ujung tombak pendidikan harus mampu bereksplorasi dengan kreativitas dan inovasinya dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Hal ini tentu saja sesuai dengan dasar pemikiran pendidikan inklusif dimana pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang dapat mengakomodir keberagaman peserta didik, seperti yang dikemukakan oleh Alimin (2005) menjelaskan bahwa pendidikan inklusif adalah sebuah proses dalam merespon kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam belajar, budaya dan masyarakat, dan mengurangi ekslusivitas di dalam pendidikan. Pendidikan inklusif juga dapat dipandang sebagai bentuk kepedulian dalam merespon spektrum kebutuhan belajar peserta didik yang lebih luas, dengan maksud agar baik guru maupun peserta didik, keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan melihat keragaman sebagai tantangan dan pengayaan dalam lingkungan belajar.


(16)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di Indonesia sendiri, pendidikan inklusif secara resmi didefinisikan sebagai berikut: Pendidikan inklusif dimaksudkan sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar

bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta didik (Direktorat PSLB, 2010). Sedangkan berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa, disebutkan bahwa: Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Sedangkan dalam pasal 2 peraturan tersebut dijelaskan bahwa Pendidikan inklusif bertujuan:

(1) memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan / atau bakat istimewa untuk memperoleh


(17)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuannya; (2) mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keaneka ragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik

Berbicara mengenai anak cerdas istimewa, maka pada tahun 2003 hak anak cerdas istimewa untuk mendapat layanan pendidikan khusus dirumuskan dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 5 ayat (4),

“warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak

memperoleh pendidikan khusus. Pasal 32 ayat (1), “pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat

kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pada tahun 2006 diterbitkan Permendiknas No. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.

Berbagai literatur yang membahas kecerdasan istimewa menunjukan

bahwa siswa cerdas istimewa adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual yang jauh melampaui kemampuan siswa lain seusianya yang menunjukkan karakteristik belajar yang unik sehingga membutuhkan stimulasi khusus agar potensi kecerdasannya dapat terwujud menjadi kinerja yang optimal (Gagne, 1985, 1990, 1995, 1999, 2004; Marland, 1972;


(18)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Piirto, 1999, 2007; Renzulli, 2002) dalam Depdiknas (2007) menekankan bahwa seorang yang cerdas istimewa dengan karakteristik belajarnya yang unik, seperti ingatan yang luar biasa, pengamat yang detail, rasa ingin tahu yang mendalam, kreativitas, dan kemampuan mempelajari bahan ajar dengan cepat dan tepat dengan hanya sedikit pelatihan dan repetisi berhak untuk mendapatkan pendidikan

yang didiferensiasi sesuai dengan kebutuhannya.

Berdasarkan hal tersebut maka dunia pendidikan dituntut untuk mencari solusi dalam pengembangan dan inovasi dalam proses belajar mengajar yang mampu mengakomodasi dan mengangkat serta mempercepat tujuan utama dari pendidikan itu sendiri yaitu dengan layanan pendidikan program akselerasi belajar.

Program Akselerasi belajar ini dikuatkan oleh SK Depdiknas No. 423/948/2002 yang menyebutkan bahwa “Akselerasi adalah program percepatan belajar yang diselenggarakan secara khusus bagi siswa yang mempunyai kecerdasan tinggi dan mempunyai kemampuan diatas rata-rata sebayanya sehingga dapat menyelesaikan studinya dengan waktu lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan untuk jenjang pendidikan yang sama

Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik cerdas istimewa yang dikeluarkan Depdiknas tahun 2007 perkembangan bentuk layanan pendidikan khusus bagi siswa Cerdas


(19)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Istimewa (CI) adalah: (1) Kelas Khusus, (2) kelas Inklusif, dan (3) Sekolah Khusus.

Jika mengkaji perkembangan layanan pendidikan khusus bagi peserta didik cerdas istimewa, maka jelas terlihat bahwa Program Percepatan Belajar atau Akselerasi saat ini menjadi salah satu pilihan utama sebagai suatu bentuk layanan pendidikan khusus bagi peserta didik cerdas istimewa di Indonesia.

Menurut Mimin Haryati, 2006 (dalam Iif Khoiru Ahmadi, dkk, 2011) akselerasi belajar berarti percepatan belajar sebagai implikasi dari sistem belajar tuntas (mastery learning)

Mencermati penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa, ternyata masih terdapat pro dan kontra di kalangan guru dan masyarakat. Hal ini dikarenakan guru dan masyarakat dalam hal ini orang tua peserta didik memiliki perspektif tersendiri atas penyelenggaraan program akselerasi tersebut diantaranya dikarenakan adanya anggapan bahwa kelas Akselerasi bersifat eksklusif karena kelasnya bersifat khusus, sehingga menimbulkan egoisme, arogansi, dan ekslusifisme bagi peserta didik cerdas istimewa, dan mereka tidak dapat bersosialisasi dengan siswa lainnya karena kelas yang dipisahkan. Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan prinsip pendidikan inklusif yang


(20)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengutamakan tentang layanan belajar bagi semua peserta didik tanpa terkecuali dalam setting sekolah reguler

Sikap pro dan kontra itu diperkuat dengan adanya kriteria guru dalam layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa dan perspektif guru dalam program akselerasi. Menurut kriteria, guru yang terbaik adalah guru berdasarkan kriteria tertentu seperti pengalaman mengajar, prestasi, tingkat pendidikan yang dipersyaratkan, dan telah dipersiapkan untuk mengajar peserta didik akselerasi.

Selain dari itu, system perekrutan peserta didik cerdas istimewa yang lebih mengutamakan sisi akademik dan hasil tes psikologi, menimbulkan pro dan kontra di kalangan guru. Demikian juga pada proses belajar dan evaluasi belajar peserta didik yang memiliki persamaan dengan program reguler, menjadi perbincangan di kalangan guru, orang tua dan peserta didik itu sendiri Dari hasil studi penelitian terdahulu, peneliti memperoleh Informasi bahwa pada dasarnya, pelaksanaan program akselerasi belajar masih terkendala oleh banyak hal , terutama bertolak belakang dengan prinsip pendidikan inklusif yang mengutamakan keberagaman dan menjauhkan diskriminatif bagi peserta didik terlebih-lebih dengan system penempatan dalam kelas khusus . Kontra yang lain muncul dari sikap penerimaan guru dan masyarakat yang menilai program akselerasi belajar


(21)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hanya memunculkan kelompok belajar eksklusif bukan inklusif dengan sarana belajar lebih lengkap dibandingkan dengan kelas regular. Sementara itu hasil penelitian yang lain menemukan fakta bahwa sebagian besar peserta didik cerdas istimewa merasakan bahwa program akselerasi belajar memberikan dampak positif kepada peserta didik , berkaitan dengan materi pelajaran yang menantang dimana teman sebayanya di kelas regular belum mendapatkan materi pelajaran seperti yang mereka dapatkan. Program akselerasi belajar juga dianggap oleh mereka sebagai suatu program belajar yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik sehingga kemajuan belajarnya menjadi lebih cepat dibandingkan dengan teman-temannya di kelas reguler.

Berdasarkan uraian diatas , maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penyelenggaraan Program Akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa dilihat dari opini guru, orang tua dan peserta didik “

Peneliti berharap penelitian ini menghasilkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru dalam memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik cerdas istimewa dan dari gagasan tersebut diharapkan pada perkembangannya menghasilkan suatu program layanan lain bagi peserta didik cerdas istimewa selain program-program yang sudah ada, termasuk program akselerasi belajar.


(22)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian

Agar permasalahan dapat dijawab secara operasional, maka fokus penelitian ini adalah “ Opini Guru, Orang Tua dan Peserta Didik Cerdas Istimewa tentang Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa di SMP Negeri 1 Baleendah Kabupaten Bandung”

Untuk menjawab fokus penelitian ini, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa tentang rekrutmen peserta didik cerdas istimewa di SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung ?

2. Bagaimanakah opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa tentang proses pembelajaran dan evaluasi bagi peserta didik

cerdas istimewa, yang terpisah dengan kelas reguler di SMPN I Baleendah Kabupaten Bandung ?

3. Bagaimanakah gagasan guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa tentang layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa di SMPN I Baleendah Kabupaten Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Secara Umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi pesera


(23)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik cerdas istimewa di SMP Negeri I Baleendah Kabupaten Bandung dilihat dari opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengungkap opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa tentang rekrutmen peserta didik cerdas istimewa di SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung

2. Mengetahui opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa tentang Proses pembelajaran dan evaluasi bagi peserta didik cerdas istimewa, yang terpisah dengan kelas reguler di SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung

3. Mendapatkan alternatif gagasan pelayanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa berdasarkan opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa di SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis.

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian dalam pengembangan ilmu khususnya pengembangan keilmuan pendidikan baik pendidikan kebutuhan khusus, pendidikan inklusif juga dalam penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa .


(24)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi :

a. Pengelola Program Akselerasi

Dengan terungkapnya hasil penelitian tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa dilihat dari opini guru, orang tua dan peserta didik maka hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai bahan kajian selanjutnya ke arah konseptualisasi program layanan pendidikan dalam bentuk lain bagi peserta didik cerdas istimewa sehingga memunculkan ragam pilihan bagi pemberian layanan di sekolah yang efektif dan berkualitas

b. Guru Program Akselerasi

Guru program akselerasi dapat menambah pengetahuan tentang layanan yang paling tepat bagi peserta didik cerdas istimewa untuk kemudian memahami kebutuhan mereka dan menyesuaikan strategi pembelajaran di kelas.

c. Peneliti

Sebagai bahan alternatif dalam memberikan program layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa

E. Definisi Konsep

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka perlu kiranya definisi konsep sebagai berikut :


(25)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengertian akselerasi diberikan oleh Pressey dalam Reni Akbar (1993) sebagai suatu kemajuan yang diperoleh dalam program pengajaran pada waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih muda daripada yang konvensional. Definisi ini menunjukkan bahwa akselerasi meliputi persyaratan untuk menghindari hambatan pemenuhan permintaan dalam pengajaran dan juga mengusulkan proses-proses yang memungkinkan siswa melalui pemberian materi yang lebih cepat dibanding dengan kemajuan rata-rata siswa.

Definisi yang serupa diuraikan oleh beberapa ahli lainnya. Harrington dalam Reni Akbar (2004) mengatakan bahwa acceleration refers to program organization in which the learner completes coursework earlier or in less time than ordinarily expected. Akselerasi menunjuk pada program dimana siswa menyelesaikan materi pelajaran lebih awal atau dalam waktu yang lebih singkat dari waktu yang diharapkan pada umumnya. Gowan dan Renzulli dalam Semiawan ( 1997) mengatakan, akselerasi berarti perolehan

konten materi dengan irama yang lebih dipercepat sesuai dengan kemampuan potensial siswa.

Dengan demikian yang dimaksud dengan program akselerasi belajar pada penelitian ini adalah program layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa dengan sistem percepatan belajar dimana peserta didik pada tingkat sekolah menengah dapat menyelesaikan program belajarnya


(26)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup dengan dua tahun pada jenjang sekolah menengah dan lima tahun pada jenjang sekolah dasar.

2. Peserta Didik Cerdas istimewa

Dalam buku Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas Istimewa yang dikeluarkan oleh direktorat pembinaan sekolah luar biasa, Kementerian Pendidikan Nasional: 2010 dikatakan bahwa peserta didik cerdas istimewa yaitu mereka yang memiliki kemampuan intelektual yang jauh melampaui kemampuan siswa lain seusianya yang menunjukkan karakteristik belajar yang unik sehingga membutuhkan stimulasi khusus agar potensi kecerdasannya dapat terwujud menjadi kinerja yang optimal (Gagne:1985, 1995, 1997 1999,2004; Marland: 1972; Piirto: 1999,2007; Renzulli: 2002)

Pada penelitian ini peserta didik cerdas istimewa yang dimaksud adalah mereka anak-anak yang diidentifikasi sebagai anak-anak cerdas istimewa yang mengikuti program akselerasi belajar di SMP Negeri 1 Baleendah Kab. Bandung

3. Opini

Saifuddin (2012) mengartikan opini sebagai perkiraan, pikiran, anggapan atau pendapat tentang suatu hal yang terbentuk didasari oleh


(27)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sikap yang sudah mapan . Pendapat orang mengenai suatu hal berbeda-beda. Pendapat dapat berupa saran, kritik,tanggapan, harapan, nasihat, atau ajakan.

Pada penelitian ini berdasarkan opini guru, orang tua dan peserta didik diharapkan menghasilkan pendapat, saran dan lain – lain bagi penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa di SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung


(28)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Arikunto (2006), studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Pada pelaksanaannya studi kasus diarahkan untuk mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktor-faktor penting yang terkait dan menunjang kondisi perkembangan tersebut. Penelitian intensif yang menjadi ciri pada studi kasus kemungkinan akan mengakibatkan ditemukannnya hubungan-hubungan yang tak terduga sebelumnya.

Lebih lanjut Sukmadinata dalam tesis Artanti (2009) mengatakan bahwa :

”Studi kasus merupakan metode untuk menghimpun dan

menganalisis data berkenaan dengan suatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah , malahan dijadikan kasus karena keunggulan

atau keberhasilannya”

Kasus yang dipilih dalam penelitian ini adalah tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa dilihat dari opini guru, orang tua dan peserta didik. Kasus ini


(29)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipilih karena adanya opini dari sebagian guru dan orang tua yang menganggap bahwa penyelenggaraan program akselerasi belajar

bukanlah satu-satunya layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa Dalam penelitian ini juga dipaparkan tentang perekrutan peserta didik cerdas istimewa, proses pembelajaran, evaluasi belajar dan hal-hal lain yang mendukung penelitian.

Metode studi kasus merupakan bagian dari penelitian deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena yang direkayasa manusia (Sukmadinata, dalam tesis Artanti :2009) Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel melainkan memaparkan apa adanya, hal inilah yang mendasari peneliti untuk menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada kehidupan nyata di lapangan. Proses dalam melakukan penelitian merupakan penekanan dalam penelitian ini oleh karena itu dalam melaksanakan penelitian, peneliti lebih berfokus pada proses dari pada hasil akhir. Dengan kata lain penelitian ini berorientasi pada proses bukan pada keluaran (output)

Metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif ini juga digunakan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu sebagai berikut :


(30)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Peneliti bermaksud ingin mengembangkan pemikiran dan pemahaman yang terkandung dalam penyelenggaraan program akselerasi belajar sebagai salah satu layanan pendidikan terhadap

peserta didik cerdas istimewa, dengan melihat secara keseluruhan suatu keadaan, proses serta mendeskripsikannya secara induktif

b. Peneliti bermaksud untuk menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa yang berkaitan dengan penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa, dalam konteks ruang dan waktu serta situasi yang dialami oleh peserta didik, guru dan orang tua peserta didik

c. Studi kasus dilakukan pada penelitian ini dengan pertimbangan lokasi penelitian hanya mencakup satu unit satuan pendidikan yaitu SMP Negeri I Baleendah, Kabupaten Bandung sebagai satu-satunya sekolah penyelenggara program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa di kabupaten Bandung.

Proses penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung ke lapangan, berorientasi pada penemuan, eksplorasi (menjelajah) perluasan dan menggambarkannya secara holistik (menyeluruh)


(31)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong (1988) menyatakan bahwa langkah-langkah dalam penelitian studi kasus adalah sebagai berikut : 1) Pra lapangan, 2) tahap penelitian, 3) Analisis data , 4) Pelaporan hasil penelitian

Digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Studi Kasus

1. Pra lapangan

Kegiatan pra lapangan, dilakukan oleh peneliti sebelum pengumpulan data, hal ini bertujuan agar peneliti memperoleh gambaran

PRA LAPANGAN -STUDI LITERATUR -OBSERVASI PENDAHULUAN -PENYUSUNAN INSTRUMEN

TAHAP PENELITIAN -OBSERVASI NON

PARTISIPATIF, - STUDI DOKUMENTASI

-WAWANCARA

ANALISIS DATA -PENGELOMPOKAN DATA - TRISNGULASI DATA - ANALISIS DATA SECARA KUALITATIF

PENYUSUNAN DAN

PELAPORAN HASIL


(32)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang jelas dan lengkap mengenai masalah yang akan diteliti. Kegiatan pra lapangan dimulai dengan hal-hal berikut :

a. Studi literatur , yaitu studi kepustakaan dan pengkajian berbagai teoritis yang terkait dengan permasalahan penelitian

b. Observasi pendahuluan, yaitu melakukan pengamatan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan fokus penelitian secara umum, untuk dijadikan bahan observasi selanjutnya

c. Penyusunan instrumen penelitian

2. Tahap Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data yang dilakukan di tempat penelitian , melalui kegiatan observasi non partisipatif, dimana peneliti mengamati proses pembelajaran tiga kelompok mata pelajaran yaitu kelompok mata pelajaran science (Matematika dan IPA), kelompok bahasa

(Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Sunda) dan kelompok social (IPS, PKN, Seni Budaya, Agama)

Kelompok mata pelajaran yang diteliti pada saat proses pembelajaran diwakili oleh satu mata pelajaran, yaitu kelompok bahasa, diwakili oleh mata pelajaran bahasa Inggris, kelompok science diwakili oleh mata pelajaran matematika, dan kelompok sosial diwakili oleh kelompok IPS


(33)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara tidak terstruktur, dilakukan pada guru yang mengajar di program akselerasi belajar, guru pada program reguler, orang tua peserta didik cerdas istimewa dan peserta didik cerdas istimewa. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan gambaran tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar.

Studi dokumentasi dilakukan guna mengumpulkan data berupa dokumen, laporan tertulis, foto, gambar-gambar yang berkaitan dengan pola rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, hasil evaluasi, data peserta didik dan hal-hal lain yang menunjang pada fokus penelitian

3. Analisis penelitian

Pada tahap ini, semua data yang diperoleh dari lapangan dikelompokkan

a. Penyusunan dan pengelompokkan data lapangan yang diperoleh (data hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi)

b.Triangulasi data, pengecekan keabsahan data yang ada dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi

c. Pengolahan dan analisis data lapangan, dengan melakukan reduksi data, display, kesimpulan dan verifikasi data


(34)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pelaporan Hasil Penelitian

Merupakan langkah terakhir dari penelitian, yaitu dengan melakukan pelaporan hasil penelitian mengenai Penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas sitimewa dilihat dari opini guru, orang tua dan peserta didik di SMP Negeri I Baleendah Kabupaten Bandung.

C. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini lokasi yang diteliti adalah SMP Negeri 1 Baleendah Kabupaten Bandung. Pemilihan kasus pada penelitian ini lebih didasarkan pada pertimbangan bahwa:

1. SMP Negeri 1 Baleendah sebagai satu-satunya SMP penyelenggara Program Akselerasi Belajar di Kabupaten Bandung dengan pembinaan dari Direktorat PLB Depdiknas dan Bidang PLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2. Program Akselerasi Belajar di SMP Negeri I Baleendah sudah cukup lama diselenggarakan yaitu dari tahun 2005 hingga saat ini, sehingga dipertimbangkan oleh peneliti sebagai hal yang layak untuk dijadikan lokasi penelitian


(35)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Subyek Penelitian

Sampel yang dijadikan sumber data atau subyek dalam penelitian ini adalah :

1. Guru pengajar program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa berjumlah 4 orang yang dipilih berdasarkan pertimbangan :

Pertama, guru pengajar program akselerasi sebagai pelaksana kebijakan sekolah. Kedua, guru pengajar program akselerasi mampu memberikan data dan informasi tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa. Ketiga, opini guru pengajar program akselerasi dapat dipandang sebagai triangulasi untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkan hasil jawaban dari satu informan terhadap informan lain

2.Guru yang mengajar pada kelas reguler berjumlah 4 orang yang dipilih dengan pertimbangan: Pertama, guru pengajar di kelas reguler

memiliki harapan yang berbeda dengan guru pengajar program akselerasi belajar Kedua, guru pada kelas reguler walaupun belum pernah mendapat tugas untuk mengajar di program akselerasi belajar, dipandang mampu memberikan informasi dan opini tentang penyelenggaran program akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah sepanjang pengetahuannya.

3. Orang tua peserta didik cerdas istimewa dari peserta didik yang bersekolah di SMP Negeri 1 Baleendah berjumlah 4 orang, dipilih


(36)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

acak dengan pertimbangan: Pertama, dari segi pembiayaan, orang tua adalah mitra sekolah dalam memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik. Kedua, Orang tua adalah partisipan aktif dalam pembuatan rencana pembelajaran, pengadaan alat, media, dan sumber daya yang dibutuhkan sekolah. Ketiga, orang tua adalah mitra sekolah yang Aktif berkomunikasi dan berkonsultasi tentang permasalahan dan kemajuan belajar anaknya. Keempat, orang tua dipandang mampu berkolaborasi dalam mengatasi hambatan belajar anaknya, serta pengembangan potensi anak melalui program-program lain di luar sekolah. Kelima, orang tua dipandang dapat memberikan opininya tentang penyelenggaraan program akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah tempat putra – putrinya mendapatkan layanan pendidikan 4. Peserta didik cerdas istimewa berjumlah 4 orang yang dipilih dengan

pertimbangan: Pertama, mereka adalah anak- anak teridentifikasi cerdas istimewa yang mendapatkan layanan pendidikan dari program

akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah. Kedua, mereka terlibat langsung dalam penyelenggaraan program akselerasi belajar sehingga apa yang mereka jalani, alami dan rasakan dapat terekam langsung dengan memberikan opini mereka tentang rekrutmen, proses pembelajaran dan evaluasi pada program akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah


(37)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut tabel subyek atau informan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

Tabel 3.1

Daftar informan dan Teknik yang digunakan

No Informan Teknik yang digunakan

1. 4 orang guru Akselerasi Wawancara dan observasi

2. 4 orang guru Reguler Wawancara

3. 4 orang tua peserta didik CI Wawancara

4. 4 orang peserta didik CI Wawancara dan observasi

Melalui subyek penelitian tersebut, diharapkan penelitian yang lengkap mengenai penyelenggaraan dan alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa berdasarkan opini guru, orang tua dan peserta didik cerdas istimewa . Selanjutnya berdasarkan

data atau informasi yang diperoleh, peneliti dapat menetapkan tingkat kelengkapan dan kedalaman informasi sejalan dengan fokus penelitian


(38)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik : 1. observasi 2. wawancara, dan 3. studi dokumentasi. Ketiga teknik pengumpulan data ini digunakan agar dapat saling melengkapi dan menunjang antara satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh informasi yang diperlukan sesuai dengan focus kajian penelitian.

1. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam upaya mendapatkan data penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian, merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan pula peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi dan catatan lapangan. Observasi pendahuluan dilakukan dalam mengamati berbagai hal yang berkaitan dengan fokus penelitian secara umum dan observasi selanjutnya difokuskan pada pengamatan proses pembelajaran dan evaluasi dengan menekankan pengamatan pada peserta didik, guru dan lingkungan belajar.

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini, observasi dilakukan mulai pada bulan April hingga Mei 2013.


(39)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Wawancara,

Teknik wawancara dilakukan guna mengungkap keterangan-keterangan lebih lanjut secara terperinci serta mendapatkan opini tentang penyelenggaraan program akselerasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, dimana informan yang dipilih adalah mereka yang memiliki pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan. Pedoman wawancara yang digunakan berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Secara terperinci wawancara dilakukan pada :

a. Guru yang mengajar pada program akselerasi belajar, wawancara difokuskan pada sekitar penyelenggaraan program akselerasi belajar, rekrutmen, proses pembelajaran dan alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa selain program akselerasi

b. Guru reguler, wawancara difokuskan pada pertanyaan sekitar penyelenggaraan program akselerasi belajar, rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, pemisahan kelas dan alternatif layanan belajarnya

c. Orang tua peserta didik cerdas istimewa, wawancara difokuskan pada pertanyaan tentang program akselerasi belajar, motivasi orang tua, opininya

tentang rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, kelas khusus dan prestasi peserta didik cerdas istimewa serta alternatif gagasan layanan belajar mereka


(40)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Peserta didik, wawancara difokuskan pada pertanyaan tentang program akselerasi belajar, motivasi, rekrutmen, kelas khusus dan proses belajar

Instrumen wawancara berupa pedoman yang bersifat fleksibel, karena dilapangan ditemukan beberapa data penelitian yang bukan merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang tercantum dalam pedoman wawancara.

Pelaksanaan wawancara dilakukan secara sederhana dalam situasi yang alamiah. Dilakukan di sekolah dan di perpustakaan pada saat jam belajar mengajar selesai, pada saat jam istirahat dan dilakukan juga di rumah subyek pada saat-saat subyek yang bersangkutan memiliki waktu luang setelah sebelumnya peneliti membuat janji wawancara pada subyek.

Hasil wawancara berupa data yang relevan tetap digunakan, sedangkan data yang tidak relevan direduksi (disingkirkan).

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Adapun dokumen yang diteliti dan dikumpulkan pada penelitian ini antara lain meliputi : dokumen pedoman pelaksanaan program akselerasi belajar, juknis, ragam administrasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)


(41)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru, pedoman rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, data hasil belajar peserta didik cerdas istimewa, kurikulum yang dipergunakan pada program akselerasi belajar, video tentang proses pembelajaran dan foto-foto yang mendukung pada penelitian ini

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama, oleh karena itu, pada waktu mengumpulkan data di lapangan, peneliti berperan serta sehingga memiliki kedudukan yang cukup rumit, sebab peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya pelapor hasil penelitian (Moleong : 1988)

. Untuk mendukung kegiatan penelitian, maka peneliti mengembangkan instrumen sebagai alat untuk melakukan tekhnik penelitian yang sebelumnya dibuat dulu pedoman atau acuan, dalam hal ini adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi, sedangkan studi dokumentasi cukup mengacu pada pertanyaan penelitian

Adapun langkah penyusunan instrumen antara lain: a. Penyusunan kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi instrumen dalam hal ini adalah gambaran garis besar dari materi yang digunakan dalam pedoman wawancara dan observasi. Dalam penyusunan kisi-kisi materi merupakan jabaran dari pertanyaan dan pengamatan penelitian yang diungkap dalam penelitian ini.


(42)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena wawancara dilakukan pada subyek yang berbeda, yaitu guru pada program akselerasi belajar, guru pada program reguler, orang tua peserta didik cerdas istimewa dan peserta didik cerdas istimewa itu sendiri, maka penyusunan kisi-kisi wawancara dibuat secara terpisah berdasarkan subyek penelitiannya. Dalam tabel akan nampak sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi wawancara untuk guru program akselerasi belajar

No. Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen

Pertanyaan 1. Program akselerasi belajar Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar Mendeskripsikn tentang program akselerasi belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa

1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa 2. Rekrutmen peserta didik pada program akselerasi belajar Sistem Penjaringan dan Penyaringan peserta didik Cerdas Istimewa dan guru pengajar a.Mendeskripsikan system perekrutan peserta didik cerdas istimewa di SMPN I Baleendah b. Menjelaskan system perekrutan guru pengajar pada program akselerasi belajar

2a. Apa yang

Bapak/ibu ketahui mengenai sistem perekrutan peserta

didik cerdas

istimewa di sekolah tempat bapak/ ibu mengajar (SMPN I Baleendah) ? apa opini bapak/ibu

mengenai hal

tersebut ?

2b.Sejak kapan

Bapak/ibu menjadi

pengajar di

program akselerasi

belajar dan


(43)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perekrutan

bapak/ibu sebagai tenaga pengajar di program akselerasi belajar pada SMPN 1 Baleendah 3. Kelas khusus, proses pembelajaran dan evaluasi Proses Pembelajaran, kurikulum, dan evaluasi pada kelas khusus bagi peserta didik cerdas istimewa Memberikan opini tentang kelas khusus dengan proses pembelajaran dan evaluasi yang terpisah dengan kelas regular

3. Bagaimana opini Bapak/Ibu tentang kelas khusus

bagipeserta didik cerdas istimewa di SMP Negeri 1 Baleendah

berkaitan dengan :

a.proses

pembelajarannya b.evaluasi

belajarnya

c. kurikulum yang digunakan(adakah perbedaan dengan kelas regular atau tidak )Berikan pendapatnya ! 4. Program

Layanan Belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa Alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa Memberikan pendapat tentang alternative gagasan layanan belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa selain program akselerasi belajar

4. Menurut opini Bapak/Ibu adakah alternative

gagasan

pelayanan belajar bagipeserta didik cerdas istimewa selain program akselerasi

belajar? Berikan pendapatnya !


(44)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kisi-kisi Wawancara Guru Program Reguler

No

Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen

Pertanyaan 1. Program

akselerasi belajar Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar Mendeskripsikan tentang program akselerasi belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa

1a . Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Program akselerasi belajar bagi peserta didik (Tasdik) CI di sekolah tempat bapak/ibu mengajar? b. Apa persepsi bapak/ibu tentang pelaksanaan program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa di sekolah tempat bapak/ibu mengajar ? 2. Rekrutmen

peserta didik pada program akselerasi belajar Sistem Penjaringan dan Penyaringan peserta didik Cerdas Istimewa Mendeskripsikan system perekrutan peserta didik cerdas istimewa di SMPN I Baleendah

2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang sistem

perekrutan peserta didik cerdas istimewa di


(45)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah tempat bapak/ ibu mengajar (SMPN I Baleendah) ? 3. Kelas khusus,

proses pembelajaran dan evaluasi Proses Pembelajaran, kurikulum, dan evaluasi pada kelas khusus bagi tasdik CI Memberikan opini tentang kelas khusus dengan proses pembelajaran dan evaluasi yang terpisah dengan kelas regular

3.

Bagaimana opini Bapak/Ibu tentang kelas khusus bagi tasdik CI di SMP Negeri 1 Baleendah berkaitan dengan : a.proses pembelajaran b. evaluasi belajarnya setuju atau tidak setuju, berikan pendapatnya! 4. Program

Layanan Belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa Alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa Memberikan pendapat tentang alternative gagasan layanan belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa selain program akselerasi belajar 4. Menurut opini Bapak/Ibu adakah alternative gagasan pelayanan belajar bagi tasdik CI selain program akselerasi belajar? Berikan pendapatnya


(46)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Kisi-kisi wawancara untuk Orang Tua Peserta Didik Cerdas Istimewa No

Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen

Pertanyaan 1. Program

akselerasi belajar Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar Mendeskripsikan tentang program akselerasi belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa

1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Program akselerasi belajar bagi peserta didik cerdas istimewa ? 2. Motivasi Orang Tua Motivasi, alasan pemilihan program akselerasi oleg orang tua bagi layanan pendidikan peserta didik cerdas istimewa

Menjelaskan motivasi orang tua menyekolahkan putra-putrinya di program

akselerasi belajar

2a. Apa motivasi bapak/ ibu untuk menyekolahkan putra putrinya pada program akselerasi belajar di SMPN I Baleendah ? b.Apayang bapak/ibu lakukan pada putra

putri bapak/ ibu

sebelum mendaftar ke program akselerasi belajar di SMPN Baleendah ?

3. Rekrutmen peserta didik pada program akselerasi Sistem Penjaringan dan Penyaringan peserta didik Cerdas Istimewa Mendeskripsikan system perekrutan peserta didik cerdas istimewa di SMPN I

3. Apakah bapak / Ibu mengetahui Bagaimana system perekrutan putra-putri bapak/ibu pada


(47)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar Baleendah program akselerasi

di SMPN 1 Baleendah ? 4. Kelas khusus

peserta didik cerdas istimewa

Kelas khusus , kelas tersendiri dengan fasilitas yang berbeda dengan kelas reguler 4. Bagaimana opini Bapak/Ibu tentang kelas khusus dan fasilitas kelas bagi putra-putri bapak/ibu yang terpisah dan berbeda dengan kelas umum(regular) SMPN I Baleendah

5. Belajar Hasil Belajar, prestasi

akademik, social

Memberikan opini tentang kelas khusus bagi peserta didik cerdas istimewa

5.Setelah menjadi peserta didik cerdas

istimewa,bagaimana prestasi belajar yang diperoleh putra-putri bapak/ibu

6. Program Layanan Belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa Alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa Memberikan pendapat tentang alternative gagasan layanan belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa selain program akselerasi belajar

6. Menurut opini Bapak/Ibu apakah program akselerasi belajar bagi putra-putri bapak/ibu yang tergolong cerdas istimewa ini sudah tepat ? atau belum ? berikan pendapat bagi masing-masing jawaban !


(48)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi-kisi wawancara untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa

No

Aspek Ruang Lingkup Indikator Instrumen Pertanyaan

1. Program akselerasi belajar Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar Mendeskripsikan tentang program akselerasi belajar bagi peserta didik Cerdas Istimewa

1. Apa yang ananda ketahui tentang program akselerasi belajar ?

2. Motivasi/ alasan peserta didik Cerdas Istimewa

alasan pemilihan program akselerasi oleh peserta didik Cerdas Istimewa Menjelaskan alasan peserta didik mendaftar pada program akselerasi belajar di SMPN I Baleendah

2.Mengapa ananda

tertarik untuk mendaftar pada program akselerasi belajar di SMPN I Baleendah ?

3. Rekrutmen peserta didik pada program akselerasi belajar Sistem Penjaringan dan Penyaringan peserta didik Cerdas Istimewa Mendeskripsikan system perekrutan peserta didik Cerdas istimewaI di SMPN I Baleendah

3.Pengalaman apa

yang dapat ananda ceritakan pada saat ananda mengalami penyeleksian atau

perekrutan untuk

menjadi peserta didik cerdas istimewa pada program akselerasi di SMPN I Baleendah ? 4. Kelas

khusus peserta didik cerdas istimewa

Kelas khusus , kelas tersendiri dengan fasilitas yang berbeda dengan kelas reguler Memberikan opini tentang kelas khusus bagi peserta didik cerdas istimewa

4a.Bagaimana

perasaan ananda ketika ananda lolos seleksi dan ditempatkan pada kelas khusus dengan fasilitas kelas yang berbeda dengan kelas

umum (kelas

Reguler)? b. Bagaimana pendapat ananda dengan proses belajar yang lebih cepat dibandingkan dengan proses belajar di kelas umum (regular ) ?


(49)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c.Bagaimana pendapat ananda tentang

evaluasi belajar yang dilaksanakan pada program akselerasi belajar di SMPN I Baleendah ?

5. Belajar Hasil Belajar, prestasi

akademik, social

Menjelaskan perkembangan prestasi belajar yang didapat oleh peserta didik cerdas istimewa

5a. Setelah menjadi peserta didik cerdas istimewa, bagaimana prestasi belajar yang ananda peroleh ? b.Bagaimana menurut ananda kriteria guru pengajar yang diinginkan pada program akselerasi belajar ?

b. Kisi – Kisi instrument Observasi dibuat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.6

Kisi-kisi instrument Observasi Proses Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar

No

Aspek Obyek Pengamatan Hasil Pengamatan

1. Peserta Didik Cerdas Istimewa (Tasdik CI)

1. sikap pserta didik cerdas istimewa ketika

guru tiba di dalam kelas 2. Jumlah tasdik yang hadir pada PBM (..%)

3. Keaktifan peserta didik cerdas istimewa dalam PBM

4. Terdapat atau tidak tasdik yang tidak focus pada PBM


(50)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.

Guru

1. cara guru dalam memberikan layanan belajar kepada peserta didik cerdas istimewa 2. Metode mengajar yang dilakukan oleh guru (Ceramah, Diskusi, inquiri…dll)

3.Administrasi mengajar Guru (Silabus, RPP…dll)

4. Kurikulum yang Dipergunakan guru di Kelas program akselerasi belajar

5. Penguasaan guru dalam PBM

6. Penggunaan media Pembelajaran 7. Pengevaluasian

8. Cara menutup pelajaran 3. Lingkungan Belajar 1. Ketersediaan fasilitas

belajar

a. meja belajar yang nyaman untuk dipergunakan

b. Kelengkapan sumber dan media belajar (papan tulis, In Focus, buku- buku sumber..dll) c. fasilitas computer dan akses internet

2. Kondisi Fisik Kelas a. Pencahayaan

b. Jarak tempat duduk dengan papan tulis c. Lantai kelas

d. warna cat pada dinding kelas


(51)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Studi Dokumentasi

Dalam studi dokumentasi, sebagai acuan adalah, data-data program akselerasi belajar di SMP Negeri I Baleendah yang relevan dengan pertanyaan penelitian, seperti, Kurikulum yang digunakan dalam layanan belajar terhadap peserta didik cerdas istimewa, petunjuk teknis, ragam

administrasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru, pedoman rekrutmen peserta didik cerdas istimewa, data hasil belajar peserta didik cerdas istimewa, video tentang proses pembelajaran dan foto-foto yang mendukung pada penelitian ini

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya di dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi uraian (Moleong, 1998: 103).


(52)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bogdan & Biklen (1982) dalam Moleong (1998), mengatakan bahwa

Analisis Data Kualitatif , adalah

”upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari data dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain ”

Pada tahap analisis data, maka data yang dikumpulkan masih dipandang sebagai data lunak, karena data masih bersifat faktual dan hanya berdasarkan pikiran dan perasaan mereka semata. Untuk itu, dengan merujuk kepada pendapat Sugiyono (1996), analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut :

a. Reduksi Data, pada tahap ini dilakukan pemilihan tentang relevan tidaknya antara data dengan tujuan penelitian. Informasi

dari lapangan sebagai bahan mentah diringkas, disusun lebih sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih mudah dikendalikan.

Teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti, menghasilkan jawaban yang cukup banyak, jawaban tersebut selain berupa tulisan, peneliti merekam semuanya dalam sebuah rekaman wawancara. Proses yang dilakukan untuk mereduksi data adalah memutar ulang rekaman tersebut, kemudian peneliti menuliskan kembali jawaban-jawaban tersebut ke dalam data display dengan bentuk naratif.


(1)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disampaikan, tidak hanya dari persyaratan nilai raport, tetapi juga harus dipersipkan dari kemampuan awal peserta didik yang diharapkan kedepannya dapat mempengaruhi efektivitas penyelenggaraan program akselerasi belajar.

2. Bagi guru Program Akselerasi Belajar

Proses pembelajaran dan evaluasi belajar bagi peserta didik cerdas

Istimewa, hendaknya dibedakan dengan peserta didik reguler dari segi strategi, metoda ataupun pendekatannya. Proses dan evaluasi

belajar pada program akselerasi belajar harus variatif sehingga dapat menumbuhkan motivasi,minat dan bakat peserta didik cerdas istimewa 3. Bagi Peneliti dan Penyelenggara Program Akselerasi Belajar

Peneliti merekomendasikan alternatif gagasan layanan belajar bagi peserta didik cerdas istimewa yang dilayani kebutuhan belajarnya bersama-sama dalam kelas reguler dengan waktu tempuh sama dengan reguler, pengecualiannya, mereka dapat memilih pelajaran yang diminatinya dengan system SKS, dan apabila mampu menyelesaikan materi pelajaran lebih cepat maka berhak untuk loncat kelas, hendaknya diteliti lebih lanjut untuk nantinya dapat dijadikan rujukan dan masukan bagi peneliti khususnya dan dapat dipertimbangkan oleh para pemegang kekuasaan (stakeholder) dan team pengembang program akselerasi belajar umumnya, sebagai alternative lain selain program akselerasi belajar demi tercapainya perkembangan layanan belajar bagi peserta


(2)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik cerdas istimewa kearah yang lebih baik, dan terealisasinya

pendidikan inklusif bukan “pendidikan eksklusif”

Mengingat penelitian ini hanya mengungkapkan sebagian kecil dari sebagian kasus yang ada pada SMP Negeri I Baleendah sebagai satu - satunya sekolah penyelenggara program akselerasi belajar di lingkungan Kabupaten Bandung, maka sangatlah perlu untuk ditindak lanjuti oleh penelitian lain yang lebih cermat, intensif dan kritis.


(3)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Ahmadi, Iif Khoiru, Hendro, Ari Setyono, dan Sofan Amri. (2011). Pembelajaran Akselerasi. Jakarta : Prestasi Pustaka

Alimin, Z. (2005). Memahami Pendidikan Inklusif dan Anak Berkebutuhan Khusus. Makalah tidak diterbitkan. Bandung: Jurusan PLB FIP Universitan Pendidikan Indonesia.

Alsa, Ahmadi. (2007). Kelemahan dan Keunggulan Program Akselerasi (Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Psikologi UGM). Tidak dipublikasikan

Argo, Wikajanti. ( 2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yogyakarta. Pustaka Widyatama

Arikunto,Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Artanti, Hydra (2009). Upaya Mengefektifkan Program Akselerasi Dalam Rangka Pengembangan Potensi siswa Berbakat Intelektual (tesis ). Tidak dipublikasikan

Ary, Donald., Jacobs, L.C., & Razavieh, Asghar. Introduction to Research in Education. Alih Bahasa oleh: Furchan, Arief. (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Bungin Burhan, (2006). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Gratindo Persada

Dellar, B, Graham. (1998). School Climate, School Improvement and Site-based Management. Learning Environments Research, Volume 1, Number 3 / October, 1998. Springer Netherlands.

Depdiknas. (2007). Penatalaksanaan Psikologi Layanan program cerdas istimewa, Jakarta: Direktorat PLB Dirjen Mandikdasmen Depdiknas Depdiknas. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk

Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa(Program Akselerasi). Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa


(4)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Direktorat pembinaan SLB. (2010). Panduan untuk Guru dan Orang Tua. Memahami dan Menangani Cerdas Istimewa dengan Berbagai Masalah yang Menghambat Prestasi Akademis. Jakarta : Dirjen Kementrian Pendidikan Nasional.

Djojonegoro, Wardiman. (2004). Permasalahan Pelaksanaan Pendidikan Dasar Dalam Era Otonomi Daerah. [tersedia online] : http://www.diknas-jabar.go.id/tentang/pendas/pendasotonomi.htm. 01-02-2004.

Efiaty. (2012). “ Pengembangan Pendidikan Khusus”

Artikel.http//www:republic.co.id/Suplemen/detail. 05-05-2013 http : //www.alcenter.com/alindex.html. diakses 17 Mei 2013

Hawadi, Reni Akbar .(1993). Melacak Bakat Intelektual Anak Menurut Konsep Renzulli. Depok: Disertasi FPs Universitas Indonesia

Hawadi, Reni Akbar. ( 2004) . Akselerasi A-Z, Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta : Grasindo

Hendyat Soetopo, (2002) . Kelas Akselerasi Bisa Perkosa Perkembangan AnakDidik, Kompas Cyber Media. 31-05-2013 Kepmendiknas No. 19. (2005). Jakarta. Depdiknas

Meier, Dave. (2002). The Accelerated Learning Handbook: Panduan kreatif dan efektif merancang program pendidikan dan pelatihan, Bandung: Kaifa

Moleong, Lexy J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Munandar, Utami ( 2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cpta

Munandar, Utami; freeman, Joan (2004). Cerdas dan Cemerlang. Kiat Menemukan dan Mengembangkan Bakat Anak Usia 0 – 5 Tahun. Jakarta : Gramedia


(5)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI. (2009). Pendidikan inklusif bagi Peserta Didik Yang memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan /atau Bakat istimewa. Jakarta: Permendiknas Permendiknas . (2006). No. 34/2006 Tentang Pembinaan Prestasi

Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Jakarta : Depdiknas

Permendiknas. No 34 (2006). Tentang Pembinaan PrestasiPeserta Didik. Jakarta : Depdiknas

Pyryt, M.C (1999). Acceleration : Strategic and Benefits. Paper Presented at the 9th annual SAGE Conference , 6-7 Calgary Alberta, http://www.calgary.ca/ ~ giftedue / resources/ articles/pyryt.html (diambil tanggal 15 April 2013)

Rusyan,AT.( 1990). Profesionalisme Tenaga Pendidik. Bandung: Karya Sarjana mandiri

Saifuddin. (2012). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Jogyakarta Pustaka Pelajar

Semiawan, Conny. (1997). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta : Grasindo.

Sugiyono, (2009) Metode Penelitian Kualitatif dan R &D, Bandung: IKAPI Alfabeta

Sunarjo, Widodo. (1984). Filsafat Manusia Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Team Pengembang CI+BI. (2012). Selayang Pandang Program Layanan CI+BI (Akselerasi) SMPN 1 Baleendah. Tidak dipublikasikan _________________________.(2005). Pedoman Pengembangan Pusat

Sumber bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Bandung: Disdik Jabar.

Undang-Undang RI. No 20 Tahun 2003 . (2003). Sisdiknas. Jakarta : Dep. Pendidikan Nasional RI


(6)

Dewi Chandrakirana Damayanti, 2013

Penyelenggaraaan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat Dari Opini Guru,Orangtua Dan Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMPN 1 Baleendah Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang No 23 (2002). Tentang Perlindungan Anak. Jakarta: Depdiknas

Undang-Undang RI. No 14 Tahun 2005. (2005). Jakarta.

Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945, Pasal 31 ayat 1, ayat 2 dan ayat 3 Zamroni. (2002). Pola Induk Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis

Kemampuan Dasar Sekolah Menengah Umum (SMU). Jakarta : Direktorat Dikmenum, Dirjen Dikdasmen. Departemen Pendidikan Nasional: .