PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIII SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO MEDAN T.A. 20

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE
THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI
RELASI DAN FUNGSIDI KELAS VIIISMPSWASTA
BRIGJEND KATAMSOMEDANT.A.2013/2014

Oleh :
Andrayana Saputri
NIM. 409411003
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013


iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini

dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Perbedaan hasil belajar

siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dan tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada
materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan

T.A. 2013/2014. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.


Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga
akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak

Abil Mansyur, S.Si, M.Si, Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Bapak Dr. Edi
Syahputra, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan

saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama
perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu
penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Tukijo, BSc., S.Pd selaku kepala sekolah dan Bapak Rajes P.M.T. Hutabarat, S.Pd


selaku wakil kepala sekolah SMP Swasta Brigjend Katamso Medan serta Bapak

Drs. Yuzad dan Bapak Bungaran Harry Tampubolon, S.Si selaku guru bidang
studi matematika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama
penelitian serta para guru dan staf administrasi Hadistia Damanik yang telah
memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan
penelitian.

v

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda

Sugianto dan Ibunda Salbiah, orangtua penulis yang telah mengasuh,
membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu

mendo’akan penulis. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat
kepada Ayahanda dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat satu-satunya kakak
terhebat Febyana Anggasari, SE yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada
penulis, serta keluarga yang terus memberikan dukungan, doa, kasih sayang,

pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil.

Penulis juga ucapkan terima kasih untuk teman terdekat Saddam Husein

Siregar yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun
dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Terima kasih juga penulis
ucapkan untuk adik sepupu Rizky yang telah membantu penulis selama

melakukan penelitian. Terima kasih juga penulis ucapkan untuk sahabat Amelisa
Arianthy dan Ayu Kurniati serta Zuhra, Kak Sastri dan Kak Nining yang telah

membantu serta memberi dorongan untuk penulis dalam menyusun skripsi ini.

Tak lupa penulis ucapan terima kasih juga untuk teman-teman seperjuangan di
DIK A’ 09 Pendidikan Matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa
yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari


pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.

Medan,
Penulis,

September 2013

Andrayana Saputri
NIM. 409411003

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE
THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI
RELASI DAN FUNGSI DI KELAS VIIISMP SWASTA
BRIGJEND KATAMSO MEDANT.A.2013/2014

ANDRAYANA SAPUTRI (NIM. 409411003)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) lebih tinggi daripada tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) pada materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Swasta Brigjend
Katamso Medan T.A. 2013/2014.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Swata Brigjend
Katamso Medan dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII8 yang berjumlah 40 siswa diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS yang disebut sebagai kelas eksperimen A dan kelas VIII-9
yang berjumlah 40 siswa diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang disebut sebagai kelas eksperimen B. Instrumen
penelitian ini menggunakan tes berupa pilihan berganda yang telah valid dari
perhitungan validitas tes dan perhitungan reliabilitas tes sebanyak 15 soal dimana
= 0,859 >
= 0,312 yang berarti tes yang diujikan reliabel.
Nilai rata-rata hasil pretest siswa pada kelas eksperimen A adalah 32,33
dengan standar deviasi adalah 13,21. Nilai rata-rata hasil pretest siswa pada kelas
eksperimen B adalah 32,00 dengan standar deviasi adalah 11,42. Nilai rata-rata
hasil postest siswa pada kelas eksperimen A adalah 80,50 dengan standar deviasi

adalah 11,44. Nilai rata-rata hasil postest siswa pada kelas eksperimen B adalah
73,33 dengan standar deviasi adalah 13,84. Dari hasil analisis data berupa uji
normalitas data pretest hasil belajar kelas eksperimen A diperoleh L0 (0,1238) <
Ltabel (0,1401) dan data pretest hasil belajar kelas eksperimen B diperoleh L0
(0,1308) < Ltabel (0,1401). Data postest hasil belajar kelas eksperimen A diperoleh
L0 (0,1160) < Ltabel (0,1498) dan data postest hasil belajar kelas eksperimen B
diperoleh L0 (0,1094) < Ltabel (0,1498). Dengan demikian dapat disimpulkan kedua
kelas berdistribusi normal. Dari hasil analisis data berupa uji homogenitas data
pretest diperoleh nilai Fhitung = 1,338 dan data postest diperoleh nilai Fhitung =
1,464. Pada taraf signifikan
= 0,05 diperoleh harga Ftabel = 1,704. Karena
Fhitung < Ftabel maka data pretest dan data postest kedua sampel homogen.
Berdasarkan hasil perhitungan pengujian hipotesis diperoleh thitung =
2,568. Pada taraf signifikan = 0,05 diperoleh harga ttabel = 1,667. Karena thitung
> ttabel yaitu 2,568 > 1,667 maka ini berarti bahwa Ha diterima sehingga hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS) lebih tinggi daripada tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) pada materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Swasta
Brigjend Katamso Medan T.A. 2013/2014.


vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Halaman
i

Riwayat Hidup

ii

Kata Pengantar

iv

Daftar Gambar

ix


Daftar Lampiran

xi

Abstrak

iii

Daftar Isi

vi

Daftar Tabel

x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


1

1.3. Batasan Masalah

7

1.2. Identifikasi Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian

1.6. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7
7
7
8

2.1. Kerangka Teoritis


9

2.1.2. Hasil Belajar

10

2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.3. Pembelajaran Matematika
2.1.4. Pembelajaran Kooperatif

2.1.4.1. Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

2.1.4.1.1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
2.1.4.2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

9

12
14

18

21

22

2.1.4.2.1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 27
2.1.4.3. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan STAD 28

vii

2.1.5. Materi Relasi dan Fungsi

29

2.1.5.1.1. Menyatakan Relasi

29

2.1.5.1. Pengertian Relasi

2.1.5.2. Pengertian Fungsi

2.1.5.2.1. Notasi dan Nilai Fungsi

2.1.5.3. Menentukan Rumus Fungsi Jika Nilainya Diketahui

29
29
30

30

2.1.6. Penelitian yang Relevan

31

2.3. Hipotesis Penelitian

34

2.2. Kerangka Konseptual

BAB III METODE PENELITIAN

32

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

35

3.1.2. Waktu Penelitian

35

3.1.1. Lokasi Penelitian

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3. Variabel Penelitian

3.4. Definisi Operasional Variabel
3.5. Jenis dan Desain Penelitian
3.5.1. Jenis Penelitian

3.5.2. Desain Penelitian

3.6. Prosedur Penelitian

3.7. Validitas Internal Penelitian
3.8. Instrumen Penelitian

3.9. Instrumen Pengumpul Data
3.10. Teknik Analisis Data

35
35
35
35
36
36
37
37
38
39
42
44
44
48

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

52

4.1.1.1. Hasil Pretest Siswa Pada Kelas Eksperimen A

53

4.1.1.3. Hasil Postest Siswa Pada Kelas Eksperimen A

55

4.1.1.5. Deskripsi Hasil Penelitian

58

4.2.1. Uji Normalitas

58

4.1.1. Statistika Deskripsi Data Hasil Penelitian

4.1.1.2. Hasil Pretest Siswa Pada Kelas Eksperimen B

4.1.1.4. Hasil Postest Siswa Pada Kelas Eksperimen B
4.2. Uji Persyaratan Analisis Data
4.2.2. Uji Homogenitas

4.2.3. Pengujian Hipotesis (Statistik Inferensial)
4.3. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

53

54

56

58
59

60

61

5.1. Kesimpulan

68

DAFTAR PUSTAKA

70

5.2. Saran

68

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Tabel 2.3. Perhitungan Skor Perkembangan
Tabel 2.4. Tingkat Penghargaan Kelompok

Tabel 2.5. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TPS dan STAD

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

Tabel 4.1. Data Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen A
Tabel 4.2. Data Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen B

Halaman
17

24

25

26

28
38

53

54

Tabel 4.3. Data Nilai Postest Siswa Kelas Eksperimen A

55

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Pretest Dan Postest Hasil Belajar Siswa

58

Tabel 4.4. Data Nilai Postest Siswa Kelas Eksperimen B

Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen
A dan Kelas Eksperimen B

Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t
Tabel 4.9. Masalah yang Dihadapi

57
59

60

61

64

xi

1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan IPTEK dewasa ini menuntut semua pihak untuk

meningkatkan pendidikan sehingga memacu dunia pendidikan untuk berpola pikir

cepat, cermat, tepat dan akurat sehingga diperlukan generasi penerus bangsa yang
bermutu tinggi. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya dan masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Ihsan (2005:5)
bahwa :

“Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi
dan pembentukan ketrampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup
usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu
sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan,
pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan
yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang sedang
mengalami perkembangan menuju ke tingkat kedewasaannya.”
Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar,

pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dirasa

belum memenuhi harapan. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Bangsa

Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan. Menurut Sukro Muhab, ketua
umum JSIT Indonesia (http://www.suaramerdeka.com/) adalah sebagai berikut :

“Mutu pendidikan di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal ini
terlihat dari menurunnya peringkat Indonesia dalam HDI (Human
Development Index) pada tahun 2011 dari peringkat ke 111 dari 182
negara ke peringkat 124 dari 187 negara. HDI mengukur peringkat suatu
negara dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi.
Menurunnya peringkat Indonesia tersebut khususnya dalam bidang
pendidikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sekolah-sekolah
Indonesia belum dapat bersaing dalam tataran global. Oleh karena itu,
kita selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah
melalui berbagai macam kegiatan yang bertujuan memformat model
pendidikan yang berorientasi pada jaminan mutu.”
1

2

Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sudah banyak dilakukan

oleh pemerintah diantaranya adalah pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana

dan prasarana pendidikan, penggunaan metode mengajar, melaksanakan penelitian
serta meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan ajar. Namun upaya ini masih

belum memuaskan dengan melihat masih rendahnya hasil belajar matematika
siswa. Kenyataan ini dikarenakan kurangnya pencapaian pembelajaran yang
dilakukan dalam kurikulum tersebut.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang merupakan

mata pelajaran yang sangat berguna dan banyak memberi bantuan dalam berbagai

aspek kehidupan. Matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuh

kembangkan pola pikir yang logis, sistematis, objektif, kritis dan rasional yang
harus dibina sejak dini.

Kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif dan bekerja sama

sangat diperlukan dalam kehidupan modern yang kompetitif ini. Kemampuan itu

dapat dikembangkan melalui belajar matematika. Nurhadi (2004:203) menyatakan
bahwa :

“Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,
mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan
geometri, aljabar dan trigonometri. Matematika juga berfungsi
mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan
bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan
persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.”
Perkembangan

pembelajaran

matematika

di

Indonesia

sangat

memprihatinkan, karena rendahnya penguasaan teknologi dan kemampuan

sumber daya manusia Indonesia untuk berkompetensi secara global. Keberhasilan
pengajaran matematika ditentukan oleh seberapa hasil belajar yang dicapai oleh

siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Sehubungan dengan hal tersebut
Cockroft (dalam Abdurrahman 2009:253) menyatakan bahwa :

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir

3

logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”
Rendahnya pengetahuan matematika siswa senantiasa menjadi topik

pembicaraan yang hangat dalam masyarakat. Banyak siswa yang kurang
memahami tentang matematika yang mereka kerjakan. Siswa sering tidak dapat

menggunakan pengetahuan matematika yang mereka miliki dalam kehidupan
sehari-hari, bahkan siswa tidak dapat menggunakan keterampilan menyelesaikan
soal apabila diberikan soal yang sedikit berbeda dari apa yang dipelajarinya. Oleh
sebab itu, guru harus membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu

belajar. Menurut Hasmiah Mustamin (http://www.uin-alauddin.ac.id/) adalah

sebagai berikut :

“Dalam pembelajaran matematika, guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi, pendekatan, metode dan teknik yang banyak
melibatkan siswa aktif dalam belajar. Kreativitas guru juga amat penting
untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang secara khusus
cocok dengan kelas yang dibinanya termasuk sarana dan
prasaranannya.”

Rendahnya hasil belajar siswa dalam matematika tentu dipengaruhi

banyak faktor. Namun secara garis besar faktor tersebut dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi persiapan siswa dalam proses belajar mengajar. Faktor eksternal meliputi
bahan ajar, strategi, model pembelajaran, media pendidikan serta situasi

lingkungan. Berdasarkan hal tersebut penggunaan model pembelajaran yang
kurang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga siswa dalam
memahami dan menguasai materi masih kurang dan nilai yang diperoleh siswa
cenderung rendah.

Berdasarkan hasil Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Swasta

Pembangunan Galang, kelemahan belajar matematika diantaranya adalah sebagai
berikut : (1) Masih banyak siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan

guru. (2) Masih banyak siswa kurang dalam mengerjakan latihan-latihan soal. (3)

Masih banyak siswa malu bertanya tentang materi yang belum dimengerti. (4)

Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal

4

yang diberikan guru. (5) Ketika diberikan tes mayoritas siswa memperoleh nilai
yang rendah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 11 Mei 2013

terhadap salah seorang guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Swasta
Brigjend Katamso Medan, Bapak Drs. Yuzad mengatakan bahwa siswa tidak
menyukai pelajaran matematika disebabkan karena pengetahuan dasar siswa

masih kurang, sehingga siswa merasa matematika adalah pelajaran yang sulit.
Selain itu, Bapak Drs. Yuzad menyatakan bahwa ketidaksukaan siswa pada
pelajaran matematika biasanya disebabkan karena siswa tidak paham tentang

materi yang diajarkan, sehingga siswa merasa materi tersebut adalah materi yang
sulit.

Dari hasil wawancara tersebut juga diperoleh bahwa untuk pelajaran

matematika siswa pada kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan, nilai
maksimal yang diperoleh siswa dalam pembelajaran matematika mencapai nilai

95. Namun disayangkan hanya 5% atau 4 siswa yang mencapai nilai 95. Nilai
minimal dibawah 65 yaitu 30 (dibawah KKM). Ini menunjukkan bahwa nilai yang
diperoleh siswa masih rendah.

Salah satu materi pelajaran dalam matematika yaitu materi Relasi dan

Fungsi. Dalam pelajaran matematika siswa kelas VIII mengalami beberapa

kesulitan pada materi Relasi dan Fungsi. Dari wawancara terhadap guru

matematika kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan, Bapak Drs. Yuzad
terungkap bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi Relasi dan Fungsi
dikarenakan pengetahuan dasar siswa masih kurang, misalnya pada soal diketahui

fungsi f(x) = 3x2 – 5x + 3, tentukan f(-3). Dari soal tersebut siswa tidak tahu
bagaimana penerapannya dikarenakan pengetahuan dasarnya masih kurang.

Berdasarkan hasil survey peneliti di kelas VIII SMP Swasta Brigjend

Katamso Medan berupa pemberian tes pada tanggal 13 Mei 2013, ternyata banyak

siswa yang tidak mampu menjawab dengan benar tentang konsep-konsep dasar
yang berkaitan dengan materi Relasi dan Fungsi, dimana dari 40 siswa yang

diberikan tes diperoleh nilai tertinggi mencapai nilai 65 dan nilai terendah

mencapai nilai 5, dapat dikatakan bahwa hanya 5% atau 2 siswa yang

5

mendapatkan nilai 65 dan 95% atau 38 siswa lainnya mendapatkan nilai di bawah

65. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa tidak mencapai nilai KKM
matematika yaitu 65 dan kemampuan siswa terhadap materi Relasi dan Fungsi
masih rendah.

Rendahnya hasil belajar juga dapat disebabkan oleh kurangnya

pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang ada dalam matematika yang
dipandang merupakan seperangkat fakta-fakta yang harus di hafal. Oleh karena itu
guru harus mencari cara yang dapat membuat siswa tertarik dalam mempelajari

matematika. Sedangkan faktor lain yang mempunyai andil yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan belajar matematika adalah pemilihan model

pembelajaran, Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mengatasi
kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran matematika.

Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara
bersama-sama. Seperti yang diungkapkan oleh Nurhadi (2004:112) bahwa :

“Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar.”
Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat

dikembangkan dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang baik untuk membuat

variasi suasana pola diskusi kelas dengan memberi siswa lebih banyak waktu

berpikir, untuk merespons dan saling membantu.. Think Pair Share (TPS) juga

merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tiga tahapan,
yaitu thinking (berpikir), pairing (berpasangan) dan sharing (bebagi).

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu

model dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang

baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas. Student Teams

6

Achievement Division (STAD) juga merupakan suatu model pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar
kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok.

Selain dari alasan-alasan di atas, peneliti tertarik meneliti kedua model

pembelajaran kooperatif tersebut karena peneliti ingin melihat tipe model
pembelajaran kooperatif mana yang lebih baik diajarkan pada materi Relasi dan

Fungsi. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Nurbaidhi’ah (2010) yang
berjudul : “Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe TPS dan tipe STAD pada pokok bahasan Persamaan Kuadrat di
kelas X SMA Al-Washliyah 1 Medan Tahun Ajaran 2010/2011”, menyatakan

bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS
lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan rata-rata kelas yang menggunakan tipe TPS 68,61
dan rata-rata kelas yang menggunakan tipe STAD 63,12. Begitu juga dari

penelitian oleh Sakiben Sinaga (2009) yang berjudul : “Perbedaan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran

kooperatif tipe TPS dan tipe STAD di kelas X SMK-BM Raksana Medan T.A.

2009/2010”, menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan rata-rata kelas yang menggunakan
tipe TPS 6,878 dan rata-rata kelas yang menggunakan tipe STAD 6,144.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul : “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang diajar dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

dan Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Materi Relasi

dan Fungsi di Kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A.
2013/2014.”

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.

Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit.

3.

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika masih rendah.

2.
4.

Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

Kemampuan siswa terhadap materi Relasi dan Fungsi masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

maka batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

2.

Hasil

belajar

siswa

yang

diajar

dengan

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe Student
Teams Achievement Division (STAD).

Materi yang dibatasi adalah materi Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP

Swasta Brigjend Katamso Medan T.A. 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

“Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih tinggi daripada tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Relasi dan Fungsi di
kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A. 2013/2014 ?”
1.5. Tujuan Penelitian
adalah :

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

“Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) lebih tinggi daripada

8

tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Relasi dan Fungsi
di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A. 2013/2014.”
1.6. Manfaat Penelitian
1.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk dapat mempertimbangkan dan memilih
model pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika

2.

yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagi Siswa

Sebagai

alternatif

usaha

meningkatkan

kemampuan

siswa

dan

mengaktifkan siswa serta dapat menjalin hubungan yang lebih baik
diantara siswa lainnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dalam
3.

4.

pembelajaran matematika.
Bagi Pihak Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam lembaga pendidikan untuk usaha
peningkatan mutu pendidikan.
Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran

yang lebih tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah pada masa
5.

yang akan datang.

Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan masukan dan pembanding untuk penelitian dalam
permasalahan yang sama pada masa yang akan datang.

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.

Hasil

belajar

siswa

yang

diajar

dengan

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih tinggi

daripada tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi
Relasi dan Fungsi di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan
T.A. 2013/2014.

2.

Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah 80,50 dan

Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) adalah 73,33.

3.

Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) memiliki beberapa kelemahan dalam penelitian
yang dilakukan antara lain : (a) Tidak semua siswa berani untuk

mengungkapkan pendapat mereka pada saat kerja kelompok sehingga
terjadi kesenjangan antara siswa yang aktif dan siswa yang pasif, dan (b)
Kurangnya pengaturan waktu antara langkah-langkah pembelajaran
sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal.
5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :
1.

Kepada guru matematika khususnya di kelas VIII SMP Swasta Brigjend

Katamso

Medan

agar

lebih

menekankan

pengajaran

dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) daripada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
68

69

Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Relasi dan
2.

3.

Fungsi.

Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sebagai salah satu alternatif

pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kepada siswa

agar

lebih aktif selama pembelajaran

sehingga

menimbulkan rasa percaya diri siswa dan mau belajar terlebih dahulu
materi pelajaran selanjutnya di rumah agar dalam pembelajaran mudah

mengikuti arahan-arahan dari guru, dan kepada guru-guru maupun calon

guru yang akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share (TPS) sebaiknya memperhatikan alokasi waktu yang ada agar

dapat menguasai kelas dengan baik sehingga proses pembelajaran
berjalan dengan lancar.

70

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit
PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2009), Manajemen Penelitian, Penerbit PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2011), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Kependidikan, FMIPA Unimed, Unimed.
Ihsan, F., (2005), Dasar-Dasar Kependidikan, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persana,
Medan.
Muhab,

S., (2012), Mutu-Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan,
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/09/23/1307
32/Mutu-Pendidikan-Indonesia-Makin-Mengkhawatirkan
(accessed 16 Januari 2013)

Mustamin, H., (2010), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika,
http://www.uinalauddin.ac.id/download03%20Meningkatkan%20Hasil%
20Belajar%20-%20St%20Hasmiah%20Mustamin.pdf
(accessed 16 Januari 2013)
Nuharini, Dewi., dan Wahyuni, Tri., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya
Untuk SMP/MTS Kelas VIII, Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta.
Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban), Grasindo, Jakarta.
Sanjaya, W., (2008), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sitorus, Ronald., (2006), Bimbingan Pemantapan Matematika, Penerbit CV.
Yrama Widya, Bandung.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning, Penerbit Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

71

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Belajar,
Yogyakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Zuriah, N., (2007), Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,
Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO T.A 2014/2015.

0 3 20

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO T.A.2014/2015.

0 1 25

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS,).

0 2 23

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SUB MATERI POKOK SISTEM INDERA MANUSIA DI KELAS XI.

0 0 19

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA LAKSAMANA MARTADINATA MEDAN.

0 1 13

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MATERI DAUR BIOGEOKIMIA DI SMA SWASTA GBKP KABANJAHE.

0 1 19

Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Tipe Think Pair Share (TPS) di MTs. Swasta PAB 1 Helvetia - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 14