FUNGSI PERENCANAAN SEBAGAI FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR : Studi Kasus Kinerja Manajemen Sekolah Dasar di Tanjung Pinang Kepulauan Riau.

BAB

I

PHSmAmJXAJABI

A. Later* Belakang Masalah

Era
persaingan

Globalisasi

sekarang

cenderung

merangsang

antar negara dalam berbagai bidang


yang

semakin ketat. Oleh sebab itu,

yang

menyangkut

sistem,

prosedur

kehidupan

berbagai
dan

persiapan

strategi


telah

diupayakan sebagai suatu bagian rencana pemerintah

dalam

menghadapi era globalisasi tersebut. Faktor penting dalam
menghadapi era tersebut adalah kepekaan masyarakat

dapat

memanfaatkan peluang dalam alih teknologi.

untuk

Faktor

sumber daya manusia menjadi salah satu determinan penting
dalam persaingan pada masa itu.


Peningkatan sumber daya manusia pada dasarnya telah
digariskan

dan

merupakan

salah

satu

tujuan

nasional

sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

1945


pada

alenia IV yaitu

membentuk

suatu

pemerintah

negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia

dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan

untuk

memajukan


kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Rumusan

diatas

merupakan suatu tugas

yang

harus

dilaksanakan pemerintah dan rakyat Indonesia, agar bangsa

Indonesia

dapat

sejajar dengan

bangsa-bangsa


lainnya.

Rumusan mengenai tujuan nasional bangsa Indonesia
pendidikan

dirancang dalam Undang-Undang Nomor

1989 mengenai Sistem Pendidikan Nasional.

2

bidang
tahun

Pendidikan
manusia

untuk


pengembangan

dikeluarkannya
pendidikan

tahun

ketentuan

bangsa,

sehingga

mengenai

daya

berwujud

wajib


belajar

dasar sebagaimana Instruksi Presiden nomor

1994

pendidikan

merupakan sarana pembinaan sumber

dan

dikeluarkannya

dasar.

Butir

8b


pedoman

dan

9a

wajib

pedoman

1

belajar
tersebut

menjelaskan bahwa :

Pengelolaan pelaksanaan teknis wajib belajar pada
setiap satuan pendidikan menjadi tanggung jawab

penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan
(8b).
Pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,
orang tua dan masyarakat (9a).

Penjelasan
manajemen

ini

berimplikasi

terhadap

sekolah untuk mampu berupaya

tuntutan

mengikutaertakan


masyarakat secara efektif., terlaksananya wajib belajar di
sekolah dan pendidikan umumnya.

Masyarakat sebagai mitra penyelenggara
dalam

era globalisasi ini semakin menyadari

pendidikan,
menerima

dan

mereka kelihatannya sudah

penyesuaian dan upaya

keselarasan

pendidikan,
pula

peran

lebih

siap

pelaksanaan

pendidikan untuk mencapai tujuannya secara efektif.
Peran
dalam

sekolah dasar juga

rangka

berakhlak,
positif

menyiapkan

berkepribadian

terhadap

semakin

peserta

diperhitungkan,

didik

bangsa,

dan

perkembangan dan

yang

beriman,

memiliki

kemajuan

sikap

yang

ada,

sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor
tahun

1990

dituntut
didik

pasal

yang

intinya

bahwa

sekolah

untuk memberikan bekal kemampuan dasar

untuk mengembangkan kehidupannya

secara

28

dasar

peserta
pribadi,

anggota

masyarakat,

warga

negara

dan

anggota

ummat

manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan

menengah.

Secara

rinci

dijelaskan

tujuan

tersebut pada kutipan dibawah ini.
a.

Pengembangan
kehidupan siswa sebagi
pribadi
sekurang- kurangnya mencakup upaya untuk :
1. Memperkuat dasar keimanan dan ketaqwaan;
2. Membiasakan untuk berprilaku yang baik;
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar;
4. Memelihara kesehatan jasmani;
5. Memberikan kemampuan untuk belajar;
6. Memberikan kepribadian yang mantap dan mandiri.
b. Mengembangkan kehidupan peserta didik sebagai
anggota masyarakat sekurang-kurangnya menyangkut
upaya untuk :
1. Kesadaran untuk hidup beragama dalam masyarakat;
2. Menumbuhkan
rasa
tanggungjawab
dalam
lingkungan
hidup;
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar
yang
diperlukan untuk berperan serta dalam
kehidupan bermasyarakat
c. Pengembangan kehidupan peserta didik
sebagai
warganegara sekurang-kurangnya mencakup
upaya
untuk:

1. Mengembangkan
perhatian
dan
pengetahuan
tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara
Republik Indonesia;

2. Menanamkan rasa ikut bertanggungjawab terhadap
kemajuan bangsa dan negara;
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar
yang diperlukan untuk berperan serta dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
d. Pengembangan kehidupan peserta didik
sebagai
anggota ummat manusia mencakup upaya untuk :
1. Meningkatkan
harga diri sebagai
bangsa yang
merdeka dan berdaulat;

2. Meningkatkan

kesadaran

tentang

hak

azasi

manusia;

3. Memberikan pengertian tentang tentang ketertiban dunia;

4. Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan
antar bangsa.

Produktivitas sekolah diukur dari adanya

pengembangan
tuntutan

diatas.
tersebut

Sekolah
cenderung

yang

mampu

mendapat

ciri-ciri

mengakses
perhatian

masyarakat, untuk membantu perkembangannya. Peran

satuan

pendidikan

di

sekolah diharapkan

mampu

mengantisipasi

kecenderungan tersebut, sehingga memungkinkan terciptanya
kerjasama

yang

harmonis, serta

dapat

membina

peluang

kerjasama dengan mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki.

Dalam

kaitan

ini kepala sekolah

sangat

berperan

untuk terciptanya harapan diatas, melalui wewenang
mimpinannya

yang

dapat

menciptakan

kinerja

manajemen

kearah pengembangan tersebut. Peraturan Pemerintah

28

tahun

1990 pasal 12 ayat 1 menegaskan

kepe-

peran

nomor

kepala

tersebut dibawah ini.

Kepala

sekolah bertanggung jawab atas

penyelengga-

raan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya dan pendayagunaan
serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Tugas kepala sekolah sebagai administrator memiliki

dimensi tanggungjawab mutlak pengembangan sekolah melalui
pelaksanaan

Menurut

fungsi-fungsi

administratif sekolah.

Hadari Nawawi (1985:16)

fungsi

tratif

tersebut secara praktek sulit

untuk

tetapi

secara teoritis dapat digolongkan

adminis

dipisahkan,

dalam

bagian-

bagian dibawah ini.

1. Administrasi kesiswaan;

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Administrasi Proses Belajar Mengajar;
Administrasi perbekalan sekolah;
Administrasi keuangan sekolah;
administrasi personil sekolah;
administrasi ekstra dan ko-kurikuler;
Kepemimpinan kepala eekolah;
Supervisi kepala sekolah.

Selanjutnya
Dirjen

Pendidikan

Departemen Pendidikan
Dasar

dan

dan

Menengah

Kebudayaan
Direktorat

Pendidikan Dasar (1995/ 1996: 18-40) memberikan petunjuk

mengenai

pengelolaan sekolah dasar tersebut dalam

lingkup

administrasi

administrasi

sekolah

terdiri

ruang

dari

komponen

kesiswaan, kepegawaian (personil

sekolah),

kesejahteraan guru, program pengajaran/ kurikulum, sarana
dan prasarana, keuangan, tata usaha, hubungan sekolah dan
masyarakat, serta pengelolaan lingkungan sekolah.

Selanjutnya

Keputusan

Menteri

Pendidikan

dan

Kebudayaan Republik Indonesia nomor 0487/U/1992 pasal

28

menggambarkan ruang lingkup administrasi sekolah, dilihat
dari penegasan tanggung jawab kepala sekolah dibawah ini.
Kepala sekolah bertanggungjawab atas,

1. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan meliputi :
a. Penyusunan program pengajaran sekolah;
b. Pengaturan
kegiatan belajar mengajar
dan
bimbingan

penyuluhan;

c. Penyusunan rencana anggaran dan pendapatan dan
beIanja sekolah;

d. pendayagunaan buku perpustakaan sekolah.
2. Pembinaan siswa;

3. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan bagi guru;
4. Pembinaan tenaga pendidikan lainnya;
5. Penyelenggaraan administrasi sekolah;
6. Pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah;

7. Pelaksanaan

hubungan sekolah dengan

lingkungan,

orang tua atau masyarakat;

8. Pelaporan pelaksanaan pendidikan.

Ketentuan

diatas menggambarkan tugas dan

tanggung

jawab kepala sekolah yang kompleks, dan seyogyanya
melaksanakan

tugas

diatas

dalam

upaya

mampu

mengembangkan

manajemen sekolah. Tugas tersebut dapat digolongkan dalam

komponen-komponen administrasi sekolah antara lain : (a)
kesiswaan; (b) pengajaran atau kurikuler; (c)
(d)

sarana dan prasarana; (e) kepegawaian

(f) hubungan sekolah dan masyarakat.

keuangan;

sekolah;

dan

Kepala
manajemen

tersebut

sekolah
sekolah

untuk

diharapkan

dalam

mencapai

mampu

ruang

mengembangkan

lingkup

tujuannya

administrasi

secara

produktif,

efektif dan efisien.

Keberhasilan manajemen pengembangan sekolah sebagai
tujuan

jangka

menjamin
ini J.

panjang

seyogyanya

selalu

produktivitas manajemen sekolah.

dibina
Dalam

bagi
kaitan

Allan Thomas (1972) menganalisis bahwa produktivi

tas sekolah terdiri dari 3 (tiga) fungsi yaitu (a) fungsi
administratif atau membina fungsi

pelayanan yang memberi

kepuasan kepada konsumer (peserta didik, masyarakat,
stakeholder)
prilaku

;

(b) fungsi psikologis

positif

peserta

didik

di

sekolah

secara

yaitu

peserta

didik

pembelajaran
ekonomis,
memperoleh
pendidikan

pekerjaan
yang

yang

diterimanya.

yang

yaitu

memiliki

lebih

terbinanya

merupakan

efektif;

baik

Ketiga

atau

(c)

hasil
fungsi

akses

untuk

dari

hasil

fungsi

tersebut

terintegrasi pada aspirasi masyarakat terhadap sekolah.
Keberhasilan
pada

produktivitas

pengelolaan

manajemen pengembangan yang
sekolah

diatas

diwujudkan

fungsi perencanaan sekolah,

langkah-langkah

kerja

yang selalu

berwujud

untuk

melalui

menjamin

berorientasi

kepada

pencapaian tujuan diatas.

Beberapa ahli merumuskan fungsi perencanaan sebagai
titik tolak pelaksanaan manajemen, sebagaimana
kan pada tabel dibawah ini.

digambar-

Tabel 1-1
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

No

George R
Terry

1.

Planning
Organizing

2.
3.

Henry
Fayol

H.Koontz &
C. O'donel

Planning
Organizing
Commanding

Actuating

Planning
Organizing
Staffing

William H
Newman

Planning
Organizing
Assembling
resources

4.

Controlling

5.

Coordinating Directing
Controlling
Controlling

Communicat ing
Controlling

No L.Gullick

John F

Harold Koontz

1.

Planning

Mee

Edward.A
Lit
Chiefield

Planning

Decission

and

H.Weichrich

Planning

making

Organizing
Organizing
Staffing
Motivating
4. Directing
Controlling
5. Coordinating
2.

3.

6.
7.

Programming
Directing
Controlling

Organizing
Staffing
Leading
Controlling

Reporting
Controlling

Berdasarkan

fungsi

gambaran diatas dapat dicermati

perencanaan

harus

terlaksana

secara

bahwa

efektif,

bagi terwujudnya pencapaian tujuan sekolah secara efektif
dan efisien.

Dalam kaitan ini Oteng Sutisna (1987:162) menjelas-

kan bahwa perencanaan sebagai suatu proses

mempersiapkan

seperangkat keputusan berupa langkah langkah penyelesaian

suatu

masalah

atau

pelaksanaan

suatu

pekerjaan

yang

terarah pada pencapaian suatu tujuan sekolah.

Urgensi
pemberdayaan

sesungguhnya

perencanaan
manajemen

sekolah

sekolah.

merupakan media untuk

berimplikasi
Perencanaan

menciptakan

kepada
sekolah

situasi

a

yang

menguntungkan bagi organisasi. Sebab

tersebut

administrator sesungguhnya

rutinitas-rutinitas

kerja,

tanpa

tanpa

hanya
dapat

fungsi

melaksanakan
mengendalikan

situasi. Perencanaan berperan mengkoordinasikan kegiatan-

kegiatan

organisasi

dibatasi
atau

kepada

tujuan

serta mengurangi perbuatan

untung-untungan.

manajemem

pengembangan

persiapan-persiapan
dilaksanakan

Dengan

dan

maksud

yang

yang

disfungsional

demikian

keberhasilan

sekolah

adalah

untuk melakukan

dimasa datang melalui

adanya

wujud

kegiatan yang
fungsi

sebagaimana dijelaskan oleh Y. Dror dalam

akan

perencanaan,

M.

Berreyessa

1974: 61 menjelaskan dibawah ini.

Educational planning is defined as the process of
preparing decission for action in the future in the
field of educational development as the function of
the educational planning.

Dari

beberapa

penjelasan

diatas

dapat

dipahami

bahwa perencanaan berfungsi sebagai persiapan yang matang
untuk

melaksanakan kegiatan

pelaksanaan,

pengendalian,

dan pemanfaatan potensi sumber-sumber yang tersedia
manusia

maupun

fasilitas,

peluang-peluang

baik

lingkungan

mencapai tujuan sekolah yang produktif.
Perencanaan

sekolah juga berfungsi sebagai

penyatuan berbagai potensi yang ada termasuk upaya
batkan

masyarakat dalam manajemen sekolah. Agar

dapat

lebih aspiratif terhadap

Dalam

kaitan

nilai-nilai

ini perencanaan sekolah

juga

sarana

melisekolah

masyarakat.
menggunakan

pola input-process-output sebagaimana gambar dibawah ini.

Instrumental

( program + 3 M

)

1 I
Input

Out put

Proses

\

t

B

t
a

Lingkungan

n

d
a
r

d

aktivator

Evaluasi

Sumber : Sistem dan mekanisme perencanaan tahunan terpadu
dan perencanaan mikro pembangunan pendidikan
(Depdikbud 1989:8).
Gambar 1-1

SIKLUS PERENCANAAN BERPOLA INPUT-PROCESS-OUTPUT

Upaya

globalisasi
komunikasi

pengembangan

ini

sekolah

ditandai

dengan

terutama

kemampuan

secara efektif dengan p»ihak

kreativitas

dalam

era

mengadakan

terkait

melalui

sehingga mampu menciptakan kommitmen

kerja,

pengawasan, pengendalian dan pembinaan sekolah.

Sehubungan
diupayakan

manajemen
dimiliki,

dengan

melalui

sekolah

itu

strategi

kemampuan

manajemen

identifikasi

berupa kekuatan dan

mengetahui

tantangan

perlu
P'osisi

kelemahan

perkembangan

yang

manajemen

sekolah.

Secara keseluruhan kondisi tersebut dilaksanakan

melalui

perencanaan sekolah yang memungkinkan

langkah-langkah
tujuan

kerja

yang

efektif

sekolah. Upaya tersebut di

kepada

sekolah

penerapan
pencapaian

dilaksanakan

melalui langkah-langkah pencapaian sasaran-sasaran

dalam

BHP

(Bidang

Hasil Pokok)

dalam

komponen

administrasi

sekolah.

Keberhasilan manajemen sekolah dapat dilihat
aspek-aspek

perkembangan

sekolah

perangkat kinerjanya

dan

administrasi

sekolah.

perangkat

Setiap

dari

komponen

dalam

ruang

komponen

sistem
lingkup

administrasi

sekolah mempunyai Bidang Hasil Pokok (BHP) yang merupakan
sasaran-sasaran pokok yang harus dicapai.

Dalam
menjelaskan
sebagai

kaitan ini Abin Syamsuddin
perlunya

upaya

penetapan

mengambil

Makmun

secara

(1996:8)

objektif

langkah-langkah

BHP

strategis

manajemen, sebagaimana dijelaskan dibawah ini.
Pada tingkat unit kerja /sistem pendidikan yang
paling sederhana sekalipun, unsur dan variabelnya
itu cukup rumit (Complex). Oleh karena
itu perlu
dilakukan pilihan yang tepat, mana diantaranya yang
dipandang paling bernilai strategis untuk diikutsertakan kedalam BHP atau KRA.

BHP komponen administrasi sekolah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

(a)

Administrasi kesiswaan yaitu mengoptimalkan
kapan data siswa untuk membantu kelancaran
naan

tugas

pendidikan

dan

pengajaran,

keiengpelaksa
bimbingan

siswa, dan keaktifan pembinaan siswa dan keterlaksanaan kegiatan ekstra kurikuler sekolah.

(b)

Administrasi pengajaran, adalah terbinanya

kegiatan

proses

disiplin

belajar

mengajar secara

efektif,

administratif dan opersional sekolah.

(c)

Administrasi
terlaksananya

kepegawaian (personil
pelayanan

hak-hak

sekolah)

yakni

kepegawaian

di

sekolah seperti kelancaran dalam urusan

promosi

kepangkatan, penggajian, kesejahteraan, dan dukungan
bagi pengembangan profesi.

(d)

administrasi
tanggung

keuangan sekolah, yakni

terlaksananya

jawab pengelolaan keuangan sekolah

secara

efektif dan efisien menunjang keberhasilan manajemen
sekolah.

(e)

Administrasi

sarana

dan prasarana

sekolah,

yakni

terlaksananya

pemanfaatan, pemeliharaan, dan

upaya

melengkapinya

sesuai dengan kebutuhan dan

anggaran

yang tersedia.

(f) Administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, adalah
mengupayakan
lancar

kerjasama

yang

harmonis,

{stakeholder)

dengan pihak terkait

orang
dan

terbinanya

seperti

tua siswa, instansi pemerintah, dunia
tokoh

masyarakat,

serta

lembaga

usaha,

pendidikan

lainnya.

Bidang
manajemen

Hasil

Pokok

tersebut

merupakan

sekolah yang harus dijabarkan

dalam

arah

langkah-

langkah kerja sekolah, untuk mencapai keberhasilannya.
Para

pelaksana

(praktisi)

satuan

sekolah

dasar wilayah ibukota Kabupaten

Tanjung

Pinang

langkah

diatas,

aspiratif

masyarakat,

diharapkan

dalam

terhadap

mampu

rangka

pendidikan
Kepulauan

di
Riau

menerapkan

langkah-

pengembangan

sekolah,

kemajuan lingkungan

dan

tuntutan

seiring dengan pesatnya perkembangan

daerah

segitiga Singapore-Johor-Riau (SIJORI) yang teJah membawa
dampak

terhadap

kecenderungan

peningkatan

kehidupan

sosial

ekonomi

tuntutan

masyarakat yang semakin

terhadap

pendidikan dan mutu

baik,

sehingga

sekolah

semakin

besar. Hal ini merupakan isu penting, bahwa sekolah dapat
menyerap
hatian

aspirasi masyarakat, cenderung memperoleh

yang

lebih

bekerjasama

baik,

dalam

dan

merupakan

mengembangkan

akses

manajemen

per
untuk

sekolah

mengantisipasi tuntutan yang berkembang tersebut.
B.

Masalah Penelitian.

1.

Identifikasi Masalah.

Berdasarkan

yang

dipaparkan

potret
segi

pembahasan diatas,

dalam penelitian ini

manajemen sekolah dasar di

permasalahan

adalah

wilayah

tiga SIJORI ini. Organisasi sekolah

sistem sudah lebih terbuka dengan
ada.

maka

bagaimana

pengembangan

sebagai

kemajuan-kemajuan yang

Manajemen sekolah seyogyanya menyelaraskan

pengembangannya

terhadap

dalam

kondisi yang

semakin

langkah

kompetitif

tuntutan pengembangan sumber daya manusia

semakin disadari memerlukan pendidikan yang
Bagaimana
pendidikan

situasi

suatu

kemampuan
di

manajerial

para

sekolah daerah ini

berkualitas.

pelaksana

terhadap

demikian ?, dan kreativitas mereka

yang

satuan

tantangan

mengupayakan

penyesuaian langkah pengelolaan, menjawab tantangan tugas
tersebut ?. Pembahasan ini pada pokoknya menjawab sekitar
pertanyaan
yang

perlu

diatas, dan yang menjadi masalah
ditemukan jawabannya, dalam

upaya

wawasan

pengembangan sekolah bagi peneliti

kiranya

dapat

memberi

masukan

pula

penelitian,

pada

menambah

eendiri

pihak

dan

yang

terkait untuk membina sistem sekolah yang lebih efektif.

13

2. Rumusan dan Masalah Penelitian.

Sebagaimana

pokok

masalah diatas,

maka

masalah

penelitian dirumuskan menyangkut: (a) bagaimana kemampuan
manajerial administrator sekolah selama ini membina mana

jemen

sekolah ? ; (b) apakah perencanaan

terlaksana

secara

keberhasilan

efektif

?;

(c)

sekolah

sejauhmana

telah

tingkat

manajemen sekolah yang dicapai saat ini

?;

(kelayakan sistem dan kinerja sistem sekolah); (d) upayaupaya

apa yang telah dilaksanakan administrator

selama

ini,

dalam mengupayakan

manajemen

sekolah ?; dan (e) bagaimana tindak
manajemen
pertanyaan

ini

akan

pengembangan

lanjut

pengembangan sekolah tersebut
dikembangkan

mengupayakan

?.

pada

sekolah

Pertanyaankajian

atau

pembahasan penelitian dalam tesis ini.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian.

Keterarahan
berpedoman

umum

dicapai

dengan

pada rumusan yang dikemukakan diatas.

Secara

penelitian

gambaran

mengenai

penelitian

ini;

kajian penelitian ini

ini

bertujuan

untuk

menemukan:

kondisi manajemen sekolah

(b)

efektivitas

fungsi

daerah

perencanaan

(c)

tingkat

keberhasilan manajemen pengembangan sekolah yang

dicapai

manajemen

sekolah dilaksanakan selama ini;

di

(a)

saat ini; (d) kinerja manajemen sekolah yang dilaksanakan

selama

ini;

dan

(e)

upaya-upaya

pembinaan

sekolah untuk mengarahkan pengembangannya.

manajemen

2. Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai

bahan masukan atau sumbangan pemikiran kepada sekolah dan

pihak

yang

terkait

pemberdayaan
manajemen
potret

terhadap

manajemen

yang

mengembangkan
manajemen
sekolah

sekolah;

strategis

administrator

aspek-aspek:

untuk

sekolah

manajemen

(b)

(a)

upaya

penerapan

fungsi

pemberdayaannya;
yang

sekolah;

berpotensi

(d)

diharapkan.

(e)

dalam

kinerja

yang efektif dan efisien ke arah

yang

(c)

yang

pengembangan

upaya-upaya

pembinaan

manajemen sekolah untuk mengarahkan pengembangannya.
D.

Kerangka Penelitian.

Kerangka acuan penelitian merupakan suatu

pemikiran

yang dipergunakan untuk membahas

penelitian.

landasan

permasalahan

Landasan pemikiran meliputi beberapa

konsep

bahasan teoritis mengenai masalah penelitian ini.
Kajian

kriptif

ini berbentuk studi kasus

analitik.

kualitatif

Lincoln dan Guba (1985),

des-

Bogdan

dan

Biklen (1989) dan Moleong dalam Manap Sumantri (1993: 93)
mengemukakan bahwa studi tersebut bercirikan :

a. Mempunyai latar ilmiah (natural setting);
b. Manusia sebagai alat atau instrumen penelitian,
sehingga
memungkinkan adabtabilitas;
c. Menggunakan metode kualitatif;
d. Analisis data secara induktif;

e. Teori

dari

dasar

(grounded

theory)

melalui

analisis secara induktif;

f. laporannya bersifat deskriptif;
g. Lebih mementingkan proses dari pada hasil;
h. Adanya
"batas" yang ditentukan
oleh

fokus

penelitian;

i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data;
j. Desain bersifat sementara;

k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

15

Sesuai
sekolah

sekolah
harus

dengan

pembahasan diatas

bahwa

dilaksanakan dalam setiap komp^onen

mempunyai
dicapai

sebagaimana

sasaran-sasaran

sebagai

yang

BHP

diuraikan

administrasi

secara

(Bidang
diatas,

manajemen

logis

Hasil

secara

yang
Pokok)

integral

menunjukkan gambaran produktivitas manajemen sekolah yang
dapat dinilai secara kualitatif. Maka pola penelitian dan
kerangka berfikir tersebut digambarkan dibawah ini.

SISTEM MANAJERIAL
SEKOLAH

FUNGSI

PERENCANAAN MANAJEMEN
SEKOLAH

KE
SIS
WAAN

PENGA
JARAN

KEUA
NGAN

SARANA
DAN
PRA

KE
PEGA
WAIAN

SARANA

H
U
M

A
S

KOMPARASI

RENCANA
DENGAN
PELAK
SANAAN

TING
KAT
KEBER
HASILAN
MANA
JEMEN

SEKO
LAH

E
PELAKSANAAN
MANAJEMEN SEKOLAH

U

Gambar 1-2

KERANGKA BERFIKIR DAN POLA PENELITIAN

PRODUKTI
VITAS
SEKOLAH

Tingkat keberhasilan manajemen merupakan hasil atau

produktivitas manajemen pengembangan sekolah yang dilihat
dari kriteria-kriteria pengembangan (1) perangkat

sekolah

(tujuan,

kelayakan

kinerja sistem,

p«erangkat

stakeholder);

masukan, proses, keluaran, dan peran

dan (2) indikator kinerja sistem sekolah

sistem

(produktivitas,

efisiensi, efektivitas, relevansi, akuntabilitas sekolah)
yang digambarkan dibawah ini.

TUJUAN
aspirasi

Pihak Yang
berkepen tingan/

E

stake
holder

f
e

T

k

PERSYARATAN
AMBANG

(Norma,Standard)

t

A

i

P

v

r

i

e

t

s

a

i

s

a

Akuntab i1i tas

s

Internal

i

Efi

MASUKAN

Produk
* PROSES
siensi
tivitas

*

3t

Rele

KELUARAN

DAMPAK
vansi

Sumber : Abin Syamsuddin Makmun (Analisis Posisi Pendidi
kan 1996:x)

Gambar

1-3

KRITERIA PERANGKAT SISTEM MANAJEMEN DAN INDIKATOR
KINERJA MANAJEMEN SEKOLAH

Produktivitas

pada

hasil

prinsipnya

setiap

sekolah dasar dalam

menunjukkan suatu ukuran

program

dan/atau

pembahasan

tingkat

keseluruhan

ini

daya

perangkat

17

program

Pokok)

yang

menjadi

tugas/fungsi

yang menjadi tanggung jawab

dipaparkan
diatas.

pada

BHP

(Bidang

sekolah

halaman 10 (sepuluh) dan

Indikator

produktivitas

Hasil

sebagaimana
11

(sebelas)

manajemen

sekolah

diungkapkan pula dengan mencari parameternya, ialah angka
rasio

jumlah

lulusan dengan jumlah satuan

{student year)

waktu

studi

yang digunakan seluruh peserta didik yang

terdaftar pada suatu kurun waktu yang sama (1991).
E. Hipotesis.

Sebagaimana

latar

belakang

dikemukakan

diatas,

menyangkut

perencanaan

sebagai

faktor

dan

pengkajian

penunjang

manajemen pengembangan di sekolah dasar.
penelitian

ini

dirumuskan bahwa

masalah

"

fungsi

keberhasilan

Maka

Fungsi

yang

hipotesis
perencanaan

manajemen sekolah merupakan faktor penunjang keberhasilan

manajemen

pengembangan

penelitian ini".

sekolah

dasar

dalam

wilayah

BAB

PBDSEDUR

Pada
tntara

III

E»ENEE*ITIA1SI

bagian ini dikemukakan

lain:

:>enelitian;

(A) metodologi

(C)

aspek-aspek

penelitian;

penyusunan

laporan

penelitian

(B)

tahap-tahap

penelitian;

dan

(D)

raliditas penelitian.

i. Hetodologi penelitian
1.

Metode Penelitian

Penelitian ini diarahkan untuk menemukan

implementasi

Efungsi perencanaan manajemen sekolah dasar dan

implikasinya

;erhadap

kinerjja

manajemen

leberhasilan

manajemen

aenganalisis

produktivitas

serta

gambaran

pengembangan

sekolah

pencapaian bidang

pada setiap bidang yang dikelola

;BHP)

sekolah,

dengan ukuran atau indikator

tingkat
dasar,

hasil

dalam

pokok

administrasi

keberhasilan

secara

iualitatif. Maka penelitian ini sesungguhnya mendiskripsikan

ian

menganalisis

data-data

yang

ditemukan

dilapangan

nengenai produktivitas tersebut dalam manajemen sekolah.
Penelitian

kecenderungan

pengembangan
penelitian

ini

umum

yang

manajemen
yang

pendekatan

kasus.

Winarno

dan

dapat

dapat

menurut

metode
pola

menemukan

dijadikan

sekolah, dan

menggunakan

melalui

(1982),

diharapkan

pedoman

bagi

dikelompokkan

dalam

deskriptif

jenis

analitik

penelitian

Surachmad (1982), Best (1991),

Jalaluddin

menjelaskan

bahwa

memperoleh

gambaran

Rachmat

penelitian
tentang

(1989)

deskriptif
status
55

suatu

Donal

pada
dirancang

gejala

studi

pada

Ary

intinya
untuk
saat

senelitian

dilakukan

iiarahkan

untuk

penyelidikan

(expose the

menetapkan

dilakukan,

facto).

sifat

untuk

Penelitian

seeuatu

melukiskan

pada

ini
waktu

variabel

atau

kondisi apa yang ada dalam situasi.

Berdasarkan

studi kepustakaan bahwa:

deskriptif

menuturkan

data

karakteristik

atau

sesuatu secara

populasi

tertentu secara faktual dan cermat,

yang ada;

pada

observasi

tertentu

mencari
teori

suasana

(hypothesis

atau

bidang

lebih

(natural

ilmiah

itu

menginterpretasikan

(hypothesis generating)

teori

mengenai

menganalisis (sebab

(b) penelitian deskriptif

dan

penelitian

eistematis

metode ini disebut metode analitik) dan
data

(a)

dan

testing), verifikatif,

menekankan

setting) ,1b,

bukan

oleh

menguji

sebab

itu

penelitian deskriptif sangat berguna untuk melahirkan teoriteori

tentatif;

deskriptif,

antara

perkembangan,

analisis

(c)

studi

tingkah

terdapat
lain

tindak

laku,

beberapa

studi

kasus,

lanjut,

jenis

survey,

analisis

studi waktu dan

penelitian
studi

dokumenter,

gerak

(time

and

motion study), dan studi korelasional.

Winarno
pada
hanya

Surakhmad (1980;139) Stephen Isaac

prinsipnya menjelaskan bahwa metode
sampai

analisis

dan

deskriptif

pada pengumpulan data saja,

tetapi

interpretasi

data

tentang

arti

(1982;46)
tidak

meliputi

tersebut,

membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu.

Penggunaan

penelitian

ini disesuaikan dengan tujuan penelitian,

permasalahan,

penelitian

beberapa Jenis penelitian deskriptif

perumusan

masalah,

dengan

tentang bagaimana (a) upaya pembinaan

pada

fokus

pertanyaan

manajemen

Of

pengembangan

sekolah selama ini; (b) perencanaan

3ekolah dilaksanakan;

pengembangan

manajemen

(c) efektitivitas perencanaan terhadap

sekolah;

(d) sistem managerial

sekolah

yang

iominan dalam pengembangan sekolah; (e) potensi sekolah yang

perlu

dimantapkan

sekolah;
imtuk

(f)

dalam

membina

pengembangan

upaya-upaya pembinaan

perwujudan

manajemen

yang

manajemen

perlu

pengembangan

dilakukan

sekolah

yang

diharapkan.

Sanafiah

dalam

proses

deskriptif

yang

penyimpulan data

analitik

meluas

tingkat

Faisal (1980: 45) menjelaskan

dan

permukaan;

terseleksi
masalah

menurut

metode

melalui tiga tahapan

menyeluruh
(b)

dan

bahwa

:(a)

(c)

eksplorasi

bergerak

pada

secara

terfokus

atau

eksplorasi

dan

penelitian

biasanya

guna mencapai tingkat kedalaman dan

tertentu;

siklus

keterincian

mengkomfirmasikan

hasil

atau

temuan penelitian. Ketiga langkah tersebut akan ditempuh dan
dikembangkan dalam penelitian ini.
2. Objek dan Subjek Penelitian

Objek
laan

dan

dasar

penelitian ini menyangkut aspek-aspek
perencanaan manajemen sekolah pada

pengelo-

tiga

sekolah

di Tanjung Pinang Kabupaten Kepulauan Riau yaitu

Sekolah

(a)

dasar negeri 009 Desa Dompak Tanjung Pinang

Timur;

(b)

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Tanjung Pinang

Timur;

dan

(c) Sekolah dasar swasta Bintan Tanjung Pinang Kota.

Objek
sistem

personil

penelitian

yang

menyangkut

aspek

pembahasan

sekolah dan kinerja sistem sekolah terdiri dari

sekolah

antara

lain guru,

kepala

sekolah,

(a)

dan

murid; (b) masyarakat, atau stakeholder berupa individu atau

;elompok, termasuk organisasi/lembaga terkait atau berwenang
li daerah penelitian.

Subjek
>opulasi,

penelitian

sampel,

menyangkut

dalam

hal

ini

mengacu

dan sumber data. Sedangkan

pelaku penelitian adalah peneliti

kepada

subjek

yang

sendiri

yang

Langsung turun ke objek penelitian.
3. Populasi dan Sampel

Populasi

lilai

yang

menurut Sudjana (1982:5) adalah

mungkin

tuantitatif

atau

diperhitungkan atau

kualitatif

dari

keseluruhan

diukur

secara

karakteristik

tertentu

aengenai objek yang lengkap untuk dipelajari sifat-sifatnya.
3ada bahasan lain Sudjana (1995:4) pada pokoknya menjelaskan

>ahwa

sebagian

tarakteristik

dari

yang

populasi,

ingin di

baik

anggotanya

pelajari

tersebut

maupun

dinamakan

sampel atau contoh.

Moleong (1990:90) menjelaskan bahwa sampel yaitu orang
fang

dimanfaatkan

3ituasi

dan

penelitian
sampling).
3ampel

untuk

kondisi

ini

memberikan

latar

merupakan

informasi

penelitian.

sampel

mengenai

Sampel

(purpossive

bertujuan

Menurut Moleong (1990:96) adalah: (a)

ini

muncul atau sampel tidak dapat

dalam

rancangan

ditemukan

atau

iitarik lebih dahulu; (b) penentuan sampel secara berurutan;
:c)

penyesuaian

>erakhir

3ampel
itau

jika

berkelanjutan dari sampel;

sudah

terjadi

pengulangan,

(d)

pemilihan

dan

penentuan

dalam penelitian ini menggunakan teknik
snow ball sampling . Dengan teknik

>eneliti

memperoleh

informasi yang

ini

memadai

bola salju
memungkinkan

dan

mendalam

by

mengenai aspek-aspek perencanaan manajemen di sekolah

dasar

pada penelitian ini.
4. Macam dan Sumber Data

Macam dan sumber data dikategorikan sebagai : (a) data
primer,

merupakan data yang diperoleh langsung dari

sumber

pertama

dari

sumber

antara

lain

penelitian
dengan

kepala

ini

konfirmasi

yang

sebagai

dan

dari

yang

pada

terkait

yang

berhubungan

diperlukan

pihak

lain

mempunyai hubungan

dari

sumber data

nara

guru-guru

terhadap

yang dibahas; (b) data skunder,

diperoleh

informasi

sekolah,

dan pihak-pihak

informasi

penelitian
yang

responden yang dipilih

yang

primer

aspek-aspek

merupakan

layak

tidak

objek

data

memberikan

langsung

mengenai

sebagai

aspek-aspek

penelitian yang diteliti.

Moleong (1993:112) menjelaskan pula bahwa
yang

diperoleh

berupa

kata-kata,

tulisan, foto, dan statistik.

merupakan

tindakan,

macam

data

sumber

data

Pada prinsipnya data tersebut

segala sesuatu yang dapat dilihat

sebagai

suatu

sumber informasi yang dapat dianalisa dan diinterpretasikan
dari aspek-aspek yang dibahas dalam penelitian ini.
5.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian yang

deskriptif

analitik lebih menitik beratkan

situasi

yang

Dengan

demikian

pada perekaman

terjadi dalam konteks masalah

pada

penelitian

ini

yang

alat

data yang diperlukan adalah melalui

wawancara,

dan studi

menjelaskan

bahwa metode deskriptif

E.Kusmana

analitik

dibahas.

utama

pengumpulan

dokumentasi.

bersifat

bagi

observasi,
(1984:94)

memungkinkan

danya

suatu

erjadi.

>ula

langkah

evaluatif etas

keadaan

Dapat dipahami bahwa metode tersebut

peneliti

erguna,

memberikan

masukan-masukan

lemberikan

yang

suatu

ada

analisa

dilapangan,

yang

lebih

nyeta

memungkinkan

yang

bermanfaat, dari aspek yang dikaji

lasalah-masalah

yang

dipandang

atau

terhadap

sehingga

mendalam

akan

terhadap

:ondisi yang terjadi.
L Tahap-Tahap Penelitian.

Menurut
sesuatu

Bogdan

(Moleong

1993:85)

pelaksanaan

penelitian terdiri dari tiga tahapan yaitu

pra-lapangan;

intensif.

(2)

kegiatan

lapangan;

(3)

:(1)

analisis

Kirk dan Miller (Moleong 1993:85) mengemukakan

penelitian kualitatif memiliki empat tahapan antara lain:
(1) Invensi; (2) kegiatan lapangan;

(4)

eksplanasi.

(3) penafsiran;

Kemudian Nasution (1992:

85)

langkah penelitian kualitatif terdiri dari tiga
(1)

tahap

orientasi; (2) tahap

eksplorasi;

dan

membagi
tahapan:

(3)

tahap

memberchek.

Berdasarkan prosedur tahap penelitian diatas, dalam

penelitian

ini ditempuh prosedur penelitian

berupa

(1)

langkah persiapan penelitian; (2) pelaksanaan penelitian;
dan

(3) pengolahan dan analisis data

hasil

penelitian.

Secara rinci diuraikan langkah-langkah tersebut.
1. Persiapan Penelitian

Kegiatan

pada langkah ini adalah :

(a)

pemilihan

topik dan permasalahan yang akan diteliti; (b)

melakukan

penjajakan

lokasi dan objek

data

mengenai gambaran secara

awal

penelitian guna

lengkap

memperoleh

dan

jelas

t>J.

terhadap masalah yang diteliti;

(c) melakukan

pendalaman

materi bacaan berhubungan dengan masalah penelitian;

menyusun

desain

pengumpulan

penelitian

dan

kisi-kisi

data dan pedoman wawancara;

(e)

(d)

angket

mengajukan

permohonan untuk melakukan penelitian.

2.

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 (tiga)
tahap orientasi,

yaitu tahap

orientasi

Tahap
(a)

menjajaki

peneliti
kondisi

dan

membaca

terdiri

menilai

dari

kondisi

dan membevchek.

langkah-langkah:
lapangan,

terlebih dahulu tentang

lapangan yang

penelitian;

eksplorasi,

berhubungan

tahap

situasi

dengan

(b) memilih dan menggunakan

setelah
dan

permasalahan

informan

yaitu

memanfaatkan orang-orang yang layak dipilih dan dipercaya
memberikan

informasi mengenai masalah penelitian

kepala

sekolah,

sekolah

baik

dalam

pedoman
atau

individu,

wilayah

penelitian

murid,

yaitu

masyarakat

kelompok,

penelitian;

wawancara,
tape

guru,

(c)

dan

jauh sebelumnya

(d)

melakukan

terkait

perlengkapan

dipersiapkan

observasi kamera/foto,

re-corder\

lingkungan

instansi

menyiapkan

selain

alat

seperti
rekaman

adaptasi

atau

penyesuaian dengan situasi lapangan, dan peneliti menjadi
bagian dari organisasi untuk memperoleh gambaran

situasi

sebenarnya.

Tahap eksplorasi terdiri dari kegiatan : (a)

kukan

pemahaman latar penelitian dan mempersiapkan

mela

diri

untuk melakukan penelitian, berupaya memperoleh data yang

£>Ui

sebenarnya

keadaan

akan mempengaruhi data, dan mencari informasi

yang

relevan,
(b)

dengan sikap yang selektif, menjauhi

dan selalu berpedoman pada masalah

penelitian;

memasuki lapangan dengan menjaga hubungan

informan

pihak

peneliti

pada

dan senantiasa menyadari
objek penelitian; (c)

yang

keakraban

tugas

sebagai

mengumpulkan

sesuai dengan masalah penelitian dengan teknik

data

pengumpu

lan data sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
Tahap memberchek meliputi kegiatan : (a)

konfirmasi

melakukan

terhadap data yang diperoleh dengan
data bersama pihak informan dengan

kebenaran

mengecek

memberikan
re-chek

tanggapan-tanggapan terhadap data yang merupakan

kebenaran

data;

triangulasi

tanggapan
ketiga

(b) melakukan

yakni

menuntaskan

mengenai

yang

kegiatan

data

relevan

yang

dan

yang

sifatnya

kebenaran

data

diperoleh

dengan

diyakini

dapat

meminta

pihak

memberikan

informasi mengenai permasalahan penelitian; (c)

menyaji-

kan data dan mempresentasikan pada dosen pembina.
Penelitian ini meliputi langkah-langkah: (a) menentukan

sekolah

sekolah

di

yang akan diteliti yaitu pada
kota

Tanjung

Pinang

yang

3

(tiga)

memiliki

karakterisitik masalah penelitian atau sebagaimana maksud

dari
secara

data

bahasan,

kajian tesis ini; (b)

intensif

dikemukakan

berlangsung

dengan menggunakan

terdahulu;

dilaksanakan

(c)

juga

mengumpulkan

data

teknik

pengumpulan

selama

penelitian
data

dan

dimasukkan

dalam catatan lapangan, dan setiap data

yang

diperoleh

dilakukan

triangulasi

analisis

dengan

mengungkapkan

kembali pada sumber data yang lain dan

mengenai
dan

meainta

hal yang sama untuk terjaminnya

komentar

akurasi

data,

melakukan memberchek yaitu mengkonfirmasikan

dengan

sumbernya;(d) mendeskripsikan dan menganalisis data lapa
ngan secara substantif dengan merujuk kepada hasil

studi

kepustakaan dan mempelajari laporan-laporan lapangan.
3. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian

Miles

pengolahan

hingga

dan

Huberman

(1984:21)

bahwa

dan analisis data dilaksanakan semenjak

selesai

penulisan

dan

penelitian,

laporan

tahap reduksi, display data, dan
Bogdan

menjelaskan

Biklen (1982 :

penarikan

awal

melalui

kesimpulan.

154-169)

memieahkan

proses

selama

dilapangan

dengan

analisis

data atas analisis

analisis

setelah data terkumpul dan

kegiatan

lapangan

telah cukup memadai. Pola analisisnya menggunakan pedoman
dibawah ini.

a. Pertama,
selama

catatan

analisis pada saat pengumpulan

trail

triangulasi

untuk

data),

dan

secara

data

dan

Proses disini maknanya bahwa analisa

data

semenjak

secara

lebih

terus

dilakukan

menerus

dilakukan

meninggalkan

melakukan

keabsahan data. Analisis

induktif

dilaksanakan

subjek

yang bersangkutan, mengadakan audit

kecocokan

berproses.

sudah

membuat

lapangan, melakukan memberchek dengan

mendapatkan
secara

yaitu

pengumpulan data peneliti merekam dan

penelitian

(uji

data,

pengumpulan
intensif

data

lagi

lapangan. Analisa data dilakukan

dan

sesudah
sesuai

dengan
130)

prosedur yang dikemukakan Nasution
antara

lain

: (1)

pengecekan kembali
diperoleh

reduksi

(1988*129-

data

melakukan

seluruh catatan lapangan

yang

dari hasil observasi, wawancara, dan

studi

dokumentasi, guna menemukan hal-hal yang pokok

display data yaitu

dengan masalah penelitian; (2)
merangkum

data.

hal-hal

Rangkuman

yang pokok dari

tersebut

sesuai

kemudian

kegiatan

reduksi

disusun

secara

sistematis sehingga diperoleh informasi secara jelas
mengenai

hasil penelitian ini; (3) verifikasi

yaitu

pemantapan kesimpulan yang diperoleh dari display dan

reduksi

data

memberchek,

yang

dilakukan

selain

melakukan triangulasi

melakukan

sebagaimana

telah

dijelaskan terdahulu, sehingga diperoleh kesimpulan
data yang valid dan mendasar (grounded).

b. itedua,

Analisis

mereduksi

data

mengklasifikasi

setelah data

terkumpul,

dengan mencatat,
hal-hal

yang

yaitu

menggolongkan,

relevan

dengan

penelitian serta menghubungkan data antara yang
dengan

jelas

yang lainnya, sehingga data

diperoleh

menjadi satu kesatuan yang utuh. Data

dan
fokue

satu
secara

tersebut

dapat dianalisis secara mendalam, sehingga berdasarkan

data

tersebut

dapat ditarik

dirumuskan implikasinya,

suatu

kesimpulan,

serta secara logis dapat

diberikan rekomendasi penelitian.

Pelaksanaan kegiatan diatas dirangkaikan dengan
kegiatan-kegiatan dibawah ini.

oo

a. Pertama, data yang telah diproleh dikonfirmasikan pada
pembimbing. Data lapangan yang dimaksud diperoleh dari

hasil wawancara, observasi rekaman fakta dan lainnya.

b. £e_dua.,

melakukan perbandingan,

menghubungkan,

interpretasikan kriteria produktivitas, kajian

mengteori-

tik dan hasil pengolahan data sehingga dapat diperoleh
suatu

kesimpulan

penelitian melalui

penilaian

dari

gambaran instrumen pengolahan data pada lampiran 2
C. Penyusunan Laporan Penelitian.

Kegiatan

penelitian

akhir penelitian adalah menyusun

dari

dilaksanakan.

keseluruhan

hasil

laporan

kegiatan

Kegiatan ini merupakan langkah

yang

penyusunan

tesis. Kemudian penelitian ini diajukan kepada forum

tim

bimbingan bersama program pascasarjana IKIP Bandung untuk
dipertanggung

jawabkan secara ilmiah, dan untuk

dinilai

kelayakannya sebagai suatu suatu tesis.
D. Validitas Penelitian.

S.

Nasution

(1992:105)

menjelaskan

mengenai

validitas penelitian antara lain dengan menyatakan :

Keabsahan data merupakan konsep penting dari konsep
kesahihan (validitas) dan keandalan (realiabilitas)
menurut versi " positivisme". Validitas

bahwa
apa

yang sesungguhnya ada dan terjadi

kenyataan,

tentang

membuktikan

apa yang diamati oleh peneliti sesuai
dan

dunia

apakah

nyata

penjelasan

memang

dalam

yang

sesuai

dengan
dunia

diberikan

dengan

yang

sebenarnya ada atau terjadi.

Penelitian

yaitu:

(a)

ilmiah membedakan dua

Validitas

instrumentasi dalam

internal

macam

validitas

berhubungan

dengan

penelitian kualitatif berarti adanya

kesesuaian konsep peneliti dengan konsep dari
(b)

responden;

Validitas eksternal mengenai generalisasi dan

untuk

kecocokan (fittingnes) dari instrumen kegiatan penelitian
diaplikasikan

peneliti lain dalam situasi

atau

konteks

yang dihadapi, adakalanya mengadakan adaptasi seperlunya.

Nilai

transfer tergantung pada si

pemakai,

menggunakan

hasil penelitian dalam konteks dan situasi tertentu.

S.

Nasution

validitas

kriteria

(1992; 149-151)

menilai

antara

proses dan

lain

mengungkapkan

produk

kredibilitas,

dengan

bahwa

kriteria-

transferabilitas,

dependabilitas, dan konfirmabilitas, secara aktual
memenuhi

kriteria

tersebut

dijelaskan

dalam

usaha
uraian

dibawah ini.

Untuk
dilakukan

memenuhi kredibilitas dalam penelitian

ini

upaya antara lain :

a. Pertama,

menyediakan waktu yang cukup untuk

mengenai

baik responden maupun keadaan lapangan, sehingga
dapatkan

kesempatan

yang

sebaik-baiknya

mendalam

mengumpulkan dan men-chek semua data yang diperlukan.
b. Kedua,

mempelajari fokus penelitian

secara

mendalam

melalui observasi secara penuh dan terus menerus.

c. Ketiga,

melakukan

triangulasi

melalui

pengecekan

kebenaran data pada sumber dan metode yang berbeda.

d. Keempat,
yang

mendiskusikan hasil penelitian dengan

pihak

relevan seperti teman sejawat, dan lainnya

yang

mengetahui ihwal penelitian ini (peer debriefing).

e.

Kelima,
lainnya.

melakukan

komparasi

penelitian

ini

dengan

f. Keenam, meminta penilaian responden terhadap kebenaran
member

data, tafsiran, dan kesimpulan atau melakukan
chek.

Upaya
tergantung

situasi

dapat
Oleh

mencapai
dari

transferabilitas

penelitian

pengguna yang memanfaatkan

tertentu

dalam mengupayakan

pada

untuk

itu dilakukan deskripsi

data

suatu

kemungkinan

diaplikasikan pada situasi dan kondisi yang
sebab

ini

yang

lain.

disusun

secara rinci dan jelas.

Pencapaian dependabilitas diupayakan agar pengumpu
lan

data, pembentukan dan penggunaan

penafsiran

serta

kesimpulan

konsep,

penelitian

pembuatan

dijaga

supaya

tetap konsisten.

Pencapaian konfirmabilitas dilakukan melalui

trail

dalam

mengupayakan agar hasil

penelitian

dengan data dan merupakan satu kesatuan.

Kegiatan

audit

sesuai

audit

trail antara lain :

a. Pertama>
mungkin

merekam dan mencatat data mentah
untuk

digunakan

sebagai

bahan

selengkap
analisis

selanjutnya.

b. jjedxta,
merangkum,

menganalisis

data

dengan

kemudian menyusun kembali, dan

menyeleksi,
melakukan

pembahasan dengan arahan pembimbing.
c. Ketiga, menarik kesimpulan berdasarkan analisis data.

d. Keempat,

melaporkan

keseluruhan

penelitian dalam tesis ini.

proses

dan

hasil