KONTRIBUSI KOMPETENSI DAN MOTIVASI GURU TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN MOTORIK DI TK SE KOTA CIMAHI.

(1)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONTRIBUSI KOMPETENSI DAN MOTIVASI GURU

TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN MOTORIK

DI TK SE KOTA CIMAHI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh

Erwin Kustyawatiningsih NIM. 1102574

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DI TK SE KOTA CIMAHI

Oleh

Erwin Kustyawatiningsih

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Olahraga

erwinkustyawati@ymail.com Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Kontribusi Kompetensi Dan Motivasi Guru Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran Motorik di TK Se Kota Cimahi” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,

Erwin Kustyawatiningsih NIM.1102574


(4)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembimbing 1

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002

Pembimbing 2

Dr. H. Yudha M Saputera, M.Ed NIP. 196303121989011002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002


(5)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Contribution Of Competence And Motivation Teachers On The Quality Of Motor Learning Services In Kindergarten All Cimahi City

Erwin Kustyawatiningsih

Based on its problem, competence and motivation Kindergartens teachers with has been found by the writer is very inadeguate, as long as we review from the main objectives that learning in Kindergarten particularly in the motor learning can explore the potential of children in order to get the maximum potential of motor movement. Problem in the process of education in Kindergarten which is closely relation to the motor learning, which is less than the maximum due to limited knowledge of teachers in the motor learning, this can be offset by motivation of the teachers in the learning activites. Motivation is very important because it is one factor the must be owned by a Kindergarten teachers, so that students become more increased activity of learning. So the anthors are interested in knowing how big contribution competence and motivation teachers on the uality of motor learning services in Kindergarten all Cimahi City is.

The hypothesis of this study is that there is a significant impact towards to the contribution competence teachers of pedagogical, professional, and motivation in order to give quality of motor movement learning services in Kindergarten all Cimahi city. Based on the problems and goals to be achieved in this study the research method used was a correllation method which are reflected in the correllation coeficient. Variables in this study consists of the independent variable is the competence pedagogical, professional, and motivation of teacher, while the dependent variable is the quality of motor is learning services.

Population in this research is a Kindergartens teacher in all Cimahi city, theres samples use in this study is the entirety of the population taken at random so that a school represented by one teacher and one principal amounting to 96 people. The analysis used in this study are correllational test. Analysis nomine contained in the instrument containing the variables studys.

The obtainable results conclude that the teachers pedagogical competence give a contributions 68,8 percent toward to the quality of motor learning services in Kindergarten all Cimahi city, teachers professional competence also give a contribution 82,4 percent to the quality of motor learning services in Kindergarten all Cimahi city, teachers motivation give a contribution 83,1 percent to the quality of motor learning services in Kindergarten all Cimahi city, teachers pedagogical, professional, and motivation give a contribution simultaneuosly 87,4 percent to the quality of motor learning services in Kindergarten all Cimahi city. By this finding the writer conclude that the teachers pedagogical competence, professional, and motivation give a contributions to the quality of motor learning services in Kindergarten.


(6)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONTRIBUSI KOMPETENSI DAN MOTIVASI GURU

TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN MOTORIK

DI TK SE KOTA CIMAHI

Erwin Kustyawatiningsih

Berangkat dari permasalahan bahwasanya tingkat kompetensi dan motivasi guru Taman Kanak-kanak tidak memadai jika ditinjau dari tujuan utama bahwa pembelajaran di Taman Kanak-kanak khususnya pembelajaran motorik lebih menggali potensi anak agar potensi motorik dapat tergali dengan semaksimal mungkin. Permasalahan dalam proses pendidikan di Taman Kanak-kanak yang erat kaitannya dengan pembelajaran motorik yang kurang maksimal dikarenakan keterbatasan guru dalam pengetahuan motorik, hal ini dapat diimbangi dengan motivasi yang dimiliki guru dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi sangat penting karena merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang Guru Taman Kanak-kanak agar siswa menjadi lebih meningkat aktivitas belajarnya. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kompetensi dan motivasi guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan antara kompetensi pedagogik, profesional dan motivasi guru terhadap mutu layanan pembelajaran gerak motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi.

Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional yang di refleksikan dalam koefisien korelasi. Variabel penelitian ini terdiri dari, variabel independen yaitu kompetensi pedagogik, profesional, dan motivasi guru, dan variabel dependen yaitu mutu layanan pembelajaran motorik. Populasi dalam penelitian ini adalah guru Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi, adapun sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yang diambil secara random sehingga satu sekolah diwakili oleh satu orang guru dan satu orang kepala sekolah yang berjumlah 96 orang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasional. Data yang dianalisis terdapat dalam instrumen yang memuat variabel-variabel yang diteliti.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa kompetensi pedagogik guru secara signifikan memberikan kontribusi sebesar 68,8 persen terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman kanak-kanak se Kota Cimahi, kompetensi profesional guru secara signifikan memberikan kontribusi sebesar 82,4 persen terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi, motivasi guru secara signifikan memberikan kontribusi sebesar 83,1 persen terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi, kompetensi pedagogik, profesional dan motivasi guru secara signifikan


(7)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan kontribusi sebesar 87,4 persen terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi.

Dengan temuan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi dan motivasi guru memberikan kontribusi terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak.


(8)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman

PERNYATAAN……… i

KATA PENGANTAR……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. iii

ABSTRAK……….. vi

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR BAGAN……… x

DAFTAR GAMBAR………. xi

DAFTAR LAMPIRAN………. xii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 8

C. Tujuan Penelitian……… 9

D. Manfaat Penelitian……… 9

1. Secara Teoritis………. 9

2. Secara Praktis……….. 9

E. Pembatasan Penelitian……….. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN……… 12

A. Kajian Pustaka……… 12

1. Hakikat Kompetensi……….. 12

2. Kompetensi Guru………. 14

3. Guru Taman Kanak-kanak ……… 17

4. Hakikat Motivasi Guru………. 18

5. Motivasi Guru Taman Kanak-kanak……… 22

6. Pengertian Konsep Mutu……….. 24

7. Pengertian Konsep Layanan……… 25

8. Motivasi Dengan Mutu Layanan Pembelajaran……… 28

9. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak……….. 28

10. Pengertian Konsep Belajar………. 28

11. Perkembangan Motorik di Taman Kanak-kanak……… 30

a. Motorik Kasar……….. 31

b. Motorik Halus………. 32

12. Taman Kanak-kanak………. 33

B. Kerangka Pemikiran………. 34


(9)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

BAB III METODE PENELITIAN………. 37

A. Lokasi Penelitian, Populasi, dan Sampel………. 37

1. Lokasi Penelitian……….. 37

2. Populasi………. 37

3. Sampel……… 37

B. Desain Penelitian ………. 37

C. Metode Penelitian……….. 40

D. Definisi Operasional………. 40

E. Instrumen Penelitian………. 42

F. Teknik Pengumpulan Data……… 57

G. Analisis Data………. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 60

A. Hasil Penelitian……… 60

B. Pembahasan……….. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 79

A. Kesimpulan………. 79

B. Saran-saran………. 80

DAFTAR PUSTAKA……… 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN……… 83

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……….. 113


(10)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Angket Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi

Dan Motivasi……….. 83

2 Angket Instrumen Penelitian Variabel Mutu Layanan………. 91

3 Daftar Penyebaran Angket Pada Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi……….. 95

4 Deskripsi Data………. 103

5 Uji Normalitas………..………... 104

6 Uji Korelasi Tunggal………. 105

7 Hipotesis………... 106

8 Analisis Regresi Signifikansi……….. 107

9 Kompetensi Pedagogik dengan Mutu Layanan 107 10 Kompetensi Profesional dengan Mutu Layanan 107 11 Motivasi dengan Mutu Layanan 108 12 Kompetensi Pedagogik, Profesional, dan Motivasi Terhadap Mutu Layanan………. 109

13 Hubungan Antar variabel………. 111

14 Hasil Koefisien Determinasi Pengaruh X Terhadap Y……… 112


(11)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Skor Alternatif Jawaban ………... 44 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi

Pedagogik Guru…………... 44 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi

Profesional Guru ... 45 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi

Guru ……….. 46 3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Mutu Layanan …... 46 3.6 Hasil Uji Coba Item Tes Kompetensi Pedagogik …………. 49 3.7 Hasil Uji Coba Item Tes Kompetensi Profesional ………… 51 3.8 Hasil Uji Coba Item Tes Motivasi ……… 52 3.9 Hasil Uji Coba Item Tes Mutu Layanan………... 53 3.10 Hasil Uji Coba Item Tes Kompetensi Pedagogik dan

Profesional Reability Statistic... 56 3.11 Hasil Uji Coba Item Tes Motivasi Reability Statistic…….... 56 3.12 Hasil Uji Coba Item Tes Mutu Layanan Reability Statistic... 56 4.1 Deskripsi Data……… 60 4.2 Data Instrumen Angket Pertanyaan sebelum dan Setelah

Uji Coba………. 61 4.3 Hasil Uji Normalitas………... 62 4.4 Korelasi Kompetensi Pedagogik, Profesional, Dan Motivasi

Guru Dengan Mutu Layanan………... 63 4.5 Korelasi Kompetensi Pedagogik Dengan Mutu Layanan …. 64

4.6 Anova Kompetensi Pedagogik Dengan Mutu Layanan …… 65 4.7 Koefisien regresi Kompetensi Pedagogik Dengan Mutu

Layanan ………. 65

4.8 Korelasi Kompetensi Profesional Dengan Mutu Layanan…. 66


(12)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.11 Korelasi Motivasi Dengan Mutu Layanan ………. 69 4.12 Anova Motivasi Dengan Mutu Layanan ……… 69

4.13 Koefisien Regresi Motivasi Dengan MutuLayanan ………… 70 4.14 Korelasi Kompetensi Pedagogik, Profesional, Dan Motivasi

Guru Dengan Mutu Layanan ………. 70 4.15 Korelasi Kompetensi Pedagogik, Profesional, Dan Motivasi

Guru Dengan Mutu Layanan ………. 71 4.16 Anova Kompetensi pedagogik, Profesional, Dan Motivasi Guru

Dengan Mutu Layanan ……… 72 4.17 Koefisien Regresi Kompetensi Pedagogik, Profesional, Dan

Motivasi Guru Dengan Mutu Layanan ……… 72 4.18 Persentase Kontribusi Dari Masing-masing Variabel Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran Motorik ………. 77


(13)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Bagan Halaman

3.1 Desain Penelitian... 38 3.2 Langkah-langkah Penelitian... 39 4.1 Deskripsi Data……….... 61


(14)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, melalui pendidikan akan diperoleh pengetahuan, pembentukan sikap dan keterampilan. Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi dua bagian yaitu pendidikan formal atau pendidikan sekolah dan pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah. Pendidikan formal adalah pendidikan resmi yang berbentuk struktural dan sistematis, sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan di luar sekolah seperti tempat-tempat kursus, les, taman bermain anak dan sebagainya. Pendidikan formal dan non formal mengacu kepada tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dijelaskan dalam pasal 4 Undang-undang No.2 tahun 1989 sebagai berikut :

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan anak usia dini atau Taman Kanak-kanak adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini sangat penting bagi kelangsungan bangsa, dan perlu menjadi perhatian serius dari pemerintah. Pendidikan anak usia dini merupakan strategi pembangunan sumber daya manusia yang harus dipandang sebagai titik


(15)

2

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sentral, mengingat pembentukan karakter bangsa dan kehandalan Sumber Daya Manusia ditentukan bagaimana penanaman sejak anak usia dini. Pentingnya pendidikan pada masa ini sehingga sering disebut dengan masa usia emas (the

golden age). Pendidikan anak usia dini mengacu pada Permen no.58 tahun 2009

yaitu sebagai berikut :

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Taman Kanak-Kanak merupakan bagian dari pendidikan anak usia dini berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan anak kelompok usia 4 – 6 tahun, menurut UUD No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab.1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa :

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Peningkatan kualitas pendidikan perlu diupayakan bersama-sama, peran serta pemerintah dalam proses pendidikan akan sangat membantu demi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Undang Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan sebagai berikut :

Guru dan Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan setiap pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.


(16)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara itu kondisi di lapangan secara formal 60 % guru atau pendidik anak usia dini belum memiliki kualifikasi pendidik hal ini terjadi di Kabupaten Bandung. Sebagian besar hanya lulusan SMA, padahal dalam kurun waktu tiga tahun perkembangan pendidikan usia dini sangatlah pesat mencapai 1.645 pendidikan anak usia dini yang terdiri atas 1.235 pendidikan anak usia dini non formal dan 410 pendidikan anak usia dini atau Taman Kanak-kanak. Pernyataan Adhitya. (2013, 4 Februari). 60 Persen Guru PAUD Hanya Lulusan SMA. Pikiran Rakyat, halaman 10.

Di sisi lain masih rendahnya layanan pendidikan dan perawatan bagi anak usia dini saat ini antara lain disebabkan masih terbatasnya jumlah lembaga yang memberikan layanan pendidikan dini. Berbagai program yang ada baik langsung (melalui Bina Keluarga Balita dan Posyandu) yang telah ditempuh selama ini ternyata belum memberikan layanan secara utuh, belum bersinergi dan belum terintegrasi pelayanannya antara aspek pendidikan, kesehatan, dan gizi, padahal ketiga aspek tersebut sangat menentukan tingkat intelektualitas, kecerdasan dan tumbuh kembang anak.

Thomas Lickona (Abdurahman, M. 2012:7), yang merupakan bapak kharakter dari Cortland University, menyatakan bahwa “Pada usia 4 – 6 tahun anak tengah berada pada tahap „patuh tanpa syarat‟(authority oriented morality), pada fase ini

anak memperlihatkan sikap penurut, mudah diajak bekerjasama dan mau mengerjakan perintah orang tua dan gurunya”. Abdurahman, M (2012, Maret). Naskah Akademik Pengembangan Standar dan Bahan Ajar Pendidik PAUD nonFormal2007.7-34.Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.PEND.LUAR BIASA/195706131985031(12 September 2012).

Pembelajaran pada anak usia dini adalah proses pembelajaran yang dilakukan melalui bermain, karena faktor belajar akan mempengaruhi penampilan anak. Jika guru mendominasi kelas dengan membuatkan contoh dan diberikan kepada anak maka proses belajar mengajar bukan lagi melalui bermain. Proses belajar mengajar seperti itu membuat guru tidak sensitif terhadap tingkat kesulitan yang dialami masing-masing anak. Hal ini terjadi dikarenakan sifat pada guru Taman Kanak-kanak masih bersifat guru kelas, sehingga pembelajaran motorik terutama


(17)

4

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

motorik kasar belum menyentuh gerakan yang diharapkan, temuan di lapangan bahwasannya guru Taman Kanak-kanak rata-rata adalah guru kelas yang mengajar hampir di semua pelajaran sehingga ada keterbatasan dalam memberikan materi pembelajaran. Oleh karena itu guru Taman Kanak kanak harus pandai-pandai membuat rencana pembelajaran dengan matang agar menarik minat anak, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang tidak monoton dan kesempatan berinteraksi dengan anak akan lebih maksimal.

Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan untuk membantu anak usia dini dalam perkembangan dirinya secara utuh. Dalam meningkatkan keterampilan anak Taman Kanak-kanak, Yudha (2004:8) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Pada Anak TK, mengatakan :

Ada beberapa jenis keterampilan anak yang harus dikembangkan selama proses pendidikan di tingkat Taman Kanak-kanak, yaitu (1) Keterampilan berbahasa, (2) Keterampilan motorik, (3) Keterampilan sosial-emosional, (4) Keterampilan Kognitif, dan (5) Keterampilan nilai-nilai dan moral. Aktivitas yang menyenangkan akan dapat mengembangkan perkembangan motorik, kepekaan, rasa percaya diri, serta keberanian mengambil resiko. Aktivitas ini erat sekali kaitannya dengan kegiatan keolahragaan dimana di dalamnya memuat bagaimana cara mengembangkan motorik kasar dan motorik halus. (Yudha, 2004:21) menyatakan “Perkembangan motorik adalah perubahan perilaku motorik yang merefleksikan interaksi antara kematangan organisme dan lingkungan si individu”.

Untuk merangsang dan mengembangkan kemampuan anak perlu adanya bimbingan dan arahan yang benar dan terpadu, baik dari orang tua maupun dari pendidik. Sementara itu tujuan dari pengembangan motorik di Taman Kanak-kanak adalah untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil.


(18)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masih menurut (Yudha, 2004:16) “Nilai-nilai yang didapat dari perkembangan pada anak Taman Kanak-kanak antara lain mendapatkan : pengalaman yang berarti, hak dan kesempatan beraktivitas, keseimbangan jiwa dan raga, serta mampu berperan menjadi dirinya sendiri”. Dalam memberikan materi pembelajaran motorik, terutama motorik kasar guru Taman Kanak-kanak hanyalah berdasarkan pengalaman saja dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pelatihan yang didapat, guru Taman Kanak-kanak merupakan guru kelas sehingga dalam pembelajaran motorik kurang menyentuh apa yang diharapkan.

Masih adanya keterbatasan dalam memberikan materi pembelajaran motorik perlu dipertanyakan mengenai kemampuan dasar pembelajaran motorik terutama motorik kasar bagi guru Taman Kanak-kanak tersebut, karena kemampuan motorik anak pada usia ini sangatlah berpengaruh pada perkembangan kehidupannya ke depan. Pada usia Taman Kanak-kanak guru harus mengetahui dan memahami kebutuhan perkembangan anak, hal ini diperlukan untuk mengasah keterampilan motorik kasar dan motorik halus anak didiknya, di khawatirkan dengan pemahaman dan pengetahuan yang terbatas dari guru Taman Kanak-kanak dalam memberikan pembelajaran motorik, akan mempengaruhi mutu layanan pembelajaran motoriknya, sehingga diperlukan pendidik atau pengajar yang benar-benar mampu memberikan materi pembelajaran motorik agar apa yang diharapkan akan di dapat dengan maksimal.

Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya. Moersintowati B Narendra, Murhadi D, Shool readines 85-93-p65. Dalam sari pediatri, devisi tumbuh kembang-pediatri, bagian Ilmu Kesehatan Anak, FK Universitas Erlangga RS. Dr. Soetomo Surabaya, mengatakan :

Kesehatan fisik dan perkembangan motorik lebih diutamakan daripada ada tidaknya penyakit berat atau kondisi yang kronik. Serta menekankan pada kecukupan tingkat energi dan kekebalan terhadap infeksi. Anak yang sering tidak masuk sekolah karena sakit pada usia dini, kemungkinan tidak dapat mempelajari dasar-dasar pendidikan yang seharusnya. Perkembangan


(19)

6

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

motorik dapat dilihat pada keterampilan motorik kasarnya seperti berlari atau memanjat. Hal ini akan memudahkan anak untuk mengikuti permainan dan kegiatan di saat istirahat.

Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya. Yusuf, M (2011), Perkembangan Anak Usia Dini 10-17. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/94367221/perkembangan-Anak-Usia-Dini (1 Oktober 2012).

Melatih kelenturan motorik halus anak melalui berbagai bentuk permainan olah tangan dalam rangka mempersiapkan anak mampu membaca dan menulis, kemampuan menulis pada anak tergantung dari perkembangan motoriknya. Para ahli syaraf meyakini bahwa jika gejala-gejala munculnya potensi tidak diberikan rangsangan untuk berkembang ke arah yang positif, maka potensi-potensi tadi akan kembali menjadi potensi yang tersembunyi dan lambat laun akan berkurang hingga sel syaraf menjadi mati.

Pembelajaran motorik merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak. Exercise is linked with many aspects of being physically

and mentally healthy in children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock,

2007).

Ketika pembelajaran dilakukan, anak menggerakkan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar. Gerakan yang tepat sebagai stimulasi perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Ketika melakukan gerakan anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika pembelajaran tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai sosial seperti sportifitas, kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan pembelajaran


(20)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus dikemas dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.

Untuk mendapatkan hasil yang kita harapkan tentunya diperlukan penelitian lebih lanjut tentang mutu dan kemampuan guru Taman Kanak-kanak dalam memberikan pembelajaran yang mengacu pada motorik kasar dan motorik halusnya. Pada pendidikan anak usia dini, peran pendidik sangat penting dalam menciptakan dan menerapkan metode pembelajaran yang benar-benar mampu mengembangkan berbagai aspek kemampuan anak, selain harus menarik juga harus mampu mengembangkan baik aspek motorik kasar dan motorik halusnya. Hasil dari kunjungan ke beberapa Taman Kanak-kanak ditemukan metode pembelajaran motorik terutama motorik kasar belum menyentuh apa yang diharapkan, pembelajaran belum terarah, guru cenderung statis, minimnya pemahaman guru dan juga referensi tentang metode pembelajaran yang kurang, guru Taman Kanak-kanak ada yang belum pernah mendapat pelatihan khususnya dalam keterampilan pembelajaran motorik.

Penemuan di lapangan ini didukung pula oleh pernyataan Ernawulan, (2005:2-3) bahwa: Proses pembelajaran di taman Kanak-kanak cenderung diarahkan pada penguasaan kemampuan yang bersifat akademik seperti membaca, menulis, berhitung dan penguasaan bahasa Inggris. Anak dituntut untuk mampu menguasai kemampuan tersebut sebelum masuk sekolah dasar. Prinsip bermain sambil belajar masih belum dipresepsi secara memadai. Berkaitan dengan mutu, proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak, guru belum mampu memberikan perlakuan yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak. Hal ini akan berakibat langsung dimana hasil pembelajaran yang diharapkan menjadi kurang maksimal. Khususnya untuk anak Taman Kanak-kanak usia 4 tahun sampai dengan 6 tahun, karena pada usia ini seorang anak berkembang dengan baik. Pengamatan dan observasi yang dilakukan menemukan bahwa, layanan Guru Taman Kanak-kanak dalam menyampaikan pembelajaran motorik yang erat kaitannya dalam pengembangan motorik kasar dan motorik halus anak didik,


(21)

8

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih kurang maksimal. Kondisi ini menunjukkan adanya permasalahan dalam proses pendidikan di Taman Kanak-kanak.

Permasalahan dalam proses pendidikan di Taman Kanak-kanak yang erat kaitannya dengan pembelajaran motorik yang kuramg maksimal dikarenakan keterbatasan guru dalam pengetahuan motorik, hal ini dapat diimbangi dengan motivasi yang dimiliki guru dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi sangat penting karena merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang Guru Taman Kanak-kanak agar siswa menjadi lebih meningkat aktivitas belajarnya. Motivasi dapat dijadikan salah satu alasan dalam memberikan pengajaran sehingga kekurangan yang ada pada guru dapat teratasi.

Dari latar belakang masalah tersebut kiranya peneliti ingin lebih jauh melakukan penelitian tentang “Kontribusi Kompetensi dan Motivasi Guru Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan penelitian sebagai berikut “Seberapa besar Kompetensi Dan Motivasi Guru memberikan Kontribusi Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi?”.

Untuk lebih terarah penelitian ini, maka rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar kontribusi kompetensi pedagogik guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi?

2. Seberapa besar kontribusi kompetensi profesional guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi?

3. Seberapa besar kontribusi motivasi guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi?

4. Seberapa besar kontribusi kompetensi pedagogik, profesional, dan motivasi guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi?


(22)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasi secara empirik mengenai kontribusi kompetensi pedagogik guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi.

2. Untuk memberikan informasi secara empirik mengenai kontribusi kompetensi profesional guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi.

3. Untuk memberikan informasi secara empirik mengenai kontribusi motivasi guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi

4. Untuk mengetahui perbedaan besaran kontribusi antara kompetensi pedagogik, profesional, dan motivasi guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis.

Hasil dari penelitian ini di harapkan menjadi bahan informasi dan sumbangan pemikiran untuk kajian pendidikan jasmani mengenai pentingnya kompetensi pedagogik, profesional, dan motivasi guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak. Diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan pembelajaran.

2. Secara Praktis.

Sebagai masukan kepada pengajar pendidikan jasmani di lingkungan Taman Kanak-kanak, dalam meningkatkan mutu layanan pembelajaran motorik.


(23)

10

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan pengetahuan, dan pemahaman terhadap pengajaran pendidikan jasmani di lingkungan Taman Kanak-kanak dalam memberikan mutu layanan pembelajaran motorik.

b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam kepentingan pengajaran Taman Kanak-kanak, agar keterampilan motorik dapat tergali dengan semaksimal mungkin. E. Pembatasan Penelitian

Untuk menghindari timbulnya bias dan memperjelas arah penelitian, maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini mengkaji mengenai kontribusi kompetensi pedagogik, profesional, dan motivasi guru terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi.

2. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru dan kepala sekolah Taman Kanak-kanak se-Kota Cimahi, dengan menggunakan metode penelitian korelasional, yaitu untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Fraenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Pada dasarnya penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Teknik korelasi bivariant sesuai dengan jenis datanya yang berupa pengumpulan angket, dan setelah dihitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain.

4. Interpretasi data pada penelitian korelasional bila dua variabel dihubungkan maka akan menghasilkan koefisien korelasi dengan simbol ( r ). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 sampai +1. Nilai ( - ) menunjukkan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak belakang dan nilai ( + ) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama (Syamsudin dan Vismaia, 2009:25).


(24)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166), penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto, karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Fraenkel dan Wallen (2008:329) menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mengambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam varibel.


(25)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini mengemukakan metode penelitian yang mendukung terhadap proses pencapaian tujuan penelitian maupun yang mendukung kegiatan analisis data. Adapun isi dari Bab III ini mencakup: A. Lokasi penelitian, populasi dan sampel, B. Desain Penelitian, C. Metode Penelitian, D. Definisi Operasional, E. Instrumen Penelitian, F. Teknik Pengumpulan Data, G. Analisis Data.

A. Lokasi Penelitian, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Cimahi. 2. Populasi

Adapun populasi yang diambil adalah keseluruhan dari semua Guru Taman Kanak-kanak yang berjumlah 144 orang dan Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak yang berjumlah 48 orang se Kota Cimahi.

3. Sampel

Adapun sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi yang diambil secara random, sehingga dalam satu sekolah Taman Kanak-kanak diwakili oleh satu orang guru dan satu orang kepala sekolah yang berjumlah 96 orang. Instrumen kompetensi pedagogik, profesional, dan motivasi dilakukan dan di isi oleh guru sedangkan instrumen tentang mutu layanan dilakukan dan di isi oleh kepala sekolah.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi bivariant, dimana rancangan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkatan hubungan (bagaimanapun kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antara -1,00 dan + -1,00, yang dinamakan koefisien korelasi. Korelasi zero (0)


(26)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau + -1,00 merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem (Emzir, 2009:48).

Arah hubungan diindikasikan oleh simbul “ – “ dan “ + “. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya (Emzir, 2009:48).

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sudjana (1992:7) menjelaskan bahwa “desain penelitian adalah suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul teridentifikasikan) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan”.

Desain penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

X1 : Kompetensi pedagogik X 2 X 1

Y X 3


(27)

39

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X2 : Kompetensi profesional X3 : Motivasi

Y : Mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi.

Langkah-langkah Penelitian :

Mengenai langkah-langkah penelitian, Sutresna (2002:125) yang diadaptasi dari Gay (1996:91-98) menjelaskan bahwa: “Umumnya langkah penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan interpretasi data, penarikan kesimpulan, implikasi dan saran”. Secara skematis, langkah penelitian tersebut tersusun dalam gambar berikut ini :

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian Penelusuran permasalahan real di lapangan, sehingga

memunculkan beragam masalah penelitian (selection and definition of a problem)

Penelusuran beragam data empirik dan teoretik sebagai landasan kerangka berpikir berkaitan dengan masalah penelitian (review of related literature)

Perumusan hipotesis dengan mengacu pada kerangka berpikir dan kajian empirik serta teoretik

Penentuan metode penelitian berkenaan dengan: sample, instrumen, desain dan prosedur penelitian (method, subject, instruments, design & procedure)

Analisis dan interpretasi data (Data analysis)

Penarikan kesimpulan, implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian


(28)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diadaptasi dari sumber: LR. Gay, Educational Research; Competencies for Analysis and Application; New Jersey, Prentice Hall Inc. (1996, pp. 91-98).

C. Metode Penelitian.

Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah itu, berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan. Sugiyono (2010:2) menyatakan ciri-ciri keilmuan sebagai berikut, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi atau korelasional yaitu suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Fraenkel dan Wallen, 2008:328). Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, variabel bebas yaitu kontribusi kompetensi dan motivasi guru taman kanak kanak, sedangkan variabel terikatnya adalah mutu layanan pembelajaran motorik.

Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166), penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.

D. Definisi Operasional

1. Pengertian Kontribusi menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005:696), adalah sumbangan, sedangkan menurut kamus ekonomi (T Guritno ,1992:76) adalah


(29)

41

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau kerugian tertentu atau bersama.

2. Kompetensi menurut Sahertian (1990:4), adalah pemilikan, penguasaan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut dari jabatan seseorang.

3. Motivasi menurut Staton dalam Soedibyo (1989:19), motivasi diartikan sebagai pendorong atau penggerak yang mengkondisikan individu dan selanjutnya diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.

4. Mutu layanan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001:646), pengertian pelayanan adalah suatu kegiatan yang diberikan seseorang untuk melayani kebutuhan orang lain. Fred Luthans dalam bukunya Moenir (1995:16), menjelaskan pelayanan sebagai sebuah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang menyangkut segala usaha yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuannya.

5. Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Sagala, 2005:62), pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

6. Motorik, kemampuan motorik mempunyai pengertian yang sama dengan kemampuan gerak dasar, yang merupakan gambaran umum dari kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas. Menurut Lutan (1988:96), kemampuan motorik lebih tepat kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setelah anak-anak. Faktor biologis dianggap sebagai kekuatan utama yang berpengaruh terhadap motorik dasar seseorang. Motorik dasar itulah yang kemudian berperan sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan. Menurut Burton (1998:157), kemampuan gerak adalah ciri umum atau kemampuan individual yang mendasari penampilan dalam berbagai keterampilan gerak. Menurut Singer (1980: 193), bahwa kemampuan gerak biasanya dikategorikan sebagai suatu bagian dengan gerak tubuh. Gerak dan kontrol gerak tubuh merupakan aktivitas psikomotor.


(30)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bagian dari pendidikan anak usia dini berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan anak kelompok usia empat – enam tahun, menurut UUD no.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab.1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

E. Instrumen Penelitian.

Instrumen penelitian merupakan alat atau tes yang digunakan untuk mengumpulkan data. Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan, data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus berbentuk angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah bila dua variabel hubungkan maka akan menghasilkan koefisien korelasi dengan simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 sampai +1. Nilai (-) menunjukkan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak belakang dan nilai +1 menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama (Syamsudin dan Vismaia, 2009:25). Berkaitan penelitian ini terdapat alat pengumpul data berupa angket atau kuesioner (beberapa pertanyaan) yang berhubungan dengan masalah yang sedang di teliti. Dalam penyusunan kuesioner tersebut terlebih dahulu menentukan dua indikator yang menjadi landasan dalam pembuatan beberapa kuesioner. Beberapa indikator tersebut di antaranya adalah : (1) kontribusi kompetensi pedagogik, profesional, dan motivasi guru. (2) mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak .


(31)

43

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menyusun kuesioner tersebut adalah : 1. Studi literatur

Studi ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang valid mengenai konsep serta ruang lingkup variabel penelitian dan prinsip-prinsip penyusunan skala alat ukur.

2. Penyusunan spesifikasi alat ukur

Dalam menyusun spesifikasi alat ukur, terdapat beberapa rumusan spesifik yang harus dibuat diantaranya sampel, tujuan, model skala, dan kisi-kisi.

Indikator untuk membuat ranncangan kisi-kisi kompetensi mengacu kepada Permendiknas, No.16 Tahun 2007, sejalan dengan teori dan pendapat para ahli kisi-kisi tentang motivasi guru berdasarkan teori motivasi dari Mc. Clelland serta mengadopsi penelitian yang telah dilakukan oleh Ali sadikin 2011, dan kisi-kisi tentang mutu layanan mengacu kepada instrumen yang diperkenalkan oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry dalam buku mereka yang berjudul Delivering

Quality Service: Balancing Custumer Perceptions and Expectations, Free Press,

1990.

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir soal atau pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunkan skala sikap Likert. Mengenai batasan skala likers ini dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (1989 : 107) sebagai berikut :

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pertanyaan yang diajukan ada dua kategori, yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Salah satu skala sikap sering digunakan dalam penelitian adalah skala likert.

Lebih lanjut lagi Sudjana dan Ibrahim menjelaskan bahwa : “Dalam skala Likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik pertanyaan positif maupun


(32)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

negatif dinilai subyek sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju”.

Berdasarkan batasan tersebut di atas, selanjutnya dilakukan penskoran dengan skor baku yang menunjuk pada penjelasan likert yang telah diuji, yaitu kategori untuk setiap jawaban positif sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1. Sebaliknya untuk kategori pertanyaan negatif sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, dan sangat tidak setuju = 5.

Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif Sangat Setuju

Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Tabel.3.2

Kisi- Kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Pedagogik Guru :

Aspek Sub Aspek No.

Pertanyaan Jumlah

1.Penyusunan rencana pembelajaran.

 Perumusan tujuan pembelajaran.  Pemilihan prioritas materi

pembelajaran.  Penggunaan metode

pembelajaran.

 Penggunaan sumber belajar.  Pemanfaatan media

pembelajaran.

1, 2, 3 5, 7, 8 4, 6, 9 10,11,12 14,16,17 3 3 3 3 3


(33)

45

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.Pelaksanaan proses

pembelajaran.

 Pemilihan bentuk pembelajaran.  Penyajian urutan pembelajaran.

- Persiapan. - Pembukaan. - Penyajian. - Penutupan. 15,18,19 13,20,21 22,23,24 25,26,27 28,29,30 31,32,33 3 3 3 3 3 3 3.Penilaian dan

evaluasi proses hasil

pembelajaran

 Penyusunan instrumen penilaian dan evaluasi.

 Pelaksanaan penilaian.  Pengadministrasian hasil

penilaian dan evaluasi.

34,35,36 37,38,39 40,41,42 3 3 3 4.Tindak lanjut

hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran.

 Penentuan ketuntasan belajar.  Perancangan program remedial,

pengayaan dan bimbingan.  Pengkomunikasian hasil evaluasi.  Pemanfaatan hasil evaluasi.

43,44,45 46,47,48 49,50, 51,52, 3 3 2 2

Jumlah 52

Tabel 3.3

Kisi- Kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Profesional Guru :

Aspek Sub Aspek No.

Pertanyaan Jumlah

1.Penguasaan materi

pembelajaran.

 Pemahaman atas berbagai aspek keterampilan motorik kasar.  Penguasaan terhadap segala aspek

keterampilan motorik halus.  Penguasaan terhadap standar

kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan di taman kanak-kanak.

 Pemanfaatan media pembelajaran.

1, 3, 4, 7,6 2, 5, 8,10 9,11,12, 14 13,15,16, 18 5 4 4 4 2. Pengembangan sistem pembelajaran.

* Pengembangan materi dan media pembelajaran secara kreatif.

* Pelaksanaan tindakan refrektif untuk mengembangkan 17,19,21, 20 22,24,23, 26 4 4


(34)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keprofesionalan.

*Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

25,27,29, 28

4

Jumlah 29

Tujuan dari instrumen penelitian variabel kompetensi ini adalah, untuk mengetahui sejauhmana kemampuan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Dalam penyusunan instrumen kompetensi ini mengacu kepada Permendiknas No. 16 Tahun 2007.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Guru :

Aspek Sub Aspek No.

Pertanyaan Jumlah

1. Motif  Kebutuhan akan prestasi (need for achievement).

 Kebutuhan akan afiliasi (need for afiliation).

 Kebutuhan akan kekuatan (need for power). 1,2,3,6, 4,5,7,8, 10,9,11,12 ,14,13,15, 16,18,17, 19,20,22, 21, 8 7 7 2. Harapan  Kadar keyakinan

(instrumentalitas).

 Kekuatan untuk mencapai hasil (valensi).

 Keyakinan akan hasil tertentu (expentacy). 23,25,24, 27,26,28, 29, 30,32,31, 33,35,34, 36, 38,37,39, 40,41,42, 43, 7 7 7

3. Insentif  Imbalan dari diri sendiri (instrinsik).

 Imbalan dari luar (ekstrinsik).

44,46,47, 45,49,48, 50,51,55, 54,53,52. 6 6


(35)

47

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah 55

Tujuan dari instrumen variabel penelitian motivasi ini adalah, untuk mengetahui sejauhmana keinginan atau dorongan yang timbul baik itu yang berasal dari dalam dirinya atau dari luar dirinya dalam mencapai suatu tujuan. Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Mutu Layanan Pembelajaran Motorik :

Aspek Sub Aspek No.

Pertanyaan Jumlah

1. Tangibles

(Bukti langsung) 

Fasilitas fisik, peralatan, personil, dan komunikasi

1,2,3,5,4 5 2. Reliability

(Kehandalan)

Kemauan untuk memberikan layanan yang baik kepada siswa di taman kanak-kanak

6,8,9,7, 10,

5

3.Responsiveness (Daya Tanggap) 

Kemauan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran

12,11,13, 15,14,

5

4. Competence (Kompetensi) 

Memiliki pengetahuan dan keterampilan gerak motorik

16,17,19, 18,20,

5 5. Courtesy

(Perilaku) 

Bersikap dan berperilaku ramah, bersahabat, serta tanggap terhadap keinginan siswa

21,23,22, 24,25,

5

6. Credibility

(Kejujuran)

Bersikap jujur dalam

memberikan pelayanan agar siswa percaya dan merasa terlindungi

26,28,27, 30,29,

5

7. Security

(Keamanan)

Pelayanan yang diberikan bebas dari berbagai bahaya dan resiko

31,33,32, 35,34,

5 8. Access

(Kemudahan

hubungan)

 Kemudahan dalam mengadakan kontak dan pendekatan

36,37,38, 39,40

5 9. Communication

( Komunikasi) 

Mempunyai keinginan untuk memberikan layanan yang aspiratif, sserta kesediaan untuk menyampaikan informasi kepada orangtua siswa

43,42,41, 45,44,

5

10. Understanding

the custumer

Keiginan untuk menyelesaikan masalah dan keinginan untuk

47,48,49, 46,50


(36)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Memahami pelanggan)

melayani

Jumlah 50

Tujuan dari instrumen penelitian variabel mutu layanan pembelajaran motorik ini adalah, untuk mengetahui sampai sejauhmana guru dapat melayani dan memberikan bimbingan serta pembelajaran motorik pada siswa Taman kanak-kanak secara maksimal.

3. Penyusunan butir pertanyaan

Respon yang diharapkan serta diberikan oleh responden adalah derajat kesesuaian atau ketidak sesuaian dalam lima alternatif jawaban, sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju.

Terdapat beberapa faktor yang dapat diperhatikan dalam perumusan butir pertanyaan diantaranya : 1) gunakan kata yang sederhana dan digemari oleh setiap subyek, 2) usahakan pertanyaan bersifat jelas dan khusus, 3) hindarkan pertanyaan yang memiliki lebih dari satu pengertian dan mengandung sugesti, 4) pertanyaan harus berlaku bagi semua responden.

4. Penelaahan butir pertanyaan

Penelaahan butir pertanyaan ini dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian arti yang relevan terhadap inti permasalahan yang diinginkan dalam penyusunan kuesioner.

5. Uji coba angket

Uji coba angket dimaksudkan untuk menganalisis butir per butir pertanyaan dari dua arah distribusi jawaban dan daya pembeda. Mengenai hal ini Surya Brata (2000:106), menjelaskan bahwa : “Pertanyaan yang mempunyai syarat dilihat dari distribusi jawabannya bermodus tunggal, sedangkan analisis daya pembeda prosesnya diawali dengan penentuan skor untuk masing-masing kemungkinan skor dilanjutkan dengan proses penentuan daya pembeda.


(37)

49

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah uji coba angket dilakukan selanjutnya penulis menentukan langkah sebagai berikut :

a. Uji validitas butir angket

Setelah pengujian skala selanjutnya dilakukan pengujian validitas, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan tes yang dilakukan. Karena suatu tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang diukur. Adapun langkah-langkah pengerjaan yang dilakukan untuk uji validitas adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis dan menyeleksi angket dari kemungkinan adanya butir soal yang tidak dijawab oleh responden.

2. Memberikan skor pada masing-masing pernyataan setiap responden. 3. Memasukkan atau meng-input data yang diperoleh pada program

komputer Microsoft Excel.

4. Selanjutnya data tersebut diolah dengan menggunakan Statistical Product

and Service Solution (SPSS) Seri 18.

Pengujian validitas tiap butir soal digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Masrun (1979) dalam Sugiyono (2009:188) menyatakan bahwa, „Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan.‟ Korelasi yang digunakan adalah korelasi

Pearson Moment, yaitu mengkorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total.

Berikut ini hasil dari pengujian validitas item tiap instrumen : 1. Hasil Uji Coba Item Tes Kompetensi Pedagogik

Tabel 3.6 Item Total Statistic

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Keterangan

1 567.30 1604.011 .341 .955 Valid


(38)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 567.30 1618.432 .050 .956 T. Valid

4 567.60 1588.042 .551 .955 Valid

5 567.85 1609.818 .416 .954 Valid

6 567.50 1601.947 .460 .955 Valid

7 567.50 1602.053 .458 .955 Valid

8 567.25 1597.566 .586 .955 Valid

9 567.20 1615.432 .134 .955 T. Valid

10 567.30 1605.063 .383 .955 Valid

11 567.50 1588.474 .669 .955 Valid

12 567.65 1588.766 .551 .955 Valid

13 567.50 1592.474 .698 .955 Valid

14 567.55 1599.208 .544 .955 Valid

15 567.60 1611.305 .498 .955 Valid

16 567.50 1602.053 .458 .955 Valid

17 567.45 1600.682 .484 .955 Valid

18 567.50 1594.789 .640 .955 Valid

19 567.20 1599.958 .546 .955 Valid

20 567.00 1610.211 .422 .955 Valid

21 567.35 1598.766 .532 .955 Valid

22 567.55 1598.050 .573 .955 Valid

23 567.45 1591.418 .713 .955 Valid

24 567.65 1610.345 .228 .955 T. Valid

25 567.45 1597.629 .560 .955 Valid

26 567.50 1591.211 .611 .955 Valid

Tabel.3.6 lanjutan

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Keterangan

27 567.60 1605.305 .403 .955 Valid

28 567.25 1605.566 .380 .955 Valid

29 567.50 1589.105 .783 .955 Valid

30 567.60 1592.042 .759 .955 Valid

31 567.50 1586.053 .860 .954 Valid

32 567.45 1589.313 .765 .955 Valid

33 567.70 1584.747 .641 .955 Valid

34 567.60 1597.200 .620 .955 Valid

35 567.60 1597.832 .603 .955 Valid


(39)

51

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37 568.10 1589.779 .455 .955 Valid

38 567.60 1595.621 .662 .955 Valid

39 567.50 1586.053 .860 .954 Valid

40 567.70 1591.695 .689 .955 Valid

41 567.45 1586.261 .841 .954 Valid

42 567.45 1598.892 .529 .955 Valid

43 567.55 1601.839 .476 .955 Valid

44 567.60 1592.042 .759 .955 Valid

45 567.45 1586.261 .841 .954 Valid

46 567.65 1606.239 .187 .956 T. Valid 47 569.60 1592.358 .240 .956 T. Valid

48 568.50 1576.474 .437 .955 Valid

49 568.10 1597.042 .267 .955 T. Valid

50 567.65 1592.029 .804 .955 Valid

51 567.65 1592.029 .804 .955 Valid

52 567.80 1604.168 .457 .955 Valid

Jika nilai Corrected Item-Total Correlation ( rh > 0,3) maka item tes valid. Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas dari 52 item soal yang dinyatakan valid sebanyak 46 item soal.

2. Hasil Uji Coba Tes Kompetensi Profesional Tabel. 3.7 Item Total Statistic

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Keterangan

1 567.85 1600.450 .490 .955 Valid

2 567.70 1592.432 .671 .955 Valid

3 567.75 1584.724 .666 .955 Valid 4 567.60 1590.779 .793 .955 Valid


(40)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 567.70 1585.800 .705 .955 Valid

7 569.10 1614.305 .549 .955 Valid

8 567.85 1609.818 .361 .954 Valid

9 567.70 1605.063 .367 .955 Valid

10 568.50 1606.895 .552 .956 Valid

11 567.90 1584.937 .513 .955 Valid

12 567.50 1590.158 .756 .955 Valid

13 568.25 1601.776 .481 .955 Valid

14 567.80 1579.958 .591 .955 Valid

15 567.25 1610.303 .459 .955 Valid

16 567.30 1603.905 .412 .955 Valid

17 567.20 1603.011 .465 .955 Valid

18 569.55 1621.839 .327 .956 Valid

19 567.75 1612.408 .587 .954 Valid

20 567.40 1598.568 .534 .955 Valid

21 567.45 1595.418 .614 .955 Valid

22 569.75 1572.934 .430 .946 Valid

23 567.75 1603.355 .396 .956 Valid

24 567.55 1582.997 .627 .955 Valid

25 567.40 1588.674 .519 .955 Valid

26 567.40 1610.042 .453 .952 Valid

27 567.50 1602.053 .458 .955 Valid

28 568.65 1583.608 .386 .955 Valid

29 567.60 1615.516 .624 .953 Valid

Jika nilai Corrected Item-Total Correlation ( rh > 0,3) maka item tes valid. Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas dari 29 item soal semua soal dinyatakan valid.

3. Hasil Uji Coba Item Tes Motivasi Tabel 3.8 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted Keterangan

1 162.00 195.474 .734 .839 Valid

2 162.15 199.608 .201 .847 T. Valid


(41)

53

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 164.75 211.039 -.313 .853 T. Valid

5 163.40 202.884 .065 .851 T. Valid

6 162.05 195.208 .494 .841 Valid

7 163.95 208.892 -.126 .856 T. Valid

8 161.85 197.503 .577 .841 Valid

9 162.95 189.524 .533 .838 Valid

10 164.20 193.432 .391 .842 Valid

11 164.20 201.537 .161 .847 T. Valid

12 164.75 212.934 -.342 .856 T. Valid

13 162.70 190.958 .558 .838 Valid

14 162.15 197.608 .526 .842 Valid

15 162.05 200.471 .385 .844 Valid

16 162.15 198.029 .423 .843 Valid

17 162.05 197.839 .330 .844 Valid

18 161.95 198.366 .516 .842 Valid

19 162.85 185.818 .751 .834 Valid

20 163.75 195.250 .315 .844 Valid

21 162.25 196.934 .109 .842 Valid

22 162.10 187.568 .812 .834 T.Valid

23 162.20 189.853 .624 .837 Valid

24 164.70 212.011 -.305 .855 T. Valid

25 162.10 190.411 .624 .837 Valid

26 162.70 187.905 .683 .835 Valid

27 162.30 192.958 .630 .838 Valid

28 162.00 196.737 .642 .841 Valid

29 162.45 191.734 .596 .838 Valid

30 164.50 208.263 -.120 .853 T. Valid

31 163.10 196.095 .237 .847 T. Valid

32 164.35 197.082 .441 .842 Valid

Tabel 3.8 lanjutan

33 164.40 205.832 -.031 .853 T. Valid

34 162.20 196.168 .551 .841 Valid

35 162.20 198.589 .487 .842 Valid


(42)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37 162.75 197.145 .331 .844 Valid

38 164.35 197.608 .307 .844 Valid

39 164.45 202.050 .141 .848 T. Valid

40 162.10 205.989 -.030 .852 T. Valid

41 164.35 199.397 .256 .845 T. Valid

42 162.40 201.411 .123 .849 T. Valid

43 164.25 203.355 .087 .849 T. Valid

44 163.20 187.221 .647 .836 Valid

45 163.40 204.463 .028 .850 T. Valid

46 163.80 194.379 .411 .842 Valid

47 163.05 195.524 .306 .844 Valid

48 162.70 198.221 .291 .845 T. Valid

49 164.35 210.029 -.186 .855 T. Valid

50 164.65 212.029 -.393 .854 T. Valid

51 164.35 199.397 .256 .845 T. Valid

52 164.75 212.934 -.342 .856 T. Valid

53 164.50 208.263 -.120 .853 T. Valid

54 164.20 201.537 .161 .847 T. Valid

55 163.40 202.884 .065 .851 T. Valid

Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas dari 55 item soal yang dinyatakan valid sebanyak 30 item soal.

Hasil Uji Coba Item Tes Mutu Layanan Tabel 3.9 Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted Keterangan

1 185.75 115.987 .140 .769 T. Valid

2 185.75 117.145 .019 .771 T. Valid

3 185.75 113.355 .420 .763 Valid

Tabel 3.9 lanjutan

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha


(43)

55

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 188.80 114.063 .132 .770 T. Valid

5 188.75 119.355 -.142 .779 T. Valid

6 188.30 111.063 .430 .762 Valid

7 185.85 114.029 .312 .765 Valid

8 189.05 117.524 -.035 .775 T. Valid

9 185.90 112.200 .476 .761 Valid

10 188.50 114.579 .136 .769 T. Valid

11 186.15 113.924 .470 .762 Valid

12 185.90 110.832 .609 .757 Valid

13 186.15 114.239 .121 .771 T. Valid

14 188.10 111.884 .168 .765 Valid

15 187.85 108.450 .258 .766 T. Valid

16 185.85 114.134 .302 .765 Valid

17 188.35 110.871 .211 .768 T. Valid

18 186.05 114.366 .159 .763 Valid

19 186.15 110.345 .675 .756 Valid

20 186.20 111.116 .624 .758 Valid

21 188.90 120.621 -.178 .787 T. Valid

22 186.45 115.629 .668 .762 Valid

23 185.80 111.537 .581 .759 Valid

24 188.20 122.168 -.224 .793 T. Valid

25 189.05 117.418 .114 .762 Valid

26 185.90 113.042 .324 .763 Valid

27 186.00 114.737 .230 .766 T. Valid

28 186.20 113.326 .397 .763 Valid

29 186.40 110.042 .526 .757 Valid

30 186.25 114.513 .230 .766 T. Valid

31 185.75 115.882 .151 .765 Valid

32 185.85 114.029 .312 .765 Valid

33 185.80 114.063 .323 .764 Valid


(44)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted Keterangan

34 186.40 109.516 .376 .760 Valid

35 188.20 113.537 .145 .770 T. Valid

36 185.80 111.011 .635 .757 Valid

37 185.65 112.766 .595 .761 Valid

38 186.20 117.537 -.027 .773 T. Valid

39 185.80 111.221 .614 .758 Valid

40 186.55 111.629 .299 .763 T. Valid

41 186.05 110.787 .349 .761 Valid

42 188.20 109.011 .291 .763 T. Valid

43 185.85 111.397 .570 .759 Valid

44 186.50 116.579 .018 .774 T. Valid

45 185.95 110.682 .613 .757 Valid

46 185.90 110.832 .609 .757 Valid

47 187.65 113.082 .105 .775 T. Valid

48 185.80 110.695 .668 .757 Valid

49 186.00 108.526 .683 .753 Valid

50 186.30 114.853 .098 .771 T. Valid

Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas dari 50 item soal yang dinyatakan valid sebanyak 30 item soal.

b. Uji reliabilitas butir angket

Dalam menentukan tingkat reliabilitas butir soal disusun langkah-langkah sebagai berikut :

1) Membagi butir pertanyaan menjadi dua bagian yang bernomor genap dan ganjil (split half).

2) Skor dari butir pertanyaan yang bernomor ganjil dikelompokan menjadi variabel X dan skor dari butir pertanyaan bernomor genap dijadikan variabel Y dan dicari korelasinya.


(1)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Uji Homogenitas

Langkah selanjutnya setelah uji normalitas adalah uji homogenitas data. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki varians yang sama atau tidak, dengan kata lain apakah data berasal dari satu populasi yang homogen atau tidak. Selain untuk menguji homogen tidaknya data, uji homogenitas juga untuk menentukan langkah pengolahan selanjutnya, yaitu jenis statistik apa yang akan digunakan. Jika data homogen, maka pengolahan dilanjutkan dengan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak homogen maka dilanjutkan dengan pengolahan statistik non-parametrik.

Pengujian homogenitas data dalam hal ini yang penulis gunakan adalah lavene tes statistik. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka data dinyatakan homogen 2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak homogen. d. Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan atau tidak antara satu variabel dengan variabel lainnya. Adapun korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment yang kriteria keputusannya dengan penggunaan SPSS adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka dinyatakan korelasi signifikan 2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka dinyatakan korelasi tidak signifikan. e. Uji Regresi

Uji regresi dilakukan untuk melihat seberapa besar kontribusi dan variabel kompetensi dan motivasi terhadap mutu layanan, kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05, maka dinyatakan memiliki kontribusi besar.

2. Jika nilai sig. Atau P-value < 0,05, maka dinyatakan kontribusinya tidak besar.


(2)

(3)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum guru dan kepala sekolah adalah orang yang paling tahu perkembangan dan perubahan yang terjadi pada anak didiknya di Taman kanak, karena itu seorang guru dan kepala sekolah Taman Kanak-kanak perlu memiliki pemahaman yang tepat dan keterampilan yang baik dalam melaksanakan program pembelajaran di Taman Kanak-kanak.

Adapun hasil penelitian secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kompetensi pedagogik guru memberikan kontribusi sebesar 68,8 persen terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman kanak-kanak se Kota Cimahi.

2. Kompetensi profesional guru memberikan kontribusi sebesar 82,4 persen terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi.

3. Motivasi guru memberikan kontribusi sebesar 83,1 persen terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi.

4. Kompetensi pedagogik, profesional dan motivasi guru secara simultan memberikan kontribusi sebesar 87,4 persen terhadap mutu layanan pembelajaran motorik di Taman Kanak-kanak se Kota Cimahi.

B. Saran-saran

1. Guru Taman Kanak-kanak sebaiknya sering mengikuti pelatihan-pelatihan tambahan, seminar-seminar dan workshop-workshop yang di adakan oleh dinas pendidikan terkait, menambah wawasan dengan mencari referensi-referensi yang mudah di dapat seperti dari buku-buku panduan yang selalu up - date serta mau mencari dari internet agar guru memiliki pemahaman dan tambahan keterampilan dalam membuat rencana pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang tidak monoton.


(4)

80

Guru tidak dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan dukungan guru-guru lain serta pimpinan di sekolah yaitu kepala sekolah Taman Kanak-kanak.

2. Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan pembinaan yang selalu dilakukan secara berkala dalam menunjang program pengajaran, mau mencari informasi yang berhubungan dengan peningkatan mutu pembelajaran, menjaga rasa aman dan nyaman bagi guru serta anak didik, memberikan pelayanan yang baik pada orang tua siswa di Taman kanak-kanak, semua program pendidikan yang ada di lingkungan Taman Kanak-kanak menjadi tanggung jawab penuh kepala sekolah, sehingga keterlaksanaan layanan bimbingan dan tercapainya tujuan pendidikan merupakan tugas bersama semua personel dalam suatu lembaga pendidikan di Taman Kanak-kanak.

3. Bagi pengelola Taman Kanak-kanak dukungan managerial, sosial dan sarana fisik sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Bekerjasama dengan pihak lain seperti mendatangkan dokter anak, dokter gigi agar dapat memantau kesehatan dan perkembangan anak yang merupakan salah satu strategi yang efektif untuk digunakan di Taman Kanak-kanak.

4. Layanan pembelajaran dan bimbingan bagi anak didik di Taman Kanak-kanak tidak dapat dilakukan sendiri oleh guru, tetapi perlu adanya dukungan dari orang tua. Orang tua harus turut berperan secara aktif dalam membantu guru menumbuhkembangkan anak, orangtua selayaknya memberikan perhatian dan perlakuan yang sejalan dengan perlakuan yang diberikan guru Taman Kanak-kanak. Kerjasama yang terjalin antara guru dan orangtua diarahkan untuk bersama-sama membantu mengembangkan anak agar dapat berkembang secara maksimal.

5. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak sesuai dengan kebutuhan serta wilayah yang lebih luas seperti tingkat provinsi bahkan seluruh Indonesia.


(5)

Rudi Rahmat, 2013

Pengaruh Feedback (Umpan Balik) Terhadap Minat Dan Intensitas Belajar Gerak Siswa Dalam Pembelajaran PenjasOrkes

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. (2012, Maret). “ Naskah Akademik Pengembangan Standar dan BahanAjarPendidik PAUD nonFormal2007”. 7-34. [Online].

Tersedia:http//file.upi.edu/Direktori/JUR.PEND.LUAR BIASA/1957061 31985031(12 September 2012).

Adhitya. (2013). “60 Persen Guru Paud Hanya Lulusan SMA”. Pikiran Rakyat. halaman 10. (4 februari 2013).

Bidanku. (2012). Perkembangan Motorik Kasar, Motorik Halus Anak. [Online]. Tersedia: http://bidanku.com/index.php?/perkembangan-motorik-halus-anak. [1 Oktober 2012].

Beaty, Janice J (1996). Skills for Preschool Teachers, fifth edition. New Jersey: Pretice Hall.

Endah. (2012). Masalah Kesehatan Dan Gizi anak Usia Dini Serta Pengaruhnya

Terhadap Tumbuh Kembang Anak. [Online]. Tersedia:

http://parentingislami.wordpress.com/2008/03/31/masalah-kesehatan- dan-gizi-anak-usia-dini-serta-pengaruhnya-terhadap-tumbuh-kembang-anak/. [24 November 2012].

Lutan, Rusli. (2002). Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Muawanah Nurul. (2012). Perkembangan Fisik Dan Motorik Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia: http://nurul24.blogspot.com/2012/01/perkembangan-fisik-dan-motorik-anak.html. [4 Desember 2012].

Muchlas, M. (2008). Perilaku Organisasi. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Permendiknas no.58. (2009). Standard Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Depdiknas.

Sadikin, Ali (2011). Hubungan Motivasi Kerja, Kreativitas, Dan Pemberdayaan Manajemen Pengelola Dengan Mutu Layanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Di Kabupaten Bandung. Tesis Pasca Sarjana UNINUS Bandung: tidak diterbitkan.

Santrock, John. (1994). Child Development. [Online]. Tersedia: http://parentingislami.wordpress.com/2008/03/31/masalah-kesehatan- dan-gizi-anak-usia-dini-serta-pengaruhnya-terhadap-tumbuh-kembang-anak/. [24 November 2012].


(6)

82

Saputra, Yudha M. (2004). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Pada Anak TK. Jakarta: Depdiknas.

Syaodih, Ernawulan. (2005), Bimbingan Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Tabrani, Rusyan. et al. (1989). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Remaja Rosdakarya.

Undang Undang No.2. (1989). Tentang Tujuan Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Undang Undang Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1950). dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Jakarta: LN 1954/38;TLN no.550. 21 Juli 2013.

Yusuf, M (2011), Perkembangan Anak Usia Dini 10-17. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/94367221/perkembangan-Anak-Usia-Dini (1 Oktober 2012).


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DALAM KEGIATAN Kontribusi Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di SDN 1 Jrakah Selo BoyolaliTAHUN 2016/2017.

0 2 13

KINERJA GURU SMPN KOTA SURAKARTA (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisip

0 3 19

KINERJA GURU SMPN KOTA SURAKARTA (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisip

0 1 21

KONTRIBUSI KOMPETENSI KERJA GURU DAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN (INSTRUCTIONAL LEADERSHIP) KEPALA TK TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA BANDUNG.

1 2 71

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KINERJA GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN :Studi pada SMP Negeri se Kota Bandung.

0 1 74

PENGARUH SISTEM KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA CIMAHI.

1 2 46

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KREATIVITAS GURU TERHADAP KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KOTA SALATIGA.

0 1 10

KONTRIBUSI KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SE KOTA SALATIGA.

0 0 13

kegiatan kompetensi dan layanan guru bk smasmk se kota balikpapan tahun 2015

0 0 1

Pengaruh Motivasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mewujudkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

0 3 9