EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA/WARGA BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA :Studi Kuasi Eksperimen pada Warga Belajar Paket B,UPTD SKB Kabupaten Serang.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN………. i

LEMBAR PENGESAHAN……….. ii

SURAT PERNYATAAN………. iii

ABSTRAK……… iv

KATA PENGANTAR……….. v

LEMBAR PERSEMBAHAN……… .. vi

UCAPAN TERIMA KASIH………. vii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR GAMBAR……… xi

DAFTAR TABEL……… xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiv

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah……… 4

C. Definisi Operasional..……… .. 5

D. Tujuan Penelitian………. 6

E. Manfaat Penelitian……… 6

F. Asumsi/Anggapan Dasar……….. 7

G. Hipotesis……….. 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA……… . 9

A. Belajar dan Pembelajaran……… 9

B. Karakteristik Pembelajaran yang Biasa Dilakukan Selama ini…… 23

C. Pembelajaran Kooperatif ………..……… 30

D. Pembelajaran Kooperatif Model STAD……… 40

E. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika pada Paket B...……….. 45

F. Penilaian Hasil Belajar………..………… 48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………. 53

A. Metode Penelitian………. 53

B. Desain Penelitian……….. 54


(2)

E. Prosedur Penelitian……… 58

F. Teknik Analisa Instrumen Penelitian………. 59

G. Teknik Pengolahan Data……… 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 65

A. Deskripsi Hasil Penelitian………. 65

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……….. 65

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian……… 65

3. Validitas dan Reliabilitas……… 76

B. Jawaban terhadap Pertanyaan Penelitian dan Pengujian Hipotesis… 77 1. Hasil Belajar Kelas yang Menggunakan Pembelajaran yang Biasa Dilakukan Selama Ini.. ………...……….. 77

2. Hasil Pembelajaran yang Menggunakan Kooperatif Model STAD……… 97

3. Pengujian Hipotesis……… 120

C. Pembahasan Hasil Penelitian………. 131

BAB V. PENUTUP……… 136

A. Simpulan……… 136

B. Rekomendasi………. 136 DATAR PUSTAKA


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan manusia akan berdaya dan berkarya sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Pembicaraan tentang pendidikan selalu menjadi kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik selalu dilakukan dari waktu ke waktu.

“Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir” (Wina Sanjaya; 2008 : 1). Proses pembelajaran diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran matematika, padahal matematika adalah mata pelajaran yang menggiring siswa agar mampu berfikir logis, analitis dan kritis.

“Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia” (Depdiknas; 2007 : 66). Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis dan teori peluang. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan


(4)

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa/warga belajar mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analisis, sisitematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak tetap dan kompetitip.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika, dalam setiap kesempatan hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem), dengan mengajukan masalah kontekstual peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika.

Pembelajaran matematika pada pendidikan dasar harus menggiring siswa/warga belajar kepada berfikir kritis, analitis dan logis. Metode yang menggiring siswa/warga belajar untuk berfikir logis, analitis dan kritis antara lain problem solving, diskusi, kerja kelompok, inkuiri diskoveri dan driil, akan tetapi kenyataan di lapangan sering guru/tutor hanya menggunakan satu metode saja yaitu metode ceramah karena metode ceramah dianggap lebih murah dan praktis. Hal ini menjadikan guru/tutor sebagai pusat perhatian (Teacher centered), guru/tutor

menjadi semakin aktif dan pandai berceramah sedangkan siswa/warga belajar

semakin pasif, dan jenuh mendengarkan ceramah guru/tutor, akibatnya siswa/warga belajar kurang semangat dan kurang termotivasi. Dampak lain dari hanya


(5)

semakin lama semakin tidak memahami dan tertinggal oleh teman yang pandai, sedangkan siswa/warga belajar yang kurang pandai biasanya tidak memiliki keberanian untuk bertanya atau meminta penjelasan kembali kepada guru/warga belajar, hal ini disebabkan rasa percaya diri yang kurang, akibatnya timbul rasa malu dan takut untuk menyampaikan sesuatu (pertanyaan, pendapat atau keluhan).

Dalam menghadapi kenyataan seperti ini terkadang guru/tutor kurang kreatif dalam melakukan inovasi pembelajaran, baik dalam pemilihan matari ajar, maupun strategi dan metode pembelajaran. Siswa/warga belajar cenderung pasif dan bosan dalam menghadapi suasana pembelajaran di kelas, suasana kelas kurang memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk menikmati kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Yang lebih memperihatinkan adalah siswa/warga belajar dianggap botol kosong yang selalu dijejali informasi atau ilmu pengetahuan, terlepas apakah siswa mengerti atau tidak, menyenangi atau tidak, serta tidak memiliki kesempatan untuk melakukan pendalam refleksi dan dialog.

Dampak dari pembelajaran seperti itu mengakibatkan masih rendahnya hasil belajar matematika siswa/warga belajar. Oleh karena itu diperlukan inovasi pembelajaran yang dapat mendorong siswa warga belajar untuk bebas bertanya, berdialog, berdiskusi untuk memecahakan masalah. Salah satu yang mengarah kepada hal tersebut adalah pembelajaran Kooperatif Model Student Team Achievement Divisions (STAD).

Untuk pertama kalinya strategi pembelajaran kooperatif mulai dikembangkan, bahkan lebih dari itu, mulai dievaluasi dalam berbagai pengajaran yang luas.


(6)

keberadaan dan metode pembelajaran kooperatif dari ratusan ribu guru menyatakan bahwa metode kooperatif dianggap lebih efektif” (Slavin ; 2008 : 1).

Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa/warga belajar ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai enam orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan ras. Guru/Turor menyajikan materi pelajaran kemudian siswa/warga belajar bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa/warga belajar dikenai kuis tentang materi tersebut dengan catatan saat kuis berlangsung siswa/warga belajar tidak boleh saling membantu.

Atas dasar itulah penulis ingin mencoba mangangkat hal tersebut untuk diteliti kemudian dijadikan sebuah tesis dengan judul “ Efektivitas Pembelajaran Kooperatif model Student Team Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa/warga belajar Pada Mata Pelajaran Matematika” (Studi Kuasi Eksperimen pada warga belajar Paket B setara SMP UPTD SKB Kabupaten Serang)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimana efektivitas pembelajaran kooperatif model STAD terhadap hasil belajar siswa/warga belajar pada mata


(7)

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka perumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar matematika, kelas yang menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan selama ini?

2. Bagaimana hasil belajar matematika, kelas yang menggunakan Pembelajaran Kooperatif model Student Team Achievement Divisions (STAD) ?

3. Bagaimana efektivitas Pembelajaran Kooperatif model Student Team Achievement Divisions (STAD) dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa dilakukan selama ini ditinjau dari hasil belajar matematika?

C. Definisi Operasional

Agar dalam penelitian ini terdapat kesamaan persepsi, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang dimaksud dalam penelitian ini:

1. Efektivitas adalah hasil dari proses yang dicapai oleh siswa sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya. 2. Pembelajaran kooperatif model STAD adalah salah satu model pembelajaran

yang menempatkan setiap siswa/warga belajar dalam kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 6 orang.

3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki siswa/warga belajar pada mata pelajaran matematika pada ranah kognitif (C1, C 2, C3 dan C4) yang diukur dengan tes hasil belajar untuk individual dan hasil kerja kelompok, kuis dan kontribusi anggota untuk mengukur keberhasilan kelompok.


(8)

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis bertujuan antara lain :

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika, kelas yang menggunakan Pembelajaran yang biasa dilakukan selama ini.

2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika, kelas yang menggunakan Pembelajaran Kooperatif model Student Team Achievement Divisions (STAD).

3. Untuk mengetahui efektivitas Pembelajaran Kooperatif model Student Team Achievement Divisions (STAD) dibandingkan pembelajaran yang biasa dilakukan selama ini ditinjau dari hasil belajar matematika.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun secara praktis, antara lain:

1. Kegunaan Teoritis

a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian pengembangan kurikulum khususnya dalam pembelajaran sehingga dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan pembelajaran di sekolah.

b. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembang kurikulum.


(9)

a. Memberikan suatu pengalaman baru yang berharga bagi guru/tutor dan peserta didik dalam belajar mengajar, dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Divisions (STAD)

b. Bagi guru/tutor yang akan menggunakan pembelajaran kooperatif model

Student Team Achievement Divisions (STAD) diharapakan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Divisions (STAD).

c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dalam penelitian berikutnya.

d. Bagi siswa/warga belajar dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, kerjasama, keberanian menyampaikan pendapat, senang dan tertantang untuk memecahkan masalah secara bersama.

F. Asumsi/Anggapan Dasar

Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto (2006 : 65) menyatakan bahwa asumsi/anggapan dasar/postulat adalah “ Sebuah titik tolak berfikir yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”

Atas dasar pengertian di atas asumsi yang melandasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran, agar proses pembelajaran berhasil dengan baik. Maka untuk melaksanakan pembelajaran harus memiliki persiapan dan perencanaan yang baik pula, karena perencanaan merupakan acuan dalam melaksanakan pembelajaran.


(10)

2. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari perencanaan. Sebaik apapun perencanaan pembelajaran jika tidak bisa diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar maka tidak akan bermakna.

3. Pembelajaran kooperatif model STAD adalah salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa/warga belajar untuk kerjasama, menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan pendapat dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menantang dan menyenangkan.

4. Evaluasi merupakan cara untuk mengetahui keberhasilan dalam belajar, baik untuk mengevaluasi hasil belajar yang menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD maupun pembelajaran yang biasa dilakukan selama ini.

G. Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat efektivitas yang signifikan pembelajaran kooperatif model STAD terhadap hasil belajar siswa/warga belajar pada mata pelajaran matematika.

Ha : Terdapat efektivitas yang signifikan pembelajaran kooperatif model STAD terhadap hasil belajar siswa/warga belajar pada mata pelajaran matematika.


(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk kuasi eksperimen. Pre test dilakukan di awal penelitian dan post tes dilakukan di akhir penelitian baik terhadap kelas ekperimen maupun kelas kontrol.

Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel total atau sampel jenuh artinya semua populasi dijadikan sampel mengingat keterbatasan jumlah populasi yang ada.

Tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, guru/tutor memberikan tes awal berupa (pre test) pada kelas kontrol yaitu kelas yang biasa dilakukan selama ini dan kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD

2. Pada kelas eksperimen, selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sampel diberi perlakuan menggunakan pembelajran kooperatif model STAD.

3. Selama pembelajaran dilakukan observasi terhadap siswa/warga belajar untuk mengamati jalannya proses pembelajaran kooperatif model STAD.

4. Setelah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar kelas eksperimen dan kelas kontrol, semua siswa/warga belajar diberi tes akhir (post test) untuk menilai hasil belajar siswa warga belajar pada aspek kognitif secara individu dan penilaian kelompok dari hasil kerja kelompok pada kelas eksperimen.


(12)

5. Hasil belajar siswa/warga belajar dilihat dari perbedaan skor (gain) nilai tes awal/pre tes dan tes akhir/ post tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 6. Pada pertemuan kedua diberikan perlakuan yang sama dengan pertemuan

pertama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

7. Gain dari kelas eksperimen diuji seberapa besar efektivitas pembelajaran yang dilakukan terhadap hasil belajarnya.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah The Matcing Only Pretest-posttest Control Group (Fraenkel & Wallen, 1993 : 243 dalam Imas Suryamah; 2008 : 60). Desain ini digambarkan pada tabel berikut :

Tabel : 3.1 Desain Penelitian

Keterangan

O : Pengukuran awal (pre test) dan pengukuran akhir (post test) M : Matching Subjects untuk kelas control dan kelas eksperimen XA : Perlakuan pembelajaran di kelas eksperimen

XB : Perlakuan pembelajaran di kelas control

Sesuai dengan pendapat Fraenkel & Wallen, 1993 : 243 dalam Imas Suryamah (2008:60) the matching subjects adalah penelitian ini yang tidak ditetapkan secara acak tetapi dengan mencocokkan subjek yang berada dalam kelompok eksperimen

Treatmen group O M XA O Control group O M XB O


(13)

tersebut. Anggota dari masing-masing pasangan yang dicocokan kemudian ditetapkan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara mekanis.

Dalam menentukan homogenitas kelompok eksperimen peneliti berkonsultasi dan meminta pendapat pamong belajar UPTD SKB Kabupaten Serang sebagai penanggung jawab dan pengatur pembagian kelas. Bahwa kelas tersebut dinyatakan homogen berdasarkan kemampuan rata-rata kelas dan latar belakang siswa, serta sosial dan budaya yang ada disekitar siswa.

C. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Loksi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di UPTD SKB Kabupaten Serang, di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Serang, dengan alamat di Desa Drangong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Lokasi instansi ini terletak di wilayah kota Serang sejak adanya pembentukan kota Serang, namun di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Serang, sampai menunggu relokasi tempat baru di wilayah kabupaten Serang.

Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut antara lain :

a. Peneliti sebagai pamong belajar di UPTD SKB Kabupaten Serang, sehingga peneliti dalam melaksanakan penelitian tidak meninggalkan tempat kerja. b. Jarak tempuh terjangkau, karena domisili dengan tempat kerja peneliti cukup

dekat sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.

c. Sudah terjalin hubungan yang baik antara peneliti dengan kepala UPTD, pamong belajar dan tutor yang ada di UPTD SKB Kabupaten serang


(14)

d. Peneliti mengenal dengan baik kondisi dan cara belajar siswa/warga belajar di UPTD SKB Kabupaten Serang

e. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberi kontribusi positif kepada UPTD SKB Kabupaten Serang.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah suatu kelompok manusia atau objek yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu penelitian (Luhut P Panggabean, 1996:5). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/warga belajar kelas VII Paket B setara SMP di UPTD SKB kabupaten Serang tahun pelajaran 2008/2009.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap populasi dan diambil dengan menggunakan teknik sampling (Luhut P Panggabean, 1996:49).

Teknik sampling adalah suatu teknik (metode) yang digunakan untuk mengambil sampel representatif dari populasi (Luhut P Panggabean, 1996:49). Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel total atau jenuh artinya populasi dijadikan sampel mengingat jumlah populasi sedikit.

Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yaitu untuk kelas kontrol diambil satu kelas dari kelas VII A terdiri atas 24 orang dan untuk kelas ekseperimen diambil dari kelas VII B terdiri dari 24 siswa.


(15)

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data tidak terlepas dari instrumen penelitian. Adapun teknik dan instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes hasil belajar

Teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa/warga belajar pada aspek kognitif secara individu dan Lembar Kegiatan Kelompok untuk mengetahui hasil kerja kelompok. Instrumen tes ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar. Instrumen tes ini dibatasi hanya pada aspek ingatan(C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4).

Bentuk tes prestasi belajar ini berupa pilihan ganda. Tes ini dilakukan diawal pertemua ke satu dan diakhir pembelajaran pertemuan kedua berupa pre test dan post test.

Adapun langkah-langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:

a) Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan kurikulum mata pelajaran matematika tahun ajaran 2008/2009.

b) Membuat kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum mata pelajaran matematika di kelas VII semester 2 Paket B tahun ajaran 2008/2009

c) Membuat soal tes dan kunci jawaban.

d) Menjudgement soal yang dibuat kepada guru bidang studi. e) Menggunakan soal yang telah di-judgement dalam uji coba soal. f) Menganalisis instrumen hasil uji coba.


(16)

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung aktivitas siswa/warga belajar di kelas selama proses belajar mengajar.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Studi Pendahuluan: mencari literatur dan konsultasi dengan dosen b. Membuat proposal

c. Seminar proposal d. Revisi proposal

2. Survei ke kelas sekaligus menentukan sampel penelitian a. Membuat perizinan penelitian

b. Menyusun instrumen penelitian c. Men-judgement instrumen penelitian d. Analisis instrumen penelitian

3. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. Pemberian pre test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol


(17)

d. Pemberian post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 4. Tahap Akhir

Pada tahap akhir dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. Analisis uji statistik

b. Menarik kesimpulan c. Menyusun laporan

F. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Dalam menguji validasi instrumen/soal tes dengan cara validasi isi dan konstruksi artinya instrumen disesuaikan dengan kurikulum dan buku sumber yang ada dan peneliti mengkonsultasikan serta meminta pendapat dari guru pengampu mata pelajaran matematika, setelah diadakan revisi maka instrumen dinyatakan valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Pengujian reliabilitas dilakukan lazimnya menggunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:

xy xy r r r

+ =

1 2

11


(18)

dimana: r11= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

xy

r = korelasi antara skor-skor tiap belahan tes

Adapun kriteria acuan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel. 3.2

Tabel Derajat Reliabilitas Soal Rentang Keterangan 0.80 – 1.00 Sangat tinggi

0.60 – 0.79 Tinggi

0.40– 0.59 Cukup

0.20 – 0.39 Rendah

0.00 – 0.19 Sangat rendah

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan data statistik. Data yang diperoleh terdiri dari tiga jenis data yaitu data yang menggambarkan aspek kognitif C1, C2, C3 dan C4. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data untuk setiap seri adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan Data Aspek Kognitif Siswa

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data aspek kognitif adalah: a. Penskoran hasil tes

b. Lembar jawaban pre test dan post test diberi skor terlebih dahulu. c. Menghitung gain tiap skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

d. Gain adalah selisih skor post test dan skor pre test. Untuk menentukan gain suatu tes dapat digunakan rumus: Gain = skor post test – skor pretest

e. Menghitung skor gain ternormalisasi


(19)

kelas yaitu dengan menganalisis skor gain ternormalisasi demikian juga pada kelas kontrol.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam melihat efektivitas pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Menghitung gain skor ternormalisasi dan menjumlahkan nilai gain ternormalisasi untuk seluruh siswa menggunakan rumus:

i i f

T SI

T T g

− − >= <

dimana: <g> = gain ternormalisasi Tf = skor posttest

Ti = skor pretest SI = skor ideal

b. Menentukan nilai rata-rata dari skor gain ternormalisasi

c. Menentukan kriteria efektivitas pembelajaran pada standar berikut ini: Tabel. 3.3

Tabel Interpretasi Gain Skor Ternormalisasi Nilai gain

ternormalisasi <g>

Kriteria

≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang

< 0,3 Rendah

(Hake, 1998) 2. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Jika distribusi datanya normal dan homogen, maka pengujian


(20)

tidak homogen, maka dilakukan uji t'. Sedangkan, jika salah satu distribusi datanya tidak normal, maka dilakukan uji Wilcoxon.

Untuk menguji hipotesis hasil belajar pada aspek kognitif dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menghitung nilai rata-rata (mean) dari skor pretest dan skor posttest dari ketiga seri dengan menggunakan rumus:

n x xi

dimana: xi= skor pretest/posttest siswa tiap seri n= jumlah siswa/warga belajar

Sedangkan untuk menghitung besarnya standar deviasi dari rata-rata skor

prestest/posttest digunakan rumus sebagai berikut:

(

)

n x x

s i

2 − Σ = dimana: x = nilai rata-rata skor rata-rata prestest/posttest

i

x = skor rata-rata prestest/posttest setiap siswa/warga belajar n= jumlah siswa/warga belajar

s= standar deviasi b) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan pada data rata-rata skor prestest/posttest. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan uji satistik yang akan digunakan selanjutnya. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan tes kecocokan chi kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(21)

3) Menghitung z skor untuk batas kelas tiap interval dengan menggunakan rumus:

s M bk

z= −

4) Menghitung luas daerah tiap-tiap kelas interval dengan rumus sebagai berikut: 2

1 l

l

l= −

dengan l= luas kelas interval; 1

l = luas daerah batas bawah kelas interval; 2

l = luas daerah batas atas kelas interval 5) Menentukan frekuensi ekspektasi (Ei): Ei =n×l

6) Menghitung χ2dengan rumus:

(

)

i i i k i E E O 2 1

2 = −

Σ

=

χ dengan Oi= frekuensi observasi;

i

E = frekuensi ekspektasi; dan 2

χ = harga chi kuadrat yang diperoleh dari perhitungan.

7) Mengkonsultasikan hargaχ2dari hasil perhitungan dengan tabel chi kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar jumlah kelas interval dikurangi tiga (dk = k – 3). Jika

2

hitung χ < 2

tabel

χ , berarti data berdistribusi normal 2

hitung χ > 2

tabel

χ , berarti data tidak berdistribusi normal c) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan distribusi F. Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:


(22)

1) Menguji homogenitas variansi dengan rumus: k s b s F 2 2 = dengan s2b = variansi yang lebih besar;

s2k = variansi yang lebih kecil

2) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus: v = (ni – 1)

3) Mengkonsultasikan Fhit dengan Ftbl. Jika Fhit < Ftbl, maka variansinya homogen. d) Uji Hipotesis

Jika distribusi datanya normal dan tidak homogen, maka dilakukan uji t’. Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji t’ adalah sebagai berikut:

1) Menghitung nilai t’ dengan rumus:

        +         − = 2 2 2 1 2 1 2 1 ' n s n s x x t

dengan x1= rata-rata skor posttest; 2

x = rata-rata skor pretest;

n1 = jumlah siswa/warga belajar pada saat posttest; n2 = jumlah siswa/warga belajar pada saat pretest; s12 = variansi rata-rata skor posttest;

s22 = variansi rata-rata skor pretest. 2) Mengkonsultasikan harga t’hit dengan t’tbl.

H0 diterima jika

2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 ' w w t w t w t w w t w t w + + < < + + − dengan: 1 2 1 1 n s

w = ;

2 2 2 2 n s


(23)

(24)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan.

1. Hasil belajar siswa/warga belajar yang menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan selama ini jika dilihat dari rata-rata post tes tiap pertemuan masih rendah, demikian juga dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan oleh rata-rata gain tiap pertemuan masih rendah.

2. Hasil belajar siswa/warga belajar yang menggunakan pembelajaran Kooperatif model STAD dilihat dari rata-rata post tes tiap pertemuan cukup tinggi, demikian juga dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan oleh rata-rata gain tiap pertemuan cukup tinggi pula. 3. Setelah diadakan pengujian hipotesis dalam penelitian ini maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian maka “Terdapat efektivitas yang signifikan pembelajaran kooperatif model STAD terhadap hasil belajar”. Artinya pembelajaran Kooperatif sangat efektif untuk memperoleh hasil belajar baik secara individu maupun secara kelompok.

B. Rekomendasi

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang latar


(25)

ketergantungan positif terhadap kelompoknya. Ketergantungan semacam ini akan melahirkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok, pada akhirnya setiap individu akan saling membantu. Mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.

Pembelajaran kooperatif ini baik apabila :

• Guru/tutor menekankan pentingnya usaha kolektif di samping usaha individu dalam belajar

• Guru/tutor menghendaki seluruh siswa memperoleh keberhasilan dalam belajar • Guru/tutor ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya,

dan belajar dari bantuan orang lain.

• Guru/tutor menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi sebagai bagian dari isi kurikulum.

• Guru/tutor menghendaki motivasi siswa dan menambah tingkat prestasi siswa. • Guru/tutor menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan. Berdasarkan hal-hal di atas penulis merekomendasikan kepada pihak-pihak: 1. Siswa/warga belajar

Siswa/warga belajar, hendaknya dalam belajar siswa/warga belajar

memanfaatkan dari berbagai sumber informasi (belajar) termasuk dari teman melalui pembelajaran kooperatif, karena pembelajaran kooperatif, akan memberikan kebabasan kepada siswa/warga belajar untuk saling ekspresikan


(26)

bertukar pengalaman, dapat memupuk rasa kebersamaan dan saling menghargai di antara teman.

2. Guru/tutor

Guru/tutor, hendaknya mengembangkan pembelajaran kooperatif di kelas untuk memotivasi belajar siswa/warga belajar, meningkatkan prestasi belajar, meningkatkan sikap sosial dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas, serta mencari solusi dalam memecahkan masalah secara besama-sama. Sehingga guru/tutor berperan sebagai motivator, fasilitator, mediator dan pembimbing siswa/warga belajar dalam melaksanakan aktifitas belajarnya. Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif guru/tutor hendaknya merencanakan dan mempersiapkan sebaik mungkin seperti perangkat kurikulum (Silabus, RPP, LKK, Kuis), pengelompokan siswa/warga belajar yang heterogen, dan tata letak tempat duduk siswa/warga belajar serta memperhitungkan ketersedian waktu, karena semua itu mempengaruhi terhadap kelancaran dan keberhasihal proses pembelajaran kooperatif yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa/warga belajar melalui pembelajaran kooperatif.

3. Sekolah/SKB/PKBM

Sekolah/SKB/PKBM, hendakanya mendorong guru/tutor mengembangkan serta melaksankan pembelajaran kooperatif secara berkala dalam waktu tertentu untuk lebih mengenal dekat strategi pembelajaran kooperatif di sekolah/ SKB/PKBM.


(27)

4. Pemegang kebijakan

Pemegang kebijakan, hendaknya memberikan dukungan terhadap suatu penelitian atau kajian terhadap strategi pembelajaran yang berpusat kepada siswa/warga belajar termasuk di dalam pembelajaran kooperatif sehingga kualitas pendidikan di masa yang akan datang tidak hanya bertumpu pada aspek pengetahuan saja melainkan meliputi aspek afektif dan psikomotorik serta aspek lain yang berdampak positif dan dibutuhkan oleh siswa dalam kehidupannya. 5. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya untuk meneliti kembali tentang pembelajaran kooperatif baik model STAD maupun model lainnya, karena pembelajaraan kooperatif sangat beraneka ragam model dan karekterisitinya, menarik dan menantang untuk diteliti kembali baik pada aspek atau model yang telah diteliti oleh penulis maupun pada aspek atau model lain, pada tempat yang sama atau tempat yang berbeda untuk memperkaya khazanah keilmuan khususnya tentang pembelajaran kooperatif.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Dan Prasetya, Joko Tri (1987). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Jakarta; Rineka Cipta

Cohen. A.d. (1994). Assessing Language Ability in the Classroom. Boston: Heinle & Heinly Publisher.

Creswell, J.W. (1994). Reseach Design Qualitative & Quantitaive Approach. New delhi : Sage Publications.

Dahar, R. W. (1991). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahlan. M.D. (1990). Model-Mode Mengajar. Bandung: Diponegoro.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Model Pembelajaran. Jakarta Depdiknas Dimyati dan Mujiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (1997). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Experimentasl and Quasi-Experimental Research Design. Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Lie. Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Musnedi. (2007). Matematika. Jakarta: Perca

Parsono. (1990). Landasan Kependidikan. Jakarta: Universitas Terbuka Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Bandung: Mulya Mandiri Press. Roestiyah. (2008). Starategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya. Wina. (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.


(29)

Sanjaya. Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Slavin . Robert. E. (2008). Cooperative Learnig. Bandung : Nusa Media Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryamah. Imas (2007). Perbadingan Hasil Pembelajaran Berbasis Siswa dan Pembelajaran Konvensional. Bandung. UPI Bandung

Sukmadinata, Nana Syaodih (2004). Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi. Bandung. Yayasan Kesuma bandung.

………. (2007). Metode Penelitian. Bandung : Rosdakarya.

Triton, (2005), Menguasai SPSS. 13.0, Yogyakarta, Tugu Publisher

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung . Univeritas Pendidikan Indonesia.

Wakitri.dkk. (1990). Penilaian Pencapain Hasil Belajar. Jakarta. Universitas Terbuka. Wiryawan. Anitah. Sri. (1994). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Universitas

Terbuka.


(1)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan.

1. Hasil belajar siswa/warga belajar yang menggunakan pembelajaran yang biasa dilakukan selama ini jika dilihat dari rata-rata post tes tiap pertemuan masih rendah, demikian juga dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan oleh rata-rata gain tiap pertemuan masih rendah.

2. Hasil belajar siswa/warga belajar yang menggunakan pembelajaran Kooperatif model STAD dilihat dari rata-rata post tes tiap pertemuan cukup tinggi, demikian juga dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan oleh rata-rata gain tiap pertemuan cukup tinggi pula. 3. Setelah diadakan pengujian hipotesis dalam penelitian ini maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian maka “Terdapat efektivitas yang signifikan pembelajaran kooperatif model STAD terhadap hasil belajar”. Artinya pembelajaran Kooperatif sangat efektif untuk memperoleh hasil belajar baik secara individu maupun secara kelompok.

B. Rekomendasi

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Dalam pembelajaran kooporatif setiap anggota akan mempunyai


(2)

137

ketergantungan positif terhadap kelompoknya. Ketergantungan semacam ini akan melahirkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok, pada akhirnya setiap individu akan saling membantu. Mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.

Pembelajaran kooperatif ini baik apabila :

• Guru/tutor menekankan pentingnya usaha kolektif di samping usaha individu dalam belajar

• Guru/tutor menghendaki seluruh siswa memperoleh keberhasilan dalam belajar • Guru/tutor ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya,

dan belajar dari bantuan orang lain.

• Guru/tutor menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi sebagai bagian dari isi kurikulum.

• Guru/tutor menghendaki motivasi siswa dan menambah tingkat prestasi siswa. • Guru/tutor menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan. Berdasarkan hal-hal di atas penulis merekomendasikan kepada pihak-pihak: 1. Siswa/warga belajar

Siswa/warga belajar, hendaknya dalam belajar siswa/warga belajar memanfaatkan dari berbagai sumber informasi (belajar) termasuk dari teman melalui pembelajaran kooperatif, karena pembelajaran kooperatif, akan memberikan kebabasan kepada siswa/warga belajar untuk saling ekspresikan kemampuan, saling membantu, saling mengemukakan gagasan, pendapat, dapat


(3)

bertukar pengalaman, dapat memupuk rasa kebersamaan dan saling menghargai di antara teman.

2. Guru/tutor

Guru/tutor, hendaknya mengembangkan pembelajaran kooperatif di kelas untuk memotivasi belajar siswa/warga belajar, meningkatkan prestasi belajar, meningkatkan sikap sosial dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas, serta mencari solusi dalam memecahkan masalah secara besama-sama. Sehingga guru/tutor berperan sebagai motivator, fasilitator, mediator dan pembimbing siswa/warga belajar dalam melaksanakan aktifitas belajarnya. Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif guru/tutor hendaknya merencanakan dan mempersiapkan sebaik mungkin seperti perangkat kurikulum (Silabus, RPP, LKK, Kuis), pengelompokan siswa/warga belajar yang heterogen, dan tata letak tempat duduk siswa/warga belajar serta memperhitungkan ketersedian waktu, karena semua itu mempengaruhi terhadap kelancaran dan keberhasihal proses pembelajaran kooperatif yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa/warga belajar melalui pembelajaran kooperatif.

3. Sekolah/SKB/PKBM

Sekolah/SKB/PKBM, hendakanya mendorong guru/tutor mengembangkan serta melaksankan pembelajaran kooperatif secara berkala dalam waktu tertentu untuk lebih mengenal dekat strategi pembelajaran kooperatif di sekolah/ SKB/PKBM.


(4)

139 4. Pemegang kebijakan

Pemegang kebijakan, hendaknya memberikan dukungan terhadap suatu penelitian atau kajian terhadap strategi pembelajaran yang berpusat kepada siswa/warga belajar termasuk di dalam pembelajaran kooperatif sehingga kualitas pendidikan di masa yang akan datang tidak hanya bertumpu pada aspek pengetahuan saja melainkan meliputi aspek afektif dan psikomotorik serta aspek lain yang berdampak positif dan dibutuhkan oleh siswa dalam kehidupannya. 5. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya untuk meneliti kembali tentang pembelajaran kooperatif baik model STAD maupun model lainnya, karena pembelajaraan kooperatif sangat beraneka ragam model dan karekterisitinya, menarik dan menantang untuk diteliti kembali baik pada aspek atau model yang telah diteliti oleh penulis maupun pada aspek atau model lain, pada tempat yang sama atau tempat yang berbeda untuk memperkaya khazanah keilmuan khususnya tentang pembelajaran kooperatif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Dan Prasetya, Joko Tri (1987). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Jakarta; Rineka Cipta

Cohen. A.d. (1994). Assessing Language Ability in the Classroom. Boston: Heinle & Heinly Publisher.

Creswell, J.W. (1994). Reseach Design Qualitative & Quantitaive Approach. New delhi : Sage Publications.

Dahar, R. W. (1991). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahlan. M.D. (1990). Model-Mode Mengajar. Bandung: Diponegoro.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Model Pembelajaran. Jakarta Depdiknas Dimyati dan Mujiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (1997). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Experimentasl and Quasi-Experimental Research Design.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Lie. Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Musnedi. (2007). Matematika. Jakarta: Perca

Parsono. (1990). Landasan Kependidikan. Jakarta: Universitas Terbuka Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Bandung: Mulya Mandiri Press. Roestiyah. (2008). Starategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya. Wina. (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.

Sanjaya. Wina. ( 2008). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan KTSP. Jakarta: Prenada Media Group.


(6)

Sanjaya. Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Slavin . Robert. E. (2008). Cooperative Learnig. Bandung : Nusa Media Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryamah. Imas (2007). Perbadingan Hasil Pembelajaran Berbasis Siswa dan Pembelajaran Konvensional. Bandung. UPI Bandung

Sukmadinata, Nana Syaodih (2004). Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi. Bandung. Yayasan Kesuma bandung.

………. (2007). Metode Penelitian. Bandung : Rosdakarya.

Triton, (2005), Menguasai SPSS. 13.0, Yogyakarta, Tugu Publisher

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung . Univeritas Pendidikan Indonesia.

Wakitri.dkk. (1990). Penilaian Pencapain Hasil Belajar. Jakarta. Universitas Terbuka. Wiryawan. Anitah. Sri. (1994). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Universitas

Terbuka.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD NEGERI 1 TALANG JAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 34

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD NEGERI 1 TALANG JAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 36

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG PRINGSEWU

0 10 51

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS IV SISWA SD NEGERI TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 17 67

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 7 51

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 BOJONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 107

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PpEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) (mardani)

0 0 10

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN EFIKASI DIRI (SELF EFFICACY) DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI PEMASARAN MATA PELAJARAN RITEL SMK BATIK 2 SURAKARTA

0 1 11

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

0 0 10

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

0 0 8