KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KINERJA GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN :Studi pada SMP Negeri se Kota Bandung.

(1)

i

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. Hj. Aan Komariah, M. Pd.

Pembimbing II


(2)

ii

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. Udin Syaefudin Sa’ud, M.A., Ph.D. NIP. 195306121981031003


(3)

iii

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KINERJA GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN(Studi pada SMP Negeri se Kota Bandung).” Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2011 Yang membuat pernyataan

Bambang Ariyanto NIM: 0809191


(4)

iv

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KINERJA GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN (Studi pada SMP Negeri se Kota Bandung)

Oleh : Bambang Ariyanto NIM 0809191

ABSTRAK

Rasional: Permasalahan pendidikan dewasa ini adalah masih rendahnya kualitas pembelajaran, hal ini disebabkan oleh masih rendahnya kompetensi profesional dan kinerja guru.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar kontribusi kompetensi profesional dan kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran?”

Tujuannya untuk mengetahui kontribusi kompetensi profesional dan kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran. Hipotesis penelitian yang diajukan (1) kompetensi profesional berkontribusi secara signifikan terhadap kualitas pembelajaran (2) kinerja Guru berkontribusi secara signifikan terhadap kualitas pembelajaran dan (3) kompetensi profesional dan kinerja Guru secara simultan berkontribusi yang signifikan terhadap kualitas pembelajaran.

Metode penelitian adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Sampel diambil secara random guru SMP Negeri se Kota Bandung. Instrumen berupa angket dengan Skala Likert, teknik analisis yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment.

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa secara simultan kontribusi kompetensi profesional dan kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran tinggi, sisanya ditentukan oleh variabel lain seperti kemampuan siswa; sarana dan prasarana belajar siswa; disiplin guru; partisipasi stakeholders; komunikasi guru; administrasi; psikologi siswa, staf administrasi sekolah dan lain-lain.

Rekomendasi: bagi guru memenuhi tuntutan standar profesi yang ada untuk mencapai kualifikasi kompetensi yang dipersyaratkan, melakukan setiap tahapan proses pelaksanaan tugas mulai dari perencanaan sampai evaluasi pembelajaran dan bimbingan siswa, mengadopsi berbagai inovasi dan mengembangkan kreativitas melalui pemanfaatan teknologi pembelajaran untuk mendukung pelasaknaan tugas.


(5)

v

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah meberikan taufik dan hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan batin kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KINERJA GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN (Studi pada SMP Negeri se Kota Bandung).” Penulisan tesis ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana, guna memperoleh gelar Magister Pendidikan di UPI.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian studi dan penulisan tesis ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat Ibu/Bapak:

1. Dr. Aan Komariah, M. Pd., sebagai pembimbing I, di tengah-tengah kesibukannya beliau selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan terhadap penulis. Kebijakan dan kesabaran beliau membuat penulis merasa sejuk sehingga membuahkan pemikiran-pemikiran jernih bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Masukan dan arahan beliau begitu berharga bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini

2. Dr. Danny Meirawan, M.Pd., sebagai pembimbing II, ditengah-tengah kesibukannya beliau selalu menyempatkan untuk memberikan bimbingan terhadap penulis. Masukan dan arahan beliau begitu berharga bagi penulis untuk membuahkan pemikiran sehingga tesis ini dapat segera diselesaikan. Teguran dan sapaan beliau sangat memacu penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini. Kebijakan dan kearifan beliau sangat membantu penulis sehingga dapat segera menyelesaikan studi ini. 3. Prof. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph. D., sebagai Ketua Program Studi Administrasi

Pendidikan yang telah memberikan fasilitas dan memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan dalam program studi ini.

4. Prof. Fuad Abdul Hamied, Ph. D., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini.


(6)

vi

5. Istri (Iis Sriyanti, S.Pd.) dan anak-anakku tercinta (Eka, Anissa, dan Rangga) yang selalu memberikan motivasi dan doa selama penulis mengikuti studi di Sekolah Pascasarjana UPI Prodi Administrasi Pendidikan.

6. Seluruh karyawan dan Staf di lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan bantuan selama penulis mengikuti studi.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Administrasi Pendidikan Program Magister (S2) Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Angkatan 2008/2009 yang tidak bisa disebutkan satu demi satu, yang telah bersama-sama dan memberikan kenangan manis kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

8. Seluruh guru dan staf di lingkungan SMP Negeri 36 Bandung yang mendukung selama menjadi mahasiswa Sekolah Pascasarjana sampai dapat menyelesaikan studi di UPI.

Akhirnya kepada Allah SWT segalanya dikembalikan, semoga rahmat dan hidayah-Nya senantiasa dilimpahkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan studi ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih perlu penyempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari para penguji diharapkan demi penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat. Amin.

Bandung, Juli 2011 Penulis

Bambang Ariyanto NIM: 0809191


(7)

vii

Halaman

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat Penelitian ... 14

1. Secara Teoretis ... 14

2. Secara Praktis …... 15

F. Penjelasan Istilah ... G. Sistematika Penulisan ... 15 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……… 16

A. Kajian Pustaka... 16

1. Konsep Kualitas Pembelajaran dalam Konteks Administrasi Pendidikan …... 16

2. Kualitas Pembelajaran …..……….. 20

3. Kompetensi Profesional ……… 44

4. Kinerja Guru……… 57

5. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan... 61

B. Kerangka Pikir... 65

C. Hipotesis ... 70

BAB III METODE PENELITIAN……… 71

A. Pendekatan Penelitian ……… 71

B. Populasi dan Sampel... 71

C. Teknik Pengumpulan Data... 76

1. Studi Kepustakaan... 76

2. Studi Dokumentasi... 77

3. Teknik Angket... 77

D. Instrumen Penelitian... 78

1. Menyusun Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 78

2. Menguji Validitas... 80


(8)

viii

E. Uji Normalitas dan Uji Linieritas Data... 90

1. Uji Normalitas... 90

2. Uji Linieritas Data... 98

F. Analisis Data Penelitian…...………... 101

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 105

A. Hasil Penelitian ……... 105

1. Hasil Analisis Data Deskriptif ……..……… 105

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ……..……… 112

3. Interpretasi Hasil Analisis Korelasi... 118

B. Pembahasan …….……….……... 119

1. Kompetensi Profesional... 119

2. Kinerja Mengajar Guru... 120

3. Kualitas pembelajaran... 120

4. Kontribusi Kompetensi Profesional terhadap Kualitas Pembelajaran... 121

5. Kontribusi Kinerja Guru terhadap Kualitas pembelajaran .... 128

6. Kontribusi Kompetensi Profesional dan Kinerja Guru terhadap Kualitas pembelajaran...135

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….. 137

A. Kesimpulan... 137

B. Rekomendasi……….……….. 139

DAFTAR PUSTAKA ... 142

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 146


(9)

ix

Nomor Judul Halaman

3.1. Populasi Penelitian Guru SMP Negeri se-Kota Bandung………. 73

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Guru SMP Negeri se-Kota Bandung... 75

3.3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Profesional (X1)... 78

3.4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Guru(X2)... 79

3.5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kualitas pembelajaran (Y)... 80

3.6. Uji Validitas Item Variabel Kompetensi Profesional (X1)... 82

3.7. Uji Validitas Item Variabel Kinerja Guru (X2) ... 84

3.8. Uji Validitas Item Variabel Kualitas pembelajaran (Y)... 86

3.9. Uji Reliabilitas Item Variabel Kompetensi Profesional (X1)... 88

3.10. Uji Reliabilitas Item Variabel Kinerja Guru(X2) ... 89

3.11. Uji Reliabilitas Item Variabel Kualitas pembelajaran (Y) ... 89

3.12. Tests of Normality... 92

3.13. Descriptives... 92

3.14. Case Processing Summary... 92

3.15. Tests of Normality... 94

3.16. Descriptives... 94

3.17. Case Processing Summary... 94

3.18. Tests of Normality... 96

3.19. Descriptives... 96

3.20. Case Processing Summary... 96

3.21. Model Summary... 98

3.22. ANOVA... 98

3.23. Coefficients... 98

3.24. Model Summary... 99

3.25. ANOVA... 99

3.26. Coefficients... 100

3.27. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 102

4.1. Kriteria Skor Rata-Rata Variabel ………. 106

4.2. Skor Rata-rata Variabel Kompetensi Profesional... 106

4.3. Skor Rata-rata Variabel Kinerja Mengajar Guru... 108

4.4. Skor Rata-rata Variabel Kualitas pembelajaran ... 110

4.5. Correlations... 112

4.6. Model Summary... 112

4.7. ANOVA... 112

4.8. Coefficients... 113


(10)

x

Nomor Judul Halaman

2.1. Matriks Pola Dasar Administasi Pendidikan... 19

2.2. Bagan Proses Transformasi Belajar Mengajar………. 28

2.3 Pola Multi Traffic Communication………. 39

2.4. Keberhasilan Pendidikan………. 43

2.5. Paradigma Penelitian……… 68

3.1. Diagram Normal Q-Q Plot dari Kompetensi Profesional (X1)... 93

3.2. Diagram Penyebaran data Normal Q-Q Plot dari Kompetensi Profesional (X1)... 93

3.3. Diagram Normal Q-Q Plot dari Kinerja Guru (X2)... 95

3.4. Diagram Penyebaran data Normal Q-Q Plot dari Kinerja Guru (X2)... 95

3.5. Diagram Normal Q-Q Plot dari Kualitas Pembelajaran (Y)... 97

3.6. Diagram Penyebaran data Normal Q-Q Plot dari Kualitas Pembelajaran (Y)... 97

3.7. Diagram Garis Menunjukkan Arah Linieritas Data Variabel Kompetensi Profesional (X1) terhadap Kualitas Pembelajaran (Y)... 99

3.8. Diagram Garis Menunjukkan Arah Linieritas Data Variabel Kinerja Guru (X2) terhadap Kualitas Pembelajaran (Y)... 100

4.1. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan Dimensi Kompetensi Profesional (X1)... 107

4.2. Diagram Batang Kriteria Skor Kompetensi Profesional (X1)... 108

4.3. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan Dimensi Kinerja Guru (X2)………... 109

4.4. Diagram Batang Kriteria Skor Kinerja Guru (X2)…... 110

4.5. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan Dimensi Kualitas Pembelajaran (Y)... 111

4.6. Diagram Batang Kriteria Skor Kualitas Pembelajaran (Y)... 112


(11)

xi

Nomor Judul Halaman

1. ANGKET UJI COBA ………..…………. 146

2. ANGKET PENELITIAN………..……… 157

3. TABULASI DATA RESPONDEN………. 163


(12)

xii

Perihal : Permohonan Menempuh Ujian Proposal

Lampiran : Draf Proposal 3 eks

Kepada Yth. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

di Bandung

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Bambang Ariyanto

NIM : 0809191

Angkatan : 2008/2009

Program Studi : Administrasi Pendidikan Jenjang : S-2 Non Reguler

Alamat : Kompleks Girimekar Permai B-45/10 Ujung Berung Bandung HP:081320520717

Dengan ini mengajukan permohonan untuk menempuh Seminar Proposal Penelitian. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan:

1. Proposal penelitian yang telah disetujui oleh ketua Program Studi. 2. Fotocopy Kartu Rencana Studi (Kontrak Kredit)

3. Fotocopy tanda bukti SPP terakhir.

Permohonan ini saya sampaikan dengan harap mendapat persetujuan dari Bapak. Atas perhatian bapak, saya ucapkan terima kasih.

Bandung, November 2009 Mengetahi;

Ketua Program Studi, Pemohon,

Prof. Udin Syaefudin Sa’ud, M.A., Ph.D. Bambang Ariyanto NIP195306121981031003 NIM: 0809191


(13)

xiii

Perihal

: Permohonan Pembimbing Tesis

Yth. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Bambang Ariyanto

NIM : 0809191

Program Studi : Administrasi Pendidikan Jenjang : S-2 Non Reguler

Dengan ini mengajukan Pembimbing Penulisan Tesis Program Magister (S2). Judul Proposal yang diseminarkan dan mendapat persetujuan adalah:

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KINERJA GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN

(Studi pada SMP Negeri se Kota Bandung)

Tim Pembimbing yang diajukan adalah

1. Pembimbing I : Dr. Aan Komariah, M.Pd. 2. Pembimbing II : Dr. Danny Meirawan, M.Pd.

Bandung, Desember 2009 Mengetahi;

Ketua Program Studi, Pemohon,

Prof. Dr. Nanang Fattah Bambang Ariyanto NIP 195305181978031001 NIM: 0809191


(14)

xiv

Perihal : Permohonan Menempuh Ujian Tahap I Lampiran : Draf Tesis 4 eks

Kepada Yth. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

di Bandung

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Bambang Ariyanto

NIM : 0809191

Angkatan : 2008/2009

Program Studi : Administrasi Pendidikan Jenjang : S-2 Non Reguler

Alamat : Kompleks Girimekar Permai B-45/10 Ujung Berung Bandung HP:081320520717

Dengan ini mengajukan permohonan untuk menempuh Ujian Tahap I Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan:

1. Draft Tesis yang telah disetujui dan ditandatangani oleh pembimbing 4 eks. 2. Foto kopi ujian komprehensif

3. Foto kopi kartu pelaksanaan bimbingan. 4. Laporan hasil perkuliahan

5. Keterangan lunas pembayaran biaya pendidikan.

Besar harapan saya, bahwa permohonan ini dapat dikabulkan dalam waktu dekat ini. Atas perhatian dan persetujuan Bapak saya ucapkan terima kasih.

Bandung, Juli 2011 Mengetahi;

Ketua/Sekretaris Program Studi; Pemohon,

Prof. Udin Syaefudin Sa’ud, M.A., Ph.D. Bambang Ariyanto NIP195306121981031003 NIM: 0809191


(15)

xv

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Bambang Ariyanto

NIM : 0809191

Angkatan : 2008/2009

Program Studi : Administrasi Pendidikan Jenjang : S-2 Non Reguler

Alamat : Kompleks Girimekar Permai B-10 Ujung Berung Bandung HP:081320520717

Dengan ini mengajukan permohonan untuk menempuh ujian tahap II

Sebagai bahan pertimbangan, saya telah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam penyataan tentang kelengkapan persyaratan ujian tahap II (terlampir).

Besar harapan saya, bahwa permohonan ini dapat dikabulkan dalam waktu dekat ini. Atas perhatian dan persetujuan bapak, saya ucapkan terima kasih.

Bandung, Juli 2011 Mengetahi;

Ketua/Sekretaris Program Studi; Pemohon,

Prof. Udin Syaefudin Sa’ud, M.A., Ph.D. Bambang Ariyanto NIP195306121981031003 NIM: 0809191

Menyetujui

1. Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd. Pembimbing I 2. Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd. Pembimbing II 3. Prof. H. Udin Syaefudin Sa‘ud, Ph.D. Penguji I


(16)

xvi

Nama : Bambang Ariyanto

NIM : 0809191

Angkatan : 2008/2009

Program Studi : Administrasi Pendidikan

Jenjang : S-2 Non Reguler

Alamat : Kompleks Girimekar Permai B-10 Ujung Berung Bandung HP:081320520717

Dengan ini menyatakan bahwa semua persyaratan yang tercantum di bawah ini telah saya penuhi,yang melengkapi permohonan saya untuk menempuh . Beri tanda cek (√) pada setiap butir:

! " ! #

1. Tata tulis tesis/disertasi telah sedapat mungkin mengurangi bentuk pointers (kecuali untuk bagian tertentu yang dibenarkan) dan disajikan dalam tata tulis yang konsisten (kata,istilah,singkatan, penomoran).

2. Naskah tesis/disertasi telah bebas dari salah tulis (salah ketik,salah kutip, penulisan kata sambung, kata depan,notasi statistik, teks bahasa ingggris,penggunaan huruf kapital dll). 3. Daftar Pustaka telah diperiksa kelengkapannya, menggunakan sumber)sumber yang relevan dan

aktual, dan tata tulisnya sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. 4. Abstrak tesis/disertasi ditulis satu spasi dan tidak lebih dari satu halaman.

5. Bebas dari penjiplakan ( yang ditegaskan pada halaman “pernyataan” dalam tesis/disertasi yang ditanda tangani.

6. Naskah utuh, abstrak, dan rangkuman disertasi (untuk S3) telah diperiksa oleh Asdir I

! " ! # !

7. Bagi S3 menyerahkan rangkuman disertasi minimal sebanyak 75 eks.

8. Jumlah tesis yang diserahkan sebanyak empat eksemplar dan disertasi lima eksemplar. 9. Telah disetujui/ditandatangani oleh semua pembimbing dan penguji tahap I.

10. Melampirkan surat bukti/keterangan pelunasan biaya pendidikan dan sumbangan prasarana pendidikan di BAAK.

11. Melampirkan transkrip nilai semua mata kuliah (IPK) dan hasil ujian komprehenshif. 12. Melampirkan foto kopi kartu pelaksanaan bimbingan (ditunjukkan aslinya)

13. Melampirkan foto kopi skor TOEFL (ditunjukkan aslinya)

14. Melampirkan foto kopi kuitansi pendaftaran wisuda (ditunjukkan aslinya) 15. Pas foto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 = 3 lembar $%

16. Mengisi data lulusan (diserahkan ke Bagian Pendidikan/Akademik setelah dinyatakan lulus) 17. Bebas pinjaman buku dari Perpustakaan UPI

18. Biaya penjilidan tesis/disertasi akhir

19. Menyerahkan file rangkuman disertasi dalam bentuk CD/disket

20. Menyerahkan file tesis/disertasi dalam bentuk CD setelah pelaksanaan ujian tahap II/ Promosi, sebanyak dua buah CD.

Diterima dan diperiksa oleh Kasubag TU, Bandung, Juli 2011 Mahasiswa

Bambang Ariyanto

MEMENUHI SYARAT/TIDAK MEMENUHI SYARAT

*) Laki-laki memakai Pakaian Sipil Lengkap (Jas) *) Wanita memakai kebaya.


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini tantangan dunia pendidikan adalah mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (pasal 4 UU Sisdiknas tahun 2003). Kualitas suatu bangsa akan ditentukan oleh pendidikannya. Hanya sumber-daya manusia yang berkualitas yang akan mampu merebut pasar tenaga kerja dunia. Dengan latar belakang pendidikan yang baik dan dengan bekal keterampilan serta keahlian yang profesional mampu menjadi pelaku persaingan di pasar tenaga kerja di masa kini dan mendatang. Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan bangsa karena masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas pula, dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari laporan UNDP-Human Development Report tahun 2005 sebagai badan PBB yang menangani program pembangunan sebagaimana dilaporkan oleh Surya Dharma (15 Desember 2006) bahwa tingkat kualitas


(18)

sumber-daya manusia di Indonesia berada pada peringkat ke-110 dari 133 HDI (Human Development Index in ASEAN + Countries).

Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar Iptek, kreatif, dan memiliki solidaritas sebagai gambaran manusia modern masa depan. Begitu strategisnya peran pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber-daya manusia Indonesia, namun fakta menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang pada intinya bertumpu pada produktivitas pendidikan yang masih rendah. Menurut Tilaar (2004:87) hal ini ditandai oleh: (1) kualitas pendidikan yang masih rendah; (2) pendidikan yang belum relevan dengan kebutuhan pembangunan akan tenaga terampil; (3) manajemen pendidikan yang belum tertata secara efisien. Pandangan ini mengakibatkan pada lulusan yang kurang mampu menghalangi tuntutan zaman yang sering disoroti oleh masyarakat pemakai lulusan tersebut.

Menyadari tujuan pendidikan sebagaimana diuraikan di atas, maka untuk mengimplementasikannya diperlukan tenaga kependidikan yang memenuhi berbagai persyaratan kualitatif ataupun kuantitatif. Sebab kualitas pendidikan berlangsung bergantung kepada tenaga kependidikan secara nyata di lapangan (Rochman 1984:69).

Nursisto (2002:5) guru berperan dalam proses pendidikan. seperti penelitian di negara–negara berkembang antara lain: India, Mesir, Botswana, Thailand, Chile, El Salvador, Kolumbia, Meksiko, Brazil, Argentina, Peru, Uganda, Hongaria, Paraguai, Iran, dan Bolivia. Melalui studi terhadap keenam


(19)

belas Negara itu tersimpulkan bahwa penentu keberhasilan belajar di sekolah adalah faktor guru 34 %, manajemen 24 %, waktu belajar 18 % sarana 26 %.

Guru merupakan salah satu bagian “stakeholder” pendidikan, artinya Guru merupakan pihak yang berkepentingan dan berperan besar dalam menjamin mutu pendidikan di sekolah. Pada kenyataanya persoalan menahun yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia itu adalah masih dirasakannya banyak keluhan dan sorotan terhadap mutu lulusan (output) yang kurang cerdas, kritis, proaktif, dan inovatif. Salah satu penyebabnya adalah kemungkinan kinerja guru yang belum profesional dan kurang disiplin dalam bekerja. Didasarkan hasil penelitian terhadap guru SMP di Jawa Barat (Pikiran Rakyat:2006) masih banyak guru yang mengajar belum relevan dengan jurusannya dan belum S-1. Artinya kompetensi profesional guru belum relevan dengan amanat Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sehingga diperlukan pembenahan terhadap profesionalisme kinerja guru sebagai titik poin yang mendasari reformasi agenda pendidikan di masa depan.

Masalah krusial, misalnya melalui media masa seperti surat kabar, majalah, internet dan isu sehari- hari adalah masalah mutu pendidikan yang relatif masih rendah. Berdasarkan aspek pemerataan dan perluasan akses, sampai tahun 2004 rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas baru mencapai 7,2 tahun. Sementara itu, angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas sekitar 90,45%. (BPS, 2004). Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun dan usia 13-15 tahun mencapai 96,8% dan 83,5%. Hal ini menunjukkan masih terdapat sekitar 3,2% anak usia 7-12 tahun dan sekitar 16,5% anak usia 13-15


(20)

tahun yang tidak bersekolah, baik karena belum pernah sekolah, putus sekolah, atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (BPS, 2004).

Rendahnya mutu pendidikan tersebut kemungkinan disebabkan oleh berbagai variabel. Diantaranya kebijakan pemerintah, tingkat kesadaran masyarakat tentang pendidikan yang belum dimiliki dengan benar, kondisi ekonomi, rendahnya kualitas sumber-daya manusia termasuk di dalamnya para pimpinan, para kepala sekolah, para guru dan tenaga pendukung, lingkungan organisasi, kedisiplinan kerja guru dan lain-lain, yang menjadi faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan. Adapun beberapa contoh rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari data yang menunjukkan: (1) Kualitas sumber-daya manusia Indonesia rendah dibandingkan dengan negara-negara lain; dari 43 Negara, hampir seluruh bidang kehidupan Indonesia berada di urutan sepuluh terakhir. (2) Mutu sumber-daya manusia Indonesia menurut laporan Unesco mengenai Human Development Index atau indeks pembangunan manusia (IPM), dari 174 negara, peringkat Indonesia urutan 102 pada tahun 1996, 99 pada tahun 1997, ke-105 pada tahun 1998, ke-109 pada tahun 1999, ke-112 pada tahun ke 2000 dan urutan ke-111 dari 177 negara yaitu pada tahun 2004. (3). Daya saing, peringkat Indonesia juga menurun tahun 1996 urutan 41 dari 46 negara, dan pada tahun 2001 menjadi urutan 46 dari 47 negara. (4) Hasil survey dari The Political and Economic Risk Constultancy yang dimuat dalam majalah The Jakarta Post (3 Sempember 2001) menunjukkan bahwa betapa rendahnya kualitas pendidikan Indonesia dibandingkan dengan Pendidikan Negara Lain Di Asia bahkan Indonesia di bawah Vietnam. (Mulyasa, 2005:5). (5) Peraturan Menteri


(21)

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2005 tentang kelulusan dalam pasal 18 disebutkan bahwa peserta didik dinyatak lulus UN jika setiap mata pelajaran mendapat nilai di atas 4,25 dengan rata - rata nilai ujian nasional lebih dari 4,50. (6). 57% guru tidak kompeten, tidak memenuhi syarat , diungkapkan oleh mantan manteri pendidikan pada tanggal 16 Agustus 2004. (7) Guru SMP Negeri se Indonesia seluruh bidang studi yang layak mengajar hanya 49,2% (Pusat Statistik Balitbang Diknas, 2005).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sedemikian pesat, sehingga pengelolan pendidikan sudah selayaknya untuk dapat mengantisipasi secara lebih pro aktif. Eksistensi tenaga kependidikan yang berada di lingkungan persekolahan senantiasa harus dapat menyesuaikan dengan tuntutan perubahan dan perkembangan yang terjadi di sekitarnya, sesuai dengan dinamika dunia pendidikan yang sangat cepat. Seiring dengan kondisi tersebut, maka usaha untuk mencapai tujuan pendidikan melalui pengelolaan tenaga kependidikan akan sangat menantang dan perlu kerja cerdas serta partisipasi dari semua pihak.

Menghadapi permasalahan pendidikan yang begitu kompleks, nampaknya banyak pihak yang mampu mengubah paradigma dari permasalahan rumit menjadi tantangan yang direspon dengan positif. Berbagai upaya peningkatan mutu bila dicermati dengan seksama dari saat ke saat terus ada respon dengan cepat dan luas. Artinya dengan kecepatan yang tinggi terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun non fisik. Secara luas bahwa upaya perbaikan mutu pendidikan terlihat dari sekolah pelosok maupun di perkotaan. Dari sekolah yang dikategorikan minus sampai sekolah surplus. Mereka berusaha mengadakan


(22)

perbaikan- perbaikan. Demikian juga Ahmad Heryawan yang saat ini sebagai Gubernur Provinsi Jawa Barat tahun 2009 telah mencanangkan visi pendidikan Jawa Barat Pada tahun 2020 ingin menjadi provinsi termaju dan mitra terdepan ibu kota negara. Sementara itu Human Develompent Index HDI menyatakan juga bahwa pendidikan merupakan salah satu investasi bangsa. Masih banyak lagi respon positif dalam peningkatan mutu pendidikan. Diantara dari pihak pemerintah yaitu dengan kebijakan MBS , insentif guru, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sertifikasi, UU profesi guru dan dosen.

Menghadapi permasalahan tersebut, tampaknya diperlukan upaya kongkrit dan sistematis dalam memperbaiki paradigma permasalahan sehingga menjadi hasil karya positif dalam menunjang akselerasi pencapaian pembangunan nasional. Oleh sebab itu, penulis merasa tertantang untuk ikut aktif memecahkan permasalahan tersebut, melalui kegiatan penelitian tentang kinerja guru di SMP Negeri se-Kota Bandung. Karena tiga alasan: Pertama, guru bekerja sebagai pengabdian dan amal soleh yang kelak akan mendapatkan pahala hingga hari kiamat tiba. Kedua guru adalah figur yang menentukan maju mundurnya pendidikan, dalam kondisi bagaimanapun guru tetap memegang peranan penting, karena peran guru tidak seluruhnya dapat digantikan dengan kecanggihan teknologi. Ketiga, guru tidak hanya dituntut untuk terampil mengajar dan disiplin, tetapi memiliki jiwa kreatif, profesional, berwawasan, dan menyenangkan. Kreatif artinya guru mampu memilih dan memilah serta mengembangkan materi dasar bidang ajarnya. Profesional berarti, guru memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya


(23)

sebagai guru. Berwawasan, artinya guru banyak mengetahui kemajuan Iptek dan perkembangan berita terkini, menyenangkan, artinya guru dapat memberikan kepuasan kepada siswa dan orangtua selaku pengguna jasa pelayanan pendidikan.

Dilihat dari sudut pandang organisasi (Gibson, 1985:51), ada tiga kelom-pok variabel sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja dan potensi individu: Pertama variabel individu yang meliputi : (a) kemampuan/keterampilan (fisik), (b) latar belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman dan (d) demografi (umur, asal usul dan jenis kelamin). kedua variabel organisasi, meliputi: (a) sumber-daya, (b) kepemimpinan (c) imbalan, (d) struktur, (e) desain pekerjaan. ketiga variabel individu (psychologis) meliputi: (a) mental/intelektual, (b) persepsi, (c) sikap, (d) kepribadian, (e) belajar, (f) motivasi.

Kinerja guru menurut Smith (1982:293) adalah hasil atau out put dari satuan proses manusia atau yang lainnya. Kinerja juga sebagai kualitas kerja atau performance, pencapaian kerja. Sedangkan menurut Mangkunegara A. P (1984:86) kinerja sering disamakan dengan performance, artinya seberapa besar dan berapa jauh tugas- tugas yang telah dijabarkan dapat diwujudkan dan sebagai gambaran dari pola perilaku dan aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki. Kinerja guru dalam usaha peningkatan mutu pendidikan merupakan gabungan dari berbagai variabel yang saling mempengaruhi Antara lain: A.Dale Timpe dalam Mangkunegara. A.P. (1992:31) faktor kinerja guru terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain adalah kemampuan yang dimiliki guru, kebiasaan kerja keras. Dan faktor eksternal yang berasal dari lingkungan antara lain; perilaku pimpinan, fasilitas kerja dan disiplin kerja. Sedangkan menurut


(24)

Simamora. H (1995:500) kinerja atau performace, dipengaruhi oleh faktor individual misalnya kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi. Faktor psikologi misalnya persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi. Faktor organisasi antara lain; sumber-daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur, job design.

Usaha-usaha yang dilakukan tersebut adalah baik dan perlu ditanggapi oleh semua stakeholder pendidikan. Terlebih apabila keberhasilan peningkatan mutu pendidikan formal tersebut efektif, tepat sasaran dan tepat waktu. Oleh sebab itu, kompleksnya permasalahan dalam pendidikan, maka penulis tertarik untuk ikut berperan dalam suatu upaya peneningkatan pendidikan tersebut. Berdasarkan permasalah tersebut, maka penulis memilih judul "Kontribusi kompetensi profesional dan kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota Bandung".

B. Rumusan Masalah

Sebelum dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti, maka diidentifikasikan beberapa variabel yang diteliti. Kualitas pembelajaran sebagai sub sistem dari kualitas pendidikan secara umum merupakan suatu permasalahan yang sangat kompleks, mengingat mutu belajar siswa itu merupakan muara dari seluruh komponen yang tergabung dalam sistem pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar tidaklah ditentukan oleh faktor tunggal, melain-kan terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain guru, kurikulum, sarana-prasarana, biaya, sistem pengelolaan, iklim kerja, kesejahteraan dan siswa sendiri sebagai peserta didik, dan bayak faktor


(25)

lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukmadinata (2006:7) yang menyatakan bahwa:

Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia, seperti adminstrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan profesional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media, serta sumber belajar yang memadai, baik mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat, serta lingkungan yang mendukung.

Dari semua faktor tersebut, guru menempati posisi sentral, mengingat persoalan pokok dari kualitas hasil belajar berawal dari proses belajar mengajar. Menurut Sallis (2006: 86) “Pada saat sebagian besar institusi pendidikan dituntut untuk mengerjakan lebih baik lagi, penting baginya untuk memfokuskan diri pada aktivitas utama yaitu pembelajaran”. Sejalan dengan pendapat tersebut Ahmad (2006), menyatakan bahwa “Dalam proses belajar mengajar faktor guru sangat menentukan. Gedung yang bagus dan cantik, megah, laboratorium yang lengkap dan kurikulum yang canggih sama sekali tidak ada artinya jika tidak ada guru yang berkualitas di depan kelas”. Sejalan dengan pernyataan tersebut, kinerja guru menjadi variabel antara yang berpengaruh langsung terhadap kualitas pembelajaran . Sedangkan kinerja guru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: (1) tersedianya peralatan yang cukup; (2) adanya informasi yang baik; (3) terjadinya komunikasi yang baik; (4) kinerja kepemimpinan; (5) penghasilan yang mencukupi; (6) pekerjaan yang menantang untuk berkembang; (7) adanya rasa aman dan tenang (lingkungan). (Indrawijaya;1988:72).

Keberadaan kinerja guru di kelas mempunyai posisi strategis dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Adapun kinerja guru yang dimaksud adalah hasil atau out put dari satuan proses manusia atau yang


(26)

lainnya (Smith,1982:293). Sedangkan menurut Anwar M.I (2004:86) kinerja sering disamakan dengan performance, artinya seberapa besar dan berapa jauh tugas- tugas yang telah dijabarkan dapat diwujudkan dan sebagai gambaran dari pola perilaku dan aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki.

Kualitas pembelajaran merupakan tingkat kebermutuan aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan para siswanya sehingga memperoleh hasil belajar tertentu yang meliputi: (a) dimensi kualitas proses pembelajaran dengan indikator interaksi belajar siswa, kreativitas belajar siswa, dan pengalaman belajar yang bervariasi; serta (b) dimensi kualitas hasil belajar siswa dengan indikator prestasi akademik yang dicapai siswa, sikap (perilaku) keseharian siswa dalam belajar dan kemandirian siswa dalam melaksanakan tugas. Dikembangkan dari Permen Diknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Dengan demikian, aspek kompetensi individu dan kinerja guru banyak berpengaruh kepada pembentukan kualitas pembelajaran di sekolah, Kompetensi yang dimaksud (Makmun, AS.1996) adalah suatu sifat (karakteristik) dari orang-orang (kompeten) yang memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran (keterampilan), pengetahuan dan sebagainya untuk mengerjakan apa yang diperlukan.

Jarvis (1983: 35) elemen-elemen kompetensi individu, yaitu

1) pengetahuan dan pengalaman, mencakup tentang disiplin akademik, elemen psikomotor, hubungan interpersonal dan nilai-nilai moral.

2) keterampilan, keterampilan, mencakup melaksanakan prosedur-prosedur yang bersifat psikomotorik dan berinteraksi dengan orang lain.


(27)

3) sikap-sikap profesional, mencakup pengetahuan tentang profesiona-lisme, komitmen emosi terhadap profesionalisme, dan kesediaan untuk bertindak secara profesional.

Oleh karena itu, kompetensi pengetahuan dan keterampilan adalah kompetensi yang mudah dinilai, diberikan, dilatihkan, diajarkan, dialami dan dikembangkan karena cenderung dapat dilihat. Sedangkan kompetensi konsep diri, watak, kinerja guru dan motif bersifat tersembunyi, lebih dalam dan berperan sebagai sumber dari kepribadian yang tidak mudah untuk dinilai dan dikembangkan.

Dalam pekerjaannya, setiap hari kepala sekolah diharapkan mampu membina kompetensi profesional dan kinerja guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga sekolah dapat melaksanakan visi misi sehingga para guru dapat terbantu untuk bekinerja secara optimal. Sehingga kompetensi profesional dan kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota Bandung dapat diwujudkan.

Berdasarkan latar belakang penelitian, identifikasi masalah dan definisi operasional variabel yang dipaparkan tersebut, Rumusan masalah secara umum yaitu "Kontribusi kompetensi profesional dan kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota Bandung" Dari rumusan masalah secara umum tersebut, maka dapat dirinci masalah-masalah penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran kompetensi profesional pada SMP Negeri se-Kota

Bandung?

2. Bagaimana gambaran kinerja guru pada SMP Negeri se-Kota Bandung? 3. Bagaimana gambaran kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota


(28)

4. Seberapa besar kontribusi kompetensi profesional terhadap kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota Bandung?

5. Seberapa besar kontribusi kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota Bandung?

6. Seberapa besar kontribusi kompetensi profesional dan kinerja guru secara simultan terhadap kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empirik tentang besaran kontribusi kompetensi profesional dan kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran , selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan.

Secara khusus tujuan yang akan dicapai dalam studi ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui.

1. Gambaran kompetensi profesional pada SMP Negeri se-Kota Bandung. 2. Gambaran kinerja guru pada SMP Negeri se-Kota Bandung.

3. Gambaran kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota Bandung.

4. Kontribusi kompetensi profesional terhadap kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota Bandung.

5. Kontribusi kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota Bandung.

6. Kontribusi kompetensi profesional dan kinerja guru secara simultan terhadap kualitas pembelajaran pada SMP Negeri se-Kota Bandung.


(29)

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan studi lanjut dan relevan serta bahan kajian ke arah peningkatan dan pengembangan konsep tentang guru sebagai ujung tombak pendidikan khususnya berkaitan dengan fenomena pendidikan saat ini. Selain itu hasil penelitian ini diiharapkan bisa memberikan sumbangan positif dan konstruktif bagi dunia pendidikan khususnya bidang administrasi pendidikan dalam bentuk pengembangan konsep-konsep yang didukung oleh data empirik. 2. Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat memberikan masukan: a. Bagi SMP Negeri se-Kota Bandung untuk dijadikan bahan pertimbangan

dalam merumuskan pola-pola peningkatan kualitas pembelajaran serta masukan positif dalam memperbaiki mutu kinerja guru.

b. Mengenai pengembangan dan pengelolaan kompetensi profesional dan kinerja guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran .

c. Bagi para peneliti, hasil temuan ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lanjutan tentang model pengembangan kompetensi profesional dan kinerja guru pada SMP Negeri se-Kota Bandung.

F. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah diperlukan untuk memperjelas istilah-istilah variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Kompetensi profesional guru adalah seperangkat kemampuan keterampil-an, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dengan dimensi yang meliputi: (a)


(30)

penguasaan materi, (b) penguasaan standar kompetensi, (c) pengembangan materi, (d) pengembangan keprofesionalan, dan (e) memanfaatkan teknologi informasi. (Dikembangkan dari Permen Diknas 16 tahun 2007 dan UU Guru dan Dosen 2004).

2. Kinerja guru adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu menyampaikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat pada saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana dia mempersiapkannya dan menilai prestasi belajar siswa meliputi: (a) dimensi materi/isi pelajaran dengan indikator menguasai materi/isi pelajaran yang tercantum dalam kurikulum sekolah; (b) dimensi strategi pembelajaran dengan indikator menggunakan dan mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran berlangsung efektif; (c) dimensi fasilitas belajar dengan indikator menggunakan dan mengembangkan fasilitas pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam memahami pelajaran; (d) dimensi kesulitan belajar anak dengan indikator memahami kesulitan belajar anak dan berusaha membantu mengatasinya; (e) dimensi evaluasi belajar dengan indikator melaksanakan evaluasi pembelajaran; serta (f) dimensi pengembangan diri anak dengan indikator mengembangkan potensi, sikap (perilaku) dan kemandirian siswa (UU Guru dan Dosen 2004).

3. Kualitas pembelajaran adalah tingkat kebermutuan aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas) atau usaha sengaja, terarah dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan yang berpusat pada kepentingan peserta didik


(31)

yang meliputi: (a) dimensi kualitas proses pembelajaran dengan indikator interaksi belajar siswa, kreativitas belajar siswa, dan pengalaman belajar yang bervariasi; serta (b) dimensi kualitas hasil belajar siswa dengan indikator prestasi akademik yang dicapai siswa, sikap (perilaku) keseharian siswa dalam belajar dan kemandirian siswa dalam melaksanakan tugas. Dikembangkan dari Permen Diknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan

Bab 2 Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Bab 3 Metode Penelitian

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab 5 Kesimpulan dan Rekomendasi Daftar Pustaka


(32)

71 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti dikemukakan Singarimbun. Masri dan Effendi. (2003:21) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis; (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial. Jenis penelitian survei ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu kompetensi profesional (X1) kinerja guru (X2) dan kualitas pembelajaran (Y).

Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring data dari sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumber data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya. Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk


(33)

digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan yang cukup akurat.

Sugiyono (2008:12-13) penelitian kuantitatif didasarkan kepada para-digma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai objek empiris, asumsi tersebut adalah :

a. Objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, warna dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat memilih variabel tertentu sebagai objek penelitian. b. Determinisme (hubungan sebab akibat), asumsi ini menyatakan

bahwa setiap gejala ada penyebabnya, seperti orang malas bekerja tentu ada penyebabnya.

Berdasarkan asumsi pertama dan kedua di atas, maka penelitian dapat memilih variabel yang diteliti dan menghubungkan variabel satu dengan yang lainnya. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan sulit untuk dipelajari.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 2005:6). Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008:57). Pada umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Guru SMP Negeri se-Kota Bandung sejumlah = 2373 guru. Rincian populasi penelitian sebagai berikut.


(34)

Tabel 3.1

Populasi Penelitian Guru SMP Negeri se-Kota Bandung

No Nama sekolah Populasi

1 2 3

1 SMP Negeri 1 55

2 SMP Negeri 2 54

3 SMP Negeri 3 51

4 SMP Negeri 4 57

5 SMP Negeri 5 66

6 SMP Negeri 6 38

7 SMP Negeri 7 47

8 SMP Negeri 8 42

9 SMP Negeri 9 51

10 SMP Negeri 10 49

11 SMP Negeri 11 61

12 SMP Negeri 12 52

13 SMP Negeri 13 66

14 SMP Negeri 14 46

15 SMP Negeri 15 34

16 SMP Negeri 16 46

17 SMP Negeri 17 48

18 SMP Negeri 18 49

19 SMP Negeri 19 42

20 SMP Negeri 20 37

21 SMP Negeri 21 35

22 SMP Negeri 22 52

23 SMP Negeri 23 29

24 SMP Negeri 24 34

25 SMP Negeri 25 39

26 SMP Negeri 26 44

27 SMP Negeri 27 58

28 SMP Negeri 28 43

29 SMP Negeri 29 38

30 SMP Negeri 30 49

31 SMP Negeri 31 44

32 SMP Negeri 32 30

33 SMP Negeri 33 38

34 SMP Negeri 34 42

35 SMP Negeri 35 33

36 SMP Negeri 36 32

37 SMP Negeri 37 58

38 SMP Negeri 38 54

39 SMP Negeri 39 33


(35)

1 2 3

41 SMP Negeri 41 40

42 SMP Negeri 42 48

43 SMP Negeri 43 39

44 SMP Negeri 44 31

45 SMP Negeri 45 46

46 SMP Negeri 46 44

47 SMP Negeri 47 49

48 SMP Negeri 48 51

49 SMP Negeri 49 69

50 SMP Negeri 50 55

51 SMP Negeri 51 49

52 SMP Negeri 52 25

Jumlah 2373

Arikunto S. (2003:117) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nasution (2005:135) bahwa, “.. mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya.” Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto, S. (2002:120) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Memperhatikan pernyataan di atas, karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak (Random sampling). Sedangkan Teknik pengambilan sampel dipilih setiap sekolah mempunyai peluang yang sama, sehingga sampel diambil sebanyak 52


(36)

sekolah yang mewakili masing-masing SMP Negeri di Kota Bandung. Berdasarkan populasi tersebut, maka dapat dibuatkan seperti pada Tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2

Populasi dan Sampel Penelitian Guru SMP Negeri se-Kota Bandung

No Nama sekolah Populasi Sampel

1 2 3 4

1 SMP Negeri 1 55 1

2 SMP Negeri 2 54 1

3 SMP Negeri 3 51 1

4 SMP Negeri 4 57 1

5 SMP Negeri 5 66 1

6 SMP Negeri 6 38 1

7 SMP Negeri 7 47 1

8 SMP Negeri 8 42 1

9 SMP Negeri 9 51 1

10 SMP Negeri 10 49 1

11 SMP Negeri 11 61 1

12 SMP Negeri 12 52 1

13 SMP Negeri 13 66 1

14 SMP Negeri 14 46 1

15 SMP Negeri 15 34 1

16 SMP Negeri 16 46 1

17 SMP Negeri 17 48 1

18 SMP Negeri 18 49 1

19 SMP Negeri 19 42 1

20 SMP Negeri 20 37 1

21 SMP Negeri 21 35 1

22 SMP Negeri 22 52 1

23 SMP Negeri 23 29 1

24 SMP Negeri 24 34 1

25 SMP Negeri 25 39 1

26 SMP Negeri 26 44 1

27 SMP Negeri 27 58 1

28 SMP Negeri 28 43 1

29 SMP Negeri 29 38 1

30 SMP Negeri 30 49 1

31 SMP Negeri 31 44 1

32 SMP Negeri 32 30 1

33 SMP Negeri 33 38 1


(37)

1 2 3 4

35 SMP Negeri 35 33 1

36 SMP Negeri 36 32 1

37 SMP Negeri 37 58 1

38 SMP Negeri 38 54 1

39 SMP Negeri 39 33 1

40 SMP Negeri 40 50 1

41 SMP Negeri 41 40 1

42 SMP Negeri 42 48 1

43 SMP Negeri 43 39 1

44 SMP Negeri 44 31 1

45 SMP Negeri 45 46 1

46 SMP Negeri 46 44 1

47 SMP Negeri 47 49 1

48 SMP Negeri 48 51 1

49 SMP Negeri 49 69 1

50 SMP Negeri 50 55 1

51 SMP Negeri 51 49 1

52 SMP Negeri 52 25 1

Jumlah 2373 52

C. Teknik Pengumpulan Data

Nasir, M. (2003:328) mengatakan, bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan, studi dokumentasi dan teknik angket.

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan suatu teknik dalam mengumpulkan data teoritis yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya masalah-masalah yang


(38)

sedang diteliti, melalui sumber bacaan yang mendukung penelitian (hasil penelitian, jurnal, tesis, disertasi, dan buku-buku yang relevan baik literatur berbahasa Indonesia maupun berbahasa asing). Melalui studi kepustakaan, penulis memperoleh tambahan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan kerang-ka berpikir dalam mengkerang-kaji, menganalisis, dan memecahkerang-kan permasalahan yang diteliti.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung seperti jumlah guru yang relevan dengan fokus penelitian.

3. Teknik Angket

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 96 responden. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpul-kan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui teknik model angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan di dalam angket


(39)

tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel kompetensi profesional (X1), kinerja guru (X2) dan kualitas pembelajaran (Y) merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pernyataan di dalam angket.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a) definisi operasional penelitian; (b) menyusun kisi-kisi instrumen; (c) mela-kukan uji coba instrumen; dan melamela-kukan pengujian validitas dan Reliabilitas instrumen.

1. Menyusun Kisi-kisi Instrumen Penelitian a. Kompetensi Profesional (X1)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket menggunakan Skala Likert dengan kisaran secara kontinus 1 – 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut. 1 = Sangat Tidak Baik/sangat tidak pernah/sangat tidak setuju/Sangat rendah 2 = Kurang Baik/tidak pernah/ kurang setuju/ rendah

3 = Tidak Tahu/kadang-kadang/ cukup setuju/cukup tinggi 4 = Baik/Sering/ setuju/ tinggi

5 = Sangat Baik/Selalu/ sangat setuju/ sangat tinggi Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Profesional (X1)

Dimensi Indikator No.

Item 1. Penguasaan

materi

a. Mengkaji materi mata pelajaran yang diajarkan. b. Mempelajari bahan yang relevan

1 2 2. Penguasaan

standar kompetensi

a. Menyusun program pembelajaran b. Kesesuaian waktu

c. Ketercapaian target kurikulum d. Metode pembelajaran

e. Evaluasi pembelajaran f. Pelaksanaan remedial

3 4 5 6 7 8


(40)

Dimensi Indikator No. Item 3.

Pengem-bangan materi

a. Pengaturan tempat duduk b. Pajangan

c. Memotivasi siswa d. Penanganan keributan

9 10 11 12 4. Pengembangan keprofesionalan

Alat peraga dan media pelajaran 13

Mempelajari landasan kependidikan 14

Menggunakan metode pembelajaran dengan tepat pada proses belajar mengajar

15 5. Memanfaatkan

teknologi informasi

a. Membuat alat evaluasi

b. Memberikan laporan kemajuan belajar siswadalam raport

16 17 Menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan

konseling

18 19

buku Induk 20

Hasil penilaian / penelitian kemajuan belajar mengajar dijadikan landasan SBM berikutnya

21

Variabel kompetensi profesional dikembangkan dari teori Permen Diknas 16 tahun 2007

b. Kinerja Guru (X2)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket menggunakan Skala Likert dengan kisaran secara kontinus 1 – 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut. 1 = Sangat Tidak Baik/sangat tidak pernah/sangat tidak setuju/Sangat rendah 2 = Kurang Baik/tidak pernah/ kurang setuju/ rendah

3 = Tidak Tahu/kadang-kadang/ cukup setuju/cukup tinggi 4 = Baik/Sering/ setuju/ tinggi

5 = Sangat Baik/Selalu/ sangat setuju/ sangat tinggi Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru (X2)

DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR

NO ITEM

a. Materi/isi Pelajaran 1) Menguasai materi/isi pelajaran yang

tercantum dalam kurikulum sekolah 1-3 b. Strategi Pembelajaran 2) Menggunakan dan mengembangkan

strategi pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran berlangsung efektif.

4-6 c. Fasilitas Belajar 3) Menggunakan dan mengembangkan

fasilitas pembelajaran untuk

mempermudah siswa dalam memahami pelajaran.


(41)

DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR NO ITEM

d. Kesulitan Belajar siswa 4) Memahami kesulitan belajar siswa dan

berusaha membantu mengatasinya. 10-13 e. Evaluasi Belajar 5) Melaksanakan evaluasi pembelajaran 14-17 f. Pengembangan diri

siswa

6) Mengembangkan potensi, watak,

kepribadian dan perilaku mulia siswa. 18-20

Keterangan: Kinerja guru dikembangkan dari Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

c. Kualitas Pembelajaran (Y)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket menggunakan Skala Likert dengan kisaran secara kontinus 1 – 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut. 1 = Sangat Tidak Baik/sangat tidak pernah/sangat tidak setuju/Sangat rendah 2 = Kurang Baik/tidak pernah/ kurang setuju/ rendah

3 = Tidak Tahu/kadang-kadang/ cukup setuju/cukup tinggi 4 = Baik/Sering/ setuju/ tinggi

5 = Sangat Baik/Selalu/ sangat setuju/ sangat tinggi Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Kualitas Pembelajaran (Y)

Dimensi Indikator No. Item

1. Proses belajar a. Interaksi b. Kreativitas

c. Pengalaman belajar bervariasi

1 – 10

2. Hasil belajar a. Prestasi akademik b. Sikap (perilaku) c. Kemandirian

11 – 20

Variabel Kualitas belajas Siswa dikembangkan dari Permen Diknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

2. Menguji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2007:109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti


(42)

memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

(

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 i i i i i i i i hitung Y Y n X X n Y X Y X n r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Keterangan :

r hitung = Koefisien korelasi

∑ Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden.

Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) Kaidah keputusan : Jika r hitung > r tabel berarti valid sebaliknya

r hitung < r tabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut.

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi

Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid). a. Kompetensi Profesional (X1)

Bedasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kompetensi profesional (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 47 item tersebut yang dinyatakan valid ada 21 item, yaitu item No: 1; 3; 5; 9; 10; 12; 14; 20; 21; 22; 23; 25; 26; 28; 31; 35; 37; 38; 39; 42 dan 45. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 26


(43)

item, yaitu item No: 2; 4; 6; 7; 8; 11; 13; 15; 16; 17; 18; 19; 24; 27; 29; 30; 32; 33; 34; 36; 43; 44; 46; dan 47.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–1 = 30 – 1= 29) sehingga didapat r Tabel = 0,367. Contoh korelasi item No.1 = 0,649; item No.2 = 0,029 dan seterusnya sampai item No.47 = 0,271. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6

Uji Validitas Item Variabel Kompetensi Profesional (X1) ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

Keputusan

1 2 3 4

Item No.1 0,649 0,367 Valid

Item No.2 0,029 0,367 Tidak Valid

Item No.3 0,611 0,367 Valid

Item No.4 0,174 0,367 Tidak Valid

Item No.5 0,653 0,367 Valid

Item No.6 0,197 0,367 Tidak Valid

Item No.7 0,093 0,367 Tidak Valid

Item No.8 0,237 0,367 Tidak Valid

Item No.9 0,649 0,367 Valid

Item No.10 0,653 0,367 Valid

Item No.11 -0,084 0,367 Tidak Valid

Item No.12 0,584 0,367 Valid

Item No.13 -0,038 0,367 Tidak Valid

Item No.14 0,498 0,367 Valid


(44)

1 2 3 4

Item No.16 0,176 0,367 Tidak Valid

Item No.17 0,209 0,367 Tidak Valid

Item No.18 0,165 0,367 Tidak Valid

Item No.19 0,209 0,367 Tidak Valid

Item No.20 0,524 0,367 Valid

Item No.21 0,564 0,367 Valid

Item No.22 0,498 0,367 Valid

Item No.23 0,609 0,367 Valid

Item No.24 -0,084 0,367 Tidak Valid

Item No.25 0,409 0,367 Valid

Item No.26 0,609 0,367 Valid

Item No.27 0,165 0,367 Tidak Valid

Item No.28 0,564 0,367 Valid

Item No.29 0,271 0,367 Tidak Valid

Item No.30 0,176 0,367 Tidak Valid

Item No.31 0,584 0,367 Valid

Item No.32 -0,084 0,367 Tidak Valid

Item No.33 0,165 0,367 Tidak Valid

Item No.34 0,237 0,367 Tidak Valid

Item No.35 0,409 0,367 Valid

Item No.36 0,029 0,367 Tidak Valid

Item No.37 0,409 0,367 Valid

Item No.38 0,611 0,367 Valid

Item No.39 0,653 0,367 Valid

Item No.40 0,409 0,367 Valid

Item No.41 0,772 0,367 Valid

Item No.42 0,653 0,367 Valid

Item No.43 0,029 0,367 Tidak Valid

Item No.44 0,165 0,367 Tidak Valid

Item No.45 0,515 0,367 Valid

Item No.46 0,165 0,367 Tidak Valid


(45)

b. Kinerja Guru (X2)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kinerja guru (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 20 item tersebut semuanya valid yaitu: item No.1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; dan 20.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–1 = 30 – 1= 29) sehingga didapat r Tabel = 0,367. Contoh korelasi item No.1 = 0,827; item No.2 = 0,864 dan seterusnya sampai item No.20 = 0,739. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Uji Validitas Item Variabel Kinerja Guru (X2) ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

Keputusan

Item No.1 0,827 0,367 Valid

Item No.2 0,864 0,367 Valid

Item No.3 0,702 0,367 Valid

Item No.4 0,864 0,367 Valid

Item No.5 0,645 0,367 Valid

Item No.6 0,882 0,367 Valid

Item No.7 0.,697 0,367 Valid

Item No.8 0,820 0,367 Valid

Item No.9 0.864 0,367 Valid

Item No.10 0,827 0,367 Valid

Item No.11 0,529 0,367 Valid


(46)

1 2 3 4

Item No.13 0,546 0,367 Valid

Item No.14 0,882 0,367 Valid

Item No.15 0,827 0,367 Valid

Item No.16 0,637 0,367 Valid

Item No.17 0,697 0,367 Valid

Item No.18 0,540 0,367 Valid

Item No.19 0,820 0,367 Valid

Item No.20 0,739 0,367 Valid

c. Kualitas Pembelajaran (Y)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kualitas pembelajaran (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 20 item tersebut semuanya valid yaitu: item No.1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; dan 20. Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–1 = 30 – 1= 29) sehingga didapat r Tabel = 0,367. Contoh korelasi item No.1 = 0,828; item No.2 = 0,735 dan seterusnya sampai item No.20 = 0,634 Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.


(47)

Tabel 3.8

Uji Validitas Item Variabel Kualitas Pembelajaran (Y) ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

Keputusan

Item No.1 0,828 0,367 Valid

Item No.2 0,735 0,367 Valid

Item No.3 0,750 0,367 Valid

Item No.4 0,735 0,367 Valid

Item No.5 0,750 0,367 Valid

Item No.6 0,627 0,367 Valid

Item No.7 0,637 0,367 Valid

Item No.8 0,716 0,367 Valid

Item No.9 0,861 0,367 Valid

Item No.10 0,735 0,367 Valid

Item No.11 0,627 0,367 Valid

Item No.12 0,746 0,367 Valid

Item No.13 0,637 0,367 Valid

Item No.14 0,762 0,367 Valid

Item No.15 0,762 0,367 Valid

Item No.16 0,746 0,367 Valid

Item No.17 0,786 0,367 Valid

Item No.18 0,735 0,367 Valid

Item No.19 0,828 0,367 Valid

Item No.20 0,634 0,367 Valid

3. Menguji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keter-andalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:


(48)

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut. Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Keterangan : Σ Si = Jumlah Varians semua item

S1, S2, S3…..n = Varians item ke-1,2,3…...n

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan : St = Varians total

ΣXt 2

= Jumlah kuadrat X total

(ΣXt)2 = Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus :

Keterangan : r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah item

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

(

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rb ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

= (Riduwan 2009a:115-116)

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenya disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown yakni:

b b r r + = 1 . 2

r11 Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan membanding-kan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel dan r11 < r tabel berarti Tidak Reliabel.

N N X X S t t t 2 2 (Σ )

Σ =       Σ −       − = t i S S k k r .1

1 11 N N X X S i i i 2 2(Σ ) Σ

=

n

i S S S S

S = 1+ 2+ 3...


(49)

a. Kompetensi Profesional (X1)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,947. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,367) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item kompetensi profesional (X1) tersebut adalah reliabel, seperti Tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Item Kompetensi Profesional (X1)

Reliability Statistics .723 24a .741 23b 47 .901 .948 .948 .947 Value

N of Items Part 1

Value N of Items Part 2

Total N of Items Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms

Equal Length Unequal Length Spearman-Brown

Coefficient

Guttman Split-Half Coefficient

The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15, item16, item17, item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24.

a.

The items are: item24, item25, item26, item27, item28, item29, item30, item31, item32, item33, item34, item35, item36, item37, item38, item39, item40, item41, item42, item43, item44, item45, item46, item47.

b.

b. Kinerja Guru (X2)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,976. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,367) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item kinerja guru (X2) tersebut adalah reliabel. seperti Tabel 3.10 sebagai berikut.


(50)

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Item Kinerja Guru (X2)

c. Kualitas Pembelajaran (Y)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,930. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,367) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item kualitas pembelajaran (Y) tersebut adalah reliabel. seperti Tabel 3.11 sebagai berikut.

Tabel 3.11


(1)

dan bimbingan siswa, mengadopsi berbagai inovasi dan mengembangkan

kreativitas melalui pemanfaatan teknologi pembelajaran untuk mendukung

pelasaknaan tugas.

2. Bagi Kepala Sekolah

Terselenggaranya pengelolaan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan

(sekolah) merupakan tanggungjawab pokok kepala sekolah. Salah satu fungsi

kepala sekolah dalam pengelolaan pendidikan adalah melakukan pembinaan dan

pengembangan guru agar dapat menunjukkan kinerja yang baik. Pada akhirnya

kompetensi profesional, kinerja guru tersebut, akan bermuara pada pencapaian

kualitas pembelajaran. Didasari oleh kelemahan-kelemahan yang ditemui di

lapangan, diajukan rekomendasi bagi kepala sekolah dalam rangka peningkatan

kompetensi profesional, kinerja guru dan kualitas pembelajaran, yaitu. Kepala

sekolah sebagai pengelola dan juga pemimpin sekolah diharapkan dapat

meningkatkan kinerjanya dalam membina dan mengembangkan kompetensi

profesional, kinerja guru dan kualitas pembelajaran. Hal ini dapat diwujudkan

melalui: (1) peningkatan kemampuan dalam bidang pembelajaran untuk

ditularkan pada guru; (2) mengoptimalkan peran kepala sekolah dalam

melaksanakan supervisi pendidikan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan

memperbaiki hasil kerja guru; serta (3) membantu guru memecahkan

permasalahan terkait dengan kegiatan pembelajaran ataupun bimbingan siswa.

Kepala sekolah diharapkan dapat menjadi tumpuan peningkatan kompetensi

profesional, kinerja guru dan kualitas pembelajaran karena memiliki peran


(2)

141

3. Bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung

Dalam era otonomi pendidikan, Dinas Pendidikan Kota Bandung memiliki

tanggung jawab lebih besar dalam merumuskan kebijakan untuk mendukung

peningkatan kualitas pendidikan di sekolah termasuk dalam meningkatkan

kompetensi profesional, kinerja guru dan kualitas pembelajaran. Dinas pendidikan

perlu memberikan dukungan nyata terhadap upaya sekolah dalam bentuk

kebijakan maupun program yang mengarah pada peningkatan kompetensi

profesional, kinerja guru dan kualitas pembelajaran. Berdasarkan

kelemahan-kelemahan yang ditemui di lapangan, diajukan rekomendasi bagi Dinas

Pendidikan Kota Bandung, yaitu melakukan pembinaan intensif kepada guru

untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran. Program

kegiatan yang dapat dikembangkan untuk kepentingan tersebut anatra lain: (1)

menyelenggarakan pendidikan/pelatihan untuk peningkatan kompetensi guru; (2)

menyediakan media/sumber belajar bagi guru sehingga secara mandiri dapat

meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas pembelajaran; serta (3)

mengoptimalkan peran pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi sebagai

bentuk layanan bantuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam


(3)

142

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah & Cepi Triatna. (2004). Visionary Leadership Menuju Sekolah

Efektif Jakarta: Bumi Aksara.

Abin Syamsudin Makmun. (1996 ). Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Agib, Zainal. (2002) . Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia.

Akdon (2005). Teori dan Isu Kependidikan (Kepemimpinan Keorganisasian dan

Kompetensi Guru. Bandung: Mutiara Ilmu.

Anwar Prabu Mangukegara. ( 2005). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.

Anwar, M.I. (1984). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Arikonto S. (2003). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahastya

Bafadal, Ibrahim. (1992). Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

. (2003). Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari Sentralisasi

Menuju desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Biyantu (2007) MANAJEMEN PEMBELAJARAN (Studi tentang Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah, Iklim Kerja Guru, Penghasilan Guru dan Teknologi Pembelajaran terhadap Kinerja Guru dan Kualitas Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Pekanbaru)

Bloom, Benyamin S. (1976). Human Characteristic and School Learning. Newyork: McGraww-Hill.

Bloom, Benjamin S. (1983). Taxonomy of Educational Objectives: The

Classification of Educational Goals. London: David McKay Company, Inc.

Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Engkoswara. (2002). Menuju Indonesia Moderen 2020. Bandung: Penerbit Yayasan Amal Keluarga.

Fakkry Gaffar, M. (1987). Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: Depdikbud.

_____ (1995). Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : IKIP.

_____ (2006). Konsep Dasar dan Esensi TQM dalam Implementasi Pendidikan:


(4)

143

_______(2006). Guru Sebagai Profesi: Makalah, Dipersentasikan dalam Seminar

Nasional Kompetensi dan Sertifikasi Guru dalam menyukseskan Program K2i Propinsi Riau. Bandung: UPI.

Gagne and Brigg L. J. (1976). Principles or Instructional Design. New York: Holt Rinehart and Winston.

Gagne, R. M. (1987). Instructional Technology: Foundation. Hillsdale: Lawrence Ermaum Associates, Publishers.

______________. (1989). Principles of Instructional Design. Orlando: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers, 1989.

Gibson. (1985). Organisasi (Terjemahan). Edisi Ke-Lima, Jakarta: Erlangga. Heyneman, S.P. & Loxley. W. (1999). The Impact of Primery School Quality on

Academic Achievementin 29 High and Low Income Countries. American

Journal of Sociology 88.

Hasibuan, Malayu S.P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hickman, R. dkk. (1996). Instructional Media and Technology for Learning. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Heyneman, S.P. & Loxley. W. (1999). The Impact of Primery School Quality on

Academic Achievementin 29 High and Low Income Countries. American

Journal of Sociology 88.

Hoy and Miskel. (2001). Educational Administration , Theory, Research, and

Practice. Mc Graw- Hill: North America.

Indrawijaya, Adam. (1988). Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru.

Jarolemek. J. dan Clifor, D. Foster (1981). Model of Teaching. New Yersey: Englangwood Cliff Prenticehall Inc.

Keith Davis (1985). Human Behavior at Work: "Organizational Behavior" New Delhi:Tata MCGraw-Hill Publishing Company.

Makmun.AS (1996 ). Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya. Mangukegara.AP. (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:Refika Aditama. ______ (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru)

Permen Diknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah).

Riduwan, Adun R. dan Enas (2011). Cara Belajar Mudah SPSS 17 dan Aplikasi

Statistik Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.


(5)

Riduwan dan Sunarto (2008b). Metode Pengantar Statistika. Bandung: CV Alfabeta.

Riduwan dan Akdon (2008). Aplikasi Statistika. Bandung: Dewa Ruchi.

Rivai. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Robbins . (1995). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Sallis, E .(1993). Total Quality Management In Edcation, Philadelpia– London. Siagian , P. Sondang.(2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Simamora. H. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:STIE YKPN.

Soetjipto dan Kosasih, R. (1994). Profesi Keguruan. Jakarta: Ditjen Dikti.

Soetjipto, B.W dan Ardiyanti, Niken. (2006). Menggapai SDM Optimal: Kinerja,

Produktivitasdan Kreativitas. Jakarta: Lembaga Manajemen FEUI.

Soetjipto, B.W dan Ardiyanti, Niken. (2006). Nilai Stratejik SDM. Jakarta: Lembaga Manajemen FEUI.

Sudjana, Nana (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production. _____ (2000). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai (1989). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar

Baru.

Sugiyono. (2008) .Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Supriadi, Dedi. (1999). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sustermeister. R (1976). People and Productivity. New York: Mc Graw. Hill

Book Company.

Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek

Profesional. Bandung: Penerbit Angkasa.

Suyanto dan Hisyam, D. (2000). Refleksi dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia

Memasuki Milenium III. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Sweetland, S. R., & Hoy, W. R. (2000). School characteristic and educational

outcomes: Toward organisational model of student achievment in middle schools. Educational Administration Quarterly.

Syah, Muhibbin. (2003) Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syamsuddin, Abin. (1999). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Terry, George R., Leslie W. Rue. (2000). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Timpe.D. (1991). Seri Ilmu Dan Seni Manajemen Bisnis Kepemimpinan.Jakarta: Gramedia.


(6)

145

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru Dan

Dosen. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Jakarta.

Usman, Uzer,. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Wahjosumidjo. (1987). Kepempimpinan Dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Yuniarsih. (2002). Implementasi Konsep Manajemen Mutu Terpadu dalam


Dokumen yang terkait

KINERJA GURU SMPN KOTA SURAKARTA (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisip

0 3 19

B A B I PENDAHULUAN Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan Guru dan Dampaknya pada Kinerja Guru SMP Negeri Kota Surakarta).

0 3 11

DAFTAR PUSTAKA Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan Guru dan Dampaknya pada Kinerja Guru SMP Negeri Kota Surakarta).

0 3 5

KINERJA GURU SMPN KOTA SURAKARTA (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisip

0 1 21

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU PADA SMK NEGERI 11 BANDUNG.

2 6 69

PENGARUH KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DI SMAN Se-KOTA BANDUNG.

0 1 52

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA GURU : Survey Pada Guru Ekonomi SMA Negeri Se Kabupaten Sumedang.

2 9 11

PENGARUH MANAJEMEN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 2 60

KONTRIBUSI IKLIM ORGANISASI DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP KINERJA GURU: Studi pada Sekolah Menengah Pertama Negeri SSN se Kota Bandung.

0 0 99

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KREATIVITAS GURU TERHADAP KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KOTA SALATIGA.

0 1 10