ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI ROTI DI KOTA BOGOR.
No. Daftar/FPEB/420/UN.40.7.D1/LT/2013
ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI ROTI DI KOTA BOGOR
SKRIPSI
Diajuan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
ATIK DWI LARASATI 0901604
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI ROTI DI KOTA BOGOR
Bandung, Oktober 2013
Skripsi ini disetujui oleh
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS. NIP. 19611022 198603 1 002
Pembimbing II
Drs. M. Dudih Sugiharto, M.Si. NIP. 19561128 198303 1 00 1
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Dr. Ikaputera Waspada,MM NIP. 19610420 198703 1 002
(3)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI ROTI DI KOTA BOGOR” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2013
Yang membuat pernyataan,
Atik Dwi Larasati
(4)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
“ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI ROTI DI KOTA BOGOR”
di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS. dan Drs. M. Dudih Sugiharto M.Si.
Oleh
Atik Dwi Larasati 0901604
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu saat ini banyaknya perusahaan roti di Kota Bogor yang lingkup pangsa pasarnya lebih dikuasai oleh satu industri saja, sehingga sangat terlihat sekali adanya ketimpangan daya saing antar industri roti. Hal ini terbukti dari banyaknya industri roti yang mengurangi volume produksinya untuk tetap bisa bertahan dalam daya saing yang semakin ketat tersebut.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor kompetensi pengusaha, diferensiasi, permintaan, dan pemasok bahan baku terhadap daya saing. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian yaitu para pengusaha roti di Kota Bogor. Sampel sebanyak 26 industri roti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatori yaitu menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data dan teknik analisis data dalam menggunakan regresi linier berganda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran angket, dan wawancara. Data yang diperoleh dari responden terdiri dari data ordinal dan interval. Untuk data ordinal, maka diubah terlebih dahulu menjadi data interval melalui metode MSI. Kemudian dengan menggunakan uji persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS16 dan eviews 7.
Hasil penelitian secara simultan menunjukkan variabel kompetensi pengusaha, diferensiasi, permintaan, dan pemasok bahan baku berpengaruh secara signifikan terhadap daya saing. Dan secara parsial kompetensi pengusaha, diferensiasi dan permintaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap daya saing. Sedangkan, pada variabel pemasok bahan baku tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap daya saing.
Kata Kunci :kompetensi pengusaha, diferensiasi, permintaan, pemasok bahan baku,
(5)
ABSTRACT
“COMPETITIVENESS ANALYSIS ON BREAD INDUSTRIES IN BOGOR”
Under the guidance of Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS. and Drs. M. Dudih Sugiharto M.Si.
by
Atik Dwi Larasati 0901604
This research is focused on the background of the problem revealing that pretty
much bread industries’ market share in Bogor is only dominated by one company so that
the imbalance competition among them becomes clearly visible. This is proven by some bread companies reducing their volume of production in order to get survived within this competition.
Therefore, this research is aimed to find out how entrepreneur’s competence,
diferentiation, demands, and raw materials suppliers affect the industries’ competitiveness. Subjects of the research are bread’s entrepreneurs in the city of Bogor and 26 bread industries as the samples. The method used in this research is the explanatory survey using questionnaire as an instrument of data collection and multiple linear regressions as data analysis technique.Research are questionnaires, and interview. Data expected consists of ordinal and interval data. ordinal data are first converted into interval data by using MSI method for being tested later on by using multiple linear regression worked under the worksheets of SPSS 16 and eviews 7.
The result of the study simultaneously shows the significant effect among entrepreneurs' competence, diferentiation, and raw materials suppliers towards the competitiveness of the industry. Partially described, entrepreneurs' competence, diferentiation and demands have a significantly positive effect towards the competitiveness whereas raw materials supplier doesnt have any significant effect towards the level of competitiveness
Keywords:entrepreneurs’ competence, diferentiation, demand, raw materials suppliers,
(6)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRIAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1. Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Industri ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Konsep Daya Saing ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Konsep Kompetensi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3.1 Pengertian Kompetensi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Diferensiasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Permintaan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Pemasok Bahan Baku ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kajian Empiris Penelitian Terdahulu... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
(7)
3.3 Populasi Dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Sumber Dan Jenis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.7.1 Tes Validitas ... Error! Bookmark not defined. 1.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis... Error! Bookmark not
defined.
3.8.1 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Gambaran Umum Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Penyebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. Error! Bookmark
not defined.
4.2.2 Penyebaran Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not
defined.
4.2.3 Penyebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!
Bookmark not defined.
4.2.4 Penyebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha ... Error!
Bookmark not defined.
4.2.5 Penyebaran Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... Error!
Bookmark not defined.
4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Daya Saing ... Error! Bookmark not defined.
(8)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.3.2 Kompetensi Pengusaha ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Diferensiasi ... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Permintaan ... Error! Bookmark not defined. 4.3.5 Pemasok Bahan Baku ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 4.4.2 Uji Realibilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.4.3 Pengujian Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. 4.5.1 Uji Normalitas Data ... Error! Bookmark not defined. 4.5.2 Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined. 4.5.3 Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined. 4.5.4 Uji Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined. 4.6 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.6.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) .... Error! Bookmark
not defined.
4.6.2 Pengujian Koefisien Secara Simultan (Uji F)... Error! Bookmark not
defined.
4.6.3 Pengujian Determinasi (R2) ... Error! Bookmark not defined. 4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.7.1 Pengaruh Kompetensi Pengusaha Terhadap Daya Saing ... Error!
Bookmark not defined.
4.7.2 Pengaruh Diferensiasi Terhadap Daya Saing ... Error! Bookmark not
defined.
4.7.3 Pengaruh Permintaan Terhadap Daya Saing ... Error! Bookmark not
defined.
4.7.4 Pengaruh Pemasok Bahan Baku Terhadap Daya Saing ... Error!
(9)
4.7.5 Pengaruh Kompetensi Pengusaha, Diferensiasi, Permintaan, dan Pemasok Bahan Baku terhadap Daya Saing Industri Roti di Kota Bogor
Error! Bookmark not defined.
4.8 Implikasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT PENYUSUN... Error! Bookmark not defined.
(10)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi seperti sekarang ini terjadi pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam maupun luar negeri. Dan dampak terbesar yang terlihat yaitu dengan semakin ketatnya persaingan di berbagai sektor. Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran pemerintah pusat maupun peran pemerintah daerah dalam memajukan perekonomian bangsa.
Dan dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah dengan pemanfaatan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh daerah masing-masing secara optimal, salah satu yang berpengaruhnya adalah sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) dan industri. Karena peran UKM dan industri tersebut sangatlah berperan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam memberdayakan masyarakat sekitar. Sektor-sektor tersebutlah yang diharapkan memiliki keunggulan kompetitif untuk dapat bersaing baik dengan produk dalam yang berada di pasar domestik maupun terhadap produk luar.
Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukkan keberhasilan suatu usaha di dalam perdagangan. Menurut IMD World Competitiveness Yearbook daya saing diukur dari kinerja ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur. Posisi Indonesia dalam kesepakatan perdagangan bebas dunia relatif kurang menguntungkan, hal tersebut dapat dilihat dari data berikut :
Tabel 1.1
Posisi Daya Saing Indonesia
Negara 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
USA 1 1 1 1 1 1 3 3 5 7
Singapura 4 2 3 3 5 5 1 1 2 2
Malaysia 21 16 28 23 21 21 18 26 21 14
Korea 37 35 29 38 13 11 27 22 24 22
Jepang 25 23 21 17 9 8 17 10 9 10
China 29 24 31 19 30 34 18 27 26 26
Thailand 30 29 27 32 34 34 37 38 39 38
Indonesia 57 58 59 52 54 55 42 35 33 42
(11)
Berdasarkan tabel 1.1 posisi daya saing Indonesia sangatlah mengkhawatirkan. Dari sejak tahun 2003 sampai 2005, peringkat daya saing Indonesia berturut-turut mengalami penurunan dari peringkat 60 negara yang diteliti yaitu dari posisinya ke 57 pada tahun 2003 terus menurun sampai pada posisinya ke 59 pada tahun 2005. Kemudian untuk tahun-tahun berikutnya terjadi penaikan dan penurunan hingga pada tahun 2012 daya saing Indonesia berada pada posisi ke 42. Sehingga dari data diatas dapat terlihat bahwa daya saing Indonesia masih lebih rendah dibawah Negara USA, Singapura, Malaysia, Korea, Jepang, China, dan Thailand.
Menurut catatan IMD (Outlook Ekonomi Indonesia Bank Indonesia, 2008) rendahnya kondisi daya saing Indonesia, disebabkan oleh buruknya kinerja perekonomian nasional dalam hal empat pokok yaitu buruknya kinerja perekonomian nasional, buruknya efisiensi kelembagaan pemerintah, lemahnya efisiensi usaha, dan keterbatasan infrastruktur.
Oleh karena itu setiap bangsa harus berdaya saing tinggi. Sejalan yang diungkapkan oleh Presiden pertama Ir. Soekarno dalam Kuntoro Mangkusubroto
(2011:4), menyatakan bahwa „een natie van koelias en een koelie onder de
naties’. Artinya bangsa yang tidak berdaya saing adalah bangsa kuli dan kulinya bangsa lain. Dan apabila kita berbicara tentang daya saing, daya saing tidak hanya bisa ditujukan pada suatu produk tanpa pengembangan sarana pendukungnya. Selaras dengan yang diungkapkan oleh Ina Primiana (2009:103), menyatakan bahwa :
“Daya saing nasional tidak bisa hanya ditujukan pada suatu produk tanpa pengembangan sarana pendukungnya. Dengan kata lain daya saing nasional semakin ditentukkan oleh kaitan yang kompleks antara kebijakan makro dan industri dengan strategi mikro perusahaan. Peningkatan daya saing nasional ini lebih kompleks lagi karena juga menyangkut kualitas SDM, infastruktur dan penguasaan teknologi.”
Dan untuk mencapai tingkat daya saing yang baik tersebut tentunya terdapat prasayar agar daya saing itu sukses dalam pelaksanaannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Zuhal (2008:74), menyataan bahwa agar dapat mendongkrak daya saing maka perlu konsep makro dan konsep mikro yang membutuhkan beberapa persyaratan seperti pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya
(12)
mengutamakan pada investasi fisik semata-mata tetapi lebih berorientasi pada produktivitas. Hal ini berarti kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penguasaan teknologi akan semakin menentukan pertumbuhan ekonomi. Sekalipun kita masih mempunyai keunggulan komparatif dalam SDM dan tenaga kerja murah, namun kita harus tetap mengutamakan kemampuan SDM dalam menciptaka nilai tambah yang lebih besar dalam setiap proses produksinya.
Selaras dengan perkembangan zaman yang mengubah gaya hidup menjadi semakin dinamis dan serba praktis tentunya terjadi peningkatan aktivitas yang lebih cepat dan praktis sehingga mengubah pola konsumsi masyarakat, sehingga dengan semakin meningkatnya aktivitas diluar terkadang orang-orang mengabaikan kebutuhan pangan yang merupakan kebutuhan pokok manusia dalam kelangsungan hidup manusia. Sehingga alternatif kebanyakan masyarakat dalam mengatasi hal tersebut yakni dengan mengkonsumsi makanan yang lebih praktis dan mudah diperoleh, mudah penyajian, banyak variasi dan bentuk, serta mengandung gizi yang cukup baik.
Gambar 1.1
Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Bogor
Menurut Kelompok Pengeluaran Makanan Jadi Tahun 2011
Sumber : Buku laporan Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun 2012 Dari gambar 1.1 diatas dapat dilihat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Bogor menurut kelompok pengeluaran makanan jadi pada periode tahun 2011 rata-rata mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi UKM
126 127 128 129 130 131 132
127,95 128,38
128,94 128,99 128,96
129,93 130,11 130,19 130,17
130,82 130,89 131,69
(13)
khususnya yang menggeluti industri makanan jadi memiliki peluang yang cukup besar dan cukup menjanjikan untuk dapat terus berkembang, khususnya di Kota Bogor tersebut.
Dari beberapa Provinsi dan Kota yang berada di Indonesia, UKM yang berada di Bogor apabila dilihat dari datanya cukup baik dengan data yang diperoleh dari Dinas Perdagangan Kota Bogor Tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah jenis perusahaan perdagangan Perusahaan besar sebanyak 15 unit, sedangkan perusahaan menengah dan kecil sebanyak 173 unit lebih berkembang dibandingkan jumlah perusahaan besar. Dan sebagian besar UKM yang berada di Kota Bogor hanya UKM yang memiliki daya saing dan dapat berkompetitif yang mampu bertahan lama.
Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Airlangga Hartarto (2004:13), menyatakan bahwa :
“Dalam abad global ini dibutuhkan industri yang tangguh dan kompetitif. Hanya industri yang demikianlah yang dapat menjadi pendorong tumbuhnya perekonomian, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan akhirnya mengurangi angka kemiskinan.” Dengan adanya peningkatan perkembangan industri makanan dan minuman tersebut pastinya juga didukung pula oleh peningkatan pengeluaran rata-rata perkapita untuk kelompok makanan jadi. Hal tersebut mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bersumber dari perubahan pola konsumsi kepada perubahan kesejahteraan.
Gambar 1.2
Persentasi Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Makanan Jadi Kota Bogor
Sumber : Buku laporan Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun 2012 73,74%
87,69%
46,02%
92,34%
0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%
(14)
Dari total pengeluaran perkapita diatas pula menunjukkan adanya peluang yang cukup besar untuk mengembangkan industri makanan jadi, contohnya seperti roti karena roti merupakan makanan alternatif dari nasi yang semakin banyak diminati orang-orang akhir-akhir ini karana daya tahannya yang cukup lama, mudah dan cepat diperoleh dan memiliki pasar baik dikalangan konsumen dan pangsa pasar yang besar.
Jamil Mubaroq dalam tulisannya yang berjudul laporan karya ilmiah lingkungan bisnis perencanaan strategi dalma meningkatkan daya saing roti go menyatakan bahwa ditengah keterpurukan ekonomi salah satu jenis usaha yang mampu bertahan adalah usaha industri roti dan kue kering yang termasuk golongan industri makanan dari tepung. Dan menurutnya di berbagai Kota besar di Pulau Jawa, pada umumnya perusahaan roti dan kue masih bisa menjalankan usahanya walaupun dengan mengurangi volume produksi bahkan terdapat perusahaan yang mampu mempertahankan tenaga kerjanya.
Lain halnya dengan keadaan keragaman jenis dan merek roti yang dimiliki Kota Bogor memberikan alternatif pilihan yang bervariasi bagi para penikmat roti. Sehingga tidak dipungkiri kuliner roti ini merupakan salah satu tujuan para konsumen baik lokal maupun luar kota (wisatawan). Maka keadaan tersebut menciptakan suatu daya saing industri dimana terdapat tingkat kekuatan daya pikat aspek kuliner khususnya roti yang selanjutnya membentuk daya saing industri roti secara keseluruhan. Dan lalu hal tersebut didukung pula dengan terus bertambahnya jumlah populasi di Kota Bogor berpengaruh pula pada permintaan kebutuhan pangan praktis seperti roti tersebut sehingga meningkatnya pertumbuhan persaingan diantara para industri bakery (produsen roti), khususnya pada perusahaan roti manis di Kota Bogor.Selain itu, karena industri pengolahan makanan khususnya industri roti merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam hal penyumbang Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor bagi suatu daerah. Hal inilah yang menyebabkan industri roti di Kota Bogor berlomba-lomba untuk memperkenalkan produk yang dimilikinya sehingga menarik para konsumen.
(15)
Tabel1.2
Perkembangan Perusahaan Roti di Kota Bogor
No. Perusahaan
Tenaga Kerja (orang)
Investasi (Rp)
Kapasitas Produksi
(buah)
1 PT. Pramaya Lestari 12 41.000.000 720.000
2 Edy‟s Bakery 3 19.300.000 35.000
3 Delicius 6 16.000.000 4.000
4 PT. Mustika Citra Rasa 9 140.400.000 46.000
5 Jumbo Bakery 10 80.000.000 90.000
6 De Paris 9 120.000.000 90.000
7 Venus 11 364.700.000 1.800.000
8 Virta‟s Cake 4 10.000.000 72.000
9 Bogor Permai 25 359.300.000 1.000.000
10 Sukses Bakery 7 14.600.000 750.000
11 SAE 6 30.000.000 750.000
12 Evy Boy 10 20.000.000 500.000
13 Tista 20 25.000.000 360.000
14 Bogasari 6 3.000.000 150.000
15 Shary Bakery 11 110.000.000 200.000
16 Barkah 10 2.680.000 750.000
17 Manis Bakery 5 1.250.000 260.000
18 Surya Bakery 4 1.200.000 180.000
19 Dwi Rambo 4 2.500.000 330.000
20 Dwi Kandi 24 22.700.000 195.000
Sumber : Hasil pengolahan data pada pra penelitian melalui wawancara
Dari tabel 1.2 dapat dilihat perkembangan beberapa industri roti yang terdapat di Kota Bogor cukup baik dengan pendapatan bersih yang diperoleh cukup beragam. Dan dari data tersebut terlihatsecara sepintas diantara industri roti tersebut Venus lah memiliki daya saing yang baik dengan diperolehnya investasi paling tinggi dibandingkan perusahaan lainnya sebesar Rp 364.700.000 serta kapasitas produksi sebesar Rp 1.800.000 potong roti. Industri bakery produksi roti unyil merek venus tersebut pula merupakan produk unggulan oleh-oleh dari Kota Bogor yang mampu bersaing dengan industri sejenisnya, karena bentuknya yang unik, memiliki produktivitas tinggi dan cukup popular serta memiliki brand image yang baik bagi para masyarakat khusunya warga Kota Bogor. Tingkat kapasitas
(16)
produksi yang diperoleh industri roti unyil venus setiap bulannya menunjukkan seberapa besar tingat daya saingnya dibandingkan industri roti lainnya.
Namun, disisi lain industri roti-roti ini memiliki beberapa ancaman yang dapat menghambat kemajuan daya saingnya seperti harus adanya impor terigu dari China dan India yang dikarenakan produksi terigu dalam negeri kurang mencukupi serta produknya yang mudah ditiru. Maka dari itu untuk mengatasi ancaman tersebut industri roti harus dapat memanfaatkan potensi dan peluang lain untuk dapat meningkatkan daya saingnya.
Sebagaimana yang diungkapkan Porter (1994:117) bahwa :
“Perusahaan melakukan daya saing produk terhadap tingkat penjualan para pesaingnya, bilamana ia berhasil menampilkan keunikan yang dinilai penting oleh pembeli dan kuantitas baik pada produknya selain sekedar harga rendah”
Berkaca dengan melihat kondisi keunggulan daya saing industri roti unyil merek venus tersebut, maka untuk meningkatkan daya saing produk terhadap tingkat penjualan para pesaing industri roti lainnya maka setiap industri roti harus disokong oleh faktor-faktor pendukung lainnya yang dapat mendorong serta mendukung industri roti tersebut, oleh karena itu setiap pengelola industri roti diharapkan mampu memanfaatkan potensi lainyang ada dan menetapkan strategi yang efektif dan efisien agar industrinya terus dapat meningkat dan mampu berdaya saing dengan industri roti lainnya dalam jangka panjang. Khususnya dalam faktor yang paling berpengaruh kuat dalam perkembangan daya saing roti yaitu dengan adanya factor conditions seperti kompetensi pengusaha, factor strategy structure & rivarlry seperti strategi bersaing dalam diferensiasi, biaya, maupun fokus,factor demand conditions seperti permintaan produk dari konsumen, serta faktor related & supporting industryseperti pemasok bahan baku. Oleh karena itu perlu studi untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing yang dimiliki industri roti tersebut.
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul “ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI ROTI DI KOTA BOGOR”.
(17)
1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing industri roti di Kota Bogor. Dan dalam penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yakni dari beberapa faktor seperti kompetensi pengusaha, diferensiasi, permintaan, sertapemasok bahan baku.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana pengaruh kompetensi pengusaha terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor?
2) Bagaimana pengaruhdiferensiasi terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor?
3) Bagaimana pengaruh permintaan terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor?
4) Bagaimana pengaruh pemasok bahan baku terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1) Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pengusaha terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor.
2) Untuk mengetahui pengaruh diferensiasi terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor.
3) Untuk mengetahui pengaruh permintaan terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor.
4) Untuk mengetahui pengaruh pemasok bahan baku terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor.
1.4.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi mikro, khususnya terkait dengan daya saing industri roti di Kota Bogor.
(18)
2) Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran serta informasi mengenai analisis kompetensi pengusaha, diferensiasi, permintaan dan pemasok bahan bakudalam meningkatkan daya saing industri roti di Kota Bogor. Juga dapat memberikan masukan bagaimana suatu industri dapat meningkatkan daya saingnya.
1.5.Sistematika Penulisan
Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka perlu adanya struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
BAB I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi atau sistematika penulisan. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian, pentingnya masalah itu untuk diteliti, dan pendekatan untuk mengatasi masalah. Indentifikasi dan perumusan masalah menjelaskan tentang analisis dan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat kerja operasional. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi siswa, guru, peneliti sendiri dan bagi peneliti lain. Dan sistematika penulisan berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi mulai dari BAB I hingga BAB terakhir.
BAB II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berfunsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah dan tujuan. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Artinya, setelah hubungan variabel tersebut didukung oleh teori yang dirujuk, barulah hipotesis dapat dirumuskan. Oleh karena itu, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti.
(19)
BAB III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data penelitian.
BAB IV berisi penelitian dari analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tenang masalah penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian pustaka.
BAB V berisi tentang kesimpulan dan sasaran yang menyajikan tentang penafsiran dan pemaksanaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa butir demi butir hasil penelitian. Saran dapat ditujukkan kepada para praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.
Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian.
(20)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana daya saing sebagai variabel terikat, sedangkankompetensi pengusaha,diferensiasi,permintaan, dan pemasok bahan baku sebagai variabel bebas. Variabel tersebut merupakan objek dari penelitian ini. Adapun subjek dari penelitian ini yaitu para pengusaha industri rotiyang terdapat di lingkungan sekitar Kota Bogor.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian ini merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode survey eksplanatori (explanatory methode). Yaitu suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan pengujian hipotesis.
Adapun pengertian penelitian survey menurut Masri Singarimbun (1995:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Tujuan dari penelitian explanatory adalah untuk menjelaskan atau menguji hubungan antar variabel yang diteliti.
3.3 Populasi Dan Sampel 1.3.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitianya juga disebut studi populasi atau studi sensus.” Sedangkan
(21)
menurut Sugiyono (2009: 57) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Administrasi menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.” Sedangkan menurut TPPS(Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi Program Ekonomi Koperasi UPI) (2003:5) “Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang diteliti.”
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dan berdasarkan pra penelitian yang telah dilkaukan, maka yang menjadi populasi dalam penelitian adalah para pengusaha industri roti di Kota Bogor yang berjumlah 26 pengusaha roti.
1.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Jadi tidak perlu untuk meneliti secara keselurahan populasi jika karakteristik dari sampel sudah mewakili terhadap populasinya. Untuk menentukan berapa ukuran sampel, maka peneliti harus melakukan penarikan sampel.
Banyaknya sampel yang akan diteliti menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 120) didasarkan atas :
“… pengambilan sampel tergantung setidak-tidaknya dari besarnya : (1)Besarnya kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan dana.
(2)Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena menyangkut banyak dan sedikitnya data.
(3)Besar kecilnya resiko yang ditanggung.” Selanjutnya apabila populasinya lebih dari 100, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20 - 25% tergantung kemampuan peneliti.
Berdasarkan pendapat tersebut, karena total populasi berjumlah kurang dari 100 yaitu sebanyak 30 pengusaha industri roti di Kota Bogor. Maka yang menjadi sampel yaitu populasi itu sendiri yaitu sebanyak 26 orang pengusaha roti di Kota Bogor.
(22)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hal ini karena populasi yang terbatas maka penarikan sampel ditiadakan. „„Sampel seperti ini sering disebut sebagai sampel total/sampel jenuh, yaitu sampel yang jumlahnya sebesar populasi.“ (Winarno Surakhmad, 1998 : 100)
Tabel 3.1
Sampel Industri Roti di Kota Bogor
No. Perusahaan Alamat
1 Evie Boy Gang Tirta 1 Kebon Kalapa Bogor Tengah 2 Singapore Bakery Jln. Roda No. 94 Bogor Timur
3 Mungil Jln. Sedap Malam 2 No. 17 Bogor
4 De Paris Jln. Suryakencana No. 229 Sukasari Bogor Timur 5 Venus Jln. Siliwangi No. 27 A Sukasari Bogor Timur 6 Roti.Co Jln. Raya Ciomas Bukit Asri No. 32 Bogor 7 Bogor Aroma Bakery Jln. Pandu Raya No. 136 Bogor
8 Bogor Permai Jln. Jendral Sudirman 23 A Pabaton Bogor Tengah 9 Edy's Bakery Jln. Kedunghalang No. 26 RT. 6/3 Bogor Utara 10 Michelle Bakery Jln. Raya Pajajaran No. 14 Bogor Selatan 11 PT. Ramayana Lestari Plaza Jambu 2 Bogor Utara
12 SAE Jln. Kecubung 13 Bogor Tengah
13 Barkah Jln. Fakultas RT. 6/4 Tegal Gundil Bogor Utara 14 Sukses Bakery Gang Besi RT. 2/11 Kebon Pala Bogor Tengah 15 Delicieus Jln. Mawar 18/22 Menteng Bogor Barat
16 PT. Mustika Citra Rasa Jln. Raya Pajajaran No. 7 Baranangsiang Bogor Timur 17 Jumbo Bakery Jln. Raya Pajajaran 3P No.8 Baranangsiang Bogor Timur 18 Bambi Jln. Sawo Jajar 12/12 Bogor Tengah
19 Virta's Cake Jln. Sukasari I/16 Sukasarai Bogor Timur 20 Bogasari Jln. Pajajaran No. 3 Bogor Selatan
21 Shany Bakery Jln. Pahlawan 69 Bondongan Bogor Selatan
22 Manis Bakery Kp. Warga Luju RT. 4/4 Barangsiang Bogor Timur 23 Surya Bakery Kp. Ciburial RT. 4/4 Baranangsiang Bogor Timur 24 Dwi Rambo Kp. Kutajaya RT 4/11 Bogor Selatan
25 Dwi Kandi Jln. Pamoyanan No. 215 Bogor Selatan 26 Tan Tjoan Jln. Siliwangi Bogor Tengah
Sumber : DEPERINDAG KOTA BOGOR
3.4 Operasional Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasai variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator
(23)
penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian secara rinci diuraikan pada tabel 3.2 dibawah ini :
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Konsep Variabel Indikator Sumber Data Skala
Variabel Dependen
Efisiensi dan efektivitas yang memiliki sasaran yang tepat dalam menentukkan arah dan hasil sasaran yang ingin dicapai meliputi tujuan akhir dan proses pencapaian akhir dalam menghadapi persaingan Daya Saing (Y) Kemampuan perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar.
Data diperoleh dari responden mengenai: a. Besarnya pangsa
pasar yang diperoleh
perusahaan dalam persentase. b. Besarnya pangsa
pasar didapatkan dari jumlah volume penjualan perusahaan sejenis dibagi total penjualan perusahaan sejenis dikalikan 100%. Interval Variabel Independen Kecakapan, kemampuan, keahlian, maupun pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pengusaha dalam melakukan suatu
pekerjaannya untuk memperoleh keunggulan
bersaing yang baik
Kompetensi Pengusaha (X1) Kompetensi pengusaha ini dimiliki perusahaanyang meliputi aspek: a.Technical competence b.Marketing competence
Skor diperolah dari jawaban responden mengenai kompetensi pengusaha yang meliputi:
a.Menguasai prosedur dan teknik dalam proses produksi b.Menguasai peralatan yang digunakan dalam proses produksi c.Menggunakan teknik penjualan dalam memasarkan barang hasil Ordinal
(24)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu c.Financial competence d. Human relation competence produksi d.Memiliki kemampuan mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat e.Memiliki kemampuan mengelola keuangan secara efektif dan efisien, memimpin, memerintah dan menggerakan orang lain
f. Berkomunikasi secara efektif dengan pekerja g.Memotivasi pekerja h.Mengarahkan
pekerja sesuai dengan bagian dan tanggung jawab
Tindakan merancang seperangkat
perbedaan yang bermakna dalam tawaran
perusahaan
melalui modifikasi produk agar menjadi lebih menarik.
Diferensiasi (X2 )
Jumlah variasi bentuk produk
Data diperoleh dari jawaban responden mengenai banyaknya
produk yang
dihasilkan dalam jangka waktu satu bulan terakhir
Interval
Faktor dimana adanya sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan (X3) Jumlah permintaan atau pembelian konsumen terhadap produk yang dihasilkan
Data diperoleh dari responden, tentang jumlah banyaknya pembelian roti, dilihat dari presentase tingkat pembelian pada satu
(25)
tahun terakhir.
Industri yang mendukung suatu produk yang dihasilkan oleh industri inti dengan cara memasok bahan baku baik bahan mentah maupun bahan setengah jadi kepada industri inti
Pemasok Bahan Baku
(X4)
Keterkaitan industri inti dengan pemasok bahan baku.
Data diperoleh dari responden dari mengenai intensitas pertukaran informasi dan kerjasama pengusaha inti denan pemasok bahan baku yang berkualitas.
Ordinal
3.5 Sumber Dan Jenis Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
a) Para pengusaha roti di Kota Bogor. b) Referensi studi pustaka.
Sedangkan jenis data yang dgunakan adalah dalam penelitian ini adalah : 1) Data primer yang diperoleh secara langsung dari para pengusaha roti, alat
yang dilakukan melalui kuesioner/angket dan wawancara.
2) Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) serta dari Internet dan kajian pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan dalam analisis anggapan dasar dan hipotesis karena teknik-teknik tersebut dapat menentukan lancar tidaknya suatu proses penelitian. Pengumpulan data diperlukan untuk
(26)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menguji anggapan dasar dan hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel dalam penelitian.
2) Wawancara, komunikasi langsung dengan sumber data dalam hal ini para pengusaha industi roti.
3.7 Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang kompetensi pengusaha, diferensiasi, permintaan, pemasok bahan baku dan daya saing.
Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh kompetensi
pengusaha, diferensiasi, permintaan dan pemasok bahan baku terhadap daya saing.
2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu para pengusaha roti di Kota Bogor.
3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. 4) Memperbanyak angket.
5) Menyebarkan angket.
6) Mengelola dan menganalisis hasil angket.
Agar hipotesis yang telah dirumuskan dapat diuji maka diperlukan pembuktian melalui pengolahan data yang telah terkumpul. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada yang berupa data ordinal berupakompetensi pengusaha, dan pemasok bahan bakuserta data interval berupa diferensiasi,
(27)
permintaan, dan daya saing. maka terlebih dahulu data yang bersifat ordinal ditingkatkan menjadi data yang sifatnya interval dengan menggunakan metode MSI (Method Succesive Interval).
Selanjutnya agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap angket yang diberikan kepada responden dilakukan 2 (dua) macam tes, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.
1.7.1 Tes Validitas
Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya tes tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus (Suharsimi Arikunto, 2010:170):
√
Dengan menggunakan taraf signifikan
= 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden. Jika rhitung > r 0,05 dikatakanvalid, sebaliknya jika rhitung r0,05 tidak valid.Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya, (Riduwan, 2004: 217).
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)
1.7.2 Uji Reliabilitas
Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam
(28)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.
Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha dari Cronbach sebagaimana berikut(Suharsimi Arikunto, 2010: 171):
[ ] [ ] Dimana; r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal
n2 = Jumlah varians butir
t2 = varians total
Kriteria pengujiannya adalah jika rhitung lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikansi pada
= 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka instrument tidak reliabel.3.8 Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis 3.8.1 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi preferensi konsumen.
Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0.0.1 dan SPSS 16. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pemilihan model fungsi regresi. Apakah akan menggunakan regresi model linier atau model log-linier. Dalam penelitian ini digunakan metode Mackinnon, White dan Davidson (metode MWD) untuk memilih model yang paling cocok.
Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari
(29)
LNY = β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4 + e
dugaan sementara digunakan model Persamaan Regresi Log Linier (Semilog), sebagai berikut:
Dimana :
LNY = Daya Saing β0 = Konstanta Regresi β1 = Koefisien Regresi X1 β2 = Koefisien Regresi X2 β3 = Koefisien Regresi X3 β4 = Koefisien Regresi X4 X1 = Kompetensi Pengusaha X2 = Diferensiasi
X3 = Permintaan X4 = Pemasok Bahan Baku e = Faktor pengganggu
Dalam penelitian ini akan dikemukakan beberapa pengujian data yang akan dilakukan dengan uji regresi.
Uji ini disebut juga koefisien regresi yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan atau distribusi variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya dalam fungsi yang bersangkutan. Besarnya nilai R kuadrat diantara nol dan satu. Jika nilainya semakin mendekati satu, maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara variabel bebas dan variabel terikat semakin dekat pula.
Parameter persamaan regresi log linier berganda dapat ditaksir dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa atauordinary least square (OLS). Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesa yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar tiga asumsi klasik yang mendasari model regresi log linier berganda. Ketiga asumsi tersebut adalah :
(1) Tidak terdapat multikolinear antara variabel independen, artinya apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolineritas dilakukan dengan cara melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Pedoman untuk
(30)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menentukan model regresi bebas multikolinier adalah; mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1, mempunyai angka Tolerance mendekati 1.
(2) Tidak terjadi autokorelasi, artinya tidak ada korelasi antara variable penganggu. Mendeteksi autokorelasi dapat dilihat dari besaran Durbin-Watson. Secara umum diambil patokan :
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif b. Angka D-W di antara –2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
(3) Tidak terdapat heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas terjadi jika variansnya berbeda. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas
Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan agar dapat diketahui sifat distribusi dari data penelitian, dengan demikian diketahui normal tidaknya sebaran data yang bersangkutan. Pengujiannya menggunakan alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer SPSS 16. Menurut buku Singgih Santoso (2012:232) mengatakan data yang berdistribusi normal jika pada grafik histogram mengikuti bentuk bel (lonceng). Dari grafik terlihat sebaran data mempunyai kurva yang dapat dianggap berbentuk lonceng. Karena itu error model regresi dapat dikatakan berdistribusi normal. Dan selain itu dapat dideteksi melalui grafik normal P-P plot of regression standardized residual yang dapat dilihat melalui penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
(31)
2) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel bebas antara satu variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antara sesamanya sama dengan nol. Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan Multikolinearitas dalam model regresi OLS (Yana Rochmana, 2010:143-148), yaitu:
1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi (biasanya berkisar 0,7–1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas. 2) Korelasi parsial antarvariabel independen. Dengan menghitung koefisien
korelasi antarvariabel independen. Apabila koefisiennya rendah, maka tidak terdapat multikolinearitas, sebaliknya jika koefisiennya antarvariabel independen (X) itu koefisiennya tinggi (8,0-1,0) maka diduga terdapat multikoliniearitas.
3) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu variabel independen lainnya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Uji Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitungdan korelasi parsial antarvariabel independen dengan bantuan SoftwareEviews 7.
Apabila terjadi Multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010: 149-154) disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Tanpa ada perbaikan 2) Dengan perbaikan:
a) Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori). b) Menghilangkan salah satu variabel independen.
c) Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series. d) Transformasi variabel.
(32)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu e) Penambahan data.
3) Heteroskedastisitas (Heteroskedasticity)
Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variable-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan δ2
. inilah yang disebut sebagai asumsi heterokedastisitas (Gujarati, 1995:177).
Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan atau varian yang sama. Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
a) Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.
b) Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas (Yana Rochmana : 161-183), yaitu sebagai berikut :
1) Metode informal (grafik), kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :
a) Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas. b) Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka
pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).
(33)
3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut variabel pengganggu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk, diantaranya:
4) Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test.) Koefisien korelasi rank spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas berdasarkan rumusan berikut :
1 n n d 6 -1 rs 2 2 1 Dimana :d1= perbedaan setiap pasangan rank n = jumlah pasangan rank
5) Metode Goldfeld-Quandt. Metode ini meliputi perhitungan 2 regresi. Regresi pertama merupakan kelompok data yang diduga mempunyai varian residual yang tinggi. Jika varian residual setiap kelompok hampir sama maka diduga varian residual mempunyai karakteristik homoskedastisitas. Namun jika varian residual menunjukkan trend yang menaik maka model mengandung heteroskedastisitas.
6) Metode Breusch Pagan Godfrey. Metode ini mengembangkan model yang tidak memerlukan penghilangan data c dan pengurutan data, sebagai alternatif dari metode Golgfeld-Quandt.
7) Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Ini dilakukan dengan membandingkan χ2hitung dan χ2
tabel, apabila χ2hitung> χ2tabel maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi heterokedasitas diterima, dan sebaliknya apabila χ2
hitung < χ2tabel maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi heterokedasitas ditolak. Dalam metode White selain menggunakan nilai χ2
hitung, untuk memutuskan apakah data terkena heteroskedasitas, dapat digunakan nilai probabilitas Chi Squares yang merupakan nilai probabilitas uji White. Jika probabilitas
(34)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Chi Squares <α, berarti Ho ditolakjika probabilitas Chi Squares >α, berarti Ho diterima.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode park dan metode glejser dengan bantuan SoftwareEviews 7.Dilakukan pengujian dengan menggunakan metode park test, yaitu dengan menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaitan nilai-nilai variabel bebas dengan nilai-nilai taksiran variabel pengganggu yang dikuadratkan.
Apabila terjadi Heteroskedastisitas menurut Yana Rohmana (2010: 184-188) disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara perbaikan sebagai berikut :
a) Jika varian dan residual diketahui, maka heteroskedastisitas dapat diatasi dengan metode Weighted Least Square (WLS) atau Kuadrat Terkecil Tertimbang.
b) Jika varian tidak diketahui, maka heterokedastisitas dapat diatasi dengan metode White dan atau metode transformasi.
4) Autokorelasi (autocorrelation)
Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lain. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang lain (Agus Widarjono, 2005:177).
Akibat adanya autokorelasi adalah:
a) Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.
b) Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.
c) Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien), sehingga koesisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.
(35)
d) Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tetap digunakan maka kesimpulan yang diperoleh salah.
Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi, pada pengujian asumsi autokorelasi menurut (Yana Rochmana : 194-201)dapat diuji melalui beberapa cara di bawah ini:
1) Uji Durbin Watson (D-W). Uji D-W merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi. Jika digambarkan akan terlihat seperti pada gambar dibawah ini :
Autokorelasi
positif Ragu-ragu Tidak ada
Autokorelasi Ragu-ragu
Autokorelasi negatif
0 dL du 4-du 4-dL 4
Gambar 3.1
Statistik Durbin – Watson d
Dari aplikasi gambar diatas dapat ditabelkan seperti dibawah ini :
Tabel 3.3
Uji Statistik Durbin – Watson d
Nilai Statistik d Hasil
0 < d < dL dL< d < du du< d < 4 – du 4 – du< d < 4 – dL
4 – dL< d < 4
Menolak hipotesis nol ; ada autokorelasi positif Daerah keragu-raguan ; tidak ada keputusan Menerima hipotesis nol ; tidak ada autokorelasi positif/negatif
Daerah keragu-raguan ; tida ada keputusan Menolak hipotesis nol ; ada autokorelasi positif 2) Uji Breusch-Godfrey (uji BG). Nama lain uji BG ini adalah uji
lagrange-multiplier (uji LM) atau (pengganda lagrange).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Uji Breusch-Godfrey (uji BG)dan Uji Durbin Watson (Uji DW) dengan bantuan SoftwareEviews 7.
(36)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis statistika sifatnya kuantitatif, jadi setiap hipotesis yang dimaksud harus dinyatakan dengan angka-angka. Dalam pengujian hipotesis menggunakan data sampel bisa dengan menggunakan dua sisi atau satu sisi. Uji hipotesis dua sisi dipilih jika tidak mempunyai dugaan kuat atau dasar teori yang kuat dalam penelitian, sebaliknya uji hipotesis satu sisi jika peneliti mempunyai landasan teori atau dugaan yang kuat. Dan pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis satu sisi karena memiliki dugaan yang kuat dan telah jelas hubungan antara pengaruh X dan LNY, apakah positif atau negatif.
Adapun hipotesis nul dan hipotesis alternative dapat dinyatakan sebagai berikut :
Hipotesis untuk Xi
Kompetensi pengusaha, diferensiasi, permintaan, dan pemasok bahan baku berpengaruh positif terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor
Uji Hipotesis satu arah :
H0 : β1≤ 0, variabel Xi tidak berpengaruh terhadap LNY Ha : β1> 0, variabel Xi berpengaruh terhadap LNY Dimana i = X1, X2, X3, dan X4
1) Pengujian Secara Parsial (Uji t )
Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:
Ho : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel LNY, dimana i = X1, X2, X3, X4.
Hi : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel LNY, dimana i = X1, X2, X3, X4.
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan rumus: t =
Se
; i = X
1, X2, X3, X4. Kaidah keputusan:
(37)
Tolak Ho jika t hit> t tabel, dan terima Ho jika t hit< t tabel.
2) Pengujian Secara Serempak (Uji F )
Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:
Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap LNY, dimana i = X1, X2, X3, X4.
Hi : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap LNY, dimana i = X1, X2, X3, X4.
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji F dengan rumus :
Fk-1, n-k =
=
1 R
n k
) 1 (k R2 2
(Sudjana, 1996:385) Kaidah keputusan;
Tolak Ho jika Fhit > F tabel:
(Pengaruh bersama antara variabel bebas secara kesuluruhan terhadap variabel terikat adalah signifikan)
Terima Ho jika F hit< F tabel:
(Pengaruh bersama antara variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat adalah tidak signifikan)
3) Koefisien Determinasi
Menurut Gujarati (1995:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X.
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana perubahan variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebasnya, untuk menguji hal ini digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
(38)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu R2 =
=
2 2
y y
y i yˆ
i (Agus Winarjono, 2005:39)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(39)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan tentang pengaruh kompetensi pengusaha, diferensiasi, permintaan, dan pemasok bahan baku terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kompetensi pengusaha berpengaruh terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor. Artinya, semakin tinggi kompetensi pengusaha maka akan semakin tinggi pulatingkat daya saingnya.
2. Diferensiasi berpengaruh positif terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor. Artinya, semakin tinggi tingkat diferensiasinya maka semakin tinggi pula tingkat daya saingnya.
3. Permintaan berpengaruh positif terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor. Artinya, semakin tinggi tingkat permintaan maka semakin tinggi pula tingkat daya saingnya.
4. Pemasok bahan baku tidak berpengaruh terhadap daya saing industri roti di Kota Bogor. Artinya, semakin tinggi atau rendahnya tingkat pemasok bahan baku maka tidak akan mempengaruhi semakin tinggi atau pun rendahnya tingkat daya saingnya.
5.2Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis rekomendasikan adalah sebagai berikut :
1. Kompetensi pengusaha berpengaruh terhadap daya saing. Maka dari itu harus dilakukan peningkatan pengelolaan kompetensi pengusaha agar dapat meningkatkan keunggulan bersaingnya dan berimbas pada daya saya saingnya pun akan bisa semakin meningkat. Namun, selain itu para pengusaha roti harus dapat mencari alternatif lain seperti mengelola
(40)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kompetensi sumber daya manusia (tenaga kerja) dengan baik, agar tercapai efisiensi produksi agar pangsa pasar (daya saing) dapat tercapai.
2. Diferensiasi berpengaruh positfi terhadap daya saing, maka para pegusaha harus dapat lebih memperbanyak diferensiasi produknya agar dapat lebih mengembangkan pangsa pasarnya (daya saing).
3. Permintaan berpengaruh positif terhadap daya saing, maka dari itu para pengusaha roti harus dapat menciptakan permintaan dengan cara meningkatkan kualitas dengan inovasi-inovasi baru dari produk rotinya maupun dari segi harganya agar dapat menarik minat para konsumen untuk dapat membeli.
4. Pemasok bahan baku tidak berpengaruh terhadap daya saing.Hal ini dikarenakan, setiap industri roti yang masih berskala pangsa pasar rendah. Maka dari itu, diharapkan untuk meningkatkan skala produksinya agar kelak dapat melakukan kerja sama dengan pemasok bahan baku guna menunjang ketersediaan stok bahan baku yang lebih baik. Hal tersebut dilakukan agar dalam penggunaan bahan baku mencapaikeefisienan dalam pemakaiannya.
(41)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Gaspersz, Vincent. (2003). Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Gramedia. Gujarati, Damodar. (1995). Ekonometrika Dasar. Penerbit : Erlangga Jakarta. Hady, Hamdy. (2009). Ekonomi Internasional : Teori dan Kebijakan
Perdagangan Internasional. Bogor : Ghalia Indonesia
Hartarto, Airlangga. (2004). Strategi Clustering dalam Industrialisasi Indonesia. Yogyakarta : Andi
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Jakarta : Balai Pustaka
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta : PT. Indeks.
Krugman, R. Paul. dan Maurice Obstfeld. (1999). Ekonomi Internasional :Teori dan Kebijakan. Jakarta : Rajawali Pers.
Laporan Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun 2012.
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3S.
Muhaimin. (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Porter, Michael E. (1994). Keunggulan Bersaing: Menciptakan Dan Mempertahankan Kinerja Unggulan.Jakarta Barat : Binarupa Aksara. Primiana, Ina. (2009). Menggerakkan Sektor Riil UKM & Industri. Bandung :
Alfabeta
Riduwan. (2004). Dasar-dasar Statistika. Badung : Alfabeta.
Robbins, Stephen P. (2001). Teori Organisasi, Struktur Desain dan Aplikasi. Jakarta:Arcan.
(42)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI. Santoso, Singgih. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo
Samuelson, P.A. dan William D.N. (1997). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Erlangga.
Sudjana. (1996). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito : Bandung.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Sukirno, S. (1998). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sumiharjo, Tumar. (2008). Daya Saing Berbasis Potensi Daerah. Bandung : Puskomedia.
Surakhmad, Minarno. (2003). Pengantar Interaksi Belajar, Dasar, dan Teknik Metodelogi Pengajaran. Bandung : Tarsito
Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat.
Prawirosentono, Suyadi. (2002). Pengantar Bisnis Modern. Studi Kasus Indonesia dan Analisis Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Tambunan, Tulus. (2002). Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Tulus TH Tambunan. (2001). Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tulus TH Tambunan. (2011). Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang Kasus Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Warren, J, Keegan. (1995). Global Marketing Management. New Jersey : Prentice Hall Inc.
Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrik, Teori dan Aplikasinya Edisi Pertama. Yogyakarta : Ekonisia.
Zuhal. (2008). Kekuatan Daya Saing Indonesia : Mempersiapkan Masyrakat Berbasis Pengetahuan. Jakarta : Kompas
(43)
Sumber Skripsi Terkait
Aryanti, Santy. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing Ekspor Industri Tekstil Dan Produk Tekstil (TPT) Di Indonesia Periode 1989-2008. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI Bandung : tidak diterbitkan. Fitriyani,Yuli (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing
Industri Kecil Menengah Makanan dan Minuman Berdasarkan Porter’s Diamond Model di Kota Sukabumi. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Nurjannah, Ully Aulifah (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Industri Kecil. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI Bandung : tidak diterbitkan. Nurtirtariani, Risda. (2010) Pengaruh Kompetensi Pengusaha Dan Strategi
Bersaing Terhadap Daya Saing Industri Kecil Konveksi Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Jurnal
Aisyah, Mimin Nur. (2007). “Peran Strategi, Sumber Daya Serta Perubahan Teknologi dan Lingkungan Terhadap Penciptaan Keunggulan Kompetitif
yang Berkesinambungan”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Volume 4
Nomor 1. [Online]
Tersedia : http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/view/620/477 [14 April 2013]
Widajanti, Erni. (2008). “Peran Teknologi Informasi Untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif”. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Volume 6 Nomor 1 Halaman 60-71. [Online]
Tersedia :
http://ejournal.unisridigilib.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/133/103 [14 April 2013]
Sumber Lain
Daryanto, Arief. Posisi Daya Saing Pertanian Indonesia dan Upaya Peningkatannya. [Online]
Tersedia: http://ariefdaryanto.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/MU_Arief.pdf [5 April 2013]
(44)
Atik Dwi Larasati, 2013
Analisis Daya Saing Industri Roti Di Kota Bogor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Devinata Juwita P. dkk. (2010).Analisis Daya Saing Klaster dengan Pendekatan Dinamika Sistem (Studi Kasus : Industri Pengolahan Pelumas Dijawa Timur). [Online]
Tersedia : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10674-Paper.pdf [14 April 2013]
KADIN INDONESIA. (2012). Daya Saing Buruh Perlu Ditingkatkan. [Online] Tersedia : http://www.kadin-indonesia.or.id [5 April 2013]
Outlook Ekonomi Indonesia 2008 dan BAPPENAS Blog. [Online] Tersedia : http://www.bappenas.go.id/blog/?s=daya+saing+indonesia+2009.
[5 Aril 2013]
Mangkusubroto, Kuntoro, Dr. Ir. (2011). Nilai Tambah : Faktor Pendongkrak Daya Saing. No. 51. [Online]. Tersedia http://www.pii.or.id[5 April 2013] Mubaroq, Jamil. Laporan Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis Perencanaan Strategi
Dalam Meningkatkan Daya Saing Roti Go. [Online] Tersedia:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1& cad=rja&ved=0CDMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fresearch.amikom.ac.id %2Findex.php%2FKIM%2Farticle%2Fdownload%2F3316%2F1653&ei=8 X9qUbXSLc7irAeO9YGgDA&usg=AFQjCNE6Kwvk5iU_7_Q46jzAlFL2 LudCCA&sig2=XRLnbW6PBLUIsKtQSWLqag&bvm=bv.45175338,d.bm k [5 April 2013]
Reza,Fahrezi.(2012).Diferensiasi.http://fahrezirezart.blogspot.com/2012/10/defere nsiasi-diferensiasi-menurut.html. [27 Oktober 2013]
Suryana. Mendongkrak Keunggulan Bersaing. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. [Online]
Tersedia: :
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1& cad=rja&ved=0CDMQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirekt ori%2FFPEB%2FPRODI._MANAJEMEN_FPEB%2F196006021986011-SURYANA%2FFILE_8.pdf&ei=T4BqUYKaK4iMrQedwIHQBw&usg=AF QjCNEKSxpitSBVt1LwBB7GliaLS0lajA&sig2=vqCu8TQinixYpZiaC9lL2 g&bvm=bv.45175338,d.bmk [12 April 2013]
Widya Astutik dkk. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kluster UMKM Alas Kaki di Kota Bogor yang Berdaya Saing. [Online]
(45)
Tersedia:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2& cad=rja&ved=0CDsQFjAB&url=http%3A%2F%2Fjma.mb.ipb.ac.id%2Fup loads%2Fdoc%2F25November2010_Jurnal_vol_7_No._1_Maret_2010_(2). doc&ei=0YFqUbyXDYHNrQea34HACA&usg=AFQjCNHGw_l9zIuc3lJts VaujZYdeniusw&sig2=Kp06LO8wgr5J6Qzthz31vg&bvm=bv.45175338,d. bmk [14 April 2013]
Yana Rohmana. (2007). Production Fragmentation and International Trade. PPT 52 slide.
(1)
106
Atik Dwi Larasati, 2013
kompetensi sumber daya manusia (tenaga kerja) dengan baik, agar tercapai efisiensi produksi agar pangsa pasar (daya saing) dapat tercapai.
2. Diferensiasi berpengaruh positfi terhadap daya saing, maka para pegusaha harus dapat lebih memperbanyak diferensiasi produknya agar dapat lebih mengembangkan pangsa pasarnya (daya saing).
3. Permintaan berpengaruh positif terhadap daya saing, maka dari itu para pengusaha roti harus dapat menciptakan permintaan dengan cara meningkatkan kualitas dengan inovasi-inovasi baru dari produk rotinya maupun dari segi harganya agar dapat menarik minat para konsumen untuk dapat membeli.
4. Pemasok bahan baku tidak berpengaruh terhadap daya saing.Hal ini dikarenakan, setiap industri roti yang masih berskala pangsa pasar rendah. Maka dari itu, diharapkan untuk meningkatkan skala produksinya agar kelak dapat melakukan kerja sama dengan pemasok bahan baku guna menunjang ketersediaan stok bahan baku yang lebih baik. Hal tersebut dilakukan agar dalam penggunaan bahan baku mencapaikeefisienan dalam pemakaiannya.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Gaspersz, Vincent. (2003). Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Gramedia. Gujarati, Damodar. (1995). Ekonometrika Dasar. Penerbit : Erlangga Jakarta. Hady, Hamdy. (2009). Ekonomi Internasional : Teori dan Kebijakan
Perdagangan Internasional. Bogor : Ghalia Indonesia
Hartarto, Airlangga. (2004). Strategi Clustering dalam Industrialisasi Indonesia. Yogyakarta : Andi
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Jakarta : Balai Pustaka
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta : PT. Indeks.
Krugman, R. Paul. dan Maurice Obstfeld. (1999). Ekonomi Internasional :Teori
dan Kebijakan. Jakarta : Rajawali Pers.
Laporan Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun 2012.
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3S.
Muhaimin. (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Porter, Michael E. (1994). Keunggulan Bersaing: Menciptakan Dan
Mempertahankan Kinerja Unggulan.Jakarta Barat : Binarupa Aksara.
Primiana, Ina. (2009). Menggerakkan Sektor Riil UKM & Industri. Bandung : Alfabeta
Riduwan. (2004). Dasar-dasar Statistika. Badung : Alfabeta.
Robbins, Stephen P. (2001). Teori Organisasi, Struktur Desain dan Aplikasi. Jakarta:Arcan.
(3)
108
Atik Dwi Larasati, 2013
Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI. Santoso, Singgih. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo
Samuelson, P.A. dan William D.N. (1997). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Erlangga.
Sudjana. (1996). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Tarsito : Bandung.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Sukirno, S. (1998). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sumiharjo, Tumar. (2008). Daya Saing Berbasis Potensi Daerah. Bandung : Puskomedia.
Surakhmad, Minarno. (2003). Pengantar Interaksi Belajar, Dasar, dan Teknik
Metodelogi Pengajaran. Bandung : Tarsito
Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat.
Prawirosentono, Suyadi. (2002). Pengantar Bisnis Modern. Studi Kasus Indonesia
dan Analisis Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Tambunan, Tulus. (2002). Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Tulus TH Tambunan. (2001). Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan
Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tulus TH Tambunan. (2011). Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang
Kasus Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Warren, J, Keegan. (1995). Global Marketing Management. New Jersey : Prentice Hall Inc.
Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrik, Teori dan Aplikasinya Edisi Pertama. Yogyakarta : Ekonisia.
Zuhal. (2008). Kekuatan Daya Saing Indonesia : Mempersiapkan Masyrakat
(4)
Sumber Skripsi Terkait
Aryanti, Santy. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing
Ekspor Industri Tekstil Dan Produk Tekstil (TPT) Di Indonesia Periode 1989-2008. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Fitriyani,Yuli (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Industri Kecil Menengah Makanan dan Minuman Berdasarkan Porter’s
Diamond Model di Kota Sukabumi. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI
Bandung : tidak diterbitkan.
Nurjannah, Ully Aulifah (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing
Industri Kecil. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Nurtirtariani, Risda. (2010) Pengaruh Kompetensi Pengusaha Dan Strategi
Bersaing Terhadap Daya Saing Industri Kecil Konveksi Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI
Bandung : tidak diterbitkan. Jurnal
Aisyah, Mimin Nur. (2007). “Peran Strategi, Sumber Daya Serta Perubahan
Teknologi dan Lingkungan Terhadap Penciptaan Keunggulan Kompetitif
yang Berkesinambungan”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Volume 4
Nomor 1. [Online]
Tersedia : http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/view/620/477 [14 April 2013]
Widajanti, Erni. (2008). “Peran Teknologi Informasi Untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif”. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Volume 6 Nomor 1 Halaman 60-71. [Online]
Tersedia :
http://ejournal.unisridigilib.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/133/103 [14 April 2013]
Sumber Lain
Daryanto, Arief. Posisi Daya Saing Pertanian Indonesia dan Upaya
Peningkatannya. [Online]
Tersedia: http://ariefdaryanto.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/MU_Arief.pdf [5 April 2013]
(5)
110
Atik Dwi Larasati, 2013
Devinata Juwita P. dkk. (2010).Analisis Daya Saing Klaster dengan Pendekatan
Dinamika Sistem (Studi Kasus : Industri Pengolahan Pelumas Dijawa Timur). [Online]
Tersedia : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10674-Paper.pdf [14 April 2013]
KADIN INDONESIA. (2012). Daya Saing Buruh Perlu Ditingkatkan. [Online] Tersedia : http://www.kadin-indonesia.or.id [5 April 2013]
Outlook Ekonomi Indonesia 2008 dan BAPPENAS Blog. [Online] Tersedia : http://www.bappenas.go.id/blog/?s=daya+saing+indonesia+2009.
[5 Aril 2013]
Mangkusubroto, Kuntoro, Dr. Ir. (2011). Nilai Tambah : Faktor Pendongkrak
Daya Saing. No. 51. [Online]. Tersedia http://www.pii.or.id[5 April 2013]
Mubaroq, Jamil. Laporan Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis Perencanaan Strategi
Dalam Meningkatkan Daya Saing Roti Go. [Online]
Tersedia:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1& cad=rja&ved=0CDMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fresearch.amikom.ac.id %2Findex.php%2FKIM%2Farticle%2Fdownload%2F3316%2F1653&ei=8 X9qUbXSLc7irAeO9YGgDA&usg=AFQjCNE6Kwvk5iU_7_Q46jzAlFL2 LudCCA&sig2=XRLnbW6PBLUIsKtQSWLqag&bvm=bv.45175338,d.bm k [5 April 2013]
Reza,Fahrezi.(2012).Diferensiasi.http://fahrezirezart.blogspot.com/2012/10/defere nsiasi-diferensiasi-menurut.html. [27 Oktober 2013]
Suryana. Mendongkrak Keunggulan Bersaing. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. [Online]
Tersedia: :
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1& cad=rja&ved=0CDMQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirekt ori%2FFPEB%2FPRODI._MANAJEMEN_FPEB%2F196006021986011-SURYANA%2FFILE_8.pdf&ei=T4BqUYKaK4iMrQedwIHQBw&usg=AF QjCNEKSxpitSBVt1LwBB7GliaLS0lajA&sig2=vqCu8TQinixYpZiaC9lL2 g&bvm=bv.45175338,d.bmk [12 April 2013]
Widya Astutik dkk. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengembangan Kluster UMKM Alas Kaki di Kota Bogor yang Berdaya Saing. [Online]
(6)
Tersedia:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2& cad=rja&ved=0CDsQFjAB&url=http%3A%2F%2Fjma.mb.ipb.ac.id%2Fup loads%2Fdoc%2F25November2010_Jurnal_vol_7_No._1_Maret_2010_(2). doc&ei=0YFqUbyXDYHNrQea34HACA&usg=AFQjCNHGw_l9zIuc3lJts VaujZYdeniusw&sig2=Kp06LO8wgr5J6Qzthz31vg&bvm=bv.45175338,d. bmk [14 April 2013]
Yana Rohmana. (2007). Production Fragmentation and International Trade. PPT 52 slide.