ANALISIS PROGRAM AKSELERASI BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KREATIVITAS SISWA.

(1)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ANALISIS PROGRAM AKSELERASI BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL

DAN KREATIVITAS SISWA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh:

Rini Restu Handayani NIM. 1104490

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ANALISIS PROGRAM AKSELERASI BAGI SISWA CERDAS ISTIMEWA DILIHAT DARI PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL

DAN KREATIVITAS SISWA

Oleh

Rini Restu Handayani

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© Rini Restu Handayani2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing

Dr. H. Zaenal Alimin, M.Ed NIP. 19590324 198403 1002

Mengetahui

Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed NIP. 19590414 198503 1005


(4)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Analisis Program

Akselerasi bagi Siswa Cerdas Istimewa dilihat dari Prestasi Akademik, Kecerdasan

Emosional dan Kreativitas Siswa” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini”.

Bandung, 27 Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

Rini Restu Handayani NIM. 1104490


(5)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Rini Restu Handayani, lahir di Sukabumi pada tanggal 1 April 1978 dari pasangan Moch. Aik Syahril dan K. Komariah. Penulis, anak ke-5 dari 6 bersaudara. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 3 Nagrak, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 1 Nagrak dan Sekolah Menengah Atas di tempuh di SMA Negeri 1 Cibadak Kabupaten Sukabumi. Setamat SMA, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, dan lulus pada tahun 2000.

Setelah mendapatkan gelar sarjana pendidikan, sejak April 2004 sampai sekarang penulis bertugas sebagai guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Penulis telah dikaruniai tiga orang putri, bersama ketiga putri kecil dan suami tercinta, saat ini penulis tinggal di Jl. Letda T. Asmita No. 40 Perum. Bumi Pasir Rahayu Nanggeleng Kota Sukabumi. Penulis dapat dihubungi melalui email: [email protected].


(6)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Analisis Program Akselerasi bagi Siswa Cerdas Istimewa dilihat dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Siswa. Rini Restu Handayani. Pendidikan Kebutuhan Khusus (2013).

Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa untuk memenuhi kebutuhan siswa cerdas istimewa diperlukan pendidikan khusus. Akselerasi sebagai salah satu program pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun pelajaran 2001-2002. Dalam pelaksanaannya berbagai isu kritis mewarnai berjalannya program akselerasi yang dinilai hanya mampu mengembangkan prestasi akademik siswa tapi tidak dengan kecerdasan emosionalnya. Sebagai lingkungan yang berperan penting dalam perkembangan siswa, pendidikan termasuk program akselerasi diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif untuk mengkaji pelaksanaan akselerasi yang diselenggarakan SMA Negeri 3 Kota Sukabumi yang telah menyelenggarakan program akselerasi sejak tahun pelajaran 2002-2003. Dan pendekatan kuantitatif untuk melihat gambaran prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa baik siswa yang mengikuti program akselerasi maupun siswa regular.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan akselerasi di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi dimulai dengan mengidentifikasi siswa cerdas istimewa sesuai dengan konsep Renzulli, dkk (2002). Siswa yang diidentifikasi cerdas istimewa berhak mendapatkan pelayanan program percepatan belajar (akselerasi). Kurikulum yang dipergunakan adalah kurikulum nasional berdiferensiasi tapi belum digunakan secara maksimal dan evaluasi keberhasilan akselerasi baru dilihat dari berhasilnya siswa lulus dengan baik dan diterima di perguruan tinggi negeri. (2) terdapat perbedaan prestasi akademik yang signifikan antara siswa akselerasi dan siswa regular. (3) tidak ada perbedaan yang signifikan antara kecerdasan emosional siswa akselerasi dan siswa regular. Dan (4) terdapat perbedaan yang signifikan antara kreativitas siswa akselerasi dan siswa regular. Artinya siswa akselerasi menunjukkan prestasi akademik dan kreativitas siswa yang lebih baik dari siswa regular, tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan emosional.


(7)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Analysis of Acceleration Program for Gifted Students Viewed from The Academic Achievement, Emotional Intelligence, and Student’s Creativity. Rini Restu Handayani. Special Need Education. (2013).

The research was conducted based on the reason of the fulfillment of the gifted students needs, a special education is required. Acceleration as one of the special education programs has been applied in Indonesia since the academic year of 2001-2002. In the implementation of the program, many critical issues have been colouring the process. One of the critical issues is that the acceleration program is only able to develop students academic achievement, but not about emotional intelligence. School has an important role to influence students developments, and acceleration program is hopefully able to develop student’s potentials.

The method used in this research is mixed methods. The qualitative approach was used to study the implementation of acceleration program in SMA 3 Sukabumi. The program has been held since the academic year of 2002-2003. The Quantitative

approach was used to study student’s academic achievement, emotional intelligence,

and creativity. The study involved the students in both regular program and acceleration program.

The results showed that: (1) the implementation of acceleration program in SMA 3 Sukabumi was started by indentifying gifted students based on Renzuli, et.al concept (2002). Students indentified as gifted get services in acceleration program. The program uses the differentiated national curriculum, but it has not been optimally used. The evaluation on the program success is merely viewed from the number of students who were accepted in public university. (2) there is a significant difference in academic achievement between acceleration students and regular students. (3) there is no significant difference in emotional intelligence between acceleration students and regular students. And (4) there is significant difference in creativity between acceleration students with regular students. It’s means that acceleration students are better than regular students in both academic achievement and creativity aspects, but in emotional intelligence there is no significant difference between them.


(8)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Asumsi Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi ... 10

BAB II PRESTASI AKADEMIK, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KREATIVITAS SISWA CERDAS ISTIMEWA PROGRAM AKSELERASI ... 12

A. Konsep Program Akselerasi ... 12

1. Konsep Dasar Akselerasi ... 12

2. Siswa Cerdas istimewa ... 20

3. Kurikulum bagi Siswa Cerdas Istimewa ... 23

4. Kualifikasi Guru ... 27


(9)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Akselerasi Sebagai Upaya Untuk mengembangkan Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Siswa

Cerdas istimewa ... 31

1. Akselerasi Kaitannya dengan Prestasi Akademik ... 31

2. Akselerasi Kaitannya dengan Kecerdasan Emosional ... 33

3. Akselerasi Kaitannya dengan Kreativitas ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 45

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

C. Definisi Operasional ... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ... 49

E. Prosedur dan langkah-Langkah Penelitian ... 56

F. Teknik Analisis Data ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60

1. Gambaran Pelaksanaan Program Akselerasi di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi ... 60

2. Profil Prestasi Akademik Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 71

3. Profil Kecerdasan Emosional Siswa Akselerasi dan siswa regular ... 72

4. Profil Kreativitas Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 74

B. Pembahasan ... 76

1. Pelaksanaan Program Akselerasi ... 76

2. Prestasi Akademik Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 82

3. Kecerdasan Emosional Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 83


(10)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas

Siswa Akselerasi ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 97 RIWAYAT HIDUP PENULIS


(11)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

3.1 Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu ... 47

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Berdasarkan Pertanyaan Penelitian ... 50

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Penanggungjawab Program ... 51

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ... 52

3.5 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Siswa ... 52

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ... 53

3.7 Kategori Skor kreativitas ... 55

4.1 Profil Prestasi Akademik Siswa Akselerasi dan Siswa Regular ... 72

4. 2 Kategori Setiap Aspek Kecerdasan Emosional... 73

4.3 Rata-Rata Setiap Aspek Kecerdasan Emosional Siswa ... 73

4.4 Kategori Skor Kreativitas ... 74


(12)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

3.1 Prosedur Penelitian ... 57

3.2 Rata-Rata Prestasi Akademik ... 58

3.3 Rata-Rata Kecerdasan Emosional ... 58


(13)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Surat-Surat ... 97

Lampiran B. Instrumen Penelitian ... 102

Lampiran C. Hasil Wawancara ... 111

Lampiran D. Tabulasi Data ... 137


(14)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, melalui pendidikan individu berharap untuk selalu berkembang dan mewujudkan diri. Ini artinya setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan haruslah memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak tanpa memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada setiap individu. Memberi kesempatan pendidikan yang sama pada hakikatnya berarti mengusahakan suatu lingkungan dimana semua anak mendapat kesempatan yang sama untuk mewujudkan potensi mereka secara optimal.

Pendidikan diharapkan mampu mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang unggul dan dapat menghadapi kehidupannya dimasa yang akan datang. Lebih lanjut dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan peserta didik dalam menampilkan keunggulan dirinya yang cerdas, kreatif serta mandiri. Untuk menciptakan peserta didik yang unggul maka perlu memberikan pendidikan yang dapat merespon keberagaman peserta didik sesuai dengan kebutuhannya, termasuk peserta didik dengan kelainan fisik, emosional, sosial dan peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa.

Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Setiap siswa mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda maka pendidikan harus disesuaikan dengan bakat dan kemampuan peserta didik. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu (mengidentifikasi dan membina) serta memupuk (mengembangkan dan meningkatkan) bakat tersebut, termasuk dari mereka yang berbakat istimewa dan memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa (Munandar, 2009).


(15)

2

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Siswa Cerdas Istimewa (CI) memiliki karakteristik unik yang memunculkan kebutuhan khusus baik dalam belajar maupun dalam berinteraksi secara sosial dengan lingkungannya. Karakteristik seperti kecepatan yang tinggi dalam menerima informasi atau materi pembelajaran, rasa ingin tahu yang mendalam, memiliki banyak gagasan yang muncul secara spontan, kritis dan suka tantangan. Karakteristik tersebut dapat muncul dalam bentuk perilaku positif dan perilaku negatif. Minat yang tinggi untuk mendapatkan materi yang baru dan menantang, dapat memecahkan masalah dengan berbagai cara dan berpikir produktif merupakan perwujudan positif dari karakteristiknya. Dan dengan karakteristiknya tersebut siswa CI juga dapat menunjukkan dalam bentuk perilaku negatife seperti cepat bosan, malas ketika dihadapkan pada pengajaran yang tidak menantang dan tidak menyukai tugas rutin atau pengulangan. Hal tersebut memerlukan kejelian pengamatan dalam menentukan apakah perilaku tersebut muncul sebagai perwujudan karakteristik siswa cerdas istimewa atau bukan.

Siswa cerdas istimewa adalah siswa yang memiliki kemampuan intelektual yang jauh melampaui kemampuan siswa lain seusianya. Renzuli (2002) dalam teorinya the tree rings conception of giftedness menyimpulkan bahwa seseorang yang memiliki perilaku cerdas istimewa dan atau bakat istimewa memiliki gabungan dari kemampuan umum dan atau khusus di atas rata-rata, kreativitas yang tinggi, komitmen terhadap tugas yang tinggi, serta mampu menerapkannya pada berbagai bidang dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang dapat memanifestasikan dan mengembangkan interaksi dari gabungan kemampuan tersebut, apabila memiliki kesempatan pendidikan dan layanan yang berbeda dari pengajaran yang biasa.

Depdiknas (2009) menyebutkan siswa cerdas istimewa adalah peserta didik yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf cerdas ditetapkan skor IQ 130 ke atas dengan pengukuran menggunakan skala Weshler, dimensi kreativitas tinggi, dan pengikatan diri terhadap tugas baik.

Agar potensi kecerdasan istimewa dapat teraktualisasi, maka lingkungan harus memberi mereka kesempatan dan dukungan yang luas untuk mengembangkan kemampuannya. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang


(16)

3

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak memberikan kesempatan dan dorongan yang diperlukan bagi pertumbuhan potensi keberbakatan mereka, nampaknya tidak akan mencapai level prestasi intelektual dan kreativitas yang dapat dicapai oleh temannya (Smith, 2006). Sebagai upaya untuk memberi kesempatan dan dukungan bagi siswa cerdas istimewa, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan layanan pendidikan khusus bagi peserta didik cerdas istimewa melalui program percepatan dan atau program pengayaan (Pasal 135 ayat 2 PP No. 17 tahun 2010). Pada perkembangannya program percepatan belajar atau akselerasi menjadi pilihan utama sebagai suatu bentuk layanan pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa di Indonesia.

Pressey (Southern dan Jones, 1991) mendefinisikan akselerasi adalah

progress through an educational program at rates faster or ages younger than

conventional”. Newland (Masnipal, 2004) menyatakan „…acceleration is not a

„speeding up‟ of growth; it is, rather an educational adjustment to the individual‟s

higher than average level of learning capability‟.

Berdasarkan konsep di atas, akselerasi adalah proses penyesuaian pendidikan atau stimulasi belajar yang diberikan kepada anak yang disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan mereka sehingga mereka tertantang untuk memahami materi baru.

Colangelo (Hawadi, 2004) menyebutkan bahwa akselerasi dapat dilakukan sebagai suatu model penyampaian layanan (service delivery) atau sebagai model penyampaian kurikulum (curriculum delivery). Sebagai model penyampaian layanan, tidak dilakukan perombakan apa pun terhadap kurikulum. Kurikulum yang standar diberikan kepada siswa pada usia yang lebih dini atau pada siswa yang tingkatan kelasnya lebih rendah. Jadi kecepatan dan materinya tidak mengalami perubahan, hanya peserta didik mengikutinya pada usia yang lebih dini. Beberapa program, seperti early entri, grade skipping, dan subject acceleration, termasuk dalam akselerasi sebagai model penyampaian layanan. Dalam program akselerasi sebagai model penyampaian kurikulum dilakukan perombakan kurikulum sehingga siswa mendapatkan materi dan proses belajar yang dirancang agar siswa dapat menyelesaikannya dalam waktu yang lebih cepat


(17)

4

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau lebih singkat. Beberapa program akselerasi, seperti telescoping, curriculum compacting dan self-paced instruction, termasuk dalam akselerasi sebagai model penyampaian kurikulum.

Di Indonesia, sejak tahun 2000 dicanangkan program akselerasi dalam bentuk telescoping. Melalui program akselerasi dalam bentuk telescoping, siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dibandingkan siswa yang regular. Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar, waktu pembelajaran dari enam tahun dipercepat menjadi lima tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas masing-masing waktu pembelajaran dari tiga tahun dipercepat menjadi dua tahun (Kemendiknas, 2010).

Hasil penelitian Nuraida (2003) menyimpulkan bahwa pada saat ini siswa CI yang mengikuti program percepatan atau akselerasi memperoleh muatan kurikulum nasional yang sama dengan siswa regular, dan hanya memperoleh peluang untuk mempercepat penyelesaian studi. Hal ini mengakibatkan potensi kecerdasan yang dimiliki tidak dapat berkembang secara optimal. Disisi lain, tidak ada deskripsi yang spesifik tentang kompetensi dari siswa CI. Dari aspek pembelajaran, proses yang terjadi di dalam dan di luar kelas, masih menekankan pada pencapaian daya serap materi. Hal ini mengakibatkan siswa akselerasi menerima beban lebih berat karena penyelesaian studi yang lebih cepat. Akibatnya model pembelajaran yang digunakan juga tidak berbeda dengan siswa regular, sehingga muncul isu-isu kritis berkaitan dengan penyelenggaraan program percepatan/akselerasi saat ini.

Salah satu isu kritis yang berkembang adalah siswa akselerasi akan mudah frustrasi dengan adanya tekanan dan tuntutan berprestasi, mengalami sedikit kesempatan untuk membentuk persahabatan sehingga menjadi terasing atau bersikap agresif terhadap orang lain (Hawadi, 2004). Hasil penelitian Nuraida (2003) menyimpulkan bahwa skor kecerdasan emosional siswa program akselerasi tidak lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa regular. Seharusnya diharapkan siswa akselerasi mempunyai kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa program akselerasi dengan berbasis


(18)

5

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kurikulum nasional yang dijalankan selama ini belum dapat meningkatkan mutu kecerdasan emosional siswa peserta akselerasi. Sedangkan hasil penelitian Swiatek (Eko Suprianto, 2012) menyatakan bahwa kalau penyelenggaraan program akselerasi dilaksanakan dengan benar, maka akan mengurangi efek negatife sosial dan emosional siswa CI.

Akselerasi sebagai layanan pendidikan khusus bagi siswa CI, diharapkan mampu meningkatkan potensi siswa CI yang memiliki potensi kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik. Dengan melihat perkembangan prestasi akademik, kreativitas dan kecerdasan emosional siswa.

Hasil penelitian Lanawati (1999) menyimpulkan bahwa kemampuan intelektual umum (IQ) memberikan sumbangan yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa dengan IQ lebih tinggi akan menunjukkan prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan IQ lebih rendah. Siswa cerdas istimewa yang memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas hendaklah menunjukkan prestasi akademik yang lebih dibandingkan dengan siswa regular yang tidak memiliki kemampuan intelektual umum pada taraf cerdas.

Goleman (2000) mengemukakan bahwa keberhasilan kita dalam kehidupan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual (IQ), tetapi kecerdasan Emosional (EI) juga memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan hidup individu. Sebuah survey oleh Goleman pada tahun 1995 dan 1998 terhadap ratusan perusahaan di AS, mengungkapkan bahwa kemampuan teknis atau analisis bukan hal yang menentukan keberhasilan seseorang pemimpin atau manajer. Yang terpenting justru kemampuan mengambil inisiatif baru, kemampuan bekerjasama dan kemampuan memimpin tim. Goleman (2000) mengemukakan bahwa EI merupakan persyaratan dasar bagi penggunaan/berfungsinya IQ secara efektif. Hal ini Nampak bahwa pada saat bagian otak yang menfasilitasi fungsi-fungsi perasaan terganggu, maka seseorang tidak pula dapat berfikir secara efektif.


(19)

6

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Masalah kecerdasan emosional pun ditunjukkan oleh siswa seperti: mulai berani membantah dan menyinggung perasaan orang tua dan guru bila ditegur karena menyepelekan tugas sekolah, sering berkelahi antar kelas maupun antara kakak tingkat dan adik kelas, tidak masuk kelas karena tidak menyukai guru mata pelajaran tertentu, minder karena tidak sepintar atau sebaik teman-temannya yang lain, stress dengan tugas sekolah yang banyak, merasa cemas karena tidak tercapai target yang akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan fisik, cenderung memiliki perasaan egois, mudah sedih (menangis) karena dilatar belakangi permasalahan keluarga, menurunnya motivasi belajar ketika bersedih hati.

Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi secara biologis diramalkan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, secara sosial lebih populer dan lebih disukai oleh teman sebayanya dan oleh para guru yang sering disebut dengan anak yang pandai bergaul, secara kognitif akan mempunyai prestasi lebih tinggi dari temannya yang mempunyai IQ sama tetapi tidak memiliki kecerdasan emosional tinggi. Selanjutnya Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosi jauh lebih banyak memberikan sifat-sifat yang membuat manusia lebih manusiawi dan merupakan faktor non intelektual yang dapat memberikan sukses dalam menjalani hidup (Goleman, 2000).

Berdasarkan hasil penelitian Helma (2001) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata skor total Skala Kecerdasan Emosional (SKE) antara siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Ini berarti bahwa terdapat hubungan antara skor total SKE dengan prestasi belajar. Ternyata bahwa siswa yang berprestasi tinggi juga memiliki skor total SKE yang tinggi dibandingkan dengan skor total SKE siswa yang berprestasi rendah. Temuan ini juga membuktikan teori yang dikemukakan oleh Goleman dan Shapiro yang mengatakan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi cenderung memiliki prestasi belajar yang tinggi atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa siswa yang tinggi kecerdasan emosionalnya, secara akademik lebih berhasil dibandingkan dengan siswa lain yang memiliki IQ yang sama tapi memiliki kecerdasan emosional yang rendah.


(20)

7

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Potensi lain yang dimiliki siswa cerdas istimewa adalah kreativitas yang memadai. Kreativitas merupakan ungkapan unik dari keseluruhan kepribadian sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan yang tercermin dalam pikiran, perasaan, sikap atau perilakunya (Munandar, 2009). Potensi ini perlu dipupuk melalui pendidikan yang tepat. Selanjutnya Munandar (2009) menambahkan bahwa bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula dihambat dalam lingkungan yang tidak menunjang pengembangan bakat itu. Lingkungan belajar di kelas merupakan lingkungan sosial yang secara spesifik memiliki peran dalam perkembangan kreativitas siswa. Untuk itu pembelajaran hendaknya mengintegrasikan teknik-teknik pengembangan berpikir kreatif.

Pengembangan potensi peserta didik melalui pendidikan secara optimal merupakan langkah nyata layanan pendidikan yang mengedepankan perbedaan individual. Salah satu bentuknya adalah layanan khusus untuk siswa cerdas istimewa. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa cerdas istimewa tersebut, diperlukan layanan pendidikan yang sistematis dan terarah. Sebagai upaya untuk memperbaiki layanan khusus yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa maka judul penelitian ini adalah

Analisis Program Akselerasi bagi Siswa Cerdas Istimewa dilihat dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Siswa.

B. Rumusan Masalah

Siswa Cerdas istimewa diharapkan dapat berkembang secara optimal, bukan hanya kemampuan akademiknya saja tetapi juga kecerdasan emosional dan kreativitasnya dapat berkembang dengan baik. Maka penelitian ini difokuskan kepada bagaimana pelaksanaan program akselerasi bagi siswa cerdas istimewa dan bagaimana prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat beberapa pertanyaan penelitian:

1. Bagaimanakah deskripsi pelaksanaan program akselerasi (proses identifikasi siswa cerdas istimewa, kurikulum yang digunakan, kualifikasi guru yang


(21)

8

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengajar, dan evaluasi) siswa cerdas istimewa di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi?

2. Bagaimanakah prestasi akademik siswa cerdas istimewa dan prestasi akademik siswa regular?

3. Bagaimanakah kecerdasan emosional siswa cerdas istimewa dan kecerdasan emosional siswa regular?

4. Bagaimanakah kreativitas siswa cerdas istimewa dan kreativitas siswa regular?

C. Tujuan

1. Mengkaji pelaksanaan program akselerasi (proses identifikasi siswa cerdas istimewa, kurikulum yang digunakan, kualifikasi guru yang mengajar dan evaluasi) siswa cerdas istimewa di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi.

2. Mengetahui prestasi akademik siswa cerdas istimewa dan prestasi akademik siswa regular.

3. Mengetahui kecerdasan emosional siswa cerdas istimewa dan kecerdasan emosional siswa regular.

4. Mengetahui kreativitas siswa cerdas istimewa dan kreativitas siswa regular. D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain adalah: 1. Teoritis

a. hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan pendidikan kebutuhan khusus.

b. hasil penelitian dapat memberikan kajian tentang penyelenggaraan program akselerasi/percepatan dan memberikan gambaran prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa yang mengikuti program akselerasi.


(22)

9

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Praktis

a. bagi peneliti

Sebagai salah satu guru yang bertugas di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi, peneliti diharapkan mampu meningkatkan pelayanan pendidikan bagi peserta didik khususnya peserta didik yang memiliki kemampuan cerdas istimewa.

b. bagi guru

berdasarkan hasil penelitian ini, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru diharapkan dapat meningkatkan modifikasi kurikulum baik itu berkenaan dengan materi kurikulum yang diperkaya, proses kegiatan belajar mengajar, produk yang diharapkan terhadap siswa dan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menyenangkan sesuai dengan kebutuhan siswa.

c. Sekolah

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran yang objektif tentang prosedur identifikasi siswa cerdas istimewa yang dapat mengikuti program percepatan belajar, gambaran kurikulum yang dipergunakan, gambaran kualifikasi guru yang mengajar di kelas akselerasi dan evaluasi. Serta melihat gambaran prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa yang mengikuti program percepatan belajar dan siswa regular. Dari gambaran tersebut, sekolah diharapkan dapat meningkatkan proses pelayanan pendidikan khususnya bagi siswa cerdas istimewa.

E. Asumsi Penelitian

Melalui kajian kepustakaan, ada beberapa asumsi dasar yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan, pada penjelasan Pendidikan Khusus bagi Peserta Didik yang Memiliki potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa pasal 135, ayat (2) menyatakan bahwa “Program pendidikan khusus bagi peserta didik


(23)

10

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa:

a. program percepatan; dan/atau b. program pengayaan”.

2. IQ memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar siswa. Maka siswa cerdas istimewa yang diidentifikasi memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas diharapkan dapat menunjukkan prestasi belajar yang memuaskan.

3. Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi secara biologis diramalkan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, secara sosial lebih populer dan lebih disukai oleh teman sebayanya dan oleh para guru yang sering disebut dengan anak yang pandai bergaul, secara kognitif akan mempunyai prestasi lebih tinggi dari temannya yang mempunyai IQ sama tetapi tidak memiliki kecerdasan emosional tinggi. Selanjutnya Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosi jauh lebih banyak memberikan sifat-sifat yang membuat manusia lebih manusiawi dan merupakan faktor non intelektual yang dapat memberikan sukses dalam menjalani hidup (Goleman, 2000).

4. Hasil penelitian Nuraida (2003) menyimpulkan bahwa skor kecerdasan emosional siswa program akselerasi tidak lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa regular. Seharusnya diharapkan siswa akselerasi mempunyai kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa program akselerasi dengan berbasis kurikulum nasional yang dijalankan selama ini belum dapat meningkatkan mutu kecerdasan emosional siswa peserta akselerasi.

5. Lingkungan belajar memberi pengaruh signifikan terhadap kreativitas siswa. Maka kreativitas perlu dikembangkan melalui penciptaan situasi pembelajaran yang kondusif

F. Struktur Organisasi

Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan melalui sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, pada bab ini memuat uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, asumsi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Teoritis yang memuat kajian atau landasan


(24)

11

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

teoritis yang berisi pembahasan tentang konsep program akselerasi, serta konsep akselerasi sebagai upaya untuk mengembangkan prestasi akademik, kecerdasan emosional, dan kreativitas siswa cerdas istimewa. Bab III Metodologi Penelitian. Pada bab III ini diuraikan tentang metode penelitian, subjek dan sampel penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, prosedur dan langkah-langkah pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang menguraikan pengolahan dan analisis data hasil penelitian serta pembahasan hasil temuan. Dan bab V Kesimpulan dan Saran. Bab terakhir ini memuat kesimpulan hasil penelitian serta saran yang ditujukan kepada pihak terkait berlandaskan hasil/temuan penelitian.


(25)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab tiga ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, subjek dan sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur dan langkah-langkah penelitian serta teknik analisis data.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kombinasi. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama menggunakan pendekatan kualitatif dan untuk menjawab pertanyaan kedua, ketiga dan keempat menggunakan pendekatan kuantitatif.

Pertanyaan penelitian pertama, dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009) menjelaskan pengertian metode kualitatif sebagai berikut:

“Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, peneliti mengungkapkan gambaran penyelenggaraan program akselerasi berdasarkan proses seleksi siswa cerdas istimewa, kurikulum yang diterapkan, kualifikasi guru yang mengajar dan evaluasi hasil belajar pada program akselerasi dengan melakukan studi deskriptif melalui wawancara. Melalui penelitian ini diperoleh gambaran pelaksanaan program akselerasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan keempat dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif, peneliti melakukan kajian terhadap prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa yang mengikuti program akselerasi dan siswa pada kelas regular. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran prestasi


(26)

46

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

akademik, kecerdasan emosi dan kreativitas siswa yang mengikuti program akselerasi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai bahan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan bahwa sekolah ini merupakan sekolah yang ditunjuk sebagai salah satu sekolah penyelenggara program akselerasi sejak tahun pelajaran 2002-2003. Dan dalam Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas Istimewa

(Kemendiknas, 2010) Riana Helmi dokter termuda lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menjadi salah satu contoh siswa yang mendapatkan pelayanan pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa adalah alumni SMAN 3 Kota Sukabumi program akselerasi angkatan ke-4.

Subjek penelitian terdiri dari: (a) wakil kepala sekolah selaku penanggung jawab program akselerasi, (b) guru mata pelajaran yang mewakili guru yang mengajar di kelas akselerasi dan juga mengajar di kelas regular dan (c) siswa akselerasi angkatan ke-10 (kelas XII) dan siswa regular kelas XI SMA Negeri 3 Kota Sukabumi tahun pelajaran 2012/2013.

Secara rinci subjek penelitian adalah sebagai berikut: pada pertanyaan penelitian pertama tentang kajian program akselerasi melibatkan 1 (satu) wakil kepala sekolah selaku penanggungjawab program akselerasi, guru mata pelajaran yang mengajar dikelas akselerasi yaitu guru Bahasa Indonesia, Kimia dan Fisika Beberapa alasan pemilihan subjek adalah (a) guru tersebut mewakili guru yang sudah lama mengajar di kelas akselerasi. (b) guru kimia selaku wali kelas akselerasi angkatan ke-10. Dan siswa akselerasi angkatan ke-10 tahun pelajaran 2012/2013.

Untuk menjawab pertanyaan kedua, ketiga dan keempat tentang prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa baik siswa program akselerasi angkatan ke-10 maupun siswa regular kelas XI IPA. Pemilihan sampel penelitian berdasarkan asumsi bahwa siswa akselerasi angkatan ke-10 (kelas XII) masuk bersamaan dengan siswa regular kelas XI, maka mereka sudah


(27)

47

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendapatkan perlakuan pembelajaran dalam kurun waktu dan di sekolah yang sama. Penentuan sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus Isaac dan Michael

dalam Sugiono (201I). Penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10% disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF KESALAHAN 1%, 5%, DAN 10%

Sumber : Sugiono (2011:131)

N s N s N s

1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%

10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247

15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248

20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251

25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254

30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255

35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257

40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259

45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261

50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263

55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263

60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263

65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266

70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267

75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 268

80 71 65 62 600 315 221 187 40000 563 345 269

85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269

90 79 72 68 700 341 233 195 750000 658 346 270

95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270

100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270

110 94 84 78 850 373 247 205 200000 661 347 270

120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270

130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270

140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270

150 122 105 97 1100 414 265 217 400000 662 348 270

160 129 110 101 1200 427 270 221 450000 663 348 270 170 135 114 105 1300 440 275 224 500000 663 348 270 180 142 119 108 1400 450 279 227 550000 663 348 270 190 148 123 112 1500 460 283 229 600000 663 348 270 200 154 127 115 1600 469 286 232 650000 663 348 270 210 160 131 118 1700 477 289 234 700000 663 348 270 220 165 135 122 1800 485 292 235 750000 663 348 270 230 171 139 125 1900 492 294 237 800000 663 348 271 240 176 142 127 2000 498 297 238 850000 663 348 271 250 182 146 130 2200 510 301 241 900000 663 348 271 260 187 149 133 2400 520 304 243 950000 663 348 271 270 192 152 135 2600 529 307 245 1,000,000 663 348 271


(28)

48

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian menggunakan sampel siswa yang diambil dari populasi dengan tingkat kesalahan 5%. Maka berdasarkan perhitungan tersebut, jumlah sampel siswa program akselerasi sebanyak 19 siswa dari jumlah populasi 22 siswa dan sampel dari siswa regular kelas XI IPA sebanyak 146 siswa dari jumlah populasi 250 siswa.

C. Definisi Operasional 1. Program Akselerasi

Program akselerasi dalam penelitian ini adalah layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa yang diidentifikasi cerdas istimewa berdasarkan kategori Depdiknas melalui model telescoping. Melalui program akselerasi

telescoping, siswa dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dibandingkan dengan siswa regular. Pelaksanaan akselerasi akan dikaji berdasarkan prosedur identifikasi siswa cerdas istimewa, kurikulum yang digunakan, kualifikasi guru yang mengajar dan evaluasi siswa.

2. Prestasi Akademik

Yang dimaksud prestasi akademik dalam penelitian ini adalah adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa yang mencakup aspek ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi ditunjukkan dengan nilai yang diberikan guru setelah melalui kegiatan belajar selama periode tertentu melalui nilai rapor.

3. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengenali emosi diri atau kesadaran diri (self awareness), mengelola emosi diri sendiri (self control), memotivasi diri sendiri (self motivation), mengenal emosi orang lain atau empati (empathy), dan kemampuan berhubungan dengan orang lain (social skill).


(29)

49

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Kreativitas

Data tentang kreativitas diperoleh melalui tes kreativitas verbal yang dikonstruksi khusus untuk di Indonesia dan sudah berstandar nasional. Tes ini terdiri dari enam subtes yang semuanya mengukur dimensi operasi berpikir divergen, dengan dimensi konten verbal, tetapi masing-masing berbeda dalam dimensi produk. Setiap subtes mengukur aspek yang berbeda dari berpikir

kreatif. “Kreativitas” atau “berpikir kreatif” secara operasional dirumuskan

sebagai suatu proses yang tercermin dari kelancaran, fleksibilitas, dan orisinalitas dalam berpikir (Munanadar, 1999). Pelaksanaan tes dilakukan bekerjasama dengan psikolog yang berkompeten dibidangnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, pengumpulan data dilakukan melalui berbagai teknik yang dapat digambarkan sebagai berikut:


(30)

50

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Berdasarkan Pertanyaan Penelitian

No Pertanyaan Penelitian Subjek Penelitian Teknik Pengumpulan Data Keterangan

WKS Guru S.Aksel S.Reg Wawancara S.Dok Tes

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Bagaimana gambaran pelaksanaan program akselerasi siswa cerdas istimewa di SMAN 3 Kota Sukabumi?

√ √ √ √

2 Bagaimanakah prestasi akademik siswa cerdas istimewa dan prestasi akademik siswa regular?

√ √ Nilai rapor

siswa

3 Bagaimanakah kecerdasan emosional siswa cerdas istimewa dan kecerdasan emosional siswa regular?

√ √ √ Angket

kecerdasan emosional 4 Bagaimanakah kreativitas siswa cerdas

istimewa dan kreativitas siswa regular?

√ √ √ Tes kreativitas


(31)

51

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Pertanyaan Penelitian Pertama

Pertanyaan penelitian pertama, mengkaji data tentang proses pelaksanaan program akselerasi. Menjawab pertanyaan penelitian ini, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program akselerasi di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Wawancara dilakukan kepada wakil kepala sekolah selaku penanggung jawab program akselerasi, guru mata pelajaran yang mengajar di kelas akselerasi dan siswa akselerasi. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen pedoman wawancara.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Penanggung Jawab Program Tentang Pelaksanaan Program Akselerasi

No Aspek Indikator Nomor Pertanyaan

1 2 3 4

1. Landasan

penyelenggaraan program

akselerasi

SK ijin penyelenggaraan program akselerasi

1, 2 dan 3

2. Identifikasi dan seleksi siswa cerdas istimewa

1. menggunakan data objektif

2. bekerjasama dengan lembaga lain

4 dan 5

3. Klasifikasi guru yang mengajar

1. latar belakang pendidikan

2. mendapatkan pelatihan

6, 7, 8 dan 9

4. Kurikulum yang digunakan

1. Materi pelajaran 2. Kalender akademik

program akselerasi

10, 11, 12, dan 13

5. Guru 1. Cara menyampaikan

materi pelajaran

14, 15, 16, 17 dan 18 6. Evaluasi 1. Hasil belajar

2. Pelaksanaan


(32)

52

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Guru Tentang Pelaksanaan Program Akselerasi

No Aspek Indikator Nomor Pertanyaan

1 2 3 4

1. Pengalaman mengajar

1.lama mengajar

2.mendapatkan pelatihan pendidikan bagi siswa CI?

1, 2 dan 3

2. Identifikasi siswa CI

Data subjektif 4

3. Kurikulum yang digunakan

Materi pelajaran 5, 6 dan 7

4. Guru Cara menyampaikan

materi pelajaran

8, 9, 10, 11 dan 12

5. Evaluasi 1. Siswa

2. Pelaksanaan program akselerasi

13, 14, 15 dan 16

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara Siswa Tentang Pelaksanaan Program Akselerasi

No Aspek Indikator Nomor Pertanyaan

1 2 3 4

1. Keikutsertaan program akselerasi

1. Pengalamam di SMP 2. Alasan mengikuti

program akselerasi

1 dan 2

2. Identifikasi siswa CI

Data subjektif 3 dan 4

3. Kurikulum yang digunakan

Materi pelajaran 5, 6 dan 7

4. Guru Cara menyampaikan

materi pelajaran

8 dan 9

5. Evaluasi 1. Siswa

2. Pelaksanaan program akselerasi

10, 11, 12, dan 13


(33)

53

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Pertanyaan Penelitian Kedua, Ketiga dan Keempat

Data penelitian yang dikaji pada pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan keempat adalah data prestasi akademik, data kecerdasan emosional dan data kreativitas siswa (siswa akselerasi dan siswa regular). Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai teknik.

2.1 Data Prestasi Akademik

Prestasi akademik adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa yang mencakup aspek ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi ditunjukkan dengan nilai yang diberikan guru setelah melalui kegiatan belajar selama periode tertentu melalui nilai rapor. Data prestasi akademik siswa diperoleh dengan melihat nilai rapor yang diperoleh siswa selama belajar di SMA. Nilai rapor pada ranah kognitif dijumlahkan dan dibagi seluruh mata pelajaran sehingga diperoleh nilai rata-rata rapor siswa per semester.

2.2 Data Kecerdasan Emosional

Data kecerdasan emosional diperoleh melalui angket kecerdasan emosional siswa SMA yang dikembangkan dan digunakan oleh Daryono (2011). Angket kecerdasan emosional tersebut mengungkap aspek-aspek kecerdasan emosional menurut Goleman, yaitu aspek kesadaran diri, mengelola emosi diri sendiri, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi orang lain dan kemampuan hubungan sosial. Angket ini berbentuk skala penilaian dengan lima alternative jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), kadang-kadang (K), tidal sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Berikut kisi-kisi instrumen angket kecerdasan emosional (Daryono, 2011):

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

Dimensi Indikator Butir Soal

1 2 3

Kesadaran Diri Mengenal dan merasakan emosi sendiri

1, 2, dan 3

Menjelaskan penyebab

perasaan terhadap tindakan


(34)

54

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan

6, 7 dan 8 Tidak larut dalam emosi 9 dan 10 Mengelola Emosi Bersikap toleransi terhadap

frustasi

11 dan 12 Dapat mengontrol atau mampu

mengendalikan perasaan marah secara lebih baik

13, 14, 15, 16, dan 17

Memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri dan orang lain

18 dan 19

Dapat memiliki kemampuan mengatasi stress

20 dan 21 Tidak mengalami kesepian dan

kecemasan dalam bergaul

22, 23 dan 24 Menerima keadaan diri apa

adanya

25 dan 26 Tidak menjadi korban perasaan

negatif

27 dan 28 Tidak melakukan tindakan

yang akan membuatnya menyesal kemudian hari

29 dan 30

Memotivasi diri sendiri

Berusaha sungguh-sungguh untuk menyusun langkah-langkah mencapai tujuan

31, 32 dan 33

Tidak mudah putus asa (bersikap optimis)

34, 35, dan 36 Memiliki rasa tanggung jawab 37 dan 38 Kemampuan

mengenal emosi orang lain (Empati)

Mampu menerima sudut pandang orang lain

39 dan 40 Memiliki kepekaan terhadap

perasaan orang lain

41, 42, 43, 44 dan 45

Mau mendengar pendapat orang lain

46, 47 dan 48 Membina hubungan Memahami pentingnya

membina hubungan dengan orang lain

49, 50, dan 51

Dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain

52, 53 dan 54

Memiliki kemampuan

berkomunikasi dengan orang lain

55 dan 56


(35)

55

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mudah bergaul dengan orang lain

Dibutuhkan oleh teman sebayanya

60 dan 61 Memiliki perhatian terhadap

kepentingan orang lain

62 dan 63 Bersikap senang berbagi rasa

dan bekerjasama

64, 65 dan 66

2.3 Data Kreativitas

Data tentang kreativitas diperoleh melalui tes kreativitas vebal yang dikonstruksi oleh fakultas Psikologi Universitas Indonesia, bagian psikologi pendidikan dan menghasilkan nilai baku untuk umur 10-18 tahun. Pengukuran Creativity Quotient (CQ) berdasarkan konversi jumlah nilai baku (Munandar, 1999).

Tes kreativitas verbal terdiri dari enam subtes yang semuanya mengukur dimensi operasi berpikir divergen. Keenam subtes tersebut adalah permulaan kata, menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama, macam-macam penggunaan dan apa akibatnya. Pelaksanaan tes kreativitas verbal dilakukan bekerjasama dengan lembaga psikologi Care Indonesia Solusi. Skor kreativitas dikelompokkan atau digolongkan menjadi 5 kategori yakni sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kategori Skor Kreativitas

Skor Kreativitas Skala Kategori

146 – 165 5 Tinggi Sekali

121 – 145 4 Tinggi

96 – 120 3 Sedang

71 – 95 2 Rendah


(36)

56

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Prosedur dan Langkah-Langkah Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai berikut:

Pertanyaan penelitian pertama menkaji pelaksanaan program akselerasi yang diselenggarakan di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Kegiatan yang dilakukan adalah memotret pelaksanaan akselerasi mulai dari proses identifikasi dan seleksi siswa cerdas istimewa, kurikulum yang dipergunakan, kualifikasi guru yang mengajar di kelas akselerasi dan evaluasi, melalui wawancara dengan wakil kepala sekolah selaku penanggungjawab program akselerasi, wawancara terhadap guru yang mengajar di kelas akselerasi dan memotret pandangan siswa akselerasi tentang pelaksanaan program akselerasi melalui wawancara. Data yang diperoleh berupa data kualitatif.

Pada pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan keempat, peneliti memotret (a) prestasi akademik siswa melalui studi dokumen pada data rapor siswa. (b) Kecerdasan emosional siswa melalui kuesioner kecerdasan emosional bagi siswa SMA. (c) kreativitas siswa melalui tes kreativitas verbal yang dilaksanakan oleh psikolog yang kompeten dibidangnya.. Subjek penelitian adalah siswa akselerasi dan siswa regular. Berdasarkan data tersebut, peneliti dapat melihat prestasi akademik, kecerdasan emosional, dan kreativitas siswa yang mengikuti program akselerasi dan siswa yang tidak mengikuti program akselerasi.


(37)

57

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prestasi Akademik

Kecerdasan Emosional

Kreativitas

Gambar 3.1 Prosedur penelitian

Wakasek Bid. Akselerasi

Wawancara

Siswa Akselerasi

Siswa Regular kelas XI

Kecerdasan emosional Prestasi Akademik

Pertanyaan penelitian kedua, ketiga &

keempat

Kreativitas

Prestasi Akademik Siswa Axelerasi kelas

XII

Kecerdasan emosional

Kreativitas

Pertanyaan penelitian pertama: kajian program akselerasi


(38)

58 F. Teknik Analisis Data

Pada pertanyaan penelitian pertama diperoleh data kualitatif. Data yang diperoleh melalui wawancara dicatat secara teliti dan rinci. Analisis data dilakukan melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting dicari tema dan polanya (Sugiono, 2011). Selanjutnya data disajikan dalam bentuk uraian, uraian makna sehingga dapat ditarik suatu gambaran umum dari data yang diperoleh.

Pertanyaan penelitian kedua, ketiga dan keempat mengungkap prestasi akademik, kecerdasan emosional, dan kreativitas siswa. Data dianalisis dengan cara:

a. Data prestasi akademik diperoleh melalui data prestasi belajar siswa/nilai rapor. Analisis data dilakukan dengan cara menghitung rata-rata prestasi belajar setiap siswa, selanjutnya dihitung rata-rata prestasi belajar kelompok siswa akselerasi dan kelompok siswa regular.

̅1 akseleran ̅1klp akseleran

̅2 regular ̅2klp regular Gambar 3.2. Rata-rata Prestasi Akademik

b. Untuk menjawab profil kecerdasan emosional siswa, data dianalisis melalui menghitung skor tingkat kecerdasan emosional pada aspek-aspek kesadaran diri, mengelola emosi diri sendiri, kemampuan memotivasi diri, mengenal emosi orang lain atau kemampuan berempati dan kemampuan hubungan sosial (kerjasama dan kemampuan berkomunikasi). Sehingga didapat profil kecerdasan emosional kelompok siswa akselerasi dan kelompok siswa regular setiap siswa. Selanjutnya menghitung rata-rata tingkat perkembangan emosional per siswa, dan menghitung rata-rata tingkat perkembangan emosional kelompok siswa akselerasi dan kelompok siswa regular.

̅1 akseleran ̅1klp akseleran

̅2 regular ̅2klp regular Gambar 3.3 Rata-rata Kecerdasan Emosional


(39)

59 c. Tes kreativitas dilakukan bekerjasama dengan psikolog yang berkompeten dibidangnya. Data hasil tes dikategorikan berdasarkan skala yang sudah ditetapkan (tabel 3.7) sehingga dapat diperoleh gambaran berapa persen siswa akselerasi/regular yang memiliki kreativitas tinggi sekali, tinggi, sedang, rendah, dan rendah sekali.


(40)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Penyelenggaraan akselerasi yang diselenggarakan di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi selama ini menggunakan model telescoping, sebagai salah satu model akselerasi penyampaian kurikulum. Pada saat ini siswa cerdas istimewa yang mengikuti program percepatan atau akselerasi memperoleh muatan kurikulum nasional yang sama dengan siswa regular, diferensiasi kurikulum belum digunakan secara maksimal. Mayoritas guru yang mengajar program akselerasi belum mendapatkan pelatihan tentang program akselerasi dan keberhasilan program akselerasi baru dilihat dari berhasilnya siswa lulus dengan baik dan diterima diperguruan tinggi. 2. Salah satu ciri siswa cerdas istimewa adalah memiliki kemampuan

intelektual umum di atas rata-rata, Direktorat menetapkan skor IQ minimal 130 sebagai kriteria cerdas istimewa. Dengan kemampuan intelektual umum di atas rata-rata teman seusianya, siswa cerdas istimewa memiliki peluang untuk berprestasi akademik lebih baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan rata-rata prestasi akademik siswa cerdas istimewa yang lebih baik dibandingkan dengan rata-rata prestasi akademik siswa regular yang signifikan pada derajat kepercayaan 95%.

3. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor kecerdasan emosional siswa akselerasi dibandingkan dengan siswa regular. Seharusnya diharapkan siswa akselerasi mempunyai kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa program akselerasi yang dijalankan selama ini belum menyentuh kecerdasan emosional siswa peserta akselerasi.


(41)

93

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor kreativitas siswa akselerasi dan mean skor kreativitas siswa regular, dimana siswa akselerasi memiliki mean skor kreativitas lebih tinggi dibandingkan mean skor kreativitas siswa regular. Hal ini menunjukkan bahwa siswa akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi adalah siswa cerdas istimewa sebagaimana yang menjadi salah satu ciri siswa cerdas istimewa adalah memiliki kreativitas pada kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang diajukan baik untuk meningkatkan pelayanan terhadap siswa cerdas istimewa maupun untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Perlu adanya peningkatan profesionalisme guru yang mengajar pada program akselerasi melalui pelatihan tentang pemahaman dan melayani kebutuhan siswa cerdas istimewa.

2. Sekolah juga harus mulai memberikan perhatian untuk melatih dan mendidik siswa agar memiliki kecerdasan emosional yang tinggi

3. Peneliti hanya melakukan penelitian pada satu SMA penyelenggara program akselerasi. Maka ada baiknya penelitian selanjutnya menggunakan sekolah yang lebih banyak atau yang mewakili setiap Kota atau Kabupaten sehingga hasil penelitian tersebut nantinya dapat digeneralisasi.

4. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan membandingkan prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa cerdas istimewa yang mengikuti program akselerasi dengan siswa cerdas istimewa yang tetap mengikuti kelas regular.

5. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan terhadap kehidupan siswa cerdas istimewa yang mengikuti progran akselerasi setelah lulus/menyelesaikan studi.


(42)

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Benbow. (1986). Special Program - Gifted Education. Tesedia:

http://www.bced.gov.bc.ca/specialed/gifted/strategi.htm [06 Mei 2013] Callahan M. C., dan Hunsaker L. S. (1991). Evaluation of Acceleration Programs.

In Southern dan Jones (Ed). The Academic Acceleration of Gifted Children. London. Teachers College.

Colangello, N., Assouline, S.G., dan Gross, M.U.M. (Eds.) (2004). A Nation Deceived: How Schools Hold Back America’s brightest Students, Vols.2. Lowa City, IA: Belin-Blank International Center on Gifted Education and Talent Development.

Daryono. (2011). Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Dalam Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa. Bandung. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pedoman Penyelenggara Program Percepatan Belajar. Jakarta. Direktorat PLB Ditjen Dikdasmen.

Departemen Pendidikan Nasional, (2009). Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas istimewa. Jakarta.

Eko Suprianto. (2012). Pengembangan Kurikulum dan Penyelenggaraan Pendidikan Cerdas Istimewa. Jakarta. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan.

Goleman Daniel. (2000). Kecerdasan Emosional (terjemahan Hermaya T). Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hawadi, Reni Akbar. (2004). Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar). Jakarta. Grasindo.

Helma. (2001). Pengembangan Alat Ukur Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Menengah. Bandung. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Hoogeven, L. (2008). Social Emotional Consequences of Accelerating Gifted Students. CT: The National Research Center on the Gifted and Talented. Kementerian Pendidikan Nasional, (2010). Panduan Guru dan Orang Tua


(43)

95

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kirk, Samuel, dkk. (2009). Educating Exceptional Children. New York. Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company.

Lanawati, Sri. (1999). Hubungan antara Emotional Intelligence (EI) dan Intelligence Quotient (IQ) dengan prestasi belajar SMU Methodist.

Depok. Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Masnipal. (2004). Karakteristik Guru Pendidikan Siswa Berbakat. Bandung. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia.

Miranda D. (2004) Prestasi Akademik dan Keberbakatan Akademik. Dalam Hawadi R. (Ed). Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar). Jakarta. Grasindo.

Moltzen R. (2011). Inclusive Education and Gifted and Talented. In Richards Gill and Felicity Amstrong (Ed.). Teaching and Learning in Diverse and Inclusive Classrooms. London, Routledge.

Munandar Utami. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan (Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat). Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama.

Munandar Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

National Association for Gifted Children (NAGC). (2009). Guidelines for Developing an Academic Acceleration Policy. Lowa City. The University of Lowa.

Nuraida. (2003) Dampak Program Akselerasi Indonesia yang Berbasis Kurikulum Nasional Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Peserta Akselerasi Tingkat SMU di Jakarta. Jakarta. Gifted Review (Jurnal Keberbakatan dan Kreativitas)Universitas Indonesia.

Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta

Qohar. (2000). Prestasi Belajar Akademik. Diakses dari

http://www.prestasi+akademik_/belajarnews/235/saq8/html.

Renzulli Joseph S. (2002) Emerging Conceptions of Giftedness: Building Bridge to the New Century. Exceptionality A Spesial Education Journal Volume 10 Number 2 2002.

Robinson, A., and Clinkenbeard, P.R.,(2008). History of Giftedness: Perspectives from the past Presage Modern Scholarship. In S. I. Pfeiffer (Eds),


(44)

96

Rini Restu Handayani, 2013

Analisis Program Akselerasi Bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat Dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional Dan Kreativitas Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Robinson, A., and Clinkenbeard, P.R.,(2008). History of Giftedness: Perspectives from the past Presage Modern Scholarship. In S.I.Pfeiffer (Eds), Handbook of Giftedness in Children. Springer Science+Business Media.

Shapiro, Lawrence E. (1998). Mengajar Emosional Intelligence Pada Anak. Jakarta. PT.Gramedia.

Smith J. David. (2006). Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung. Nuansa Sobur. (2006). Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.

Southern, W.T. and Jones, E.D., (1991). The Academic Acceleration of Gifted Children. New York: Teachers College Press.

Sugiono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung. Alfabeta.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK.

Bandung. Alfabeta.

Thomson Moira. (2006). Supporting Gifted and Talented Pupils in the Secondary School. London. Paul Chapman Publishing.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Van Tassel-Baska. (2003). Curriculum Policy Development for Gifted Programs: Converting Issues in the Field to Coherent Pratice. In Borland H. James (Ed). Rethinking Gifted Education. London. Teachers College.

Winkel. W.S. (1986). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. PT.Gramedia.


(1)

c. Tes kreativitas dilakukan bekerjasama dengan psikolog yang berkompeten dibidangnya. Data hasil tes dikategorikan berdasarkan skala yang sudah ditetapkan (tabel 3.7) sehingga dapat diperoleh gambaran berapa persen siswa akselerasi/regular yang memiliki kreativitas tinggi sekali, tinggi, sedang, rendah, dan rendah sekali.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Penyelenggaraan akselerasi yang diselenggarakan di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi selama ini menggunakan model telescoping, sebagai salah satu model akselerasi penyampaian kurikulum. Pada saat ini siswa cerdas istimewa yang mengikuti program percepatan atau akselerasi memperoleh muatan kurikulum nasional yang sama dengan siswa regular, diferensiasi kurikulum belum digunakan secara maksimal. Mayoritas guru yang mengajar program akselerasi belum mendapatkan pelatihan tentang program akselerasi dan keberhasilan program akselerasi baru dilihat dari berhasilnya siswa lulus dengan baik dan diterima diperguruan tinggi. 2. Salah satu ciri siswa cerdas istimewa adalah memiliki kemampuan

intelektual umum di atas rata-rata, Direktorat menetapkan skor IQ minimal 130 sebagai kriteria cerdas istimewa. Dengan kemampuan intelektual umum di atas rata-rata teman seusianya, siswa cerdas istimewa memiliki peluang untuk berprestasi akademik lebih baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan rata-rata prestasi akademik siswa cerdas istimewa yang lebih baik dibandingkan dengan rata-rata prestasi akademik siswa regular yang signifikan pada derajat kepercayaan 95%.

3. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor kecerdasan emosional siswa akselerasi dibandingkan dengan siswa regular. Seharusnya diharapkan siswa akselerasi mempunyai kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa program akselerasi yang dijalankan selama ini belum menyentuh kecerdasan emosional siswa peserta akselerasi.


(3)

93

4. Terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor kreativitas siswa akselerasi dan mean skor kreativitas siswa regular, dimana siswa akselerasi memiliki mean skor kreativitas lebih tinggi dibandingkan mean skor kreativitas siswa regular. Hal ini menunjukkan bahwa siswa akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi adalah siswa cerdas istimewa sebagaimana yang menjadi salah satu ciri siswa cerdas istimewa adalah memiliki kreativitas pada kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang diajukan baik untuk meningkatkan pelayanan terhadap siswa cerdas istimewa maupun untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Perlu adanya peningkatan profesionalisme guru yang mengajar pada program akselerasi melalui pelatihan tentang pemahaman dan melayani kebutuhan siswa cerdas istimewa.

2. Sekolah juga harus mulai memberikan perhatian untuk melatih dan mendidik siswa agar memiliki kecerdasan emosional yang tinggi

3. Peneliti hanya melakukan penelitian pada satu SMA penyelenggara program akselerasi. Maka ada baiknya penelitian selanjutnya menggunakan sekolah yang lebih banyak atau yang mewakili setiap Kota atau Kabupaten sehingga hasil penelitian tersebut nantinya dapat digeneralisasi.

4. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan membandingkan prestasi akademik, kecerdasan emosional dan kreativitas siswa cerdas istimewa yang mengikuti program akselerasi dengan siswa cerdas istimewa yang tetap mengikuti kelas regular.

5. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan terhadap kehidupan siswa cerdas istimewa yang mengikuti progran akselerasi setelah lulus/menyelesaikan studi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Benbow. (1986). Special Program - Gifted Education. Tesedia:

http://www.bced.gov.bc.ca/specialed/gifted/strategi.htm [06 Mei 2013]

Callahan M. C., dan Hunsaker L. S. (1991). Evaluation of Acceleration Programs. In Southern dan Jones (Ed). The Academic Acceleration of Gifted Children. London. Teachers College.

Colangello, N., Assouline, S.G., dan Gross, M.U.M. (Eds.) (2004). A Nation

Deceived: How Schools Hold Back America’s brightest Students, Vols.2. Lowa City, IA: Belin-Blank International Center on Gifted Education and Talent Development.

Daryono. (2011). Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Dalam Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa. Bandung. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pedoman Penyelenggara Program Percepatan Belajar. Jakarta. Direktorat PLB Ditjen Dikdasmen.

Departemen Pendidikan Nasional, (2009). Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas istimewa. Jakarta.

Eko Suprianto. (2012). Pengembangan Kurikulum dan Penyelenggaraan Pendidikan Cerdas Istimewa. Jakarta. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan.

Goleman Daniel. (2000). Kecerdasan Emosional (terjemahan Hermaya T). Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hawadi, Reni Akbar. (2004). Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar). Jakarta. Grasindo.

Helma. (2001). Pengembangan Alat Ukur Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Menengah. Bandung. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia.

Hoogeven, L. (2008). Social Emotional Consequences of Accelerating Gifted Students. CT: The National Research Center on the Gifted and Talented. Kementerian Pendidikan Nasional, (2010). Panduan Guru dan Orang Tua


(5)

95

Kirk, Samuel, dkk. (2009). Educating Exceptional Children. New York. Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company.

Lanawati, Sri. (1999). Hubungan antara Emotional Intelligence (EI) dan Intelligence Quotient (IQ) dengan prestasi belajar SMU Methodist.

Depok. Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Masnipal. (2004). Karakteristik Guru Pendidikan Siswa Berbakat. Bandung. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia.

Miranda D. (2004) Prestasi Akademik dan Keberbakatan Akademik. Dalam Hawadi R. (Ed). Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar). Jakarta. Grasindo.

Moltzen R. (2011). Inclusive Education and Gifted and Talented. In Richards Gill and Felicity Amstrong (Ed.). Teaching and Learning in Diverse and Inclusive Classrooms. London, Routledge.

Munandar Utami. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan (Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat). Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama.

Munandar Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

National Association for Gifted Children (NAGC). (2009). Guidelines for Developing an Academic Acceleration Policy. Lowa City. The University of Lowa.

Nuraida. (2003) Dampak Program Akselerasi Indonesia yang Berbasis Kurikulum Nasional Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Peserta Akselerasi Tingkat SMU di Jakarta. Jakarta. Gifted Review (Jurnal Keberbakatan dan Kreativitas)Universitas Indonesia.

Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta

Qohar. (2000). Prestasi Belajar Akademik. Diakses dari

http://www.prestasi+akademik_/belajarnews/235/saq8/html.

Renzulli Joseph S. (2002) Emerging Conceptions of Giftedness: Building Bridge to the New Century. Exceptionality A Spesial Education Journal Volume 10 Number 2 2002.

Robinson, A., and Clinkenbeard, P.R.,(2008). History of Giftedness: Perspectives from the past Presage Modern Scholarship. In S. I. Pfeiffer (Eds),


(6)

Robinson, A., and Clinkenbeard, P.R.,(2008). History of Giftedness: Perspectives from the past Presage Modern Scholarship. In S.I.Pfeiffer (Eds), Handbook of Giftedness in Children. Springer Science+Business Media.

Shapiro, Lawrence E. (1998). Mengajar Emosional Intelligence Pada Anak. Jakarta. PT.Gramedia.

Smith J. David. (2006). Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung. Nuansa Sobur. (2006). Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia.

Southern, W.T. and Jones, E.D., (1991). The Academic Acceleration of Gifted Children. New York: Teachers College Press.

Sugiono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung. Alfabeta.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK.

Bandung. Alfabeta.

Thomson Moira. (2006). Supporting Gifted and Talented Pupils in the Secondary School. London. Paul Chapman Publishing.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Van Tassel-Baska. (2003). Curriculum Policy Development for Gifted Programs: Converting Issues in the Field to Coherent Pratice. In Borland H. James (Ed). Rethinking Gifted Education. London. Teachers College.

Winkel. W.S. (1986). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. PT.Gramedia.