PENGARUH PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA SEKOLAH DASAR (SD) DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN RIAU.
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA SEKOLAH DASAR (SD) DI
KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN RIAU
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Perencanaan Pendidikan
Disusun Oleh:
Amirudin
1103867
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA SEKOLAH DASAR (SD) DI
KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN RIAU
Oleh Amirudin
S.Pd.I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Amirudin 2013
Universitas Pendidikan Indonesia November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(4)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA SEKOLAH DASAR (SD) DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN RIAU
Amirudin (1103867) ABSTRAK
Permasalahan pokok dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah adalah
political will masih rendah, dana yang kurang memadai, Sumber Daya Manusia Kurang Profesional, Budaya Sekolah yang belum terbangun, Partisipasi Masyarakat masih rendah dan sarana pendukung kurang. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi MBS adalah proses perencanaan partisipatif dan kinerja manajerial kepala sekolah. Oleh sebab itu rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh proses perencanaan partisipatif dan kinerja manajeraial kepala sekolah pada Sekolah Dasar (SD) terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Riau. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran tentang proses perencanaan, kinerja manajerial kepala sekolah dan efektivitas implementasi MBS. Disamping itu juga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh proses perencanaan partisipatif dan kinerja manajerial kepala sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS pada sekolah dasar (SD) di Kecamatan Pangkalan Kuras kabupaten Pelalawan Riau.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden, dengan jumlah sampel 30 sekolah dan responden seluruhnya adalah 90 orang yang terdiri dari 30 oarang kepala sekolah, 30 orang komite sekolah dan 30 orang wakil kepala sekolah dengan cara menetapkan semua populasi sebagai sampel atau sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yaitu dengan penyebaran angket/kuesioner tertutup, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perencanaan partisipatif dikategorikan cukup, kinerja manajerial kepala sekolah dikategorikan cukup dan efektivitas implementasi MBS dikategorikan cukup. Pengaruh proses perencanaan partisipatif terhadap efektivitas implemetasi MBS positif dan signifikan berada pada kategori cukup. Pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS positif dan signifikan berada pada kategori cukup. Pengaruh proses perencanaan partisipatif dan kinerja manajerial kepala sekolah secara simultan terhadap efektivitas implementasi MBS positif dan signifikan berada pada kategori cukup. Dari hasil penelitian ini peneliti merekomendasikan kepada (1) kepala sekolah supaya menjelaskan apa dan bagaimana cara melakukan analisis bidang telaahan permasalahan perencanaan serta mengkonsepsikan rencana kepada partisipan sebelum melakukan proses perencanaan, (2) kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan agar bisa memberikan pendidikan dan pelatihan tentang perencanaan untuk meningkatkan kinerja manajerial kepala sekolah, dan (3) sekolah perlu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang tua dan masyarakat, melibatkan orang tua dan masyarakat dalam program
(5)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFFECT OF PARTICIPATORY PLANNING PROCESS AND PERFORMANCE OF MANAGERIAL EFFECTIVENESS OF PRINCIPAL IMPLEMENTATION SCHOOL
BASED MANAGEMENT (SBM) ON ELEMENTARY (SD) IN SUB-DISTRICT PANGKALAN KURAS DISTRICT PELALAWAN RIAU
Amirudin (1103867) ABSTRACT
A primary issue in the implementation of school-based management is political will still low , inadequate funding , Less Human Resources Professionals , Cultural undeveloped Schools , Public Participation is low and less supporting infrastructure . Among the factors that influence the effectiveness of the implementation of the MBS is a participatory planning process and the principal managerial performance . Therefore, the formulation of the problem in this study is how much influence the process of participatory planning and performance manajeraial principals in elementary school ( SD ) of the effectiveness of implementation of the School-Based Management in Sub Base Drain Pelalawan Riau . The purpose of this research is to gain an overview of the planning process , the principal managerial performance and effectiveness of the implementation of SBM . In addition, to determine how much influence the process of participatory planning and managerial performance of school principals on the effectiveness of the implementation of SBM in elementary school ( SD ) on Sub Base Drain the regency of Riau.
The method used is descriptive method with a quantitative approach. The data used are primary data by distributing questionnaires to the respondents, a sample of 30 schools and all of the respondents are 90 people consisting of 30 JV principals, school committee of 30 people and 30 vice-principals by means of setting all of the population as a sample or sampling saturated. Data collection techniques are by distributing questionnaires / closed questionnaires, interviews, and documentation.
The results showed that the participatory planning process fairly categorized , categorized the principal managerial performance fairly and reasonably categorized MBS implementation effectiveness . Effect of a participatory planning process for the implementation effectiveness of MBS positive and significant enough to be in the category . Principal effect of managerial performance on the effectiveness of the implementation of SBM positive and quite significant in the category . Effect of a participatory planning process and the principal managerial performance simultaneously towards effective implementation of MBS positive and quite significant in the category . From the results of this study, researchers recommend to ( 1 ) the planners at the school needs to improve the process of planning especially in the study of analysis of problem areas by studying the theories of planning and training planning . ( 2 ) Principals should improve planning capabilities in a way that has been
(6)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
the study to get the lowest score . ( 4 ) To the researchers who want to investigate more about MBS in order to examine the effectiveness of the policy because the policy MBS is still ambiguous , it can be viewed from the policies that are considered not in line with MBS
(7)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HALAMAN PENGESAHAN...i
HALAMAN PERSEMBAHAN...ii
HALAMAN PERNYATAAN...iii
ABSTRAK...iv
KATA PENGANTAR...v
UCAPAN TERIMA KASIH...vi
DAFTAR ISI...viii
DAFTAR TABEL...x
DAFTAR GAMBAR...xi
DAFTAR LAMPIRAN...xii
BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penelitian ... ...1
II. Identifikasi dan Perumusan Masalah...10
III. Tujuan Penelitian...11
IV. Manfaat Penelitian...12
V. Struktur Organisasi Tesis...13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN I. Kajian Pustaka A. Manajemen Berbasis Sekolah...14
B. Proses Perencanaan Partisipatif...35
C. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah...57
II. Kerangka Pemikiran...72
III. Hipotesis Penelitian...75
BAB III METODE PENELITIAN I. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian...76
II. Metode Penelitian...79
III. Definisi Operasional Penelitian...81
(8)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
I. Hasil Penelitian...106
A. Deskripsi Variabel Penelitian...106
II. Analisis Data...121
A. Uji Normalitas dan Linearitas Data...121
III. Pengujian Hipotesis Penelitian... 123
A. Analisis Korelasi...123
IV. Interpretasi Hasil Penelitian...130
V. Pembahassan...131
A. Gambaran Proses Perencanaan Partisipatif...131
B. Gambaran Kinerja Manajerial Kepala Sekolah...137
C. Gambaran Efektivitas Implementasi MBS...141
D. Pengaruh XІ Terhadap Y...143
E. Pengaruh XЇ Terhadap Y...148
F. Pengaruh XІ dan XЇ Terhadap Y...152
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI I. Kesimpulan...156
II. Rekomendasi...157
(9)
1
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1
PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penelitian
Salah satu implikasi dari desentralisasi pendidikan di Indonesia yaitu berlakunya sebuah manajemen yang dinamakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Wohlstetter dan Mohram yang dikutip Hasbullah (2010:67) menjelaskan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah ialah sebuah pendekatan politis untuk mendesain ulang organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan kekuasaan kepada partisipan sekolah ( kepala sekolah, guru, konselor, pengembang kurikulum, administrator, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar) pada tingkat lokal guna memajukan sekolahnya. Hal tersebut bermakna sekolah diharapkan mengenali seluruh kelebihan dan kerurangan yang ada di sekolah, seperti guru, peserta didik, sarana prasarana, finansial, kurikulum, dan sistem informasi, hal ini perlu karena MBS merupakan otonomi pengelolaan yang diberikan kepada sekolah. Dalam konteks desentralisasi pendidikan sekolah dipandang sebagai pihak yang paling mengerti tentang kondisi lembaganya, maka dengan adanya otonomi melalui MBS seharusnya keputusan-keputusan yang dibuat oleh sekolah dengan melibatkan semua unsur sekolah adalah keputusan yang paling tepat. Hasbulah (2010:68)
Konsep Manajemen Berbasis Sekolah lahir dari kebutuhan sekolah dan masyarakat di Indonesia yang heterogen. Pada dasarnya MBS berperan sebagai pembuka peluang yang seluas-luasnya kepada sekolah untuk mengelola sekolah secara mandiri. Karena esensi dari MBS adalah terjadinya otonomi, pemberdayaan, transparansi, kemandirian, dan fleksibilitas manajemen pada tingkat sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif, efektif dan efisien. Oleh sebab itu adanya kebijakan MBS idealnya diharapkan terjadi peningkatan pelayanan
(10)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan, peningkatan kinerja sekolah dan peningkatan mutu pendidikan. Engkoswara dan Aan Komariah (2012:294)
Namun demikian setelah MBS diterapkan di Indonesia sejak tahun 1999 dapat diidentifikasi bahwa masih banyak permasalahan dalam implementasi program MBS diantaranya yaitu, adanya kebijakan pemerintah tentang sekolah gratis, hal ini menyebabkan elemen-elemen dan komponen-komponen MBS tidak mampu diterapkan secara optimal. Dengan adanya slogan sekolah gratis yang disampaikan melalui media cetak dan elektronik, telah menyebabkan terbangunnya konsep pada diri masyarakat (orangtua peserta didik) bahwa semua pelaksanaan atau pengelolaan pendidikan harus gratis dan tidak boleh membebani orangtua peserta didik dengan biaya atau pungutan apapun. Sementara dana yang diberikan pememrintah kepada sekolah tidak mencukupi untuk menerapkan MBS secara penuh. Ahmad Turmuzi (Opini Kompas:14 oktober 2011)
Permasalahan lain penerapan MBS di sekolah dasar menurut Saeful Arifin (Opini Kompas: 6 Juni 2011) adalah:
1. Tidak berminat untuk terlibat. Sebagian orang tidak menginginkan kerja tambahan selain pekerjaan yang sekarang mereka lakukan. Mereka tidak berminat untuk ikut serta dalam kegiatan yang menurut mereka hanya menambah beban
2. Tidak efisien. Pengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatif adakalanya menimbulkan frustrasi dan seringkali lebih lamban dibandingkan dengan cara-cara yang otokratis.
3. Pikiran kelompok. Karena terbukanya pilihan-pilihan dalam setiap pengambilan keputusan maka mungkin akan timbul pikiran kelompok. 4. Memerlukan pelatihan. Pihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan
besar sama sekali tidak atau belum berpengalaman menerapkan model yang rumit dan partisipatif ini. Mereka kemungkinan besar tidak
(11)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang hakikat MBS sebenarnya dan bagaimana cara kerjanya, pengambilan keputusan, komunikasi, dan sebagainya.
5. Kebingungan atas peran dan tanggung jawab baru. Penerapan MBS mengubah peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang berkepentingan. Perubahan yang mendadak kemungkinan besar akan menimbulkan kejutan dan kebingungan sehingga mereka ragu untuk memikul tanggung jawab pengambilan keputusan.
6. Kesulitan Koordinasi. Setiap penerapan model yang rumit dan mencakup kegiatan yang beragam mengharuskan adanya koordinasi yang efektif dan efisien. Tanpa itu, kegiatan yang beragam akan berjalan sendiri ke tujuannya masing-masing yang kemungkinan besar sama sekali menjauh dari tujuan sekolah.
Hal serupa terjadi di Kecamatan Pangkalan Kuras Kab. Pelalawan Riau. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dapat diidentifikasi permasalahan terkait program MBS di Pelalawan:
Kebijakan sekolah gratis yang dikeluarkan pemerintah sebenarnya setengah-setengah karena uang diberikan ke sekolah melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak cukup untuk menerapkan MBS secara maksimal. Disamping itu kurang pahamnya Kepala Sekolah, para Guru serta masyarakat terhadap Konsep Manajemen Berbasis Sekolah, sehingga keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan masih rendah. (Mukhtarius, M.Pd, Kepala Sub Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan dan Sabaruddin, S.Pd, M.M,Pd Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Pangkalan Kuras). Sementara Usman U (Kepala SDN 006 Sorek Dua) mengatakan:
Penyebab kurang efektifnya implementasi MBS di Sekolah yaitu kurangnya sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan terhadap penyelenggara pendidikan di tingkat sekolah.
(12)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan menurut Duano (Ketua Komite SD 006 Sorek Dua) menyebutkan:
penyebab rendahnya partisipasi masyarakat terhadap implementasi MBS yaitu masyarakat yang diwadahi oleh komite sekolah jarang diajak untuk terlibat dalam kegiatan sekolah, kalaupun diajak seringnya masalah kekurangan dana.
Dari paparan permasalahan diatas menurut penulis dapat ditarik benang merah menjadi dua masalah pokok yang menyebabkan masalah tersebut kemudian berkembang dan memperluas cakupannya sehingga menjadi sangat luas. Adapun masalah pokok yang menurut penulis menjadi pemicu rentetan permasalahan diatas ialah Political Will dan Budaya Sekolah.
Political Will atau kemauan politik pemerintah dalam mendukung implementasi MBS masih diragukan ini bisa dianalisis dari kebijakan-kebijakan yang ditetapkan terkait implementasi MBS. Sebagai contoh sosialisasi MBS yang dilakukan pemerintah belum sampai kepada level paling bawah ini bisa dilihat betapa banyak kepala sekolah, guru, siswa, dan masyarakat yang belum paham dengan MBS. Kemudian dalam implementasinya pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota minim sekali memberikan guidance/ panduan/ pendampingan tentang bagaimana implementasi MBS yang benar, kalau itu dilakukan kebanyakan hanya memberikan buku-buku dan modul-modul yang belum tentu dibaca dan dipahami. Sebenarnya masih banyak kebijakan-kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah yang bisa dijadikan sebagai tolak ukur rendahnya
political will pemerintah dalam mendukung MBS.
Kemudian berangkat dari political will yang rendah diatas maka berimplikasi pada penciptaan budaya sekolah. Konsep MBS sebenarnya bermuara pada penciptaan budaya sekolah yang efektif. Merubah budaya sekolah yang sebelumnya telah lama terbentuk dengan manajemen
(13)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan yang sentralistik menuju manajemen yang desentralistik bukanlah hal mudah, apalagi kemauan dari berbagai pihak yang berkepentingan masih rendah maka akan menjadi semakin sulit. Budaya sekolah saat ini secara gamblang bisa terlihat dimana budaya formalitas masih menjadi pilihan utama, disamping itu budaya membangun proses yang bermutu belum terbangun sehingga pada akhirnya akan menghasilkan produk manajemen yang tidak maksimal.
Berangkat dari paparan diatas dapat dimaknai bahwa implementasi MBS pada tingkat sekolah dasar terjadi sebuah ketimpangan yang cukup besar antara apa yang seharusnya dilaksanakan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. sehingga penulis berpandangan bahwa implementasi MBS yang terjadi saat ini bukanlah implementasi MBS yang murni akan tetapi implementasi yang ambigu.
Berangkat dari permasalahan diatas dapat dilihat dalam konteks efektivitas implementasi MBS merujuk pada Self Determination Theory
Menurut Priscilla Wohlstetter dan Albert Mohrman dalam Umiarso dan Gojali (2010:70-71):
pada hakikatnya MBS berpijak pada Self Determination Theory. Teori ini menyatakan bahwa apabila seseorang atau sekelompok orang memilki kepuasan untuk mengambil keputusan sendiri, maka orang atau sekelompok orang tersebut akan memilki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan.
Dari paparan diatas diatas dapat dipahami bahwa salah satu karakteristik MBS adalah dilibatkannya partisipan dalam pengambilan keputusan atau yang disebut dengan perencanaan partisipatif, dengan demikian berdasarkan teori diatas keputusan yang diambil tersebut akan dipertanggungjawabkan secara bersama-sama. Sehingga implementasi kebijakan sekolah benar-benar dilaksanakan dengan maksimal yang didasari rasa tanggung jawab. (Hasbullah, 2010:67)
(14)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan demikian perencanaan partisipatif diduga sebagai faktor penting dalam keefektifan implementasi suatu program. Perencanaan partisipatif menurut Made Pidarta (2005:32) ialah perencanaan yang melibatkan beberapa orang dalam suatu kegiatan. Beberapa orang yang dimaksud mereka yang memiliki kepentingan atas obyek yang direncanakan.
Oleh sebab salah satu faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas implementasi MBS menurut Fattah (2004:16) pengelola pendidikan harus mampu melibatkan stakeholders terutama peningkatan peran serta masyarakat dalam menentukan kewenangan, pengadministrasian dan inovasi kurikulum. Untuk melibatkan stakeholders dalam pengambilan keputusan penyelenggaraan pendidikan seperti diatas sebenarnya sudah ada wadah khusus yaitu komite sekolah. Lebih jauh Fattah (2004:16) menjelaskan partisipasi masyarakat dalam wadah komite sekolah berpengaruh terhadap efektivitas implementasi MBS.
Selanjutnya menurut Mulyasa (2011:28) agar implementasi MBS efektif dituntut sifat profesional dan manajerial kepala sekolah. Ini mengandung makna kemampuan manajerial seorang kepala sekolah akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas implementasi MBS. Oleh sebab itu kepada sekolah sebagai penanggungjawab MBS di sekolah harus menguasai fungsi-fungsi manajemen dengan baik diantaranya merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan.
Lebih jauh Mulyasa (2011:58) menjelaskan bahwa implementasi MBS akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-mengajar, serta dukungan masyarakat (orang tua) yang tinggi.
(15)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sementara Menurut Nurkholis (2005:264), ada enam faktor pendukung keberhasilan implementasi MBS. Keenamnya mencakup:
political will, finansial, sumber daya manusia, budaya sekolah,
kepemimpinan, dan keorganisasian.
Politial will yang dimaksud sebagai faktor pendukung keberhasilan implementasi MBS adalah dukungan politik pemerintah melalui kebijakan-kebijakan pendukung MBS. Salah satu contoh dukungan pemerintah dalam pelaksanaan MBS, adalah adanya panduan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).
Aspek finansial atau keuangan merupakan faktor penting bagi sekolah dalam mengimplementasikan MBS. Kalau mencemati perjalanan implementasi MBS di Indonesia, perhatian pemerintah dari aspek finansial dalam mendukung implementasi MBS di Indonesia baru dirasakan secara langsung melalui pemberian dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Namun BOS tentulah belum cukup karena BOS hanya bantuan minimal bagi sekolah. Oleh karena itu, dukungan finansial dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk percepatan peningkatan pendidikan di sekolah melalui MBS.
Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan implementasi MBS. Ketersedian sumber daya manusia yang mendukung implementasi MBS belum cukup. Hal in terjadi karena MBS merupakan hal yang baru dan hanya sebagian orang yang mempunyai keahlian dan keterampilan dalam mendukung implementasi MBS. Oleh karena itu pelatihan-pelatihan mengenai MBS perlu dilakukan.
Faktor budaya sekolah rata-rata belum bisa mendukung kesuksesan implementasi MBS. Perubahan dari budaya sekolah yang telah lama terbentuk dengan manajemen pendidikan yang sentralistik menuju manajemen pendidikan yang desentralistik masih sulit dilaksanakan.
(16)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Budaya yang hanya melaksanakan apa yang ditetapkan pusat masih melekat pada sebagian besar sekolah. Masih banyak warga sekolah yang tidak perduli terhadap kemajuan sekolahnya. Oleh karena itu, perlu dibangun budaya sekolah yang mendukung implementasi MBS, seperti budaya untuk maju, bekerja keras, inovatif, dan sebagainya untuk mencapai peningkatan mutu sekolah.
Kepemimpinan dan organisasi yang efektif merupakan faktor penting lainnya untuk keberhasilan implementasi MBS. Kepemimpinan yang efektif tercapai apabila kepala sekolah memiliki kemampuan profesional di bidangnya, memiliki bakat atau sifat, serta memahami kondisi lingkungan sekolah dalam menerapkan kepemimpinannya. Kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang mampu berperan sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator.
Di samping itu, sekolah sebagai organisasi harus diubah dan dikembangkan. Perubahan dan pengembangan organisasi sekolah harus diawali dari perubahan individu dan lingkungan kerja secara bertahap, sehingga perubahan sekolah akan berjalan baik apabila perubahan organisasi itu berdampak pada perbaikan kehidupan para guru dan stafnya.
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi MBS seperti tergambar pada gambar dibawah ini:
Political Will
Finansial
Sumber Daya Manusia
(17)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Implementasi MBS Sumber: Nurkholis. (2005). Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model dan
Aplikasi. Jakarta: Grasindo.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi MBS diatas diperkuat dengan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kinerja manajerial dan perencanaan yang bersifat partisipatif mempengaruhi efektivitas implementasi MBS seperti terlihat pada hasil penelitian berikut:
Condro Budi Susetyo (2013:117) menyimpulkan bahwa variabel skill manajerial kepala sekolah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Kondisi tersebut mengindikasikan semakin baik skill manajerial kepala sekolah, maka implementasi Manajemen Berbasis Sekolah akan semakin meningkat.
Ace Suryadi dan Sutimah (2010:8) Perencanaan mempunyai hubungan dan pengaruh yang positif serta signifikan terhadap hasil ujian sekolah berstandar nasional.
Efektivitas Implementasi MBS
Kepemimpinan Budaya Sekolah
(18)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Thomas Suyatno (2000:15) Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sekolah adalah manajemen sekolah, lingkungan sekolah dan integritas kepala sekolah.
Sejalan dengan fenomena diatas dapat diduga bahwa perencanaan partisipatif dan kinerja manajerial kepala sekolah berpengaruh terhadap efektivitas implementasi MBS. Namun demikian belum jelas benar apakah dalam konteks implementasi MBS di Kecamatan Pangkalan Kuras perencanaan partisipatif dan kinerja manajerial kepala sekolah berpengaruh terhadap efektivitas implementasi MBS sehingga perlu diteliti untuk mengetahui hal tersebut. Dengan demikian maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Riau”.
(19)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari uraian latar belakang diatas, maka masalah-masalah penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan sekolah
2. Masih rendahnya kinerja manajerial kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan
3. Masih rendahnya pemahaman kepala sekolah dan masyarakat terhadap MBS sehingga efektivitasnya belum maksimal.
4. Kebijakan pendidikan gratis yang tidak maksimal.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka fokus penelitian ini pada masalah proses perencanaan partisipatif dan kinerja manajerial Kepala Sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS. Adapun Pertanyaan pokok penelitian akan disusun dalam rumusan masalah seperti berikut:
1. Bagaimana gambaran proses perencanaan partisipatif pada Sekolah Dasar di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Riau?
2. Bagaimana gambaran kinerja manajerial kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Riau?
3. Bagaimana gambaran efektivitas implementasi MBS pada Sekolah Dasar di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Riau?
4. Seberapa besar pengaruh proses perencanaan partisipatif pada Sekolah Dasar terhadap Efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan Riau?
5. Seberapa besar pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah pada Sekolah Dasar terhadap Efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan Riau?
6. Seberapa besar pengaruh proses perencanaan partisipatif dan kinerja manajerial Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar terhadap implementasi
(20)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manajemen Berbasis Sekolah di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan Riau?
III. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka sebenarnya tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empirik, menganalisa data, menemukan model hasil analisis kebermaknaan proses perencanaan partisipatif dan kinerja manajerial kepala sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS pada SD di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan, secara khusus tujuan penelitian ini ialah untuk:
1. Memperoleh gambaran tentang proses perencanaan partisipatif pada SD di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan.
2. Memperoleh gambaran tentang kinerja manajerial kepala sekolah pada SD di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan
3. Memperoleh gambaran tentang efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah pada SD di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh proses perencanaan partisipatif pada Sekolah Dasar terhadap Efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan Riau 5. Mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja manajerial kepala sekolah
pada Sekolah Dasar terhadap Efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan Riau 6. Mengetahui seberapa besar pengaruh proses perencanaan partisipatif dan
kinerja manajerial Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar terhadap implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Kecamatan Pkl. Kuras Kabupaten Pelalawan Riau
(21)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu IV. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian tentang aplikasi Self Determination Theory dalam ilmu Administrasi Pendidikan dan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya, serta para pemerhati pendidikan khususnya bidang Manajemen Berbasis Sekolah. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi para perencana pendidikan baik tingkat Makro (Nasional), Meso (Daerah), dan Mikro (Lembaga Pendidikan/Sekolah).
2. Manfaat Praktis
Dalam tataran praktis penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah dan pengelola pendidikan lainnya tentang perencanaan partisipatif, kinerja manajerial Kepala Sekolah, dan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah.
b. Memberikan gambaran perencanaan partisipatif dan kinerja manajerial kepala sekolah SD dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah sehingga diharapkan bisa membantu meningkatkan kualitas/mutu pendidikan di Sekolah
c. Memberikan pengetahuan baru bagi mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan yang ingin mendalami konsentrasi perencanaan pendidikan.
(22)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu V. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi dalam Tesis ini memaparkan dalam Lima (5) Bab sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah UPI (2012), penelitian ini ditulis dengan struktur penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang garis-garis besar keseluruhan permasalahan yang terdiri dari beberapa sub bab, antara lain : latar belakang penelitian, identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian. manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Bab ini dikemukakan teori-teori dan konsep-konsep yang digunakan untuk pembahasan masalah yang dikaji.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan diterangkan secara rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.
(23)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab ini akan dibahas mengenai pengolahan data atau analisis data, untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, pembahasan dan analisa temuan.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan rekomendasi.
(24)
76
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN I. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi atau tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Dengan jumlah sebanyak 30 sekolah Dasar Negeri dan Swasta
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian 2. Populasi
Populasi menurut Sugiono, (2011:119) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(25)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan populasi penelitian yaitu Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Pangkalam Kuras Kabupaten Pelalawan Riau. Adapun populasi tersebut yaitu:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Kepala Sekolah Komite Sekolah Wakil Kepsek
1 SDN 001 Kemang 1
2 SDN 002 Kesuma 1 1 1
3 SDN 003 Sorek Satu 1 1 1
4 SDN 004 Terantang Manuk 1 1 1
5 SDN 005 Palas 1 1 1
6 SDN 006 Sorek Dua 1 1 1
7 SDN 007 Betung 1 1 1
8 SDN 008 Dundangan 1 1 1
9 SDN 009 Talau 1 1 1
10 SDN 010 Tanjung Beringin 1 1 1
11 SDN 011 Sorek Satu 1 1 1
12 SDN 012 Surya Indah 1 1 1
13 SDN 013 Surya Indah 1 1 1
14 SDN 014 Sialang Indah 1 1 1
15 SDN 015 Beringin Indah 1 1 1
16 SDN 016 Meranti 1 1 1
17 SDN 017 Sorek Satu 1 1 1
18 SDN 018 Sorek Satu 1 1 1
19 SDN 019 Batang Kulim 1 1 1
20 SDN 020 Betung 1 1 1
21 SDN 021 Kemang 1 1 1
22 SDN 022 Harapan Jaya 1 1 1
23 SDN 023 Kesuma 1 1 1
24 SDN 024 Sorek Satu 1 1 1
(26)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26 SDN 026 Macang 1 1 1
27 SDN 027 Bukit Kesuma 1 1 1
28 SDN 028 Tapui Indah 1 1 1
29 SD Bidadari 1 1 1
30 SD Maju Mandiri 1 1 1 1
Jumlah Total 30 30 30
3. Sampel Penelitian
Pengertian Sampel menurut Sugiono (2011:119) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sementara Riduan (2008:56) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiono (2011:126) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah polulasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan responden penelitian berdasarkan kebutuhan peneliti yaitu untuk variabel proses perencanaan partisipatif respondennya adalah kepala sekolah sebanyak 30 orang, kemudian untuk variabel kinerja manajerial kepala sekolah respondennya adalah wakil kepala sekolah sebanyak 30 orang , dan variabel efektivitas implementasi MBS respondennya adalah kepala sekolah dan komite sekolah sebanyak 30 kepala sekolah dan 30 orang komite sekolah. Total responden penelitian berjumlah 90 orang.
(27)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiono (2011:3) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
1. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Sugiono (2011:11) dapat diartikan sebagai pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Pendekatan penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode survey. Kerlinger seperti dikutip Sugiono (2011:12) mengemukakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif, dan hubungan-hubungan antar variabel
(28)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sosiologis maupun psikologis. Sedangkan Riduwan (2010:217)
mengungkapkan bahwa “Metode survey deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh 1) deskripsi tentang Proses Perencanaan Partisipatif dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah serta Efektivitas Implementasi MBS di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dan Swasta Di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Riau 2) eksplanasi yang teruji mengenai pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif dan Kinerja manajerial Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi MBS terhadap Sekolah Dasar (SD) Negeri Dan Swasta Di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Riau
2. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Arikunto (2002:86) bahwa: “Metode deskriptif adalah
metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji
permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang.” Metode deskriptif
pun diartikan sebagai perolehan informasi atau data yang relevan dengan masalah yang diteliti melalui penelaahan berbagai konsep atau teori yang dikemukakan oleh para ahli.
Metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai digunakan, karena masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui prosedur pengumpulan data, mengklasifikasi data kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.
(29)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jenis penelitian adalah deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh secara jelas tentang suatu situasi atau keadaan tertentu, sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui kejelasan hubungan suatu variabel (menguji hipotesis) melalui pengumpulan data di lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu penelitian ini mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai alat pengumpulan data utamanya.
3. Studi Kepustakaan
Studi Bibliografi sering disebut juga studi kepustakaan, digunakan untuk melengkapi metode deskriptif. Studi bibliografi merupakan proses penelusuran sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal, dan sejenisnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Melalui studi bibliografi ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir dalam mengkaji, menganalisis, dan memecahkan permasalahan yang diteliti.
III. Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya, variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas ( independen) yaitu Proses Perencanaan Partisipatif (XІ) dan kinerja manajerial kepala sekolah (XЇ) serta satu variable terikat (dependen) yaitu Efektivitas Implementasi MBS (Y) sehingga disusun variabel, sub variabel, konsep variabel, ukuran
(30)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
indikator, ukuran, skala, no.kuesioner seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini.
1. Proses Perencanaan Partisipatif
Pidarta (2005:38) menjelaskan perencanaan partisipatif ialah perencanaan yang melibatkan semua personalia lembaga pendidikan dan masyarakat baik secara fisik maupun non fisik melalui wakil-wakilnya dari kegiatan penentuan kebutuhan sampai dengan perencanaan itu berhasil.
Proses perencanaan partisipatif merupakan proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan sekolah dengan melibatkan kepala sekolah, guru, staf, siswa, orang tua siswa, komite sekolah, dan masyarakat mulai dari kegiatan mendefinisikan permasalahan, analisis bidang telaah permasalahn perencanaan, mengkonsepsikan dan merancang rencana, evaluasi rencana, menentukan rencana, implementasi rencana dan evaluasi implementasi rencana dan umpan balik.
2. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah
Menurut Wahjosumidjo (2011:95) seorang kepala sekolah atau manajer pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karier-karier sumber daya manusia, memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Secara operasional kinerja manajerial kepala sekolah adalah unjuk kerja yang ditampilkan kepala sekolah yang didasari oleh kompetensi, motivasi dan komitmen dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya
(31)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai manajer di sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah yang telah ditetapkan bersama. Adapun wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai manager meliputi: perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian.
3. Efektivitas Implementasi MBS
Menurut Mulyasa (2009:82) efektivitas berkaiatan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.
Dengan demikian efektivitas implementasi MBS merupakan keberhasilan melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah yang telah ditetapkan bersama.
Adapun yang menjadi indikator efektivitas implementasi MBS ialah:kemandirin, transparansi, akuntabilitas, peningkatan partisipasi masyarakat dan peningkatan mutu/kualitas sekolah.
IV. Instrumen Penelitian 1. Skala Pengukuran
Menurut Sugiono (2011:135) Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini maka variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka,sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert,
(32)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Interval dan nilai yang digunakan dalam skala likert ini ialah 1-5, seperti dibawah ini:
Tabel 3.2
Skala Likert dan Bobot Nilainya
Alternatif Jawaban Bobot Selalu/sangat setuju/sangat tinggi 5
Sering/setuju/tinggi 4
Kadang-kadang/ragu-ragu/cukup 3
Jarang/tidak setuju/rendah 2
Tidak pernah/sangat tidak setuju/sangat rendah 1
2. Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam amaupun sosial yang diamati. Secara sfesifik fenomena ini disebut variabel penelitian.
Instrumen pada masing-masing indikator disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, (2) menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator variabel, (3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen penelitian untuk dijadikan landasan dalam menyusun butir pernyataan.
Tabel 3.3
(33)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
NO VARIABEL DEFINISI
OPERASIONAL
SUB VARIABEL INDIKATOR JML ITEM
1 Proses
Perencanaan Partisipatif
(XІ)
Proses perencanaan partisipatif merupakan proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan sekolah dengan melibatkan kepala sekolah, guru, staf, siswa, orang tua siswa, komite sekolah, dan masyarakat mulai dari kegiatan mendefinisikan permasalahan sampai dengan evaluasi implementasi rencana 1. Perencanaan Strategi 2. Perencanaan Operasional a. Mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan b. Analisis bidang
telaah permasalahan perencanaan
a. Mengkosepsikan dan merancang rencana b. Evaluasi rencana c. Menentukan rencana d. Implementasi
rencana e. Evaluasi
implementasi rencana dan umpan balik
8 8 8 8 8 8 8 1-8 9-16 17-24 25-32 33-40 41-48 49-56
(34)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 (lanjutan)
Kisi-Kisi Instrumen Variabel XЕ
2 Kinerja
Manajerial Kepala Sekolah
(XЇ)
Unjuk kerja yang ditampilkan kepala sekolah yang didasari oleh kompetensi, motivasi dan komitmen dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai manajer di sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah yang telah ditetapkan bersama. Adapun wewenang dan tanggungjawab kepala sekolah sebagai manager meliputi: perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian 1.Perencanaan 2.Pengorganisasian 3.Kepemimpinan
a. menetapkan visi dan misi
b. menyusun rencana kerja jangka menengah (RKJM) sekolah
c. menyusun rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS)
a. Merancang struktur organisasi b. Mengelompokkan kegiatan dan menunjuk penanggung jawab c. Menjelaskan hubungan anatar fungsi, jabatan dan tugas
d. Membagi tugas dan mendelegasikan wewenang untuk melaksanakan tugas tersebut a. Kemampuan mencipta, menjelaskan, menawarkan gagasan-gagasan yang menarik b. Kemampuan argumentasi dan 2 3 4 3 4 3 3 3 2 1-2 3-5 6-9 10-12 13-16 17-19 20-22 23-25 26-27
(35)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.Pengendalian
mempertahankan pendirian
c. Kemampuan
mempengaruhi pihak lain
d. Kemampuan mengendalikan bentuk-bentuk kerjasama
a. Kemampuan menyusun standar penilaian
b. Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan program
c. Melakukan tindakan korektif
2
3
2
2
2
28-29
30-32
33-34
35-36
(36)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 (lanjutan)
Kisis-Kisi Instrumen Variabel Y 3 Efektivitas
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (Y) Efektivitas MBS merupakan keberhasilan melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah. Apaun indikator efektivitas implementasi MBS adalah: kemandirin, transparansi, akuntabilitas, peningkatan partisipasi masyarakat dan peningkatan mutu/kualitas sekolah 1. Kemandirian 2. Transparansi 3. Akuntabilitas 4. Partisipasi Masyarakat
a. Perencanaan program b. Pelaksanaan program c. Pengawasan program d. Pengambilan
keputusan
a. Penerimaan sumber daya
b. Pengalokasian sumber daya a. Pertanggungjawaban kepada pemerintah b. Pertanggungjawaban kepala masyarakat c. Pertanggungjawaban
kepada warga sekolah
a. Peran serta orang tua siswa
b. Peran serta komite sekolah
c. Peran serta masyarakat luas 3 2 2 2 1 1 1 1 1 3 3 3 1-3 4-5 5-6 7-8 9 10 11 12 13 14-16 17-19 20-22
(37)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Peningkatan
Mutu/Kualitas Sekolah
a. Masukan tepat
b. Semangat kerja tinggi c. Motivasi belajar siswa
tinggi
d. Penggunaan biaya, waktu, fasilitas dan tenaga proporsional e. Kepercayaan
stakeholders meningkat
f. Kualitas lulusan tinggi g. Tamatan sesuai
dengan harapan masyarakat 2 2 2 2 2 2 2 23-24 25-26 27-27 29-30 31-32 33-34 35-36 37-38
3. Uji Coba Instrumen
Adapun untuk menilai apakah angket tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitasnya.
a. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009:176) Valid artinya instrument tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusya diukur. Validitas digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya hubungan variable bebas dan variable terikat. Hasil penelitian yang valid adalah adanya kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya perjadi pada objek yang diteliti.
Adapun pengujian validitas tiap butir item dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Langkah-langkah pengujian validitas dalam penelitian ini sebagai berikut.
(38)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi n = Jumlah responden
∑ XY = Jumlah perkalian X dan Y
∑ X = Jumlah skor item
∑ Y = Jumlah skor total (seluruh item)
∑ X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑ Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
2) Untuk mengetahui nilai signifikasi validitas tiap butir item yaitu dengan membandingkan nilai korelasi rhitung dengan nilai rtabel. Apabila rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel ) maka diambil kesimpulan bahwa butir item tersebut tidak valid. Sebaliknya apabila rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel ) maka item tersebut valid. Untuk menghitung item nomor selanjutnya caranya sama yaitu hanya dengan mengganti skor X.
Berdasarkan rumus diatas maka hasil uji validitas tiap varibel adalah seperti dbawah ini:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Proses Perencanaan Partisipatif No. Item t hitung
t tabel
α = 0,05 Keputusan
1 2,01 >1,86 Valid
2 2,03 >1,86 Valid
3 1,97 >1,86 Valid
4 2,11 >1,86 Valid
5 1,93 >1,86 Valid
6 2,29 >1,86 Valid
7 2,29 >1,86 Valid
(39)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 (lanjutan)
Hasil Uji Validitas Variabel Proses Perencanaan Partisipatif
9 2,78 >1,86 Valid
10 2,18 >1,86 Valid
11 2,29 >1,86 Valid
12 1,92 >1,86 Valid
13 3,20 >1,86 Valid
14 2,57 >1,86 Valid
15 2,11 >1,86 Valid
16 2,42 >1,86 Valid
17 3,54 >1,86 Valid
18 2,16 >1,86 Valid
19 2,13 >1,86 Valid
20 3,20 >1,86 Valid
21 3,38 >1,86 Valid
22 2,13 >1,86 Valid
23 2,40 >1,86 Valid
24 2,54 >1,86 Valid
25 2,29 >1,86 Valid
26 2,16 >1,86 Valid
27 2,15 >1,86 Valid
28 3,54 >1,86 Valid
29 2,00 >1,86 Valid
30 2,23 >1,86 Valid
31 2,17 >1,86 Valid
32 3,01 >1,86 Valid
33 3,00 >1,86 Valid
34 2,55 >1,86 Valid
35 2,19 >1,86 Valid
36 2,40 >1,86 Valid
37 2,90 >1,86 Valid
38 2,54 >1,86 Valid
39 2,07 >1,86 Valid
40 2,33 >1,86 Valid
41 1,99 >1,86 Valid
42 2,03 >1,86 Valid
43 3,00 >1,86 Valid
44 2,34 >1,86 Valid
45 2,11 >1,86 Valid
(40)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Kepala Sekolah
Tabel 3.5 (lanjutan)
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Kepala Sekolah
47 3,00 >1,86 Valid
48 2,20 >1,86 Valid
49 2,23 >1,86 Valid
50 3,33 >1,86 Valid
51 3,03 >1,86 Valid
52 2,30 >1,86 Valid
53 2,45 >1,86 Valid
54 2,31 >1,86 Valid
55 2,34 >1,86 Valid
56 3,11 >1,86 Valid
No. Item t hitung
t tabel
α = 0,05 Keputusan
1 2,21 >1,86 Valid
2 2,31 >1,86 Valid
3 0,20 >1,86 Tidak valid
4 2,06 >1,86 Valid
5 3,54 >1,86 Valid
6 2,89 >1,86 Valid
7 2,65 >1,86 Valid
8 1,27 >1,86 Tidak Valid
9 -0,83 >1,86 Tidak Valid
10 2,38 >1,86 Valid
11 2,29 >1,86 Valid
12 3,12 >1,86 Valid
13 2,51 >1,86 Valid
14 3,82 >1,86 Valid
15 2,66 >1,86 Valid
16 2,95 >1,86 Valid
17 3,02 >1,86 Valid
18 2,51 >1,86 Valid
(41)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Variabel Efektivitas Implementasi MBS
20 2,37 >1,86 Valid
21 2,09 >1,86 Valid
22 2,32 >1,86 Valid
23 2,06 >1,86 Valid
24 2,50 >1,86 Valid
25 2,91 >1,86 Valid
26 5,50 >1,86 Valid
27 3,44 >1,86 Valid
28 2,91 >1,86 Valid
29 2,81 >1,86 Valid
30 2,16 >1,86 Valid
31 2,03 >1,86 Valid
32 2,11 >1,86 Valid
33 2,43 >1,86 Valid
34 2,31 >1,86 Valid
35 2,50 >1,86 Valid
36 2,95 >1,86 Valid
37 2,55 >1,86 Valid
38 2,90 >1,86 Valid
29 3,11 >1,86 Valid
40 2,02 >1,86 Valid
41 1,99 >1,86 Valid
No. Item t hitung
t tabel
α = 0,05 Keputusan
1 4,51 >1,86 Valid
2 0,77 >1,86 Tidak Valid
(42)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6 (lanjutan)
Hasil Uji Validitas Variabel Efektivitas Implementasi MBS
4 1,93 >1,86 Valid
5 3,76 >1,86 Valid
6 1,38 >1,86 Tidak Valid
7 2,67 >1,86 Valid
8 2,58 >1,86 Valid
9 1,38 >1,86 Tidak Valid
10 1,92 >1,86 Valid
11 2,60 >1,86 Valid
12 1,60 >1,86 Tidak Valid
13 2,86 >1,86 Valid
14 3,38 >1,86 Valid
15 2,87 >1,86 Valid
16 2,00 >1,86 Valid
17 1,39 >1,86 Tidak Valid
18 2,09 >1,86 Valid
19 2,00 >1,86 Valid
20 1,87 >1,86 Valid
21 2,90 >1,86 Valid
22 2,50 >1,86 Valid
23 3,26 >1,86 Valid
24 3,43 >1,86 Valid
25 3,07 >1,86 Valid
26 3,84 >1,86 Valid
27 4,42 >1,86 Valid
28 5,02 >1,86 Valid
29 2,68 >1,86 Valid
30 3,21 >1,86 Valid
31 2,91 >1,86 Valid
32 4,74 >1,86 Valid
33 3,96 >1,86 Valid
(43)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah dikonsultasikan dengan pembimbing maka untuk item yang tidak valid dihapuskan.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:170) bahwa: “Reliabilitas
menunjuk pada pengertian bahwa cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah cukup
baik.” Maksud dapat “dipercaya” disini bahwa data yang dihasilkan harus memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.
Dalam penelitian ini, langkah-langah pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan bantuan SPSS 18.0. Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah: jika r hitung > r tabel maka instrumen reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrumen tidak reliabel.
35 2,45 >1,86 Valid
36 3,20 >1,86 Valid
37 2,18 >1,86 Valid
38 2,67 >1,86 Valid
39 2,44 >1,86 Valid
40 2,13 >1,86 Valid
41 1,98 >1,86 Valid
42 3,01 >1,86 Valid
43 2,43 >1,86 Valid
(44)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Reliabilitas Variabel X1 ( Proses Perencanaan Partisipatif)
Uji Reliabilitas Variabel Proses Perencanaan Partisipatif (XΌ) Tabel 3.7 Reliabilitas XІ
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,918
N of Items 15a
Part 2 Value ,576
N of Items 14b
Total N of Items 29
Correlation Between Forms ,965
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length ,982
Unequal Length ,982
Guttman Split-Half Coefficient ,755
a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14, p15.
b. The items are: p15, p16, p17, p18, p19, p20, p21, p22, p23, p24, p25, p26, p27, p28, total.
Pengujian reliabilitas pada variabel proses perencanaan partisipatif (X1) ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,755. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,514 maka rhitung lebih besar daripada rtabel.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel proses perencanaan partisipatif (X1) reliabel.
(45)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Reliabilitas Variabel X2 (Kinerja Manajerial Kepala Sekolah) Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (X)
Tabel 3.8 Reliablitas XЇ Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,903
N of Items 16a
Part 2 Value ,586
N of Items 16b
Total N of Items 32
Correlation Between Forms ,969
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length ,984
Unequal Length ,984
Guttman Split-Half Coefficient ,728
a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14, p15, p16.
b. The items are: p17, p18, p19, p20, p21, p22, p23, p24, p25, p26, p27, p28, p29, p30, p31, total.
Pengujian reliabilitas pada variabel kinerja manajerial kepala sekolah (X2) ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,728. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,514 maka rhitung lebih besar daripada rtabel.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel kinerja kepala sekolah (X2) reliabel.
(46)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Reliabilitas Variabel Y (Efektivitas Implementasi MBS) Uji Reliabiltas Variabel Efektivitas Implementasi MBS (Y)
Tabel 3.9 Reliabilitas Y Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,932
N of Items 17a
Part 2 Value ,719
N of Items 17b
Total N of Items 34
Correlation Between Forms ,985
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length ,993
Unequal Length ,993
Guttman Split-Half Coefficient ,783
a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14, p15, p16, p17.
b. The items are: p18, p19, p20, p21, p22, p23, p24, p25, p26, p27, p28, p29, p30, p31, p32, p33, total.
Pengujian reliabilitas pada variabel efektivitas implementasi MBS (Y) ini dengan melihat nilai korelasi gutman split-half coefficient yaitu sebesar 0,783. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan rtabel 0,514 maka rhitung lebih besar daripada rtabel.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel efektivitas implementasi MBS (Y) reliabel.
(47)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Uji Homogenitas
Menurut Sugiyono (2008: 276) uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak.
Keterangan :
= varians (sd2) yang lebih besar varians (sd2) yang lebih kecil
Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok mempunyai varian yang sama atau berbeda sehingga dapat ditentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis. Pengujian homogenitas varian menggunakan uji homogeneity dengan bantuan program SPSS.18 for windows. Dasar pengambilan keputusan: Ho diterima apabila nilai signifikan (sig.> 0,05), dan Ho ditolak atau H1 diterima apabila nilai signifikan (sig.< 0,05).
Tabel 3.10 Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Nilai Based on Mean 2,954 2 62 ,060
Based on Median 2,532 2 62 ,088
Based on Median and with adjusted df
2,532 2 48,800 ,090
(1)
159
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Mengadakan open house yang memberi kesempatan masyarakat luas untuk mengetahui kegiatan dan program sekolah. Pada saat itu sekolah bisa menonjolkan program unggulan yang menarik minat masyarakat.
3) Mengundang tokoh masyarakat untuk jadi pembicara atau pembina suatu program sekolah.
4) Membuat program kerjasama sekolah dan masyarakat, misalnya perayaan hari-hari besar keagamaan.
c. Memberdayakan komite sekolah
1) Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan ditingkat sekolah.
2) Selanjutnya program imlab swadana, yaitu pemerintah baru akan memberikan sejumlah bantuan tertentu pada sekolah apabila masyarakat telah menyediakan sejumlah biaya pendamping.
3) Mengembangkan sistem sponsorship bagi kegiatan pendidikan di sekolah.
(2)
160
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi & Yuliana, Lia. (2008). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media bekerjasama dengan FIP UNY
________________ (2001). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta
Akdon & Hadi, Sahlan (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi
Arifin, Saeful. (2011). Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar. [online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/06-369019.html. (23 September 2013).
Amirudin, dkk. (2013). Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol.2 No.4 Program Magister Administrasi Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak
Ansar. (2008). Pemberdayaan Komite Sekolah Dalam Mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Jurnal Inovasi Volume 5 No 2. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
Banghart, Frank W & Trull, Albert .(1973). Educational Planning. New York: The Macmillan Company
Balai Pustaka. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta
Conyers, Diana. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar. Ed 2. (Penerjemah: Susetiawan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Danim, Sudarwan & Khairil. (2012). Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta Dwiningrum, Siti Irene Astuti. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
_______________.(2008). Visi Baru Manajemen Sekolah; Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara
(3)
161
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dwi Herlina, Entin. (2012). Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Mutu Madrasah Tsanawiyah di MTs Negeri Bonang Kabupaten Demak. Jurnal Universitas Negeri Semarang Vol.1 No.1. Prodi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
David, Jane L. (1989). Synthesis of Research on School-Based Management. Association for Supervision and Curriculum Development.
Engkoswara. (1987). Dasaar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas
Engkoswara & Komariah, Aan. (2012). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Edward L. Deci and Richard M. Ryan. (2000). The “What” and “Why” of Goal Pursuits: Human Needs and the Self-Determination of Behavior. Jurnal, Psychological Inquiry, Vol. 11, No. 4, 227–268
Fattah, Nanang. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah . Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Field, Andy. (2000). Discovering Statistics Using SPSS for Windows Advanced Techniques for The Beginner. London : SAGE Publications
Grassie, McCrae C. (1974). Partipatory Planning In Education. Unesco: International Institute for Educational Planning
Hoy, Wayne K & Miskel, Cecil G. (2008). Educational Administration; Theory, Research, and Practice. New York: Mc Graw Hill
Higgins, Eileen T. and Toness, Anna. (2010). Parcipatory Planning and Action. Handbook
Hasbullah. (2010). Otonomi Pendidikan; Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinyya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Hasibuan, Malayu S.P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Jawas, Umiati. (2008). Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di Tingkat Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Malang. Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 8 No. 1 Universitas Muhammadiyah Malang
(4)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Komariah, Aan & Triatna, Cepi. (2008). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Makmur. (2011). Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung: Refika Aditama
Mulyasa, E. (2011). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurkholis. (2005). Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi.
Jakarta: Grasindo
Pidarta, Made. (2005). Perencanaan Pendidikan Parsipatori dengan Pendekatan Sistem. Jakarta: Rineka Cipta
Pasolang, Harbani. (2011). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta
Prawirosentoso, Suyadi. (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah,
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
Rakhmat, Jalaluddin.(2001). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional). Bandung : Angkasa.
Syafaruddin. (2008). Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Saud, Udin S & Makmun, Abin S. (2011). Perencanaan Pendidikan Suatu
Pendekatan Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sarbini & Linan, Neneng. (2011). Perencanaan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta
(5)
163
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
________ (2009). Metode penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta ________ (2005). Metode penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta
Slamet Y. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret University Press
Sartropoetro, R.A. Santoso. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persepsi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Penerbit Alumni Sukmawati. (2011). Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen
Berbasis Sekolah. Jurnal Cakrawala Kependidikan Vol.9 No. 2 September. PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak.
Sentosa, I Putu Pranatha. (2012). Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Manajemen Berbasis Sekolah di Kabupaten Jemrana. Jurnal Penelitian Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Vol.2 No.2 Susetyo, Condro Budi. (2013). Pengaruh Skill Manajerial Kepala Sekolah dan
Budaya Organisasi Sekolah terhadap Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Jurnal Universitas Negeri Semarang Vol.2 No.1
Sutimah & Suryadi, Ace. (2011). Dampak Implementasi Standar Isi dan Standar Proses Terhadap Hasil UASBN 2009/2010 Pada Sekolah Dasar di Kota Jambi. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kota Jambi: tersedia:bpsdmpk.kemdikbud.go.id
Suyatno, Thomas. (2012). Faktor-Faktor Penentu Kualitas Pendidikan Sekolah
Menengah Umum di Jakarta.[online].tersedia:
www.stiks-tarakanita.ac.id/.../141.%20 (23 September 2013).
Sri, Sundari. (2001). Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat Untuk Mendukung Keberhasilan Program Sekolah Sebagai Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SD Pertiwi II Kecamatan Bandung Wetan. Dinas Pendidikan Kota Bandung
Turney C, et al. (1992) Educational Management Roles and Task: The School Manager. Allen & Unwin Pty.Ltd. Nort Sidney-Australia
Turmuzi, Ahmad. (2011). Manajemen Berbasis Sekolah dan Kendala
(6)
Amirudin, 2013
Pengaruh Proses Perencanaan Partisipatif Dan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah Dasar Di Kecamatan Pangkalan Kuras Pelalawan Riau
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/15/-401572.html. (23 September 2013).
Umiarso & Gojali, Imam. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan di Era Otonomi Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD
Usman, Husaini. (2009). Manajemen; Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Undang- Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Wibowo, Arif. (2010). Perencanaan Partisipatif. dalam. [online]. Tersedia: http://staff.blog.ui.ac.id. (20 September 2013)
Wahyudi. (2010). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Rangka Desentralisasi Pendidikan. Jurnal Guru Membangun Vol.23 No.1 Universitas Tanjungpura Pontianak
Wohlstetter, Priscilla & Briggs, Kerri L. (1994). The Principal’s Role in School -Based Management. School Leadership: University of Southern California in Los Angeles