MENGGUNAKAN KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DAPAT MENGURANGI KEBIASAAN MEROKOK SISWA SMPN 17 MEDAN.

(1)

MENGGUNAKAN KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA

KREATIF DAPAT MENGURANGI KEBIASAAN MEROKOK

SISWA DI SMP NEGERI 17 MEDAN

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

OLEH

NURLELAWATI

NIM : 108 121 038

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2012


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapakan puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Menggunakan Konseling Eklektik Melalui Media Kreatif Dapat Mengurangi Kebiasaan Merokok Dikelas VII SMP Negeri 17 Medan “.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan guru Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih banyak yang harus diperbaiki, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan,kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menerima segala masukan baik itu berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun demi menyempurnakan skripsi ini.

Dalam skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya banyak pihak-pihak yang telah membantu, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku rektor UNIMED yang telah memberikan kesempatan pada penulis melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs.Nasrun Nasution, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED 3. Bapak pembantu dekan I, Pembantu Dekan II dan Bapak pembantu Dekan III Fakultas

Ilmu Pendidikan UNIMED

4. Bapak Prof.Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku ketua jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.

5. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty., M.S.,Kons., S.Psi selaku dosen pembimbing yang sangat banyak membantu penulis dalam penyelesaikan skripsi


(3)

6. Bapak Prof. Dr.Abdul Munir, M.Pd , Ibu Dra Rosmala Dewi, M.Pd.Kons dan Ibu Dra.Zuraida Lubis, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

7. Bapak dan ibu dosen fakultas ilmu pendidikan yang telah memberikan pengajaran selama penulis duduk sebagai mahasiswa di fakultas ilmu pendidikan UNIMED

8. Ibu Sri Kemala Khairani selaku wakil kepala sekolah Negeri 17 Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

9. Kepada keluarga tercinta terutama Ayah dan Ibu yang memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian dan menuntun penulis untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10.Buat orang yang spesial, Zam Harif yang selama ini telah membantu dan memberikan motivasi buat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabatku yaitu Putri Sahara Tarigan, Hotnida Hutabarat, Ira bariyah.Ade Tri Marwita, NurFatwa dan rekan-rekan seperjuan yang ada dikelas reguler BK O8 UNIMED yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Seluruh pihak yang telah membantu dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

Akhir kata tiada gading yang tidak retak , penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun tata bahasa , karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini,, dan semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya para pembaca.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari berbagai pihak, semoga tuhan memberikan balasan atas kebaikan dari semuanya.


(4)

Medan, 5 September 2012 Penulis

NurLelawati 108121038


(5)

ABSTRAK

NURLELAWATI: Menggunakan Konseling Eklektik Melalui Media Kreatif Dapat Mengurangi Kebiasaan Merokok Siswa SMPN 17 Medan. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah mengurangi kebiasaan merokok dapat dikurangi melalui konseling eklektik dengan menggunakan media kreatif pada siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui keefektifan konseling eklektik dengan media kreatif untuk mengurangi kebiasaan merokok.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-3 SMP Negeri 17 Medan yang memiliki kebiasaan merokok yang tinggi . Besar sampel yang adalah 4 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, daftar check list dan analisis verbatim.

Sampel diambil dengan teknik purposive sampling terhadap sejumlah siswa yang memiliki kebiasaan merokok yang tinggi. Berdasarkan hasil aplikasi instrumentasi diperoleh besar sampel adalah 4 orang siswa yang memerlukan layanan konseling individu. Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian dikemukakan bahwa mengurangi kebiasaan merokok siswa, pada siklus pertama dapat dituntaskan hingga mencapai 50% dan pada siklus kedua telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 75%. Berdasarkan hasil ini dapat dikemukakan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi Konseling eklektik melalui media kreatif dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 dapat diterima.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... ... i

DAFTAR TABEL ...iv

DAFTAR GAMBAR ... ...v

DAFTAR BAGAN ...vi

DAFTAR GRAFIK ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...vii

DAFTAR IS...viii

BAB I PENDAHULUAN ... ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ... ...1

1.2 Identifikasi Masalah ... ...6

1.3 Pembatasan Masalah ... ...7

1.4 Rumusan Masalah ... ...7

1.5 Tujuan Penelitian ... ...8

1.6 Manfaat Penelitian ... ...8

BAB II KAJIAN TEORITIS ... ...10

2.1 Kerangka Teori ...10

2.1.1 Kebiasaan Merokok ...10

2.1.2 Aspek –aspek prilaku merokok ...12

2.1.3 Faktor- faktor prilaku merokok ...14

2.1.4 Dampak negatif prilaku merokok ...15

2.2. Konseling Eklektik ...16

a. Pengertian Konseling ...16

b. Pendekatan Konseling ...18

c. Tahapan Dan Prosedur Konseling Eklektik ...23


(7)

2.4 Konseling Eklektik Dengan Media Kreatif dapat Mengurangi

Kebiasaan Merokok ...34

2.5 Kerangka Berfikir ...37

2.6 Hipotesis ...38

BAB III METODOLOGI PENETIAN ...39

3.1 Jenis Penelitian ...39

3.2 Populasi Dan Sampel ... ... 39

3.3 Disain Penelitian ...39

3.3.1 Disain Penelitian Siklus I...40

3.3.2 Disain Penelitian Siklus II ...42

3.4 Operasional Variabel Penelitian ...44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...45

3.6 Uji Coba Instrumen ...47

3.7 Teknik Analisis Data ...48

3.8 Lokasi Dan Waktu Penelitian ...49

a. Lokasi ...49

b. Waktu ...49

c. Siklus ...50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Penelitian ... ... 51

4.1.1 Keadaan Fisik Sekolah SMPN 17 Medan ... 51

4.1.2 Proses Konseling ... ... 51

4.1.3 Perbandingan Mengurangi Kebiasaan Merokok ... 65

4.1.3 Pengujian Hipotesis ...69

4.2 Pembahasan ...69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...74

5.1 Kesimpulan ...74

5.2 Saran ...75


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Siswa Sekolah Menegah Pertama (SMP) merupakan peralihan ke masa remaja setelah melewati masa kanak-kanaknya di Sekolah Dasar ( SD). Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa peralihan masa remaja ini (puber) sangat rentan sekali dengan kenakalan remaja, karena pada masa ini anak masih labil dalam menentukan mana yang negatif dan mana yang positif atau mana yang baik dan mana yang buruk. Hal demikian menjadi anak bertindak sesuai dengan kemauan hatinya dan sulit bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

“Puber sebagai fase negatif berarti bahwa pada masa remaja awal ini individu mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kelihatanya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang”(Charlotte Buhler dalam Hurlock:edV:192).

Perubahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja merupakan masa yang sulit untuk orang tua maupun guru karena pada masa ini butuh perhatian yang khusus dalam segala hal. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan sikap dan perilaku yang terjadi pada masa remaja merupakan akibat dari perubahan sosial dari pada akibat dari perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Kurangnya pembelajaran hati nurani, moral yang diterima anak puber dari orang tua, kakak- adik, guru-guru dan teman-teman


(9)

2

berkemungkinan akibat buruk akan terjadi dengan begitu perubahan sosialnya maka semakin besar akibat psikologi yang mereka alami. Semakin baik lingkungan yang diharapkan akan semakin baik perilaku remaja. Lingkungan yang memberikan pembelajaran komunikasi yang efektif akan dapat membantu pembentukan perilaku yang positif.

Anak yang merasa sulit atau tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain banyak berprilaku negatif dari pada anak yang mampu dan mau berkomunikasi. Tidak jarang para remaja suka menyembunyikan masalah dari orang tua atau orang-orang terdekatnya, ia lebih suka merahasiakannya. Banyak faktor yang menyebabkan anak menyembunyikan masalahnya misalnya,takut kalau rahasia tidak akan aman ,malu kalau nantinya tidak dihiraukan lawan bicara dan lain- lain.

Untuk itulah di sekolah guru bimbingan konseling (BK) bertugas membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Guru BK menjadi teman untuk membahas masalah pribadinya. Agar siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat berfikir secara positif, tanpa harus meragukan kerahasiannya, karena guru bimbingan konseling mempunyai kode etik yang didalamnya terdapat asas-asas konseling.

Sekarang ini sangat marak diperbincangkan mengenai masalah rokok. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali ditemui orang merokok dimana- mana, baik di sekolah , di kantor , ditempat umum maupun dikalangan rumah tangga sendiri. Salah satu yang menjadi contoh masalah paling mendasar adalah mengenai perilaku kebiasaan merokok dikalangan remaja kita harus dengan serius


(10)

3

menanggapinya. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMPN 17 Medan pada tanggal 27 Februari 2012 pada siswa kelas VII 3 dengan memberikan angket dan kemudiandidapatkan 20 % (6 orang ) saat ini masih merokok dan sebanyak 80% (30 orang) tidak menggunakan rokok (Nurlelawati, 2011).

Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok pertama. Umumnya rokok pertama dimulai saat usia remaja. Sejumlah studi menemukan penghisapan rokok pertama dimulai pada usia 11-13 tahun. Perilaku merokok disebabkan oleh rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya. Mulai merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial. Modelling ( meniru perilaku orang lain) menjadi salah satu determinan dalam memulai perilaku merokok. Setelah mencoba rokok pertama, seseorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan –alasan seperti kebiasaan, orang tua atau saudara yang merokok, bahkan perilaku teman sebaya merupakan faktor penyebab keterlanjutan perilaku merokok pada usia remaja .

Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah siswa remaja yang sedang mengalami masa ingin mencoba-coba dan banyak ingin tau segalanya. Remaja mulai merokok pada awalnya ingin coba-coba namun tanpa disadari atau tidak, merokok sudah menjadi kebiasaan sehingga menjadi ketagihan lalu kemudian menjadi ketergantungan. Banyak remaja yang sudah mengetahui dampak negatif dari merokok seperti ganguan pernafasan, stroke, dan juga ganguan fungsi ginjal dan melemahkan sistem syaraf.

Salah satu dampak negatif yang paling menkhawatirkan untuk kalangan pelajar adalah melemahnya sistem syaraf sehingga dapat menganggu konsentrasi


(11)

4

dan daya ingat siswa karena efek dari nikotin yang ada didalam rokok, sehingga siswa sulit untuk dapat belajar dengan baik. Rokok juga merupakan pintu gerbang masuknya narkoba.Pengaruh nikotin dalam rokok dapat membuat seseorang menjadi pecandu atau ketergantungan pada rokok.

Usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara 11-13 tahun dan pada umumnya individu tersebut merokok sebelum berusia 18 tahun (Smet, dalam Kemala, 2007: 53). Data WHO (2003) juga semakin mempertegas bahwa jumlah perokok yang ada didunia sebanyak 30 % adalah kaum remaja. Perokok laki- laki lebih tinggi dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur, prevalensi perokok laki- laki paling tinggi umur 15- 19 tahun. Remaja laki- laki biasanya mengkonsumsi 11- 20 batang/hari (49,8 %) dan yang mengkonsumsi lebih dari 20 batang/hari sebesar 5,6 %.

Perilaku merokok disebabkan oleh faktor kepribadian,faktor lingkungan , faktor orang tua dan faktor iklan rokok . Menurut Erikson (dalam Kemala, 2007: 53), remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Seseorang yang pertama kali mengkonsumsi rokok mengalami gejala-gejala seperti batuk –batuk, lidah terasa getir dan perut mual, namun demikian sebagai dari pemula yang mengabaikan gejala- gejala tersebut biasanya berlanjut menjadi kebiasan dan akhirnya menjadi ketergantungan.

Satu dari dua orang perokok pada usia muda dan terus merokok seumur hidup, akhirnya akan meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan rokok. Rata –rata perokok yang memulai merokok pada usia remaja akan meninggal pada


(12)

5

usia setengah baya , sebelum 70 tahun, atau kehilangan sekitar 22 tahun harapan hidup normal. Para perokok terus merokok dalam jangka waktu panjang akan menghadapi kemungkinan kematian tiga kali lebih tinggi dari pada mereka yang bukan perokok.

Dengan bantuan yang diberikan guru pembimbing disekolah belum efektif karena tidak sesuai dengan gaya belajar atau gaya siswa dalam meneriman informasi. Hasil alat ungkap masalah (AUM) yang telah diperoleh dari mahasiswa UNIMED jurusan BK pada tanggal 10 oktober 2011 di SMPN 17 Medan diperoleh bahwa gaya belajar kelas VII lebih dari 85 % (20 orang ) tersebut adalah gaya kinestetik,7 % (5 orang) gaya belajar audio dan 8 % (10 orang) adalah Visual. Dimana gaya belajar kinestetik ini hanya mendengarkan guru berceramah atau membuat siswa kinestetik bosan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah merokok adalah konseling. Namun demikian, Sering terjadi konseling jenuh sangat membosan sehingga tidak ada kemajuan yang efektif bagi konseli.

Menurut Jacobs (1992) terdapat 8 kesalahan yang umum dilakukan konselor yang menyebabkan sesi konseling menjadi membosankan dan tidak efektif, yaitu :1). Mendengar terlalu banyak cerita konseli, 2). Mendengarkan terlalu banyak kisah konseling, 3). Jarang melakukan interupsi konseling, 4). Tidak fokus dalam sesi konseling,. 5). Menunggu terlalu lama untuk fokus/ funnel, 6). Tidak menggunakan teori konseling, 7). Membuat konseling membosankan jarang menggunakan teknik kreatif, 8). Tidak memperhatikan suara dan wajah konseli.


(13)

6

Telah kita ketahui bahwa sudah pernah ada upaya dari guru dan pembimbing disekolah SMPN 17 Medan seperti menasehati dan memberikan layanan konseling, tetapi belum efektif dan tuntas. Jika ini belum efektif maka perlu ada upaya lain yang harus dilakukan pembimbing atau konselor disekolah seperti memberikan layanan konseling individul dengan model eklektik (integrasi) melalui media kreatif. Konseling eklektik melalui media kreatif ini adalah konseling yang berpegang pada pandangan teoritis dan pendekatan, yang merupakan perpaduan dari berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari beberapa konsep serta pendekatan.

Proses konseling pada dasarnya adalah upaya kolaboratif yang bersifat terapetik antara konselor dan konseli dalam mengeksplorasi dan mengkaji berbagai isu yang menjadi masalah bagi konseli serta mengembangkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Di satu sisi, proses konseling dapat menjadi sebuah pengalaman yang mencerahkan dan membawa pada pemecahan masalah, namun di sisi lain proses konseling yang tidak efektif dapat menjadi pengalaman yang menjemukan, kurang bermakna, dan berakhir pada kebuntuan

Untuk itu dalam membantu mengatasi perilaku merokok siswa SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 maka peneliti merancang suatu bantuan yang akan diberikan pada siswa, sehingga peneliti memberikan judul penelitian ini dengan “Menggunakan konseling elektik melalui media kreatif untuk mengurangi kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011/2012”.


(14)

7

1.2.

Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasikan sehubungan dengan perilaku merokok siswa SMP sebagai remaja, antara lain:

a) Faktor-faktor apa saja yang dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011/2012?

b) Apakah dampak negatif dari kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011/2012?

c) Apakah konseling eklektik melalui media kreatif dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011/2012?

1.3.

Batasan Masalah

Berdasarkan dengan identifikasi diatas maka penelitian ini dibatasi hanya pada konseling eklektik dengan menggunakan media kreatif dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011/2012.

1.4.

Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah konseling eklektik dengan menggunakan media kreatif dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2011?


(15)

8

1.5.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan konseling eklektik dengan media kreatif dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan.

1.6.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain bagi:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan ilmu pengetahuan, khususnya dibidang konseling dan kesehatan yang berhubungan dengan mengurangi kebiasaan merokok.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset dan menambah wawasan penelitian mengenai konseling dan kesehatan. b. Bagi sekolah

Memperoleh gambaran secara umum mengenai hubungan tipe kepribadian dengan sikap siswa terhadap penggunaan rokok, sehingga dapat dilakukan usaha-usaha penanggulangan perilaku merokok dikalangan siswa.


(16)

9

c. Bagi Guru Bk

Dalam membimbing siswanya lebih menngedepankan akibat pengaruh kebiasaan merokok dalam kehidupan sehari-hari.

d. Bagi orang tua

Dalam membimbing anaknya selalu mengedepankan keterbukaan dan kejujuran pada diri anak-anaknya.

e. Bagi siswa

Siswa yang merokok dapat berangsur-angsur mengurangi intensitas merokoknya hingga meninggalkan kebiasaan merokok, siswa tersebut dapat kembali berkonsentrasi belajar dengan baik dan senatiasa berfikir positif.


(17)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarakan temuan penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Masalah Kebiasaan merokok siswa dapat diatasi melalui konseling eklektik.

2. Konseling eklektik bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami setiap permasalahan yang dialami menetukan alternative solusi mengambil dan menjalankan rencana sesuai dengan kesepakatan.

3. Mengurangi kebiasaan merokok dapat dengan mudah dihilangkan asalkan ada niat dalam diri serta kemampuan mengambil keputusan, kemampuan mengarahkan diri dan mewujudkan aktualisasi diri.

4. Konseling eklektik dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa

5.2

Saran

Berdasarkan hasil peneltian yang diperoleh maka peneliti menyarankan ; 1. Guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan konseling eklektik

sebagai salah satu pemilihan teknik konseling untuk mengatasi masalah siswa serta membantu mengurangi kebiasaan merokok dan masalah-masalah lainnya.


(18)

74

2. Orang tua dapat bekerja sama dengan sekolah dalam membimbing anak-anak.

3. Memperoleh gambaran secara umum mengenai hubungan tipe kepribadian dengan sikap siswa terhadap penggunaan rokok, sehingga dapat dilakukan usaha- usaha penanggulangan perilaku merokok dikalangan siswa.

4. Siswa yang merokok dapat berangsur-angsur mengurangi intensitas merokoknya hingga meninggalkan kebiasaan merokok, siswa tersebut dapat kembali berkonsentrasi belajar dengan baik dan senatiasa berfikir positif.


(19)

75

DAFTAR PUSTAKA

Achin, A. 1986. Media pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar .Ujung Pandang : Penerbit IKIP Ujung Pandang.

Arintoko. 2010. Wawancara Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset. Corey, Gerald . 2007. Teori Dan Parktek Konseling dan Psikoterapi . Bandung : PT. Refika Aditama.

Centhini,Suci. 1989. Klinik Pribadi . Jakarta : PT. Inovasi .

Dewi, Kartika Sari. 2010. Meningkatkan Kemandirian Siswa Untuk Mengatasi Masalah Penyesuaian Diri Melalui Konseling Realita di SMA Negeri 4 Medan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. Skripsi tidak diterbitkan.

Ernest Cadwell. 2001. Berhenti Merokok. Jakarta. PT Aksara Gerungan. 1996. Psikologi Sosial. Bandung. PT Eresco

Gunarsa, Singgih D . 1992. Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta : PT.Gunung Mulia.

Gilliland. 1984. Tahapan-tahapan Konseling Eklektik. Dalam http://duniaku-suka.blogspot.com/2011/11/tahapan-tahapan-konseling-eklektik.html (diakses pada tanggal 18 Maret 2012).

Hurlock B Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta. PT Gramedia Http/ www. e-psikologi/ merokok + remaja. Com

Handali,Sukwa. 1991. Pencegahan Penyakit jantung koroner . Jakarta : PT. Ghalia Indonesia

Hidayat, Dede Rahmat., Badrujaman, Aip. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Indeks.

Moh. Nasir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta. PT Ghalia Indonesia

Nurkaca, Wayan . 1993 . Pemahaman Individu . Surabaya. PT. Usaha Nasional. Prayitno, dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Konseling. Universitas Negeri Padang.


(20)

76

Suryabrata, Sumadi. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. Sukardi , Dewa Ketut. 1990. Pedoman Praktis Bimbingan Dan Penyuluhan disekolah .Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sofyan S.Willis. 1985. Konseling Individual Teori dan Praktek . Bandung : PT. Alfabeta.

Shertzer,Bruce, and Stone, Shelly C. 1980. Fundamental of Counseling Houghton Mifflin Company. Boston : PT. Alfabeta.

Shertzer & Stone. 2011. Teori Konseling Eklektik. Dalam http://duniaku-suka.blogspot.com/2011/11/teori-konseling-eklektik.html. (diakses pada tanggal 18 Maret 2012).

Winkel, W.S., Hastuti, Sri. 2004. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.


(1)

1.5.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan konseling eklektik dengan media kreatif dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain bagi:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan ilmu pengetahuan, khususnya dibidang konseling dan kesehatan yang berhubungan dengan mengurangi kebiasaan merokok.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset dan menambah wawasan penelitian mengenai konseling dan kesehatan. b. Bagi sekolah

Memperoleh gambaran secara umum mengenai hubungan tipe kepribadian dengan sikap siswa terhadap penggunaan rokok, sehingga dapat dilakukan usaha-usaha penanggulangan perilaku merokok dikalangan siswa.


(2)

c. Bagi Guru Bk

Dalam membimbing siswanya lebih menngedepankan akibat pengaruh kebiasaan merokok dalam kehidupan sehari-hari.

d. Bagi orang tua

Dalam membimbing anaknya selalu mengedepankan keterbukaan dan kejujuran pada diri anak-anaknya.

e. Bagi siswa

Siswa yang merokok dapat berangsur-angsur mengurangi intensitas merokoknya hingga meninggalkan kebiasaan merokok, siswa tersebut dapat kembali berkonsentrasi belajar dengan baik dan senatiasa berfikir positif.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarakan temuan penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Masalah Kebiasaan merokok siswa dapat diatasi melalui konseling

eklektik.

2. Konseling eklektik bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami

setiap permasalahan yang dialami menetukan alternative solusi mengambil dan menjalankan rencana sesuai dengan kesepakatan.

3. Mengurangi kebiasaan merokok dapat dengan mudah dihilangkan asalkan

ada niat dalam diri serta kemampuan mengambil keputusan, kemampuan mengarahkan diri dan mewujudkan aktualisasi diri.

4. Konseling eklektik dapat mengurangi kebiasaan merokok siswa

5.2

Saran

Berdasarkan hasil peneltian yang diperoleh maka peneliti menyarankan ;

1. Guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan konseling eklektik

sebagai salah satu pemilihan teknik konseling untuk mengatasi masalah siswa serta membantu mengurangi kebiasaan merokok dan masalah-masalah lainnya.


(4)

2. Orang tua dapat bekerja sama dengan sekolah dalam membimbing anak-anak.

3. Memperoleh gambaran secara umum mengenai hubungan tipe kepribadian

dengan sikap siswa terhadap penggunaan rokok, sehingga dapat dilakukan usaha- usaha penanggulangan perilaku merokok dikalangan siswa.

4. Siswa yang merokok dapat berangsur-angsur mengurangi intensitas

merokoknya hingga meninggalkan kebiasaan merokok, siswa tersebut dapat kembali berkonsentrasi belajar dengan baik dan senatiasa berfikir positif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Achin, A. 1986. Media pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar .Ujung Pandang : Penerbit IKIP Ujung Pandang.

Arintoko. 2010. Wawancara Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset. Corey, Gerald . 2007. Teori Dan Parktek Konseling dan Psikoterapi . Bandung : PT. Refika Aditama.

Centhini,Suci. 1989. Klinik Pribadi . Jakarta : PT. Inovasi .

Dewi, Kartika Sari. 2010. Meningkatkan Kemandirian Siswa Untuk Mengatasi Masalah Penyesuaian Diri Melalui Konseling Realita di SMA Negeri 4 Medan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. Skripsi tidak diterbitkan.

Ernest Cadwell. 2001. Berhenti Merokok. Jakarta. PT Aksara Gerungan. 1996. Psikologi Sosial. Bandung. PT Eresco

Gunarsa, Singgih D . 1992. Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta : PT.Gunung Mulia.

Gilliland. 1984. Tahapan-tahapan Konseling Eklektik. Dalam http://duniaku-suka.blogspot.com/2011/11/tahapan-tahapan-konseling-eklektik.html (diakses pada tanggal 18 Maret 2012).

Hurlock B Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta. PT Gramedia Http/ www. e-psikologi/ merokok + remaja. Com

Handali,Sukwa. 1991. Pencegahan Penyakit jantung koroner . Jakarta : PT. Ghalia Indonesia

Hidayat, Dede Rahmat., Badrujaman, Aip. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Indeks.

Moh. Nasir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta. PT Ghalia Indonesia

Nurkaca, Wayan . 1993 . Pemahaman Individu . Surabaya. PT. Usaha Nasional. Prayitno, dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Konseling. Universitas Negeri Padang.


(6)

Suryabrata, Sumadi. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. Sukardi , Dewa Ketut. 1990. Pedoman Praktis Bimbingan Dan Penyuluhan disekolah .Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sofyan S.Willis. 1985. Konseling Individual Teori dan Praktek . Bandung : PT. Alfabeta.

Shertzer,Bruce, and Stone, Shelly C. 1980. Fundamental of Counseling Houghton Mifflin Company. Boston : PT. Alfabeta.

Shertzer & Stone. 2011. Teori Konseling Eklektik. Dalam http://duniaku-suka.blogspot.com/2011/11/teori-konseling-eklektik.html. (diakses pada tanggal 18 Maret 2012).

Winkel, W.S., Hastuti, Sri. 2004. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN EFIKASI DIRI DALAM BELAJAR MELALUI KONSELING EKLEKTIK MENGGUNAKAN MEDIA SUPERHERO PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 MEDAN T.A 2015/2016.

0 7 30

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI KONSELING EKLEKTIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SUPERHERO PADA SISWA KELAS VIII DI SMP PAB 8 SAMPALI T. A. 2015/2016.

0 1 31

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI KONSELING EKLEKTIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SUPERHERO PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 35 MEDAN T. A. 2015/2016.

0 3 38

MENINGKATKAN PEMAHAMAN DASAR KARIR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF PADA SISWA SMPN 17 MEDAN.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN SELF EFFICACY SISWA DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT DI KELAS DENGAN MENGGUNAKAN KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 3 18

KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DALAM MENINGKATKAN SELF-ESTEEM SISWA SMP NEGERI 17 MEDAN.

1 5 25

MENINGKATKAN INTERNAL LOCUS OF CONTROL MELALUI KONSELING EKLEKTIK DENGAN SIMENGGUNAKAN MEDIA KREATIF PADA SWA KELAS VII SMPN 17 MEDAN. SKRIPSI, FAKULTAS ILMU.

0 2 27

MENGGUNAKAN KONSELING EKLEKTIK DENGAN MEDIA KREATIF UNTUK MENGATASI KECEMASAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK DI MASA PUBER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 15

PENGGUNAAN KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MENGERJAKAN TUGAS MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMPN 17 MEDAN.

0 3 21

IMPLEMENTASI TEKNIK KONSELING EKLEKTIK PERILAKU ATTENDING UNTUK MERUBAH KEBIASAAN MEROKOK SISWA IX-D SMP MUHAMMADIYAH 1 TERNATE TAHUN AJARAN 2016/2017

0 0 10