PENGARUH SISTEM KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA CIMAHI.

(1)

vii

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... ... 8

1. Konsep Sistem Kompensasi... ... 8

2. Konsep Motivasi Kerja Guru ... 27

3. Teori-teori Motivasi ... 33

B. Kerangka Pemikiran ... 52

C. Hipotesis Penelitian ... 54

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, danSampel Penelitian ... 56


(2)

viii

1. Lokasi Penelitian ... 56

2. Populasi Penelitian ... 56

3. Sampel Penelitian ... 57

B. Desain Penelitian ... 59

C. Metode Penelitian ... 60

D. Definisi Operasional ... 63

E. Instrumen Penelitian ... 64

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 68

G. Teknik Pengumpulan Data ... 73

H. Teknik Pengolahan Data ... 74

I. Analisis Data ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 82

1. Gambaran Umum SMAN Se-Kota Cimahi ... 82

2. Analisis Data ... 83

a. Seleksi Angket ... 83

b. Klasifikasi Data ... 84

c. Mengubah Data Mentah Menjadai Data Baku ... 85

d. Perhitungan uji Kecenderungan Umum ... 87

e. UjiNormalitas Distribusi Data ... 93

f. Pengujian Hipotesis Penelitian... 96

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 110

B. Rekomendasi ... 111

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(3)

ix

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 56

Tabel 3.2 Jumlah Sampel ... 59

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 65

Tabel 3.4 Kriteria penskoran Alternatif Jawaban ... 68

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas X (Ssitem Kompensasi) ... 70

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Y (Motivasi Kerja Guru) ... 71

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Instrumen ... 72

Tabel 3.8 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 75

Tabel 3.9 Pedoman interpretasi Koefisien Korelasi ... 81

Tabel 4.1 Gambaran Umum Objek ... 82

Tabel 4.2 Karakteristik Responden ... 83

Tabel 4.3 Hasil Seleksi data ... 84

Tabel 4.4 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban ... 85

Tabel 4.5 Skor Baku Variabel X ... 86

Tabel 4.6 Skor Baku Variabel Y ... 87

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan WMS Variabel X ... 88

Tabel 4.8 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 89

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y ... 90

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variavel X ... 94

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variavel Y ... 95

Tabel 4.12 Nilai Korelasi Antara Variabel ... 96

Tabel 4.13 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R ... 96

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 97

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan uji Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji t) ... 98


(4)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan maslow... 37

Gambar 2.2 Skema Kerangka Penelitian... 52

Gambar 2.3 Hipotesis Penelitian ... 55


(5)

xi

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Administrasi Penelitian

Lampiran II Kisi-Kisi Instrumen dan Instrumen Penelitian Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran IV Analisis Hasil Perhitungan SPSS Profil Penulis


(6)

i

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini menyangkut sistem kompensasi dan pengaruhnya terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Se-Se-Kota Cimahi dengan objek penelitian kepada guru.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruhsistem kompensasi terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket. Populasi dalam penelitian ini adalah guru yaitu sebanyak 421 orang guru, dan untuk sampel berjumlah 81 orang guru.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Weight Means Score (WMS), gambaran umum variabel X (Sistem Kompensasi) berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 2,93. Sementara gambaran umum variabel Y (Motivasi Kerja Guru) berada pada kategori baik, dengan skor rata-rata 2,49. Korelasi variabel X dan Y memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,248 yang ada pada kategori rendah dan signifikan, dengan koefisien determinasi sebesar 24,8%, serta hasil analisis regresi yaitu Ỷ = 49,554 + (0,248)Xyang bersifat signifikan dan linier.

Kesimpulan penelitian menyatakan sistem kompensasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi.


(7)

ii

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study entitled "The Effect of Compensation System Of Work Motivation High School Teachers In State Se-Cimahi". The problems addressed in this study concerns the compensation system and its effects on work motivation of teachers in the State High School Se-Cimahi. This research was conducted in Se-SMA Cimahi the research object to the teacher.

The purpose of this study was to obtain an overview of the effects of compensation systems on work motivation of teachers in the State High School Se-Cimahi. This study used a descriptive method with a quantitative approach. Data was collected by questionnaire. The population in this study were the teacher as many as 421 teachers, and for the sample amounted to 81 teachers.

Based on calculations using the formula Weight Means Score (WMS), a general description of the variable X (Compensation System) is in the good category with an average score of 2.93. While the general picture of the variable Y (Work Motivation Guru) is in the good category, with an average score of 2.49. Correlation of variables X and Y have a significant relationship. It can be seen from the correlation coefficient is 0.248 which is in the low category and significant, with a coefficient of determination of 24.8%, and the results of the regression analysis is Y = 49.554 + (0.248) X which are significant and linear. Conclusion The study suggested compensation system significantly influence the work motivation of teachers in the State High School Se-Cimahi.


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna pencapaian tingkat kehidupan yang semakin maju dan sejahtera. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tenang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dimiliki dirinya, masyarakat dan negara.

Salah satu faktor mendasar yang menentukan ketercapaiannya tujuan pendiidkan nasional diatas adalah guru. Peran guru menjadi salah satu komponen yang penting dan strategis melalui kinerjanya. Kinerja guru sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut.

Guru sebagai sumber daya manusia di dalam lembaga pendidikan memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar dan keberlangsungan kegiatan pendiidkan.Lembaga pendidikan yang satu dituntut untuk bisa bersaing denganlembaga pendidikan lain baik yangsejenis maupun yang tidak sejenis yaitudalam melaksanakan tugas danmeningkatkan kualitas kerja.

Dalam situs http://subagio-subagio.blogspot.com/2011/02/pengaruh-kinerja-guru-terhadap-motivasi.htmlmenyatakan bahwa studi yang dilakukan Heyneman & Loxley pada tahun 1983 di 29 negara menemukan bahwa di antara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru. Peranan guru makin penting lagi di tengah keterbatasan sarana dan prasarana sebagaimana dialami oleh negara-negara sedang berkembang. Harus diakui bahwa guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan.


(9)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perannya sebagai pendidik dan pengajar bukanlah pekerjaan yang mudah, akan tetapi merupakan pekerjaan yang sangat sulit dan teramat sulit. Guru adalah ujung tombak dalam proses belajar mengajar, oleh karna itu dalam melaksanakan peran dan tugasnya guru membutuhkan motivasi untuk mendorong munculnya perilaku.Seperti yang dikemukakan oleh G. R. Terry (Sedarmayanti 2007 : 232) bahwa “Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang

merangsangnya melakukan tindakan”.

Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi, 2002) bahwa:

Motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.

Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).

Motivasi ada karena adanyakebutuhan dalam individu yang harusdipenuhi. Motivasi merupakan intensidari perilaku (Ibnu Umar, 1994 dalam Pupuh&Aa (2012:40)).Sebagai intensi dari perilaku makaperilaku yang muncul sesuai denganmotivasi yang ada. Dengan demikiandapat dikatakan bahwa motivasi kerjasangat diperlukan untuk memunculkanperilaku bekerja.

Hal yang memotivasi semangatkerja seseorang adalah untuk memenuhikebutuhan serta kepuasan baik materiilmaupun non materiil yang diperolehnyasebagai imbalan atau balas jasa dari jasayang diberikannya kepada lembaga.

Seiringdengan perkembangan zaman, makadibutuhkan program kompensasi yangtepat dan benar serta motivasi untukmeningkatkan kinerja guru terhadaporganisasi. Pinnington dan Edwards(2000) secara spesifik menyebutkanbahwa: “Imbalan intrinsik sebagai bentukintangible benefits yang sangatmempengaruhi motivasi, kepuasankerja, dan komitmen organisasional.


(10)

Kompensasi merupakan hal yang penting, yang merupakan dorongan atau motivasi utama seseorang guru untuk bekerja. Hal ini berarti bahwa guru menggunakan pengetahuan, keterampilang, tenaga dan waktu bukan semata-mata untuk membaktikan atau mengabdi diri pada sebuah lembaga tetapi ada tujuan lain yaitu mengharapkan imbalan atau balas jasa, atas basil yang telah diberikan. Oleh karena itu, dalam menerapkan kompensasi yang dikaitkan dengan prestasi kerja atau produktivitas sangatlah penting.

B. Identifikasi Masalah

Kualitas guru di Indonesia dari beberapa kajian masih dipertanyakan. Kritikan masyarakat terhadap kualitas guru yang tidak memadai dalam menyesuaikan dirinya dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam bidang pendidikan, mewujudkan sosok guru yang sesuai dengan harapan masyarakat.

Di dalam kepegawaian di dinas pendidikan khususnya di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi dibutuhkan para pelaku yang memiliki peranan dalam masing-masing, dilingkung Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahiyang dalam perannya merupakan sebagai penggerak dalam kemajuan berbagai aspek vital yang akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu lembaga pendidikan, tentu saja dibutuhkan personil yang sudah jauh memahami segala kemajuan yang sedang maupun akan dihadapi.

Untuk itu dalam mewujudkan sosok guru yang sesuai dengan harapan masyarakat dengan kinerja yang baik dan profesional, terlebih dahulu harus didorong ataupun dirangsang dengan sesuatu yang bisa meningkatkan motivasi kerjanya menjadi lebih baik, salah satunya dengan pemberian sistem kompensasi.

Manajemen organisasi yang utama adalah bagaimana memotivasi karyawan yang sedang bekerja agar mereka mampu dan mau memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi. Sebuah jalan untuk melakukan itu adalah memberi mereka kompensasi. Dengan cara itu mereka akan mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhan pribadinya. Umumnya, orang akan terdorong untuk bekerja


(11)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan bersungguh-sungguh apabila hasil kerjanya itu memperoleh imbalan yang dapat dimanfaatkan untuk memuaskan kebutuhan pribadinya.

Untuk menarik dan mempertahankan sumber daya manusia, sebuah organisasi harus mampu membayar mereka dengan layak. Pertimbangan-pertimbangan yang menyangkut pembayaran sumber daya manusia mencakup konsep “kompensasi” dan pelaksanaan “administrasi gaji dan upah”.

Motivasi sebagai proses dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh berberapa faktor (Saydam, 2000) yaitu:

1. Faktor Intern/Intrinsik

a. Individual Competence (kompentensi individual) b. Job Requirements (persyaratan kerja)

c. Management Style (gaya manajemen) d. Organizational Climate (iklim organisasi)

2. Faktor Ekstern/Ekstrinsik

a. Lingkungan kerja yang menyenangkan

b. Kompensasi yang memadai

c. Supervisi yang baik

d. Adanya penghargaan atas prestasi e. Status dan tanggung jawab

Mengingat cukup pentingnya sistem kompensasi dalam meningkatkan motivasi kerja guru yang pada akhirnya dapat menentukan keberhasilan lembaga dalam pencapaian tujuan, selanjutnya penelitian ini akan mencoba mengungkap mengenai keterkaitan sistem kompensasi terhadap motivasi kerja guru, sehingga judul yang akan ditetapkan adalah : “Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi”

C. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka dalam hal ini peneliti merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:


(12)

a. Bagaimana Sistem Kompensasi di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi?

b. Bagaimana Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi?

c. Seberapa besar Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam hal ini terbagi dari dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan secara umum dalam penelitian yang akan dilakukan ini yakni untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh sistem Kompensasi di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan secara khusus yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan ini, antara lain:

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai mengenai pengaruh sistem Kompensasi di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi;

b. Untuk memperoleh gambaran mengenai Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi; dan

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sistem Kompensasi terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis atau konseptual dan praktis. Dari segi teoritis dan konseptual, penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi keilmuan Administrasi Pendidikan


(13)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia pada bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan menyangkut dengan kinerja pegawai. Selanjutnya dari segi praktis, terdapat beberapa manfaat penelitian yang diharapkan, antara lain:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai disiplin ilmu Administrasi Pendidikan khususnya dalam lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia;

2. Bagi Dinas Pendidikan Kota Cimahi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif dan bermanfaat bagi pihak Dinas Pendidikan Kota Cimahi dalam meningkatkan kinerja pegawai; dan

Bagi akademisi/ lembaga pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu Administrasi Pendidikan dan dapat dijadikan sebagai referensi karya ilmiah.

F. Struktur Organisasi

Secara sistematis, struktur organisasi skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yakni bagian awal, bagian inti, dan bagian penutup. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini, berikut penulis sajikan uraian dari struktur organisasi skripsi yang sudah ditetapkan berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4892/UN40/HK/2013 yang dikemas dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2013.

Bag. Awal: Terdiri dari Judul, Halaman Pengesahan, Pernyataan Keaslian Skripsi dan Bebas Plagiarisme, Kata Pengantar, Ucapan Terimakasih, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran

BAB I : Terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah Penelitian, Perumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat/ Signifikasi Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.


(14)

BAB II : Terdiri dari Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian.

BAB III : Terdiri dari Metode Penelitian, mulai dari populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV : Terdiri dari Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri atas dua hal yakni pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan. BAB V : Terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

Bag. Akhir: Terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran yang dibutuhkan dalam melengkapi dan memperlancar penelitian.


(15)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi dalam penyusunan penelitian ini, penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan dan ditarik suatu kesimpulan.Sedangkan sampel merupakan sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Sugiyono (2010:81).

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah gurudi Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahidapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Populasi Status

Kepegawaian

1. SMA Negeri 1 Cimahi 59

PNS

2. SMA Negeri 2 Cimahi 81

3. SMA Negeri 3 Cimahi 76

4. SMA Negeri 4 Cimahi 68

5. SMA Negeri 5 Cimahi 75

6. SMA Negeri 6 Cimahi 62

JUMLAH PNS

Sumber: Subbagian Tatalaksana dan kepegawaian Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Juli 2014


(16)

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi untuk memperoleh informasi atau data tentang permasalahan dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2010:119) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan Proporsionate Stratified Random Sampling.Teknik ini digunakan dalam penelitian ini dikarenakan populasi memiliki anggota yang luas, terdiri dari beberapa bidang pekerjaan. Namun karena jumlah populasi tersebut berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan Proporsionate Stratified Random Sampling.

Dengan perhitungan untuk menentukan ukuran sampel peneliti menggunakan rumus Taro Yamane yaitu:

Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d² = presisi yang ditetapkan

Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 421 orang dimasukkan ke dalam rumus di atas dengan tingkat presisi yang ditetapkan yaitu 10%. Jadi dijabarkan sebagai berikut:

n = N

N.d2+ 1=

421 421.0,12+ 1=

421 421.0,01+ 1=

421 4,21+1=

421

5,21= 80,81 = 81

n = 80,81 dibulatkan menjadi 81guru n = n


(17)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 81 guru.Adapun untuk menentukan sampel dari masing-masing bidang dengan menggunakan teknik

sampling.Sugiyono (2010:118) mengatakan bahwa “teknik sampling

adalah teknik pengambilan sampel”.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Proporsionate Stratified Random sampling atau pengambilan sampel berstrata secara proporsional karena populasi yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi heterogen atau tidak sejenis.

Menurut Akdon dan Riduan (2008:242) mengatakan “Proporsionate Stratified Random Sampling adalah pengambilan sampel dari anggota secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis)”.Adapun untuk menentukan sampel dari masing-masing bagian digunakan rumus Stratified Random Sampling. (Akdon 2008:250). Sebagai berikut:

ni = Ni . n N

Keterangan:

Ni = jumlah populasi secara stratum n = jumlah sampel seluruh

ni = jumlah sampel menurut stratum N = jumlah populasi seluruh


(18)

Tabel 3.2 Jumlah Sampel

No. Nama Sekolah Jumlah

Populasi

Perhitungan Sampel

Jumlah Sampel

Status Kepegawaian 1. SMA Negeri 1 Cimahi 59 59 x 81 = 11,35

421 11

PNS

2. SMA Negeri 2 Cimahi 81 81x 81 = 15,58

421 16

PNS

3. SMA Negeri 3 Cimahi 76 76 x 81 = 14,62

421 15

PNS

4. SMA Negeri 4 Cimahi 68 68 x 81 = 13,08

421 13

PNS

5. SMA Negeri 5 Cimahi 75 75x 81 = 14,42

421 14

PNS

6. SMA Negeri 6 Cimahi 62 62 x 81 = 11,92

421 12

PNS

Jumlah 81

Sumber: Penulis, Pengolahan Data 2014

B. Desain Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian sangat diperlukan desain penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Menurut Nasution (2009:23) mengatakan bahwa “desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.” Secara garis besar tahapan atau langkah-langkah penelitian dapat dibagi


(19)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi tiga tahapan yaitu prencanaan, pelaksanaa, dan tahap pelaporan.Desain penelitian berguna untuk memberikan pedoman yang jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya, menentukan batas-batas penelitian yang berhubungan dengan tujuan penelitian.Desain penelitian ini memaparkan populasi, metodologi yang digunakan, sampel, prosedur pengumpulan data, teknik analisa data, kesimpulan dan lain sebagainya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini, sebagai berikut:

a. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk merumuskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah yang akan diteliti menjadi sebuah penelitian.

b. Peneliti mengumpulkan data-data di lapangan yang dapat menunjang proses penelitian.

c. Peneliti mencari teori-teori yang relevan guna untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti.

d. Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan, maka selanjutnya peneliti membuat kerangka piker dan hipotesis guna menjadi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang akan diteliti.

e. Setelah hipotesis diajukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan bagaimana agar hipotesis tersebut dapat teruji secara empirik.

C. Metode Penelitian

Arikunto (2006:160) mengemukakan bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantatif. Keadaan ini diselaraskan dengan variabel penelitian yang memusatkan diri pada masalah-masalah actual dan fenomenal yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka-angka yang memiliki makna.


(20)

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji suatu rangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini digunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan.Penggunaan atau kejadian yang berlangsung pada saat sekarang, sedangkan studi kepustakaan dimaksudkan sebagai sarana untuk memperoleh informasi melalui penelaahan terhadap berbagai sumber tertulis yang relevan dan mendukung terhadap masalah yang diteliti guna menunjang validitas dan realibilitas instrumen pengumpulan data dan mempertajam kajian permasalahan penelitian.

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk memcahkan masalah yang sedang dihadapi pada masa sekarang. Hal ini, sesuai dengan pendaoat dari Moh Ali (1985: 120) yang menjelaskan bahwa:

Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk berupaya memcahkan atau menjawab [ermasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau pengolahan data.Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Pendapat Moh Ali diatas mengenai metode deskroptif lebih difokuskan pada pemecahan masalah sekarang ini dan pada langkah-langkah dalam proses penelitiannya. Pendapat lain dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim (1989: 64) mengenai penelitina deskriptif ini, yaitu:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, bahwa penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.


(21)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun untuk ciri-ciri dari metode deskriptif yang dikemukakan oleh Surakhmad (1985: 63) yaitu:

1) Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang atau pada masalah-masalah yang aktual;

2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, djelaskan dan kemudian dianalisis. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa.

Dengan demikian yang disebut metode deskriptif adalah suatu cara dalam penelitian yang berusaha menggambarkan dan berusaha memcahkan permasalahan mengenai berbagai fenimena/gejala/peristiwa yang sedang terjadi sekarang ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan tujuan untuk mengkaji permasalahan aktual yang terjadi pada masa sekarang yaitu Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru Di SMA Negeri Se-Kota Cimahi.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang dimungkinkan dilakukannya pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik.Menurut Sugiyono (2011:14), mengatakan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pada pendekatan ini mengutamakan nilai-nilai matematis, terencana dan keakuratan dalam memecahkan permasalahan serta membuktikan hipotesis penelitian, dengan pertimbangan tersebut dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk lebih terencana, cermat dan pengumpulan data yang sistematis terkontrol sehingga hasil dari pembuktian hipotesis dapat jelas dengan hitungn statistik.


(22)

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan persepsi atau penafsiran terhadap judul dan ruang lingkup masalah yang diteliti, perlu dijelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam penelitian ini, sehingga terdapat persamaan pandangan atau keseragamanlandasan berpikir. Adapun definisi-definisi operasional yang berhubungan dengan judul penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Pengaruh

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:747) yang dimaksud dengan pengaruh adalah “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan”. Berdasarkan pengertian diatas, pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyelidikan yang ditimbulkan dari variabel X (Kompensasi) yang mempengaruhi variabel Y (Motivasi Kerja Guru) di SMA Negeri Se-Kota Cimahi.

2. Sistem Kompensasi

Werther dan Davis (1996) menyatakan “Kompensasi sebagai apa yang diterima pekerja sebagai tukaran atas kontribusinya kepada organisasi”. Selanjutnya Werther dan Davis menyatakan bahwa di dalam kompensasi terdapat sistem insentif yang menghubungkan kompensasi dengan kinerja.Adapun pengertian kompensasi menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003 : 181) adalah:

Kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Suwatno dan Donni (2011 : 224)Sistem Kompensasi adalah suatu sistem yang terdiri dari kompeonen-komponen kompensasi dari mulai penentuan besaran kompensasi dan cara pemberiannya. Dengan demikian Kompensasi mempunyai arti yang luas, selain terdiri dari gaji dan upah, dapat pula berbentuk fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan,


(23)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pakaian seragam, tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, tunjangan pangan dan makanan, serta masih banyak lagi yang lainnya.

3. Motivasi Kerja Guru

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “dorongan” atau “daya penggerak” yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan atau aktifitas. (Herijulianti, Indriani, Artini, 2001).Sedangkan menurut Siagian (1998) bahwa:

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menuaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dari berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Jadi yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Atau dengan kata lain pendorong semangat kerja.

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya penelitian adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena alam maupun social yang menjadi focus penelitian. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.Menurut Sugiyono (2011:148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Nazir (2005:87) menyatakan bahwa instrumen adalah “alat untuk mengumpulkan data”. Adapun teknik yang ditempuh dalam membuat instrumen dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X (Sistem Kompensasi) dan variabel Y (Motivasi Kerja Guru).

2. Menetapkan indikator dan sub indikator dari setiap variabel.

3. Menyusun kisi-kisi instrumen dari setiap variabel penelitian tersebut ke dalam bentuk matriks.


(24)

4. Membuat daftar pernyataan dari setiap variabel dengan disertai alternative jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjawab.

5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternative jawaban, yaitu dengan menggunakan skala likert.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No. Item

Variabel X Sistem Kompensasi Malayu S.P. Hasibuan (1995:140) dan Suwatno (2001: 112)  Sistem Kompensasi

 Sistem waktu  Sistem hasil  Sistem borongan

1-2 3 4-5  Kriteria

Kompensasi

 Biaya hidup

 Produktivitas kerja pegawai

 Skala upah atau gaji yang umum berlaku  Kemampuan

membayar

 Upah atau gaji sebagai alat untuk menarik,

mempertahankan, dan memberikan motivasi kepada pegawai.

 Penawaran dan permintaan tenaga kerja 6 7 8 9 10 11


(25)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Serikat buruh atau

organisasi pegawai  Posisi jabatan

pegawai

 Pendidikan dan pengalaman kerja 12 13 14  Waktu pemberian kompensasi

 Sesuai Jadwal yang telah ditentapkan 15 Variabel Y Motivasi Kerja Herijulianti (2001)  Tanggung jawab kemampuan melaksanakan tugas sesuai prosedur kesediaan menyelesaikan tugas kemampuan menanggung resiko 1 2 3  Disiplin  tingkat kehadiran

dalam bekerja ketepatan

waktudatang dan pulang dalam bekerja dan

jumlah pelanggaran disiplin.

4

5

6

 Jujur Melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh

Tidak berbuat kecurangan

7

8-9


(26)

waktu luang yang ada

 Kerja keras Tidak menunda-nunda pekerjaan Tidak mudah

menyerah

12

13

 Optimis Bersemangat

Menyukai tantangan Menyukai

pekerjaannya

14 15 16

 Memiliki cita-cita

 Bersungguh-sungguh

Fokus kepada tujuan bekerja

17

18

 Punya gairah hidup

Selalu bahagia Tidak mudah

mengeluh

29 20

Terdapat bagian jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian sebagai acuan dalam pengukuran.Berdasarkan variabel yang diteliti, penelitian ini menggunakan jenis skala likert.Menurut Sugiyono (2011:134) menjelaskan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social”. Untuk setiap alternatif jawaban setiap item menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 1-5 dengan perincian pada tabel sebagai berikut:


(27)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang-kadang (KD) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan cara checklist (√), dimana responden memberikan tanda checklist (√)

pada alternatif jawaban yang dipilih pada setiap item-item pernyataan. Instrument ini digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket, karena angket digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden yang jumlahnya cukup banyak.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik maka perlu didukung oleh data yang baik pula.Sedangkan baik tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen penelitian.Instrument yang baik harus memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel.

Uji coba instrumen dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cimahi dan SMA Negeri 2 Cimahi dengan penentuan responden yang memiliki karakteristik yang sejenis dengan responden sebenarnya, dalam hal ini peneliti mengujicobakan kuesioner yang dibuat kepada 24 guru.


(28)

1. Uji Validitas

Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak, artinya apakah dapat mengukur yang benar-benar dikehendaki untuk diukur dalam penelitian.Menurut Arikunto (2009:167) mengungkapkan : “Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur”. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.

= −( ) . ( )

{ . 2−( )2}. { . 2−( )2}

= Koefisien korelasi = Jumlah responden

( ) = Jumlah perkalian X dan Y ( ) = Jumlah skor tiap butir ( ) = Jumlah skor total

2

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan 2

= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas dilakukan dengan analisis item, yaitu dengan mengkorelasikan antara item-item instrumen dengan skor total. Perhitungannya, dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS (Statistical

Package for Sosial Science). Interpretasi terhadap korelasi dikemukakan

oleh Sugiyono (2013:178) bahwa :

Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 keatas maka faktor tersebut merupakan construct


(29)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang kuat, jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.” Untuk mengetahui nilai signifikansi validitas tiap item yaitu dengan membandingkan nilai korelasi dengan nilai pada taraf kepercayaan 95%, apabila < maka item tersebut tidak valid.Sebaliknya apabila > maka item tersebut dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba angket dengan rumus diatas menggunakan bantuan SPSS (terlampir) dengan uji coba angket yang bertempat di SMAN 1 Cimahi dan SMAN 2 Cimahi pada tanggal 25-26 Agustus 2014 dengan jumlah responden keseluruhan berjumlah 24 orang pegawai, adapun hasil dari rekapitulasi hasil uji coba validitas dari variabel X (Sistem Kompensasi) dan Variabel Y (Motivasi Kerja Guru) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel X (Sistem Kompensasi)

No. Item Kesimpulan Tindak Lanjut

1. 0,782 0,300 Valid Digunakan

2. 0,666 0,300 Valid Digunakan

3. 0,262 0,300 Tidak Valid Diperbaiki

4. 0,663 0,300 Valid Digunakan

5. 0,509 0,300 Valid Digunakan

6. 0,661 0,300 Valid Digunakan

7. 0,635 0,300 Valid Digunakan

8. 0,653 0,300 Valid Digunakan

9. 0,436 0,300 Valid Digunakan

10. 0,550 0,300 Valid Digunakan

11. 0,447 0,300 Valid Digunakan

12. 0,663 0,300 Valid Digunakan

13. 0,529 0,300 Valid Digunakan

14. 0,395 0,300 Valid Digunakan

15. 0,603 0,300 Valid Digunakan


(30)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Motivasi Kerja Pegawai)

No. Item Kesimpulan Tindak Lanjut

1. 0,582 0,300 Valid Digunakan

2. 0,447 0,300 Valid Digunakan

3. 0,618 0,300 Valid Digunakan

4. 0,418 0,300 Valid Digunakan

5. 0,601 0,300 Valid Digunakan

6. 0,655 0,300 Valid Digunakan

7. 0,620 0,300 Valid Digunakan

8. 0,377 0,300 Valid Digunakan

9. 0,454 0,300 Valid Digunakan

10. 0,547 0,300 Valid Digunakan

11. 0,014 0,300 Tidak Valid Diperbaiki

12. -0,054 0,300 Tidak Valid Dibuang

13. 0,197 0,300 Tidak Valid Diperbaiki

14. 0,292 0,300 Tidak Valid Diperbaiki

15. 0,274 0,300 Tidak Valid Diperbaiki

16. 0,301 0,300 Valid Digunakan

17. 0,363 0,300 Valid Digunakan

18. 0,637 0,300 Valid Digunakan

19. 0,496 0,300 Valid Digunakan

20. 0,303 0,300 Valid Digunakan

21. -0,095 0,300 Tidak Valid Dibuang

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap angket variabel X dapat disimpulkan bahwa 15 item pertanyaan dinyatakan valid dan 1 item pertanyaan dinyatakan tidak valid.Sedangkan untuk variabel Y dapat disimpulkan bahwa 21 item pertanyaan valid dan 6 item pertanyaan tidak valid.Dengan saran dari pembimbing maka item yang tidak valid diperbaiki atau dibuang.


(31)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya.Hal ini sejalan dengan pernyataan Arikunto (2009: 178) bahwa: “Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”

=

−1 1− 2

2

= Nilai realibilitas instrumen 2

= Mean kuadrat kesalahan 2 = Varian total

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Sedangkan rumus Sugiyono (2013:365) untuk varian total dari varian item adalah:

2 = 2

−( ) 2

2

2 =

2

= Jumlah kuadrat seluruh skor item = Jumlah kuadrat subyek

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Package for Sosial Science) versi 17.00 terdapat kriteria besarnya koefisien, maka diperoleh kesimpulan kedua variabel tersebut reliabel seperti tertera dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.7

Uji Realibilitas Instrumen

Koefisien Realibilitas Keterangan


(32)

Variabel Y (Motivasi KerjaGuru) 0,703 0,300 Reliabel

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pada tahap pertama, peneliti melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Tahap kedua, peneliti melakukan persiapan penelitian yang menyangkut langkah-langkah pembuatan surat perizinan penelitian. c. Membuat instrumen terkait dengan kedua variabel.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan di mulai dari setelah diketahuinya uji coba angket yaitu dengan melaksanakan uji validitas dan realibilitas angket dan mendapatkan hasil bahwa isntrumen tersebut telah memiliki kriteria valid dan reliabel.Langkah selanjutnya adalah dengan menyebarkan instrumen yang sudah dinyatakan valid dan reliabel tersebut kepada keseluruhan sampel penelitian yang dijadikan subyek penelitian sebelumnya.

Penyebaran instrumen dilakukan untuk memperoleh data sebenarnya yang dapat digunakan dalam penelitian, kemudian dapat diolah dan dianalisis sesuai dengan prosedur dan teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat diperoleh hasil dan kesimpulan.Pelaksanaan penyebaran angket dilakukan di SMAN 1 Cimahi dan SMAN 2 Cimahi pada tanggal 25-26 Agustus 2014.

3. Tahap Pengumpulan Data

Angket yang tersebar ditujukan kepada guru di SMAN 1 Cimahi dan SMAN 2 Cimahi. Cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data angket dengan mendatangi langsung setiap responden yang dituju atau yang bersangkutanyang berjumlah 24 orang.


(33)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data meruapakan suatu bagian yang penting di dalam melakukan penelitian karena dengan pengolahan data kita dapat merumuskan hipotesis yang ada dalam penelitian. Seperti yang diungkapkan Akdon (2005: 180) bahwa : “Pengolahan data merupakan suatu hal yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis yang akan di uji harus berkaitan dengan permasalahan yang diajukan.”. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik pengolahan datanya sebagai berikut :

a. Seleksi Angket

Pada tahap ini setelah angket-angket diisi oleh para responden, maka akan dikumpulkan kembali untuk selanjutnya dihitung dan diperiksa kembali apabila ada pengisian yang kurang lengkap, maupun untuk kelengkapan dari isi lembaran angket tersebut apabila ada yang tercecer atau tidak.

Untuk pengertian angket dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 199) bahwa: “Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka dapat diberikan kepada responden secara langsung dan dikirim melalui pos atau media internet.

Sejalan dengan pendapat tersebut peneliti menyebarkan angket secara langsung kepada responden tetapi untuk jenis angket yang disebarkan berupa angket terututp yang berisikan pertanyaan/pernyataan yang harus diisi oleh para responden tanpa terbebani oleh adanya peneliti dan responden diberikan kebebasan dalam mengisi angket tersebut.

Selanjutnya peneliti memeriksa dan menyeleksi terhadap seluruh data yang terkumpul dari responden agar dapat diolah lebih lanjut. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :


(34)

b. Memeriksa semua pertanyaan dalam angket untuk memastikan jawaban sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

c. Memeriksa keutuhan jumlah lembaran angket, memastikan tidak terdapat kekurangan jumlah lembar dalam tiap angket.

d. Memeriksa data yang terkumpul untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.

e. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.

b. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam proses penelitian. Setelah dilakukan uji coba angket yaitu uji validitas dan reliabilitas untuk melihat tingkat keabsahan dari instrumen (angket), maka baru dilaksanakan pengolahan data. Adapun runtutan dalam melaksanakan pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Mencari kecenderungan Variabel X dan Variabel Y dengan menggunakan Weight Means Score (WMS), dimana rumusnya (Sudjana, 2005: 67) yaitu :

= Dimana :

= Rata-rata skor responden

= Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden = Jumlah responden

Mencocokan skor rata-rata dengan tabel konsultasi. Hasil perhitungan WMS sebagai berikut :

Tabel 3.8

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS


(35)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Variabel X Variabel Y

3,01 – 4,00 Selalu Sangat Baik Sangat Baik

2,01 – 3,00 Sering Baik Baik

1,01 – 2,00 Kadang-kadang

Kurang Baik Kurang Baik

0,01 – 1,00 Tidak Pernah Sangat Kurang Baik

Sangat Kurang Baik Sumber : Sugiyono (2009: 75)

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk setiap variabel, dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Akdon, 2005: 178) :

= 50 + 10 ( − )

Dimana :

= Skor Baku = Skor Mentah = Standar Deviasi

= Rata-rata (mean)

Untuk menggunakan rumus tersebut, maka akan ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menentukan rentang R, dengan rumus (Sudjana, 2002: 91) : R = data terbesar – data terkecil

2) Menentukan banyak kelas (BK) interval dengan rumus (Sudjana, 2002: 47) :

BK = 1 + (3,3) log n

3) Menentukan panjang kelas interval, dengan rumus (Sudjana, 2002: 47) yaitu rentang dibagi banyak kelas.

= �


(36)

5) Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus (Sudjana, 2002: 67):

=

6) Mencari simpangan baku (standard deviasi) dengan rumus (Sudjana, 2002: 95) yaitu :

2 =

2 ( )2

( −1)

c. Uji Normalitas Distribusi Data dengan menggunakan rumus chi

kuadrat

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik parametik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametik, rumus yang digunakan dalam pengujian distribusi ini yaitu rumus chi kuadrat Sudjana (2002: 273) yaitu :

2 = (� − ) 2

=1

Dimana :

2 = Chi kuadrat yang dicari � = Frekuensi hasil penelitian

= Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan rumus diatas adalah sebagai berikut :

1) Membuat tabel distribusi frekuensi untuk mencari harga-harga yang digunakan seperti.


(37)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Menentukan besarnya rentang skor (R), dengan rumus : R = skor tertinggi – skor terendah

C. Menentukan banyaknya kelas interval dengan rumus sebagai berikut :

BK = 1 + (3,3) log n

D. Mencari panjang kelas (interval) dengan rumus sebagai berikut :

1 = �

E. Mencari rata-rata (mean) dengan rumus :

= .

F. Mencari simpangan baku (standard deviasi) dengan rumus:

2 =

2( )2

( −1)

2) Mencari kelas, yaitu batas bawah skor kiri interval (interval pertama dikurangi 0,5) dan batas skor kanan interval (interval kanan ditambah 0,5).

3) Mencari Z-score untuk batas kelas dengan rumus Sudjana (2002: 99) yaitu :

= −

Dimana :

= Rata-rata distribusi = Batas kelas distribusi = Simpangan baku

4) Mencari luas O-Z dan tabel kurva normal dari O-Z dengan menggunakan angka-angka pada batas kelas. Sehingga diperoleh luas O-Z.

5) Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas O-Z dengan interval yang berdekatan untuk tanda Z sejenis dan


(38)

menambahkan luas O-Z yang berlainan secara terus-menerus, kecuali untuk angka yang paling tengah (tanda positif dan negatif) ditambahkan dengan angka baris berikutnya.

6) Mencari (frekuensi yang diharapkan) diperoleh dengan cara mengalikan tiap kelas interval dengan n (jumlah responden). 7) Mencari (frekuensi hasil penelitian) diperoleh dengan cara

mengalikan tiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi. 8) Mencari 2 dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan. 9) Membandingkan nilai 2 hitung dengan 2 tabel. Dengan

kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika 2 > 2 , artinya distribusi data tidak normal.

b. Jika 2 < 2 , artinya distribusi data normal.

I. Menguji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer terhadap Kinerja Pegawai. Berikut adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini :

Ho : Tidak terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru.

Ha : Terdapat pengaruh/kontribusi yang positif dan signifikan antara Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru.

Langkah-langkah untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah: 1) Analisis Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y, di mana masing-masing variabel berdistribusi normal, maka digunakan teknik analisis parametrik. Adapun langkah-langkah yang akan dianalisis tersebut adalah sebagai berikut:


(39)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menafsirkan besarnya koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan tolak ukur berdasarkan Product Moment (Sugiyono, 2009:

225).

= −( ) . ( )

{ . 2 −( )2}. { . 2 −( )2}

Hasil koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan mengacu pada pedoman interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.9

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Cukup Kuat

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah (Tidak Valid)

Sumber : Sugiyono (2009: 257)

2) Uji Signifikan Koefisien Korelasi

Menguji tingkat signifikan koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y yaitu dengan melakukan uji independen untuk mencari harga t dengan menggunakan rumus T-test (Sugiyono, 2009: 259).

= −2

1− 2

Apabila hasil konsultasi harga > , maka Ho ditolak dan Ha diterima, dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y adalah signifikan. Tetapi jika < , maka Ho diterima dan Ha ditolak, maka koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan.


(40)

3) Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon dan Sahlan (2005: 188) sebagai berikut :

= ( 2) 100%

Dimana :

KD = Koefisien determinasi yang dicari 2 = Koefisien korelasi

4) Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai dependen (variabel Y) jika variabel independen (variabel X) diubah. Adapun analisis regresi sederhana, dengan rumus berikut (Sugiyono, 2009: 262) yaitu:

= + Dimana :

= Nilai yang diprediksikan (baca Y topi) = Nilai kosntanta harga Y jika X = 0 = koefisien regresi

= Nilai variabel independen

Berdasarkan rumus di atas, maka untuk mencari harga a dan b adalah sebagai berikut :

=( ). (

2

)−( )( . )

. 2−( )2

= . − .


(41)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Apabila angka koefisien korelasi tinggi, maka harga b juga tinggi dan sebaliknya jika angka koefisien rendah maka harga b akan rendah.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada Bab V ini akan diuraikan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian Sistem Kompensasi yang berpengaruh positif (� = 0,248) terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cimahi. Dibawah ini kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian menunjukan bahwa “terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sistem kompensasi terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cimahi”. Secara lebih rinci hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sistem kompensasi di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi menunjukkan dalam kondisi baik, dilihat dari aspek sistem kompensasi itu sendiri, kriteria pemberian kompensasi dan waktu pemberian kompensasi 2. Motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

menunjukkan dalam kondisi baik, dilihat dari aspek-aspek yang terlihat seperti tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, disiplin, dll.

3. Sistem kompensasi berpengaruh positif (0,248) dan signifikan terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cimahi, maka ada beberapa rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan sebagai berikut :


(43)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Lembaga sebaiknya meningkatkan motivasi kerja guru dengan cara baru yang lebih efektif sehingga kinerja guru yang dihasilkan bisa lebih optimal.

2. Lembaga sebaiknya melakukan pembinaan atau pelatihan yang intensif terhadap guru khususnya guna meningkatkan kualitas kerja guru.

3. Pemerintah harus lebih matang lagi dalam membuat suatu keputusan atau ketentuan agar target yang diharapkan bisa dicapai dengan hasil semaksimal mungkin

4. Kerja sama antara pemerintah, lembaga dan guru bisa lebih ditingkatkan karena pada dasarnya saling membutuhkan guna menciptakan suatu kondisi pendidikan yang lebih baik.

5. Bagi guru yang sudah bekerja dengan baik dan optimal senantiasa mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja yang telah dicapai dengan lebih baik lagi.

6. Penelitian ini secara umum hanya melihat pada aspek sistem kompensasi secara umum belum pada bagaimana pengembangan sistem secara lanjutan, selanjutnya alangkah lebih baiknya jika penelitiannya difokuskan disamping meneliti sistem kompensasi juga melakukan pengembangan sistem secara lebih lanjut.

7. Untuk mengantisipasi perkembangan dan tantangan dalam melaksanakan tugas kedepannya perlu mengembangkan produktivitas. Pimpinan pun tetap memberi dorongan, motivasi agar guru bekerja keras dan melaksanakan tugasnya dengan baik.

8. Dengan sistem kompensasi yang tergolong baik, hendaknya guru melakukan pengabdian kepada lembaga secara maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan bertanggung jawab atas segala pekerjaan yang telah diberikan oleh lembaga.

9. Penelitian ini hanya melihat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, sedangkan masih banyak motivasi kerja guru dipengaruhi oleh faktor lain.


(44)

Dengan demikian peneliti memberikan rekomendasi pada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi kerja guru, seperti: kompentensi individu, iklim organisasi, supervisi yang baik serta lain-lain. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menambah wawasan, terutama bagi mereka yang ingin meneliti tentang motivasi kerja guru.


(45)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, Ati, Strategi dan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Indek Kelompok Gramedia, 2005.

Fathurrohman, Pupuh. Guru Profesional. Bandung: Refika Aditama, 2012

Hasibuan, S.P. Malayu,Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produk. Jakarta:PT. Bumi Aksara, 1996

Hasibuan, S.P. Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kedelapan, PT. Gunung Agung, Jakarta, 1995.

Imam Wahjono, Sentot. Perilaku Organisasi. Cetakan kesatu. Jogjakarta: Graha Ilmu, 2010.

Riduwan, Drs., M.B.A., Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-karyawan dan

Peneliti Pemula. Cetakan keempat. CV. Alfabetha, 2007.

Robbins, Stephen P, dan Judge, Timothy A. Perilaku Organisasi (Organizational

Behavior). Edisi duabelas. Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Sastrohadiwiryo, Siswanto. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003

Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju, 2001.

Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama, 2009.

Sugiyono, Drs. Statistika dan Penelitian. Bandung : CV. Alfabetha, 1997. Suwatno. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabetha, 2011.


(46)

Uno, Dr. Hamzah B.Teori Motivasi & Pengukurannya, Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014.

Werther, William B. & Keith Davis. 1996. Human Resources And Personal


(1)

Jadi harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Apabila angka koefisien korelasi tinggi, maka harga b juga tinggi dan sebaliknya jika angka koefisien rendah maka harga b akan rendah.


(2)

109

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada Bab V ini akan diuraikan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian Sistem Kompensasi yang berpengaruh positif (� = 0,248) terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cimahi. Dibawah ini kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian menunjukan bahwa “terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sistem kompensasi terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cimahi”. Secara lebih rinci hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sistem kompensasi di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi menunjukkan dalam kondisi baik, dilihat dari aspek sistem kompensasi itu sendiri, kriteria pemberian kompensasi dan waktu pemberian kompensasi 2. Motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

menunjukkan dalam kondisi baik, dilihat dari aspek-aspek yang terlihat seperti tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, disiplin, dll.

3. Sistem kompensasi berpengaruh positif (0,248) dan signifikan terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cimahi, maka ada beberapa rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan sebagai berikut :


(3)

1. Lembaga sebaiknya meningkatkan motivasi kerja guru dengan cara baru yang lebih efektif sehingga kinerja guru yang dihasilkan bisa lebih optimal.

2. Lembaga sebaiknya melakukan pembinaan atau pelatihan yang intensif terhadap guru khususnya guna meningkatkan kualitas kerja guru.

3. Pemerintah harus lebih matang lagi dalam membuat suatu keputusan atau ketentuan agar target yang diharapkan bisa dicapai dengan hasil semaksimal mungkin

4. Kerja sama antara pemerintah, lembaga dan guru bisa lebih ditingkatkan karena pada dasarnya saling membutuhkan guna menciptakan suatu kondisi pendidikan yang lebih baik.

5. Bagi guru yang sudah bekerja dengan baik dan optimal senantiasa mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja yang telah dicapai dengan lebih baik lagi.

6. Penelitian ini secara umum hanya melihat pada aspek sistem kompensasi secara umum belum pada bagaimana pengembangan sistem secara lanjutan, selanjutnya alangkah lebih baiknya jika penelitiannya difokuskan disamping meneliti sistem kompensasi juga melakukan pengembangan sistem secara lebih lanjut.

7. Untuk mengantisipasi perkembangan dan tantangan dalam melaksanakan tugas kedepannya perlu mengembangkan produktivitas. Pimpinan pun tetap memberi dorongan, motivasi agar guru bekerja keras dan melaksanakan tugasnya dengan baik.

8. Dengan sistem kompensasi yang tergolong baik, hendaknya guru melakukan pengabdian kepada lembaga secara maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan bertanggung jawab atas segala pekerjaan yang telah diberikan oleh lembaga.

9. Penelitian ini hanya melihat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, sedangkan masih banyak motivasi kerja guru dipengaruhi


(4)

111

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian peneliti memberikan rekomendasi pada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi kerja guru, seperti: kompentensi individu, iklim organisasi, supervisi yang baik serta lain-lain. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menambah wawasan, terutama bagi mereka yang ingin meneliti tentang motivasi kerja guru.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Cahyani, Ati, Strategi dan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Indek Kelompok Gramedia, 2005.

Fathurrohman, Pupuh. Guru Profesional. Bandung: Refika Aditama, 2012

Hasibuan, S.P. Malayu,Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produk. Jakarta:PT. Bumi Aksara, 1996

Hasibuan, S.P. Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kedelapan, PT. Gunung Agung, Jakarta, 1995.

Imam Wahjono, Sentot. Perilaku Organisasi. Cetakan kesatu. Jogjakarta: Graha Ilmu, 2010.

Riduwan, Drs., M.B.A., Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-karyawan dan

Peneliti Pemula. Cetakan keempat. CV. Alfabetha, 2007.

Robbins, Stephen P, dan Judge, Timothy A. Perilaku Organisasi (Organizational

Behavior). Edisi duabelas. Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Sastrohadiwiryo, Siswanto. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003

Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju, 2001.

Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama, 2009.

Sugiyono, Drs. Statistika dan Penelitian. Bandung : CV. Alfabetha, 1997.


(6)

Ria Puspita, 2014

Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Motivasi Kerja Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uno, Dr. Hamzah B.Teori Motivasi & Pengukurannya, Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014.

Werther, William B. & Keith Davis. 1996. Human Resources And Personal


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI KERJA, STRES KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU-GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI SE-KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 2 6

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMA SWASTA SE-KOTA CIMAHI.

6 30 51

ANALISIS PEDAGOGIS PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE KOTA CIMAHI.

0 1 56

PROFIL KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI : Studi Deskriptif Terhadap Guru Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 43

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU : Survey PadaGuru Mata Pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Swasta se-Kota Cimahi.

0 1 85

PENGARUH GAYA KEPEMIMIPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU: survei tehadap sekolah menengah atas di kota bandung.

0 1 46

Pengaruh lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Atas se-Sleman Timur.

1 4 228

Pengaruh lingkungan kerja, kompensasi, dan kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Atas se Sleman Timur

0 2 226

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta.

1 3 125

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 123