PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KECAMATAN RANCAEKEK, KABUPATEN BANDUNG.

(1)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA MUTIARA

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Peruumusan Masalah ... 11

C.Tujuan Penelitian ... 12

D.Manfaat Penelitian ... 13

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14

A. Kajian Pustaka ... 14

1. Kepemimpinan Transformasional ... 14

a. Konsep Kepemimpinan ... 14

b. Teori-teori Kepemimpinan ... 16

2. Sekolah Efektif ... 31

a. Konsep Sekolah Efektif ... 31

b. Karakteristik Sekolah Efektif ... 38

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sekolah Efektif ... 44

B. Penelitian Terdahulu ... 46

1. Penelitian Tentang Kepemimpinan Transformasional ... 47

2. Penelitian Tentang Sekolah Efektif ... 49

3. Penelitian Tentang Hubungan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif ... 52

C. Kerangka Pemikiran ... 55


(2)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu vi

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

A. Lokasi, dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 58

1. Lokasi Penelitian ... 58

2. Populasi Penelitian ... 58

3. Sampel Penelitian ... 59

B. Metode dan Pendekatan ... 62

1. Metode Deskripstif ... 63

2. Pendekatan Kuantitatif ... 64

3. Studi Kepustakaan ... 64

C. Definisi Operasional ... 66

1. Pengaruh ... 66

2. Kepemimpinan Transformasional ... 66

3. Sekolah Efektif ... 70

D. Instrumen Penelitian ... 73

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 74

1. Validitas ... 74

2. Reliabilitas ... 79

F. Teknik Pengumpulan Data ... 80

1. Wawancara ... 81

2. Angket (kuesioner) ... 81

3. Dokumentasi ... 82

G. Analisis Data ... 82

1. Seleksi Data ... 82

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (WMS) ... 82

3. Menghitung Skor Mentah Menjadi Skor Baku Untuk Setiap Variabel ... 83

4. Uji Normalitas Distribusi Data ... 84

5. Uji Hipotesis Penelitian ... 85

a. Mencari Analisis Korelasi ... 86

b. Uji Determinasi ... 87

c. Menguji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 87

d. Analisis Regresi ... 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 89

A. Pengolahan Data ... 89

1. Seleksi Data ... 89


(3)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu vii

3. Perhitungan Weighted Means Score (WMS) ... 92

a. Kecenderungan Umum Kepemimpinan Transformasional .... 92

b. Kecenderungan Umum Sekolah Efektif ... 100

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 108

a. Skor Baku Variabel X (Kepemimpinan Transformasional) .... 109

b. Skor Baku Variabel Y (Sekolah Efektif) ... 109

5. Uji Normalitas Distribusi Data ... 110

a. Distribusi Data Variabel X ... 110

b. Distribusi Data Variabel Y ... 112

6. Uji Hipotesis Penelitian ... 113

a. Analisis Korelasi ... 114

b. Uji Determinasi ... 115

c. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 115

d. Analisis Regresi ... 116

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 118

1. Bagaimana Kepemimpinan Transformasional di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung ... 119

2. Gambaran Sekolah Efektif di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung ... 128

3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung ... 138

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 141

A. Kesimpulan ... 141


(4)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Dalam pembangunan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Karena melalui pendidikan maka akan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu. Bermutu yang dimaksud yaitu mampu mendorong, melakukan, dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan suatu bangsa sesuai dengan tuntutan arus perubahan jaman.

Melalui pendidikan maka seseorang akan menjadi pribadi yang kaya dengan pengetahuan dan spiritual. Dengan kekayaan tersebut maka seseorang akan mampu membawa suatu bangsa untuk bersaing dengan bangsa yang lain. Seseorang mendapatkan pendidikan dapat melalui beberapa jalur, yaitu pendidikan formal, non formal, dan informal.

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan formal diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak jauh. Pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, dan majelis taklim,


(5)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

serta satuan pendidikan yang sejenis. Sedangkan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

Kini dalam penyelenggaraan sistem pendidikan Indonesia sudah tidak lagi terpusat melainkan otonomi daerah. Hal ini terkait dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, berarti Pemerintah Daerah memiliki kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan termasuk di dalamnya penyelenggaraan pendidikan, kecuali dalam kewenangan politik luar negeri, pertahanan keamanan, yustisi, moneter dan fiskal, serta agama seperti yang disebutkan dalam Pasal 10 ayat (3). Otonomi daerah ini tentunya berimplikasi secara langsung dalam manajemen pendidikan nasional. Dengan begitu, maka sepenuhnya diserahkan ke daerah melalui sistem desentralisasi penyelenggaraan sistem pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa desentralisasi adalah suatu asas dan proses pembentukan daerah otonom dan atau penyerahan wewenang pemerintahan bidang tertentu oleh pemerintah pusat. Cepi Triatna dan Aan Komariah

(2008:70) “desentralisasi merupakan wujud kepercayaan pemerintah pusat

kepada daerah untuk melaksanakan pembangunannya berdasarkan prakarsa sendiri. Implikasinya adalah daerah harus bertanggung jawab secara

profesional untuk menampilkan kinerja terbaiknya”. Dan menurut


(6)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

kewenangan kepada daerah untuk melaksanakan dan mengurusi keperluan

dirinya sendiri”.

Dengan melihat implikasi dari desentralisasi tersebut maka dapat memberikan keuntungan banyak bagi para pemimpin yang kreatif dalam mengembangkan lembaganya karena dapat lebih leluasa mengeksplorasi visi lembaga. Tak terkecuali dalam desentralisasi pendidikan yaitu di persekolahan. Aan Komariah dan Cepi Triatna dalam bukunya (2008:71)

menyebutkan bahwa “desentralisasi dalam mengelola pendidikan merupakan

alternatif yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan apabila segala perangkat yang diperlukan dapat disiapkan dan didukung oleh sumber-sumber yang cukup kuat untuk melaksanakan

desentralisasi”. Hal senada diutarakan oleh Syafaruddin (2008:72)

“desentalisasi pendidikan memberikan peluang otonomi lebih luas kepada

kepala sekolah sehingga semakin dirasakan banyak manfaatnya untuk

membuat kebijakan pengembangan sekolah”. Dengan desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sekolah-sekolah yang unggul atau sekolah-sekolah efektif karena membuka peluang bagi pemimpin pendidikan mengaktualisasikan kemampuannya. Hal itu didukung

oleh Aan Komariah dan Cepi Triatna (2008:72) “desentralisasi manjadi

peluang besar untuk menciptakan sekolah yang efektif”. Dan Syafaruddin

(2008:74) “dengan desentralisasi pendidikan maka keunggulan daerah dapat

dioptimalkan melalui pengembangan sekolah-sekolah unggul, terutama yang dijalankan melalui pengelolaan sekolah yang lebih partisipatif menuju


(7)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

sekolah-sekolah efektif’. Sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain karena dapat meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

Sekolah yang efektif bukan hanya dilihat dari hasil atau output saja melainkan pada input, proses, output, dan outcome karena sekolah sendiri merupakan suatu sistem sehingga saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Aan Komariah dan Cepi Triatna (2008:36):

sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan, yaitu prestasi sekolah, terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang dipersyaratkan di dalam belajar.

Menurut Definisi Taylor (Suparlan, 2008:14) tentang sekolah efektif yaitu: sekolah yang mengorganisasikan dan memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk menjamin semua siswa tanpa memandang ras, jenis kelamin maupun status sosial ekonomi bisa mempelajari materi kurikulum yang esensial di sekolah.

Sedangkan menurut Dikbud (2003) dalam Berta (2005:5) sekolah efektif yaitu sekolah yang menunjukan tingkat kinerja yang diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukan hasil belajar yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya. Berdasarkan beberapa pengertian sekolah efektif di atas maka yang disebut sekolah efektif yaitu kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan harapan yang menjadi tujuan suatu sekolah. Karakteristik sekolah efektif menurut para ahli sangat beragam. Menurut Mortimore sekolah efektif terdapat pada proses belajar yang efektif, yaitu: (1) aktif, bukan pasif (2) tidak kasat mata (3) rumit, bukan sederhana (4) dipengaruhi oleh adanya perbedaan individual di antara peserta


(8)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

didik (5) dipengaruhi oleh berbagai konteks. Sedangkan menurut David A Squires et.al. (1983) Kusmayadi (2010:34) mengungkapkan ciri-ciri sekolah efektif sebagai berikut: (1) adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan disekolah; (2) memiliki suatu kateraturan dalam rutinitas kegiatan dikelas; (3) memiliki standar prestasi yang tinggi; (4) siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah diharapkan; (5) siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik; (6) adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi; (7) siswa berpendapat kerja keras lebih penting dari pada faktor keberuntungan dalam meraih prestasi; (8) para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab yang diakui secara umum dan (9) kepala sekolah mempunyai program inservice, pengawas, supervisi serta menyediakn waktu untuk membuat rencana bersama-sama dengan guru dan memungkinkan adanya umpan balik demi keberhasilan prestasi akademiknya. Dan menurut Bank Dunia (1998), berdasarkan pengalaman dalam melakukan Education Quality Improvement Program di Kamboja dalam Uhar Suharsaputra (2010:69) mengidentifikasi empat kelompok karakteristik sekolah efektif, yaitu: (1) Supporting Inputs yang meliputi dukungan orang tua dan masyarakat, lingkungan belajar yang sehat, dukungan yang efektif dari sistem pendidikan, serta kelengkapan buku dan sumber belajar yang memadai; (2) Enabling Condition yang meliputi kepemimpinan yang efektif, tenaga guru yang kompeten, fleksibilitas dan otonomi serta waktu di sekolah yang lama; (3) School Climate yang meliputi harapan siswa yang tinggi, sikap guru yang positif, keteraturan dan disiplin, kurikulum yang terorganisir.


(9)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Sistem reward dan insentif bagi siswa dan guru, serta tuntutan waktu belajar yang tinggi; (4) Teaching-Learning Process yang meliputi strategi mengajar yang bervariasi, pekerjaan rumah yang sering, peniliaian dan umpan balik yang sering, dan partisipasi (kehadiran, penyelesaian studi, kelanjutan studi) siswa terutama perempuan.

Melihat pengertian dan karakteristik sekolah efektif maka pentingnya untuk menjadi sekolah efektif agar terwujudnya mutu pendidikan Indonesia. Oleh karenanya untuk menjadikan sekolah efektif tersebut seorang pemimpin pendidikan di sekolah harus mampu menggerakan organisasinya agar memberi dampak positif untuk kemajuan organisasi. Kepemimpinan dalam suatu lembaga atau organisasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan karena pemimpin sebagai penggerak. Begitu juga dalam sekolah efektif, kepemimpinan sebagai ciri penting sekolah efektif, seperti yang di ungkapkan beberapa ahli, diantaranya Scheerens (1992) menyatakan bahwa sekolah efektif memiliki kepemimpin yang kuat, Mackenzie (1983) mengidentifikasikan tiga pendidikan efektif dan kepemimpinan menjadi nomor urut pertama.

Namun setelah berjalan beberapa tahun di era desentralisasi pendidikan masih terdapat permasalahan untuk menjadi sekolah efektif. Permasalahan tersebut salah satunya berada pada tataran manajemen pendidikan, seperti yang diungkapkan Veithzal Rivai dan Sylviana Murni

dalam bukunya (2009:58) “sekarang ini banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya.


(10)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernisasi. Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Maka fenomena yang ada berupa

maraknya tawuran, konsumsi narkoba dan jual beli ujian di sekolah....”. Hal

ini dikarenakan pemimpin tidak dapat melakukan manajemen dengan baik seperti memberikan kebijakan-kebijakan untuk menciptakan sekolah efektif yang dapat memberdayakan potensi yang ada.

Selain itu, di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung ditemukan beberapa permasalahan saat peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 13 dan 14 April 2012. Permasalahan tersebut meliputi pembelajaran yang kurang efektif dan kurangnya kedisiplinan siswa. Pembelajaran yang kurang efektif dimaksud yaitu bahwa siswa sulit untuk mengerti dan memahami materi yang diajarkan karena kurangnya sarana media pembelajaran seperti alat peraga di laboratoriun dan ICT di kelas. Sedangkan tidak disiplinnya siswa yang dimaksud yaitu bahwa siswa tidak mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah seperti berpakaian yang tidak mencerminkan sebagai pelajar, datang kesekolah terlambat, dll. Untuk menjadi sekolah efektif tentunya hal-hal tersebut merupakan suatu permasalahan karena yang menjadi harapan sekolah seperti siswa berdisiplin dan pembelajaran yang efektif menjadi terhambat atau terganggu.


(11)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Oleh karena itu, diperlukan seorang pemimpin yang mampu memimpin sekolah di era desentralisasi. Karena di era ini banyak berbagai tantangan dan ancaman. Menurut Aan Komariah dan Cepti Triatna (2008:75)

“terdapat tiga jenis kepemimpinan yang dipandang representatif dengan tuntutan era desentralisasi, yaitu kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, dan kepemimpinan visioner. Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang diemban bawahan. Pemimpin adalah seseorang yang men-design pekerjaan beserta mekanismenya, dan staf adalah seseorang yang melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuannya. Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan jauh kedepan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi masa mendatang. Sedangkan kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengomunikasikan/ mensosialisasikan/ mentransformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial di antara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personel”. Menurut Robbins (2006), dalam Anisa (2010) pemimpin transfromasional merupakan pemimpin yang menginspirasi para pengikut untuk melampaui kepentingan pribadi mereka dan yang mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa pada para pengikutnya. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009:191) bahwa pemimpin transformasional piawai dalam membangkitkan


(12)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

komitmen pengikutnya, mampu meyakinkan pengikutnya, orang yang menekankan pentingannya kerja sama tim, membangkitkan inovasi, dan membangkitkan kerja sama yang harmonis pada tim organisasi.

Melihat beberapa pengertian kepemimpinan yang representatif di era desentralisasi di atas maka kepemimpinan transformasional dapat dijadikan acuan untuk mewujudkan sekolah yang efektif. Dengan permasalahan yang ada seperti pembelajaran yang kurang efektif, siswa tidak berdisiplin, tawuran, dan lain-lain diharapkan mampu teratasi melalui kepemimpinan transformasional karena pemimpin memiliki wawasan jauh kedepan dan berupaya mengembangkan organisasi untuk masa mendatang serta mampu meyakinkan pengikutnya. Adapun dimensi kepemimpinan transformasional menurut Bass dan Aviola (1994) dalam Aan dan Engkoswara (2011:193-194), yaitu: (1) idealized influence (kharisma), yang dijelaskan sebagai perilaku yang menghasilkan rasa hormat (respect) dan rasa percaya diri (trust) dari orang yang dipimpinnya. (2) inspirational motivation, tercermin dalam perilaku yang senantiasa menyediakan tantangan bagi pekerjaan yang dilakukan staf dan memperhatikan makna pekerjaan bagi staf. (3) intellectual stimulation. Pemimpin yang mendemonstrasikan tipe kepemimpinan senantiasa menggali ide-ide baru dan solusi yang kreatif dari orang-orang yang dipimpinnya. (4) individualized consideration, yang direflesikan oleh pemimpin yang selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan dari para staf. Sedangkan menurut Dedy dan Taty (2010:145) kepemimpinan


(13)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

transformasional mencakup tiga komponen, yaitu: (1) karisma, (2) stimulasi intelektual, dan (3) perhatian yang diindividualisasi.

Menurut Athik Illa Qurroti dalam tesisnya (2009) menyebutkan

“...dibeberapa lembaga pendidikan yang maju terdapat implikasi yang nyata

tentang kepemimpinan transformasional terhadap pengembangan sekolah efektif. Walaupun tingkat relasinya beragam, namun secara general pada hampir semua implementasi kepemimpinan transformasional memiliki manfaat nyata bagi upaya pengembangan sekolah efektif tersebut. Karenanya fenomena kepemimpinan transformasional disinyalir banyak praktisi yang concern dalam dunia pendidikan, sebagai karakteristik kepemimpinan yang paling tepat bagi setiap pemegang otoritas tertinggi di sekolah untuk mengantarkan lembaga pendidikan yang dipimpinnya menjadi sekolah

efektif”.

Melihat permasalahan di atas menunjukan seorang pemimpin memang sangat berpengaruh dalam menentukan maju mundurnya suatu lembaga. Oleh karena itu, saya tertarik untuk mengajukan penelitian yang berjudul

“PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP

SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KECAMATAN RANCAEKEK, KAB. BANDUNG”.


(14)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul permasalahan yang belum dapat diatasi seperti maraknya tawuran, konsumsi narkoba, jual beli ujian di sekolah, pembelajaran yang tidak efektif, dan tidak disiplinnya siswa. Permasalahan tersebut disebabkan karena manajemen yang digunakan dalam mengelola pendidikan masih konvensional. Hal ini tidak sejalan dengan sekolah efektif yaitu mampu mengelola dan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai prestasi sekolah.

Variabel-variabel yang jadi fokus penelitian ini adalah 1. Variabel X (Kepemimpinan Tranformasional)

Kepemimpinan transformasional pada penelitian ini merupakan kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung, yang meliputi (1) idealiced influence, (2) inspirational motivation, (3) intellectual stimulation, dan (4) individualized consideration. Bass dan Aviola (1994)

2. Variabel Y (Sekolah Efektif)

Sekolah efektif pada penelitian ini merupakan gambaran Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung yang digambarkan dengan (1) Supporting Inputs yang meliputi dukungan orang tua dan masyarakat, lingkungan belajar yang sehat, dukungan yang efektif dari sistem pendidikan, serta kelengkapan buku dan sumber belajar yang memadai; (2) Enabling Condition yang meliputi kepemimpinan yang efektif,


(15)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

tenaga guru yang kompeten, fleksibilitas dan otonomi serta waktu di sekolah yang lama; (3) School Climate yang meliputi harapan siswa yang tinggi, sikap guru yang positif, keteraturan dan disiplin, kurikulum yang terorganisir. Sistem reward dan insentif bagi siswa dan guru, serta tuntutan waktu belajar yang tinggi; (4) Teaching-Learning Process yang meliputi strategi mengajar yang bervariasi, pekerjaan rumah yang sering, peniliaian dan umpan balik yang sering, dan partisipasi (kehadiran, penyelesaian studi, kelanjutan studi) siswa terutama perempuan.

Berdasarkan permasalahan di atas dan yang menjadi fokus penelitian maka rumusan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana Kepemimpinan Transformasional di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung?

2. Bagaimana gambaran Sekolah Efektif di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Sekolah Efektif di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap sekolah efektif di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung


(16)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 2. Tujuan Khusus

 Untuk mengidentifikasi kepemimpinan transformasional di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung  Untuk memperoleh gambaran tentang sekolah efektif di Sekolah

Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung  Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kepemimpinan

transformasional terhadap sekolah efektif di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya di persekolahan dalam mewujudkan sekolah efektif melalui kepemimpinan transformasional, agar sekolah dapat menghasilkan output yang bermutu.

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I Pendahuluan

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian BAB III Metode Penelitian

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi Daftar Pustaka


(17)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, yang berjumlah 4 SMPN.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan objek penelitian yang memenuhi kriteria tertentu. Menurut Sugiyono (2011:117) “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Akdon (2008:96) “populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.

Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini yaitu guru yang berada di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kab. Bandung.


(18)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 3.1

Rekapitulasi Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung Tahun 2011/2012

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SMPN 1 Rancaekek 52

2 SMPN 2 Rancaekek 46

3 SMPN 3 Rancaekek 66

4 SMPN 4 Rancaekek 57

Jumlah Guru 221

Sumber : SMPN 1, 2, 3, dan 4 Rancaekek, Kabupaten Bandung

Berdasarkan data di atas maka diketahui populasi penelitian berjumlah 221 guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2011:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dan menurut Akdon (2008:98) “sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Oleh karenanya jumlah sampel bergantung pada berapa banyak jumlah populasi.

Pada penelitian ini menggunakan teknik probability sampling untuk menghitung jumlah sampel yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono


(19)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

(2011:120) “Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Untuk lebih khususnya menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak.

Menurut Akdon (2008:100) “simple random sampling adalah cara

pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut”.

Rumus untuk menghitung sampel pada penelitian ini menggunakan rumus dari Taro Yamane (Akdon, 2008:107), yaitu:

n = N

N.d² + 1

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d² = presisi yang ditetapkan 1%, 5%, 10% 1 = angka konstan

Dalam penelitian ini populasi berjumlah 221 orang kemudian dimasukan kedalam rumus di atas dengan tingkat presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau 0,1 sehingga diperoleh sebagai berikut:

n = 221

(221) (0,1)² + 1

n = 221


(20)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu n = 221

2,21 + 1

n = 221 3,21

n = 68,84735 = 69

Berdasarkan penghitungan di atas maka diketahui jumlah sampel sebanyak 69 guru. Selanjutnya menyebarkan satuan-satuan sampling ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Untuk mempermudah penyebaran sampel maka peneliti menggunakan rumus alokasi proporsional dari Sugiyono (Akdon, 2008:108), yaitu:

nᵢ = Nᵢ x n

N

Keterangan :

nᵢ = jumlah sampel menurut stratum Nᵢ = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya n = jumlah sampel seluruhnya

Berdasarakan rumus alokasi proporsional di atas maka sampel untuk tiap-tiap sekolah sebagai berikut:


(21)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Populasi

Proporsi Tiap

Sekolah Sampel 1 SMPN 1 Rancaekek 52

52/221 x 69 = 16,23529

16

2 SMPN 2 Rancaekek 46

46/221 x 69 = 14,36199

14

3 SMPN 3 Rancaekek 66

66/221 x 69 = 20,60633

21

4 SMPN 4 Rancaekek 57

57/221 x 69 = 17,79638

18

Jumlah 69

Dengan demikian penentuan jumlah sampel tiap Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung ditentukan secara proporsional

B. Metode dan Pendekatan

Untuk melakukan penelitian maka hendaknya menggunakan metode penelitian. Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini


(22)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dimaksudkan untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap sekolah efektif. Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif dan ditunjang dengan studi kepustakaan.

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan penelitian dengan menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada situasi sekarang. Menurut Sugiama (2008:37) metode deskriptif adalah “riset yang berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkan berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau masa sekarang”

Dan menurut Muhammad Ali (Panji, 2010:71) menjelaskan bahwa:

metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya untuk memecahkan dan menjawab pertanyaan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan melakukan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis dan pengolahan data. Membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi

Metode deskriptif memiliki langkah penting seperti yang diungkapkan Sukardi (Novi, 2012:66) yaitu:

 Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif

 Membatasi dan merumuskan permasalahan yang jelas  Menentukan tujuan dan manfaat penelitian


(23)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

 Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan

 Menentukan kerangka pikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian

 Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpulan data, dan menganalisis data

 Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan

 Membuat laporan penelitian

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan untuk meniliti sampel tertentu dengan menggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat kuantitatif/statistik yang bertujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2011:14) yaitu:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.


(24)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan proses mencari informasi-informasi mengenai permasalahan yang akan diteliti sehingga peneliti mempunyai pendalaman yang lebih luas terhadap permasalahan yang akan ditelitinya. Pencarian informasi-informasi tersebut dapat bersumber dari buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal, hasil seminar, artikel, surat kabar, dan sebagainya.

Studi kepustakaan memiliki beberapa peranan penting seperti yang diungkapkan Ary (Panji, 2010:75-76) yaitu:

 Peneliti akan mengetahui batas-batas cakupan dari permasalahan  Dengan mengetahui teori yang berkaitan dengan permasalahan,

peneliti dapat menempatkan pertanyaan secara perspektif

 Dengan studi literatur, peneliti dapat membatasi pertanyaan yang diajukan dan menentukan konsep studi yang berkaitan erat dengan permasalahan

 Dengan studi literatur, peneliti dapat mengetahui dan menilai hasil-hasil penelitian yang sejenis yang mungkin kontradiktif antara satu penelitian dengan penelitian lainnya

 Dengan studi literatur, peneliti dapat menentukan pilihan metode-metode penelitian yang tepat untuk memecahkan permasalahan


(25)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

 Dengan studi literatur, dapat dicegah atau dikurangi replikasi yang kurang bermanfaat dengan penelitian yang sudah dilakukan peneliti lainnya

 Dengan studi literatur, para peneliti dapat lebih yakin dalam menginterpretasikan hasil penelitian yang hendak dilakukannya

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari timbulnya salah penafsiran terhadap judul penelitian ini maka peneliti mendefinisikan secara operasioanal definisi-definisi yang ada dalam penelitian ini. Menuru Komarudin (Novi, 2012:62) menjelaskan “definisi operasional adalah pengertian yang lengkap tentang suatu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”. Definisi operasional dalam penelitian ini antara lain:

1. Pengaruh

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:747) menjelaskan bahwa “pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan.

Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh di mana ada keterkaitan yang erat antara kepemimpinan transformasional terhadap sekolah efektif. Dengan kata lain, variabel Y (kepemimpinan transformasional) sebagai variabel terikat, dipengaruhi oleh variabel X (sekolah efektif) sebagai variabel bebas.


(26)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 2. Kepemimpinan Transformasional

Menurut Wijaya (2005) dalam Anggi (2011:28)

kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan dan dipahami sebagai kepemimpinan yang mendatangkan perubahan di dalam diri individu yang terlibat atau bagi seluruh organisasi untuk mencapai performa yang semakin tinggi.

Sedangkan menurut Engkoswara dan Aan (2011:193)

pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan jauh ke depan dan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi di masa datang. Oleh karena itu, pemimpin transformasional adalah pemimpin yang dapat dikatakan sebagai pemimpin yang visioner. Berdasarkan beberapa pengertian kepemimpinan transformasional di atas maka yang dimaksud dengan kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini adalah pemimpin memiliki wawasan jauh ke depan dan berupaya mengembangkan organisasinya untuk masa mendatang serta dapat meyakinkan pengikutnya untuk mencapai visi yang telah ditentukan bersama. Dengan kata lain kepala sekolah mampu mengajak seluruh warga sekolah untuk mengembangkan sekolahnya bersama-sama.

Ruang lingkup kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini meliputi: (1) idealized influence (karismatik), (2) inspirational motivation, (3) intellectual stimulation, dan (4) individualized consideration.


(27)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Untuk lebih jelasnya, ruang lingkup kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini akan di paparkan pada tabel kisi-kisi di bawah ini:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Variabel X (Kepemimpinan Transformasional)

VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR

Kepemimpinan Transformasional 1. Idealized influence (Kharismatik) 2. Inspirational motivation (Motivasi Inspirasi)

a. Menghasilkan rasa

hormat

b. Menumbuhkan rasa

percaya diri

c. Menjadi figur

d. Membuat guru dan

staf mengorbankan kepentingan pribadi

untuk kebutuhan

sekolah

a. Menyediakan

tantangan bagi guru

dan st`af dalam

memberikan pekerjaan

b. Menunjukkan

komitmen dalam

a) Ramah pada bawahan

b) Bersikap demokratis

a) Menghargai yang

dilakukan bawahan untuk kemajuan sekolah

b) Memfasilitasi yang

dilakukan bawahan untuk kemajuan sekolah

a) Menunjukan sikap suri

tauladan

a) Menunjukan lolayalitas

kerja

b) Melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan

a) Menuntut penyelesaian

tugas tepat waktu

a) Kesediaan bekerja keras


(28)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 3. Intellectual stimulation (Stimulasi Intelektual) 4. Individualized consideration (Kepekaan Individual)

mencapai tujuan

sekolah

c. Sebagai motivator

d. Mengkomunikasikan

tujuan sekolah

a. Memberikan

kebebasan kepada

guru dan staf untuk berpendapat

b. Mendorong untuk

berinovasi kepada guru dan staf

c. Mengajarkan

cara-cara baru dalam

menyelesaikan masalah

d. Selalu sigap

menghadapi perubahan

a. Terjalinnya

komunikasi dua arah

organisasi

b) Adanya keinginan untuk bertahan dalam organisasi

a) Membangkitkan

antusiasme mengajar

b) Membangkitkan optimisme

kerja

a) Mengkomunikasikan

tujuan sekolah

a) Menerima saran dan

masukan dari bawahan

a) Menuntut menciptakan

hal-hal yang baru dalam

mencapai tujuan sekolah

a) Memberikan pelatihan

pengajaran

b) Menerima konsultasi

a) Mempunyai berbagai

alternatif untuk kemajuan sekolah

a) Menindaklanjuti atau

menanggapi masukan dari bawahan


(29)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

b. Memberikan

perhatian khusus

kepada bawahan c. Pengakuan prestasi

kerja

a) Memberikan perhatian

khusus kepada bawahan

a) Pengakuan prestasi kerja

3. Sekolah Efektif

Menurut Uhar Suharsaputra (2010:60) “sekolah efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang mempunyai efek/dampak signifikan bagi terwujudnya suatu tujuan yang diharapkan”. Sedangkan menurut Dikbud (2003) dalam Berta (2005:5) “sekolah efektif yaitu sekolah yang menunjukan tingkat kinerja yang diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukan hasil belajar yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya”.

Berdasarkan penjelasan mengenai sekolah efektif di atas maka yang dimaksud dengan sekolah efektif dalam penelitian ini adalah kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan harapan yang menjadi tujuan sekolah. Adapun yang menjadi karakteristik dari sekolah efektif tersebut, yaitu: (1) supporting inputs, (2) enabling condition, (3) school climate, dan (4) teaching-learning process


(30)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Untuk lebih jelasnya, karakteristik dari sekolah dalam penelitian ini akan dipaparkan pada tabel kisi-kisi di bawah ini:

Tabel. 3.4

Kisi-Kisi Variabel Y (Sekolah Efektif)

VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR

Sekolah Efektif 1. Supporting

inputs

2. Enabling condition

a. Dukungan orang tua dan masyarakat

b. Lingkungan belajar yang sehat

c. Dukungan yang

efektif dari sistem pendidikan

d. Kelengkapan buku

dan sumber belajar yang memadai

a. Tenaga pendidik

yang kompeten

b. Tenaga pendidik

a) Memberikan ide-ide atau

gagasan, tenaga/keahlian, dan materi

a) Sekolah yang bersih dan nyaman

a) Adanya bantuan dana untuk operasional sekolah

b) Memberikan keleluasaan

untuk mengembangkan

sekolah

c) Tersedianya konsultasi bagi guru

a) Kelengkapan buku dan

sumber belajar yang memadai

a) Kualifikasi guru yang sesuai

b) Jam mengajar guru yang

sesuai

c) Kesiapan guru untuk

menjadi guru penganti


(31)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 3. School climate 4. Teaching-learning process yang fleksibilitas

c. Waktu di sekolah

yang lama

a. Harapan siswa yang tinggi

b. Sikap guru yang

positif

c. Keteraturan dan

disiplin

d. Kurikulum yang

teroganisir

e. Sistem reward dan insentif bagi siswa dan guru

f. Tuntutan waktu

belajar yang tinggi

a. Strategi mengajar

yang bervariasi

pada perubahan

a) Siswa dapat layanan

bimbingan belajar diluar jam pelajaran

b) Siswa gemar membaca di

perpustakaan diluar jam pelajaran

a) Siswa merasa nyaman dalam belajar

b) Meningkatnya kompetensi

siswa

a) Memberikan pelayanan

pembelajaran yang optimal

a) Memiliki aturan dan tata tertib sekolah

a) Menganalisis kurikulum mata pelajaran

b) Menyusun silabus dan RPP

a) Sistem reward dan insentif bagi siswa dan guru

a) Mengadakan kegiatan belajar diluar jam pelajaran

a) Menggunakan media/alat

pembelajaran


(32)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

b. Frekuensi pemberian tugas

c. Frekuensi penilaian dan umpan balik

d. Partisipasi terhadap siswa

berbagai metode belajar

c) Memakai sumber belajar

yang variasi

a) Pemberian tugas yang sering

a) Melaksanakan ulangan harian

b) Memberikan masukan pada

siswa

a) Memperhatikan kehadiran

b) Memperhatikan selesainya

pendidikan

c) Memperhatikan kelanjutan

pendidikan yang lebih tinggi

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:148) "instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang ditelitinya. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan sebanyak dua instrumen, yaitu untuk instrumen variabel X (kepemimpinan transformasional) dan variabel Y (sekolah efektif).

Instrumen penilitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Skala merupakan acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam


(33)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

penelitian ini, skala yang digunakan yaitu skala likert. Menurut Sugiyono (2011:134) “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Untuk

pengukuran tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: Tabel 3.5

Kriteria Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor

Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KD) 3

Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Adapun untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini yaitu dengan cara checklist (√). Responden diharuskan memberi tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban untuk mengisi setiap item pernyataan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu berupa angket. (instrumen penelitian terlampir)

E. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba angket. Uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui kekurang dan kelemahan yang ada pada setiap item pernyataan dan alternatif jawaban. Peniliti melakukan uji coba angket di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cicalalengka. Untuk responden, peneliti mengambil 30% dari jumlah sampel sehingga responden berjumlah 21 orang. Uji coba angket tersebut nantinya


(34)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

akan dihitung validitas dan releabilitasnya. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut

1. Validitas

Validitas menurut Arikunto (Akdon, 2008:143) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Selanjutnya apabila instrumen atau angket tersebut telah valid maka instrumen atau angket tersebut dapat digunakan. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2011:173) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Untuk menghitung validitas tersebut, peneliti menggunakan rumus pearson product moment. Rumus pearson product moment (Akdon, 2008:144) sebagai berikut:

Dimana:

rhitung = koefisien korelasi ∑ Xi = jumlah skor item

∑ Yi = jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden

Setelah menghitung koefisien korelasi maka selanjutnya menghitung Uji-t dengan rumus sebagai beriktut:


(35)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Dimana:

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil r hitung

n = jumlah responden

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) Kaidah keputusan: jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya

t hitung < t tabel berarti tidak valid

Peneliti melakukan penghitungan validitas dengan menggunakan Microsoft Excel 2010, hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rekapitulasi Penghitungan Uji Validitas Varibel X (Kepemimpinan Transformasional)

No Item

Koefisien Korelasi

Harga thitung

Harga ttabel

Kesimpulan 1 0,502 2,533 1,729 Valid

2 0,460 2,260 1,729 Valid 3 0,566 2,994 1,729 Valid 4 0,386 1,825 1,729 Valid 5 0,446 2,175 1,729 Valid 6 0,369 1,731 1,729 Valid 7 0,389 1,843 1,729 Valid 8 0,387 1,827 1,729 Valid


(36)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

9 0,397 1,887 1,729 Valid 10 0,438 2,123 1,729 Valid 11 0,382 1,803 1,729 Valid 12 0,398 1,893 1,729 Valid 13 0,891 8,561 1,729 Valid 14 0,722 4,545 1,729 Valid 15 0,551 2,881 1,729 Valid 16 0,419 2,011 1,729 Valid 17 0,771 5,271 1,729 Valid 18 0,781 5,449 1,729 Valid 19 0,900 8,997 1,729 Valid 20 0,863 7,456 1,729 Valid 21 0,699 4,261 1,729 Valid 22 0,784 5,503 1,729 Valid 23 0,882 8,166 1,729 Valid 24 0,651 3,739 1,729 Valid 25 0,676 4,002 1,729 Valid 26 0,738 4,765 1,729 Valid

Hasil dari penghitungan uji validitas terhadap variabel X maka seluruh item dinyatakan valid. Validitas tertinggi terdapat pada item no 19 dengan koefisien korelasi 0,900.


(37)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 3.7

Rekapitulasi Penghitungan Uji Validitas Variabel Y (Sekolah Efektif)

No Item

Koefisien Korelasi

Harga thitung

Harga ttabel

Kesimpulan 1 0,472 2,331 1,729 Valid

2 0,509 2,580 1,729 Valid

3 0,527 2,701 1,729 Valid

4 0,710 4,397 1,729 Valid

5 0,679 4,033 1,729 Valid

6 0,725 4,582 1,729 Valid

7 0,376 1,767 1,729 Valid

8 0,434 2,101 1,729 Valid

9 0,832 6,532 1,729 Valid

10 0,888 8,402 1,729 Valid 11 0,602 3,285 1,729 Valid 12 0,386 1,824 1,729 Valid 13 0,590 3,188 1,729 Valid 14 0,676 4,002 1,729 Valid 15 0,768 5,223 1,729 Valid 16 0,699 4,258 1,729 Valid 17 0,577 3,082 1,729 Valid 18 0,875 7,877 1,729 Valid 19 0,873 7,817 1,729 Valid


(38)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

20 0,527 2,702 1,729 Valid 21 0,694 4,200 1,729 Valid 22 0,479 2,378 1,729 Valid 23 0,770 5,257 1,729 Valid 24 0,598 3,256 1,729 Valid 25 0,461 2,265 1,729 Valid 26 0,681 4,056 1,729 Valid 27 0,858 7,292 1,729 Valid 28 0,395 1,873 1,729 Valid 29 0,377 1,773 1,729 Valid 30 0,376 1,771 1,729 Valid

Hasil dari penghitungan uji validitas terhadap variabel Y maka seluruh item dinyatakan valid. Validitas tertinggi terdapat pada item no 10 dengan koefisien korelasi 0,888.

2. Relibilitas

Reliabilitas menunjukan instrumen yang dapat dipercaya untuk mengumpulkan data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik.

Menurut Sugiyono (2011:173) “instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Untuk uji reliabilitas dalam


(39)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

penelitian ini, peneliti menggunakan metode belah dua (Split Half Method). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

 Memilah dan menghitung item ganjil dan item genap  Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus:

(Akdon, 2008:149)  Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown

dengan rumus:

(Akdon, 2008:148) Dimana:

r11 = koefisien realibilitas internal seluruh item

rb = korelasi product moment antara belahan (ganjil-genap)

 Mencari r tabeldengan signifikansi untuk α = 0,05 dan dk = n – 2, maka

dalam penelitian ini r tabel yaitu: dk = 21 – 2 = 19 dengan α = 0,05

sehingga diperoleh r tabel = 0,456

 Membandingkan r11 dengan r tabel dengan kaidah sebagai berikut:

Jika r11 > r tabel berarti reliabel dan r11 < r tabel berarti tidak reliabel

Setelah melakukan perhitungan maka hasil uji reliabilitas sebagai berikut: Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen Variabel Distribusi Data Keputusan r11 r tabel

Kepemimpinan Transformasional

0,998 0,456 Reliabel


(40)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, memerlukan alat pengumpul data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian serta karakteristik sumber data yang bersangkutan. Dilihat dari permasalahan dan metode yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Dalam pengumpulan data, langkah awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan wawancara. Menurut Akdon (2008:134) “wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”. Wawancara yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara tidak terstruktur, menurut Sugiyono (2011:197) “wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”. Peneliti melakukan wawancara pada saat penelitian pendahuluan dengan tujuan mendapatkan informasi awal.

2. Angket (Kuesioner)

Untuk mendapatkan data pada saat penelitian maka peneliti menggunakan angket (kuesioner). Menurut Sugiyono (2011:199)


(41)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

“kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket (kuesioner) ini bertujuan mencari informasi yang lengkap mengenai permasalahan yang sedang diteliti kepada responden. Seperti yang diungkapkan oleh Akdon (2008:131) “tujusn penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian dalam pertanyaan”.

3. Dokumentasi

Selain melalui wawancara dan angket, peneliti juga melalui dokumentasi dalam pengumpulan data. Menurut Akdon (2008:137) “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”.

G. Analisis Data 1. Seleksi Data

Pada seleksi data ini, peneliti melakukan pemeriksaan dan penyeleksian data yang terkumpul dari responden. Hal ini dilakukan untuk


(42)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

meyakinkan data-data yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk diolah.

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Perhitungan dengan WMS dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

= rata-rata skor responden

X = jumlah skor dari jawaban responden n = jumlah responden

Setelah menghitung rata-rata skor responden maka selanjutnya menentukan kriteria pengelempokan WMS. Kriterianya sebagai berikut:

Tabel 3.9

Daftar Konsultasi WMS Rentang

Nilai

Kriteria Penafsiran

Variabel X Variabel Y 4,01 – 5,00 Sangat Baik SL (Selalu) SL (Selalu) 3,01 – 4,00 Baik SR (Sering) SR (Sering)

2,01 – 3,00 Cukup KD

(Kadang-kadang)

KD

(Kadang-kadang) 1,01 – 2,00 Rendah JR (Jarang) JR (Jarang) 0,01 – 1,00 Sangat

Rendah

TP (Tidak Pernah) TP (Tidak Pernah)


(43)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Untuk menghitung skor mentah menjadi skor baku menurut Akdon (Anisa, 2010:71) dapat melalu langkah-langkah sebagai berikut:

 Mencari skor terbesar dan terkecil

 Mencari nilai Rentangan (R), dengan rumus: R = skor terbesar – skor terkecil

 Mencari Banyaknya Kelas Interval (BK) BK = 1 + 3,3 Log n (rumus Sturgess)

 Mencari nilai panjang kelas (K/i) dengan rumus: K = R

BK

 Membuat daftar tabel distribusi frekuensi untuk mencari Means dan standar deviasi

Mencari rata-rata (mean) dengan rumus:

 Mencari simpangan baku dengan rumus:

 Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:


(44)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan dalam pengolahan data. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan analisis parametrik atau non parametrik. Uji normalitas distribusi ini, menggunakan rumus chi kuadrat (x2) dari Sudjana (Panji, 2010:97) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

X2 = nilai chi kuadrat

Fo = frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris) Fe = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

Selanjutnya langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:  Membuat distribusi frekuensi

 Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas atas kanan interval  Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:

Keterangan:

Bk = skor batas kelas distribusi X = rata-rata untuk distribusi Sd = standar deviasi

 Mencari luas 0 – Z dari daftar F x² = ∑ (fo - fe)²

Fe

Z = Bk - x Sd


(45)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

 Mencari luas setiap interval dengan cara mencari seluruh luas 0 – Z kelas interval yang berdekatan

 Mencari O1 (frekuensi hasil penelitian) diperoleh dengan cara melihat

jumlah tiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi

 Mencari chi kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan  Menentukan chi kuadrat dengan membandingkan nilai persentil untuk

distribusi chi kuadrat

5. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara kepemimpinan transformasional terhadapa sekolah efektif. Adapun rumusannya sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan transformasional terhadap sekolah efektif

Ha : terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan transformasional terhadap sekolah efektif

Untuk mengetahui uji hipotesis tersebut dapat melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari analisis korelasi

Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui arah dari koefisien dan kekuatan pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel (Y) dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson Product


(46)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Moment korelasi. Adapun menurut Akdon (2008:188) rumusnya sebagai berikut:

Hasil perhitungan korelasi tersebut selanjutnya diinterpretasikan dengan mengacu pada pedoman interpretasi koefisien korelasi (Akdon, 2008:188) sebagai berikut:

Tabel 3.10

Pedoman Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

b. Uji determinasi

Uji determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus koefisien diterminan sebagai berikut:

KP = r2 x 100% Dimana:

KP = nilai koefisien diterminan r = nilai koefisien korelasi


(47)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Menguji signifikansi koefisien korelasi dilakukan untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

=

Dimana:

thitung = nilai t

r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel

kaidah pengujian:

jika t hitung > t tabel maka tolak Ho artinya signifikan dan t hitung < t tabel

maka terima Ho artinya tidak signifikan d. Analisis regresi

Menurut Akdon (2008:197) kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Ŷ = a + bX Dimana:

Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y


(48)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Untuk menentukan nilai a dan b dapat menggunakan rumus sebagai berikut:


(49)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan menyimpulkan seluruh hasil temuan dari permasalahan yang diteliti yaitu mengenai kepemimpinan transformasional terhadap sekolah efektif. Kemudian setelah disimpulkan, peneliti akan memberikan saran atau rekomendasi yang sekiranya dapat membantu atau mengatasi segala kelemahan atau kekurangan yang peneliti temukan.

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, dan kemudian mengolah data yang ada maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepemimpinan transformasional yang ditunjukan oleh kepala sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, berdasarkan hasil penelitian telah berada dalam kategori baik. Hasil tersebut dilihat dari skor rata-rata Variabel X (Kepemimpinan Transformasional) berdasarkan perhitungan WMS yaitu 3,93 yang kemudian dikonsultasikan pada tabel daftar konsultasi WMS. Kondisi tersebut meliputi beberapa aspek, seperti karismatik, motivasi inspirasi, stimulasi intelektual, dan kepekaan individu yang ditunjukan oleh kepala sekolah kepada bawahannya.


(50)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Sekolah efektif yang terbangun di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, berdasarkan hasil dari penelitian berada dalam kategori baik. Hasil tersebut dilihat dari skor rata-rata Variabel Y (Sekolah Efektif) berdasarkan hasil perhitungan WMS, yaitu 3,70 yang kemudian dikonsultasikan dengan tabel daftar konsultasi WMS. Kondisi tersebut meliputi beberapa aspek, seperti supporting inputs, enabling condition, school climate, dan teaching learning process yang dibangun oleh sekolah.

3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Variabel X (Kepemimpinan Transformasional) terhadap Variabel Y (Sekolah Efektif) di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Pengaruh tersebut dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,614 artinya Variabel X (Kepemimpinan Transformasional) terhadap Variabel Y (Sekolah Efektif) memiliki tingkat hubungan yang kuat. Dan berdasarkan hasil koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 37,70% artinya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh sebesar 37,70% terhadap sekolah efektif sedangkan sisanya sebesar 62,30% dipengaruhi oleh faktor lain.


(51)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu B. Saran atau Rekomendasi

Setelah mendapatkan hasil penelitian mengenai kepemimpinan transformasional terhadap sekolah efektif di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, peneliti akan memberikan beberapa saran atau rekomendasi yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Dalam mewujudkan sekolah efektif di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung telah berjalan dengan baik. Akan tetapi ada hal yang perlu ditingkatkan yaitu dukungan orang tua dan masyarakat. Menurut Umiarso dan Imam Gojali (2011:353) salah satu prasyarat untuk mewujudkan sekolah efektif salah satunya yaitu komunikasi dan dukungan intensif orang tua. Dan berdasarkan laporan Bank Dunia dalam Uhar Suharsaputra (2010:69) bahwa dukungan orang tua dan masyarakat merupakan bagian dari salah satu karakteristik dari sekolah efektif yaitu supporting inputs. Oleh karena itu, pihak sekolah khususnya kepala sekolah harus lebih aktif lagi merangkul dan mengajak orang tua dan masyarakat ikut berperan aktif untuk membangun sekolah secara bersama-bersama.

2. Bagi orang tua dan masyarakat

Dalam mewujudkan sekolah yang efektif, peran orang tua dan masyarakat sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan sekolah efektif dalam perspektif manajemen menurut Tola dan Furqon (2006) dalam Uhar


(52)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Suharsaputra (2010:67) salah satu ciri dari sekolah efektif, yaitu adanya kerja sama kemitraan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena itu, peran orang tua dan masyarakat tidak bisa lepas bagitu saja menitipkan anak-anaknya ke sekolah. Jadi, sebaiknya orang tua dan masyarakat ikut terlibat dalam membangun sekolah yang efektif dengan saling berbagi tanggung jawab untuk menegakan disiplin dan mempertahankan keberhasilan sekolah.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti mengenai sekolah efektif sebaiknya mengambil faktor lain yang dapat mempengaruhi terwujudnya sekolah efektif karena dalam penelitian ini kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh sebesar 37,70% sedangkan sisanya 62,30% dipengaruhi oleh faktor lain.


(53)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Daftar Pustaka

Aan & Cepi. (2008). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Engkoswara & Aan. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta http://repository.upi.edu/operator/upload/d_adpen_0706973_chapter2.pdf

Kusmawan Basyri, Yuanda. (2008). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai Bidang SDM dan Organisasi di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Mulyasa. (2011). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ramdani, Anggi. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Pembentukan Nilai-Nilai Budaya Kerja. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Rosilianti, Novi. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai Di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Sedarmayanti. (2009). Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan (mewujudkan pelayanan prima dan kepemerintahan yang baik). Bandung: Refika Aditama

Sugiama. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Guardaya Intimatra

Suharsaputra, Uhar. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama

Sugiyono. 2011. Metode Penelitin Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sofiana, Anisa. (2010). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Partisipasi Kerja Pegawai. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Somantri, Usep. (2010). Kontribusi Manajemen Sarana – Prasarana Pendidikan Terhadap Perwujudan Sekolah Efektif Di Sekolah Dasar Negeri (SDN)


(54)

Se-Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Suparlan. (2008). Membangun Sekolah Efektif. Yogyakarta: Hikayat

Syafaruddin. (2008). Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Umiarso & Imam. (2011). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan.

Yogyakarta: IRCiSoD

Widiastuti, Berta. (2005). Budaya Kerja Sekolah Efektif Dalam Konteks Manajemen Berbasis Sekolah. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Veithzal & Sylviana. (2009). Education Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan menyimpulkan seluruh hasil temuan dari permasalahan yang diteliti yaitu mengenai kepemimpinan transformasional terhadap sekolah efektif. Kemudian setelah disimpulkan, peneliti akan memberikan saran atau rekomendasi yang sekiranya dapat membantu atau mengatasi segala kelemahan atau kekurangan yang peneliti temukan.

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, dan kemudian mengolah data yang ada maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepemimpinan transformasional yang ditunjukan oleh kepala sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, berdasarkan hasil penelitian telah berada dalam kategori baik. Hasil tersebut dilihat dari skor rata-rata Variabel X (Kepemimpinan Transformasional) berdasarkan perhitungan WMS yaitu 3,93 yang kemudian dikonsultasikan pada tabel daftar konsultasi WMS. Kondisi


(2)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Sekolah efektif yang terbangun di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, berdasarkan hasil dari penelitian berada dalam kategori baik. Hasil tersebut dilihat dari skor rata-rata Variabel Y (Sekolah Efektif) berdasarkan hasil perhitungan WMS, yaitu 3,70 yang kemudian dikonsultasikan dengan tabel daftar konsultasi WMS. Kondisi tersebut meliputi beberapa aspek, seperti supporting inputs, enabling condition, school climate, dan teaching learning process yang dibangun oleh sekolah.

3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Variabel X (Kepemimpinan Transformasional) terhadap Variabel Y (Sekolah Efektif) di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Pengaruh tersebut dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,614 artinya Variabel X (Kepemimpinan Transformasional) terhadap Variabel Y (Sekolah Efektif) memiliki tingkat hubungan yang kuat. Dan berdasarkan hasil koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 37,70% artinya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh sebesar 37,70% terhadap sekolah efektif sedangkan sisanya sebesar 62,30% dipengaruhi oleh faktor lain.


(3)

B. Saran atau Rekomendasi

Setelah mendapatkan hasil penelitian mengenai kepemimpinan transformasional terhadap sekolah efektif di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, peneliti akan memberikan beberapa saran atau rekomendasi yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Dalam mewujudkan sekolah efektif di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung telah berjalan dengan baik. Akan tetapi ada hal yang perlu ditingkatkan yaitu dukungan orang tua dan masyarakat. Menurut Umiarso dan Imam Gojali (2011:353) salah satu prasyarat untuk mewujudkan sekolah efektif salah satunya yaitu komunikasi dan dukungan intensif orang tua. Dan berdasarkan laporan Bank Dunia dalam Uhar Suharsaputra (2010:69) bahwa dukungan orang tua dan masyarakat merupakan bagian dari salah satu karakteristik dari sekolah efektif yaitu supporting inputs. Oleh karena itu, pihak sekolah khususnya kepala sekolah harus lebih aktif lagi merangkul dan mengajak orang tua dan masyarakat ikut berperan aktif untuk membangun sekolah secara bersama-bersama.


(4)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Suharsaputra (2010:67) salah satu ciri dari sekolah efektif, yaitu adanya kerja sama kemitraan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena itu, peran orang tua dan masyarakat tidak bisa lepas bagitu saja menitipkan anak-anaknya ke sekolah. Jadi, sebaiknya orang tua dan masyarakat ikut terlibat dalam membangun sekolah yang efektif dengan saling berbagi tanggung jawab untuk menegakan disiplin dan mempertahankan keberhasilan sekolah.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti mengenai sekolah efektif sebaiknya mengambil faktor lain yang dapat mempengaruhi terwujudnya sekolah efektif karena dalam penelitian ini kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh sebesar 37,70% sedangkan sisanya 62,30% dipengaruhi oleh faktor lain.


(5)

Daftar Pustaka

Aan & Cepi. (2008). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Engkoswara & Aan. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta http://repository.upi.edu/operator/upload/d_adpen_0706973_chapter2.pdf

Kusmawan Basyri, Yuanda. (2008). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai Bidang SDM dan Organisasi di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Mulyasa. (2011). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ramdani, Anggi. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Pembentukan Nilai-Nilai Budaya Kerja. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Rosilianti, Novi. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai Di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Sedarmayanti. (2009). Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan (mewujudkan pelayanan prima dan kepemerintahan yang baik). Bandung: Refika Aditama

Sugiama. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Guardaya Intimatra

Suharsaputra, Uhar. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama


(6)

Harry Septiansyah, 2012

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Sekolah Efektif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Suparlan. (2008). Membangun Sekolah Efektif. Yogyakarta: Hikayat

Syafaruddin. (2008). Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Umiarso & Imam. (2011). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan.

Yogyakarta: IRCiSoD

Widiastuti, Berta. (2005). Budaya Kerja Sekolah Efektif Dalam Konteks Manajemen Berbasis Sekolah. Skripsi Adpend FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Veithzal & Sylviana. (2009). Education Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada


Dokumen yang terkait

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus pada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jumantono).

0 0 15

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF DI SDN SE-KECAMATAN JATILUHUR.

0 3 7

Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen organisasi di sekolah menengah pertama negeri di kecamatan sukasari Kota bandung.

0 3 65

Pengaruh Sistem Seleksi Calon Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kota Bandung.

1 5 65

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG BANDUNG.

1 6 47

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SD NEGERI DI KECAMATAN PURWAKARTA.

1 5 69

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-BANDUNG UTARA.

0 3 79

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP BUDAYA SEKOLAH PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANDUNG.

1 1 43

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO.

0 1 156

Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen organisasi di sekolah menengah pertama negeri di kecamatan sukasari Kota bandung - repository UPI S ADP 1001455 Title

0 0 4