IMPLEMENTASI KURIKULUM BOARDING SCHOOL DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI:Studi Evaluatif di SIT Al-Multazam Kabupaten Kuningan.

(1)

i

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN SEBAGAI KARYA SENDIRI . . . i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING . . . ii

ABSTRAK . . . .. . . iii

ABSTRACT . . . .. . . .. . iv

KATA PENGANTAR . . . v

UCAPAN TERIMA KASIH . . . viii

DAFTAR ISI . .. . . .. xii

DAFTAR GAMBAR . . . xv

DAFTAR BAGAN . . . .. . . .. . . . . xvi

DAFTAR TABEL . . . xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . 1

B. Rumusan Masalah . . . 4

C. Batasan Masalah . . . 6

D. Pertanyaan Penelitian . . . . .. . . 7

E. Tujuan Penelitian . . . .. . . .. . . .. 7

F. Manfaat Penelitian . . . 8

F.1. Manfaat Teoritis . . . .. . . .. 9

F.2. Manfaat Praktis . . . 9

G. Penjelasan Istilah . . . 9

BAB II EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM BOARDING SCHOOL DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI A. Konsep Evaluasi Kurikulum . . . 16

A.1. Pengertian Evaluasi . . . 16


(2)

ii

A.3. Pendekatan dalam Evaluasi Kurikulum. . . 19

A.4. Jenis – Jenis Evaluasi Kurikulum . . . 23

A.5. Model – Model Evaluasi Kurikulum. . . 25

A.6. Kriteria dalam Evaluasi. . . 29

A.7. Model – Model Evaluasi Kualitatif . . . 30

B. Konsep Implementasi Kurikulum . . . 31

B.1. Pengertian Implementasi . . . 31

B.2. Pendekatan dalam Implementasi Kurikulum. . . 33

B.3. Model – model Implementasi Kurikulum . . . 35

C. Aspek – Aspek Pembelajaran . . . 36

C.1. Konsep Pembelajaran . . . 36

C.2. Kemampuan Guru dalam Pembelajaran . . . 38

C.3. Profesionalitas Guru dalam Pembelajaran . . . 42

C.4. Proses Pembelajaran Biologi . . . 44

C.5. Pendekatan dan Metode dalam Pembelajaran Biologi . . . . 50

D. Konsep Kurikulum Boarding School . . . 66

D.1. Berdasarkan Kepustakaan . . . 67

D.2. Pendapat Pimpinan Sekolah . . . 68

D.3. Pendapat Pengurus Yayasan . . . 75

D.4. Pendapat Guru Biologi . . . 76

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian . . . 81

B. Sumber Data. . . .. . . 84

C. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data . . . 85

C.1. Observasi . . . .. . . 85

C.2. Wawancara . . . .. . . 88

C.3. Dokumentasi . . . .. . . 91


(3)

iii

D.1. Produksi Data . . . .. . . . 92

D.2. Display Data . . . .. . . 93

D.3. Mengambil Kesimpulan . . . 93

E. Tahap Pelaksanaan Penelitian . . . 93

E.1. Tahap Persiapan . . . .. . . 93

E.2. Tahap Pelaksanaan dan Pengujian Penilitian . . . 95

E.3. Analisis Data . . . .. . . 102

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian . . . 104

A.1. Ruang Lingkup Kurikulum Boarding School . . . 104

A.2. Pemahaman Guru Biologi terhadap Ruang Lingkup Kurikulum Boarding School . . . 116

A.3. Kemampuan Guru Biologi dalam Mengimplementasikan Kurikulum Boarding School . . . 120

B. Interpretasi Data Hasil Penelitian . . . 133

B.1. Ruang Lingkup Kurikulum Boarding School. . . . . . . . 133

B.2. Pemahaman Guru Biologi terhadap Ruang Lingkup Kurikulum Boarding School . . . 136

B.3. Kemampuan Guru Biologi Mengimplementasikan Kurikulum Boarding School . . . 144

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan . . . 145

B. Rekomendasi . . . . 150

DAFTAR PUSTAKA . . . 155


(4)

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. : Pengertian Kurikulum Boarding School . . . 71


(5)

v

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 : Urutan Proses Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

Interaktif . . . 62 Bagan 2.2. : Tahap Pembelajaran Biologi Dengan Pendekatan STM . . . 66


(6)

vi

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 : Urutan Proses Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

Interaktif . . . 62 Bagan 2.2. : Tahap Pembelajaran Biologi Dengan Pendekatan STM . . . 66


(7)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Karakteristik Responden . . . 96 Tabel 4.1. Struktur Program Kurikulum Kelas VIII SMP IT Al-Multazam

Semester II Tahun Pelajaran 2005 / 2006 . . . 105 Tabel 4.2. Struktur Program Kurikulum Kelas VIII SMP Negeri / Diknas

Semester II Tahun Pelajaran 2005 / 2006 . . . 107 Tabel 4.3. Perbedaan Program Kurikulum SMP IT Al-Multazam -

SMP Negeri / Diknas . . . . . . 108 Tabel 4.4. Pendekatan dan Metode pada Implementasi Kurikulum Boarding

School dalam Proses Pembelajaran Biologi . . . 115 Tabel 4.5. Observasi Kelas Proses Pembelajaran Biologi - di SMP IT

Al-Multazam . . . 123 Tabel 4.6. Observasi Pengayaan Proses Pembelajaran Biologi -


(8)

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Pendidikan dapat menjadi tolok ukur tinggi rendahnya harga diri suatu bangsa, karena tinggi rendahnya mutu suatu bangsa dapat dinilai dari sistem, proses, dan produk pendidikan. Seringkali arti penting proses pendidikan terabaikan, serta penerapan sistem pendidikan di Indonesia cenderung masih diwarnai budaya kolonialisme yang pada umumnya menghasilkan produk yang kurang kreatif, tidak banyak inovatif, serta belum tingginya rasa tanggung jawab, sehingga berakibat lemahnya kemampuan untuk mengantisipasi perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global yang begitu cepat.

Untuk menghasilkan produk pendidikan berkualitas yang diharapkan sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional maupun tujuan suatu lembaga pendidikan, maka setiap sistem pendidikan atau persekolahan harus memiliki kurikulum yang berfungsi sebagai alat untuk mencapainya. Oleh karena itu kurikulum memegang peranan yang sangat penting dalam membina kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk kemampuan berpikir dengan kadar yang tinggi. Banyak pakar berpendapat bahwa unsur terpenting dalam pendidikan sekolah ialah sistem kurikulumnya, karena itu kurikulum adalah unsur yang paling strategis dari sistem pendidikan sekolah.


(10)

2

Permasalahan besar yang sering dihadapi oleh pendidikan nasional kita antara lain menyangkut pemerataan kesempatan pendidikan, mutu, relevansi, efektivitas, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan ini menimbulkan keresahan pada masyarakat yang seringkali mengemuka dalam media cetak maupun elektronik serta dalam seminar maupun kegiatan ilmiah lainnya. Keresahan tersebut harus ditanggapai secara serius dan dipecahkan secara komprehensif dan terpadu tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi oleh siapa saja yang termasuk komponen bangsa demi suksesnya pendidikan kita yang juga berarti susksesnya pembangunan bangsa dan negara kita.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XV Pasal 55 ayat (2) menyatakan bahwa: “ Penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan, serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional pendidikan.” Salah satu badan hukum sebagai penyelenggara pendidikan berbasis masyarakat yang turut aktif mencerdaskan calon penerus bangsa adalah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Multazam Husnul Khotimah yang berkedudukan di Kabupaten Kuningan dengan mendirikan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam sebagai sekolah alternatif. Alternatif dalam hal ini adalah dengan mengimplementasikan sistem pendidikan yang berbeda dari sekolah – sekolah umum / negeri yang selama ini ada, khususnya dalam memanfaatkan jam belajar dan tambahan mata pelajaran yang diberikan pada peserta didik meskipun pada dasarnya dari segi kurikulum tetap mengacu kepada Undang – Undang yang berlaku. Sekolah Islam Terpadu


(11)

3

(SIT) Al-Multazam sangat memperhatikan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan individu bahwa anak belumlah cukup apabila hanya dididik dalam aspek pengetahuan (kognitif) saja tetapi juga harus dibekali dengan aspek perilaku mulia (ahklak) dan keterampilan (skill) dengan berlandaskan kepada pengembangan kualitas umat Islam dalam iman dan takwa (IMTAK)

Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam, dimana sistem kurikulum yang diterapkan di sekolah alternatif ini bersifat terpadu, dalam arti kurikulum nasional merupakan acuan utama, kemudian dipadukan dengan kurikulum yang disusun Yayasan. Waktu kegiatan pembelajaran jelas berbeda dengan sekolah negeri atau Diknas, yaitu selama 24 (dua puluh empat) jam peserta didik selalu ada dalam bimbingan dan pengawasan sekolah karena selama waktu itu mereka berada di lingkungan asrama (boarding), yang aktivitasnya dimulai dari bangun pagi pukul 04.00 WIB untuk melakukan aktivitas rutin keseharian yang terbagi menjadi Program: Pokok, Penunjang, dan Ekstrakurikuler hingga berakhir pada pukul 09.00 malam (21.00 WIB) untuk memperoleh istirahat panjang yaitu tidur. Untuk tempat dan proses tidurpun para peserta didik harus mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan sekolah / yayasan.

Penelitian ini memfokuskan pada sistem pendidikan terpadu karena Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam di Kabupaten Kuningan merupakan perpaduan antara sistem sekolah negeri / Diknas dengan sistem pondok pesantren modern, dalam arti: sistem sekolah (school) negeri atau Diknas modern yang berlandaskan agama Islam dengan mengharuskan peserta didiknya


(12)

4

mondok atau menginap di asrama (boarding) selama menempuh pendidikan, yang kemudian disebut dengan istilah Boarding School (Sekolah Berasrama). Peneliti ingin mengkaji lebih dalam tentang kurikulum yang digunakan dalam sistem Boarding School ini, khususnya pada implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran Biologi.

B. Rumusan Masalah.

Berdasar pada Latar Belakang Masalah yang memberikan gambaran bahwa permasalahan yang ada adalah pada bagaimana implementasi Kurikulum Boarding School tersebut dalam proses pembelajaran Biologi. Dengan melakukan evaluasi terhadap implementasi Kurikulum Boarding School ini diharapkan dapat memberikan masukan atau nilai tambah yang cukup berarti bagi guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam proses pembelajaran Biologi. Selain itu, melalui evaluasi implementasi Kurikulum Boarding School dapat juga dijadikan bahan kajian dalam melaksanakan kurikulum ini yang lebih dalam dengan meninjau dari berbagai aspek, terutama yang menjadi ciri khas dari Kurikulum yang diimplementasikan di SMP IT Al-Multazam Kabupaten Kuningan, dibanding sekolah negeri / Diknas.

Dalam implementasi Kurikulum Boarding School ini tidak terlepas dari bagaimana disain kurikulum itu sendiri, yang merupakan pedoman / garis besar program yang dijadikan acuan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran. Di dalam disain kurikulum tersebut juga mengandung: Tujuan, materi, proses, dan penilaian dalam melaksanakan kegiatan pendidikan secara keseluruhan yang


(13)

5

diterapkan sekolah untuk dapat dikembangkan lagi oleh setiap guru di dalam Proses Pembelajaran.

Proses Pembelajaran di kelas / laboratorium merupakan perwujudan dari implementasi kurikulum yang nyata. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan Proses Pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Proses Pembelajaran yang meliputi tahap perencanaan (menentukan tujuan, mengumpulkan dan memilih materi, menetapkan strategi / pendekatan / metode, serta menyiapkan penilaian), kemudian tahap pelaksanaan (dalam hal ini guru melakukan Proses Pembelajaran berdasarkan kepada perencanaan, namun dapat menyesuaikan dengan situasi yang terjadi pada saat pelaksanaan berlangsung), yang berakhir dengan tahap penilaian / evaluasi.

Faktor lain yang turut menentukan dalam proses pembelajaran adalah terletak pada peserta didik. Bakat, minat, serta kemampuan yang ada pada setiap peserta didik dalam proses pembelajaran adalah sesuatu yang sangat penting. Ketiga faktor tersebut dalam menerima dan memahami materi pembelajaran merupakan faktor penentu dalam keberhasilan implementasi kurikulum. Keberhasilan belajar peserta didik dapat ditentukan oleh bakat, minat, serta kemampuan dalam mengikuti setiap proses pembelajaran.

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung suksesnya proses pembelajaran. Adanya suatu lingkungan yang kondusif, khususnya pada tempat dimana Proses Pembelajaran berlangsung (di dalam kelas / laboratorium) juga sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran ini. Lingkungan ini


(14)

6

mencakup sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam Proses Pembelajaran Biologi.

Oleh karena itu penelitian ini akan diarahkan pada implementasi Kurikulum Boarding School dalam proses pembelajaran Biologi. Hasil yang diharapkan adalah menyangkut dampak positif maupun negatif dari berbagai aturan dan kebijaksanaan sekolah sehubungan dengan pengimplementasian Kurikulum Boarding School. Diprediksi dampak positifnya adalah, peserta didik menerima materi pembelajaran yang lebih dari sekolah negeri / Diknas, baik dari sisi akademis (pendidikan umum dan agama) maupun perkembangan jiwa yang berupa kemandirian. Dengan demikian perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Implementasi Kurikulum Boarding School dalam

Proses Pembelajaran Biologi di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan ?”.

C. Batasan Masalah.

Masalah penelitian akan dibatasi pada :

1. Evaluasi Ruang Lingkup Kurikulum Boarding School pada jenjang

SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) AL-Multazam Kabupaten Kuningan.

2. Evaluasi pemahaman guru Biologi kelas VIII (delapan) terhadap Ruang

Lingkup Kurikulum Boarding School pada jenjang SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan.


(15)

7

3. Evaluasi kemampuan guru Biologi kelas VIII (delapan) mengimplementasikan Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran pada jenjang SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan.

D. Pertanyaan Penelitian.

Berdasarkan pada Batasan Masalah seperti yang telah tertulis di atas, berikut

ini adalah Pertanyaan Penelitian yang akan dicari solusinya yaitu:

1.Bagaimana Ruang Lingkup Kurikulum Boarding School pada jenjang

SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan ?

2.Bagaimana pemahaman guru Biologi kelas VIII (delapan) terhadap Ruang

Lingkup Kurikulum Boarding School pada jenjang SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan ?

3.Bagaimana kemampuan guru Biologi kelas VIII (delapan) mengimplementasikan Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran pada jenjang SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al – Multazam Kabupaten Kuningan ?

E. Tujuan Penelitian.

Secara umum tujuan penelitian adalah: Untuk mengetahui implementasi Kurikulum Boarding School dalam proses pembelajaran Biologi pada jenjang


(16)

8

SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Mutazam Kabupaten Kuningan. Adapun yang menjadi tujuan khususnya adalah :

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai Ruang Lingkup Kurikulum

Boarding School pada jenjang SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan.

2. Untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman guru Biologi kelas

VIII (delapan) terhadap Ruang Lingkup Kurikulum Boarding School pada jenjang SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan.

3. Untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan guru Biologi kelas

VIII (delapan) mengimplementasikan Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran pada jenjang SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan.

F. Manfaat Penelitian.

Diharapkan hasil dari penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu rujukan khususnya untuk lembaga pendidikan yang menerapkan Kurikulum Boarding School. Di samping itu juga dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pertimbangan dalam kegiatan evalusai yang lebih baik lagi bagi kepemimpinan kepala sekolah dalam membina guru serta para tenaga kependidikan lainnya sebagai orang yang terlibat langsung di lapangan dalam mengembangkan kurikulum. Juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian lanjutan yang lebih


(17)

9

mendalam. Berikutnya, manfaat penelitian ini dibagi dalam dua macam yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

F.1. Manfaat Teoritis.

Dengan evaluasi implementasi Kurikulum Boarding School ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dalam mengembangkan kurikulum yang selama ini digunakan oleh sekolah untuk dapat memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhi berkembangnya suatu Kurikulum Boarding School, antara lain tentang kemampuan guru dalam proses pembelajaran Biologi. Selain itu adalah menyangkut hal-hal bersifat inovatif yang akan dihasilkan dari proses pembelajaran tersebut.

F.2. Manfaat Praktis.

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini antara lain dapat dijadikan bahan masukan bagi perbaikan dan peningkatan kualitas sistem pendidikan yang menerapkan Kurikulum Boarding School pada umumnya, serta Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Multazam Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan ini pada khususnya.

G. Penjelasan Istilah.

Beberapa istilah pokok dalam penelitian yang perlu didefinisikan secara operasional adalah sebagai berikut :


(18)

10

1. Implementasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan

tahun 1999 (cetakan terakhir) oleh Balai Pustaka – Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang menjadi Departemen Pendidikan Nasional) diartikan sebagai pelaksanaan; penerapan. Oleh karena itu, apabila dikaitkan dengan istilah kurikulum dapat diartikan sebagai segala sesuatu menyangkut aktivitas pelaksanaan / penerapan kurikulum dalam proses pembelajaran , yang tentunya berkenaan dengan keterampilan guru dalam merencanakan / menyiapkan materi pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, sampai kepada penilaian / evaluasinya. Implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Implementasi Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran Biologi yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, serta kegiatan penutup, yang akan dijelaskan berikut ini :

a. Kegiatan pendahuluan adalah berkenaan dengan guru membuka pembelajaran dengan cara memberikan berbagai motivasi kepada peserta didik, mengevaluasi pembelajaran sebelumnya, kemudian menghubungkan materi sebelumya dengan materi baru, dan selanjutnya menjelaskan pentingnya materi baru dalam kehidupan saat ini dan yang akan datang.

b. Kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran melalui strategi / pendekatan / metode yang telah ditetapkan, ditunjang dengan media / alat peraga pendidikan yang relevan berikut buku sumber / pustaka utama (pegangan guru dan peserta didik) dan buku


(19)

11

pelengkap. Desilingi dengan evaluasi proses (sebagai evaluasi sementara dari Proses Pembelajaran) melalui pemberian beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik – baik bersifat individu maupun kelas – menyangkut materi yang telah disampaikan. Seandainya ada peserta didik yang belum mengerti, maka guru akan memberikan penjelasan ulang sampai peserta didik tersebut betul – betul mengerti.

c. Kegiatan penutup, guru membuat rangkuman dan kesimpulan (dengan mengupayakan keterlibatan peserta didik), yang kemudian dilakukan pertanyaan ulang – dalam bentuk kuis - sebagai evaluasi yang berkenaan dengan materi yang terakhir dijelaskan sehubungan dengan adanya siswa yang belum mengerti. Diakhiri dengan memberikan informasi menyangkut materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya, serta memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

2. Kurikulum Boarding School adalah Kurikulum yang dikembangkan

oleh suatu lembaga pendidikan / persekolahan dengan menyediakan asrama untuk menginap para siswanya, sehingga dikenal dengan sistem Sekolah Berasrama (Boarding School) . Kurikulum ini merupakan perpaduan antara kurikulum yang disusun Departemen Pendidikan Nasional dan Yayasan sebagai Badan Hukum pendiri sekaligus penyelenggara pendidikan dengan sistem sekolah berasrama, artinya


(20)

12

selama 24 (duapuluh empat) jam peserta didik berada dalam pembinaan dan pengawasan sekolah.

Kurikulum ini terdiri dari :

a. Core curriculum (kurikulum inti) yang materinya sama dengan sekolah negeri / Diknas, yaitu kurikulum yang berlaku secara nasional dan ditetapkan oleh Mendiknas.

b. Special curriculum (kurikulum khusus) adalah kurikulum pendidikan Islam dengan muatan pesantren yang terdiri dari: Kajian (membaca, menulis, menghafal, dan mentafsirkan) Al Qur’an, bimbingan ibadah, pembinaan aqidah dan akhlaq, serta pemikiran Islam kontemporer.

c. Complement curriculum (kurikulum tambahan) memberikan materi tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik pada masa kini dan yang akan datang, seperti: Komputer, bahasa Arab dan Inggris aktif, melakukan penelitian sederhana berikut karya tulis ilmiah, pramuka, life skill dan out bound, bela diri, serta apresiasi seni Islam.

d. Hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) yaitu kurikulum dengan landasan Al Qur’an dan As Sunnah, yang walaupun tidak memiliki jam secara khusus namun diintegrasikan pada setiap aktivitas


(21)

13

keseharian yang terkait dengan Kurikulum Inti, Kurikulum Khusus, maupun Kurikulum Tambahan.

3. Pemahaman dan kemampuan guru dalam implementasi Kurikulum

Boarding School adalah pemahaman dan kemampuan guru dalam hal merencanakan (menyusun Perangkat Pembelajaran yang terdiri dari Program Tahunan, Program Semester, Silabus, dan Skenario / Rencana Pembelajaran) dan melaksanakan Proses Pembelajaran Biologi kelas VIII (delapan) pada jenjang SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan.

Secara umum menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Guru adalah :

a. Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

b. Mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang – undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada kalimat tersebut dibuktikan dengan sertifikat pendidikan. Kedukan guru sebagai


(22)

14

tenaga profesional itu berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Pada bagian yang lain dari Undang – Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tersebut mengemukakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada kalimat tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Yang dimaksud dengan :

a. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan diri / individu yang

berakhlak mulia, mantap, serta berwibawa sehingga menjadi teladan peserta didik.

b. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam.

c. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran


(23)

15

d. Kompetensi sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua / wali peserta didik, serta masyarakat sekitar.

e. Sehat jasmani dan rohani adalah kondisi kesehatan fisik dan mental

(tidak ditujukan kepada penyandang cacat) yang memungkinkan guru dapat melaksanakan tugas dengan baik.


(24)

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Berikut ini adalah uraian mengenai pelaksanaan penelitian yang sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai dalam studi evaluatif Implementasi Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran Biologi. Maka akan dijelaskan sebagai berikut, yaitu:

A. Pendekatan dan Metode.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan naturalistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Rossi dan Freeman (1985) dalam Hamalik (1993:36) bahwa pendekatan naturalistik dimaksudkan agar evaluator dapat menggunakan apa yang diobservasi sebagaimana deskripsi kejadian – kejadian aktual yang terjadi selama observasi berlangsung. Data hasil wawancara diperlukan, demikian pula beberapa kali diskusi menyangkut masalah yang terkait, serta pola berbagai observasi juga dianalisa. Oleh karena itu penelitian ini akan menggali data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang serta perilaku yang dapat diamati dari lapangan. Data lapangan yang akan diambil berkenaan dengan implementasi Kurikulum Boarding School dalam proses pembelajaran Biologi.

Sedangkan untuk metode evaluasi yang digunakan adalah kualitatif. Menurut Hasan (1988 : 128) bahwa ciri khas dari metode evaluasi kualitatif ini


(26)

82

adalah fokus perhatian utamanya ada pada proses pelaksanaan kurikulum. Pendapat lain diungkapkan oleh Nasution (1988 : 5) mendefinisikan tentang penelitian kualitatif yaitu pada hakekatnya mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu peneliti harus turun ke lapangan dan berada di sana dalam waktu yang relatip lama.

Mengacu pada metode yang digunakan, maka peneliti ingin mengetahui ruang lingkup Kurikulum Boarding School . Lebih dalam lagi penelitian ini akan mengkaji pemahaman guru tentang Kurikulum Boarding School yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran Biologi dari mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai kepada penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik. Di samping itu pula untuk mengetahui pendekatan dan metode yang diterapkan dalam mengimplementasikan Kurikulum Boarding School tersebut.

Untuk memberikan gambaran dan penjelasan yang lebih rinci, Ibrahim dan Sudjana (2001 : 197 - 200) mengemukakan ciri – ciri pokok penelitian kualitatif:

1. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.

Situasi pendidikan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagaimana adanya (alami) tanpa dilakukan perubahan dan intervensi oleh peneliti. Berbagai peristiwa yang terjadi dalam situasi / lingkungan alamiah seperti interaksi antar siswa, siswa – guru, siswa / guru – lingkungan, merupakan kajian utama penelitian kualitatif.


(27)

83

Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, cuplikan tertulis dari dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan bilangan statistik. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi melalui analisis komparasi, sepanjang tidak menghilangkan data aslinya.

3. Tekanan penelitian ada pada proses, bukan pada hasil.

Berbagai pertanyaan seperti: Apa, mengapa, dan bagaimana - akan mengungkap suatu proses - bukan hasil dari suatu kegiatan. Apa yang ia lakukan, mengapa hal itu dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya, memerlukan pemaparan suatu proses mengenai suatu fenomena tidak bisa dilakukan dengan ukuran frekuensi atau perhitungan enumirasi.

4. Penelitiannya bersifat induktif.

Penelitian kualitatif dimulai dari lapangan, yakni fakta empiris atau induktif. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan – kesimpulan, serta melaporkannya. Laporan dan catatan yang telah dibuat terus disempurnakan berdasarkan temuan – temuan berikutnya.

5. Mengutamakan makna.

Data dan informasi dari lapangan ditarik makna dan konsepnya melalui pemaparan deskriptif analitik dengan lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dan tingkah laku dalam siatuasi alami.


(28)

84

Generalisasi tidak dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu, dan situasi tertentu. Realitas berdimensi jamak, berubah, dan saling berinteraksi, sehingga peneliti dituntut waktu yang relatif lama di lapangan.

Dalam penelitian ini, metode evaluasi yang dipergunakan adalah model Stake atau disebut juga model evaluasi kualitatif. Karena model ini lebih sesuai dengan kondisi pendidikan yang ada di Indonesia seperti yang diungkapkan oleh Stake dalam Hasan (1988 : 103) lebih lanjut menyatakan bahwa suatu evaluasi formal harus memberikan perhatian terhadap keadaan sebelum suatu kegiatan kelas berlangsung dan terhadap kegiatan kelas itu sendiri. Hasan (1988:128) mengatakan bahwa model ini memberikan perhatian terhadap lingkungan luas dimana suatu inovasi kurikulum dilakukan. Keberhasilan suatu implementasi sebagai kurikulum dalam pengertian proses dapat dipahami dengan memberikan perhatian terhadap lingkungan tersebut.

B. Sumber Data.

Sumber data yang digunakan berasal dari Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam dengan sistem Boarding School (Sekolah Berasrama) yang didirikan dan dikelola oleh Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Multazam Husnul Khotimah yang berada di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Propinsi Jawa Barat.


(29)

85

(1) Ruang Lingkup Kurikulum Boarding School pada jenjang SMP

di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan; Maka sebagai Sumber Data adalah Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Guru Biologi.

(2) Pemahaman guru Biologi kelas VIII (delapan) terhadap ruang

lingkup Kurikulum Boarding School pada jenjang SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan;

Sumber Data dalam hal ini adalah tunggal, yaitu guru Biologi kelas VIII (delapan), yang ternyata 1 (satu) orang.

(3) Kemampuan guru Biologi kelas VIII (delapan) mengimplementasikan Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran pada jenjang SMP di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan;

Sebagai Sumber Data untuk penelitian adalah guru Biologi kelas VIII (delapan) berikut peserta didiknya sebanyak 3 (tiga) kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, dan VIII C.

C. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data.

Sebagai penelitian kualitatif, maka pengumpulan data dilakukan oleh

peneliti sendiri dengan cara terjun langsung ke lapangan agar dapat melihat, memahami, dan terlibat secara langsung berbagai aktivitas yang sesuai dengan konteksnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:


(30)

86

Hasan (1988:131) menganggap bahwa pengamatan atau observasi merupakan teknik pengumpulan data yang sangat dianjurkan dalam model studi evaluatif. Posisi penting ini dikarenakan anggapan bahwa observasi adalah cara yang memungkinkan evaluator langsung berhubungan dengan evaluan. Dengan hubungan langsung tersebut evaluator dapat melihat langsung pula apa yang terjadi. Instrumen tidak lagi menjadi penghubung antara evaluator dengan evaluan.

Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif memanfaatkan observasi atau pengamatan, seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (1985) dalam Moleong (1989:4-5) :

1. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung yang merupakan alat ampuh untuk mengetes suatu kebenaran. Jika suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti ingin menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya.

2. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

3. Pengamatan memberi peluang kepada peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Dari aktivitas mencatat


(31)

87

tersebut lahirlah istilah Catatan Lapangan, yang merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

4. Pengamatan merupakan alternatif terbaik untuk mengecek tingkat kepercayaan data. Dari pengalaman penelitian sering terjadi ada keraguan pada peneliti, karena kekhawatiran data yang diperolehnya menyimpang atau bias. Kemungkinan bias – yang dapat mengurangi tingkat kepercayaan - itu terjadi antara lain karena kurang dapat mengingat peristiwa atau hasil wawancara, adanya jarak antara peneliti dengan yang diwawancarai, atau karena reaksi peneliti yang emosional pada suatu saat, dan lain – lain.

5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi – situasi yang rumit atau kompleks. Situasi yang rumit mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Jadi, pengamatan dapat menjadi salah satu alat yang ampuh untuk menghadapi situasi – situasi yang rumit dan untuk perilaku yang kompleks.

6. Dalam kasus - kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. Misalkan seseorang mengamati perilaku bayi yang belum mampu berbicara atau orang – orang tertentu yang memiliki sikap atau perilaku yang berbeda dari umum, misalnya saja tertutup atau tidak senang


(32)

88

berbicara banyak dengan orang lain, sangat sibuk, mempunyai kepribadian menyimpang.

Seandainya dirangkum alasan secara metodologis digunakannya pengamatan atau observasi dalam Penelitian Kualitatif adalah:

1. Mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya;

2. Memungkinkan observer atau pengamat untuk melihat dunia sebagaimana yang dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek pada keadaan waktu itu;

3. Pengamatan atau observasi memberi peluang kepada peneliti untuk merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula sebagai peneliti menjadi sumber data ; dan

4. Pengamatan atau observasi memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek.

C.2. Wawancara.

Nasution (1988:73) mengatakan bahwa ada dua cara yang digunakan dalam wawancara, yaitu wawancara berencana dan wawancara tak berencana. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia dalam hal – hal yang tidak kita dapat ketahui melalui pengamatan. Setiap kita mengadakan wawancara, kita


(33)

89

harus menjelaskan apa tujuan kita mewawancarainya, keterangan apa yang diharapkan daripadanya. Penjelasan mengarahkan jalan pikiran sehingga ia tahu apa yang akan disampaikannya. Penjelasan itu sedapat – dapatnya dilakukan dalam bahasa dan istilah – istilah yang lazim digunakan dalam lingkungan adat istiadat dan atau budaya responden. Sering terjadi, responden menganjurkan / menginginkan agar kita sebagai pewawancara menggunakan ungkapan dan istilah yang biasa digunakannya dalam pergaulan sehari – hari.

Lebih lanjut Nasution (1988:74) menjelaskan mengenai tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan wawancara, yaitu :

1. Dalam bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur spontanitas, kesan santai, tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya.

2. Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok – pokok, topik, atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan.

3. Menggunakan daftar pertanyaan yang lebih rinci, namun bersifat terbuka yang telah dipersiapkan lebih dahulu dan akan diajukan menurut urutan dan rumusan yang tercantum atau telah dibuat sebelumnya.

Dari beberapa saran yang diberikan pembimbing atau teman sejawat peneliti berhadapan langsung dengan responden, walaupun dalam kenyataanya sering tidak berjalan mulus, misalnya pelaksanaan wawancara berubah mendadak, baik menyangkut waktu dan atau tempat. Atau juga sikap, raut wajah, dan nada bicara berubah jadi negatip dibanding ketika kesepakatan sebelumnya, dengan


(34)

90

pelaksanaannya. Pertanyaan disampaikan secara lisan. Deretan pertanyaan diajukan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Pelaksanaan wawancara menerapkan ketiga cara yang dianjurkan Nasution di atas, dengan harapan wawancara yang dilakukan selalu sesuai dengan karakter orang, situasi, dan kondisi yang akan diwawancarai, sehingga dapat memperoleh hasil wawancara yang maksimal sesuai tujuan penelitian. Dalam hal wawancara ini ingin diperoleh persepsi dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Biologi, Pengurus Yayasan, serta perwakilan peserta didik dari tiga kelas yang diteliti mengenai :

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kurikulum Boarding School yang diimplementasikan di SIT Al-Multazam Kabupaten Kuningan;

2. Pemahaman guru Biologi kelas VIII (delapan) terhadap Ruang Lingkup Kurikulum Boarding School pada jenjang SMP di SIT Al-Multazam Kabupaten Kuningan, yang antara lain meliputi :

a. Kendala dalam menyiapkan Perangkat Pembelajaran;

b. Perbedaan mata pelajaran Biologi di SMP IT Al-Multazam dengan di SMP Negeri / Diknas;

c. Kelebihan dan kekurangan Proses Pembelajaran Biologi di SMP IT Al-Multazam dibandingkan dengan di SMP Negeri / Diknas;

d. Prediksi ke depan untuk meningkatkan mutu Proses Pembelajaran Biologi di SMP IT Al-Multazam Kabupaten Kuningan.


(35)

91

3. Kemampuan guru Biologi Kelas VIII mengimplementasikan Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran pada jenjang SMP di SIT Al-Multazam Kabupaten Kuningan;

C. 3. Dokumentasi.

Untuk memperoleh dan mengumpulkan informasi sehingga didapatkan data yang maksimal, penelitian kualitatif memberi alternatif upaya ketiga setelah pengamatan dan wawancara – sebagai cara yang paling dominan - yaitu kajian terhadap dokumen / bahan tertulis, yang lazim disebut Dokumentasi. Dokumen yang dikaji berupa arsip, program kerja, atau benda – benda lain yang relevan dengan kebutuhan penelitian. Keistimewaan bahan tertulis ini antara lain bahwa bahan tersebut telah ada dan siap dimanfaatkan. Menggunakan bahan ini relatip tidak memerlukan biaya, hanya memerlukan waktu, kejelian, dan ketekunan untuk mengkajinya. Banyak yang dapat diperoleh atau diambil pengetahuan dari bahan – bahan itu apabila kita mampu dengan cermat, sehingga besar manfaatnya bagi penelitian yang sedang dilakukan.

Sumber dokumen yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah berupa dokumen dari Kurikulum Boarding School (dalam bentuk pustaka / buku, makalah, dan perangkat kurikulum), dokumen Perangkat Pembelajaran (Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rencana / Skenario Pembelajaran), dokumen arsip guru, dokumen arsip Yayasan, dokumen siswa.

Menurut Ibrahim dan Sudjana (1989:7) bahwa peneliti dan obyek yang diteliti saling berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari luar dan


(36)

92

dalam dengan banyak melibatkan judgement. Dalam pelaksanaannya – sebagaimana salah satu ciri khas penelitian kualitatif – peneliti sekaligus berfungsi sebagai alat penelitian yang tentunya tidak bisa melepaskan diri sepenuhnya dari unsur subjektivitas.

D. Teknik Analisis Data.

Analisa data dalam penelitian kualitatif telah dapat dilaksanakan manakala peneliti masih berada di lapangan. Bahkan analisis ini telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, hal ini dilakukan sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung sampai penulisan hasil penelitian ini. Menurut Nasution (1988:128) bahwa tidak ada satu cara tertentu yang dapat dijadikan pegangan bagi semua penelitian. Salah satu cara yang dapat dianjurkan adalah dengan mengikuti langkah – langkah seperti berikut ini:

D.1. Reduksi data.

Sebagai langkah pertama dalam menganalisa data adalah melakukan reduksi data. Dengan data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci. Laporan ini akan terus menerus bertambah dan akan menambah kesulitan bila tidak segera dianalisis sejak awal. Kegiatan reduksi data ini dilakukan dengan cara membuat rangkuman terhadap aspek – aspek permasalahan yang diteliti sehingga akan memudahkan peneliti untuk melakukan langkah analisis berikutnya. Permasalahan yang akan direduksi adalah bagaimana Implementasi Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran Biologi di


(37)

93

kelas dan atau laboratorium. Aspek lainnya yaitu guru Biologi sebagai pelaksana kurikulum melalui Proses Pembelajaran dalam hal menjabarkan Perangkat Pembelajaran, menyusun Rencana / Skenario Pembelajaran, melaksanakan Proses Pembelajaran dengan merapkan berbagai Pendekatan dan Metode.

D.2. Display data.

Adalah langkah berikutnya setelah Reduksi Data. Dalam penelitian, aktivitas ini bertujuan untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian – bagian tertentu dari penelitian itu dan harus diupayakan membuat berbagai macam matriks, grafik, network, serta charts. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail.

D.3. Mengambil kesimpulan.

Kesimpuilan dalam penelitian, mula – mula sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih grounded. Jadi kesimpulan senantiasa harus diverivikasi selama penelitian berlangsung.

E. Tahap Pelaksanaan Penelitian.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :

E.1. Tahap Persiapan.

Kegiatan tahap persiapan ini meliputi :


(38)

94

Langkah pertama yang dilakukan sebelum menyusun rancangan penelitian ini, terlebih dahulu diadakan survey awal lapangan dan studi literatur. Dengan studi literatur dan dokumen Kurikulum Boarding School yang meliputi Kurikulum 2004 / Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan kurikulum dari Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Multazam Husnul Khotimah, maka diketemukan permasalahan dalam hal implementasi di lapangan. Hal ini didapatkan ketika peneliti mengadakan survey awal terhadap SMP IT Al-Multazam di Kabupaten Kuningan. Tempat ini dipilih dengan alasan sebagai salah satu Sekolah Islam yang menerapkan sistem Boarding School.

Dari hasil survey awal ini diperoleh gambaran bahwa : Kurikulum Boarding School masih perlu dikaji implementasinya dengan melihat pemahaman dan kemampuan guru Biologi dalam melaksanakan Proses Pembelajaran serta kesiapan peserta didik dalam aktivitasnya; Masih kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia untuk menunjang Proses Pembelajaran Biologi, terutama menyangkut tempat, alat - bahan, serta media pembelajaran.

Tetapi dari sisi yang lain, lingkungan sekolah yang asri dengan hawa yang sejuk karena banyak pepohonan serta lokasinya di kaki gunung memberikan suasana nyaman dan kondusif untuk terselenggaranya pembelajaran yang baik, serta hubungan antara guru – peserta didik, serta antar warga sekolah yang terjalin begitu dekatnya, namun tetap suasana islami terjaga dengan indahnya.


(39)

95

2. Menyusun rancangan penelitian.

Berdasarkan hasil survey awal, maka disusunlah rancangan penelitian

dalam bentuk proposal untuk dapat diajukan dalam Seminar Proposal. Setelah melalui beberapa tahap diskusi di hadapan tim penguji, maka diperoleh banyak masukan yang sangat berharga untuk memantapkan garis – garis besar / hal – hal pokok dari penelitian yang akan dilaksanakan.

3. Menetapkan lokasi penelitian.

Dengan alasan utama lokasi penelitian relatip dekat dengan tempat

tinggal dan bekerja, lagi pula telah disetujui dalam forum Seminar Proposal, maka Sekolah Islam Terpadu (SIT) AL-Multazam di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Propinsi Jawa Barat telah ditetapkan sebagai lokasi penelitian.

4. Mengurus perizinan.

Pelaksanaan penelitian ini berdasarkan Surat Permohonan untuk

mengadakan penelitian yang dikeluarkan Program Pascasarjana UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung tanggal 31 Oktober 2005 dengan nomor 2450/J33.7/PP.03.06/2005 yang ditujukan kepada Kepala SMP IT Al-Multazam Kabupaten Kuningan.

E.2. Tahap Pelaksanaan dan Pengujian penelitian.

Sesuai dengan kode etik dalam penelitian Naturalistik, maka dalam melaksanakan penelitian ini dijaga kerahasiaan dari para responden. Untuk itu demi menjaga kelancaran dan keabsahan dari responden tersebut digunakan kode


(40)

96

(ditetapkan secara sembarang, namun masih berkaitan dengan penelitian ini). Peneliti membagi menjadi beberapa bagian dalam responden yaitu: Responden I adalah Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Responden II adalah guru Biologi, Responden III adalah pengurus yayasan, Responden IV adalah wakil peserta didik SMP kelas VIII masing – masing tiga orang dari tiga kelas (seluruh kelas yang diteliti). Adapun kodenya adalah sebagai berikut :

1. Responden I : A. KS dan B. WKS 2. Responden II : C. PY

3. Responden III : D. GB

4. Responden IV : A. WPS I, A. WPS II. B. WPS I, B. WPS II. C. WPS I, C. WPS II.

Adapun Karakteristik responden dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.1

Karakteristik Responden

Nama Responden Latar Belakang

Pendidikan

Awal Bekerja di SMP IT Al-Multazam

Jabatan Sekarang

A. KS S1 Pend IPS Juli 2005 Kepala Sekolah

B. WKS S1 Pend. Agama Juli 2005 Wakasek Bidkur

C. PY S1 Sarjana Hukum Juli 2002 Pengurus Yayasan

D. GB S1 Pend. Biologi Juli 2005 Wali Kelas

A. PS I Siswa VIII A - -

A. PS I Siswa VIII A - -

B. PS I Siswa VIII B - -

B. PS I Siswa VIII B - -

C. PS I Siswa VIII C - -


(41)

97

Berdasarkan data ini pula peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah serta beberapa siswa yang dapat dimintai tanggapan atau masukannya tentang mata pelajaran Biologi atau Implementasi Kurikulum Boarding School yang dilaksanakan dalam Proses Pembelajaran Biologi di kelas atau laboratorium.

Proses Pembelajaran sangat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman guru sebagai implementator kurikulum dalam kelas / laboratorium serta sebagai orang yang harus mengetahui, memahami, dan akhirnya mampu mengaplikasikan berbagai pendekatan dan metode serta menguasai pengetahuan tentang dunia pendidikan secara umum, khusunya menyangkut pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam yang pada saat peneliti melakukan penelitian belum menyelenggarakan pendidikan jenjang SMA baru memiliki guru berjumlah 24 orang (daftar nama guru terlampir) yang kesemuanya adalah guru tetap yayasan, artinya mereka harus tinggal dan berdomisili di lingkungan sekolah bersama para peserta didik. Dengan sistem seperti ini maka bimbingan dan pengawasan terhadap peserta didik akan sangat terjamin.

Guru di SMP IT Al-Multazam ada yang berasal dari bukan perguruan tinggi penghasil guru (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan / LPTK), antara lain berlatar belakang dari perguruan tinggi keagamaan dan non kependidikan lainnya, antara lain dari LIPIA, IAIN, UII, dan lain - lain. Dari beragamnya latar belakang dapat berimbas pada Proses Pembelajaran, sehingga secara teoritis masih membutuhkan pengetahuan tentang keguruan dan ilmu kependidikan, hal ini


(42)

98

terwujudkan melalui pelatihan tentang Pendekatan dan Metode pembelajaran oleh para pakar pendidikan yang sengaja diundang dari perguruan tinggi yang berkompeten dalam dunia pendidikan seperti UPI, UNJ, dan UNY atau praktisi pendidikan yang sangat berpengalaman seperti dari Kantor Diknas Pusat, Propinsi, maupun Kabupaten, atau juga dari sekolah – sekolah sejenis lain yang telah lama berdiri dan berkembang untuk saling tukar menukar informasi. Juga melalui jalur formal, yaitu sebagian guru yang berlatar belakang non kependidikan diikutkan untuk menempuh Program Akta IV / Mengajar sebagai hasil kerja sama antara Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Multazam Husnul Khotimah dengan Program Akta IV / Mengajar Universitas Kuningan. Penambahan pengetahuan dan wawasan tentang kependidikan ini sangat penting untuk meningkatkan mutu guru dalam Proses Pembelajaran.

Bagi guru yang ingin profesional selalu berupaya untuk berinovatif dan kreatif dalam Proses Pembelajaran, disamping itu juga selalu mengupayakan diri untuk belajar dan belajar tentang dunia pendidikan yang sedang dihadapinya. Peneliti melihat manakala mengadakan observasi di kelas yang terjadi adalah inovasi dan kreativitas guru Biologi sering membuat siswa lebih dapat menerima guru tersebut dalam Proses Pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh tepatnya guru Biologi mengaplikasikan pendekatan dan metode sehingga materi menjadi mudah dimengerti oleh peserta didik. Kondisi lingkungan sekolah yang diciptakan oleh yayasan nampaknya mampu memotivasi para guru selalu ingin maju untuk berkembang dan bahkan mampu berinovasi dalam Proses Pembelajaran.


(43)

99

Walaupun pengalaman dalam Proses Pembelajaran belum banyak namun guru Biologi mampu menemukan suasana pembelajaran yang baik karena didukung oleh inovasi dan kreativitas yang tinggi sehingga membuat guru tidak hanya jalan di tempat yang berakibat peserta didik sulit mengerti apalagi memahami terhadap materi yang diberikan di kelas / laboratorium. Penguasaan teori – teori kependidikan pendekatan dan metode dalam pembelajaran juga ditentukan oleh semangat dan kemauan yang tinggi dalam Proses Pembelajaran. Variasi dalam penyampaian metode dan pendekatan harus betul – betul dikuasai oleh guru untuk dapat mencapai indikator dan kompetensi yang telah ditetapkan. Efektivitas pembelajaran tidak hanya diukur dari penguasaan materi semata tetapi juga memahami dan mampu memerapkan teknologi pembelajaran yang terus berkembang seiring dengan makin majunya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di masyarakat.

Dalam memahami Kurikulum Boarding School dikaitkan dengan pendekatan dan metode dalam Proses Pembelajaran dapat dikatakan telah dimiliki guru Biologi. Manakala guru Biologi berada di kelas / laboratorium adalah waktu yang sepenuhnya dicurahkan untuk menyampaikan materi - yang tidak hanya sebatas pada pengetahuan - tetapi juga membimbing sikap peserta didik, serta mengembangkan psikomotornya. Banyak aspek yang dimiliki oleh peserta didik dapat ditumbuh - kembangkan dengan cara membangkitkan motivasinya dalam belajar sehingga dapat menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan.


(44)

100

Setelah informasi diperoleh, maka peneliti melakukan pengumpulan data lapangan. Pelaksanaannya meliputi 3 (tiga) tahap yaitu :

1. Tahap orientasi.

Pada tahap ini peneliti mengadakan pendekatan melalui silaturahmi terhadap Pimpinan Yayasan sambil menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan peneliti. Setelah pihak pimpinan Yayasan memahami dengan cara menerima sangat baik, baru keesokan harinya mengadakan wawancara pendahuluan dengan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah. Kegiatan ini bertujuan agar dalam melaksanakan penelitian dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan. Di samping itu, peneliti berupaya mengadakan pendekatan personal dengan guru Biologi yang akan dijadikan responden.

2. Tahap eksplorasi.

Dalam tahap ini fokus penelitian akan lebih jelas sehingga dapat dikumpulkan data yang lebih terarah dan lebih spesifik. Tahap eksplorasi ini dilaksanakan dengan observasi di kelas, wawancara, dan studi dokumentasi dengan responden yang ditunjuk, yaitu :

1. Wawancara pertama dengan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah mengenai ruang lingkup Kurikulum Boarding School, juga menyangkut pembinaan yang dilakukan terhadap para guru, tenaga administrasi, serta petugas laboratorium dan perpustakaan. Dalam hal ini terlihat dampak positif, khususnya dari kemampuan guru Biologi


(45)

101

dalam mengimplementasikan Proses Pembelajaran di kelas / laboratorium.

2. Wawancara dilaksanakan dengan guru Biologi SMP kelas VIII sebagi responden. Berkaitan dengan ini fokusnya adalah bagaiman guru memahami dan menjabarkan Kurikulum Boarding School sehingga mampu merencanakan dan menyusun Perangkat Pembelajaran (yang terdiri dari : Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rencana / Skenario Pembelajaran), sehingga mengimplementasikan Proses Pembelajaran di kelas / laboratorium.

3. Melaksanakan observasi untuk melihat secara langsung dan nyata berada di tengah – tengah peserta didik pada saat guru mengimplementasikan Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran Biologi di kelas / laboratorium. Dalam kegiatan ini yang menjadi fokusnya adalah tahap – tahap dari Proses Pembelajaran, yang meliputi kegiatan: A. Pendahuluan; B.

Kegiatan inti; dan C. Penutup.

4. Melakukan kajian dokumentasi terhadap Kurikulum Boarding School (berbagai dokumen tertulis menyangkut perangkat kurikulum yang saat ini diberlakukan oleh Diknas, beserta dokumen – dokumen sejenis dan Yayasan)

5. Mengikuti kegiatan pengayaan sebagai salah satu bentuk Kegiatan Ekstra Kurikuler yang terkait langsung dengan Proses Pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya di kelas / laboratorium. (jadwal


(46)

102

terlampir). Dalam pelaksanaan kegiatan ini peneliti melihat kesulitan dan hambatan yang dihadapi peserta didik sekaligus guru yang berhubungan dengan implementasi Proses Pembelajaran Biologi.

Tahap ini dilaksanakan mulai 1 Nopember 2005 sampai dengan Proses Pembelajaran berakhir (jadwal lapangan terlampir).

3. Tahap Member Check.

Tujuan dari Member Check ini adalah agar responden menge-check / memeriksa kebenaran laporan itu agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya (Nasution, 1988 : 34). Hasil dari observasi, wawancara, dan kajian dokumentasi ini dideskripsikan dalam bentuk Laporan Lapangan yang hasilnya dikembalikan kepada responden untuk ditelaah dan mungkin pula direvisi (ditambah, dikurangi, dan dapat pula dibetulkan apabila ada kesalahan).

E.3. Analisis Data.

Dalam tahap ini semua data yang terkumpul melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi akan dikonfirmasikan kembali. Hal ini dilakukan apabila ada revisi atau suatu informasi yang baru diperoleh sebagai bahan tambahan dalam penelitian ini. Namun disamping itu, yang lebih penting adalah untuk melihat tingkat Validitas, realibilitas, dan obyektivitas data yang telah diperoleh selama penelitian berlangsung.


(47)

103

Tahap analisis data ini adalah mereduksi data (data mentah dianalisis), lalu dibuat narasi data sehingga dapat diinterpretasikan dan disusun dalam bentuk sebuah laporan awal. Langkah selanjutnya adalah mengadakan verifikasi atau penarikan kesimpulan penelitian.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab kelima ini akan mengemukakan Kesimpulan dengan berdasarkan pada Pembahasan Hasil Penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV sebelumnya, baik yang bersifat umum maupun yang khusus. Atas dasar Kesimpulan tersebut, selanjutnya dikemukan Rekomendasi.

A. Kesimpulan.

Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Ruang lingkup Kurikulum Boarding School yang diimplementasikan di Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Multazam Kabupaten Kuningan mencakup Perangkat Pembelajaran (Program Tahunan, Program Semester, Silabus, dan Skenario / Rencana Pembelajaran) berdasarkan kurikulum yang sedang diberlakukan Departemen Pendidikan Nasional yaitu Kurikulum 2004 / Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dipadukan dengan Kurikulum Yayasan (berisi arahan dan petunjuk) yang secara rutin dan berkala disampaikan oleh pimpinan sekolah dan pengurus yayasan.

2. Pemahaman guru Biologi terhadap ruang lingkup Kurikulum Boarding School di SIT Al-Multazam Kabupaten Kuningan dimulai dari pengertian


(49)

146

dan perencanaan (penyusunan Perangkat Pembelajaran untuk satu tahun ajaran) sampai kepada pelaksanaan Proses Pembelajaran di kelas / laboratorium sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Namun yang perlu mendapat perhatian guru Biologi adalah bahwa Kurikulum Boarding School dibentuk oleh beberapa bagian yaitu : Kurikulum Inti (Core Curriculum), Kurikulum Khusus (Special Curriculum), Kurikulum Tambahan (complement curriculum), dan Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curriculum). Bermacam istilah kurikulum inilah yang masih belum dapat dipahami meskipun dalam pelaksanaan di kelas / laboratorium menunjukkan bahwa implementasi dari kurikulum tersebut dapat dijalankan dengan baik oleh guru. Disisi lain, kurikulum yang disusun yayasan – sebagai bagian dari Kurikulum Boarding School - masih belum berbentuk dokumen tertulis yang baku sehingga ketika guru Biologi menyusun perencanaan dan melaksanakan Proses Pembelajaran cenderung mencari sendiri referensi atau pendukung lainnya.

3. Implementasi Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran Biologi yang dilaksanakan oleh guru dalam kelas / laboratorium masih belum maksimal. Kegiatan implementasi Kurikulum Boarding School yang dilaksanakan melalui kegiatan pendahuluan, kegialan inti, dan kegiatan penutupan relatip sama dengan yang dilaksanakan oleh sekolah negeri / Diknas pada umumnya. Persiapan pembelajaran tidak selalu tersampaikan sebagaimana yang telah direncanakan, seperti penggunaan waktu yang telah ditentukan dalam Jadwal Pelajaran, begitu pula


(50)

147

menyangkut pendekatan dan metode. Pada Kegiatan Pendahuluan terkadang guru Biologi lebih banyak memberikan motivasi dan nasehat karena ada hal yang memang perlu untuk disampaikan, yang kesemuannya itu tergantung pada suasana / keadaan kelas berikut kondisi peserta didik ketika mengikuti pembelajaran. Pada Kegiatan Pendahuluan yang lain, terkadang guru Biologi mengulang pelajaran yang telah disampaikan pada minggu-minggu sebelumnya disebabkan karena ada peserta didik yang belum dapat menjawab pertanyaan guru menyangkut materi yang dibahas pada minggu – minggu tersebut, atau ada beberapa pertanyaan dari peserta didik yang perlu untuk dijelaskan lebih lanjut. Pada Kegiatan Inti guru menerapkan pendekatan dan metode pembelajaran disesuaikan dengan materi yang disampaikan pada hari itu. Kegiatan inti ini lebih banyak menggunakan pendekatan dan metode yang dirancang untuk Proses Pembelajaran di kelas / laboratorium. Penyampaian guru dalam kegiatan inti tidak selalu menuntut guru untuk dapat tuntas memberikan materi saat itu pada peserta didik tetapi lebih menekankan kepada tingkat kemampuan dan pemahamannya sehingga ketika diadakan evaluasi mereka dapat mengerti tentang materi tersebut bukan dalam kerangka penguasaan pengetahuan saja tetapi juga pemahaman. Keleluasaan yang diberikan oleh sekolah dan yayasan kepada guru Biologi ketika mengimplementasikan Kurikulum Boarding School di kelas / laboratorium dapat menjadikannya lebih kreatif dan inovatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pendekatan dan metode yang diterapkan guru


(51)

148

Biologi selalu bervariasi sehingga membuat peserta didik lebih dapat dengan mudah menerima materi tersebut. Pada Kegiatan Penutup digunakan oleh guru Biologi untuk mengevaluasi materi yang telah disampaikan melalui Kuis dalam bentuk pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan materi saat itu. Apabila peserta didik masih memerlukan penjelasan ulang, maka guru Biologi akan menjelaskan kembali materi tersebut. Kuis yang diberikan oleh guru terlihat masih dalam aspek penguasaan pengetahuan saja, masih kurang dalam hal ketrampilan dan sikap. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keterampilan dan sikap peserta didik dapat dinilai ketika Proses Pembelajaran berlangsung dalam kelas / laboratorium, atau guru Biologi sedang menerapkan strategi Moving Class. Dalam Kegiatan Penutup ini juga peserta didik diberi tugas atau latihan sebagai persiapan untuk menerima materi pertemuan berikutnya.Situasi dan kondisi kelas, dengan fasilitas yang ada, serta ditunjang oleh kebijaksanaan sekolah / yayasan dapat mendorong guru Biologi untuk selalu berinovasi dan mengembangkan kreatifitasnya dalam Proses Pembelajaran secara keseluruhan.

4. Kendala yang masih dialami oleh guru Biologi ketika implementasi Kurikulum Boarding School dalam Proses Pembelajaran di kelas / laboratorium antara lain masih belum adanya dokumen tertulis / baku dari Kurikulum Yayasan yang dapat dijadikan pedoman dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, disamping tanggung jawab guru yang banyak


(52)

149

sehingga harus tetap menjaga stamina untuk dapat membimbing dan mengawasi peserta didik di luar Jam Pelajaran (karena guru juga tinggal di sekolah), sekaligus mengajar di kelas / laboratorium. Kondisi siswa juga membantu terlaksananya implementasi kurikulum Boarding School dalam kelas. Ketika peserta didik dalam kondisi yang baik, maka implementasi yang dilaksanakan oleh guru dapat terlaksana sesuai dengan rencana tetapi sebaliknya apabila kondisi kelas yang terkadang kurang kondusif untuk dapat menerima pembelajaran, maka guru akan cenderung menggunakan waktu yang relatif lama untuk memberikan nasehat atau motivasi kepada para peserta didik.

5. Kemampuan guru Biologi mengimplementasikan Kurikulum Boarding S'chool dalam Proses Pembelajaran masih perlu mendapat perhatian dari pemahamannya tentang perkembangan psikologi peserta didik. Pengetahuan ini sangat dibutuhkan karena selama Proses Pembelajaran berlangsung terkadang guru hanya menjelaskan materi yang ada pada buku pegangan saja sehingga perhatian terhadap peserta didik dapat dikatakan masih kurang, baru pada tahap peringatan kepada peserta didik yang kurang memperhatikan untuk dapat berkonsentrasi serta mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Disisi lain kemampuan guru dalam menguasai materi tampak sudah menunjukkan suatu kemajuan dan hal ini ditunjukkan guru dalam menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dalam setiap pembelajaran, meski pada suatu waktu terkadang seperti masih menggunakan yang sama. Kemampuan lain yang perlu


(53)

150

ditingkatkan oleh guru adalah tentang manajemen kelas yang masih belum terlaksana dengan baik. Padahal manajemen kelas dibutuhkan juga dalam proses pembelajaran sehingga tujuan dan target yang direncanakan dapat tersampaikan dengan baik. Aspek lain yang masih perlu juga mendapat perhatian adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang masih belum mencukupi, sesuai dengan tuntutan kurikulum. Demikian pula menyangkut media atau alat peraga seharusnya dapat menunjang ketika guru Biologi melaksanakan Proses Pembelajaran sehingga dapat memenuhi kompetensi atau target sesuai harapan kurikulum.

B. R e k o m e n d a s i.

Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut ini akan dikemukakan rekomendasi yang ditujukan kepada pihak guru, Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Multazam Husnul Khotimah, pengembang kurikulum, dan peneliti berikutnya.

B.1. G u r u.

1. Diharapkan sekolah mengadakan berbagai pelatihan bagi guru yang berhubungan dengan konsep dasar sistem sekolah alternatif khususnya sekolah yang menggunakan sistem Boarding School sehingga guru memahami dengan benar pola pendidikan yang diberikan kepada peserta didik, antara lain dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya dapat disesuaikan dengan sistem sekolah yang diimplementasikan.


(54)

151

2. Perencanaan pembelajaran agar dapat diimplementasikan secara maksimal sehingga ketika menyampaikan materi yang dilakukan di kelas / laboratorium lebih terarah dengan baik.

3. Selalu mengkaitkan materi pembelajaran dengan perkembangan psikologis peserta didik karena sekolah menggunakan sistem berasrama, sehingga mereka terhindar dari rasa jenuh berkepanjangan yang pada akhirnya ingin keluar / pindah sekolah.

4. Agar pengembangan materi pembelajaran tidak hanya terpaku pada aspek yang ada dalam buku pegangan atau kurikulum saja tetapi juga mengembangkan materi Biologi disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekno!ogi.

5. Memaksimalkan penggunaan media atau alat bantu pembelajaran yang telah disediakan oleh sekolah dalam setiap Proses Pembelajaran Biologi di kelas / laboratorium.

B.2. Yayasan.

1. Memberikan pemahaman kepada guru dalam rangka sosialisasi tentang sistem Boarding School yang kurikulumnya berbeda dengan sekolah negeri / Diknas sehingga dalam membuat perencanaan pembelajaran lebih dapat diimplementasikan dengan baik oleh guru.

2. Mengembangkan tenaga guru dengan memberi kesempatan untuk mengikuti berbagai pelatihan tentang pembelajaran dan bekerjasama dengan instansi lain dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan


(55)

152

kemampuan mengimplementasikan Kurikulum Boarding School dalam kelas / laboratorium

3. Memberikan pelatihan tentang pembuatan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku bagi guru, dan melakukan evaluasi yang lebih intensif sehingga membuat guru lebih disiplin dalam merencanakan pembelajaran.

4. Mengadakan supervisi kelas untuk melihat tercapainya tujuan / kompetensi pembelajaran, dan bukan memberikan penilaian hanya berdasarkan pada hasil yang telah dicapai oleh peserta didik saja tetapi juga mengetahui tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam kelas / laboratorium, sehingga apabila ada kesulitan yang dialami oleh guru dapat segera terpecahkan.

5. Membentuk tim ahli untuk mengkaji lebih dalam tentang Kurikulum Boarding School yang tengah diimplementasikan sehingga sekolah secara keseluruhan tidak mendapat beban untuk ikut mengkaji kurikulum tersebut tetapi sekolah lebih memfokuskan diri pada pengembangan dan peningkatan kualitas lulusan.

6. Mengembangkan dokumen Kurikulum Yayasan untuk dapat dijadikan pedoman sekolah (pimpinan dan para guru) dalam mengimplementasikan Kurikulum Boarding School di kelas / laboratorium.

7. Visi dan misi dari lembaga pendidikan lebih disosialisasikan lagi kepada para pengembang kurikulum di lapangan dalam hal ini adalah guru sebagai


(56)

153

ujung tombak dari suksesnya pendidikan sehingga yayasan atau sekolah mempunyai arah yang jelas dalam menjalankan arah pendidikan.

8. Membuat berbagai program yang dapat meningkatkan kesejahteraan / taraf hidup seluruh komponen sekolah sehingga konsentrasi dalam mengemban visi dan misi pendidikan dapat tercapai sesuai dengan harapan.

9. Memberikan kesempatan kepada pimpinan sekolah dan guru untuk dapat membuka diri dengan mengikuti Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dapat juga mengadakan kerjasama dengan instansi lain untuk dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan guru.

B.3. Pengembang Kurikulum.

Hasil penelitian ini masih terbatas sehingga banyak masalah yang belum terungkap dapat dikaji lagi lebih dalam dan luas seperti pengkajian tentang Kurikulum Boarding School itu sendiri dalam konteks sebagai dokumen tertulis yang lengkap (perpaduan antara Kurikulum Diknas dan Kurikulum Yayasan), dikaitkan dengan kesiapan para Pengembang Kurikulum dalam lingkungan sivitas sekolah (pimpinan sekolah dan para guru) dalam menerima sistem sekolah yang memberlakukan peserta didiknya untuk menginap di asrama sekaligus tinggal di sekolah selama menempuh pendidikan, serta aspek lainnya sehingga dapat dijadikan bahan atau pegangan bagi kelanjutan sekolah yang bersangkutan untuk dapat melaksanakan pendidikan dengan lebih baik.


(57)

154

B.4. Peneliti Berikutnya.

Bagi para ahli / pemerhati kurikulum yang penulis harapkan adanya penelitian lanjutan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang belum muncul dalam implementasi atau studi evaluatif dari Kurikulum Boarding School ini yang tidak hanya pada jenjang SMP / SLTP saja tetapi juga dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).

Selain itu juga dapat melihat kepada tingkat pemahaman dan kemampuan guru – guru dari mata pelajaran yang lain (tidak hanya guru Biologi seperti pada penelitian ini) tentang pemahamannya terhadap ruang lingkup Kurikulum Boarding School dan kemampuan mengimplementasikannya dalam Proses Pembelajaran di kelas.


(1)

149

sehingga harus tetap menjaga stamina untuk dapat membimbing dan mengawasi peserta didik di luar Jam Pelajaran (karena guru juga tinggal di sekolah), sekaligus mengajar di kelas / laboratorium. Kondisi siswa juga membantu terlaksananya implementasi kurikulum Boarding School dalam kelas. Ketika peserta didik dalam kondisi yang baik, maka implementasi yang dilaksanakan oleh guru dapat terlaksana sesuai dengan rencana tetapi sebaliknya apabila kondisi kelas yang terkadang kurang kondusif untuk dapat menerima pembelajaran, maka guru akan cenderung menggunakan waktu yang relatif lama untuk memberikan nasehat atau motivasi kepada para peserta didik.

5. Kemampuan guru Biologi mengimplementasikan Kurikulum Boarding S'chool dalam Proses Pembelajaran masih perlu mendapat perhatian dari pemahamannya tentang perkembangan psikologi peserta didik. Pengetahuan ini sangat dibutuhkan karena selama Proses Pembelajaran berlangsung terkadang guru hanya menjelaskan materi yang ada pada buku pegangan saja sehingga perhatian terhadap peserta didik dapat dikatakan masih kurang, baru pada tahap peringatan kepada peserta didik yang kurang memperhatikan untuk dapat berkonsentrasi serta mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Disisi lain kemampuan guru dalam menguasai materi tampak sudah menunjukkan suatu kemajuan dan hal ini ditunjukkan guru dalam menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dalam setiap pembelajaran, meski pada suatu waktu terkadang seperti masih menggunakan yang sama. Kemampuan lain yang perlu


(2)

150

ditingkatkan oleh guru adalah tentang manajemen kelas yang masih belum terlaksana dengan baik. Padahal manajemen kelas dibutuhkan juga dalam proses pembelajaran sehingga tujuan dan target yang direncanakan dapat tersampaikan dengan baik. Aspek lain yang masih perlu juga mendapat perhatian adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang masih belum mencukupi, sesuai dengan tuntutan kurikulum. Demikian pula menyangkut media atau alat peraga seharusnya dapat menunjang ketika guru Biologi melaksanakan Proses Pembelajaran sehingga dapat memenuhi kompetensi atau target sesuai harapan kurikulum.

B. R e k o m e n d a s i.

Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut ini akan dikemukakan rekomendasi yang ditujukan kepada pihak guru, Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Multazam Husnul Khotimah, pengembang kurikulum, dan peneliti berikutnya.

B.1. G u r u.

1. Diharapkan sekolah mengadakan berbagai pelatihan bagi guru yang berhubungan dengan konsep dasar sistem sekolah alternatif khususnya sekolah yang menggunakan sistem Boarding School sehingga guru memahami dengan benar pola pendidikan yang diberikan kepada peserta didik, antara lain dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya dapat disesuaikan dengan sistem sekolah yang diimplementasikan.


(3)

151

2. Perencanaan pembelajaran agar dapat diimplementasikan secara maksimal sehingga ketika menyampaikan materi yang dilakukan di kelas / laboratorium lebih terarah dengan baik.

3. Selalu mengkaitkan materi pembelajaran dengan perkembangan psikologis peserta didik karena sekolah menggunakan sistem berasrama, sehingga mereka terhindar dari rasa jenuh berkepanjangan yang pada akhirnya ingin keluar / pindah sekolah.

4. Agar pengembangan materi pembelajaran tidak hanya terpaku pada aspek yang ada dalam buku pegangan atau kurikulum saja tetapi juga mengembangkan materi Biologi disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekno!ogi.

5. Memaksimalkan penggunaan media atau alat bantu pembelajaran yang telah disediakan oleh sekolah dalam setiap Proses Pembelajaran Biologi di kelas / laboratorium.

B.2. Yayasan.

1. Memberikan pemahaman kepada guru dalam rangka sosialisasi tentang sistem Boarding School yang kurikulumnya berbeda dengan sekolah negeri / Diknas sehingga dalam membuat perencanaan pembelajaran lebih dapat diimplementasikan dengan baik oleh guru.

2. Mengembangkan tenaga guru dengan memberi kesempatan untuk mengikuti berbagai pelatihan tentang pembelajaran dan bekerjasama dengan instansi lain dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan


(4)

152

kemampuan mengimplementasikan Kurikulum Boarding School dalam kelas / laboratorium

3. Memberikan pelatihan tentang pembuatan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku bagi guru, dan melakukan evaluasi yang lebih intensif sehingga membuat guru lebih disiplin dalam merencanakan pembelajaran.

4. Mengadakan supervisi kelas untuk melihat tercapainya tujuan / kompetensi pembelajaran, dan bukan memberikan penilaian hanya berdasarkan pada hasil yang telah dicapai oleh peserta didik saja tetapi juga mengetahui tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam kelas / laboratorium, sehingga apabila ada kesulitan yang dialami oleh guru dapat segera terpecahkan.

5. Membentuk tim ahli untuk mengkaji lebih dalam tentang Kurikulum Boarding School yang tengah diimplementasikan sehingga sekolah secara keseluruhan tidak mendapat beban untuk ikut mengkaji kurikulum tersebut tetapi sekolah lebih memfokuskan diri pada pengembangan dan peningkatan kualitas lulusan.

6. Mengembangkan dokumen Kurikulum Yayasan untuk dapat dijadikan pedoman sekolah (pimpinan dan para guru) dalam mengimplementasikan Kurikulum Boarding School di kelas / laboratorium.

7. Visi dan misi dari lembaga pendidikan lebih disosialisasikan lagi kepada para pengembang kurikulum di lapangan dalam hal ini adalah guru sebagai


(5)

153

ujung tombak dari suksesnya pendidikan sehingga yayasan atau sekolah mempunyai arah yang jelas dalam menjalankan arah pendidikan.

8. Membuat berbagai program yang dapat meningkatkan kesejahteraan / taraf hidup seluruh komponen sekolah sehingga konsentrasi dalam mengemban visi dan misi pendidikan dapat tercapai sesuai dengan harapan.

9. Memberikan kesempatan kepada pimpinan sekolah dan guru untuk dapat membuka diri dengan mengikuti Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dapat juga mengadakan kerjasama dengan instansi lain untuk dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan guru.

B.3. Pengembang Kurikulum.

Hasil penelitian ini masih terbatas sehingga banyak masalah yang belum terungkap dapat dikaji lagi lebih dalam dan luas seperti pengkajian tentang Kurikulum Boarding School itu sendiri dalam konteks sebagai dokumen tertulis yang lengkap (perpaduan antara Kurikulum Diknas dan Kurikulum Yayasan), dikaitkan dengan kesiapan para Pengembang Kurikulum dalam lingkungan sivitas sekolah (pimpinan sekolah dan para guru) dalam menerima sistem sekolah yang memberlakukan peserta didiknya untuk menginap di asrama sekaligus tinggal di sekolah selama menempuh pendidikan, serta aspek lainnya sehingga dapat dijadikan bahan atau pegangan bagi kelanjutan sekolah yang bersangkutan untuk dapat melaksanakan pendidikan dengan lebih baik.


(6)

154

B.4. Peneliti Berikutnya.

Bagi para ahli / pemerhati kurikulum yang penulis harapkan adanya penelitian lanjutan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang belum muncul dalam implementasi atau studi evaluatif dari Kurikulum Boarding School ini yang tidak hanya pada jenjang SMP / SLTP saja tetapi juga dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).

Selain itu juga dapat melihat kepada tingkat pemahaman dan kemampuan guru – guru dari mata pelajaran yang lain (tidak hanya guru Biologi seperti pada penelitian ini) tentang pemahamannya terhadap ruang lingkup Kurikulum Boarding School dan kemampuan mengimplementasikannya dalam Proses Pembelajaran di kelas.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KURIKULUM MADRASAH PROGRAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Di MAN 3 Malang)

0 7 2

Perbandingan Kemampuan Menulis Puisi Antara Siswa Boarding School Dan Siswa Sekolah Umum (Studi Kasus Di Kelas Vii Smp Khadijah Islamic School Jakarta Selatan Dan Siswa Kelas Vii Mts Cendekia Muslim Bogor) Tahun Pelajaran 2013-2014

2 9 89

Contrastive analysis on syntactic errors in english writing skill by students of Ruhul Islam anak bangsa islamic boarding school

0 6 83

Korelasi kultur sekolah terhadap pembentukan akhlak siswa di SMP al-Manar Azhari Islamic Boarding School

1 17 0

Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai di MAN Insan Cendekia Serpong

5 31 145

PENGELOLAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP SEMESTA BILINGUAL BOARDING SCHOOL/BBS SEMARANG Pengelolaan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika Di SMP Semesta Bilingual Boarding School/BBS Semarang.

0 1 16

PENGELOLAAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP SEMESTA BILINGUAL BOARDING SCHOOL/BBS SEMARANG Pengelolaan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika Di SMP Semesta Bilingual Boarding School/BBS Semarang.

0 1 21

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM ISLAM TERPADU SESUAI STANDAR MUTU JSIT DI SMP IT AL MULTAZAM KABUPATEN KUNINGAN.

7 26 44

STUDY EVALUATIF IMPLEMENTASI KURIKULUM FULL DAYSCHOOL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS : Studi Kasus di SD Islam Salman Al Farisi Kota Bandung.

0 1 63

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM ISLAM TERPADU SESUAI STANDAR MUTU JSIT DI SMP IT AL MULTAZAM KABUPATEN KUNINGAN - repository UPI T PK 1302475 Title

0 0 4